Top Banner
i LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING PBL Blok Klinik SKENARIO Minggu ke-8 Tanggal 24 April s.d 30 April 2015 Grup H DINAR NURITA PAMBAYUN (145070309111036) WANDA VEMITA (145070309111037) TRI ANGGI PURNASARI (145070309111038) NOOR HALIDAH PUJI LESTARI (145070309111039) ROSA OCTARINA (145070309111040) VIVIAN DEVI EKA E (125070300111043) RIZKA AYU RIFDAH I (125070300111047) REDY AMUKTI (125070300111050) SOFIE AYU MISRINA (125070301111001) DESAK MADE TRISNA ULANDARI (125070301111002) RACHMI FARICHA (125070301111005) MAULIDATUL KHASANAH (125070301111020) MONISKA DWIJANTI LUKIS (125070302111001) RUDI NURYADI (125070307111002) JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
47
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PBL CLINIC WEEK 5 DK1

LAPORAN HASIL DISKUSIPROBLEM-BASED LEARNING

PBL Blok KlinikSKENARIO Minggu ke-8Tanggal 24 April s.d 30 April 2015

Grup HDINAR NURITA PAMBAYUN(145070309111036)WANDA VEMITA(145070309111037)TRI ANGGI PURNASARI(145070309111038)NOOR HALIDAH PUJI LESTARI(145070309111039)ROSA OCTARINA(145070309111040)VIVIAN DEVI EKA E(125070300111043)RIZKA AYU RIFDAH I(125070300111047)REDY AMUKTI(125070300111050)SOFIE AYU MISRINA(125070301111001)DESAK MADE TRISNA ULANDARI(125070301111002)RACHMI FARICHA(125070301111005)MAULIDATUL KHASANAH(125070301111020)MONISKA DWIJANTI LUKIS(125070302111001)RUDI NURYADI(125070307111002)

JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL iDAFTAR ISI iiISI 3A. SKENARIO 3B. DAFTAR UNCLEAR TERM 8C. DAFTAR CUES 8D. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE 8E. HASIL BRAINSTORMING 8 F. HIPOTESIS 11G. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE 12KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 27A. KESIMPULAN 28B. REKOMENDASI 30DAFTAR PUSTAKA 31TIM PENYUSUN 34

ii

ISIA. SKENARIOTn. J berusia 65 tahun MRS selama beberapa hari dengan diagnosa mengalami stroke di otak kirinya. Hasil antropometri menunjukkan LILA 29,5 cm dengan TL 39,4 cm. karena efek samping yang ditimbulkan oleh stroke na tidakparah, TN. J dipulangkan dengan dibekali obat rawat jalan Plavix dan Aggrenox. Ternyata 3 minggu kemudian, Tn . J MRS lagi dengan keluhan tubuh sebelah kanan sulitdigerakkan yang sudah dialami selama 3 hari. Hasil MRI menggambarkan terjadi stroke baru di otak kanannya sehingga menyebabkan quadriparesis dan disfagia berat, sehingga makanan tidak bisa masuk secara oral dan kondisi ini diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama (minimal2 bln). Seteah 10 hari di RS, Tn. J keluar rumah sakit untuk kemudian rawat jalan di Pusat Rehabilitasi Pasien Stroke. Di tempat tersebut, Tn. J mendapatkan terapi untuk latikan menelan selama 2 bulan dengan monev kemampuan menelan berdasarkan pemeriksaan tes menelan yang bertujuan agar Tn. J dapat menerima makanan secara oral.

