Top Banner
PROSPEK PENGEMBANGAN BANK SYARI’AH DI INDONESIA (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK) SAMDIN 1 ) & ASMIRANDA IRVIANDY 2 ) ABSTRACT The research held in PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk. aimed to know the prospect of development of PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk in the future observed from the financial view. The variables of financial ratio used in this research were liquidity ratio (current ratio, fund to deposit ratio), and profitability ratio (net profit margin, return om asset, return an equity). From the data obtained and processed by using analisys tool namely simple moving average three years with different types of financial ratio variables can be concluded that it is predicted that CR and FDR of Muamalat Bank will have fluctuation because it is influenced by the national and global economy, however the function of BMI has already run well. NPM of BMI is predicted to have stable increase obtained from share spread. It was also predicted that ROA and ROE of BMI remained to be persistent since 2006. In general, the condition of this capital reversion was already good. Considering that the competition faced was too tight (can be seen from the fluctuation of profit and balance) but it can be balanced by the stable financial management. Development prospect of BMI is also predicted will be widely open which is influenced by the support of many stakeholders. Key Words: Current Ratio, Fund To Deposit Ratio, Net Profit Margin, ROA, ROE PENDAHULUAN Sejak tahun 1997 hingga sekarang krisis ekonomi di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda kepulihan yang membaik. Diawali dengan adanya krisis perbankan, kondisi perbankan kemudian menjadi semakin rawan. Perbankan di Indonesia tidak lagi mampu beroperasi secara normal, pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian meningkat, kecukupan likuiditas dan permodalan perbankan menurun drastis dan ketergantungan perbankan kepada bantuan likuiditas dari Bank Indonesia naik tajam. Berbagai perkembangan ini mengakibatkan proses intermediasi oleh perbankan terganggu sehingga memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian. Krisis perbankan berkembang semakin dalam dengan munculnya Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009 1
152
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

PROSPEK PENGEMBANGAN BANK SYARI’AH DI INDONESIA

(STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK)

SAMDIN 1) & ASMIRANDA IRVIANDY 2)

ABSTRACT

The research held in PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk. aimed to know the prospect of development of PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk in the future observed from the financial view. The variables of financial ratio used in this research were liquidity ratio (current ratio, fund to deposit ratio), and profitability ratio (net profit margin, return om asset, return an equity).

From the data obtained and processed by using analisys tool namely simple moving average three years with different types of financial ratio variables can be concluded that it is predicted that CR and FDR of Muamalat Bank will have fluctuation because it is influenced by the national and global economy, however the function of BMI has already run well. NPM of BMI is predicted to have stable increase obtained from share spread. It was also predicted that ROA and ROE of BMI remained to be persistent since 2006. In general, the condition of this capital reversion was already good. Considering that the competition faced was too tight (can be seen from the fluctuation of profit and balance) but it can be balanced by the stable financial management. Development prospect of BMI is also predicted will be widely open which is influenced by the support of many stakeholders.

Key Words: Current Ratio, Fund To Deposit Ratio, Net Profit Margin, ROA, ROE

PENDAHULUAN

Sejak tahun 1997 hingga sekarang

krisis ekonomi di Indonesia belum

menunjukkan tanda-tanda kepulihan yang

membaik. Diawali dengan adanya krisis

perbankan, kondisi perbankan kemudian

menjadi semakin rawan. Perbankan di

Indonesia tidak lagi mampu beroperasi

secara normal, pelanggaran terhadap prinsip

kehati-hatian meningkat, kecukupan

likuiditas dan permodalan perbankan

menurun drastis dan ketergantungan

perbankan kepada bantuan likuiditas dari

Bank Indonesia naik tajam. Berbagai

perkembangan ini mengakibatkan proses

intermediasi oleh perbankan terganggu

sehingga memberikan dampak yang kurang

menguntungkan bagi perekonomian.

Krisis perbankan berkembang

semakin dalam dengan munculnya isu

negatif mengenai kondisi perbankan

nasional. Turunnya peringkat dan

gambaran pesimis yang diberikan lembaga

pemeringkat internasional kepada

perbankan nasional juga telah

mengakibatkan semakin merosotnya

kepercayaan masyarakat, baik dalam

maupun luar negeri, terhadap perbankan

nasional. Belajar dari kegagalan

pengelolaan perbankan nasional yang

berbasis bunga dan ditunjang dengan

mismanagement kelembagaan perbankan,

mendorong munculnya sistem perbankan

baru. Meskipun, munculnya sistem

perbankan ini dimunculkan pada tahun

1992, dengan berdasarkan pada UU No. 7

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

1

Page 2: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

tahun 1992. Dimana pada tahun ini di

Indonesia belum mengalami krisis ekonomi.

Namun, setelah terjadi krisis ekonomi dan

perbankan, maka UU No. 7 tahun 1992

tersebut dilakukan revisi, menjadi UU No. 10

tahun 1998. Berangkat dari UU inilah,

akhirnya mendorong tumbuh kembangnya

lembaga keuangan berbasis syari’ah. Saat

ini telah banyak bank konvensional yang

melakukan konversi dari sistem bunga ke

syari’ah.

Bank syari’ah adalah sistem perbankan

yang dalam kegiatan operasionalnya

menghindari dampak negatif dari sistem

bunga dalam perekonomian untuk

menciptakan keadilan dalam dunia

perbankan. Bank syari’ah juga merupakan

bank umum yang melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syari’ah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran. (UU No. 10 tahun

1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun

1992 tentang perbankan).

Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru

(2006 : 9) mengemukakan bahwa

keberadaan bank (termasuk bank syari’ah)

pada dasarnya memiliki fungsi utama pada 3

(tiga) aspek yaitu : (1) Agent of trust, yaitu

fungsi perbankan sebagai agen yang dapat

dipercaya dalam mengelola dana

masyarakat/nasabah yang dititipkan

kepadanya; (2) Agent of development, yaitu

fungsi bank sebagai agen pembangunan

yang akan mendorong sektor-sektor ekonomi

produktif dan potensial sehingga

memberikan manfaat lebih kepada

masyarakat; dan (3) Agent of services,

fungsi bank dalam memberikan pelayanan

jasa lainnya kepada masyarakat disamping

menabung dan kredit, antara lain jasa

pengiriman uang, penitipan barang-barang

berharga, pemberian jaminan bank dan

penyelesaian tagihan.

Bank Muamalat Indonesia adalah

bank syari’ah pertama di Indonesia. PT.

Bank Muamalat Indonesia,Tbk sebagai

pelopor bank syari’ah telah mengalami

perkembangan yang sangat pesat sejak

didirikan pada 1 Mei 1992. PT. BMI telah

menunjukkan eksistensinya sebagai salah

satu pendukung dalam perkembangan

sistem keuangan syari’ah dengan prinsip-

prinsip bagi hasil (Profit and loss Sharing)

atau pembagian laba yang merupakan

suatu sistem yang berdasarkan prinsip-

prinsip keadilan sesuai dengan tuntunan Al-

Qur’an ( [2 : 275], [3 : 130], [ 4 : 146], [2 :

276], [2 : 278] ) dan As-Sunnah sehingga

diharapkan dengan sistem ini akan tercipta

keadilan dan kesejahteraan dalam

perekonomian Indonesia.

Kinerja keuangan pada PT. Bank

Muamalat Indonesia,Tbk. periode 2000 s/d

2006 memiliki total aktiva sebesar Rp.

8,370.59 milyar, atau meningkat sebesar

12,70% dari tahun 2005 sebesar Rp.

7.427,05 milyar. Jika dibandingkan

pergerakan total pembiayaan pada tahun

2006 sebesar RP. 6,628.09 atau naik

sebesar 12,57% dari total pembiayaan

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

2

Page 3: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

pada tahun 2005 yang sebesar RP. 5,887.74

milyar. Dan total penerimaan DPK

mengalami peningkatan yang sama dengan

total pembiayaan yaitu sebesar 12,57 %

pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam dua tahun terakhir, PT. Bank

Muamalat Indonesia,Tbk mengalamai

peningkatan dari total aset, DPK dan

pembiayaan. Namun, hal tersebut belum

dapat menjamin keberhasilan PT. Bank

Muamalat pada masa yang akan datang,

mengingat semakin tajamnya persaingan

dalam industri perbankan pada umumnya

dan pada industri syari’ah pada khususnya.

Selain kondisi keuangan Bank

Muamalat yang cukup baik, keberadaannya

sebagai bagian dari komponen

perekonomian nasional juga mendapat

dukungan dari beberapa elemen

masyarakat, sehingga ini memberikan

prospek tersendiri bagi perbankan syari’ah

khususnya Muamalat untuk tumbuh dan

berkembang. Tidak dikenalnya sistem

bunga/riba dalam operasional Bank

Muamalat karena dapat merugikan nasabah,

mendapat dukungan dari MUI yang

mengeluarkan fatwa tentang haramnya

bunga bank. Fatwa tersebut menyebabkan

lonjaknya dana pihak ketiga (DPK) lebih

cepat dari pada pembiayaan. PT. Bank

Muamalat Indonesia,Tbk telah memperoleh

berbagai penghargaan. Berdasarkan rating

majalah Infobank 2003, PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk masuk sepuluh besar dengan

predikat “sangat bagus” dan menempati

rangking ke-tujuh dalam kategaori asset

Rp. 1 Triliun s/d Rp. 20 Triliun, serta

termasuk dalam “sepuluh besar bank

devisa terbaik di Indonesia dengan predikat

“sangat bagus”. PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk telah menjadi bank syari’ah

pertama di Indonesia, dengan total asset

Rp. 8 Triliun hingga akhir 2006.

Mengacu pada kondisi empiris yang

telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang

prospek pengembangan jangka panjang

bank syari’ah di Indonesia. Disebabkan

karena melihat kondisi persaingan dalam

industri perbankan yang makin merebak

diantara konvensional dan syari’ah, untuk

dapat tetap mempertahankan posisi dalam

industri guna meningkatkan perekonomian

nasional. Olehnya itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan fokus

permasalahan bagaimana prospek

pengembangan PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk pada masa yang akan

datang ditinjau dari segi keuangan.

Selanjutnya tujuan yang dicapai dalam riset

ini untuk mengetahui prospek

pengembangan pada PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk pada masa yang akan

datang dari segi keuangan.

Fokus kajian dalam riset ini dibatasi

pada prospek pengembangan dari segi

keuangan, penulis melihat data masa lalu

selama sebelas tahun yaitu periode 1996

s/d 2006. Dalam hal ini penulis melihat

kondisi keuangan dalam neraca dan

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

3

Page 4: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

laporan rugi-laba PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk, yang akan dihitung dalam

rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas

(current ratio, dan fund to deposit ratio), dan

rasio profitabilitas ( net profit margin, return

on asset, dan return on equity).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dapat dikategorikan

sebagai penelitian studi kasus yaitu

penelitian yang menjelaskan prospek

pengembangan PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk. ditinjau dari aspek finansial.

Jenis data yang digunakan adalah data

sekunder berupa total DPK, total

pembiayaan yang disalurkan, total aktiva,

berbagai kewajiban, dan lain-lain yang

terdapat dalam laporan keuangan. Sumber

data sekunder diperoleh dari publikasi PT.

Bank Muamalat Indonesia,Tbk. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah

dokumentasi dan wawancara.

Metode analisis data yang digunakanan

dalam riset ini adalah metode analisis rata-

rata bergerak sederhana tiga tahunan yaitu

analisis prediksi didasarkan pada proyeksi

serial data yang dimuluskan dengan rata-rata

bergerak. Metode rata-rata bergerak

sederhana tiga tahunan merupakan metode

peramalan rata-rata bergerak sederhana

yang dianggap mampu menghilangkan

pengaruh fluktuatif random dalam peramalan

yang menggunakan data masa lalu untuk

memprediksikan prospek PT. Bank

Muamalat Indonesia,Tbk pada masa yang

akan datang ditinjau dari aspek keuangan.

Formulasi yang digunakan (Eddy Herjanto,

1999:119) adalah:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Bank Muamalat pada

sebelas tahun terakhir cukup fluktuatif

berdasarkan hasil perhitungan rasio-rasio

keuangan. Mengacu pada data selama 11

tahun terakhir, penulis memprediksikan

prospek perkembangan rasio keuangan

pada Bank Muamalat dimasa medatang di

tinjau dari segi keuangan sebagai berikut :

Perkembangan Current Ratio

Prospek perkembangan current ratio 4

tahun mendatang pada Bank Muamalat

menggunakan analisis rata-rata bergerak

tiga tahunan menunjukan nilai sebesar

1,18. Berarti kemampuan untuk melunasi

hutang jangka pendeknya karena

pembentukan aktiva lancar lebih cepat

dibandingkan hutang lancar dengan spread

= 1,18. Dari CR Bank Muamalat tersebut,

menunjukkan berada di bawah standar CR

ideal yaitu 2 : 1. Nilai ini masih cukup baik

karena perkembangan aktiva lancar relatif

lebih cepat dibandingkan hutang lancarnya.

Mengacu pada pertumbuhan CR selama

tahun 1996 s/d 2006 dan prediksi tahun

2007 s/d 2010 dapat disajikan pada grafik

berikut.

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

4

Page 5: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Grafik 1. Prediksi Current Ratio Bank Muamalat Tahun 2007-2010

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Ra

Periode (t)

CR

(%

)

Current Ratio Nilai Prediksi Current Ratio

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Bank Muamalat Tahun 1996 – 2006

Grafik di atas, diprediksikan bahwa

pada tahun 2007 current ratio Bank

Muamalat sebesar 1,23 atau mengalami

peningkatan sebesar 8,85 % dari tahun

2006. Namun pada tahun 2008 kembali

mengalami penurunan sebesar 6%, yang

diperkirakan dipengaruhi oleh kemungkinan

menurunnya aktiva lancar yang dimiliki oleh

Bank Muamalat sebagai imbas dari adanya

kecenderungan menurunnya pembiayaan

yang disalurkan kepada masyarakat. Hal ini

didasarkan pada asumsi bahwa,

kemungkinan disebabkan oleh kondisi

perekonomian yang tidak menentu sebagai

imbas dari gejolak politik yang diprediksikan

akan marak pada pertengahan tahun 2008

sehubungan dengan rencana Pemilihan

Umum yang akan digelar pada tahun 2009,

sehingga variabel pembentuk aktiva lancar

menurun di satu pihak sementara hutang

lancar relatif tetap (dana pihak ketiga).

Pada tahun 2009 dan 2010

diprediksikan current ratio Bank Muamalat

mengalami peningkatan sebesar 2%. Hal

ini diprediksikan, disebabkan oleh berbagai

upaya yang dilakukan oleh pemerintah

untuk terus mendorong pertumbuhan

perbankan syari’ah akan mulai terasa

dampak positifnya pada tahun 2009 dan

2010. Indikasi upaya pemerintah (termasuk

Bank Indonesia sebagai regulator) untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi syari’ah

terlihat dari penyelenggaraan Festival

Ekonomi Syari’ah pada pertengahan

Januari 2008. Menurut Anggota DPR

Komisi Keuangan Nursanita Nasution,

adanya Arsitektur Perbankan Indonesia

(API) maka seharusnya Indonesia tidak

kehilangan momentum untuk memajukan

pertumbuhan ekonomi syari’ah di

Indonesia. Peningkatan kepercayaan

masyarakat untuk menggunakan lembaga

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

5

Page 6: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

perbankan syari’ah khususnya Bank

Muamalat dalam menyimpan ataupun

melakukan pinjaman pada Bank Muamalat.

Perkembangan Fund to deposit ratio

Perkembangan fund to deposit ratio

untuk empat tahun mendatang pada Bank

Muamalat dengan menggunakan analisis

rata-rata bergerak tiga tahunan, diperoleh

hasil prediksi rata-rata Fund to Deposit Ratio

adalah sebesar 0,82. Ini berarti bahwa

perkembangan pembiayaan yang diberikan

lebih tinggi dibandingkan dengan dana pihak

ketiga dengan spread sebesar 82 % atau

dengan kata lain dana pihak ketiga yang

berhasil dihimpun oleh Bank Muamalat

sebagian besar (82 % dari DPK) langsung

disalurkan dalam bentuk pembiayaan

kepada dunia usaha dan masyarakat. Ini

menunjukkan fungsi intermediasi Bank

Muamalat berjalan baik, sebagai mediator

antara masyarakat yang kelebihan dana

dengan masyarakat yang kekurangan dan

membutuhkan dana. Fluktuasi/naik

turunnya rasio pembiayaan terhadap

simpanan (DPK) dapat digambarkan dalam

grafik sebagai berikut.

Grafik 2. Prediksi Fund to deposit ratio Bank Muamalat Tahun 2007-2010

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Periode (t)

FD

R (

%)

Fund to Deposit Ratio Nilai Prediksi FDR

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Bank Muamalat Tahun 1996-2006

Grafik di atas, diprediksikan bahwa

pada tahun 2007 fund to deposit ratio Bank

Muamalat mengalami penurunan sebesar

sebesar 21 % dari tahun 2006. Penurunan

rasio pembiayaan terhadap DPK tersebut

dipengaruhi meningkatnya penghimpunan

DPK oleh Bank Muamalat pada tahun 2007,

dimana prosentase peningkatannya

diperkirakan tidak diikuti oleh peningkatan

pembiayaan yang diberikan. Namun pada

tahun 2008 hingga 2009 diprediksikan FDR

Bank Muamalat akan kembali mengalami

peningkatan sebesar 6 %, yang

dipengaruhi oleh tingginya peningkatan

pembiayaan pada tahun 2008 dan 2009 di

satu pihak sementara DPK meskipun

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

6

Page 7: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

meningkat namun peningkatannya relatif

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan. Hal ini memberikan indikasi

bahwa di tahun 2008 dan 2009, fungsi

intermediasi Bank Muamalat akan berjalan

lebih baik seiring dengan berbagai upaya

untuk mendorong pertumbuhan bank

syari’ah khususnya dari aspek pembiayaan

kepada dunia usaha. Pada akhir periode

estimasi yaitu tahun 2010 diperkirakan FDR

akan kembali mengalami penurunan sebesar

5%, dipengaruhi oleh tingginya persaingan

dalam industri syari’ah sehubungan dengan

mulai diberlakukannya pasar bebas untuk

kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.

Perkembangan Net profit margin

Prospek perkembangan net profit

margin yang diperoleh Bank Muamalat

selama tahun 1996-2006 sebesar 0,09.

Berarti spread kemampuan Bank Muamalat

dalam memupuk laba jika dibandingkan

dengan total pendapatan yang diperoleh

adalah sebesar 9%. Gejolak naik turunnya

laba Bank Muamalat selama periode

pengamatan dan estimasi, dapat

digambarkan dalam grafik sebagai berikut.

Grafik 3. Prediksi Net Profit Margin Bank Muamalat Tahun 2007-2010

-1,2

-1

-0,8

-0,6

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Periode (t)

PM

(%)

Profit Margin Nilai Prediksi PM

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Bank Muamalat Tahun 1996 – 2006

Mengacu pada hasil perhitungan yang

ditunjukan pada grafik di atas diprediksikan

bahwa pada tahun 2007 net profit margin

Bank Muamalat mengalami peningkatan

16% dari tahun 2006. Peningkatan tersebut

diperkirakan dipengaruhi oleh asumsi biaya-

biaya operasional Bank Muamalat relatif

tetap dan harapan akan meningkatnya

pembentukan laba perusahaan yang

bersumber dari bagi hasil yang diterima

perusahaan, baik bersumber dari bagi hasil

pembiayaan (kredit), maupun yang

bersumber dari penanaman modal bank

dalam bentuk surat berharga dan jasa

lainnya. Salah satu sumber pembentukan

laba perbankan adalah spread antara suku

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

7

Page 8: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

bunga (bagi hasil) pembiayaan dan

penanaman modal lainnya dengan suku

bunga simpanan nasabah, artinya bahwa

semakin tinggi penanaman modal pada

kegiatan produktif maka akan semakin besar

pula laba atau keuntungan yang diperoleh.

Pada tahun 2008 net profit margin PT.

Bank Muamalat Indonesia,Tbk kembali

mengalami penurunan sebesar 5 %, namun

relatif tetap hingga tahun 2010. Hal ini

diperkirakan, dipengaruhi oleh gejolak politik

pada pertengahan tahun 2008 yang dapat

mempengaruhi kemampuan Bank Muamalat

dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini

dasarkan pada asumsi bahwa, gejolak politik

yang timbul sehingga dapat menurunkan

pendapatan operasi yaitu bagi hasil dan jual-

beli. Sedangkan pada periode selanjutnya

(2009-2010) relatif tetap dari tahun 2008,

diperkirakan dipengaruhi oleh kemungkinan

adanya gejolak-gejolak pada periode ini yang

secara langsung atau tidak langsung dapat

mempengaruhi laba yang diperoleh dan

pendapatan operasional Bank Muamalat,

sehingga margin keuntungan yang

diperoleh relatif tetap. Hal ini didasari atas

asumsi bahwa, Bank Muamalat mengalami

peningkatan dalam menghasilkan laba

bersih dan pendapatan operasional yang

tidak besar perubahannya.

Perkembangan Return On Asset

Prospek perkembangan return on

asset untuk empat tahun mendatang pada

Bank Muamalat dengan menggunakan

analisis rata-rata bergerak tiga tahunan,

kemampuan manajemen Bank Muamalat

dalam menghasilkan pendapatan atas

keseluruhan aktiva yang dimilikinya adalah

sebesar 1,97. Ini berarti bahwa setiap

manajemen mengelola aktiva sebesar

Rp.1,- maka akan menghasilkan tambahan

pendapatan sebesar Rp.1,97. Gambaran

fluktuasi tingkat pengembalian asset dapat

digambarkan dalam grafik sebagai berikut.

Grafik 4 Prediksi Retun On Asset Bank Muamalat Tahun 2007-2010

-2

0

2

4

6

8

10

12

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Periode (t)

RO

A (

%)

Return On Assets Nilai Prediksi ROA

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Bank Muamalat Tahun 1996 – 2006

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

8

Page 9: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Pada grafik di atas, diprediksikan

bahwa pada tahun 2007 hingga 2010 return

on asset Bank Muamalat relatif tetap sejak

tahun 2006. Meskipun rasionya tidak

meningkat, namun secara umum manajemen

Bank Muamalat mampu menjaga

kelangsungan usaha pada empat tahun

mendatang. Hal ini didasarkan atas asumsi

bahwa, Bank Muamalat masih mampu

menghasilkan laba rata-rata Rp. 0,02,-. Hal

ini disebabkan oleh pengaruh net profit

margin Bank Muamalat tidak menunjukkan

peningkatan yang begitu besar, sehingga

kemampuan Bank Muamalat dalam

mengelola aktiva yang dimiliki untuk

menghasilkan laba juga tidak menunjukkan

peningkatan yang besar. Namun, fluktuasi

pembentukan laba dan kegiatan operasional

dapat diimbangi dengan pengelolaan sistem

keuangan yang baik, melalui pengaturan

prosentase pembiayaan dan penempatan

dalam bentuk surat berharga. Tingginya

persaingan pada usaha sejenis (bank

konvensional termasuk unit syari’ahnya)

turut mempengaruhi kinerja pengembalian

asset pada Bank Muamalat. Diprediksikan

bahwa pada masa mendatang persaingan

dalam industri syari’ah semakin meningkat,

hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja

Bank Muamalat dalam mengelola dana

(menghimpun dana dan menyalurkan dana)

untuk menghasilkan laba.

Perkembangan Return On Equity

Prospek perkembangan return on

equity menunjukan rata-rata kemampuan

manajemen dalam menghasilkan laba atas

modal yang dimilikinya selama periode

pengamatan adalah sebesar 0,14. Ini

berarti bahwa setiap manajemen

menanamkan modal sebesar Rp.1,-, maka

akan menghasilkan laba bersih sebesar

Rp.0,14,-. Gambaran fluktuasi tingkat

pengembalian modal sendiri dapat

digambarkan dalam grafik sebagai berikut.

Grafik 5. Prediksi Retun On Equity Bank Muamalat Tahun 2007-2010

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Bank Muamalat Tahun 1996 – 2006

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009

9

Page 10: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Grafik di atas, diprediksikan bahwa

pada tahun 2007 hingga 2010 return on

equity Bank Muamalat tidak mengalami

perubahan dari tahun 2006 atau relatif tetap,

yang diperkirakan hal ini disebabkan oleh

perolehan pendapatan operasional dan

beban operasional relatif konstan Hal ini

menunjukkan bahwa, manajemen Bank

Muamalat mampu menjaga kelangsungan

usahanya selama empat tahun mendatang

atas modal sendiri yang dimiliki sebesar 14

% untuk menghasilkan keuntungan.

Walaupun rasio ini tidak mengalami

perubahan, namun secara umum kondisi

tingkat pengembalian modal ini cukup baik.

Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa

persaingan di masa mendatang akan

semakin meningkat dalam industri

perbankan khususnya industri syari’ah,

sehingga akan turut mempengaruhi Bank

Muamalat dalam menghasikan keuntungan

atas modal sendiri. Namun, hal tersebut

dapat diimbangi dengan pengelolaan

manajemen keuangan yang stabil dalam

menghadapi persaingan dalam industri pada

masa yang akan datang.

Pendapat Pemerintah, Ulama dan Masyarakat Tentang Bank Muamalat

Untuk mendukung penelitian ini, selain

menggunakan angka-angka statistik, penulis

juga melakukan telaah pustaka atas

penelitian terdahulu. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui dukungan-dukungan dari pihak

eksternal, terhadap prospek Bank Muamalat

pada masa yang akan datang. Sebab, tanpa

dukungan dari pihak eksternal usaha Bank

Muamalat tidak akan mampu tumbuh

dengan baik.

Sebagaimana diketahui, bahwa salah

satu faktor diakomodirnya sistem

perbankan syari’ah dalam Undang-undang

No. 10 Tahun 1998 adalah semakin

maraknya wacana tentang perbankan

syari’ah pada awal tahun 1990-an. Bahkan

ketika rancangan UU tersebut dibahas oleh

pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat,

realisasi ide pendirian PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk sedang gencar dilakukan.

Walaupun disadari bahwa Undang-undang

No. 7 Tahun 1992, belum memberikan

dasar hukum yang kuat bagi operasional

perbankan syari’ah di Indonesia. Namun

dengan adanya undang-undang itu

memberikan landasan hukum bagi PT.

Bank Muamalat Indonesia,Tbk untuk

menjalankan operasi usahanya. Hal ini

merupakan salah satu bentuk dukungan

dari pemerintah terhadap lahirnya Bank

Muamalat. Disadari bahwa kelemahan itu

berimplikasi terhadap perkembangan Bank

Muamalat dalam kurun waktu 1992 s/d

1998, yang kemudian direvisi menjadi

Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

Dengan direvisinya UU No. 7 Tahun 1992

menjadi UU No. 10 tahun 1998, semakin

besar kesempatan bagi bank syari’ah untuk

tumbuh dan berkembang, khususnya Bank

Muamalat sebagai pelopor, yang makin

besar peluangnya untuk memperluas

jaringan dengan pendirian kantor-kantor

Page 11: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

baru di beberapa daerah tanah air

(www.syariahsupport.co.id : 2008).

PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk

didukung juga oleh para Majelis Ulama

Indonesia (MUI) yang juga merupakan

Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) dan

Dewan Syari’ah Nasional (DSN). DSN

diharapkan berfungsi sebagai pendorong

penerapan ajaran Islam dalam kehidupan

ekonomi. DSN berwenang mengeluarkan

fatwa yang mengikat DPS di masing-masing

lembaga keuangan syari’ah dan menjadi

dasar tindakan hukum pihak-pihak terkait,

dalam hal ini salah satunya adalah pihak

Bank Muamalat. Dewan Pengawas Syari’ah

PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk diketuai

oleh K.H. M.A. Sahal Mahfudh, yang

beranggotakan tiga orang yaitu Prof. Dr. H.

Muardi Chatib, Prof. Dr. H. Umar Shihab,

dan K.H. Ma’ruf Amin. DPS Bank Muamalat

mengatakan bahwa Bank Muamalat sebagai

bank syari’ah terkemuka memberikan

pelayanan jasa perbankan secara Islami, di

mana BMI mencatat perkembangan yang

menggembirakan yaitu berhasil

mengupayakan pengembangan jaringan

pelayanannya dan produknya secara inovatif

demi lebih mendekatkan jasa perbankan

syari’ah ke nasabah maupun masyarakat

luas. DPS juga mengatakan bahwa seluruh

kegiatan operasional BMI sepenuhnya

sesuai dengan fatwa-fatwa Dewan Syari’ah

Nasional dan keputusan yang dikeluarkan

oleh DPS. (Annual report PT. Bank

Muamalat Indoensia, Tbk : 2006).

Ulama merupakan sosok yang

memiliki pengetahuan luas tentang

berbagai aspek agama yang merupakan

landasan berdirinya perbankan syari’ah,

berfungsi sebagai pengayom masyarakat

dan pengarah jalannya perbankan syari’ah

tersebut. Peran ulama dalam

perkembangan perbankan syari’ah

khususnya bagi Bank Muamalat bukan

hanya sekedar memberikan pengarahan

terhadap jalannya operasional perbankan

syari’ah agar tetrap berjalan di atas

landasan syari’ah, melainkan lebih dari itu

harus memberikan sosialisasi kepada

masyarakat luas baik masyarakat muslim

maupun masyarakat non muslim. Dalam

eksistensinya sebagai pengayom, maka

ulama melalui lembaga formalnya “Majelis

Ulama Indonesia” (MUI), mengeluarkan

fatwa-fatwa guna membentengi perbankan

syari’ah dari berbagai praktek dan upaya-

upaya penyimpangan dengan ajaran

syari’ah sehubungan dengan semakin

berkembangnya dinamika kehidupan di era

global yang serba tidak menentu saat ini

dan mungkin juga di masa yang akan

datang. Olehnya itu, fatwa MUI tentang

haramnya bunga bank juga merupakan

faktor penyebab PT. Bank Muamalat

Indonesia memperoleh apresiasi positif dari

kalangan masyarakat luas. Fatwa tersebut

menyebabkan melonjaknya Dana Pihak

Ketiga (DPK) lebih cepat dari pada

pembiayaan Bank Muamalat telah

memperoleh berbagai penghargaan.

Page 12: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Berdasarkan rating majalah Infobank 2003,

Bank Muamalat masuk sepuluh besar

dengan predikat “sangat bagus” dan

menempati rangking ke-tujuh dalam

kategaori asset Rp. 1 Triliun s/d Rp. 20

Triliun, serta termasuk dalam sepuluh besar

bank devisa terbaik di Indonesia dengan

predikat “sangat bagus”. PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk telah menjadi bank syari’ah

pertama di Indonesia, dengan total asset Rp.

8 Triliun hingga akhir 2006. (Samdin : 2007)

Berdasarkan telaah pustaka di atas,

dapat disimpulkan bahwa Bank Muamalat

mendapatkan dukungan yang positif dari

para MUI dengan didukung oleh fatwa-fatwa

yang menyebabkan Bank Muamalat dan

mendapatkan apresiasi yang positif dari

masyarakat luas dan memperoleh beberapa

penghargaan. Dari segi dukungan

Pemerintah dan MUI, penulis melihat bahwa

Bank Muamalat mempunyai prospek yang

baik pada masa yang akan datang, dengan

asumsi bahwa Bank Muamalat tetap

menjalankan kegiatan operasionalnya

dengan berdasarkan fatwa yang telah

ditetapkan oleh MUI yang berprinsipkan

ekonomi Islami. Serta memberikan

pelayanan yang berbasiskan prinsip Islam

kepada masyarakat agar apresiasi

masyarakat tidak berubah.

Perbankan syari’ah akan menjadi

percepatan pertumbuhan dan pemerataan

ekonomi di masa mendatang, jika sebagian

besar masyarakat utamanya muslim dapat

memahami arti penting dan manfaat

perbankan syari’ah tersebut, sehingga

mereka mau menjadi mitra atau nasabah

atau menganggapnya sebagai suatu

lembaga yang dapat memberikan manfaat

dan kenyamanan dalam kehidupan

individu, keluarga dan kelompok atau

usaha-usahanya melebihi bank-bank

konvensional. Diperolehnya kenyamanan

karena perbankan syari’ah (Bank

Muamalat) menerapkan prinsip bagi hasil

yang memberikan keuntungan bagi kedua

belah pihak atas kesepakatan bersama. Hal

ini bersebelahan dengan sistem bank

konvensional yang menetapkan bunga

secara sepihak dan akan tetap

berkewajiban membayar atau

mengembalikan kreditnya walaupun

usahanya menderita kerugian. (Samdin :

2007)

Penelitian yang dilakukan oleh DR.

Jazim Hamidi, SH. MH. (2007) dengan judul

”Persepsi dan Sikap Masyarakat Santri

Jawa Timur Terhadap Bank Syari’ah”.

Dalam penelitian tersebut didapatkan

bahwa persepsi masyarakat santri di Jawa

Timur baik yang merupakan nasabah

maupun yang bukan nasabah bank

syari’ah, ditinjau dari pendekatan budaya,

sosial, pribadi dan psikologis, adalah positif

terhadap bank syari’ah. Perbedaan yang

terdapat pada kelompok masyarakat santri

nasabah dan bukan nasabah adalah pada

sikap atau pilihan mereka untuk memilih

atau tidak memilih bank syari’ah. Melalui

indepth interview diperoleh jawaban bahwa

Page 13: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

walau secara konsep bank syari’ah sudah

baik, akan tetapi dalam praktek perbankan

syari’ah saat ini masih menunjukkan

ketidaksesuaian dengan konsep yang ada,

sehingga hal ini perlu mendapat perhatian.

