LAPORAN HASIL DISKUSI
PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok KLINIKSKENARIO Adakah Yang Mudah Saya Pahami?Minggu
ke-4Tanggal 13 Maret 2015 s.d 19 Maret 2015
Grup E
FILDZAH BADZLINA
(125070300111004)
DIAH NOOR ARIYANI MUAZ
(125070300111011)
FITRI IKRIMAH P U
(125070300111014)
NIKE NURJANNAH
(125070300111015)
ROSA NABILLA
(125070300111036)
RIZKY AYU DIELLA C
(125070300111048)
FARIKHA ALFI FAIRUZA
(125070301111007)
FIRDA AMALIA
(125070301111009)
DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA (125070301111013)
RAFIATUL HAYATI
(125070301111024)
NADIA ANGGIA MURNI
(125070301111028)
PUTRI MAMLUATUN N
(125070305111001)
ALTA DWI DINIENGGA B
(125070307111007)
ASTER ASIAN GRACE P
(125070307111021)
JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
ISI 3
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI 3
B. SKENARIO 3
C. DAFTAR UNCLEAR TERM.3
D. DAFTAR CUES.4E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.4
F. HASIL BRAINSTORMING.5
G. HIPOTESIS.9
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE.12
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.27
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.28
TIM PENYUSUN.30
ISI
A.KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
B.SKENARIO
Adakah Yang Mudah Saya Pahami?
Ny.K usia 54 tahun dating kepada Ahli Gizi di Poli Gizi RS,
tempat dia bekerja. Ny.K merupakan pegawai administrasi di RS
tersebut dengan latarbelakang pendidikan SMEA. Saat dating ke oli,
tampaknya Ny.K kesulitan berjalan. Ny.K mengeluh sendi-sendi
kakinya sakit, hal tersebut mengurangi kemampuan geraknya. Menurut
Ny.K, beliau telah didiagnosa Osteoartritis sejak 4 tahun yang
lalu. Rasa sakit tersebut ditambah pula dari hasil pemeriksaanasam
uratyang tinggi yaitu 6.1 mg/dl dan beban tubuhnya yang besar,
dimana berat badan Ny.K adalah 69 kg dengan tinggi badan 149 cm.
Kondisi kelebihan berat badan ini sudah terjadi sejak lama. Ny.K
menyatakan bahwa dia mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun
lalu. Hasil pemeriksaan tensi darah saat ini adalah 180/100 mmHg.
Terkait informasi diet yang sesuai dengan kondisinya, Ny.K tidak
pernah mencari tau. Ny.K beranggapan jika dia merasa sakit dia
dapat mengkonsumsi obat. Obat yang dikonsumsi furosemide 40 mg
rutin setiap hari dan codein 3x1 yang diberikan dokter untuk
dikonsumsi selama 7 hari. Saat berdiskusi dengan ahli gizi, Ny.K
sering menyampaikan adakah yang harus saya ketahui?. Dan dengan
masalah sulitnya dia memahami informasi medis, Ny.K mengatakan
adakah info yang mudah untuk dipahami? dan adakah media untuk
memudahkan saya memahami informasi yang saya butuhkan?C. DAFTAR
UNCLEAR TERM
1. Furosemid
Diuretik loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan hipertensi
(Dorland ,2008)2. Osteoartritis
Penyakit sendi degenaratif non inflamatorik yang ditandai dengan
degenerasi cartilage articularis, hipertrofi tulang pada tepi
tepinya, dan perubahan pada membrane sinovialis, disertai nyeri dan
kekakuan (Dorland, 2008)3. Codein
alkaloid napotik yang dieroleh dari opium yang berfungsi sebagai
analgensik dan antitusif dan antidiare (Dorland, 2008)4. Asam
Urathasil akhir dari metabolise purin berbentuk Kristal yang banyak
di persendian sehingga mnyebabkan penyakit asam urat dengan gejala
rasa sakit sendi. (kamus gizi,2010)5. Hipertensitekanan darah
arteri yang abnormal tinggi. Pada keadaan normal tekanan darah
berkisar 120/80. Hipertensi merupakan factor resiko dari penyakit
stroke, penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal (Kamus gizi,
2010)
D. DAFTAR CUES
ahli gizi diharapkan mampu menyampaikan informasi medis terkait
hipertensi, osteoartritis, asam urat dan obesitas yang mudah
dipahami dan dengan menggunakan media sebagai sarana untuk membantu
memudahkan pasien dalam memahami informasi yg diberikan
ahli gizi mampu menyampaikan informasi medis untuk Ny.K terkait
hipertensi osteoartritis, asam urat dan obesitas yang mudah
dipahami dan dengan menggunakan media sebagai sarana untuk membantu
memudahkan pasien dalam memahami informasi yang diberikan
Ahli gizi mampu memberikan asuhan gizi untuk Ny.K terkait
Hipertensi, osteoarthritis, obesitas serta membuat media informasi
yang tepat dan mudah dipahami
ahli gizi mampu memberikan asuhan gizi dan menyampaikan
informasi medis dan informasi gizi untuk pasien hipertensi,
osteoartritis dan obesitas dengan cara dan media yang mudah
dipahami oleh Ny.K
CUES yang disepakati
ahli gizi mampu menyusun informasi gizi yang dibutuhkan untuk
pasien hipertensi, Osteoartritis dan obesitas dengan bahasa yang
mudah dipahami dan media yang sesuai
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE1. Jelaskan gambaran umum (Faktor
resiko, Patofisiology, dan Etiology) dari penyakit Osteoartritis,
Hipertensi, Obesitas, Asam Urat!
2. Bagaimana keterkaitan (sebab-akibat) Osteoartritis,
Hipertensi, Obesitas, Asam Urat?
3. Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat furosemid dan
codein?
4. Bagaimana tujuan, syarat, prinsip diet, dan zat gizi terkait
penyakit?
5. Apa aktivitas fisik yang sesuai kondisi pasien?
6. Apa saja makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak
dianjurkan untuk pasien?
7. Bagaimana tips memilih bahan makanan dan cara
pengolahannya
8. Apa saja media dan alat bantu yangg digunakan untuk
menyampaikan informasi gizi dan media yang yang sesuai untuk
scenario?
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Gambaran umum (Faktor resiko, Patofisiologi, Etiologi)
Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam Urat.
Teori
Osteoartritis Patofisiology
Diawali dengan asam urat yang tinggi sehingga terjadi penumpukan
asam urat di sendi dan obesitas. Lalu menyebabkan Osteoartritis.
Konsumsi makanan tinggi purin berlebih lalu purin disimpan dalam
tulang/sendi sehingga terbentuk kristal menyababkan
Osteoartritis.EtiologyAktifitas berlebih pada saat usia lanjut,
obesitas, dan pola konsumsi yang salah.
