08I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu keteknikan
terutama di bidang teknologi perkapalan / kelautan. Bidang ilmu ini
mempelajari perilaku gerakan benda (contohnya : kapal laut) yang
berada di air. Keberadaan dan pergerakan benda di air menimbulkan
apa yang disebut lapisan batas (boundary layer) dimana makin besar
dan gemuk (bluffer) benda tersebut maka lapisan batas semakin lebar
dan konsekuensinya hambatan, besamya tenaga penggerak dan konsumsi
BBM kapal meningkat (Utama, 2007). Selanjutnya pergerakan kapal di
gelombang sangat berkaitan dengan tingkat kenyamanan terutama ABK
dan penumpang. Fenomena ini dikenal dengan istilah sea keeping
dimana sangat dipengaruhi oleh bentuk badan kapal dan arah
datangnya gelombang (Bhattacaryya, 1978). Kemampuan olah gerak
kapal juga memperoleh perhatian penting karena berkaitan erat
dengan mobilitas dan kualitas layanan kapal tersebut. Kapal-kapal
yang besar cenderung mengalami kesulitan olah gerak dibandingkan
kapal-kapal yang lebih kecil.
Untuk mempelajari gaya - gaya dan momen - momen, yang bekerja
pada kapal adalah sangat praktis untuk memilih tata sumbu yang
terikat tetap pada kapal, sebagai titik awal kita ambil titik
tengah masa G dari kapal, poros - x positif berada, membujur kapal
ke depan, poros - y positif melintang kapal ke kanan dan poros- z
positif vertikal ke bawah, mengingat bahwa arus yang homogen tidak
berpengaruh pada gerakan kapal terhadap air, tanpa merusak
kesepakatanumum,dapat kita anggap bahwa tidak ada arus (Gunawan,
2010).Pukat Cincin (Purse Seine) merupakan alat tangkap ikan yang
tergolong berukuran besar, sehingga membutuhkan ABK dan nelayan
berjumlah banyak. Persiapan purse seine dengan kelengkapannya
(desain, konstruksi dan alat bantu penangkapan ikan), kemampuan
mendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan untuk
mengoperasikannya merupakan faktor penting untuk terhindar dari
resiko kegagalan dalam setiap operasi penangkapan ikan dengan
menggunakan purse seine; mengingat pengoperasian purse seine harus
aktif mencari, mengejar dan mengurung ikan pelagis yang bergerombol
dan bergerak cepat dalam jumlah besar; atau melalui alat pengumpul
ikan (rumpon atau lampu).
Dengan menguasai ilmu hidrodinamika alat tangkap Purse Seine,
maka identifikasi mengenai efektivitas dan efisiensi alat akan
lebih mudah dilaksanakan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum hidrodinamika ini adalah agar praktikan
dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu alat tangkap purse
seine berdasarkan perhitungan dan pengukuran parameter
hidrodinamikanya.
Tujuan dari praktikum hidrodinamika ini adalah untuk mengetahui
cara pengukuran dan perhitungan parameter-parameter hidrodinamika
alat tangkap purse seine yaitu berkaitan dengan daya apung
pelampung, sinking/pemberat, ukuran mata jaring, diameter jarring,
pemberat, dan pelampung.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum hidrodinamika ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
19 Mei 2010 di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Mayangan, Kota
Probolinggo.
II. DATA SEKUNDER
2.1 Definisi Purse Seine
Purse seine adalah alat penangkap ikan yang pengoperasiannya
dilingkarkan terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling)
agar gerakannya terhadang, sehingga berada di dalam lingkaran
jaring. Penghadangan gerakan schooling ikan ini sangat ditentukan
oleh kecepatan tenggelam jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring
yang dilengkapi dengan tali kerut (purse line) melalui
cincin-cincin (rings) dikuncupkan dengan cara menarik kedua ujung
tali kerut dari atas kapal sehingga membentuk setengah bola
(seperti bakul). Kecepatan melingkar, kecepatan tenggelam jaring,
kecepatan menarik tali kerut dan mengangkat cincin-cincin untuk
mengkuncupkan jaring bagian bawah sangat menentukan keberhasilan
operasi penangkapan ikan yang bersangkutan. Berdasarkan bentuknya,
purse seine diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu
kapal.
2. Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang
dioperasikan dengan satu kapal.
3. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan
dua kapal.
Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkapan ikan
dunia yang distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian
Dunia (FAO), purse seine termasuk kelompok jaring lingkar
(surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO terdiri dari jaring
(lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut.
Purse seine yang disingkat PS dimasukkan kelompok jaring lingkar
bertali kerut dengan kode 01.01.00, sedangkan Lampara yang
disingkat LA dimasukkan kelompok jaring lingkar tanpa tali kerut
dengan kode 01.2.0.
2.2 Sejarah Purse Seine
Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa
oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan
pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan
baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang
pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat
menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan
pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat
diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas
hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami
penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan
perahu / kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya (Subani dan
Barus, 1989).
2.3 Konkstruksi Alat Purse SeineKomponen utama purse seine :
1) Jaring Bagian Badan: Jaring bagian badan yang berada di
antara kedua sayap merupakan bagian utama yang dominan. Semakin
panjang dan semakin dalam jaring yang dirangkai pada bagian badan,
akan semakin memperluas cakupan purse seine, untuk mengurung
gerombolan ikan pelagis yang menjadi target/sasaran penangkapan.2)
Jaring Bagian Sayap: Pada purse seine berkantong tengah, jaring
bagian sayap terletak di kedua sisi samping (kiri dan kanan).
Ketika purse seine ditebarkan (shooting), kedua bagian sayap
dipertemukan sehingga pukat membentuk satu lingkaran.3) Jaring
Bagian Pembentuk
Kantong (Bunt) :
Bagian pembentuk kantong atau bunt adalah tempat untuk
mengkonsentrasikan ikan yang telah terkurung sehingga dapat
memudahkan pada saat memindahkan ikan tangkapan ke atas kapal
(palka). Bagian kantong menahan beban hasil Tangkapan ikan yang
berat sehingga dibuat dari bahan yang kuat, diameter benang lebih
besar dan mata jaring lebih kecil dibanding bagian lain.4) Srampat
Atas: Srampat atas ditempatkan di bawah tali ris atas, merupakan
jaring penguat yang menghubungkan antara tali ris atas dan bagian
jaring yang berada dibawahnya (badan, kantong dan sayap). Pada
umumnya srampat atas terbuat dari bahan yang kaku (rigid) dan
ukuran matanya lebih besar serta diameter benangnya lebih tebal
dibandingkan bagian jaring lainnya.
5) Srampat Bawah : Srampat bawah ditempatkan di atas tali ris
bawah, seperti halnya srampat atas, srampat bawah merupakan jaring
penguat yang menghubungkan antara tali ris bawah dan bagian jaring
yang berada di atasnya (badan, sayap dan kantong). Jenis bahan,
ukuran mata jaring dan tebal benang-jaring srampat bawah sama
dengan bahan srampat atas, kuat untuk menahan tarikan tali kerut
dan beban ikan hasil tangkapan.6) Jaring Segi Tiga (Triangel Net) :
Jaring segitiga ditempatkan di kedua ujung sayap purse seine
sebagai tempat pengerutan sayap dan pada saat penebaran (setting)
bagian ini akan menahan beban tarikan kapal dan menahan bobot
keseluruhan jaring. Oleh karena itu sebagian segitiga harus terbuat
dari bahan yang kuat dan kaku.
7) Tali Ris Atas: Tali ris atas tersusun dari dua utas tali,
yaitu :
a. Tali pelampung ( float line), yaitu tali yang melewati
lubang-lubang pelampung.b. Tali pengapit tali pelampung ( float
side line).
Tali pelampung dan tali pengapit tali pelampung terbuat dari
bahan yang sama, (ukuran panjang dan diameter serta jenis bahan
sama) tetapi arah pintalan berbeda (berlawanan) supaya tali tidak
kusut (S dan Z).
8) Tali Ris Bawah, terdiri dari :
a. Tali pemberat (lead line), adalah tali yang dimasukkan ke
dalam lubang-lubang pemberat.b. Tali pengapit tali pemberat (sinker
side line).9) Tali Tegak : Tali tegak diikatkan disepanjang tepi
sayap pukat cincin, menghubungkan antara tali ris atas dan tali ris
bawah untuk memperkokoh bagian sayap pada saat pukat ditarik ke
atas kapal. Tali tegak ini dalam bentuk fisiknya tidak ditemui,
karena menyatu dengan tali ris bawah.
10) Tali Cincin : Pada sepanjang tali ris bawah digantungkan
sejumlah cincin dengan jarak yang teratur. Tali cincin ( bridle
line) merupakan tali tempat bergantungnya cincin di bawah tali ris
bawah.
