LAPORAN HASIL DISKUSIPROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok KomunitasSKENARIO Oh Bumilku Minggu ke-2Tanggal 3-5
Maret 2015
Grup HZUNIA NGESTI R(125070300111005)DEWI NOORSYALI
HANDAYANI(125070300111006)FINDY SIRATU PUTRI(125070300111012)RIZKI
SATRIA A(125070300111023)AFRIELIA LAILY W(125070300111032)VIVIAN
DEVI EKA E(125070300111043)RIZKA AYU RIFDAH I(125070300111050)REDY
AMUKTI(125070300111050)SOFIE AYU MISRINA(125070301111001)DESAK MADE
TRISNA U(125070301111002)RACHMI FARICHA(125070301111005)MAULIDATUL
KHASANAH(125070301111020)MONISKA DWIJANTI LUKIS
(125070302111001)RUDI NURYADI(125070307111002)
JURUSAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS
BRAWIJAYAMALANG2015DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.1DAFTAR ISI.2ISI.3A. SKENARIO3B. DAFTAR UNCLEAR
TERM.3C. DAFTAR CUES..4D. DAFTAR PROBLEM IDENTIFICATION4E.
HASILBRAINSTORMING5F. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.9 G. HIPOTESIS.9H.
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE11KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI.25REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.27TIM PENYUSUN.29
A. SKENARIOOh BumilkuDi Papua terdapat kasus BBLR sebanyak 35%.
KEK pada ibu hamil diduga menjadi penyebab terjadinya BBLR. Dinkes
Papua menangani masalah KEK pada ibu hamil di Papua. Dengan
mempertimbangkan kebijakan pemerintah terkait masalah gizi dan
kesehatan, dinkes Papua merencanakan program gizi agar pertambahan
berat badan ibu hamil dapat dicapai oleh ibu hamil KEK di wilayah
tersebut, dengan membuat proposal formulasi makanan (food
formulation) menggunakan bahan makanan lokal sesuai standar PMT ibu
hamil dan sosio budaya masyarakat. Produk dikemas menarik sesuai
dengan peraturan pelabelan makanan (food labeling) disertai
informasi gizi (nutritional fact), claims, sertifikat halal dan
harga terjangkau.
B. DAFTAR UNCLEAR TERMS1. BBLR : Bayi dengan berat lahir rendah,
yaitu kurang dari 2500 gram ketika ditimbang pada 24 jam pertama
(Kamus Gizi).
2. KEK : kekurangan makanan dalam waktu lama sehingga IMT-nya
kurang dari normal (Orang dewasa)(Kamus Gizi).
3. Claims : Klaim yang dicantumkan dalam produk pangan yang
berisikan pernyataan dari produsen makanan bahwa produknya memiliki
manfaat gizi dan kesehatan (Kamus Gizi).
4. Formulasi Makanan : Perumusan dalam pembuatan makanan dengan
memperhatikan kebutuhan zat gizi spesifik utk mengatasi masalah
gizi yang didasarkan pada campuran bahan makanan lokal dan
berprinsip pada harga yg terjangkau sampai proses distribusi,
(Yohanes) Makanan padat gizi yang didasarkan pada campuran bahan
makanan lokal dan berprinsip memiliki biaya atau harga yang rendah,
serta diolah secara komersial agar dapat diberikan pada masyarakat
(Kennedy, 1987) Perumusan dalam pembuatan makanan dengan
memperhatikan kebutuhan zat gizi spesifik utk mengatasi masalah
gizi yang didasarkan pada campuran bahan makanan lokal dan
berprinsip pada harga yg terjangkau sampai proses distribusi,
5. PMT : Program Makanan Tambahan, yaitu pemberian makanan
tambahan di samping makanan sehari-hari dapat berupa makanan lokal
atau makanan pabrik. Dibagi menjadi 2 sesuai tujuan program.
6. Nutritional Facts : Daftar kandungan zat gizi pangan pada
label sesuai dengan format yang dibakukan (kamus gizi)
7. Sertifikat Halal : Fatwa tertulis yang dikeluarkan MUI yg
menunjukkan kehalalan suatu produk (LPPOM MUI, 2008)
8. Label makanan : setiap keterangan mengenai pangan berbentuk
gambar atau tulisan atau keterangan lain yang disertakan dalam
pangan atau merupakan bagian dari kemasan pangan (Kamus gizi)
C. DAFTAR CUESAhli gizi mampu membuat formulasi makanan untuk
penambahan berat badan ibu hamil KEK di Papua dengan menggunakan
bahan makanan lokal sesuai dengan standar PMT ibu hamil dan
sosio-budaya masyarakat dan mengemas produk secara menarik sesuai
food labelling disertai dengan informasi gizi, claims, sertifikat
halal, dan harga terjangkau.
D. DAFTAR PROBLEM IDENTIFICATION1. Apa penyebab terjadinya KEK?
a. Penyebab terjadi KEK di Papua?b. Berapa Cut-off untuk bisa
dikatakan KEK? c. Apa dampak KEK bagi ibu hamil?2. Apa program atau
langkah-langkah pemerintah terkait masalah gizi dan kesehatan?3.
Bahan makanan lokal Papua apa yang bisa digunakan untuk food
formulation dengan mempertimbangkan faktor sosio budaya?4. Berapa
standar penambahan BB pada ibu hamil?5. Bagaimana standar PMT pada
Ibu hamil? 6. Apa jenis-jenis food formulation yang digunakan?7.
Bagaimana standar klaim suatu produk makanan?a. Apa saja
jenis-jenis klaim? 8. Apa saja yang dicantumkan dalam food label?9.
Bagaimana cara membuat formulasi makanan?10. Bagaimana gambaran
umum food formulation (syaratnya)?11. Bagaimana cara mendapatkan
sertifikat halal?12. Bagaimana peraturan mengenai pelabelan
makanan?13. Apa saja yang terdapat dalam informasi gizi?a.
Bagaimana format penulisan informasi gizi?14. Bagaimana cara
membaca nutrition fact?
