PROSPEK PENGEMBANGAN BANK SYARI’AH DI INDONESIA (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK) SAMDIN 1 ) & ASMIRANDA IRVIANDY 2 ) ABSTRACT The research held in PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk. aimed to know the prospect of development of PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk in the future observed from the financial view. The variables of financial ratio used in this research were liquidity ratio (current ratio, fund to deposit ratio), and profitability ratio (net profit margin, return om asset, return an equity). From the data obtained and processed by using analisys tool namely simple moving average three years with different types of financial ratio variables can be concluded that it is predicted that CR and FDR of Muamalat Bank will have fluctuation because it is influenced by the national and global economy, however the function of BMI has already run well. NPM of BMI is predicted to have stable increase obtained from share spread. It was also predicted that ROA and ROE of BMI remained to be persistent since 2006. In general, the condition of this capital reversion was already good. Considering that the competition faced was too tight (can be seen from the fluctuation of profit and balance) but it can be balanced by the stable financial management. Development prospect of BMI is also predicted will be widely open which is influenced by the support of many stakeholders. Key Words: Current Ratio, Fund To Deposit Ratio, Net Profit Margin, ROA, ROE PENDAHULUAN Sejak tahun 1997 hingga sekarang krisis ekonomi di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda kepulihan yang membaik. Diawali dengan adanya krisis perbankan, kondisi perbankan kemudian menjadi semakin rawan. Perbankan di Indonesia tidak lagi mampu beroperasi secara normal, pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian meningkat, kecukupan likuiditas dan permodalan perbankan menurun drastis dan ketergantungan perbankan kepada bantuan likuiditas dari Bank Indonesia naik tajam. Berbagai perkembangan ini mengakibatkan proses intermediasi oleh perbankan terganggu sehingga memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian. Krisis perbankan berkembang semakin dalam dengan munculnya Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSPEK PENGEMBANGAN BANK SYARI’AH DI INDONESIA
(STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK)
SAMDIN 1) & ASMIRANDA IRVIANDY 2)
ABSTRACT
The research held in PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk. aimed to know the prospect of development of PT. Muamalat Bank of Indonesia, Tbk in the future observed from the financial view. The variables of financial ratio used in this research were liquidity ratio (current ratio, fund to deposit ratio), and profitability ratio (net profit margin, return om asset, return an equity).
From the data obtained and processed by using analisys tool namely simple moving average three years with different types of financial ratio variables can be concluded that it is predicted that CR and FDR of Muamalat Bank will have fluctuation because it is influenced by the national and global economy, however the function of BMI has already run well. NPM of BMI is predicted to have stable increase obtained from share spread. It was also predicted that ROA and ROE of BMI remained to be persistent since 2006. In general, the condition of this capital reversion was already good. Considering that the competition faced was too tight (can be seen from the fluctuation of profit and balance) but it can be balanced by the stable financial management. Development prospect of BMI is also predicted will be widely open which is influenced by the support of many stakeholders.
Key Words: Current Ratio, Fund To Deposit Ratio, Net Profit Margin, ROA, ROE
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1997 hingga sekarang
krisis ekonomi di Indonesia belum
menunjukkan tanda-tanda kepulihan yang
membaik. Diawali dengan adanya krisis
perbankan, kondisi perbankan kemudian
menjadi semakin rawan. Perbankan di
Indonesia tidak lagi mampu beroperasi
secara normal, pelanggaran terhadap prinsip
kehati-hatian meningkat, kecukupan
likuiditas dan permodalan perbankan
menurun drastis dan ketergantungan
perbankan kepada bantuan likuiditas dari
Bank Indonesia naik tajam. Berbagai
perkembangan ini mengakibatkan proses
intermediasi oleh perbankan terganggu
sehingga memberikan dampak yang kurang
menguntungkan bagi perekonomian.
Krisis perbankan berkembang
semakin dalam dengan munculnya isu
negatif mengenai kondisi perbankan
nasional. Turunnya peringkat dan
gambaran pesimis yang diberikan lembaga
pemeringkat internasional kepada
perbankan nasional juga telah
mengakibatkan semakin merosotnya
kepercayaan masyarakat, baik dalam
maupun luar negeri, terhadap perbankan
nasional. Belajar dari kegagalan
pengelolaan perbankan nasional yang
berbasis bunga dan ditunjang dengan
mismanagement kelembagaan perbankan,
mendorong munculnya sistem perbankan
baru. Meskipun, munculnya sistem
perbankan ini dimunculkan pada tahun
1992, dengan berdasarkan pada UU No. 7
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009
1
tahun 1992. Dimana pada tahun ini di
Indonesia belum mengalami krisis ekonomi.
Namun, setelah terjadi krisis ekonomi dan
perbankan, maka UU No. 7 tahun 1992
tersebut dilakukan revisi, menjadi UU No. 10
tahun 1998. Berangkat dari UU inilah,
akhirnya mendorong tumbuh kembangnya
lembaga keuangan berbasis syari’ah. Saat
ini telah banyak bank konvensional yang
melakukan konversi dari sistem bunga ke
syari’ah.
Bank syari’ah adalah sistem perbankan
yang dalam kegiatan operasionalnya
menghindari dampak negatif dari sistem
bunga dalam perekonomian untuk
menciptakan keadilan dalam dunia
perbankan. Bank syari’ah juga merupakan
bank umum yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syari’ah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. (UU No. 10 tahun
1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun
1992 tentang perbankan).
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru
(2006 : 9) mengemukakan bahwa
keberadaan bank (termasuk bank syari’ah)
pada dasarnya memiliki fungsi utama pada 3
(tiga) aspek yaitu : (1) Agent of trust, yaitu
fungsi perbankan sebagai agen yang dapat
dipercaya dalam mengelola dana
masyarakat/nasabah yang dititipkan
kepadanya; (2) Agent of development, yaitu
fungsi bank sebagai agen pembangunan
yang akan mendorong sektor-sektor ekonomi
produktif dan potensial sehingga
memberikan manfaat lebih kepada
masyarakat; dan (3) Agent of services,
fungsi bank dalam memberikan pelayanan
jasa lainnya kepada masyarakat disamping
menabung dan kredit, antara lain jasa
pengiriman uang, penitipan barang-barang
berharga, pemberian jaminan bank dan
penyelesaian tagihan.
Bank Muamalat Indonesia adalah
bank syari’ah pertama di Indonesia. PT.
Bank Muamalat Indonesia,Tbk sebagai
pelopor bank syari’ah telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejak
didirikan pada 1 Mei 1992. PT. BMI telah
menunjukkan eksistensinya sebagai salah
satu pendukung dalam perkembangan
sistem keuangan syari’ah dengan prinsip-
prinsip bagi hasil (Profit and loss Sharing)
atau pembagian laba yang merupakan
suatu sistem yang berdasarkan prinsip-
prinsip keadilan sesuai dengan tuntunan Al-
Qur’an ( [2 : 275], [3 : 130], [ 4 : 146], [2 :
276], [2 : 278] ) dan As-Sunnah sehingga
diharapkan dengan sistem ini akan tercipta
keadilan dan kesejahteraan dalam
perekonomian Indonesia.
Kinerja keuangan pada PT. Bank
Muamalat Indonesia,Tbk. periode 2000 s/d
2006 memiliki total aktiva sebesar Rp.
8,370.59 milyar, atau meningkat sebesar
12,70% dari tahun 2005 sebesar Rp.
7.427,05 milyar. Jika dibandingkan
pergerakan total pembiayaan pada tahun
2006 sebesar RP. 6,628.09 atau naik
sebesar 12,57% dari total pembiayaan
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009
2
pada tahun 2005 yang sebesar RP. 5,887.74
milyar. Dan total penerimaan DPK
mengalami peningkatan yang sama dengan
total pembiayaan yaitu sebesar 12,57 %
pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam dua tahun terakhir, PT. Bank
Muamalat Indonesia,Tbk mengalamai
peningkatan dari total aset, DPK dan
pembiayaan. Namun, hal tersebut belum
dapat menjamin keberhasilan PT. Bank
Muamalat pada masa yang akan datang,
mengingat semakin tajamnya persaingan
dalam industri perbankan pada umumnya
dan pada industri syari’ah pada khususnya.
Selain kondisi keuangan Bank
Muamalat yang cukup baik, keberadaannya
sebagai bagian dari komponen
perekonomian nasional juga mendapat
dukungan dari beberapa elemen
masyarakat, sehingga ini memberikan
prospek tersendiri bagi perbankan syari’ah
khususnya Muamalat untuk tumbuh dan
berkembang. Tidak dikenalnya sistem
bunga/riba dalam operasional Bank
Muamalat karena dapat merugikan nasabah,
mendapat dukungan dari MUI yang
mengeluarkan fatwa tentang haramnya
bunga bank. Fatwa tersebut menyebabkan
lonjaknya dana pihak ketiga (DPK) lebih
cepat dari pada pembiayaan. PT. Bank
Muamalat Indonesia,Tbk telah memperoleh
berbagai penghargaan. Berdasarkan rating
majalah Infobank 2003, PT. Bank Muamalat
Indonesia,Tbk masuk sepuluh besar dengan
predikat “sangat bagus” dan menempati
rangking ke-tujuh dalam kategaori asset
Rp. 1 Triliun s/d Rp. 20 Triliun, serta
termasuk dalam “sepuluh besar bank
devisa terbaik di Indonesia dengan predikat
“sangat bagus”. PT. Bank Muamalat
Indonesia,Tbk telah menjadi bank syari’ah
pertama di Indonesia, dengan total asset
Rp. 8 Triliun hingga akhir 2006.
Mengacu pada kondisi empiris yang
telah diuraikan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
prospek pengembangan jangka panjang
bank syari’ah di Indonesia. Disebabkan
karena melihat kondisi persaingan dalam
industri perbankan yang makin merebak
diantara konvensional dan syari’ah, untuk
dapat tetap mempertahankan posisi dalam
industri guna meningkatkan perekonomian
nasional. Olehnya itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan fokus
permasalahan bagaimana prospek
pengembangan PT. Bank Muamalat
Indonesia,Tbk pada masa yang akan
datang ditinjau dari segi keuangan.
Selanjutnya tujuan yang dicapai dalam riset
ini untuk mengetahui prospek
pengembangan pada PT. Bank Muamalat
Indonesia,Tbk pada masa yang akan
datang dari segi keuangan.
Fokus kajian dalam riset ini dibatasi
pada prospek pengembangan dari segi
keuangan, penulis melihat data masa lalu
selama sebelas tahun yaitu periode 1996
s/d 2006. Dalam hal ini penulis melihat
kondisi keuangan dalam neraca dan
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009
3
laporan rugi-laba PT. Bank Muamalat
Indonesia,Tbk, yang akan dihitung dalam
rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas
(current ratio, dan fund to deposit ratio), dan
rasio profitabilitas ( net profit margin, return
on asset, dan return on equity).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dapat dikategorikan
sebagai penelitian studi kasus yaitu
penelitian yang menjelaskan prospek
pengembangan PT. Bank Muamalat
Indonesia,Tbk. ditinjau dari aspek finansial.
Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder berupa total DPK, total
pembiayaan yang disalurkan, total aktiva,
berbagai kewajiban, dan lain-lain yang
terdapat dalam laporan keuangan. Sumber
data sekunder diperoleh dari publikasi PT.
Bank Muamalat Indonesia,Tbk. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi dan wawancara.
Metode analisis data yang digunakanan
dalam riset ini adalah metode analisis rata-
rata bergerak sederhana tiga tahunan yaitu
analisis prediksi didasarkan pada proyeksi
serial data yang dimuluskan dengan rata-rata
bergerak. Metode rata-rata bergerak
sederhana tiga tahunan merupakan metode
peramalan rata-rata bergerak sederhana
yang dianggap mampu menghilangkan
pengaruh fluktuatif random dalam peramalan
yang menggunakan data masa lalu untuk
memprediksikan prospek PT. Bank
Muamalat Indonesia,Tbk pada masa yang
akan datang ditinjau dari aspek keuangan.
Formulasi yang digunakan (Eddy Herjanto,
1999:119) adalah:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Bank Muamalat pada
sebelas tahun terakhir cukup fluktuatif
berdasarkan hasil perhitungan rasio-rasio
keuangan. Mengacu pada data selama 11
tahun terakhir, penulis memprediksikan
prospek perkembangan rasio keuangan
pada Bank Muamalat dimasa medatang di
tinjau dari segi keuangan sebagai berikut :
Perkembangan Current Ratio
Prospek perkembangan current ratio 4
tahun mendatang pada Bank Muamalat
menggunakan analisis rata-rata bergerak
tiga tahunan menunjukan nilai sebesar
1,18. Berarti kemampuan untuk melunasi
hutang jangka pendeknya karena
pembentukan aktiva lancar lebih cepat
dibandingkan hutang lancar dengan spread
= 1,18. Dari CR Bank Muamalat tersebut,
menunjukkan berada di bawah standar CR
ideal yaitu 2 : 1. Nilai ini masih cukup baik
karena perkembangan aktiva lancar relatif
lebih cepat dibandingkan hutang lancarnya.
Mengacu pada pertumbuhan CR selama
tahun 1996 s/d 2006 dan prediksi tahun
2007 s/d 2010 dapat disajikan pada grafik
berikut.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan VOL. 1. No. 1. Januari 2009
4
Grafik 1. Prediksi Current Ratio Bank Muamalat Tahun 2007-2010
Ahmad, N dan Haron, S. 2001. Perception of Malaysian Corporate Customers Toward Islamic Banking Products & Services, International Journal of Islamic Financial Service, Vol. 3 No. 4.
Almossawi, M. 2001. Bank selection criteria employed by college students in Bahrain: an emperical analysis, The International Journal of Bank Marketing, Vol.19 No. 3, pp 115.
Bank Indonesia. 2001. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Jawa Barat. Jakarta.
Boyd, W., Leonard, M., & White, C. 1994. Customer preferences for financial services: an analysis, International Journal of Bank Marketing, Vol. 12 , No.1, pp 9-15. Coyle, T. 1999. The bank of tomorrow, American Community Banker, Vol 8, No.7, pp. 16-18
Ho, P. F., Ong, P.Y and Thia, B. H. 1995. Bank selection criteria and multiple banking phenomena in Singapore. Unphublished MBA dissertation, School of Accountacy and Business, Nanyang Technological University
Kompas. 2005. Pangsa Perbankan Syariah 2011 diprediksi 20 persen. Senin 7 Maret 2005. Kompas. 2004. Tahun 2005 sebanyak 19 bank akan buka unit syariah. Kamis 2 Desember 2006.
Kaynak, E. 2005. American consumers’ attitudes towards commercial banks, The International Journal of Bank Marketing, Vol.23, No. 1, pp 73-89
Metawa, S. A., & Almossawi, M. 1998. Banking behavior of Islamic bank customers: Perspectives and implications, International of Bank Marketing, Vol. 16, No. 7, pp. 299-313.
Nicholls, J.A.F., Roslow,S.and Tsalikis, J. 1993. “Time is central”, International Journal of Bank Marketing, Vol. 11 No. 5, pp.12-18
Redaksi Info Bank. 1990. Info Bank April No. 241, Jakarta The Point (Newspaper), Syariah Banking in Indonesia, Tuesday 12 December 2006.
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA USAHA
MIKRO SEKTOR PERDAGANGAN DI KOTA KENDARI
Hasanuddin Bua 1) & Sinarwaty 2)
ABSTRACT
The objective of this research is to explain and evaluate empirically the effect of entrepreneurship behaviour towards the sector of micro businesse performance in Kendari Town. Data that is used is primary data that is collected through cross section by using questionare. Analysis method that is used are descriptive and regrsbivariat analysis. The result of this research shows that respondents averagely have already given their agreement statement in deciding and think of entrepreneurship behaviour factor. Hence, the exsitance of good entrepreneurship behaviour in sector of micro businesse in Kendari Town has an important role in the increasing of businesse performance. The result of regresi bivariat analysis shows that entrepreneurship behaviour has a positife and sifnificant effect toward sector of micro businesse performance in Kendari Town. It means that if we increase behaviour in entrepreneurship, it can increase the performance of micro businesse sector in Kendari Town as well. It proves that entrepreneurship behaviour done by entrepreners give a significant improvement in businesse performance. Thus, implementation of effective entrepreneurship behaviour will be able to increase to the performance of micro businesse sector in Kendari Town.
Key Words: Entrepreneurship Behaviour, Working Performance
PENDAHULUAN
Upaya pengembangan dan
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) dewasa ini mendapat
perhatian yang cukup besar dari berbagai
pihak, baik pemerintah/BUMN, perbankan,
swasta, lembaga swadaya masyarakat
maupun lembaga-lembaga internasional. Hal
ini dilatar belakangi oleh besarnya potensi
UMKM yang perlu diefektifkan sebagai motor
penggerak perekonomian nasional setelah
mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Berbagai upaya dalam
rangka pengembangan dan pemberdayaan
usaha mikro telah dilakukan oleh berbagai
pihak antara lain dengan memperkenalkan
pola pendekatan dalam rangka pembiayaan
usaha mikro seperti pola kemitraan.
Konsep kemitraan dalam
pembangunan UKM di Indonesia
setidaknya mulai dicanangkan oleh
pemerintah setelah berlakunya UU No.9
Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan
Inpres No. 10 Tahun 1998 tentang Usaha
Menengah. Kemitraan dianggap menjadi
salah satu alternatif upaya untuk mengatasi
berbagai problem internal yang dihadapi
mencakup aspek kualitas SDM, terutama
kewirausahaan (entrepreneurship),
penguasaan teknologi dan informasi, struktur
organisasi, sistem manajemen, kultur/budaya
bisnis, kekuatan modal dan jaringan bisnis
dengan pihak luar. Kemitraan yang
dimediatori oleh pemerintah banyak
melibatkan lembaga bisnis pemerintah dan
swasta sebagai mitra usaha UMKM.
Kemitraan yang telah terjalin antara
pengusaha kecil dengan pengusaha besar
swasta, BUMN atau BUMD di Kota Kendari
masih sangat terbatas. Di antara pengusaha
mikro kecil yang bermitra, maka bentuk
kemitraan yang terjalin adalah dagang
umum, keagenan, sub-kontrak, waralaba
dan inti-plasma, serta dalam bentuk lainnya.
Sebagian besar kemitraan responden usaha
mikro yang terjalin adalah atas dasar saling
menguntungkan, kemudian atas dasar untuk
memenuhi anjuran pemerintah, dan atas
dasar adanya keterkaitan bidang usaha.
Data dari Kadis Koperasi, UKM, dan
PMD Provinsi Sultra menyatakan sejak
diprogramkannya bantuan dana bergulir oleh
pemerintah melalui BUMN kepada
Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
(PUKK) atau Pembinaan Kelompok Bina
Lingkungan (PKBL) sejak tahun 1995 hingga
2005, dana seluruhnya yang telah
tersalurkan sebesar Rp169, 525 miliar lebih.
Di propinsi Sulawesi Tenggara ada 12
BUMN yang memberikan bantuan kepada
UMKM. Dari ke 12 BUMN yang ditunjuk
untuk membantu menyalurkan bantuan
secara bergulir itu baru lima BUMN yang
telah merealisasi antara 75-100%,yaitu PT
Telkom, PT Aneka Tambang Tbk, PT Jasa
Raharja, PT Pelabuhan Indonesia IV.
Sementara BUMN lainnya seperti PLN
(persero) Cabang Kendari dan PT
Jamsostek Kendari baru mencapai 39,56%.
Khusus kepada enam BUMN yaitu Bank
Mandiri, Pos Indonesia, Bank Rakyat
Indonesia, Pertamina, Taspen, dan PT
Askes Indonesia, kemungkinan juga sudah
menyalurkan namun secara administrasi
belum melaporkannya.
Usaha mikro yang banyak
mendapatkan bantuan dari BUMN di Kota
Kendari adalah usaha yang bergerak di
sektor perdagangan meliputi perdagangan
besar dan eceran, termasuk pertokoan.
(Dinas Koperasi, UKM, dan PMD Provinsi
Sultra,2006). Ada beberapa alasan: (1)
sektor perdagangan merupakan salah satu
sektor yang jumlah usaha mikro/kecil
terbesar di Kota Kendari dan pelaku usaha
di sektor ini pada umumnya mempunyai
minat dalam menambah modal tambahan
untuk menjalankan usaha mereka, (2) bagi
BUMN, sektor perdagangan memiliki
potensi untuk dikembangkan karena di
antara peminjam, hanya sebagian kecil
yang mengalami kemandegan dalam
mengembalikan kreditnya ini disebabkan
perputaran uang pada sebagian besar
usaha mikro sektor perdagangan adalah
relatif cepat sehingga menciptakan aliran
penerimaan yang relatif konstan dan
konsisten
Pembinaan dan pemberdayaan usaha
kecil mikro yang dilakukan oleh BUMN
tersebut diantaranya adalah melalui program
terintegrasi dalam pendanaan dan
pembinaan dengan memberikan pendidikan,
pelatihan dan pendampingan yang
menunjang kemampuan wirausaha untuk
usaha kecil mikro.
Suatu perusahaan yang mendapatkan
bantuan pemerintah, baik bantuan
manajemen maupun permodalan akan dapat
meningkatkan usaha karena lebih efisien
dibandingkan dengan yang belum diberikan
bantuan (Fisseha dalam Hadiyati, 2006).
Dengan bantuan tersebut pemerintah
mengharapkan adanya peningkatan
kemampuan wirausaha sehingga pengusaha
kecil mikro mampu meningkatkan kinerja
usahanya. Untuk meningkatkan kinerja
usaha mikro melalui program pelatihan
kewirausahaan, pemerintah harus
memperhatikan mekanisme pembinaan
dengan melibatkan berbagi instansi terkait.
Kemampuan kewirausahaan yang
dimiliki oleh pengusaha mikro yang
mendapat bantuan BUMN akan berpengaruh
terhadap keberhasilan perusahaan.
Keberhasilan atau kinerja perusahaan dapat
dilihat dari keuntungan (profit) dan tingkat
pertumbuhan penjualan. Hindle dan Cutting
(2002) menyatakan bahwa pengusaha
mikro/kecil yang melakukan pendidikan
kewirausahaan menunjukan kinerja
keuangan yang berhasil meningkat atau
berkembang.
Mengacu pada fenomena emiris dan
pernyataan tesebut dapat dijelaskan bahwa
kewirausahaan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Dengan
adanya kemampuan kewirausahaan yang
dimiliki oleh pengusaha mikro akan mampu
meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Berdasarkan uraian-uraian di
atas perilaku kewirausahaan, kinerja usaha
mikro dan bentuk pengaruh dari variabel
tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan permasalahn
pokok apakah perilaku kewirausahaan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
usaha mikro sektor perdagangan di Kota
Kendari. Tujuan yang ingin dicapai dalam
riset ini adalah untuk menjelaskan dan
menguji secara empiris perilaku
kewirausahaan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja usaha mikro sektor
perdagangan di Kota Kendari.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian survey dengan maksud
mengonfirmasi prediksi yang dibuat dan
menjelaskannya berdasarkan fakta atau
keadaan dilapangan. Jenis penelitian
survey yang akan dilakukan adalah
penelitian penjelasan (explanatory). Hasan
(2002) manyatakan bahwa penelitian
penjelasan adalah merupakan penelitian
yang menggunakan data yang sama
dimana peneliti menjelaskan hubungan
kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional
study untuk melihat pengaruh di antara
variabel-variabel yang diidentifikasi dan
merupakan serangkain pengaruh sebab-
akibat atau kausalitas. Pengukuran masing-
masing item pertanyaan dalam setiap
variabel menggunakan skala 5 point dari
likert, yaitu: “sangat setuju”: dengan skor 5,
“setuju” dengan skor 4, “netral” dengan skor
3, “tidak setuju” dengan skor 2 dan “sangat
tidak setuju” dengan skor 1.
Mengacu pada tujuan penelitian ini
mengkaji, dan menganalisis fenomena dalam
bentuk hubungan antara variabel atau
disebut sebagai penelitian eksplanatif
asosiatif dengan pendakatan kuantitatif
(mainstream). Variabel yang diteliti adalah
perilaku kewirausahan (X) dan kinerja usaha
mikro sektor perdagangan di Kota Kendari
sebagai variabel (Y). Tipe hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti adalah bersifat
causalitas (sebab-akibat) yaitu variabel X
sebagai variabel bebas (independent
variable) menjelaskan atau mempengaruhi
variabel Y sebagai dependent variable..
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pelaku usaha mikro sektor
perdagangan yang telah menerima bantuan
BUMN Non Perbankan di Kota Kendari
periode tahun 2004 yang berjumlah 255
pelaku usaha. Penentuan jumlah sampel
dalam riset ini menggunakan judment
sampling yaitu penentuan sampel
berdasarkan tujuan.
Metode analisis data yang digunakan
adalah (1) analisis deskriptif, bertujuan
untuk mengkaji dan menganalisis
pengendalian internal terhadap kinerja
usaha kecil-menengah di Kota Kendari
khususnya pada industri meubel dalam
bentuk jumlah, rata-rata dan angka
persentase; (2) Analisis Regresi Bivariat,
untuk mengetahui pengaruh pengendalian
internal terhadap kinerja usaha meubel di
Kota Kendari dengan model persamaan: Y
= b1X + ei
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data dalam penelitian
ini dengan mengkombinasikan hasil temuan
dari pendekatan analisis statistika deskriptif
dan regresi multivariat yang dilakukan
sebelumnya agar terjadi proses sintesa
demi penyempurnaan hasil temuan
penelitian ini. Hasil analisis regresi
multivariat ternyata juga sama dengan hasil
analisis statistika dekriptif, sehingga dapat
memperkuat hasil temuan studi ini. Lebih
jelasnya urain hasil pengujian dan analisis
statistika dekriptif dan regresi multivariat
sebagai berikut:
Deskriptif variabel penelitian
bertujuan untuk menginterprestasikan
mengenai distribusi frekwensi persepsi
responden dari data yang terkumpul atas
variabel bantuan BUMN, kewirausahaan,
dan kinerja pada Usaha Mikro Sector
Perdagangan di Kota Kendari. Hasil
pengumpulan data dari 51 responden
diperoleh jawaban atas penilaian perilaku
kewirausahaan, dan kinerja pada Usaha
Mikro Sector Perdagangan di Kota Kendari
disajikan pada Tabel berikut:
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dari 51
responden para pelaku Usaha mikro sektor
perdagangan di Kota Kendari, dalam
memberikan tanggapan dan penilaian atas
variabel dalam studi ini bervariasi. Lebih
jelasnya deskripsi tanggapan responden
diurakan sebagai berikut:
Perilaku Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan adalah sikap,
pola tingkah laku atau tindakan manusia
dengan karakteristik: ketekunan adalah
kesabaran yang dimiliki dalam menyikapi
kegagalan usaha, perhatian terhadap hal-hal
kecil yang dapat menghambat usahanya,
keinginan terus belajar/berusaha walaupun
banyak tantangan yang dihadapi. persepsi
responden atas variabel ketekunan dalam
berusaha mayoritas menyatakan baik
sebanyak 30 orang atau 58,82. Rata-rata
pernyataan responden atas indikator
ketekunan adalah baik (3,61) dengan
kategori tinggi.
Pengambilan keputusan adalah
perencanaan dan pengambilan keputusan
dalam pengembangan usaha, bayangan
mengenai pengembangan usaha , langkah
yang dilakukan dalam memecahkan
masalah, kepandaian berusaha,
pengetahuan bisnis. Persepsi responden
mayoritas menyatakan baik sebanyak 15
orang atau 29,41% dan cukup baik
sebanyak 25 orang atau 49,02%. Rata-rata
pernyataan responden atas indikator
pengambilan keputusan adalah baik (3,20)
dengan kategori Sedang.
Perencanaan strategik yang dimaksud
adalah strategi pemasaran, lokasi usaha,
promosi dalam memasarkan produk,
penetapan harga barang
(mempertimbangkan faktor-faktor: biaya,
keinginan konsumen, tingkat persaingan),
pelayanan jaminan dan kemasan terhadap
produk yang dijual, pemberian pelayanan
kredit dalam penjualan barang ke
konsumen/pelanggan, pengadaan barang/
variasi barang. Persepsi responden
mayoritas menyatakan cukup baik sebanyak
33 orang atau 64,71. Rata-rata pernyataan
responden atas indikator perencanaan
strategik adalah baik (3,47) dengan kategori
Sedang.
Pengambilan resiko merupakan pilihan
berbagai macam jalur, sarana dan prasarana
yang dipercaya dalam memasarkan/
mendistribusikan produk, membagikan
kepemilikan usahanya kepada orang/pihak
lain (keluarga dan bukan keluarga) yang
dipercaya dan mau diajak sukses, pemikiran
dan pelaksanakan gagasan baru,
pengutamaan keyakinan ketimbang
kenyataan (intuisi), prinsip yang dimiliki yaitu
” cepat dan tepat ” ketimbang ” lambat tetapi
selamat ”,tidak menyalahkan diri sendiri
(sering tidak menyesal). Persepsi responden
mayoritas menyatakan baik sebanyak 29
orang atau 56,86. Rata-rata pernyataan
responden atas indikator pengambilan resiko
adalah baik (3,59) dengan kategori tinggi.
Memiliki visi yang merupakan
perwujudan cita-cita pengembangan usaha
yang disesuaikan dengan peluang dan
sumberdaya yang dimiliki, penetapan tujuan
secara terus menerus karena adanya
perubahan, minat dan bakat terhadap
pekerjaan/usaha yang dilakukan sekarang,
pandangan usaha jangka panjang,
kemampuan berpikir. persepsi responden
mayoritas menyatakan baik sebanyak 35
orang atau 68,63%. Rata-rata pernyataan
responden atas indikator visi adalah baik
(3,69) dengan kategori tinggi.
Kinerja Usaha
Kinerja adalah pengukuran
keberhasilan atau kesuksesan perusahaan.
Keberhasilan atau kesuksesan perusahaan
diukur dengan menggunakan rasio
keuangan meliputi: rasio efisiensi penjualan
(sales efficiency ratio), penjualan bersih
(net sales), margin penjualan (net profit
margin) dan perputaran jumlah aktiva (total
asset turnover). Pengukuran keberhasilan
atau kesuksesan pemilik usaha
menggunakan rasio keuangan dengan
skala interval.
Penilaian pelanggan terhadap ketiga
indikator kinerja terdiri atas lima kategori
yaitu sangat tinggi skor 5; tinggi skor 4;
kurang tinggi skor 3; rendah skor 2 dan
sangat rendah skor 1. Lebih jelasnya
penilaian atas variabel kinerja pelaku usaha
mikro sektor perdagangan sebagai berikut:
Rasio efisiensi penjualan (sales efficiency
ratio), mayoritas responden menyatakan
sangat baik sebanyak 29 orang atau
56,86%. Rata-rata kinerja usaha yang
dimiliki responden atas indikator rasio
efisiensi penjualan (sales efficiency ratio),
adalah baik (4,45) dengan kategori tinggi.
Kinerja usaha dilihat dari aspek profit
margin, mayoritas responden yang
menyatakan cukup baik sebanyak 41 orang
atau 80,39%. Rata-rata kinerja usaha yang
dimiliki responden atas indikator profit margin
adalah baik (3,27) dengan kategori sedang.
Kemudian perputaran jumlah aktiva (total
asset turnover), mayoritas responden
menyatakan sangat baik baik sebanyak 43
orang atau 84,31%. Rata-rata kinerja usaha
yang dimiliki responden atas indikator
perputaran jumlah aktiva (total asset
turnover), adalah baik (4,82) dengan
kategori tinggi.
Pada pembahasan deskriptif
sebelumnya telah dikemukakan bahwa
analisis statistika inferensial yang
digunakan bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang diajukkan dalam
penelitian ini, yaitu pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat sehingga
dilanjutkan dengan analisis regresi bivariat.
Ringkasan hasil perhitungan analisis
regresi bivariat dapat dilihat pada tabel 2.
Berdasarkan tabel 2. di atas maka hasil
analisis regresi bivariat untuk variabel
perilaku kewirausahaan terhadap kinerja
usaha menujukkan besarnya nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,734 dapat
diartikan bahwa 73,40% proporsi variasi dari
kinerja kinerja usaha mikro sektor
perdagangan di Kota Kendari.diterangkan
oleh keseluruhan variabel perilaku
kewirausahaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa akurasi model untuk
kepentingan prediksi semakin akurat,
sehingga variabel perilaku kewirausahaan,
dapat memberikan kontribusi pengaruh
sebesar 73,40% terhadap kinerja usaha
mikro sektor perdagangan di Kota Kendari.
Sisanya 26,60% dijelaskan atau ditentukan
oleh variabel lain di luar model analisis.
Hasil analisis regersi bivariat
menunjukkan bahwa variabel perilaku
kewirausahaan mempunyai nilai sig t
sebesar 0,000, jika dibandingkan taraf
signifikansi α=0,05, maka nilai sig t < α =
0,05 atau 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara
variabel perilaku kewirausahaan terhadap
kinerja usaha mikro sektor perdagangan di
Kota Kendari.
Berdasarkan hasil analisis data baik
secara deskriptif maupun inferensial dalam
penelitian ini, sebelum dilakukan
pembahasan pada terlebih dahulu peneliti
mengkombinasikan beberapa hasil temuan.
Hasil analisis regresi bivariat ternyata juga
sama dengan hasil analisis statistika dekriptif
yang dilakukan sebelumnya, sehingga dapat
memperkuat hasil temuan dalam penelitian
ini. Dari analisis deskriptif atas variabel
perilaku kewirausahaan mempunyai nilai
sebesar 3,51 dapat diartikan bahwa rata-rata
responden dalam penelitian ini memberikan
tanggapan setuju dalam penentuan dan
mempertimbangkan faktor perilaku
kewirausahaan yaitu ketekunan adalah
kesabaran yang dimiliki dalam menyikapi
kegagalan usaha, perhatian terhadap hal-hal
kecil yang dapat menghambat usahanya,
keinginan terus belajar/berusaha walaupun
banyak tantangan yang dihadapi,
pengambilan keputusan perencanaan
strategi dan pelaksanaan visi dan misi
Dengan demikian perilaku kewirausahaan
pada usaha mikro sektor perdagangan di
Kota Kendari memegang peranan penting
dalam peningkatan kinerja usaha.
Pada variabel kinerja usaha mayoritas
responden menilai kinerja dari usaha mikro
sektor perdagangan di Kota Kendari diukur
melalui rasio efisiensi penjualan (sales
efficiency ratio), mayoritas responden
menyatakan sangat baik sebanyak 29 orang
atau 56,86%. Rata-rata kinerja usaha yang
dimiliki responden atas indikator rasio
efisiensi penjualan (sales efficiency ratio),
adalah baik (4,45) dengan kategori tinggi.
kinerja usaha dilihat dari aspek profit margin,
mayoritas responden yang menyatakan
cukup baik sebanyak 41 orang atau
80,39%. Rata-rata kinerja usaha yang
dimiliki responden atas indikator profit
margin adalah baik (3,27) dengan kategori
sedang. Kemudian perputaran jumlah
aktiva (total asset turnover), mayoritas
responden menyatakan sangat baik baik
sebanyak 43 orang atau 84,31%. Rata-rata
kinerja usaha yang dimiliki responden atas
indikator perputaran jumlah aktiva (total
asset turnover), adalah baik (4,82) dengan
kategori tinggi. Indikator yang digunakan
untuk mengukur kinerja usaha dalam
penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan
penjualan dan kemampuan dari usaha ini
dalam menciptakan keuntungan dilihat dari
capaiannya dalam lima tahun terakhir.
Kesempatan yang luas dalam
mengembangkan kreativitas pekerja,
ternyata memberikan dampak langsung
bagi peningkatan kinerja usaha mikro
sektor perdagangan di Kota Kendari.
Sehingga dapat dikatakan bahwa jika
pedagang di Kota Kendari ingin
meningkatkan kinerja usahanya maka
perilaku kewirausahaan menjadi prioritas
utama untuk dilakukan. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan secara tidak
terstruktur terhadap pemilik dan pengelola
yang ada pada industri usaha mikro sektor
perdagangan di Kota Kendari terungkap
bahwa perlakuan yang diberikan pihak
manajemen baik itu upaya pemberdayaan
maupun penilaian terhadap kinerja usaha
lebih menumbuhkan komitmen pekerja
untuk melakukan yang terbaik bagi
perusahaan dalam memberikan kepuasan
bagi pelanggan atau konsumen. Dari hasil
pengamatan ke lokasi usaha bisa dilihat
bagaimana pekerja mau untuk memberikan
respon bagi upaya-upaya perbaikan
terhadap produk yang mereka jual atau agar
konsumen merasa puas. Ini sebagai suatu
bukti bahwa komitmen dan rasa memiliki
pekerja tumbuh dengan upaya
pemberdayaan dan penilaian kinerja yang
sebahagian besar mengarah pada aspek
perilaku kewirausahaan, yaitu kepuasan dari
pelanggan atau konsumen.
Hasil analisis inferensial (regresi
bivariat) menunjukan bahwa perilaku
kewirausahaan memiliki pengaruh langsung
dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro
sektor perdagangan di Kota Kendari. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifingkasi t pada
analisis regresi bivariat yaitu sig t = 0,000 < α
= 0,05. Hal ini membuktikan bahwa perilaku
kewirausahaan yang dilakukan oleh para
usaha mikro sektor perdagangan di Kota
Kendari memberikan pengaruh yang
signifikan bagi peningkatan kinerja usaha
mikro sektor perdagangan di Kota Kendari.
Oleh karena itu pemberdayaan yang
dilakukan oleh para pelaku usaha mikro
sektor perdagangan di Kota Kendari dan
penilaian terhadap kinerja memberikan
dampak secara langsung bagi peningkatan
kinerja usaha, namun bagi pemilik dan
pengelolah diharpakan agar mampu akses
dan meningkatkan kinerja usaha yang
berkelanjutan tetap memprioritaskan
pelanggan melalui perilaku kewirausahaan.
Dalam kaitannya dengan perilaku
kewirausahaan ini, pihak manajemen dalam
usaha mikro sektor perdagangan di Kota
Kendari harus selalu berorientasi pada
konsumen, berorientasi pada pesaing dan
melihat pada kerjasama inter-fungsi yang
ada dalam usaha. Melihat hubungan secara
langsung ini, maka pihak manajemen dapat
memanfaatkan kemampuan organisasi
dalam perilaku kewirausahaan untuk
meningkatkan keunggulan dalam
persaingan usahanya. dengan perilaku
kewirausahaan ini perusahaan selalu dapat
memberikan nilai tambah bagi
pelanggannya, memiliki informasi pasar
yang akurat tentang pesaing dan
pelanggan, serta tetap dapat menjaga
kerjasama inter-fungsi yang ada dalam
perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahan
dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa perilaku kewirausahaan dapat
memberikan peran dan kontribusi sebesar
73,40% terhadap usaha mikro sektor
perdagangan di Kota Kendari. Hasil analisis
deskriptif menunjukkan perilaku
kewirausahaan telah dimplementasikan
dalam operasional usaha mikro sektor
perdagangan di Kota Kendari. Hal ini
dibuktikan dengan pernyataan responden
secara rata-rata sebesar 3.51. Dapat
diartikan bahwa rata-rata responden telah
memberikan pernyataan setuju dalam
penentuan dan mempertimbangkan faktor
perilaku kewirausahaan. Dengan demikian
adanya perilaku kewirausahaan yang baik
pada usaha mikro sektor perdagangan di
Kota Kendari memegang peranan penting
dalam peningkatan kinerja usahanya.
Hasil analisis regersi bivariat
menunjukkan perilaku kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja usaha mikro sektor perdagangan di
Kota Kendari. Artinya semakin ditingkatkan
perilaku dalam berwirausaha maka kinerja
usaha mikro sektor perdagangan di Kota
Kendari semakin tinggi pula. Dengan
demikian implementansi perilaku
kewirausahaan yang efekatif mampu
memberikan peningkatan bagi kinerja usaha
mikro sektor perdagangan di Kota Kendari.
DAFTAR PUSTAKA
Adu, Kwaku Appiah. 1997. Market Orientation and Performance: Do the Findings Established in Large Firm Hold in the Small Business Sector?. Journal of Euro-Marketing; 6, 3; ABI/INFORM Global.
Carree, M.A. and Thurik, A.R. 2002. The Impact of Entrepreneurship on Economic Growth. International Handbook of Entrepreneurship Research. Internet: [email protected].
Kasmir, 2006. Kewirausahaan. Rajawali Pers. Jakarta
Kotler P., 2000. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kumar, Kamalesh. 2002. Market Orientation, Organizational Competencies and Performance: An Empirical Investigation of a Path-Analytical Model, Journal of American Academy of Business, Cambridge.
Lau, Theresa et.al. 2004. Organizational Capabilities and Performance of SMEs in Dynamic and Stable Environments. Entrepreneurship and Innovation journal.
Neufeldt Victoria dan Guralnik David, 1988, Kamus Webster’s, Dictonary of American English, Thiad College Edition
Purnomo, 2003. Pencapaian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Melalui Fungsi dan Peran Sumber Daya Manusia. STIE Stikubank, Semarang
Richard Daft. 1999. Tranformational Leadership : A Pescription for Contemporary Organizations. Copyright 1999.
Riyanti B. P. D. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Grasindo, Jakarta
Raju, P.S et.al. 2000. The Relationship between Market Orientation and Performance in the Hospital Industry: A Structural Equation Modeling Approach. Health Care Management Science.
Tambunan, 2004. The Performance of Small Enterprises During Economic Crisis: Evidence from Indonesia. Journal of Small Business Management.
Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil dan Menegah di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Salemba Empat. Jakarta.
Zukkieflimansyah dan Banu Muhamad H, 2003. Refleksi Dinamika Inovasi Teknologi UKM di Indonesia: Studi Kasus Industri Logam dan Permesinan. Usahawan Indonesia No. 08/TH. XXXII
SISTEM PENGAWASAN PERSONALIA RETRIBUSI PADA PERUSAHAAN DAERAH
PASAR (PDP) UNIT PASAR WUA-WUA KOTA KENDARI
Asrip Putra 1) & Awaluddin Muchtar 2)
ABSTRACT
This Research is done as a mean to know the system of personnel controling applied by Company Market Area Town Kendari to personnel retribution Unit Market Wua-Wua Town Kendari of what have as according to standard specified or not. this Research type is eksplanatori so that use the primary data collected through the kuesioner. Responder withdrawal done by census and use appliance analysis method. Result this research indicate that the system of personnel observation going into effect and applied in Company Market Area Town Kendari at personnel retribution of Unit Market Wua-Wua Town Kendari have as according to specified standard, is visible from result analyse the percentage responder answer of direct controling variable, indirect observation, and sudden controling expressing according to is 57,2 - 100 %, while 14,3 - 42,8 % expressing inappropriate, hence pursuant to way of measurement specified by that is taking highest value from percentage responder answer. This indicate that the controling retribution personnel at Unit Market Wua-Wua Company Market Area Town Kendari have as according to controling standard specified.
Key Word : Direct Controling, Indirect Controling And Sudden Controling.
PENDAHULUAN
Organisasi adalah suatu sistem
perserikatan, berstruktur dan terkoordinasi
dari sekelompok orang yang bekerja sama
dalam mencapai tujuan tertentu. Malayu S.P
Hasibuan (1996 : 130) Organisasi hanya
merupakan alat dan wadah tempat bagi para
manajer melakukan kegiatan-kegiatannya
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebagaimana yang diketahui bahwa di
dalam organisasi terdapat beberapa unsur,
diantaranya manusia, tujuan, pekerjaan dan
struktur. Dalam suatu organisasi harus ada
kesatuan yang ingin dicapai dimana
organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap
bagiannya harus berusaha untuk mencapai
tujuan tersebut karena organisasi akan
kacau jika tidak ada kesatuan tujuan.
Olehnya itu dalam suatu organisasi
dibutuhkan manajer yang memiliki
kemampuan memimpin, pengetahuan dan
keterampilan.
Manajer sebagai pemimpin sangat
dibutuhkan untuk menyusun rencana
kegiatan kerja kedepan dan melaksanakan
rencana tersebut agar supaya tujuan
organisasi dapat tercapai dengan baik
sesuai dengan apa yang diharapkan
sebelumnya. Demikian mendesaknya
pemenuhan akan manajer, sehingga usaha
dilakukan secara intensif untuk
mempersiapkan manajer yang efektif,
bukan hanya para ilmuwan pun terus
bekerja keras untuk mengembangkan teori
manajemen sehingga para manajer
dilapangan semakin mampu menjalani
proses manajemen itu dengan tingkat
efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang
semakin tinggi.
Salah satu bidang yang terus menerus
mendapat perhatian dari para ilmuwan dan
para praktisi adalah fungsi-fungsi manajerial.
Bidang ini mendapat perhatian serius karena
efektivitas manajerial seseorang pada
akhirnya tercermin dan diukur dengan
kemampuannya menyelenggarakan semua
fungsi-fungsi tersebut. Siagian (1988 : 165)
menjelaskan salah satu fungsi manajerial
adalah pengawasan. Titik tolak yang
digunakan dalam membahas pengawasan
sebagai fungsi pokok manajemen adalah
merupakan proses pengamatan dari seluruh
kegiatan organisasi guna lebih menjamin
bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya”. Sedangkan
Sebagai fungsi organiknya, pengawasan
merupakan salah satu tugas yang mutlak
diselenggarakan oleh semua orang yang
menduduki jabatan manajerial, mulai dari
manajer puncak hingga para manajer rendah
yang langsung mengendalikan kegiatan-
kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh
semua petugas operasional.
Membahas pengawasan sebagai fungsi
pokok manajerial sesungguhnya berarti
berusaha menemukan jawaban terhadap
pertanyaan mengapa pengawasan mutlak
perlu dilaksanakan. Pertanyaan yang sangat
mendasar tidak selalu mudah dan tidak pula
sederhana karena proses administrasi dan
manajemen merupakan hal yang sangat
kompleks, yang jelas bahwa usaha mencari
jawaban terhadap pertanyaan tersebut
tidak bisa didekati hanya secara teknis dan
mekanistik saja, akan tetapi harus dikaitkan
dengan sifat dasar manusia sebagai
pelaksana kegiatan-kegiatan operasional
dalam suatu organisasi. Ini berarti bahwa
pendekatan teknis dan keperilakuan harus
digabung agar terjadi proses pengawasan
yang mendatangkan hasil sesuai dengan
harapan semua pihak dalam organisasi
yang bersangkutan. Agar kegiatan
pengawasan membuahkan hasil yang
diharapkan, perhatian serius perlu diberikan
kepada berbagai dasar pemikiran yang
sifatnya fundamental.
Perusahaan Daerah Pasar (PDP)
Kota Kendari adalah perusahaan yang
bergerak dibidang pembangunan kios dan
retribusi kios, dimana konsumennya adalah
para pemilik kios yang ada di pasar wilayah
Kota Kendari. Dalam hal penarikan retribusi
ini tidak dilakukan secara langsung oleh
Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari
melainkan dilakukan oleh petugas retribusi
yang ada pada masing-masing Unit Pasar,
salah satunya adalah petugas retribusi
yang ada pada Unit Pasar Wua-Wua yang
pegawainya berjumlah 8 orang yang
dipimpin oleh seorang Kepala Pasar yang
ditunjuk langsung oleh Perusahaan Daerah
Pasar Kota Kendari agar supaya para
petugas retribusi dapat diawasi setiap hari
sebab pihak perusahaan tidak dapat
mengawasi semua petugas retribusi setiap
hari karena letak kantor berjauhan. Retribusi
pada Perusahaan Daerah Pasar Kota
Kendari terdiri atas empat jenis, yaitu:
retribusi sewa tanah, retribusi jualan,
retribusi kebersihan dan keamanan.
Mencermati pentingnya pengawasan
personalia, untuk melakukan pengamatan
dan pengukuran kegiatan operasional
beserta hasil yang dicapai, apakah dalam
kegiatan operasional tersebut terjadi
penyimpangan-penyimpangan, kemudian
dibandingkan dengan sasaran dan standar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal inilah
yang menyebabkan penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang sistem
pengawasan terhadap personalia retribusi.
Masalah pokok yang menjadi perhatian
peneliti apakah sistem pengawasan yang
diterapkan oleh Perusahaan Daerah Pasar
terhadap personalia retribusi sudah sesuai
standar yang ditetapkan. Tujuan yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahui sistem
pengawasan personalia yang diterapkan
oleh Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota
Kendari terhadap personalia retribusi Unit
Pasar Wua-Wua Kota Kendari sudah sesuai
dengan standar yang ditetapkan atau tidak.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota
Kendari, dan Unit Pasar Wua-Wua Kota
Kendari. Sumber data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah: (a) data primer adalah
data yang diperoleh secara langsung dari
karyawan yang melakukan pengawasan
pada personalia Retribusi Unit Pasar Wua-
Wua Kota Kendari yang sekaligus dijadikan
responden penelitian ini; (b) data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari PDP Kota
Kendari, meliputi gambaran umum, jumlah
karyawan, struktur organisasi, uraian tugas,
dan standar pengawasan.
Metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara interview yaitu pengumpulan
data yang dilakukan dengan mengadakan
tanya jawab kepada responden yang
berupa pertanyaan lisan dan juga dengan
menggunakan panduan kuesioner dan
dokumentasi yaitu dengan cara mengambil
data yang telah didokumentasikan oleh
Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan yang diberi tugas dan
berwenang melakukan pengawasan
terhadap personalia retribusi yang
berjumlah 7 orang dan juga karyawan atau
petugas retribusi yang diawasi berjumlah 8
orang. Jadi jumlah keseluruhan populasi
adalah 15 orang sehingga seluruh populasi
dijadikan sebagai responden dalam
penelitian ini.
Alat analisis yang akan digunakan
dalam pembahasan penelitian ini adalah
analisis deskriptif, yaitu mengungkapkan
keadaan atau tanggapan dari responden
lalu kemudian membandingkannya dengan
standar yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota
Kendari. Sifat dari analisis adalah kualitatif,
sedangkan penganalisaannya dengan
menghitung persentase dari jawaban yang
diberikan oleh responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengawasan personalia retribusi pada
Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota
Kendari sudah sesuai dengan yang
ditetapkan. Hasil penelitian memberikan
ukuran sesuai dengan tidak sesuai. Lebih
jelasnya uraian dari masing-masing indikator
penukuran variabel sebagai berikut:
Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung ini dilakukan
secara langsung oleh para direksi dan para
pegawai yang telah diberi tugas untuk
mengawasi jalannya perusahaan sesuai
dengan Peraturan Daerah nomor 302 tahun
2004 tentang pembentukan susunan
organisasi dan tata kerja Perusahaan
Daerah Pasar Kota Kendari. Menurut
Peraturan Daerah ini, ada 7 orang yang
ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan
penagihan yaitu Direktur Utama, Direktur
Teknik & Operasional, Direktur Administrasi
& Keuangan, Kabag Fisik & Prasarana, Kasi
Pemasaran & Penagihan, Kabag Keuangan,
Kepala Unit Pasar. Pengawasan Langsung
terdiri dari pengamatan langsung dan
pemeriksaan langsung. Pernyataan
responden dapat dilihat pada urain berikut:
a. Pengamatan Dan Pemeriksaan
Langsung di Lapangan mayoritas
responden memberikan jawaban “Ya”
yang terdiri dari 7 orang responden atau
100% yang berarti dilakukan
pengawasan dan pemeriksaan
langsung di lapangan, tetapi hanya
satu saja dari tujuh responden ini yang
melakukan pengamatan dan
pemeriksaan langsung setiap hari
sedangkan sisanya melakukan
pengamatan dan pemeriksaan langsung
sebanyak satu kali dalam satu bulan
sebab semua itu tergantung dari
perintah atasan.
b. Perlunya Dilakukan Pengamatan Dan
Pemeriksaan Langsung di Lapangan
Untuk Mengetahui Kesesuaian Dengan
Standar Yang Ditetapkan secara
keseluruhan responden yang terdiri dari
7 orang atau 100 % menjawab “Ya”,
sebab kinerja bawahan akan dapat
diketahui jika dilakukan pengamatan
secara langsung. ini menunjukkan
bahwa pengamatan dan pemeriksaan
langsung dilapangan perlu dilakukan
untuk mengetahui kesesuaian dengan
standar yang ditetapkan. Jadi,
berdasarkan uraian diatas, untuk
mengetahui kesesuaian dengan standar
yang ditetapkan, maka perlu dilakukan
pengamatan dan pemeriksaan langsung
di lapangan kepada personalia retribusi
di Unit Pasar Wua-Wua Kota Kendari.
c. Hasil Pengamatan dan Pemeriksaan
Langsung, Personalia Retribusi Bekerja
Sesuai Dengan Jam Kerja Yang
Ditentukan, sebanyak 6 orang atau
85,7% menjawab Ya, yang berarti
petugas retribusi sudah bekerja sesuai
dengan jam kerja yang ditentukan karena
mereka melihat dari daftar hadir petugas
dan semuanya datang dan pulang tepat
pada waktunya yakni petugas datang jam
08.00 dan pulang pada jam 15.00 WITA,
dan 1 orang atau 14,3 % menjawab tidak
sesuai dengan jam kerja yang ditentukan
karena masih ada petugas retribusi yang
biasa datang terlambat dan masih
terdapat juga petugas retribusi yang
biasanya pulang sebelum waktunya.
Jadi, berdasarkan uraian di atas
menunjukkan bahwa para petugas
retribusi sudah bekerja sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh
Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari.
d. Hasil Pengamatan Dan Pemeriksaan
Langsung Jumlah Uang Retribusi Yang
Diperoleh Petugas Retribusi Sesuai
Dengan Jumlah Karcis Yang Dikeluarkan
4 orang responden atau 57,2 %
menjawab Ya, yang berarti jumlah uang
retribusi yang diperoleh petugas retribusi
sudah sesuai dengan jumlah karcis yang
dikeluarkan, sedangkan 3 orang
responden atau 42,8 % menjawab tidak
karena biasanya petugas retribusi
memungut retribusi tanpa memberikan
karcis retribusi pada orang yang telah
membayar uang retribusi. Dan uang
tersebut tidak disetor ke Perusahaan
Daerah Pasar Kota Kendari. Sebab uang
retribusi yang disetor ke Perusahaan
Daerah Pasar Kota Kendari hanyalah
uang retribusi yang diperoleh dari karcis
karena pihak Perusahaan Daerah Pasar
Kota Kendari selalu menyesuaikan
jumlah pungutan retribusi yang
disetorkan oleh petugas retribusi
dengan banyaknya karcis yang
dikeluarkan serta sesuai dengan
besarnya tarif karcis tersebut.
Misalanya, seperti yang terjadi pada
daftar realisasi pengeluaran karcis
untuk retribusi jualan bulan februari
tahun 2007, pada bulan tersebut terlihat
bahwa jumlah pengeluaran karcis
sudah sesuai dengan jumlah
penerimaan retribusi, dimana para
petugas retribusi berhasil menarik
retribusi sebanyak Rp. 3.750.000 untuk
jenis retribusi kios yang tarifnya Rp.
1.500/lbr dengan pengeluaran karcis
sebanyak 2.500 lembar, dan Rp.
2.700.000 untuk jenis retribusi lods
yang tarifnya Rp.1.000/lbr dengan
pengeluaran karcis sebanyak 2.700
lembar, serta Rp. 1.851.000 untuk jenis
retribusi pelataran (PKL) yang tarifnya
Rp. 1.000/lbr dengan pengeluaran
karcis sebanyak 1.851 lembar. Ini
berarti, tidak ada penyimpangan antara
jumlah penerimaan retribusi dengan
jumlah pengeluaran karcis yang
dilakukan oleh petugas retribusi. Jadi,
berdasarkan uraian di atas
menunjukkan bahwa hasil pengamatan
dan pemeriksaan langsung jumlah uang
retribusi yang diperoleh petugas
retribusi sudah sesuai dengan jumlah
karcis yang dikeluarkan.
e. Hasil Pengamatan Dan Pemeriksaan
Langsung Jumlah Uang Retribusi Yang
Diperoleh Petugas Retribusi Sudah
Sesuai Target Yang Telah Ditentukan
oleh Perusahaan Daeerah Pasar (PDP)
Kota Kendari sebanyak 5 orang
responden atau 71,4 % menjawab Ya
karena para petugas retribusi telah
berhasil mencapai bahkan beberapa kali
melampaui target untuk tahun 2007
seperti yang terlihat pada daftar realisasi
penerimaan retribusi untuk tahun 2007.
Ini berarti jumlah uang retribusi yang
diperoleh petugas retribusi sudah sesuai
dengan target yang ditentukan,
sedangkan 2 orang resonden atau 28,6
% menjawab tidak sebab mereka melihat
dari realisasi penerimaan retribusi tahun
2007 bahwa petugas retribusi pernah
sekali dalam tahun 2007 tidak mencapai
target ini terlihat pada realisasi
penerimaan pada bulan oktober dimana
petugas retribusi hanya mendapatkan
uang retribusi sebanyak Rp. 17.824.450.
dan mereka menganggap bahwa
penerimaan tersebut sangat jauh dari
target yang seharusnya yaitu Rp.
21.600.000 per bulannya, sebab target
mereka per hari adalah Rp. 720.000 dan
jika dikalikan dengan 30 hari (Satu
Bulan) maka target per bulannya adalah
Rp. 21.600.000. inilah yang menjadi
alasan mengapa ada responden yang
mengatakan tidak mencapai target. Lain
lagi halnya bagi responden yang
mengatakan ya, mereka menganggap
bahwa jumlah uang retribusi yang
diperoleh petugas retribusi sudah
sesuai dengan target yang ditentukan
dan adapun menurunnya pungutan
retribusi pada bulan oktober itu
bukanlah hal yang disengaja oleh
petugas retribusi untuk tidak mencapai
target melainkan disebabkan karena
adanya beberapa faktor: pertama:
karena pada bulan oktober banyak
pedagang yang tidak berjualan sebab
masih dalam bulan ramadhan (puasa),
kedua: karena adanya hujan sehingga
pedagang banyak yang tidak berjualan,
ketiga: karena terdapat hari raya idul fitri
dan adanya cuti bersama para PNS
selama lima hari sehingga pegawai Unit
Pasar Wua-Wua tidak masuk kantor
selama lima hari, ke empat: karena
setelah hari raya masih banyak
pedagang yang belum berjualan dan
biasanya pasar akan kembali normal
satu minggu setelah hari raya. Selain
alasan tersebut diatas, ditambahkan
juga bahwa jika keseluruhan
penerimaan retribusi tersebut di rata-
ratakan maka realisasi penerimaan
retribusi dari bulan Januari sampai
Nopember sebenarnya telah
melampaui target yang ditentukan oleh
Perusahaan Daerah Pasar Kota
Kendari dimana target per bulannya
adalah Rp. 21.600.000, jika dikalikan
dengan sebelas bulan maka jumlahnya
hanya Rp. 237.600.000, sedangkan
realisasi penerimaan retribusi yang
dicapai oleh petugas retribusi dari bulan
Januari sampai dengan bulan Nopember
adalah mencapai Rp. 256.701.750. ini
berarti bahwa petugas retribusi telah
melampaui target yang ditentukan. Jadi,
berdasarkan uraian di atas menunjukkan
bahwa hasil pengamatan dan
pemeriksaan langsung mengenai jumlah
uang retribusi yang diperoleh petugas
retribusi sudah sesuai dengan target
yang ditetapkan oleh PDP Kota Kendari.
Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan Tidak Langsung yang
dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar
Kota Kendari adalah pengawasan jarak jauh,
artinya dengan melalui laporan yang
diberikan oleh personalia retribusi baik
kepada Kepala Unit Pasarnya maupun
kepada Perusahaan Daerah Pasar Kota
Kendari. Untuk mengetahui jawaban dari
responden mengenai pengawasan tidak
langsung yang dilakukan oleh Perusahaan
Daerah Pasar Kota Kendari dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Laporan Petugas Retribusi Diadakan
Secara Teratur atau Terjadwal seluruh
responden atau 100 % menjawab Ya,
sebab laporan yang dilakukan secara
teratur atau terjadwal akan dapat
memudahkan pihak Perusahaan Daerah
Pasar (PDP) Kota Kendari dalam
mengawasi para petugas retribusi
karena mengingat bahwa tidak semua
responden dapat mengawasi para
petugas retribusi setiap hari sebab letak
kantor yang berjauhan. Jadi,
berdasarkan uraian diatas bahwa dalam
pengawasan tidak langsung dengan
laporan-laporan petugas retribusi yang
ada pada Unit Pasar Wua-Wua
dilakukan secara teratur atau terjadwal.
b. Laporan petugas retribusi baik dan
sangat membantu untuk mengetahui
kesesuaian hasil kerja dengan standar
yang ditetapkan seluruh responden atau
100 % menjawab Ya, karena laporan
petugas retribusi sangat membantu
sekali bagi mereka yang mengawasi
petugas retribusi guna untuk
menyesuaikan hasil kerja petugas
retribusi dengan standar yang telah
ditetapkan. Jadi, berdasarkan uraian
diatas diketahui bahwa laporan-laporan
petugas retribusi sangat baik dan
sangat membantu para responden yang
melakukan pengawasan pada
personalia retribusi guna mengetahui
kesesuaian hasil kerja dengan standar
yang ditetapkan oleh Perusahaan
Daerah Pasar Kota Kendari.
c. Hasil laporan petugas retribusi, wilayah
penagihan mereka sudah sesuai
dengan wilayah penagihan yang
ditentukan 6 orang atau 85,7%
menjawab Ya, ini berarti bahwa hasil
laporan petugas retribusi mengenai
wilayah penagihan mereka sudah sesuai
dengan wilayah penagihan yang
ditentukan. 1 orang responden atau 14,3
% menjawab tidak sesuai dengan
wilayah penagihan yang ditentukan,
sebab biasanya petugas retribusi lebih
senang menagih di daerah-daerah
kering daripada di daerah yang basah.
Akibatnya terkadang ada petugas yang
nakal dan mereka menagih bukan pada
wilayah yang sudah ditentukan, yang
mereka pikirkan adalah bagaimana
caranya supaya target per hari dapat
mereka capai dengan cepat, hal inilah
yang biasanya menyebabkan para
pedagang merasa heran karena saat
mereka sudah membayar uang retribusi
tiba-tiba pada beberapa waktu
kemudian ada lagi petugas lain yang
datang menagih untuk retribusi yang
sama. Misalnya bagi petugas yang nakal
saat ditugaskan untuk menagih kios pada
blok A, karena daerah tersebut banyak
kerabat maka dia menagih sebagian kios
saja pada blok tersebut dan
membebaskan retribusi bagi kerabatnya
dan ia pindah ke blok kios yang bukan
daerahnya untuk menutupi kekurangan
target, yang ia pikirkan hanyalah yang
penting target penerimaan per harinya
terpenuhi dan mengabaikan wilayah
penagihannya. Jadi, dari uraian diatas,
menunjukkan bahwa dari hasil laporan
petugas retribusi pada Unit Pasar Wua-
Wua Kota Kendari, wilayah penagihan
mereka sudah sesuai dengan wilayah
penagihan yang ditentukan.
d. Hasil Laporan Petugas Retribusi, Para
Petugas Retribusi Mengisi Daftar Hadir
Setiap Hari Kerja sebanyak 5 orang
atau 71,4 % menjawab Ya, ini berarti
bahwa hasil laporan petugas retribusi,
para petugas retribusi mengisi daftar
hadir setiap hari kerja. 2 orang
responden atau 28,6 % menjawab tidak,
karena mereka beranggapan bahwa
ada beberapa petugas retribusi yang
mengabaikan daftar hadir saat mereka
masuk ataupun pulang kantor dan
biasanya mereka akan mengisi daftar
hadir tersebut pada keesokan harinya,
kemudian juga biasanya ada petugas
yang lupa untuk mengisi daftar
hadirnya. Dari uraian diatas,
menunjukkan bahwa dari hasil laporan
petugas retribusi pada Unit Pasar Wua-
Wua, para petugas retribusi mengisi
daftar hadir setiap hari kerja.
e. Hasil Laporan Petugas Retribusi,
Jumlah Uang Retribusi Yang Disetor
Sesuai Dengan Jumlah Yang Mereka
Peroleh sebanyak 4 orang atau 57,2%
menjawab Ya karena petugas retribusi
menyetorkan uang retribusi yang
diperoleh semuanya sesuai dengan
jumlah pengeluaran karcis yang telah
dicocokkan oleh pihak perusahaan dan
mengenai uang retribusi yang dipungut
tanpa karcis sangat sulit diketahui
kebenarannya. sedangkan 3 orang
responden atau 42,8 % menjawab tidak
sesuai dengan jumlah yang mereka
peroleh karena adanya beberapa
petugas retribusi yang nakal dan
biasanya menarik uang retribusi tetapi
orang yang dimintai retribusi tidak
diberikan karcis yang biasanya terjadi
pada retribusi lain-lain (retribusi parkir)
dan uang tersebut biasanya diambil dan
tidak diserahkan kepada Perusahaan
sebab uang yang dimasukkan ke
Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari
hanyalah jumlah uang yang sesuai
dengan jumlah dan jenis karcis yang
dikeluarkan oleh petugas retribusi
sedangkan uang yang diperoleh tanpa
mengeluarkan karcis biasanya sulit untuk
diketahui oleh pihak Perusahaan Daerah
Pasar Kota Kendari. Jadi, uraian di atas,
menunjukkan bahwa dari hasil laporan
petugas retribusi pada Unit Pasar Wua-
Wua Kota Kendari, jumlah uang retribusi
yang disetor sesuai dengan jumlah uang
retribusi yang mereka peroleh.
Pengawasan Mendadak
Pengawasan Mendadak (Sidak) yang
dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar
(PDP) Kota Kendari adalah pengawasan
yang dilakukan secara mendadak untuk
mengetahui apa pelaksanaan atau
peraturan-peraturan yang ada dilaksanakan
atau tidak dilaksanakan dengan baik.
Pengawasan Mendadak dilakukan dengan
cara melakukan uji petik yang dilaksanakan
sebanyak empat kali dalam satu tahun guna
untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
menyebabkan petugas retribusi tidak dapat
mencapai target yang ditetapkan oleh
Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota
Kendari jika seandainya petugas retribusi
yang ada pada Unit Pasar Wua-Wua tidak
mencapai target. Uji petik ini rutin dilakukan
setiap tahun baik target telah dicapai oleh
petugas retribusi maupun tidak dicapai,
sebab uji petik ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan yang
mungkin saja dilakukan oleh petugas
retribusi. Tanggapan responden atas
indicator pengukuran pengawan mendadak
dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Hasil uji petik, harus dilakukan tiap
tahun guna mengetahui kesesuaian
hasil kerja petugas retribusi dengan
target yang ditetapkan sebanyak 6
orang responden atau 85,7 %
menjawab Ya, bahwa uji petik harus
dilakukan tiap tahun guna mengetahui
kesesuaian hasil kerja petugas retribusi
dengan target yang ditetapkan maka
perlu dilakukan tiap tahun agar supaya
pengawasan yang dilakukan terhadap
petugas retribusi betul-betul dapat
mengatasi kemungkinan terjadinya
pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh petugas retribusi. 1
orang responden atau 14,3% menjawab
Tidak karena menganggap bahwa uji
petik itu harus dilakukan apabila target
yang ditetapkan oleh Perusahaan
Daerah Pasar (PDP) Kota Kendari tidak
dapat dicapai oleh petugas retribusi yang
ada pada Unit Pasar Wua-Wua maka
barulah uji petik itu dilakukan agar
supaya pihak Perusahan Daerah Pasar
(PDP) Kota Kendari dapat mengetahui
dimana letak kesalahan para petugas
retribusi mengenai mengapa target
tersebut tidak dapat dicapai, apakah ada
kecurangan yang dilakukan oleh petugas
retribusi atau tidak. Jadi, berdasarkan
uraian diatas diketahui bahwa uji petik
harus dilakukan tiap tahun guna
mengetahui kesesuaian hasil kerja
petugas retribusi dengan target yang
ditetapkan oleh Perusahaan Daerah
Pasar (PDP) Kota Kendari.
b. Hasil uji petik, tidak jauh berbeda antara
jumlah pungutan retribusi yang diperoleh
pada saat uji petik oleh perusahaan
daerah pasar dengan jumlah pungutan
retribusi yang diperoleh petugas retribusi
yang ada pada unit pasar wua-wua
sebanyak 5 orang responden atau 71,4%
menjawab Ya, tidak jauh berbeda karena
tim uji petik biasanya memperoleh
pungutan retribusi yang jumlahnya tidak
jauh berbeda dengan yang biasa
diperoleh petugas retribusi Unit Pasar
Wua-Wua dan biasanya perbedaan
pungutan retribusi petugas dengan tim uji
petik hanya berkisar antara Rp. 5.000
sampai dengan Rp. 10.000 dan menurut
mereka yang terpenting adalah bahwa
pungutan retribusi yang diperoleh
petugas retribusi Unit Pasar Wua-Wua
sudah melampaui target jadi perbedaan
tersebut tidak perlu dipermasalahkan.
sedangkan 2 orang responden atau
28,6 % menjawab Tidak karena
pungutan retribusi yang dilakukan saat
uji petik hasilnya jauh berbeda dengan
pungutan yang didapat oleh petugas
retribusi Unit Pasar Wua-Wua selama
ini karena mereka melihat bahwa
perbedaan antara Rp. 5.000 sampai
dengan Rp. 10.000 itu adalah
perbedaan yang cukup jauh. Jadi,
berdasarkan uraian diatas diketahui
bahwa tidak ada perbedaan jauh antara
jumlah pungutan retribusi yang
diperoleh pada saat uji petik oleh
Perusahaan Daerah Pasar dengan
jumlah pungutan retribusi yang
diperoleh petugas retribusi yang ada
pada Unit Pasar Wua-Wua Kota
Kendari.
c. Hasil uji petik, petugas retribusi unit
pasar wua-wua dianggap berhasil
mengerjakan tugasnya dengan baik
seluruh responden atau 100 %
menjawab Ya, karena walaupun ada
perbedaan antara jumlah pungutan
retribusi yang diperoleh petugas
retribusi dengan tim uji petik tetapi
petugas Unit Pasar Wua-Wua sudah
bekerja dengan baik hal ini dapat dilihat
melalui realisasi penerimaan retribusi
pada tahun 2007 dimana para petugas
retribusi telah berhasil melampaui target
yang ditetapkan oleh Perusahaan
Daerah Pasar. Jadi, berdasarkan uraian
diatas diketahui bahwa petugas retribusi
telah berhasil menjalankan tugasnya
dengan baik dan mengikuti standar yang
ditetapkan oleh PDP Kota Kendari.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari persentase pengukuran
kesesuaian standar pengawasan personalia
retribusi pada Unit Pasar Wua-Wua Kota
Kendari, menunjukkan bahwa hasil
persentase jawaban responden, yang
menyatakan bahwa pengawasan personalia
pada bagian retribusi yang ada pada Unit
Pasar Wua-Wua sesuai dengan standar
yang ditetapkan pada variabel pengawasan
langsung, pengawasan tidak langsung, dan
pengawasan mendadak adalah 57,2 % - 100
%. Sedangkan 14,3 % - 42,8 % menyatakan
pengawasan dilakukan pada personalia
retribusi yang ada du Unit Pasar Wua-Wua
tidak sesuai dengan standar ditetapkan.
Berdasarkan cara pengukuran yang
ditetapkan, yaitu mengambil nilai tertinggi
dari hasil persentase jawaban responden
terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 57,2 % -
100 % menyatakan sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Jadi, pengawasan yang
diterapkan pada personalia retribusi Unit
Pasar Wua-Wua telah sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh Perusahaan
Daerah Pasar (PDP) Kota Kendari.