11) Tali Kerut : Tali kerut berfungsi untuk mengerutkan jaring
bagian bawah agar membentuk bakul, sehingga ikan yang telah
terkurung tidak dapat meloloskan diri melalui celah bawah purse
seine. Tali ini sering disebut Tali Kolor (Purse Line).
2.3 Hasil Tangkapan Purse SeineMenurut Subani dan Barus (1989)
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah
ikan-ikan Pelagic Shoaling Species, yang berarti ikan-ikan tersebut
harus membentuk schoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan
air (sea surface) dan sangat diharapkan pula agar densitas schoal
itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya
harus sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per
satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal
ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh
jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah
Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang,
kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng,
cumi-cumi dan lain-lain (Afik, 2008).2.4 Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi
sebagai berikut :
1. A spring layer of water temperature adalah areal permukaan
dari laut
2. Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan
air3. Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta,
cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dan
lain-lain).2.5 Alat Bantu Penangkapan
1) Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan
ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan
berbagai alat tangkap, seperti purse seine.Jenis lampu yang
digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu
listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha
penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu
dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir
semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air
terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan
karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya
dan berkumpul disekitarnya.
2) Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan
yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada
prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu :
pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan
pemberat (sinkers / anchor). Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada
kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang
diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung
pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu
diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada
waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan
diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci,
jukung, canoes)
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu
diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini
yang disebut pranggoan (jatim) atau leret (Sumut, Sumtim). Pada
waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar
ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau
distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya
dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas
perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh
yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu
dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari
rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah
sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah
beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah
kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang
terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang
ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon.
Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam
air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong
jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah
jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir
penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau engan menggunakan
galah dari satu sisi perahu.
2.6 Teknik Operasi Penangkapan (Setting dan Hauling)
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal
(buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal.
Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih
dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman,
seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan
ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat
di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan
berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat
udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan
menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut
diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau
senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan
ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini
dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu
operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari,
siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring
dipasang.2. Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan
ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya
dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga
besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu
dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung
pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat
phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.3. Setelah
fishing schoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction,
swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu
diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus,
sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.
Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan
yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh
kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring
yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari
perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa
ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat
aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang
dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang
ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan
tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu
melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan
supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah
purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan
tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan
tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah
horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah
ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah.
Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga
memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk
mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan
lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float
line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok
/ disedot ke atas kapal.
Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan dengan purse
seine, yaitu :
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau
banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat
atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian
besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat
tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi
efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.2. Adanya
gelombang
Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan
lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah
sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang
menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan
ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula
flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya
penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar
karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan
lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya
dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan
menempatkan under water lamp.3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan
dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi
rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan
gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak
positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap
pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan
lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim
asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.5. Ikan dan Binatang
Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu,
namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis
ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam
sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada
di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil
tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu
(menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya
mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.6. Panjang dan
Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan
jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena
gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar .
jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai
permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera
terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan
diri ke bawah.2.7 Dimensi AlatDimensi purse seine ditentukan oleh
ukuran panjangnya, yaitu dari ujung sayap yang satu ke ujung sayap
yang lain dan lebar purse seine, yaitu jarak antara tali ris atas
dan tali ris bawah (dalam satuan meter). Lebar atau tinggi purse
seine yang berbentuk trapesium terbalik, diukur pada bagian tengah
atau pada bagian pembentuk kantongnya.2.8 Menentukan Panjang Purse
SeineMenentukan panjang purse seine secara keseluruhan adalah
dengan cara mengukur panjang tali ris tempat bergantung jaring dari
ujung sayap yang satu hingga ke ujung sayap yang lain. Panjang
setiap bagian jaring secara memanjang seperti : bagian kantong,
bagian badan, dan bagian sayap diukur sesuai dengan setiap bagian
tali ris bertepatan dengan tempat bergantung setiap bagian jaring
tersebut. Ukuran memanjang jaring purse seine dihitung berdasarkan
jumlah mata jaring kearah memanjang atau yang dikenal dengan
sebutan mesh length. Jumlah mata jaring memanjang pada setiap
bagian dengan ukuran bahan jaring tertentu merupakan kelengkapan
informasi desain dan kontruksi purse seine yang bersangkutan
sekaligus sebagai informasi kebutuhan webbing untuk purse seine.
