1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
Ridho dan Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam
melaksanakan praktikum tentang penggunaan alat
spektrofotometer.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberi dukungan dan mambantu dalam menyelesaikan makalah
ini, diantaranya:
1. Ibu Amy Tenzer dan Bapak I Wayan Sumberartha, selaku dosen
pembimbing matakuliah Teknik Laboratorium.
2. Kakak-kakak Asisten Dosen yang banyak membimbing kami dalam
pembuatan makalah spektrotrometer ini.
3. Teman-teman mahasiswa biologi yang telah memberi bantuan
moral dan materiil demi terselesaikannya makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini,
namun sudah pasti masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung
guna menyempurnakan makalah selajutnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sebagai salah satu bentuk dari refleksi diri untuk melangkah dan
menjadi lebih baik lagi.
Malang, Desember 2012
PenulisBAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan perkuliahan terutama di jurusan biologi pasti
akan menemui banyak praktikum.Dalam praktikum tersebut kita pasti
harus mengenal terlebih dahulu alat-alat yang digunakan dalam
praktikum tersebut.Misalnya dalam praktikum teknik laboratorium
kita harus mengenal dan mempelajari alat-alat seperti:
mikroskop,neraca,alat-alat volumetrik,termometer, dan
spektrofotometer. Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang
salah satu alat laboratorium yang disebut spektrofotometer untuk
menambah wawasan pembaca tentang alat laboratorium ini.Kita ketahui
bahwa spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
melakukan analisis kadar (kuantitatif) dari suatu larutan, untuk
dapat memahami spektroskopi diperlukan pengetahuan tentang
sifat-sifat radiasi elektromagnetik,interaksinya dengan zat serta
prinsip kerja maupun cara penggunaannya. Spektrofotometer juga
dapat digunakan untuk mengukur kadar (kuantitatif) klorofil yang
merupakan bahan untuk membantu proses fotosintesis. RUMUSAN
MASALAH:1. Apa definisi spektrofotometer?2. Apa fungsi dari
spektrofotometer?
3. Apa saja bagian-bagian dari spektrofotometer?
4. Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometer?
5. Apa saja jenis-jenis dari spectrometer?
TUJUAN:
1. Mengetahui definisi spektrofotometer
2. Mengetahui fungsi dari spektrofotometer
3. Mengetahui bagian-bagian spektrofotometer
4. Mengetahui prinsip kerja spektrofotometer
5. Mengetahui jenis-jenis spektrofotometer
BAB 2 PEMBAHASANA. Definisi Spektrofotometer merupakan alat yang
digunakan untuk melakukan analisis kadar (kuantitatif) dari suatu
larutan. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau
yang di absorpsi. Spektrofotometer merupakan suatu metode analisa
yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube.
B. Fungsi Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat
untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel (klorofil).
Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawa atau warna terbentuk.
C. Bagian SpektrofotometerSecara garis besar spektrofotometer
terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
1. Sumber Cahaya
Untuk radisi kontinyu :
Untuk daerah UV dan daerah tampak :
-Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontinyu pada
gelombang 320-2500 nm.
-Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)
-Lampu gas xenon (250-600 nm) Untuk daerah IR:
Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :
- Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium
oxida (38%) dan erbiumoxida (3%)
- Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
- Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang
gelombang 0,4 20 nm
Spektrum radiasi garis UV atau tampak :
- Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
- Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga
- Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless discharge
lamp)
- Laser
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator
yaitu :
a) Prismab) Grating/kisi difraksiKeuntungan menggunakan kisi
difraksi :
- Dispersi sinar merata
- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum
Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu
yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang
disebut slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh
lebar celah (slit width) yang dipakai. Hubungan antara warna dengan
panjang gelombang sinar tampak.:
Panjang gelombang warna yang diserap warna komplementer400-435
nm ungu (lembayung) hijau kekuningan
450-480 nm biru kuning
480-490 nm biru kehijauan orange
490-500 nm hijau kebiruan merah
500-560 nm hijau merah anggur
560-580 nm hijau kekuningan ungu (lembayung)
580-595 nm kuning biru
595-610 nm orange biru kekuningan
610-750 nm merah hijau kebiruan
Pergeseran-pergeseran :
1. Bathokromik, pergeseran ke panjang gelombang yang lebih
tinggi dengan energy yang lebih rendah.
2. Hypsokromik(pergeseran biru), pergeseran ke panjang gelombang
yang lebih pendek.
3. Hyperkromik, peningkatan absoritivitas molar.
4. Hypokromik, reduksi absortivitas molar.3. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai
tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya
terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung
empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet
dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV.
Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar
tampak (visible).
Cuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :
a) Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua
cahaya.
b) Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.
c)Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
d) Tidak boleh rapuh.
e) Mempunyai bentuk (desain) yang sederhana.
4. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap
cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah
cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan
oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka
digital.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :a) Kepekan yang tinggi
b) Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
c) Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
d) Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e) Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga
radiasi.
Macam-macam detektor :
Detektor foto (Photo detector)
Photocell, misalnya CdS.
Phototube
Hantaran foto
Dioda foto
Detektor panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya
isyarat listrik yang berasal dari detektor.
D. Prinsip KerjaDari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis,
UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaitu adanya
interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang
yang digunakan.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut
spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out
(pembaca).
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer .
Cahaya yang diserap, diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya
yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan
hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:
jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan
sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan
merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal
larutan. Bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian
dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan
adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika
melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum
melewati sampel (Io). Pada spektrofotometri, cahaya datang atau
cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya
setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah
It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah
melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari
gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang
atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk
menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1
adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = . b . c
dimana: A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet
diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang
diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur
dalam ppm).
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila
peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa
sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).2.
Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak
dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu
larutan.3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas
penampang (tebal kuvet) yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.
Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak
terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi
yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi
akan menggangu kelinearan grafik absorbansi versus
konsntrasi.E.Model model Spektrofotometer Spektrofotometer
berdasarkan tampilan pengukuran terbagi menjadi 2 model yaitu
analog dan digital.Model analog ditandai dengan bentuk tampilan
dari meter pengukur berupa skala dengan jarum penunjuk.Sedangkan
pada model digital tampilan dinyatakan dengan angka. Pada dasarnya
prinsip kerja kedua model alat ini sama bedanya hanya dalam tingkat
ketelitian dan fasilitas alat.1. Model Analog
Pada model ini tampilan pengukuran dinyatakan dalam dua baris
skala yang dipisahkan oleh garis busur warna hitam,serta adanya
jarum penunjuk yang dapat bergerak untuk menghasilkan hasil
pengukuran. Deretan angka skala paling atas menggambarkan angka
pengukuran persen (%) transmittance dari angka 0 hingga 100 % T,
sedangkan deretan angka bagian bawah garis busur menggambarkan
absorbance dari 0 hingga 2,0 A yang disusun dalam urutan terbalik.
Pada alat ini terdapat 3 tombol pengatur :
1. Tombol Power/Zeroing
Tombol ini berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan arus
listrik ke dalam alat. Indikator bahwa hubungan arus terjadi
dinyatakan dengan nyala lampu pilot yang terdapat dalam tampilan
alat. Selain itu tombol ini berfungsi untuk melakukan penyesuaian
atau kalibrasi terhadap jarum penunjuk untuk digerakkan pada posisi
nol sebelum alat digunakan, yaitu ketika adapter dalam keadaan
tertutup dan tidak terisi larutan.Pengaktifan alat dan penyesuaian
dapat dilakukan dengna memutar tombol.2. Tombol Wavelenght
Tombol ini berfungsi untuk memilih panjang gelombang
monokromator.
3. Tombol Control Absorbance/Transmittance control
Tombol ini berfungsi untuk melakukan penyesuaian terhadap jarum
penunjauk supaya berada pada posisi 100 % T atau 0,0 A terhadap
larutan pembanding (reverece solution). 2. Model Digital
Alat yang banyak digunakan adalah Spektronic 21D. Tampilan pada
model digital ini terlihat dengan adanya angka yang berasal dari
cahaya LED. Empat angka yang berasal dari LED tersebut akan
menunjukkan panjang gelombang dan data yang terbaca. Pada model
digital selain terdapat tombol-tombol seperti pada model analog
terdapat juga tombol-tombol lain yaitu Mode ,Increase dan
Decrease.