E. HASIL BRAINSTORMING1. Apa penyebab terjadinya KEK? Penyebab
Langsung: Kurangnya intake sehingga tidak memenuhi kebutuhan Adanya
gangguan makan sehingga saat hamil terkena KEK Adanya Penyakit
infeksi Penyebab Tidak langsung: Sosial ekonomi , Faktor geografi :
akses untuk mendapatkan bahan makanan susah, Ketersediaan bahan
pangan di daerah, Tingkat pendidikan yang rendah, Kurangnya paparan
informasi, Pola asuh yang salah, Pelayanan kesehatan kurang
memadai, dan Kepercayaan masyarakat (food taboo)a. Apa penyebab
terjadinya KEK di Papua? Akses pangan yang kurang memadai,
Pelayanan kesehatan kurang, Kepercayaan masyarakat-food taboo,
Kekurangan intake, Kurangnya pengetahuan, Tingkat pendidikan,
Hygene sanitasi, dan Sosial ekonomi b. Berapa Cut-off untuk bisa
dikatakan KEK? IMT di bawah normal < 18,5 Lingkar Lengan Atas
< 23,5 cmc. Apa dampak KEK bagi ibu hamil? Melahirkan Bayi BBLR
Gangguan pertumbuhan Perkembangan otak kurang optimal sehingga
kecerdasan anak menurun Sestem imun bayi menurun Kematian pada
janin Cacat pada bayi Dapat meningkatkan resiko obesitas
2. Apa program atau langkah-langkah pemerintah terkait masalah
gizi dan kesehatan? Melakukan penyuluhan terkait penyebab KEK dan
dampaknya, dan memberikan penyuluhan variasi makanan yang bergizi
Membuat formulasi makanan dan menyampaikannya kepada masyarakat
Memberikan PMT kepada ibu hamil yang terkena KEK Pemberian
suplementasi asam folat dan Fe pada ibu hamil Mengurangi beban
kerja pada ibu hamil (seperti cuti hamil)
3. Bahan makanan lokal Papua apa yang bisa digunakan untuk food
formulation dengan mempertimbangkan faktor sosio budaya? Singkong,
jagung Sagu, ikan laut Umbi-umbianFaktor social budaya: menganut
perkataan ketua suku adanya larangan untuk makan telur
4. Berapa standar penambahan Berat Badan pada ibu hamil? Selama
hamil, berat badan bertambah 12 kg untuk ibu hamil berstatus gizi
normal Penambahan berat badan 15 kg untuk ibu hamil dengan status
underweight
5. Bagaimana standar PMT pada Ibu hamil? Penambahan energi :
Trimester ke-I : 180 kkal trimester ke-II dan ke-III : 300kkal
Penambahan protein: 17 gr Penambahan Vitamin A : 300 RE Terdapat
penambahan tiamin, riboflavin, niasin, asam folat, (Depkes
2005)
6. Apa jenis-jenis food formulation yang digunakan? RUTF
Blenderized Food fortification
7. Apa standar klaim suatu produk makanan? Apa saja jenis-jenis
klaim? Klaim kandungan zat gizi (Klaim tinggi, rendah, bebas),
Klaim fungsi zat gizi, dan Klaim kesehatan
8. Apa saja yang dicantumkan dalam food label? Nama produk,
Berat bersih atau isi bersih, Alamat produksi, Tanggal expired,
Komposisi, Nutrition fact, Label sertifikasi halal, Kode produksi,
Klaim, Keterangan khusus : cara penggunaan, penyimpanan, penyajian
Diperuntukkan Nama produsen
9. Bagaimana cara membuat formulasi makanan?Fortifikasi:
dilakukan dengan melakukan penambahan zat gizi spesifik ke dalam
makanan
10. Bagaimana gambaran umum food formulation (syaratnya)? Aman
untuk dikonsumsi Bahan makanan mudah didapatkan di daerah tersebut
Harganya terjangkau
11. Bagaimana cara mendapatkan sertifikat halal? Melakukan
pendaftaran ke MUI, Kemudian MUI mengadakan kunjungan untuk
mengecek kehalalan MUI mengeluarkan kriteria
12. Bagaimana peraturan mengenai pelabelan makanan? Label pangan
harus mencantumkan poin-poin pada no. 8 Pada penulisan tanggal
expired, produk dg masa > 3 bulan: bulan, tahun Label pangan:
tidak mudah luntur, tidak lepas, tidak rusak
13. Apa saja yang terdapat dalam informasi gizi? Serving size, %
daily value : ada zat gizi yang wajib ditambahkan, ada yang tidak
harus ditambahkan Energi total dan energy dari lemak Makro dan
mikro nutrient Catatan kakia. Bagaimana format penulisan informasi
gizi? Horizontal: menulis dengan 3 kolom Kolom paling kiri :
Serving size dan energi total, Kolom tengah : Konten zat gizi Kolom
paling kanan : Catatan kaki Vertikal : Baris pertama : Serving size
Baris kedua : Persen AKG Baris terakhir : Catatan kaki
14. Bagaimana cara membaca nutrition fact? Melihat serving size
Melihat serving per kontainer (dalam satu kemasan bisa dimakan
berapa kali) Melihat daftar nilai gizi mengikuti serving size, 1
serving size menunjukkan nilai gizi yang dicantumkan produk Melihat
% daily value (pemenuhan persen kebutuhan) Melihat catatan kaki
F. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE1. Penyebab terjadinya KEKa. Cut-off
untuk bisa dikatakan KEKb. Dampak KEK bagi ibu hamil2. Program atau
langkah-langkah pemerintah terkait masalah gizi dan kesehatan?3.
Bahan makanan lokal Papua yang bisa digunakan untuk food
formulation dengan mempertimbangkan faktor sosio budaya4. Standar
penambahan BB pada ibu hamil5. Standar PMT pada Ibu hamil6.
Jenis-jenis food formulation yang digunakan7. Standar klaim suatu
produk makananb. Jenis-jenis klaim8. Cara membuat formulasi
makanan9. Cara mendapatkan sertifikat halal10. Peraturan mengenai
pelabelan makanan11. Format penulisan informasi gizi
G. HIPOTESIS1. Hipotesis DK1
2. + Berat badanDilakukan auditHasil audit dievaluasiDibawa ke
siding komisi fatwa MUIKlaim GiziKlaim KesehatanKlaim Indeks
GlikemikForrmat Penulisan:VertikalHorizontalLinearClaimsSertifikasi
HalalNutritional factFood LabelHarga TerjangkauJenis Formulasi
MakananFaktor Sosio budayaBahan makanan LokalPMT Ibu HamilTujuan
PMTStandar PMTProgram Pembuatan Formulasi MakananPrev. BBLR 35%1000
Hari Pertama KehidupanKebijakan PemerintahKEK Ibu HamilHipotesis
DK2
I. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE 1. Penyebab terjadi KEK
Berdasarkan kerangka Maternal Malnutirion dari UNICEF (2008),
malnutrition dapat disebabkan oleh:a. Penyebab langsung yang bisa
saling mempengaruhi di level individu, seperti intake makan yang
tidak adekuat dan penyakit.b. Penyebab tidak langsung yang bisa
mempengaruhi penyebab langsung pada rumah tangga dan masyarakat,
seperti food insecurity dalam rumah tangga, kurang tepatnya pola
asuh ketika masa kanak-kanak, kurangnya pelayanan kesehatan dan
kebersihan lingkungan rumah, sserta miskinnya keterampilan, asset,
dan peerjaan.c. Penyebab dasar yang bisa mempengaruhi penyebab
tidak langsung pada struktur dan proses dalam masyarakat, yakni
kurangnya modal financial, sumber daya, social, dan alam atau ada
konteks (kebijakan) budaya, social, dan ekonomi yang tidak
mendukung. Sehingga menurut kelompok kami, sebab-sebab lain
sepertia. Pola makan ibu hamil yang kekurangan energi (padahal
kebutuhan hamil meningkat), penyakit pencernaan, absorbsi, penyakit
infeksi termasuk dalam penyebab langsungb. Pengetahuan kurang
sehingga belum mempunyai kemampuan dalam memilih bahan makanan dan
menyusun menu seimbang termasuk dalam penyebab tidak langsungc.