B. DAFTAR UNCLEAR TERM1. PlavixPlavix atau Clopidogrel merupakan suatu obat golongan thienopyridine, yang secara struktur kimia mirip dengan triclopidine (BPOM, 2009). Yang digunakan seabgai obat pencegahan kejadian aterotrombosis pada pasien yang menderita infark miokard, stroke, dan penyakit pada arteri perifer sehingga dapat mencegah terjadinya serangan jantung ( R, Alan gaby , 2006; MIMS, 2014). Dikombinasi dengan ASA (aspirin) secara medis dapat memenuhi syarat untuk terapi trombolitik (ISO edisi 49, 2014). Tetapi Plavix lebih manjur daripada aspirin dan biasanya digunakan dalam jangka pendek (hingga satu tahun) (Gerstenblith, 2007). Aggrenox biasanya diberikan sehari satu kali pada waktu yang sama, dengan atau tanpa makanan (InHealth Gazette, 2013).2. Stroke otak kiriSerangan berat yang mendadak yang menyebabkan kelumpuhan organ tubuh tertentu yang mencerminkan adanya infark di vaskuler yang diakibatkan karena kematian sel saraf otak yang mengendalikan daerah tersebut karena kekurangan oksigen (Dorland, 2009; Kamus Gizi, 2010). 3. Disfagia beratDisfagia berhubungan dengan kesulitan menelan akibat gannguan dalam proses menelan. kesulitan menelan dapat terjadi pada semua usia, akibat kelainan kongenital, kerusakan struktur/atau kondisi medis tertentu misalnya stroke yang kemudian akhirnya berhubungan dengan kesulitan makan per oral (Soetikno ,2007). Disfagia biasanya diakibatkan dari suatu kelainan motorik (serebral palsi atau akalasia) atau obstruksi mekanis struktur peptik esofagus (Behrman, 2000).Tingkat keparahan dari disfagia dibagi menjadi 7, yaitu :Level 7 : bisa diberikan makanan secara oralLevel 6 : mempunyai sedikit keterbatasan dalam menelanLevel 5 : disfagia ringanLevel 4 : disfagia ringan sampai sedangLevel 3 : disfagia sedangLevel 2 : disfagia berat namun sedangLevel 1: disfagia berat retensi parah pada faring, kehilangan atau restensi parah pada pemberian makanan oral, aspirasi yang diam2 ada dengan dua atau lebih konsistensi dan batuk yang tiba2 muncul atau tidak dapat mampu menelan(Mahan, 2008)

