LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI SUMATERA BARAT Tim Pendamping: Buharman B. Rifda Roswita Ermidias Sumilah Kasma Iswari Khaidir Ahmadi US BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
55
Embed
LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/LAA.pdf · bersinergi dengan kegiatan P2KP dalam bentuk batuan narasumber ataupun publikasi. Khusus untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015
PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI SUMATERA BARAT
Tim Pendamping: Buharman B. Rifda Roswita
Ermidias Sumilah
Kasma Iswari
Khaidir Ahmadi US
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2015
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan
Lestari di Sumatera Barat
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
3. Alamat Unit Kerja : Jalan Raya Padang-Solok, Km-40 Sukarami
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Sumbar TA 2015
5. Status Kegiatan : Lanjutan
6. Penanggung Jawab :
a. Nama : Ir. Buharman B., MS.
b. Pangkat /Golongan : Pembina Utama /IV/e
c. Jabatan : Peneliti Utama
7. Lokasi : Provinsi Sumatera Barat
8. Agroekosistem : Lahan kering (pekarangan)
9. Tahun Mulai : 2011
10. Tahun Selesai : 2015
11. Output Tahunan : Terlaksananya pendampingan dan pengembangan KRPL pada beberapa lokasi di Sumatera Barat
12. Output Akhir : Diadopsi dan berkembangnya RPL di Sumatera Barat
13. Biaya Tahun 2015 :
:
Rp 176.500.000
(Seratus tujuh puluh enam juta limaratus ribu rupiah).
Sukarami, 31 Desember 2015 Mengetahui:
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Penanggung Jawab RDHP,
Sumatera Barat
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc Ir. Buharman B., MS NIP. 19600503 198603 1 001 NIP. 19530812 198303 1 001
KATA PENGANTAR
Kegiatan berjudul “Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera
Barat” tahun 2015 merupakan tahun akhir setelah implementasi yang dimulai akhir
tahun 2015. Berbeda dengan kegiatan implementasi yang lebih intensif pembinaan
terhadap kelompok sasaran kelompok wanita tani (KWT) dan Dasawisma, maka
pendampingan ini lebih ditujukan untuk kelompok sasaran yang didanai melalui
kegiatan Badan atau Kantor Ketahanan Pangan Provinsi atau kabupaten/kota,
bersinergi dengan kegiatan P2KP dalam bentuk batuan narasumber ataupun publikasi.
Khusus untuk publikasi, diakhir kegiatan ini disusun dalam bentuk Buku Bunga Rampai
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi stakeholder dalam pengembangan KRPL
selanjutnya.
Disamping itu juga pembinaan lanjutan terhadap kegiatan m-KRPL yang dibina
sebelumnya dengan harapan bahwa KWT/Dasawisma tersebut bisa menjadi objek
studi banding dan pembelajaran bagi kelompok sasaran lain yang ingin membangun
atau mengembangan KRPL di daerahnya. KWT/dasawisma yang pembinaannya
berlanjut tahun 2015 ini terdapat pada lima kabupaten/kota, yakni Kota Padang,
Payakumbuh, Sawahlunto, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Pasaman. Setiap
penanggung jawab kegiatan membuat laporan akhir tahun RODHP masing-masing,
sedangkan laporan akhir RDHP ini merupakan rekapitulasi dari laporan RODHP
tersebut.
Tersusunnya laporan akhir tahun ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak
mulai dari perencanaan di tingkat Balai, kerjasama tim dan dukungan SKPD terkait.
Untuk itu semua, pada kesempatan ini sebagai penanggung jawab RDHP mewakili tim
pelaksana mengucapkan banyak terima kasih. Tanpa fasilitas Balai dan bantuan serta
dukungan semua pihak, mustahil laporan akhir tahun ini dapat direalisasikan.
Disadari sepenuhnya bahwa pembahasan dan intepretasi data dalam laporan
ini masih belum optimal. Karenanya kami mengharapkan koreksi dan sumbang saran
dari Bapak/ibu agar laporan ini menjadi lebih baik dan dapat dimanfaatkan oleh para
pihak yang membutuhkan.
Terima Kasih.
Sukarami, 31 Desember 2015
Penanggung Jawab RDHP
Ir. Buharman B., MS
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
KATA PENGATAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
RINGKASAN vii
SUMMARY
viii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Dasar Pertimbangan 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Keluaran 4
1.5 Hasil yang diharapkan 4
1.6 Manfaat yang diharapkan 4
1.7 Dampak yang diharapkan 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB III. METODOLOGI DISEMINASI 10
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 10
3.2 Prosedur Pelaksanaan 10
3.3 Parameter yang diamati 11
3.4 Analisis Data
13
BAB IV. HASILDAN PEMBAHASAN 14
4.1 Kegiatan Pendampingan 14
4.2 Kota Padang 16
4.3 Kota Payakumbuh 22
4.4 Kota Sawahlunto 27
4.5 Kabupaten Pesisir Selatan 30
4.6 Kabupaten Pasaman
37
BAB V. KESIMPULAN
39
BAB VI. ANALISIS PENANGANAN RESIKO
40
BAB VII. KINERJA KEGIATAN 41
7.1 Keluaran (output) yang dicapai 41
7.2 Hasil (outcome) yang dicapai 41
7.3 Manfaat (benefit) yang dicapai 41
7.4 Dampak (impact) yang dicapai 41
7.5 Kisah sukses (success story)
41
DAFTAR PUSTAKA 43
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi sub kegiatan, lokasi,dan penanggung jawab pendampingan m-KRPL Sumatera Barat, tahun 2015.