Makanan pantangan termasuk dalam penyebab dasar(Surasih, 2006)
(Rahmania dkk, 2013) (Nugrahini, dkk 2014) Selain itu, ibu hamil
yang memiliki jarak kehamilan < 2 tahun memiliki peluang 5,905x
berisiko mengalami KEK (Pratiwi, 2012)Cut off untuk bisa dikatakan
KEKLila < 23,5 cmPenambahan BB < 9 kg selama
kehamilan(|Kemenkes, 2010)Dampak KEK:a. Dampak untuk bayi: abortus,
bayi lahir mati,kematian neonatal, cacar bawaan, mati dalam
kandungan, BBLRb. Dampak untuk ibu: persalinan sulit dan lama,
persalinan prematur, perdarahan setelah persalinan, kematian saat
persalinan (Prasetyono, 2009)2. Program atau langkah-langkah
pemerintah terkait masalah gizi dan kesehatan termasuk tujuan dan
sasarannya-> Gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam
rangka seribu hari pertama kehidupan (gerakan 1000 HPK) RI. 20131.
GERAKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.1. Visi Terpenuhinya
kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak dan berkembangnya
potensi ibu dan anak A.2. Misi 1. Menjamin kerjasama antarberbagai
pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
setiap ibu dan anak 2. Menjamin dilakukannya pendidikan gizi secara
tepat dan benar untuk meningkatkan kualitas asuhan gizi ibu dan
anak A.3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2025
disepakati sebagai berikut : 1. Menurunkan proporsi anak balita
yang stunting sebesar 40 persen 2. Menurunkan proporsi anak balilta
yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen. 3. Menurunkan
anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen 4. Tidak ada
kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih 5. Menurunkan
proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen 6.
Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan paling kurang 50 persen
A.4. Hasil yang Diharapkan 1. Meningkatnya kerjasama multisektor
dalam pelaksanaan program gizi sensitif untuk mengatasi kekurangan
gizi 2. Terlaksananya intervensi gizi spesifik yang cost effective,
yang merata dan cakupan tinggi, dengan cara: Memperkuat kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan dalam upaya perbaikan gizi
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring Memperkuat
kerjasama pemangku kepentingan untuk menjamin hak dan kesetaraan
dalam perumusan strategi dan pelaksanaan Meningkatkan tanggung
jawab para politisi dan pengambil keputusan dalam merumuskan
peraturan perundang-undangan untuk mengurangi kekurangan gizi
Meningkatkan tanggung jawab bersama dari setiap pemangku
kepentingan untuk mengatasi penyebab dasar dari kekurangan gizi
Berbagai pengalaman berdasarkan bukti Mobilisasi sumber daya untuk
perbaikan gizi baik yang berasal dari pemerintah, dunia usaha,
mitra pembangunan dan masyarakat
Jenis-jenis intervensi gizi spesifik yang cost efektif adalah
sebagai berikut : C.1.1. Ibu Hamil 1. Suplementasi besi folat
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu
secara gratis dengan mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1
tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara
dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat). Setiap ibu hamil
dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu tablet
setiap hari selama masa kehamilannya sampai empat puluh hari
setelah melahirkan. (Sudiyati, 2010)2. Pemberian makanan tambahan
pada ibu hamil KEK 3. Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil 4.
Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang
positif malaria
C.1.2. Kelompok 0 6 Bulan 1. Promosi menyusui (konseling
individu dan kelompok)
C.1.3. Kelompok 7 23 Bulan 1. Promosi menyusui 2. KIE perubahan
perilaku untuk perbaikan MP ASI 3. Suplementasi Zink 4. Zink untuk
manajemen diare 5. Pemberian Obat Cacing 6. Fortifikasi besi 7.
Pemberian kelambu berinsektisida dan malariaKonseling gizi bagi ibu
hamil dan ibu anak-anak muda mengenai praktek pemberian makanan
bayi dan anak yang tepat ( inisiasi pemberian ASI dalam jam pertama
kelahiran, pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan, pengenalan MP-ASI
mulai usia 6 bulan, pemberian ASI sampai usia minimal 2 tahun Gizi
Makro dan mikro pada perempuan hami dan anak meliputi :a.
Suplementasi asam folar dan besi pada ibu hamilb. pemberian garam
beryodium pada semua Rumah Tanggac. suplementasi vitamin A pada
anak anak usia 6-59 buland. suplementasi seng untuk diare pada anak
usia >6 bulane. perilaku kebersihan yang baik dalam kehamilan,
masa bayi, usia dinif. pemberantasan cacing bagi ibu dan anak usia
1-5 tahung. pengobatan pada anak yang sangat kurus dengan
menggunakan makanan terapeutik siap pakaih. suplementasi kalsium
pada ibu hamili. Pemberian Makanan Tambahan pada ibu hamil yang
mengalami KEK dan KEP(Unicef, 2012)3. Bahan makanan lokal Papua
yang bisa digunakan untuk food formulation dengan mempertimbangkan
faktor sosio budayaAspek Sosial Budaya yang mempengaruhi: Fungsi
sosial makanan Nilai Komunikasisebagian besar dari rumah tangga
menggunakan ubi jalar sebagai makanan pokok utama masyarakat
Wamena, pandangan masyarakat sendiri terhadap ubi jalar bahwa bila
mereka memberi hadiah atau bingkisan ubi jalar kepada orang lain
maka nilai penghargaan maupun prestise lebih tinggi dibandingkan
jika menggunakan makanan pokok lainnya. Nilai ReligiMasyarakat
memiliki pandangan bahwa ubi jalar sebagai makanan yang dibawa oleh
nenek moyang, jadi harus dijaga dan dihormati sebagai bentuk
penghargaan terhadap leluhur mereka. Nilai persahabatanRumah Tangga
menghidangkan semua jenis makanan pokok yang ada di rumah untuk
menjamu tamu.Sedangkan rumah tangga yang hanya menghidangkan satu
jenis makanan pokok (ubi jalar) hal ini disebabkan karena hanya
jenis makanan pokok tersebut yang mereka miliki Nilai ekonomijenis
makanan pokok yang uatma di masyarakat Wamena adalah ubi
jalar,singkong dan talas, hal ini disebabkan hanya jenis makanan
pokok tersebut yang layak ditanam masyarakat. Sebelum dijual ke
pasar terlebih dahulu kepala rumah tangga atau ibu rumah tangga
mengambil secukupnya untuk dikonsumsi rumah tangga. Sisanya yang
kemudian dijual ke pasar (Mapadin, 2006) Adanya pantangan
makananSuatu penelitian di salah satu suku di Papua yaitu suku
Kamoro mendapatkan beberapa jenis makanan yang pantang untuk
dikonsumsi pada saat hamil dan nifas. Yaitu: Ibu Hamil Ikan Belut