4. QuadriparesisKelemahan (lumpuh ringan) pada 4 bagian alat gerak yang dikarenakan adanya defisiensi neurologis yang berakibat pada gangguan motorik dan atropi otot tubuh pada kedua tangan daan kaki ( nutrition therapy and diagnostic related care, 2010). Terjadi pada dibagian kedua lengan dan kedua kaki (ekstremitas bawah) (Dictionary of modern medicine, 2002). Ekstrimitas bawah biasanya lebih terpengaruh daripada ekstrimitas bagian atas (Fletcher, 1998).5. MRI (Magnetic Resonance Imaging)Rizka : Magnetic resonace imaging adalah alat untuk mendiagnosa kondisi abnormal dibagian tubuh. secara umum MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan antara jaringan sehat dan tidak sehat dari organ dan jaringan seluruh tubuh tanpa perlu X-ray atau radiasi. MRI ini menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan komputer. Pasien ditempatkan di terowongan scanner. (Radiological society of north america, 2013). Sinyal yang digunakan untuk menghasilkan gambar dari MRI berasal dari nuclei hidrogen (proton) dalam tubuh manusia (Meyers, 2008)Terdapat 2 jenis MRI, yaitu MRI kontras dan non kontras. MRI kontras dilakukan dengan menyuntikan zat yang mengandung gadolinum dan DTPA yang disuntikan melalui intravena dengan dosis 0.2ml/kgBB. Penyuntikan bertujuan agar foto MRI lebih jelas terlhat. Sedangkan MRI non-kontras dilakukan tanpa pemberian obat atau zat apapun ke dalam tubuh pasien. Pemilihan macam MRI biasanya tergantung pada referensi dokter ataupun berdasarkan permintaan pasien pribadi sesuai dengan kebutuhannya (Radiologi Diagnostik FKUI, 2011).6. AggrenoxObat yang digunakan untuk memperlambat pembekuan darah. Obat ini diberikan pada orang yang mengalami stroke atau yang mengalami gejala stroke (Hamilton Health Science And St. Johsephs Healthcare, 2007). Aggrenox terdiri dari zat aktif dipyridamol yang berfungsi sebagai tambahan antikoagulan oral untuk mencegah gumpalan trombus dan aspirin (asam asetil salisilat) yang berfungsi sebagai antikoagulan dan antiinflamasi yang diindikasikan untuk nyeri atau radang pada penyakit gangguan otot skeletal. Kombinasi dari dua zat aktif ini memberikan fungsi untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit cerebrovaskuler trombotik. (Depkes, 2009). Jika terjadi overdosis pada aggrenox akan menunjukkan gejala yaitu demam, diare, berkeringat, gelisah, lemah dan pusing, jantung berdebar dan telinga berdenging (Boehringer Ingelhiem International GMBH, 2012).7. Tes menelanTahapan tes menelan 1. Pengkajian fase oral dan fase faringeal. Fase oral meliputi fungsi nafas, ekspresi verbal, dan gerakan bibir, lidah, serta palatum. Sedangkan fase faringeal meliputi suara, refleks batuk dan refleks muntah. Bila hasil pengkajian fase oral dan fase faringeal baik, dilakukan skrining.2. Skrining dilakukan menggunakan simple water test, yaitu dengan cara memberikan minum air putih secara bertahap sebanyak 1 sendok, 2 sendok, dan 50 mL. Kesimpulan hasil skrining adalah fungsi menelan pasien normal atau sebaliknya pasien mengalami gangguan menelan. Respon pasien dinilai dan hasilnya dicatat di lembar pengkajian fungsi menelan. Bila hasil tes fungsi menelan positif atau pasien mengalami gangguan fungsi menelan, maka dilakukan penyusunan rencana latihan menelan. Teknik skrining lain yang dapat dilakukan :a) Metode regular Cairan (Thin liquid)Untuk sebagian besar pasien, mulai dengan 3cc atau sendok teh cairan sesuai konsistensi air. Jika tidak ada indikasi untuk kesulitan faring seperti basah, kumur atau kualitas suara serak; batuk atau tersedak, dll; lanjutkan dengan 5cc atau 1 sendok teh cairan. Jika pemeriksa mencurigai tidak adanya kesulitan faring dengan jumlah 5cc cairan, pasien dapat meminum 2 sampai 3 teguk cairan dari cangkir Water swallow testTes ini ditujukan untuk mendeteksi aspirasi dengan tingkat akurasi yang tinggi dengan meminta pasien menelan air. Metodenya dengan memberikan 30 cc air. pasien diminta untuk duduk dan diberi cangkir berisi 30 cc dengan suhu normal dan diminta untuk minum seperti biasa. waktu untuk menghabiskan air dihitung dan episode serta profil meminum air dimonitor dan dinilai Dengan menggunakan 3cc air. pasien diberi 3 cc air dingin pada rongga mulut dan diinstruksikan untuk menelan air tersebut. jika memungkinkan beri lebih airnya dan diminta untuk menelan 2x lagi dan aktifitas menelan yang buruk dinilai Cairan pekat (Thick liquid)Berikan 3cc atau sendok teh cairan pekat dan tandai bila ada kelemahan (impairmen). Jika gejala kesulitan faring tidak muncul dengan 3cc cairan, beri pasien 5cc