ASUHAN KEPERA BRONCHO KEMU PU Diajukan Seba Program Di P AWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BUL OPNEUMONIA DI RUANG KENANGA G UNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMU USAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH agai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan iploma III Keperawatan pada Akademi Kepe Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI NIM : 13.13 1068 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 LAN)DENGAN GEDUNG UM Pendidikan erawatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGANBRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUMPUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRINIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
RAHA2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :
“Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan
Bronkopneumonia di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan
La Ode Ali Anugrah. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIA INFANT (2BULAN) DENGAN BONCHOPNEUMONIA.Di bimbing Oleh Santhy.
LatarBelakang,berdasarkan data Medical Record RumahSakitUmumPusat dr.HasanSadikin Bandung RuangKenangaLantai I, bahwaanakpenderita bronchopneumoniaberadapadaurutan ke-2 denganjumlahpasien 190 orang denganpentase 14,001%,melihatdampak yang dapatditimbulkanpadaanak yang berakibat fatal,makapenulistertarikuntukmenulisKaryaTulisIlmiah yangberjudulAsuhanKeperawatanpadaanak G usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumoniadi RuangKenangalantai I RumahSakitUmumPusatdr. HasanSadikin Bandung.Tujuan,KaryaTulisIlmiahini agar dapatmemperolehgambaran yangjelasmengenaiasuhankeperawatanpadaanakdenganbroncopneumoniadanjugadapatmelaksanakanasuhankeperawatansecarakomperensifmencakuppengkajian, diagnose kepawatan,perencanaan, pelaksanaandanevaluasi.Metode,denganmenggunakanmetodeanalisisdeskriptifberupastudikasusdanstudikepustakaandalambentukKaryaTulisilmiah yang dititikberatkanpadaanakdengan bronchopneumonia.Hasil,dalamstudikasusditemukan 6diagnosakeperawatanpadaklienanak G usia Infantterdapat 3masalah yang teratasiyaitudiagnosaperubahansuhutubuh (hipertermi),Defisitperawatandiridanansietas/kecemasan orang tua. Sedangakan3diagnosatidakteratasiyaitubersihanjalannafastidakefektif, Perubahanpolanutrisi,Gangguanistrahatdantidur.KesimpulandanRekomendasi, sehinggadapat disimpulkanbahwapelaksanaanstudikasusinidenganmenggunakanmetodependekatan proseskeperawatan yang mulaidaritahappengkajian, diagnosakeperawatan, intervensi,implementasi ,danevaluasisecarasistematisdanberkesinambungansampaidenganpemenuhankebutuhankliendantercapainyatujuanperawatansertapenyembuhan.
Kata Kunci : AsuhanKeperawatanPadaAnakUsia Infant,DenganBronchopneumonia.
SumberLiteratur : 15 Kepustakaan (2000-2015)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkah, rahmat innayah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak G
Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai
1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung” disusun sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun materil dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang setulusnya kepada terhormat:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembar Sari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam melaksanakan ujian akhir Program Diploma III
Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
3. Ibu Rustilah, AMK, selaku penguji CI lahan dan penguji praktik di
Ruang Kenanga 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung.
4. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji praktik dan pembimbing
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan banyak
vi
waktu dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.
5. Klien anak G dan orang tua klien terkhusus pada ibunda klien yang
dengan senang hati menerima penulis dalam pemberian/pelaksanaan
asuhan keperawatan.
6. Bapak Ibu dosen pengajar beserta staf Akper Pemkab Muna yang telah
memberikan bekal ilmu pada penulis selama mengikuti pendidikan di
Akper Pemkab Muna .
7. Teristimewa kedua Orang tuaku yang tercinta Bapak La Ode Jufri, Sp
dan Wa Ode Isifu atas doa yang selalu di berikan, serta dorongan
motifasi, dan dukungan secara moril maupun materil selama menempuh
pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan
khususnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Saudara-saudaraku yang tersayang La Ode Ramat Gunawan, serta
istrinya Ayu Ditya Paramita, Waode Nur Afiah S.pd, serta suaminya La
Ode Hasdin Abidin, SE dan Waode Muliawan ST, dan Sepupuku Siti
Haisa atas sumbangan materil dan fikiran serta motivasi yang diberikan
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
adanya sekret pada hidung atau tidak, bentuk telinga,
adanya nyeri tekan atau tidak(Engel. J, 2009).
(6) Sistem Endokrin
Pada awal penyakit umumnya tidak ada kelainan,
adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai stadium
lanjut dan penurunan kesadaran akibat bakterinemia
dan meningitis, pembesaran kelenjar getah bening
sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi.
(7) SistemSaraf
Nervus yang perlu dikaji pada anak adalah:
(a) Nervus III, IV, dan VI (Okulomotorius,
Troklearis, Abdusen) yaitu kontriksi pupil,
gerakan mata ke bawah dan ke dalam, deviasi
mata ke lateral..
(b) Nervus V (Trigeminus) yaitu refleks kornea atau
refleks mengedip.
(c) Nervus VII (Fasialis) yaitu otot-otot ekspresi
wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta
mulut.
(d) Nervus VIII (Auditorius) yaitu pendengaran.
(e) Nervus IX dan X (Glosofaringeus dan Vagus)
yaitu reflex menelan.
(f) Nervus XI (Asesorius) yaitu pergerakan kepala
dan bahu.
34
(g) Nervus XII (Hipoglasus) pergerakan lidah
(Muttaqin, 2008).
(8) Sistem Perkemihan
Kaji kebersihan genitalia.
(9) Sistem Imun
Kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan pada
kelenjar limfe.
(10)Sistem Integument
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu warna kulit
dan distribusi rambut, adanya pembengkakan atau
tidak, suhu dan turgor kulit (Engel. J, 2009).
f) Data Penunjang
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan peningkatan
leukositakibat adanya proses infeksi.
g) Terapi
Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti
Ambroxsol syrup dan bedrest ditempat tidur.
b. Pengelompokan Data
Pengelompokkan data adalah pengelompokkan data-data klien
atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.
35
Pengelompokkan data merupakan suatu pengaturan yang
sistematis terdiri dari :
1) Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu situasi dan kejadian.
2) Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
perawat (Nursalam, 2013).
c. Analisa Data
Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah
berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang
ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau
membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka
akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.
Analisa data terdiri dari :
1) Problem yaitu suatu masalah yang muncul dalam keperawatan
2) Etiologi yaitu penyebab dari timbulnya suatu masalah keperwatan
3) Sympton yaitu gejala yang menyebabkan timbulnya suatu
masalah.
Setelah masalah dianalisa diprioritaskan sesuai dengan kriteria
prioritas masalah untuk menetukan masalah yang harus segera diatasi
yaitu :
a) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien
b) Masalah aktual
c) Masalah potensial atau resiko tinggi
36
Data tersebut dapat diperoleh dari keadaan klien yang tidak
sesuai dengan standar kriteria yang sudah ada. Untuk itu perawat
harus jeli dan memahami tentang standar keperawatan sebagai bahan
perbandingan, apakah keadaan kesehatan klien sesuai atau tidak
dengan standar yang ada.
d. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dituliskan dalam urutan tertentu untuk
memudahkan pengurutan diagnosa keperawatan berkaitan yang
dipilih, yang tersaji dalam pedoman perawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan
pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan
mengubah (Nursalam, 2013).
Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan
bronkopneumonia (Doenges, 2000) adalah:
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
37
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan
dengan gangguan pola tidur.
e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
3. Perencanaan
Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari
intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil.
Rencana intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen penyebab dari
diagnosis keperawatan. Oleh karena itu rencana intervensi harus
mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-
faktor penunjang suatu masalah (Nurasalam, 2013).
Menurut (Doenges, 2000) rencana keparawatan yang muncul
berdasarkan diagnosis yang ada adalah:
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
38
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif kembali
Kriteria hasil : Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas
bersih, tidak ada dispnea, sianosis
Tabel 5. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Nafas tak EfektifIntervensi Rasional
1. Kaji frekuensi atau kedalamanpernafasan dan gerakan dada
1. Takipnea, pernafasan dangkal dangerakan dada tak simetris seringterjadi karena ketidaknyamanangerakan dinding dada dan/atau cairanparu
2. Auskultasi area paru, catat areapenurunan atau tak ada aliran udaradan bunyi napas adventisius, misalnyakrekels, mengi
2. Suara mengi mengindikasikanterdapatnya penyempitan bronkusoleh sputum. Penurunan aliran udaraterjadi pada area konsolidasi dengancairan. Bunyi napas bronkila (normalpada bronkus) dapat juga terjadi padaarea konsolidasi. Krekels, ronchi,dan mengi terdengar pada insoirasidan/atau ekspirasi pada responsterhadap pengumpulan caiaran,secret kental, dan spasme jalannapas/obstruksi.
3. Bantu pasien latihan napas sering.Tunjukan/bantu pasien mempelajarimelakukan batuk, misalnya menekandada dan batuk efektif sementaraposisi duduk tinggi.
3. Napas dalam memudahkan ekspansimaksimum paru-paru atau jalannapas lebih kecil. Batuk adalahmekanisme pembersihan jalan napasalami, membantu silia untukmempertahankan jalan napas paten.Penenkanan menurunkanketidaknyamanan dada dan posisiduduk memungkinkan upaya napaslebih dalam dan lebih kuat
4. Section sesuai indikasi 4. Merangsang batuk atau pembersihanjalan napas secara mekanik padapasien yang tak mampu melakukankarena batuk tak efektif atatupenurunan tingkat kesadaran.
5. Berikan cairan sedikitnya 2500ml/hari (kecuali kontra indikasi),tawarkan air hangat dari pada dingin
5. Cairan (khususnya yang hangat)memobilisasi dan mengeluarkansekret
6. Kolaborasi dalam pemberian obatsesuai indikasi: mukolitik,ekspektoran, bronkodilator, analgesik
6. Alat untuk menurunkan spasmebronkus dengan mobilisasi secret.Analgesik diberikan untukmemperbaiki batuk denganmenurunkan ketidaknyamanan terapiharus digunakan secara hati-hati,
39
karena dapat menurunkan upayabatuk/menekan pernapasan
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
Tujuan : Pertukaran gas kembali normal
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi
jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak
ada gejala distress pernapasan.
Tabel 6. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran GasIntervensi Rasional
1. Manifestasi distress pernapasantergantung pada/indikasi derajatketerlibatan paru dan statuskesehatan umum
2. Observasi warna kulit, membranmukosa, dan kuku, catat adanyasianosis perifer (kuku) atau sianosissentral (sirkumoral)
2. Sianosis kuku menunjukanvasokonstriksi atau respons tubuhterhadap demam/menggigil.Namun sianosis daun telinga,membran mukosa, dan kulit sekitarmulut (membran hangat)menunjukkan hipoksemia sistemik
3. Kaji status mental 3. Gelisah, mudah terangsang,bingung dan samnolen dapatmenunjukka hipoksemia/penurunanoksigenasi serebral
4. Awasi frekuensi jantung atau irama 4. Takikardia biasanya ada sebagaiakibat demam atau dehidrasi tetapidapat sebagai respon terhadaphipoksemia
5. Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi 5. Demam tinggi sangatmeningkatkan kebutuhan metabolicdan kebutuhan oksigen danmengganggu oksigenasi seluler
6. Kaji tingkat ansietas 6. Ansietas adalah manifestasimasalah psikologi sesuai denganrespon fisiologi terhadap hipoksia
40
7. Kolaborasi dalam pemberian terapioksigen dengan benar
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan)
Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi
Kriteria hasil : Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa
komplikasi
Tabel 7. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Penyebaran InfeksiIntervensi Rasional
1. Pantau tanda vital dengan ketat,khususnya selama awal terapi
1. Selama periode waktu ini, potensialkomplikasi fatal (hipotensi/syok)dapat terjadi
2. Tunjukan/dorong teknik mencucitangan yang baik
2. Efektif berarti menurunkanpenyebaran/tambahan infeksi
3. Batasi pengunjung sesuai indikasi 3. Menurunkan pemajanan terhadappathogen infeksi lain
4. Lakukan isolasi pencegahan sesuaiindividual
4. Tergantung pada tipe infeksi,respons terhadap antibiotic,kesehatan umum pasien, danterjadinya komplikasi, teknikisolasi mungkin diperlukan untukmencegah pentebaran/melindungipasien dari proses infeksi lain
5. Kolaborasi dalam pemberianantimicrobial sesuai indikasidengan hasil kultur sputum/darah,missal penisilin, eritromisin,tetrasiklin, amikain, sefalosporin,amantadin
5. Obat ini digunakan untukmembunuh kebanyakan microbialbronkopneumonia. Kombinasiantiviral dan antijamur mungkindigunakan bila bronkopneumonia.
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
41
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan
pola tidur.
Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas seusai kondisi
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea,
kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang
normal.
Tabel 8. Intervensi dan Rasional Intoleransi AktivitasIntervensi Rasional
1. Evaluasi respon terhadap aktivitas.Catat laporan dispnea, peningkatankelemahan atau kelelahan danperubahan tanda vital selama dansesudah aktivitas
1. Menetapkan kemampuan ataukebutuhan pasien dan memudahkanpilihan intervensi
2. Berikan lingkungan tenang danbatasi pengunjung selama fase akutsesuai indiaksi
2. Menurunkan stress dan rangsanganberlebihan serta meningkatkanistirahat
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
42
e. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.
Tujuan : Nyeri dada berkurang dapat batuk efektif dan suhu
normal.
Kriteria hasil : Nyeri hilang, menunjukkan rileks, istirahat/tidur, dan
peningkatan aktivitas dengan tepat.