(Menyebabkan anak cacat) burung kasuari (mata bayi kerjap-kerjap)
penyu (jari kaki dan tangan anak akan seperti kura-kura) kelapa
putih (bayi besar) Ibu Nifas ulat tambelo sagu bola ikan mulut
kipas ikan kakap ikan pari cumi-cumi kus-kus kura-kura biawak
daging anjing cendrawasih (Alwi, 2011)4. Standar penambahan BB pada
ibu hamil?Untuk ibu normal: No.IMT pra-hamilStatus GiziKenaikan
Berat Badan (kg)Jumlah (kg)
Trimester ITrimester IITrimester III
1.< 18,5KEK1,5 2,04,5 6,56,5 9,512,5 18,0
2.18,5 - 25Normal1,5 2,04,0 6,06,0 8,011,5 16,0
3.> 25,0 29Overweight1,0 1,52,5 4,03,5 6,07,0 11,5
4.> 29Obesitas0,5 1,02,0 4,03,5 5,06,0 10,0
(Kemenkes RI, 2010)
a. Sedangkan pada ibu pendek yang hamil penambahan BB sekitar
8,8 16 kg dan b. Ibu Pendek yang memiliki Janin kembar
penambahannya sekitar 15,4 20,4 kg( Najoan, 2011)
5. Standar PMT pada Ibu hamil -> Dasar Penyusunan Resep
Makanan Tambahan Ibu Hamila. Resep ini disusun atas dasar
perhitungan tambahan kebutuhan gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil
sesuai dengan AKG 2004b. Menurut AKG perhitungan kalori dan protein
yang dibutuhkan pada tiap trimester adalah :Trimester 1 : 100 kkal,
17 gram proteinTrimester 2 : 300 kkal, 17 gram proteinTrimester 3 :
300 kkal, 17 gram proteinc. Sedangkan, berdasarkan teori kenaikan
berat badan ibu hamil selama kehamilan, yang dibutuhkan adalah
tambahan energi sebesar :Trimester 1 : 0 - 100 kkalTrimester 2 dan
3 : 350-500 kkald. Maka, penyusunan resep dalam buku ini
mempertimbangkan kedua pedoman tersebut, yaitu resep yang disusun
mempunyai nilai gizi per saji.Energi : 100 - 150 kkalProtein : 5 -
7 gramIbu hamil dapat memilih resep sesuai dengan kemampuan dan
kesukaan. Ibu hamil trimester 1 dapat mengonsumsi minimal satu saji
setiap harinya. Khusus ibu hamil trimester 1 selain 1 saji PMT,
untuk mencukupi asupan protein perlu ditambahkan 1 ptg sdg lauk
hewani/ 1 btr telur/ 1 gelas susu/2 ptg sdg lauk nabati.Keterangan
:ptg = potong 1 ptg lauk hewani = 50 grsdg = sedang 1 ptg lauk
nabati = 50 gr 1 btr telur = 55 gr 1 gelas susu = 200 grIbu hamil
trimester 2 dapat mengonsumsi minimal dua saji setiap harinya.Ibu
hamil trimester 3 dapat mengonsumsi 3 saji dengan resep yang
bervariasi.e. Dalam menyiapkan dan memasak makanan tambahan ibu
hamil harus memperhatikan kemungkinan kehilangan zat gizi selama
proses tersebut.f. Cara menghindari kehilangan zat gizi tersebut
dapat dilakukan : Semua bahan sebaiknya dicuci dahulu sebelum
dipotong. Memasak tidak terlalu lama (misalnya : sayuran dimasak
3-5 menit). Daging dicincang dahulu sebelum dimasak sehingga waktu
memasak akan lebih singkat (10-15 menit). Ikan dikukus terlebih
dahulu baru dipisahkan dari tulangnya lalu masak sebentar (5-10
menit). Buah sebaiknya dimakan segar, kecuali nenas dan nangka
sebaiknya dimasak sebentar (5 menit).(Kemenkes RI, 2010)6. Apa
jenis-jenis food formulation yang digunakan?a. Fortified Blended
Foods (FBF) FBF adalah campuran dari sereal dan bahan yang lain
(seperti kedelai, beans dan biji-bijian lainnya) yang digiling,
dicampur dan dimasak terlebih dahulu oleh ekstrusi dan panggang
serta difortifikasi dengan jumlah yang cukup dengan jumlah vitamin
dan minerals yang cukup besar. Namun sekarang telah dikembangkan
FBF yang terbaru yaitu meliputi susu, minyak, gula dan vitamin dan
mineral yang mendukung dengan beberapa bahan yang khusus diproses
untuk menurunkan zat anti gizi FBF digunakan sebagai pengganti
bubur lokal tradisional atau sebagai tambahan bubur tradisional.
Contoh: fortifikasi sereal bayi yang terbuat dari beras, gandum,
jagung, atau milet, kedelai, kacang, atau susu, gula, minyak.
Contoh produk: pada fortifikasi sereal bayi terbuat dari jagung,
contoh produk Favina dari Vietnam, Mi Papilla (Ekuador), Koba Aina
(Madagaskar) FBF mulai dikembangkan menggunakan sumber lemak
tambahan yang mengandung asam lemak esensial, protein bermutu
tinggi, dan/ atau makromineral seperti kalsium dan fosfor.
Kelebihan: dapat diproduksi di semua tempat Kekurangan: densitas
energy terlalu rendah dan viskositas terlalu tinggi untuk anak anak
malnutrisi.b. Micronutrient Powders (MNP) Hanya vitamin dan mineral
yang ditambahkan ke dalam makanan bayi tradisional, digunakan
sebagai point of use fortificant atau home fortificant. Contoh:
fortified powder, crushable tablet. Contoh produk: Sprinkles,
Chispitas (Bolivia) Micronutrien powder didesain dengan menggunakan
carrier seperti maltodextrin atau tepung beras dalam jumlah yang
kecil. Dari aspek gizi, carrier ini tidak secara signifikan
meningkatkan intake makronutrien, tetapi dapat mempengaruhi apakah
produk tersebut dianggap sebagai makanan atau obat. MNPs adalah
bentuk sachet kecil yang terdiri atas campuran mikronutrient yang
ditambahkan bahan padat atau semi padat setelah persiapan dan
sebelum dikonsumsi. Bahan ini tidak berasa, tidak berbau dan mudah
tidak larut dalam hampir makanan panas. MNPs tidak menyediakan
energi tetapi menyediakan RNI dalam setiap kebutuhan gizi orang.c.
Commercial infant cerealsd. Ready to use foods (RUF)Contohnya:
biscuit Kelebihan: dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dan
dapat digunakan di komunitas maupun rumah tangga. Kekurangan:
mahalnya bahan bahan dalam pembuatan. RUF adalah makanan yang tidak
perlu diproses, dimasak atau dicampur dengan air. RUFs secara umum
terbuat dari kecang-kacangan, gula, susu bubuk, minyak sayur dan
vitamin serta minerals ataupun dibuat berdasakan kacang buncis atau
komoditi yang lainnya. Pengemasan dapat dengan mudah dibuka dan
makanan dapat langsung dimakan. RUF rendah kandungan airdan tidak
memerlukan air atau proses memasak sehingga kontaminasi rendah.
Ready to Use Therapeutic Foods (RUTF)RUTF adalah makanan tinggi
energi kaya mineral dan vitamin khususnya dikhususkan untuk merawat
Severe Acute Malnutrition tanpa komplikasi medis pada level
komunitas. RUTF diberikan selama 6-8 minggu dan anak-anak yang
tidak butuh makanan lainnya selain ASI Ready-to-Use Supplementary
Food (RUSF)RUSF adalah khusus digunakan untuk perawatan dari
malnutrisi akutpada anak usia 6-59 bulan. RUSF difortifikasi dengan
mikronutrients dan asam lemak esensial dengan kualitas protein yang
sesuai yang dibutuhkan untuk anak-anak. Lipid nutrient spread (LNS)
LNS digunakan untuk menggambarkan produk seperti pasta dari lemak.
