1 BAB I PENDAHULUAN Efusi pleura adalah akumulasi cairan abnormal di dalam cavum pleura yang terjadi karena adanya peni ngkat an pr od uksi cair an ataupun karena adany a penurunan absorbsi cairan dari permukaan pleura. Cairan abnormal ter sebut dapat berupa serous, darah, atau pus. Efusi dapat disebabkan oleh trauma, infeksi, metabolik, kardiak, defek genetik, dan neoplasma melalui beberapa mekanisme, seperti peningkatan permeabilitas membran pleura, peningkatan tekanan kapilerparu, penurunan tekanan negatif dalam rongga pleura, penurunan tekanan onkotik, dan obstru ksi ali ran limfe. Efusi ple ura bia sa ter jadi sebaga i kompli kas i dar i berbagai penyakit yang mengindikasikan bahwa terdapat suatu penyakit yang mendasarinya.(1,2Efu si ple ura pal ing seri ng menye babkan gan ggu an pad a par u man usi a mel alui kompre si jari ngan. !ompre si yan g terj adi pad a jar ing an par u dap at menimbulkan gangguan pernapasan akibat kemampuan paru untuk mengembang dan men gempis ter hambat yan g menyeb abkan par u menjadi kolaps sehing ga oksigen sulit untuk masuk ke dalam paru"paru. (1,#$yspneu merupakan salah sat u ge jal a da ri ke sulitan memasukkan oksig en ke dalam pa ru"par u akibat kompresi oleh cairan efusi pleura. %al ini dapat menimbulkan komplikasi berupa hipoksemia, yaitu berkurangnya kandungan oksigen di dalam darah. &ika hal ini ter us ber lan jut dap at men gakiba tka n oks ige n dala m jari ngan ber kur ang yan g disebu t hipok sia. !ondisi ini sangat berbahay a bagi tubuh manusia kerena dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang bersifat reversible hingga irreversible .('i ngk at kej adi an efusi ple ura men capai #2) per 1)) .)) ) pen dud uk di negara"negara industri dan penyebaran etiologi berhubungan dengan prevalensi penyakit yang mendasarinya.(#*nsidensi di +merika erikat mencapai 1,- juta ora ng se ti ap ta hu nnya. (' e nel it ia n yan g di la ku ka n di /umah a ki t ersahabatan, &akarta pada tahun 2))0 melaporkan bahwa dari 220 kasus efusi pleura, keganasan merupakan penyebab utama yang diikuti oleh penyakit infeksi tuberkulosis, empiema toraks, dan kela inan ekstra pulmoner.(
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Efusi pleura adalah akumulasi cairan abnormal di dalam cavum pleura yang
terjadi karena adanya peningkatan produksi cairan ataupun karena adanya
penurunan absorbsi cairan dari permukaan pleura. Cairan abnormal tersebut dapat
berupa serous, darah, atau pus. Efusi dapat disebabkan oleh trauma, infeksi,
metabolik, kardiak, defek genetik, dan neoplasma melalui beberapa mekanisme,
seperti peningkatan permeabilitas membran pleura, peningkatan tekanan kapiler
paru, penurunan tekanan negatif dalam rongga pleura, penurunan tekanan onkotik,
dan obstruksi aliran limfe. Efusi pleura biasa terjadi sebagai komplikasi dari
berbagai penyakit yang mengindikasikan bahwa terdapat suatu penyakit yang
mendasarinya.(1,2
Efusi pleura paling sering menyebabkan gangguan pada paru manusia
melalui kompresi jaringan. !ompresi yang terjadi pada jaringan paru dapat
menimbulkan gangguan pernapasan akibat kemampuan paru untuk mengembang
dan mengempis terhambat yang menyebabkan paru menjadi kolaps sehingga
