158 Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan) Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166) No. Aspek Pertanyaan 1 Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan strategis) Strategic analysis atau analisis strategis biasanya melibatkan penelitian secara mendetail ke dalam pasar, konsumen dan pelanggan, kompetisi, serta faktor-faktor lain pada lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi. Strategic planning atau perencanaan strategis melibatkan pilihan-pilihan mengenai hal apa yang ingin dicapai oleh organisasi serta strategi mana yang paling sesuai untuk mencapainya. Pada tahapan ini, penyusun strategi komunikasi menciptakan atau membentuk sebuah pernyataan misi yang nyata dan mengarah pada masa depan. Penyusun harus memiliki target yang jelas, dan perlu ditekankan mengenai bagaimana strategi tersebut dapat menyediakan jalan menuju masa depan, dan mengantisipasi sebab-akibat serta tegangan dan kontradiksi yang mungkin terjadi. 1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut? 2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi komunikasi oleh PR Telkom Regional V? 3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa? 4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu? 5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya? 6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah PR Telkom Regional V melakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan? 7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan? 8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
158
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
Tinjauan Pustaka – Tahapan Strategi Komunikasi (Phil Jones, 2008, p.163-166)
No. Aspek Pertanyaan
1
Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan strategis)
Strategic analysis atau analisis strategis biasanya melibatkan penelitian secara mendetail ke dalam pasar, konsumen dan pelanggan, kompetisi, serta faktor-faktor lain pada lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi. Strategic planning atau perencanaan strategis melibatkan pilihan-pilihan mengenai hal apa yang ingin dicapai oleh organisasi serta strategi mana yang paling sesuai untuk mencapainya.
Pada tahapan ini, penyusun strategi komunikasi menciptakan atau membentuk sebuah pernyataan misi yang nyata dan mengarah pada masa depan. Penyusun harus memiliki target yang jelas, dan perlu ditekankan mengenai bagaimana strategi tersebut dapat menyediakan jalan menuju masa depan, dan mengantisipasi sebab-akibat serta tegangan dan kontradiksi yang mungkin terjadi.
1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi komunikasi oleh PR Telkom Regional V?
3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa?
4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu?
5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?
6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah PR Telkom Regional V melakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan?
7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan?
8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang
dilakukan mengenai program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016” ini?
9. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah itu?
2
Strategic Design and Implementation Planning (Perencanaan desain dan implementasi strategis)
Ketika sebuah strategi telah dipilih dari antara beragam pilihan strategi yang tersedia, langkah berikutnya adalah untuk merincikan strategi tersebut, mendesain bagaimana strategi itu akan diimplementasikan dan merencanakan implementasinya. Penyusun strategi perlu mempertimbangkan apakah ada proses, praktik, kepercayaan, atau elemen-elemen lain dari perilaku organisasi yang sekiranya dapat menghambat implementasi strategi, dan harus memiliki rencana untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan unsur-unsur yang dapat menghambat pengimplementasian strategi yang telah disusun.
Pada akhir dari tahap ini, penyusun harus telah memiliki program yang jelas, yang mendukung strategi terpilih. Sementara detail dari strategi sedang dikembangkan, rencana untuk meluncurkan dan mengomunikasikan strategi juga harus dibentuk. Mulai dari siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang terlibat, saluran-saluran apa saja
1. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi, yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau tidak ada, mengapa demikian? Kemungkinan pertanyaan lanjutan: Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat. Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan
yang telah disusun tersebut? Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat
pengimplementasian strategi utama anda? 2. Apa pengertian anda sebagai PR Telkom Regional V mengenai
stakeholders? 3. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya
perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh PR Telkom Regional V?
4. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan? Mengapa menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya seperti itu?
5. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang anda sampaikan secara efektif?
160
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka, serta bagaimana mereka mungkin dapat menerima pesan yang kita berikan.
6. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?
3
Launching The Strategy (Meluncurkan strategi) Sebelum strategi terpilih itu diluncurkan,
penyusun harus memiliki perencanaan komunikasi yang jelas untuk 2-3 bulan berikutnya, meliputi apa yang akan dikomunikasikan, kapan, oleh siapa, dan pada kegiatan yang mana. Pada waktu yang sama, penyusun juga harus mengarahkan, mempersiapkan, dan melatih individu-individu yang akan menyampaikan pesan.
Pada organisasi besar, tahap ini biasanya memakan waktu sekitar 1 sampai 2 bulan. Selama waktu ini, pesan-pesan secara jelas dikomunikasikan kepada para staf dan pihak-pihak lain yang terlibat, termasuk komunikasi pada investor eksternal dan komunikasi berdasarkan hukum atau undang-undang. Penyusun akan mengatur atau menyetel ekspektasi dan tetap mengurus mereka selama strategi dilaksanakan. Penyusun juga harus meninjau perkembangan yang terjadi secara rutin pada tahap ini.
1. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional V?
2. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan pada kegiatan yang mana saja?
3. Mengapa PR Telkom Regional V memilih orang-orang tersebut untuk membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan tadi? Proses pemilihannya bagaimana?
4. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V) mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya? Bagaimana caranya?
5. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal? Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan PR Telkom Regional V untuk menyusun atau merencanakan tindakan-tindakan komunikasi yang akan dilakukan?
7. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal, dan pemerintah?
8. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?
161
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
4
Follow-Up and Commitment (Tindakan lanjutan dan komitmen)
Sekitar 1-2 bulan masa setelah peluncuran awal, penyusun dapat mengharapkan untuk melihat adanya perubahan yang muncul. Penyusun dapat menetapkan jangka waktu tidak lebih dari 3 bulan, dimana ia akan memperkuat pesan, mengharapkan untuk melihat komitmen, dan melaksanakan proyek-proyek serta tindakan-tindakan lain yang merupakan bagian dari strategi.
Pada tahap ini, penyusun mungkin harus memperbaiki dan menguraikan cerita dari strategi selama dalam perjalanannya. Juga harus dipastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan pada tahap ini tersampaikan dengan efisien seperti pesan-pesan awal.
1. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk terjadi sebagai hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?
2. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan atau tidak? 3. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru
terjadi? Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian? 4. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk
menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?
5
Embedding The Strategy and Tracking The Results (Menanamkan strategi dan melacak hasilnya)
Perancangan dan pengimplementasian strategi adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Setelah periode awal selama 3-6 bulan, penyusun perlu melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi. Penyusun juga harus mulai melihat hasil nyata yang muncul melalui perubahan perilaku yang telah dianjurkan dan diupayakan sebelumnya.
Penyusun harus tetap mengomunikasikan
1. Setelah melihat perubahan-perubahan yang terjadi, apa yang dilakukan PR Telkom Regional V selanjutnya? Apakah PR Telkom Regional V tetap mengomunikasikan hasil nyata yang muncul sebagai dampak strategi yang telah dilakukan tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat?
2. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang dilakukan?
3. Bagaimana langkah-langkah evaluasi strategi tindakan komunikasi yang dilakukan PR Telkom Regional V?
4. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut? 5. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil
162
Lampiran 1: Matriks Pedoman Wawancara (sambungan)
strategi dan hasilnya kepada investor-investor eksternal, pemasok dan pelanggan, seperti halnya pada staf. Penyusun juga harus memperbaiki pesannya sembari ia belajar dari implementasi strategi dan memperbaiki strategi itu sendiri.
evaluasinya? 6. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil
evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan? 7. Bagaimana respon masyarakat secara keseluruhan terhadap pelaksanaan
program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
Pertanyaan Tambahan:
1. Bagaimana peran PR Telkom Regional V dalam program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan PR Telkom Regional V dalam menjalankan peran tersebut?
3. Apa tujuan yang ingin dicapai PR Telkom Regional V dengan menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan tersebut?
4. Dalam tinjauan pustaka yang saya gunakan, dikatakan bahwa selain misi dan nilai-nilai perusahaan, harapan dari para stakeholder
perusahaan harus menjadi inspirasi bagi CSR dan membantu mengidentifikasi isu-isu sosial yang menjadi fondasi dari upaya-upaya
CSR organisasi. Dalam hal ini, komunikasi menjadi elemen yang sangat penting atau esensial untuk mengembangkan hubungan
dengan stakeholders. Pada program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini, Telkom bekerjasama dengan 5 BUMN lain untuk
pelaksanaannya. Bagaimana cara Telkom, utamanya PR Telkom Regional V, dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan
masing-masing perwakilan ke-5 BUMN ini? Lalu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam hubungan kerjasama antar
BUMN tersebut?
5. Setelah program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini selesai dilaksanakan, bagaimana proses pembuatan laporannya? Poin-poin apa
saja yang harus ada dalam laporan tersebut? Ditujukan kepada siapa sajakah laporan itu?
6. Apa output yang diharapkan dari pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini? Apakah output tersebut tercapai?
163
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
MATRIKS WAWANCARA
Aspek Pertanyaan
Key Informan
Ivone Andayani (Manager Secretary & Public Relations
Telkom Regional V)
Dadi Ahdyan (Manager CDC Area 5)
Strategic Analysis and Planning (Analisis dan perencanaan
strategis)
1. Apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh Telkom Regional V? Dan apa tujuan dasar pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri”? Langkah-langkah seperti apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
Telkom itu selain sebagai BUMN, Telkom juga sebagai perusahaan publik. Dia punya yang namanya etika bisnis salah satunya Good Corporate Governance (GCG) dan Good Corporate Citizenship (GCC). Nah kalau Good Corporate Citizenship salah satunya adalah perusahaan itu harus menjalankan program-program yang terkait dengan citizenship ke masyarakat. Itulah program CSR. Jadi itu yang melandasi awal, karena kalau aku bilang ya itu adalah latar belakangnya. Good Corporate Citizenship, dan Telkom menyelenggarakan program CSR itu sebagai bagian dari Good Corporate Citizenship Telkom. Tapi itu bukan inisiatif regional, tetep dari pusat. Regional hanya menjalankan yang ada di regional itu. Kayak misalnya program BUMN Hadir untuk Negeri itu yang elektrifikasi, itu kan ada di beberapa tempat. Nah kalau
Gini, kita kembali ke yang paling basic dulu aja kan. Jadi fungsinya perusahaan itu ada dua, satu, fungsinya mencari laba atau keuntungan ya, dengan semua perusahaan begitu, tapi di sisi lain kita punya tanggung jawab moral. Tanggung jawab moral itu dibentuk, dalam hal ini dalam organisasi itu CDC, dimana disini itu kita bertanggung jawab terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya perekonomian kerakyatan yah, yang kedua kehidupan sosial, yang ketiga lingkungan. CDC itu fungsinya ada disana. Ekonomi, sosial, lingkungan. Nah tujuan perusahaan itu ada dua ini, jadi selalu laba itu juga kan jadi salah satu memang, ini kan dibentuk bukan main-main, karena di perusahaan itu dibentuk satu level di bawah direksi. CDC itu SGM CDC, salah satunya itu. Jadi bagaimana perusahaan care terhadap masyarakat dalam bentuk ekonomi, sosial,
164
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
wilayah itu ada di bawah Regional 5, kayak yang sekarang ini di BalNus ya, tahun lalu di Jatim.
lingkungan. Kalo tujuan dasarnya itu sebetulnya lebih ke mensinergikan tujuan yang tadi sosial, ekonomi, sama lingkungan, beda ketika kita dilaksanakan sendiri dan dilaksanakan bersama-sama. Nah ini hasilnya akan lebih ‘wow’. Artinya, lebih fokus. Betul bahwa tujuan ini kita laksanakan itu ada dampak, terhadap dampak perekonomian, sosial, dan lingkungan. Bisa dikerjakan sendiri? Bisa. Cuman yang namanya kalau kita bersinergi itu jauh lebih baik hasilnya. Holistik. Telkom misalnya dari sisi jaringannya, dari BUMN lain dari sisi yang lain, saling membangun secara utuh hasil dari sinergi itu diharapkan lebih cepat mempunyai nilai value di masyarakat. Dan itu dilakukan secara berkesinambungan. Terus.. Hasil pembangunan yang di daerah A, kemudian besok di daerah B. Atau di dalam satu masa, perusahaan A di lokasi X, perusahaan B di lokasi Y, perusahaan C di lokasi Z, gitu misalnya. Hasilnya lebih nyata.