LNS berbeda formulasinya dan dosisnya yang disesuaikan dengan
tujuan. Terdapat kuantitas yang berbeda di setiap dosisnya yaitu
kecil, sedang dan besar.e. Complementary Food Supplements (CFS)
Didefinisikan sebagai makanan pelengkap berbasis pangan dengan
penggunaan/diet yang dapat dicampur dengan atau dikonsumsi
langsung. Tujuannya adalah menambah nilai gizi suatu makanan. Ada 4
macam Complementary Food Supplements: Mincronutrients Powder (MNP),
Powdered CFS consisting of protein and/or specific amino acid,
Powdered CFS consisting of protein and/or specific amino acid,
enzyme and MNs, dan Lipid-based nutrient supplement (LNS).
Contoh:fortifikasi selai kacang, fortifikasi susu kedelai tinggi
lemak Contoh produk: Ready to use suplementary food, tetapi
diberikan dalam jumlah yang lebih kecil dari rekomendasi pemberian
makanan tambahan. Nutributter CFS juga dapat memberikan kandungan
lemak tinggi dari diet normal, asam lemak esensial, susu,
mikronutrien, macrominerals, dan protein mutu tinggi. Lipid- based
nutrient supplement seperti Nutributter merupakan subkategori dari
CFS.(Food and Nutrition Bulletin, 2009) Di dalamnya terdapat
micronutrirnt powders (MNP); CFS bubuk yang mengandung
mikronutrien, protein, asam amino dan atau enzim; lipid based
nutrient supplements (LNS), 120 500 kkal/hari, mengandung bubuk
susu, minyak sayur berkualitas tinggi (high quality vegetable oil),
pasta kacang (peanut paste), gula, dan mikronutrien. (saskia de
pee, www.gainhealth.org, Vijay D.)f. Formula Makanan Pengganti
(Formulated Meal Replacements)Definisi: Formula makanan pengganti
(formulated meal replacements) adalah makanan tunggal atau makanan
pilihan yang telah dikemas yang digunakansebagai pengganti satu
atau lebih makanan sehari-hari tapi bukan sebagaipengganti makanan
secara keseluruhan. Karakteristik dasar: Setiap takaran saji harus
mengandung tidak kurang dari 12 g protein, 850 kJ (200kkal) dan 25
% AKG untuk vitamin dan mineral(Saskia de Pee, 2009)7. Jenis-jenis
klaim dan standar klaim suatu produk makanana. Klaim gizi (meliputi
klaim kandungan gizi dan klaim perbandingan zat gizi)Klaim gizi
yang diizinkan terkait dengan energi, protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral, serta turunannya yang telah ditetapkan dalam
ALG.(1) Klaim kandungan gizi- Klaim rendah (nama komponen pangan)
atau bebas (nama komponen pangan) hanya boleh digunakan pada Pangan
Olahan yang telah mengalami proses tertentu sehingga kandungan zat
gizi atau komponen pangan tersebut menjadi rendah atau bebas dan
harus sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
ini.- Pangan Olahan yang secara alami rendah atau bebas mengandung
komponen tertentu, dilarang memuat klaim kandungan zat gizi rendah
atau bebas yang terkait dengan komponen tersebut.(2) Klaim
Perbandingan Zat Gizi- Pangan Olahan yang dibandingkan adalah
pangan sejenis, tetapi dengan varian yang berbeda dari produsen
yang sama- Perbedaan kandungan dinyatakan dalam persentase, pecahan
atau dalam angka mutlak terhadap pangan sejenis- Perbedaan relatif
kandungan zat gizi yang dibandingkan sekurang-kurangnya10 % ALG
(lebih tinggi atau lebih rendah) untuk zat gizimikro, sedangkan
untuk energi dan zat gizi lain sekurang-kurangnya25 % (lebih tinggi
atau lebih rendah); dan- Perbedaan mutlak sekurang-kurangnya
memenuhi persyaratan kandungan rendah atau sumber sebagaimana
ditetapkan dalam klaim kandungan zat gizi.Tipe
KlaimPersyaratanKondisi
Dikurangi/ kurang dari/ kurang /fewer /light atau istilah lain
yang maknanya sama. 1. Perbedaan relatif kandungan untuk zat gizi
mikro terhadap pangan yang dibandingkan sekurang-kurangnya10 %
ALG.2. Perbedaan relatif kandungan energi dan zat gizi lain
terhadap pangan yang dibandingkan sekurang-kurangnya 25 %.3.
Perbedaan mutlak sekurang-kurangnyaMemenuhi sebagaimana ditetapkan
dalam klaim kandungan zat gizi. - Produk merupakan formulasi baru.
Dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen yang sama,
kandungan zat gizi yang dibandingkan lebih rendah atau tinggi.-
Pada label dan iklan pangan harus dinyatakan dengan jelas produk
yang dibandingkan.- Perbedaan kandungan dinyatakan dalam
presentase, pecahan atau dalam angka mutlak terhadap pangan yang
dibandingkan dalam jumlah yang sama.
Ditingkatkan (Increased)/ lebihdari / lebih /(morethan) /ekstra
(extra)/ diperkaya(enriched)/ plus/ ditambahkan/difortifikasi 1.
Perbedaan relatif kandungan untuk zat gizi mikro terhadap pangan
yang dibandingkan sekurang-kurangnya10 % ALG.2. Perbedaan relatif
kandungan energi dan zat gizi lain terhadap pangan yang
dibandingkan sekurang-kurangnya25 %.3. Perbedaan mutlak
sekurang-kurangnyaMemenuhi sebagaimana ditetapkandalam klaim
kandungan zat gizi.