(www.yahoo.com)

Dari penelitian tersebut di atas, dapat

menjadi salah satu rekomendasi bagi pihak

Bank Muamalat, bahwa terdapat persepsi

masyarakat yang mengatakan bahwa bank

syari’ah di Indonesia secara konsep sudah

baik namun secara praktek masih perlu

mendapat perhatian lebih lanjut. Dalam hal

ini, Bank Muamalat harus mampu

membuktikan bahwa operasional usahanya

sesuai syari’at secara murni, untuk

menghapuskan persepsi nasabah yang

seperti itu untuk perkembangan usaha pada

masa yang akan datang. Hal di atas juga

memberikan gambaran bahwa, terdapat

tanggapan yang positif dari masyarakat

tentang bank syari’ah khususnya Bank

Muamalat.

Penelitian yang dilakukan oleh Wa Ode

Muchlia (2007), dengan judul “Pengaruh

Image Nasabah Terhadap Kecenderungan

Perilaku Nasabah pada PT. Bank

Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Kendari”.

Dalam penelitian tersebut meneliti tentang

apakah image nasabah khususnya

mengenai produk tabungan berpengaruh

signifikan terhadap kecenderungan perilaku

nasabah pada Bank Muamalat Cabang

Kendari. Adapun kesimpulan dari penelitian

tersebut, bahwa terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara image nasabah

dengan perilaku positif nasabah terhadap

produk tabungan Bank Muamalat (Shar-e,

Tabungan haji Arafah, dan tabungan

Arafah). Artinya bahwa semakin baik image

nasabah terhadap produk yang ditawarkan

Bank Muamalat, maka kecenderungan

perlaku positif nasabah akan semakin

meningkat (baik).

Dalam penelitian tersebut

memberikan indikasi bahwa, image

nasabah (masyarakat) tentang produk

tabungan Bank Muamalat adalah positif

(baik). Hal ini tentunya akan dapat

mendukung prospek pengembangan Bank

Muamalat pada masa yang akan datang,

dengan asumsi bahwa kemurnian produk

tabungan Bank Muamalat tetap dijalankan

sesuai syari’at Islam dengan prinsip jual-

beli. Sehingga image nasabah tidak

berubah.

Selain mendapatkan dukungan dari

pemerintah, ulama dan masyarakat,

pengembangan bank syari’ah juga harus

didukung oleh lembaga pendidikan dan

bermitra dengan lembaga lain guna untuk

meningkatkan pengetahuan tentang

perbankan syari’ah dalam hal ini

menyediakan SDM yang mampu berkiprah

di dunia perbankan syari’ah sebagai tujuan

jangka pendek dan menengah dan

meningkatkan upaya sosialisasi dan

pemahaman kepada masyarakat yang

berpendidikan sehingga dapat

menyampaikannya kepada masyarakat

Page 14: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

awam dimana mereka berdomisili, sebagai

tujuan jangka panjang. Bermitra dengan

lembaga lain yang dimaksud antara lain

adalah lembaga-lembaga keuangan lain

seperti : asuransi, pegadaian, yayasan, LSM,

BAZIS, LAZ, dan semacamnya. Lembaga-

lembaga ini dimaksudkan agar dapat

menjadi nasbah atau perpanjangan tangan

dari perbankan syari’ah khususnya Bank

Muamalat. (Samdin : 2007)

Dengan dukungan-dukungan tersebut

di atas, memberikan indikasi bahwa prospek

pengembangan Bank Muamalat ke depan

masih cerah seiring dengan meningkatnya

kepercayaan masyarakat untuk “menitipkan”

dananya atau mempercayakan pembiayaan

usahanya pada Bank Muamalat. Data yang

ada menunjukkan bahwa dilihat dari segi

perkembangannya, maka pertumbuhan bank

syari’ah sejak tahun 2000 hingga 2004,

terlihat cukup tinggi yakni rata-rata lebih dari

50% setiap tahunnya. Bahkan pada tahun

2003 dan 2004, pertumbuhan Bank Syari’ah

melebihi 90% dari tahun-tahun sebelumnya.

Namun, pada tahun 2005, hal tersebut

dirasakan agak melambat meskipun tetap

tumbuh sebesar 37%. Walaupun demikian

pertumbuhan bank syari’ah tetap merupakan

prestasi tersendiri di tengah tekanan yang

cukup berat terhadap kondisi perekonomian

dan perbankan. (www.yahoo.com: 2008)

Sosialisasi bank syari’ah yang semakin

marak dilakukan, salah satunya melalui

kegiatan besar yaitu “Festival Ekonomi

Syari’ah pada Januari 2008”, diperkirakan

akan semakin mendorong peningkatan

kepercayaan masyarakat untuk bermitra

dengan Bank Muamalat. Deputi Gubernur

Bank Negara Malaysia Mohd Razif Abdul

Kadir, di sela- sela acara Festival Ekonomi

Syari’ah, di JCC, Jakarta, Kamis

(17/1/2008), menuturkan pangsa pasar

syari’ah di Indonesia masuk dalam kategori

bagus. Antara lain, karena jumlah

penduduk Indonesia relatif banyak dan

penduduk yang mayoritas yang beragama

Islam. (www.yahoo.com : 2008)

Prospek pengembangan yang

terbuka lebar bagi Bank Syari’ah,

khususnya Bank Muamalat, tersebut

tentunya perlu ditanggapi secara dini

melalui penyiapan strategi

pengembangan usaha yang dijalankan,

karena meskipun prospek usaha terbuka

lebar namun tantangan juga siap

menghadang. Tantangan utama yang

ada didepan mata adalah pertama,

mampukah perbankan syari’ah menjadi

sebuah lembaga intermediasi secara baik

sehingga mampu menggerakan sektor riil.

Kedua, mampukah perbankan syari’ah

berkembang “dihabitatnya yang subur’

(negeri dengan penduduk muslim

terbesar di dunia) dan menjadi contoh

pengembangan perbankan syari’ah?.

Ketiga, dapatkah dimasa depan

perbankan syari’ah menjadi rahmatan lil

‘alamin, artinya perbankan syari’ah tidak

hanya bermanfaat bagi umat muslim, tapi

juga bagi seluruh umat manusia.

Page 15: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Dalam menghadapi tantangan

tersebut, strategi utama dalam konsep

pengembangan Bank Muamalat dan

perbankan syari’ah pada umumnya di

masa depan adalah Transformasi.

Transformasi ini terutama harus dilakukan

oleh kalangan internal perbankan syari’ah.

Adapun proses transformasi yang

diperlukan adalah :

1. Transformasi dari Produk Syari’ah ke

Corporate Syari’ah Di masa depan,

perbankan syari’ah tidak cukup hanya

mendasarkan pada produk-produk

syari’ahnya. Masyarakat tidak hanya

menilai produknya, tetapi juga sistem

manajemen, profil personalia, serta

service delivery-nya. Dengan kata lain,

perbankan syari’ah juga harus berarti

semua aspek operasional yang

dijalankan benar-benar berlandaskan

pada syari’ah.

2. Transformasi dari Sentimen Emosional

ke Rasional Professional. Salah satu

kelemahan perbankan syari’ah adalah

masih banyaknya kalangan perbankan

syari’ah yang membidik sasarannya

pada para loyalis syari’ah atau yang

fanatik pada syari’ah. Artinya,

perbankan lebih mencari pelanggan

yang mementingkan sentimen-

emosional daripada pertimbangan

rasional-professional. Content dari

komunikasinya masih menonjolkan isu

halal-haram atau isu riba, dan kurang

menonjolkan isu value yang diraih

oleh pelanggan.

3. Transformasi dari Pelanggan Muslim

ke Pelanggan Umum. Perbankan

syari’ah juga harus membuka diri dan

secara proaktif 'menjemput bola'

pelanggan umum dan non-muslim.

Kesan bahwa perbankan syari’ah

hanya untuk kaum muslim harus

segera diubah. Dengan demikian,

maka komunikasi yang dijalankan

tidak lagi mengangkat isu riba, tetapi

isu-isu profesionalisme.

4. Transformasi dari Pengusaha Besar

kepada Orientasi yang lebih Adil.

Konsep perbankan syari’ah di masa

depan harus mampu menciptakan

distribusi yang adil antar pengusaha

besar dan kecil, serta antar pusat dan

daerah. Untuk mendukung konsep ini,

harus ada pemetaan segmentasi

pasar. perbankan syari’ah umum

harus membatasi pembukaan kantor

cabangnya hanya pada

kota/kabupaten.

5. Transformasi dari Motif Investasi ke

Akumulasi Modal. Dalam pandangan

hukum Islam, investasi yang bernilai

adalah pada sektor usaha karena

akan membuka lapangan kerja,

mengolah sumberdaya, serta

meningkatkan pendapatan. Oleh

karena itu, di masa depan perbankan

syari’ah harus mempelopori

pemberian "kredit murah" sehingga

Page 16: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

memotivasi masyarakat untuk

berinvestasi pada sektor-sektor usaha

dan pada akhirnya pergerakan pada

sektor-sektor usaha riil ini akan

membuka lapangan pekerjaan baru.

Agar proses transformasi berjalan

dengan baik, paling tidak dibutuhkan tiga

faktor penunjang, yaitu pertama, adanya

dukungan dari pemerintah dan DPR dalam

bentuk perundang-undangan serta dalam

menciptakan iklim perekonomian yang

kondusif. Kedua, adanya pengembangan

produk. Agar dapat bersaing dengan

perbankan konvensional maka produk-

produk yang diberikan harus lebih lengkap

dengan melakukan berbagai terobosan baru

dalam bentuk produk-produk baru yang

mengimplementasikan kebutuhan

masyarakat. Ketiga, adanya dukungan

positif dari masyarakat. Hal ini bisa terjadi

jika dikembangkan program komunikasi

dan sosialisasi secara terpadu. Program ini

bertujuan untuk meningkatkan awareness

dan attitude terhadap perbankan syari’ah,

dan image building.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengolahan menunjukkan selama

periode 1996 s/d 2006 rata-rata Current

Ratio PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk

sebesar 1,18, artinya kemampuan Bank

dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki. Fund deposit to

ratio rata-rata sebesar 0,82, yang

menunjukkan bahwa fungsi intermediasi

Bank muamalat telah berjalan dengan

baik, dimana sebesar 82 % dari DPK

yang dihimpun disalurkan dalam bentuk

pembiayaan kepada dunia usaha. Rata-

rata net profit margin sebesar 0,09,

artinya bahwa manajemen Bank

Muamalat mempunyai kemampuan

untuk memupuk laba atas pendapatan

operasi sebesar 9 %. Rata-rata return

on asset sebesar 1,97, artinya bahwa

manajemen Bank Muamalat mampu

menghasilkan laba sebesar Rp.1,97,-

atas pengelolaan aktiva sebesar Rp.1,-.

Rata-rata return on equity sebesar 0,04,

artinya manajemen Bank Muamalat

mempunyai kemampuan untuk

menghasilkan laba sebesar Rp.0,04,-

atas penanaman modal sendiri sebesar

Rp.1,-.

2. Hasil analisis rata-rata bergerak tiga

tahunan untuk melihat prospek

pengembangan Bank Muamalat pada

empat tahun mendatang yaitu 2007 s/d

2010, menunjukkan bahwa rata-rata

prediksi perkembangan current ratio

sebesar 1,19. Fund to Deposit Ratio

sebesar 0,77, atau 77 %. Rata-rata

prediksi perkembangan profit margin

Bank Muamalat sebesar 0,21, artinya

adanya prospek yang baik pada masa

yang akan datang untuk menghasilkan

laba atas keseluruhan pendapatan

Page 17: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

operasional. Rata-rata prediksi

perkembangan return on asset sebesar

0,02. Rata-rata prediksi return on equity

sebesar 0,14, artinya bahwa Bank

Muamalat mempunyai prospek yang baik

dalam menghasilkan laba atas modal

sendiri pada masa yang akan datang.

3. Prospek pengembangan Bank Muamalat

pada tahun mendatang masih baik. Hal

ini didasari atas asumsi: (1) pertumbuhan

Bank Muamalat didukung pemerintah,

DPR serta dalam menciptakan iklim

perekonomian yang kondusif. (2) adanya

pengembangan produk bank syari’ah

dengan melakukan terobosan baru

dalam produknya yang lebih lengkap

agar dapat bersaing dengan bank

konvensional yang memperhatikan

kebutuhan masyarakat. (3) adanya

dukungan positif dari masyarakat

dengan program komunikasi dan

sosialisasi secara terpadu tentang bank

syari’ah.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim dan Al-hadits

Ahmad, N dan Haron, S. 2001. Perception of Malaysian Corporate Customers Toward Islamic Banking Products & Services, International Journal of Islamic Financial Service, Vol. 3 No. 4.

Almossawi, M. 2001. Bank selection criteria employed by college students in Bahrain: an emperical analysis, The International Journal of Bank Marketing, Vol.19 No. 3, pp 115.

Bank Indonesia. 2001. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Jawa Barat. Jakarta.

Boyd, W., Leonard, M., & White, C. 1994. Customer preferences for financial services: an analysis, International Journal of Bank Marketing, Vol. 12 , No.1, pp 9-15. Coyle, T. 1999. The bank of tomorrow, American Community Banker, Vol 8, No.7, pp. 16-18

Ho, P. F., Ong, P.Y and Thia, B. H. 1995. Bank selection criteria and multiple banking phenomena in Singapore. Unphublished MBA dissertation, School of Accountacy and Business, Nanyang Technological University

Kompas. 2005. Pangsa Perbankan Syariah 2011 diprediksi 20 persen. Senin 7 Maret 2005. Kompas. 2004. Tahun 2005 sebanyak 19 bank akan buka unit syariah. Kamis 2 Desember 2006.

Kaynak, E. 2005. American consumers’ attitudes towards commercial banks, The International Journal of Bank Marketing, Vol.23, No. 1, pp 73-89

Metawa, S. A., & Almossawi, M. 1998. Banking behavior of Islamic bank customers: Perspectives and implications, International of Bank Marketing, Vol. 16, No. 7, pp. 299-313.

Nicholls, J.A.F., Roslow,S.and Tsalikis, J. 1993. “Time is central”, International Journal of Bank Marketing, Vol. 11 No. 5, pp.12-18

Redaksi Info Bank. 1990. Info Bank April No. 241, Jakarta The Point (Newspaper), Syariah Banking in Indonesia, Tuesday 12 December 2006.

Page 18: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA USAHA

MIKRO SEKTOR PERDAGANGAN DI KOTA KENDARI

Hasanuddin Bua 1) & Sinarwaty 2)

ABSTRACT

The objective of this research is to explain and evaluate empirically the effect of entrepreneurship behaviour towards the sector of micro businesse performance in Kendari Town. Data that is used is primary data that is collected through cross section by using questionare. Analysis method that is used are descriptive and regrsbivariat analysis. The result of this research shows that respondents averagely have already given their agreement statement in deciding and think of entrepreneurship behaviour factor. Hence, the exsitance of good entrepreneurship behaviour in sector of micro businesse in Kendari Town has an important role in the increasing of businesse performance. The result of regresi bivariat analysis shows that entrepreneurship behaviour has a positife and sifnificant effect toward sector of micro businesse performance in Kendari Town. It means that if we increase behaviour in entrepreneurship, it can increase the performance of micro businesse sector in Kendari Town as well. It proves that entrepreneurship behaviour done by entrepreners give a significant improvement in businesse performance. Thus, implementation of effective entrepreneurship behaviour will be able to increase to the performance of micro businesse sector in Kendari Town.

Key Words: Entrepreneurship Behaviour, Working Performance

PENDAHULUAN

Upaya pengembangan dan

pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) dewasa ini mendapat

perhatian yang cukup besar dari berbagai

pihak, baik pemerintah/BUMN, perbankan,

swasta, lembaga swadaya masyarakat

maupun lembaga-lembaga internasional. Hal

ini dilatar belakangi oleh besarnya potensi

UMKM yang perlu diefektifkan sebagai motor

penggerak perekonomian nasional setelah

mengalami krisis ekonomi yang

berkepanjangan. Berbagai upaya dalam

rangka pengembangan dan pemberdayaan

usaha mikro telah dilakukan oleh berbagai

pihak antara lain dengan memperkenalkan

pola pendekatan dalam rangka pembiayaan

usaha mikro seperti pola kemitraan.

Konsep kemitraan dalam

pembangunan UKM di Indonesia

setidaknya mulai dicanangkan oleh

pemerintah setelah berlakunya UU No.9

Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan

Inpres No. 10 Tahun 1998 tentang Usaha

Menengah. Kemitraan dianggap menjadi

salah satu alternatif upaya untuk mengatasi

berbagai problem internal yang dihadapi

mencakup aspek kualitas SDM, terutama

Page 19: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

kewirausahaan (entrepreneurship),

penguasaan teknologi dan informasi, struktur

organisasi, sistem manajemen, kultur/budaya

bisnis, kekuatan modal dan jaringan bisnis

dengan pihak luar. Kemitraan yang

dimediatori oleh pemerintah banyak

melibatkan lembaga bisnis pemerintah dan

swasta sebagai mitra usaha UMKM.

Kemitraan yang telah terjalin antara

pengusaha kecil dengan pengusaha besar

swasta, BUMN atau BUMD di Kota Kendari

masih sangat terbatas. Di antara pengusaha

mikro kecil yang bermitra, maka bentuk

kemitraan yang terjalin adalah dagang

umum, keagenan, sub-kontrak, waralaba

dan inti-plasma, serta dalam bentuk lainnya.

Sebagian besar kemitraan responden usaha

mikro yang terjalin adalah atas dasar saling

menguntungkan, kemudian atas dasar untuk

memenuhi anjuran pemerintah, dan atas

dasar adanya keterkaitan bidang usaha.

Data dari Kadis Koperasi, UKM, dan

PMD Provinsi Sultra menyatakan sejak

diprogramkannya bantuan dana bergulir oleh

pemerintah melalui BUMN kepada

Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi

(PUKK) atau Pembinaan Kelompok Bina

Lingkungan (PKBL) sejak tahun 1995 hingga

2005, dana seluruhnya yang telah

tersalurkan sebesar Rp169, 525 miliar lebih.

Di propinsi Sulawesi Tenggara ada 12

BUMN yang memberikan bantuan kepada

UMKM. Dari ke 12 BUMN yang ditunjuk

untuk membantu menyalurkan bantuan

secara bergulir itu baru lima BUMN yang

telah merealisasi antara 75-100%,yaitu PT

Telkom, PT Aneka Tambang Tbk, PT Jasa

Raharja, PT Pelabuhan Indonesia IV.

Sementara BUMN lainnya seperti PLN

(persero) Cabang Kendari dan PT

Jamsostek Kendari baru mencapai 39,56%.

Khusus kepada enam BUMN yaitu Bank

Mandiri, Pos Indonesia, Bank Rakyat

Indonesia, Pertamina, Taspen, dan PT

Askes Indonesia, kemungkinan juga sudah

menyalurkan namun secara administrasi

belum melaporkannya.

Usaha mikro yang banyak

mendapatkan bantuan dari BUMN di Kota

Kendari adalah usaha yang bergerak di

sektor perdagangan meliputi perdagangan

besar dan eceran, termasuk pertokoan.

(Dinas Koperasi, UKM, dan PMD Provinsi

Sultra,2006). Ada beberapa alasan: (1)

sektor perdagangan merupakan salah satu

sektor yang jumlah usaha mikro/kecil

terbesar di Kota Kendari dan pelaku usaha

di sektor ini pada umumnya mempunyai

minat dalam menambah modal tambahan

untuk menjalankan usaha mereka, (2) bagi

BUMN, sektor perdagangan memiliki

potensi untuk dikembangkan karena di

antara peminjam, hanya sebagian kecil

yang mengalami kemandegan dalam

mengembalikan kreditnya ini disebabkan

perputaran uang pada sebagian besar

usaha mikro sektor perdagangan adalah

relatif cepat sehingga menciptakan aliran

penerimaan yang relatif konstan dan

konsisten

Page 20: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Pembinaan dan pemberdayaan usaha

kecil mikro yang dilakukan oleh BUMN

tersebut diantaranya adalah melalui program

terintegrasi dalam pendanaan dan

pembinaan dengan memberikan pendidikan,

pelatihan dan pendampingan yang

menunjang kemampuan wirausaha untuk

usaha kecil mikro.

Suatu perusahaan yang mendapatkan

bantuan pemerintah, baik bantuan

manajemen maupun permodalan akan dapat

meningkatkan usaha karena lebih efisien

dibandingkan dengan yang belum diberikan

bantuan (Fisseha dalam Hadiyati, 2006).

Dengan bantuan tersebut pemerintah

mengharapkan adanya peningkatan

kemampuan wirausaha sehingga pengusaha

kecil mikro mampu meningkatkan kinerja

usahanya. Untuk meningkatkan kinerja

usaha mikro melalui program pelatihan

kewirausahaan, pemerintah harus

memperhatikan mekanisme pembinaan

dengan melibatkan berbagi instansi terkait.

Kemampuan kewirausahaan yang

dimiliki oleh pengusaha mikro yang

mendapat bantuan BUMN akan berpengaruh

terhadap keberhasilan perusahaan.

Keberhasilan atau kinerja perusahaan dapat

dilihat dari keuntungan (profit) dan tingkat

pertumbuhan penjualan. Hindle dan Cutting

(2002) menyatakan bahwa pengusaha

mikro/kecil yang melakukan pendidikan

kewirausahaan menunjukan kinerja

keuangan yang berhasil meningkat atau

berkembang.

Mengacu pada fenomena emiris dan

pernyataan tesebut dapat dijelaskan bahwa

kewirausahaan berpengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Dengan

adanya kemampuan kewirausahaan yang

dimiliki oleh pengusaha mikro akan mampu

meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan. Berdasarkan uraian-uraian di

atas perilaku kewirausahaan, kinerja usaha

mikro dan bentuk pengaruh dari variabel

tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan permasalahn

pokok apakah perilaku kewirausahaan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

usaha mikro sektor perdagangan di Kota

Kendari. Tujuan yang ingin dicapai dalam

riset ini adalah untuk menjelaskan dan

menguji secara empiris perilaku

kewirausahaan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja usaha mikro sektor

perdagangan di Kota Kendari.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian survey dengan maksud

mengonfirmasi prediksi yang dibuat dan

menjelaskannya berdasarkan fakta atau

keadaan dilapangan. Jenis penelitian

survey yang akan dilakukan adalah

penelitian penjelasan (explanatory). Hasan

(2002) manyatakan bahwa penelitian

penjelasan adalah merupakan penelitian

yang menggunakan data yang sama

dimana peneliti menjelaskan hubungan

kausal antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesis. Penelitian ini

Page 21: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

menggunakan pendekatan cross sectional

study untuk melihat pengaruh di antara

variabel-variabel yang diidentifikasi dan

merupakan serangkain pengaruh sebab-

akibat atau kausalitas. Pengukuran masing-

masing item pertanyaan dalam setiap

variabel menggunakan skala 5 point dari

likert, yaitu: “sangat setuju”: dengan skor 5,

“setuju” dengan skor 4, “netral” dengan skor

3, “tidak setuju” dengan skor 2 dan “sangat

tidak setuju” dengan skor 1.

Mengacu pada tujuan penelitian ini

mengkaji, dan menganalisis fenomena dalam

bentuk hubungan antara variabel atau

disebut sebagai penelitian eksplanatif

asosiatif dengan pendakatan kuantitatif

(mainstream). Variabel yang diteliti adalah

perilaku kewirausahan (X) dan kinerja usaha

mikro sektor perdagangan di Kota Kendari

sebagai variabel (Y). Tipe hubungan antara

variabel-variabel yang diteliti adalah bersifat

causalitas (sebab-akibat) yaitu variabel X

sebagai variabel bebas (independent

variable) menjelaskan atau mempengaruhi

variabel Y sebagai dependent variable..

Populasi dalam penelitian ini adalah

semua pelaku usaha mikro sektor

perdagangan yang telah menerima bantuan

BUMN Non Perbankan di Kota Kendari

periode tahun 2004 yang berjumlah 255

pelaku usaha. Penentuan jumlah sampel

dalam riset ini menggunakan judment

sampling yaitu penentuan sampel

berdasarkan tujuan.

Metode analisis data yang digunakan

adalah (1) analisis deskriptif, bertujuan

untuk mengkaji dan menganalisis

pengendalian internal terhadap kinerja

usaha kecil-menengah di Kota Kendari

khususnya pada industri meubel dalam

bentuk jumlah, rata-rata dan angka

persentase; (2) Analisis Regresi Bivariat,

untuk mengetahui pengaruh pengendalian

internal terhadap kinerja usaha meubel di

Kota Kendari dengan model persamaan: Y

= b1X + ei

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data dalam penelitian

ini dengan mengkombinasikan hasil temuan

dari pendekatan analisis statistika deskriptif

dan regresi multivariat yang dilakukan

sebelumnya agar terjadi proses sintesa

demi penyempurnaan hasil temuan

penelitian ini. Hasil analisis regresi

multivariat ternyata juga sama dengan hasil

analisis statistika dekriptif, sehingga dapat

memperkuat hasil temuan studi ini. Lebih

jelasnya urain hasil pengujian dan analisis

statistika dekriptif dan regresi multivariat

sebagai berikut:

Deskriptif variabel penelitian

bertujuan untuk menginterprestasikan

mengenai distribusi frekwensi persepsi

responden dari data yang terkumpul atas

variabel bantuan BUMN, kewirausahaan,

dan kinerja pada Usaha Mikro Sector

Perdagangan di Kota Kendari. Hasil

pengumpulan data dari 51 responden

Page 22: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

diperoleh jawaban atas penilaian perilaku

kewirausahaan, dan kinerja pada Usaha

Mikro Sector Perdagangan di Kota Kendari

disajikan pada Tabel berikut:

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dari 51

responden para pelaku Usaha mikro sektor

perdagangan di Kota Kendari, dalam

memberikan tanggapan dan penilaian atas

variabel dalam studi ini bervariasi. Lebih

jelasnya deskripsi tanggapan responden

diurakan sebagai berikut:

Perilaku Kewirausahaan

Perilaku kewirausahaan adalah sikap,

pola tingkah laku atau tindakan manusia

dengan karakteristik: ketekunan adalah

kesabaran yang dimiliki dalam menyikapi

kegagalan usaha, perhatian terhadap hal-hal

kecil yang dapat menghambat usahanya,

keinginan terus belajar/berusaha walaupun

banyak tantangan yang dihadapi. persepsi

responden atas variabel ketekunan dalam

berusaha mayoritas menyatakan baik

sebanyak 30 orang atau 58,82. Rata-rata

pernyataan responden atas indikator

ketekunan adalah baik (3,61) dengan

kategori tinggi.

Pengambilan keputusan adalah

perencanaan dan pengambilan keputusan

dalam pengembangan usaha, bayangan

mengenai pengembangan usaha , langkah

yang dilakukan dalam memecahkan

masalah, kepandaian berusaha,

pengetahuan bisnis. Persepsi responden

mayoritas menyatakan baik sebanyak 15

orang atau 29,41% dan cukup baik

sebanyak 25 orang atau 49,02%. Rata-rata

pernyataan responden atas indikator

pengambilan keputusan adalah baik (3,20)

dengan kategori Sedang.

Perencanaan strategik yang dimaksud

adalah strategi pemasaran, lokasi usaha,

promosi dalam memasarkan produk,

penetapan harga barang

(mempertimbangkan faktor-faktor: biaya,

Page 23: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

keinginan konsumen, tingkat persaingan),

pelayanan jaminan dan kemasan terhadap

produk yang dijual, pemberian pelayanan

kredit dalam penjualan barang ke

konsumen/pelanggan, pengadaan barang/

variasi barang. Persepsi responden

mayoritas menyatakan cukup baik sebanyak

33 orang atau 64,71. Rata-rata pernyataan

responden atas indikator perencanaan

strategik adalah baik (3,47) dengan kategori

Sedang.

Pengambilan resiko merupakan pilihan

berbagai macam jalur, sarana dan prasarana

yang dipercaya dalam memasarkan/

mendistribusikan produk, membagikan

kepemilikan usahanya kepada orang/pihak

lain (keluarga dan bukan keluarga) yang

dipercaya dan mau diajak sukses, pemikiran

dan pelaksanakan gagasan baru,

pengutamaan keyakinan ketimbang

kenyataan (intuisi), prinsip yang dimiliki yaitu

” cepat dan tepat ” ketimbang ” lambat tetapi

selamat ”,tidak menyalahkan diri sendiri

(sering tidak menyesal). Persepsi responden

mayoritas menyatakan baik sebanyak 29

orang atau 56,86. Rata-rata pernyataan

responden atas indikator pengambilan resiko

adalah baik (3,59) dengan kategori tinggi.

Memiliki visi yang merupakan

perwujudan cita-cita pengembangan usaha

yang disesuaikan dengan peluang dan

sumberdaya yang dimiliki, penetapan tujuan

secara terus menerus karena adanya

perubahan, minat dan bakat terhadap

pekerjaan/usaha yang dilakukan sekarang,

pandangan usaha jangka panjang,

kemampuan berpikir. persepsi responden

mayoritas menyatakan baik sebanyak 35

orang atau 68,63%. Rata-rata pernyataan

responden atas indikator visi adalah baik

(3,69) dengan kategori tinggi.

Kinerja Usaha

Kinerja adalah pengukuran

keberhasilan atau kesuksesan perusahaan.

Keberhasilan atau kesuksesan perusahaan

diukur dengan menggunakan rasio

keuangan meliputi: rasio efisiensi penjualan

(sales efficiency ratio), penjualan bersih

(net sales), margin penjualan (net profit

margin) dan perputaran jumlah aktiva (total

asset turnover). Pengukuran keberhasilan

atau kesuksesan pemilik usaha

menggunakan rasio keuangan dengan

skala interval.

Penilaian pelanggan terhadap ketiga

indikator kinerja terdiri atas lima kategori

yaitu sangat tinggi skor 5; tinggi skor 4;

kurang tinggi skor 3; rendah skor 2 dan

sangat rendah skor 1. Lebih jelasnya

penilaian atas variabel kinerja pelaku usaha

mikro sektor perdagangan sebagai berikut:

Rasio efisiensi penjualan (sales efficiency

ratio), mayoritas responden menyatakan

sangat baik sebanyak 29 orang atau

56,86%. Rata-rata kinerja usaha yang

dimiliki responden atas indikator rasio

efisiensi penjualan (sales efficiency ratio),

adalah baik (4,45) dengan kategori tinggi.

Kinerja usaha dilihat dari aspek profit

margin, mayoritas responden yang

Page 24: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

menyatakan cukup baik sebanyak 41 orang

atau 80,39%. Rata-rata kinerja usaha yang

dimiliki responden atas indikator profit margin

adalah baik (3,27) dengan kategori sedang.

Kemudian perputaran jumlah aktiva (total

asset turnover), mayoritas responden

menyatakan sangat baik baik sebanyak 43

orang atau 84,31%. Rata-rata kinerja usaha

yang dimiliki responden atas indikator

perputaran jumlah aktiva (total asset

turnover), adalah baik (4,82) dengan

kategori tinggi.

Pada pembahasan deskriptif

sebelumnya telah dikemukakan bahwa

analisis statistika inferensial yang

digunakan bertujuan untuk menjawab

permasalahan yang diajukkan dalam

penelitian ini, yaitu pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat sehingga

dilanjutkan dengan analisis regresi bivariat.

Ringkasan hasil perhitungan analisis

regresi bivariat dapat dilihat pada tabel 2.

Berdasarkan tabel 2. di atas maka hasil

analisis regresi bivariat untuk variabel

perilaku kewirausahaan terhadap kinerja

usaha menujukkan besarnya nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,734 dapat

diartikan bahwa 73,40% proporsi variasi dari

kinerja kinerja usaha mikro sektor

perdagangan di Kota Kendari.diterangkan

oleh keseluruhan variabel perilaku

kewirausahaan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa akurasi model untuk

kepentingan prediksi semakin akurat,

sehingga variabel perilaku kewirausahaan,

dapat memberikan kontribusi pengaruh

sebesar 73,40% terhadap kinerja usaha

mikro sektor perdagangan di Kota Kendari.

Sisanya 26,60% dijelaskan atau ditentukan

oleh variabel lain di luar model analisis.

Hasil analisis regersi bivariat

menunjukkan bahwa variabel perilaku

kewirausahaan mempunyai nilai sig t

sebesar 0,000, jika dibandingkan taraf

signifikansi α=0,05, maka nilai sig t < α =

0,05 atau 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa

terdapat pengaruh signifikan antara

variabel perilaku kewirausahaan terhadap

kinerja usaha mikro sektor perdagangan di

Kota Kendari.

Berdasarkan hasil analisis data baik

secara deskriptif maupun inferensial dalam

penelitian ini, sebelum dilakukan

pembahasan pada terlebih dahulu peneliti

Page 25: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

mengkombinasikan beberapa hasil temuan.

Hasil analisis regresi bivariat ternyata juga

sama dengan hasil analisis statistika dekriptif

yang dilakukan sebelumnya, sehingga dapat

memperkuat hasil temuan dalam penelitian

ini. Dari analisis deskriptif atas variabel

perilaku kewirausahaan mempunyai nilai

sebesar 3,51 dapat diartikan bahwa rata-rata

responden dalam penelitian ini memberikan

tanggapan setuju dalam penentuan dan

mempertimbangkan faktor perilaku

kewirausahaan yaitu ketekunan adalah

kesabaran yang dimiliki dalam menyikapi

kegagalan usaha, perhatian terhadap hal-hal

kecil yang dapat menghambat usahanya,

keinginan terus belajar/berusaha walaupun

banyak tantangan yang dihadapi,

pengambilan keputusan perencanaan

strategi dan pelaksanaan visi dan misi

Dengan demikian perilaku kewirausahaan

pada usaha mikro sektor perdagangan di

Kota Kendari memegang peranan penting

dalam peningkatan kinerja usaha.

Pada variabel kinerja usaha mayoritas

responden menilai kinerja dari usaha mikro

sektor perdagangan di Kota Kendari diukur

melalui rasio efisiensi penjualan (sales

efficiency ratio), mayoritas responden

menyatakan sangat baik sebanyak 29 orang

atau 56,86%. Rata-rata kinerja usaha yang

dimiliki responden atas indikator rasio

efisiensi penjualan (sales efficiency ratio),

adalah baik (4,45) dengan kategori tinggi.

kinerja usaha dilihat dari aspek profit margin,

mayoritas responden yang menyatakan

cukup baik sebanyak 41 orang atau

80,39%. Rata-rata kinerja usaha yang

dimiliki responden atas indikator profit

margin adalah baik (3,27) dengan kategori

sedang. Kemudian perputaran jumlah

aktiva (total asset turnover), mayoritas

responden menyatakan sangat baik baik

sebanyak 43 orang atau 84,31%. Rata-rata

kinerja usaha yang dimiliki responden atas

indikator perputaran jumlah aktiva (total

asset turnover), adalah baik (4,82) dengan

kategori tinggi. Indikator yang digunakan

untuk mengukur kinerja usaha dalam

penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan

penjualan dan kemampuan dari usaha ini

dalam menciptakan keuntungan dilihat dari

capaiannya dalam lima tahun terakhir.

Kesempatan yang luas dalam

mengembangkan kreativitas pekerja,

ternyata memberikan dampak langsung

bagi peningkatan kinerja usaha mikro

sektor perdagangan di Kota Kendari.

Sehingga dapat dikatakan bahwa jika

pedagang di Kota Kendari ingin

meningkatkan kinerja usahanya maka

perilaku kewirausahaan menjadi prioritas

utama untuk dilakukan. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan secara tidak

terstruktur terhadap pemilik dan pengelola

yang ada pada industri usaha mikro sektor

perdagangan di Kota Kendari terungkap

bahwa perlakuan yang diberikan pihak

manajemen baik itu upaya pemberdayaan

maupun penilaian terhadap kinerja usaha

lebih menumbuhkan komitmen pekerja

Page 26: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

untuk melakukan yang terbaik bagi

perusahaan dalam memberikan kepuasan

bagi pelanggan atau konsumen. Dari hasil

pengamatan ke lokasi usaha bisa dilihat

bagaimana pekerja mau untuk memberikan

respon bagi upaya-upaya perbaikan

terhadap produk yang mereka jual atau agar

konsumen merasa puas. Ini sebagai suatu

bukti bahwa komitmen dan rasa memiliki

pekerja tumbuh dengan upaya

pemberdayaan dan penilaian kinerja yang

sebahagian besar mengarah pada aspek

perilaku kewirausahaan, yaitu kepuasan dari

pelanggan atau konsumen.

Hasil analisis inferensial (regresi

bivariat) menunjukan bahwa perilaku

kewirausahaan memiliki pengaruh langsung

dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro

sektor perdagangan di Kota Kendari. Hal ini

dapat dilihat dari nilai signifingkasi t pada

analisis regresi bivariat yaitu sig t = 0,000 < α

= 0,05. Hal ini membuktikan bahwa perilaku

kewirausahaan yang dilakukan oleh para

usaha mikro sektor perdagangan di Kota

Kendari memberikan pengaruh yang

signifikan bagi peningkatan kinerja usaha

mikro sektor perdagangan di Kota Kendari.

Oleh karena itu pemberdayaan yang

dilakukan oleh para pelaku usaha mikro

sektor perdagangan di Kota Kendari dan

penilaian terhadap kinerja memberikan

dampak secara langsung bagi peningkatan

kinerja usaha, namun bagi pemilik dan

pengelolah diharpakan agar mampu akses

dan meningkatkan kinerja usaha yang

berkelanjutan tetap memprioritaskan

pelanggan melalui perilaku kewirausahaan.

Dalam kaitannya dengan perilaku

kewirausahaan ini, pihak manajemen dalam

usaha mikro sektor perdagangan di Kota

Kendari harus selalu berorientasi pada

konsumen, berorientasi pada pesaing dan

melihat pada kerjasama inter-fungsi yang

ada dalam usaha. Melihat hubungan secara

langsung ini, maka pihak manajemen dapat

memanfaatkan kemampuan organisasi

dalam perilaku kewirausahaan untuk

meningkatkan keunggulan dalam

persaingan usahanya. dengan perilaku

kewirausahaan ini perusahaan selalu dapat

memberikan nilai tambah bagi

pelanggannya, memiliki informasi pasar

yang akurat tentang pesaing dan

pelanggan, serta tetap dapat menjaga

kerjasama inter-fungsi yang ada dalam

perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahan

dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa perilaku kewirausahaan dapat

memberikan peran dan kontribusi sebesar

73,40% terhadap usaha mikro sektor

perdagangan di Kota Kendari. Hasil analisis

deskriptif menunjukkan perilaku

kewirausahaan telah dimplementasikan

dalam operasional usaha mikro sektor

perdagangan di Kota Kendari. Hal ini

dibuktikan dengan pernyataan responden

secara rata-rata sebesar 3.51. Dapat

diartikan bahwa rata-rata responden telah

Page 27: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

memberikan pernyataan setuju dalam

penentuan dan mempertimbangkan faktor

perilaku kewirausahaan. Dengan demikian

adanya perilaku kewirausahaan yang baik

pada usaha mikro sektor perdagangan di

Kota Kendari memegang peranan penting

dalam peningkatan kinerja usahanya.

Hasil analisis regersi bivariat

menunjukkan perilaku kewirausahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja usaha mikro sektor perdagangan di

Kota Kendari. Artinya semakin ditingkatkan

perilaku dalam berwirausaha maka kinerja

usaha mikro sektor perdagangan di Kota

Kendari semakin tinggi pula. Dengan

demikian implementansi perilaku

kewirausahaan yang efekatif mampu

memberikan peningkatan bagi kinerja usaha

mikro sektor perdagangan di Kota Kendari.

DAFTAR PUSTAKA

Adu, Kwaku Appiah. 1997. Market Orientation and Performance: Do the Findings Established in Large Firm Hold in the Small Business Sector?. Journal of Euro-Marketing; 6, 3; ABI/INFORM Global.

Carree, M.A. and Thurik, A.R. 2002. The Impact of Entrepreneurship on Economic Growth. International Handbook of Entrepreneurship Research. Internet: [email protected].

Kasmir, 2006. Kewirausahaan. Rajawali Pers. Jakarta

Kotler P., 2000. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kumar, Kamalesh. 2002. Market Orientation, Organizational Competencies and Performance: An Empirical Investigation of a Path-Analytical Model, Journal of American Academy of Business, Cambridge.

Lau, Theresa et.al. 2004. Organizational Capabilities and Performance of SMEs in Dynamic and Stable Environments. Entrepreneurship and Innovation journal.

Neufeldt Victoria dan Guralnik David, 1988, Kamus Webster’s, Dictonary of American English, Thiad College Edition

Purnomo, 2003. Pencapaian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Melalui Fungsi dan Peran Sumber Daya Manusia. STIE Stikubank, Semarang

Richard Daft. 1999. Tranformational Leadership : A Pescription for Contemporary Organizations. Copyright 1999.

Riyanti B. P. D. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Grasindo, Jakarta

Raju, P.S et.al. 2000. The Relationship between Market Orientation and Performance in the Hospital Industry: A Structural Equation Modeling Approach. Health Care Management Science.

Tambunan, 2004. The Performance of Small Enterprises During Economic Crisis: Evidence from Indonesia. Journal of Small Business Management.

Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil dan Menegah di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Salemba Empat. Jakarta.

Zukkieflimansyah dan Banu Muhamad H, 2003. Refleksi Dinamika Inovasi Teknologi UKM di Indonesia: Studi Kasus Industri Logam dan Permesinan. Usahawan Indonesia No. 08/TH. XXXII

Page 28: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

SISTEM PENGAWASAN PERSONALIA RETRIBUSI PADA PERUSAHAAN DAERAH

PASAR (PDP) UNIT PASAR WUA-WUA KOTA KENDARI

Asrip Putra 1) & Awaluddin Muchtar 2)

ABSTRACT

This Research is done as a mean to know the system of personnel controling applied by Company Market Area Town Kendari to personnel retribution Unit Market Wua-Wua Town Kendari of what have as according to standard specified or not. this Research type is eksplanatori so that use the primary data collected through the kuesioner. Responder withdrawal done by census and use appliance analysis method. Result this research indicate that the system of personnel observation going into effect and applied in Company Market Area Town Kendari at personnel retribution of Unit Market Wua-Wua Town Kendari have as according to specified standard, is visible from result analyse the percentage responder answer of direct controling variable, indirect observation, and sudden controling expressing according to is 57,2 - 100 %, while 14,3 - 42,8 % expressing inappropriate, hence pursuant to way of measurement specified by that is taking highest value from percentage responder answer. This indicate that the controling retribution personnel at Unit Market Wua-Wua Company Market Area Town Kendari have as according to controling standard specified.

Key Word : Direct Controling, Indirect Controling And Sudden Controling.

PENDAHULUAN

Organisasi adalah suatu sistem

perserikatan, berstruktur dan terkoordinasi

dari sekelompok orang yang bekerja sama

dalam mencapai tujuan tertentu. Malayu S.P

Hasibuan (1996 : 130) Organisasi hanya

merupakan alat dan wadah tempat bagi para

manajer melakukan kegiatan-kegiatannya

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebagaimana yang diketahui bahwa di

dalam organisasi terdapat beberapa unsur,

diantaranya manusia, tujuan, pekerjaan dan

struktur. Dalam suatu organisasi harus ada

kesatuan yang ingin dicapai dimana

organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap

bagiannya harus berusaha untuk mencapai

tujuan tersebut karena organisasi akan

kacau jika tidak ada kesatuan tujuan.

Olehnya itu dalam suatu organisasi

dibutuhkan manajer yang memiliki

kemampuan memimpin, pengetahuan dan

keterampilan.

Manajer sebagai pemimpin sangat

dibutuhkan untuk menyusun rencana

kegiatan kerja kedepan dan melaksanakan

rencana tersebut agar supaya tujuan

organisasi dapat tercapai dengan baik

sesuai dengan apa yang diharapkan

sebelumnya. Demikian mendesaknya

pemenuhan akan manajer, sehingga usaha

dilakukan secara intensif untuk

mempersiapkan manajer yang efektif,

bukan hanya para ilmuwan pun terus

bekerja keras untuk mengembangkan teori

manajemen sehingga para manajer

dilapangan semakin mampu menjalani

proses manajemen itu dengan tingkat

Page 29: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang

semakin tinggi.

Salah satu bidang yang terus menerus

mendapat perhatian dari para ilmuwan dan

para praktisi adalah fungsi-fungsi manajerial.

Bidang ini mendapat perhatian serius karena

efektivitas manajerial seseorang pada

akhirnya tercermin dan diukur dengan

kemampuannya menyelenggarakan semua

fungsi-fungsi tersebut. Siagian (1988 : 165)

menjelaskan salah satu fungsi manajerial

adalah pengawasan. Titik tolak yang

digunakan dalam membahas pengawasan

sebagai fungsi pokok manajemen adalah

merupakan proses pengamatan dari seluruh

kegiatan organisasi guna lebih menjamin

bahwa semua pekerjaan yang sedang

dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya”. Sedangkan

Sebagai fungsi organiknya, pengawasan

merupakan salah satu tugas yang mutlak

diselenggarakan oleh semua orang yang

menduduki jabatan manajerial, mulai dari

manajer puncak hingga para manajer rendah

yang langsung mengendalikan kegiatan-

kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh

semua petugas operasional.

Membahas pengawasan sebagai fungsi

pokok manajerial sesungguhnya berarti

berusaha menemukan jawaban terhadap

pertanyaan mengapa pengawasan mutlak

perlu dilaksanakan. Pertanyaan yang sangat

mendasar tidak selalu mudah dan tidak pula

sederhana karena proses administrasi dan

manajemen merupakan hal yang sangat

kompleks, yang jelas bahwa usaha mencari

jawaban terhadap pertanyaan tersebut

tidak bisa didekati hanya secara teknis dan

mekanistik saja, akan tetapi harus dikaitkan

dengan sifat dasar manusia sebagai

pelaksana kegiatan-kegiatan operasional

dalam suatu organisasi. Ini berarti bahwa

pendekatan teknis dan keperilakuan harus

digabung agar terjadi proses pengawasan

yang mendatangkan hasil sesuai dengan

harapan semua pihak dalam organisasi

yang bersangkutan. Agar kegiatan

pengawasan membuahkan hasil yang

diharapkan, perhatian serius perlu diberikan

kepada berbagai dasar pemikiran yang

sifatnya fundamental.

Perusahaan Daerah Pasar (PDP)

Kota Kendari adalah perusahaan yang

bergerak dibidang pembangunan kios dan

retribusi kios, dimana konsumennya adalah

para pemilik kios yang ada di pasar wilayah

Kota Kendari. Dalam hal penarikan retribusi

ini tidak dilakukan secara langsung oleh

Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari

melainkan dilakukan oleh petugas retribusi

yang ada pada masing-masing Unit Pasar,

salah satunya adalah petugas retribusi

yang ada pada Unit Pasar Wua-Wua yang

pegawainya berjumlah 8 orang yang

dipimpin oleh seorang Kepala Pasar yang

ditunjuk langsung oleh Perusahaan Daerah

Pasar Kota Kendari agar supaya para

petugas retribusi dapat diawasi setiap hari

sebab pihak perusahaan tidak dapat

mengawasi semua petugas retribusi setiap

Page 30: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

hari karena letak kantor berjauhan. Retribusi

pada Perusahaan Daerah Pasar Kota

Kendari terdiri atas empat jenis, yaitu:

retribusi sewa tanah, retribusi jualan,

retribusi kebersihan dan keamanan.

Mencermati pentingnya pengawasan

personalia, untuk melakukan pengamatan

dan pengukuran kegiatan operasional

beserta hasil yang dicapai, apakah dalam

kegiatan operasional tersebut terjadi

penyimpangan-penyimpangan, kemudian

dibandingkan dengan sasaran dan standar

yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal inilah

yang menyebabkan penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang sistem

pengawasan terhadap personalia retribusi.

Masalah pokok yang menjadi perhatian

peneliti apakah sistem pengawasan yang

diterapkan oleh Perusahaan Daerah Pasar

terhadap personalia retribusi sudah sesuai

standar yang ditetapkan. Tujuan yang ingin

dicapai adalah untuk mengetahui sistem

pengawasan personalia yang diterapkan

oleh Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota

Kendari terhadap personalia retribusi Unit

Pasar Wua-Wua Kota Kendari sudah sesuai

dengan standar yang ditetapkan atau tidak.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada

Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota

Kendari, dan Unit Pasar Wua-Wua Kota

Kendari. Sumber data yang dipakai dalam

penelitian ini adalah: (a) data primer adalah

data yang diperoleh secara langsung dari

karyawan yang melakukan pengawasan

pada personalia Retribusi Unit Pasar Wua-

Wua Kota Kendari yang sekaligus dijadikan

responden penelitian ini; (b) data sekunder

yaitu data yang diperoleh dari PDP Kota

Kendari, meliputi gambaran umum, jumlah

karyawan, struktur organisasi, uraian tugas,

dan standar pengawasan.

Metode pengumpulan data dilakukan

dengan cara interview yaitu pengumpulan

data yang dilakukan dengan mengadakan

tanya jawab kepada responden yang

berupa pertanyaan lisan dan juga dengan

menggunakan panduan kuesioner dan

dokumentasi yaitu dengan cara mengambil

data yang telah didokumentasikan oleh

Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh karyawan yang diberi tugas dan

berwenang melakukan pengawasan

terhadap personalia retribusi yang

berjumlah 7 orang dan juga karyawan atau

petugas retribusi yang diawasi berjumlah 8

orang. Jadi jumlah keseluruhan populasi

adalah 15 orang sehingga seluruh populasi

dijadikan sebagai responden dalam

penelitian ini.

Alat analisis yang akan digunakan

dalam pembahasan penelitian ini adalah

analisis deskriptif, yaitu mengungkapkan

keadaan atau tanggapan dari responden

lalu kemudian membandingkannya dengan

standar yang telah ditetapkan oleh

Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota

Kendari. Sifat dari analisis adalah kualitatif,

sedangkan penganalisaannya dengan

Page 31: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

menghitung persentase dari jawaban yang

diberikan oleh responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengawasan personalia retribusi pada

Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota

Kendari sudah sesuai dengan yang

ditetapkan. Hasil penelitian memberikan

ukuran sesuai dengan tidak sesuai. Lebih

jelasnya uraian dari masing-masing indikator

penukuran variabel sebagai berikut:

Pengawasan Langsung

Pengawasan langsung ini dilakukan

secara langsung oleh para direksi dan para

pegawai yang telah diberi tugas untuk

mengawasi jalannya perusahaan sesuai

dengan Peraturan Daerah nomor 302 tahun

2004 tentang pembentukan susunan

organisasi dan tata kerja Perusahaan

Daerah Pasar Kota Kendari. Menurut

Peraturan Daerah ini, ada 7 orang yang

ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan

penagihan yaitu Direktur Utama, Direktur

Teknik & Operasional, Direktur Administrasi

& Keuangan, Kabag Fisik & Prasarana, Kasi

Pemasaran & Penagihan, Kabag Keuangan,

Kepala Unit Pasar. Pengawasan Langsung

terdiri dari pengamatan langsung dan

pemeriksaan langsung. Pernyataan

responden dapat dilihat pada urain berikut:

a. Pengamatan Dan Pemeriksaan

Langsung di Lapangan mayoritas

responden memberikan jawaban “Ya”

yang terdiri dari 7 orang responden atau

100% yang berarti dilakukan

pengawasan dan pemeriksaan

langsung di lapangan, tetapi hanya

satu saja dari tujuh responden ini yang

melakukan pengamatan dan

pemeriksaan langsung setiap hari

sedangkan sisanya melakukan

pengamatan dan pemeriksaan langsung

sebanyak satu kali dalam satu bulan

sebab semua itu tergantung dari

perintah atasan.

b. Perlunya Dilakukan Pengamatan Dan

Pemeriksaan Langsung di Lapangan

Untuk Mengetahui Kesesuaian Dengan

Standar Yang Ditetapkan secara

keseluruhan responden yang terdiri dari

7 orang atau 100 % menjawab “Ya”,

sebab kinerja bawahan akan dapat

diketahui jika dilakukan pengamatan

secara langsung. ini menunjukkan

bahwa pengamatan dan pemeriksaan

langsung dilapangan perlu dilakukan

untuk mengetahui kesesuaian dengan

standar yang ditetapkan. Jadi,

berdasarkan uraian diatas, untuk

mengetahui kesesuaian dengan standar

yang ditetapkan, maka perlu dilakukan

pengamatan dan pemeriksaan langsung

di lapangan kepada personalia retribusi

di Unit Pasar Wua-Wua Kota Kendari.

c. Hasil Pengamatan dan Pemeriksaan

Langsung, Personalia Retribusi Bekerja

Sesuai Dengan Jam Kerja Yang

Ditentukan, sebanyak 6 orang atau

85,7% menjawab Ya, yang berarti

petugas retribusi sudah bekerja sesuai

Page 32: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

dengan jam kerja yang ditentukan karena

mereka melihat dari daftar hadir petugas

dan semuanya datang dan pulang tepat

pada waktunya yakni petugas datang jam

08.00 dan pulang pada jam 15.00 WITA,

dan 1 orang atau 14,3 % menjawab tidak

sesuai dengan jam kerja yang ditentukan

karena masih ada petugas retribusi yang

biasa datang terlambat dan masih

terdapat juga petugas retribusi yang

biasanya pulang sebelum waktunya.

Jadi, berdasarkan uraian di atas

menunjukkan bahwa para petugas

retribusi sudah bekerja sesuai dengan

standar yang ditetapkan oleh

Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari.

d. Hasil Pengamatan Dan Pemeriksaan

Langsung Jumlah Uang Retribusi Yang

Diperoleh Petugas Retribusi Sesuai

Dengan Jumlah Karcis Yang Dikeluarkan

4 orang responden atau 57,2 %

menjawab Ya, yang berarti jumlah uang

retribusi yang diperoleh petugas retribusi

sudah sesuai dengan jumlah karcis yang

dikeluarkan, sedangkan 3 orang

responden atau 42,8 % menjawab tidak

karena biasanya petugas retribusi

memungut retribusi tanpa memberikan

karcis retribusi pada orang yang telah

membayar uang retribusi. Dan uang

tersebut tidak disetor ke Perusahaan

Daerah Pasar Kota Kendari. Sebab uang

retribusi yang disetor ke Perusahaan

Daerah Pasar Kota Kendari hanyalah

uang retribusi yang diperoleh dari karcis

karena pihak Perusahaan Daerah Pasar

Kota Kendari selalu menyesuaikan

jumlah pungutan retribusi yang

disetorkan oleh petugas retribusi

dengan banyaknya karcis yang

dikeluarkan serta sesuai dengan

besarnya tarif karcis tersebut.

Misalanya, seperti yang terjadi pada

daftar realisasi pengeluaran karcis

untuk retribusi jualan bulan februari

tahun 2007, pada bulan tersebut terlihat

bahwa jumlah pengeluaran karcis

sudah sesuai dengan jumlah

penerimaan retribusi, dimana para

petugas retribusi berhasil menarik

retribusi sebanyak Rp. 3.750.000 untuk

jenis retribusi kios yang tarifnya Rp.

1.500/lbr dengan pengeluaran karcis

sebanyak 2.500 lembar, dan Rp.

2.700.000 untuk jenis retribusi lods

yang tarifnya Rp.1.000/lbr dengan

pengeluaran karcis sebanyak 2.700

lembar, serta Rp. 1.851.000 untuk jenis

retribusi pelataran (PKL) yang tarifnya

Rp. 1.000/lbr dengan pengeluaran

karcis sebanyak 1.851 lembar. Ini

berarti, tidak ada penyimpangan antara

jumlah penerimaan retribusi dengan

jumlah pengeluaran karcis yang

dilakukan oleh petugas retribusi. Jadi,

berdasarkan uraian di atas

menunjukkan bahwa hasil pengamatan

dan pemeriksaan langsung jumlah uang

retribusi yang diperoleh petugas

Page 33: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

retribusi sudah sesuai dengan jumlah

karcis yang dikeluarkan.

e. Hasil Pengamatan Dan Pemeriksaan

Langsung Jumlah Uang Retribusi Yang

Diperoleh Petugas Retribusi Sudah

Sesuai Target Yang Telah Ditentukan

oleh Perusahaan Daeerah Pasar (PDP)

Kota Kendari sebanyak 5 orang

responden atau 71,4 % menjawab Ya

karena para petugas retribusi telah

berhasil mencapai bahkan beberapa kali

melampaui target untuk tahun 2007

seperti yang terlihat pada daftar realisasi

penerimaan retribusi untuk tahun 2007.

Ini berarti jumlah uang retribusi yang

diperoleh petugas retribusi sudah sesuai

dengan target yang ditentukan,

sedangkan 2 orang resonden atau 28,6

% menjawab tidak sebab mereka melihat

dari realisasi penerimaan retribusi tahun

2007 bahwa petugas retribusi pernah

sekali dalam tahun 2007 tidak mencapai

target ini terlihat pada realisasi

penerimaan pada bulan oktober dimana

petugas retribusi hanya mendapatkan

uang retribusi sebanyak Rp. 17.824.450.

dan mereka menganggap bahwa

penerimaan tersebut sangat jauh dari

target yang seharusnya yaitu Rp.

21.600.000 per bulannya, sebab target

mereka per hari adalah Rp. 720.000 dan

jika dikalikan dengan 30 hari (Satu

Bulan) maka target per bulannya adalah

Rp. 21.600.000. inilah yang menjadi

alasan mengapa ada responden yang

mengatakan tidak mencapai target. Lain

lagi halnya bagi responden yang

mengatakan ya, mereka menganggap

bahwa jumlah uang retribusi yang

diperoleh petugas retribusi sudah

sesuai dengan target yang ditentukan

dan adapun menurunnya pungutan

retribusi pada bulan oktober itu

bukanlah hal yang disengaja oleh

petugas retribusi untuk tidak mencapai

target melainkan disebabkan karena

adanya beberapa faktor: pertama:

karena pada bulan oktober banyak

pedagang yang tidak berjualan sebab

masih dalam bulan ramadhan (puasa),

kedua: karena adanya hujan sehingga

pedagang banyak yang tidak berjualan,

ketiga: karena terdapat hari raya idul fitri

dan adanya cuti bersama para PNS

selama lima hari sehingga pegawai Unit

Pasar Wua-Wua tidak masuk kantor

selama lima hari, ke empat: karena

setelah hari raya masih banyak

pedagang yang belum berjualan dan

biasanya pasar akan kembali normal

satu minggu setelah hari raya. Selain

alasan tersebut diatas, ditambahkan

juga bahwa jika keseluruhan

penerimaan retribusi tersebut di rata-

ratakan maka realisasi penerimaan

retribusi dari bulan Januari sampai

Nopember sebenarnya telah

melampaui target yang ditentukan oleh

Perusahaan Daerah Pasar Kota

Kendari dimana target per bulannya

Page 34: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

adalah Rp. 21.600.000, jika dikalikan

dengan sebelas bulan maka jumlahnya

hanya Rp. 237.600.000, sedangkan

realisasi penerimaan retribusi yang

dicapai oleh petugas retribusi dari bulan

Januari sampai dengan bulan Nopember

adalah mencapai Rp. 256.701.750. ini

berarti bahwa petugas retribusi telah

melampaui target yang ditentukan. Jadi,

berdasarkan uraian di atas menunjukkan

bahwa hasil pengamatan dan

pemeriksaan langsung mengenai jumlah

uang retribusi yang diperoleh petugas

retribusi sudah sesuai dengan target

yang ditetapkan oleh PDP Kota Kendari.

Pengawasan Tidak Langsung

Pengawasan Tidak Langsung yang

dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar

Kota Kendari adalah pengawasan jarak jauh,

artinya dengan melalui laporan yang

diberikan oleh personalia retribusi baik

kepada Kepala Unit Pasarnya maupun

kepada Perusahaan Daerah Pasar Kota

Kendari. Untuk mengetahui jawaban dari

responden mengenai pengawasan tidak

langsung yang dilakukan oleh Perusahaan

Daerah Pasar Kota Kendari dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Laporan Petugas Retribusi Diadakan

Secara Teratur atau Terjadwal seluruh

responden atau 100 % menjawab Ya,

sebab laporan yang dilakukan secara

teratur atau terjadwal akan dapat

memudahkan pihak Perusahaan Daerah

Pasar (PDP) Kota Kendari dalam

mengawasi para petugas retribusi

karena mengingat bahwa tidak semua

responden dapat mengawasi para

petugas retribusi setiap hari sebab letak

kantor yang berjauhan. Jadi,

berdasarkan uraian diatas bahwa dalam

pengawasan tidak langsung dengan

laporan-laporan petugas retribusi yang

ada pada Unit Pasar Wua-Wua

dilakukan secara teratur atau terjadwal.

b. Laporan petugas retribusi baik dan

sangat membantu untuk mengetahui

kesesuaian hasil kerja dengan standar

yang ditetapkan seluruh responden atau

100 % menjawab Ya, karena laporan

petugas retribusi sangat membantu

sekali bagi mereka yang mengawasi

petugas retribusi guna untuk

menyesuaikan hasil kerja petugas

retribusi dengan standar yang telah

ditetapkan. Jadi, berdasarkan uraian

diatas diketahui bahwa laporan-laporan

petugas retribusi sangat baik dan

sangat membantu para responden yang

melakukan pengawasan pada

personalia retribusi guna mengetahui

kesesuaian hasil kerja dengan standar

yang ditetapkan oleh Perusahaan

Daerah Pasar Kota Kendari.

c. Hasil laporan petugas retribusi, wilayah

penagihan mereka sudah sesuai

dengan wilayah penagihan yang

ditentukan 6 orang atau 85,7%

menjawab Ya, ini berarti bahwa hasil

laporan petugas retribusi mengenai

Page 35: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

wilayah penagihan mereka sudah sesuai

dengan wilayah penagihan yang

ditentukan. 1 orang responden atau 14,3

% menjawab tidak sesuai dengan

wilayah penagihan yang ditentukan,

sebab biasanya petugas retribusi lebih

senang menagih di daerah-daerah

kering daripada di daerah yang basah.

Akibatnya terkadang ada petugas yang

nakal dan mereka menagih bukan pada

wilayah yang sudah ditentukan, yang

mereka pikirkan adalah bagaimana

caranya supaya target per hari dapat

mereka capai dengan cepat, hal inilah

yang biasanya menyebabkan para

pedagang merasa heran karena saat

mereka sudah membayar uang retribusi

tiba-tiba pada beberapa waktu

kemudian ada lagi petugas lain yang

datang menagih untuk retribusi yang

sama. Misalnya bagi petugas yang nakal

saat ditugaskan untuk menagih kios pada

blok A, karena daerah tersebut banyak

kerabat maka dia menagih sebagian kios

saja pada blok tersebut dan

membebaskan retribusi bagi kerabatnya

dan ia pindah ke blok kios yang bukan

daerahnya untuk menutupi kekurangan

target, yang ia pikirkan hanyalah yang

penting target penerimaan per harinya

terpenuhi dan mengabaikan wilayah

penagihannya. Jadi, dari uraian diatas,

menunjukkan bahwa dari hasil laporan

petugas retribusi pada Unit Pasar Wua-

Wua Kota Kendari, wilayah penagihan

mereka sudah sesuai dengan wilayah

penagihan yang ditentukan.

d. Hasil Laporan Petugas Retribusi, Para

Petugas Retribusi Mengisi Daftar Hadir

Setiap Hari Kerja sebanyak 5 orang

atau 71,4 % menjawab Ya, ini berarti

bahwa hasil laporan petugas retribusi,

para petugas retribusi mengisi daftar

hadir setiap hari kerja. 2 orang

responden atau 28,6 % menjawab tidak,

karena mereka beranggapan bahwa

ada beberapa petugas retribusi yang

mengabaikan daftar hadir saat mereka

masuk ataupun pulang kantor dan

biasanya mereka akan mengisi daftar

hadir tersebut pada keesokan harinya,

kemudian juga biasanya ada petugas

yang lupa untuk mengisi daftar

hadirnya. Dari uraian diatas,

menunjukkan bahwa dari hasil laporan

petugas retribusi pada Unit Pasar Wua-

Wua, para petugas retribusi mengisi

daftar hadir setiap hari kerja.

e. Hasil Laporan Petugas Retribusi,

Jumlah Uang Retribusi Yang Disetor

Sesuai Dengan Jumlah Yang Mereka

Peroleh sebanyak 4 orang atau 57,2%

menjawab Ya karena petugas retribusi

menyetorkan uang retribusi yang

diperoleh semuanya sesuai dengan

jumlah pengeluaran karcis yang telah

dicocokkan oleh pihak perusahaan dan

mengenai uang retribusi yang dipungut

tanpa karcis sangat sulit diketahui

kebenarannya. sedangkan 3 orang

Page 36: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

responden atau 42,8 % menjawab tidak

sesuai dengan jumlah yang mereka

peroleh karena adanya beberapa

petugas retribusi yang nakal dan

biasanya menarik uang retribusi tetapi

orang yang dimintai retribusi tidak

diberikan karcis yang biasanya terjadi

pada retribusi lain-lain (retribusi parkir)

dan uang tersebut biasanya diambil dan

tidak diserahkan kepada Perusahaan

sebab uang yang dimasukkan ke

Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari

hanyalah jumlah uang yang sesuai

dengan jumlah dan jenis karcis yang

dikeluarkan oleh petugas retribusi

sedangkan uang yang diperoleh tanpa

mengeluarkan karcis biasanya sulit untuk

diketahui oleh pihak Perusahaan Daerah

Pasar Kota Kendari. Jadi, uraian di atas,

menunjukkan bahwa dari hasil laporan

petugas retribusi pada Unit Pasar Wua-

Wua Kota Kendari, jumlah uang retribusi

yang disetor sesuai dengan jumlah uang

retribusi yang mereka peroleh.

Pengawasan Mendadak

Pengawasan Mendadak (Sidak) yang

dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar

(PDP) Kota Kendari adalah pengawasan

yang dilakukan secara mendadak untuk

mengetahui apa pelaksanaan atau

peraturan-peraturan yang ada dilaksanakan

atau tidak dilaksanakan dengan baik.

Pengawasan Mendadak dilakukan dengan

cara melakukan uji petik yang dilaksanakan

sebanyak empat kali dalam satu tahun guna

untuk mengetahui hal-hal apa saja yang

menyebabkan petugas retribusi tidak dapat

mencapai target yang ditetapkan oleh

Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota

Kendari jika seandainya petugas retribusi

yang ada pada Unit Pasar Wua-Wua tidak

mencapai target. Uji petik ini rutin dilakukan

setiap tahun baik target telah dicapai oleh

petugas retribusi maupun tidak dicapai,

sebab uji petik ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya penyimpangan yang

mungkin saja dilakukan oleh petugas

retribusi. Tanggapan responden atas

indicator pengukuran pengawan mendadak

dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Hasil uji petik, harus dilakukan tiap

tahun guna mengetahui kesesuaian

hasil kerja petugas retribusi dengan

target yang ditetapkan sebanyak 6

orang responden atau 85,7 %

menjawab Ya, bahwa uji petik harus

dilakukan tiap tahun guna mengetahui

kesesuaian hasil kerja petugas retribusi

dengan target yang ditetapkan maka

perlu dilakukan tiap tahun agar supaya

pengawasan yang dilakukan terhadap

petugas retribusi betul-betul dapat

mengatasi kemungkinan terjadinya

pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan oleh petugas retribusi. 1

orang responden atau 14,3% menjawab

Tidak karena menganggap bahwa uji

petik itu harus dilakukan apabila target

yang ditetapkan oleh Perusahaan

Daerah Pasar (PDP) Kota Kendari tidak

Page 37: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

dapat dicapai oleh petugas retribusi yang

ada pada Unit Pasar Wua-Wua maka

barulah uji petik itu dilakukan agar

supaya pihak Perusahan Daerah Pasar

(PDP) Kota Kendari dapat mengetahui

dimana letak kesalahan para petugas

retribusi mengenai mengapa target

tersebut tidak dapat dicapai, apakah ada

kecurangan yang dilakukan oleh petugas

retribusi atau tidak. Jadi, berdasarkan

uraian diatas diketahui bahwa uji petik

harus dilakukan tiap tahun guna

mengetahui kesesuaian hasil kerja

petugas retribusi dengan target yang

ditetapkan oleh Perusahaan Daerah

Pasar (PDP) Kota Kendari.

b. Hasil uji petik, tidak jauh berbeda antara

jumlah pungutan retribusi yang diperoleh

pada saat uji petik oleh perusahaan

daerah pasar dengan jumlah pungutan

retribusi yang diperoleh petugas retribusi

yang ada pada unit pasar wua-wua

sebanyak 5 orang responden atau 71,4%

menjawab Ya, tidak jauh berbeda karena

tim uji petik biasanya memperoleh

pungutan retribusi yang jumlahnya tidak

jauh berbeda dengan yang biasa

diperoleh petugas retribusi Unit Pasar

Wua-Wua dan biasanya perbedaan

pungutan retribusi petugas dengan tim uji

petik hanya berkisar antara Rp. 5.000

sampai dengan Rp. 10.000 dan menurut

mereka yang terpenting adalah bahwa

pungutan retribusi yang diperoleh

petugas retribusi Unit Pasar Wua-Wua

sudah melampaui target jadi perbedaan

tersebut tidak perlu dipermasalahkan.

sedangkan 2 orang responden atau

28,6 % menjawab Tidak karena

pungutan retribusi yang dilakukan saat

uji petik hasilnya jauh berbeda dengan

pungutan yang didapat oleh petugas

retribusi Unit Pasar Wua-Wua selama

ini karena mereka melihat bahwa

perbedaan antara Rp. 5.000 sampai

dengan Rp. 10.000 itu adalah

perbedaan yang cukup jauh. Jadi,

berdasarkan uraian diatas diketahui

bahwa tidak ada perbedaan jauh antara

jumlah pungutan retribusi yang

diperoleh pada saat uji petik oleh

Perusahaan Daerah Pasar dengan

jumlah pungutan retribusi yang

diperoleh petugas retribusi yang ada

pada Unit Pasar Wua-Wua Kota

Kendari.

c. Hasil uji petik, petugas retribusi unit

pasar wua-wua dianggap berhasil

mengerjakan tugasnya dengan baik

seluruh responden atau 100 %

menjawab Ya, karena walaupun ada

perbedaan antara jumlah pungutan

retribusi yang diperoleh petugas

retribusi dengan tim uji petik tetapi

petugas Unit Pasar Wua-Wua sudah

bekerja dengan baik hal ini dapat dilihat

melalui realisasi penerimaan retribusi

pada tahun 2007 dimana para petugas

retribusi telah berhasil melampaui target

yang ditetapkan oleh Perusahaan

Page 38: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Daerah Pasar. Jadi, berdasarkan uraian

diatas diketahui bahwa petugas retribusi

telah berhasil menjalankan tugasnya

dengan baik dan mengikuti standar yang

ditetapkan oleh PDP Kota Kendari.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari persentase pengukuran

kesesuaian standar pengawasan personalia

retribusi pada Unit Pasar Wua-Wua Kota

Kendari, menunjukkan bahwa hasil

persentase jawaban responden, yang

menyatakan bahwa pengawasan personalia

pada bagian retribusi yang ada pada Unit

Pasar Wua-Wua sesuai dengan standar

yang ditetapkan pada variabel pengawasan

langsung, pengawasan tidak langsung, dan

pengawasan mendadak adalah 57,2 % - 100

%. Sedangkan 14,3 % - 42,8 % menyatakan

pengawasan dilakukan pada personalia

retribusi yang ada du Unit Pasar Wua-Wua

tidak sesuai dengan standar ditetapkan.

Berdasarkan cara pengukuran yang

ditetapkan, yaitu mengambil nilai tertinggi

dari hasil persentase jawaban responden

terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 57,2 % -

100 % menyatakan sesuai dengan standar

yang ditetapkan. Jadi, pengawasan yang

diterapkan pada personalia retribusi Unit

Pasar Wua-Wua telah sesuai dengan

standar yang ditetapkan oleh Perusahaan

Daerah Pasar (PDP) Kota Kendari.

KESIMPULAN

Hasil analisis persentase jawaban

responden pada variabel pengawasan

langsung dan pengawasan tidak langsung

yang menyatakan sesuai adalah 57,2%-

100%, sedangkan 14,3%-42,8%

menyatakan tidak sesuai, maka

berdasarkan cara pengukuran yang

ditetapkan yaitu mengambil nilai tertinggi

dari persentase jawaban responden. Hal ini

menunjukkan bahwa pengawasan

personalia yang dilakukan di Perusahaan

Daerah Pasar (PDP) pada personalia

retribusi Unit Pasar Wua-Wua Kota Kendari

sudah sesuai dengan standar pengawasan

yang ditetapkan. Sistem pengawasan

personalia yang berlaku dan diterapkan di

Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota

Kendari pada personalia retribusi Unit

Pasar Wua-Wua Kota Kendari sudah

sesuai dengan standar yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alex S. Nittismito, 1983. Manajemen Suatu Dasar dan pengantar. Balai Aksara. Jakarta

Alex S. Nittismito, 1996. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Ghalia Indonesia. Jakarta

Arifin Abdul rachman, 1994. Aspek Hukum Dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah Rineka Cipta. Jakarta

Bulizuar Buyung, 1986. Modul sistem Administrasi Negara Indonesia. Karunika Jakarta

Edwin B. Flippo, 1998. Manajemen Personalia. BPFE. UGM. Yogyakarta

H. A. Harding, 1984. Manajemen Produksi. Balai Aksara. Jakarta

Page 39: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Henry Simamora, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE. YKPN. Yogyakarta

H. S Hadibroto dan Oemar Witarsa, 1984. Sistem Pengawasan Internal. FEUI. Jakarta

IG. Wursanto, 1989. Manajemen Kepegawaian 1. Kanisius. Yogyakarta

Imran Latif, 2004. Skripsi Hubungan Intensitas Pengawasan Dengan Kinerja TenagaKerja Pada PT. PLN (Persero)Wilayah VIII Cabang kendari. FEUH. Kendari

Jusuf Irianto, 2001. Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia. Insan Cendekia. Surabaya

Moh. Mas’ud, 1984. Manajemen Personalia. Erlangga. Jakarta

Malayu S. P. Hasibuan, 1996. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. PT. Toko Gunung Agung

Manullang, 1991. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta

Peraturan Daerah Nomor 3, 2004. Tentang Pembentukan Perusahaan Daeah Pasar (PDP) Kota Kendari. Bagian

Hukum Sekretariat Kota Kendari. Kendari

Raymon Meleod, JR, 1996. Sistem Informasi Manajemen Jilid 1 Edisi Indonesia. PT. Prenhallindo. Jakarta

Sondang P. Siagian, 1988. Fungsi-Fungsi manajerial. Bumi Aksara. Jakarta

Sujamto, 1985. Beberapa Pengertian Dibidang Pengawasan. edisi revisi.

Ghalia Indonesia. Jakarta

Sujamto, 1994. Aspek-Aspek Pengawasan Di Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta

Sukarna, 1988. Pengendalian Mutu. BPFE UI. Jakarta

Sutjiono EK. N, 1977. Kamus Ilmiah Populer. Bintang Pelajar. Jakarta

T. Hani Handoko, 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia edisi 2. BPFE. Yogyakarta

V. M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1994. Aspek Hukum Pengawasan Melekat Dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah. Rineka Cipta. Jakarta

Winardi, 1983. Asas-Asas Manajemen. Alumni Bandung. Bandung

Winardi, 1989. Manajemen Pemasaran. PT. Bina Aksara. Jakarta

Page 40: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

STRATEGI SEGMENTASI, TARGETING DAN POSITIONONG PADA PT. KENDARI POS

Rahmat Madjid 1) & Agus Novianto 2)

ABSTRACT

This research has purpose to know about, would the segmentation, targeting and positioning strategy of PT Kendari Pos can be improve the market segmentation which using segmentation matrix, targeting using matrix strategy approach and positioning using qualitative approach. The result of this research show that based on descriptive analysis which using segmentation matrix, descriptive using matrix strategy approach and descriptive using qualitative approach indicate the marketing activity of Kendari Pos newspaper has done entirely to the markets segment, includes small and large shop that is gone around in whole of South East Sulawesi doing by lockers and sales agent who are becoming a business partner of PT Kendari Pos. Targeting market of Kendari Pos newspaper are consumer 10- 29 years old, 30-49 years old and over 50 years old, that is the students, officer, entrepreneur, merchant and pensioner. So that, PT Kendari Pos can improve its sale volume over the last five years. Product positioning of Kendari Pos newspaper as the local newspaper getting a first place offeredly five sheets and twenty pages, includes local news, national and international news and advertising which differs from its competitor. Kendari Pos newspaper at its everyday publication reach for and maintain its position as the local media print in South East Sulawesi.

Key Words : Segmentation, Targeting and Positioning Strategy

PENDAHULUAN

Upaya untuk mempertahankan

segmen pasar yang telah dibentuk selama

menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan

berupaya untuk menetapkan target pasar

dan menempati posisi yang strategi dengan

produk yang relevan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen. Disisi lain preferensi

konsumen terhadap produk yang ditawarkan

membuat perusahaan-perusahaan bersaing

secara kompetitif untuk mendapat posisi dan

menciptakan keunggulan dalam berusaha.

Strategi dari setiap perusahaan untuk

mencapai sasaran yang diinginkan, adalah

bagian dan kegiatan perusahaan yang

mendorong perusahaan tersebut untuk

meraih pasar dan memperluas segmen

pasarnya di tengah persaingan usaha.

Perusahaan yang memutuskan untuk

beroperasi dalam pasar yang luas biasanya

tidak dapat melayani seluruh pelanggan

dalam pasar tersebut. Sehingga

perusahaan perlu mengidentifikasi segmen

pasar yang dapat dilayani secara efektif.

Memilih pasar dan melayani pelanggan

dengan baik, setiap perusahaan

menerapkan pemasaran sasaran dengan

membeda-bedakan segmen utama,

Page 41: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

membidik satu atau dua segmen dan

mengembangkan produk serta

merencanakan segmentasi pasar baru.

Kajian segmentasi pasar untuk

pemasaran produk dengan kemasan tertentu

membutuhkan sasaran pasar yang didukung

oleh loyalitas konsumen terhadap produk

yang dipasarkan. Segmentasi pasar

menunjukkan usaha perusahaan untuk

menetapkan pasar sasaran dan untuk

mencapai hal tersebut setiap perusahaan

menggunakan mitra usaha dan distributor

untuk menyalurkan produk yang dihasilkan

oleh perusahaan kepada konsumen.

Perusahaan-perusahaan distributor yang

menjadi mitra usaha dalam memasarkan

produk, juga mempunyai segmentasi pasar

yang ditargetkan untuk memperoleh posisi.

Produk yang dipasarkan seperti koran

merupakan salah satu dari sejumlah produk

media cetak dipasarkan oleh perusahaan

seperti yang dilakukan oleh PT. Kendari Pos.

Perkembangan usaha PT. Kendari Pos

didukung oleh sarana dan prasarana serta

kualitas sumber daya manusia yang handal

untuk mengelola bisnis media cetak yang

menghasilkan koran setiap hari kerja untuk

memenuhi kebutuhan informasi kepada

masyarakat di Kota Kendari. Penerbitan

koran setiap hari merupakan strategi

positioning produk yang ditujukan untuk

menjaga ketersediaan produk dipasar.

Strategi yang mendukung pemasaran

koran harian kendari pos ini meliputi strategi

segmentasi targeting dan positioning dengan

tujuan meningkatkan keunggulan dalam

bersaing. Hal ini tentunya disebabkan oleh

makin banyaknya perusahaan-perusahaan

yang bergerak dalam media cetak dan

menghasilkan produk yang sama. PT.

Kendari Pos dalam mengantisipasi

persaingan bisnis media cetak memberikan

kemasan produknya dengan jumlah lembar

pada setiap eksemplar koran sebanyak 14

halaman yang terdiri dari berbagai redaksi

dan promosi, informasi dan berita terkini.

Cara perusahaan untuk menbidik

pasar membuat PT.Kendari Pos melakukan

evaluasi terhadap perjualan di masa

lampau dan menetapkan mitra kerja (agen

dan pedagang) pelanggan tetap serta

pembeli potensial terhadap koran harian

kendari pos. Selain itu dari evaluasi yang

dilakukan, perusahaan juga merancang

penjualan yang dilakukan dan menetapkan

posisi koran harian kendari pos.

Pemasaran koran harian kendari pos

merupakan tindakan manajemen untuk

menyalurkan produk dan merancang

strategi pemasaran untuk dapat

melaksanakan kegiatan pemasaran dan

mempertahankan posisi produk dipasar.

Banyaknya pesaing dengan produk yang

sama membuat manajemen perusahaan

berupaya untuk meningkatkan kinerja

pemasaran dengan melakukan strategi

segmentasi, targeting dan positioning

produk. Mitra usaha yang mendukung

proses pemasaran koran harian kendari

pos tersebar di seluruh wilayah Sultra

Page 42: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

disalurkan melalui loker-loker dan pedagang

serta agen. Para mitra ini menjadikan PT.

Kendari Pos sebagai produsen besar dalam

menghasilkan produk koran. Kekuatan PT.

Kendari Pos didukung oleh aset perusahaan

berupa Gedung Graha Pena, artinya rumah

tulis dimana para wartawan dan jurnalis

melakukan aktivitas untuk menghasilkan

produk koran harian kendari pos. Kinerja

usaha penerbitan koran ini dilakukan dengan

menggunakan sarana dan prasarana yang

ada pada PT. Kendari Pos.

Disisi lain persaingan di dunia

informasi khususnya media cetak semakin

kompetitif, salah satu sisinya adalah

munculnya sejumlah media cetak seperti

Kendari Ekspress, dan Media Sultra yang

dibentuk sebagai badan usaha yang sama-

sama meliput berita dan sama-sama

menerbitkan berita sesuai dengan varsi kerja

atau model kerja masing masing

perusahaan. Bentuk persaingan ini membuat

manajemen PT. Kendari Pos berupaya untuk

meningkatkan kinerja untuk menjaga

eksistensi kualitas perusahaan dalam

menghasilkan produk korannya yang

menjadi sumber pendapatan bagi

perusahaan dan memenuhi permintaan

masyarakat akan informasi dari media cetak.

Berkembangnya usaha media cetak

yang semakin kompetitif memungkinkan ada

strategi untuk memperluas segmen pasar

dan target produk serta upaya untuk

memperkuat posisi produk dari masing-

masing perusahaan. Mecermati fenomena

empiris tersebut maka permasalahan pokok

yang dikaji dalam riset ini bagaimana

strategi segmentasi dan targeting serta

positioning PT. Kendari Pos. Tujuan yang

ingin dicapai adalah menjelasakan dan

mengakaji strategi segmentasi dan

targeting serta positioning yang dilakukan

pada PT.Kendari Pos.

METODE PENELITIAN

Obyek penelitian ini adalah strategi

segmentasi, targeting serta positioning

yang diterapkan pada PT.Kendari Pos.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah primer baik yang bersifat data

kualitatif maupun kuantitatif. data kualitatif

yaitu data yang meliputi kegiatan-kegiatan

perusahaan, seperti kegiatan produksi dan

pemasaran koran, dan data yang terkait

dengan segmentasi targeting serta

positioning. Sedangkan data kuantitatif

yaitu yang meliputi : volume produksi,

harga jual, volume penjualan, jumlah

pesaing. Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini dari PT. Kendari Pos

dengan menggunakan teknik pengumpulan

data interview dokumentasi.

Peralatan Analisis yang digunakan

untuk mencapai tujuan riset ini adalah

analisis deskriptif guna menjelaskan

variabel yang meliputi: (1) segmentasi

dengan pendekatan matriks segmentasi,

(2) targeting dengan menggunakan

pendekatan matriks strategis, dan (3)

positioning dengan menggunakan

pendekatan kualitatif.

Page 43: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui strategi pemasaran koran

harian kendari pos dengan menggunakan

variable, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Segmentasi Pasar (Market Segmentation)

Segmentasi pasar dilakukan untuk

mengidentifikasi dan membentuk kelompok

pembeli yang berbeda-beda sehingga dapat

menerapkan dan menetapkan sasaran pasar

dengan menempatkan produk koran harian

Kendari Pos serta usaha perusahaan untuk

memisahkan pasar Koran harian kendari pos

dari kelompok-kelompok pembeli koran.

Selain itu perlu juga dijelaskan kelompok

pembeli berdasarkan usia (Ages) yang

menjadi pembaca koran harian kendari pos

dikelompokkan berdasarkan segmen tingkat

pendapatan dan tingkat usia. Segmen pasar

koran harian kendari pos mencakup

konsumen yang berpendapatan kurang dari

Rp 500.000 hingga lebih dari Rp.1.000.000

dengan tingkat usia 10-29 tahun hingga lebih

dari 50 tahun.

Sasaran Pasar (Targeting Market)

Penentuan sasaran pasar yang akan

dilayani oleh PT. Kendari Pos dibentuk

dalam berbagai segmen yang akan ditujukan

atau ditetapkan sebagai sasaran pasar

seperti konsumen dengan tingkat usia 10-29

tahun, 30-49 tahun dan konsumen yang

berusia lebih dari 50 tahun, yaitu pelajar,

mahasiswa, pegawai/karyawan pegusaha,

pedagang, wiraswasta, pensiunan.

Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh bahwa sasaran pasar yang

ditujukan untuk dapat menjangkau pasar

konsumen yang seluas-luasnya sehingga

dapat memasarkan koran harian Kendari

Pos kepada konsumen secara langsung

baik melalui loper maupun agen penjualan

yang tersebar diseluruh wilayah Sulawesi

Tenggara. Konsumen yang menjadi

sasaran pasar bagi perusahaan dalam

penelitian ini ditetapkan untuk

memudahkan peneliti dalam mengkaji

sasaran pasar koran harian Kendari Pos

dibandingkan dengan koran pesaing yang

dijual pada lokasi pasar yang sama.

Posisi Produk (Product Positioning)

Posisi produk dalam penelitian ini

mengarah pada posisi dimana perusahaan

berupaya untuk menempatkan koran harian

Kendari Pos yang dihasilkan diantara koran

pesaing yang ada di pasar sebagai koran

yang mempunyai isi berita yang tepat dan

akurat, dengan harga yang dapat di

jangkau masyarakat. Pada umumnya berita

yang dicantumkan dalam koran harian

Kendari Pos, tidak beda jauh dengan berita

yang ada pada koran pesaing. Koran harian

Kendari Pos memuat berita dan informasi

yang lebih akurat untuk dapat

mempertahankan posisi di pasar.

Dalam penentuan posisi produk,

perusahaan melakukan diferensiasi produk

untuk membedakan jenis berita yang akan

dicantumkan pada setiap kolom halaman

dengan persentase yang telah ditetapkan

Page 44: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

oleh tim redaksi. Kemampuan dalam

memasarkan koran harian Kendari Pos

mendapatkan posisinya, sangat tergantung

pada kualitas wartawan atau tenaga

lapangan yang meliput dan mencari berita

cermat dan tepat untuk dicantumkan dalam

koran tersebut. Hal ini berkaitan dengan

kepuasan yang diperoleh konsumen atas

sejumlah berita yang dibutuhkan dari koran

harian Kendari Pos maupun pesaing.

Perkembangan Penjualan

Perkembangan penjualan koran harian

Kendari Pos yang dilakukan oleh PT.

Kendari Pos dari tahun ke tahun mengalami

perkembangan yang telah disajikan pada

tabel 3 dalam satuan karton yang dijual sejak

tahun 2002 - 2006. Perusahaan melakukan

kegiatan usaha dengan memanfaatkan hari

kerja setiap hari dan kegiatan pemasaran

dilakukan setiap hari untuk memberikan

informasi kepada masyarakat sebagai

bagian dari perkembangan informasi media

cetak yang dibutuhkan masyarakat untuk

memperoleh berita, iklan, promosi dan

pesan lainnya dalam koran harian kendari

pos.

Perkembangan penjualan koran

harian Kendari Pos setiap hari dalam 5

tahun terakhir (2002-2006) mengalami

perkembangan setiap tahunnya mencapai

23,45%. Secara rata-rata mencapai 20,02%

hal ini menggambarkan bahwa PT. Kendari

Pos masih aktif melakukan penerbitan dan

penjualan koran harian Kendari Pos pada

setiap hari kerjanya.

Komposisi informasi yang dimuat

dalam koran harian Kendari Pos terbagi

atas berita lokal, berita nasional dan

internasional, serta iklan-iklan dari berbagai

perusahaan yang hendak memperkenalkan

diri kepada publik dengan memanfaatkan

jasa koran harian Kendari Pos. Persentase

berita yang dimuat pada koran harian

Kendari Pos berdasarkan kelompok dan

jenis berita disajikan pada Tabel berikut.

Strategi Pemasaran Produk Koran harian Kendari Pos

Penelitian yang mengkaji tentang

strategi pemasaran ini dilakukan dengan

menggunakan 3 strategi pemasaran yang

mendukung proses penjualan koran harian

Kendari Pos. Strategi yang dilakukan

Page 45: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

adalah strategi segmentasi pasar, strategi

targeting market dan strategi positioning

product sebagai berikut:

Segmentasi Pasar

Penjualan koran harian Kendari Pos

yang dianalisis dengan menggunakan

matriks segmentasi diperoleh hasil yang

disajikan pada Tabel berikut :

Sasaran Pasar (Targeting Market)

Pasar sasaran (Targeting Market)

koran harian Kendari Pos adalah semua

kalangan yang senang membaca dan ingin

menambah wawasan, mereka mempunyai

keinginan untuk mencari berita dan informasi

melalui koran, dan menggunakan koran

sebagai media untuk mengetahui

perkembangan hukum, politik dan bisnis.

Pasar sasaran PT. Kendari Pos dalam

memasarkan korannya untuk pelangan

kantor/instansi, pelangan pribadi/perumahan

dan eceran (pembaca yang tidak setiap hari

membaca koran) sehingga hal ini dapat

mendukung penjualan koran harian Kendari

Pos. Segmen pasar ini mempunyai daya beli

dan keinginan pembaca untuk mengetahui

informasi berita lokal yang dapat mendukung

loyalitas penjualan koran harian Kendari Pos.

Berdasarkan target pasar, perusahaan

menetapkan sasaran pasar dengan jumlah

konsumen yang sangat menentukan untuk

melakukan pembelian koran harian Kendari

Pos di kios, dan toko. Hasil penelitian pada

akhir tahun 2006 diperoleh bahwa jumlah

kios yang dilayani sebanyak 743 unit dan

took sebanyak 694 unit yang menjadi mitra

usaha dalam penjualan koran harian

kendari pos.

Posisi Produk (Positioning Product)

Koran harian Kendari Pos yang

dipasarkan memposisikan produknya

melalui berita yang aktual, lugas dan

terpercaya. Dengan menampilkan 5 lembar

dan 20 halaman yang memuat berita lokal,

nasional dan iklan dengan harga yang

dapat terjangkau. Koran harian Kendari

Pos mengembangkan produknya dengan

memposisikan kualitas produknya melalui

strategi pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan.

Koran harian Kendari Pos memiliki

produk koran yang berbeda dari

pesaingnya dan mengembangkan strategi

Page 46: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

penjualan koran Kendari Pos dengan

mempertegas citra koran Kendari sebagai

koran lokal yang sebagian besar beritanya

membahas berita lokal. Kendari Pos juga

merupakan media cetak lokal yang memiliki

fasilitas percetakan sendiri, dan media cetak

lokal terbesar di Sulawesi Tenggara.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan bahwa PT. Kendari Pos dalam

mencapai sasaran yang di inginkan terutama

koran harian Kendari Pos mendorong

perusahan untuk melakukan strategi

segmentasi, targeting dan positioning

perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan bahwa PT. Kendari Pos

mensegmen koran harian Kendari Pos

berdasarkan pendapatan dan usia dengan

menyajikan jenis berita yang menguasai

semua segmen baik itu pelajar, mahasiswa,

pegawai/karyawan pegusaha, pedagang,

wiraswasta, dan pensiunan dengan

menyalurkan koran melalui kios dan toko

yang tersebar di seluruh Kabupaten/kota di

Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh para

loper dan agen penjualan yang menjadi mitra

bisnis dari PT Kendari Pos.

PT. Kendari Pos menetapkan pasar

sasaran koran Kendari Pos dengan target

yang akan di tuju adalah pelajar, mahasiswa,

pegawai/karyawan, pegusaha, pedagang,

wiraswasta, dan pensiunan. Dengan

menawarkan jenis berita seperti hukum dan

kriminal, ekonomi, pendidikan, hiburan,

olah raga, kesehatan, politik, opini, bumi

anoa

Koran harian Kendari Pos yang di

pasarkan oleh PT. kendari Pos

memposisikan perusahaannya melalui isi

koran degan berita yang mengulas semua

isu-isu, sehingga masyarakat tertarik untuk

membacanya. Selain itu koran harian

Kendari Pos sudah lama dikenal oleh

masyarakat, jadi citra merek koran Kendari

Pos ini tertanam dibenak masyarakat,

khususya bagi pelanggan dan pembaca

koran harian Kendari Pos. sehinga Kendari

Pos memposisikan korannya sebagai koran

lokal yang mengulas berita lokal, nasional

dan internasional dengan harga yang dapat

terjangkau dan dikenal oleh masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian,

mengunakan analisis deskriptif dengan

pendekatan matriks segmentasi,

pendekatan matriks strategis, dan

pendekatan kualitatif menunjukan strategi

segmentasi dan targeting serta positioning

yang dilakukan pada PT.Kendari Pos

mampu meningkatkan penjualan koran

harian Kendari Pos.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran

koran harian Kendari Pos dilakukan

perusahaan secara menyeluruh pada

segmen pasar yang meliputi kios dan toko

serta yang tersebar di seluruh

Page 47: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Kabupaten/kota di Sultra yang dilakukan oleh

para loper dan agen penjualan yang menjadi

mitra bisnis dari PT Kendari Pos.

Sasaran pasar (Tergeting Market)

koran harian Kendari Pos adalah konsumen

dengan tingkat usia 10-29 tahun, 30-49

tahun dan konsumen yang berusia lebih dari

50 tahun, yaitu pelajar, mahasiswa,

pegawai/karyawan pegusaha, pedagang,

wiraswasta, dan pensiunan. Sehinga PT.

Kendari Pos dapat meningkatkan volume

penjualan dalam 5 (lima) tahun terakhir.

Kemudian posisi produk (Product

Positioning) koran harian Kendari Pos

sebagai koran lokal mendapat tempat

pertama untuk jenis media cetak dengan

menawarkan 5 lembar dan 20 halaman yang

mencakup berita lokal, nasional/internasional

dan iklan yang berbeda dari koran pesaing.

Koran harian Kendari Pos pada setiap hari

penerbitannya meraih dan mempertahankan

posisi sebagai media cetak lokal yang ada di

Sulawesi Tenggara.

Mengacu pada kesimpulan yang

dikemukakan sebelumnya, maka dapat

disarankan: (1) Memperluas segmen pasar,

maka manajemen perusahaan harus

melakukan ekspansi usaha dan

mengembangkan sistem kemitraan untuk

dapat membentuk pasar potensial yang

mendukung volume penjualan koran harian

Kendari Pos pada masa mendatang; (2)

Menetapkan pasar target dan posisi produk,

perusahaan harus meningkatkan kinerja

usaha dan memanfaatkan kemampuan

perusahaan untuk menjangkau pasar baik

untuk penjualan dalam kota maupun

penjualan diluar kota pada masa

mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Assael, 1992 Dalam Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Rosdakarya, Jakarta.

Buchari. A, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, Alfabeta, Jakarta

Corey dan Dolan 1991 Strategi Pemasaran, Penerbit Swadaya, Jakarta :

David W. Cravens, 1997 The Strategic Marketing, Fiften Edition, Richard D. Irwin, USA.

Heriyanto, 2000, Strategi Segmentasi, targeting dan Positioning Produk Mie Intan Pada CV. Landipo, Skripsi, Unhalu Kendari

Indriyo Gitosudarmo, 1994 Strategi Pemasaran Binarupa Aksara, Jakarta

Jaka Wasana 1997 Manajemen Pemasaran PT. Perhalindo, Jakarta.

James. F. Engel, Roger D Blackwell dan Paul W. Miniard, 1994, Perilaku Konsumen, Binarupa Aksara, Jakarta

Julius Onggo, 2005, Strategi Membidik Pasar Target, Artikel Pemasaran, http://www.google.com/artikel

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol, PT. Perhalindo, Jakarta

Parmadi, 1995. Dasas-Dasar Manajemen Pemasaran Produk, LPFE-UI Jakarta.

Rhenald Kasali, 1999, Mendidik Pasar Indonesia : Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Rismiati, , 2001 Pemasaran Barang dan Jasa, Kansius Yogyakarta

Page 48: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Sofyan Assauri, 2000. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Rajawali apers: Jakarta.

Suparjo, 2007, Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning, Jurnal, www.google.com/jurnal

Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Rosdakarya, Jakarta.

Tjiptono, F. 2000 Pemasaran Jasa, Bumi Aksara, Jakarta

HUBUGAN TUNJANGAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DENGAN

PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN DI KOTA KENDARI

Darmawati 1) & Abdul Kadir 2)

ABSTRACT

The problem of research is how the correlation between Librarian functional allowance and the working productivity. The aim of this research is to know how the correlation between librarian functional allowance andtheir productivity., while the advantages are in order to be used as an evaluation towards who have an authority in determining librarian functional allowance appropriately, the working productivity can be reached well, also a siurce of motivation to librarian in developing of career in functional position. This research used qualitative-descriptive Method and Moment Product Correlation analysis. Sampling was drawn abaut 30 samples. Thes data colleted by technique Such as, observation, interview, questionarie and literatures as primary and secondary data respectively.

The result or this research indicated that there’s correlation between Librarian functional allowance whit working productivity wich has r hit

= 0,3708 and r tab =0,3494. r hit more than r tab with the interval correlation

coefficient was in 0,20 - 0,0399 with low garde significant. ThusThe hypothesis accepted (Ha) and rejected of (Ho). This research showed that asignifficant correlation which means that the higher of fungtion allowance the more working productivity.

Key Word: Librarian Functional, Productivity

PENDAHULUAN

Perhatian pemerintah terhadap profesi

pustakawan cukup tinggi hal ini ditandai

denga dikeluarkannya Keputusan baru,

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang

jabatan fungsional pustakawan dan angka

kreditnya dan KEPRES Nomor 86 Tahun

2003 tentang tunjangan jabatan fungsional

pustakawan yang cukup memberikan

kelegahan sebagai dasar motivasi fiansial

terhadap pustakawan.

Tunjangan fungsional pustakawan

merupakan motivasi penggerak dalam

memberikan semangat kerja kepada para

pustakawan, agar lebih berperilaku positif

dalam usaha mencpai pengkatan

produktivitas kerja, karena tanpa ada

motivasi berupa tunjangan, maka tujuan

kepustakawanan tidak akan tercapai. Agar

pustakawan dapat menjalankan fungsi dan

misinya dengan baik, maka harus

memenuhi beberapa unsure diantaranya

Page 49: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

adalah kebutuhan, kepuasan kerja dan

sumber daya manusia (SDM).

Dengan penerapan system jabatan

fungsional pustakawan dan kenaikan jabatan

berdasarkan prestasi kerja yang diatur dan

ditentukan muatan, bobot dan jumlahnya

dalam angka kredit dapat memberikan

kesempatan bagi pustakawan fungsional

untuk meneliti karier lebih cepat.

Disamping meniti karir yang terbuka

system fungsional relative mendorong

kreativitas dan motivasi kerja karena pejabat

fungsional pustakawan mendapat tunjangan

fungsional sebagai konsekuensi penilaian

prestasi kerja sesuai standar SK Menpan

Nomor : 132/KEP/M.PAN/12/2002, hal ini

merupakan suatu tantangan yang menuntut

pengetahuan dan kerja keras terhadap

kenaikan jabatan. Dengan demikian

pustakawan dituntut mampu mandiri dan

bekerja professional dalam melaksanakan

tugasnya diharapkan bersikap aktif dan

pandai mengelola dan mendayagunakan

informasi melayani kebutuhan masyarakat.

Keseluruhan aktivitas pustakawan yang

bergerak dalam bidang informasi diperlukan

berbagai factor pendukung. Produktivitas

kerja dan keberhasilan kerja maupun

pekerjaan yang terarah pada sasaran yang

ditetapkan. Produktivitas kerja mencakup

sikap mental yang selalu berpandangan

dinamis, optimis, kreatif dan innovatif dalam

meraih sesuatu secara maksimal.

Dalam meningkatka Produktivitas kerja

dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh

banyak factor seperti semangat dan

kegairahan kerja juga motivasi yang berupa

tunjangan, ini merupakan factor yang

sangat penting, hal ini dapat dikatakan

bahwa dengan pemberian tunjangan, maka

menghasilkan produktivitas kerja yang

tinggi pula, demikian sebaliknya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka

penulis mengambil judul penelitian yaitu

“hubugan tunjangan fungsional pustakawan

dengan produktivitas kerja pustakawan di

Kota Kendari”. Permasalahan yang

dijadikan fokus kajian dalam riset ini

Bagaimana hubungan antara tunjangan

fungsional pustakawan dengan

produktivitas kerja. Tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah

menjelaskan hubungan antara tunjangan

fungsional pustakawan dengan

produktivitas kerja. Hasil penelitian ini

diharapkan bermanfaat: sebagai motivasi

kepada pustakawan untuk dapat

mengembangkan karir, dijadikan bahan

evaluasi kepada pihak yang berwewenang

dalam penetapan tunjangan fungsional

pustakawan yang tepat, agar produktivitas

kerja dapat tercapai dengan baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran dengan cara

menganalisa dan menafsirkan variabel-

variabel yang diteliti oleh Koentjaraningrat

(1979:45). Penelitian korelasional dalam

kasus ini dimaksudkan untuk menentukan

apakah ada hubungan antara variable-

Page 50: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

variabel yang diteliti. Berdasarkan tujuan

yang telah ditetapkan aka jenis penelitian ini

adalah eksplanasi. Faisal (1995:21)

penelitian eksplanasi (explanatory research)

adalah untuk menguji hubungan antara

variabel yang dihipotesiskan.

Rancangan studi ini meliputi: populasi

dan sampel, variabel penelitian, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data,

skala pengukuran data, uji validitas dan

reliabilitas dan metode analisis data. Data

yang digunakan adalah data primer yang

dikumpul secara cross-section melalui

kuisioner. Skala pengukuran data adalah

skala likert 5 point. Penentuan skala dibuat

dari skala 5 (sangat setuju/secara total

diaplikasikan) sampai dengan skala 1 (tidak

setuju/tidak diaplikasikan). Kemudian untuk

memperoleh data yang valid dan reliabel

terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas

dan reliabilitas instrumen.

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pegawai Pustakawan di Kota

Kendari. Sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan menggunakan purposive

sampling yaitu pengambilan sampel secara

sengaja sebanyak 30 responden dengan

pertimbangan karena : (1). Pemimpin bukan

sampel tetapi yang menilai para karyawan

(2). Para karyawan tersebut berkompoten

dalam bidang Human Resource pada setiap

divisi/bagian khususnya kepustakaan, (3).

Cukup representatif untuk mewakili populasi

(4). Telah memenuhi kriteria penguji dan

analisis statistika inferensial.

Peralatan analisis yang digunakan

adalah deskriptif, yaitu menjelaskan secara

persentase mengenai kondisi nyata dari

masing-masing variabel yang diteliti, dan

analisis inferensial dengan menggunakan

rumus Korelasi Product Moment Pearson

(Santoso, 2004:283). yaitu:

dimana : r = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel

X = skor item X

Y = skor item Y

HASIL DAN PEMBAHSAN

Hasil penelitian berdasarkan studi

korelasi yang merupakan hasil jawaban

responden dari sejumlah pertayaan dalam

angket /kuesioner yang disebabkan hasil

penelitian didistribusikan dalam bentuk

table dan diolah secara statistik. Angket ini

diharapkan mampu mengajikan pertanyaan

tertulis guna memperoleh data variabel

tunjangan fungsional dan produktivitas

kerja dan dianalisis lebih lanjut.

Dari 30 orang responden yang

dijadikan sampel dalam penelitian

mayoritas responden menyatakan setuju

adanya tunjangan fungsional pustakawan.

Distribusi tanggapan responden dan

pengujian hubungan tunjangan fungsional

pustakawan dengan produktivitas kerja

dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 51: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Tabel 1. Tanggapan Responden Mengenai Tunjangan Fungsional Pustakawan Dengan

Produktivitas Kerja

Sumber: Data primer diolah (kuesioner)

Berdasarkan tabel 1 diatas, lalu

dimasukkan ke rumus analisa korelasi

Product moment sebagai berikut :

Page 52: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Hasil perhitungan tersebut didapat

nilai r hitung 0,3708, sedangkan nilai rtabel

untuk derajat kebebasan n = 30 dan taraf

kepercayaan 0,05 yakni rtabel= 0,3494, nilai r

hitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian

ada hubungan yang signifikan antara

tunjangan fungsional pustakawan dengan

produktifitas kerja.

Tabel 2. Tanggapan Responden Mengenai Tunjangan Fungsional Pustakawan Sebelum SK

Menpan No. 132 Hubungannya Denagn Produktivitas Kerja

Sumber: Data primer diolah (kuesioner)

Page 53: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Berdasarkan tabel 2 di atas, analisis

korelasi Product Moment dapat dihitung

sebagai berikut :

Hasil perhitungan di atas didapat nilai

rhitung = 0,0112 sedangkan rtabel dengan

derajat kebebasan n = 30 dengan taraf

kepercayaan 0,05 yakni rtabel = 0,3494, jadi r

hitung lebih kecil dari rtabel, maka nilai r hitung

berada pada interval koefisien antara

0,000-0,199 dengan taraf kepercayaan

yang sangat rendah. Dengan demikian

tunjangan fungsional pustakawan sebelum

adanya SK Menpan 132 sangat rendah,

sehingga dapat mempengaruhi

produktivitas kerja.

Tabel 3. Tanggapan Responden Mengenai Tunjangan Fungsional Pustakawan Sekarang

Hubungannya Denagn Produktivitas Kerja

Page 54: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Sumber: Data primer diolah (kuesione)

Berdasarkan tabel 3 di atas , maka

analisfs korelasi Product Moment dapat

dihitung sebagai berikut :

Hasil perhitungan di atas nilai rhitung=

0,01021 sedangkan rtabel dengan derajat

kebebasan n = 30 dan taraf kepercayaan

0,05 yakni rtabel = 0,3494, jadi r hitung lebih

kecil dari rtabel, maka nilai r berada pada

interval koefisien antara 0,000-0,199

dengan taraf kepercayaan yang rendah.

Dengan demikian tunjangan fungsional

pustakawan sekarang masih rendah,

hubungannya dengan produktivitas kerja.

Tabel 4. Tanggapan Responden Mengenai Revisi Kenaikan Tunjangan Fungsional

Pustakawan Hubungannya Dengan Produktivitas Kerja

Page 55: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Sumber: Data primer diolah (kuesioner)

Berdasarkan tabel 4, analisis korelasi

Product Moment dapat dihitung sebagai

berikut :

Hasil perhitungan di atas diperoleh

nilai rhitung = 0,0223 sedangkan rtabel dengan

derajat kebebasan n = 30 dan taraf

kepercayaan 0,05 yakni rtabel = 0,3494, jadi

rhitung lebih kecil dari r rtabel, maka nilai r

berada pada interval koefisien antara

0,000-0,199 dengan taraf kepercayaan

yang sangat rendah. Dengan demikian

tunjangan fungsional pustakawan perlu

direvisi kembali sehubungan dengan

produktivitas kerja.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan yang

menyangkut hubungan tunjangan fungsional

pustakawan dengan produktivitas kerja,

maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:

hubungan tunjangan fungsional pustakawan

sangat berpengaruh terhadap produktivitas

kerja. Hubungan tersebut menunjukkan

korelasi yang signifikan artinya semakin

tinggi tunjangan fungsional pustakawan,

maka produktivitas semakin meningkat.

Tunjangan fungsional pustakawan

sekarang masih sangat rendah dibangingkan

tugas yang dilakukan. Hubungan tersebut

menunjukkan korelasi yang tidak signifikan

artinya tunjangan yang diberikan sangat

rendah sementara tugas pustakawan

banyak, sehingga dapat mengurangi

produktivitas kerja. Kenaikan tunjangan

fungsional pustakawan perlu direvisi kembali

hubungannya dengan produktivitas kerja,

sehingga revisi tunjangan fungsional

pustakawan perlu ditinjau kembali

Agar meningkatkan produktivitas kerja

pustakawan, peneliti menyarankan sebagai

berikut : (1) diharapkan agar tunjangan

fungsional pustakawan masih perlu adanya

revisi kenaikan supaya pustakawan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab

dengan hasil yang efektif dan efisien; (2)

diharapkan agar para pustakawan lebih

disiplin waktu baik dalam jam kerja,

pengumpilan angka kredit maupun

kenaikan jabatan/pangkat; (3) diharapkan

agar pustakawan dapat memberikan

pelayanan dengan baik kepada masyarakat

pengguna, agar eksistensi Perpustakaan

dirasakan manfaatnya, khususnya dalam

penyediaan informasi yang actual; (4) untuk

mendukung peningkatan produktivitas kerja

Page 56: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

pustakawan, maka perlu diperhatikan

berbagai faktor yang bersifat memotivasi

seperti mengikutsertakan pustakawan dalam

pelatihan dan pendidikan yang sesuai

dengan bidang dan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amrin, M Tatang. 1990. Menyusun Rencana Penelitian.

Harsono, 1985. Peningkatan Produktivitas Tata Pemerintahan. Jakarta : LAN. R.I.

Hasibuan, SP.Malayu. 1996. Dasar-Dasar Organisasi Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.

Hidayat. 1980. Peningkatan Produktivitas Karyawan. Seri Manajemen No. 95. Jakarta : LPPM Erlangga.

Keputusan Menpan No. 132/KEP/M.PAN/12/2002. 2004 Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka kreditnya. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI

Keputusan Kepala Perpystakaan Nasional RI No. 10 tahun 2004. Petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Sarwoto. 1985 Aspek Produktivitas dalam Pengembangan Karyawan. Jakarta : Prima

Soetimah. 1994. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius

Sulistyo-Basuki.1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP

PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. TELKOM KANDATEL KENDARI

Haliswiaty 1) & Marini 2)

ABSTRACT

The research this doing with purpose for to know influence of Strategic Management Human Resource for performance appraisal employee to PT. Telkom Kandatel Kendari. The kind of research this is ecsplanatory so that use the primer data and collected with cross-section through questioner. The pulling of the sample technique is purposive sampling with Description and Multiple linear regression analysis method. The result of research this to indicate that the influence of Strategic Human Resource Management (SDM) have significant to influenced for performance appraisal to PT. Telkom Kandatel Kendari. The result of test probability at level of significant 0,000 < 0,05. According to result analysis that can summarized that Strategy of Human resource Management (SDM) have significant to influenced for performance appraisal employee to PT. Telkom Kandatel Kendari. The result Summarized, then to suggest to PT. Telkom Kandatel Kendari so that attention seurious Strategic of Human Resource Management (SDM) so that can increase performance appraisal employee.

Key Word : Training, Empowerment, Performance Appraisal

PENDAHULUAN

Adanya perubahan dan tekanan

kompetitif menuntut setiap perusahaan

harus mengubah atau mengadopsi strategi

baru agar tetap mampu bersaing.

Perubahan strategi akan menentukan arah

setiap fungsi dari organisasi perusahaan,

termasuk fungsi Manajemen Sumber Daya

Page 57: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Manusia (MSDM). Penekanan pentingnya

pendekatan strategis bagi setiap perusahaan

melibatkan adanya hubungan starategi

perusahaan dengan Manajemen Sumber

Daya Manusia (MSDM) strategis dalam

bidang struktur, budaya, dan pengembangan

sumber daya perusahaan.

Strategi Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah praktek-praktek manajemen

SDM yang umumnya dilakukan pada

perusahaan. Hal ini sesuai dengan asumsi

universal, yang menyatakan bahwa praktek

manajemen SDM lebih baik dalam

mendorong kinerja dibandingkan dengan

yang lain dan oleh karena itu perusahaan-

perusahaan harus mengdopsi cara ini

(Harel, et, al.1999). Harris dan Ogbonna

(2001) berpendapat bahwa Strategi SDM

saat ini menjadi menarik untuk di

kembangkan dalam peningkatan kinerja.

Peningkatan kinerja dapat dilakukan melalui

pengembangan budaya organisasi yang di

fokuskan secara internal dengan

menggunakan pendekatan strategi

fungsional yaitu (Human Resource

Management Strategy).

Dalam mengatur praktek-praktek

manajemen SDM, mengacu pada item-item

yang dikembangkan oleh (Huselid, et,

al.1997). Item-item tersebut disesuaikan

dengan kondisi pada umumnya khususnya

pada perusahaan. Ada tiga indikator dari

praktek manajemen SDM yang

mencerminkan strategi SDM yang, meliputi :

pelatihan (training), Pemberdayaan

(empowerment) dan Penilaian Kinerja

(performance appraisal).

Pelatihan (training) haruslah

meningkatkan efektifitas karyawan,

meningkatkan kepuasan karyawan, dan

memenuhi program kesempatan kerja

sama karyawan. Diagnosis aspek situasi

lingkungan dan organisasional serta

analisis pekerjaan merupakan langkah

pertama dalam menyusun program

pelatihan dan pengembangan.

Selanjutnya salah satu cara yang bisa

digunakan pemimpin untuk menciptakan

tingkat motivasi yang tinggi dari bawahan

adalah melalui pemberdayaan.

Pemberdayaan (empowerment) diartikan

sebagai membagi kekuasaan (power

sharing) atau mendelegasikan kekuasaan

dan wewenang di dalam organisasi (Daft,

1999). Senada dengan pendapat Luthans

(1995) pemberdayaan adalah wewenang

untuk membuat keputusan dalam kegiatan

operasional individual tanpa harus

memperoleh persetujuan dari siapapun.

Dalam pendegelasian tersebut, pemimpin

bisa memberikan pengetahuan kepada

bawahan tentang seluk beluk tugas dan

wewenangnya sehingga bawahan bisa

berhasil dalam menyelesaikan tugas dan

wewenang yang diembannya. Penilaian

Kinerja (performance appraisal) penilaian

kinerja berbicara tentang kinerja karyawan

dan akuntabilitas ditengah kompetisi global,

perusahaan menuntut kinerja yang tinggi

Page 58: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

seiring dengan itu, karyawan membutuhkan

umpan balik atas kinerja.

PT. Telkom Kandatel Kendari

mempunyai disiplin yang tinggi dan

solidaritas antara karyawan dan karyawan

maupun pimpinan dan karyawan. PT.

Telkom Kandatel Kendari sangat menghargai

hasil kerja dari para karyawan sesuai dengan

balas jasa (gaji) yang diberikan. Apabila ada

pekerjaan-pekerjaan di luar kantor namun

masih berhubungan tetap di berikan bonus

sebagai hasil kerja mereka, oleh karena itu

sangat dibutuhkan Strategi Manajemen SDM

yang berkualitas tinggi untuk itu diperlukan

pelatihan, pemberdayaan, dan penilaian

kinerja sangat penting dalam meningkatkan

prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel

Kendari.

Mencermati fenomena empiris dan

berdasarkan kajian teori, penelitian ini

penting dilakukan dengan fokus

permasalahan bagaimana penerapan dan

apakah strategi manajemen sumber daya

manusia (SDM) terhadap prestasi kerja

karyawan pada PT. Telkom Kandatel

Kendari. Tujuan yang ingin dicapai adalah

untuk mengetahui dan mengkaji secara

empiris penerapan dan pengaruh signifikan

antara variabel Starategi Manajemen

Sumber Daya Manusia yang terdiri Training,

Empowerment dan Performance Appraisal

terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT.

Telkom Kandatel Kendari.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini didilakukan pada PT.

Telkom Kandatel Kendari yang beralamat di

jalan Jend. Achmad Yani No. 8 Kendari,

kelurahan Kadia, Kecamatan Mandonga,

Kota Kendari. Pendekatan studi ini adalah

conclusive research dengan menggunakan

metode causal research yang bertujuan

untuk memperoleh pengujian yang tepat

dalam menarik kesimpulan hubungan

sebab akibat antara variabel dan

selanjutnya memilih alternatif tindakan.

Alasan yang mendasari menggunakan

penelitian konklusif dengan menggunakan

metode causal research karena tujuan

penelitian adalah menganalisis dan menguji

secara empiris besarnya tingkat signifikansi

pengaruh Starategi Manajemen Sumber

Daya Manusia yang terdiri Training,

Empowerment dan Performance Appraisal

terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada

PT. Telkom Kandatel Kendari. Selanjutnya

menarik kesimpulan menerima atau

menolak teori atau hasil penelitian

terdahulu.

Rancangan studi ini meliputi: populasi

dan sampel, variabel penelitian, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data,

skala pengukuran data, uji validitas dan

reliabilitas dan metode analisis data. Data

yang digunakan adalah data primer yang

dikumpul secara cross-section melalui

kuisioner. Skala pengukuran data adalah

skala likert 5 point. Penentuan skala dibuat

dari skala 5 (sangat setuju/secara total

diaplikasikan) sampai dengan skala 1 (tidak

Page 59: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

setuju/tidak diaplikasikan). Kemudian untuk

memperoleh data yang valid dan reliabel

terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas

dan reliabilitas instrumen.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh karyawan PT. Telkom Kandatel

Kendari sebanyak 73 orang. Sampel dalam

penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan purposive sampling yaitu

pengambilan sampel secara sengaja

sebanyak 43 responden dengan

pertimbangan karena : (1). Pemimpin bukan

sampel tetapi yang menilai kinerja para

karyawan (2). Para karyawan tersebut

berkompoten dalam bidang Human

Resource pada setiap divisi/bagian, (3).

Cukup representatif untuk mewakili populasi

(4). Telah memenuhi kriteria penguji dan

analisis secara statistika inferensial.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan

yaitu : (a) Analisis statistika deskriptif,

bertujuan untuk mendeskriptifkan masing-

masing variabel penelitian ini dalam bentuk

jumlah, rata-rata maupun angka persentase,

dan (b) Analisis statistika inferensial, yaitu

Regresi multivariat dengan tujuan untuk

mengetahui dan menguji secara empiris

pengaruh Starategi Manajemen Sumber

Daya Manusia yang terdiri Training,

Empowerment dan Performance Appraisal

terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada

PT. Telkom Kandatel Kendari baik secara

parsial maupun simultan dengan

persamaan : Y = b1X1+ b2X2 + b3X3 + ei.

Kemudian tingkat kepercayaan yang

ditetapkan adalah 95% atau α=0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data dalam penelitian ini

dengan mengkombinasikan hasil temuan

dari pendekatan analisis statistika deskriptif

dan regresi multivariat yang dilakukan

sebelumnya agar terjadi proses sintesa

demi penyempurnaan hasil temuan

penelitian ini. Hasil analisis regresi

multivariat ternyata juga sama dengan hasil

analisis statistika dekriptif, sehingga dapat

memperkuat hasil temuan studi ini. Lebih

jelasnya rekapitulasi hasil pengolahan data

dapat baik secara deskriptif maupun

inferensial dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Deskriptif dan Regresi Multivariat

Variabel BebasDeskriptif Regresi Multivariat

Rata-Rata Standardized Koefisien (Beta)

thitung Sig.t Ket.

Training (X1)

Empowerment (X2)

Perf. Appraisal (X3)

4,60

4,80

4,05

0,573

0,438

- 0,057

5,075

3,612

-0,441

0,000

0,001

0,662

Signifikan

Signifikan

Tidak Signifikan

Prestasi Kerja (Y) 4,40

R = 0,826 Fhitung = 42,737

R Square = 0,767 Sig F = 0,000

Page 60: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Sumber : Hasil olahan data primer

Pada Tabel 1 di atas, menunjukkan

hasil analisis deskriptif dan regresi

multivariate terhadap maing-masing variabel

dalam studi ini. Lebih jelasnya urain hasil

pengujian dan analisis dekriptif dan regresi

multivariat sebagai berikut:

X1. Variabel Training

Hasil perhitungan analisis regresi

multivariat diperoleh nilai Standardized

Coefficients (Beta) sebesar 0,573 dan nilai

thitung variabel training (X1) sebesar 5,075

lebih besar dari nilai ttabel sebesar 2,021.

Selanjutnya berdasarkan nilai sig. t = 0,000 <

= 0,05 berarti variabel training secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap

prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel

Kendari. Kemudian nilai rata-rata variabel

training 4,60 menunjukkan mayoritas

responden menyatakan sangat setuju

adanya program training dengan alasan

perusahaan telah memberikan kesempatan

yang sama bagi karyawan untuk mengikuti

pelatihan, dan memberikan pelatihan yang

luas bagi karyawannya.

X2. Variabel Empowerment

Nilai Standardized Coefficients (Beta)

variabel empowerment = 0,438 dan nilai

rata-rata pernyataan responden sebesar

4,80 yang berarti bahwa perusahaan sangat

setuju dalam penerapan konsep

pemberdayaan bagi karyawan yang ada

dengan alasan telah diberikan keleluasaan

dalam berkreatifitas. Keterlibatan mereka

dalam pengambilan keputusan dengan

alasan perusahaan memberikan kebebasan

karyawan dalam mengembangkan inisiatif.

Pemberian upah yang relatif lebih tinggi

dari pada perusahaan sejenis. Pemberian

peluang yang cukup dalam ikut

berpartisipasi dalam perusahaan serta

keterlibatan langsung dalam pengambilan

keputusan. Hasil perhitungan analisis

regresi multivariat, menunjukkan bahwa

nilai thitung variabel empowerment (X2) =

3,612 > ttabel = 2,021 atau Sig. t = 0,001 <

= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

empowerment (X2) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap prestasi

kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari.

X3.Variabel Performance Appraisal

Variabel performance Appraisal

memiliki nilai Standardized Coefficients

(Beta) sebesar - 0,057 dan nilai rata-rata

4,05 berarti mayoritas responden setuju

dengan kebijakan perusahaan dalam

menentukan besarnya upah selalu

didasarkan pada kemampuan kerja dari

para karyawan dan perusahaan juga

memberikan perhatian yang cukup bagi

pengembangan karyawannya. Selanjutnya

hasil perhitungan regresi multivariat,

diperoleh thitung variabel Performance

Appraisal (X3) = -0,441 < ttabel = 2,021

dengan nilai sig. t = 0,662 > dari = 0,05

menunjukkan variabel performance

appraisal (X3) secara parsial tidak

Page 61: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

berpengaruh signifikan terhadap prestasi

kerja PT. Telkom Kandatel Kendari.

Y. Variabel Prestasi Kerja

Dalam penelitian ini, pengukuran

prestasi kerja dari 43 karyawan melalui

penilaian pimpinan pada setiap divisi,

dengan maksud untuk mengetahui

bagaimana kemampuan dan keterampilan

setiap karyawan dalam melaksanakannya

pekerjaan. Sehubungan dengan penilaian

prestasi kerja maka dapat diukur melalui :

kualitas kerja, kemampuan melakukan

pekerjaan, keterampilan kerja, tanggung

jawab dan disiplin. Mean variabel prestasi

kerja sebesar 4,4 berarti pimpinan rata-rata

memberikan penilaian baik untuk setiap

karyawan dalam hal kualitas kerja,

kemampuan melakukan pekerjaan,

keterampilan kerja, tanggung jawab dan

disiplin, dengan alasan setiap karyawan

dalam melaksanakan kewajiban harus

bertanggung jawab atas pekerjaan yanh

dilakukan pada perusahaan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data dalam

penelitian ini, dapat dijelaskan masing-

masing variabel baik variabel bebas maupun

terikat adalah sebagai berikut:

Pengaruh Variabel Training Terhadap Prestasi Kerja

Training adalah salah satu bentuk

pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) dalam meningkatkan kemampuan

atau ketrampilan khusus karyawan PT.

Telkom Kandatel Kendari. Berdasarkan

hasil analisis deskripsi terhadap variabel

training yang dimaksud disini adalah

kesempatan yang luas dala mengikuti

pelatihan, perencanaan yang baik tentang

pelatihan dan luasnya pelatihan bagi

karyawan memberikan dampak langsung

bagi prestasi kerja. Diperoleh rata-rata

tanggapan responden mengenai training

yang diberikan yakni sangat setuju. Hasil uji

t yang dilakukan dengan cara

membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel,

serta nilai signifikan t dengan level of

signifikan = 0,05 (5%). Variabel training

secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom

Kandatel Kendari. Dapat disimpulkan

variabel training terbukti menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi prestasi kerja

dimana pelatihan yang dilakukan adalah

penggunaan internet dengan berbagai

aplikasinya dan pemeliharaan/perawatan

jaringan telepon. Sehingga dapat dikatakan

bahwa perusahaan ingin meningkatkan

prestasi kerja maka pelatihan menjadi

prioritas utama dalam strategi manajemen

sumber daya manusia untuk dilakukan.

Hasil temuan dalam penelitian ini

sesuai dengan teori universalistik yang

dikemukan oleh Delery dan Doty (1996),

yang menyatakan bahwa srategi

manajemen sumber daya manusia yang

dijabarkan dalam praktek-praktek

manajemen sumber daya manusia yang

salah satunya adalah training akan dapat

Page 62: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

memberikan pengaruh langsung bagi

peningkatan kinerja organisasi. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan riset

terdahulu yanng dilakukan oleh Wan et.al

(2002); Harel dan Tzafrir (1999), dimana

praktek-praktek manajemen sumber daya

manusia dilihat dari indikator training dan

beberapa praktek-praktek Manajemen

Sumber Daya Manusia lain, memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

Pengaruh Variabel Empowerment Terhadap Prestasi Kerja

Empowerment merupakan bentuk

pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang memberdayakan potensi yang

mereka miliki baik kemampuan maupun

keterampilan. Berdasarkan hasil analisis

deskripsi terhadap variabel empowerment

yanng dimaksud dalam studi ini adalah

karyawan diberikan keleluasaan dalam

bekreatifitas dan keterlibatan karyawan

dalam pengambilan keputusan. Tanggapan

responden mengenai variabel empowerment

mayoritas menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan uji t variabel empowerment

secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap prestasi kerja pada PT.

Telkom Kandatel Kendari.

Mengacu pada temuan di atas berarti

variabel empowerment terbukti menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel

Kendari. Hal ini juga sesuai dengan teori

Universalistik yang dikemukan oleh Delery

dan Doty (1996), yang menyatakan bahwa

srategi manajemen sumber daya manusia

yang dijabarkan dalam praktek-praktek

manajemen sumber daya manusia yang

meliputi training dan empowerment akan

dapat memberikan pengaruh langsung bagi

peningkatan kinerja organisasi. Hasil

temuan dalam penelitian ini juga sesuai

dengan riset terdahulu yanng dilakuakn

oleh Wan et.al (2002); Harel dan Tzafrir

(1999), dimana praktek-praktek manajemen

sumber daya manusia yang meliputi

training dan empowerment yang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

Pengaruh Variabel Performance Appraisal Terhadap Prestasi Kerja

Performance Appraisal adalah salah

satu bentuk pengembangan sumber daya

manusia (SDM) dalam mengevaluasi

pelaksanaan kerja individu karyawan

maupun proses evaluasi seberapa baik

karyawan mengerjakan pekerjaan mereka.

Berdasarkan hasil analisis deskripsi

terhadap variabel performance appraisal

yang pengukuranya melalui pemberian

upah yang selalu didasarkan pada

kemampuan kerja dari para karyawan dan

perusahaan juga memberikan penekanan

bagi pengembangan diri karyawannya.

Tanggapan responden mengenai variabel

empowerment mayoritas responden

menyatakan setuju. Kemudian hasil uji t

yang dilakukan dengan cara

membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel

Page 63: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

menunjukkan bahwa nilai thitung variabel

performance appraisal sebesar -0,441 < ttabel

sebesar 2,021 dengan nilai signifikan t =

0,662 < =0,05. Dapat disimpulkan variabel

performance appraisal secara parsial tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap

prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel

Kendari.

Temuan dalam penelitian ini berarti

bahwa variabel performance appraisal bukan

merupakan faktor yang berpengaruh

signifikan terhadap prestasi kerja pada PT.

Telkom Kandatel Kendari walaupun dilihat

dari deskripsi variabel penelitian dapat

disimpulkan bahwa karyawan PT. Telkom

Kandatel Kendari setuju dalam performance

appraisal yang diberikan pihak PT. Telkom

Kandatel Kendari. Mengenai pemberian

besarnya upah selalu didasarkan pada

kemampuan kerja dari para karyawan dan

perusahaan juga memberikan penekanan

bagi pengembangan diri karyawan. Hal ini

dikarenakan bahwa karyawan tidak

menginginkan dengan adanya penekanan

dalam pengembangan. Pada dasarnya para

karyawan ingin diberi kebebasan dalam

berkreatifitas untuk meningkatkan

kemampuan diri. Namun penilaian kinerja

karyawan secara tidak langsung

memberikan dampak terhadap prestasi kerja

karyawan sebagai bukti bahwa penilain

kinerja yang sebahagian besar mengarah

pada aspek organisasi. Dengan demikian

performance apraisal tidak akan berdampak

langsung terhadap prestasi kerja karyawan.

Hasil analisis sesuai dengan riset yang

telah dilakukan oleh Harris dan Ogbonna

(2000), yang menyimpulkan bahwa strategi

manajemen sumber daya manusia tidak

sepenuhnya berdampak langsung bagi

peningkatan prestasi kerja karyawan.

KESIMPULAN

Hasil analisis deskriptif variabel mean

variabel training = 4,60 menunjukkan

mayoritas responden menyatakan sangat

setuju adanya program training; variabel

empowerment = 4,80 berarti karyawan

sangat setuju dalam penerapan konsep

pemberdayaan; variabel performance

Appraisal = 4,05 artinya mayoritas

responden setuju dengan kebijakan

perusahaan dalam menentukan besarnya

upah didasarkan pada kemampuan kerja

dan perhatian bagi pengembangan diri

karyawan; variabel prestasi kerja = 4,40

berarti pimpinan memberikan penilaian baik

setiap karyawan dengan alasan karyawan

dalam melaksanakan tugas harus

bertanggung jawab atas pekerjaan yang

diembannya.

Hasil analisis regresi multivariat

menunjukkan aktivitas strategi manajemen

sumber daya manusia terdiri dari : training,

empowerment dan performance appraisal

secra simultan berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerja. Sedangkan secara

parsial ada dua variabel berpengaruh

secara signifikan yaitu, variabel training

dan variabel empowerment sedangkan

variabel yang tidak berpengaruh secara

Page 64: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

signifikan terhadap prestasi kerja yaitu

variabel performance appraisal.

Koefisien determinasi (R2) sebesar

0,767 dapat diartikan 76,70% proporsi

variabel dari prestasi kerja dijelaskan oleh

variabel training; empowerment; dan

performance appraisal. Dengan demikian

training, empowerment, dan performance

appraisal dapat memberikan kontribusi

pengaruh sebesar 76,7% terhadap prestasi

kerja dan sisanya 23,3% dijelaskan atau

ditentukan oleh variabel lain diluar model

dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syaifuddin, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan Kompetitif. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Dipanegoro

Glueck, F. William and Lawrence R. Jauch, 1999. Strategi Management and Business Policy. Edisi Kedua. Terjemahan, Murad dan Henri Sitanggang. Jakarta.

Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain. 1998. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga

Harris, Lioyd C. And Emmanuel Ogbonna. 2000. Strategic Human Resource Management, Market Orientation, and Organizational Performance, Journal of Business Research, 51.p.157-166

Herel, Gedaliahu H. and Shay S. Tzafrir. 1999. The The Effecct of Human Resource Management Practices on The Perceptions of Organizational and

Market Performance of The Firm. Journal of Human Resource Management, Vol. 38.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode riset Untuk bisnis dan Ekonomi, Bagaimana menulis tesis? Erlangga, Surabaya.

Kochan T.A, and Dyer L. 1993. Managing Transformational Change: The role of Human Resource Professionalls. Internasional Journal Human Reseource Management.4.p.569-590

Mangkuprawira, Tb. Sjafri.2003.Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta : Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta

Pearce and Robinson. 1997.Manajemen Strategik : formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, terjemahan, Ir. Agus Maulana MSM. Jakarta : Binarupa Aksara

Purnomo, Ratno. 2003. Pencapaian Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan Melalui Fungsi dan Peran Sumber Daya Manusia. Semarang : STIE Stikubank.

Santoso, Singgih, 2004. SPSS Statistika Multivariat. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Simamora, Henry. 2004. Manajemen SDM. Edisi Ke III.. Yogyakarta : STIE. YKPN

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Supranto, J. 1997. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta

Wan,David et, al. 2002. Strategic Human Resource Management and Organizational Performance in Singapore. Compensation & Benefits Review

Page 65: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA

PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG KENDARI

Endro Sukotjo 1) & Rudi Indraputra 2)

ABSTRACT

The aim of this research is to explain and assess empirically the relation of compensation with the working achievement in PT. POS Indonesia ( persero ) branch Kendari. The result of this research shows that : (1) compensation has significant relation with working achievement if we see from indicator of ability to keep responsible done, which is proven by the score of X2 hitung = 22,04 > X2 tabel = 9,49. (2) There is significant relation between compensation with working achievement of workers from the indicator of ability to carry out work effectively and efficiently, which is marked with score of X2 hitung = 28,47 > X2

tabel = 9,49, (3) there is a significant relation between compensation with working achievement if we see from the assessment indicator towards seriousity in carrying out the work, which is marked with the score X2 hitung = 21,28 > X2 tabel = 9,49. (4) there is significant relation between compensation with working achievement of workers if we see from the ability indicator in designing working implementation carefully, which is marked with the score nilai X2 hitung = 21,92 > X2 tabel 9,49. (5) there is significant relation between compensation with working achievement of workers from the ability indicator technical working which is marked with the score X2 hitung = 11,46 > X2 tabel 9,49.