cairan pekat dan tandai observasi. Jika pemeriksa mencurigai tidak adanya kesulitan faring dengan jumlah 5cc cairan, pasien dapat meminum 2 sampai 3 teguk cairan pekat dari cangkir Bubur (Pureed)Berikan 3cc atau sendok teh bubur atau makanan dengan konsistensi yang telah diblender seperti saus apel, puding, kentang tumbuk,dll. Catat observasi gejala disfagia. Jika tidak ada tanda disfagia faring dengan jumlah 3cc, lanjutkan dengan 5cc atau 1 sendok teh konsistensi bubur. Catat observasi gejala disfagia Makanan padat (Solid)Untuk menilai kemampuan pasien untuk mengunyah makanan padat, berikan potong dari kue atau kraker kecil. Catat observasi gejala disfagia.b) Metode hanya menelan saliva Dry swallowingPasien mengulang kegiatan menelan beberapa kali dalam interval tertentu untuk mengeluarkan saliva walaupun tidak sedang makan. Repetitive saliva swallowing test (RSST)Tes ini bertujuan menilai kemampuan menelan pasien secara sadar berulang kali, dimana tinggi kaitannya dengan aspirasi. Tes ini sederhana dan aman untuk dilakukan. Cervical auscultation of swallowingAuskultasi cervical saat dan setelah menelan merupakan penilaian aspirasi non invasif atau untuk menilai sisa makanan di faring.c) Pemeriksaan tambahan : Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES)FEES merupakan sebuah alat evaluasi menelan yang berguna untuk evaluasi anatomi faring dan laring serta fungsi pita suara. FEES juga sangat sensitif untuk mendeteksi adanya aspirasi. Saturasi oksigen arteri menggunakan pulse oxymetryMetode ini menggunakan pulse oxymetry untuk memonitor saturasi oksigen arteri saat makan untuk menyimpulkan aspirasi potensial dari penurunan saturasi oksigen. Foto polos leherPasien diminta menelan sejumlah kecil zat kontras. Dengan membandingkan foto polos sebelum dan sesudah menelan menelan zat kontras, kondisi dari laryngeal influx dan adanya aspirasi atau sisa pada faring dapat ditemukan 3. Pemeriksaan penunjang u/ diagnosa adanya disfagia. Videofluoroscopy Swallowing Study (VFSS)/Modifed Barium Swallow (MBS) : merupakan pemeriksaan penunjang baku emas untuk diagnosa disfagia. uji ini dilakuka oleh ali aptologi & radologi. pasien dminta duduk/berdiri pada mesin x-ray kemudian diberi makana dengan konsistensi berbeda yang telah dicampur dengan barium. barium akan membuat makanan terlihat pada x-ray. barium tidak berbahaya dan tidak akan bertahan lama dalam tubuh. mesin x-ray hanya menyala ketika pasien menelan sehingga paparan radiasi sangat rendah Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES) : merupakan pemeriksaan visualisasi langsung struktur nasofaring, laringofaring, dan hipofaring. pasien diberi berbagai macam konsistensi makanan dan silakukan evaluasi terhadap adanya residu, kebocoran makanan ke faring sebelum menelan, penetrasi serta aspirasi Transnasal Esophagoscopy : sesuai untuk kasus divertikula esofagus atau tumor Ultrasonography : untuk mengevaluasi gerak jaringan lunak selama fase oral dan faringeal electromyography : leih sering digunakan untuk penelitian mengevaluasi fungsi mioelektrik4. Rencana latihan menelan meliputi latihan menelan dengan metode langsung dan tidak langsung. Latihan menelan dengan metode langsung adalah aktivitas yang dirancang untuk merubah fisiologi menelan dan membutuhkan partisipasi langsung dari pasien, seperti melatih pasien untuk menahan nafas selama menelan kemudian batuk setelah menelan untuk membersihkan material yang tersisa di hipofaring yang dikenal dengan supraglottic swallow. Sedangkan, contoh latihan menelan dengan metode tidak langsung adalah seperti mengatur posisi kepala dan badan, melatih pergerakan otot mengunyah, melakukan mouth care secara teratur, serta modifikasi diet Dapat juga melakukan terapi disfagia, yaitu :a) Compensatory strategy : memodifikasi diet yang diberikan secara oral tanpa merubah fisiologi menelan. b) Indirect swallowing therapy : latihan untuk meningkatka aspek kontrol neuromuscular menjadi normal tanpa meminta pasien menelan makananc) Direct swallowing therapy : melakukan proses menelan menjadi beberapa tingkat dan memberi beberapa instruksi spesifik untuk diikutin pasien dengan setiap konsistensi makanan (Logemann, 1984; Horiguchi, 2011; Mulyatsih, 2009; Bay Area, 2013)8. Makanan oralMakanan yang dilewatkan sistem GI tract (dari mulut sampai anus).9. Latihan menelan Suatu latihan yan dilakukan untuk memperbaiki fungsi menelan dari seseorang dengan cara memberikan makanan secara bertahap mulai dari makanan cair jernih, cair kental, makanan saring, makanan lunak sampai makanan biasa.