b. Klaim Kesehatan(1) Klaim fungsi zat gizi Pangan olahan yang
mencantumkan klaim fungsi zat gizi sekurang-kurangnya harus
memenuhi persyaratan sumber(2) Klaim fungsi lain Berkaitan dengan
efek positif untuk memperbaiki fungsi tubuh dan memelihara
kesehatan(3) Klaim penurunan risiko penyakit Dihubungkan dengan
menurunkan risiko penyakitc. Klaim indeks glikemik- Pangan Olahan
dengan klaim indeks glikemik merupakan Pangan Olahan yang
mencantumkan kategori dan nilai indeks glikemik.- Kategori indeks
glikemik terdiri atas:a. indeks glikemik tinggi dengan nilai indeks
glikemik lebih dari 70b. indeks glikemik sedang dengan nilai indeks
glikemik antara 55-70c. indeks glikemik rendah dengan nilai indeks
glikemik kurang dari 55(BPOM, 2011)Standart
(BPOM, 2011)
8. Cara membuat formulasi makanan Dilihat dari jenis formulasi
makanan. Langkah-langkahnya sebagai berikut: Tahap I : Pemilihan
local-food-based yang akan digunakana) Menetapkan standar/kriteria
bahan makananb) Melakukan survey lapangan terhadap potensi bahan
makanan lokalc) Melakukan analisis alternatif untuk beberapa bahan
makanan yang sesuai kriteriad) Mendapat pilihan bahan makanan
sebagai bahan dasar produksiTahap II : Perencanaan Formula
Makanana) Mengidentifikasi sasaranb) Mempelajari standar aturan
food formulationc) Menentukan komposisi bahan-bahan penyusun yang
akan digunakan (sesuai aturan)d) Menentukan proses
pengolahan/produksi dan teknologi serta efek prosesnyae) Storage
studiesTahap III : Analisa Produk Uji organoleptik produk, dana
analisis kimia, fisik, dan fungsional produk.Uji organoleptik
dilakukan untuk mengetahui batas penerimaan konsumen terhadap
produk yang akan disajikan melalui uji kesukaan / hedonik. Uji
fisik, parameter yang diuji adalah viiskositas, densitas kamba, dan
daya serap air. Uji kimia, meliputi pengukuran kadar air, kadar
abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat,
kadar vitamin A dan D, vitamin C, kadar mineral CA, Na, Fe, Zn, I,
dan logam berat yaitu As, Sn, Hg, Pb. Uji mikrobiologi, meliputi
Angka Lempeng Total, MPN coliform, Salmonella, dan
Staphylococcus.Metode pengujian organoleptik:Skala yang digunakan
harus :a. Berarti pada subjek : kata-kata yang digunakan untuk
pertanyaan dan/atau skala untuk merespon harus familiar, mudah
dimengerti dan tidak ambigu pada subjek. Kata-kata harus
berhubungan dengan produk b. Tidak susah saat digunakan :
form/tugas untuk penguji serta skala harus mudah untuk digunakanc.
Relevan : berhubungan dengan validitas skalad. Sensitive dengan
perbedaane. Menyediakan untuk variasi analisa statistic
- Different test Untuk menentukan apakah ada perbedaan sifat
sensorik atau organoleptik antara 2 sampel. Macam:Uji pasangan,
segitiga, duo- trio, pembanding ganda, pembanding jarak, pembanding
tunggal, pasangan jarak, uji tunggal.- Preference test/ Acceptance
test Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat
kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Uji
penerimaan lebih subjektif dari uji perbedaan. Tujuan untuk
mengetahui apakah suatu komoditi/ sifat sensorik tertentu dapat
diterima oleh masyarakat. Macam: uji hedonik dan uji mutu hedonik.-
Pengujian skalar Panelis diminta untuk menyatakan besaran kesan
yang diperolehnya. Macam: uji skalar garis, uji skor, uji
perbandingan pasangan, uji perbandingan jarak, uji perjenjangan.-
Pengujian deskripsiPengujian ini merupakan penilaian sensorik yang
didasarkan pada sifa- sifat sensorik yang lebih kompleks atau yang
meliputi banyak sifat- sifat sensorik, karena mutu komoditi umumnya
ditentukan oleh beberapa sifat sensorik.(The New Zealand Institute
of Food Science & Technology Inc, - )Uji ketahanan produkUji
ketahanan produk bisa dilakukan dengan cara mengemas produk dengan
Polyethylene dan membungkusnya pada kemasan rapat untuk waktu 3
bulan dengan temperature tertentu. Setiap sample dikemas dengan
ukuran 100 gr dan disimpan pada suhu ruang selama 90 hari. Setiap
sampel diperiksa secara periodic pada hari ke-0, 30, 60 dan 90.
Diperhatikan kandungan keasaman asam lemak yang dianalisa sebagai
indikator dari ketengikan.Tahap IV : Perencanaan Pelabelan dan
Pengemasana) Mempelajari standar regulasi pendaftaran produk dan
sertifikasi halalb) Mempelajari standar regulasi food labeling,
nutritional fact, dan klaim(http://www.nzifst.org.nz, emi sukaesih
2012)9. Cara mendapatkan sertifikat halala. setiap produsen yang
menginginkan sertifikasi halal bagi produknya harus terlebih dahulu
mengisi formulir pendaftaran yang telah tersedia dengan menyertakan
hal-hal berikut : foto copy KTP foto copy SP PIRT (Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) Spesifikasi dan sertifikat
halal bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong serta bagian
alur proses produksi sistem jaminan halal yang dipaparkan dalam
panduan halal beserta prosedur baku pelaksanaannya. b. Tim Auditor
LP POM MUI akan melakkukan audit ke lokasi produsen. hal ini
dilakukan setelah formulir telah dikembalikan ke LP POM dan
diperiksa kelengkapannya.c. Hasil audit dan laboratoriu di evaluasi
dalam rapat tenaga ahli LP POM MUI. jika memenuhi persyaratan makan
di buat laporan hasil audit untuk diajukan kepada sidang komisi
fatwa MUI dengan tujuan untuk diputuskan status kehalalannya. d.
sidang komisi fatwa MUI dapat molak laporan hasil audit. penolakan
tersebut dikarenakan ersyaratan yang telah ditentukan belu
terpenuhi. e. sertifikat halal dikeluarkan oleh MUI setelah
ditetapkan status kehalalannya oleh komisi fatwa MUIf. perusahaan
yang produknya telah mendapat sertifikat halal harus mengangkat
auditor halal internak sebagai bagian dari sistem jaminan halal.
jika kemudian ada perubahan dalam penggunaan bahan baku, bahan
tambahan atau bahan penolong pada proses roduksinya makan pihak
auditor halal internal diwajibkan segera melapor untuk mendapatkan
ketitikberatan penggunaanya. (LP POM MUI Jawa Tengah)g. Masa
berlaku sertifikat halal sebagai berikut. Sertifikat halal hanya
berlaku selama dua tahun. Untuk daging ekspor, surat keterangan
halal diberikan untuk setiap pengapalan. Tiga bulan sebelum
berakhir masa berlakunya sertifikat, LP POM Majelis Ulama Indonesia
akan mengirim surat pemberitahuan kepada produsen yang
bersangkutan. Dua bulan sebelum berakhir masa berlakunya
sertifikat, produsen harus mendaftarkan produknya kembali utuk
sertifikat halal yang baru. produsen yang tidak memperbaharui
sertifikat halalnya, tidak diizinkan lagi menggunakan sertifikat
halal tersebut. Kemudian sertifikat halal itu dihapus dari daftar
yang terdapat dalam majalah resmi LP POM Majelis Ulama Indonesia.