Page 66: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Key Words: Kompensasi, Working Achievement

PENDAHULUAN

Kompensasi diberikan guna

memotivasi agar karyawan dapat bekerja

sebaik mungkin dalam menyelesaikan tugas

dan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Namun demikian kompensasi

merupakan salah satu masalah yang rumit

dan juga merupakan pengeluaran terbesar.

Jika salah dalam penentuan pemberian

kompensasi akan membawa dampak buruk

bagi perusahaan karena biasanya terjadi

aksi mogok kerja. Sebaliknya pemberian

kompensasi yang benar akan membawa

dampak positif bagi perusahaan karena

karyawan merasa termotivasi dalam bekerja

sehingga mampu berprestasi. Oleh karena

itu pemberian kompensasi harus layak bagi

karyawan disatu sisi dan sisi lain tidak

merugikan perusahaannya. Kondisi ini

adalah kondisi yang sesungguhnya

diharapkan terjadi disetiap perusahaan.

Pemberian kompensasi ini dimaksud

sebagai imbalan yang dianggap layak bagi

setiap pekerja di dalam suatu perusahaan

guna memenuhi kebutuhan hidup serta

keluarganya, sistem pemberian kompensasi

umumnya didasarkan perjanjian antara

majikan/manajemen dengan serikat pekerja.

Pemberian kompensasi secara wajar dan

profesional perlu diperhatikan, artinya layak

menurut pekerja untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

PT. POS Indonesia (Persero) Cabang

Kendari merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dalam pelayanan jasa POS,

adapun pelayanan yang dikelola yaitu:

Surat Pos, Surat Kilat Khusus (SKH),

Ekspress Mail Service (EMS), Retron

Simpati, Layanan Surat Bisnis Elektronik

(SBEN) Wesel Pos, Giro Pos, Cek Pos

Wisata (CPW), Paket Pos Domestik, Paket

Pos Internasional dan Filateli. Organisasi ini

juga mempunyai tujuan yang sama dengan

organisasi lain yaitu kelangsungan hidup

dengan laba yang optimal untuk mencapai

tujuan tersebut, tidak terlepas dari

pemberian kompensasi kepada karyawan

agar bekerja dengan baik sehingga prestasi

kerja yang diharapkan dapat tercapai.

Mengacu pada uraian di atas, dapat

diketahui betapa pentingnya pengelolaan

sumber daya manusia dalam suatu

perusahaan seperti halnya PT. Pos

Indonesia (Persero) Cabang Kendari yang

terus memacu para karyawannya untuk

mau bekerja secara efektif dan efisien

terutama dalam pemberian kompensasi

yang layak agar prestasi kerja yang

diharapkan dapat tercapai. Dengan demikin

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan fokus permasalahan apakah

kompensasi mempunyai hubungan yang

signifikan dengan prestasi kerja. Tujuan

yang ingin dicapai adalah menguji dan

membuktikan secara empiris hubungan

kompensasi dengan prestasi kerja

karyawan pada PT. Pos Indonesia

(Persero) Cabang Kendari.

Page 67: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada PT. Pos

Indonesia (Persero) Cabang Kendari yang

terletak di Jalan Samratulangi No. 79

Kelurahan Mandonga, Kecamatan

Mandonga Kota Kendari. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan yang

ada pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Cabang Kendari yang berjumlah 59 orang.

Dengan demikian, maka responden

penelitian ini sebanyak 59 orang karyawan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu data primer yaitu data yang

diperoleh secara langsung dari karyawan

pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang

Kendari dengan mengunakan kuesioner,

yaitu mengedarkan daftar pertanyaan

kepada karyawan yang dijadikan dalam

penelitian.

Peralatan analisis yang digunakan

adalah deskriptif, yaitu menjelaskan secara

persentase mengenai kondisi nyata dari

masing-masing variabel yang diteliti

(kompensasi dan prestasi kerja karyawan),

dan analisis statistik inferensial dengan

menggunakan uji chi-kuadrat (X2) oleh

Wiyato dan Momi,1986 dengan formulasi

sebagai berikut :

dimana :X2 = Nilai Chi-Kuadrat hitungOij = Nilai pengamatan (observasi) Eij = Nilai harapan (ekspektasi) dihitung

dengan rumus :

nbi = Nilai sel pada kolom ke-inki = Nilai sel pad akolom ke-j n = Jumlah karyawan yang diteliti

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan hasil penelitian jumlah

gaji yang diterima karyawan berbeda-beda

disebabkan karena status dan jabatannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas karyawan PT. Pos Indonesia

(persero) cabang Kendari 59,32%

menerima gaji pada kisaran antara Rp.

2.000.000-Rp. 2.900.000 perbulan.

Menyusul yang menerima gaji antara Rp.

3.000.000-Rp. 3.500.000 sebanyak

25,42%. Sedangkan yang menerima, gaji

antara Rp. 1.000.000-Rp. 1.900.000

perbulan hanya 15,26% karyawan yang

diteliti. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa jumlah gaji yang diterima. karyawan

PT. Pos Indonesia (persero) cabang

Kendari cukup ideal.

Berdasarkan kategori tersebut di atas

maka presepsi karyawan PT. Pos

Indonesia (persero) cabang Kendari

terhadap besarnya kompensasi (gaji) yang

diterima menunjukkan bahwa mayoritas

karyawan 59,42% mempunyai presepsi

bahwa gaji yang diperoleh dari PT. Pos

Indonesia (persero) cabang Kendari

termasuk dalam kategori sedang, menyusul

yang mengatakan kategori tinggi 25,42%.

Sedangkan yang mempunyai presepsi

dengan kategori gaji rendah 15,26% pada

PT. Pos Indonesia (persero) cabang

Kendari. Dengan demikian dapat dikatakan

Page 68: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

bahwa kompensasi gaji yang dibayarkan PT.

Pos Indonesia (persero) cabang Kendari

terhadap seluruh karyawan tergolong dalam

kategori sedang.

Hubungan Kompensasi Dengan Prestasi Kerja Karyawan

Analisis hubungan kompensasi dengan

prestasi kerja karyawan yang meliputi:

indikator kemampuan untuk memikul

tanggung jawab, kemampuan dalam

menjalankan tugas secara efektif dan efisien,

kesungguhan dalam melaksanakan tugas,

kemampuan dalam merencanakan

pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati,

kemampuan teknis pekerjaannya dapat

dilakukan secara terperinci sebagai berikut:

1. Presepsi pimpinan terhadap prestasi

kerja karyawan dengan indikator

kemampuan untuk memikul tanggung

jawab dari 59 responden yang diteliti,

mayoritas responden yaitu sebanyak 28

orang (47,46%) dikategorikan baik sekali,

17 orang (28,81%) dikategorikan sangat

baik sekali, dan sebanyak 14 orang

(23,73%) dikategorikan baik. Hubungan

kompensasi dengan prestasi kerja

karyawan dengan indikator kemampuan

memikul tanggung jawab, menunjukkan

ternyata 28 orang kemampuan dalam

memikul tanggung jawab dikategorikan

sangat baik, oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi besarnya

kompensasi yang diperoleh karyawan

akan semakin tinggi pula prestasi

kerjanya. Namun demikian pernyataan ini

masih perlu diuji lebih lanjut dengan

metode statistika X2 (chi-kuadrat). Hasil

perhitungan di atas menunjukkan bahwa

X2 hitung = 22,04 dengan menggunakan

taraf signifikan α=0,05. Oleh karena itu

X2 hitung = 22,04 > X2 tabel = 9,49.

2. Presepsi pimpinan terhadap prestasi

kerja karyawan dengan indikator

kemampuan dalam menjalankan tugas

secara efektif dan efisien, mayoritas

karyawan yakni sebanyak 37 orang

(62,71%) dikategorikan baik sekali, 14

orang (23,73%) dikategorikan sangat

baik sekali, dan 8 orang (13,56%)

dikategorikan baik. Hubungan

kompensasi dengan prestasi kerja

karyawan dengan indikator kemampuan

dalam menjalankan tugas secara efektif

dan efisien, mayoritas responden yang

diteliti ternyata 37 orang kemampuan

dalam menjalankan tugas secara efektif

dan efisien dikategorikan baik sekali,

oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi besarnya kompensasi

yang diperoleh karyawan akan semakin

tinggi pula prestasi kerjanya. Pernyataan

ini masih perlu diuji lebih lanjut dengan

metode statistika X2 (chi-kuadrat). Hasil

perhitungan di atas menunjukkan bahwa

X2 hitung = 28,47 dengan menggunakan

taraf signifikan α=0,05, maka X2 hitung =

28,47 > X2 tabel = 9,49.

3. Presepsi pimpinan terhadap prestasi

kerja karyawan dengan indikator

penilaian terhadap kesungguhan dalam

Page 69: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

menjalankan tugas, mayoritas karyawan

yaitu sebanyak 31 orang (52,54%)

dikategorikan baik sekali, 12 orang

(20,34%) dikategorikan sangat baik sekali,

dan sebanyak 16 orang (27,12%)

dikategorikan baik. Hubungan

kompensasi dengan indikator penilaian

terhadap kesungguhan dalam

melaksanakan tugas, ternyata 31

menyatakan baik sekali, oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

besarnya kompensasi yang diperoleh

karyawan akan semakin tinggi pula

prestasi kerjanya. Untuk membuktikan

pernyataan ini, perlu diuji lebih lanjut

dengan X2 (chi-kuadrat). Hasil

perhitungan menunjukkan X2 hitung =

21,28 dengan menggunakan taraf

signifikan α=0,05, maka X2 hitung = 21,28

> X2 tabel = 9,49.

4. Prespsi pimpinan terhadap prestasi

kerja karyawan dengan indikator

kemampuan dalam merencanakan

pelaksanaan pekerjaan dengan hatihati,

mayoritas karyawan sebanyak 28 orang

(47,46%) dikategorikan baik sekali, 12

orang (20,34%) dikategorikan sangat baik

sekali, dan sebanyak 19 orang (32,20%)

dikategorikan baik. Hubungan

kompensasi dengan prestasi kerja

karyawan dengan indikator kemampuan

dalam merencanakan pelaksanaan

pekerjaan dengan hati-hati, ternyata 28

orang kemampuan dalam merencanakan

pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati

dikategorikan baik sekali, oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

besarnya kompensasi yang diperoleh

karyawan akan semakin tinggi pula

prestasi kerjanya. Pernyataan ini masih

perlu diuji dengan X2 (Chi-Kuadrat).

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

X2 hitung = 21,92 dengan menggunakan

taraf signifikan α=0,05. Dengan demikian

X2 hitung = 21,92 > X2 tabel = 9,49.

5. Prespsi pimpinan terhadap prestasi

kerja karyawan dengan indikator

kemampuan teknik pekerjaan, mayoritas

karyawan atau sebanyak 33 orang

(55,93%) dikategorikan baik sekali, 15

orang (25,42%) dikategorikan sangat

baik sekali, dan sebanyak 11 orang

(18,65%) dikategorikan baik. Hubungan

kompensasi dengan prestasi kerja

karyawan dengan indikator kemampuan

teknis pekerjaannya. Dari 59 karyawan

yang diteliti ternyata 33 orang

kemampuan teknis pekerjaannya

dikategorikan baik sekali, oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

besarnya kompensasi yang diperoleh

karyawan akan semakin tinggi pula

prestasi kerjanya. Pernyataan ini masih

perlu diuji lebih lanjut dengan metode

statistika X2 (chi-kuadrat). Hasil

perhitungan di atas menunjukkan X2

hitung = 11,46, dengan menggunakan

taraf signifikan α=0,05. Sehingga nilai X2

hitung = 11,46 > X2 tabel = 9,49.

PEMBAHASAN

Page 70: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Berdasarkan hasil nalisis data, maka

pembahasan hasil penelitian ini dapat

diuraikan bahwa kompensasi memiliki

hubungan yang signifikan dengan prestasi

kerja karyawan bila, dilihat dari indikator

kemampuan untuk memikul tanggung jawab.

Artinya dengan memberikan kompensasi

yang baik atau layak kepada karyawan,

maka prestasi kerja yang dimiliki oleh

karyawan tersebut akan cenderung

meningkat. Hal ini disebabkan karena

dengan kompensasi yang dapat memenuhi

kebutuhan karyawan, maka seorang

karyawan akan merasa puas dengan apa

yang diperolehnya dari perusahaan sehingga

karyawan tersebut akan memiliki motivasi

yang tinggi untuk melakukan pekerjaan,

pada akhirnya meningkatkan prestasi

kerjanya termasuk kemampuannya dalam

memikul tanggung jawab.

Kompensasi memiliki hubungan yang

signifikan dengan prestasi kerja karyawan

bila dilihat dari indikator kemampuan dalam

menjalankan tugas secara efektif dan efisien.

Ini berarti bahwa dengan memberikan

kompensasi yang baik atau layak kepada

karyawan, maka prestasi kerja yang dimiliki

oleh karyawan tersebut cenderung

meningkat. Hal ini disebabkan karena

dengan kompensasi yang dapat memenuhi

kebutuhan karyawan, maka seorang

karyawan merasa puas dengan apa yang

diperolehnya dari perusahaan sehingga

karyawan tersebut akan memiliki motivasi

yang tinggi untuk melakukan pekerjaan, yang

pada akhirnya akan meningkatkan prestasi

kerjanya termasuk kemampuan dalam

menjalankan tugas secara efektif dan

efisien.

Kompensasi memiliki hubungan yang

signifikan dengan prestasi kerja karyawan

bila dilihat dari indikator penilaian terhadap

kesungguhan karyawan dalam

melaksanakan tugas. Ini berarti bahwa

dengan memberikan kompensasi yang baik

atau layak kepada karyawan, maka prestasi

kerja yang dimiliki oleh karyawan tersebut

akan cenderung meningkat. Hal ini

disebabkan karena dengan kompensasi

yang dapat memenuhi kebutuhan

karyawan, maka seorang karyawan akan

merasa puas dengan apa yang

diperolehnya dari perusahaan sehingga

karyawan tersebut akan memiliki motivasi

yang tinggi untuk melakukan pekerjaan,

yang pada akhirnya akan meningkatkan

prestasi kerjanya termasuk kesungguhan

karyawan dalam melaksanakan tugas.

Hubungan kompensasi dengan

prestasi kerja karyawan dengan indikator

kemampuan dalam merencanakan

pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati

memiliki hubungan yang signifikan. Artinya

memberikan kompensasi yang baik atau

layak kepada karyawan, maka prestasi

kerja yang dimiliki oleh karyawan tersebut

akan cenderung meningkat. Hal ini

disebabkan karena dengan kompensasi

yang dapat memenuhi kebutuhan

karyawan, maka seorang karyawan akan

Page 71: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

merasa puas dengan apa yang diperolehnya

dari perusahaan sehingga karyawan tersebut

akan memiliki motivasi yang tinggi untuk

melakukan pekerjaan, pada akhirnya akan

meningkatkan prestasi kerjanya termasuk

kemampuan dalam merencanakan

pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati.

Kompensasi memiliki hubungan yang

signifikan dengan prestasi kerja karyawan

bila dilihat dari indikator kemampuan teknis

pekerjaannya. Ini berarti bahwa dengan

memberikan kompensasi yang baik atau

layak kepada karyawan, maka prestasi kerja

yang dimiliki oleh karyawan tersebut akan

cenderung meningkat. Hal ini disebabkan

karena dengan kompensasi yang dapat

memenuhi kebutuhan karyawan, maka

seorang karyawan akan merasa puas

dengan apa yang diperolehnya dari

perusahaan sehingga karyawan tersebut

memiliki motivasi yang tinggi untuk

melakukan pekerjaan dan akhirnya

meningkatkan prestasi kerjanya termasuk

kemampuan teknis pekerjaannya.

KESIMPULAN

Kompensasi memiliki hubungan

signifikan dengan prestasi kerja karyawan

pada PT. Pos Indonesia (persero) cabang

Kendari pada tingkat kepercayaan 95% dan

derajat bebas (db) = 4. Hal ini didasarkan

pada hasil analisis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan

antara kompensasi dengan prestasi kerja

karyawan ditinjau dari indikator

kemampuan untuk memikul tanggung

jawab. Artinya semakin tinggi

kompensasi yang diberikan perusahaan

kepada karyawan, kemampuan untuk

memikul tanggung jawab semakin tinggi.

2. Terdapat hubungan signifikan antara

kompensasi dengan prestasi kerja

ditinjau dari indikator kemampuan

menjalankan tugas secara efektif dan

efisien. Artinya semakin tinggi

kompensasi yang diberikan perusahaan

kepada karyawan, maka kemampuan

menjalankan tugas secara efektif dan

efisien akan semakin tinggi.

3. Terdapat hubungan yang signifikan

antara kompensasi dengan prestasi

kerja karyawan ditinjau dari indikator

penilaian terhadap kesungguhan dalam

melaksanakan tugas. Berarti semakin

tinggi kompensasi yang diberikan

perusahaan kepada karyawan, maka

kemampuan akan semakin meningkat.

4. Terdapat hubungan signifikan antara

kompensasi dengan prestasi kerja

ditinjau dari indikator kemampuan dalam

merencanakan pelaksanaan pekerjaan

dengan hati-hati. Artinya semakin tinggi

kompensasi yang diberikan perusahaan

kepada karyawan, maka kemampuan

dalam merencanakan pelaksanaan

pekerjaan dengan hati-hati semakin

baik.

5. Terdapat hubungan yang signifikan

antara kompensasi dengan prestasi

kerja karyawan ditinjau dari indikator

kemampuan teknis pekerjaannya. Berarti

Page 72: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

semakin tinggi kompensasi yang diberikan

perusahaan kepada karyawan, maka

kemampuan teknis karyawan dalam

melakukan pekerjaan semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA

Filipo, Edwin B. (penerjemah : Moh. Mas'ud) 1990. Manajemen Personalia. Edisi ke-6. Erlangga : Jakarta.

Gorfles, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset : Yogyakarta.

Handoko T. Hani, 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2 BPFE, UGM : Yogyakarta.

Hasibuan, Melayu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. PT. Bumi Aksara Jakarta

Manulang, 2005. Manajemen Personalia. Penerbit Ehalia : Jakarta.

Mangkuprawira, Sjafri, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi. Ehlia Indonesia : Jakarta.

Nawawi, Hadari, 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. PT. Rineka Cipta : Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo, 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia PT. Rineka Cipta : Jakarta

Rosdiana, 2002. Hubungan Kompensasi Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kendari, Skripsi Ekonomi, Unhalu Kendari.

Ruky, Achmad S. 2002. Sistem Manajemen Kerja. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ehalia Indonesia : Jakarta.

Veithzal Rivai, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PT. Rajagrafindo : Jakarta.

Winardi, 1992. Manajemen Perkantoran dan Pengevaluasian Alumni : Bandung

ANALISIS PERANAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN

LABA BERSIH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA Tbk

Salma Saleh 1) & Awat Fauziah 2)

ABSTRACT

This research was conducted at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk which is located in Jend. Sudirman street no 44-46, Jakarta. The objective of this research was to explain and evaluate empirically the level of significansy and the effect of finance performance which covers : liquidity racio, rentability, solvability toward profit growth at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Type of data used in this research was secondary data, which was collected by researcher in the form of income statement report and balance from Jakarta market stock (BEJ). Analysis tools used konfirmatory factor analysis and double aregresi linear. Based on the result of konfirmatory factor analysis shows that factor of liquidity, rentability, solvability have eigenvalue >1. Besides that, loading factor value from the whole independent variables still above limitation score 0,60 or 60 %. The result of double regression linear is good both partial and simultaneously toward the significant effect among liquidity, rentability, and racio of solvability towards the profit growth at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Therefore, we can conclude that considering factor of liquidity, rentability, and racio solvability can give role or contribution about 97, 10 % to expain profit growth at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk.

Key Words: Liquidity, Rentability, Finance Performance, Profit Growth

Page 73: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia keuangan

dewasa ini, khususnya lembaga keuangan

makin berkembang dan kompleks. Dari segi

jumlah terlihat semakin banyaknya lembaga

keuangan yang didirikan. Hal ini seiring

dengan bertambahnya kebutuhan

masyarakat akan transaksi keuangan yang

kompleks dan cepat. Bank merupakan salah

satu lembaga keuangan yang yang paling

berkembang diantara lembaga keuangan

yang lain. Bank merupakan lembaga

keuangan yang memberikan jasa keuangan

yang paling lengkap. Usaha keuangan yang

dilakukan disamping menyalurkan dana atau

memberikan pinjaman juga menghimpun

dana dari masyarakat luas dalam bentuk

simpanan.

Sebagai sebuah badan usaha, maka

bank dalam mengelola usahanya harus

memperoleh laba (profit oriented). Laba

merupakan kunci dasar dalam menjalankan

operasional sebuah bisnis dimana sebuah

bisnis tersebut akan gagal bekerja jika tidak

memperoleh laba. Namun demikian prinsip

efisiensi harus tetap dipegang dalam rangka

menyeimbangkan antara laba dan efisiensi

usaha yang maksimum. Salah satu cara

untuk dapat mengetahui tingkat efisiensi

sebuah usaha adalah dengan melihat aspek

laporan keuangan. Secara garis besar, untuk

mengetahui kinerja keuangan sebuah bank

dapat diukur dengan menggunakan rasio

keuangan antara lain: Rasio likuiditas, Rasio

Rentabilitas, dan Rasio solvabilitas. Ketiga

rasio tersebut memberikan gambaran

mengenai efektivitas dan efisiensi

pengelolaan keuangan sebuah bank.

Rasio likuiditas sebuah bank yang

tinggi dapat menurunkan risiko yang ada,

akan tetapi juga dapat menurunkan tingkat

laba. Hal ini disebabkan banyaknya dana

yang menganggur atau tidak dimanfaatkan

dan tentu saja mempengaruhi kesehatan

bank yang bersangkutan. Untuk

mengetahui tingkat likuiditas dapat diukur

berdasarkan : Quick Ratio, investing policy

ratio, banking ratio, loan to assets ratio, dan

cash ratio. Rasio rentabilitas pada dasarnya

adalah mengukur profit yang diperoleh dari

modal-modal yang digunakan untuk operasi

sebuah bank atau mengukur profit yang

diperoleh dari modal-modal yang digunakan

untuk operasi sebuah bank atau mengukur

kemampuan sebuah bank untuk

memperoleh keuntungan. Untuk

mengetahui tingkat rentabilitas sebuah

bank dapat diukur berdasarkan : Gross

profit margin, net profit margin, Return on

equity, Return on total Assets, Rate of

return on loan, dan interest margin on

earning assets. Rasio Solvabilitas adalah

mengukur efisiensi bank dalam

menjalankan aktivitasnya. Semakin efisien

bank dalam menjalankan aktivitasnya

semakin meningkat laba yang didapat.

Berdasarkan data yang diperolah

pada observasi awal dalam riset ini

menunjukkan dari tahun 1993 sampai 1994

laba menurun sebesar 29,58% dikarenakan

Page 74: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

menurunnya pendapatan/penerimaan. Pada

tahun 1995-1996 laba menurun dan

meningkat 18,21% dan 4,59%, penurunan

dan peningkatan ini disebabkan turun dan

naiknya revenue PT Bank Rakyat Indonesia

Tbk pada tahun tersebut. Selanjutnya pada

tahun 1997 laba mengalami kenaikan

sebesar 5,26% hal ini disebabkan naiknya

pendapatan. Tahun 1998-2000 mengalami

peningkatan masing-masing 8,64%, 2,47%

dan 7,89% disebabkan naiknya revenue dan

pendapatan operasi Bank Rakyat Indonesia

tahun 2001-2002 mengalami peningkatan

masing-masing 4,32% dan 29,70%

disebabkan oleh naiknya pendapatan dan

khusus untuk tahun 2002 ada peningkatan

pendapatan cukup signifikan. Tahun 2003

terjadi penurunan 15,48% dari tahun

sebelumnya disebabkan oleh turunnya

revenue dari Bank Rakyat Indonesia pada

tahun 2004-2006 mengalami peningkatan

masing 63,65%, 4,60%, dan 10,55%, hal ini

disebabkan naiknya pendapatan operasi

Bank Rakyat Indonesia.

Quick ratio tertinggi ada pada tahun

2006 yaitu sebesar 25,7% dan Quick ratio

terendah ada pada tahun 1993 yaitu sebesar

8.8%. Hal ini disebabkan karena pada tahun

2007 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memilki

total deposit dan harta paling likuid tertinggi

dari tahun 1993 dan pada tahun 1993 PT

Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki Quick

ratio terendah dikarenakan pada tahun ini PT

Bank Rakyat Indonesia memiliki total deposit

dan harta yang likuid paling rendah.

Net profit margin tertinggi ada pada

tahun 2002 yaitu sebesar 74,6% dan net

profit margin terendah pada tahun 1993

yaitu sebesar 49,4%. Perkembangan net

profit margin tahun 2004 mengalami

kenaikan sebesar 10,17 % dari tahun

sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh

meningkatnya tingkat net income yang

dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia

Tbk.dari tahun sebelumnya tetapi tahun

selanjutnya mengalami penurunan.

Selanjutnya primary ratio terbesar ada

pada tahun 2004 dengan nilai 11,63% dan

primary ratio terendah ada pada tahun

1994 dengan nilai sebesar 2,09%. Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya total equity

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk secara

signifikan pada tahun 2004. Primary ratio

pada tahun 1994 disebakan total equity PT

Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun

1994 berada pada titik terendah.

Mengacu pada fenomena empiris di

atas nampak adanya variasi pertumbuhan

laba bersih (Net Income). Hal ini

disebabkan karena variasi quick ratio

(Likuiditas), net profit margin (Rentabilitas),

dan primary ratio (Solvabilitas). Oleh sebab

itu dibutuhkan peranan kinerja keuangan

yang baik dalam memprediksi pertumbuhan

laba bersih. Berdasarkan uraian-uraian

yang telah dikemukakan di atas maka

penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang peranan kinerja

keuangan terhadap pertumbuhan laba

bersih pada PT Bank Rakyat Indonesia

Page 75: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Tbk. Fokus permasalahan yang akan dikaji

dalam riset ini apakah rasio likuiditas, rasio

rentabilitas dan rasio solvabilitas

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk. Dengan demikian tujuan yang

ingin dicapai adalah menjelaskan dan

menguji secara empiris besarnya tingkat

signifikan dan pengaruh kinerja keuangan

yang meliputi: rasio likuiditas, rasio

rentabilitas dan rasio solvabilitas terhadap

pertumbuhan laba bersih.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada PT Bank

Rakyat Indonesia,Tbk. Jenis data yang

digunakan adalah data sekunder, yang

dikumpulkan oleh penulis berupa laporan

rugi laba dan neraca dari Bursa Efek Jakarta

dengan website www.isx.co.id. dan website

PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk yaitu

www.bri.co.id. Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara: (1)

Pengambilan data-data yang telah

didokumentasikan oleh pihak perusahaan

seperti laporan keuangan serta data lain

yang diperlukan melalui website Indonesia

Stock Exchange; (2) Penelitian

kepustakaan yaitu mengumpulkan data

lewat kepustakaan dengan mempelajari

buku dan literatur sebagai landasan teori.

Metode analisis data

Peralatan analisis yang digunakan

dalam riset ini adalah analisis faktor

konfirmatori yang dilakukan terhadap

indikator setiap variabel sehingga dapat

diperoleh skor faktor dari variabel laten,

dimana skor faktor variabel tersebut dipakai

untuk penentuan koefisien setiap variabel

dalam analisis regresi linear berganda.

Analisis regresi linear berganda yang

dilakukan sebagai lanjutan dari analisis

faktor digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas baik secara

parsial maupun simultan. Persamaan

regresi untuk memprediksi digunakan

persamaan: Y = a + b1X1t + b2X2t + b3X3t.

Selanjutnya untuk melakukan

pengujian menggunakan level of signifikan

α = 0,05 atau tingkat kepercayaan

95%.Lebih jelasnya hubungan kausal yang

berdasarkan persamaan regresi linear

berganda digambarkan sebagai berikut:

Page 76: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Gambar 1. Desain Hubungan antar Variabel Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bank Rakyat Indonesia merupakan

salah satu bank yang berada di Indonesia

yang kegiatan utamanya adalah sebagai

lembaga intermediasi atau lembaga yang

menghimpun dana dari masyarakat yang

kelebihan dana lalu menyalurkannya kembali

kepada masyarakat yang kekurangan dana.

Dalam penelitian ini digunakan analisis faktor

konfirmatori yang dilakukan terhadap

indikator setiap variabel sehingga dapat

diperoleh skor faktor dari variabel laten,

dimana skor faktor variabel tersebut akan

dipakai untuk penentuan koefisien setiap

variabel dalam analisi regresi linear

berganda. Ringkasan hasil analisis faktor

dan regresi linear berganda dalam riset ini

dapat dilihat pada Tabel di bawah:

Page 77: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Pada tabel 1 di atas menunjukkan hasil

analisis faktor yang digunakan untuk

menyederhanakan item variabel bebas

menjadi seperangkat variabel (faktor) baru,

namun melalui analsis faktor belum mampu

menjawab permasalahan dan tujuan riset ini,

sehingga dilanjutkan dengan analisis regresi

linear berganda. Uraian pembahasan

pembentukan faktor dan pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat

dalam riset ini sebagai berikut:

Pengaruh Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba

Koefisien regresi rasio likuiditas

mempunyai nilai negatif artinya setiap

kenaikan rasio likuiditas akan menurunkan

kemampuan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

dalam membayar hutang jangka pendeknya,

yang berarti perusahaan tidak memiliki

peluang untuk meningkatkan pendapatan.

(Alwi, 1994:110). Pada koefisien regresi

nampak bahwa likuiditas sebesar -0,901

artinya bahwa setiap kenaikan Rp 1,00

likuiditas akan menurunkan pertumbuhan

laba sebesar Rp 0,901. Variabel Likuiditas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Hasil ini dapat dibuktikan

dengan variabel likuiditas mempunyai nilai

thitung = 16,588 dengan nilai sig t = 0,000, jika

dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,7709

dengan taraf signifikansi 0,05, maka nilai

thitung > ttabel. Dapat diartikan variabel likuiditas

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan laba PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk.

Hasil analisis faktor likuiditas

menunjukan semua indikator variabel

hanya terdapat satu faktor yang signifikan

berarti indikator variabel yang digunakan

sebagai pengukur variabel atau faktor yang

terbentuk bersifat valid. Hal ini dapat dilihat

dari besarnya eigenvalue = 2,718 yang

menunjukan faktor likuiditas adalah paling

bagus untuk meringkas ke empat indikator

variabel dalam penelitian ini dan mampu

menjelaskan keragaman (cumulative %)

sebesar 67,96% terhadap varian total.

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai

determinasi matriks korelasi sebesar

0.001786 yang mendekati 0 antara selurih

indikator variabel bebas terbukti saling

berkorelasi.

Namun communalities pada dasarnya

adalah jumlah varians dari suatu indikator

variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor

terbentuk. Keempat variabel likuiditas lebih

besar dari 0,50 berarti semua variabel

mempunyai hubungan yang erat dengan

faktor terbentuk yaitu faktor likuiditas.

Kemudian nilai loading factor dari keempat

indikator variabel yaitu quick ratio = 66,3%,

cash ratio = 86,7%, banking ratio = 94,0%,

dan loan to assets ratio = 98,5%. Dengan

demikian nilai loading factor tersebut

mengindikasikan bahwa korelasi antara

semua variabel positif dengan faktor

likuiditas yang mempunyai rentang interval

antara 66,3%-98,5% masih di atas angka

pembatas 0,60 atau 60%. Sehingga dapat

diartikan bahwa semakin ditingkatkan

Page 78: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

pertimbangan faktor likuiditas yang meliputi

quick ratio, cash ratio, banking ratio, dan

loan to assets ratio dapat meningkatkan

pertumbuhan laba PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk

variabel bebas faktor likuiditas diperoleh

persentase ketepatan sebesar 70% dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model

faktor untuk variabel bebas likuiditas dapat

diterima karena memiliki tingkat ketepatan di

atas 50%. Hasil di atas menunjukan bahwa

manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

belum efektif dalam memaksimalkan

aktivanya yang ada untuk digunakan seperti

untuk menyalurkan kredit yang ada untuk

memperolah laba. Jadi pihak PT Bank

Rakyat Indonesia Tbk harus meningkatkan

pinjaman dengan menggunakan aktivanya

sehingga peluang untuk memperoleh

keuntungan di masa yang akan datang

semakin besar daripada uang tersebut

mengendap dan menjadi idle. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa kenaikan likuiditas akan

menurunkan tingkat laba.

Pengaruh Rentabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba

Variabel rentabilitas berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan laba

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Hasil ini

dapat dibuktikan dengan analisis regresi

linear berganda yang menunjukan bahwa

variable rentabilitas mempunyai nilai thitung =

6,705 dengan nilai sig t = 0,000, jika

dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,7709

dengan taraf signifikansi 0,05, maka nilai

thitung > ttabel. Koefisien regresi rasio

rentabilitas mempunyai nilai positif artinya

setiap kenaikan rasio rentabilitas akan

menaikan kemampuan PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk dalam memperoleh laba,

karena rentabilitas yang tinggi menandakan

bahwa keuntungan bank meningkat

(Kasmir, 2004:281). Pada koefisien regresi

nampak bahwa rentabilitas sebesar +0,364

artinya setiap kenaikan Rp 1,00 rentabilitas

akan menaikan pertumbuhan laba Rp

0,364.

