This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR BIOKIMIA KLINIK
UJI KETELITIAN PIPETASI
SELASA / 13.00-16.00
Kelompok 4
Bella Puspa Wening 260110100075 Data Pengamatan
Febrian Rovelino T K 260110100076 Tujuan,Prinsip,Alat Bahan,Prosedur
Dian Abdillah 260110100077 Teori Dasar
Riska Febriyeni 260110100078 Pembahasan
Agie Avionico 260110100079 Pembahasan
M. Badru Tamamudin 260110100081 Pembahasan
Silvia Andreas 260110100082 Editor
LABORATORIUM BIOKIMIA KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
UJI KETELITIAN PIPETASI
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston (clinipette), serta
membandingkan ketelitiannya dengan pipet gelas.
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat
spektrofotometer.
II. PRINSIP
Hukum Lambert Beer
Hukum Lambert Beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat
berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding
terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan.
A= a b c = log 100%T
= 2 – log % T
Dimana : A = absorban
a = absorptivita
b = jalannya sinar pada laruta
c = konsentrasi larutan
%T = persen transmitan
III. TEORI DASAR
Pipet volume digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai
dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian
tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan (Khopkar,
1998).
Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas
seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi
untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume
kecil kurang dari 1000 microliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa
juga disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan
presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset
berapapun volumenya selama dalam range volume pipet. Ada beberapa macam merek
mikropipet yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dll. Meskipun produk
mikropipet telah dirancang akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut tetap harus
dikalibrasi jika digunakan untuk laboratorium yang terakreditasi (Yvnz, 2012).
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube (Basset, 1994).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Untuk melakukan pengukuran absorbansi pada larutan uji, dapat dilakukan dengan
alat spektrofotometer. Berikut rumus spektofotometri:
A= a b c (g/ l), atau A= e b c (mol/ l)
Dimana a = absorbtivitas; b = tebal kuvet (cm); c = konsentrasi
Adapun dalam pelaksanaan spektroskopi ini diperlukan adanya kalibrasi yang
ditujukan untuk dapat mengetahui berapa besaran absorbansi sampel yang
sesungguhnya. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa dalam pengukuran
absorbansi seluruh molekul yang berada dalam kuvet akan ikut berpengaruh dalam
penentuan absorbansi total, sehingga jika tidak dilakukan kalibrasi dengan
menggunakan blanko terlebih dahulu maka hasil yang didapatkan akan melebihi hasil
yang seharusnya karena absorbansi pelarut dan reagen-reagen yang terlibat dan
ditambahkan akan ikut terhitung. Untuk menghindari hal itulah maka digunakan
larutan blanko yang berisi berbagai macam material tambahan yang ditambahkan ke
dalam sampel diantaranya adalah pelarut dan reagen-reagen dengan jumlah yang
secara spesifik sama dengan jumlah yang ditambahkan ke dalam sampel, tetapi pada
blanko tidak dilakukan penambahan sampel (Khopkar, 1998).
Prinsip dari spektrofotometer adalah bagaimana molekul-molekul di dalam
suatu larutan dapat menyerap cahaya. Semakin banyak molekul di dalam larutan,
berarti juga konsentrasi larutan tersebut tinggi, maka semakin banyak cahaya yang
akan diserap dan absorbansi akan semakin tinggi. Berlaku pula sebaliknya. Kuvet
adalah alat yang digunakan untuk menempatkan larutan sampel ke dalamnya (Yvnz,
2012).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu
sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam
untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda
(Rohman, 2007).
Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari
filter fotometri sebagai berikut :
1. Daerah jangkauan spectrum
Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak
(400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah
tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).
2. Sumber sinar
Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer
menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar
tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah
tampak.
3. Monokromator
Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada
spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.
4. Detektor
Filter fotometer menggunakan detektor fotosel.
Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube
(Saputra, 2009).
Komponen utama dari spektrofotometer yaitu :
1. Sumber cahaya
a. Untuk radisi kontinue :
Untuk daerah UV dan daerah tampak :
Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada
gelombang 320-2500 nm.
Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)
Lampu gas xenon (250-600 nm)
b. Untuk daerah IR
Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :
Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida
(38%) dan erbiumoxida (3%)
Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang
0,4 – 20 nm
Spektrum radiasi garis UV atau tampak :
Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga
Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)
Laser
2. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya
agar sinar yang masuk tetap konstan.
3. Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis
sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran. Macam-macam monokromator :
Prisma
kaca untuk daerah sinar tampak
kuarsa untuk daerah UV
Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR
Kisi difraksi
Keuntungan menggunakan kisi :
- Dispersi sinar merata
- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum
4. Kuvet
Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah
UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan
besaran yang dapat diukur. Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
Kepekan yang tinggi
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor adalah Detektor foto (Photo detector), Photocell,