1. Tombol Mode
Tombol ini berupa saklar tekan yang berfungsi untuk memilih
jenis data pengukuran mencakup Transmittance, Absorbance,
Concentration, dan Factor.Data tersebut dapat terbaca secara
stimultan dengan cara menekan tombol Mode. Jenis pengukuran akan
ditunjukkan oleh indicator LED yang bersesuaian.2. Tombol Increase
dan Decrease
Tombol ini berupa saklar tekan yang berfungsi sebagai pengatur
factor penyesuaian (Factor adjust control). Tombol ini bekerja bila
tombol mode di set pada Concentration atau Factor. Hal ini
dilakukan bila akan melakukan pengukuran konsentrasi suatu larutan
berdasarkan suatu pembanding yang diketahui kadarnya. Untuk
menyesuaikan nilai konsentrasi dapat dilakukan dengan menekan
tombol Increase ( menaikan nilai angka ) atau Decrease (menurunkan
nilai angka) F.Jenis Spektrofotometer
Berdasarkan pemberian cahaya, spektrofotometer dibedakan menjadi
:
1. Spektrofotometer Single beam
Pada spektrofotometer Single beam, cahaya hanya melewati satu
arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari
larutan yang dimasukan. Pada single-beam, ditemukan beberapa
kelemahan seperti perubahan intensitas cahaya akibat fluktuasi
voltase.
2. Spektrofotometer Double Beam
Pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung
diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali
proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang akan
membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko
(disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan
(disebut juga sample beam). Spektrofotometer double beam memiliki
keunggulan dibandingkan dengan spektrofotometer single beam, karena
nilai absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap
nilai absorbansi blanko.
Berdasarkan jenisnya, spektrofotometer dibedakan menjadi :1.
Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu alat analisis kimia
yang sering digunakan di laboratorium untuk analisis kimia Bahan
Bakar Nuklir. Spektrofotometer ini merupakan gabungan antara
spektrofotometer UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya
berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Untuk sistem
spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer
digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk
sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
2. Spektrofotometer Infra merah
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu
metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75
1.000 m atau pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm-1. Radiasi
elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark
Maxwell.Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang sinar infra
merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:
Daerah Infra Merah dekat.
Daerah Infra Merah pertengahan.
Daerah infra Merah jauh.
3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang
digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam.
SSA pertama kali diperkenalkan oleh Welsh (Australia) pada tahun
1955. Alat ini relatif sederhana, selektif, dan sangat sensitif.
Teknik analisis SSA berdasarkan pada penguraian molekul menjadi
atom (atomisasi) dengan energi dari api atau arus listrik.
Penentuan kadar logam berat dengan Spektrofotometrik Serapan Atom
(SSA) didasarkan pada hukum Lambert-Beer, yaitu absorbansi
berbanding lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan
konsentrasi uap atom dalam nyala (Anonim, 2003 dalam Azis, 2007).4.
Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR)
Spektrofotometri NMR sangat penting artinya dalam analisis
kualitatif, khususnya dalam penentuan struktur molekul zat organik.
Hal itu dikarenakan spektrum NMR mampu menjawab beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan inti atom yang spesifik.5. Spektrofotometer
Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor)
Metode fluoresensi dan fosforesensi melibatkan penyerapan
radiasi dan pengemisian radiasi yang umumnya lebih panjang
gelombangnya atau lebih rendah energinya. Energi radiasi yang tidak
teremisikan dalam bentuk radiasi kemudian diubah menjadi energi
termal. Fluorosensi maupun fosforesensi berkaitan dengan perubahan
energi vibrasi.
6. Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya (nefelometer,
turbidimeter dan spektrofotometer Raman)
Menurut temuan Raman tampak gejala pada molekul dengan struktur
tertentu apabila dikenakan radiasi infra merah dekat atau radiasi
sinar tampak, akan memberikan sebagian kecil hamburan yang tidak
sama dengan radiasi semula. Hamburan yang berbeda dengan radiasi
semula (sumber radiasi) tersebut berbeda dalam hal panjang
gelombang, frekuensi serta intensitasnya dikenal sebagai hamburan
Raman. Hamburan Raman tersebut memberikan garis Raman dengan
intensitas tidak lebih dari 0,001% dari garis spektra sumber
radiasinya.G.Cara Penempatan Alat dan Penempatan Sampel
1) Penempatan Alat
Mengingat bahwa spectrophotometer menggunakan interaksi
gelombang elektromagnetik dalam proses pengukuruan, maka sebaiknya
alat ini ditempatkan jauh dari sumber medan magnit atau medan
listrik yang kuat. Alat sebaiknya ditempatkan pada daerah yang
bebas dari debu, gas yang korosif, dan getaran. 2) Penempatan
Sampel
Karena bahan yang akan dianalisis berupa cairan maka diperlukan
cuvette, yaitu wadah berupa tabung yang tidak menyerap cahaya.