2. Apakah tujuan dasar itu pula yang melandasi penyusunan strategi
Betul, salah satunya itu, betul. Untuk menjalankan peran Telkom untuk GCG dan GCC. Di bawahnya GCC kan sebuah
-
165
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
komunikasi oleh PR Telkom Regional V?
perusahaan harus menjalankan praktik itu. Dan ini kalian harusnya menjadikan Telkom itu sebagai contoh buat yang lain-lain. Buat perusahaan lain yang mungkin belum menjalankan program itu gitu.
3. Karakteristik komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional V dalam pelaksanaan CSR-nya? Mengapa?
Komunitasnya apa aja, ya banyak.. Pendidikan itu yang terbesar. Karena Telkom ingin untuk ikut mencerdaskan bangsa. Misalnya, dengan memberikan Broadband Learning Center, memberikan PaDi (Pustaka Digital) kemarin itu ikut kan.. Nah itu pendidikan yang terbesar komposisinya. Bawah-bawahnya banyak.. Ada pendidikan, ada bencana alam. Kalau komunitas-komunitas yang secara spesifik disasar oleh Telkom seperti komunitas blogger, misalnya, itu aku belum bisa menjawab. Karena komunitas-komunitas seperti itu hanya kita ajak untuk memperkuat campaign kita dalam event-event tertentu aja, karena mereka kan menulis.. Kalau komunitas pendidikan misalnya anak sekolah atau apa ya itu kan pasti. Komunitas-komunitas yang terkait itu.. Komunitas kesehatan misalnya, komunitas apa yang disasar, ya mungkin dokter, kayak gitu-gitu. Komunitas
Ya ada 2 sasaran, yang pertama program kemitraan, yang kedua bina lingkungan. Yang program kemitraan itu disasar ini terutama masyarakat yang sudah punya keinginan untuk mandiri dengan usahanya. Dibuktikan dengan bahwa dia telah mempunyai usaha minimal 1 tahun. Ini yang untuk program kemitraannya. Kemudian ini tentunya komunitasnya komunitas disini, UMKM. Yang bina lingkungan macem-macem, komunitas yang disasar. Komunitas dari sisi misalnya sisi sosial, kaum-kaum yang kurang beruntung dari sisi misal kehidupan di masyarakatnya coba kita masuk kesana, kita bantu. Entah itu berupa bantuan charity biasa, ataupun bantuan-bantuan lain misalnya kebutuhan-kebutuhan untuk komunitasnya. Misalnya ada komunitas anak-anak muda katakan, misalnya kita bangun coba disana, di lokasi tempat mereka berkumpul dibangun misalnya
166
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
bencana alam ya tempat dimana bencana itu terjadi.. Masyarakat disitu, kepala desa disitu, kan gitu. Pokoknya komunitas-komunitas yang terkait dengan program yang sedang kita jalankan aja.
BLC, Broadband Learning Center, kita edukasi mereka, kita berikan fasilitas-fasilitas lain, kita berikan juga ilmu-ilmu yang lain. Komunitas-komunitas dimana komunitas itu memang perlu dibantu, yang bina lingkungan. Tempat ibadah misalnya, komunitas santri, komunitas gereja, komunitas ini yang memang memerlukan bantuan. Jadi ada dua nih. Kalau dari sisi organisasi nih temen-temen marketing pasti nyasarnya komunitas yang memerlukan itu. Kalau kita di CDC, itu iya, tapi juga bisa charity yang lain.. Artinya bagaimana mengedukasi masyarakat dengan internet, kita beri bantuan BLC.. Karena kan mau nggak mau, sekarang kan, internet ya. Kebetulan kita juga produk kita kan disana. Nah kita beri mereka, istilahnya wawasan dengan internet, biar mereka lebih pandai. Tapi tidak hanya itu, juga komunitas misalnya korban bencana, komunitas anak-anak terlantar, komunitas rumah ibadah, ada kesehatan, macem-macem. Cuman kalo misalnya yang pendidikan, itu ada juga, ya kita arahkan ke edukasi-edukasi yang sesuai dengan eranya, ya internet. Jadi ini lebih meluas, lebih tidak terpaku disana.
167
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
4. Komunitas-komunitas masyarakat mana saja yang sejauh ini sudah pernah berhubungan dengan Telkom Regional V? Sejauh mana hubungan yang terjalin itu?
Biasanya gini, kita punya kalau misalnya BLC ya, kita punya jangka waktu kita yang terjun langsung, jadi yang manggilin orang untuk datang ke BLC, kayak gitu. Tapi ada jangka waktu tertentu, itu akhirnya dikerjakan oleh orang lain. Orang lain itu pihak ketiga. Komunitas-komunitas. Jadi yang mengelola itu akhirnya yang lain.. Karena kan core business-nya Telkom tidak disitu. Ya kan.. Jadi kita mungkin akan menyelenggarakan itu di bawah kita dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun, tahun kedua itu akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.. Atau mungkin dihibahkan aja. Sudah kalau dihibahkan itu ya sudah yang mengelola adalah yang kena hibah. Udah dikasih aja gitu. Kan BLC soalnya disini ada dua, ada yang di kantor Telkom, ada yang sudah dihibahkan bener. Dihibahkan itu ya bener-bener jadi punya mereka. Jadi ini memang udah kita kasih kesana, yang mengelola ya biar mereka. mereka mau panggil komunitas untuk bantu mengelola juga nggak papa. Kalau hibah ya berarti sudah nggak di follow-up, putus disitu aja.
Sejauh ini ada macam-macam komunitas yang sudah pernah berhubungan dengan Telkom. Komunitas-komunitas yang pernah dibantu. UMKM itu pasti. Terus komunitas-komunitas keagamaan, komunitas misal orang-orang tidak mampu, anak-anak kurang beruntung ada komunitasnya, komunitas ini yang biasanya pelopornya ini yang menjadi penghubung antara kita dengan komunitas itu, yang jadi opinion leader-nya gitu.
168
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
5. Selama ini bagaimana cara Telkom Regional V menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan komunitas-komunitas masyarakatnya?
Tergantung : siapa komunitasnya / stakeholder-nya seberapa besar level of power dan level
of interest-nya bisa melalui offline atau just online
Misalnya yang korban bencana, kita beri bantuan. Setelah nggak ada bencana, putus, selesai. Tapi kalo kita beri bantuan misalnya ke yayasan mata hati, katakan, kita beri bantuan ke sana, kita beri alat-alat untuk mereka berkarya, katakan, nanti kita lihat lagi, 6 bulan kemudian, atau mereka datang ke kita, menceritakan kondisi bantuan kita yang dulu, kemudian kalo maju tentunya kan dia perlu support yang laen, nah dia ngajukan lagi ke kita atau event-event yang dia lakukan, kita ikut diundang disana. Kita evaluasi, kalo memang bantuan kita disana itu efektif, ya terus kita support mereka sampai istilahnya berkembang. Jadi ada dua, satu yang memang putus, artinya setelah kita beri bantuan, putus komunikasinya, satu lagi biasanya komunitas yang punya organisasi ini terus, ada tindak lanjutnya.
6. Sebelum pelaksanaan program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016”, apakah dilakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi terlebih dulu
Betul. Untuk yang tahun 2016, kemarin kita belum sampai kesitu karena waktunya mepet. Tidak sampai kita bikin penelitian, kayak gitu-gitu, nggak. Kalau yang tahun 2016 ya kita kalau misalnya nih, kayak kemarin, program yang Bedah Rumah Veteran, kan kita pasti ada acara audiensi
Yang pertama itu kita buat dulu satgas, kemudian tadi itu, kita melakukan survey ke lokasi-lokasi calon objek bantuan, menentukan titik-titik objek bantuan. Setelah itu kita hitung RAB untuk rencana bantuan disana. Setelah kita hitung baru kita temui tokoh-tokoh masyarakat disana,
169
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi, atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat nilai-nilai sosial/sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan?
dulu dengan Kodam kan. Dari situ kita akan dapat gambaran tentang siapa aja sih sebenernya yang butuh, datanya dikasih oleh mereka ke kita.. Dan kita akan koordinasi dengan PIC yang ditunjuk oleh Kodam. Itu misalnya untuk Bedah Rumah Veteran. Yang kedua misalnya untuk Pembinaan Mantan Narapidana, kan Stephanie juga ikut waktu itu, yang terakhir pas ngambil testimoni. Itu jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, kita sudah kesana, sudah minta data. Karena yang tahu persis tentang publiknya mereka yang harus kita kasih bantuan siapa itu adalah mereka. Otomatis kan mereka (Kementerian) harus ngasih ke kita.. Kemudian ada juga yang dari KONI itu kan, yang tahu mana aja yang bisa dibantu itu kan mereka.. Jadi nggak kita sendiri, tapi kita kerjasama dengan stakeholder yang menaungi mereka.. Jadi stakeholder yang menaungi komunitas yang kita sasar.. Karena kalau kita yang menentukan, meneliti gitu waktunya kita habis.. Apalagi kalau kita lihat resource kita sedikit, waktunya mepet, jadi kita harus saling bergandengan dengan stakeholder yang menaungi program ini.
atau kalo ada tokoh pemerintahan disana, kita temui, kita minta izin ke mereka. Kalo misalnya terus mereka mengizinkan, kita minta izin lokasi, kita minta izin masuk, dan selama ini nggak ada kendala. Setelah mereka izinkan, baru kita plan, dari mulai bagaimana pengadaan barangnya, siapa yang mengerjakan, kapan selesai, siapa yang mantau disana, itu dikerjakan sampai dengan barang itu jadi diserahkan ke objek bantuan..
170
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
7. Kalau iya, bagaimana sistem pelaksanaan penelitiannya? Kalau tidak, mengapa tidak dilakukan?
Mem-filter data yang ada dan menetukan skala prioritas secara bersama-sama dengan mitra yang diajak partner.
Jadi ya survey langsung, langsung datang ke lokasinya, melihat kondisinya, ketemu tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan disitu.
8. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang dilakukan mengenai program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri 2016” ini?
Yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi ini adalah, kita ingin publik tahu keberadaan BUMN untuk membantu publik di program-program CSR. Jadi publik akan tahu, oh keberadaan Telkom ini sebagai BUMN seperti ini.. Ternyata selain Telkom itu punya target sendiri untuk perusahaannya, untuk pemerintah, tapi Telkom juga ternyata juga menyisihkan sebagian dari profit usahanya, itu yang dikembalikan ke publik sendiri untuk membantu masyarakat. Klunya adalah itu, keberadaannya Telkom akan diketahui publik untuk program-program CSR.
-
9. Apakah ada mission statement atau rumusan cara-cara yang jelas untuk mencapai tujuan dari strategi komunikasi yang disusun? Kalau ada, apakah itu?