Jika sertifikat halal hilang, pemegang harus melaporkannya ke LP
POM Majelis Ulama Indonesia. Sertifikat halal yang dikeluarkan oleh
Majelis Ulama Indonesia adalah milik MUI,. Oleh karena itu, jika
sesuatu hal diminta kemabali oleh MUI maka pemegang sertifikat
halal wajib menyerahkannya. Keputusan Mejelis Ulama Indonesia yang
didasarkan atas fatwa MUI tidak dapat diganggu gugat.h. Prosedur
perpanjangan sebagai berikut: Jika produsen bermaksud memperpanjang
sertifikat yang dipegangnya, harus mengisi formulir pendaftaran
yang telah disediakan. Pengisian formulir disesuaikan dengan
perkembangan terakhir produk. Perubahan bahan baku, bahan tambahan,
dan bahan penolong serta pengelompokkan produk harus diinformasikan
kepada LP POM MUI. Produsen berkewajiban melengkapi dokumen terbaru
tentang spesifikasi, sertifikat halal, dan bagan alir proses. (LP
POM MUI Jawa Tengah)
Berikut contoh jenis-jenis label halal palsu yang beredar di
pasaran dan label halal resmi yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI :
Contoh logo halal palsu atau abal-abal yang beredar di
pasaran
Logo halal resmi yang dikeluarkan LPPOM MUI
10. Peraturan mengenai pelabelan makanan Pencantuman label di
dalam dan/atau pada Kemasan Pangan ditulis atau dicetak dengan
menggunakan bahasa Indonesia serta memuat paling sedikit keterangan
mengenai:a. nama produkb. daftar bahan yang digunakanc. berat
bersih atau isi bersihd. nama dan alamat pihak yang memproduksi
atau mengimpore. halal bagi yang dipersyaratkanf. tanggal dan kode
produksig. tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsah. nomor izin edar
bagi Pangan Olahan dan i. asal usul bahan Pangan
tertentu.(Undang-Undang no 18 tahun 2012 tentang Pangan) Keterangan
atau pernyataan tentang pangan olahan dalam label harus benar dan
tidak menyesatkan baik mengenai tulisan, gambar, atau bentuk apapun
lainnya. Label memuat tulisan yang jelas, mudah dibaca, teratur,
dan tidak berdesak-desakan. Penggunaan latar belakang baik berupa
gambar, warna maupun desain tidak boleh mengaburkan tuliasn pada
label. Pelabelan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah
lepas dari kemasan, tidak mudah luntur atau rusak, dan terletak
pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dbaca label
melekat kuat sehingga tidak mudah merusak label/kemasan lainnya
pencantuman tentang manfaat pangan bagi kesehatan harus didukung
dengan fakta ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
ketetapan peraturan yang ada(Peraturan Kepala BPOM, 2011)
11. Format penulisan informasi gizi? standard/horizontal/linear
format: biasanya digunakan untuk semua makanan, bermacam-macam
makanan misalnya sekotak coklat, dan dinyatakan sebagai nilai
komposit tunggal. harus digunakan untuk produk dikemas mengandung
bermacam-macam makanan yang sama dimana 1 porsi hanya terdiri dari
salah satu makanan dan informasi untuk melayani ukuran, energi dan
nutrisi inti adalah sama untuk semua item simplified formats untuk
makanan yang nilai gizinya adalah 0 sebagaimana yang dilaporkan
dalam NFT, selama tujuh atau lebih kalori dalam nutrisi inti,
contohnya: beberapa selai, soft drinks Dual Format Foods Requiring
Preparation untuk makanan yang membutuhkan persiapan sebelum
konsumsi atau makanan yang lazimnya disajikan atau dikombinasikan
dengan makanan lain, misalnya: mie instan, sarapan sereal kering
akan disajikan dengan susu Aggregate Format Different Kinds of Food
untuk produk yang dikemas dengan mengandung macam-macam makanan
dari jenis yang sama, atau paket yang berisi baha secara terpisah
dikemas atau makanan yang dimaksudkan untuk dimakan bersama- sama,
misalnya sekotak macam coklat Dual Format Different Amounts of Food
untuk kasus dimana sangat cocok untuk memberikan informasi nutrisi
untuk makanan yang memiliki lebih dari satu takaran sajinya
Aggregate Format Different Amounts of Food unutk kasus dimana
sangat cocok untuk memberikan informasi nutrisi untuk makanan yang
lebih dari satu jumlah, unutk mencerminkan penggunaan yang berbeda
atau unit yang berbeda dari ukuran makanan(Goverment of canada,
2014)a. Format Baku di IndonesiaFormat Informasi Nilai Gizi pada
label pangan yang diuraikan berikut ini meliputi antara lain
bentuk, susunan informasi dan cara pencantumannya. Berdasarkan luas
permukaan label pangan, format Informasi Nilai Gizi dikelompokkan
atas: 1) Format VertikalUntuk kemasan dengan luas permukaan label
lebih dari 100 cm2. Format Vertikal terdiri dari beberapa model
sesuai dengan peruntukan masing-masing yaitu: a. UmumFormat Umum
terdiri atas 3 (tiga) bagian:(1) Tulisan INFORMASI NILAI GIZI serta
keterangan tentang takaran saji dan jumlah sajian per kemasan.(2)
Keterangan yang berkenaan dengan kandungan zat gizi. Bagian ini
dibagi atas 3 (tiga) sub bagian dan diawali dengan kalimat JUMLAH
PER SAJIAN. Sub bagian pertama memuat informasi yang berkenaan
dengan energi. Sub bagian kedua memuat keterangan yang berkenaan
dengan lemak, protein, karbohidrat, dan natrium. Sub bagian ketiga
memuat keterangan tentang vitamin dan mineral lainnya. (3) Catatan
kaki yang menerangkan bahwa perhitungan persentase AKG dilakukan
berdasarkan energi 2000 kkal dan kebutuhan masing-masing orang
mungkin berbeda-beda.
2) Format HorizontalUntuk kemasan dengan luas permukaan label
kurang dari atau sama dengan 100 cm2. Format Horizontal terdiri
dari: Format tabularKeterangan yang dimuat dalam format ini
disajikan dalam bentuk kolom dan baris:(1) Kolom pertama memuat
tulisan INFORMASI NILAI GIZI serta keterangan tentang takaran saji,
jumlah sajian per kemasan dan keterangan mengenai energi.(2) Kolom
kedua menyajikan keterangan yang berkenaan dengan lemak dan protein
dalam persen AKG per sajian.(3) Kolom ketiga dicantumkan uraian
yang berkenaan dengan karbohidrat dan natrium.(4) Uraian mengenai
vitamin dan mineral lainnya dimuat dalam kolom tersendiri di bawah
kolom kedua dan ketiga.(5) Baris paling akhir adalah catatan kaki
yang menerangkan bahwa perhitungan persentase AKG dilakukan
berdasarkan energi 2000 kkal dan kebutuhan masing-masing orang
mungkin berbeda-beda.
Format LinierDalam format linier, seluruh informasi dicantumkan
dalam satu kolom.
3) Format untuk kemasan pangan dengan luas permukaan label
kurang dari atau sama dengan 30 cm2. Informasi Nilai Gizi dapat
dilakukan dengan mencantumkan nomor telepon atau alamat lengkap
untuk memperoleh Informasi Nilai Gizi. Ketentuan tersebut hanya
diperbolehkan jika tidak terdapat klaim kandungan gizi, klaim
fungsi gizi, klaim kesehatan atau informasi gizi lainnya pada label
pangan tersebut.
