BAB I PENDAHULUAN Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT, 2001) di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkkan bahwa 27% laki- laki dan 29% wanita menderita hipertensi; 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke. Terdapat 50% penderita tidak menyadari sebagai penderita, sehingga penyakitnya lebih berat karena tidak merubah dan menghindari faktor risiko. Sebanyak 70% hipertensi ringan, maka banyak diabaikan/terabaikan sehingga menjadi ganas (hipertensi maligna). 1 Hipertensi pada negara mberkembang, terutama pada masyarakat perkotaan, prevalensinya hampir sama dengan negara maju. Diperkirakan sekitar 7,1 juta orang didunia meninggal karena hipertensi dan menyebakan disability sekitar 64 juta orang. 2 Pada dewasa muda dan usia pertengahan, hipertensi lebih banyak terdapat pada pria jika dibandingkan dengan wanita. Tetapi pada usia di atas 60 tahun lebih banyak wanita dibandingkan denan pria. 3 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT, 2001) di kalangan penduduk umur 25 tahun ke
atas menunjukkkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi; 0,3%
mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke. Terdapat 50% penderita tidak menyadari
sebagai penderita, sehingga penyakitnya lebih berat karena tidak merubah dan menghindari
faktor risiko. Sebanyak 70% hipertensi ringan, maka banyak diabaikan/terabaikan sehingga
menjadi ganas (hipertensi maligna). 1
Hipertensi pada negara mberkembang, terutama pada masyarakat perkotaan, prevalensinya
hampir sama dengan negara maju. Diperkirakan sekitar 7,1 juta orang didunia meninggal karena
hipertensi dan menyebakan disability sekitar 64 juta orang.2
Pada dewasa muda dan usia pertengahan, hipertensi lebih banyak terdapat pada pria jika
dibandingkan dengan wanita. Tetapi pada usia di atas 60 tahun lebih banyak wanita
dibandingkan denan pria.3
BAB II
1
KASUS
IDENTITAS
NAMA : Ny. K
USIA : 49 tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
ALAMAT : Jln. H. Timah 2, Duren Sawit
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
Dokter yg merawat : dr. Lukman, Sp.PD / Annas 1
TGL MRS :15/10/2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien mengeluh sakit kepala 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh kepala terasa sakit dan seperti berputar 1 hari SMRS. Pasien juga
merasa mual dan muntah sebanyak kurang lebih 10x dalam 1 hari dan saat tiba di IGD
pasien muntah 3x. Pasien juga muntah saat masuk makanan ataupun minuman. Pasien
mengatakan tidak nafsu makan dan perut terasa penuh. Pasien menyangkal ada nyeri
dada ataupun sesak nafas. Demam dan batuk disangkal.
Pasien mengatakan sejak 1 tahun terakhir sering merasa sakit kepala namun tidak
berlangsung lama. Juga sering merasa kepala berputar, serta tengkuk terasa berat. Pasien
juga sering merasa berdebar. Pasien menyangkal ada peningkatan frekuensi BAK
dimalam hari, menyangkal adanya rasa haus yang berlebihan ataupun peningkatan nafsu
makan. Tidak pernah terdapat bengkak pada perut atau kedua kaki. Penglihatan kabur
disangkal. Pasien menyangkal ada rasa kesemutan atau baal pada kedua tangan dan kaki.
Riwayat Penyakit Dahulu
2
o Keluhan seperti ini sudah sering dirasakan 1 tahun terakhir namun tidak seberat
saat ini
o Pasien mengatakan tekanan darah pasien memang sering tinggi (sekitar 140/90)
jika memeriksa kepuskesmas
o Riwayat DM dan Asma disangkal pasien
o Riwayat penyakit ginjal disangkal
o Riwayat Stroke disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
o Keluhan yang sama disangkal
o Ayah pasien menderita memiliki riwayat tekanan darah yang tinggi, namun tidak
berobat
o Riwayat DM dan Asma disangkal
o Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat Pengobatan
o Untuk keluhan saat ini belum mengkonsumsi obat-obatan ataupun pergi berobat
o Saat ini sedang tidak mengkonsumsi obat apapun
Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat-obatan dan makanan disangkal
Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya tinggal dirumah. Aktivitas
pasien sehari-hari tidak banyak. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga. Pasien
mengkonsumsi kopi setiap hari, minimal 2 gelas. Pasien menyangkal mengkonsumsi
rokok ataupun alkohol. Pasien mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang manis
dan goreng-gorengan.
