LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGIPEMERIKSAAN FUNGSI PARU DENGAN
SPIROMETERBLOK SISTEM RESPIRASI
Asisten : Tim Asisten Fisiologi
Disusun Oleh:Fitriyanur SahrirG1A008005Aditya
NovitaG1A008007Elis MarifahG1A008018Yuditya Dwi Cahya
LG1A008024Tini RohmantiniG1A008027Bangkit Pank BG1A008063Noni
Frista Al-AzhariG1A008088Yulinda Dwi AG1A0080109Dhita Andini
AG1A0080112Rijal Maulana MG1A0080119
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN
KEDOKTERANPURWOKERTO2010
BAB IPENDAHULUAN
A. Judul PraktikumPemeriksaan fungsi/faal paru dengan
SpirometerB. Tanggal PraktikumSabtu, 3 April 2010C. Tujuan 1.
Tujuan Instruksional UmumMahasiswa mampu melakukan pengukuran
fungsi paru dengan spirometri dan peakflow.2. Tujuan Instruksional
Khususa. Menjelaskan pemeriksaan spirometrib. Melakukan pemeriksaan
spirometric. Menganalisa hasil pemeriksaanD. Dasar TeoriPernafasan
ialah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan atau pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru
yang dinamai pernafasan luar (Evelyn, 1997 : 21).Istilah pernafasan
yang lazim digunakan mencakup dua proses : pernafasan luar
(eksternal) yaitu pernafasan oksigen (O2) dan mengeluarkan CO2)
dari tubuh secara keseluruhan, serta pernafasan dalam (internal)
yaitu penggunaan oksigen (O2) dan pembentukkan karbondioksida (CO2)
serta sel-sel pertukaran gas antara sel-sel dengan media lain
disekitarnya (Ganong, 1989 : 622).Respirasi terdiri dari tiga
proses antara lain:1. Ventilasi PulmonariPulmonary ventilasi adalah
proses pernafasan dimana gas mengalir/bergerak antara atmosfer
(udara luar) dan paru. Pergerakan udara ini disebabkan oleh
perubahan tekanan udara dalam paru. Perbedaan tekanan yang
disebabkan oleh perubahan kapasitas paru akan memaksa udara masuk
ketika inhalasi dan keluar ketika ekshalasi.
Gambar 1. Proses inspirasi dan ekspirasiDua proses penting dalam
pulmonary ventilation :a. Inhalasi proses pergerakan udara masuk ke
paru.Agar udara masuk ke dalam paru, tekanan di alveoli harus lebih
rendah daripada tekanan di atmosfer. Maka dari itu rongga thorax
(dada) mengembang untuk meningkatkan kapasitas paru dan merendahkan
tekanan udara di dalam rongga dada. Apabila kapasiti rongga toraks
meningkat, kapasitas paru juga meningkat dan tekanan alveolar pun
menurun. Perubahan tekanan akan menyebabkan udara bergerak dari
luar ke dalam paru.b. Ekshalasi proses pergerakan udara keluar dari
paruDisebabkan oleh perubahan tekanan, tekanan di dalam paru lebih
tinggi daripada tekanan di atmosfer. Ekshalasi adalah hasil
daripada elastic recoli yang berlaku pada dinding toraks dan paru,
yaitu hal yang secara alami terjadi setelah rongga dada mengembang.
Apabila otot external intercostalis relax, tulang rusuk akan
menurun. Oleh karena itu, tekanan dalam paru akn meningkat. Maka
udara akan bergerak keluar dari tekanan tinggi ke daerah tekanan
rendah.
2. Respirasi EksternalProses resapan oksigen (O2) dalam udara di
alveoli ke dalam darah dikapiler alveoli serta proses resapan
karbon dioksida (CO2) dalam arah sebaliknya. Darah yang datang dari
ventrikulus dextra (berasala dari sistemik tubuh) kaya akan
mengandung CO2 berdifusi dan bertukar tempat dengan O2. PO2 dalam
alveolar = 105 mmHg. Sedangkan PO2 dalam kapiler pulmonalis = 40
mmHg, karena itu oksigen akan terus meresap ke dalam kapiler
pulmonalis sehingga PO2 dalam kapiler pulmonalis meningkat.3.