14
2. Workshop, bantuan narasumber, materi dan stakeholder terkait KRPL,
2015.
15
3. Kegiatan pendampingan KRPL yang telah dilaksanakan di Kota Padang sampai Desember 2015.
17
4. Pengetahuan petani tentang budidaya pekarangan, sebelum dan setelah kegiatan diseminasi (%).
18
5. Keterampilan petani dalam budidaya pekarangan, sebelum dan setelah
kegiatan disemnasi (%).
18
6. Tanggap anggota terhadap program m-KRPL 91
7. Karakteristik peserta pendampingan KWT Mawar Kelurahan Balai Nan Tuo
Kota Payakumbuh, 2015.
22
8. Luas pekarangan peserta KWT Mawar kegiatan pendampingan KRPL di Kelurahan Balai Nan Tuo Kota Payakumbuh, 2015.
23
9. Karakteristik peserta pendampingan KRPL KWT Flamboyan Kelurahan Sawah Padang, Kecamatan Payakumbuh Selatn, 2015.
24
10. Luas pekarangan peserta KWT Flamboyan kegiatan pendampingan KRPL Kelurahan Sawah Padang Kecamatan Payakumbuh Selatan Kota
Payakumbuh, 2015
24
11. Luas pekarangan peserta pendampingan KRPL di tiga kecamatan Kota Sawahlunto, 2015.
27
12. Luas, jumlah penduduk dan jumlah Kepala Keluarga, Nagari Kambang, 2015.
32
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peran Litbang dan BKP dalam sinkronisasi pengembangan KRPL 12
1. Jenis sayuran yang ditanam anggota KRPL Kota Padang, 2015. 20
2. Narasumber pada sosialisasi program dan kegiatan ketahanan pangan Kota Padang, 2015.
20
3. Revitalisasi kelompok Dasawisma Melati (KRPL) Rawang Kota Padang,
2015
20
4. Keragaan KBD Dasawisma Korong Gadang Kota Padang, 2015. 21
5. Keragaan KBD Rawang Kota Padang, 2015. 21
6. Keragaan pekarangan anggota yang ditanami sayuran, 2015. 21
7. Pemantauan persemaian di dalam KBD, pembagian semai, polibagdan bahan tanam lainnya.
28
8. KBD di Santur Kecamatan Berangin Lunto Timur, Kecamatan Lembah Segar, 2015.
28
9. Hasil design penanaman sayuran di polibag, rak dan bedengan 28
10. Kegiatan pelatihan KWT Cempaka dan KWT Melati, Kota Sawahlunto, 2015.
29
11. Kegiatan penilaian kompetensi kepala desa tingkat Provinsi Sumatera
Barat dalam bidang ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan melalui kegiatan KRPL.
30
12. Sosialisasi m-KRPL bersama Badan Ketahanan Pangan & Penyuluhan di kelompok Melinjo Indah dan Mawar Indah, 2015.
31
13. Sosialisasi di Kelompok Karya Wanita Mandiri, Pasar Gompong, 2015. 31
14. Pemanfaatan pekarangan di KWT Mawar Indah, Rangeh, 2015. 33
RINGKASAN
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya yang dimulai sejak akhir tahun 2011. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan fungsi lahan pekarangan dalam
menghasilkan berbagai produk pertanian yang mungkin dikembangkan guna menghasilkan kebutuhan pangan dan perbaikan gizi masyarakat, khususnya kelompok sasaran yang aktif sebagai peserta kegiatan KRPL. Kegiatan pendampingan yang
dilakukan adalah berupa bantuan narasumber terhadap penyuluh pendamping maupun kelompok sasaran baru ataupun lanjutan sebelumnya. Pendampingan tersebut bersinergi dengan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
pada Badan/Kantor Ketahanan Pangan atau Dinas Pertanian kabupaten/kota yang mengelola P2KP melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Selain itu pembinaan lanjutan juga dilakukan terhadap KWT/Dasawisma yang mengikuti kegiatan m-KRPL
tahun sebelumnya yang termasuk cluster hijau dan kuning. Semua KWT/Dasawisma ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran dan objek studi banding oleh kelompok sasaran lainnya dalam membentuk dan pengembangkan KRPL di lokasi
masing-masing. KWT/Dasawisma tersebut adalah: (i) KWT Toruko Indah dan Dasawisma Melati Kota Padang; (ii) KWT Flamboyan dan Mawar Kota Payakumbuh; (iii) KWT Cempaka dan Melati Kota Sawahlunto; (iv) KWT Melinjo Indah dan KWT
Mawar Indah, Pesisir Selatan; dan (v) KWT Usaha Sepakat dan Tuah Sakato Kabupaten Pasaman. Pembinaan lanjutan dilakukan berupa pelatihan peserta sesuai dengan materi yang dibutuhkan baik budidaya maupun pasca panen, dan
kelembagaan. Variabel pengamatan terdiri penguatan peran kebun bibit, penghematan biaya konsumsi rumahtangga, tambahan pendapatan, respon peserta pelatiahn, dan pengukuran PPH. Secara parsial, terjadi perubahan PPH dari 74,65 tahun 2014 menjadi
80,25 tahun 2015. Demikian juga dengan respon peserta pendampingan atau pelatihan untuk Kota Padang, dari enam komponen teknologi yang dilatihkan sebanyak 49,17% responden menjadi sangat tahu; ketrampilan 31,67% sangat tahu, 70% responden menilai program sangat sesuai; materi 55% sangat sesuai dan metoda pelatihan 40%
responden sangat sesuai. Penghematan belanja rumahtangga Rp 119.500 s/d Rp 211.500/bulan. Penerimaan kelompok dari pengelolaan KBD Rp 2.350.000 tahun 2014 menjadi Rp 3.175.000 tahun 2015. Tambahan penerimaan dari usaha lahan
pekarangan dari Rp 160.230 tahun 2014 menjadi Rp 327.870 tahun 2015. Replikasi KWT secara swadana 2-3 KWT dengan jumlah anggota 12 s/d 21 orang. Terjalinnya sinergi kegiatan antara BPTP Sumbar dengan BKP/KKP melalui kegiatan P2KP dan