3
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum
• Tampak sakit sedang
• Kesadaran
• Compos Mentis, GCS 15
• Status Gizi
• IMT : 20 kg/m2
• Tanda Vital
• Tekanan darah : 180/110 mmHg
• Nadi : 86x/menit
• Pernapasan : 22x/menit
• Suhu (axilla) : 36,8oC
STATUS GENERALIS
Kepala : normocephal, distribusi merata, tidak mudah di cabut
Mata : cekung (-), konjungtiva anemis (-/-), skelra ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
dan profil lipid ( termasuk HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan trigliserida. Test tambahan
termasuk pengukuran terhadap ekskresi albumin atau albumin/ kreatinin rasio.8
Tabel 2 Pemeriksaan penunjang untuk skrening etiologi hipertensi7
16
3.8 Diagnosis
Konfirmasi dari hipertensi berdasarkan pada pemeriksaan awal, dan pemeriksaan pada dua kali follow-up dengan setidaknya dua kali pengukuran pada setiap kali follow-up.
Gambar 3 Algoritma Diagnosis Hipertensi12
17
3.9 Komplikasi
18
3.9.1 Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab yang tersering menyebabkan kematian pada pasien
hipertensi. Penyakit jantung hipertensi merupakan hasil dari perubahan struktur dan fungsi yang
menyebabkan pembesaran jantung kiri disfungsi diastolik, dan gagal jantung. 8
3.9.2 Otak
Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting terhadap infark dan hemoragik otak. Sekitar 85
% dari stroke karena infark dan sisanya karena hemoragik. Insiden dari stroke meningkat secara
progresif seiring dengan peningkatan tekanan darah, khususnya pada usia > 65 tahun.
Pengobatan pada hipertensi menurunkan insiden baik stroke iskemik ataupun stroke hemorgik. 8
3.9.3 Ginjal
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, penyebab yang sering terjadi pada renal
insufficiency. Pasien dengan hipertensif nefropati, tekanan darah harus 130/80 mmHg atau lebih
rendah, khususnya ketika ada proteinuria. 8
3.10 Prognosis
WHO membuat tabel stratifikasi dan membuat tiga kategori risiko yang berhubungan dengan timbulnya kejadian penyakit kardiovaskular selama 10 tahun ke depan: (1) risiko rendah, kurang dari 15 %. (2) risiko menengah , sekitar 15-20 %. (3) risiko tinggi, lebih dari 20 %.13
Tabel 3 Faktor yang Mempengaruhi Prognosis13
Tabel 4 Prognosis13
19
3.11 Pengobatan Umum
3.11.1Kontrol Tekanan Darah
Pada mayoritas pasien, menurunkan tekanan sitolik lebih sulit dibandingkan dengan menurunkan
tekanan diastole. Walaupun kontrol tekanan darah yang efektif dapat dicapai pada penderita
hipertensi, mayoritas membutuhkan dua obat antihipertensi atau lebih. Kegagalan melakukan
modifikasi gaya hidup, dosis obat antihipertensi yang adekuat, atau kombinasi obat yang tidak
sesuai menyebabkan kontrol tekanan darah tidak adekuat.7
3.11.2 Tujuan Terapi
Tujuan dari terapi menggunakan obat antihipertensi adalah untuk mengurangi risiko morbiditas
dan mortalitas kardiovaskular dan ginjal. Target tekanan darah adalah < 140/90 mmHg disertai
dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Pada pasien dengan diabetes atau penyakit
ginjal, target tekanan darah adalah <130/80 mmHg. Keuntungan dari obat antihipertensi ini
berhubungan dengan penurunan dari (1) insiden stroke, skitar 35-40 %; (2) MCI, sekitar 20-25%;
dan gagal jantung, sekitar > dari 50 %. Estimasi ini dlakukan pada hipertensi derajat 1 dengan
tekanan sistolik 140-159 mmHg dan atau tekanan diastolic 90-99 mmHg.7
3.11.3 Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup yang sehat merupakan prevensi terhadap peningkatan tekanan darah dan termasuk
dalam pengobatan hipertensi. Perubahan gaya hidup dapat menurunkan atau menunda insiden
dari hipertensi, dan meningkatkan efek dari obat antihipertensi, dan penurunan risiko
kardiovaskular.7
Tabel 5 Perubahan Gaya Hidup untuk Mencegah dan Pengobatan hipertensi7
20
3.11.4 Obat-obat Antihipertensi
Penanggulangan hipertensi dengan obat dilakukan bila dengan perubahan gaya hidup tekanan
darah belum mencapai target (>140/90 mmHg) atau > 130/80 mmHg pada diabetes atau penyakit
ginjal kronik. Pemilihan berdasarkan ada/tidaknya indikasi khusus. Bla tidak ada indikasi khusus
pilihan obat juga tergantung pada derajat hipertensi.7
Sesudah pemakaian obat antihipertensi, pasien harus melakukan follow-up dan pengaturan dosis
obat setiap bulannya atau sesudah target tekanan darah tercapai. Serum kalium dan kreatinin
harus di monitor setidaknya satu sampai dua kali per tahun. Sesudah target tekanan darah
tercapai, follow-up dapat 3-6 bulan sekali.7
Gambar 4 Algoritma Penanggulangan Hipertensi14
21
Gambar 5 Strategi untuk dosis obat AntiHipertensi14
22
Tabel 6 Pilihan obat pada Indikasi Khusus7
Indikasi Khusus Diuretik B Blocker ACEI ARB CCB AntialdosteronGagal Jantung + + + + +
3.13.1 DefinisiKrisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistol ≥ 180
mmHg dan atau diastole ≥ 120 mmHg), pada penderita hipertensi yang membutuh kan
penanganan segera.7
3.13.2 Klasifikasi
Hipertensi emergensiKenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang progresif disebut
hipertensi emergensi. Pada keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang
segera dalam kurun waktu menit/jam.7
Hipertensi urgensiKenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target disebut hipertensi
urgensi. Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48
jam.7
3.13.3 Manifestasi klinisBidang neurologi7
Sakit kepala, hilang/kabur penglihatan, kejang, gangguan kesadaran (somnolen, spoor, koma).