Obesitas
Patofisiology
Obesitas terjadi karena kelebihan energi dalam waktu yang lama,
lalu energy disimpan dalam bentuk Trigliserida, sehingga berat
badan berlebih karena penumpukan trifliserida. Terjadilah
obesitas.Faktor resiko
Obese: Penyakit Degenaratif, Penyakit Jantung Koroner,
stroke
Etiology
konsumsi makanan tinggi lemak dan gaya hidup, genetic, pola
makan salah
Hipertensi
Hipertensi terjadi karena peningkatan tekanan darah arteri
secara persisten karena tinggi Natrium dalam darah. Natrium
mengikat cairan, sehingga tekanan darah meningkat., EtiologyPola
makan dan gaya hidup, genetik
Faktor Resiko
HT: Penyakit Jantung Koroner, stroke, penyakit ginjal
Asam Urat
Etiology
Asam urat terjadi karena konsumsi makanan tinggi purin
NarasiObesitas karena kelebihan asupan makanan dlam waktu ang
lama sehingga disimpan dalam tubuh menjadi lemak. Obesitas terjadi
karena apa yang dimakan tidak sesuai dengan yang dikeluarkan.
Osteoartritis terjadi karena kebanyakan makan makanan yang
mengandung tinggi purin disimpan dalam sendi sehingga membentuk
Kristal menyebabkan nyeri sendi. Banyak makan makanan tahu tempe,
jika terlalu sering maka akan kelebihan dalam tubuh,karena
kelebihan Berat badan dan makan tahu tempe jadinya tersimpan di
dalam tulang, jika dalam jangka waktu lama maka akan menyebabkan
Osteoartritis.hal ini juga bisa disebabkan oleh banyak makanan
seperti sarden sayuran hijau, atau yang asin-asin atau karena
obesitas. Jadi tulang tidak mampu menopang beban yang semestinya
Hipertensi karena kebanyakan makan makanan asin asin, berkaleng,
instan, berpenyedap sehingga darah menjadi kental menyebabkan
tekanan darah meningkat. biasanya ditandai dengan pusing
2. Keterkaitan (sebab akibat) Osteoartritis, Hipertensi,
Obesitas, Asam urat
Teori
Pola hidup dan makan salah serta aktifitas fisik rendah ,
pemilihan makanan yang dikonsumsi salah, sehingga muncul
hipertensi. Karena tidak tau kebutuhan energy dan aktifitas fisik
kurang, jadi menyebabkan obesitas. Lemak terlalu banyak terikat di
tulang sehingga tulang tidak kuat menopang. Kebanyakan makan
makanan tinggi purin, sehingga asam urat menumpuk sehingga terjadi
osteoartritisObesitas lalu hipertensi,Asam urat dan Osteoartritis.
NarasiKelebihan berat badan terjadi karena banyak lemak.lemak-
lemak tersebut yang banyak nempel di pembuluh darah, sehingga
pembuluh darah menyempit . Ibarat sebuah selang, ketika ditutup
ujungnya, maka tekanannya akan meningkat. Oleh karena itu mengapa
obesitas menyebabkan hipertensiObesitas dan Osteoartritis ibarat
sebuah gantunga, ketika bebannya berat maka akan kesulitan menopang
beratnya sehingga rapuh. Itulah yang dinamakan osteoartritis3.
Bagaimana IOM furosemid codein
Furosemid : lebih baik batasi makanan tinggi garam dan tinggi
kalium. Hindari minum susu saat minum obat,Obat tidak diminum
bersamaan dengan teh, kopi,dan susu
Codein: menghindari makanan pemicu diare contoh susu, lebih baik
dikonsumsi dengan bawang putih, dan tidak diminum bersamaan dengan
teh ,kopi, susu
4. Prinsip Diet dan PengaplikasiannyaTujuan, Syarat dan Prinsip
DIet
Teori:Tujuan : Menurunkan berat badan pasien untuk mencapai
status gizi mendekati normal Mengurangi nyeri sendi
Menurunkan kadar asam urat
Menurunkan Tekanan darah pasien mencapai normal
Prinsip : Rendah purin, Rendah Natrium, Syarat: Karbohidrat
normal 50-65% : 65%
Lemak 10-20% : 20%
Protein 15-20 % :15%
Natrium : Rendah garam 3 1000-1200mg / hari
Vitamin C : 90 mg/hari untuk menurunkan asam urat
Narasi:
Untuk mengurangi nyeri sendi Menurunkan asam urat dengan
membatasi purin contohnya dalam tahu tempe Sedangkan untuk
menurunkan tekanan darah dengan mengurangi makanan asin dan makan
buah-buahan dan sayur bisa mempertahankan rasa kenyang ibu.
Aktivitas fisik yang sesuai kondisi pasienBerikut ini Aktivitas
fisik yang mungkin menjadi rekomendasi untuk Pemulihan
Osteoartritis
pergerakan tangan contohnya exercise barbel Kalau sudah tidak
nyeri, mulai aktifitas dengan kaki
Jalan-jalan santai 30-45 menit
Berenang , karena saat berenang beban tubuh berkurang sehingga
pergerakan lebih ringan, Stretching atau pemanasan
meditasi
Ahli gizi tidak menekankan Aktifitas fisik terlebih dahulu,
Aktivitas Fisik bisa dilakukan saat Sign Symptoms berkurang, Jadi
dilakukan intervensi diet terlebih dulu
Makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkan Makanan
yang tidak dianjurkan antara lain jerohan, kerang, sarden , bebek
karena tinggi purin. Makanan kaleng , biscuit , telor asin, abon
karena tinggi natrium.Makanan yang dianjurkan yaitu nasi, roti,
buah-buahan segar dan sayuran untuk mengatasi obesitas.Makanan yang
dibatasi yaitu tempe, tahu, ayam, sayur, bayam, dan
kacang-kacangan.
Tips memilih bahan makanan dan cara pengolahannya. daging ayam
yang tidak berkulit
Cara pengolahan ; minyak sedikit tumis kukus rebus, dipanggang,
dibakar
Pilih bahan makanan yang segar
Menghindari makan instan, penyedap,
5. Media dan alat bantu yg digunakan utk menyampaikan info gizi
dan media yang bisa digunakan sesuai skenario, alas an menggunakan
media yang dipilih
Flipchart
Video/ slideleafletAlat bantu media:
tab
laptopG.HIPOTESIS DK 1
H.HIPOTESIS DK 2
I.PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1. Gambaran umum dari OA, HT, Obese dan asam urat
(patofisiologi, etiologi dan faktor resiko).
a. Osteoartritis
Patofisiologi OA
Terjadi perombakan kartilago (tulang rawan) secara berulang
karena stress mekanik atau perubahan biokimia yang menyebabkan
pembentukan tulang terhambat (gagal) (American College of
Rheumatology, 2012).