oksigen sulit untuk masuk ke dalam paru"paru. (1,# $yspneu merupakan salah
satu gejala dari kesulitan memasukkan oksigen ke dalam paru"paru akibat
kompresi oleh cairan efusi pleura. %al ini dapat menimbulkan komplikasi berupa
hipoksemia, yaitu berkurangnya kandungan oksigen di dalam darah. &ika hal ini
terus berlanjut dapat mengakibatkan oksigen dalam jaringan berkurang yang
disebut hipoksia. !ondisi ini sangat berbahaya bagi tubuh manusia kerena dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan yang bersifat reversible hingga irreversible.('
ingkat kejadian efusi pleura mencapai #2) per 1)).))) penduduk di
negara"negara industri dan penyebaran etiologi berhubungan dengan prevalensi penyakit yang mendasarinya.(# *nsidensi di +merika erikat mencapai 1,- juta
orang setiap tahunnya.(' enelitian yang dilakukan di /umah akit
ersahabatan, &akarta pada tahun 2))0 melaporkan bahwa dari 220 kasus efusi
pleura, keganasan merupakan penyebab utama yang diikuti oleh penyakit infeksi
tuberkulosis, empiema toraks, dan kelainan ekstra pulmoner.(
produksi oleh pleura viseralis dengan proses reabsorpsi oleh pleura parietalis dan
sistem limfatik. roses produksi dan reabsorpsi tersebut terjadi melalui proses
pertukaran pada dinding kapiler. (2,12,1#,1'
enumpukan cairan pada pleura disebabkan oleh perubahan kekuatan
tarling. !ekuatan tarling dipengaruhi oleh3 (1
K eningkatan permeabilitas kapiler, seperti pada kasus infeksi pleuropneumonia,
sistemik lupus eritematosus, efek racun, dan tumor.
Keningkatan tekanan hidrostatik kapiler, seperti pada kasus gagal jantung
kongestif dan perikarditis.
K enurunan tekanan hidrostatik, seperti pada kasus postthoracentesis.
K enurunan tekanan onkotik plasma, seperti pada kasus hipoalbuminemia,
nefrosis, dan sirosis hati.
K eningkatan tekanan onkotik interstisial, seperti pada kasus infark paru.
Efusi pleura terjadi akibat akumulasi cairan pleura abnormal yang secara
garis besar dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu(2
1. embentukan cairan pleura yang berlebih
%al ini dapat terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler (peradangan dan
neoplasma, peningkatan tekanan hidrostatik (gagal jantung kiri, dan penurunan
tekanan intrapleura (atelektasis.
2. enurunan kemampuan reabsorpsi
%al ini dapat disebabkan oleh penurunan tekanan osmotik koloid darah
(hipoalbumin dan sumbatan pembuluh limfe.
7ekanisme yang mendasari pembentukan cairan transudat efusi pleura pada
pasien gagal jantung kongestif telah diketahui. ada keadaan normal ada sejumlah
kecil cairan dalam ruang pleura yang berasal dari cabang sirkulasi sistemik yangmendarahi pleura parietal. rotein kecil, berasal dari kapiler atau pembuluh darah
kecil, menembus membran pleura parietal menuju ruang pleura, biasanya tidak
ada cairan yang berasal dari paru dan masuk ke rongga pleura melalui pleura
viseral. ebaliknya, sebagian cairan dalam rongga pleura dibuang melalui pleura
viseral. &alan penting lain, khususnya untuk partikel, sel, protein, dan kelebihan
cairan (bila terjadi adalah saluran limfe, dari kavum pleura melewati stomata
(lubang kecil yang hanya terdapat pada pleura parietal.
Cairan yang terkumpul dalam rongga pleura pasien gagal jantung kongestif
berasal dari paru, dan pembentukannya dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan
onkotik yang berakibat terjadi filtrasi menembus kapiler pada sirkulasi paru. aat
tekanan pengisian ventrikel kiri meningkat, tekanan hidrostatik kapiler pulmonal
juga meningkat sehingga filtrasi cairan dalam paru ikut meningkat. Efusi pleura
yang terjadi merupakan akhir dari evolusi yang didasari penyakit jantung (setelah
onset gagal jantung kongestif. (9
8eberapa faktor melindungi paru agar tidak terjadi edema paru dengan cara
pertukaran gas. amun bila mekanisme tidak mampu, cairan mulai terkumpul,
awalnya pada ruang interstisial peribronkovaskuler besar dan pada tahap akhir di
alveoli. idak ada yang tahu dengan pasti kapan, selama edema paru memburuk,
cairan dalam paru mulai keluar dari paru menembus rongga pleura. 8erdasarkan
eksperimen pada paru yang secara progresif dibuat edema, tampaknya perlu waktu
untuk terjadi kebocoran paru, berarti rongga interstisial peribronkovaskuler paling
tidak sebagiah penuh dulu dengan cairan sebelum cairan tersebut merembes dari
rongga interstisial subpleura menuju kavum pleura. (9
Efusi pleura kardiogenik merupakan edema paru yang bocor ke rongga
pleura, merupakan mekanisme paru untuk membersihkan dirinya dari akumulasi
cairan. $engan kata lain, perpindahan cairan ke dalam rongga pleura akan
mencegah berkumpulnya cairan ke dalam alveoli sehingga pertukaran gas tetap
terjadi. (9
rotein dalam sampel cairan pleura pasien gagal ginjal kongestif kadarnya
rendah, namun tidak serendah pada cairan pleura normal. engukuran pada
binatang percobaan, kadar protein pada cairan edema paru, cairan rongga pleura
dan cairan limfe daerah paru ternyata identik. %asil tersebut menguatkankeyakinan bahwa efusi pleura pada pasien gagal jantung kongestif terjadi karena
perpindahan cairan dari paru (yang mengalami edema paru menuju rongga
pasien sejak 1 bulan sebelum pasien dirujuk ke *:$ /6$;+. asien sesak pada
saat melakukan aktivitas sehari"hari. esak napas berkurang pada saat pasien
istirahat. $ua hari sebelum masuk rumah sakit, sesak semakin memberat. esak
tidak berkurang dengan istirahat. asien mengaku sesak sedikit berkurang bila
pasien berbaring ke arah kanan. asien tidak mengeluhkan demam dan batuk.
asien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus sejak 1) tahun.
asien dirujuk rumah sakit 7eura<a dengan diagnosa efusi pleura dan sudah
dilakukan tindakan pungsi pleura. asien mengkonsumsi obat hipertensi dan
diabetes melitus tetapi tidak tau namanya dan pasien tidak rutin minum obat. $ari
hasil anamnesis, diagnosa yang paling tepat pada kasus ini adalah efusi pleura et
causa congestive heart !ailure(C%G. enyebab efusi pleura pada pasien ini
adalah C%G. :ejala C%G adalah sesak nafas. %ipertensi dan diabetes melitus
adalah faktor risiko penyebab C%G pada kasus ini. asien hipertensi yang tidak
rutin minum obat berpotensi menderita C%G. esak nafas pada kasus ini
disebabkan oleh gangguan pengembangan paru akibat akumulasi cairan pada
cavum pleura.
ada pemeriksaan fisik didapatkan status internus dalam batas normal
kecuali pada palpasi paru didapatkan stem fremitus dada kanan dada kiri
menurun, perkusi paru didapatkan suara redup pada dada sebelah kiri serta pada
auskultasi paru didapatkan suara vesikuler melemah pada bagian dada sebelah
kiri. %al ini mengarahkan pada diagnosis efusi pleura. erdapat asites dan edema
tungkai pada kasus ini disebabkan oleh C%G. ada auskultasi ditemukan vesikuler menurun pada paru kanan. %al ini disebabkan oleh cairan yang menumpuk pada
cavum pleura. elain itu terdapat suara nafas tambahan yaitu ronkhi pada kedua
lapangan paru disebabkan akumulasi cairan pada alveolus yang merupakan
manifestasi dari peningkatan tekanan hidrostatik.
emeriksaaan penunjang yang dilakukan pada pasien adalah pemeriksaan
laboratorium darah rutin menunjukan hasil normal. asien dilakukan pemasangan
?$ pada tanggal > +gustus 2)1- dan didapatkan cairan bening berjumlah