C. DAFTAR CUESAhli gizi diharapkan mampu memberikan diet dengan bentuk makanan yang disesuaikan dengan hasil monitoring dan evaluasi kemampuan menelan berdasrkan pemeriksaan tes menelan yang bertujuan agar Tn. J dapat menerima makanan secara oral.

D. DAFTAR PROBLEM IDENTIFICATION1. Bagaimana gambaran umum dari stroke kiri dan stroke kanan?2. Bagaimana interaksi obat dan makanan yang dikonsumsi pasien dan apakah efek sampingnya?3. Bagaimana Preskripsi Diet untuk pasien?4. Apa saja metode pemberian makanan enteral? 5. Apa saja jalur pemberian makanan enteral?6. Apa saja jenis formula makanan enteral?7. Bentuk makanan apa yang sesuai dengan kondisi Tn. J?8. Indikator apa yang dapat digunakan untuk menentukan perubahan pemberian makan?9. Bagaimana cara melakukan monitoring dan evaluasi dari pemberian makan?

E. HASIL BRAINSTORMING1. Bagaimana gambaran umum dari stroke kiri dan stroke kanan?a. Patofisiologi penyakitTerjadi penyumbatan pembuluh darah di otak , penyumbtan tergantung letak ( kanan/kiri) disebabkan karena aterosklorosis , hipertensi , semisal ada penyumbatan mngakibatkan pendarahan pada otak itu sndiri . Disebabkan penyumbatan pembuluh darah / pecahnya pmbluh darah.Penyumbatan karena adanya aterosklorosis. Adanya sumbatan lemak memperkecil jalannya darah untuk suplai O2 , jaringan tidak dapat O2 mati), emboli yang bisa menyumbat pembuluh darah akibatnya stroke ( non hemoragic : belum sampe pecah pembuluh darahnya , hemoragic : sudah smpai pecah pembuluh darahnya). Pecahnya pembuluh darah bisa disebabkan karena adanya hipertensi dan adanya benturan. Jika konsumsi Lemak banyak , kolesterol ditubuh banyak yang menyebabkan plak yang dapat menyumbat pembuluh darah. Lemak beredar dalam aliran darah , aliran darah kecil, membuat tekanan darah di bagian yang tersumbat besar dan mengakibatkan pecahb. Sign symptomKulit kering, fertigo, nyeri kepala, haus ,mual , kram otot, kelumpuhan ( bag, kiri yang lmpuh bag kanan dan sebaliknya c. Hubungan antara quadriparesis dan disfagia berat dengan stroke otak kananKesulitan dalam menelan karna salah satu akbt mual muntah. Stroke terjadi pada bagian otak kanan khususnya di bagian saraf yang mengatur kemampuan menelan2. Bagaimana interaksi obat dan makanan yang dikonsumsi pasien dan apakah efek sampingnya?3. Bagaimana Preskripsi Diet untuk pasien?a. Perhtungan kebuthan energi & zat gizi, status gizi Status gizi dilihat dari lila = normal ( hasil lila/standart lila * 100%) 29,5 / 29,3 *100% = 98.6% ) Berat badan estimasi 63,7 kg Tingi badan estimasi141,2 cm Energi 1232 kkal (bmr)b. Tujuan Memberikan makanan sesuai dengan kebtuhan pasien Memberikan makanan sesuai dengan kondisi pasien Mempertahankan status gizi pasien Memperbaiki fungsi menelan pasien Memperbaiki sistem homeostatis tubuhc. Prinsip TETP (karena disfugsi organ dan disfagia) Tinggi vitamin ( vit b6,b12, asam folat) Rendah garam 3 Rendah lemak jenuh dan trans Tinggi omega3 ( memungkinkan terjadi inflamasi)d. Syarat (mencangkup volume makanan yang akan diberikan, densitas makanan dan frekuensi pemerian makanan, tambahkan zat gizi mikro disertai alasan dan jumlahnya) Kh 60% P 25% L 15% Penambahan energi 65% dri kbtuhan total4. Apa saja metode pemberian makanan enteral? bolus : dapat diberikan secara bertahap mulai dari cair jernih , cair kental, saring , lunak, padat, diberikan makanan cair max 500cc mmprtimbgkan kapasitas lambung, diberikan NGT intermitent continous 5. Apa saja jalur pemberian makanan enteral?Jalur pemberian makanan enteral ada 3 yaitu a. Naso (nasogastrik, nasoduodenal, nasojejunal)b. Jejunustomyc. Gastrectomy 6. Apa saja jenis formula makanan enteral?Jenis makanannya lebih ke pada makanan elemental. Biasanya disesuaikan dengan jalur pemberian makanannya. 7. Bentuk makanan apa yang sesuai dengan kondisi Tn. J?Makanan untuk Tn. J dapat diberikan secara bertahap, yaitu mulai dari cair jernih, cair kental, makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa. Perubahan bentuk makanannya dilihat dengan ada atau tidaknya muntah setelah pemberian makan. Jika tidak maka bentuk makanan dapat ditingkatkan. 8. Indikator apa yang dapat digunakan untuk menentukan perubahan pemberian makan?Dengan menggunakan tes toleransi. Yaitu dengan memberikan sejumlah volume makanan kemudian setelah 1 jam dilakukanpengambilan isi lambung. Apabila hasilnya < 25%, maka volume makanan dapat ditingkatkan. Jika > 25% maka volume makanan dikurangi. 9. Bagaimana cara melakukan monitoring dan evaluasi dari pemberian makan?Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan record asupan. Jika makanan cair dicatat volume yang diberikan berapa. Kemudian dilihat apakah pasien mengalami muntah sehingga makanan keluar. Jika iya, maka total asupan sehari didapat dengan cara mengurangkan volume makanan yang diberikan dengan volume makanan yang kelaur dari muntah.