Ada 3 mekanisme terjadinya osteoarthritis yaitu :
1. Peningkatan Matrix Metalloprotease (MMP)
Peningkatan matrix metalloprotease menyebabkan terhambatnya
produksi kolagen dan degradasi proteoglikan, sedangkan kolagen dan
proteoglikan merupakan penyusun matriks rawan sendi. 3 enzim
tersebut adalah Collagenase, stromelysin , dan aggrecanase
2. Inflamasi membrane synovial
Sintesis mediator seperti interleukin-1 beta (IL-1) dan TNF alfa
pada membrane synovial menyebabkan terjadinya degradasi tulang
rawan. Selain itu sitokin ini juga mampu meningkatkan sintesa enzim
MMP yang menghambat sintesa bahan2 matriks.
3. Stimulasi produksi nitric oxide (NO)
IL-1 menstimulasi produksi nitric oxide (NO) yang dapat
menyebabkan inflamasi. NO juga dapat menghambat produksi kolagen
dan sintesa proteoglikan.
Ketika produksi kolagen dan sintesa proteoglikan terhambat
menyebabkan kerusakan ekstraseluler matriks kemudian komponen
matriks masuk ke dalam cairan synovial dan menyebabkan inflamasi
pada membrane synovial sehingga menyebabkan osteoarthritis.
(Bachtiar, 2010)
Note:OA menyerang bagian kartilago. OA adalah peradangan di
bagian sendi-sendi yang menopang berat badan. Tapi kalau asam urat
sering di sendi lutut. Kalau osteoporosis adalah massa tulang
berkurang.
Etiologi Osteoarthritis (OA)
a. Primer : Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)b. Sekunder :
Posttraumatic Malformation
Malposition
Postoperative
Metabolic
Kelainan endokrin, seperti akromegali
Aseptic osteonecrosis (kurangnya aliran darah ditulang sendi
sehingga mudah break down) (Michael et. al , 2010)
Faktor resiko Osteoarthritis (OA)
Dapat dirubahPotensial dapat dirubahTidak dapat dirubah
Kegemukan/obesitasTraumaUsia (>40 tahun)
Kelemahan ototBerkurangnya proprioceptionJenis kelamin
Aktifitas fisik beratBiomekanik sendi yang jelek (misalnya
kelemahan sendi/laxity, penyakit cidera sendi)Keturunan
Tidak aktifKongenital
(Depkes, 2006 ; American College of Rheumatology, 2012).
Penjelasan faktor resiko Osteoartritis:1. Obesitas
Orang dengan obesitas berat dengan IMT >27 akan beresiko
terserang osteoarthritis lutut sebesar 2,51 kali lipat dibandingkan
orang yang tidak menderita obesitas berat.
2. Riwayat trauma lutut
Orang yang pernah mengalami trauma lutut beresiko terserang
osteoarthritis lutut sebesar 2,90 kali dibandingkan orang yang
tidak pernah mengalami trauma lutut. Trauma lutut beasanya terjadi
akibat kecelakaan, yang seringkali dianggap nasib atau takdir yang
tidak dapat diubah.
3. Kebiasaan aktivitas fisik berat
Orang yang mempunyai kebiasaan akivitas fisik berat akan
beresiko terserang osteoarthritis lutut sebesar 5 kali lipat
dibandingkan orang yang tidak biasa melakukan aktivitas fisik
berat. Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih
setiap hari), naik turun tangga setiap hari, berjalan jarak jauh (2
jam atau lebih setiap hari) merupakan factor resiko osteoarthritis
lutut.
4. Bekerja pada beban >17,5 kg
Orang yang memiliki kebiasaan bekerja dengan beban >17,5 kg
beresiko terserang osteoarthritis lutut sebesar 2,19 kali
dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan bekerja dengan
beban. Tekanan pada tulang rawan sendi lutut yang berlebihan secara
terus-menerus akan menyebabkan degenerasi meniscal dan robekan yang
memicu perubahan pada tulang rawan sendi lutut, sehingga rawan
terjadi osteoarthritis lutut. (Maharani, 2007)
Narasi Osteoarthritis
Kondisi tersebut ibarat rantai sepeda pancal dengan oli. Cairan
synovial diumpamakan sebagai oli yang berfungsi untuk pelumas,
mencegah ujung-ujung rantai bergesekan kuat dan terkikis. Begitu
juga pada kondisi nyeri tulang, jika kekurangan cairan synovial,
ujung tulang sekitar sendi akan bergesekan dan membuat lapisan
semakin tipis dan pada akhirnya terkikis hingga menimbulkan rasa
nyeri. Apalagi dengan kondisi keberatan menopang berat badan, maka
kerja tulang-tulang sendi juga semakin berat.
Note :
Osteoartritis adalah peradangan tulang. Untuk memudahkan
pemahaman oleh Ny. K, maka kami gunakan kata pengganti peradangan
tersebut menjadi nyeri tulang.c. Hipertensi
Patofisiologi Hipertensi
Patofisiologi hipertensi dibagi 3 mekanisme yaitu:
1. Resistensi perifer & curah jantung tinggi
Resistensi perifer ditentukan oleh arteriol yang terdiri dari
sel otot polos. Kontraksi sel otot polos terus menerus menyebabkan
perubahan struktural arteriol dan penebalan dinding pembuluh darah
arteriol yang diperantarai oleh angiotensin dan mengakibatkan
peningkatan resistensi perifer yang irreversibel. Peningkatan
resistensi perifer akan menyebabkan jantung memompa lebih kuat
untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit
sehingga menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri, kemudian
menyebabkan kebutuhan O2 meningkat dan jantung lagi-lagi memompa
lebih kuat. Dari sinilah terjadi hipertensi
2. Sistem Renin-Angiotensin
Tekanan darah dikontrol ginjal melalui pengaturan volume cairan
ekstraseluler dan sekresi renin. Renin disekresi sebagai respon
penurunan asupan garam. Renin berfungsi untuk mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I. ACE kemudian mengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan
darah. Selain itu, angiotensin II juga merangsang pelepasan
aldosteron yang berfungsi untuk mengabsorbsi natrium dan sekresi
kalium sehingga meningkatkan tekanan darah. (Ketika konsumsi garam
meningkat, konsentrasi natrium di cairan ekstraseluler meningkat
juga, untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar agar
cairan ekstraseluler meningkat sehingga meningkatkan volume darah
dan tekanan darah meningkat)
3. Sistem saraf otonom
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls oleh
sistem saraf simpatis hingga akhirnya melepaskan norepinefrin yang
menyebabkan konstriksi pembuluh darah
(Saraswati, 2010)
Etiologi Hipertensi
4. Primer (90-95%)
Idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya
Genetik atau keturunan
5. Sekunder (2-10%)
Disebabkan oleh adanya penyakit lain seperti penyakit ginjal,
obstruksi saluran kemih, sindrom Liddle, hyperthyroidism,
hypothyroidism, hypercalemia.
Erat hubungannya dengan pola makan dan gaya hidup. Faktor
makanan yaitu konsumsi lemak tinggi, garam tinggi, rokok dan
alkohol.
(Saraswati, 2010 ; Madhur, 2014)
Faktor Resiko Hipertensi
Umur, riwayat keluarga, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh,
penggunaan jelantah, tidak biasa olah raga, obesitas, penggunaan
pil KB selama 12 tahun berturut-turut.
(Sugiharto, 2007)
Narasi Hipertensi
Kita sebut kata hipertensi dengan kata darah tinggi. Bayangkan
ada tiga benda yaitu selang, larutan sirup, dan garam. Pembuluh
darah diumpamakan sebagai selang. Sedangkan darah diibaratkan
sebagai larutan sirup. Sifat garam yaitu menarik air. Jika garam
kita campur kedalam larutan sirup, makan akan menyerap air sehingga
larutan menjadi sangat kental. Jika larutan terlalu kental maka
akan sulit keluar dari selang dan tentunya membutuhkan tekanan atau
dorongan yang lebih kuat.
Begitu juga pada pembuluh darah, jika terlalu banyak makan
makanan tinggi garam seperti kecap, makanan instan, makanan kaleng,
makan garam tersebut akan membuat darah menjadi kental sehingga
tekanan darah menjadi tinggi.
6. Obesitas
Patofisiologi Obesitas
Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel
lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak.
( Sidartawan, 2006 dalam wahyuningsih 2009)
Hubungan antara intake energy dan pengeluarannya adalah sebuah
determinan penting dari massa lemak tubuh. Oleh karena itu,
peningkatan asupan energy, penurunan dalam pengeluaran energy,atau
keduanya. Penurunan todal energy yang dikeluarkan adalah sebuah
factor contributor penting pada peningkatan gradual pada lemak
tubuh dengan bertambahnya usia. Penuaan dihubungkan dengan
penurunan semua komponen besar dari Pengeluaran Total Energi (TEE)
meliputi Laju Metabolik Istirahat (RMR) sejumlah 70%, Efek termis
makanan (10% TEE), dan aktivitas fisik (20% TEE). Aktivitas fisik
menururn seiring dengan peningkatan usia, dan diperkirakan
penurunan setengah dari aktivitas fisik dikarenakan penuaan. Selain
itu, perubahan hormone yang muncul karena penuaan juga dapat
meningkatkan akumulasi lemak, menurunkan metabolisme asam lemak dan
keseimbangan energi. (Villareal, dkk 2005)
Obesitas adalah berlebihnya dari adipositas normal dan merupakan
pemain utama dalam patofisiologi diabetes mellitus, resistensi
insulin, dislipidemia, hipertensi, dan aterosklerosis, terutama
karena sekresi dari adipokines yang berlebihan. Obesitas merupakan
penyebab utama disfungsi metabolik yang melibatkan lipid dan
glukosa, tetapi pada skala yang lebih luas, hal itu mempengaruhi
disfungsi organ yang melibatkan jantung, hati, paru, endokrin, dan
fungsi reproduksi. Akhirnya, obesitas mengakibatkan disfungsi
kekebalan tubuh dari efek sekresi dari inflamasi adiposa dan
merupakan faktor risiko utama untuk kanker. Karena efek mempercepat
memburuknya pada sindrom metabolik dan kanker, obesitas memiliki
potensi untuk merugikan manusia jika metode utama pencegahan dan /
atau pengobatan yang efektif tidak dilaksanakan.Pada orang Obesitas
leptin (hormone peptida yang disintesa di jaringan lemak yang
bekerja di hipotalamus untuk menekan asupan makanan dan pengeluaran
energi) tidak tersedia di otak atau rusak. Yang terjadi adalah gen
reseptor leptin mengalami defek. Kemungkinan lainnya adalah
terganggunya transportasi leptin ke dalam otak atau defek dalam
mekanisme yang diaktifkan oleh gen manusia. Leptin menyebabkan
peningkatan lipolisis dan penurunan lipogenesis.Selain itu, leptin
merangsang sekresi insulin.
(Nazhifa dkk, 2011)
Etiologi Obesitas
Asupan energy yang masuk melebihi kebutuhan normal sedangkan
pengeluaran energy lebih sedikit, sehingg akan terjadi penumpukan
lemak dalam tubuh. Lemak menjadi hipertofi (bertambah banyak) dan
hiperplasi (bertambah besar ukurannya) Tingkat aktifitas fisik,
pada orang tua, aktifitas fisik semakin lemah dan berkurang,
sedangkan asupan makanan tetap banyak. Gangguan Hormonal,
disebabkan oleh endocrine disorder, seperti pada Sindroma Cushing,
hiperaktivitas, adrenokortikal, hipogonadisme dan penyakit hormon
lain Faktor Genetik
Jenis Kelamin Faktor suku
Faktor etnis dan budaya
Status sosial ekonomi
Kebiasaan makan
Merokok
Kehamilan dan menopause
Faktor psikologis
Riwayat GDM
Riwayat ASI
(Hamdi, 2015; Redinger, 2007; Purnamawati, 2009) Faktor resiko
Obesitas
a. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak Salah satu faktor penyebab
obesitas adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak terutama
pada pusat pengaturan rasa lapar. (wijayanti, 2013)
b. Faktor keturunan
Jika orang orangtua yang keduanya obese maka 80 % kemungkin
anaknya juga akan menjadi obesec. Set point theory (Setiap orang
mempunyai berat badan alami. Tubuh mempunyai titik tertentu untuk
berat badannya yang sudahtetap, dan tidak mau turun dari berat
badan tersebut) (AswitaAmir , 2013) Narasi Obesitas
Kita sebut obesitas dengan kata kegemukan. Kegemukan ini
dikarenakan makanan yang dimakan melebihi kebutuhan wajar/
kebutuhannormalnya, sedangkan juga karena kurangnya olahraga
sehingga kelebihan makanan tadi akan ditimbun di dalam tubuh tubuh
sebagai lemak.
Ibarat neraca timbangan. Neraca timbangan diharapkan seimbang.
Pada kondisi besitas maka neraca akan berselisih karena berat tidak
seimbang. Tentunya cara menyeimbangkannya yaitu dengan olahraga dan
makan seimbang.
d. Asam urat
Patofisiologi Asam Urat
Produksi purin yang berlebihan pada tubuh karena konsumsi
makanan tinggi purin, dank arena dua abnormalitas dari dua enzim
yang menghasilkan produksi asam urat berlebih: peningkatan
aktivitas Phosphoribosylpyrophosphate (PRPP) synthetase menyebabkan
peningkatan konsentrasi PRPP. PRPP adalah kunci sintesa purin,
berarti juga asam urat. Yang kedua adalah defisiensi hypoxanthine
guanine phosphoribosyl transferase (HGPRT). Defisiensi HGPRT
meningkatkan metabolisme guanine dan hipoxantin menjadi asam urat.