Dengan menghitung jumlah mata jaring pada sepanjang tali ris untuk
setiap bagian dapat ditentukan nilai ratio gantungan jaring
terhadap tali ris tersebut.
Pada gambar di atas, menunjukkan sketsa jaring purse seine
secara keseluruhan, dan untuk mengidentifikasi secara menyeluruh
diperlukan area sesuai dengan besaran jaring tersebut. Di kapal
dengan area terbatas tidak memungkinkan untuk menggelar jaring,
sehingga untuk mengindentifikasi alat tangkap purse seine dilakukan
melalui pendekatan sebagai berikut :
1. Menggelar alat tangkap, kemudian melakukan pengukuran panjang
tali ris atas dan bagian lainnya.
2. Apabila tidak memungkinkan untuk digelar, dilakukan
pengukuran jarak antara pelampung satu dengan yang lain, kemudian
jarak pelampung ini dikalikan dengan jumlah pelampung yang ada
sehingga diperoleh perkiraan panjang alat tangkap tersebut.
Perhitungan panjang dapat diperhitungkan dengan rumus :
Keterangan: n:Jumlah pelampung
df:Jarak antar pelampung
F1:Jarak ujung ke pelampung pertama
F2:Jarak ujung ke pelampung akhir
Pada beberapa hal, jarak pelampung tidak simetris, terutama
adanya keinginan pengguna untuk menambah daya apung pada bagian
kantong, sehingga pengukuran panjang tali ris atas perlu koreksi
dengan mengukur bagian lain.3. Dengan menghitung jumlan cincin dan
mengukur jarak antar tali cincin dengan perhitungan yang sama
seperti diatas akan diperoleh panjang tali ris bawah.
Keterangan: N:Jumlah cincin
Dw:Jarak antar cincin
W1:Jarak ujung ke cincin pertama
F2:Jarak ujung ke cincin akhir
Gambar Sketsa Pengukuran Panjang Purse Seine2.9 Menentukan
Tinggi / Dalam Purse SeineDengan menggelar jaring purse seine,
tingginya dapat diukur pada panjang tali tegak yang dihitung mulai
dari tali ris atas hingga tali ris bawah. Jumlah mata jaring kearah
vertikal pada setiap bagian dengan ukuran bahan jaring tertentu
merupakan kelengkapan informasi desain dan kontruksi purse seine
yang bersangkutan sekaligus sebagai informasi kebutuhan webbing
untuk purse seine. Dengan menghitung jumlah mata jaring pada
sepanjang tali tegak untuk setiap bagian dapat ditentukan nilai
ratio gantungan jaring terhadap tali tegak tersebut.
1. Kalau tidak ada area untuk menggelar, maka untuk mengetahui
tanggi jaring dapat dilakukan dengan memperkirakan bahwa tinggi
jaring berkisar antara 0,1 sampai 0,2 dari panjang seluruhnya.
2. Dengan memperbandingkan dan perhitungan yang agak rumit
antara panjang tali ris atas dan bawah dapat pula diperhitungkan
tinggi jaring.
2.10 Menentukan Jaring
Konstruksi jaring pada purse seine terdiri dari : bagian
kantong, bagian badan, bagian sayap, bagian selvedge atas, bagian
selvedge bawah yang untuk pengidentifikasian masing-masing bagian
meliputi : pengidentifikasian bahan dan ukuran. Semakin besar
dimensi purse seine maka masing-masing bagian semakin terinci
sesuai dengan peran dan beban tahanan yang diterima.1. Bahan
jaring
Bahan jaring purse seine terbuat dari bahan serat sintetis
dengan sebutan nama bahan/kode singkatan nama kimia tertentu atau
dengan sebutan nama dagang seperti contoh berikut :
a. Polyamida (PA) dengan nama dagang : nilon ;
b. Polyethylene (PE) atau plastik, hiralon, hi-zex ;
c. Polypropelene (PP) atau pilen ;
d. Polyester (PES) atau tetoron ;
e. Polyvinyl alcohol (PVA) atau kuralon, cremona ;
f. Polyvinylidene chloride (PVD) atau saran ;
g. Polyvinyl chloride (PVC) atau teviron, envilon.