F. HIPOTESIS

Pembuluh darah tersumbatPembuluh darah pecah

Perubahan bentuk makanan secara bertahapMakanan cair jernihMakanan cair kentalMakanan saringMakanan lunakMakanan biasaIndikatorIntake oralKeseimbangan cairan Kemampuan menelanMONEVMetode bolusJenis FormulaStandartJalurGastrotomyMikroMakroSyaratPrinsipTujuanPreskripsi DietTerapi DietMONEVTes menelanLatihan menelan min.2 blnRawat & rehabilitasiDisphagiaQuadriparesisMRSObat Plavix & Aggrenox Rawat Jalan Stroke otak kiriStroke otak kanan

G. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVES1. Gambaran umum dari stroke kiri dan stroke kanan?a. Patofisiologi penyakitStroke dibagi 21) Stroke InfarkAterosklerosis merupakan penyebab primer dari stroke. Prosesnya ditandai oleh penimbunan lemak yang terjadi secara lambat di arteri (plak), sehingga memblokir/menghalangi aliran darah ke jaringan. Bila sel sel otot arteri tertimbun lemak makan elastisitasnya akan menghilang dan kurang dapat mengatur tekanan darah. Penyebab lain dari stroke adalah terbentuknya bekuan darah (trombus) yang melekat pada dinding arteri dan menyebabkan sumbatan leih berat. Bila tombus terlepas dari dinding arteri dan ikut terbawa aliran darah menuju arteri lebih kecil dan menyebabkan sumbatan (emboli). Hal inilah yang menyebabkan aliran darah ke otak berkurang.Kurangnya aliran darah ke otak. Normalnya aliran darah ke otak adalah 58 ml/100gr jaringan otak/menit. Jika turun hingga 18 ml/100mg jaringan otak/ menit aktifitas listrik neuron akan terhenti meskipun struktur sel masih baik. Jika aliran darah turun hingga 100 mcg/servig seperti bayam, brokoli, kecambah/tauge, canola oil, salad oil, soybean oil (www.drugs.com, www.livestrong.com). b. Aggrenox efek samping ringan: sakit kepala, sakit perut, diare, bisa menimbulkan efek smping lebh parah : pendarahan pada otak (sakit kepala, pingsan, gelisah) dan pencernaan (skt kepala, heart burn, muntah darah, feses warna hitam), nyeri dada pada pasien dg penyakit jantung, gangguan liver(ikterus, urin pekat, fases pucat, gatal, sakit d area perut) (Boehringer ingelheim international GmbH,2012)Hindari penggunaan aggrenox dengan suplementasi dari vitamin K dan bawang putih karena bersifat sebagai antikoagulan yang akan memberikan efek pengenceran darah menjadi berlebihan. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengalami pendarahan. Aggrenox dikonsumsi harus utuh tidak boleh dihancurkan dan di kunyah (Mozayani, 2004; Boehringer Ingelheim International,2012; Boehringer Ingelheim, 2012)3. Preskripsi diet yang sesuai dengan kondisi pasiena. Status gizi BMI u/ laki-laki = (1,01xLila)-67 = 25,09Cut off IMT untuk orang Asia, jika IMT-nya 25-29,9 maka dikatakan obesitas (IOTF, 2000).b. Tujuan Mempercepat ksembuhan Cegah komplikasi Pertahankan cairan dan elektrolit Memenuhi kebutuhan gizi dengan pemberian makan yang cukup Memperbaiki keadaan kondisi pasien seperti dysfagia dan quadriparesis Penurunan berat badan pasien karena pada pasien dengan status gizi obese diperlukan penuruan berat badn untuk mencegah terjadinya serangan stroke kembali Mencegah hiperhomosisteinemia karena terjadi kerusakan endotel pada pasien stroke, maka perlu mencegah hiperhomosisteinemia agar tidak terjadi kerusakan sel