Tabel 9. Intervensi dan Rasional Nyeri DadaIntervensi Rasional
1. Tentukan karakteristik nyeri,misalnya tajam, konstan, ditusuk.Selidiki perubahan karakter, ataulokasi atau intensitas nyeri
1. Nyeri dada, biasanya ada dalambeberapa derajat padabronkopneumonia, juga dapattimbul komplikasibronkopneumonia sepertiperikarditis dan endokarditis
2. Pantau tanda vital 2. Perubahan frekuensi jantung atauTD menunjukkan bahwa pasienmengalami nyeri, khususnya bilaalasan lain untuk perubahan tandavital telah terlihat
3. Berikan tindakan nyaman misalnyapijat punggung, perubahan posisi,music tenang, relaksasi, ataulatihan nafas
3. Menurunkan efek mual yangberhubungan dengan pengobatanini
4. Auskultasi bunyi usus. Observasiatau palpasi distensi abdomen
4. Bunyi usus mungkinmenurun/tidak ada bila prosesinfeksi berat atau memanjang.Distensi abdomen terjadi sebagaiakibat menelan udara ataumenunjukkan pengaruh toksinbakteri pada salurangastrointestinal
5. Berikan makanan porsi kecil dansering
5. Tindakan ini dapat meningkatkanmasukan meskipun nafsu makanmungkin lambat untuk kembali
6. Evaluasi status nutrisi umum,ukur berat badan dasar
6. Adanya kondisi kronis (sepertiPPOM atau alkoholisme) atauketerbatasan keuangan dapatmenimbulkan malnutrisi,rendahnya tahanan terhadapinfeksi dan atau lambatnyarespons terhadap terapi
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
Tujuan : Agar terjadi keseimbangan cairan
Kriteria hasil : Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan
dengan parameter individual yang tepat, misalnya
membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian
kapiler cepat, tanda vital stabil.
44
Tabel 11. Intervensi dan Rasional Kekurangan Volume CairanIntervensi Rasional
1. Kaji perubahan tanda vital,contoh peningkatan suhu/demammemanjang, takikardia
1. Peningkatan suhu/memanjangnyademam meningkatkan laju metabolicdan kehilangan cairan melaluievaporasi.
2. Indikator langsung keadekuatanvolume cairan, meskipun membranmukosa mulut mungkin keringkarena napas mulut dan oksigentambahan
3. Catat laporan mual/muntah 3. Adanya gejala ini menurunkanmasukan oral
4. Pantau masukan dan keluaran,catat warna, karakter urine
4. Memberikan informasi tentangkeadekuatan volume cairan dankebutuhan penggantian
5. Tekankan cairan sedikitnya 2500ml/hari atau sesuai kondisiindividual
5. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan,menurunkan risiko dehidrasi
6. Kolaborasi dalam pemberian obatsesuai indikasi, misalnyaantipiretik atau antiemetik
6. Berguna menurunkan kehilangancairan
7. Kolaborasi dalam pemberiancairan tambahan IV sesuaikeperluan
7. Pada adanya penurunanmasukan/banyak kehilangan,penggunaan parenteral dapatmemperbaiki/mencegah kekurangan
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses
penyakit
Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi
dalam program pengobatan.
Tabel 12. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi danKebutuhan Tindakan
Intervensi Rasional
1. Diskusikan aspekketidakmampuan dari penyakit,lamanya penyembuhan, dan
1. Informasi dapat meningkatkankoping dan membantu menurunkanansietas dan masalah berlebihan.
45
harapan kesembuhan.2. Tekankan pentingnya
melanjutkan batuk efektif/latihanpernapasan
2. Selama awal 6-8 minggu setelahpulang, pasien berisiko besar untukkambuh dari bronkopneumonia
3. Tekankan perlunya melanjutkanterapi antibiotic selama periodeyang dianjurkan
3. Penghentian dini antibiotic dapatmengakibatkan iritasi mukosabronkus, dan menghambat makrofagalveolar, mempengaruhi pertahananalami tubuh melawan infeksi
4. Buat langkah untukmeningkatkan kesehatan umumdan kesejahteraan, misalnyaistirahat dan aktivitas seimbang,diet baik, menghindarikerumunan selama musimpilek/flu dan orang yangmengalami infeksi saluran napasatas
4. Meningkatkan pertahananalamiah/imunitas, membatasiterpajan pada patogen
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan PendokumentasianPerawatan Pasien Edisi 3.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan
kesehatan (Nursalam, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2013).
Sistem penulisan ini dapat menggunakan system SOAP atau model
dokumentasi lainnya (Nursalam, 2013).
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
46
A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru.
P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon.
6. Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk
dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang
benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat
dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013).
Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan:
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
masalah
P : Perencanaan atau tindakan
I : Implementasi
E : Evaluasi
47
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Biodata
a) Identitas klien
Nama :By.G
Umur :2 bulan
Jenis kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Pendidikan :Tidak ada
Suku / Bangsa :Sunda/Indonesia
Alamat :Jln. Paledang,Bandung
Tanggal Masuk RS :22-02-2016
Tanggal Pengkajian :01-03-2016
No . Register : 0004767975
Diagnosa Medis :Bronchopneumonia
b) Identitas penanggung jawab
(1) Ayah
Nama :Tn. A
Usia :30 Tahun
Pendidikan :S1
48
Pekerjaan :Wirausaha
Agama :Islam
Alamat : Jln. PaledangBandung
Hub. dengan klien :Ayah klien
(2) Ibu
Nama :Ny. T
Umur :28tahun
Jenis kelamin :perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat :Jln.Paledang,Bandung
Hub. dengan klien :Ibu klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01 maret
2016, ibu klien mengatakan sebelum klien masuk Rumah
Sakit, anaknya mengalami sesak, batuk dan tidak bisa
diberi asi lewat mulut, dan suhu tubuh anaknya panas.
Klien langsung dibawah ke Rumah Sakit terdekat, klien
dirawat secara intensif diberikan terapi oksigen, anaknya
dipakaikan selang NGT dihidung sebelah kanan,setelah
beberapa hari keadaan klien membaik dan dibawah
pulang ke Rumah. Namun tepatnya pada tanggal 22-2-
2016 kondisi anaknya memburuk, klien sesak, batuk
49
produktif, suhu badan meningkat, sehingga dengan
kondisi tersebutorang tua klien langsung membawa
anaknya ke Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung
untuk mendapatkan pengobatan.
(2) Keluhan Utama:Sesak
(3) Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1
Maret 2016 ibu klien mengatakan anaknya sesak,yang
disebabkan oleh adanya lendir dihidung dan terdapat
pula di mulut, dengan frekuensi napas 60 x/menit, sesak
semakin parah apabila klien batuk.Keluhan yang
menyertai ibu klien mengatakan klien batuk dan panas
(suhu 38.oC ) . Ibu klien mengatakan sesak terjadi dalam
waktu yang tidak menentu.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
( 1 ) AnteNatal Care
Usia ibu saat hamil 28 tahun, ibu klien tidak
mengetahui berat badanya sebelum hamil dan selama
hamil.Selama hamil ibu memeriksakan kandungan
trimester I, II, III, secara teratur setiap 1 bulan sekali
di bidan.Ibu klien mengatakan mendapatkan imunisasi
TT 1x yaitu usia kehamilan5 bulan. Ibu klien tidak
menggunakan obat–obatan dan merokok, ibu klien
juga tidak menderita penyakit infeksi selama hamil.
50
(2) Intra Natal Care
Ibu kilen mengatakan saat melahirkan usia
kehamilanya cukup bulan, klien melahirkan di rumah,
di bantu oleh bidan, ibu klien melahirkan secara
normal.
(3) Post Natal Care
Saat lahir kondisi anak sehat dan anak lahir dengan
berat badan 2,5 Kg. Namun klien saaat lahir bidan
menyampaikan pada ibu klien bahwa anaknya banyak
mengisap air ketuban saat dalam kandungan.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menular pernapasan
seperti Ispa, Pneumonia, dan Bronchopneumonia.
Dapat dilihat pada genogram tiga generasi berikut :
Bagan 1. Genogram 3 generasiKeterangan :
= Meninggal
? ?
39 ?30 ? ??
3028
55
7 4 2bln
51
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal serumah
? = Tidak diketahui
= Pasien
3) Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya belum diimunisasi.
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan
(1) Berat badan lahir 2,5 kg, dan berat badan sekarang 3,5
kg
(2) Tinggi badan 53 cm
b) Perkembangan
Umur klien 2 bulan
(1) Fisik motorik : Ibu klien mengatakan anaknya di
rumah aktif, sering menggerakan tangan dan kakinya,
memasukkan tangannya dalam mulut
(2) Bahasa:Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa
mengeluarkan suara hanya suara tangisan bayi pada
umumnya.
(3) Kognitif : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
belum bisa mengenal dirinya.
(4) Sosialisasi : Klien belum bisa berinteraksi
5) Riwayat Nutrisi
52
Pertama kali diberi ASI sejak lahir sampai umur1
bulan.Namun dengan kondisi anatomi palatum bayi abnormal
atau(tinggi) terdapat celah palatum, sehingga klien tidak bisa
menelan, sehingga klien diberi susu formula sampai sekarang.
Pemberian susu formula diberikan dengan jumlah pemberian :
50 cc/ 3jam, cara pemberian melalui NGT.
6) Riwayat Psikososial
Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang di
alami oleh klien, ibu klien cemas dengan keadaan anaknya, ibu
klien sering bertanya tentang kondisi danpenyakit anaknya, ibu
klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera
pulang ke Rumah, hubungan ibu klien dengan suami baik, bila
ada masalah selalu dibicarakan bersama-sama.Hubungan ibu
kliendengan petugas kesehatan baik, terbukti ibu klien mau
menuruti anjuran yang diberikan dan dapat melakukan kerja
sama dalam melakukan tindakan.
7) Riwayat Spritual
Klien dilahirkan dalam keluarga beragamaIslam. Orang
tua klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya dan segera
pulang untuk segera berkumpul bersama keluarga dirumah.
8) Reaksi Hospitalisasi
53
Ibu klien ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang
dirumah, ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang
diderita anaknya, ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan
anaknya, ibu klien nampak cemas dan sering menanyakan
tentang penyakit anaknya, serta kapan anaknya akan sembuh
dan bisa pulang kerumah.
9) Pola Aktifitas Sehari– hari
Tabel 13. Pola aktivitas sehari-hariJenis kegiatan Sebelum MRS Sesudah MRS
Nutrisi :a. Jenisb. Frekuensi
c. Keluhan
Susu formula70cc/ 3jam(5x/hari) (dot).Ibu klienmengatakan saatdiberi susu lewatoral, sering keluar
Susu formula3 jam sekali 50cc/sonde(NGT), 5x/hariIbu klien mengatakan saatdiberi susu lewat NGTterkadang klienmemuntahkanya lewatmulut.
2. Auskultasi area paru,catat area penurunan/takada aliran udara danbunyi napas adventisius,missal : krekels, mengi
3. Berikan oksigen lambatsesuai kebutuhan
4. Atur posisi semi fowler
5. Kolaborasi dalampemberian terapi
1. Takipnea, pernapasan dangkal,dan gerakan dada tak simetrissering terjadi karenaketidaknyamanan gerakandinding dada dan/atau cairanparu
2. Penurunan aliran udara terjadipada area konsolidasi dengancairan. Bunyi napas bronchial(normal pada bronkus dandapat juga pada areakonsolidasi. Krekels, ronki,dan mengi terdengar padainspirasi atau ekspirasi padarespons terhadap pengumpulancairan, secret kental, danspasme jalan nafas/obstruksi.
3. Dapat menurunkan kerja paru-paru dengan menyediakanlebih banyak oksigen untukdikirim kedalam sel
4. Posisi semi fowlermemungkinkan ekspansi parulebih penuh dengan caramenurunkan tekananabdomen pada diafragma
5. Dapat mengencerkan secretsehingga memudahkan scret
69
nebulizer.6. Kolaborasi dalam
pemberian teraphysuction
keluar dari saluaran nafas.6. Mengeluarkan secret dari
saluaran nafas.
2. Perubahan suhu tubuh(hipertermi) berhubungandengan adanya infeksisaluran pernapasan bawahditandai dengan :DS :a. Ibu klien mengatakan
anaknya panas.
DO :a. Akral teraba panasb. Mukosa bibir keringc. Suhu 38oC
Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperaw-atan selama 3 hari suhu tubuhnormaldengan criteria :a. Tanda vital stabilb. Mukosa bibir lembabc. Suhu tubuh kembali normal (
36,5 -37,5oC )
1. Kaji perubahan tandavital, contoh peningkatansuhu/demam memanjang,takikardia, hipotensiortostatik.
2. Anjurkan kepada orangtua agar klien di beripakaian tipis yangmenyerap keringat.
3. Berikan penkes kepadaorang tua klien tentangkompres air hangat saatklien mengalami panas.
4. Kolaborasi pemberianantibiotik dan pemberiancairan IV sesuaikeperluan
1. Peningkatansuhu/memanjangnya demam meningkatakan lajumetabolic dan kehilangancairan melalui evaporasi TDortostatik berubah danpeningkatan takikardiamenujukan kekurangan cairansistemik.
2. Membantu menjaga kestabilansuhu tubuh.
3. Sebagai Tindakan mandiri danawal orang tua dan keluargasaat suhu tubuh klienpanasuntuk menurunkan panastubuh.
4. Berguna menurunkankehilangan cairan.
3. Perubahan pola nutrisiberhubungan denganabnormalnya palatum (tinggi,terdapat celah)DS :a. Ibu klien mengatakan klien
diberi susu melalui NGTtidak bisa melalui oralkarena abnormalnyapalatum
Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari, nutrisiklien terpenuhi, dengan KriteriaHasil :a. Masukan nutrisi tercukupib. Tidak ada tanda- tanda
malnutrisic. BBI normal
1. Pantau pola makan
2. Anjurkan kepadakeluarga untuk memberimakan sedikit tapi seringmelalui selang NGT
3. Timbang BB tiap hari
4. Kolaborasikan denganahli gizi untukmenentukan jumlah
1. Untuk melihat perubahandalam masukan oral
2. Makan sedikit tapi seringmembantu memenuhi jumlahnutrisi yang dibutuhkan olehpasien.
3. Mengidentifikasi terjadinyapenurunan berat badan.
4. Dengan ahli gizi intakenutrisi klien dapat ditentukan,agar nutrisi baik bagi klien
70
DO :a. Penurunan reflek menelan
karena palatumabnormal/terdapat celah
b. BBI : 5,5 kgc. Tampak terpasang selang
NGT pada hidung sebelahkanan
kalori dan nutrisi yangdibutuhkan pasien
dapat terpenuhi.
4. Gangguan pola istrahat dantidur behubungan denganbatuk,DS :a. Ibu klien mengatakan
Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari, klienbisa tidur dengan nyenyak denganKriteria :a. Klien tidak batukb. Konjungtiva merah mudahc. HB normal (11,5-13,5 g/dl)d. Klien tidur nyenyak
2. Jelaskan, motivasi dandemonstrasikan caramemandikan yang benarpada orang tua.
3. Bantu keluarga dalammelakukan personalhygiene kepada klien.
1. Kondisi dasar akanmenentukan tingkatkekurangan kebutuhanperawatan diri klien.
2. Dapat meningkatkan motivasiuntuk perawatan diri secaramandiri atau persial.
3. Dengan melakukan personalhygiene dapat memberikankenyamanan dan mencegah
71
DO :a. Kulit klien teraba lengket
dan kusam.b. Tampak kuku tangan dan
kaki klien panjang
4. Jaga kebersihan pakaiandan alat tenun
terjadi penyebaran penyakit4. Pakaian yang bersih dan alat
tenun yang kering dapatmemberikan rasa kenyamananbagi klien dan tidakmenyebabkan gatal.
6. Kecemasan orang tuaberhubungan dengankemungkinan kejang berulangdan kurang pengetahuanmengenai penyakit, ditandaidengan :DS :a. Ibu klien mengatakan
cemas dengan keadaananaknya.
b. Ibu klien mengatakan inginanaknya cepat sembuh dansegera pulang.
DO :a. Tampak ibu klien cemasb. Tampak ibu klien sering
bertanya mengenai kondisianaknya
Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari,diharapkan kecemasan keluargaberkurang / hilang dengan kriteriahasil :a. Orang tua tampak rileksb. Orang tua mulai paham tentang
penyakit anaknya.c. Keluarga mengungkapkan
kepuasannya dengan rencanaterapi dan rencana yangrealistis.
1. Kaji tingkat kecemasankeluarga.
2. Kajitingkat pengetahuanorang tua mengenaipenyakit anaknya
3. Ajarkan kepada orangtua klien cara menanganikecemasan dengantekhnik relaksasi
4. Beri HE tentang penyakityang dialami klienkepada keluarga.
1. Sebagai data dasar untukmelakukan intervensiselanjutnya.
2. Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman orang tuaklien terhadap penyakitanaknya.
3. Untuk mengurangi ataumenhilangkan kecemasanyang dialami keluarga klien.
4. Untuk menambahpengetahuan keluarga tentangpenyakit klien.
72
4. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 17.Implementasi Dan EvaluasiNo.DX
Hari/tanggal
Jam Implementasi Hari/Tanggal
Jam Evaluasi Paraf
1. Rabu/02Maret2016
09.00
09.10
09.20
0930
09.40
09.50
1. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernapasandan gerakan dada.Hasil :Klien sesak , nampak menggunakan otot-ototbantu pernapasan dengan frekuensi 60x/menitsaat terpasang oksigen
2. Mengauskultasi area paru, catat areapenurunan/tak ada aliaran udara dan bunyinapas advensifius krekels,mengiHasil :Pada saat auskultasi terdengar suara nafastambahan yaitu : ronki (+)
3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhanHasil : terpasang oksigen 1 liter/nasal.
4. Mengatur posisi semi fowlerHasil :Klien diberi posisi semi fowler
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapinebulizer.Hasil :Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 +Nacl 3%)
6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphysuctionHasil :Theraphy suction 3x sehari dengankonsistensi secret masih banyak, dan warnasecret putih bening.
Rabu /02Maret2016
14.00 S :a. Ibu klien mengatakan
anaknya masih sesak saattidak memakai oksigen
O :a. Klien tampak sesakb. Ada suara nafas tambahan
1. Mengkaji perubahan tanda vital, contohpeningkatan suhu/demam memanjang,takikardia, hipotensi orstatik.Hasil :N : 90x/menit S : 37 ͦ c R : 60x/menit
2. Mengannjurkan kepada orang tua agar klien diberi pakaian tipis yang menyerap keringat.Hasil :Ibu klien memakaikan baju tipis yangmenyerap keringat pada klien.
3. Memberikan penkes kepada orang tua kliententang kompres air hangat saat klienmengalami panas.Hasil :Ibu klien mengompres anaknya dengankompres air hangat.
4. Berkolaborasi dalam pemberian antibiotic.Hasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv
Rabu /02Maret2016
14.05 S :a. Ibu klien mengatakan suhu
tubuh anaknya sudah mulaiturun.
O :a. TTV :
N : 90x/menitS : 37 ͦ cR : 60x/menit
b. Akral teraba hangat
A:Tujuan tercapai
P :Pertahankan intervensi 1,2,3, dan4
3. Rabu/02Maret2016
10.40
10.50
10.55
1. Memantau pola makanHasil :Tampak terpasang NGT pada hidung sebelahkanan dan klien makan melalui selangNGTdengan 50cc/3 jam/sonde
2. Menganjurkan kepada keluarga untukmemberi makan sedikit tapi sering melaluiselang NGT.Hasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat dengan memberikan susu formulasetiap 3 jam sekali.
3. Menimbang berat badan tiap hari denganmenggunakan jenis timbangan manualHasil :
Rabu /02Maret2016
14.10 S :a. Ibu klien mengatakan
anaknya masih diberi makandan minum melalui selangNGT pada lubang hidungsebelah kanan.
O :a. Tampak terpasang NGTb. Klien masih makan melalui
selang NGTc. BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 Kg
(Normal)
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4
74
11.00BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 kg(Normal).
4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah nutrisi yang dibutuhkanklien.Hasil :Pemberian Susu formula = 50 cc/3 jam
4. Rabu/02Maret2016
11.10
11.20
11.30
11.40
1. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas,catat laporan dispnea perubahan TTV selamadan sesudah beraktivitasHasil :N :90 X/ menitP :60 X/ menit saat memakai oksigen 1
2. Memberikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuai indikasiHasil :Nampak klien masih sering terbangun saattidur
3. Membantu klien memilih posisi nyamanuntuk istrahat dan tidurHasil :Klien diberi posisi semi fowler
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalampemberian antibiotikHasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv
Rabu /02Maret2016
14.15 S :a. Ibu klien mengatakan anaknya
masih sering terbangun karenabatuk
O :a. Klien tampak batukb. Nampak klien sering terbangun
saat tidurc. Konjungtiva pucatd. HB :10,6 g/dl
A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkanan intervensi 1, 2, 3, 4
75
5. Rabu/02Maret2016
11.50
12.00
12.10
12.20
1. Mengkaji kemampuan keluarga dalammelakukan perawatan kepada klienHasil :Keluarga sudah mampu memenuhikebutuhan hygiene klien
2. Menjelaskan, motivasi danmendemonstrasikan cara memandikan yangbenar pada orang tuaHasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat
3. Membantu keluarga dalam melakukanpersonal hygiene kepada klien yaitu denganmelakukan potong kuku dan memandikanklienHasil :Klien tampak bersih, segar dan kuku pendek
4. Menjaga kebersihan pakaian dan alat tenundengan mengganti pakaian sehabis mandi,dan mengganti alat tenun jika basah dankotor.Hasil :Pakaian dan alat tenun terlihat bersih.
Rabu /02Maret2016
14.20 S :a. Ibu klien mengatakan masih
menggunakan waslap untukmemandikan anaknya.
b. Ibu klien mengatakan semuaaktivitas anaknya dibantuoleh keluarga dan perawat.
O :a. Keluarga sudah mampu
memenuhi kebutuhan hygieneklien
b. Klien nampak bersih, segar,dan kuku pedek
A : Tujuan tercapaiP : pertahankan intervensi
6. Rabu/02maret2016
12.30
12.40
12.50
1. Mengkaji tingkat kecemasan orang tuaHasil :Orang tua berada pada tingkat kecemasanringan
2. Mengkaji tingkat pengetahuan orang tuamengenai penyakit anaknyaHasil :Ibu klien belum mengetahui tentangpenyakit anaknya dan tampak seringbertanya tentang kondisi anaknya.
3. Mengajarkan kepada orang tua klien caramenangani kecemasan dengan teknik
Rabu /02Maret2016
14.30 S :a. Ibu klien mengatakan sudah
tidak cemas dengan keadaananaknya saat ini.
b. Ibu klien mengatakan sudahmengetahui tentang penyakitanaknya
O :a. Ibu klientampak tidak cemasb. Nampak ibu klien rileks
A : Tujuan tercapai
76
13.00
relaksasi dengan cara menarik napas dalamdan menghembuskannya melalui mulutsecara perlahanHasil :Orang tua klien kooperatif dan mengikutiapa yang diajarkan perawat
4. Memberi HE tentang penyakit yang dialamiklien kepada keluarga.Hasil :Orang tua memahami dan mengertipenjelasan dari perawat, tetapi masih sedikitkhawatir dengan kondisi anaknya.
P : pertahankan intervensi
77
5. Catatan Perkembangan
Tabel 18. Catatan PerkembanganHari /Tanggal
NomorDiagnosa
Jam Catatan perkembangan
Kamis03-03-2016
I 08.00
08.2008.3008.40
08.55
09.00
09.05
09.10
09.15
09.20
S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak
jika tidak memakai oksigen dan masih jugamengeluarkan lendir.
O :a. Klien tampak sesakb. Ada suara nafas tambahan Ronchi ( + )c. Klien tampak menggunakan otot-otot bantu
A : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5.I :
1. Mengkaji karaktereistik sesak dan frekuensi,cepat, dan ke dalaman pernafasan.Hasil :Klien sesak , nampak menggunakan otot-ototbantu pernapasan dengan frekuensi napas60x/menit
2. Mengauskultasi area paru, catat areapenurunan/tak aliaran udara dan bunyi napasadvensifius krekels,mengiHasil :Pada saat auskultasi terdengar suara nafastambahan yaitu : ronki (+)
3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhan.Hasil :Terpasanag oksigen 1 liter/nasal
4. Memberikan posisi senyaman mungkinHasil :Kien diberi posisi semi fowler.
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapinebulizer.Hasil :Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 + Nacl3%)
6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphy suctionHasil :Theraphy suction 3x sehari dengan konsistensisecret masih banyak, dan warna secret putihbening.
E : Masalah belum teratasi.
78
Kamis03-03-2016
3 09.30
09.35
09.40
09.4309.4509.50
09.52
09.55
10.00
10.15
S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih diberi
makan dan minum melalui selang NGT.O :
a. Tampak terpasang NGTb. Klien masih makan melalui selang NGTc. BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 Kg
A : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4I :
1. Memantau pola makanHasil :Tampak terpasang NGT dan klien makanmelalui selang NGT
2. Menganjurkan kepada keluarga untukmemberi makan sedikit tapi sering melaluiselang NGT.Hasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat dengan memberi makan setiap 3 jamsekali.
3. Menimbang berat badan tiap hari denganmenggunakan jenis timbangan manualHasil :BB = 3,5 kg, BBI = 5,5 kg
4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untukmenentukan jumlah nutrisi yang dibutuhkanklien.Hasil :Pemberian Susu formula = 50 cc/3 jam
E : Masalah belum teratasi.Kamis4-3-2016
4 10.10
10.1510.18
10.20
10.22
S :a. Ibu klien mengatakan anaknya masih sering
terbangun karena batukO :
a. Nampak klien mudah terbangunb. Konjuntiva pucatc. HB :10,6 g/dl
A : Tujuan belum tercapai.P :
1. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas,catat laporan dispnea perubahan TTV selamadan sesudah beraktivitasHasil :N : 90 X/ menitP : 60 X/ menit saat memakai oksigen 1liter/nasalS : 380C
2. Memberikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuai indikasiHasil :Perawat menganjurkan agar pasien di berilingkungan yang tenang
3. Membantu klien memilih posisi nyaman untuk
79
10.25
10.30
istrahat dan tidurHasil :Klien diberi posisi semi fowler
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalampemberian antibiotikHasil :Pemberian obat cefotaxim 3 x 200 mg/ iv
E : Masalah belum teratasi
80
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan akan diulas mengenai kesenjangan antara teori
yang terdapat pada BAB II dan tinjauan kasus pada BAB III . Kesenjangan
yang di temukan akan di bahas berdsasarkan tahapan asuhan keperawatan
yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan tahap pelaksanaan dan tahap
evaluasi dan juga dokumentasi keperawatan, sesuai dengan Asuhan
Keperawatan Pada Klien An. G Dengan Gangguan Sistem Pernapasan :
Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
1. Pengkajian
Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian yang
meliputi pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang
kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Tehnik
pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi,
pemeriksan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Secara teori di jelaskan bahwa : Pada tahap awal , penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas : klien sesak
nafas, demam, terjadi sesak napas, nafsu makan menurun, takipneu,
batuk, retraksi dinding thoraks, pernapasan cuping hidung, suara nafas
melemah,terdapat bunyi nafas tambahan yaitu ronchi, sianosis, dan
nyeri dada.
Setelah dilakukan pengkajian pada klien anak G ditemukan
data sebagai berikut : keadaan umum klien lemah, klien nampak sesak,
nampak mengeluarkan lender pada hidung dan mulut, frekuensi nafas
81
cepat 60 X/menit, nampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan,
pada auskultasi didada terdengar suara ronhci, akral terba hangat
dengan suhu tubuh 38OC, reflek menelan kurang baik dikarenakan
abnormalnaya palatum (terdapat celah), klien mudah terbangun, kuku
klien nampak panjang, nampak terpasang NGT, ibu klien nampak
cemas dengan keadaan anaknya.
Pada tahap pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara
data yang ditemukan pada pengkajian di teori dan kasus. Dimana tidak
semua data yang ada pada teori muncul pada data yang di dapat pada
kasus. Hal ini dikarenakan respon individu terhadap suatu penyakit
berbeda-beda.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tinjauan teori, diagnosa yang muncul pada klien
dengan bronchopneumonia adalah sebagai brikut :
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar-kapiler (efek inflamasi).
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan yang
berhubungan dengan gangguan pola tidur.
82
e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan
proses infeksi.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam studi
kasus sebagai hasil analisa dan penetapan masalah keperawatan
ditemukan 3 diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Bersihan jalan nafas tak efektif behubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya
infeksi disaluran pernafasan bawah.
c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(tinggi, terdapat celah)
d. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk.
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya.
f. Ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme
koping tidak ektif.
83
Dari dari diagnosa kasus diatas terdapat kesenjangan antara
diagnosa yang ada diteori namun tidak terdapat dikasus yaitu diagnosa
perubahan suhu tubuh dan ansietas orang tua.
Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh karena diagnosa
diangkat berdasarkan sesuai kondisi yang di alami klien yang didukung
oleh data yang didapat saat pengkajian. Sehingga itu yang menjadi
alasan diagnosa teori tidak diangkat di kasus antara lain :
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar-kapiler (efek inflamasi), diagnosa ini tidak
diangkat dikasus karena tidak ditemukan adanya tanda distress
pernapasan, maupun sianosis kuku sebagai kriteria adanya
kerusakan pertukaran gas pada klien.
2) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan), diagnosa ini tidak diangkat karena
data-data yang didapat tidak menunjukan adanya penyebaran
infeksi pada system tubuh lain dan juga tidak adanya komplikasi
walaupun sebenarnya beresiko namun dengan perawatan yang di
berikan di Rumah Sakit dapat diminimalisir dan dilakukan
pencegahan.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan yang
berhubungan dengan gangguan pola tidur, diagnosa ini tidak
84
diangkat dikasus karena klien yang masih berumur 2 bulan belum
ada aktivitas berlebih hanya bisa berbaring di tempat tidur.
4) Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, diagnosa
ini tidak di angkat di kasus karena klien belum bisa menjelaskan
kualitas nyerinya penulis hanya menganalisa secara obyektif apa
yang dialami klien.
5) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan
proses infeksi, diagnosa ini tidak diangkat kasus karena tidak ada
data dan kriteria yang menunjukan bahwa klien mengalami
kekurangan nutrisi seperti penurunan berat badan yang signifikan.
6) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam), diagnosa ini tidak di angakat dalam kasus
dengan alasan kondisi klien menunjukan tidak ada perubahan
turgor kulit yang tidak baik, dan mukosa bibir lembab.
7) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah, diagnosa
tidak diangkat dikasus dengan alasan klien belum mampu
mengenal kondisi kesehatanya dan belum bisa mengenal sesuatu
mengingat umur klien yang masih 2 bulan.
3. Perencanaan
Pada tahap ini penulis bersama klien dan keluarga menyusun
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai masalah
85
yang muncul. Perencanaan ini disesuaikan dengan privasi klien, situasi
dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada dalam ruangan.
a. Dalam menyusun perencanaan hal-hal yang mendukung adalah:
Adanya kerjasama yang baik dengan perawat, klien dan kelaurga
sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan.
b. Dukungan dan bimbingan dari perawat di ruangan yang dapat
memperlancar dan menyusun perencanaan.
Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus,
kesenjangan ini terjadi karena tidak semua diagnosa keperawatan yang
ada dalam teori muncul dalam kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada
pada teori dan muncul pada kasus pada dasarnya penulis berpatokan pada
tinjuan teoritis, sedangkan diagnosa yang tidak ada pada teori, penulis
bersama klien dan keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Adapun intervensi yang ada
dalam teori tetapi tidak terdapat dalam kasus atau sebaliknya dapat dilihat
sebagai berikut :
1) Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum, pada diagnosa dan intervensi sama namun pada
intervensi 3, 4, 5, 6 intervensi tidak ada dalam teori karena penulis
menyesuaikan dengan kondisi klien.
2) Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya
infeksi di saluran pernfasan bawah. Diagnosa dan intervensi ini tidak
terdapat dalam teori karena penulis mengangkat diagnosa sesuai
keluhan dan data yang dapat mendukung diagnosa tersebut dan
86
penulis menyesuaikan dengan rencana tindakan yang hanya bisa
dilakukan saat pelaksanaan dan tentunya seusai kebutuhan klien.
3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(tinggi, terdapat celah) diagnosa ini tidak ada dalam teori karena
disesuaikan dengan kondisi klien
4) Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk diagnose
ini tidak ada dalam teori karena penulis menyesuaikan kondisi saat
pengkajian dan tidak sesuai dengan konsep teori.
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya, diagnosa ini tidak terdapat dalam teori karena
diagnosa ini diangkat berdasarka data yang dapat menunjang dan
tentunya disesuaikan dengan kondisi klien.
6) kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif diagnosa ini tidak terdapat dalam teori karena penulis
menyesuaikan dengan diagnosa apa saja yang dapat di angkat sesuai
kondisi yang di alami klien dan orang tua saat menganalisa kondisi
klien dan orang tua.
4. Implementasi
Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan suatu pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerja
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga
memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu adanya dukungan serta
bimbingan dari perawat pembimbing.
87
Secara teori implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari
rencana keperawatan meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan,
melaksanakan anjuran-anjuran dokter dan menjalankan ketentuan rumah
sakit. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan dengan harapan mengatasi masalah yang dihadapi klien. Dalam
hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena semua
perencanaan dalam kasus yang disusun berdasarkan dalam teori telah
dilaksanakan dengan baik.
5. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana
untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan
mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.
Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak G dengan
bronchopneumonia selama 3 hari, yang dimulai pada tanggal 2 Maret
2016 sampai 4 Maret 2016, terdapat 3 diagnosa keperawatan yang belum
dapat teratasi yaitu diagnosa bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi sputum, belum teratasi, perubahan pola
nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum, Gangguan pola
istrahat dan tidur berhubunga dengan batuk, dikarenakan diperlukan
perawatan yang cukup lama agar dapat mengatasi masalah tesebut, serta
penentuan intervensi yang tepat, dan tentunya dengan kerja sama perawat,
mahasiswa, pembimbing (perawat diruangan), dokter serta orang tua klien
dalam proses penyembuhan klien.
88
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan melaksanakan studi kasus melalui
pendekatan proses Asuhan Keperawatan pada Anak Usia Infant (2 bulan)
dengan bronchopneumonia di Ruangan Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01-04 Maret 2016
dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil
kesimpulan:
1. Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
didalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan
disekitarnya.
2. Dalam pengkajian ditemukan data yang menyimpang diantaranya : klien
nampak sesak, dengan frekuensi napas 60 x/menit, terdapat lendir di
saluran pernapasan, bunyi napas abnormal (ronchi), nampak
menggunakan otot-otot bantu pernapasan, suhu tubuh klien 38 OC,
namapak ibu klien cemas dengan kondisi anaknya.
3. Pada tahap diagnosa, penulis menyusun diagnosa berdasarkan data-data
yang didapatkan pada klien dan di sesuaikan dengan teori yang ada.
Kemudian diprioritasakan berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut
Maslow dan keluhan pasien yang mengganggu seperti bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum,
perubahan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan infeksi saluaran
89
pernafasan bawah, perubahan pola nutrisi berhubungan dengan
abnormalnya palatum, perubahan pola istrahat dan tidur berhubungan
dengan batuk, defisit perawatan diri berhubungan ketidakmampuan orang
tua merawat anak, ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan
mekanisme koping tidak efektif.
4. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana
tindakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien untuk
mengatasi masalah gangguan system pernapasan, terutama pada penyakit
bronchopneumonia berdasarkan ilmu yang dimilki dan prosedur konsep
dasar keperawatan.
5. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien usia infant (2 an)
dengan bronchopneumonia diperlukan ilmu dan keterampilan seorang
perawat, kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia sehingga dapat
berjalan lancar sesuai dengan yang ingin dicapai.
6. Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara
berkelanjutan dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga
diperlukan pengobatan sesuai dengan program terapi yang teratur.
Adapun masalah yang teratasi yaitu perubahan suhu tubuh (hipertermi)
berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan, defisit perawatan diri
berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anak, dan
ansietas/kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping
tidak efektif sedangkan yang tidak teratasi adalah bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan peningkan produksi sputum, perubahan
90
pola nutrisi berhubungan dengan palatum yang abnormal, gangguan pola
istrahat dan tidur berhubungan dengan batuk.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan
proses keperawatan pada anak G dengan bronkopneumonia, penulis
menyarankan:
1. Pihak Rumah Sakit
Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
komprehensif yaitu bio, psiko, sosial, dan spiritual kepada klien dengan
menambah peralatan yang memadai untuk menunjang pelaksanaan
asuhan keperawatan.
2. Institusi Pendidikan
Institusi penyelenggara pendidikan harus dapat menyediakan referensi
yang memadai, khususnya buku-buku yang menyangkut hal-hal terbaru
tentang penatalaksanaan perawatan klien anak dengan bronkopneumonia.
3. Profesi Keperawatan
Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan
meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan
asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat
dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik
dengan tim kesehatan lainnya.
4. Penulis
Bagi penulis jadikanlah Karya Tulis Imiah ini sebagai pedoman dan
acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian
91
asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia khususnya
pada klien anak dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi
jembatan penulis menuju sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana UN. (2015). Studi Kasus Pada An. A Umur 10 Bulan Dengan
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Diagnosa Medis Bronkopneumonia Di Ruang Musdalifah Rumah
Saki Muhammadiyah “Ahmad Dahlan “ Kota Kendari. Artikel
Skripsi Program Studi D-III Kperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Uneversitas Nusantara PGRI KEDIRI.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC: Jakarta
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. (2000). Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Ed.3. EGC: Jakarta.
Djitowiyono, Sugeng. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Nuha Medika : Yogyakarta.
Engel J. (2009). Pengkajian Pediatrik. Ed. 4. EGC: Jakarta
Hidayat, A.A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta
La Rangki & Susen.A. (2014). Patofisiologi Manusia Disertai
Penyimpangan Kebutuhan Dasar Manusia jilid I. Masagena Press:
Makassar-Sulawesi Selatan.
Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta.
Nursalam. (2013). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan, ed.2. Salemba
Medika:Jakarta
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, Jilid 1.
Mediaction: Jogjakarta.
(2015). Handbook for Health Student.
Mediaction: Jogjakarta.
Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan, Ed.2. Salemba Medika: Jakarta.
(2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan,
Ed.3 Salemba Medika: Jakarta.
Somantri, I. (2007). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba
Zulmeliza Rasyid. (2013). Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan
Kejadian pneumonia Anak Balita Di RSUD Bangkinang Kabupaten
Kampar. Jurnal Kesehatan Komunitas Vol. 2 No. 3
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
PENGERTIAN
Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
yang menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan
TUJUAN
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. menurunkan suhu tubuh
3. mengurangi rasa sakit
4. menberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
JENIS-JENIS KOMPRES
1. Kompres air hangat
2. kompres air dingin
CARA MELAKUKAN KOMPRES YANG TEPAT
1. Sediakan air hangat dengan suhu 38 derajat celcius dalam sebuah baskom
kecil
2. Basahi handuk dengan air hangat, peras agar handuk tidak terlalu basah
3. Buka seluruh pakaian saat mengompres, kompres jangan hanya pada
bagian dahi tetapi juga pada bagian lipatan paha dan ketiak
4. Ulangi mengompres kembali saat kompres sudah mulai berkurang
kehangatannya
5. Keringkan tubuh klien dengan menggunakan handuk kering yang lembut
dengan cara menekan-nekan perlahan-lahan sampai kering
6. Gunakan baju yang tipis atau longgar agar penguapan maksimal
A. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1 5 Menit Pembukaan :
1. Member Salam
2. Menjelaskan Maksud
Dan Tujuan
Menjawab Salam
Memperhatikan
2 10
Menit
Penyampaian Isi Materi
1. Pengertian kompres
air hangat.
2. tujuan kompres air
hangat.
3. jenis-jenis kompres
air hangat.
4. cara kompres air
hangat.
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
3 5 Menit Penutup
Memberikan
kesempatan keluarga
bertanya
Memberikan timbal
balik
Memberikan
pertanyaan secara
lisan
Memberikan
reinforcement positif
Mengucapkan salam
penutup
Bertanya
Memperhatikan
Menjawab
Merespon
reinforcement
Menjawab salam
B. Evaluasi
Evaluasi Yang Dilakukan Yaitu Menanykan Tentang :
1. Pengertian kompres air hangat.
2. tujuan kompres air hangat.
3. jenis-jenis kompres air hangat.
4. cara kompres air hangat.
Sumber :
Smelzer,Suzzana (2001), Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah,Brunner
Sudarth,Vol.2 Edisi 8, EGC: Jakarata
KOMPRESAIRHANGAT
OLEH:
La Ode Ali Anugrah Jufri
13. 13. 1068
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB MUNA
2016
JENIS-JENIS KOMPRES
1. Kompres air hangat
2. kompres air dingin
Kompres air hangat adalahmemberikan rasa hangat pada daerahtertentu yang menggunakan cairanatau alat yang menimbulkan hangatpada bagian tubuh yang memerlukan
tujuan
1. Memperlancar sirkulasidarah
2. menurunkan suhu tubuh3. mengurangi rasa sakit4. menberi rasa hangat,
nyaman dan tenang padaklien
PENGERTIAN
1. Sediakan air hangat dengansuhu 38 derajat celcius dalamsebuah baskom kecil2. Basahi handuk dengan airhangat, peras agar handuktidak terlalu basah3. Buka seluruh pakaian saatmengompres, kompresjangan hanya pada bagiandahi tetapi juga pada bagianlipatan paha dan ketiak4. Ulangi mengompres kembalisaat kompres sudah mulaiberkurang kehangatannya5. Keringkan tubuh kliendengan menggunakanhanduk kering yang lembutdengan cara menekan-nekanperlahan-lahan sampai kering6. Gunakan baju yang tipis ataulonggar agar penguapanmaksimal
7. Hindari menggunakan selimuttebal atau handuk tebal
Informasi !!!
Kompres plester yang sekarangini beredar dipasaran terbuatdari hidrogen. Kompes inibersifat dingin sama sepertidengan kompres menggunakanair dingin.
Terimakasih........
Cara MelakukanKompres Yang Tepat
PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Raha Tlp. 0403 22945
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAHUJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A. 2015/2016
Nama Mahasiswa : Laode Ali Anugrah JufriNIM : 13.13.1068Judul : Asuhan Keperawatan Anak “G” Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
Nama Pembimbing : Ns. Santhy S.Kep, M.Kep
No Hari/Tgl PokokBahasan/Sub
PokokBahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 Kamis5/Mei/2016
Judul
BAB I
- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Kalimat disusun dari yang