“Komunikasi yang disampaikan hendaknya selalu melihat aspek 5 M : Message, Method, Media, Man, and Measurement. Jadi, apa Message nya, disampaikan oleh siapa (Man), dengan Metode apa, melalui Media apa, dan ada Measurement-nya”
-
171
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Message (Pesan yang ingin Disampaikan) Sudah ada guidance dari corporate dan dari CDC Telkom untuk masing-masing kegiatan yang kurang lebih berisikan latar belakang program dan tujuan pelaksanaan program. Selain itu dari Telkom juga berusaha mendekati masing-masing stakeholder untuk diajak kerjasama dengan menjelaskan pada mereka, benefit atau keuntungan seperti apa yang mereka masing-masing bisa dapatkan dengan turut terlibat dalam kegiatan tersebut, serta support atau bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh Telkom dari mereka untuk pelaksanaan masing-masing kegiatannya. Method (Metode Penyampaian) Metode komunikasi yang digunakan untuk masing-masing stakeholder terkait di setiap kuadran pemetaan (stakeholder mapping terlampir): - Kuadran 1 (level of power dan level of interest tinggi): Forum, dialog, Focus Group Discussion (FGD) - Kuadran 2 (level of power rendah dan level of interest tinggi): Iklan promosi, newsletter, gathering (hanya untuk
172
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
pelanggan-pelanggan loyal) - Kuadran 3 (level of power tinggi, level of interest rendah): Visiting (Pihak Telkom yang mengunjungi mereka secara langsung) - Kuadran 4 (level of power dan level of interest rendah): Sponsorship, bantuan-bantuan/hibah sosial Media (Media/Saluran yang Digunakan) Media/saluran komunikasi yang digunakan untuk masing-masing stakeholder terkait di setiap kuadran pemetaan (stakeholder mapping terlampir): - Kuadran 1 (level of power dan level of interest tinggi): Face to face (tatap muka) - Kuadran 2 (level of power rendah dan level of interest tinggi): Media massa, media sosial, beberapa face to face (tatap muka) - Kuadran 3 (level of power tinggi, level of interest rendah): Face to face (tatap muka) - Kuadran 4 (level of power dan level of interest rendah): Media massa, media sosial Man (Orang yang Menyampaikan) Staf atau karyawan perusahaan Telkom setingkat SGM (Senior General Manager) keatas yang ditunjuk oleh corporate
173
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
maupun EVP Telkom Regional V untuk menjadi PIC dari masing-masing kegiatan dalam program BUMN Hadir untuk Negeri 2016, karena bisa dikatakan mereka adalah orang-orang yang paling kredibel untuk menjadi Man yang mengomunikasikan Message mengenai kegiatan yang mereka handle sebagai PIC. Measurement (Cara Pengukuran) Campaign program PR tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka waktu pendek. Jadi untuk mengukur berhasil tidaknya program itu dilakukan dalam jangka waktu panjang. Pengukuran itu terbagi 3 bagian, ada output, outreach, dan outcome. Output-nya bisa dilihat dari seberapa banyak pemberitaan mengenai program tersebut yang muncul di media. Outreach-nya dilihat dari oplah jumlah pembaca atau viewers masing-masing media ada berapa (melihat jumlah orangnya, jumlah pembacanya, untuk mengukur seberapa luas jangkauannya). Outcome-nya adalah melihat keberhasilan program tersebut untuk merubah kebiasaan, habit, atau lifestyle masyarakat atau komunitas yang terkena dampak program. Dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri,
174
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
outcome yang diharapkan adalah terjadinya perubahan image dan reputasi Telkom di mata masyarakat, mengenai bagaimana mereka memandang Telkom kemudian. Outcome ini yang baru bisa dilihat dalam jangka waktu panjang. Sementara ini untuk program BUMN Hadir untuk Negeri tahun 2016 belum dilakukan evaluasi atau pengukuran. Evaluasinya nanti juga bisa menyangkut mengenai apakah strategi yang dilakukan sudah tepat sasaran, efisien, dan tepat budget. Intinya ingin mencapai komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M (Message, Method, Media, Man, Measurement).
Strategic Design and Implementation
Planning (Perencanaan desain
dan implementasi strategis)
1. Apakah ada strategi cadangan yang disusun atau dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal diluar perkiraan yang sekiranya mungkin terjadi, yang dapat menghambat pelaksanaan strategi? Tolong ceritakan. Kalau
Ada dong.. Melakukan komunikasi dengan voice (call) atau data (online) jika pada saat yang sudah disepakati ada kejadian mendesak sehingga plan awal tidak jadi dilakukan. Sebetulnya ada SOP paten yang sudah dibuat untuk menangani hal-hal yang kemungkinan terjadi diluar perkiraan. Tapi akhir-akhir ini memang tidak pernah dipakai karena sering terjadi pergantian jabatan, struktur organisasi, dll. Jadi
-
175
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
tidak ada, mengapa demikian? Kemungkinan pertanyaan lanjutan: • Tolong rincikan susunan strategi cadangan yang dibuat. • Bagaimana anda akan mengimplementasikan strategi cadangan yang telah disusun tersebut? • Faktor-faktor apa yang menurut anda dapat menghambat pengimplementasian strategi utama anda?
prosedur yang dulu pernah dibuat itu jadi sedikit terabaikan, atau terkesampingkan. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, Telkom itu kan misalnya untuk program A, itu sudah mengalokasikan budget segini, ternyata kan pada saat pelaksanaannya, saat Telkom mau menjalankan program ini kan dia nggak bisa jalani sendiri. Karena apa, karena dia harus berkoordinasi misalnya di Bedah Rumah Veteran itu, itu dengan TNI Angkatan Darat. Karena kan yang tau rumahnya mana aja kan dia. Mungkin akhirnya, jumlah rumahnya jadi nambah. Atau kalo nggak gitu, tempatnya jadi beda. Atau kemarin dengan BUMN lainnya. Kita harusnya itu mungkin cuma 50, mereka 10. Ternyata mereka ada yang nggak bisa karena nggak punya duit. Kita jadi 50 berapa gitu. Terus kalau misalnya sudah kejadian kayak gitu, kayak dilimpahkan ke Telkom gitu, akhirnya kita harus ubah RAB lagi. Atau lokasinya beda. Begitu disurvey di tempat, kan itu mesti survey kan, mungkin pada saat itu, di awal itu sudah disurvey, tapi nggak disurvey sampai detail. Begitu disurvey sampai detail ternyata berubah. Ya kayak waktu di
176
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Bedah Rumah Veteran kemarin itu kan ada beberapa lokasi yang diganti. Aku sudah terlanjur survey sampai ke Balas Klumprik sana, ternyata yang disana, sudah dikasih datanya sama TNI AD itu ternyata disana rumahnya rumah-rumah yang bermasalah lah. Rumah yang akan kita bangun itu ternyata rumah ramai-ramai. Jadi bukan milik satu orang, rumah satu keluarga besar gitu. Jadi begitu kita kesana mau bedah itu, terus jadi ributnya di mereka sendiri. Harus pindah, itu yang pertama. Yang kedua begitu kita kesana, ternyata rumahnya sudah bagus. Padahal yang mau kita bedah kan rumah yang tidak layak huni. Jadi harus kita ubah lagi. Perubahan rencana karena itu. Tapi kalau ada perubahan rencana gitu, kita nggak perlu koordinasi sama 5 BUMN lain lagi, karena kemarin kita jadi pelaksana utama. Cuma perlu kerjasama dengan TNI untuk minta data lagi. 5 BUMN lain ikut urunan. Pasar murah juga, pertama lokasinya ini, ternyata setelah dipikir lagi kayaknya nggak bisa, jadi ganti lokasi karena rawan tawuran, tidak kondusif lingkungannya. Tapi kalau terjadi hal-hal kayak gitu, tidak susah mengatasi karena Telkom pelaksana
177
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
utama, kalau ada apa-apa Telkom yang handle, Telkom yang ambil keputusan, gak repot minta persetujuan sana sini.
2. Apa pengertian anda mengenai stakeholders?
Stakeholder ya berarti adalah publik yang berhubungan atau bahkan juga tidak atau belum berhubungan dengan produk dan layanan Telkom.
-
3. Menurut anda, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi oleh Telkom Regional V?
BoD, Kementerian BUMN, BUMN lain, Government (Pemda), media setempat, masyarakat terkait, karyawan internal Telkom
4. Saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-masing? Pesan-pesan apa saja yang disampaikan? Mengapa menggunakan saluran-saluran atau media tersebut dan mengapa pesannya seperti itu?
Untuk BoD, BUMN, Government, dan media kebanyakan secara face-to-face. Ya kita akan menyampaikan itu dengan tatap muka, menghadap langsung untuk menyampaikan bahwa kita ada program kayak gini gini gini.. Kalau sama BUMN lain kita punya grup. Kita bisa berkomunikasi lewat grup, atau kalau misalnya kita belum kenal, misalnya tiba-tiba digandengkan dengan BUMN yang kita belum deket di satu wilayah, otomatis kan ya pasti ada koordinasi dulu kan.
-
178
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Saling berkirim surat, janjian untuk ngobrol atau rapat, setelah itu kan baru di-follow up di grup. “Nanti berikutnya kita di grup aja ya ngobrolnya..” naah bisa kayak gitu. Atau mungkin rapat melalui telco, teleconference, atau video conference. Gitu-gitu, kalau fasilitas infrastrukturnya memadai. Dengan instansi terkait misalnya gini, komunikasinya pasti diawali kalau kita sudah deket, ya tinggal kita grouping aja.. Kita group atau kalau apa, kita telco.. Tinggal ngomongin lewat itu. Atau kalau misalnya belum, ya otomatis kan harus saling kenal dulu. Surat, pertemuan.. Kayak yang sekarang ini, yang di Singaraja sama di NTT. Program elektrifikasi. Kan pasti yang namanya ngomongin soal elektrifikasi, pasti gandengannya sama PLN, nah kalau teman-teman Telkom disana dengan PLN-nya belum deket, kita akan mengirim surat ke PLN. Surat resmi untuk janjian ketemu untuk membahas bareng program ini.. Habis gitu nggak tau itu nanti dilaksanakan pertemuan selanjutnya seperti apa, atau mungkin by phone, telco, atau dilanjutkan di group, terserah kesepakatan dari meeting pertama. Semakin minim
179
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
frekuensi untuk harus tatap muka, kebanyakan lewat HP, telepon, dan media-media lain, karena toh kan masing-masing pasti juga punya kesibukan sendiri kan, nggak bisa tatap muka terus menerus. Dengan masyarakat menggunakan media massa. Pesan-pesan yang ingin disampaikan ada banyak.. Value-value Telkom, kemudian apa saja bantuan atau dukungan yang kita butuhkan dari mereka, info-info terbaru tentang Telkom. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri sih pesan yang ingin disampaikan kurang lebih ya antara tentang latar belakang program, tujuan pelaksanaan programnya itu apa, lalu benefit-nya untuk mereka masing-masing kayak gimana, dan support seperti apa yang kita butuhkan dari mereka.
5. Menurut anda apakah mereka dimungkinkan untuk menerima pesan yang anda sampaikan secara efektif?
Pasti, karena sudah ada pemetaannya untuk menentukan metode penyampaian pesan yang sesuai.
-
6. Kalau iya, mengapa demikian? Kalau tidak, mengapa dan bagaimana
Karena PR pasti sudah call mereka duluan kalo mau kesana ngomong soal itu.
-
180
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
seharusnya yang dilakukan untuk memperbaikinya?
Launching The Strategy
(Meluncurkan strategi)
1. Kapan perencanaan tindakan komunikasi dibuat oleh PR Telkom Regional V?
Begitu kita bentuk satgas, begitu ditunjuk tim PIC-PIC nya. Masing-masing program kan ada penunjukan PIC-nya itu. Tergantung kapan informasi yang kita dapat dari Kementerian. Dari Kementerian turun ke corporate, dari corporate turun ke kita. Yang 2016 kemarin ini mepet waktunya, sebulan sebelumnya baru dikasih tahu. Bulan Juli itu. Yang tahun ini kan akhirnya berkaca dari tahun lalu, persiapannya lebih lama, Agustus kan masih lama, tapi ini dari bulan-bulan ini kita sudah mulai jalan.
-
2. Dalam tindakan komunikasi yang direncanakan tersebut, apa saja yang ingin dikomunikasikan, kapan, oleh siapa saja, dan akan dikomunikasikan pada kegiatan yang mana saja?
Ini kan sesuai dengan acaranya dan mapping stakeholder-nya. Masing-masing kegiatan sudah ada guidance-nya, intinya ya semua membicarakan tentang latar belakang program, tujuan pelaksanaan programnya itu apa, lalu benefit-nya untuk mereka masing-masing kayak gimana, dan support seperti apa yang kita butuhkan dari mereka untuk masing-masing kegiatan itu.
-
3. Mengapa PR Telkom Ya karena mereka yang jadi PIC-PIC -
181
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
Regional V memilih orang-orang tersebut untuk membawakan masing-masing pesan tertentu seperti yang telah disebutkan tadi? Proses pemilihannya bagaimana?
masing-masing programnya, sesuai level dan kedudukan di organisasinya, atau pembagian peta peran yang sudah disepakati dengan corporate. Jadi bisa dikatakan mereka paling kredibel untuk jadi Man yang mengomunikasikan Message mengenai program tersebut. Yang menunjuk mereka sebagai PIC bukan PR tapi langsung dari corporate.