yang lebih lanjut (Nutrition And Diagnosis Related Care , 2012)c. PrinsipRendah kolesterol d. Syarat 1) Zat gizi Makro EnergiRumus Schofield (11,711 x BBadjusted) + 587,7 x FA x FS(11,711 x BBadjusted) + 587,7 x 1,15 x 1,4 = 1828,64kal (rosmalina 2011) Karbohidrat 60% = = 274,3 gr L emak 20 % = = 40,63 grDiuatamakan yang dipilih lemak tak jenuh ganda Protein 20%= = 91,4 gr Kolesterol dibatasi : 500 mL. (B) Apabila pada pasien anak dalam kondisi akut yang menerima drip kontinyu, GRV dapat diperiksa setiap 4 jam dan jika volume lebih besar dari sebelumnya maka dilihat 1/2 jam . Jika menggunakan yang bolus, kemudian GRV dapat diperiksa sebelum makan selanjutnya dapat dipantau terus sampai kondisinya baik (C)(Bankhead, R. et. al. 2009)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN1. Gambaran umum dari stroke kiri dan stroke kanan?a. Patofisiologi penyakitPenimbunan lemak yang terjadi secara lambat di arteri (plak), sehingga memblokir/menghalangi aliran darah ke jaringan. Penyebab lain dari stroke adalah terbentuknya bekuan darah (trombus) yang melekat pada dinding arteri dan menyebabkan sumbatan leih berat. Bila tombus terlepas dari dinding arteri dan ikut terbawa aliran darah menuju arteri lebih kecil dan menyebabkan sumbatan (emboli). Hal inilah yang menyebabkan aliran darah ke otak berkurang.b. Sign/symptom penyakitTanda dan gejala stroke berdasarkan letak terjadinya pendarahan Sindrom arteri serebri media : muntah kemudian koma Sindrom arteri serebri anterior : paralise tungkai, gangguan gaya berjalan, hilang sensasi pada kaki dan ibu jari kaki, perubahan mental dan inkontinensia urin Sindrom arteri vertebral : nyeri wajah, hidung dan mata, pusing, ataksia Sindrom arteri basiler : quadriplegi, kelemahan otot pada wajah, lidah dan faringc. Hubungan quadriparesis dan disfagia berat dengan stroke otak kananDisfagia berat yang dialami oleh pasien disebabkan karena cerebro vascular accident pada otak kanan menyebabkan seseorang mengalami kesulitan makan dan menelan yang sangat signifikan.Quadriparesis yang dialami oleh pasien disebabkan karena defisiensi neurogenik yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan motorik dan muscle weakness. dalam hal ini tergantung bagian otak manakah yang mengalami kerusakan.2. Interaksi obat dan makanan serta efek sampingnyaa. Plavixefek smping umum: pendarahan hebat, trombotik thrombocytopenic purpura (TTP), reaksi alergi,

26Tidak ada interaksi obat dan makanan dari plavix, namun terdapat interaksi obat dan herbal, seperti bawang putih, ginkgo biloba, jahe, teh hijau. c. Aggrenox efek samping ringan: sakit kepala, sakit perut, diare,

Hindari penggunaan aggrenox dengan suplementasi dari vitamin K dan bawang putih karena bersifat sebagai antikoagulan yang akan memberikan efek pengenceran darah menjadi berlebihan. 5. Preskripsi diet yang sesuai dengan kondisi pasiena. Status gizi obesitas (IOTF, 2000).b. Tujuan Mempercepat ksembuhan Cegah komplikasi Pertahankan cairan dan elektrolit Memenuhi kebutuhan gizi dengan pemberian makan yang cukupc. PrinsipRendah kolesterol d. Syarat 1) Zat gizi Makro Energi = 1828,64kal (rosmalina 2011) Karbohidrat 60% = 274,3 gr L emak 20 % = 40,63 gr Protein 20%= 91,4 gr Kolesterol dibatasi :