stakeholder lainnya dalam menfasilitasi dan membina kelompok sasaran, telah berhasil memenangkan dan mendapat peringkat bergensi baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional, diantaranya: KWT Flamboyan, peringkat 1 Kota Payakumbuh 2015,
KWT Emansipasi peringkat 1 tingkat Kabupaten Pesisir Selatan 2015, KWT Melinjo Indah Pesisir Selatan peringkat 1 nasional Adhi Karya Pangan Nusantara 2014, KWT Melati Rawang peringkat 1 Dasawisma kota Padang 2013, KWT Melati Lunto Timur
Sawahlunto peringkat 1 HATINYA PKK tingkat provinsi 2014. Keberhasilan ini merupakan success story dalam implementasi dan pengembangan m-KRPL di Sumatera Barat. Keberhasilan tersebut dapat menjadi modal dasar dan aset bagi
stakeholder, khususnya Badan Ketahanan Pangan dalam memperluas cakupan kegiatan KRPL ke depan, pasca pendampingan dari BPTP Sumatera Barat.
SUMMARY
Sustainable food Reserved Garden (SFRG) assistance in West Sumatra in 2015 is a continuation of activities from previous years which started at the end of 2011. The project aims to preserve the function of yards in producing a variety of
agricultural products that may be developed in order to produce the food and nutrition needs of the community, especially the target groups are active as participants in SFRG. Assistance activities undertaken in the form of assistance is a resource for
companion extension and new target groups as well as advanced earlier. Mentoring is synergy with the activities accelerated diversification of food consumption (A2DFC)) Agency / Office or the Department of Agriculture Food Security District / City that
manages A2DFC through optimizing the utilization of the yard. In addition further guidance is also made to the KWT / dasawisma who participated in the m-KRPL previous year which included a cluster of green and yellow. All KWT / dasawisma is
expected to be an object of learning and comparative studies by other target groups in the shaping and development of KRPL at each location. KWT / dasawisma are: (1) KWT Taruko and dasawisma beautiful jasmine Padang City; (ii) KWT Flamboyan and
Rose Payakumbuh; (iii) KWT Cempaka and Jasmine Sawahlunto, (iv) and KWT Melinjo Beautiful and KWT beautiful rose, South Coast; and (v) KWT Business agrement and Tuah Sekato Pasaman. Development advanced form of training participants is done in
accordance with the materials needed both cultivation and post-harvest and institutional. Variable observation consists strengthening the role of nurseries, household consumption, cost savings, additional revenue, the response of participants to the training and measurement of PPH. Partially, changes PPH from 76.65 in 2014 to
80, 25, 2015. Similarly, the response of participants mentoring or training for the city of Padang on the six component technologies drilled as much as 49.17% of respondents strongly know; 31.67% skills do know, 70% of respondents rate the
program highly appropriate; 55% very appropriate material and method of training 40% of respondents are very appropriate. Household expenditure savings of Rp. 119 500 s / d Rp. 211 500, - / month. Acceptance group of managers KBD Rp. 2,350,000 in
2014 to Rp. 3.175 million in 2015. Additional revenues from businesses yards from Rp. 160 230 in 2014 to Rp. 327 870 2015. KWT 2-3 Replication KWT in self-financing with a membership of 12 s / d 21. Synergy of activities between the Ministry of Agriculture
of West Sumatra with BKP / CTF through A2DFC and other stakeholders to facilitate and foster target group, has managed to win and ranking coveted both the District / Municipal, provincial and national levels, including: KWT Flamboyan, rank 1
Payakumbuh 2015 , KWT rank 1 level Emancipation South Coastal District 2015, KWT Melinjo Beautiful South Coast 1 national ranking Adhikarya Food Nusantara 2014, Rawang Budget KWT rank 1 dasawisma city of Padang, 2013, KWT Jasmine
Sawahlunto East Lunto ranked 1st HIS HEART provincial level PKK 2014. This success is success story in the implementation and development of m-KRPL in West Sumatra. This success can be authorized and assets for stakeholders, especially the Food
Security Agency in expanding the scope of activities SFRG forward, after assistance from the Ministry of Agriculture of West Sumatra
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konsep m-KRPL, gerakan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai salah
satu upaya pemenuhan kebutuhan pangan berawal dari ajakan Presiden RI kepada
masyarakat di Sidoarjo tanggal 14 Januari 2011 yang menyatakan bahwa “Ketahanan
Pangan keluarga dapat ditingkatkan melalui rumah hijau atau mungkin tepatnya rumah
pekarangan pangan”. Ajakan tersebut diperkuat lagi pada saat peluncuran (grand
launching) kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di Pacitan tanggal 13 Januari 2012
bahwa KRPL harus dikembangkan di seluruh Indonesia. Implementasi lebih lanjut,
Menteri Pertanian RI mengintruksikan agar: (i) KRPL dikembangkan di seluruh
kabupaten/kota; (ii) Badan Litbang Pertanian mengembangkan m-KRPL; dan (iii)
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) disinergikan dengan konsep
m-KRPL (BBP2TP, 2013).