Dalam penulisan biasanya menggunakan singkatan, seperti : PE,
PA, PP, PVC, PVA, PVD, PES.2. Pengukuran
Pengukuran bahan jaring pada setiap bagian jaring purse seine
meliputi : ukuran mata jaring, nilai bukaan mata jaring yang
didasarkan dari nilai gantung jaring (hanging ratio), jumlah mata
memanjang, jumlah mata kearah dalam, ukuran/nomer benang, jumlah
pis.
Menentukan ukuran mata jaring yaitu mengukur mata jaring dari
ujung simpul atas ke ujung simpul bawah (mata jaring berimpitan).
Satuan mata jaring menggunakan millimeter (mm) atau inchi.
Menentukan Hanging Ratio adalah dengan cara mengukur panjang
jadi jaring berdasarkan panjang jadi jaring yang tergantung pada
tali ris dibandingkan dengan panjang jaring teregang yang diukur
berdasarkan jumlah mata jaring di sepanjang tali ris yang diukur
tersebut dikalikan dengan ukuran mata jaring.
Contoh, panjang tali ris tempat bergantung jaring (L),
ditetapkan X centimeter (cm). Jumlah mata jaring yang bergantung di
sepanjang tali yang diukur tersebut sebanyak n mata jaring dengan
ukuran mata jaring sebesar y cm, sehingga panjang jaring teregang
(Lo) adalah n x y cm. Jadi, nilai perbandingan L dan Lo (L / Lo)
yang disebut sebagai nilai hanging ratio adalah X / (n x y).
Gambar Bagian JaringMenentukan tali-temalia. Bahan Tali
Penggunaan tali pada purse seine antara lain untuk : tali ris,
slambar/bridel, tali kerut, tali cincin, tali bolche, tali
segitiga. Sebagaimana bahan serat untuk benang jaring, bahan tali
purse seine terbuat dari bahan serat sintetis dengan sebutan nama
bahan/kode singkatan nama kimia tertentu atau dengan sebutan nama
dagang seperti contoh berikut :
1) Polyamida (PA) dengan nama dagang : nilon ;
2) Polyethylene (PE) atau plastik, hiralon, hi-zex ;
3) Polypropelene (PP) atau Pilen ;
4) Polyester (PES) atau tetoron ;
5) Polyvinyl alcohol (PVA) atau kuralon, cremona ;
6) Polyvinylidene chloride (PVD) atau saran ;
7) Polyvinyl chloride (PVC) atau teviron, envilon.
Dalam penulisan biasanya menggunakan singkatan, seperti ; PE,
PA, PP, PVC, PVA, PVD, PES. Selain itu, tali kerut yang digunakan
pada purse seine berukuran menengah keatas terbuat dari baja atau
kawat labrang (wire), sedangkan untuk tali slambar digunakan tali
anyam (bridle rope). Karena berbagai pertimbangan untuk
meningkatkan daya tenggelam atau kekuatan tali, bahan tali
dikontruksi dari bahan campuran antara baja dengan serat natural
atau dengan serat sintetis. Atau yang dikenal dengan tali kombinasi
(combined rope), seperti : baja-sisal, baja manila,
baja-polypropylen.
Berdasarkan arah pilin tali purse seine dapat dibedakan arah
kiri atau yang sering dinyatakan dengan arahZ, sedangkan arah kanan
dinyatakan dengan arahS. Perbedaan ini penting untuk memilih
penggunaan dua utas tali ris yang dihimpitkan satu sama lain agar
keduanya mempunyai arah pilin yang berlawanan. Menentukan arah
pilinan tali yaitu dengan meletakkan ibu jari dan cocokkan arah
pintalan tali, bila arah pintalan sama dengan ibu jari kanan maka
arah pintalan tali disebut arah pintalan kanan (Z). Bila arah
pintalan sama dengan arah ibu jari tangan kiri maka disebut
pintalan kiri (S).b. Pengukuran
Pengukuran tali purse seine dari bahan serat tertentu yang dapat
menunjukkan kekuatan tali yang bersangkutan adalah dengan cara
memperhatikan besar ukuran diameter tali tersebut. Kekuatan tali
berbanding lurus dengan ukuran diameter tali. Ukuran diameter tali
juga memperlihatkan berat tali per satuan panjang yang biasanya
dinyatakan dengan satuan kg/100m, sedangkan satuan kekuatan tali
dinyatakan dengan Rkgf. Dari segi kekuatan secara berturut-turut,
PA>PES>PP>PE, sedangkan dari beratnya, PP