(Depkes, 2006 )
Etiologi Asam Urat
a. Karena ekskresi yang kurang : Penyebab kurangnya ekskresi
asam urat tidak diketahui, tetapi faktor seperti obesitas,
hipertensi, hiperlipidemia, menurunnya fungsi ginjal, konsumsi
alkohol dan obatobatan tertentu seperti Aspirin, diuretik,
immunosupresan memegang peranan.
(American College of Rheumatology, 2012)b. Faktor Resiko Asam
Urat
Pola makan
Seringnya memakan makanan tinggi kandungan purin.
Jenis kelaminAsam urat lebih umum menyerang laki-laki, mungkin
karena estrogen pada wanita memperlancar keluarnya asam urat di
dalam urin. Suku bangsa
Kebiasaan makan setiap suku berbeda. Beberapa memiliki adat
memakan jeroan (makanan tinggi purin). Hal itu yang menyebabkan
daerah tersebut banyak yang terkena penyakit asam urat (Hartono,
2006)
c. Narasi Asam Urat
Asam urat dihasilkan secara alami oleh tubuh, akan tetapi
apabila ditubuh jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan nyeri sendi
bahkan kelumpuhan. Ini terjadi karena asam urat tersebut merekat
disekitar sendi dan menumpuk-numpuk, sehingga fungsi sendi yang
seharusnya bisa bergerak ke kiri atau ke kanan atau berputar
menjadi terhambat dan timbulah rasa nyeri apabila digerakan. Misal
akibat seringnya makan jerohan dan makanan kaleng. Makanan tersebut
mengandung banyak kristal asam urat (kata lain dari purin),
sehingga akan menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan nyeri sendi
missal pada sendi lutut.
2. Keterkaitan Osteoartritis, Obesitas, Hipertensi, dan
Obesitasa. Teori
Obesitas terjadi karena peningkatan asupan energy, penurunan
dalam pengeluaran energy atau keduanya. Akibatnya, berat badan
seseorang akan bertambah begitupula dengan massa lemak tubuh juga
mengalami peningkatan. Massa lemak dalam tubuh dan berat badan yang
terus menerus berambah akan menyebabkan obesitas atau kegemukan.
Obesitas merupakan factor resiko osteoarthritis terkuat yang dapat
dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada
sendi lutut. Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban
sendi lutut saat berjalan. Semakin berat tubuh akan meningkatkan
resiko menderita osteoarthritis lutut.
Akhir-akhir ini diketahui bahwa peningkatan kejadian obesitas
dan sindrom metabolic terjadi akibat asupan total fruktosa seperti
buah-buahan, madu, softdrink, kue, permen, dan yoghurt meningkat.
Fruktosa seperti gula lainnya menyebabkan peningkatan kadar asam
urat dengan cepat. Di hati, fruktosa diubah menjadi Adenosin
Difosfat (ADP). Turunan ADP dimetabolisme menjadi bermacam-macam
substrat purin. Pelepasan fosfat yang cepat bersamaan dengan
regulasi Adenosin Monofosfat (AMP) deaminase. Kombinasi keduanya
akan meningkatkan substrat melalui fruktosa oral, dan enzim AMP
deaminase merupakan regulasi produksi asam urat. Asam urat yang
tinggi dapat mengakibatkan disfungsi endotel dan menurunkan
bioavailabilitas Nitric Oxide (NO) endotel. Gangguan Nitric Oxide
memediasi terjadinya resistensi insulin dan hipertensi
(Maharani, 2007 ; Haris S dan Tambunan T, 2009)
b. Narasi Keterkaitan
Keterkaitan ini diibaratkan sebagai sepeda pancal yang membawa
beban 1 ton. Orang gemuk sebagai beban 1 ton tersebut. Pembuluh
darah sebagai ban. Tulang sendi sebagai rantai. Dan cairan synovial
sebagai oli.
Jika sepeda membawa beban berat missal 1 ton tadi, maka semakin
kuat kayuhan sepeda dan kerja rantai juga semakin keras bergesekan.
Lama kelamaan oli akan akan menipis dan rantai bergesekan sehingga
permukaan rantai akan terkikis. Bagian ban juga semakin menanggung
beban berat. Apabila ban kita lubangi sedikit, makan udara yang
keluar dari lubang kecil tadi akan keluar dengan tekanan udara yang
kuat.
Begitu juga pada kondisi kegemukan menyebabkan tulang-tulang
penopang berat badan seperti tulang pinggul, tulang lutut, dan lain
lain menganggung beban berat yang lama kelamaan terkikis dan
menimbulkan nyeri tulang. Pembuluh darah juga terisi lemak sehingga
terjadi penyempitan dan tekanan darah pun menjadi tinggi. Biasanya
akan terasa tanda-tanda seperti pusing.
3. IOM furosemide dan codeina. IOM Furosemide
Furosemid merupakan obat diuretic yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah. Ketika mengkonsumsi furosemid dapat
menyebabkan kehilangan kalium, kalsium, dan magnesium. Suplementasi
mungkin diperlukan ketika mengkonsumsi obat furosemid. (FADI,
2008)
Hindari ginseng karena akan memperparah Hipotensi, sedangkan
bawang putih akan meningkatkan efek hipertensi (FDA, 2010)
Bioavailibilitasnya menurun 16-45% jika dikonsumsi dengan makanan
(Joseph, 2004)
Penurunan volume darah dengan meningkatkan output urin dapat
menghambat natrium ginjal dan reabsorpsi air
Interaksi positif : Magnesium, Kalium, Vit. B1 (Dr. Steriti,
2002)
b. IOM Codein
Codein merupakan obat golongan narkotik analgesic atau
penghilang rasa sakit. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan
obat-obatan lain selain golongan narkotik analgesic seperti
acetaminophen dan aspirin. Ketika mengkonsumsi obat ini hindari
mengkonsumsi alcohol karena alcohol dapat meningkatkan efek samping
yang berbahaya, koma, dan kematian. (FADI, 2008).
Codein memberikan efek anti diare, sehingga perlu konsumsi
makanan berserat dan cukup air untuk menghindari konstipasi
(Yaheya, 2009).4. Teori dan Pengaplikasian Prinsip Diet, Aktifitas
Fisik Yang dianjurkan, dan Tips Memilih bahan Makanan.a. Teori dan
Pengaplikasian Prinsip Diet Rendan Natrium
Rendah Natrium berfungsi untuk membantu menurunkan tekanan
darah. Pasien diberikan rendah natrium karena tekanan darah pasien
tetap tinggi yaitu 180/100 (Hipertensi stage II) meskipun sudah
mengkonsumsi obat furosemid.
Diet Rendah Garam III. Karena pasien masih mengalami hipertensi
Hipertensi stadium II meskipun sudah mengkonsumsi furosemide.