Hasil analisis faktor rentabilitas

menunjukan semua indikator variabel

hanya terdapat satu faktor yang signifikan

berarti indikator variabel yang digunakan

sebagai pengukur variabel atau faktor yang

terbentuk bersifat valid. Hal ini dapat dilihat

dari besarnya eigenvalue = 1,761 yang

menunjukan faktor rentabilitas adalah

paling bagus untuk meringkas ketiga

indikator variabel dalam penelitian ini dan

mampu menjelaskan keragaman

(cumulative %) sebesar 58,70 % terhadap

varian total. Selain itu dapat pula dilihat dari

nilai deterrminasi matriks korelasi sebesar

0,0426 yang mendekati 0 antara selurih

indikator variabel bebas terbukti saling

berkorelasi.

Namun communalities pada dasarnya

adalah jumlah varians dari suatu indikator

variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor

terbentuk. Dalam penelitian ini angka

communalities dari ketigat variabel lebih

Page 79: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

besar (lampiran) lebih besar dari 0,50 berarti

semua variabel mempunyai hubungan yang

erat dengan faktor terbentuk yaitu faktor

rentabilitas. Kemudian nilai loading factor

dari ketiga indikator variabel yaitu return on

assets = 90,5%, net profit margin = 93,7%,

dan return on equity = 85,2%. Dengan

demikian nilai loading factor tersebut

mengindikasikan bahwa korelasi antara

semua variabel positif dengan faktor

likuiditas yang mempunyai rentang interval

antara 85,2%-93,7% masih di atas angka

pembatas 0,60 atau 60%. Sehingga dapat

diartikan bahwa semakin ditingkatkan

pertimbangan faktor likuiditas yang meliputi

return on assets, net profit margin, dan return

on equity dapat meningkatkan pertumbuhan

laba Bank Rakyat Indonesia.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk

variabel bebas faktor rentabilitas diperoleh

persentase ketepatan sebesar 76% dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model

faktor untuk variabel bebas rentabilitas dapat

diterima karena memiliki tingkat ketepatan di

atas 50%. Dalam hal ini kinerja manajemen

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sudah baik

dalam dalam memanfaatkan sumber daya

dana yang ada. Namun perlu ditingkatkan

lagi dalam memaksimalkan modal yang

diinvestasikan agar dimasa yang akan dating

dapat memperoleh laba dan meningkatkan

pertumbuhan laba PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk. Hal ini sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa kenaikan

rentabilitas akan meningkatkan

pertumbuhan laba.

Pengaruh Solvabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba

Variabel solvabilitas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

laba PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Hasil

analisis data menunjukan bahwa variable

solvabilitas mempunyai nilai thitung = 3,001

dengan nilai sig t = 0,013, jika dibandingkan

dengan nilai ttabel = 1,7709 dengan taraf

signifikansi 0,05, maka nilai thitung > ttabel. Nilai

koefisien regresi rasio solvabilitas positif

artinya setiap kenaikan rasio solvabilitas

akan menaikan kemampuan PT Bank

Rakyat Indonesia Tbk dalam membayar

utang jangka panjangnya berdasarkan

permodalan yang dimiliki dimana salah satu

unsurnya adalah laba. Semakin tinggi rasio

ini semakin bagus (Kasmir, 2004:275).

Pada koefisien regresi nampak bahwa

solvabilitas sebesar +0,163 artinya bahwa

setiap kenaikan Rp 1,00 rentabilitas akan

menaikan pertumbuhan laba sebesar Rp

0,163.

Hasil analisis faktor solvabilitas

menunjukan semua indikator variabel

hanya terdapat satu faktor yang signifikan

berarti indikator variabel yang digunakan

sebagai pengukur variabel atau faktor yang

terbentuk bersifat valid. Hal ini dapat dilihat

dari besarnya eigenvalue = 2,899 yang

menunjukan faktor solvabilitas adalah

paling bagus untuk meringkas ketiga

indikator variabel dalam penelitian ini dan

Page 80: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

mampu menjelaskan keragaman (cumulative

%) sebesar 96,64% terhadap varian total.

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai

deterrminasi matriks korelasi sebesar

0,00007005 yang mendekati 0 antara selurih

indikator variabel bebas terbukti saling

berkorelasi.

Namun communalities pada dasarnya

adalah jumlah varians dari suatu indikator

variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor

terbentuk. Dalam penelitian ini angka

communalities dari keempat variabel lebih

besar dari 0,50 berarti semua variabel

mempunyai hubungan yang erat dengan

faktor terbentuk yaitu faktor solvabilitas.

Kemudian nilai loading factor dari keempat

indikator variabel yaitu primary ratio = 99,5%,

risk assets ratio = 98,7%, dan capital

adequacy ratio = 96,7%. Dengan demikian

nilai loading factor tersebut mengindikasikan

bahwa korelasi antara semua variabel positif

dengan faktor likuiditas yang mempunyai

rentang interval antara 96,7%-99,5% masih

di atas angka pembatas 0,60 atau 60%.

Sehingga dapat diartikan bahwa semakin

ditingkatkan pertimbangan faktor solvabilitas

yang meliputi primary ratio, risk assets ratio,

dan capital adequacy ratio dapat

meningkatkan pertumbuhan laba PT Bank

Rakyat Indonesia Tbk. Berdasarkan hasil

perhitungan untuk variabel bebas faktor

solvabilitas diperoleh persentase ketepatan

70% dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model faktor untuk variabel bebas

solvabilitas dapat diterima karena memiliki

tingkat ketepatan di atas 50%.

Dalam hal ini kinerja manajemen

Bank Rakyat Indonesia sudah baik dalam

dalam memanfaatkan sumber modal yang

ada untuk membayar hutang jangka

panjangnya . Namun perlu ditingkatkan lagi

dalam memaksimalkan modal yang ada

agar dimasa yang akan datang dapat

dengan mudah membayar hutang jangka

panjangnya berdasarkan jumlah modal

(equity) yang ada yang salah satu unsurnya

adalah laba bersih. Hal ini sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa kenaikan

solvabilitas akan meningkatkan

pertumbuhan laba.

Peranan Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Bersih

Berdasarkan hasil analisis faktor

konfirmatori dan regresi linear berganda

disajikan pada tabel 1 di atas, variabel F1,

F2, dan F3 terhadap Y menunjukan bahwa

besarnya nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,971 dapat diartikan bahwa

97,1% proporsi variasi dari kinerja

perusahaan diterangkan oleh keseluruhan

variabel likuiditas (F1), rentabilitas (F2) dan

solvabilitas (F3). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pertimbangan faktor

likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas dapat

memberikan peranan atau kontribusi

sebesar 97,1% untuk menjelaskan

pertumbuhan laba PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk dan sisanya 2,9% dijelaskan

atau ditentukan oleh variabel lain di luar

Page 81: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

model analisis dalam penelitian ini. Secara

simultan variabel Likuiditas, Rentabilitas, dan

Solvabilitas berpengaruh positif dan

signifikan secara simultan terhadap

pertumbuhan laba PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk Hasil analisis regresi linear

berganda menunjukan bahwa variabel

likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas

mempunyai nilai Fhitung = 109,704 dengan

nilai sig F = 0,000, jika dibandingkan dengan

nilai Ftabel = 3,71 dengan taraf signifikansi

0,05, maka nilai Fhitung > Ftabel.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa hasil analisis faktor

konfirmatori menunjukan bahwa faktor

likuiditas, faktor rentabilitas, dan faktor

solvabilitas mempunyai nilai eigenvalue > 1.

Selain itu nilai loading factor dari seluruh

variabel bebas masih berada di atas angka

pembatas 0,60 atau 60%.

Hasil analisis regresi linear beganda

pada penelitian ini terbukti baik secara

parsial maupun simultan terdapat pengaruh

antara variabel yang dapat dinyatakan: (a)

Rasio likuiditas mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan laba pada Bank

Rakyat Indonesia; (b) Rasio rentabilitas

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba

pada Bank Rakyat Indonesia; (c) Rasio

solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan laba pada Bank Rakyat

Indonesia, dan (d) Rasio likuiditas,

rentabilitas, dan solvabilitas mempunyai

pengaruh secara simultan terhadap

pertumbuhan laba Bank Rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anomalous. 2000- 2007. Indonesia Stock Exchange. BEJ: Jakarta www.bri.co.id: Jakarta.

Abdullah, Faisal. 2003. Manajemen Perbankan (Teknik Analsis Kinerja Keuangan Bank). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Alwi, Syafaruddin. 1994. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. Yogyakarta: Andi Offset.

Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain.1998. Ekonometrika Dasar, Erlangga. Jakarta

Husnan, Suad. 2003. Manajemen Keuangan. Buku II. Edisi 4. Yogyakarta

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Keown, Arthur J. 1995. Dasar-dasar Manajemen keuangan. Terjemahan oleh Djakman. Jakarta: Salemba Empat.

Malholtra, Naresh K. 1996. Marketing Research, An Applid Orientation. The Prantice- Hall. Inc., New Jersey.

Munawir.2001.Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Murniati. 2000. Analisis Rasio Keuangan dan Prediksi Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Indonesia. Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: Program Pasca Sarjana Ekonomi Airlangga.

Rivai, Veithzal dan Vithzal, Permata Andria. 2006. Credit Management Handbook (Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Page 82: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Santoso, Singgih. 2004. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.

Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Henry. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Supranto, J.2004. Analisis Multivariate. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Unga, Maharulla La Ode.2007. Peranan Kinerja Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Wanita Kendari. Skripsi.

Widjaja Tunggal, Amin. 1996. Akuntansi Manajemen Untuk Usahawan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Weston dan Copeland. 1992. Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Jaka Waksana. 1994. Jakarta: Erlangga

Weston dan Brigham.1994. Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Wahid dan Kosasih.1997. Jakarta: Erlangga.

ANALISIS PENILAIAN SAHAM MELALUI PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

Muh. Masri 1) & Astri Yulias Tanti 2)

ABSTRACT

This riset has purpose to know about the stock valuation through price earning ratio approach at the otomotif industry in Jakarta Stock Exchange. Type of data used in this riset is secondary data. The company which fulfilling the sample’s criteria is eight from fifteen otomotif companies. The data was analyzed by descriptive analysis. The result of riset show

Page 83: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

that the otomotif industry which its stock prices was over priced, are: Good Year Indonesia Tbk in the year 2002- 2004, Gajah Tunggal Tbk in 2006, Indomobil Sukses Internasional Tbk in 2004 and 2005, Multi Prima Sejahtera Tbk in 2004 and 2006, and Nipress Tbk in 2004. The height of stock prices was caused by total share circulate too little. The overcome this matter, the company can do tha share resolving (stock split), right issue dan stock deviden. The otomotif company which its stock prices was under priced, are: Prima Alloy Steel Tbk in 2002-2006, Branta Mulia Tbk in 2002-2006, Good Year Indonesia Tbk in 2005 and 2006, Gajah Tunggal Tbk in 2002, 2003 and 2006, Multi Prima Sejahtera in 2002-2005, Nipress in 2002, 2003, 2005, and 2006, selamat sempurna tbk in 2002-2006. The low of stock prices was caused by total of share circulate to much. To anticipate this matter, hence company can do the prchasing return the share (repurchase of stock) and improving dividen share on chance that amount of share circulate will deciease and its stock prices will increase.

Key Word: Price Earning Ratio, Stock Valuation

PENDAHULUAN

Pelaksanaan pembangunan nasional,

diperlukan pembiayaan baik yang bersumber

dari pemerintah maupun dari masyarakat.

Kebutuhan pembangunan yang semakin

besar dimasa yang akan datang tidak akan

dapat dibiayai oleh pemerintah saja tetapi

juga dibutuhkan peran serta masyarakat.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu wadah

yang dapat menggalang dana masyarakat

untuk menunjang pembangunan nasional.

Kegiatan pasar modal yang biasa

disebut bursa efek, meliputi seluruh kegiatan

jual beli efek/surat berharga perusahaan

yang ditawarkan kepada masyarakat umum

mempunyai peran yang penting yaitu

sebagai sarana untuk mendorong peran

serta masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan nasional. Oleh karena itu para

pemodal dapat melakukan investasi melalui

kepemilikan saham dan obligasi, dan dapat

berpartisipasi melalui pemilihan kegiatan

investasi yang di inginkan. Pasar modal juga

berperan dalam pemerataan tingkat

pendapatan, dengan memberi kesempatan

bagi masyarakat luas untuk mendapatkan

keuntungan yang diperoleh perusahaan

melalui kepemilikan saham. Atas dasar

inilah pasar modal dianggap sebagai salah

satu sarana efektif untuk mempercepat

pembangunan nasional.

Disisi lain pasar modal juga memiliki

peranan penting dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi, kehadiran pasar

modal akan menambah jumlah pilihan

dalam berinvestasi. Sehingga kesempatan

untuk memilih investasi yang sesuai

dengan referensi investor akan semakin

besar. Oleh karena itu pasar modal menjadi

sangat penting bagi seorang investor.

Sumantoro (1988) mengemukkan

perusahaan melakukan transaksi jual beli

efek berdasarkan atas beberapa

pertimbangan: (1) menghimpun dana yang

diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan;

(2) memberi kesempatan kepada

masyarakat untuk turut serta dalam

pengelolaan dan perkembangan

perusahaan; (3) memberikan peluang untuk

Page 84: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

berpartsipasi dalam pengawasan

pengelolaan perusahaan.

Tujuan seorang investor

menanamkan modal dipasar modal adalah

memperbesar laba dan memperkecil risiko.

Untuk mencapai tujuan tersebut, para

pemodal harus berusaha untuk menghindari

segala risiko yang ditimbulkan dengan cara

melakukan penilaian pada harga saham

yang akan dibeli. Oleh karena itu seorang

investor harus mengetahui apakah saham

tersebut layak untuk dibeli atau tidak.

Proses pengambilan keputusan

pembelian saham berdasarkan analisis yang

cermat akan menghasilkan tingkat

keuntungan yang maksimal. Proses tersebut

diawali dengan tingkat pengembalian yang

diharapkan dengan memperhitungkan faktor

risiko, kemudian menentukan nilai saham

yang seharusnya atau lebih dikenal dengan

nilai nominal. Jika nilai nominal saham lebih

besar daripada dari nilai pasar maka investor

dapat mengambil keputusan untuk membeli

saham tersebut sebaliknya jika nilai nominal

saham lebih kecil dari nilai pasar berarti nilai

saham tersebut mahal maka investor tidak

akan membeli saham tersebut.

Analisis yang dapat digunakan untuk

mengetahui nilai intrinsik suatu perusahaan

yaitu analisis fundamental, ide dasar

pendekatan ini adalah bahwa harga saham

akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan

(Halim,2005:21). Sedangkan Sharpe

(1997:397) mengatakan bahwa untuk

pencarian sekuritas yang miscpriced

biasanya digunakan analisis fundamental.

Analisis fundamental perusahaan akan

menghasilkan pilihan jenis saham mana

yang sudah mahal dan mana yang masih

murah, Fokus analisis tersebut

terkonsentrasi pada analisis manajemen

dan analisis keuangan perusahaan

(Wahyudi, 2007 http://www.harian suara

merdeka, diakses 2 maret 2007).

Price earning ratio merupakan salah

satu pendekatan yang dapat digunakan

oleh para pemegang saham untuk menilai

saham yang diminatinya. Semakin tinggi

nilai saham tersebut maka semakin tinggi

pula nilai jual yang dimilikinya dan hal ini

akan berpengaruh terhadap kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba serta

menjaga kelangsungan usahanya, yang

berpengaruh terhadap hasil yang akan

diterimanya. Oleh karena itu setiap

perusahaan berusaha untuk meningkatkan

price earning rationya dengan harapan para

pemegang saham akan semakin tertarik

untuk ikut serta dalam perusahaan

tersebut.

Pertumbuhan price earning ratio pada

industri otomotif di Bursa Efek Jakarta pada

tahun 2006 perusahaan yang nilai

sahamnya berada di atas rata-rata nilai

PER industri otomotif (over priced), adalah

perusahaan Branta Mulia Tbk (BRAM)

sebesar 23,39 kali, perusahaan Gajah

Tunggal Tbk (GJTL) sebesar 13,78 kali Hal

ini berarti bahwa nilai saham kedua

perusahaan ini cukup tinggi dan akan

Page 85: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

berdampak pada meningkatnya laba yang

diterima oleh perusahaan, pada tahun ini

rasio harga saham kedua perusahaan ini

cukup tinggi dan tidak layak untuk dibeli.

Sedangkan perusahaan yang nilai sahamnya

berada di bawah nilai rata-rata per industri

otomotif (under priced) adalah perusahaan

Prima Alloy Steel Tbk (PRAS) sebesar -

28,76 kali, perusahaan Indomobil Sukses

Sempurna Tbk (IMAS) sebesar -56,72 kali,

perusahaan Good Year Indonesia Tbk

(GDYR) sebesar 9,12 kali, perusahaan

Nipress Tbk (NIPS) sebesar 3,00 kali.,

perusahaan Multi Prima Sejahtera Tbk

(LPIN) sebesar 6,28 kali, dan perusahaan

Selamat Sejahtera Tbk sebesar 7,58 kali.

Kondisi empiris di atas menunjukkan

bahwa nilai saham ke enam perusahaan ini

cukup rendah dan akan berdampak pada

rendahnya tingkat laba yang akan diterima

oleh perusahaan, pada tahun ini rasio harga

saham ke enam perusahaan ini cukup

rendah dan layak untuk dibeli. maka hal ini

menarik perhatian penulis mengenai

bagaimana penilaian saham melalui

pendekatan price earning ratio sehingga

pada akhirnya dapat membantu stakeholder

dalam menilai perusahaan tersebut sebelum

mengambil keputusan untuk membeli atau

menjual sahamnya. Mengacu pada

fenomena empiris yang telah dipaparkan di

atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

kajian dengan focus permasalahan

bagaimana analisis penilaian saham melalui

pendekatan Price earning ratio pada industri

otomotif di Bursa Efek Jakarta. Selanjutnya

tujuan yang ingin dicapai untuk

menjelaskan dan mengetahui penilaian

saham melalui pendekatan Price earning

ratio pada industri otomotif di Bursa Efek

Jakarta.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan industri otomotif

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan industri otomotif

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,

sehingga diperoleh jumlah populasi

sebanyak 15 perusahaan. Teknik penarikan

sampel yang dilakukan adalah teknik

penarikan sampel dengan cara sengaja

dengan tujuan tertentu (Sugiyono,

2000:61). Tujuan penarikan sampel dengan

cara ini adalah agar penelitian ini dapat

representatif. Kriteria sampel yang

digunakan adalah: (1) Perusahaan industri

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta selama 5 tahun berturut-turut sejak

tahun 2002-2006; (2) Perusahaan industri

otomotif yang menyerahkan laporan

keuangan secara rutin pada periode waktu

yang telah ditetapkan. Berdasarkan kriteria

yang ditetapkan diatas maka yang

memenuhi kriteria sampel yaitu sebanyak 8

perusahaan dengan periode penelitian 5

tahun.

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Data ini

bersumber dari Bursa Efek Jakarta (BEJ),

Page 86: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

dengan situs (website) www.jsx.co.id (jakarta

stock exchange) serta dari sumber lain yang

berkaitan dengan penelitian ini. Untuk dapat

mencapai tujuan penelitian ini digunakan

metode analisis deskriptif yaitu menjelaskan

cara perhitungan penilaian saham melalui

pendekatan Price earning ratio.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Earning per share adalah rasio pasar

modal yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bersih dari setiap lembar

saham yang beredar. Earning per share

yang tinggi berarti berarti makin tinggi pula

keuntungan yang diperoleh dari setiap

lembar saham yang beredar. Hasil

perhitungan earning per share perusahaan

otomotif selama 5 tahun (2002-2006).

Pada tabel 1 menunjukkan earning per

share setiap perusahaan otomotif berbeda-

beda dan mengalami perubahan yang cukup

bervariasi setiap tahunnya. Perusahaan

otomotif yang memiliki rata-rata earning

pershare rendah adalah Indomobil Sukses

Internasional Tbk yaitu sebesar Rp.52,156

artinya setiap satu lembar saham yang

dikeluarkan oleh perusahaan menghaslkan

laba sebesar Rp.52,156. Rendahnya earning

per share disebabkan ketidakmampuan

perusahaan menciptakan lebih banyak

sumber daya yang menjadi sumber untuk

membayar deviden. Sedangkan

perusahaan otomotif yang memiliki earning

per share tertinggi adalah Gajah Tunggal

Tbk sebesar Rp.305,002. Secara umum

dari 8 peusahaan otomotif yang dijadikan

sampel rata-rata memiliki earning per share

dalam kurun waktu 5 tahun terakhirsebesar

Rp 169,2812.

Selanjutnya harga saham adalah

harga dari saham di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh dari

permintaan dan penawaran saham

bersangkutan oleh pelaku pasar. Rata-rata

Page 87: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

harga saham pada industri otomotif di bursa efek Jakarta dapat dilihat tabel berikut:

Berdasarkan data pada tabel 2

menunjukan bahwa harga saham terendah

dimiliki oleh perusahaan Prima Alloy Stell

Tbk yaitu sebesar Rp.390 per lembar saham

dan harga saham tertinggi dimiliki oleh Good

Year Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.6.365

per lembar saham, hal tersebut menunjukkan

bahwa dari rata-rata kedelapan perusahaan

otomotif di atas, perusahaan Good Year

Indonesia Tbk memiliki harga saham yang

paling tinggi dan ini akan berpengaruh pada

jumlah laba per lembar saham yang diterima

oleh perusahaan. Rata-rata harga saham 8

perusahaan otomotif dijadikan sampel dalam

kurun 5 tahun terakhir mencapai Rp.

1.430,75 per lembar saham.

Selanjutnya price earning ratio adalah

perbandingan harga saham dengan laba

perlembar saham yang kemudian menjadi

landasan pertimbangan seorang investor

membeli saham sebuah perusahaan.

Setelah semua komponen diketahui

selanjutnya dilakukan perhitungan nilai

PERaktual dengan membagi antara harga

saham dengan laba perlembar saham,

adapun perkembangan price earning ratio

(PERaktual) pada industri otomotif di bursa

efek jakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 88: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan

bahwa rata-rata price earning ratio pada

kedelapan perusahaan otomotif selama

priode 2002-2006 berbeda-beda dan

mengalami perubahan yang bervariasi

disetiap tahunnya ada yang rata-ratanya

tinggi atau overpriced dan ada pula yang

sangat rendah atau underpriced. Nilai price

earning ratio yang overpriced menunjukkan

bahwa nilai PER perusahaan tersebut

berada diatas rata-rata PER normal yang

berarti nilai sahamnya tinggi atau cukup

mahal jika dibandingkan dengan harga

saham sejenis lainnya pada industri yang

sejenis. Nilai saham yang underpriced

menunjukkan bahwa nilai PER perusahaan

tersebut berada dibawah rata-rata PER

normal yang berarti nilai sahamnya rendah.

Rata-rata PERaktual perusahaan

otomotif yang menjadi sampel penelitian

selama periode 2002-2006 menunjukan

bahwa rata-rata PER perusahaan memiliki

nilai yang cukup tinggi yaitu sebesar 1,73

kali dengan PER terendah pada tahun 2006

yaitu sebesar -2,79 kali dan tertinggi pada

tahun 2003 yaitu sebesar 3,64 kali. Setelah

PER aktual diketahui selanjutnya dilakukan

perhitungan nilai PER normal dengan

membagi antara nilai intrinsik saham

dengan laba persaham perusahaan,

adapun PERnormal perusahaan otomotif di

BEJ dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 89: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Tabel 4 menunjukkan rata-rata nilai

PERnormal perusahaan otomotif yang

menjadi sampel penelitian selama periode

2002-2006 menunjukan bahwa rata-rata

PER perusahaan memiliki nilai yang cukup

rendah yaitu sebesar -31,97 kali dengan

PER terendah pada tahun 2006 yaitu

sebesar -364,69 kali dan tertinggi pada

tahun 2005 yaitu sebesar 136,01 kali.

PEMBAHASAN

Setelah diperoleh hasil perhitungan

nilai price earning ratio tahap selanjutnya

adalah melakukan analisis penilaian saham

perusahaan sampel sebagai berikut:

Prima Alloy Steel Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan nilai

PERaktual perusahaan Prima Alloy Steel

Tbk sejak tahun 2002-2006 selalu lebih kecil

dari pada nilai PERnormal yang seharusnya

(under priced) pada tahun 2002 nilai PER

aktual yaitu sebesar 0,78 kali dimana nilai

PERnormal yang seharusnya adalah 2,42

kali, hal ini menunjukkan bahwa nilai saham

yang dimiliki oleh perusahaan Prima Alloy

Steel Tbk cukup rendah atau murah, melihat

nilai saham perusahaan yang seperti ini

maka para pemegang saham sebaiknya

segera menjual saham yang dimilikinya

karena dikhawatirkan nilai sahamnya

semakin menurun. Adapun tindakan yang

dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

memperbaiki nilai saham yang rendah (under

priced) adalah dapat melakukan pembelian

kembali saham (repurchase of stock)

sehingga jumlah lembar saham yang

beredar berkurang dan diharapkan harga

pasar saham akan meningkat. Hasil

penelitian ini didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh Halim (2005) yang

mengatakan bahwa dengan pembelian

kembali saham maka jumlah lembar saham

yang beredar berkurang sehingga harga

pasar saham akan meningkat.

Pada tahun 2003,2004,2005 dan

2006 nilai PER aktual perusahaan ini masih

lebih kecil daripada nilai PERnormalnya

(under priced) yaitu 2,96 kali dimana nilai

PERnormalnya sebesar 66,50 kali untuk

tahun 2003, pada tahun 2004 nilai

PERaktual perusahaan sebesar 0,47 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar 66,23

kali, di tahun 2005 nilai PERaktual

perusahaan adalah 17,26 kali lebih kecil

dari nilai PERnormal yang seharusnya yaitu

23,61 kali, sedangkan pada tahun 2006

nilai PERaktual perusahaan sebesar -28,76

kali dan nilai PERnormalnya sebesar 16,73

kali, rendahnya nilai saham perusahaan

prima alloy steel tbk bisa saja disebabkan

banyaknya jumlah lembar saham yang

beredar dipasaran, Kurangnya tingkat

kepercayaan investor tehadap perusahaan

dan juga karena rendahnya tingkat deviden

yang dibagikan kepada investor untuk

mengantisipasi hal ini, maka perusahaan

dapat melakukan pembelian kembali

saham dengan harapan jumlah lembar

saham yang beredar akan berkurang dan

nilai sahamnya akan meningkat dan

Page 90: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

berusaha menambah tingkat kepercayaan

investor kepada perusahaan dengan cara

meningkatkan pembagian deviden.

Branta Mulia Tbk

Nilai PER aktual perusahaan branta

mulia tbk sejak tahun 2002-2006 selalu lebih

kecil daripada nilai PERnormalnya (under

priced) pada tahun 2002 nilai PERaktual

perusahaan adalah sebesar 1,85 kali nilai ini

lebih kecil daripada nilai PERnormal

perusahaan yaitu sebesar 37,96 kali

rendahnya nilai saham perusahaan Branta

mulia tbk bisa saja disebabkan karena

banyaknya jumlah lembar saham yang

beredar. Kurangnya tingkat kepercayaan

investor tehadap perusahaan karena

rendahnya tingkat deviden yang dibagikan

kepada investor. Untuk mengantisipasi hal

tersebut, perusahaan dapat melakukan

pembelian kembali saham dengan harapan

jumlah lembar saham yang beredar

berkurang dan nilai sahamnya meningkat

serta berusaha menambah tingkat

kepercayaan investor kepada perusahaan

dengan meningkatkan pembagian deviden.

Pada tahun 2003,2004,2005 dan 2006

nilai PERaktual perusahaan ini masih lebih

kecil daripada nilai PERnormalnya (under

priced) yaitu 5,78 kali dimana nilai

PERnormalnya sebesar 56,27 kali untuk

tahun 2003, pada tahun 2004 nilai

PERaktual perusahaan sebesar 8,49 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar 98,12

kali, di tahun 2005 nilai PERaktual

perusahaan adalah 3,54 kali lebih kecil dari

nilai PERnormal yang seharusnya yaitu

84,50 kali, sedangkan pada tahun 2006

nilai PERaktual perusahaan sebesar 23,39

kali dan nilai PERnormalnya sebesar 293

kali, hal ini menunjukkan bahwa nilai saham

yang dimiliki oleh perusahaan branta mulia

Tbk cukup rendah atau murah, melihat nilai

saham perusahaan yang seperti ini maka

para pemegang saham sebaiknya segera

menjual saham yang dimilikinya karena

dikhawatirkan nilai sahamnya semakin

menurun. Adapun tindakan yang dapat

dilakukan oleh perusahaan untuk

memperbaiki nilai saham yang rendah

(under priced) adalah dapat melakukan

pembelian kembali saham (repurchase of

stock) sehingga jumlah lembar saham yang

beredar berkurang dan diharapkan harga

pasar saham meningkat, berusaha

menambah tingkat kepercayaan investor

kepada perusahaan dengan cara

meningkatkan pembagian deviden.

Good Year Indonesia Tbk

Nilai PERaktual perusahaan good

year Indonesia Tbk sejak tahun 2002-2004

selalu lebih besar dari pada nilai

PERnormalnya (over priced) pada tahun

2002 nilai PERaktual perusahaan sebesar

10,85 kali nilai ini lebih besar daripada nilai

PERmnormal perusahaan yaitu sebesar

3,11 kali. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

saham yang dimiliki oleh perusahaan good

year Indonesia tbk cukup tinggi atau mahal,

melihat nilai saham yang seperti ini maka

para pemegang saham sebaiknya

Page 91: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

menahan lembar saham yang dimilikinya

tetapi tidak untuk waktu yang lama

sedangkan perusahaan dapat melakukan

pemecahan saham (stock split) dengan

menggunakan nilai nominal yang lebih

rendah perlembarnya, serta melakukan right

issue dan deviden saham. Dimana tujuan

utama dilakukannya pemecahan saham,

right issue dan deviden saham adalah untuk

menjaga harga pasar saham agar tidak

terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih

memasyarakat dan lebih banyak

diperdagangkan.

Pada tahun 2003-2004 nilai PERaktual

perusahaan masih lebih besar daripada nilai

PERnormalnya (over priced) yaitu 10,33 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar 3,44

kali pada tahun 2003 sedangkan pada tahun

2004 nilai PERaktual perusahaan sebesar

14,11 kali dimana nilai PERnormalnya

adalah sebesar 2,05 kali. Tingginya nilai

saham perusahaan bisa saja disebabkan

karena jumlah lembar saham yang beredar

terlalu sedikit, tingginya tingkat kepercayaan

investor pada perusahaan dan tingginya

tingkat pembagian deviden perusahaan,

untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat

melakukan pemecahan saham (stock split),

right issue dan deviden saham.

Pada tahun 2005 dan 2006 nilai

PERaktual perusahaan ini lebih kecil

daripada nilai PERnormalnya (under priced)

yaitu -42,25 kali dimana nilai PERnormalnya

sebesar -2,35 kali untuk tahun 2005,

sedangkan pada tahun 2006 nilai PERaktual

perusahaan sebesar 9,12 kali dan nilai

PERnormalnya sebesar 17,44 kali,

rendahnya nilai saham perusahaan good

year Indonesia tbk bisa saja disebabkan

karena banyaknya jumlah lembar saham

yang beredar, Kurangnya tingkat

kepercayaan investor tehadap perusahaan

dan juga karena rendahnya tingkat deviden

yang dibagikan kepada investor untuk

mengantisipasi hal ini, maka perusahaan

dapat melakukan pembelian kembali

saham dengan harapan jumlah lembar

saham yang beredar akan berkurang dan

nilai sahamnya akan meningkat dan

berusaha menambah tingkat kepercayaan

investor kepada perusahaan dengan

meningkatkan pembagian deviden.

Gajah Tunggal Tbk

Nilai PERaktual perusahaan gajah

tunggalTbk sejak tahun 2002-2005 selalu

lebih kecil dari pada nilai PERnormal yang

seharusnya (under priced) pada tahun 2002

nilai PERaktual yaitu sebesar 0,19 kali

dimana nilai PERnormal yang seharusnya

adalah 4,58 kali, hal ini menunjukkan

bahwa nilai saham yang dimiliki oleh

perusahaan gajah tunggal Tbk cukup

rendah atau murah, melihat nilai saham

perusahaan yang seperti ini maka para

pemegang saham sebaiknya segera

menjual saham yang dimilikinya karena

dikhawatirkan nilai sahamnya semakin

menurun. Adapun tindakan yang dapat

dilakukan oleh perusahaan untuk

memperbaiki nilai saham yang rendah

Page 92: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

(under priced) adalah dapat melakukan

pembelian kembali saham (repurchase of

stock) sehingga jumlah lembar saham yang

beredar berkurang dan diharapkan harga

pasar saham akan meningkat. Hasil

penelitian ini didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh Halim (2005) mengatakan

bahwa pembelian kembali saham maka

jumlah lembar saham yang beredar

berkurang sehingga harga pasar saham

akan meningkat.

