Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak
Atau Lemak
Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak
Atau Lemak
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan
yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang
mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan
penggunaan obat. Farmasi berhubungan dengan layanan terhadap pasien
yaitu layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan
obat, dan penyediaan informasi obat.
Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa
trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan
gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau
lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau
lemak.
Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada
suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu
kamar.
Bilangan Penyabunan adalah banyaknya alkali yang dibutuhkan
untuk menyabunkan sejumlah contoh minyak. Bilangan penyabunan
dinyatakan dalam jumlah milligram kalium hidroksida yang dibutuhkan
dalam menyabunkan 1 gram minyak. Besarnya bilangan penyabunan
bergantung pada berat molekul minyak. Minyak dengan bobot molekul
rendah akan mempunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi
dibandingkan minyak dengan bobot molekul tinggi.
Pada pengujian ini, dilakukan penghitungan angka penyabunan CPO
(Crude Palm Oil) dengan menggunakan larutan alkohol, KOH 0.1 N, HCL
0.5 N, indikator penolphtalein, dan aquades. Pada pengujian ini
dilakukan titrasi dan analisis perubahan warna untuk menghitung
berapa banyak HCL 0.5 N yang digunakan untuk mengaplikasikan rumus
angka penyabunan.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk menghitung
bilangan asam dan dan bilangan penyabunan pada sampel minyak atau
sampel lemak.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
bilangan asam dan dan bilangan penyabunan pada sampel minyak atau
sampel lemak.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam
lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa
dilakukan dengan penambahan basa kuat seperti NaOH atau KOH,
melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses
hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau
saponifikasi (Satrohamidjojo, 2005).
Semua lemak atau trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi
digliserida dan asam lemak. Kemudian, digliserida tersebut akan
mengalami hidrolisis lebih lanjut menjadi monogliserida dan asam
lemak. Akhirnya monogliserida yang terbentuk ini akan mengalami
hidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Hidrolisis lemak
makanan dalam intestimun oleh pengaruh enzim steapsin juga berjalan
secara bertingkat-tingkat. Hasil hidrolisis yang berupa gliserol
dan asam lemak, kemudian diabsorpsi oleh dinding intestimun, untuk
diproses lebih lanjut (Sumardjo, 2008).
Bilangan penyabunan (safonification number), yaitu suatu
bilangan yang menunjukkan jumlah milligram kalium hidroksida yang
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak atau minyak. Bilangan ini
memberikan gambaran kepada kita tentang besar kecilnya molekul
lemak. Makin besar bilangan penyabunan suatu lemak, makin kecil
molekul lemak tersebut, dan sebaliknya makin kecil bilangan
penyabunan suatu lemak, makin besar molekul lemaknya (Sumardjo,
2008).
Asam lemak bebas adalah asam yang di bebaskan pada hidrolisa
dari lemak. Terdapat berbagai macam lemak, tetapi untuk
perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap sebagai Asam Palmitat
(berat molekul 256). Daging kelapa sawit mengandung enzim lipase
yang dapat menyebabkan kerusakan pada mutu minyak ketika struktur
seluler terganggu. Enzim yang berada didalam jaringan daging buah
tidak aktif karena terselubung oleh lapisan vakuola, sehingga tidak
dapat berinteraksi dengan minyak yang banyak terkandung pada daging
buah. Masih aktif di bawah 15 derajat C dan non aktif dengan temp
diatas 50 derajat C. Apabila trigliserida bereaksi dengan air maka
menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Enzim lipase bertindak
sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian
memecahnya kembali menjadi asam lemak bebas (ALB) (Soerawidjaja,
2005).
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah buret,
erlenmeyer 250ml, labu tentukur 50,100ml, pipet volume 1ml, 5ml,
25ml, 50ml, timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah alcohol
95%, indicator bromotimol biru, indicator fonolftalein (pp),
larutan baku HCl 0,5 N, larutan baku KOH 0,1 N, larutan
KOH-etanolik, sampel susu (indomilk).
3.3 Prosedur Kerja
1. Penentuan bilangan asam
Disiapkan alat yang akan digunakan dan cuci hingga bersih.
Ditimbang 5 gram sampel minyak. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah
250 mL. Ditambahkan 50 mL alcohol (CH3CH2OH) netral dan memasukkan
batu didih. Dipanaskan Erlenmeyer tersebut diatas penangas listrik
berpendingin tegak selama 30 menit
Didinginkan Erlenmeyer tersebut dengan suhu kamar. Setelah
dingin, ditambahkan 3 tetes indicator phenophtalein (pp). Dititran
dengan NaOH yang telah distandarisasi.
2. Penentuan bilangan penyabunan
Ditimbang 2 gram sampel dalam Erlenmeyer. Ditambahkan 25 ml
KOH-etanolik 0,5 N. Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak
dan dididihkan diatas waterbath selama 30 menit. Larutan
didinginkan lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP kemudian
dititrasi dengan HCl 0,3 N. Dihitung angka penyabunan.
3. Pembuatan larutan blangko
Dimasukkan larutan baku HCl 0,5 N kedalam buret. Diambil 20 ml
larutan KOH-etanolik masukkan dalam Erlenmeyer. Dipipet 3 tetes
indicator pp kedalam Erlenmeyer. Dititrasi dengan larutan baku HCl
0,5 N.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Tabel
Klp.
Sampel
Bilangan Asam
Bilangan Penyabunan
1.
Minyak Bimoli
1,669
204,765
2.
Minyak Sovia
9,460
198,594
3.
Susu Ultramilk
2,226048
137,445
4.
Susu Indomilk
5,56512
140,811
2. Perhitungan penetapan bilangan asam
Dik: Berat sampel = 5 gram
N KOH = 0,0992
a. Sampel minyak sofia
VKOH = 8,5 mL
Peny :
Bilangan asam = 56,1
()
= 8,5 0,0992 56,1
5
= 47,30352
5
= 9,460
b. sampel minyak Bimoli
VKOH = 1,5 mL
Peny:
Bilangan asam = 56,1
()
= 1,5 0,0992 56,1
5
= 8,34768
5
= 1,669
c. Susu ultramilk
VKOH = 2 mL
peny:
Bilangan asam = 56,1
()
= 2 0,0992 56,1
5
= 11,13024
5
= 2,226
d. Sampel susu indomilk
VKOH = 5 mL
peny:
Bilangan asam = 56,1
()
= 5 0,0992 56,1
5
= 47,30352
5
= 9,460
3. Perhitungan untuk penentuan bilangan penyabunan
Dik: Larutan Blanko : 41,5 mL
Berat sampel : 5 gram
N HCl : 0,5 N
a. Minyak Bimoli
V HCl : 5 mL
Bilangan Penyabunan = ( 56,1)
()
= ( 41,55) 0,5 56,1
5
= 36,5 28,05
5
= 204, 765
b. Minyak Sofia
V HCl : 6,1 mL
Bilangan Penyabunan = ( 56,1)
()
= ( 41,56,1) 0,5 56,1
5
= 35,4 28,05
5
= 198,594
c. Susu Ultramilk
V HCl : 17 mL
Bilangan Penyabunan = ( 56,1)
()
= ( 41,517) 0,5 56,1
5
= 24,5 28,05
5
= 1137,445
d. Susu Indomilk
V HCl : 16,4 mL
Bilangan Penyabunan = ( 56,1)
()
= ( 41,516,4)x 0,5 x 56,1
5
= 25,1 x 704,055
5
= 140,811
4.2 Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan bilangan
asam untuk sampel minyak bimoli yaitu 1,669, untuk minyak sovia
yaitu 9,460, untuk susu ultramilk yaitu 2,226 dan untuk susu
indomilk yaitu 5,565.
Dan untuk penentuan bilangan penyabunan hasil yang didapatkan
yaitu untuk sampel minyak bimoli yaitu 204,765, untuk minyak sovia
yaitu 198,594, untuk susu ultramilk yaitu 137,445 dan untuk susu
indomilk yaitu 140,811.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan asisten dapat lebih
membimbing praktikan agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2015. Penuntun Praktikum Analisis Farmasi Kuantitatif .
Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Satrohamidjojo.2005. Kimia Organik. UGM : Yogyakarta.
Soerawidjaja, Tatang, H. 2005. Pengembangan Industri Biodiesel
di Indonesia.
Sumardjo, Darmin. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC.
Jakarta.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Penetapan Bilangan Asam
Timbang sampel 1 gram
Masukkan dalam Erlenmeyer
Tambah 50 ml alcohol 95% netral
Ditutup dengan pendingin balik
Panaskan sampai mendidih dan gojok kuat-kuat
Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan larutan baku KOH
0,1 N menggunakan indicator fenolftalein (pp)
Terbentuk warna merah muda yang tidak berubah selama 30
detik
Apabila cairan yang dititran berwarna gelap, ditambahkan pelarut
yang cukup banyak atau perubahan indicator bromotimol biru sampai
terbentuk warna biru
Hitung bilangan angka asam
2. Penetapan Bilangan Penyabunan
Ditimbang seksama 5,0 gram minyak/lemak
Dimasukkan dalam Erlenmeyer 200 ml
Ditambahkan 20 ml larutan KOH-etanolik
Ditutup dengan pendingin balik
Didihkan dengan hati selama 30 menit
Ditambahkan indicator pp
Dititrasi dengan larutan baku HCl 0,5 N
Dilakukan titrasi blangko untuk mengetahui kelebihan asam
Dihitung angka penyabunan
3. Pembuatan larutan blangko
Dimasukkan lar.baku HCl 0,5 N kedalam buret
Diambil 20 ml larutan KOH-etanolik masukkan dalam Erlenmeyer
Dipipet 3 tetes indicator pp kedalam Erlenmeyer
Dititrasi dengan lar.baku HCl 0,5 N
B. Gambar
Larutan Blanko Sampel + KOH etanolit
Sampel + alcoholSampel + alkohol
sebelum dititrasi Sesudah titrasi
Husnul Khatimah UlfaMASRURA AZRHIANY
15020120092