Selain itu, meninjau tingkat keberhasilan/kepatuhan diet, terkait
riwayat pasien yang obesitas maka akan susah jika rasa makanan
makin hambar.
Rendah Purin
Rendah purin berfungsi untuk menurunkan kadar asam urat dalam
tubuh sehingga diharapkan mengurangi rasa nyeri pasien. Rendah
Purin dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi
purin
Rendah Kalori
Rendah kalori berfungsi untuk mengurangi asupan kalori yang
masuk dan mengimbangi energi yang keluar karena menurunnya
aktifitas fisik yang dilakukan sehingga diharapkan dapat menurunkan
berat badan mendekati normal. Ketika berat badan mendekati normal,
maka beban massa tubuh pada sendi akan lebih berkurang dan
diharapkan mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan
osteoarthritis. Selain itu, saat berat badan mendekati normal,
diharapkan profil lipid LDL dalam darah berkurang, sehingga tidak
mempersempit pembuluh darah dan Hipertensi akan lebih cepat
teratasi ataupun memcegah kerusakan pembuluh darah dari timbulnya
plak.
Rendah Lemak
Pembakaran Lemak dalam tubuh dapat meningkatkan hipertensi.
Lemak yang yang tidak dianjurkan yaitu lemak jenuh. Untuk
makanan bergoreng, dalam 1 hari diperkenankan hanya 1 porsi/hari
menggunakan minyak nabati.
Syarat Protein
Utamakan protein nabati karena protein hewani lebih tinggi
kandungan purin. Jika protein hewani, maka pilih yang
bioavailabilitasnya tinggi
Serat cukup
Serat dipilih cukup karena susah mencapai serat tinggi. Hal ini
disebabkan karena hampir semua sayuran hijau mengandung purin. Buah
juga banyak fruktosa dan kalorinya banyak maka akan mudah
gemuk.
Kalium cukup
Karena furosemide menyebabkan hipokalemia sehingga perlu adanya
kalium namun saat menderita asam urat tidak boleh makan tinggi
kalium, oleh karena itu kalium diberikan cukup
Tinggi Vitamin C, A, E, B6 dan B12
Vitamin C sebagai antioksidan dan antiinflamasi
Vitamin A dan E sebagai antioksidan
Vitamin B6 dan B12 untuk membantu mengurangi peradangan
Cairan cukup
Cairan berfungsi untuk membantu pengeluaran urin yang mengandung
asam urat dan purin. Perbanyak cairan berfungsi untuk meningkatkan
pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.
Kalsium
Kalsium di 1000-1500 mg/hari untuk OA nya.
Kalsium 1200 mg/hari utk diatas 50 tahun bisa diperoleh dari 2
gelas susu skim atau 2 x 250 ml = 500 ml
b. Aktifitas fisikAktifitas yang sebaiknya dilakukan oleh pasien
osteoarthritis bertahap yaitu mulai dari latihan fisik isometril
baru setelah kondisi memulih bisa dilanjutkan dengan latihan fisik
isotonik. Latihan fisik isometric yaitu latihan fisik tanpa gerakan
tubuh. Sedangkan latihan isotonic dengan gerakan tubuh. Latihan
fisik isotonic akan memperburuk sendi yang terkena osteoarthritis.
Latihan fisik harus diajarkan kepada pasien sebelum pasien
mempraktekan di rumah. Latihan fisik sebaiknya dilakuka,n tiga
sampai empat kali sehari. Bila terasa sakit, kurangi pengulangan
(Depkes RI, 2006)Sebelum melakukan aktivitas fisik dianjurkan
melakukan pemanasan (sebelum olahraga) dan pendinginan (sesudah
olahraga) dengan jalan kaki selama 3-4 menit. (Sportex,)Aktivitas
Fisik yang dianjurkan yaitu latihan bertahap. Latihan tersebut
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
1. Latihan kesimbangan
Untuk kurangi kekakuan
Contohnya berdiri 1 kaki
2. Latihan Fleksibilitas1. Lutut (Pemanasan) : Duduk di kursi,
angkat 1 kaki dan dorong kaki ke depan, kencangkan otot dan
luruskan. Pertahankan posisi ini. Ulangi.
2. Lutut (Pelonggaran) : Berdiri dibelakang kursi, pegang kursi
dengan saut tangan, pindahkan pergelangan kaki ke belakang dan
tahan dengan tangan. Perlahan turunkan kembali. Ulangi.
3. Pinggul (Pemanasan) : Berdiri di belakang kursi, dengan kedua
tangan memegang kursi. Perlahan pindahkan kaki ke belakang dengan
lutut tetap lurus. Jangan bersandar kedepan. Perlahan kembalikan ke
posisi semula. Ulangi.
4. Pinggul (Pelonggaran) : Rebahkan punggung di kasur atau
lantai. Tarik salah satu lutut ke dada, satu kaki yang lain tetap
lurus. Pertahankan posisi, relaks, dan ulangi.
5. Tangan (Pemanasan) :
a. Mulai dengan meletakkan telapak tangan diatas handuk yang
terletak diatas meja, jari-jari terpisah.
b. Tarik jari-jari merapat dengan menekan tangan kedalam meja
dan kumpulkan handuk dengan jari. Relaksasi dan Ulangi.
6. Tangan (Pelonggaran) :
Tekuk sendi jari-jari tangan yang ke satu dan ke dua. Kemudian
luruskan kembali.
(Arthritis Research UK, 2011)3. Latihan KekuatanFungsinya
perbaiki fungsi sendiAda tempo dan lebih berat lagi minimal
3x/minggu
4. Aerobic
Untuk menguatkan otot
Contohnya Berjalan kaki, Renang , bersepeda dengan frekuensi 30
menit/ hari
Aktivitas fisik diperlukan untuk membakar kalori yang telah
dikonsumsi, tetapi juga meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas ,
serta baik untuk kesehatan jantung adan sirkulasi darah. Disarankan
melakukan aktivitas fisik aerobic regular seperti berjalan kaki 30
menit/hari selama beberapa hari dalam seminggu. Berenang juga
merupakan aktivitas yang baik karena di dalam air beban sendi
berkurang dalam menopang berat badan. Yang terpenting dalam
melakukan aktivitas ini adalah dapat dinikmai dan dilakukan secara
teratur. (Arthritis Society, 2008; Depkes, 2006)
Berenang, dan bersepeda adalah latihan pilihan untuk pasien
dengan osteoarthritis untuk sendi dalam menahan beban. Latihan
untuk osteoarthritis terutama pada lutut menyimpulkan bahwa
landbased olahraga dapat menyebabkan jangka pendek pengurangan rasa
sakit dan peningkatan fungsi fisik .latihan berbasis air untuk
lutut dan pinggul osteoarthritis menunjukkan perbaikan Latihan
aerobik penting untuk menurunkan berat badan (American Family
Physician ,2012)
c. Makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkand.
Makanan yang dihindari (150-1000mg/100gr)Makanan yang dibatasi
(50-150mg/100gr)Makanan yang dianjurkan (0-50mg/100gr)
Ikan teri
Roti manis
Donat
Kue mangkok
Bika ambon
Brem
Tape singkong
Tapai nasi
Martabak manis
Tuak
Bakpau
Ikan sarden
Kornet
Hati
Ginjal
Otak
Ampela
Kerang
Minuman berakohol
Ragi
Makanan yang diawetkan
Udang
Cumi
Durian
Daging bebekAyam
Kembang kol
Buncis
Asparagus
Kapri
Brokoli
Daun melinjo
Emping
Petai
Jengkol
Daun pepaya
Daun katuk
Jamur
Bayam
Kankung
Gurame
Kakap
Daging sapi
Kepiting
Tahu
Tempe
Oncom
Kacang tolo
Kacang tanahWortel
Jagung manis
Oyong
Sawi putih
Mentimun
Terong ungu
Putih telur
Stroberi
Semangka
Jeruk
Belimbing
Blewah
Pepaya
Mangga
Apel
Tomat
Jambu biji
Anggur
Beras
Tepung maizena
Jagung
Ubi
Singkong
Bihun
Mie
(Udoctor Indonesia, 2014)e. Tips Pemilihan Bahan Makanan dan
Pengolahan Bahan Makanan
Hindari makanan berlemak atau makanan dengan pengolahan
bergoreng
Lihat nutrition fact / label makanan
Kurangi Porsi
Memberi alternative referensi makanan yang sebaiknya dikonsumsi
pasien
Cara pengolahan dengan gula merah, bumbu alami untuk mengatasi
rasa tawar.
Mengunakan garam meja agar bisa mengontrol porsi garam.
Ikan asin dicuci dan direndam untuk mengurangi kandungan
garam.
Minyak kelapa diganti dengan minyak nabati atau minyak
zaitun
Pilih susu skim atau susu rendah lemak
Hindari pengawet
Pilih buah-buahan dan sayur-sayuran segar.
Jangan kupas kulit kentang, konsumsi bersamaan dengan kulitnya
karena banyak mengandung serat
Pengolahan makanan menggunakan minyak sedikit. Minyak yang
digunakan contohnya minyak sawit minyak canola
Makan buah segar bukan yang di jus karena dapat mengurangi serat
pada buah
Memilih daging yang rendah lemak, misalnya ayam tanpa kulit.
Lebih baik memilih ikan.
Dressing salad menggunakan minyak nabati.
. (UK Gout Society, tanpa tahun)5. Media dan alat bantu
Media dan alat bantu menggunakan Video dan Leaflet
Media ini dipilih audiovisual karena :
Merangsang penglihatan dan pendengaran seperti TV dan Video.
Semakin banyak panca indra yang digunakan semakin banyak dan
jelas pengertian / pengetahuan yang diperoleh.
Pancaindra yang menyalurkan pengetahuan :
Mata : 75% - 87%
Sisanya dari pancaindra lain : 13% - 25%
(Kapti, 2010)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Masyarakat terdiri dari berbagai lapisan dengan status social,
status ekonomi, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan yang
berbeda pula. Hal ini menyebabkan cara berkomunikasi dengan satu
lapisan masyarakat dengan yang lain berbeda. Seorang ahli gizi
tentunya diharapkan mampu menyampaikan informasi gizi kepada
seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengedukasi gizi kepada
masyarakat. Oleh karena itu, bahasa dan istilah kesehatan yang
terkadang sulit dimengerti masyarakat, harus di terjemahkan oleh
ahli gizi ke dalam bahasa yang lebih awam.Selain itu, dalam edukasi
pertama terkait kondisi pasien, hal yang perlu disampaikan adalah
penjelasan umum dan gambaran singkat terkait penyakit dan
rekomendasi gizi. Informasi gizi penting yang utama dirangkum dan
dijabarkan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien sesuai
dengan tingkat pendidikan/ pemahaman pasien.
Sebelum melakukan edukasi awal, tentunya perlu media dalam
penyampaian materi. Media dan alat bantu yang digunakan haruslah
sesuai dan menarik agar pasien lebih memperhatikan penjelasan ahli
gizi dan mampu memahami isi penjelasan tersebut.B.
REKOMENDASISkenario dalam PBL minggu ini dapat menambah dan
memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang Osteoartritis,
Hipertensi, Obesitas, dan Asam Urat. Serta cara penyampaiannya
kepada masyarakat awam pada konseling pertama dengan ahli gizi.
Diharapkan dengan adanya skenario ini dapat mempermudah mahasiswa
dalam proses belajar dan memahami lebih dalam tentang Penggunaan
bahasa awam dan media yang sesuai dalam penyampaian informasi gizi
kepada masyarakat awam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber
officinale) Terhadap Tanda dan Gejala Osteoartritis Pada Pasien
Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang. Jakarta :
Universitas Indonesia
2. Nazhifa, A. dkk. 2011. Obesitas. Jakarta : Universitas
Indonesi
3. National Consumers League and U.S. Food And Drug
Administration. 2008. Avoid Food Drug Interaction
4. Australian Government. 2014. Healthy Eating for Adult Eats
for Health and Wellbeing
5. LIPI. 2007. Gaya Hidup Sehat. UPT Balai Informasi Teknologi
LIPI
6. 1Depkes RI. 2006. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT
HIPERTENSI. DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK
7. FDA. 2010. Avoid Food drug interaction. A guide from the
national consumers leagueand US food and Drug Administration8.
Saraswati, Lia. 2011. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Pengetahuan tentang Kanker Serviks dan Partisipasi Wanita dalam
Deteksi Dini Kanker Serviks. Universitas Sebelas Maret. Surakarta9.
Wahyuningsih, Nur. 2009. Hubungan Obesitas dengan
OsteoartritisLutut pada Lansia di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan
Jebres Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Surakarta10.
Wijayanti, Dewi. 2013. Analisis faktor penyebab obesitas dan cara
mengatasi obesitas pada remaja putri. Universitas Negerik
Semarang11. American College of Rheumatology. 2012. Osteoarthritis.
Spesialis in Arthritis Care and Research.
12. American College of Rheumatology. 2012. Gout. Spesialis in
Arthritis Care and Research.
13. Yaheya Mohammad et al. 2009. Drug Food Interaction and Role
of Pharmacist. Asian Journal of Pharmacetical and Clinical
Research. Sultanate of Oman.
14. Arthritis Researh UK. 2011. Osteoarthritis. England.
15. Kapti Riniko Eko. 2010. Efektivitas Audiovisual sebagai
Media Penyuluhan Kesehatan terhadap peningkatan Pengetahuan dan
Sikap Ibu dalam Tatalaksana Balita Diare. Universitas Indonesia.
Jakarta.
16. Madhur MS. 2014. Hypertension. Medscape Reference.
17. Hamdy O. 2015. Obesity. Medscape Reference.
18. Redinger RN. 2007. The Pathophysiology of Obesity and Its
Clinical Manifestations.
19. NHLBI, NIH. 2000. The Practicial Guide: Identification,
Evaluation and Treatment of Overweight andObesity in Adults.
20. Bachtiar, Anef.2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingerber
Officinale) Terhadap Tanda Dan Gejala Osteoartritis Pada Pasien
Rawat jalan Di Puskesmas Pandan Wangi Kota Malang [TESIS]. Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia : Depok
21. Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit
Artritis Rematik
22. Purnamawati, Irene. 2009. Prevalensi Obesitas pada Anak
Taman Kanak-kanak di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI
Jakarta, dan Hubungannya dengan Melewatkan Makan Pagi
23. Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Ed
2. EGC : Jakarta
24. The Arthritis Society. 2008. Nutrition and Arthritis. Canada
: The Arthritis Society.
25. Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit
Hipertensi. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
26. Maharani, EP. 2007. Faktor-faktor Resiko Osteoarthritis
Lutut. Semarang :L Universitas Diponegoro.
27. Haris,S dan Tambunan,T. 2009. Hipertensi pada Sindroma
Metabolik. Jakarta : Sari Pediatri.
28. Villareal,DT dkk. 2005. Obesity in Older Adults : Technical
Review and Position Statement of The American Society for Nutrition
and NASAO, The Obesity Society. USA : American Society for
Nutrition.
29. Dufton, J. 2011. The Pathophysiology and Pharmaceutical
Treatment of hypertension. ACPE
30. Ministry of Health Malaysia. Management of Osteoarthritis.
Malaysian Society of Rheumatology.
31. Aigner, Thomas and Nicole Schmitz. Pathogenesis and
Pathology of Osteoarthritis.
32. The Arthritis Researcher Campaign. 2009. Osteoarthritis and
Obesity.
33. Beevers, et al. 2006. The Pathophysiology of hypertension.
ABC of Hypertension.
34. UK Gout Society. All About Gout and Diet.
35. King, et al. 2013. Obesity and Osteoarthritis. The
University of Sydney: Australia.
36. Oyama, et al. 2006. Serum Uric Acid as an Obesity Related
Indicator in Early Adolescence. University School of Medicine:
Akita.
37. Sportex. Osteoarthritis of The Knee: Excersises for
Osteoarthritis of The Knee.
TIM PENYUSUNA. KETUA
1. RAFIATUL HAYATI
(125070301111024)
B. SEKRETARIS
1. NIKE NURJANNAH
(125070300111015)2. DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA
(125070301111013)C. ANGGOTA
1. ROSA NABILLA
(125070300111036)
2. RIZKY AYU DIELLA C
(125070300111048)
3. FIRDA AMALIA
(125070301111009)
4. FILDZAH BADZLINA
(125070300111004)
5. FITRI IKRIMAH P U
(125070300111014)
6. ALTA DWI DINIENGGA B
(125070307111007)
7. ASTER ASIAN GRACE P
(125070307111021)
8. DIAH NOOR ARIYANI MUAZ
(125070300111011)
9. FARIKHA ALFI FAIRUZA
(125070301111007)
10. PUTRI MAMLUATUN N
(125070305111001)
11. NADIA ANGGIA MURNI
(125070301111028)
D. FASILITATOR
Mita Viantry, S.Gz, DietitianE. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
Mampu mengarahkan berjalannya diskusi mahasiswa agar fokus pada
kompetensi dan skenario. Mampu membantu mahasiswa dalam menggali
dan memecahkan masalah yang terdapat dalam skenario. Mampu membantu
mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menanggapi masalah pada
skenario. Mampu mendampingi mahasiswa dalam melakukan diskusi
dengan lancar dan mengarahkan apabila topik pembahasan mulai
menyimpang.2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA
DISKUSI Mahasiswa memahami tentang Penyakit Osteoartritis,
Hipertensi, Obesitas, dan Asam Urat serta Keterkaitannya Mahasiswa
mengetahui Informasi gizi yang disampaikan dalam edukasi awal
kepada pasien serta penyampaiannya dengan bahasa yang mudah
dipahami (Bahasa Awam) Mahasiswa mengetahui media dan alat bantu
yang sesuai dalam edukasi awal terkait informasi gizi pasien.Faktor
Resiko
-Usia
Pola Makan
Gaya Hidup
Genetik
dll
Patofisiology
Etiology
Konsumsi lemak berlebih
Konsumsi makanan tinggi purin
Konsumsi makanan tinggi Natrium
Osteoartritis + Hipertensi +Obesitas
Obat
(Furosemid + Codein)
Keterkaitan Antar Penyakit
Penjelasan Lewat Media
Materi
-Prinsip Diet
-Syarat Diet
-Tujuan Diet
-Makanan Yang Dianjurkan
-Makanan Yang Dibatasi
-Makanan Yang Dihindari
-Aktivitas Fisik
-Interaksi Obat dan Makanan
-Tips Cara Pengolahan
Alat Bantu
Leaflet
Laptop
Media
-Flipchart
-Slide
-Video
Bahasa Awam
Obat:
Furosemid
Codein
Tips Pemilihan Bahan Makanan
-Hindari Bergoreng
-Pengolahan dengan rebus, tumis, bakar, kukus
-Gunakan minyak nabati
-Baca Food Label
-Hindari tinggi purin
-Gunakan garam meja dll
Teori dan Aplikasi Prinsip Diet:
Tujuan:
-Berat Badan, Tekanan Darah , Asam Urat , Nyeri
Prinsip
-Kalori -Natrium -Purin
-Lemak Serat, Kalium Cukup
-Cairan Cukup -Kalsium 1200mg/hari
-Vitamin A,C,E,B6 dan B12
Makanan dilarang, dihindari, dibatasi
Aktivitas Fisik
-Keseimbangan
-Fleksibilitas
-kekuatan
-Aerobik
Berenang, Jalan kaki, lari
30 menit/hari
Media
Audiovisual
-Video + Laptop
Alat Bantu
-Leaflet
IOM
MMP
Collagenase
Stromelysin
Agrenase
Produksi Collagen
Proteo-glikan
Dextruksi Matrix Extraselullar
Influx Komponen Matrix ke Cairan Sinovial
Inflamasi Membran Sinovial
Osteoartritis
Ketidak Seimbangan Energi
Kelebihan Energi
Aktivitas Fisik
Obesitas
Purin
Dalam Tubuh
Hiperuricemia
Ekskresi Asam Urat
PRPP
HGPRT
Asam Urat
Kristal Asam Urat
Asam Urat
-RAA
-Resistensi Perifer
-Saraf Otonom
Konsentrasi Darah Pekat
Natrium dalam Darah
Tekanan Darah
Hipertensi
Ny K
Informasi Gizi
Bahasa Awam
30