Tabung gelas biasanya diterapkan untuk analisis pada rentang cahaya
tampak. Sedangkan tabung yang terbuat dari kristal diterapkan untuk
pengukuran pada rentang cahaya tampak (visible) ataupun UV. Tabung
tes ada yang berbentuk cylinder atau persegi. Ukuran diameter
tabung tes adalah setengah inchi atau dapat masuk pada adapter
(tempat tabung tes). H.Cara Perawatan Spektrofotometer dan Cuvvete
Perawatan Spektrofotometer
Alat spektrofotometer sebaiknya dibersihkan dengan kain setengah
basah untuk menghilangkan kotoran yang menempel setelah digunakan,
Untuk kotoran yang sulit dihilangkan dapat digunakan detergen yang
ramah lingkungan.
Sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang minimalisir cahaya, dan
memiliki suhu kamar ( tidak ekstrim )
Sebaiknya setiap kurun waktu tertentu dihidupkan (warm up )
selama 15 menit meskipun tidak digunakan, hal ini Untuk menjaga
supaya mesin awet
Perawatan Cuvvete
Setelah digunakan, cuvvete dibersihkan dengan cara dicuci
menggunakan aliran air
Dalam mencucinya, tidak diperbolehkan menggunakan sikat dan
detergen yang keras
Setelah pencucian, cuvvete harus dikeringkan, tetapi dalam
pengeringannya tidak boleh terkena panas ( diangin-anginkan
saja)
Cuvvete harus dikembalikan pada kotak tempatnya Cuvvete disimpan
ditempat yang minimalisir cahaya dan mempunyai suhu ruang yang
stabil
I.Pengukuran dengan Menggunakan Spectrofotometer
a. Pengukuran Cuplikan dengan Spectronic 20
Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15
menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka
dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk
pengukuran
Sesuaikan jarum penunjuk pada 0%T dengan memutar tombol Power
Switch/Zero Control
Isilah Cuvette dengan air atau larutan sampel dan sapulah dengan
tissu untuk menghilangkan cairan yang menetes, debu, sidik jari
Menempatkan cuvette pada ruang adapter, tanda garis putih pada
cuvette diatur supaya berhadapan dengan garis yang terletak
dipermukaan adapter.
Menekan bagian permukaan cuvette secara perlahan, kemudian
menutupnya
Menyesuaikan jarum penunjuk pada skala 100% T dengan cara
memutar tombol Transmitance/Absorbance Control
Mengeluarkan cuvvete dari ruang adapter
Membersihkan cuvvete yang berisi cuplikan dari kotoran, kemudian
memasukannya keruang adapter dan menutupnya setelah tanda garis
putih pada cuvvete bersesuaikan dengan tanda adapter
Mengeluarkan cuplikan dari ruang adapter
Setelah pengukuran selesai, selanjutnya memutuskan hubungan arus
pada spektrofotometer dengan cara memutar tombol Power Switch/Zero
Control berlawananan dengan arah jarum jam hingga berbunyi klikb.
Pengukuran Cuplikan dengan Spektronic 21C Transmittance dan
Absorbance
Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15
menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka
dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk
pengukuran Mengatur mode tampilan pada Transmittance dengan
menggunakan tombol mode hingga LED bercahaya
Menyesuaikan angka digital pada tampilan hingga bernilai 0% T
dengan cara memutar tombol power switch /zero control
Mengisi cuvvet dengan air (pelarut blanko) dan mengusapnya
dengan tisu Untuk menghilangkan cairan yang menetes,debu,dan sidik
jari.
Menempatkan cuvvete pada ruang adapter ,kemudian tanda garis
putih diatur agar berhadapan dengan garis penunjuk yang terletak
pada adapter
Menekan bagian permukaan cuvvete secara perlahan, kemudian
ditutup
Pengukuran Transmittance
Menyesuaikan jarum penunjuk pada skala 100%T dengan cara memutar
tombol Transmittance / Absorbance Control. Setelah itu,
mengeluarkan cuvvete dari ruang adapter.
Pengukuran Absorbance
Setelah mrnunjukkan 100%T pada mode Transmittance, menekan
tombol Mode hingga LED bercahaya. Kemudian secara perlahan memutar
tombol transmittance/absorbance sehingga angka pada tampilan
menunjukkan nila 0.0A, setelah itu mengeluarkan cuvvete dari ruang
adapter. c. Pengukuran Kadar Larutan
Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15
menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka
dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk
pengukuran Mengatur mode tampilan pada Transmittance dengan
menggunakan tombol mode hingga LED bercahaya
Menyesuaikan angka digital pada tampilan hingga bernilai 0% T
dengan cara memutar tombol power switch /zero control
Mengisi cuvvet dengan air (pelarut blanko) dan mengusapnya
dengan tisu Untuk menghilangkan cairan yang menetes,debu,dan sidik
jari.