Secara nasional, tahun 2013 kegiatan P2KP untuk optimalisasi pemanfaatan
pekarangan menggunakan konsep KRPL mencakup 5.000 desa baru pada 497
kabupaten/kota, sedangkan pada tahun 2012 telah dimulai pada 1.280 desa di 149
kabupaten/kota (Sri Sulihanti, 2013). Pendanaan melalui bantuan sosial untuk
kegiatan tahun 2013 sebesar Rp 47 juta/unit yang dialokasikan untuk pengembangan
pekarangan anggota dan demplot, pembuatan kebun bibit, pengembangan kebun bibit
sekolah, dan pengembangan menu beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dari
hasil pekarangan dan atau usaha olahan pangan skala UMKM. Lanjutan kegiatan 2012
dialokasi untuk pengadaan kebun bibit sebesar Rp 3 juta/unit. Khusus untuk Sumatera
Barat (Sumbar), tahun 2013 melalui kegiatan Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Sumbar terdapat 211 dan tahun 2014 sebanyak 97 unit KRPL dana APBN. Sementara
itu masih ada kegiatan KRPL lainnya yang sumber dananya berasal dari APBD provinsi
dan APBD kabupaten/kota. Di Sumbar, BPTP Sumatera Barat telah mengimplementasi
m-KRPL sebagai percontohan mulai tahun 2011 pada tiga lokasi dan dilanjutkan
menjadi 14 lokasi tahun 2012. Pada tahun 2013 dikembangkan sebanyak 2 unit pada
18 kabupaten/kota di Sumbar. Sementara tahun 2014 pendampingan diarahkan pada
lokasi yang tergolong cluster hijau pada sembilan kabupaten/kota. Data statistik
mengemukakan luas lahan pekarangan di Sumatera Barat tercatat sekitar 84.000 ha,
sebagian diantaranya berpotensi dimanfaatan sebagai area KRPL (Bappeda Sumbar,
2011).
Berdasarkan hasil pengamatan Badan Litbang Pertanian, perhatian
rumahtangga terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas, sehingga
pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak
berkembang. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan, tanaman
pangan, tanaman hortikultura, ternak, ikan dan lainnya, selain dapat memenuhi
kebutuhan keluarga sendiri, juga berpeluang memperbanyak sumber penghasilan
rumah tangga, apabila dirancang, direncanakan, dan dimanfaatkan secara optimal
(BBP2TP, 2011).
Karena itu melalui sebuah kegiatan pengembangan “Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari” sebuah contoh sebagai upaya peningkatan kecukupan pangan
rumahtangga secara mandiri dan berkelanjutan, mengurangi biaya konsumsi
rumahtangga, dan sekaligus diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka.
KRPL diharapkan dapat diwujudkan menjadi sebuah model yang mampu mencarikan
solusi ketahanan pangan rumahtangga secara berkelanjutan, baik di perkotaan
maupun di perdesaan. Badan Litbang Pertanian melalui 65 Unit Kerja dan Unit
Pelaksana Teknis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia siap mendukung upaya
optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui dukungan inovasi teknologi dan
bimbingan teknis (BBP2TP, 2011).
Rumahtangga pelaksana m-KRPL ini selanjutnya dijadikan sebagai contoh
untuk dikembangkan oleh rumahtangga lain dalam kawasan pengembangan yang
sudah ditetapkan. m-KRPL diharapkan dilaksanakan secara berkelanjutan, pada
gilirannya mampu meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga, mengurangi biaya
konsumsi pangan dan meningkatkan pendapatan keluarga.
1.2 Dasar Pertimbangan
Daya beli sebagian golongan masyarakat yang terbatas, khususnya untuk
alokasi kebutuhan pangan merupakan penyebab tidak terpenuhinya kecukupan gizi
pangan secara seimbang. Dilain pihak, peluang untuk menghasilkan sumber pangan
tertentu secara mandiri oleh rumahtangga cukup tersedia. Pemanfaatan potensi lahan
pekarangan dengan budidaya pertanian secara optimal merupakan salah satu alternatif
bagi rumahtangga untuk mendapatkan kecukupan pangan, perbaikan gizi,
meningkatkan curahan tenaga kerja produktif, perbaikan lingkungan pemukiman dan
kesehatan yang kesemuanya akan bermuara kepada peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat suatu kawasan. Kenyataan menunjukkan bahwa, tanpa
adanya dorongan dan fasilitasi dari pihak luar perbaikan tingkat hidup bersumber dari
optimasi pemanfaatan potensi lahan pekarangan akan sangat sulit dicapai. Setiap unit
rumah baik tanpa pekarangan, pekarangan sempit sampai pekarangan luas di
perkotaan maupun di perdesaan berpeluang untuk dimanfaatkan dengan berbagai
jenis tanaman dan ternak maupun perikanan. Oleh sebab itu, kegiatan percontohan
RPL sebagai langkah awal dengan melibatkan masyarakat secara aktif untuk menata
dan memanfaatkan lahan pekarangan dengan berbagai komoditas pertanian perlu
dipromosikan.