4. Apakah penyusun strategi komunikasi (PR Telkom Regional V) mempersiapkan orang-orang yang akan membawakan pesan sebelumnya? Bagaimana caranya?
Biasanya, kalau kita mau bertemu seseorang, itu karena kita sudah pede bertemu orang itu karena kita sudah pegang guidance-nya itu lho, guidance programnya. Yang bikin guidance program ini, itu dari CDC Telkom. Draft MoU-nya itu sudah dibikin dari kantor pusat, jadi kita ketemu itu tinggal bilang apa yang mau kita lakukan, lalu minta dia menandatangani draft MoU-nya itu. Jadi tinggal ngomong berdasarkan guidance-nya itu aja. Misalnya "Ini adalah program dari Kementerian, dan kami ditunjuk untuk ini, sebagai pelaksana di daerah ini, dan TOR-nya seperti ini." itu sudah ada semua. Jadi nggak perlu susah-susah dipersiapkan kayak gimana gitu, sudah ada guidance-nya atau kayak SOP-nya gitu. Ada TOR-
-
182
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
nya.
5. Bahasa seperti apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masing-masing target sasaran yang telah ditentukan? Formal atau non-formal? Secara lisan atau tertulis? Mengapa menggunakan jenis bahasa tersebut?
Untuk stakeholder yang termasuk di kuadran 1 dan 3, bahasanya pakai bahasa lisan formal, karena metodenya semua face-to-face. Kalau untuk yang di kuadran 2 dan 4 kebanyakan pakai bahasa tertulis karena pakai mass communication. Itu kan komunikasi yang nggak khusus, semua orang boleh tau. jadi pesannya bisa iklan, promo, dan lain-lain. Ini yang di kuadran 2 dan 4 bisa aja bahasanya nggak formal. Kalo kita ngomongnya sama anak sekolah, gimana coba? Sama masyarakat juga bahasanya juga nggak formal. Promo ini lho bisa lewat bahasanya juga nggak formal. Promo ini lho bisa lewat youtube, bisa lewat macem-macem kan sosial media. Intinya itu selain tergantung dengan tipe orangnya, juga tergantung dengan suasana, atau protokoler dan birokrasi yang berlaku.
-
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan PR Telkom Regional V untuk menyusun atau merencanakan tindakan-tindakan komunikasi
Jadi gini, misal dulu aku nyusun ini seminggu ya, tapi seiring dengan berjalannya waktu, itu akhirnya bisa fleksibel dan berubah-ubah sesuai dengan realita yang dihadapi di lapangan. Misalnya, dulu aku berpikir kalau
-
183
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
yang akan dilakukan? community itu masuk kuadran 3 aja, tapi kemudian ternyata community itu ada macem-macem, ada yang besar, dan yang lain. Fleksibel sesuai dengan realitanya ya.
7. Bagaimana cara PR Telkom Regional V mengomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para staf perusahaan, investor eksternal, dan pemerintah?
Internal all karyawan: bisa offline (Sharing session) Internal setingkat manager lini ke atas bisa dengan Rapim Raiders 3 bulanan Investor : press release (dari korporat) Pemerintah : focus group discussion
-
8. Apakah PR Telkom Regional V meninjau secara rutin perkembangan yang terjadi dari hasil tindakan komunikasi yang telah dilakukan?
Saat ini belum optimal dilakukan. Karena kita kan gini, setiap minggu itu, mestinya kan kita itu udah ada telco (teleconference) kan, dengan temen-temen kita yang ada disana, yang lagi ngawal program disana. Tapi ya karena kayak gini ini lho, kesibukan disini yang ini banget, akhirnya itu terabaikan, terkesampingkan. Jadi kita mengutamakan mana yang lebih prioritas dulu.
-
Follow-Up and Commitment
(Tindakan lanjutan dan komitmen)
1. Perubahan seperti apa yang diharapkan oleh PR Telkom Regional V untuk terjadi sebagai
Jadi gini, campaign program PR itu tidak bisa dilihat hasilnya dalam jangka waktu pendek. Makanya pengukuran program itu dilakukan dalam jangka panjang kan.
-
184
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
hasil dari tindakan komunikasi yang dilakukan?
Berhasil tidaknya program di satu daerah itu lihat dari hasil jangka panjang, beda dengan orang marketing. Lihat berhasil dari mana, ya kamu berhasil jualan berapa banyak. Kalau PR nggak bisa. Jadi misalnya di satu daerah itu kita bikin program untuk digitalisasi daerah gitu, program PR itu ada output, ada outreach, ada outcome. Output-nya itu mungkin pada saat program itu dijalankan, media itu seberapa banyak memberitakan. Terus outreach-nya itu, untuk media yang meliput itu masing-masing oplah jumlah pembacanya berapa. Jadi outreach itu jumlah orangnya, jumlah pembacanya, jangkauannya. Terus kemudian yang ketiga adalah outcome-nya. Nah outcome-nya itu adalah apabila program itu berhasil merubah kebiasaan, habit, atau lifestyle orang disitu. Kalau dalam konteks program BUMN Hadir untuk Negeri, kita sih berharapnya perubahan image mereka terhadap Telkom. Jadi image dan reputasinya. Bagaimana mereka memandang Telkom kemudian.
2. Apakah perubahan itu terjadi sesuai harapan
Belum pernah diukur, belum sempat melakukan pengukuran dari program yang
-
185
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
atau tidak? lalu. Nah itu lho, harus ada lembaga independen dari luar yang melakukan survey. Kalian kayak dari mahasiswa gitu, survey. Bisnis Telkom bukan untuk itu, bukan untuk melakukan survey sampai sedetail itu. Aku melakukan bisnis disini. Jadi mustinya ada pihak lain yang melakukan itu. Sama kalo ada lagi itu ya paling dilihat dari harga saham aja. Itu kalo dari harga saham itu kan berarti yang dituju adalah pemegang saham kan. Oh berarti responnya pemegang saham bagus.
3. Kalau terjadi, dalam jangka waktu berapa lama perubahan itu baru terjadi? Kalau tidak terjadi, mengapa bisa demikian?
Program PR outcome-nya memang jangka panjang. Jadi perubahan ini sebagai bagian dari outcome akan terlihat dalam jangka waktu panjang.
-
4. Tindakan seperti apa yang dilakukan oleh PR Telkom Regional V untuk menindaklanjuti strategi yang sudah berjalan sebelumnya?
Sesuai plan. Government terkait itu, sama orang-orang yang terkait itu, itu nantinya akan digandeng kerjasama, nggak tau itu jadi pelanggan atau apa. Jadi arahnya tetap ke bisnis Telkom. Trus kemudian untuk tau seberapa besar image dan reputasi Telkom itu, mustinya kita gandeng orang-orang yang bikin survey-survey itu, untuk evaluasi. Makanya kan kubilang, after
-
186
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
event itu kita berharap apa sih, hubungan kita dengan yang tadi itu jangan putus. Tapi bagaimana kemudian mereka ini tau, kalo Telkom ini menyediakan gini gini gini ya, akhirnya mereka jadi pelanggan. Gitu lho, arahnya akhirnya itu ke situ.
Embedding The Strategy and Tracking
The Results (Menanamkan
strategi dan melacak hasilnya)
1. Setelah melihat perubahan-perubahan yang terjadi, apa yang dilakukan PR Telkom Regional V selanjutnya? Apakah PR Telkom Regional V tetap mengomunikasikan hasil nyata yang muncul sebagai dampak strategi yang telah dilakukan tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat?
Ya itu, kita berusaha menggandeng mereka lebih jauh, kalau bisa ya sampai jadi pelanggan Telkom juga.
-
2. Apakah PR Telkom Regional V mengevaluasi strategi tindakan komunikasi yang telah dijalankan sebelumnya? Evaluasi seperti apa yang dilakukan?
Untuk yang tahun 2016 belum dilakukan evaluasi. Evaluasi bisa menyangkut : apakah strategi tersebut tepat sasaran, efisien, dan tepat budget.
-
187
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
3. Bagaimana langkah-langkah evaluasi strategi tindakan komunikasi yang dilakukan PR Telkom Regional V?
Belum dilakukan evaluasi. -
4. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi tersebut?
PR pasti selalu ada di dalamnya, dan lembaga luar yang kita gandeng untuk melakukan survey evaluasi.
-
5. Apa yang dilakukan PR Telkom Regional V setelah mengetahui hasil evaluasinya?
Melakukan perbaikan dong. Yang pasti harus memetakan 5M-nya dulu kan, saat ini itu kita mau campaign tentang apa sih. Nah untuk medianya, harus tepat sasaran dan tepat budget kan, kalo kita misalnya milih media nih, kita cari yang budget-nya gak usah gede-gede. Jadi yang biar efektif di sisi itu. Itu lihat dari sisi pemilihan aja. Kalau dalam program BUMN Hadir untuk Negeri, ya kalo tepat sasaran ya sasarannya pasti di wilayah itu kan. Media-media yang ada di wilayah situ. Tepat budget, cari media komunikasi yang tidak terlalu mahal. Atau sebenarnya yang paling bagus, aku dulu pernah bikin program di Banyuwangi, ketika kita mendekati kepala daerahnya, kepala daerahnya itu bisa jadi endorser dari produk kita. Secara tidak langsung, dia itu mempromosikan
-
188
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
produknya kita. Itu sebenarnya campaign yang efektif, ada orang lain sebagai endorser yang menginfokan produk kita keluar. Jadi gak usah kita keluar biaya iklan, itu salah satunya. Kita menggunakan pendekatan ke orang-orang di daerah terkait, utamanya ke orang-orang yang ada di kuadran 1 kayak public opinion leader, government, gitu-gitu deh. Jadi kita melakukan komunikasi dengan mereka supaya mereka secara tidak langsung mendukung program ini dengan cara membantu mempromosikan gitu. Ini misalnya ya, Surabaya, Bu Risma itu akan dengan senang hati bicara tentang Telkom, gak dibayar, karena dia merasa Telkom membantu banget programnya Surabaya. Secara nggak langsung itu jadi benefit juga buat kita.
6. Jika PR Telkom Regional V melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi, perbaikan seperti apa yang ingin dilakukan?
Ingin mencapai komunikasi yang tepat sasaran, tepat budget, efisien, dan output serta outcome-nya tetap tercapai dengan mengedepankan prinsip 5M (Message, Media, Man, Method, Measurement).
-
7. Bagaimana respon masyarakat secara
Ini kita sampling, dengan apa cara sampling-nya, dengan minta testimoni.
Luar biasa. Karena itu kita bisa lihat setiap ada peresmian, itu kan masyarakat
189
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
keseluruhan terhadap pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
Yang kemarin Stephanie bantu videokan itu.. Ini jelas sudah valid, karena apa, ini sudah ada dokumentasinya dalam bentuk testimoni. Responnya terima kasih, baik, kayak gini gini gini.. Yang dapet hadiah seneng, yang dapet hadiah motor itu.. Terus yang aku ajak ke wawancara bapak-bapak itu.. Itu adalah respon yang sudah bener-bener terdokumentasi, udah nggak bisa dibantah.
langsung datang berbondong-bondong begitu. Kalau saya berpikir gini, MCK dan air bersih, orang kota mungkin berpikir MCK dan air bersih itu biasa, tapi ketika di daerah yang tidak pernah ada air, tidak pernah merasakan ada air tawar, disana ketika kita bangun air dari bawah naik ke atas buanyak, itu satu kampung itu datang kesana semua. Waduh luar biasa. Karena waktu saya belum banyak ke lokasi sih, saya anggap biasa aja MCK, air bersih, biasa kan? Ternyata ketika kita datang ke lapangan, tahu kalo orang yang tidak pernah merasakan air tawar, itu ada. Sampai minum pun itu rasanya juga asin-asin gimana gitu. Setelah kita bangun disana, aduh itu yang namanya air itu, waduh buat mereka itu luar biasa. Karena saya kan ke pulau-pulau kecil tuh, saya lihat, wih, saya disana seminggu udah nggak tahan. Makannya ikan lagi, ikan lagi. Mau minum air nggak ada, mandi nggak pernah ada air tawar. Dan itu ada, banyak lokasi begitu. Tapi ketika kita bangun MCK disana, lalu ada keluar air, meskipun kecil aja disana, air tawar gitu, mereka langsung “ih manis!” gitu. Nah itu, melihat antusiasme masyarakat terhadap
190
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
bantuan kita. Yang sebelumnya juga nggak pernah ada di kita, orang-orang yang nggak pernah mandi air tawar itu banyak..
