BAB I PENDAHULUAN Ulkus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya menjadi ulkus rekuren, ulkus akibat infeksi, ulkus neoplastik, ulkus akibat gangguan hematologik, ulkus dermatologik, ulkus akibat gangguan granulomatosa, ulkus iatrogenik, dan ulkus akibat trauma atau ulkus traumatik. Ulkus rekuren meliputi ulkus rekuren aphtomatosa (RAU) minor, ulkus rekuren aphtomatosa mayor, ulkus rekuren herpetiform, dan Behcet’s syndrome. Ulkus akibat infeksi meliputi infeksi herpes simplex primer, infeksi herpes zooster, gingivostomatitis ulseratif akut (ANUG), ulkus pada HIV, tuberkulosis, dan syphilis. Ulkus neoplastik terdapat pada carcinoma sel squamosa dan leukemia. Ulkus pada gangguan hematologik yaitu pada anemia, neutropenia, dan agranulositosis. Sedangkan ulkus pada gangguan dermatologis meliputi lichen planus erosif, pemphigus, benign mucous membrane pemhigoid, erythema multiforme dan sindroma Steven Johnson, sindroma Reiter. Ulkus karena gangguan granulomatosa meliputi histiositosis X dan Wegener granulomatosis. Ulkus iatrogenik terjadi pada alergi obat, agranulositosis karena obat, obat sitotoksik, dan radioterapi. Adapun ulkus akibat trauma yang disebut juga ulkus dekubitus atau ulkus traumatik dapat disebabkan oleh trauma mekanik, trauma kimia, dan trauma termal. Trauma mekanik bisa 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Ulkus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya menjadi ulkus
rekuren, ulkus akibat infeksi, ulkus neoplastik, ulkus akibat gangguan hematologik, ulkus
dermatologik, ulkus akibat gangguan granulomatosa, ulkus iatrogenik, dan ulkus akibat trauma
atau ulkus traumatik.
Ulkus rekuren meliputi ulkus rekuren aphtomatosa (RAU) minor, ulkus rekuren
aphtomatosa mayor, ulkus rekuren herpetiform, dan Behcet’s syndrome. Ulkus akibat infeksi
meliputi infeksi herpes simplex primer, infeksi herpes zooster, gingivostomatitis ulseratif akut
(ANUG), ulkus pada HIV, tuberkulosis, dan syphilis. Ulkus neoplastik terdapat pada carcinoma
sel squamosa dan leukemia. Ulkus pada gangguan hematologik yaitu pada anemia, neutropenia,
dan agranulositosis. Sedangkan ulkus pada gangguan dermatologis meliputi lichen planus erosif,
pemphigus, benign mucous membrane pemhigoid, erythema multiforme dan sindroma Steven
Johnson, sindroma Reiter. Ulkus karena gangguan granulomatosa meliputi histiositosis X dan
Wegener granulomatosis. Ulkus iatrogenik terjadi pada alergi obat, agranulositosis karena obat,
obat sitotoksik, dan radioterapi. Adapun ulkus akibat trauma yang disebut juga ulkus dekubitus
atau ulkus traumatik dapat disebabkan oleh trauma mekanik, trauma kimia, dan trauma termal.
Trauma mekanik bisa disebabkan oleh benda asing, malposisi gigi, supraposisi gigi, sisa akar
yang tajam, atau perforasi radiks gigi sulung.
Ulkus dekubitus merupakan lesi oral yang sering dijumpai. Penyebab ulkus traumatik
(ulkus dekubitus) beragam, meliputi gigi yang patah atau tajam, penggunaan instrumen dental
yan tidak benar, makanan keras, benda asing tajam, mukosa yang tergigit, dan iritasi dentis.
Lokasi ulkus dekubitus dapat dimana saja dalam mulut namun paling sering ditemukan pada tepi
lateral lidah, mukosa buccal, bibir, dan fossa labioalveolar dan buccalveolar.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan manifestasi klinis. Segera setelah
didapatkan hubungan antara faktor ulcerogenic dan ulkus, penanganan penyebab harus
dilakukan, dengan follow-up pasien dalam 7 sampai 10 hari untuk memastikan penyembuhan
1
lengkap. Jika ulkus menetap, maka dianjurkan untuk revisi diagnosis klinis serta biopsi untuk
menyingkirkan dugaan kanker.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Trauma pada mukosa oral dapat menyebabkan lesi ulseratif. Jenis trauma dapat berasal
dari paparan kimiawi, elektrik, suhu, dan fisik. Salah satu contoh trauma fisik adalah ulkus
dekubitus yaitu iritasi pada jaringan lunak rongga mulut disebabkan karena iritasi kronis gigi.