Tahun 2011 implementasi m-KRPL dilaksanakan pada 3 lokasi kelurahan yaitu
Tarantang Kota Padang, Payobasung Payakumbuh dan Talawi Mudik Sawahlunto. Pada
ketiga lokasi ini, selain hasil tanaman pekarangan dapat memenuhi kebutuhan
keluarga, sehingga dapat menekan pengeluaran rumahtangga sampai Rp
300.000/bulan, sebagian hasilnya juga dapat dijual. Hasil tahun 2012 pada 11 lokasi
telah diadopsi petani dan masyarakat. Hal ini terlihat dari kunjungan warga ke lokasi,
dan keinginan pengunjung untuk mendapatkan bibit sayuran dari KBD yang akan
mereka tanam sendiri di pekarangan masing-masing, sehingga jumlah rumahtangga
peserta meningkat. Selain itu dukungan SKPD terkait dalam mereplikasi kegiatan
seperti di Kota Padang dan Sawahlunto juga terlihat positif. Tahun 2013 cakupan lokasi
meningkat pada 18 kabupaten/kota dengan jumlah unit 1 - 2 lokasi di setiap
kabupaten/kota. Pada saat yang sama, sinergi dalam bentuk pendampingan terhadap
kegiatan Badan Ketahanan Pangan melalui kegiatan P2KP juga mulai dilakukan.
Pemdampingan tahun 2013 dilakukan dalam bentuk pelatihan/atau narasumber
terhadap penyuluh pendamping kabupaten/kota yang membutuhkan. Selain itu
pendampingan juga dilakukan kepada beberapa KWT pelaksana KRPL yang dikelola
oleh Badan atau Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang dibiayai dana bansos
APBN. Pada waktu pendampingan juga diberikan beberapa publikasi terkait seperti
Petunjuk Teknis Implementasi m-KRPL di Sumatera Barat dan Berita Litkaji yang materi
utamanya m-KRPL. Disamping itu, kunjungan tamu untuk studi banding tentang
kinerja percontohan m-KRPL di lingkungan perkantoran dan Kebun Bibit Inti ke BPTP
Sumbar dapat dipandang sebagai salah satu bentuk pendampingan secara faktual.
Pengunjung selain menyaksikan langsung aneka tanaman dalam berbagai media
tanam, sebelumnya juga menerima penjelasan melalui ekspose dari penanggung
jawab.
1.3 Tujuan
Secara umum, tujuan kegiatan tahun 2015 adalah terlaksananya pendampingan
dalam bentuk dukungan inovasi teknologi, pengolahan hasil, dan kelembagaan serta
efektifnya implementasi kegiatan KRPL secara berkelanjutan pada setiap
lokasi/kawasan terpilih di Sumatera Barat.
Secara khusus, pendampingan bertujuan untuk: (i) Meningkatkan kemampuan
stakeholder, tenaga pendamping dan kelompok sasaran dan (2) Meningkatkan adopsi,
berkembangnya dan lestarinya kegiatan dan meningkatnya dukunagn stakeholder.
1.4 Keluaran Yang Diharapkan
Terimplementasi, terlaksananya pendampingan dan replikasi Kawasan Rumah
Pangan Lestari pada beberapa kawasan di Sumatera Barat, dengan beberapa
komoditas, meliputi tanaman pangan, hortikultura, toga, ternak dan ikan diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan mengurangi pengeluaran konsumsi pangan.
Kombinasi usaha secara terintegrasi diharapkan pula dapat meningkatkan nilai tambah
melalui pengolahan hasil dan pengolahan limbah.
1.5 Hasil Yang Diharapkan
Meningkatnya pemahaman dan kapasitas stakeholder, penyuluh pendamping,
serta kelompok sasaran dalam adopsi dan implementasi KRPL serta perkembangannya
menuju kawasan produktif, hijau dan lestari.
1.6 Manfaat Yang Diharapkan
Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari, dapat meningkatkan
ketahanan pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan, meningkatnya produktivitas
usaha, optimalisasi penggunaan jam kerja keluarga dan meningkatkan pendapatan
rumahtangga keluarga 20-30%. Terciptanya usaha pertanian tanpa limbah serta
pengelolaan dan pemeliharaan sumberdaya genetik/plasma nutfah lokal oleh
masyarakat setempat.
1.7 Dampak Yang Diharapkan
Berobahnya fungsi lahan pekarangan menjadi salah satu kegiatan produktif dan
berfungsi ekonomi melalui peningkatan alokasi jam kerja keluarga produktif,
meningkatkan ketahanan pangan, kualitas gizi, kesehatan dan pendapatan keluarga
yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam kawasan
tersebut serta terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan indah serta
terlestarikannya sumberdaya genetik/plasma nutfah lokal secara mandiri.