Tambahan
1. Bagaimana peran anda dalam program CSR “BUMN Hadir untuk Negeri” ini?
Sebagai mediator bisa, karena PR itu Public Relations kan, jadi sebagai mediator itu menyambungkan beberapa atau jadi jembatan. Kayak misalnya nih, PR Telkom itu punya forum Humas BUMN, sedangkan yang ditunjuk untuk pelaksanaan program misalnya program elektrifikasi, ini kan unit di tempatku yang dia harus berhubungan dengan PLN daerah sana, gak kenal sama sekali, gak tau nih misalnya harus berhubungan dengan siapa dulu. Tapi kan kalau PR, karena dia Public Relations, dia pasti paling tidak itu punya relation dengan Humas-nya sana. Ya kan.. Akhirnya yang menyambungkan ini, oke, ini dengan ini, silahkan.. Itu pertama. Kedua, ya itu tadi, ekspose. Tapi ya ekspose itu ya kayak tadi itu, ekspose-nya musti kita pilih bener, jangan sampai itu akan jadi bumerang bagi Telkom juga ke depan.. Peliputan, dokumentasi, ekspose, kayak gitu-gitu.
CDC itu yang koordinator, untuk seluruh aktivitas. Dalam arti koordinator itu dalam hal scoop-nya dalam arti koordinator itu semua bantuan yang diberikan, dana berasal dari dana CDC. Sehingga dia berperan sebagai koordinator untuk seluruh aktivitas, masalah pendanaannya. Itu yang pertama. Yang kedua, mungkin juga masalah regulasi pelaksanaan kegiatan, di CDC tentang comply-nya. Kalo ada comply masalah surat-menyuratnya, kelengkapan administrasi, secara administratif itu di CDC. Lalu kontrol terhadap aktivitas. Dipantau, bahwa itu betul dilaksanakan oleh tim satgas yang ditunjuk, kita pantau kita laporkan, sampai pada saatnya secara sistem itu bisa dilaporkan 100% sukses dari sisi fisik maupun administrasi. Gitu..
2. Apa saja kegiatan yang anda lakukan dalam
Itu akan ada step by step dari kita, mulai dari pembentukan satgas, mungkin ya
Nah itu dari peran besar kita penyediaan dana, kemudian aktivitas yang diusulkan
191
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
menjalankan peran tersebut?
menyiapkan satu grup diskusi sendiri, terus kemudian mengatur waktu untuk koordinasi misalnya telco. “oke, kita kalau gitu kenalan-kenalan sudah di awal, kita akan telco mungkin di tiap hari apa di jam berapa..” (mengatur waktu untuk berkoordinasi). Untuk peran ekspose ya kita kirim release ke media. Untuk peliputan, kita tinggal kirim staf aja untuk bertugas kesana meliput kegiatannya. Karena peliputan kan ada 2 macem, ada buat dokumentasi internal ada yang buat eksternal buat ekspose release tadi. Ada yang buat report ke Kementerian.
oleh rekan-rekan di satgas itu, hasil survey dan lain-lain itu kita evaluasi, kita buatkan semacam justifikasi kebutuhan anggarannya, per kegiatan. Nah itu yang menjadi kunci ketika temen-temen di lapangan melakukan aktivitas. Tidak boleh keluar daripada justifikasi yang sudah dibuat. Pelaksanaannya ya kita kontrol kesana, mungkin pelaksanaan baru 40%, tapi ada permintaan dari mereka bahwa untuk pengadaan barang atau apa gitu nggak ada uangnya, misalnya, ya kita berikan ke mereka. Sebetulnya kalau sudah ada justifikasi, itu tidak bisa diubah-ubah. Justifikasi itu kan sudah real hasil survey, hasil segala macem pantauan di lapangan, nggak bisa.. Segitu ya segitu, karena yang melaksanakan yang membuat. Kita kan nggak bikin angka sendiri, dari mereka kita potret, di lapangan ya harus segitu.. Kecuali ada perubahan akibat, misalnya perubahan ekonomi yang signifikan, tiba-tiba dollar misalnya naik. Nah itu misalnya kan.. Tapi selama nggak ada apa-apa ya tetep begitu.. Kita juga langsung datang ke lokasi pelaksanaannya untuk ngontrol dan mantau.
192
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
3. Apa tujuan yang ingin anda capai dengan menjalankan peran beserta kegiatan-kegiatan tersebut?
Biar kegiatan itu, pertama manfaatnya terasa dan manfaat itu dirasakan oleh penerima, dan tentu ter-ekspose dan ter-report dengan baik.
Menyesuaikan antara program yang datang dari Kementerian, dengan kondisi di lapangan yang sebagai eksekutornya di lapangan ini sesuai dengan program dari Kementerian. Intinya kita kontrol apa, agar program yang ada dari Kementerian itu dengan kenyataan hasil itu harus sama. Kita potret tiap saat, tiap minggu, tiap hari itu kita pantau. Jangan sampai dari Kementerian itu X, di lapangan X-1. Nah itu nggak boleh. Nah kalau nggak kita kontrol, yang di lapangan nggak ngerti maksudnya yang dari Kementerian, yang Kementerian taunya misalnya beres di lapangan. Jadi ya dikontrol sampai biaya-biayanya itu. Harus klop sama persis. Nah peran kita CDC itu adalah jangan sampai ada gap antara plan sama realisasinya yang ada di lapangan, meminimalisasi itu.
4. Dalam tinjauan pustaka yang saya gunakan, dikatakan bahwa selain misi dan nilai-nilai perusahaan, harapan dari para stakeholder perusahaan harus menjadi inspirasi
Kalau misalnya koordinasi itu ya kita sudah ada di grup sendiri. Pertamanya tetap pakai surat resmi. Lalu lanjut pertemuan, dan akhirnya bikin grup. Kalau untuk pengambilan keputusan, sebenernya di dalam program BUMN Hadir untuk Negeri itu ada leader-nya, di tiap provinsi itu dia ada leader-nya. Jadi misalnya di
-
193
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
bagi CSR dan membantu mengidentifikasi isu-isu sosial yang menjadi fondasi dari upaya-upaya CSR organisasi. Dalam hal ini, komunikasi menjadi elemen yang sangat penting atau esensial untuk mengembangkan hubungan dengan stakeholders. Pada program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini, Telkom bekerjasama dengan 5 BUMN lain untuk pelaksanaannya. Bagaimana cara Telkom dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan masing-masing perwakilan ke-5 BUMN ini? Lalu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam hubungan kerjasama antar BUMN tersebut?
Jawa Timur kemarin leader-nya Telkom. Keputusan tertinggi ya pasti ada di Telkom. Tapi pasti yang tertinggi lagi ya ada di Kementerian kan.. Kalau ada sesuatu yang harus diputuskan, keputusan tertingginya memang ada di Telkom, tapi Telkom juga mempertimbangkan masukan-masukan dari 5 BUMN lain itu. Ya pasti akan ada proses seperti itu. Kan daerahnya pasti sudah ter-state kan. Daerahnya adalah kota ini ini ini gitu kan, nah terus kalau misalnya sudah ditentukan, biasanya sudah ditentukan itu dari Kementerian. Yang akan dibantu adalah berupa kayak gini gini gini. Misalnya kayak air bersih, itu yang akan dibantu adalah kayak gini gini gini gini. Barangnya kayak gini misalnya, itu kalau misalnya dalam bentuk barang. Sudah di-state dari Kementerian. Kadang-kadang itu hanya untuk budget. Misalnya untuk program bantuan ini, di-state setiap penerima adalah 20 juta, misalnya. Nah bagaimana itu detailnya, diserahkan ke masing-masing. Ya sudah, kita buka di situ, di forum itu. Di forum itu ada perwakilan Telkom bersama perwakilan 5 BUMN lainnya. Kalau misalnya itu ada 12
194
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
kegiatan ya ada 12 grup. Karena kan di sisi Telkom sendiri penanggung jawabnya beda. Jadi kan yang disitu misalnya, yang di grup ini adalah SM atau GM ini, dan siapa yang ditunjuk manajernya. Anggotanya dari PT BUMN lain ya siapa lagi, gitu kan. Nanti beda lagi di grup yang lainnya. Tapi biasanya PR masuk di semua grup. Tapi seneng dan leganya karena tahun 2016 yang lalu, itu kan kita dapet penyelenggara terbaik dalam lingkup nasional.
5. Setelah program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini selesai dilaksanakan, bagaimana proses pembuatan laporannya? Poin-poin apa saja yang harus ada dalam laporan tersebut? Ditujukan kepada siapa sajakah laporan itu?
Ya itu udah, dari dokumentasinya, di kompulir, dilaporkan ke Kementerian oleh teman-teman Corcomm pusat. Yang waktu itu mereka disini berkantor berapa lama itu lho, punya base camp sendiri di lantai 1, yang base camp-nya BUMN Hadir untuk Negeri di depannya Balairung lantai 1 itu.. Yang tiap hari temen-temen dari kantor pusat sampai 10 hari disitu. Ada buku laporannya masing-masing kegiatan, ditujukan ke stakeholder terkait. Kalo misalnya program Bedah Rumah ya dikasihin ke Kodam, ya yang terkait dengan program itu.
Jadi ya, temen-temen kita udah melaksanakan, mereka akan beri laporannya. Mereka bikin. Laporkan ke kita ke CDC. Nah ini nantinya antara tagihan dengan laporan harus match, bahwa di tagihan mengatakan sudah 100%, bener di lapangan juga dinyatakan sudah kondisi 100%. Laporan ini juga disertai foto, foto-foto di lapangan kayak apa. Nah ini laporan ini kita bendel jadi satu, yang kita laporkan ke Kementerian BUMN. Dari Telkom ke Kementerian, yang kita laporkan. Yang dilaporkan mencakup soal anggaran, plus dokumentasinya, hasilnya. Kalau sebetulnya kalau untuk laporan
195
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
aktivitasnya, setiap saat ada di media. Itu mesti muncul di media. Itu sebagai evidence bahwa kita sudah melakukan itu memang. Nanti itu sebagai bahan evaluasi, tahun berikutnya harus lebih baik dari laporan itu.. Misalnya tahun kemarin kita bangun 50 MCK, mungkin sekarang 150, melihat antusiasme daripada masyarakat.. Bahan evaluasi lah itu istilahnya.