Bidang mata7
Funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina, edema papil.
Bidang kardiovaskular7
Nyeri dada, edema paru
Bidang ginjal7
Azotemia, proteinuria, oliguria
3.13.4 Faktor Risiko 7
27
-Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi tidak teratur.
-Kehamilan
-Penggunaan NAPZA
-Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka berat, phaeochromocytoma,
penyakit olagen, penyakit vascular, trauma kepala.
-Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.
3.13.5 Tatalaksana Hipertensi Emergensi7
-Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas
pemantauan yang memadai
-Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infuse sesegera mungkin
-Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sebagai
berikut:
-5 menit s/d 120 menit pertama tekanan darah rata-rata diturunkan 20-25%
-2 s/d 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160/100 mmHg
-6-24 jam berikutnya diturunkan sampai < 140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia organ
3.13.6 Obat-obatan yang digunakan pada Hipertensi Emergensi
Clonidin (Catapres) IV (150 mcg/ampul)7
-Clonidin 900 mcg dimasukkan ke dalam cairan infuse glukosa 5% 500 cc dan diberikan dengan mikrodrip 12 tetes/menit, setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai tekanan darah yang diharapkan tercapai.-Bila tekanan target darah tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dengan tablet clonidin oral sesuai kebutuhan.-Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak, tetapi diturunkan perlahan-lahan oleh karena bahaya rebound fenomena, dimana tekanan darah naik secara cepat bila obat dihentikan.
Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampul)7
-Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dengan infuse 50 mg/jam selama 20 menit.-Bila tekanan darah telah turun > 20% dari awal, dosis diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai-Diteruskan dengan dosis maintenance 5-10 mg/jam dengan observasi 4 jam kemudian diganti dengan tablet oral.
Nicardipin (Perdipin) IV (2 mg dan 10 mg/ampul)7
-Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus
28
-Bila tekanan darah tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6 mcg/kgBB/menit sampai target tekanan darah tercapai.
Labetolol (Normodyne) IV7
Labetolol diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan infuse dengan dosis 2 mg/menit.
Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV7
Nitroprusside diberikan dalam cairan infuse dengan dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.
2. World Health Organization. The World Health Report 2002: Risk to Health 2002.
Geneva: World Health Organization.
3. Thomas M. Habermann, , Amit K. Ghosh. Mayo Clinic Internal Medicine Concise
Textbook. 1st edition. Canada: Mayo Foundation for Medical Education and
Research:2008.
4. Staessen A Jan, Jiguang Wang, Giuseppe Bianchi, W.H. Birkenhager, Essential
Hypertension, The Lancet,2003; 1629-1635.
5. Soenarta Ann Arieska, Konsensus Pengobatan Hipertensi. Jakarta: Perhimpunan Hipertensi
Indonesia (Perhi), 2005; 5-7.
6. Cowley AW Jr. The genetic dissection of essential hypertension. Nat Rev Genet. 2006
Nov;7(11):829–40. [PMID: 17033627]
7. Chobanian AV et al. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA.
2003 May 21;289(19):2560–72.
8. Kasper, Braunwald, Fauci, et al. Harrison’s principles of internal medicine 17th edition.
New York: McGrawHill:2008
9. McPhee, Stephen J, et al. Current Medical Diagnosis and Treatment 2009. New York:
McGrawHill: 2009
10. Norman M. Kaplan. Kaplan's Clinical Hypertension 9th edition. Philadelphia, USA:
Lippincott Williams & Wilkins:2006
11. Horacio J, Nicolaos E. Sodium and Potassium in the Pathogenesis of Hypertension.N
Engl J Med 2007;356:1966-78
12. Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI). Hypertension Diagnosis and Treatment. Bloomington (MN): Institue for Clinical Systems Improvement (ICSI); 2008 October
13. 2003 World Health Organization (WHO)/International Society of Hypertension (ISH) statement on management of hypertension. J Hypertens 2003;21:1983-1992
14. Paul A. James, MD; et al, 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in AdultsReport From the Panel Members Appointedto the Eighth Joint National Committee. 2013 Desember 18;311(5):507-520.