Berkembangnya usaha yang sama ke rumahtangga lainnya dalam kawasan, menuju
usaha komersial.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
Secara makro Indonesia memiliki potensi sumberdaya hayati spesifik lokasi
yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan, seperti padi-padian, umbi-
umbian, kacang-kacangan, sayur buah dan sumber pangan hewani. Demikian pula
berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang
dengan mudah di wilayah nusantara ini. Namun potensi yang besar tersebut bertolak
belakang dengan realisasi konsumsi pangan masyarakat yang masih dibawah anjuran
pemenuhan gizi dan upaya program diversifikasi yang digalakkan pemerintah sejak
lama. Hal ini ditunjukkan dengan indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH) nasional
yang relatif masih rendah. Tahun 2009, PPH nasional baru mencapai 75,7 dan tahun
2014 diharapkan mencapai 95,0 (Arifinasi, M. 2012). Di Sumatera Barat tahun 2011,
pendapatan; (v) perkembangan jumlah produksi yang dijual dalam satu periode; (vi)
dukungan pemda dan stakeholders lain dan (vii) pengelolaan KBD dan kinerjanya
ekonominya.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Rencana Diseminasi Hasil Pengkajian (RDHP) Pendampingan KRPL
tahun 2015 dibagi menjadi enam sub kegiatan dengan penanggung jawab masing-
masing. Kecuali sub kegiatan sekretariat, sub kegiatan m-KRPL merupakan lanjutan
dari kegiatan tahun sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar kinerjanya mampu menjadi
model percontohan untuk replikasi, objek kunjungan dan tempat pembelajaran bagi
kelompok sasaran, dan juga bisa menyediaan bahan yang dibutuhkan untuk
pengembangan seperti aneka jenis benih/bibit, media tanam dan lainnya. Tabel 1,
menampilkan lokasi, penanggung jawab, nama KWT/Dasawisma dan tahun mulai
pelaksanaan implementasi dan pendampingan m-KRPL pada lima kabupaten/kota di
Sumatera Barat.
Tabel 1. Distribusi sub kegiatan, lokasi, dan penanggung jawab pendampingan m-KRPL Sumatera Barat, tahun 2015.
No. Lokasi Penanggung
Jawab KWT/Dasawisma
Tahun mulai
1. Sekretariat Buharman B. Sinergi BPK/replikasi 2011
2. Padang Rifda Roswita Taruko Indah dan Melati 2013
3. Payakumbuh Ermidias Mawar dan Flamboyan 2013
4. Sawahlunto Sumilah Cempaka & Melati 2013
5. Pesisir Selatan Kasma Iswari Melinjo Indah, Mawar Indah 2013
6. Pasaman Khaidir Ahmadi Usaha Sepakat & Tuah Sakato 2013
Hasil dan pembahasan capaian kinerja keenam sub-kegiatan tahun 2015 ini
disajikan sebagai berikut:
4.1 Kegiatan Pendampingan
Pendampingan kegiatan KRPL dilakukan dalam bentuk bantuan nara sumber,
penyediaan materi publikasi, pelatihan dan pendampingan teknologi budidaya, pasca
panen, dan kelembagaan baik terhadap kelompok sasaran atau stakeholder terkait
lanjutan atau kelompok sasaran replikasi baru.
Khusus untuk bantuan narasumber, tahun 2015 ini sesuai permintaan
stakeholder terutama dari Kantor Ketahanan Pangan kabupaten/kota, dikemukakan
pada Tabel 2 sebagai berikut
Tabel 2. Workshop, bantuan narasumber, materi dan stakeholder terkait KRPL, 2015.
Instansi Materi, Narasumber dan Audien
BBP2TP, BPTP Jatim
Workshop koordinasi dan strategi KRPL dengan Taman Agro Inovasi dan Agri Mart. Peserta Penjab KRPL dan Taman Agro Inovasi (Tagrinov) BPTP, BBP2TP dan Balai Alih Teknologi Pertanian.
KKP Tanah Datar
Manajemen kebun bibit mendukung keberlanjutan KRPL. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan kegiatan P2KP-KRPL Tanah Datar
(Buharman B.); Audien, Penyuluh Pendamping dan Pengurus KWT KRPL Tanah Datar
3. Pengembangan menu B2SA berbasis pangan lokal (Kasma Iswari)
4. Teknis budidaya sayuran (Sumilah)
SMK PP
Padang
MKRPL konsep dan implementasi. Materi workshop penyusunan silabus dan kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK-PP Padang (Buharman B.); Audien Majelis Guru dan Pengawas
KKP Padang
1. Teknis pelaksanaan kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan konsep KRPL (Rifda Roswita)
2. Praktek pengelolaan kebun bibit
KKP Solok Pengertian tipe-tipe dan tata kelola pekarangan. Pelatihan Penyuluh Pendamping KRPL Kota Solok (Sumilah)
KKP Solok Teknik budidaya dan pengemdalian hama/penyakit sayuran dalam polibag. Pelatihan terhadap 16 kelompok sasaran penerima Bansos, P2KP - KRPL 2015 (Sumilah)
DKP Solok Mempercepat capaian PPH ideal melalui scalling up KRPL Kota Solok (Buharman B, Pokja Ahli Dewan Ketahan Pangan Kota Solok)
Penulisan Buku Bunga Rampai KRPL
Buku Bunga Rampai Implementasi dan Replikasi KRPL di Sumatera Barat,
sebagai karya tulis ilmiah semi populer dalam proses penyusunannya diawali dengan
inventarisasi judul dan penulisnya. Selanjutnya mendiskusikan materi, kemudiaan
disusun sesuai format penulisan. Format penulisan dan referensi yang relevan di
konsultasikan ke Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dan BPTP
DKI untuk pengkayaan materi, terutama untuk KRPL perkotaan.
4.2 Kota Padang (KWT Melati dan Dasawisma Taruko Indah)
4.2.1 Pendampingan
Kegiatan pendampingan pada m-KRPL Kota Padang yang dilakukan
sampai akhir tahun 2015 adalah:
1) Menjadi narasumber pada Sosialisasai Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan
Kota Padang tahun 2015 di Ruang Serba Guna Balai Kota Padang yag
dilaksaanakan oleh Kantor Katahanan Pangan Kota Padang pada tanggal 16 April
2015. Acara dihadiri oleh Asisten Ekbang Dr. Ir. Eyviet Nazmar, M.Si, Kepala
Kantor Ketahanan Pangan Kota Padang, Lurah se Kota padang, Kepala Seksi
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan se Kota Padang, dan Kepala UPT seluruh
kecamatan di Kota Padang. Materi yang disampaikan adalah OPTIMALISASI
PEMANFAATAN PEKARANGAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
KELUARGA. Acara bertujuan untuk mengkomunikasikan program dan kegiatan
kepada pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat mendukung pelaksanaan dan
keberlanjutan program oleh aparat terkait. Pada pertemuan tersebut juga
disebarkan media cetak folder dengan judul TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYURAN DI
PEKARANGAN PERKOTAAN. Folder ini secara ringkas dan praktis menjelaskan
tentang cara melakukan budidaya sayuran di pekarangan, terutama untuk
pekarangan sempit dan sangat sempit yang umumnya terdapat di perkotaan.
2) Narasumber pada KWT Kelurahan Dadok Tunggul Hitam yang dihadiri 20 orang
anggota KWT dengan materi Pemanfaatan pekarangan
3) Narasumber pada kelompok Dasa Wisma
4) Pendampingan juga telah dilakukan melalui jasa pelayanan konsultasi kepada
penyuluh pendamping KRPL. Materi yang dikonsultasikan tentang budidaya dan
pemeliharaan tanaman di pekarangan, antara lain budidaya cabe merah, bawang
merah serta cara pembibitan. Konsultasi dilakukan secara langsung dan melalui
media elektronik.
5) Pendampingan dilakukan juga dengan memberikan motivasi dan advokasi kepada
pengelola KBD, Ketua, RT dan anggota KRPL dengan mendatangi kelompok dan
anggota secara perorangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memacu semangat
anggota agar tetap menerapkan KRPL. Karena berdasarkan pengamatan, akhir-
akhir ini partisipasi anggota agak kurang dalam menerapkan KRPL.
Pendampingan tersebut disederhakan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kegiatan pendampingan KRPL yang telah dilaksanakan di Kota Padang
sampai Desember 2015
No. Kegiatan Prosedur Pendampingan Uraian/Materi
1. Narasumber - Narasumber pada Sosialisasai Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan Kota Padang tahun 2015
- Peserta: Lurah se Kota padang, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan se Kota Padang, dan Ka UPT seluruh kecamatan di Kota Padang
- Materi: OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA
- Narasumber pada KWT kelurahan Dadok Tunggul Hitam
- Peserta: 20 orang anggota KWT, PPL - Materi: Budidaya Sayuran di
Pekarangan
- Narasumber pada kelompok Dasa Wisma Vilaku Indah IV
- Peserta: 20 orang - Materi: Pemanfaatan Pekarangan
2. Penyebaran media cetak
- Menyebarkan media cetak (Folder) kepada Lurah se Kota padang, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan se Kota Padang, dan Ka UPT seluruh kecamatan di Kota Padang
- Folder Teknologi Budidaya Sayuran di Pekarangan Perkotaan
3. Pelayanan konsultasi
- Memberikan pelayanan konsultasi melalui
- Penyuluh pendamping KRPL - Materi: budidaya dan pemeliharaan
tanaman di pekarangan
4. - Pemberian motivasi dan advokasi secara
perorangan
- Memberikan semangat untuk meningkatkan partisipasi anggota
- Mendiseminasikan konsep KRPL dan
5. Survey akhir
- Survey akhir dengan melakukan wawancara perorangan, sebanyak 20 orang anggota
- Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota setelah pendampingan tahun 2015
4.2.2 Pengaruh pendampingan terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan tanggapan peserta terhadap program, metode dan
materi
Pengukuran peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota dilakukan
terhadap komponen teknologi m-KRPL, yang terdiri dari penyiapan media, pembibitan,
penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman serta panen.
Pada Tabel 4 terlihat bahwa rata-rata terjadi peningkatan pengetahuan anggota dari
semula (2013) berada pada tidak tahu (32,50%), kurang tahu (40,83%), dan ragu-
ragu (26,67%), setelah pendampingan terjadi peningkatan pengetahuan menjadi
sangat tahu (49,17%) dan tahu (44,16%) serta sebagian kecil ragu-ragu (5,84%) dan
kurang tahu (0,83%). Anggota yang pengetahuannya masih berada pada kategori
tidak tahu adalah anggota yang partisipasinya rendah dalam pelaksanaan KRPL ini.
Tabel 4. Pengetahuan petani tentang budidaya pekarangan, sebelum dan setelah
kegiatan diseminasi (%).
Komponen teknologi Keterangan Pengetahuan petani (%) Total
ST T R KT TT
1. Penyiapan media 2013 0,00 0,00 30,00 40,00 30,00 100,0
Mandiri 17 anggota, SD N 13 dan SD N 36, Kabupaten Pesisir Selatan (2) KWT Bahagia 15
anggota, KWT Usahaitani 21 anggota , dan KWT Bina Saiyo Kabupaten Pasaman 12
anggota, dan (3) KWT Kemuning dan KWT Teratai, Kota Payakumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Andhika J., 2009. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Secara Optimal. http://www.kulinet.com/baca/pemanfaatan-lahan-pekarangan-secara-
optimal/691, 2-01-2012
Anonimous, 2012. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X tahun 2012 dengan tema: “Pemantapan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat Berbasis
Kemandirian dan Kearifan Lokal”. www.wnpg.org
Ariani, M. 2010. Analisis konsumsi pangan tingkat masyarakat mendukung pencapaian diversifikasi pangan. Gizi Indon 33(1):20-28
Ariani, M. 2012. Metode perhitungan Pola Pangan Harapan (PPH) dan tingkat kecukupan
energy dalam rangka percepatan dan perluasan M-KRPL mendukung ketahanan pangan keluarga. Makalah workshop konsolidasi M-KRPL 2012, Jakarta 25 -27 April 2012.
Badan Litbang Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Rumah Pangan Lestari. Badan Litbang Pertanian Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Badan Litbang Pertanian. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Rumah
Pangan Lestari dan Sinergi Program TA 2013. Badan Litbang Pertanian Jakarta.
Bappeda Sumbar 2011. Sumatera Barat Dalam Angka. Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat.
BBP2TP. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Rumah Pangan Lestari. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Badan Litbang Pertanian.
BBP2TP. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Rumah Pangan Lestari dan
Sinergi Program TA 2013. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian.
BBP2TP. 2013a. Rancangan Manajemen Kebun benih/bibit inti (KBI). Bahan Raker BBP2TP “Konsolidasi Manajemen Litkajibangdikiatluhrap Mendukung Penuntasan Program Pengkajian dan Diseminasi Pertanian Spesifik Lokasi 2014”. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian.
Buharman B., Rifda Roswita dan Nirmala. 2013. Respon stakeholders terhadap kegiatan
M-KRPL di Sumatera Barat: Kasus Kelurahan Tarantang Kota Padang dan Talawi Mudik Kota Sawahlunto. dalam Agus Hermawan et al (Eds) Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi Lahan Pekarangan untuk Peningkatan Perekonomian
Masyarakat dan Pengembangan Agribisnis. Penerbit UPT Undip Press Semarang. Hal 206-213.
Bappeda dan BPS Sumbar, 2011. Sumatera Barat dalam angka tahun 2011. Bappeda
dan Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat. Padang.
Barthel, S. and C. Isendahl. 2013. Urban gardens, agriculture, and water management: Sources of resilience for long-term food security in cities. Ecological Economics
86: 224-234
Calvet-Mir, L., E. Gómez-Baggethun and V. Reyes-García. 2012. Analysis Beyond food production: Ecosystem services provided by home gardens. A case study in Vall
Davies, Z.G. , R. A. Fuller,, A. Loram, , K. N. Irvine , V. Sims and K. J. Gaston. 2009. A
national scale inventory of resource provision for biodiversity within domestic gardens. BIOLOGICAL CONSERVATION 142 : 761–771.
Dewan Ketahanan Pangan, 2009. Draft-4. Indonesia tahan pangan dan gizi. 55 pp
Gayatri, K.R. 2012. Program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) dan
sinerginya dengan KRPL. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan. Makalah workshop konsolidasi M-KRPL 2012, Jakarta 25 -27 April 2012.
Hosen, N., Buharman B., Z. lamid. 2004. Analisis komoditas unggulan di
Sumatera Barat. Proseding Seminar Nasional BPTP Sumatera Barat. Padang.
Indriani, R. 2013. Indonesia tidak akan kekurangan pangan. Diambil dari http://www.beritasatu.com/nusantara/121383
Kristanti, I. 2011. Pemanfaatan Pekarangan Menjadi Taman Sayuran yang Produktif.
Mazumdar, S. and Sanjoy Mazumdar. 2012. Immigrant home gardens: Places of religion,
culture, ecology, and family. Landscape and Urban Planning 105: 258–265
Nainggolan, K. 2005. Program Akselerasi Pemantapan Ketahanan Pangan Berbasis Pedesaan. http://bkpd.jabarprov.go.id/data/arsip/Pros_Kaman_06. pdf,
02-01-2012.
Prapanca., 2005. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot dan Polibag. Penebar Swadaya. Jakarta
Purwanti, Tri Bastuti, Saptana, dan Sri Suharyono. 2012. Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kabupaten Pacitan: Analisis dampak dan antisipasi ke depan. Analisis Kebijakan Pertanian Vol 10(3):239-256. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Saliem, H.P. 2011. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Sebagai Solusi Pemantapan
Sri Sulihanti. 2013. Sinergi Program Badan Ketahanan Pangan dan Badan Litbang Pertanian dalam Pengembangan KRPL. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan.
Sudana, W. 2012. Keberlanjutan program KRPL. Makalah workshop konsolidasi M-KRPL 2012, Jakarta 25 -27 April 2012. Badan Litbang Pertanian.
Sudarmadji. 2012. Panduan operasional kebun bibit/benih inti (KBI) dan pengelolaan kebun bibit desa. Makalah workshop konsolidasi M-KRPL 2012, Jakarta 25-27 April 2012. Badan Litbang Pertanian.
Supriati, Y., Y. Yulia dan I. Nurlela, 2008. Taman Sayur + 19 Desain Menarik. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Trinh, L.N., , J.W. Watson, N.N. Hue, N.N. De, N.V. Minh, P. Chu, , B.R. Sthapit and P.B.
Eyzaguirre. 2003. Agrobiodiversity conservation and development in Vietnamese home gardens. Agriculture, Ecosystems and Environment 97: 317–344