6. Apa output yang diharapkan dari pelaksanaan program “BUMN Hadir untuk Negeri” ini? Apakah output tersebut tercapai?
Ya itu loh, keberadaan Telkom itu orang ngerti, imbasnya nanti kan ujung-ujungnya ke peningkatan harga saham Telkom. Tercapai pasti. Karena kan salah satu dari, kalau kamu belajar ilmu PR itu kan ada 6 message penting yang harus dipegang untuk menaikkan value dan reputasi perusahaan. Ada dari good product and service, ada dari financial performance, ada dari strong vision and mission leadership¸ terus ada good CSR.. Itu adalah 6 rumus untuk meningkatkan value dan reputasi perusahaan. Itu yang tidak bisa dibantah gitu lho. Visi misi leader-nya bagus, tapi performansi keuangannya jelek, nggak bisa.. Nggak mendukung. Kita kan selalu kasih tuh, tiap 3 bulan ke publik, performansi keuangan Telkom,
Ada sebetulnya ada 3 ini, yang tadi. Ekonomi, meningkatkan memperbaiki taraf hidup masyarakat, dari program kemitraan, bantuan modal, pembinaan, dan lain-lain. Dari sisi sosial, ini juga memperbaiki struktur sosial yang ada di masyarakat, artinya kita punya kewajiban juga, membantu masyarakat-masyarakat yang memang memerlukan bantuan. Yang ketiga lingkungan, kita berkewajiban juga, dalam hal ini, menjaga atau turut serta memperbaiki kondisi lingkungan yang ada, misalnya pembuangan air, MCK, yang tadinya mereka bebas dimana aja setelah ada MCK harus disana, terus mungkin juga sarana ibadah, pendidikan. Rumusnya disana ada 3, kembali ke 3 faktor, ekonomi, sosial, lingkungan. Tapi untuk
196
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
labanya berapa, dan lain-lain. Di website ada, ke media kita share. Terus kemudian good product and service, IndiHome naik terus pelanggannya, terus servisnya bagus. Termasuk itu tadi, good CSR. Kalau itu semua sudah tercapai, otomatis kan itu akan terbaca sendiri oleh investor. Saham Telkom naik, itu kan artinya sentimen positifnya investor itu lagi bagus, karena saham Telkom lagi naik terus.
yang tahun 2016 ini, ada aspek-aspek tertentu yang mungkin kurang tercapai. Sebetulnya dari hasil pantauan itu gini, setelah bantuan itu kita berikan, itu kan kita serahkan ke masyarakat, ke lurah, camat, atau kepala desa. Nah berikutnya itu, ada juga yang tidak diurus, yang tidak terawat. Contohnya gini, bantuan kita memberikan modal untuk mantan atlit, katakan. Setelah 6 bulan kita lihat lagi, ternyata modalnya yang dulu itu udah nggak ada. Artinya kalau dia dikasih warung, warungnya habis dipake sendiri nggak jualan lagi. Ada yang begitu.. Tapi kalo untuk komunitas, biasanya terjaga. Misalnya MCK, itu kan komunitas tuh, saling menjaga. Tapi kalo yang ke individu itu biasanya ini yang susah. Kalo komunitas lebih mudah. Misalnya kita berikan perangkat BLC di SMA pedalaman, itu dijaga betul. Mungkin karena banyak ya yang bertanggung jawab gitu ya, yang merasa ikut memiliki. Tapi kalo kita berikan bantuan ke perorangan, ini yang kadang-kadang kurang diharapkan. Dikasih mesin jahit, mesin jahitnya kesana udah nggak ada, dijual.. Ya gitu-gitu. Tapi minimal, dari 100% apa
197
Lampiran 2: Matriks Hasil Wawancara (sambungan)
yang kita berikan, minimal 80 itu udah tercapai itu udah syukur. Nggak perfect 100 tapi ya ada angka-angka toleransinya. Kalau kemarin pelaksanaan berhasil banget, walaupun ada yang ini, cuman kan persentasenya kecil.
198
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
TRANSKRIP WAWANCARA IVONE ANDAYANI SELASA, 4 APRIL 2017 – RUANG KANTOR IVONE ANDAYANI
Keterangan:
S : Stephanie
I : Ivone Andayani
S : Selamat pagi, Bu Ivone. Terima kasih sebelumnya untuk waktunya. Ini saya
tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang Bu Ivone tandai dulu ya, Bu. Jadi
sebenarnya apa tujuan dasar pelaksanaan program-program CSR yang
dilakukan oleh Telkom Regional 5, Bu?
I : Untuk yang pertanyaan pertama ini kalian pasti agak sedikit rancu, program-
program CSR atau yang namanya corporate social responsibility itu adalah
program yang dikelola langsung oleh corporate, bukan di regional 5.
Regional 5 itu menjalankan community development center, dengan program
kemitraan. CSR itu ada di corporate, jadi kalau misalnya tujuannya apa,
kenapa ditentukan seperti itu, itu yang menentukan adalah corporate, dan kita
cuma melaksanakan. Biasanya, program-program CSR ini lingkupnya sudah
nasional, jadi misalnya kayak program yang ada di BUMN Hadir untuk
Negeri itu, itu lingkupnya nasional, ada di berbagai regional. Dan kalau untuk
regional 5 ya yang handle adalah regional 5, tapi inisiatif bukan dari regional
5. Regional 5 hanya pegang community development center dengan program
kemitraan, bantuan pinjaman bergulir. Nah itu, supaya lebih jelas dulu peta
perannya.
S : Kemarin saya sempat konfirmasi ke Pak Dadi, Kepala CDC-nya sini..
I : Nah makanya disini manajernya bukan manajer CSR, manajer CDC..
S : Nah itu katanya Pak Dadi, saya kapan hari konfirmasi, BUMN Hadir untuk
Negeri ini termasuk program apa sebenarnya kalau di Regional 5.
I : BUMN Hadir untuk Negeri itu program CSR, inisiatifnya dari mana, dari
kementerian. Kementerian larinya ke Telkom, Telkom mana, Telkom
Corporate. Jadi yang menentukan itu adalah Menteri BUMN. Nanti itu setiap
BUMN dapet. Kebetulan kayak tahun lalu, itu adalah Telkom. Jadi larinya
kemana, larinya ke corporate dulu. Corporate memerintahkan misalnya,
199
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
lokasi-lokasi yang ditunjuk adalah kota-kota ini, kota-kota ini ada dimana,
ada di Regional 5, Regional 7, Regional 3, Regional 2. Nah itu kita
menjalankan yang di Regional 5. Karena ini CSR. Seperti tadi aku bilang,
CSR itu adalah corporate.
S : Tapi kapan hari Pak Dadi bilangnya program ini itu termasuk CSR PKBL-nya
Telkom Regional 5.
I : Karena tempatnya di Regional 5.
S : Nah maka itu saya di awal bilangnya program CSR, begitu Bu.
I : He eh, he eh. Nggak apa-apa. Kalau tempatnya di Regional 5, tapi inisiatifnya
bukan dari Regional 5.
S : Berarti kalau saya bertanya tujuan Telkom melaksanakan program-program
yang sejenis dengan program BUMN Hadir untuk Negeri?
I : Telkom itu selain sebagai BUMN, Telkom juga sebagai perusahaan publik.
Dia punya yang namanya etika bisnis salah satunya Good Corporate
Governance dan Good Corporate Citizenship. Nah kalau Good Corporate
Citizenship salah satunya adalah perusahaan itu harus menjalankan program-
program yang terkait dengan citizenship ke masyarakat. Itulah program CSR.
Jadi itu yang melandasi awal, karena kalau aku bilang ya itu adalah latar
belakangnya. Good Corporate Citizenship, dan Telkom menyelenggarakan
program CSR itu sebagai bagian dari Good Corporate Citizenship Telkom.
Tapi itu bukan inisiatif regional, tetep dari pusat. Regional hanya
menjalankan yang ada di regional itu. Kayak misalnya program BUMN Hadir
untuk Negeri itu yang elektrifikasi, itu kan ada di beberapa tempat. Nah kalau
wilayah itu ada di bawah Regional 5, kayak yang sekarang ini di BalNus ya,
tahun lalu di Jatim.
(Bu Ivone menerima telepon)
I : Oke itu ya..
S : Oke Bu, lalu apakah tujuan itu juga yang melandasi penyusunan strategi
komunikasi oleh Bu Ivone sebagai PR Telkom Regional 5?
I : Betul, salah satunya itu, betul.
S : Berarti untuk menjalankan peran Telkom untuk GCG dan GCC itu ya, Bu?
200
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : He eh... Di bawahnya GCC kan sebuah perusahaan harus menjalankan praktik
itu. Dan ini kalian harusnya menjadikan Telkom itu sebagai contoh buat yang
lain-lain. Buat perusahaan lain yang mungkin belum menjalankan program itu
gitu.
S : Oke oke, Bu. Nanti setelah jadi skripsinya ya, Bu. Hahaha.. Lalu karakteristik
komunitas seperti apa yang disasar oleh Telkom Regional 5 ini dalam
pelaksanaan CSR-nya ya?
I : Ini tadi kalau aku bilang CSR kan corporate ya, tapi gak papa lah aku coba
bantu ya. Komunitasnya apa aja, ya banyak.. Pendidikan itu yang terbesar.
S : Kenapa Bu kok pendidikan?
I : Keinginan Telkom untuk ikut mencerdaskan bangsa. Misalnya, dengan
memberikan Broadband Learning Center, memberikan PaDi (Pustaka
Digital) kemarin itu ikut kan.. Nah itu pendidikan yang terbesar
komposisinya. Bawah-bawahnya banyak..
S : Ada apa saja Bu?
I : Yaa.. Ada pendidikan, ada bencana alam. Pendidikan salah satu contohnya
hari ini temen-temen dari Sumenep itu lagi inikan BLC dengan Pemkab
Sumenep.
S : Membuat BLC?
I : He eh, membuat BLC. Itu bisa aja Telkom yang memberikan, tapi bisa aja
misalnya gini yang bagus itu, ada Pemerintah Daerah itu yang punya budget
khusus, kan Telkom kan ga mungkin kan kasih banyak ya, ada Pemerintah
Daerah yang dia mungkin merasa bahwa itu berguna bagi masyarakat di
tempat saya dan harus jumlahnya banyak, jadi kemudian Pemerintah Daerah
itu yang punya inisiatif untuk menambah sendiri, dengan budget mereka
sendiri. Seperti yang sekarang ini mungkin ada di Sumenep itu mereka juga
nambah sendiri, pemerintahnya. Karena kurang mungkin bagi mereka kan..
Sumenep itu loh, kepulauan.. Itu yang pendidikan. Kemudian ada juga
bencana alam. Bencana alam ini, hari ini temen-temen dari Witel Madiun
pergi ke Pulung, satu daerah di sana yang kena bencana tanah longsor.
S : Ohh, ya ya yang kemarin masuk berita itu ya..
I : He eh.. Nah itu, temen-temen lagi kesana. Nah itu salah satunya kan..
201
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
S : Itu ngasih bantuan dalam bentuk apa, Bu, kalau bencana gitu?
I : Macem-macem.. Baju kadang, indomie..
S : Ohh, bikin kayak posko gitu ya, ngumpulin barang-barang..
I : He eh.. Pampers anak kecil.. Kayak gitu-gitu. Sembako..
S : Dalam bentuk barang berarti ya..
I : Iya.. Dalam bentuk barang. Kayak kemarin itu yang program apa itu kemarin
ya, Aceh atau apa itu juga..
S : Itu nggak termasuk program BUMN Hadir untuk Negeri juga?
I : Oh nggak, beda. Itu Telkom sendiri. Program BUMN Hadir untuk Negeri itu
satu tahun sekali, waktunya ya kayak gini ini, deket-deket 17an, atau
pokoknya ditentukan oleh Kementerian. Dan ini semuanya terlibat, semua
BUMN terlibat. Nah itu. Ada dalam bentuk kesehatan, pendirian rumah
ibadah, memberikan bantuan ke gereja, pas akhir Natal kemarin, kayak gitu-
gitu lah. Dalam bentuk keagamaan ada, pendidikan ada, bencana ada,
kesehatan ada.
S : Tapi itu berarti bentuknya hanya dalam bentuk charity gitu ya Bu ya, jadi
kayak bentuk amal, maksudnya kayak bencana alam kan kayak ya cuma
sumbangan dalam bentuk barang..
I : Hmm ya kalo itu, tapi kalo pendidikan kan nggak.. Itu kan dampaknya ada
kan.
S : Kalau komunitasnya sendiri, Bu. Jadi misalnya komunitas yang bergerak di
bidang apa, komunitas kan ada macem-macem, kayak komunitas skateboard,
apa komunitas blogger, atau komunitas apa kayak gitu-gitu, maksudnya yang
secara spesifik yang menurut Telkom ini potensial untuk disasar, untuk diajak
bekerjasama sama Telkom kayak gitu, itu komunitas-komunitas yang kayak
gimana gitu Bu?
I : Ehhmm.. Aku belum bisa menjawab itu. Karena kalau misalnya Stephanie
bilang blogger, blogger itu biasanya kita ajak karena apa, untuk memperkuat
campaign kita aja. Mereka menulis kan..
S : Ohh, hanya dalam event-event tertentu gitu ya Bu..
I : He eh.. Mereka memperkuat campaign kita aja.. Biasanya kayak gitu-gitu.
Karena mereka akan menulis.. Kalau komunitas pendidikan misalnya anak
202
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
sekolah atau apa ya itu kan pasti. Komunitas-komunitas yang terkait itu..
Komunitas kesehatan misalnya, komunitas apa yang disasar, ya mungkin
dokter, kayak gitu-gitu. Komunitas bencana alam ya tempat dimana bencana
itu terjadi.. Masyarakat disitu, kepala desa disitu, kan gitu.
S : Oh iya.. Pokoknya yang terkait gitu ya Bu ya..
I : He eh.. Yang terkait dengan program itu.
S : Berarti nggak ada yang secara khusus gitu ya..
I : Karena kalau bencana itu tidak di-state khusus kan, dia tiba-tiba ada. Jadi
Telkom harus terjun kesitu. Beda kalo misalnya pendidikan, kayak misalnya
pemberian bantuan BLC atau PaDi, itu kan sudah di-state sebelumnya, sudah
direncanakan. Nah tapi kalau bencana, khusus bencana kan nggak bisa,
hahahaha.. Komunitasnya ya akhirnya ngikutin pada saat kegiatan disitu..
S : Ya tergantung kegiatannya ya Bu ya..
I : He eh.. Kalau kayak pendidikan ya pasti guru sama murid, kepala sekolah..
S : Berarti hubungannya ya cuma waktu kegiatan itu terjadi ya Bu ya?
Maksudnya kalau sudah selesai, kerjasamanya selesai, ya sudah selesai gitu
ya? Jadi misalnya kayak pendidikan, mau ngadain BLC di Sumenep, itu kan
misalnya ngajak kerjasama guru-guru sekolahnya, kayak gitu-gitu, setelah
event itu selesai, tidak ada tindakan lanjutannya?
I : Biasanya gini, kita punya kalau misalnya BLC ya, kita punya jangka waktu
kita yang terjun langsung, jadi yang manggilin orang untuk datang ke BLC,
kayak gitu. Tapi ada jangka waktu tertentu, itu akhirnya dikerjakan oleh
orang lain.
S : Orang lain itu siapa maksudnya?
I : Orang lain itu pihak ketiga. Komunitas-komunitas. Jadi yang mengelola itu
akhirnya yang lain.. Karena kan core business-nya Telkom tidak disitu. Ya
kan.. Jadi kita mungkin akan menyelenggarakan itu di bawah kita dalam
jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun, tahun kedua itu akan
dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.. Atau mungkin
dihibahkan aja. Sudah kalau dihibahkan itu ya sudah yang mengelola adalah
yang kena hibah. Udah dikasih aja gitu. Kan BLC soalnya disini ada dua, ada
yang di kantor Telkom, ada yang sudah dihibahkan bener.
203
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
S : Dihibahkan itu ya bener-bener jadi punya mereka gitu ya..
I : He eh.. Jadi ini memang udah kita kasih kesana, yang mengelola ya biar
mereka. mereka mau panggil komunitas untuk bantu mengelola juga nggak
papa.
S : Kalau hibah ya berarti sudah nggak di follow-up ya, putus disitu ya berarti
ya?
I : He eh.. Gitu.
S : Oke oke oke. Lalu sebelum pelaksanaan program BUMN Hadir untuk Negeri
2016, apakah ada dilakukan penelitian atau identifikasi dan komunikasi
terlebih dulu untuk menentukan publik target sasaran tindakan komunikasi,
atau mungkin untuk mengantisipasi faktor-faktor yang sekiranya dapat
mempengaruhi strategi komunikasi yang akan dijalankan, atau untuk melihat
nilai-nilai sosial atau sistem nilai apa yang dianut masyarakat dan apakah
nilai-nilai itu sejalan dengan CSR yang akan dijalankan begitu Bu?
I : Untuk yang tahun 2016, kemarin kita belum sampai kesitu karena waktunya
mepet. Tidak sampai kita bikin penelitian, kayak gitu-gitu, nggak.
S : Kalau misalnya bukan penelitian, biasanya kan kalau mau ngadain program
pasti kan kayak mengidentifikasi dulu, oh masyarakatnya kayak gini,
budayanya kayak gini, jadi kayak langkah awalnya, maksudnya surveynya
dulu gitu lah istilahnya..
I : Oke, itu iya, itu sudah.
S : Itu gimana pelaksanaannya?
I : Kalau yang tahun 2016 ya kita kalau misalnya nih, kayak kemarin, program
yang Bedah Rumah Veteran, kan kita pasti ada acara audiensi dulu dengan
Kodam kan. Dari situ kita akan dapat gambaran tentang siapa aja sih
sebenernya yang butuh, datanya dikasih oleh mereka ke kita.. Dan kita akan
koordinasi dengan PIC yang ditunjuk oleh Kodam. Itu misalnya untuk Bedah
Rumah Veteran. Yang kedua misalnya untuk Pembinaan Mantan Narapidana,
kan Stephanie juga ikut waktu itu, yang terakhir pas ngambil testimoni. Itu
jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, kita sudah kesana, sudah minta data.
Karena yang tahu persis tentang publiknya mereka yang harus kita kasih
bantuan siapa itu adalah mereka. Otomatis kan mereka harus ngasih ke kita..
204
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
S : Yang dari kementerian itu ya Bu?
I : He eh.. Kemudian ada juga yang dari KONI itu kan, yang tahu mana aja yang
bisa dibantu itu kan mereka.. Jadi nggak kita sendiri, tapi kita kerjasama
dengan stakeholder yang menaungi mereka.. Jadi stakeholder yang menaungi
komunitas yang kita sasar.. Karena kalau kita yang menentukan, meneliti gitu
waktunya kita habis.. Apalagi kalau kita lihat resource kita sedikit, waktunya
mepet, jadi kita harus saling bergandengan dengan stakeholder yang
menaungi program ini.
S : Oh oke..
I : Apalagi ini kan program Kementerian kan.. Bukan program kita sendiri..
S : Oke, jadi sebenarnya apa yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi yang
dilakukan mengenai program BUMN Hadir untuk Negeri ini ya Bu?
I : Yang ingin dicapai dari tindakan komunikasi ini adalah, kita ingin publik tahu
keberadaan BUMN untuk membantu publik di program-program CSR. Jadi
publik akan tahu, oh keberadaan Telkom ini sebagai BUMN seperti ini..
Ternyata selain Telkom itu punya target sendiri untuk perusahaannya, untuk
pemerintah, tapi Telkom juga ternyata juga menyisihkan sebagian dari profit
usahanya, itu yang dikembalikan ke publik sendiri untuk membantu
masyarakat. Klunya adalah itu, keberadaannya Telkom akan diketahui publik
untuk program-program CSR.
S : Hmm.. Oke.. Kalau pengertian Bu Ivone sendiri, sebagai PR disini, mengenai
stakeholders itu seperti apa?
I : Stakeholder ya berarti adalah publik yang berhubungan atau bahkan juga
tidak atau belum berhubungan dengan Telkom.
S : Lalu menurut Ibu, siapa saja stakeholders dan pihak-pihak yang sekiranya
perlu menjadi target sasaran tindakan komunikasi yang Bu Ivone buat?
I : Stakeholder itu saking banyaknya, itu kita bagi. Kita bagi ke dalam 4
kuadran. Stakeholder yang punya level of power tinggi, jadi berdasarkan level
of power dan level of interest. Kita bagi ke situ stakeholder-nya Telkom itu.
Stakeholder yang punya level of power-nya tinggi dan level of interest-nya
tinggi, itu kita taruh di kuadran yang kita akan sasar khusus, yang kita akan
205
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
dekati khusus. Tau ya, level of power itu dia bisa menggerakkan kebijakan,
dan lain-lain.
S : Hmm.. Pemerintah gitu ya..
I : He eh, misalnya itu.. Terus kemudian, BOD Telkom itu juga stakeholder
Telkom. Pemegang saham itu juga stakeholder Telkom. Dewan komisaris
juga stakeholder Telkom. Nah, media juga stakeholder Telkom. Sama yang
level of interest-nya tinggi. Level of interest-nya tinggi itu ya pasti yang
interest dengan produk kita kan. Kalao level power-nya tinggi tapi dia tidak
interest dengan produk kita, nggak butuh dengan produk kita ya kita tidak
masukkan itu sebagai stakeholder utama yang harus kita manage, yang harus
kita maintain.. Itu yang pertama. Kemudian ada stakeholder yang level of
power-nya tinggi, level of interest-nya nggak ada atau rendah. Ada
stakeholder yang level of power-nya rendah, tapi level of interest-nya tinggi.
Anak-anak sekolah misalnya. Level of power-nya nggak tinggi, tapi dia level
of interest-nya tinggi, karena dia pasti butuh internet. Jadi itu akan
menentukan apa, itu akan menentukan strategi kita dalam berkomunikasi
dengan mereka. Ada yang bener-bener misalnya level of power-nya tinggi,
level of interest-nya tinggi, kita akan berkomunikasi dengan mereka bisa
secara face to face, bisa secara kita bikin focus group discussion, jadi deket
gitu lho, close user group gitu. Tapi ada yang hanya butuh kita kasih
informasi aja ke mereka, nggak harus bikin FGD atau apa, sekedar informasi
aja ke mereka. Itu adalah yang level of power-nya rendah, level of interest-
nya rendah. Bahkan mungkin kita cuma kasih misalnya sponsorship biasa,
kayak gitu.
S : Mungkin nanti pemetaan stakeholder detailnya di-email aja ya Bu?
I : He eh, iya, makanya. Itu kan nanti juga akan menjawab yang nomor 4 itu.
S : Iya, yang saluran-saluran atau media apa yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan mereka masing-masing itu ya?
I : He eh. Sekarang apalagi kan, ada WA kayak gitu kan, orang-orang yang ini
banget itu bisa kita langsung grouping.
S : Kebanyakan lewat WA berarti Bu ya?
206
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Ada juga lewat WA, kalau sudah deket banget kan otomatis kita harus lewat
WA, untuk mempercepat koordinasi kan.
S : Ooohh.. Terus pesan-pesan apa saja yang disampaikan?
I : Banyak.. Value-value Telkom, kemudian apa saja bantuan atau dukungan
yang kita butuhkan dari mereka, info-info terbaru tentang Telkom.
S : Menurut Bu Ivone sendiri apakah mereka dimungkinkan untuk menerima
pesan yang disampaikan itu tadi secara efektif?
I : Nah ini susah juga mau ngomongnya, mungkin atau nggaknya. Harusnya sih
iya, tapi itu kan akan melihat juga dari media komunikasi yang dipilih.
Karena kan kalau Telkom, kalau misalnya intinya PR untuk menyampaikan
pesan korporasi ke publik itu ada 5 kan, message-nya apa, disampaikan lewat
media apa, siapa yang harus menyampaikan atau siapa yang harus bicara,
terus kemudian metodenya apa, yang terakhir harus terukur, measured. Jadi
harus menyangkut ini dan ini harus, misalnya dengan karyawan, karyawan
kan salah satu stakeholder, salah satunya adalah dengan cara informasi di
grup, atau nota dinas, atau blast email, atau sharing session, itu metodenya
macem-macem. Message-nya apa, message-nya ya tergantung dari pada saat
itu yang akan disampaikan ke karyawan kira-kira apa. Kayak misalnya
kemarin kesehatan, banyak orang Telkom sakit, umur berapa banyak yang
sudah meninggal, artinya cara hidup sehatnya kurang. Nah ini temen-temen
dari Yakes Telkom itu ngumpulin pegawai untuk sharing kesehatan besok
hari Kamis. Ini adalah bagian dari stakeholder Telkom yang
menyampaikannya lewat sosialisasi atau seminar. Pesannya adalah tentang
kesehatan. Message-nya metodenya itu. Men-nya siapa, yang menyampaikan
adalah Yakes Telkom, karena dia in-charge di program kesehatan. Kemudian
measurement-nya apa, mungkin yang diundang adalah seluruh pegawai
Telkom, yang hadir harusnya 2/3. Misalnya kayak gitu. Kemudian medianya
apa, medianya ya itu, face to face. Itu salah satu contoh.
S : Nah itu kan kalau di Telkomnya sendiri ya Bu ya, kalau terkhusus di program
BUMN Hadir untuk Negerinya? Maksudnya untuk komunikasi, pertanyaan
nomor 3 sama 4 itu tadi kalau untuk di program BUMN Hadir untuk Negeri
itu gimana?
207
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Siapa saja stakeholders yang terkait ya? Stakeholder yang terkait ya jelas ini
pertama adalah stakeholder dari pemerintah. Itu siapa, Kementerian BUMN.
Yang kedua, stakeholder dari sesama BUMN. Yang ketiga stakeholder dari
pemerintah daerah setempat dimana kita menyelenggarakan. Misalnya
kemarin program air bersih, nah itu kan pasti dari masyarakat sana kan,
tempatnya sana. Kemudian, kayak misalnya tadi, Bedah Rumah Veteran itu
stakeholder terkaitnya siapa, Kodam ya kan, kemudian masyarakat, ya seperti
itu. Masyarakat yang penerima bantuan, media, media yang menerima release
dari kita, atau yang kita undang untuk meng-ekspose kegiatan ini. Karyawan
juga ya kan, karena kan kalau di Telkom kita bikin satgas-satgas. Siapa saja,
ya itu.
S : Oke, lalu yang pertanyaan selanjutnya Bu, yang nomor 4? Saluran-saluran
atau media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka masing-
masing? Jadi misalnya untuk pemerintah, gimana komunikasinya, pakai
saluran apa, terus pesannya apa..
I : Kalau dengan pemerintah, tadi kan kalau misaknya mapping-nya kita tadi itu,
yang kuadran itu, kan tatap muka salah satunya, ya kita akan menyampaikan
itu dengan tatap muka, menghadap langsung untuk menyampaikan bahwa
kita ada program kayak gini gini gini.. Yang melakukan siapa, biasanya
adalah witel atau datel setempat, yang punya wilayah. Yang berhubungan
dengan itu kan adalah mereka. Kemudian pesan apa yang disampaikan, ya itu
tadi..
S : Kalau misalnya itu tadi ke pemerintah, terus kalau sama BUMN lain?
I : Sama BUMN kita punya grup. Kita bisa berkomunikasi lewat grup, atau
kalau misalnya kita belum kenal, misalnya tiba-tiba digandengkan dengan
BUMN yang kita belum deket di satu wilayah, otomatis kan ya pasti ada
koordinasi dulu kan. Saling berkirim surat, janjian untuk ngobrol atau rapat,
setelah itu kan baru di-follow up di grup. “Nanti berikutnya kita di grup aja ya
ngobrolnya..” naah bisa kayak gitu. Atau mungkin rapat melalui telco,
teleconference, atau video conference. Gitu-gitu, kalau fasilitas
infrastrukturnya memadai.
S : Terus.. Pemda berarti sama kayak pemerintah ya Bu ya..
208
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : He eh.. Kementerian yang pertama, karena kan programnya dari
Kementerian.
S : Kementerian, sesama BUMN, Pemda, terus...
I : Ini, instansi terkait. Instansi terkait misalnya gini, komunikasinya pasti
diawali kalau kita sudah deket, ya tinggal kita grouping aja.. Kita group atau
kalau apa, kita telco.. Tinggal ngomongin lewat itu. Atau kalau misalya
belum, ya otomatis kan harus saling kenal dulu. Surat, pertemuan.. Kayak
yang sekarang ini, yang di Singaraja sama di NTT. Program elektrifikasi. Kan
pasti yang namanya ngomongin soal elektrifikasi, pasti gandengannya sama
PLN, nah kalau teman-teman Telkom disana dengan PLN-nya belum deket,
kita akan mengirim surat ke PLN. Surat resmi untuk janjian ketemu untuk
membahas bareng program ini.. Habis gitu nggak tau itu nanti dilaksanakan
pertemuan selanjutnya seperti apa, atau mungkin by phone, telco, atau
dilanjutkan di group, terserah kesepakatan dari meeting pertama.
S : Oooh.. Semakin minim face to face-nya ya berarti Bu.. Kebanyakan lewat
media HP, telepon, dan lainnya segala macem itu ya Bu ya..
I : He eh.. Karena kan masing-masing juga punya kesibukan sendiri kan..
S : Jadi susah ketemu ya..
I : Iya. Apalagi kalau kamu bisa bayangin di daerah-daerah yang kepulauan..
S : Hmm.. Susah ketemu ya.. Oke oke.
I : Itu yang lainnya detail banget Stef, jadi yang lainnya kayaknya musti by
email ya. Ini kayak pertanyaan yang bagaimana cara PR mengkomunikasikan
pesan, ini ya tadi itu, kalau kamu sudah punya mapping-nya level of interest-
nya sama level of power-nya, nah itu sudah kejawab itu. Kayak misalnya ini,
investor eksternal, itu dia masuk ke level yang mana ya, ya itu lho dengan
cara itu.
S : Oh ya berarti nanti dari mapping-nya yang dari Bu Ivone itu nanti ya
pokoknya yang masuk kuadran ini, komunikasinya gimana. Kalau kuadran ini
komunikasinya gimana. Kayak gitu ya Bu ya?
I : He eh, he eh.
S : Oke nanti saya email aja ya itu Bu.
209
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Oke. Aku sebenernya sih sekarang-sekarang ini itu nggak terlalu pingin
program-program CSR itu diangkat terus-menerus dari Telkom. Karena apa,
karena akhirnya itu yang dateng jadi banyak. Yang dateng minta program
CSR itu jadi banyak. Jadi gini, Telkom itu adalah salah satu perusahaan
publik dan juga perusahaan BUMN yang notabene diminta untuk untung dari
pemerintah. Ya nggak? Mencapai keuntungan bagus buat pemerintah. Tapi
dia juga hanya punya 2,5% aja, labanya, profitnya, yang dibagi untuk
program CSR, berupa CDC, dana program kemitraan. Tapi kalau yang
diangkat ini cuma yang 2,5% ini, diangkat dan kemudian orang-orang itu
taunya bahwa “aduh, Telkom itu baik ya, dia itu bagi-bagi kayak gini gini
gini..” Tau nggak, yang dateng ke aku itu 1 hari bisa 10 orang, nanyain
“gimana kami minta gini, gimana kami bisa minta begini” Padahal kita itu
cari revenue dari situ gitu lho. Jadi aku berpikir yang di-ekspose tidak terlalu
gebyar banget, dan mungkin disesuaikan mana saja yang kita kira-kira mau
ekspose. Supaya nggak kayak gitu.. Kayaknya Telkom jadi kayak yayasan
deh, semua orang minta, lha terus, hahahahaha.. Nanti mempermasalahkan.
Kayak tadi itu, “lho kok yang disana dikasih, kita nggak dikasih?” gitu..
Terus kemudian kalau misalnya medianya lebih ribet lagi, masuk-masuk ke
dalamnya. Ngungkit-ngungkit sampai ke dalamnya.. Kayak tadi itu yang
barusan dateng, ini dari Madura nih, haduh nanya nggak karu-karuan,
beberapa orang itu. Ada yang ngomongin ini aktivis dari ini, ini ngomongin
aktivis dari sini, minta data ininya, nanti tanyanya gitu lagi, “lho kenapa yang
ini, kenapa gitu?” Ya kan kalau misalnya kayak gitu, tanggung jawabnya
bukan cuman Telkom. Makanya gimana caranya, perusahaan-perusahaan itu
yang lain juga punya program CSR.. Jangan orang taunya itu cuma Telkom
mulu.. Hahahaha.. Jadi taunya “oohh yang ngasih-ngasih itu Telkom ya..”
Padahal kan ini masih banyak gitu. Hahahaha..
S : Hahahaha iya iya ya.. Mungkin kalau perusahaan lain nggak seterbuka
Telkom mungkin ya Bu ya..
I : Naaah.. Ya itu.. Mungkin.. Keterbukaan informasi ke publik itu akhirnya,
ketika dia dijalankan bener-bener, ada sisi baik dan sisi jeleknya.. Ketika kita
pingin bener-bener menjalankan itu, bener-bener terbuka nih ke publik ya,
210
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
tapi yang lain-lain juga nggak, akhirnya larinya orang taunya ini aja.
Hahahaha.. Oh kamu kalau ngerti, disini itu ya, sampai diancem-ancem
segala..
S : Diancem? Diancem gimana maksudnya Bu?
I : Ya kita diminta untuk ngasih info, tentang kayak gini gini gini.. Program
bantuan kita ke penduduk Bangkalan, tentang CSR disana, terus kenapa
pemilihannya kayak gitu, gitu-gitu. “Nanti kalau misalnya kita nggak dikasih
data atau apa gitu, kami akan melakukan aksi.” Nah, kayak gitu-gitu coba.
Jadi akhirnya terus aku berpikir, oh ya sudah kalau gitu ke depan memang
harus dikasih komposisi, program-program apa yang kita bisa eskpose,
komposisinya berapa persen aja, dan wilayahnya dimana gitu.
S : Hahahaha ya ya ya ya..
I : Hahahaha.. Iya karena begitu di-ekspose kemana-mana, jadi nanti orang
taunya tuh “oh iya ya, mintanya ke Telkom aja.” Nanti kalau nggak dikasih
atau apa, terus jadi mengungkit-ungkit. “Kenapa kok ini, kenapa musti
kesana, kenapa bukan di tempat kami, kapan tempat kami..” Ah ya kayak
gitu-gitu lah. Hahahaha..
S : Hahahaha serba salah ya Bu ya..
I : Makanya enaknya juga ketika Kementerian yang bikin, artinya kayak
misalnya tadi kamu tanya, survey lokasi atau survey tempat yang digunakan
untuk program CSR BUMN Hadir untuk Negeri itu siapa yang melakukan,
aku yakin yang melakukan itu juga sudah dari Kementerian, ya kan. Karena
kita sudah dapat lokasinya. Kayak besok itu misalnya, di area BalNus tuh, itu
lokasinya mana aja, ya Tabanan sama Singaraja. Di area NTT mana aja, yang
ada ya berarti ada beberapa lokasi yang dapet. Kalau yang tahun 2016 itu
Stephanie sudah ngerti sendiri kan Stephanie bikin videonya kan. Untuk
program Bedah Rumah itu ada 60 rumah, kemudian program air bersih, itu
sudah ditentukan tempatnya ini ini ini ini, ya sudah kita menyelenggarakan
disitu. Yang survey ya karena itu program dari Kementerian, ya mereka.
S : Berarti tinggal jalan aja ya Bu?
211
Lampiran 3: Transkrip Wawancara dengan Ivone Andayani (sambungan)
I : Tinggal jalan. Yang jadi lead-nya adalah kantor pusat. Kita eksekusinya.
Mungkin kita memperkecil dalam bentuk pemilihan PIC-PIC nya untuk
masing-masing program. Bikin satgas misalnya, gitu-gitu.
S : Ohh.. Ya ya ya, oke Bu. Terus, bagaimana respon masyarakat secara
keseluruhan terhadap pelaksanaan program?
I : Ini kita sampling, dengan apa cara sampling-nya, dengan minta testimoni.
Yang kemarin Stephanie bantu videokan itu.. Ini jelas sudah valid, karena
apa, ini sudah ada dokumentasinya dalam bentuk testimoni. Responnya
terima kasih, baik, kayak gini gini gini.. Yang dapet hadiah seneng, yang
dapet hadiah motor itu.. Terus yang aku ajak ke wawancara bapak-bapak itu..
Itu adalah respon yang sudah bener-bener terdokumentasi, udah nggak bisa
dibantah.
S : Oke oke.. Lalu peran PR sendiri secara khusus dalam BUMN Hadir untuk
Negeri ini sebagai apa?
I : Hmm.. Sebagai mediator bisa, karena PR itu Public Relations kan, jadi
sebagai mediator itu menyambungkan beberapa atau jadi jembatan. Kayak
misalnya nih, PR Telkom itu punya forum Humas BUMN, sedangkan yang
ditunjuk untuk pelaksanaan program misalnya program elektrifikasi, ini kan
unit di tempatku yang dia harus berhubungan dengan PLN daerah sana, gak
kenal sama sekali, gak tau nih misalnya harus berhubungan dengan siapa
dulu. Tapi kan kalau PR, karena dia Public Relations, dia pasti paling tidak
itu punya relation dengan Humas-nya sana. Ya kan.. Akhirnya yang
menyambungkan ini, oke, ini dengan ini, silahkan.. Itu pertama. Kedua, ya itu
tadi, ekspose. Tapi ya ekspose itu ya kayak tadi itu, ekspose-nya musti kita
pilih bener, jangan sampai itu akan jadi bumerang bagi Telkom juga ke