Menempatkan cuvvete pada ruang adapter ,kemudian tanda garis
putih diatur agar berhadapan dengan garis penunjuk yang terletak
pada adapter
Menekan bagian permukaan cuvvete secara perlahan, kemudian
ditutup
Mengaktifkan atau meng On kan peralatan sekurang kurangnya 15
menit sebelum dipergunakan (Warm up) Setelah masa Warm up usai maka
dilakukan pemilihan panjang gelombang yang diperlukan untuk
pengukuran Mengatur mode tampilan pada Transmittance dengan
menggunakan tombol mode hingga LED bercahaya Menyesuaikan angka
digital pada tampilan hingga bernilai 0% T dengan cara memutar
tombol power switch /zero control Mengisi cuvvet dengan air
(pelarut blanko) dan mengusapnya dengan tisu Untuk menghilangkan
cairan yang menetes,debu,dan sidik jari. Menempatkan cuvvete pada
ruang adapter ,kemudian tanda garis putih diatur agar berhadapan
dengan garis penunjuk yang terletak pada adapter Menekan bagian
permukaan cuvvete secara perlahan, kemudian ditutup
Mengisi cuvvete dengan larutan standart yang sudah diketahui
kadarnya, membersihkan bagian cuvvete dengan cara mengusapnya
dengan tissue
Memasukkannya ke dalam ruang adapter dan menutup ruang adapter
setelah tanda garis putih pada cuvvete bersesuaian dengan tanda
yang terdapat pada bagian permukaan adapter
Menekan tombol Mode sehingga LED bercahaya. Kemudian menekan
salah satu tombol Increase dan Decrease untuk menyesuaikan angka
pada tampilan nilai kadar larutan standart tersebut Mengeluarkan
cuvvete pada berisi larutan standart setelah angka tampilan sesuai
dengann kadar larutan
Memasukkan cuvvete berisi larutan yang akan diketahui kadarnya
pada ruang adapter.
Menutup ruang adapter setelah tanda pada cuvvete bersesuaian
dengan tanda pada permukaan adapter, nilai kadar larutan cuplikan
yang diperiksa dapat dibaca pada tampilan saat itu juga J.Faktor
Faktor yang Mempengaruhi Keselahan Pengukuran
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam
menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu
antara lain :
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang
akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.2. Serapan oleh kuvet.
Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.3. Kesalahan
fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah
atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan
konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang
digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan). BAB 3
PENUTUPKesimpulan
1. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
melakukan analisis kadar (kuantitatif) dari suatu larutan.
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. 2. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur
transmitan atau absorban suatu sampel (klorofil). Tiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa atau warna terbentuk.3. Bagian bagian dari Spektrofotometer
antara lain : Sumber cahaya, monokrimator, cuvvete, detector dan
read out.
4. Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer
. Cahaya yang diserap, diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan
cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan
dengan hukum Lambert-Beer atau Hukum Beer.
5. Berdasarkan pemberian cahaya, spektrofotometer dibedakan
menjadi Spektrofotometer Single beam dan Spektrofotometer Double
beam. Sedangkan berdasarkan jenisnya, Spektrofotometer dibedakan
menjadi Spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer Infra merah,
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), Spektrofotometer Resonansi
Magnetik (NMR), Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar
fluor/pendar fosfor), dan Spektrofotometer dengan metode hamburan
cahaya (nefelometer, turbidimeter dan spektrofotometer Raman).
DAFTAR PUSTAKAAnonymous. 2009. Spektrofotometer. ( Online )
http://Spektrofotometer.com. Diakses pada tanggal 1 Desember
2012
Campble. Reece. Mitchell. 2002. Biologi edisi kelima jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Djoseputro, Dwi.1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta :
Gramedia
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.
Gramedia JakartaKimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid
1. Jakarta : Erlangga
R. A. Day, Jr & A. L. Underwood. 1989. Analisis Kimia
Kuantitatif (terjemahan dalam Bahasa Indonesia). Jakarta :
Erlangga
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.
Bandung : ITB
Wirjosoemarto, Koesmadji ; Adisendjaja, Yusuf H ; Supriatno,
Bambang ; Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Jakarta : Jica