KESIMPULAN
Hasil analisis persentase jawaban
responden pada variabel pengawasan
langsung dan pengawasan tidak langsung
yang menyatakan sesuai adalah 57,2%-
100%, sedangkan 14,3%-42,8%
menyatakan tidak sesuai, maka
berdasarkan cara pengukuran yang
ditetapkan yaitu mengambil nilai tertinggi
dari persentase jawaban responden. Hal ini
menunjukkan bahwa pengawasan
personalia yang dilakukan di Perusahaan
Daerah Pasar (PDP) pada personalia
retribusi Unit Pasar Wua-Wua Kota Kendari
sudah sesuai dengan standar pengawasan
yang ditetapkan. Sistem pengawasan
personalia yang berlaku dan diterapkan di
Perusahaan Daerah Pasar (PDP) Kota
Kendari pada personalia retribusi Unit
Pasar Wua-Wua Kota Kendari sudah
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. Nittismito, 1983. Manajemen Suatu Dasar dan pengantar. Balai Aksara. Jakarta
Alex S. Nittismito, 1996. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Ghalia Indonesia. Jakarta
Arifin Abdul rachman, 1994. Aspek Hukum Dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah Rineka Cipta. Jakarta
Bulizuar Buyung, 1986. Modul sistem Administrasi Negara Indonesia. Karunika Jakarta
Edwin B. Flippo, 1998. Manajemen Personalia. BPFE. UGM. Yogyakarta
H. A. Harding, 1984. Manajemen Produksi. Balai Aksara. Jakarta
Henry Simamora, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE. YKPN. Yogyakarta
H. S Hadibroto dan Oemar Witarsa, 1984. Sistem Pengawasan Internal. FEUI. Jakarta
Imran Latif, 2004. Skripsi Hubungan Intensitas Pengawasan Dengan Kinerja TenagaKerja Pada PT. PLN (Persero)Wilayah VIII Cabang kendari. FEUH. Kendari
Jusuf Irianto, 2001. Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia. Insan Cendekia. Surabaya
Moh. Mas’ud, 1984. Manajemen Personalia. Erlangga. Jakarta
Malayu S. P. Hasibuan, 1996. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. PT. Toko Gunung Agung
Manullang, 1991. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta
Peraturan Daerah Nomor 3, 2004. Tentang Pembentukan Perusahaan Daeah Pasar (PDP) Kota Kendari. Bagian
Hukum Sekretariat Kota Kendari. Kendari
Raymon Meleod, JR, 1996. Sistem Informasi Manajemen Jilid 1 Edisi Indonesia. PT. Prenhallindo. Jakarta
Sondang P. Siagian, 1988. Fungsi-Fungsi manajerial. Bumi Aksara. Jakarta
Sujamto, 1985. Beberapa Pengertian Dibidang Pengawasan. edisi revisi.
Ghalia Indonesia. Jakarta
Sujamto, 1994. Aspek-Aspek Pengawasan Di Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta
Sukarna, 1988. Pengendalian Mutu. BPFE UI. Jakarta
Sutjiono EK. N, 1977. Kamus Ilmiah Populer. Bintang Pelajar. Jakarta
T. Hani Handoko, 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia edisi 2. BPFE. Yogyakarta
V. M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1994. Aspek Hukum Pengawasan Melekat Dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah. Rineka Cipta. Jakarta
Winardi, 1983. Asas-Asas Manajemen. Alumni Bandung. Bandung
Winardi, 1989. Manajemen Pemasaran. PT. Bina Aksara. Jakarta
STRATEGI SEGMENTASI, TARGETING DAN POSITIONONG PADA PT. KENDARI POS
Rahmat Madjid 1) & Agus Novianto 2)
ABSTRACT
This research has purpose to know about, would the segmentation, targeting and positioning strategy of PT Kendari Pos can be improve the market segmentation which using segmentation matrix, targeting using matrix strategy approach and positioning using qualitative approach. The result of this research show that based on descriptive analysis which using segmentation matrix, descriptive using matrix strategy approach and descriptive using qualitative approach indicate the marketing activity of Kendari Pos newspaper has done entirely to the markets segment, includes small and large shop that is gone around in whole of South East Sulawesi doing by lockers and sales agent who are becoming a business partner of PT Kendari Pos. Targeting market of Kendari Pos newspaper are consumer 10- 29 years old, 30-49 years old and over 50 years old, that is the students, officer, entrepreneur, merchant and pensioner. So that, PT Kendari Pos can improve its sale volume over the last five years. Product positioning of Kendari Pos newspaper as the local newspaper getting a first place offeredly five sheets and twenty pages, includes local news, national and international news and advertising which differs from its competitor. Kendari Pos newspaper at its everyday publication reach for and maintain its position as the local media print in South East Sulawesi.
Key Words : Segmentation, Targeting and Positioning Strategy
PENDAHULUAN
Upaya untuk mempertahankan
segmen pasar yang telah dibentuk selama
menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan
berupaya untuk menetapkan target pasar
dan menempati posisi yang strategi dengan
produk yang relevan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Disisi lain preferensi
konsumen terhadap produk yang ditawarkan
membuat perusahaan-perusahaan bersaing
secara kompetitif untuk mendapat posisi dan
menciptakan keunggulan dalam berusaha.
Strategi dari setiap perusahaan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan, adalah
bagian dan kegiatan perusahaan yang
mendorong perusahaan tersebut untuk
meraih pasar dan memperluas segmen
pasarnya di tengah persaingan usaha.
Perusahaan yang memutuskan untuk
beroperasi dalam pasar yang luas biasanya
tidak dapat melayani seluruh pelanggan
dalam pasar tersebut. Sehingga
perusahaan perlu mengidentifikasi segmen
pasar yang dapat dilayani secara efektif.
Memilih pasar dan melayani pelanggan
dengan baik, setiap perusahaan
menerapkan pemasaran sasaran dengan
membeda-bedakan segmen utama,
membidik satu atau dua segmen dan
mengembangkan produk serta
merencanakan segmentasi pasar baru.
Kajian segmentasi pasar untuk
pemasaran produk dengan kemasan tertentu
membutuhkan sasaran pasar yang didukung
oleh loyalitas konsumen terhadap produk
yang dipasarkan. Segmentasi pasar
menunjukkan usaha perusahaan untuk
menetapkan pasar sasaran dan untuk
mencapai hal tersebut setiap perusahaan
menggunakan mitra usaha dan distributor
untuk menyalurkan produk yang dihasilkan
oleh perusahaan kepada konsumen.
Perusahaan-perusahaan distributor yang
menjadi mitra usaha dalam memasarkan
produk, juga mempunyai segmentasi pasar
yang ditargetkan untuk memperoleh posisi.
Produk yang dipasarkan seperti koran
merupakan salah satu dari sejumlah produk
media cetak dipasarkan oleh perusahaan
seperti yang dilakukan oleh PT. Kendari Pos.
Perkembangan usaha PT. Kendari Pos
didukung oleh sarana dan prasarana serta
kualitas sumber daya manusia yang handal
untuk mengelola bisnis media cetak yang
menghasilkan koran setiap hari kerja untuk
memenuhi kebutuhan informasi kepada
masyarakat di Kota Kendari. Penerbitan
koran setiap hari merupakan strategi
positioning produk yang ditujukan untuk
menjaga ketersediaan produk dipasar.
Strategi yang mendukung pemasaran
koran harian kendari pos ini meliputi strategi
segmentasi targeting dan positioning dengan
tujuan meningkatkan keunggulan dalam
bersaing. Hal ini tentunya disebabkan oleh
makin banyaknya perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam media cetak dan
menghasilkan produk yang sama. PT.
Kendari Pos dalam mengantisipasi
persaingan bisnis media cetak memberikan
kemasan produknya dengan jumlah lembar
pada setiap eksemplar koran sebanyak 14
halaman yang terdiri dari berbagai redaksi
dan promosi, informasi dan berita terkini.
Cara perusahaan untuk menbidik
pasar membuat PT.Kendari Pos melakukan
evaluasi terhadap perjualan di masa
lampau dan menetapkan mitra kerja (agen
dan pedagang) pelanggan tetap serta
pembeli potensial terhadap koran harian
kendari pos. Selain itu dari evaluasi yang
dilakukan, perusahaan juga merancang
penjualan yang dilakukan dan menetapkan
posisi koran harian kendari pos.
Pemasaran koran harian kendari pos
merupakan tindakan manajemen untuk
menyalurkan produk dan merancang
strategi pemasaran untuk dapat
melaksanakan kegiatan pemasaran dan
mempertahankan posisi produk dipasar.
Banyaknya pesaing dengan produk yang
sama membuat manajemen perusahaan
berupaya untuk meningkatkan kinerja
pemasaran dengan melakukan strategi
segmentasi, targeting dan positioning
produk. Mitra usaha yang mendukung
proses pemasaran koran harian kendari
pos tersebar di seluruh wilayah Sultra
disalurkan melalui loker-loker dan pedagang
serta agen. Para mitra ini menjadikan PT.
Kendari Pos sebagai produsen besar dalam
menghasilkan produk koran. Kekuatan PT.
Kendari Pos didukung oleh aset perusahaan
berupa Gedung Graha Pena, artinya rumah
tulis dimana para wartawan dan jurnalis
melakukan aktivitas untuk menghasilkan
produk koran harian kendari pos. Kinerja
usaha penerbitan koran ini dilakukan dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang
ada pada PT. Kendari Pos.
Disisi lain persaingan di dunia
informasi khususnya media cetak semakin
kompetitif, salah satu sisinya adalah
munculnya sejumlah media cetak seperti
Kendari Ekspress, dan Media Sultra yang
dibentuk sebagai badan usaha yang sama-
sama meliput berita dan sama-sama
menerbitkan berita sesuai dengan varsi kerja
atau model kerja masing masing
perusahaan. Bentuk persaingan ini membuat
manajemen PT. Kendari Pos berupaya untuk
meningkatkan kinerja untuk menjaga
eksistensi kualitas perusahaan dalam
menghasilkan produk korannya yang
menjadi sumber pendapatan bagi
perusahaan dan memenuhi permintaan
masyarakat akan informasi dari media cetak.
Berkembangnya usaha media cetak
yang semakin kompetitif memungkinkan ada
strategi untuk memperluas segmen pasar
dan target produk serta upaya untuk
memperkuat posisi produk dari masing-
masing perusahaan. Mecermati fenomena
empiris tersebut maka permasalahan pokok
yang dikaji dalam riset ini bagaimana
strategi segmentasi dan targeting serta
positioning PT. Kendari Pos. Tujuan yang
ingin dicapai adalah menjelasakan dan
mengakaji strategi segmentasi dan
targeting serta positioning yang dilakukan
pada PT.Kendari Pos.
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah strategi
segmentasi, targeting serta positioning
yang diterapkan pada PT.Kendari Pos.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah primer baik yang bersifat data
kualitatif maupun kuantitatif. data kualitatif
yaitu data yang meliputi kegiatan-kegiatan
perusahaan, seperti kegiatan produksi dan
pemasaran koran, dan data yang terkait
dengan segmentasi targeting serta
positioning. Sedangkan data kuantitatif
yaitu yang meliputi : volume produksi,
harga jual, volume penjualan, jumlah
pesaing. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini dari PT. Kendari Pos
dengan menggunakan teknik pengumpulan
data interview dokumentasi.
Peralatan Analisis yang digunakan
untuk mencapai tujuan riset ini adalah
analisis deskriptif guna menjelaskan
variabel yang meliputi: (1) segmentasi
dengan pendekatan matriks segmentasi,
(2) targeting dengan menggunakan
pendekatan matriks strategis, dan (3)
positioning dengan menggunakan
pendekatan kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui strategi pemasaran koran
harian kendari pos dengan menggunakan
variable, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
Segmentasi pasar dilakukan untuk
mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli yang berbeda-beda sehingga dapat
menerapkan dan menetapkan sasaran pasar
dengan menempatkan produk koran harian
Kendari Pos serta usaha perusahaan untuk
memisahkan pasar Koran harian kendari pos
dari kelompok-kelompok pembeli koran.
Selain itu perlu juga dijelaskan kelompok
pembeli berdasarkan usia (Ages) yang
menjadi pembaca koran harian kendari pos
dikelompokkan berdasarkan segmen tingkat
pendapatan dan tingkat usia. Segmen pasar
koran harian kendari pos mencakup
konsumen yang berpendapatan kurang dari
Rp 500.000 hingga lebih dari Rp.1.000.000
dengan tingkat usia 10-29 tahun hingga lebih
dari 50 tahun.
Sasaran Pasar (Targeting Market)
Penentuan sasaran pasar yang akan
dilayani oleh PT. Kendari Pos dibentuk
dalam berbagai segmen yang akan ditujukan
atau ditetapkan sebagai sasaran pasar
seperti konsumen dengan tingkat usia 10-29
tahun, 30-49 tahun dan konsumen yang
berusia lebih dari 50 tahun, yaitu pelajar,
mahasiswa, pegawai/karyawan pegusaha,
pedagang, wiraswasta, pensiunan.
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh bahwa sasaran pasar yang
ditujukan untuk dapat menjangkau pasar
konsumen yang seluas-luasnya sehingga
dapat memasarkan koran harian Kendari
Pos kepada konsumen secara langsung
baik melalui loper maupun agen penjualan
yang tersebar diseluruh wilayah Sulawesi
Tenggara. Konsumen yang menjadi
sasaran pasar bagi perusahaan dalam
penelitian ini ditetapkan untuk
memudahkan peneliti dalam mengkaji
sasaran pasar koran harian Kendari Pos
dibandingkan dengan koran pesaing yang
dijual pada lokasi pasar yang sama.
Posisi Produk (Product Positioning)
Posisi produk dalam penelitian ini
mengarah pada posisi dimana perusahaan
berupaya untuk menempatkan koran harian
Kendari Pos yang dihasilkan diantara koran
pesaing yang ada di pasar sebagai koran
yang mempunyai isi berita yang tepat dan
akurat, dengan harga yang dapat di
jangkau masyarakat. Pada umumnya berita
yang dicantumkan dalam koran harian
Kendari Pos, tidak beda jauh dengan berita
yang ada pada koran pesaing. Koran harian
Kendari Pos memuat berita dan informasi
yang lebih akurat untuk dapat
mempertahankan posisi di pasar.
Dalam penentuan posisi produk,
perusahaan melakukan diferensiasi produk
untuk membedakan jenis berita yang akan
dicantumkan pada setiap kolom halaman
dengan persentase yang telah ditetapkan
oleh tim redaksi. Kemampuan dalam
memasarkan koran harian Kendari Pos
mendapatkan posisinya, sangat tergantung
pada kualitas wartawan atau tenaga
lapangan yang meliput dan mencari berita
cermat dan tepat untuk dicantumkan dalam
koran tersebut. Hal ini berkaitan dengan
kepuasan yang diperoleh konsumen atas
sejumlah berita yang dibutuhkan dari koran
harian Kendari Pos maupun pesaing.
Perkembangan Penjualan
Perkembangan penjualan koran harian
Kendari Pos yang dilakukan oleh PT.
Kendari Pos dari tahun ke tahun mengalami
perkembangan yang telah disajikan pada
tabel 3 dalam satuan karton yang dijual sejak
tahun 2002 - 2006. Perusahaan melakukan
kegiatan usaha dengan memanfaatkan hari
kerja setiap hari dan kegiatan pemasaran
dilakukan setiap hari untuk memberikan
informasi kepada masyarakat sebagai
bagian dari perkembangan informasi media
cetak yang dibutuhkan masyarakat untuk
memperoleh berita, iklan, promosi dan
pesan lainnya dalam koran harian kendari
pos.
Perkembangan penjualan koran
harian Kendari Pos setiap hari dalam 5
tahun terakhir (2002-2006) mengalami
perkembangan setiap tahunnya mencapai
23,45%. Secara rata-rata mencapai 20,02%
hal ini menggambarkan bahwa PT. Kendari
Pos masih aktif melakukan penerbitan dan
penjualan koran harian Kendari Pos pada
setiap hari kerjanya.
Komposisi informasi yang dimuat
dalam koran harian Kendari Pos terbagi
atas berita lokal, berita nasional dan
internasional, serta iklan-iklan dari berbagai
perusahaan yang hendak memperkenalkan
diri kepada publik dengan memanfaatkan
jasa koran harian Kendari Pos. Persentase
berita yang dimuat pada koran harian
Kendari Pos berdasarkan kelompok dan
jenis berita disajikan pada Tabel berikut.
Strategi Pemasaran Produk Koran harian Kendari Pos
Penelitian yang mengkaji tentang
strategi pemasaran ini dilakukan dengan
menggunakan 3 strategi pemasaran yang
mendukung proses penjualan koran harian
Kendari Pos. Strategi yang dilakukan
adalah strategi segmentasi pasar, strategi
targeting market dan strategi positioning
product sebagai berikut:
Segmentasi Pasar
Penjualan koran harian Kendari Pos
yang dianalisis dengan menggunakan
matriks segmentasi diperoleh hasil yang
disajikan pada Tabel berikut :
Sasaran Pasar (Targeting Market)
Pasar sasaran (Targeting Market)
koran harian Kendari Pos adalah semua
kalangan yang senang membaca dan ingin
menambah wawasan, mereka mempunyai
keinginan untuk mencari berita dan informasi
melalui koran, dan menggunakan koran
sebagai media untuk mengetahui
perkembangan hukum, politik dan bisnis.
Pasar sasaran PT. Kendari Pos dalam
memasarkan korannya untuk pelangan
kantor/instansi, pelangan pribadi/perumahan
dan eceran (pembaca yang tidak setiap hari
membaca koran) sehingga hal ini dapat
mendukung penjualan koran harian Kendari
Pos. Segmen pasar ini mempunyai daya beli
dan keinginan pembaca untuk mengetahui
informasi berita lokal yang dapat mendukung
loyalitas penjualan koran harian Kendari Pos.
Berdasarkan target pasar, perusahaan
menetapkan sasaran pasar dengan jumlah
konsumen yang sangat menentukan untuk
melakukan pembelian koran harian Kendari
Pos di kios, dan toko. Hasil penelitian pada
akhir tahun 2006 diperoleh bahwa jumlah
kios yang dilayani sebanyak 743 unit dan
took sebanyak 694 unit yang menjadi mitra
usaha dalam penjualan koran harian
kendari pos.
Posisi Produk (Positioning Product)
Koran harian Kendari Pos yang
dipasarkan memposisikan produknya
melalui berita yang aktual, lugas dan
terpercaya. Dengan menampilkan 5 lembar
dan 20 halaman yang memuat berita lokal,
nasional dan iklan dengan harga yang
dapat terjangkau. Koran harian Kendari
Pos mengembangkan produknya dengan
memposisikan kualitas produknya melalui
strategi pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan.
Koran harian Kendari Pos memiliki
produk koran yang berbeda dari
pesaingnya dan mengembangkan strategi
penjualan koran Kendari Pos dengan
mempertegas citra koran Kendari sebagai
koran lokal yang sebagian besar beritanya
membahas berita lokal. Kendari Pos juga
merupakan media cetak lokal yang memiliki
fasilitas percetakan sendiri, dan media cetak
lokal terbesar di Sulawesi Tenggara.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa PT. Kendari Pos dalam
mencapai sasaran yang di inginkan terutama
koran harian Kendari Pos mendorong
perusahan untuk melakukan strategi
segmentasi, targeting dan positioning
perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa PT. Kendari Pos
mensegmen koran harian Kendari Pos
berdasarkan pendapatan dan usia dengan
menyajikan jenis berita yang menguasai
semua segmen baik itu pelajar, mahasiswa,
pegawai/karyawan pegusaha, pedagang,
wiraswasta, dan pensiunan dengan
menyalurkan koran melalui kios dan toko
yang tersebar di seluruh Kabupaten/kota di
Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh para
loper dan agen penjualan yang menjadi mitra
bisnis dari PT Kendari Pos.
PT. Kendari Pos menetapkan pasar
sasaran koran Kendari Pos dengan target
yang akan di tuju adalah pelajar, mahasiswa,
pegawai/karyawan, pegusaha, pedagang,
wiraswasta, dan pensiunan. Dengan
menawarkan jenis berita seperti hukum dan
kriminal, ekonomi, pendidikan, hiburan,
olah raga, kesehatan, politik, opini, bumi
anoa
Koran harian Kendari Pos yang di
pasarkan oleh PT. kendari Pos
memposisikan perusahaannya melalui isi
koran degan berita yang mengulas semua
isu-isu, sehingga masyarakat tertarik untuk
membacanya. Selain itu koran harian
Kendari Pos sudah lama dikenal oleh
masyarakat, jadi citra merek koran Kendari
Pos ini tertanam dibenak masyarakat,
khususya bagi pelanggan dan pembaca
koran harian Kendari Pos. sehinga Kendari
Pos memposisikan korannya sebagai koran
lokal yang mengulas berita lokal, nasional
dan internasional dengan harga yang dapat
terjangkau dan dikenal oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian,
mengunakan analisis deskriptif dengan
pendekatan matriks segmentasi,
pendekatan matriks strategis, dan
pendekatan kualitatif menunjukan strategi
segmentasi dan targeting serta positioning
yang dilakukan pada PT.Kendari Pos
mampu meningkatkan penjualan koran
harian Kendari Pos.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran
koran harian Kendari Pos dilakukan
perusahaan secara menyeluruh pada
segmen pasar yang meliputi kios dan toko
serta yang tersebar di seluruh
Kabupaten/kota di Sultra yang dilakukan oleh
para loper dan agen penjualan yang menjadi
mitra bisnis dari PT Kendari Pos.
Sasaran pasar (Tergeting Market)
koran harian Kendari Pos adalah konsumen
dengan tingkat usia 10-29 tahun, 30-49
tahun dan konsumen yang berusia lebih dari
50 tahun, yaitu pelajar, mahasiswa,
pegawai/karyawan pegusaha, pedagang,
wiraswasta, dan pensiunan. Sehinga PT.
Kendari Pos dapat meningkatkan volume
penjualan dalam 5 (lima) tahun terakhir.
Kemudian posisi produk (Product
Positioning) koran harian Kendari Pos
sebagai koran lokal mendapat tempat
pertama untuk jenis media cetak dengan
menawarkan 5 lembar dan 20 halaman yang
mencakup berita lokal, nasional/internasional
dan iklan yang berbeda dari koran pesaing.
Koran harian Kendari Pos pada setiap hari
penerbitannya meraih dan mempertahankan
posisi sebagai media cetak lokal yang ada di
Sulawesi Tenggara.
Mengacu pada kesimpulan yang
dikemukakan sebelumnya, maka dapat
disarankan: (1) Memperluas segmen pasar,
maka manajemen perusahaan harus
melakukan ekspansi usaha dan
mengembangkan sistem kemitraan untuk
dapat membentuk pasar potensial yang
mendukung volume penjualan koran harian
Kendari Pos pada masa mendatang; (2)
Menetapkan pasar target dan posisi produk,
perusahaan harus meningkatkan kinerja
usaha dan memanfaatkan kemampuan
perusahaan untuk menjangkau pasar baik
untuk penjualan dalam kota maupun
penjualan diluar kota pada masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Assael, 1992 Dalam Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Rosdakarya, Jakarta.
Buchari. A, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, Alfabeta, Jakarta
Corey dan Dolan 1991 Strategi Pemasaran, Penerbit Swadaya, Jakarta :
David W. Cravens, 1997 The Strategic Marketing, Fiften Edition, Richard D. Irwin, USA.
Heriyanto, 2000, Strategi Segmentasi, targeting dan Positioning Produk Mie Intan Pada CV. Landipo, Skripsi, Unhalu Kendari
Indriyo Gitosudarmo, 1994 Strategi Pemasaran Binarupa Aksara, Jakarta
Jaka Wasana 1997 Manajemen Pemasaran PT. Perhalindo, Jakarta.
James. F. Engel, Roger D Blackwell dan Paul W. Miniard, 1994, Perilaku Konsumen, Binarupa Aksara, Jakarta
Julius Onggo, 2005, Strategi Membidik Pasar Target, Artikel Pemasaran, http://www.google.com/artikel
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol, PT. Perhalindo, Jakarta
Parmadi, 1995. Dasas-Dasar Manajemen Pemasaran Produk, LPFE-UI Jakarta.
Rhenald Kasali, 1999, Mendidik Pasar Indonesia : Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Rismiati, , 2001 Pemasaran Barang dan Jasa, Kansius Yogyakarta
Sofyan Assauri, 2000. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Rajawali apers: Jakarta.
Suparjo, 2007, Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning, Jurnal, www.google.com/jurnal
Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Rosdakarya, Jakarta.
Tjiptono, F. 2000 Pemasaran Jasa, Bumi Aksara, Jakarta
HUBUGAN TUNJANGAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN DI KOTA KENDARI
Darmawati 1) & Abdul Kadir 2)
ABSTRACT
The problem of research is how the correlation between Librarian functional allowance and the working productivity. The aim of this research is to know how the correlation between librarian functional allowance andtheir productivity., while the advantages are in order to be used as an evaluation towards who have an authority in determining librarian functional allowance appropriately, the working productivity can be reached well, also a siurce of motivation to librarian in developing of career in functional position. This research used qualitative-descriptive Method and Moment Product Correlation analysis. Sampling was drawn abaut 30 samples. Thes data colleted by technique Such as, observation, interview, questionarie and literatures as primary and secondary data respectively.
The result or this research indicated that there’s correlation between Librarian functional allowance whit working productivity wich has r hit
= 0,3708 and r tab =0,3494. r hit more than r tab with the interval correlation
coefficient was in 0,20 - 0,0399 with low garde significant. ThusThe hypothesis accepted (Ha) and rejected of (Ho). This research showed that asignifficant correlation which means that the higher of fungtion allowance the more working productivity.
Tabel 1. Tanggapan Responden Mengenai Tunjangan Fungsional Pustakawan Dengan
Produktivitas Kerja
Sumber: Data primer diolah (kuesioner)
Berdasarkan tabel 1 diatas, lalu
dimasukkan ke rumus analisa korelasi
Product moment sebagai berikut :
Hasil perhitungan tersebut didapat
nilai r hitung 0,3708, sedangkan nilai rtabel
untuk derajat kebebasan n = 30 dan taraf
kepercayaan 0,05 yakni rtabel= 0,3494, nilai r
hitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian
ada hubungan yang signifikan antara
tunjangan fungsional pustakawan dengan
produktifitas kerja.
Tabel 2. Tanggapan Responden Mengenai Tunjangan Fungsional Pustakawan Sebelum SK
Menpan No. 132 Hubungannya Denagn Produktivitas Kerja
Sumber: Data primer diolah (kuesioner)
Berdasarkan tabel 2 di atas, analisis
korelasi Product Moment dapat dihitung
sebagai berikut :
Hasil perhitungan di atas didapat nilai
rhitung = 0,0112 sedangkan rtabel dengan
derajat kebebasan n = 30 dengan taraf
kepercayaan 0,05 yakni rtabel = 0,3494, jadi r
hitung lebih kecil dari rtabel, maka nilai r hitung
berada pada interval koefisien antara
0,000-0,199 dengan taraf kepercayaan
yang sangat rendah. Dengan demikian
tunjangan fungsional pustakawan sebelum
adanya SK Menpan 132 sangat rendah,
sehingga dapat mempengaruhi
produktivitas kerja.
Tabel 3. Tanggapan Responden Mengenai Tunjangan Fungsional Pustakawan Sekarang
Hubungannya Denagn Produktivitas Kerja
Sumber: Data primer diolah (kuesione)
Berdasarkan tabel 3 di atas , maka
analisfs korelasi Product Moment dapat
dihitung sebagai berikut :
Hasil perhitungan di atas nilai rhitung=
0,01021 sedangkan rtabel dengan derajat
kebebasan n = 30 dan taraf kepercayaan
0,05 yakni rtabel = 0,3494, jadi r hitung lebih
kecil dari rtabel, maka nilai r berada pada
interval koefisien antara 0,000-0,199
dengan taraf kepercayaan yang rendah.
Dengan demikian tunjangan fungsional
pustakawan sekarang masih rendah,
hubungannya dengan produktivitas kerja.
Tabel 4. Tanggapan Responden Mengenai Revisi Kenaikan Tunjangan Fungsional
Pustakawan Hubungannya Dengan Produktivitas Kerja
Sumber: Data primer diolah (kuesioner)
Berdasarkan tabel 4, analisis korelasi
Product Moment dapat dihitung sebagai
berikut :
Hasil perhitungan di atas diperoleh
nilai rhitung = 0,0223 sedangkan rtabel dengan
derajat kebebasan n = 30 dan taraf
kepercayaan 0,05 yakni rtabel = 0,3494, jadi
rhitung lebih kecil dari r rtabel, maka nilai r
berada pada interval koefisien antara
0,000-0,199 dengan taraf kepercayaan
yang sangat rendah. Dengan demikian
tunjangan fungsional pustakawan perlu
direvisi kembali sehubungan dengan
produktivitas kerja.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan yang
menyangkut hubungan tunjangan fungsional
pustakawan dengan produktivitas kerja,
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:
hubungan tunjangan fungsional pustakawan
sangat berpengaruh terhadap produktivitas
kerja. Hubungan tersebut menunjukkan
korelasi yang signifikan artinya semakin
tinggi tunjangan fungsional pustakawan,
maka produktivitas semakin meningkat.
Tunjangan fungsional pustakawan
sekarang masih sangat rendah dibangingkan
tugas yang dilakukan. Hubungan tersebut
menunjukkan korelasi yang tidak signifikan
artinya tunjangan yang diberikan sangat
rendah sementara tugas pustakawan
banyak, sehingga dapat mengurangi
produktivitas kerja. Kenaikan tunjangan
fungsional pustakawan perlu direvisi kembali
hubungannya dengan produktivitas kerja,
sehingga revisi tunjangan fungsional
pustakawan perlu ditinjau kembali
Agar meningkatkan produktivitas kerja
pustakawan, peneliti menyarankan sebagai
berikut : (1) diharapkan agar tunjangan
fungsional pustakawan masih perlu adanya
revisi kenaikan supaya pustakawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan hasil yang efektif dan efisien; (2)
diharapkan agar para pustakawan lebih
disiplin waktu baik dalam jam kerja,
pengumpilan angka kredit maupun
kenaikan jabatan/pangkat; (3) diharapkan
agar pustakawan dapat memberikan
pelayanan dengan baik kepada masyarakat
pengguna, agar eksistensi Perpustakaan
dirasakan manfaatnya, khususnya dalam
penyediaan informasi yang actual; (4) untuk
mendukung peningkatan produktivitas kerja
pustakawan, maka perlu diperhatikan
berbagai faktor yang bersifat memotivasi
seperti mengikutsertakan pustakawan dalam
pelatihan dan pendidikan yang sesuai
dengan bidang dan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amrin, M Tatang. 1990. Menyusun Rencana Penelitian.
Harsono, 1985. Peningkatan Produktivitas Tata Pemerintahan. Jakarta : LAN. R.I.
Hasibuan, SP.Malayu. 1996. Dasar-Dasar Organisasi Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Hidayat. 1980. Peningkatan Produktivitas Karyawan. Seri Manajemen No. 95. Jakarta : LPPM Erlangga.
Keputusan Menpan No. 132/KEP/M.PAN/12/2002. 2004 Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka kreditnya. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI
Keputusan Kepala Perpystakaan Nasional RI No. 10 tahun 2004. Petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Sarwoto. 1985 Aspek Produktivitas dalam Pengembangan Karyawan. Jakarta : Prima
Soetimah. 1994. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius
Sulistyo-Basuki.1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP
PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. TELKOM KANDATEL KENDARI
Haliswiaty 1) & Marini 2)
ABSTRACT
The research this doing with purpose for to know influence of Strategic Management Human Resource for performance appraisal employee to PT. Telkom Kandatel Kendari. The kind of research this is ecsplanatory so that use the primer data and collected with cross-section through questioner. The pulling of the sample technique is purposive sampling with Description and Multiple linear regression analysis method. The result of research this to indicate that the influence of Strategic Human Resource Management (SDM) have significant to influenced for performance appraisal to PT. Telkom Kandatel Kendari. The result of test probability at level of significant 0,000 < 0,05. According to result analysis that can summarized that Strategy of Human resource Management (SDM) have significant to influenced for performance appraisal employee to PT. Telkom Kandatel Kendari. The result Summarized, then to suggest to PT. Telkom Kandatel Kendari so that attention seurious Strategic of Human Resource Management (SDM) so that can increase performance appraisal employee.
Key Word : Training, Empowerment, Performance Appraisal
PENDAHULUAN
Adanya perubahan dan tekanan
kompetitif menuntut setiap perusahaan
harus mengubah atau mengadopsi strategi
baru agar tetap mampu bersaing.
Perubahan strategi akan menentukan arah
setiap fungsi dari organisasi perusahaan,
termasuk fungsi Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM). Penekanan pentingnya
pendekatan strategis bagi setiap perusahaan
melibatkan adanya hubungan starategi
perusahaan dengan Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) strategis dalam
bidang struktur, budaya, dan pengembangan
sumber daya perusahaan.
Strategi Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah praktek-praktek manajemen
SDM yang umumnya dilakukan pada
perusahaan. Hal ini sesuai dengan asumsi
universal, yang menyatakan bahwa praktek
manajemen SDM lebih baik dalam
mendorong kinerja dibandingkan dengan
yang lain dan oleh karena itu perusahaan-
perusahaan harus mengdopsi cara ini
(Harel, et, al.1999). Harris dan Ogbonna
(2001) berpendapat bahwa Strategi SDM
saat ini menjadi menarik untuk di
kembangkan dalam peningkatan kinerja.
Peningkatan kinerja dapat dilakukan melalui
pengembangan budaya organisasi yang di
fokuskan secara internal dengan
menggunakan pendekatan strategi
fungsional yaitu (Human Resource
Management Strategy).
Dalam mengatur praktek-praktek
manajemen SDM, mengacu pada item-item
yang dikembangkan oleh (Huselid, et,
al.1997). Item-item tersebut disesuaikan
dengan kondisi pada umumnya khususnya
pada perusahaan. Ada tiga indikator dari
praktek manajemen SDM yang
mencerminkan strategi SDM yang, meliputi :
pelatihan (training), Pemberdayaan
(empowerment) dan Penilaian Kinerja
(performance appraisal).
Pelatihan (training) haruslah
meningkatkan efektifitas karyawan,
meningkatkan kepuasan karyawan, dan
memenuhi program kesempatan kerja
sama karyawan. Diagnosis aspek situasi
lingkungan dan organisasional serta
analisis pekerjaan merupakan langkah
pertama dalam menyusun program
pelatihan dan pengembangan.
Selanjutnya salah satu cara yang bisa
digunakan pemimpin untuk menciptakan
tingkat motivasi yang tinggi dari bawahan
adalah melalui pemberdayaan.
Pemberdayaan (empowerment) diartikan
sebagai membagi kekuasaan (power
sharing) atau mendelegasikan kekuasaan
dan wewenang di dalam organisasi (Daft,
1999). Senada dengan pendapat Luthans
(1995) pemberdayaan adalah wewenang
untuk membuat keputusan dalam kegiatan
operasional individual tanpa harus
memperoleh persetujuan dari siapapun.
Dalam pendegelasian tersebut, pemimpin
bisa memberikan pengetahuan kepada
bawahan tentang seluk beluk tugas dan
wewenangnya sehingga bawahan bisa
berhasil dalam menyelesaikan tugas dan
wewenang yang diembannya. Penilaian
Kinerja (performance appraisal) penilaian
kinerja berbicara tentang kinerja karyawan
dan akuntabilitas ditengah kompetisi global,
perusahaan menuntut kinerja yang tinggi
seiring dengan itu, karyawan membutuhkan
umpan balik atas kinerja.
PT. Telkom Kandatel Kendari
mempunyai disiplin yang tinggi dan
solidaritas antara karyawan dan karyawan
maupun pimpinan dan karyawan. PT.
Telkom Kandatel Kendari sangat menghargai
hasil kerja dari para karyawan sesuai dengan
balas jasa (gaji) yang diberikan. Apabila ada
pekerjaan-pekerjaan di luar kantor namun
masih berhubungan tetap di berikan bonus
sebagai hasil kerja mereka, oleh karena itu
sangat dibutuhkan Strategi Manajemen SDM
yang berkualitas tinggi untuk itu diperlukan
pelatihan, pemberdayaan, dan penilaian
kinerja sangat penting dalam meningkatkan
prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel
Kendari.
Mencermati fenomena empiris dan
berdasarkan kajian teori, penelitian ini
penting dilakukan dengan fokus
permasalahan bagaimana penerapan dan
apakah strategi manajemen sumber daya
manusia (SDM) terhadap prestasi kerja
karyawan pada PT. Telkom Kandatel
Kendari. Tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk mengetahui dan mengkaji secara
empiris penerapan dan pengaruh signifikan
antara variabel Starategi Manajemen
Sumber Daya Manusia yang terdiri Training,
Empowerment dan Performance Appraisal
terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT.
Telkom Kandatel Kendari.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini didilakukan pada PT.
Telkom Kandatel Kendari yang beralamat di
jalan Jend. Achmad Yani No. 8 Kendari,
kelurahan Kadia, Kecamatan Mandonga,
Kota Kendari. Pendekatan studi ini adalah
conclusive research dengan menggunakan
metode causal research yang bertujuan
untuk memperoleh pengujian yang tepat
dalam menarik kesimpulan hubungan
sebab akibat antara variabel dan
selanjutnya memilih alternatif tindakan.
Alasan yang mendasari menggunakan
penelitian konklusif dengan menggunakan
metode causal research karena tujuan
penelitian adalah menganalisis dan menguji
secara empiris besarnya tingkat signifikansi
pengaruh Starategi Manajemen Sumber
Daya Manusia yang terdiri Training,
Empowerment dan Performance Appraisal
terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada
PT. Telkom Kandatel Kendari. Selanjutnya
menarik kesimpulan menerima atau
menolak teori atau hasil penelitian
terdahulu.
Rancangan studi ini meliputi: populasi
dan sampel, variabel penelitian, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data,
skala pengukuran data, uji validitas dan
reliabilitas dan metode analisis data. Data
yang digunakan adalah data primer yang
dikumpul secara cross-section melalui
kuisioner. Skala pengukuran data adalah
skala likert 5 point. Penentuan skala dibuat
dari skala 5 (sangat setuju/secara total
diaplikasikan) sampai dengan skala 1 (tidak
setuju/tidak diaplikasikan). Kemudian untuk
memperoleh data yang valid dan reliabel
terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas
dan reliabilitas instrumen.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan PT. Telkom Kandatel
Kendari sebanyak 73 orang. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan purposive sampling yaitu
pengambilan sampel secara sengaja
sebanyak 43 responden dengan
pertimbangan karena : (1). Pemimpin bukan
sampel tetapi yang menilai kinerja para
karyawan (2). Para karyawan tersebut
berkompoten dalam bidang Human
Resource pada setiap divisi/bagian, (3).
Cukup representatif untuk mewakili populasi
(4). Telah memenuhi kriteria penguji dan
analisis secara statistika inferensial.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan
yaitu : (a) Analisis statistika deskriptif,
bertujuan untuk mendeskriptifkan masing-
masing variabel penelitian ini dalam bentuk
jumlah, rata-rata maupun angka persentase,
dan (b) Analisis statistika inferensial, yaitu
Regresi multivariat dengan tujuan untuk
mengetahui dan menguji secara empiris
pengaruh Starategi Manajemen Sumber
Daya Manusia yang terdiri Training,
Empowerment dan Performance Appraisal
terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada
PT. Telkom Kandatel Kendari baik secara
parsial maupun simultan dengan
persamaan : Y = b1X1+ b2X2 + b3X3 + ei.
Kemudian tingkat kepercayaan yang
ditetapkan adalah 95% atau α=0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data dalam penelitian ini
dengan mengkombinasikan hasil temuan
dari pendekatan analisis statistika deskriptif
dan regresi multivariat yang dilakukan
sebelumnya agar terjadi proses sintesa
demi penyempurnaan hasil temuan
penelitian ini. Hasil analisis regresi
multivariat ternyata juga sama dengan hasil
analisis statistika dekriptif, sehingga dapat
memperkuat hasil temuan studi ini. Lebih
jelasnya rekapitulasi hasil pengolahan data
dapat baik secara deskriptif maupun
inferensial dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Deskriptif dan Regresi Multivariat
Variabel BebasDeskriptif Regresi Multivariat
Rata-Rata Standardized Koefisien (Beta)
thitung Sig.t Ket.
Training (X1)
Empowerment (X2)
Perf. Appraisal (X3)
4,60
4,80
4,05
0,573
0,438
- 0,057
5,075
3,612
-0,441
0,000
0,001
0,662
Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Prestasi Kerja (Y) 4,40
R = 0,826 Fhitung = 42,737
R Square = 0,767 Sig F = 0,000
Sumber : Hasil olahan data primer
Pada Tabel 1 di atas, menunjukkan
hasil analisis deskriptif dan regresi
multivariate terhadap maing-masing variabel
dalam studi ini. Lebih jelasnya urain hasil
pengujian dan analisis dekriptif dan regresi
multivariat sebagai berikut:
X1. Variabel Training
Hasil perhitungan analisis regresi
multivariat diperoleh nilai Standardized
Coefficients (Beta) sebesar 0,573 dan nilai
thitung variabel training (X1) sebesar 5,075
lebih besar dari nilai ttabel sebesar 2,021.
Selanjutnya berdasarkan nilai sig. t = 0,000 <
= 0,05 berarti variabel training secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel
Kendari. Kemudian nilai rata-rata variabel
training 4,60 menunjukkan mayoritas
responden menyatakan sangat setuju
adanya program training dengan alasan
perusahaan telah memberikan kesempatan
yang sama bagi karyawan untuk mengikuti
pelatihan, dan memberikan pelatihan yang
luas bagi karyawannya.
X2. Variabel Empowerment
Nilai Standardized Coefficients (Beta)
variabel empowerment = 0,438 dan nilai
rata-rata pernyataan responden sebesar
4,80 yang berarti bahwa perusahaan sangat
setuju dalam penerapan konsep
pemberdayaan bagi karyawan yang ada
dengan alasan telah diberikan keleluasaan
dalam berkreatifitas. Keterlibatan mereka
dalam pengambilan keputusan dengan
alasan perusahaan memberikan kebebasan
karyawan dalam mengembangkan inisiatif.
Pemberian upah yang relatif lebih tinggi
dari pada perusahaan sejenis. Pemberian
peluang yang cukup dalam ikut
berpartisipasi dalam perusahaan serta
keterlibatan langsung dalam pengambilan
keputusan. Hasil perhitungan analisis
regresi multivariat, menunjukkan bahwa
nilai thitung variabel empowerment (X2) =
3,612 > ttabel = 2,021 atau Sig. t = 0,001 <
= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
empowerment (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja pada PT. Telkom Kandatel Kendari.
X3.Variabel Performance Appraisal
Variabel performance Appraisal
memiliki nilai Standardized Coefficients
(Beta) sebesar - 0,057 dan nilai rata-rata
4,05 berarti mayoritas responden setuju
dengan kebijakan perusahaan dalam
menentukan besarnya upah selalu
didasarkan pada kemampuan kerja dari
para karyawan dan perusahaan juga
memberikan perhatian yang cukup bagi
pengembangan karyawannya. Selanjutnya
hasil perhitungan regresi multivariat,
diperoleh thitung variabel Performance
Appraisal (X3) = -0,441 < ttabel = 2,021
dengan nilai sig. t = 0,662 > dari = 0,05
menunjukkan variabel performance
appraisal (X3) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja PT. Telkom Kandatel Kendari.
Y. Variabel Prestasi Kerja
Dalam penelitian ini, pengukuran
prestasi kerja dari 43 karyawan melalui
penilaian pimpinan pada setiap divisi,
dengan maksud untuk mengetahui
bagaimana kemampuan dan keterampilan
setiap karyawan dalam melaksanakannya
pekerjaan. Sehubungan dengan penilaian
prestasi kerja maka dapat diukur melalui :
kualitas kerja, kemampuan melakukan
pekerjaan, keterampilan kerja, tanggung
jawab dan disiplin. Mean variabel prestasi
kerja sebesar 4,4 berarti pimpinan rata-rata
memberikan penilaian baik untuk setiap
karyawan dalam hal kualitas kerja,
kemampuan melakukan pekerjaan,
keterampilan kerja, tanggung jawab dan
disiplin, dengan alasan setiap karyawan
dalam melaksanakan kewajiban harus
bertanggung jawab atas pekerjaan yanh
dilakukan pada perusahaan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data dalam
penelitian ini, dapat dijelaskan masing-
masing variabel baik variabel bebas maupun
terikat adalah sebagai berikut:
Pengaruh Variabel Training Terhadap Prestasi Kerja
Training adalah salah satu bentuk
pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam meningkatkan kemampuan
atau ketrampilan khusus karyawan PT.
Telkom Kandatel Kendari. Berdasarkan
hasil analisis deskripsi terhadap variabel
training yang dimaksud disini adalah
kesempatan yang luas dala mengikuti
pelatihan, perencanaan yang baik tentang
pelatihan dan luasnya pelatihan bagi
karyawan memberikan dampak langsung
bagi prestasi kerja. Diperoleh rata-rata
tanggapan responden mengenai training
yang diberikan yakni sangat setuju. Hasil uji
t yang dilakukan dengan cara
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel,
serta nilai signifikan t dengan level of
signifikan = 0,05 (5%). Variabel training
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom
Kandatel Kendari. Dapat disimpulkan
variabel training terbukti menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi prestasi kerja
dimana pelatihan yang dilakukan adalah
penggunaan internet dengan berbagai
aplikasinya dan pemeliharaan/perawatan
jaringan telepon. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan ingin meningkatkan
prestasi kerja maka pelatihan menjadi
prioritas utama dalam strategi manajemen
sumber daya manusia untuk dilakukan.
Hasil temuan dalam penelitian ini
sesuai dengan teori universalistik yang
dikemukan oleh Delery dan Doty (1996),
yang menyatakan bahwa srategi
manajemen sumber daya manusia yang
dijabarkan dalam praktek-praktek
manajemen sumber daya manusia yang
salah satunya adalah training akan dapat
memberikan pengaruh langsung bagi
peningkatan kinerja organisasi. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan riset
terdahulu yanng dilakukan oleh Wan et.al
(2002); Harel dan Tzafrir (1999), dimana
praktek-praktek manajemen sumber daya
manusia dilihat dari indikator training dan
beberapa praktek-praktek Manajemen
Sumber Daya Manusia lain, memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Pengaruh Variabel Empowerment Terhadap Prestasi Kerja
Empowerment merupakan bentuk
pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memberdayakan potensi yang
mereka miliki baik kemampuan maupun
keterampilan. Berdasarkan hasil analisis
deskripsi terhadap variabel empowerment
yanng dimaksud dalam studi ini adalah
karyawan diberikan keleluasaan dalam
bekreatifitas dan keterlibatan karyawan
dalam pengambilan keputusan. Tanggapan
responden mengenai variabel empowerment
mayoritas menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan uji t variabel empowerment
secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi kerja pada PT.
Telkom Kandatel Kendari.
Mengacu pada temuan di atas berarti
variabel empowerment terbukti menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel
Kendari. Hal ini juga sesuai dengan teori
Universalistik yang dikemukan oleh Delery
dan Doty (1996), yang menyatakan bahwa
srategi manajemen sumber daya manusia
yang dijabarkan dalam praktek-praktek
manajemen sumber daya manusia yang
meliputi training dan empowerment akan
dapat memberikan pengaruh langsung bagi
peningkatan kinerja organisasi. Hasil
temuan dalam penelitian ini juga sesuai
dengan riset terdahulu yanng dilakuakn
oleh Wan et.al (2002); Harel dan Tzafrir
(1999), dimana praktek-praktek manajemen
sumber daya manusia yang meliputi
training dan empowerment yang memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Pengaruh Variabel Performance Appraisal Terhadap Prestasi Kerja
Performance Appraisal adalah salah
satu bentuk pengembangan sumber daya
manusia (SDM) dalam mengevaluasi
pelaksanaan kerja individu karyawan
maupun proses evaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan pekerjaan mereka.
Berdasarkan hasil analisis deskripsi
terhadap variabel performance appraisal
yang pengukuranya melalui pemberian
upah yang selalu didasarkan pada
kemampuan kerja dari para karyawan dan
perusahaan juga memberikan penekanan
bagi pengembangan diri karyawannya.
Tanggapan responden mengenai variabel
empowerment mayoritas responden
menyatakan setuju. Kemudian hasil uji t
yang dilakukan dengan cara
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel
menunjukkan bahwa nilai thitung variabel
performance appraisal sebesar -0,441 < ttabel
sebesar 2,021 dengan nilai signifikan t =
0,662 < =0,05. Dapat disimpulkan variabel
performance appraisal secara parsial tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja pada PT. Telkom Kandatel
Kendari.
Temuan dalam penelitian ini berarti
bahwa variabel performance appraisal bukan
merupakan faktor yang berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja pada PT.
Telkom Kandatel Kendari walaupun dilihat
dari deskripsi variabel penelitian dapat
disimpulkan bahwa karyawan PT. Telkom
Kandatel Kendari setuju dalam performance
appraisal yang diberikan pihak PT. Telkom
Kandatel Kendari. Mengenai pemberian
besarnya upah selalu didasarkan pada
kemampuan kerja dari para karyawan dan
perusahaan juga memberikan penekanan
bagi pengembangan diri karyawan. Hal ini
dikarenakan bahwa karyawan tidak
menginginkan dengan adanya penekanan
dalam pengembangan. Pada dasarnya para
karyawan ingin diberi kebebasan dalam
berkreatifitas untuk meningkatkan
kemampuan diri. Namun penilaian kinerja
karyawan secara tidak langsung
memberikan dampak terhadap prestasi kerja
karyawan sebagai bukti bahwa penilain
kinerja yang sebahagian besar mengarah
pada aspek organisasi. Dengan demikian
performance apraisal tidak akan berdampak
langsung terhadap prestasi kerja karyawan.
Hasil analisis sesuai dengan riset yang
telah dilakukan oleh Harris dan Ogbonna
(2000), yang menyimpulkan bahwa strategi
manajemen sumber daya manusia tidak
sepenuhnya berdampak langsung bagi
peningkatan prestasi kerja karyawan.
KESIMPULAN
Hasil analisis deskriptif variabel mean
variabel training = 4,60 menunjukkan
mayoritas responden menyatakan sangat
setuju adanya program training; variabel
empowerment = 4,80 berarti karyawan
sangat setuju dalam penerapan konsep
pemberdayaan; variabel performance
Appraisal = 4,05 artinya mayoritas
responden setuju dengan kebijakan
perusahaan dalam menentukan besarnya
upah didasarkan pada kemampuan kerja
dan perhatian bagi pengembangan diri
karyawan; variabel prestasi kerja = 4,40
berarti pimpinan memberikan penilaian baik
setiap karyawan dengan alasan karyawan
dalam melaksanakan tugas harus
bertanggung jawab atas pekerjaan yang
diembannya.
Hasil analisis regresi multivariat
menunjukkan aktivitas strategi manajemen
sumber daya manusia terdiri dari : training,
empowerment dan performance appraisal
secra simultan berpengaruh signifikan
terhadap prestasi kerja. Sedangkan secara
parsial ada dua variabel berpengaruh
secara signifikan yaitu, variabel training
dan variabel empowerment sedangkan
variabel yang tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi kerja yaitu
variabel performance appraisal.
Koefisien determinasi (R2) sebesar
0,767 dapat diartikan 76,70% proporsi
variabel dari prestasi kerja dijelaskan oleh
variabel training; empowerment; dan
performance appraisal. Dengan demikian
training, empowerment, dan performance
appraisal dapat memberikan kontribusi
pengaruh sebesar 76,7% terhadap prestasi
kerja dan sisanya 23,3% dijelaskan atau
ditentukan oleh variabel lain diluar model
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syaifuddin, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan Kompetitif. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Dipanegoro
Glueck, F. William and Lawrence R. Jauch, 1999. Strategi Management and Business Policy. Edisi Kedua. Terjemahan, Murad dan Henri Sitanggang. Jakarta.
Harris, Lioyd C. And Emmanuel Ogbonna. 2000. Strategic Human Resource Management, Market Orientation, and Organizational Performance, Journal of Business Research, 51.p.157-166
Herel, Gedaliahu H. and Shay S. Tzafrir. 1999. The The Effecct of Human Resource Management Practices on The Perceptions of Organizational and
Market Performance of The Firm. Journal of Human Resource Management, Vol. 38.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode riset Untuk bisnis dan Ekonomi, Bagaimana menulis tesis? Erlangga, Surabaya.
Kochan T.A, and Dyer L. 1993. Managing Transformational Change: The role of Human Resource Professionalls. Internasional Journal Human Reseource Management.4.p.569-590
Mangkuprawira, Tb. Sjafri.2003.Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta : Ghalia Indonesia
Notoatmodjo, 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta
Pearce and Robinson. 1997.Manajemen Strategik : formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, terjemahan, Ir. Agus Maulana MSM. Jakarta : Binarupa Aksara
Purnomo, Ratno. 2003. Pencapaian Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan Melalui Fungsi dan Peran Sumber Daya Manusia. Semarang : STIE Stikubank.
Santoso, Singgih, 2004. SPSS Statistika Multivariat. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito
Supranto, J. 1997. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
Wan,David et, al. 2002. Strategic Human Resource Management and Organizational Performance in Singapore. Compensation & Benefits Review
HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA
PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG KENDARI
Endro Sukotjo 1) & Rudi Indraputra 2)
ABSTRACT
The aim of this research is to explain and assess empirically the relation of compensation with the working achievement in PT. POS Indonesia ( persero ) branch Kendari. The result of this research shows that : (1) compensation has significant relation with working achievement if we see from indicator of ability to keep responsible done, which is proven by the score of X2 hitung = 22,04 > X2 tabel = 9,49. (2) There is significant relation between compensation with working achievement of workers from the indicator of ability to carry out work effectively and efficiently, which is marked with score of X2 hitung = 28,47 > X2
tabel = 9,49, (3) there is a significant relation between compensation with working achievement if we see from the assessment indicator towards seriousity in carrying out the work, which is marked with the score X2 hitung = 21,28 > X2 tabel = 9,49. (4) there is significant relation between compensation with working achievement of workers if we see from the ability indicator in designing working implementation carefully, which is marked with the score nilai X2 hitung = 21,92 > X2 tabel 9,49. (5) there is significant relation between compensation with working achievement of workers from the ability indicator technical working which is marked with the score X2 hitung = 11,46 > X2 tabel 9,49.
Key Words: Kompensasi, Working Achievement
PENDAHULUAN
Kompensasi diberikan guna
memotivasi agar karyawan dapat bekerja
sebaik mungkin dalam menyelesaikan tugas
dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Namun demikian kompensasi
merupakan salah satu masalah yang rumit
dan juga merupakan pengeluaran terbesar.
Jika salah dalam penentuan pemberian
kompensasi akan membawa dampak buruk
bagi perusahaan karena biasanya terjadi
aksi mogok kerja. Sebaliknya pemberian
kompensasi yang benar akan membawa
dampak positif bagi perusahaan karena
karyawan merasa termotivasi dalam bekerja
sehingga mampu berprestasi. Oleh karena
itu pemberian kompensasi harus layak bagi
karyawan disatu sisi dan sisi lain tidak
merugikan perusahaannya. Kondisi ini
adalah kondisi yang sesungguhnya
diharapkan terjadi disetiap perusahaan.
Pemberian kompensasi ini dimaksud
sebagai imbalan yang dianggap layak bagi
setiap pekerja di dalam suatu perusahaan
guna memenuhi kebutuhan hidup serta
keluarganya, sistem pemberian kompensasi
umumnya didasarkan perjanjian antara
majikan/manajemen dengan serikat pekerja.
Pemberian kompensasi secara wajar dan
profesional perlu diperhatikan, artinya layak
menurut pekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
PT. POS Indonesia (Persero) Cabang
Kendari merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dalam pelayanan jasa POS,
adapun pelayanan yang dikelola yaitu:
Surat Pos, Surat Kilat Khusus (SKH),
Ekspress Mail Service (EMS), Retron
Simpati, Layanan Surat Bisnis Elektronik
(SBEN) Wesel Pos, Giro Pos, Cek Pos
Wisata (CPW), Paket Pos Domestik, Paket
Pos Internasional dan Filateli. Organisasi ini
juga mempunyai tujuan yang sama dengan
organisasi lain yaitu kelangsungan hidup
dengan laba yang optimal untuk mencapai
tujuan tersebut, tidak terlepas dari
pemberian kompensasi kepada karyawan
agar bekerja dengan baik sehingga prestasi
kerja yang diharapkan dapat tercapai.
Mengacu pada uraian di atas, dapat
diketahui betapa pentingnya pengelolaan
sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan seperti halnya PT. Pos
Indonesia (Persero) Cabang Kendari yang
terus memacu para karyawannya untuk
mau bekerja secara efektif dan efisien
terutama dalam pemberian kompensasi
yang layak agar prestasi kerja yang
diharapkan dapat tercapai. Dengan demikin
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan fokus permasalahan apakah
kompensasi mempunyai hubungan yang
signifikan dengan prestasi kerja. Tujuan
yang ingin dicapai adalah menguji dan
membuktikan secara empiris hubungan
kompensasi dengan prestasi kerja
karyawan pada PT. Pos Indonesia
(Persero) Cabang Kendari.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada PT. Pos
Indonesia (Persero) Cabang Kendari yang
terletak di Jalan Samratulangi No. 79
Kelurahan Mandonga, Kecamatan
Mandonga Kota Kendari. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
ada pada PT. Pos Indonesia (Persero)
Cabang Kendari yang berjumlah 59 orang.
Dengan demikian, maka responden
penelitian ini sebanyak 59 orang karyawan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu data primer yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari karyawan
pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang
Kendari dengan mengunakan kuesioner,
yaitu mengedarkan daftar pertanyaan
kepada karyawan yang dijadikan dalam
penelitian.
Peralatan analisis yang digunakan
adalah deskriptif, yaitu menjelaskan secara
persentase mengenai kondisi nyata dari
masing-masing variabel yang diteliti
(kompensasi dan prestasi kerja karyawan),
dan analisis statistik inferensial dengan
menggunakan uji chi-kuadrat (X2) oleh
Wiyato dan Momi,1986 dengan formulasi
sebagai berikut :
dimana :X2 = Nilai Chi-Kuadrat hitungOij = Nilai pengamatan (observasi) Eij = Nilai harapan (ekspektasi) dihitung
dengan rumus :
nbi = Nilai sel pada kolom ke-inki = Nilai sel pad akolom ke-j n = Jumlah karyawan yang diteliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan hasil penelitian jumlah
gaji yang diterima karyawan berbeda-beda
disebabkan karena status dan jabatannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas karyawan PT. Pos Indonesia
(persero) cabang Kendari 59,32%
menerima gaji pada kisaran antara Rp.
2.000.000-Rp. 2.900.000 perbulan.
Menyusul yang menerima gaji antara Rp.
3.000.000-Rp. 3.500.000 sebanyak
25,42%. Sedangkan yang menerima, gaji
antara Rp. 1.000.000-Rp. 1.900.000
perbulan hanya 15,26% karyawan yang
diteliti. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa jumlah gaji yang diterima. karyawan
PT. Pos Indonesia (persero) cabang
Kendari cukup ideal.
Berdasarkan kategori tersebut di atas
maka presepsi karyawan PT. Pos
Indonesia (persero) cabang Kendari
terhadap besarnya kompensasi (gaji) yang
diterima menunjukkan bahwa mayoritas
karyawan 59,42% mempunyai presepsi
bahwa gaji yang diperoleh dari PT. Pos
Indonesia (persero) cabang Kendari
termasuk dalam kategori sedang, menyusul
yang mengatakan kategori tinggi 25,42%.
Sedangkan yang mempunyai presepsi
dengan kategori gaji rendah 15,26% pada
PT. Pos Indonesia (persero) cabang
Kendari. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kompensasi gaji yang dibayarkan PT.
Pos Indonesia (persero) cabang Kendari
terhadap seluruh karyawan tergolong dalam
kategori sedang.
Hubungan Kompensasi Dengan Prestasi Kerja Karyawan
Analisis hubungan kompensasi dengan
prestasi kerja karyawan yang meliputi:
indikator kemampuan untuk memikul
tanggung jawab, kemampuan dalam
menjalankan tugas secara efektif dan efisien,
kesungguhan dalam melaksanakan tugas,
kemampuan dalam merencanakan
pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati,
kemampuan teknis pekerjaannya dapat
dilakukan secara terperinci sebagai berikut:
1. Presepsi pimpinan terhadap prestasi
kerja karyawan dengan indikator
kemampuan untuk memikul tanggung
jawab dari 59 responden yang diteliti,
mayoritas responden yaitu sebanyak 28
orang (47,46%) dikategorikan baik sekali,
17 orang (28,81%) dikategorikan sangat
baik sekali, dan sebanyak 14 orang
(23,73%) dikategorikan baik. Hubungan
kompensasi dengan prestasi kerja
karyawan dengan indikator kemampuan
memikul tanggung jawab, menunjukkan
ternyata 28 orang kemampuan dalam
memikul tanggung jawab dikategorikan
sangat baik, oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi besarnya
kompensasi yang diperoleh karyawan
akan semakin tinggi pula prestasi
kerjanya. Namun demikian pernyataan ini
masih perlu diuji lebih lanjut dengan
metode statistika X2 (chi-kuadrat). Hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa
X2 hitung = 22,04 dengan menggunakan
taraf signifikan α=0,05. Oleh karena itu
X2 hitung = 22,04 > X2 tabel = 9,49.
2. Presepsi pimpinan terhadap prestasi
kerja karyawan dengan indikator
kemampuan dalam menjalankan tugas
secara efektif dan efisien, mayoritas
karyawan yakni sebanyak 37 orang
(62,71%) dikategorikan baik sekali, 14
orang (23,73%) dikategorikan sangat
baik sekali, dan 8 orang (13,56%)
dikategorikan baik. Hubungan
kompensasi dengan prestasi kerja
karyawan dengan indikator kemampuan
dalam menjalankan tugas secara efektif
dan efisien, mayoritas responden yang
diteliti ternyata 37 orang kemampuan
dalam menjalankan tugas secara efektif
dan efisien dikategorikan baik sekali,
oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi besarnya kompensasi
yang diperoleh karyawan akan semakin
tinggi pula prestasi kerjanya. Pernyataan
ini masih perlu diuji lebih lanjut dengan
metode statistika X2 (chi-kuadrat). Hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa
X2 hitung = 28,47 dengan menggunakan
taraf signifikan α=0,05, maka X2 hitung =
28,47 > X2 tabel = 9,49.
3. Presepsi pimpinan terhadap prestasi
kerja karyawan dengan indikator
penilaian terhadap kesungguhan dalam
menjalankan tugas, mayoritas karyawan
yaitu sebanyak 31 orang (52,54%)
dikategorikan baik sekali, 12 orang
(20,34%) dikategorikan sangat baik sekali,
dan sebanyak 16 orang (27,12%)
dikategorikan baik. Hubungan
kompensasi dengan indikator penilaian
terhadap kesungguhan dalam
melaksanakan tugas, ternyata 31
menyatakan baik sekali, oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
besarnya kompensasi yang diperoleh
karyawan akan semakin tinggi pula
prestasi kerjanya. Untuk membuktikan
pernyataan ini, perlu diuji lebih lanjut
dengan X2 (chi-kuadrat). Hasil
perhitungan menunjukkan X2 hitung =
21,28 dengan menggunakan taraf
signifikan α=0,05, maka X2 hitung = 21,28
> X2 tabel = 9,49.
4. Prespsi pimpinan terhadap prestasi
kerja karyawan dengan indikator
kemampuan dalam merencanakan
pelaksanaan pekerjaan dengan hatihati,
mayoritas karyawan sebanyak 28 orang
(47,46%) dikategorikan baik sekali, 12
orang (20,34%) dikategorikan sangat baik
sekali, dan sebanyak 19 orang (32,20%)
dikategorikan baik. Hubungan
kompensasi dengan prestasi kerja
karyawan dengan indikator kemampuan
dalam merencanakan pelaksanaan
pekerjaan dengan hati-hati, ternyata 28
orang kemampuan dalam merencanakan
pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati
dikategorikan baik sekali, oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
besarnya kompensasi yang diperoleh
karyawan akan semakin tinggi pula
prestasi kerjanya. Pernyataan ini masih
perlu diuji dengan X2 (Chi-Kuadrat).
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
X2 hitung = 21,92 dengan menggunakan
taraf signifikan α=0,05. Dengan demikian
X2 hitung = 21,92 > X2 tabel = 9,49.
5. Prespsi pimpinan terhadap prestasi
kerja karyawan dengan indikator
kemampuan teknik pekerjaan, mayoritas
karyawan atau sebanyak 33 orang
(55,93%) dikategorikan baik sekali, 15
orang (25,42%) dikategorikan sangat
baik sekali, dan sebanyak 11 orang
(18,65%) dikategorikan baik. Hubungan
kompensasi dengan prestasi kerja
karyawan dengan indikator kemampuan
teknis pekerjaannya. Dari 59 karyawan
yang diteliti ternyata 33 orang
kemampuan teknis pekerjaannya
dikategorikan baik sekali, oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
besarnya kompensasi yang diperoleh
karyawan akan semakin tinggi pula
prestasi kerjanya. Pernyataan ini masih
perlu diuji lebih lanjut dengan metode
statistika X2 (chi-kuadrat). Hasil
perhitungan di atas menunjukkan X2
hitung = 11,46, dengan menggunakan
taraf signifikan α=0,05. Sehingga nilai X2
hitung = 11,46 > X2 tabel = 9,49.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil nalisis data, maka
pembahasan hasil penelitian ini dapat
diuraikan bahwa kompensasi memiliki
hubungan yang signifikan dengan prestasi
kerja karyawan bila, dilihat dari indikator
kemampuan untuk memikul tanggung jawab.
Artinya dengan memberikan kompensasi
yang baik atau layak kepada karyawan,
maka prestasi kerja yang dimiliki oleh
karyawan tersebut akan cenderung
meningkat. Hal ini disebabkan karena
dengan kompensasi yang dapat memenuhi
kebutuhan karyawan, maka seorang
karyawan akan merasa puas dengan apa
yang diperolehnya dari perusahaan sehingga
karyawan tersebut akan memiliki motivasi
yang tinggi untuk melakukan pekerjaan,
pada akhirnya meningkatkan prestasi
kerjanya termasuk kemampuannya dalam
memikul tanggung jawab.
Kompensasi memiliki hubungan yang
signifikan dengan prestasi kerja karyawan
bila dilihat dari indikator kemampuan dalam
menjalankan tugas secara efektif dan efisien.
Ini berarti bahwa dengan memberikan
kompensasi yang baik atau layak kepada
karyawan, maka prestasi kerja yang dimiliki
oleh karyawan tersebut cenderung
meningkat. Hal ini disebabkan karena
dengan kompensasi yang dapat memenuhi
kebutuhan karyawan, maka seorang
karyawan merasa puas dengan apa yang
diperolehnya dari perusahaan sehingga
karyawan tersebut akan memiliki motivasi
yang tinggi untuk melakukan pekerjaan, yang
pada akhirnya akan meningkatkan prestasi
kerjanya termasuk kemampuan dalam
menjalankan tugas secara efektif dan
efisien.
Kompensasi memiliki hubungan yang
signifikan dengan prestasi kerja karyawan
bila dilihat dari indikator penilaian terhadap
kesungguhan karyawan dalam
melaksanakan tugas. Ini berarti bahwa
dengan memberikan kompensasi yang baik
atau layak kepada karyawan, maka prestasi
kerja yang dimiliki oleh karyawan tersebut
akan cenderung meningkat. Hal ini
disebabkan karena dengan kompensasi
yang dapat memenuhi kebutuhan
karyawan, maka seorang karyawan akan
merasa puas dengan apa yang
diperolehnya dari perusahaan sehingga
karyawan tersebut akan memiliki motivasi
yang tinggi untuk melakukan pekerjaan,
yang pada akhirnya akan meningkatkan
prestasi kerjanya termasuk kesungguhan
karyawan dalam melaksanakan tugas.
Hubungan kompensasi dengan
prestasi kerja karyawan dengan indikator
kemampuan dalam merencanakan
pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati
memiliki hubungan yang signifikan. Artinya
memberikan kompensasi yang baik atau
layak kepada karyawan, maka prestasi
kerja yang dimiliki oleh karyawan tersebut
akan cenderung meningkat. Hal ini
disebabkan karena dengan kompensasi
yang dapat memenuhi kebutuhan
karyawan, maka seorang karyawan akan
merasa puas dengan apa yang diperolehnya
dari perusahaan sehingga karyawan tersebut
akan memiliki motivasi yang tinggi untuk
melakukan pekerjaan, pada akhirnya akan
meningkatkan prestasi kerjanya termasuk
kemampuan dalam merencanakan
pelaksanaan pekerjaan dengan hati-hati.
Kompensasi memiliki hubungan yang
signifikan dengan prestasi kerja karyawan
bila dilihat dari indikator kemampuan teknis
pekerjaannya. Ini berarti bahwa dengan
memberikan kompensasi yang baik atau
layak kepada karyawan, maka prestasi kerja
yang dimiliki oleh karyawan tersebut akan
cenderung meningkat. Hal ini disebabkan
karena dengan kompensasi yang dapat
memenuhi kebutuhan karyawan, maka
seorang karyawan akan merasa puas
dengan apa yang diperolehnya dari
perusahaan sehingga karyawan tersebut
memiliki motivasi yang tinggi untuk
melakukan pekerjaan dan akhirnya
meningkatkan prestasi kerjanya termasuk
kemampuan teknis pekerjaannya.
KESIMPULAN
Kompensasi memiliki hubungan
signifikan dengan prestasi kerja karyawan
pada PT. Pos Indonesia (persero) cabang
Kendari pada tingkat kepercayaan 95% dan
derajat bebas (db) = 4. Hal ini didasarkan
pada hasil analisis sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan
antara kompensasi dengan prestasi kerja
karyawan ditinjau dari indikator
kemampuan untuk memikul tanggung
jawab. Artinya semakin tinggi
kompensasi yang diberikan perusahaan
kepada karyawan, kemampuan untuk
memikul tanggung jawab semakin tinggi.
2. Terdapat hubungan signifikan antara
kompensasi dengan prestasi kerja
ditinjau dari indikator kemampuan
menjalankan tugas secara efektif dan
efisien. Artinya semakin tinggi
kompensasi yang diberikan perusahaan
kepada karyawan, maka kemampuan
menjalankan tugas secara efektif dan
efisien akan semakin tinggi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan
antara kompensasi dengan prestasi
kerja karyawan ditinjau dari indikator
penilaian terhadap kesungguhan dalam
melaksanakan tugas. Berarti semakin
tinggi kompensasi yang diberikan
perusahaan kepada karyawan, maka
kemampuan akan semakin meningkat.
4. Terdapat hubungan signifikan antara
kompensasi dengan prestasi kerja
ditinjau dari indikator kemampuan dalam
merencanakan pelaksanaan pekerjaan
dengan hati-hati. Artinya semakin tinggi
kompensasi yang diberikan perusahaan
kepada karyawan, maka kemampuan
dalam merencanakan pelaksanaan
pekerjaan dengan hati-hati semakin
baik.
5. Terdapat hubungan yang signifikan
antara kompensasi dengan prestasi
kerja karyawan ditinjau dari indikator
kemampuan teknis pekerjaannya. Berarti
semakin tinggi kompensasi yang diberikan
perusahaan kepada karyawan, maka
kemampuan teknis karyawan dalam
melakukan pekerjaan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Filipo, Edwin B. (penerjemah : Moh. Mas'ud) 1990. Manajemen Personalia. Edisi ke-6. Erlangga : Jakarta.
Gorfles, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset : Yogyakarta.
Handoko T. Hani, 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2 BPFE, UGM : Yogyakarta.
Hasibuan, Melayu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. PT. Bumi Aksara Jakarta
Manulang, 2005. Manajemen Personalia. Penerbit Ehalia : Jakarta.
Mangkuprawira, Sjafri, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi. Ehlia Indonesia : Jakarta.
Nawawi, Hadari, 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. PT. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo, 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia PT. Rineka Cipta : Jakarta
Rosdiana, 2002. Hubungan Kompensasi Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kendari, Skripsi Ekonomi, Unhalu Kendari.
Ruky, Achmad S. 2002. Sistem Manajemen Kerja. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ehalia Indonesia : Jakarta.
Veithzal Rivai, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PT. Rajagrafindo : Jakarta.
Winardi, 1992. Manajemen Perkantoran dan Pengevaluasian Alumni : Bandung
ANALISIS PERANAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA BERSIH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA Tbk
Salma Saleh 1) & Awat Fauziah 2)
ABSTRACT
This research was conducted at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk which is located in Jend. Sudirman street no 44-46, Jakarta. The objective of this research was to explain and evaluate empirically the level of significansy and the effect of finance performance which covers : liquidity racio, rentability, solvability toward profit growth at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Type of data used in this research was secondary data, which was collected by researcher in the form of income statement report and balance from Jakarta market stock (BEJ). Analysis tools used konfirmatory factor analysis and double aregresi linear. Based on the result of konfirmatory factor analysis shows that factor of liquidity, rentability, solvability have eigenvalue >1. Besides that, loading factor value from the whole independent variables still above limitation score 0,60 or 60 %. The result of double regression linear is good both partial and simultaneously toward the significant effect among liquidity, rentability, and racio of solvability towards the profit growth at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Therefore, we can conclude that considering factor of liquidity, rentability, and racio solvability can give role or contribution about 97, 10 % to expain profit growth at PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk.
Murniati. 2000. Analisis Rasio Keuangan dan Prediksi Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Indonesia. Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: Program Pasca Sarjana Ekonomi Airlangga.
Rivai, Veithzal dan Vithzal, Permata Andria. 2006. Credit Management Handbook (Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Weston dan Copeland. 1992. Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Jaka Waksana. 1994. Jakarta: Erlangga
Weston dan Brigham.1994. Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Wahid dan Kosasih.1997. Jakarta: Erlangga.
ANALISIS PENILAIAN SAHAM MELALUI PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO
PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)
Muh. Masri 1) & Astri Yulias Tanti 2)
ABSTRACT
This riset has purpose to know about the stock valuation through price earning ratio approach at the otomotif industry in Jakarta Stock Exchange. Type of data used in this riset is secondary data. The company which fulfilling the sample’s criteria is eight from fifteen otomotif companies. The data was analyzed by descriptive analysis. The result of riset show
that the otomotif industry which its stock prices was over priced, are: Good Year Indonesia Tbk in the year 2002- 2004, Gajah Tunggal Tbk in 2006, Indomobil Sukses Internasional Tbk in 2004 and 2005, Multi Prima Sejahtera Tbk in 2004 and 2006, and Nipress Tbk in 2004. The height of stock prices was caused by total share circulate too little. The overcome this matter, the company can do tha share resolving (stock split), right issue dan stock deviden. The otomotif company which its stock prices was under priced, are: Prima Alloy Steel Tbk in 2002-2006, Branta Mulia Tbk in 2002-2006, Good Year Indonesia Tbk in 2005 and 2006, Gajah Tunggal Tbk in 2002, 2003 and 2006, Multi Prima Sejahtera in 2002-2005, Nipress in 2002, 2003, 2005, and 2006, selamat sempurna tbk in 2002-2006. The low of stock prices was caused by total of share circulate to much. To anticipate this matter, hence company can do the prchasing return the share (repurchase of stock) and improving dividen share on chance that amount of share circulate will deciease and its stock prices will increase.
harga saham pada industri otomotif di bursa efek Jakarta dapat dilihat tabel berikut:
Berdasarkan data pada tabel 2
menunjukan bahwa harga saham terendah
dimiliki oleh perusahaan Prima Alloy Stell
Tbk yaitu sebesar Rp.390 per lembar saham
dan harga saham tertinggi dimiliki oleh Good
Year Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.6.365
per lembar saham, hal tersebut menunjukkan
bahwa dari rata-rata kedelapan perusahaan
otomotif di atas, perusahaan Good Year
Indonesia Tbk memiliki harga saham yang
paling tinggi dan ini akan berpengaruh pada
jumlah laba per lembar saham yang diterima
oleh perusahaan. Rata-rata harga saham 8
perusahaan otomotif dijadikan sampel dalam
kurun 5 tahun terakhir mencapai Rp.
1.430,75 per lembar saham.
Selanjutnya price earning ratio adalah
perbandingan harga saham dengan laba
perlembar saham yang kemudian menjadi
landasan pertimbangan seorang investor
membeli saham sebuah perusahaan.
Setelah semua komponen diketahui
selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
PERaktual dengan membagi antara harga
saham dengan laba perlembar saham,
adapun perkembangan price earning ratio
(PERaktual) pada industri otomotif di bursa
efek jakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa rata-rata price earning ratio pada
kedelapan perusahaan otomotif selama
priode 2002-2006 berbeda-beda dan
mengalami perubahan yang bervariasi
disetiap tahunnya ada yang rata-ratanya
tinggi atau overpriced dan ada pula yang
sangat rendah atau underpriced. Nilai price
earning ratio yang overpriced menunjukkan
bahwa nilai PER perusahaan tersebut
berada diatas rata-rata PER normal yang
berarti nilai sahamnya tinggi atau cukup
mahal jika dibandingkan dengan harga
saham sejenis lainnya pada industri yang
sejenis. Nilai saham yang underpriced
menunjukkan bahwa nilai PER perusahaan
tersebut berada dibawah rata-rata PER
normal yang berarti nilai sahamnya rendah.
Rata-rata PERaktual perusahaan
otomotif yang menjadi sampel penelitian
selama periode 2002-2006 menunjukan
bahwa rata-rata PER perusahaan memiliki
nilai yang cukup tinggi yaitu sebesar 1,73
kali dengan PER terendah pada tahun 2006
yaitu sebesar -2,79 kali dan tertinggi pada
tahun 2003 yaitu sebesar 3,64 kali. Setelah
PER aktual diketahui selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai PER normal dengan
membagi antara nilai intrinsik saham
dengan laba persaham perusahaan,
adapun PERnormal perusahaan otomotif di
BEJ dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 menunjukkan rata-rata nilai
PERnormal perusahaan otomotif yang
menjadi sampel penelitian selama periode
2002-2006 menunjukan bahwa rata-rata
PER perusahaan memiliki nilai yang cukup
rendah yaitu sebesar -31,97 kali dengan
PER terendah pada tahun 2006 yaitu
sebesar -364,69 kali dan tertinggi pada
tahun 2005 yaitu sebesar 136,01 kali.
PEMBAHASAN
Setelah diperoleh hasil perhitungan
nilai price earning ratio tahap selanjutnya
adalah melakukan analisis penilaian saham
perusahaan sampel sebagai berikut:
Prima Alloy Steel Tbk
Berdasarkan hasil perhitungan nilai
PERaktual perusahaan Prima Alloy Steel
Tbk sejak tahun 2002-2006 selalu lebih kecil
dari pada nilai PERnormal yang seharusnya
(under priced) pada tahun 2002 nilai PER
aktual yaitu sebesar 0,78 kali dimana nilai
PERnormal yang seharusnya adalah 2,42
kali, hal ini menunjukkan bahwa nilai saham
yang dimiliki oleh perusahaan Prima Alloy
Steel Tbk cukup rendah atau murah, melihat
nilai saham perusahaan yang seperti ini
maka para pemegang saham sebaiknya
segera menjual saham yang dimilikinya
karena dikhawatirkan nilai sahamnya
semakin menurun. Adapun tindakan yang
dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
memperbaiki nilai saham yang rendah (under
priced) adalah dapat melakukan pembelian
kembali saham (repurchase of stock)
sehingga jumlah lembar saham yang
beredar berkurang dan diharapkan harga
pasar saham akan meningkat. Hasil
penelitian ini didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Halim (2005) yang
mengatakan bahwa dengan pembelian
kembali saham maka jumlah lembar saham
yang beredar berkurang sehingga harga
pasar saham akan meningkat.
Pada tahun 2003,2004,2005 dan
2006 nilai PER aktual perusahaan ini masih
lebih kecil daripada nilai PERnormalnya
(under priced) yaitu 2,96 kali dimana nilai
PERnormalnya sebesar 66,50 kali untuk
tahun 2003, pada tahun 2004 nilai
PERaktual perusahaan sebesar 0,47 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar 66,23
kali, di tahun 2005 nilai PERaktual
perusahaan adalah 17,26 kali lebih kecil
dari nilai PERnormal yang seharusnya yaitu
23,61 kali, sedangkan pada tahun 2006
nilai PERaktual perusahaan sebesar -28,76
kali dan nilai PERnormalnya sebesar 16,73
kali, rendahnya nilai saham perusahaan
prima alloy steel tbk bisa saja disebabkan
banyaknya jumlah lembar saham yang
beredar dipasaran, Kurangnya tingkat
kepercayaan investor tehadap perusahaan
dan juga karena rendahnya tingkat deviden
yang dibagikan kepada investor untuk
mengantisipasi hal ini, maka perusahaan
dapat melakukan pembelian kembali
saham dengan harapan jumlah lembar
saham yang beredar akan berkurang dan
nilai sahamnya akan meningkat dan
berusaha menambah tingkat kepercayaan
investor kepada perusahaan dengan cara
meningkatkan pembagian deviden.
Branta Mulia Tbk
Nilai PER aktual perusahaan branta
mulia tbk sejak tahun 2002-2006 selalu lebih
kecil daripada nilai PERnormalnya (under
priced) pada tahun 2002 nilai PERaktual
perusahaan adalah sebesar 1,85 kali nilai ini
lebih kecil daripada nilai PERnormal
perusahaan yaitu sebesar 37,96 kali
rendahnya nilai saham perusahaan Branta
mulia tbk bisa saja disebabkan karena
banyaknya jumlah lembar saham yang
beredar. Kurangnya tingkat kepercayaan
investor tehadap perusahaan karena
rendahnya tingkat deviden yang dibagikan
kepada investor. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, perusahaan dapat melakukan
pembelian kembali saham dengan harapan
jumlah lembar saham yang beredar
berkurang dan nilai sahamnya meningkat
serta berusaha menambah tingkat
kepercayaan investor kepada perusahaan
dengan meningkatkan pembagian deviden.
Pada tahun 2003,2004,2005 dan 2006
nilai PERaktual perusahaan ini masih lebih
kecil daripada nilai PERnormalnya (under
priced) yaitu 5,78 kali dimana nilai
PERnormalnya sebesar 56,27 kali untuk
tahun 2003, pada tahun 2004 nilai
PERaktual perusahaan sebesar 8,49 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar 98,12
kali, di tahun 2005 nilai PERaktual
perusahaan adalah 3,54 kali lebih kecil dari
nilai PERnormal yang seharusnya yaitu
84,50 kali, sedangkan pada tahun 2006
nilai PERaktual perusahaan sebesar 23,39
kali dan nilai PERnormalnya sebesar 293
kali, hal ini menunjukkan bahwa nilai saham
yang dimiliki oleh perusahaan branta mulia
Tbk cukup rendah atau murah, melihat nilai
saham perusahaan yang seperti ini maka
para pemegang saham sebaiknya segera
menjual saham yang dimilikinya karena
dikhawatirkan nilai sahamnya semakin
menurun. Adapun tindakan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk
memperbaiki nilai saham yang rendah
(under priced) adalah dapat melakukan
pembelian kembali saham (repurchase of
stock) sehingga jumlah lembar saham yang
beredar berkurang dan diharapkan harga
pasar saham meningkat, berusaha
menambah tingkat kepercayaan investor
kepada perusahaan dengan cara
meningkatkan pembagian deviden.
Good Year Indonesia Tbk
Nilai PERaktual perusahaan good
year Indonesia Tbk sejak tahun 2002-2004
selalu lebih besar dari pada nilai
PERnormalnya (over priced) pada tahun
2002 nilai PERaktual perusahaan sebesar
10,85 kali nilai ini lebih besar daripada nilai
PERmnormal perusahaan yaitu sebesar
3,11 kali. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
saham yang dimiliki oleh perusahaan good
year Indonesia tbk cukup tinggi atau mahal,
melihat nilai saham yang seperti ini maka
para pemegang saham sebaiknya
menahan lembar saham yang dimilikinya
tetapi tidak untuk waktu yang lama
sedangkan perusahaan dapat melakukan
pemecahan saham (stock split) dengan
menggunakan nilai nominal yang lebih
rendah perlembarnya, serta melakukan right
issue dan deviden saham. Dimana tujuan
utama dilakukannya pemecahan saham,
right issue dan deviden saham adalah untuk
menjaga harga pasar saham agar tidak
terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih
memasyarakat dan lebih banyak
diperdagangkan.
Pada tahun 2003-2004 nilai PERaktual
perusahaan masih lebih besar daripada nilai
PERnormalnya (over priced) yaitu 10,33 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar 3,44
kali pada tahun 2003 sedangkan pada tahun
2004 nilai PERaktual perusahaan sebesar
14,11 kali dimana nilai PERnormalnya
adalah sebesar 2,05 kali. Tingginya nilai
saham perusahaan bisa saja disebabkan
karena jumlah lembar saham yang beredar
terlalu sedikit, tingginya tingkat kepercayaan
investor pada perusahaan dan tingginya
tingkat pembagian deviden perusahaan,
untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat
melakukan pemecahan saham (stock split),
right issue dan deviden saham.
Pada tahun 2005 dan 2006 nilai
PERaktual perusahaan ini lebih kecil
daripada nilai PERnormalnya (under priced)
yaitu -42,25 kali dimana nilai PERnormalnya
sebesar -2,35 kali untuk tahun 2005,
sedangkan pada tahun 2006 nilai PERaktual
perusahaan sebesar 9,12 kali dan nilai
PERnormalnya sebesar 17,44 kali,
rendahnya nilai saham perusahaan good
year Indonesia tbk bisa saja disebabkan
karena banyaknya jumlah lembar saham
yang beredar, Kurangnya tingkat
kepercayaan investor tehadap perusahaan
dan juga karena rendahnya tingkat deviden
yang dibagikan kepada investor untuk
mengantisipasi hal ini, maka perusahaan
dapat melakukan pembelian kembali
saham dengan harapan jumlah lembar
saham yang beredar akan berkurang dan
nilai sahamnya akan meningkat dan
berusaha menambah tingkat kepercayaan
investor kepada perusahaan dengan
meningkatkan pembagian deviden.
Gajah Tunggal Tbk
Nilai PERaktual perusahaan gajah
tunggalTbk sejak tahun 2002-2005 selalu
lebih kecil dari pada nilai PERnormal yang
seharusnya (under priced) pada tahun 2002
nilai PERaktual yaitu sebesar 0,19 kali
dimana nilai PERnormal yang seharusnya
adalah 4,58 kali, hal ini menunjukkan
bahwa nilai saham yang dimiliki oleh
perusahaan gajah tunggal Tbk cukup
rendah atau murah, melihat nilai saham
perusahaan yang seperti ini maka para
pemegang saham sebaiknya segera
menjual saham yang dimilikinya karena
dikhawatirkan nilai sahamnya semakin
menurun. Adapun tindakan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk
memperbaiki nilai saham yang rendah
(under priced) adalah dapat melakukan
pembelian kembali saham (repurchase of
stock) sehingga jumlah lembar saham yang
beredar berkurang dan diharapkan harga
pasar saham akan meningkat. Hasil
penelitian ini didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Halim (2005) mengatakan
bahwa pembelian kembali saham maka
jumlah lembar saham yang beredar
berkurang sehingga harga pasar saham
akan meningkat.
Pada tahun 2003,2004 dan 2005 nilai
PERaktual perusahaan ini masih lebih kecil
daripada nilai PERnormalnya (under priced)
yaitu 2,06 kali dimana nilai PERnormalnya
sebesar 20,64 kali untuk tahun 2003, pada
tahun 2004 nilai PERaktual perusahaan
sebesar 4,31 kali dimana nilai
PERnormalnya sebesar 36,44 kali,
sedangkan 2005 nilai PERaktual perusahaan
adalah 5,12 kali lebih kecil dari nilai
PERnormal yang seharusnya yaitu 703,32
kali, rendahnya nilai saham perusahaan
gajah tunggal tbk bisa saja disebabkan
karena banyaknya jumlah lembar saham
yang beredar untuk mengantisipasi hal ini,
perusahaan dapat melakukan pembelian
kembali saham dengan harapan jumlah
lembar saham yang beredar akan berkurang
dan nilai sahamnya meningkat dan berusaha
menambah tingkat kepercayaan investor
kepada perusahaan dengan cara
meningkatkan pembagian deviden.
Tahun 2006 nilai PER aktual
perusahaan lebih besar daripada nilai PER
normalnya (over priced) yaitu 13,78 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar -
2340,43 kali. Tingginya nilai saham
perusahaan bisa saja disebabkan karena
jumlah lembar saham yang beredar terlalu
sedikit, tingginya tingkat kepercayaan
investor pada perusahaan dan tingginya
tingkat pembagian deviden perusahaan,
untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat
melakukan pemecahan saham (stock split),
right issue dan deviden saham.
Indomobil Sukses Internasional Tbk
Nilai PERaktual perusahaan
Indomobil sukses internasional Tbk sejak
tahun 2002-2003 selalu lebih kecil dari
pada nilai PERnormal yang seharusnya
(under priced) pada tahun 2002 nilai
PERaktual yaitu sebesar 0,67 kali dimana
nilai PERnormal yang seharusnya adalah
3,90 kali, sedangkan di tahun 2003 nilai
PERaktual perusahaan adalah 15,88 kali
lebih kecil dari nilai PERnormal yang
seharusnya yaitu 60,34 kali, hal ini
menunjukkan bahwa nilai saham yang
dimiliki oleh perusahaan indomobil sukses
internasional Tbk cukup rendah atau
murah, melihat nilai saham perusahaan
yang seperti ini maka para pemegang
saham sebaiknya segera menjual saham
yang dimilikinya karena dikhawatirkan nilai
sahamnya semakin menurun. Adapun
tindakan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk memperbaiki nilai saham
yang rendah (under priced) adalah dapat
melakukan pembelian kembali saham
(repurchase of stock) sehingga jumlah
lembar saham yang beredar berkurang dan
diharapkan harga pasar saham akan
meningkat dan berusaha menambah tingkat
kepercayaan investor kepada perusahaan
dengan cara meningkatkan pembagian
deviden. Hasil penelitian ini didukung oleh
teori yang dikemukakan oleh Halim (2005)
yang mengatakan bahwa dengan pembelian
kembali saham maka jumlah lembar saham
yang beredar berkurang sehingga harga
pasar saham akan meningkat.
Pada tahun 2004-2005 nilai PERaktual
perusahaan masih lebih besar daripada nilai
PERnormalnya (over priced) yaitu -15,83 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar -21,49
kali pada tahun 2004 sedangkan pada tahun
2005 nilai PERaktual perusahaan sebesar
26,76 kali dimana nilai PERnormalnya
adalah sebesar -21,49 kali. Tingginya nilai
saham perusahaan bisa saja disebabkan
karena jumlah lembar saham yang beredar
terlalu sedikit tingginya tingkat kepercayaan
investor pada perusahaan dan tingginya
tingkat pembagian deviden perusahaan,
untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat
melakukan pemecahan saham (stock split),
right issue dan deviden saham.
Pada tahun 2006 nilai PERaktual
perusahaan ini lebih kecil daripada nilai
PERnormalnya (under priced) yaitu -56,72
kali dimana nilai PERnormalnya sebesar –
7,00 kali, rendahnya nilai saham perusahaan
Indomobil sukses internasional tbk bisa saja
disebabkan karena banyaknya jumlah
lembar saham yang beredar, Kurangnya
tingkat kepercayaan investor tehadap
perusahaan dan juga karena rendahnya
tingkat deviden yang dibagikan kepada
investor untuk mengantisipasi hal ini, maka
perusahaan dapat melakukan pembelian
kembali saham (repurchase of stock)
dengan harapan jumlah lembar saham
yang beredar akan berkurang dan nilai
sahamnya akan meningkat serta berusaha
menambah tingkat kepercayaan investor
kepada perusahaan dengan cara
meningkatkan pembagian deviden.
Multi Prima Sejahtera Tbk
Nilai PERaktual perusahaan multi
prima sejahtera Tbk sejak tahun 2002-2003
selalu lebih kecil dari pada nilai PERnormal
yang seharusnya (under priced) pada tahun
2002 nilai PERaktual yaitu sebesar 0,63
kali dimana nilai PERnormal yang
seharusnya adalah 9,42 kali, sedangkan di
tahun 2003 nilai PERaktual perusahaan
adalah -23,22 kali lebih kecil dari nilai
PERnormal yang seharusnya yaitu 69,53
kali, hal ini menunjukkan bahwa nilai
saham yang dimiliki oleh perusahaan multi
prima sejahtera Tbk cukup rendah atau
murah, melihat nilai saham perusahaan
yang seperti ini maka para pemegang
saham sebaiknya segera menjual saham
yang dimilikinya karena dikhawatirkan nilai
sahamnya semakin menurun. Adapun
tindakan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk memperbaiki nilai saham
yang rendah (under priced) adalah dapat
melakukan pembelian kembali saham
(repurchase of stock) sehingga jumlah
lembar saham yang beredar berkurang dan
diharapkan harga pasar saham akan
meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh
teori yang dikemukakan oleh Halim (2005)
yang mengatakan bahwa dengan pembelian
kembali saham maka jumlah lembar saham
yang beredar berkurang sehingga harga
pasar saham akan meningkat.
Pada tahun 2004 nilai PERaktual
perusahaan masih lebih besar daripada nilai
PERnormalnya (over priced) yaitu -5,61 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar -21,49
kali. Tingginya nilai saham perusahaan bisa
saja disebabkan karena jumlah lembar
saham yang beredar terlalu sedikit, tingginya
tingkat kepercayaan investor pada
perusahaan dan tingginya tingkat pembagian
deviden perusahaan, untuk mengatasi hal ini
perusahaan dapat melakukan pemecahan
saham (stock split), right issue dan deviden
saham. Pada tahun 2005 nilai PERaktual
perusahaan ini lebih kecil daripada nilai
PERnormalnya (under priced) yaitu -0,94 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar 231,23
kali pada tahun 2005, rendahnya nilai
saham perusahaan Multi prima sejahtera tbk
bisa saja disebabkan karena banyaknya
jumlah lembar saham yang beredar,
Kurangnya tingkat kepercayaan investor
tehadap perusahaan dan juga karena
rendahnya tingkat deviden yang dibagikan
kepada investor untuk mengantisipasi hal ini,
maka perusahaan dapat melakukan
pembelian kembali saham (repurchase of
stock) dengan harapan jumlah lembar
saham yang beredar akan berkurang dan
nilai sahamnya akan meningkat serta
berusaha menambah tingkat kepercayaan
investor kepada perusahaan dengan cara
meningkatkan pembagian deviden.
Tahun 2006 nilai PER aktual
perusahaan lebih besar daripada nilai
PERnormalnya (over priced) yaitu 6,28 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar -
961,12 kali. Tingginya nilai saham
perusahaan bisa saja disebabkan karena
jumlah lembar saham yang beredar terlalu
sedikit, tingginya tingkat kepercayaan
investor pada perusahaan dan tingginya
tingkat pembagian deviden perusahaan,
untuk mengatasi hal ini perusahaan dapat
melakukan pemecahan saham (stock split),
right issue dan deviden saham.
Nipress Tbk
Nilai PERaktual perusahaan nipress
Tbk sejak tahun 2002-2003 selalu lebih
kecil dari pada nilai PERnormal yang
seharusnya (under priced) pada tahun 2002
nilai PERaktual yaitu sebesar 2,01 kali
dimana nilai PERnormal yang seharusnya
adalah 12,54 kali, sedangkan di tahun 2003
nilai PERaktual perusahaan adalah 8,17
kali lebih kecil dari nilai PERnormal yang
seharusnya yaitu 41,92 kali, hal ini
menunjukkan bahwa nilai saham yang
dimiliki oleh perusahaan nipress Tbk cukup
rendah atau murah, melihat nilai saham
perusahaan yang seperti ini,
para pemegang saham sebaiknya segera
menjual saham yang dimilikinya karena
dikhawatirkan nilai sahamnya semakin
menurun. Adapun tindakan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk
memperbaiki nilai saham yang rendah (under
priced) adalah dapat melakukan pembelian
kembali saham (repurchase of stock)
sehingga jumlah lembar saham yang beredar
berkurang dan diharapkan harga pasar
saham akan meningkat. Hasil penelitian ini
didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Halim (2005) yang mengatakan bahwa
dengan pembelian kembali saham maka
jumlah lembar saham yang beredar
berkurang sehingga harga pasar saham
akan meningkat.
Pada tahun 2004 nilai PERaktual
perusahaan masih lebih besar daripada nilai
PERnormalnya (over priced) yaitu -8,35 kali
dimana nilai PERnormalnya -34,80 kali pada
tahun. Tingginya nilai saham perusahaan
disebabkan karena jumlah lembar saham
yang beredar terlalu sedikit, tingginya tingkat
kepercayaan investor pada perusahaan dan
tingginya tingkat pembagian deviden
perusahaan, untuk mengatasi hal ini
perusahaan dapat melakukan pemecahan
saham (stock split), right issue dan deviden
saham.
Pada tahun 2005 dan 2006 nilai
PERaktual perusahaan ini lebih kecil
daripada nilai PERnormalnya (under priced)
yaitu 8,47 kali dimana nilai PERnormalnya
sebesar 32,58 kali pada tahun 2005,
sedangkan pada tahun 2006 nilai
PERaktual perusahaan adalah 3 kali lebih
kecil dari nilai PERnormal yang seharusnya
yaitu 14,72 kali rendahnya nilai saham
perusahaan Nipress tbk bisa saja
disebabkan karena banyaknya jumlah
lembar saham yang beredar, Kurangnya
tingkat kepercayaan investor tehadap
perusahaan dan juga karena rendahnya
tingkat deviden yang dibagikan kepada
investor untuk mengantisipasi hal ini, maka
perusahaan dapat melakukan pembelian
kembali saham (repurchase of stock)
dengan harapan jumlah lembar saham
yang beredar akan berkurang dan nilai
sahamnya akan meningkat serta berusaha
menambah tingkat kepercayaan investor
kepada perusahaan dengan meningkatkan
pembagian deviden.
Selamat Sempurna Tbk
Nilai PERaktual perusahaan selamat
sempurna Tbk sejak tahun 2002-2006
selalu lebih kecil dari pada nilai PERnormal
yang seharusnya (under priced) pada tahun
2002 nilai PERaktual yaitu sebesar 9,36
kali dimana nilai PERnormal yang
seharusnya adalah 12,54 kali, hal ini
menunjukkan bahwa nilai saham yang
dimiliki oleh perusahaan selamat sempurna
Tbk cukup rendah atau murah, melihat nilai
saham perusahaan yang seperti ini maka
para pemegang saham sebaiknya segera
menjual saham yang dimilikinya karena
dikhawatirkan nilai sahamnya semakin
menurun. Adapun tindakan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk
memperbaiki nilai saham yang rendah (under
priced) adalah dapat melakukan pembelian
kembali saham (repurchase of stock)
sehingga jumlah lembar saham yang beredar
berkurang dan diharapkan harga pasar
saham akan meningkat. Hasil penelitian ini
didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Halim (2005) yang mengatakan dengan
pembelian kembali saham maka jumlah
lembar saham yang beredar berkurang
sehingga harga pasar saham meningkat.
Pada tahun 2003,2004,2005 dan 2006
nilai PERaktual perusahaan ini masih lebih
kecil daripada nilai PERnormalnya (under
priced) yaitu 7,18 kali dimana nilai
PERnormalnya sebesar 46,09 kali untuk
tahun 2003, pada tahun 2004 nilai
PERaktual perusahaan sebesar 6,56 kali
dimana nilai PERnormalnya sebesar 38,48
kali, di tahun 2005 nilai PERaktual
perusahaan adalah 6,59 kali lebih kecil dari
nilai PERnormal yang seharusnya yaitu
36,70 kali, sedangkan pada tahun 2006 nilai
PERaktual perusahaan sebesar 7,58 kali dan
nilai PERnormalnya sebesar 49,10 kali,
rendahnya nilai saham perusahaan selamat
sempurna tbk bisa saja disebabkan karena
banyaknya jumlah lembar saham yang
beredar Kurangnya tingkat kepercayaan
investor tehadap perusahaan dan juga
karena rendahnya tingkat deviden yang
dibagikan kepada investor untuk
mengantisipasi hal ini, maka perusahaan
dapat melakukan pembelian kembali saham
(repurchase of stock) dengan harapan
jumlah lembar saham yang beredar akan
berkurang dan nilai sahamnya akan
meningkat serta berusaha menambah
tingkat kepercayaan investor kepada
perusahaan dengan meningkatkan
pembagian deviden.
KESIMPULAN
Perusahaan-perusahaan industri
otomotif yang nilai sahamnya masuk dalam
golongan over priced disebabkan jumlah
lembar saham yang beredar terlalu sedikit,
tingginya tingkat kepercayaan investor
pada perusahaan dan tingginya tingkat
pembagian deviden perusahaan, untuk
mengatasi hal ini perusahaan melakukan
pemecahan saham (stock split), right issue
dan deviden saham.
Perusahaan-perusahaan industri
otomotif yang nilai sahamnya masuk dalam
golongan under priced disebabkan karena
banyaknya jumlah lembar saham yang
beredar, Kurangnya tingkat kepercayaan
investor tehadap perusahaan dan juga
karena rendahnya tingkat deviden yang
dibagikan kepada investor untuk
mengantisipasi hal ini, perusahaan dapat
melakukan pembelian kembali saham
(repurchase of stock) dengan harapan
jumlah lembar saham yang beredar akan
berkurang dan nilai sahamnya akan
meningkat serta berusaha menambah
tingkat kepercayaan investor kepada
perusahaan dengan meningkatkan
pembagian deviden.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah,A. A. 2006. Pengaruh Variabel Return On Asset, Divident Payout Ratio dan Debt Equity Ratio Terhadap Book Value Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Adikoesoema, Soemita. 1986. Analisa Keuangan Perusahaan Edisi 2. Bandung: Tarsito.
Anoraga, Pandji; Widiyanti, Ninik. 1995. Pasar Modal, Keberadaannya dan Manfaat Bagi Pembangunan. Cetakan kedua. Jakarta:Rineka Cipta.
Anwar, Jusuf. 2005. Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan Investasi. Bandung: P.T. ALUMNI.
ANALISA USAHA VIRGIN COCONUT OIL DITINJAU DARI SEGI FINANSIAL DAN UJI
MANFAAT (DAYA HAMBAT TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI )
Ine Fausayana ¹) & Jufri ²)
ABSTRACT
This research is conducted in UKM Anaway in Countryside Anggopiu, Subdistrict of Uepai of Regency Konawe. Data to calculate the elegibility finansial at januari 2008, while resistivity test conducted at juni 2006. Research relied by consideration that UKM Anaway represent the single effort vco of exist in Regency Konawe. Data obtained in this research is analysed descriptively and quantitative.
From research obtained by result that by financial is effort competent vco UKM Anaway to be continued. This matter is based for analysis result indicating that value NPV>0, assess the NBCR>1 and assess the IRR bigger than storey;level rate of interest going into effect ( 24%), result analyse the sensitivitas, indicating that though expense go up 10% and benefit remain to, effort vco UKM Anaway still be competent by finansil to be continued, and from result test the resistivity vco to bacterium E.Coli show the VCO able to pursue the growth of bacterium E.Coli at concentration 50% broadly zona pursue 12,00 mm.
Key Word: VCO, Financial is Effort Competent
PENDAHULUAN
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan
salah satu komoditi perkebunan penghasil
bahan pangan yang sangat penting. Rata-
rata 80 % dari hasil buah kelapa diseluruh
Nusantara dipakai sebagai bumbuh masak
dan 20 % dibuat minyak (Soejianto dan
Sianipar, 1984). Minyak kelapa telah
berabad-abad dikenal dalam kehidupan
manusia. Minyak ini memenuhi lebih dari 10
% kebutuhan minyak nabati dunia. Secara
fisik minyak kelapa berwarna kuning
kecoklatan muda. Minyak kelapa dihasilkan
dari pengolahan langsung putih lembaga
yang segar, atau dari kelapa (Setyamidjaya,
1984). Bahan baku dari yang penting bagi
Indonesia disamping tanaman perkebunan
lainnya. Tanaman ini sering disebut sebagai
”The Tree Of Live” karena hampir semua
bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan.
Kelapa sebagai tanaman komoditi rakyat
telah lama dikenal dan sangat berperan
bagi kehidupan Bangsa Indonesia baik
ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek
sosial budaya. Semula kelapa diusahakan
secara tradisional dan ditanam secara
monokultur dan sebagai tanaman
pekarangan serta tanaman campuran. Bagi
masyarakat pedesaan maupun perkotaan,
kelapa memiliki banyak kegunaan, antara
lain dapat digunakan sebagai sayuran,
buah, minuman maupun cocktail (Winarno,
1989) . Selain manfaat tersebut diatas juga
bagian lainnya seperti bungkil dan
ampasnya digunakan sebagai pakan ternak
maupun sebagai tepung kelapa, air kelapa
digunakan sebagai bahan baku pembuatan
nata de coco, nira untuk gula kelapa, daun
kelapa untuk kerajinan dan batang untuk
industri bangunan (Mahmud dan Budiman
dalam Anonim, 1990).
Di Indonesia kelapa diproduksi menjadi
minyak kelapa dan dikonsumsi sebagai
minyak goreng. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Taufik Kurahman dalam
Palungkun (1993), Marketing Analyst Asian
and Pasifik Coconut Community (APPC),
bahwa dari 700-800 ribu ton produksi minyak
kelapa Indonesia sekitar 500-600 ribu ton
dikonsumsi sebagai minyak goreng.
Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki
sejumlah komoditas unggulan pertanian
yang seperti kakao, mente, lada, kopi dan
kelapa yang tersebar dihampir seluruh
wilayah Kabupaten/Kota, khususnya kelapa
dalam sebagai bahan baku untuk menghasil
VCO mulai Mei tahun 2007 telah ditetapkan
sebagai salah satu komoditas unggulan
daerah oleh Dinas perkebunan Propinsi
sebagai respon terhadap besarnya perhatian
dunia terhadap hasil produk olahan buah
kelapa baik berupa minyak kelapa
murni(VCO), arang batok kelapa, olahan
sabut, bahkan produk obat dan kosmetik
mulai menjadi pilihan alternatif oleh
konsumen. Sejak Januari 2007 telah
ditawarkan untuk mensuplai sebanya 40 ton
VCO, 1000 ton arang batok kelapa. Melihat
potensi tanaman kelapa rakyat seluas
35.211,6 Ha (1996) dan Kabupaten Konawe
seluas 11.000 Ha, maka sangat strategis
bila dikembangkan menjadi klaster industri
kelapa olahan dan hal ini akan sangat berarti
dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat, membuka lapangan kerja baru
dan menjadi salah satu sumber pendapatan
asli daerah.
Potensi agroprocessing dan home
industri di daerah ini cukup besar terutama
dalam mendorong pengembangan sektor
riel (UKMK). Dengan difusi teknologi yang
secara terus menerus UKMK yang memiliki
multiplier pendapatan dan kesempatan
kerja tinggi memperkuat perekonomian
daerah.
Fermentasi (aerob anfotolitik) adalah
salah satu metode pembuatan VCO,
metode ini selaian sederhana dan mudah
diadopsi oleh masyarakat, juga diklaim
sebagai cara yang paling baik untuk
menghasilkan VCO. Teknologi ini sangat
sesuai diterapkan di daerah dengan
fasilitas listrik terbatas, ekonomis, dapat
melibatkan banyak masyarakat sehingga
akan dapat menumbuhkan gairah untuk
berusaha.
VCO memiliki kandungan asam laurat
yang relatif tinggi. Asam laurat adalah
sebuah lemak jenuh dengan rantai sedang
yang biasa disebut Trigliserida rantai
sedang (MCT). Trigliserida di dalam tubuh
kita dipecah menjadi digliserida dan
monogliserida serta asam lemak bebas.
Monogliserida dan asam lemak inilah yang
mempunyai sifat antimikroba.
VCO merupakan bahan baku industri
pangan, kosmetika dan farmasi. Dibidang
kosmetika, minyak kelapa murni digunakan
untuk perawatan tubuh. Disamping itu,
banyak penelitian terbaru berhasil membuka
tabir rahasia yang terkandung dalam buah
kelapa, terutama untuk meningkatkan
metabolisme tubuh dan menanggulangi
beragam penyakit (Nuralam, 2005).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada usaha
virgin coconut oil UKM Anaway di Desa
Anggopiu, Kecamatan Uepai Kabupaten
Konawe. Data untuk menghitung kelayakan
finansial diambil pada bulan januari 2008,
sedangkan uji manfaat dalam hal daya
hambat VCO terhadap bakteri Coli dilakukan
bulan juni 2006. Penelitian didasarkan pada
pertimbangan UKM Anaway merupakan
satu-satunya usaha VCO yang ada di
Kabupaten Konawe. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.
Analisis deskriptif menggambarkan
manajemen keuangan usaha dan manfaat
VCO dari segi kesehatan.
Untuk menilai kelayakan investasi
proyek dari sisi finansial, maka dilihat dari
beberapa komponen yang harus dipenuhi
antara lain : Net Present Value (NPV), Net
Benefit Cost Ratio (BNCR) maka dilakukan
pendekatan menurut Clive Gray, dkk (1985)
a) Analisis NPV, untuk menghitung nilai
dari usaha maka langkah awal perlu
diketahui berapa besar aliran net cash
flow termasuk nilai-nilai sisa yang masih
ada selama jangka waktu pengelolaan
proyek. NPV menunjukan besarnya
kelebihan atau kekurangan benefit
dibanding cost selama jangka waktu
pelaksanaan proyek dengan indikator
bahwa apabila :
NPV = 0 : memberikan makna bahwa
investasi yang akan dijalankan
dinyatakan tidak rugi dan tidak
untung untuk dijalankan.
NPV > 0 : memberikan makna bahwa
investasi yang akan dijalankan
dinyatakan layak dijalankan, dan
NPV < 0 : memberikan makna bahwa
investasi yang akan dijalankan
dinyatakan rugi dan tidak perlu
dijalankan.
b) Analisis kriteria Net Benefit Cost
(NBCR), menunjukan besarnya
keuntungan bersih yang diperoleh
setiap satu rupiah yang diinvestasikan
dalam jangka waktu pelaksanaan
proyek dengan indikator bahwa apabila:
NBCR = 0 : menunjukan bahwa
investasi usaha kembali modal
NBCR > 0 : menunjukan bahwa
investasi usaha layak
dijalankan
NBCR < 0 : menunjukan bahwa
investasi usaha tidak layak
dijalankan
c) Analisis kriteria Interna Rate of Return
(IRR), analisis ini menunjukan bahwa
persentase keuntungan yang diperoleh
dari investasi setiap tahun selama umur
proyek. Misalnya jika IRR 25%
menunjukan bahwa kemapuan proyek
dalam mencapai keuntungan sebesar
25% per tahun. Dengan demikian
indicator IRR adalah membandingkan
dengan tingkat bunga bank yang berlaku
dengan rumus:
Dimana: Df = discon factor, dengan
analisis sebagai berikut :
Jika IRR > bunga bank usaha layak
Jika IRR < bunga bank usaha tidak layak
Jika IRR = bunga bank usaha tidak rugi
dan juga tidak untung
d) Uji daya hambat, untuk menguji daya
hambat vco terhadap E. Coli dalam
penelitian ini dibuat VCO dengan
konsentrasi masing-masing 20%, 30%,
40% dan 50%. Untuk membuat VCO
dengan konsentrasi tersebut diganakan
etanol P sebagai pelarut karena
didasarkan dari sifat VCO yang praktis
tidak larut dalam air, mudah larut dalam
etanol (95%) P (Anonim, 1979), dan
untuk membuat suspensi bakteri E.coli
dilakukan dengan cara menambahkan
larutan NaCl 0,9% ke dalam biakan
bakteri tersebut pada agar mirin
sebanyak 9 ml atau pada pengenceran
101. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Badan
Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) Kendari. Kemudian Data yang
diperoleh dianalisis dengan
menggunakan Uji Anova (analisis one –
way varian) dan Uji Duncan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Kelayakan Finansial
NPV merupakan selisih antara
keseluruhan penerimaan dalam usia
investasi dengan keseluruhan biaya. Hasil
analisis menunjukkan bahwa besarnya nilai
NPV pada discount factor (df) 12% dan
26% masing-masing sebesar Rp.
147,975,386 dan Rp. (13,658,113). Hal ini
menunjukkan bahwa antara df 12% sampai
dengan 25% berarti bahwa, usaha vco
UKM Anaway layak dikembangkan karena
nilai NPV>0, sedangkan pada df 26% nilai
NPV menunjukkan angka negative
(13,658,113) yang berarti bahwa pada
tingkat suku bunga tersebut usaha vco
UKM Anaway tidak layak dikembangkan
karena nilai NPV<0.
Hasil analisis menunjukkan pada
tahun 1 usaha ini telah mendapatkan
keuntungan sebesar Rp 72,940,725.
Berikut dapat dilihat nilai kelayakan pada df
yang berbeda-beda.
Tabel 1. Nilai Kelayakan Pada Beberapa Discount Factor
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel diatas dapat diketahui
besarnya nilai NBCR pada df antara 12%
sampai dengan 25% masih menunjukkan
angka lebih besar dari satu artinya pada df
tersebut usaha vco UKM Anaway layak
dikembangkan karena nilai NBCR >1. Pada
df 12% NBCR 1,99 artinya setiap Rp. 1 yang
dikeluarkan akan menyebabkan kenaikan
pendapatan bersih sebesar 1,99 kali lipat
IRR menunjukkan nilai dimana NPV =
0, dan sampai seberapa jauh kemampuan
proyek usaha VCO untuk mengembalikan
pinjaman. Dari perhitungan secara
interpolasi menunjukkan besarnya IRR =
25,84%. Hal ini berarti bahwa kemampuan
mengembalikan modal yang diinvestasikan
oleh UKM Anaway adalah batas 25,84%.
Karena nilai IRR lebih besar dari nilai suku
bunga yang berlaku (jika suku bank dibawah
25,84%) maka usaha vco UKM Anaway
layak untuk dilanjutkan dan sebaliknya
apabila suku bunga diatas 25,84% maka
UKM Anaway akan merugi karena tidak
mampu mengembalikan pinjaman.
B. Analisa Sensitivitas
Analisis sensitivitas atau analisis
kepekaan bertujuan untuk melihat apa yang
akan terjadi dengan analisis proyek jika ada
sesuatu kesalahan atau perubahan dasar
dalam perhitungan cost atau benefit. Dalam
analisis kepekaan semua kemungkinan
harus dicoba yang berarti bahwa setiap kali
harus diadakan analisis balik. Ini perlu dan
penting karena dalam analisis proyek
didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung banyak ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi dimasa yang
akan datang, seperti perubahan iklim,
perubahan harga, inflasi dan sebagainya.
Dalam penelitian ini analisis kepekaan yang
dilakukan apabila biaya naik 10%.
Dari hasi analisis diperoleh nilai NPV
(batas df 12 dan 26) adalah masing-masing
sebesar Rp.101.098.036 dan Rp.
(35,107,358), hal ini menunjukkan bahwa
meskipun biaya naik 10% dan penerimaan
tetap maka usaha vco UKM Anaway masih
layak untuk dikembangkan karena nilai
NPV >0 sampai pada batas df 26% dan
pada df ini NBCR telah menunjukkan nilai
0,77 dan nilai IRR sebesar 25,50, artinya
usaha ini layak pada df 25 % dan pada
tingkat bunga batas 25,50%.
C. Uji Daya Hambat
Hasil pengukuran diameter daerah
hambatan VCO dengan konsentrasi 20%,
30%, 40%, 50%, Etanol P, Ampisillin,
terhadap pertumbuhan bakteri E.coli serta
hasil pengujian statistik analisis varian
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Daerah hambatan VCO dengan konsentrasi 20%-50%, Etanol P, Ampisillin
Sumber: Hasil olahan data primer
Untuk mengetahui daya hambat dari
VCOjuga dapat dilihat dari hasil uji Anova
yang signifikan 0,000 karena signifikan
0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata
antara pengulangan I, II, dan III. Kemudian
diketahui bahwa F hitung sebesar 497,600
lebih besar dibandingkan dengan F tabel
yaitu 3,16. Karena terdapat perbedaan rata-
rata antara pengulangan I, II dan III maka uji
Anova dilanjutkan dengan uji Duncan untuk
melihat besarnya daya hambat VCO pada
masing-masing konsentrasi.
Untuk konsentrasi VCO terdiri dari 6
kelompok subset. Untuk alfa 0,05 VCO
dengan konsentrasi 20% berada pada
subset 2, VCO 30% pada subset 3, VCO
40% pada subset 4 dan VCO 50% pada
subset 5.
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa VCO dapat menghambat
pertumbuhan bakteri E.coli dengan lebar
diameter hambatan yaitu : konsentrasi 20%
= 8,00 mm. Konsentrasi 30% = 9,33 mm,
konsentrasi 40% = 10,33 mm, dan
konsentrasi 50% = 12,00 mm. VCO
memiliki daya hambat terhadap bakteri
E.coli, hal ini dapat dilihat dari uji statistik
anova dimana F hitung 497.000 lebih besar
dibandingkan dengan F tabel 3,11.
Konsentrasi VCO mampu
menghambat pertumbuhan bakteri E.coli
terbesar pada konsentrasi 50%, sebab
berada pada subset 5 pada tabel Duncan
dengan zona hambat yaitu 12,00 mm
dibandingkan dengan zona hambat VCO
dengan konsentrasi 20%, 30%, dan 40%.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : (a) secara financial usaha
vco UKM Anaway layak untuk dilanjutkan.
Hal ini didasarkan atas hasil analisis yang
menunjukkan bahwa nilai NPV>0, nilai
NBCR>1 dan nilai IRR lebih besar dari
tingkat suku bunga yang berlaku (paling
tinggi 24%), (b) hasil analisis sensitivitas,
menunjukkan bahwa meskipun biaya naik
10% dan benefit tetap, usaha vco UKM
Anaway masih layak secara finansil untuk
dilanjutkan, (c) dari hasil uji daya hambat vco
terhadap bakteri E.Coli menunjukkan VCO
mampu menghambat pertumbuhan bakteri
E.coli pada konsentrasi 50% dengan luas
zona hambat 12,00 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 2006. Kabupaten Konawe Dalam Angka, BPS, Unaaha.
Clive Gray, dkk, 1985. Pengantar Evaluasi Proyek.Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Kadariah, dkk. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. LPFE. Universitas Indonesia, Jakarta.
Nitisemito, S.A. dan Burhan, U. 1990, Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Bumi Aksara, Jakarta.
Nuralam, A, 2005. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit, PT. Agromedia Pustaka, Bogor.
Palungkun, R, 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.