Gigi malposisi, gigi supraposisi yang tidak mempunyai antagonis, sisa akar gigi yang tajam, dan
perforasi radiks sulung juga dapat menyebabkan ulkus dekubitus.
Persebaran Umur.
Bayi : ulkus sublingual dapat terjadi akibat trauma mukosa kronik yang disebabkan
erupsi dini pada natal teeth.
Anak : penyebab trauma terbanyak dari golongan umur ini adalah akibat elektrik dan
suhu.
Dewasa : trauma biasanya disebabkan karena fraktur, gigi abnormal, trauma yang
disebabkan protesa rahang atas/bawah, dan makanan yang panas.
DIAGNOSIS.
Anamnesa.
Keluhan nyeri subjektif beragam dari ringan sampai berat, bergantung pada kedalaman
dan lokasi ulkus di dalam muluit. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan manifestasi
klinis.
Pasien datang dengan keluhan timbulnya ulkus yang nyeri dan disertai riwayat trauma seperti:
Tergigit sendiri saat tidur, berbicara, atau makan.
Trauma mekanik; baik sebab dari ekstra oral (benturan dengan benda lain), maupun dari
intra oral (malposisi gigi, supraposisi gigi yang tidak mempunyai antagonis)
Trauma kimia, elektrik, dan suhu
3
Gambaran Klinis.
Ukuran ulkus bervariasi dengan diameter dari beberapa milimeter sampai beberapa
centimeter, bergantung pada intensitas, durasi, dan jenis trauma, serta infeksi sekunder yang
dapat terjadi.
Manifestasi klinis dari ulkus ini beragam, namun umumnya nampak sebagai lesi tunggal
yang nyeri dengan permukaan merah muda atau putih kekuningan dan batas kemerahan tipis.
Palpasi ulkus lunak, dan sembuh tanpa meninggalkan bekas dalam 6 sampai 10 hari, secara
spontan atau setelah penyebab hilang.
Namun, pada kasus yang intens dan berkelanjutan, permukaan ulkus dapat menjadi
irreguler dengan adanya vegetasi dan peninggian tepi serta indurasi dasar ulkus. Pada kasus yang
berkelanjutan tersebut ulkus traumatik secara klinis dapat menyerupai carcinoma.
Ulkus biasanya sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 10-14 hari, tetapi kadang ulkus
dapat bertahan lebih lama dikarenakan faktor sistemik. Lesi dapat berbentuk oval dengan area
eritem dikelilingi oleh membran fibropurulent yang dapat dilepaskan. Lokasi ulkus dapat
bermacam-macam, tergantung penyebabnya:
Trauma mekanik: ulkus karena trauma mekanik biasanya ditemukan pada mukosa bukal,
labial, lipatan mukobukal, gusi, dan mukosa palatal.
Trauma elektrik : lesi yang disebabkan oleh elektrik banyak ditemukan pada anak,
mengenai bibir dan komisura.
Trauma panas/suhu : trauma karena makanan yang panas biasanya terdapat pada mukosa
bukal posterior, dan palatum.
Trauma kimia : bahan kimia dapat merusak semua area mukosa oral. Bahan kimia yang
dapat menyebabkan lesi, seperti aspirin, hidrogen peroksida, perak nitrat, dan fenol.
Diagnosis Banding.
Diagnosis banding dari ulkus dekubitus adalah Squamous Cell Carcinoma. Beberapa
ulkus karena trauma dapat menyerupai Squamous Cell Carcinoma atau ulkus granulomatosa
4
(yaitu ulkus yang disebabkan karena infeksi jamur atau kuman tuberkulosis). Bila ulkus tidak
responsif terhadap pengobatan, pengambilan sampel untuk biopsi dapat dipertimbangkan untuk
menyingkirkan keganasan.
Gambaran mikroskopis dapat berupa area yang dilingkupi oleh membran fibrinopurulen,
terdiri dari sel radang akut dan fibrin. Epitel squamous kompleks dapat mengalami hiperplasi dan
daerah atipik. Dasar ulkus disusun oleh jaringan granulasi yang berproliferasi dengan area edema
dan sebukan sel radang akut dan kronis.