Pada tahun 2003,2004 dan 2005 nilai

PERaktual perusahaan ini masih lebih kecil

daripada nilai PERnormalnya (under priced)

yaitu 2,06 kali dimana nilai PERnormalnya

sebesar 20,64 kali untuk tahun 2003, pada

tahun 2004 nilai PERaktual perusahaan

sebesar 4,31 kali dimana nilai

PERnormalnya sebesar 36,44 kali,

sedangkan 2005 nilai PERaktual perusahaan

adalah 5,12 kali lebih kecil dari nilai

PERnormal yang seharusnya yaitu 703,32

kali, rendahnya nilai saham perusahaan

gajah tunggal tbk bisa saja disebabkan

karena banyaknya jumlah lembar saham

yang beredar untuk mengantisipasi hal ini,

perusahaan dapat melakukan pembelian

kembali saham dengan harapan jumlah

lembar saham yang beredar akan berkurang

dan nilai sahamnya meningkat dan berusaha

menambah tingkat kepercayaan investor

kepada perusahaan dengan cara

meningkatkan pembagian deviden.

Tahun 2006 nilai PER aktual

perusahaan lebih besar daripada nilai PER

normalnya (over priced) yaitu 13,78 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar -

2340,43 kali. Tingginya nilai saham

perusahaan bisa saja disebabkan karena

jumlah lembar saham yang beredar terlalu

sedikit, tingginya tingkat kepercayaan

investor pada perusahaan dan tingginya

tingkat pembagian deviden perusahaan,

untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat

melakukan pemecahan saham (stock split),

right issue dan deviden saham.

Indomobil Sukses Internasional Tbk

Nilai PERaktual perusahaan

Indomobil sukses internasional Tbk sejak

tahun 2002-2003 selalu lebih kecil dari

pada nilai PERnormal yang seharusnya

(under priced) pada tahun 2002 nilai

PERaktual yaitu sebesar 0,67 kali dimana

nilai PERnormal yang seharusnya adalah

3,90 kali, sedangkan di tahun 2003 nilai

PERaktual perusahaan adalah 15,88 kali

lebih kecil dari nilai PERnormal yang

seharusnya yaitu 60,34 kali, hal ini

menunjukkan bahwa nilai saham yang

dimiliki oleh perusahaan indomobil sukses

internasional Tbk cukup rendah atau

murah, melihat nilai saham perusahaan

yang seperti ini maka para pemegang

saham sebaiknya segera menjual saham

yang dimilikinya karena dikhawatirkan nilai

sahamnya semakin menurun. Adapun

tindakan yang dapat dilakukan oleh

perusahaan untuk memperbaiki nilai saham

yang rendah (under priced) adalah dapat

melakukan pembelian kembali saham

Page 93: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

(repurchase of stock) sehingga jumlah

lembar saham yang beredar berkurang dan

diharapkan harga pasar saham akan

meningkat dan berusaha menambah tingkat

kepercayaan investor kepada perusahaan

dengan cara meningkatkan pembagian

deviden. Hasil penelitian ini didukung oleh

teori yang dikemukakan oleh Halim (2005)

yang mengatakan bahwa dengan pembelian

kembali saham maka jumlah lembar saham

yang beredar berkurang sehingga harga

pasar saham akan meningkat.

Pada tahun 2004-2005 nilai PERaktual

perusahaan masih lebih besar daripada nilai

PERnormalnya (over priced) yaitu -15,83 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar -21,49

kali pada tahun 2004 sedangkan pada tahun

2005 nilai PERaktual perusahaan sebesar

26,76 kali dimana nilai PERnormalnya

adalah sebesar -21,49 kali. Tingginya nilai

saham perusahaan bisa saja disebabkan

karena jumlah lembar saham yang beredar

terlalu sedikit tingginya tingkat kepercayaan

investor pada perusahaan dan tingginya

tingkat pembagian deviden perusahaan,

untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat

melakukan pemecahan saham (stock split),

right issue dan deviden saham.

Pada tahun 2006 nilai PERaktual

perusahaan ini lebih kecil daripada nilai

PERnormalnya (under priced) yaitu -56,72

kali dimana nilai PERnormalnya sebesar –

7,00 kali, rendahnya nilai saham perusahaan

Indomobil sukses internasional tbk bisa saja

disebabkan karena banyaknya jumlah

lembar saham yang beredar, Kurangnya

tingkat kepercayaan investor tehadap

perusahaan dan juga karena rendahnya

tingkat deviden yang dibagikan kepada

investor untuk mengantisipasi hal ini, maka

perusahaan dapat melakukan pembelian

kembali saham (repurchase of stock)

dengan harapan jumlah lembar saham

yang beredar akan berkurang dan nilai

sahamnya akan meningkat serta berusaha

menambah tingkat kepercayaan investor

kepada perusahaan dengan cara

meningkatkan pembagian deviden.

Multi Prima Sejahtera Tbk

Nilai PERaktual perusahaan multi

prima sejahtera Tbk sejak tahun 2002-2003

selalu lebih kecil dari pada nilai PERnormal

yang seharusnya (under priced) pada tahun

2002 nilai PERaktual yaitu sebesar 0,63

kali dimana nilai PERnormal yang

seharusnya adalah 9,42 kali, sedangkan di

tahun 2003 nilai PERaktual perusahaan

adalah -23,22 kali lebih kecil dari nilai

PERnormal yang seharusnya yaitu 69,53

kali, hal ini menunjukkan bahwa nilai

saham yang dimiliki oleh perusahaan multi

prima sejahtera Tbk cukup rendah atau

murah, melihat nilai saham perusahaan

yang seperti ini maka para pemegang

saham sebaiknya segera menjual saham

yang dimilikinya karena dikhawatirkan nilai

sahamnya semakin menurun. Adapun

tindakan yang dapat dilakukan oleh

perusahaan untuk memperbaiki nilai saham

yang rendah (under priced) adalah dapat

Page 94: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

melakukan pembelian kembali saham

(repurchase of stock) sehingga jumlah

lembar saham yang beredar berkurang dan

diharapkan harga pasar saham akan

meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh

teori yang dikemukakan oleh Halim (2005)

yang mengatakan bahwa dengan pembelian

kembali saham maka jumlah lembar saham

yang beredar berkurang sehingga harga

pasar saham akan meningkat.

Pada tahun 2004 nilai PERaktual

perusahaan masih lebih besar daripada nilai

PERnormalnya (over priced) yaitu -5,61 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar -21,49

kali. Tingginya nilai saham perusahaan bisa

saja disebabkan karena jumlah lembar

saham yang beredar terlalu sedikit, tingginya

tingkat kepercayaan investor pada

perusahaan dan tingginya tingkat pembagian

deviden perusahaan, untuk mengatasi hal ini

perusahaan dapat melakukan pemecahan

saham (stock split), right issue dan deviden

saham. Pada tahun 2005 nilai PERaktual

perusahaan ini lebih kecil daripada nilai

PERnormalnya (under priced) yaitu -0,94 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar 231,23

kali pada tahun 2005, rendahnya nilai

saham perusahaan Multi prima sejahtera tbk

bisa saja disebabkan karena banyaknya

jumlah lembar saham yang beredar,

Kurangnya tingkat kepercayaan investor

tehadap perusahaan dan juga karena

rendahnya tingkat deviden yang dibagikan

kepada investor untuk mengantisipasi hal ini,

maka perusahaan dapat melakukan

pembelian kembali saham (repurchase of

stock) dengan harapan jumlah lembar

saham yang beredar akan berkurang dan

nilai sahamnya akan meningkat serta

berusaha menambah tingkat kepercayaan

investor kepada perusahaan dengan cara

meningkatkan pembagian deviden.

Tahun 2006 nilai PER aktual

perusahaan lebih besar daripada nilai

PERnormalnya (over priced) yaitu 6,28 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar -

961,12 kali. Tingginya nilai saham

perusahaan bisa saja disebabkan karena

jumlah lembar saham yang beredar terlalu

sedikit, tingginya tingkat kepercayaan

investor pada perusahaan dan tingginya

tingkat pembagian deviden perusahaan,

untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat

melakukan pemecahan saham (stock split),

right issue dan deviden saham.

Nipress Tbk

Nilai PERaktual perusahaan nipress

Tbk sejak tahun 2002-2003 selalu lebih

kecil dari pada nilai PERnormal yang

seharusnya (under priced) pada tahun 2002

nilai PERaktual yaitu sebesar 2,01 kali

dimana nilai PERnormal yang seharusnya

adalah 12,54 kali, sedangkan di tahun 2003

nilai PERaktual perusahaan adalah 8,17

kali lebih kecil dari nilai PERnormal yang

seharusnya yaitu 41,92 kali, hal ini

menunjukkan bahwa nilai saham yang

dimiliki oleh perusahaan nipress Tbk cukup

rendah atau murah, melihat nilai saham

perusahaan yang seperti ini,

Page 95: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

para pemegang saham sebaiknya segera

menjual saham yang dimilikinya karena

dikhawatirkan nilai sahamnya semakin

menurun. Adapun tindakan yang dapat

dilakukan oleh perusahaan untuk

memperbaiki nilai saham yang rendah (under

priced) adalah dapat melakukan pembelian

kembali saham (repurchase of stock)

sehingga jumlah lembar saham yang beredar

berkurang dan diharapkan harga pasar

saham akan meningkat. Hasil penelitian ini

didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Halim (2005) yang mengatakan bahwa

dengan pembelian kembali saham maka

jumlah lembar saham yang beredar

berkurang sehingga harga pasar saham

akan meningkat.

Pada tahun 2004 nilai PERaktual

perusahaan masih lebih besar daripada nilai

PERnormalnya (over priced) yaitu -8,35 kali

dimana nilai PERnormalnya -34,80 kali pada

tahun. Tingginya nilai saham perusahaan

disebabkan karena jumlah lembar saham

yang beredar terlalu sedikit, tingginya tingkat

kepercayaan investor pada perusahaan dan

tingginya tingkat pembagian deviden

perusahaan, untuk mengatasi hal ini

perusahaan dapat melakukan pemecahan

saham (stock split), right issue dan deviden

saham.

Pada tahun 2005 dan 2006 nilai

PERaktual perusahaan ini lebih kecil

daripada nilai PERnormalnya (under priced)

yaitu 8,47 kali dimana nilai PERnormalnya

sebesar 32,58 kali pada tahun 2005,

sedangkan pada tahun 2006 nilai

PERaktual perusahaan adalah 3 kali lebih

kecil dari nilai PERnormal yang seharusnya

yaitu 14,72 kali rendahnya nilai saham

perusahaan Nipress tbk bisa saja

disebabkan karena banyaknya jumlah

lembar saham yang beredar, Kurangnya

tingkat kepercayaan investor tehadap

perusahaan dan juga karena rendahnya

tingkat deviden yang dibagikan kepada

investor untuk mengantisipasi hal ini, maka

perusahaan dapat melakukan pembelian

kembali saham (repurchase of stock)

dengan harapan jumlah lembar saham

yang beredar akan berkurang dan nilai

sahamnya akan meningkat serta berusaha

menambah tingkat kepercayaan investor

kepada perusahaan dengan meningkatkan

pembagian deviden.

Selamat Sempurna Tbk

Nilai PERaktual perusahaan selamat

sempurna Tbk sejak tahun 2002-2006

selalu lebih kecil dari pada nilai PERnormal

yang seharusnya (under priced) pada tahun

2002 nilai PERaktual yaitu sebesar 9,36

kali dimana nilai PERnormal yang

seharusnya adalah 12,54 kali, hal ini

menunjukkan bahwa nilai saham yang

dimiliki oleh perusahaan selamat sempurna

Tbk cukup rendah atau murah, melihat nilai

saham perusahaan yang seperti ini maka

para pemegang saham sebaiknya segera

menjual saham yang dimilikinya karena

dikhawatirkan nilai sahamnya semakin

menurun. Adapun tindakan yang dapat

Page 96: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

dilakukan oleh perusahaan untuk

memperbaiki nilai saham yang rendah (under

priced) adalah dapat melakukan pembelian

kembali saham (repurchase of stock)

sehingga jumlah lembar saham yang beredar

berkurang dan diharapkan harga pasar

saham akan meningkat. Hasil penelitian ini

didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Halim (2005) yang mengatakan dengan

pembelian kembali saham maka jumlah

lembar saham yang beredar berkurang

sehingga harga pasar saham meningkat.

Pada tahun 2003,2004,2005 dan 2006

nilai PERaktual perusahaan ini masih lebih

kecil daripada nilai PERnormalnya (under

priced) yaitu 7,18 kali dimana nilai

PERnormalnya sebesar 46,09 kali untuk

tahun 2003, pada tahun 2004 nilai

PERaktual perusahaan sebesar 6,56 kali

dimana nilai PERnormalnya sebesar 38,48

kali, di tahun 2005 nilai PERaktual

perusahaan adalah 6,59 kali lebih kecil dari

nilai PERnormal yang seharusnya yaitu

36,70 kali, sedangkan pada tahun 2006 nilai

PERaktual perusahaan sebesar 7,58 kali dan

nilai PERnormalnya sebesar 49,10 kali,

rendahnya nilai saham perusahaan selamat

sempurna tbk bisa saja disebabkan karena

banyaknya jumlah lembar saham yang

beredar Kurangnya tingkat kepercayaan

investor tehadap perusahaan dan juga

karena rendahnya tingkat deviden yang

dibagikan kepada investor untuk

mengantisipasi hal ini, maka perusahaan

dapat melakukan pembelian kembali saham

(repurchase of stock) dengan harapan

jumlah lembar saham yang beredar akan

berkurang dan nilai sahamnya akan

meningkat serta berusaha menambah

tingkat kepercayaan investor kepada

perusahaan dengan meningkatkan

pembagian deviden.

KESIMPULAN

Perusahaan-perusahaan industri

otomotif yang nilai sahamnya masuk dalam

golongan over priced disebabkan jumlah

lembar saham yang beredar terlalu sedikit,

tingginya tingkat kepercayaan investor

pada perusahaan dan tingginya tingkat

pembagian deviden perusahaan, untuk

mengatasi hal ini perusahaan melakukan

pemecahan saham (stock split), right issue

dan deviden saham.

Perusahaan-perusahaan industri

otomotif yang nilai sahamnya masuk dalam

golongan under priced disebabkan karena

banyaknya jumlah lembar saham yang

beredar, Kurangnya tingkat kepercayaan

investor tehadap perusahaan dan juga

karena rendahnya tingkat deviden yang

dibagikan kepada investor untuk

mengantisipasi hal ini, perusahaan dapat

melakukan pembelian kembali saham

(repurchase of stock) dengan harapan

jumlah lembar saham yang beredar akan

berkurang dan nilai sahamnya akan

meningkat serta berusaha menambah

tingkat kepercayaan investor kepada

perusahaan dengan meningkatkan

pembagian deviden.

Page 97: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah,A. A. 2006. Pengaruh Variabel Return On Asset, Divident Payout Ratio dan Debt Equity Ratio Terhadap Book Value Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Adikoesoema, Soemita. 1986. Analisa Keuangan Perusahaan Edisi 2. Bandung: Tarsito.

Anoraga, Pandji; Widiyanti, Ninik. 1995. Pasar Modal, Keberadaannya dan Manfaat Bagi Pembangunan. Cetakan kedua. Jakarta:Rineka Cipta.

Anwar, Jusuf. 2005. Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan Investasi. Bandung: P.T. ALUMNI.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Jakarta: Salemba Empat.

Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan:Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Husnan, Suad. 1996. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua Cetakan Kedua. Yogyakarta:AMP YKPN.

Keown, Arthur J. 2004. Manajemen Keuangan Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Martin, Jhon. Dkk. 1993. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 5 Jilid 1. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Miranda, st. ,MM. Dkk. 2005. Manajemen Keuangan. Jakarta:HVR.

Purnomo, Yogo. Desember, 1998. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham. Manajemen Usahawan Indonesia.

Samuelson, Paul A; Nordhaus, William D. 1989. Ekonomi. Jilid satu Terjemahan Oleh Jaka Wasana. Jakarta:Erlangga.

Sharpe, William F;Gordon J. Alexander;Jeffrey v.Bailey;alih bahasa, Henry Njooliangtik;Agustiono. 1997. Investasi Jilid 2. Jakarta:Prenhallindo.

Simamora, Henry. 2003. Akutansi:Basis pengambilan Keputusan Bisnis jilid 2. UPP AMP YKPN.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sumantoro P. 1988. Pengantar Tentang Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sunariyah. 1997. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Cetakan Pertama. Yogyakarta: AMP YKPN.

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi Cetakan Pertama. Yogyakarta: Ekonisia.

Syamsuddin, Lukman. 1994. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahyudi, Sugeng. 2007. (http://www.harian suara merdeka , Diakses 2 Maret 2007).

Weston, J. Fred; Thomas e. Copeland. 1998. Manajemen Keuangan Jilid 1 Edisi 9. Jakarta: Binarupa Aksara.

Widoatmojo, Sawidji. 2005. Cara Sehat Investasi Dipasar Modal, Pengantar menjadi Investor Profesional. Jakarta:PT GRAMEDIA.

Yuliati, Sri Handaru; Prasetyo, Handoyo; Tjiptono, Fandi. 1996. Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Pertama. Yogyakarta:Andi.

.

Page 98: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

ANALISA USAHA VIRGIN COCONUT OIL DITINJAU DARI SEGI FINANSIAL DAN UJI

MANFAAT (DAYA HAMBAT TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI )

Ine Fausayana ¹) & Jufri ²)

ABSTRACT

This research is conducted in UKM Anaway in Countryside Anggopiu, Subdistrict of Uepai of Regency Konawe. Data to calculate the elegibility finansial at januari 2008, while resistivity test conducted at juni 2006. Research relied by consideration that UKM Anaway represent the single effort vco of exist in Regency Konawe. Data obtained in this research is analysed descriptively and quantitative.

From research obtained by result that by financial is effort competent vco UKM Anaway to be continued. This matter is based for analysis result indicating that value NPV>0, assess the NBCR>1 and assess the IRR bigger than storey;level rate of interest going into effect ( 24%), result analyse the sensitivitas, indicating that though expense go up 10% and benefit remain to, effort vco UKM Anaway still be competent by finansil to be continued, and from result test the resistivity vco to bacterium E.Coli show the VCO able to pursue the growth of bacterium E.Coli at concentration 50% broadly zona pursue 12,00 mm.

Key Word: VCO, Financial is Effort Competent

PENDAHULUAN

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan

salah satu komoditi perkebunan penghasil

bahan pangan yang sangat penting. Rata-

rata 80 % dari hasil buah kelapa diseluruh

Nusantara dipakai sebagai bumbuh masak

dan 20 % dibuat minyak (Soejianto dan

Sianipar, 1984). Minyak kelapa telah

berabad-abad dikenal dalam kehidupan

manusia. Minyak ini memenuhi lebih dari 10

% kebutuhan minyak nabati dunia. Secara

fisik minyak kelapa berwarna kuning

kecoklatan muda. Minyak kelapa dihasilkan

dari pengolahan langsung putih lembaga

yang segar, atau dari kelapa (Setyamidjaya,

1984). Bahan baku dari yang penting bagi

Indonesia disamping tanaman perkebunan

lainnya. Tanaman ini sering disebut sebagai

”The Tree Of Live” karena hampir semua

bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan.

Kelapa sebagai tanaman komoditi rakyat

telah lama dikenal dan sangat berperan

bagi kehidupan Bangsa Indonesia baik

ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek

sosial budaya. Semula kelapa diusahakan

secara tradisional dan ditanam secara

monokultur dan sebagai tanaman

pekarangan serta tanaman campuran. Bagi

masyarakat pedesaan maupun perkotaan,

kelapa memiliki banyak kegunaan, antara

lain dapat digunakan sebagai sayuran,

buah, minuman maupun cocktail (Winarno,

1989) . Selain manfaat tersebut diatas juga

bagian lainnya seperti bungkil dan

ampasnya digunakan sebagai pakan ternak

maupun sebagai tepung kelapa, air kelapa

digunakan sebagai bahan baku pembuatan

nata de coco, nira untuk gula kelapa, daun

kelapa untuk kerajinan dan batang untuk

Page 99: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

industri bangunan (Mahmud dan Budiman

dalam Anonim, 1990).

Di Indonesia kelapa diproduksi menjadi

minyak kelapa dan dikonsumsi sebagai

minyak goreng. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Taufik Kurahman dalam

Palungkun (1993), Marketing Analyst Asian

and Pasifik Coconut Community (APPC),

bahwa dari 700-800 ribu ton produksi minyak

kelapa Indonesia sekitar 500-600 ribu ton

dikonsumsi sebagai minyak goreng.

Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki

sejumlah komoditas unggulan pertanian

yang seperti kakao, mente, lada, kopi dan

kelapa yang tersebar dihampir seluruh

wilayah Kabupaten/Kota, khususnya kelapa

dalam sebagai bahan baku untuk menghasil

VCO mulai Mei tahun 2007 telah ditetapkan

sebagai salah satu komoditas unggulan

daerah oleh Dinas perkebunan Propinsi

sebagai respon terhadap besarnya perhatian

dunia terhadap hasil produk olahan buah

kelapa baik berupa minyak kelapa

murni(VCO), arang batok kelapa, olahan

sabut, bahkan produk obat dan kosmetik

mulai menjadi pilihan alternatif oleh

konsumen. Sejak Januari 2007 telah

ditawarkan untuk mensuplai sebanya 40 ton

VCO, 1000 ton arang batok kelapa. Melihat

potensi tanaman kelapa rakyat seluas

35.211,6 Ha (1996) dan Kabupaten Konawe

seluas 11.000 Ha, maka sangat strategis

bila dikembangkan menjadi klaster industri

kelapa olahan dan hal ini akan sangat berarti

dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat, membuka lapangan kerja baru

dan menjadi salah satu sumber pendapatan

asli daerah.

Potensi agroprocessing dan home

industri di daerah ini cukup besar terutama

dalam mendorong pengembangan sektor

riel (UKMK). Dengan difusi teknologi yang

secara terus menerus UKMK yang memiliki

multiplier pendapatan dan kesempatan

kerja tinggi memperkuat perekonomian

daerah.

Fermentasi (aerob anfotolitik) adalah

salah satu metode pembuatan VCO,

metode ini selaian sederhana dan mudah

diadopsi oleh masyarakat, juga diklaim

sebagai cara yang paling baik untuk

menghasilkan VCO. Teknologi ini sangat

sesuai diterapkan di daerah dengan

fasilitas listrik terbatas, ekonomis, dapat

melibatkan banyak masyarakat sehingga

akan dapat menumbuhkan gairah untuk

berusaha.

VCO memiliki kandungan asam laurat

yang relatif tinggi. Asam laurat adalah

sebuah lemak jenuh dengan rantai sedang

yang biasa disebut Trigliserida rantai

sedang (MCT). Trigliserida di dalam tubuh

kita dipecah menjadi digliserida dan

monogliserida serta asam lemak bebas.

Monogliserida dan asam lemak inilah yang

mempunyai sifat antimikroba.

VCO merupakan bahan baku industri

pangan, kosmetika dan farmasi. Dibidang

kosmetika, minyak kelapa murni digunakan

untuk perawatan tubuh. Disamping itu,

Page 100: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

banyak penelitian terbaru berhasil membuka

tabir rahasia yang terkandung dalam buah

kelapa, terutama untuk meningkatkan

metabolisme tubuh dan menanggulangi

beragam penyakit (Nuralam, 2005).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada usaha

virgin coconut oil UKM Anaway di Desa

Anggopiu, Kecamatan Uepai Kabupaten

Konawe. Data untuk menghitung kelayakan

finansial diambil pada bulan januari 2008,

sedangkan uji manfaat dalam hal daya

hambat VCO terhadap bakteri Coli dilakukan

bulan juni 2006. Penelitian didasarkan pada

pertimbangan UKM Anaway merupakan

satu-satunya usaha VCO yang ada di

Kabupaten Konawe. Data yang diperoleh

dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.

Analisis deskriptif menggambarkan

manajemen keuangan usaha dan manfaat

VCO dari segi kesehatan.

Untuk menilai kelayakan investasi

proyek dari sisi finansial, maka dilihat dari

beberapa komponen yang harus dipenuhi

antara lain : Net Present Value (NPV), Net

Benefit Cost Ratio (BNCR) maka dilakukan

pendekatan menurut Clive Gray, dkk (1985)

a) Analisis NPV, untuk menghitung nilai

dari usaha maka langkah awal perlu

diketahui berapa besar aliran net cash

flow termasuk nilai-nilai sisa yang masih

ada selama jangka waktu pengelolaan

proyek. NPV menunjukan besarnya

kelebihan atau kekurangan benefit

dibanding cost selama jangka waktu

pelaksanaan proyek dengan indikator

bahwa apabila :

NPV = 0 : memberikan makna bahwa

investasi yang akan dijalankan

dinyatakan tidak rugi dan tidak

untung untuk dijalankan.

NPV > 0 : memberikan makna bahwa

investasi yang akan dijalankan

dinyatakan layak dijalankan, dan

NPV < 0 : memberikan makna bahwa

investasi yang akan dijalankan

dinyatakan rugi dan tidak perlu

dijalankan.

b) Analisis kriteria Net Benefit Cost

(NBCR), menunjukan besarnya

keuntungan bersih yang diperoleh

setiap satu rupiah yang diinvestasikan

dalam jangka waktu pelaksanaan

proyek dengan indikator bahwa apabila:

NBCR = 0 : menunjukan bahwa

investasi usaha kembali modal

NBCR > 0 : menunjukan bahwa

investasi usaha layak

dijalankan

NBCR < 0 : menunjukan bahwa

investasi usaha tidak layak

dijalankan

Page 101: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

c) Analisis kriteria Interna Rate of Return

(IRR), analisis ini menunjukan bahwa

persentase keuntungan yang diperoleh

dari investasi setiap tahun selama umur

proyek. Misalnya jika IRR 25%

menunjukan bahwa kemapuan proyek

dalam mencapai keuntungan sebesar

25% per tahun. Dengan demikian

indicator IRR adalah membandingkan

dengan tingkat bunga bank yang berlaku

dengan rumus:

Dimana: Df = discon factor, dengan

analisis sebagai berikut :

Jika IRR > bunga bank usaha layak

Jika IRR < bunga bank usaha tidak layak

Jika IRR = bunga bank usaha tidak rugi

dan juga tidak untung

d) Uji daya hambat, untuk menguji daya

hambat vco terhadap E. Coli dalam

penelitian ini dibuat VCO dengan

konsentrasi masing-masing 20%, 30%,

40% dan 50%. Untuk membuat VCO

dengan konsentrasi tersebut diganakan

etanol P sebagai pelarut karena

didasarkan dari sifat VCO yang praktis

tidak larut dalam air, mudah larut dalam

etanol (95%) P (Anonim, 1979), dan

untuk membuat suspensi bakteri E.coli

dilakukan dengan cara menambahkan

larutan NaCl 0,9% ke dalam biakan

bakteri tersebut pada agar mirin

sebanyak 9 ml atau pada pengenceran

101. Penelitian dilakukan di

Laboratorium Mikrobiologi Badan

Pengawasan Obat dan Makanan

(BPOM) Kendari. Kemudian Data yang

diperoleh dianalisis dengan

menggunakan Uji Anova (analisis one –

way varian) dan Uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Kelayakan Finansial

NPV merupakan selisih antara

keseluruhan penerimaan dalam usia

investasi dengan keseluruhan biaya. Hasil

analisis menunjukkan bahwa besarnya nilai

NPV pada discount factor (df) 12% dan

26% masing-masing sebesar Rp.

147,975,386 dan Rp. (13,658,113). Hal ini

menunjukkan bahwa antara df 12% sampai

dengan 25% berarti bahwa, usaha vco

UKM Anaway layak dikembangkan karena

nilai NPV>0, sedangkan pada df 26% nilai

NPV menunjukkan angka negative

(13,658,113) yang berarti bahwa pada

tingkat suku bunga tersebut usaha vco

UKM Anaway tidak layak dikembangkan

karena nilai NPV<0.

Hasil analisis menunjukkan pada

tahun 1 usaha ini telah mendapatkan

keuntungan sebesar Rp 72,940,725.

Berikut dapat dilihat nilai kelayakan pada df

yang berbeda-beda.

Page 102: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

Tabel 1. Nilai Kelayakan Pada Beberapa Discount Factor

Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel diatas dapat diketahui

besarnya nilai NBCR pada df antara 12%

sampai dengan 25% masih menunjukkan

angka lebih besar dari satu artinya pada df

tersebut usaha vco UKM Anaway layak

dikembangkan karena nilai NBCR >1. Pada

df 12% NBCR 1,99 artinya setiap Rp. 1 yang

dikeluarkan akan menyebabkan kenaikan

pendapatan bersih sebesar 1,99 kali lipat

IRR menunjukkan nilai dimana NPV =

0, dan sampai seberapa jauh kemampuan

proyek usaha VCO untuk mengembalikan

pinjaman. Dari perhitungan secara

interpolasi menunjukkan besarnya IRR =

25,84%. Hal ini berarti bahwa kemampuan

mengembalikan modal yang diinvestasikan

oleh UKM Anaway adalah batas 25,84%.

Karena nilai IRR lebih besar dari nilai suku

bunga yang berlaku (jika suku bank dibawah

25,84%) maka usaha vco UKM Anaway

layak untuk dilanjutkan dan sebaliknya

apabila suku bunga diatas 25,84% maka

UKM Anaway akan merugi karena tidak

mampu mengembalikan pinjaman.

B. Analisa Sensitivitas

Analisis sensitivitas atau analisis

kepekaan bertujuan untuk melihat apa yang

akan terjadi dengan analisis proyek jika ada

sesuatu kesalahan atau perubahan dasar

dalam perhitungan cost atau benefit. Dalam

analisis kepekaan semua kemungkinan

harus dicoba yang berarti bahwa setiap kali

harus diadakan analisis balik. Ini perlu dan

penting karena dalam analisis proyek

didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang

mengandung banyak ketidakpastian

tentang apa yang akan terjadi dimasa yang

akan datang, seperti perubahan iklim,

perubahan harga, inflasi dan sebagainya.

Dalam penelitian ini analisis kepekaan yang

dilakukan apabila biaya naik 10%.

Dari hasi analisis diperoleh nilai NPV

(batas df 12 dan 26) adalah masing-masing

sebesar Rp.101.098.036 dan Rp.

(35,107,358), hal ini menunjukkan bahwa

meskipun biaya naik 10% dan penerimaan

tetap maka usaha vco UKM Anaway masih

layak untuk dikembangkan karena nilai

NPV >0 sampai pada batas df 26% dan

pada df ini NBCR telah menunjukkan nilai

0,77 dan nilai IRR sebesar 25,50, artinya

usaha ini layak pada df 25 % dan pada

tingkat bunga batas 25,50%.

Page 103: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

C. Uji Daya Hambat

Hasil pengukuran diameter daerah

hambatan VCO dengan konsentrasi 20%,

30%, 40%, 50%, Etanol P, Ampisillin,

terhadap pertumbuhan bakteri E.coli serta

hasil pengujian statistik analisis varian

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Daerah hambatan VCO dengan konsentrasi 20%-50%, Etanol P, Ampisillin

Sumber: Hasil olahan data primer

Untuk mengetahui daya hambat dari

VCOjuga dapat dilihat dari hasil uji Anova

yang signifikan 0,000 karena signifikan

0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata

antara pengulangan I, II, dan III. Kemudian

diketahui bahwa F hitung sebesar 497,600

lebih besar dibandingkan dengan F tabel

yaitu 3,16. Karena terdapat perbedaan rata-

rata antara pengulangan I, II dan III maka uji

Anova dilanjutkan dengan uji Duncan untuk

melihat besarnya daya hambat VCO pada

masing-masing konsentrasi.

Untuk konsentrasi VCO terdiri dari 6

kelompok subset. Untuk alfa 0,05 VCO

dengan konsentrasi 20% berada pada

subset 2, VCO 30% pada subset 3, VCO

40% pada subset 4 dan VCO 50% pada

subset 5.

Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa VCO dapat menghambat

pertumbuhan bakteri E.coli dengan lebar

diameter hambatan yaitu : konsentrasi 20%

= 8,00 mm. Konsentrasi 30% = 9,33 mm,

konsentrasi 40% = 10,33 mm, dan

konsentrasi 50% = 12,00 mm. VCO

memiliki daya hambat terhadap bakteri

E.coli, hal ini dapat dilihat dari uji statistik

anova dimana F hitung 497.000 lebih besar

dibandingkan dengan F tabel 3,11.

Konsentrasi VCO mampu

menghambat pertumbuhan bakteri E.coli

terbesar pada konsentrasi 50%, sebab

berada pada subset 5 pada tabel Duncan

dengan zona hambat yaitu 12,00 mm

dibandingkan dengan zona hambat VCO

dengan konsentrasi 20%, 30%, dan 40%.

Page 104: Kumpulan Jurnal M & K Edisi Pertama

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut : (a) secara financial usaha

vco UKM Anaway layak untuk dilanjutkan.

Hal ini didasarkan atas hasil analisis yang

menunjukkan bahwa nilai NPV>0, nilai

NBCR>1 dan nilai IRR lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku (paling

tinggi 24%), (b) hasil analisis sensitivitas,

menunjukkan bahwa meskipun biaya naik

10% dan benefit tetap, usaha vco UKM

Anaway masih layak secara finansil untuk

dilanjutkan, (c) dari hasil uji daya hambat vco

terhadap bakteri E.Coli menunjukkan VCO

mampu menghambat pertumbuhan bakteri

E.coli pada konsentrasi 50% dengan luas

zona hambat 12,00 mm.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim, 2006. Kabupaten Konawe Dalam Angka, BPS, Unaaha.

Clive Gray, dkk, 1985. Pengantar Evaluasi Proyek.Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Kadariah, dkk. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. LPFE. Universitas Indonesia, Jakarta.

Nitisemito, S.A. dan Burhan, U. 1990, Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Bumi Aksara, Jakarta.

Nuralam, A, 2005. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit, PT. Agromedia Pustaka, Bogor.

Palungkun, R, 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setyamidjaja, D, 1984. Bertanam Kelapa. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.