4) Jika luas permukaan label lebih dari 100 cm2, namun bentuk
kemasan tidak dapat mengakomodasi format vertikal, maka pencantuman
Informasi Nilai Gizi dapat menggunakan format horizontal (Peraturan
kepala BPOM, 2011).b. Format menurut FDA 1) Format secara umum
dalam bentuk vertical maupun horizontalBentuknya hampir sama
seperti di Indonesia, tetapi ada tambahan informasi pada catatan
kaki, yaitu di bawah keterangan persen AKG terdapat penjelasan
tentang kebutuhan kalori 2000 dan 2500 serta konversi kalori ke
gram.Format general dalam bentuk vertical:
Format general dalam bentuk horizontal :
2) Format label spesifik(a) Bilingual FormatKetika informasi
nilai gizi harus disajikan dalam 2 bahasa, dapat disajikan dalam
label yang terpisah atau dalam satu label nutrition fact,
menerjemahkan semua informasi yang diperlukan.
(b) Variety packs/Aggregate FormatKetika dalam satu kemasan
berisi dua atau lebih jenis makanan, maka informasi nilai gizi
disajikan untuk setiap produk makanan yang berbeda dalam satu
label.
(c) AS package/As prepared/Dual Column FormatUntuk pangan yang
dapat dikombinasikan sebelum dikonsumsi. Pada informasi nilai gizi
dicantumkan untuk kolom 1 informasi nilai gizi produk pangan tanpa
kombinasi/sebelum kombinasi, kolom 2 untuk produk yang setelah
dikombinasikan).
(d) Simplified FormatDapat digunakan jika setidaknya delapan
dari zat gizi terdapat dalam jumlah yang signifikan (kalori, lemak
total, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, sodium, KH total,
serat pangan, gula, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat
besi).
(Compendium of Templates for Nutrition Facts Tables, tanpa
tahun)3) Contoh format di Luar Negeri yang sesuai FDAAustralia dan
New Zaeland
Singapura
A. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIKESIMPULAN
REKOMENDASISkenario dalam PBL minggu ini dapat menambah dan
memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang formulasi makanan
termasuk bagaimana pembuatan label pangannya. Mahasiswa juga lebih
mengetahui formulasi makanan yang cocok untuk program PMT
pemerintah yang ditujukan bagi ibu hamil. Diharapkan dengan adanya
skenario ini dapat mempermudah mahasiswa dalam proses belajar dan
memahami lebih dalam tentang pembuatan formulasi makanan bagi
program PMT masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Qomariah. 2011. Aktivitas Sehari-hari, Pola Makan dan
Perilaku Pencaarian Pengobatan Ibu Hamil dan Nifas Suku Kamoro,
Papua. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Anik,
Sulistya dkk. 2013. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang
Nutrisi Selama Kehamilan. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika
Kesehatan.BPPOM RI. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Iindonesia Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011
Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan. Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Canadian Food
Inspection Agency. 2014. Nutrition Fact Table Format. Goverment of
Canada.De Pee, Saskia and Martin W. Bloem. 2009. Current and
potential role of specially formulated foods and food supplements
for preventing malnutrition among 6-23 months old and treating
moderate malnutrition among 6-59 months old children. Rome, Italy:
Parco deMediciDIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN
ANAK. 2013. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana
2014-2015. Food Nutrition Bulletin, Vol 30, No. 3, September 2009
(Supplement)Kemenkes. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta.Kennedy, Eileen T dan
Harold H. Alderman. 1987. Comparative Analysis of Nutritional
Efectiveness of Food Subsidies and Other Food-Related
Interventions. Washington : International Food Policy Research
Institute.Mahendratta, Meta , et al. 2009. Pengembangan BMC untuk
Balita dan Anak Sekolah Berbasis Pangan Lokal.Mapadin, Wahida Y.
2006. Hubungan Faktor-faktor Sosial Budaya dengan Konsumsi Makanan
Pokok Rumah Tangga pada Masyarakat di Kecamatan Wamena, Kabupaten
Jayawijaya Tahun 2005. Semarang : Universitas Diponegoro. Mary D.
Earle and Richard L. Chartered Inst. of Environmental Health.
http://www.nzifst.org.nz/creatingnewfoods/product_design5.htmMuwakhidah,
Siti Zulaekah. 2005. Hubungan Kenaikan BB Ibu Hamil dengan BB Bayi
Lahir. FK.UMSNajoan, dr.Johanis A dan dr.A altje E.
manapiring.2011. Hubungan Tingkat Sosio Ekonomi dengan KEK pada Ibu
Hamil di Keluraan Kombos Barat Kecamatan Singkil Kota
Manado.Nugrahini, dkk. 2014. Asupan Energi dan Protein Setelah
Program PMT pada Ibu Hamil. SurabayaNutritional Guidelines for
Complementary Foods and Complementary Food Supplements Supported by
GAIN. www.gainhealth.orgPeraturan Kepala BPOM. 2011. Pendaftaran
Pangan Olahan.Pratiwi, Agni Hadi. 2012. Pengaruh KEK dan Anemia
Saat Kehamilan terhadap BBLR dan nilai APGARPurnama, Candra. tt.
Sertifikat Halal dalam Produk UMKM. Jawa Tengah : LP POM MUI.
Sukaesih, Emi dan Setyadjit. 2012. Formulasi Pembuatan Flake
Berbasis Talas untuk Makanan Sarapan Energi Tinggi dengan Metode
Oven. Journal of Pasca Panen.Unicef. 2008. UNICEF Conceptual
Framework. http://www.unicef.org/nutrition/training/2.5/4.html.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2015.Unicef. 2012. Ringkasan Kajian
Gizi Ibu dan Anak.Vijay D. Wagh*, Bhawesh R. Deore. Ready to Use
Therapeutic Food (RUTF) An Overview. Department of Pharmaceutics,
R.C. Patel Institute of Pharmaceutical Education and Resesrc.
Maharashtra, India.
TIMPENYUSUNA. KETUADESAK MADE TRISNA U125070301111002
B. SEKRETARISFINDY SIRATU PUTRI125070300111012RIKI SATRIA
A125070300111023
C. ANGGOTA1. ZUNIA NGESTI R1250703001110052. DEWI NOORSYALI
HANDAYANI1250703001110063. AFRIELIA LAILY W1250703001110324. VIVIAN
DEVI EKA E1250703001110435. REDY AMUKTI1250703001110506. SOFIE AYU
MISRINA1250703011110017. RACHMI FARICHA1250703011110058. MAULIDATUL
KHASANAH1250703011110209. MONISKA DWIJANTI LUKIS12507030211100110.
RUDI NURYADI12507030711100211. RIZKA AYU RIFDAH
I125070300111050
a. FASILITATORRakhmib. PROSES DISKUSI1. KEMAMPUAN FASILITATOR
DALAM MEMFASILITASI Mampu mengarahkan mahasiswa dalam memenuhi
kompetensi yang akan dicapai. Mampu mengarahkan agar mahasiswa
tidak melenceng dengan kompetensi atau permasalahan yang terdapat
dalam kasus atau pembahasan yang sebenarnya. Mampu mengarahkan
mahasiswa agar tetap fokus dalam mengikuti diskusi.2. KOMPETENSI /
HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI Mahasiswa mampu
membuat dan merancang proposal promosi kesehatan sesuai anggaran
dan SWOT yang sesuai dengan promosi kesehatan Mahasiswa mampu
membuat formulasi makanan yang sesuai dengan standar PMT bagi ibu
hamil41