Terapi.
Penatalaksanaan terhadap ulkus bergantung pada penyebab ulkus, ukuran, kronisitas,
tingkat keparahan dan lokasinya. Terapi ulkus yang disebabkan oleh trauma secara umum adalah
menghilangkan faktor penyebab. Pada ulkus yang disebabkan trauma mekanik atau trauma suhu,
biasanya akan sembuh sendiri dalam 10-14 hari.
Lesi traumatik pada mukosa oral dapat diatasi dengan menghilangkan faktor penyebab.
Trauma kimia dan suhu menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral, sehingga memerlukan
analgesik selama penyembuhan. Terapi suportif seperti memperbaiki oral higiene dan
penggunaan obat kumur sangat disarankan.
Modalitas terapi untuk ulkus traumatik adalah :
Hindari faktor penyebab
Gunakan pelindung mulut.
Konsumsi diet lunak.
Kumur dengan NaCl hangat.
Aplikasi anestesi topikal atau pemberian obatkumur anestetik dapat digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri pada lesi. dalam. Rasa nyeri pada lesi dapat dikurangi dengan
pemberian obat kumur anestetik. Pemberian antiseptik kumur seperti clorhexidine
terbukti dapat mengurangi nyeri walaupun tidak begitu nyata.
Antibiotik broad spectrum seperti penisilin dapat digunakan untuk mencegah infeksi
sekunder oleh bakteri terutama jika lesi ulkus parah dan dalam.
5
Sedangkan bila penyebab ulkus dekubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat
dilakukan ekstraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap sebagai berikut:
Anestesi lokal.
Pencabutan.
Pemberian tampon, digigit selama 1/2 jam.
Antibiotika, analgetika (bila diperlukan).
6
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. Ida Sofiyanti.
Umur : 24 tahun.
Jenis kelamin : Perempuan.
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.
Alamat : Sumur Rejo, Gunung Pati. Semarang.
Tanggal periksa : 6 Desember 2010.
No. CM : C171138
II. KELUHAN SUBYEKTIF
1. Anamnesis (Autoanamnesis dengan pasien tanggal 6 Desember 2010)
Keluhan utama : Sakit di rahang kiri atas belakang seperti ada robekan.
2. Riwayat penyakit Sekarang :
Penderita mengeluh nyeri di rahang kiri atas belakang sejak ± 1 tahun yang lalu.
Nyeri dirasakan hilang timbul, tidak mengganggu aktivitas dan tidak ada nyeri kepala
yang menjalar.
± 1 tahun yang lalu pasien menderita gigi senut-senut, sakit bila digunakan untuk
makan, sehingga jika makan pasien tidak pernah menggunakan gigi gerahamnya.
Dengan keluhan itu pasien berobat ke RSDK tanggal 1 Agustus 2009 dan diagnosis
2.8, 3.8 operculitis e.c ED dan 1.8, 4.8 ED, Pro Foto panoramik. Program ekstraksi
gigi 3.6, 3.8 tanggal 10 Agustus 2009.
3. Riwayat penyakit lain :
a. Penderita belum pernah sakit seperti ini sebelum 1 tahun yang lalu.
b. Riwayat trauma disangkal.
c. Riwayat darah tinggi disangkal.
d. Riwayat kencing manis disangkal.
e. Riwayat menderita penyakit keganasan disangkal.
f. Riwayat operculitis (+).
7
g. Riwayat ekstraksi gigi 3.6 dan 3.8 pada tanggal 10 Agustus 2010.
III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik. (Tanggal 6 Desember 2010, pukul 10.30 WIB)
Status Generalis.
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Komposmentis.
b. Keadaan gizi : Cukup.
c. Derajat Sakit : -
d. Tanda vital :
i. Tekanan darah : 120/70 mmHg.
ii. Nadi : 84 x/menit.
iii. Frekuensi nafas : 20 x/menit.
iv. Suhu : 36,5 oC.
2. Pemeriksaan ekstraoral
a. Wajah
Inspeksi : Asimetri wajah (-), pembengkakan (-), warna kemerahan (-).
Palpasi : Tidak ditemukan kelainan.
b. Leher
Inspeksi : Simetris.
Palpasi : Tidak ditemukan pembesaran nnll. Submandibula.