Respirasi InternaMerupakan pertukaran CO2 dan O2 antara kapiler
sistemik dengan sel jaringan. PO2 dalam kapiler darah = 105 mmHg
sedangkan PO2 dalam sel jaringan = 40 mmHg. Perbedaan tekanan ini
akan menyebabkan oksigen akan meresap keluar dari kapiler darah ke
dalam sel sehingga PO2 dalam kapiler darah menurun ke 40 mmHg. Saat
O2 meresap de dalam sel, CO2 akan meresap ke arah yang
bertentangan.
Aplikasi Klinis1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah
gangguan pada sistem pernapasan akibat penyempitan saluran napas
yang bersifat permanen dan progresif. Gangguan pernapasan kronis
PPOK secara progresif memperburuk fungsi paru dan membuat aliran
udara terbatas, khususnya saat mengeluarkan napas.2.
BronkitisBronkitis kronik merupakan penyakit saluran napas yang
sering didapat di masyarakat. Penyakit ini menjadi masalah
kesehatan oleh karena sifatnya yang kronis dan persisten dan
progresif. Infeksi saluran nafas merupakan masalah klinis yang
sering dijumpai pada penderita bronkitis kronik yang dapat
memperberat penyakitnya. Eksaserbasi infeksi akut akanbronkitis
kronik yang dapat memperberat penyakitnya. Eksaserbasi infeksi akut
akan mempercepat kerusakan yang telah terjadi, disamping itu kuman
yang menyebabkan eksaserbasi juga berpengaruh terhadap mortalitas
dan morbiditas penyakit ini. Semakin sering terjadi eksaserbai,
maka mortalitas juga akan dan morbiditas penyakit ini. Semakin
sering terjadi eksaserbasi, maka mortalitas juga akan semakin
meningkat.Kontribusi Infeksi Terhadap Perjalanan klinis Bronkitis
Kronik: 1. Eksaserbasi infeksi akut mempercepat kerusakan yang
telah terjadi.2. Kuman yang menyebabkan eksaserbasi berpengaruh
pada morbiditas dan mortalitas. 3. Terjadi kolonisasi 4. Infeksi
saluran napas berulang pada anak merupakan faktor predisposisi
terhadap terjadinya bronkitis kronik. 3. AsthmaAsma Bronkhial
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari
saluran napas, terhadap bermacam-macam rangsangan yang ditandai
dengan penyempitan saluran napas disertai keluarnya lendir yang
berlebihan dari kelenjar-kelenjar di dinding saluran napas,
sehingga menimbulkan gejala batuk, mengi dan sesak. Penyempitan
saluran napas dapat sembuh dan kembali seperti semula secara
spontan dengan atau tanpa obat.Ada dua faktor utama yang
menyebabkan saluran udara menjadi sempit:1. Selaput dalam saluran
udara menjadi merah dan bengkak (radang) dan banyak mukus (lendir)
mungkin dihasilkan.2. Otot di keliling saluran udara menyempit
(bronkokonstriksi).SpirometriAlat untuk mengukur ventilasi yaitu
mengukur volume statik dan volume dinamik paru. Tujuan dari
spirometri adalah: menilai status faal paru (normal, restriksi,
obstruksi, campuran), menilai manfaat pengobatan, memantau
perjalanan penyakit, menentukan prognosis, menentukan toleransi
tindakan bedahFaktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan
spirometri adalah :1. Internal GenetikKelainan antaomis yang dibawa
dari sejak lahir, seperti tidak ada refleks saraf yang berfungsi.
Umur Tahap PerkembanganSaat lahir terjadi perubahan respirasi yang
besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi
udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek.
Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter
dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter
transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval.
Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola
napas. Jenis kelaminLaki-laki lebih membutuhkan metabolisme
pernafasan yang tinggi daripada perempuan. RASBerkaitan erat dengan
genetik TB/BBDipengaruhi oleh jaringan dan oksigen.2. Eksternal
LingkunganKetinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi
oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin
sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu
pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang
meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon
terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang
dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat
sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan
yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer,
akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan
kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan
oksigen. Gaya HidupAktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju
dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay
oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat
yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.Status
KesehatanPada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan
dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang
berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai
efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena
hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia
dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari
sel.NarkotikaNarkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan
kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh
karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat
harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.Volume Statis Parua.
Volume Tidal (VT) yaitu jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan
setiap kali bernafas pada saat istirahat. Volume tidal normal bagi
350-400 ml.b. Volume Residu (VR) yaitu jumlah gas yang tersisa di
paru-paru setelah menghembuskan nafas secara maksimal atau
ekspirasi paksa. Nilai normalnya adalah 1200 ml.c. Kapasitas Vital
(VC) yaitu jumlah udara terbesar yang dapat diekspirasikan setelah
udara inspirasi maksimal (Ganong, 1989 : 613). VC juga merupakan
jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara
maksimal. VC = VT + IRV + ERV (seharusnya 80 % TLC) Besarnya adalah
4800 ml. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru
pada penarikkan nafas dan pengeluaran nafas paling kuat disebut
kapasitas vital paru (Evelyn, 1997 : 221).Faktor Yang Mempengaruhi
Volume dan Kapasitas Vital ParuMenurut Harry (1989 : 126) berbagai
macam volume dan kapasaitas paru tidak hanya dipengaruhi oleh
ukuran dan pengembangan tubuh, tetapi juga oleh posisi tubuh.
Apabila seseorang dalam keadaan berbaring, sebagian besar volume
akan menurun hal ini dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu :a.
organ-organ yang ada di dalam rongga perut cenderung mendorong
diafragma dan sebagai akibatnya dipengaruhi gravitasi pada posisi
terlentang.b. karena terjadi peningkatan volume darah pulmonal
sebagai hasil dari perubahan tekanan hemo dinamik.d. Kapasitas
Total Paru (TLC) yaitu jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke
dlm paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC = VT + IRV + ERV +
RV. Besarnya adalah 6000 ml.e. Kapasitas Residu Fungsional (FRC)
adalah jumlah gas yang tertinggal di paru-paru setelah ekspirasi
volume tidal normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400 ml.f.
Kapasitas inspirasi (IC) = jumlah udara maksimal yang dapat
diinspirasi setelah ekspirasi normal. IC = VT + IRV. Nilai
normalnya sekitar 3600 ml.g. Volume Cadangan Inspirasi (IRV) yaitu
jumlah udara yang dapat diinspirasi secara paksa sesudah inspirasi
volume tidal normal h. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV) yaitu jumlah
udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah ekspirasi volume
tidal normal
Gambar 3. Kapasitas dan volume statis paruFEV1 adalah volume
ekspirasi paksa dalam satu detik (force expiratory volume in 1
second), dengan pengertian volume yang masih dapat dikeluarkan oleh
paru setelah ekspirasi maksimal dalam satu detik. Pada penderita
emphysema didapatkan nilai FEV1 menurun.Parameter: FVC, FEV1
menentukan fungsi paru
FVC : Forced Vital CapacityFEV1 : Forced Expired Volume inone
second
Volume udara maksimum yang dapat dihembuskan secara paksa
kapasitas vital paksaVolume udara yang dapat dihembuskan paksa pada
satu detik pertama
Umumnya dicapai dalam 3 detik Normalnya: 4 literNormalnya 3,2
liter
Orang sehat dapat menghembuskan 75-80% atau lebih FVC-nya dalam
satu detik rasio FEV1/FVC = 75-80%.
Gambar 4. Spirogram normal yang menunjukkan FVC, FEV1, dan
FEF25-75%Basic of Pulmonary Function Test Obstructive Lung Disease
= tidak dapat menghembuskan udara (unable to get air out)- FEV1/FVC
< 75%Semakin rendah rasionya, semakin parah obstruksinyaFEV1:
60-75% = mildFEV1: 40-59% = moderateFEV1: