Konsep dasar Manajemen dan Permasalahannya
A.KonsepManajemen
Banyak sekali pengertian manajemen dan satu pengertian tentang
manajemen tidak bisa mewakili pengertian lain secara universal.
Menurut T. Hani Handoko, tidak ada definisi manajemen yang dapat
diterima secara universal. Mary Parker Follet (dalam Tohirin, 2008:
271) mengatakan bahwa manajemen merupakan seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.Menurut Stephen P Robbins dan Mary
Coulter(2004), manajemen adalah proses pengkoordinasian
kegiatan-kegiatanpekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut
terselesaikan secaraefektif dan efisien dan melalui orang lain.
Menurut Stoner (dalam Tohirin, 2008: 272), manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Ismail
Solihin (2009), manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Definisi tersebut dapat dijelaskan secara lanjut sebagai
berikut:
1.Manajemen merupakan sebuah proses. Artinya, seluruhkegiatan
manajemen yang dijabarkan ke dalam empat fungsi manajemen dilakukan
secara berkesinambungan dan semuanya bermuara kepada pencapaian
tujuan.2.Pencapaian tujuan dilakukan melalui serangkaian aktivitas
yang dikelompokan ke dalam fungsi-fungsi manajemen dan mencakup
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian.3.Pencapaian tujuan dilakukan secara efektif dan
efisien. Efektifitas merujuk pada serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan efisiensi menunjukan
pencapaiantujuan secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang
paling minimal.4.Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan dengan
memanfaatkan sumber daya organisasi. Dalam konteks pelayanan
Bimbingan dan konseling Manajemen berarti proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas
pelayanan Bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
B.FungsiManajemen
Fungsi manajemen antara lain:perencanaan(Planning),
pengorganisasian(Organizing), elaksanaan(Actuating)dan
pengawasan(Controlling).
1. Fungsi perencanaan (planning).Perencanaan adalah sejumlah
kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu
periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut Bintoro Tjokroaminoto (dalam Husaini Usman, 2010: 65)
perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara
sistematis yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan tertentu. Oleh
sebab itu untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang
diinginkan perlu dilakukan perencanaan yang matang. Dalam bimbingan
dan konseling, fungsi ini dilakukan oleh kepala sekolah,
koordinator BK dan guru BK.2. Fungsi pengorganisasian
(organizing).Menurut Handoko (dalam Husaini Usman, 2010: 146),
pengorganisasian ialah (1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; (2) proses perancangan
dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal
tersebut ke arah tujuan; (3) penugasan tanggung jawab tertentu; (4)
pendelegasian wewenang yang diperlukan individu-individu untuk
melaksanakan tugasnya.Koordinator BK akan mengelompokan dan
menentukan kegiatan penting untuk memberikan kekuasaan kepada
orang-orang tertentu (guru pembimbing/wali kelas) untuk
melaksanakan kegiatan itu3. Fungsi pelaksanaan
(actuating).Pelaksanaan merupakan tahapan realisasi rencana yang
telah disusun sebelumnya dengan mengacu pada pengorganisasian.
Dalam bimbingan dan konseling, program yang telah disusun hendaknya
dilaksanakan dengan kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang
terkait.4. Fungsi pengawasan (controlling).Pengawasan merupakan
penilaian terhadap pelaksanaan program mulai dari awal
perencanaannya hingga pelaksanaannya.Pengawasan dilakukan oleh
seorang pengawas di bidang BK, kemudian koordinator BK juga
menggunakan administrasi, yaitu:men(sumber daya
manusia/personil),material(bahan-bahan),machines(peralatan, sarana
dan prasarana),method(metode/ layanan),money( sumber dana)
danmarket(siswa).
C. SyaratManajemenUntuk dapat berhasil dengan baik proses dari
manajemen maka harus ada syarat-syarat manajemen yang harus
dipenuhi, meliputi :1.Harus ada pembagian kerjaMengandung
pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai dengan
bakat dan kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila
dibandingkan dengan tidak adanya pembagian kerja.2.Kekuasaan dan
pertanggung jawabanDalam sebuah organisasi harus ada kejelasan
tentang kekuasaan dan pertanggung jawaban antara masing-masing staf
dalam organisasi.3.DisiplinSemua lini dalam sebuah organisasi harus
mempunyai disiplin dengan menaati peraturan yang
ditetapkan.4.Kesatuan komandoKesatuan komando perlu untuk menjaga
kesimpang siuran perintah di dalam organisasi, karena organisasi
mempunyai tujuan yang sama.5.Kesatuan arahKesatuan arah diperlukan
untuk menghindari masing-masing anggota mempunyai tujuan
sendiri-sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang
saja.6.Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanyaAntara
tujuan organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena
apabila terdapat perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami
kesulitan.7.Pemberian upah/gajiHarus didasarkan pada kebutuhan
anggota organisasi dan keluarganya secara
adil.8.SentralisasiMemberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu
organisasi memerlukan suatu pemusatan tanggung jawab untuk
menghindari bawahan tidak dibebani dengan tangung jawab yang lebih
besar.9.Jenjang jabatanUrutan-urutan hubungan antara satu kegiatan
dengan kegiatan yang lain harus saling bersambung. Kejelasan
hubungan ini perlu untuk menentukan kearah mana seseorang harus
bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana seseorang kelak di
promosikan.10.KeteraturanKeteraturan diperlukan agar tidak terjadi
kelambatan di dalam proses manajemen.11.KeadilanKeadilan diperlukan
di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang lancer diantara
anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.12.Kestabilan
di dalam organisasiPara anggota harus merasa stabil kedudukannya di
dalam organisasi.13.InisiatifTanpa inisiatif akan menjurus kepada
hal-hal yang bersifat rutin dan organisasi akan mengalami sebuah
kerugian.14.Semangat korpsAdanya komunikasi yang lancar diantara
pimpinan dan bawahan akan menambah semangat kerja bawahan.
D. Organisasi dan Personalia1.OrganisasiJames L. Gibson c.sdalam
Winardi (2003),menyatakan bahwa .Organisasi-organisasi merupakan
entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil
tertentu, yang tidak mungkin di laksanakan oleh individu-individu
yang bertindak secara sendiri Menurut Winardi(2003):Organisasi
adalah merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen
atau subsistem, di antara mana subsistem manusia mungkin merupakan
subsistem terpenting, dan di mana terlihat bahwa masing-masing
subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran
atau tujuan-tujuan organisasi yang berdangkutan.
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat
meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
secara sendiri-sendiri.Organisasi merupakan suatu unit
terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai
satu sasaran tertentu atau serangkain sasaran( Rivai, 2007:
188)Definisi berikut tentang perorganisasian memberikan kepada kita
sebuah gambaran pendahuluan tentang makna kata tersebut:..
Organizing ..the function of gathering resources, allocating
resources, and structuring task to fulfill organizational
plans(Winardi, 2003:20)Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling
terentang vertikal, dari para pengambil kebijaksanaan yang paling
tinggi sampai pada pelaksana dan pembantu pelaksana yang terbawah,
dan secara horisontal yang mencakup berbagai pihak yang dapat
memberikan kemudahan bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling yang mantap dan berkelanjutan. Menurut Prayitno
(1997:49), organisasi yang mencakup unsur-unsur vertikal dan
horizontal dikehendaki berbagai tuntutan:a)Menyeluruh, yaitu
mencakup unsur-unsur penting, baik vertikal maupun horizontal,
sehingga mampu sebesar-besarnya memadukan berbagai kebijaksanaan
dan pelaksanaannya, serta berbagai sumber yang berguna bagi
pelayanan bimbingan dan konseling.b)Sederhana, sehingga jarak
antara penetapan kebijaksanaan dan upaya pelaksanaannya tidak
terlampau panjang. Keputusan dapat dengan cepat tetapi dengan
pertimbangan yang cermat diambil, dan pelaksanaan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling terhindar dari urusan birokrasi yang tidak
perlu.c)Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan
upaya pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan tugas-tugas
organisasi, yang kesemuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh
peserta didik.d)Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua
unsur dapat saling menunjang dan semua upaya serta sumber dapat
dikoordinasikan demi kelancaran dan keberhasilan pelayanan
bimbingan dan konseling untuk kepentingan peserta didik.e)Menjamin
berlangsungnya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut,
sehingga perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program bimbingan
dan konseling yang berkualitas dapat terus dimantapkan.
2.PersonaliaPersonalia adalah semua anggota organisasi yang
bekerja untuk keputusan organisasi. Personalia ini di tangani oleh
manajemen agar aktifitas mereka dapat dipertahankan dan semakin
meningkat. Para manajer akan membina mereka berusaha mewujudkan
antara hubungan yang baik menilai dan mempromosikan mereka dan
berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka.Personalia pelaksana
bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam
organisasi bimbingan dan konseling. Personil utamanya adalah guru
pembimbing dan koordinator bimbingan dan konseling di sekolah. Agar
pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik dan
mencapai sasaran secara optimal, maka tiap-tiap pesonil bimbingan
dan konseling perlu memahami dan menyadari tentang peranannya
masing-masing.Prayitno(1997: 51)personil tersebut
mencakup:a)Personil pada Diknas Propinsi atau Diknas Kabupaten/Kota
yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling di satuan-satuan
pendidikan.b)Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program
pendidikan secara menyeluruh termasuk didalamnya program Bimbingan
dan Konseling di satuan pendidikan masing-masing.c)Guru Pembimbing
dan guru kelas sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam
pelayanan Bimbingan dan Konseling.d)Guru-guru lain ( guru mata
pelajaran dan guru praktik) serta wali kelas sebagai penanggung
jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau
kelas masing-masing.e)Orang tua sebagai penanggung jawab utama
peserta didik dalam arti yang seluas-luasnya.f)Ahli-ahli lain dalam
bidang nonbimbingan dan nonpengajaran/latihan (seperti : dokter,
psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.g)Sesama
peserta didik sebagai kelompok subjek yang potensial untuk
diselenggarakannya bimbingan sebaya.
E.ProgramSetiap organisasi memerlukan program yang berisi
serangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Contohnya, sebuah perusahaan ingin mencapai angka penjualan
kendaraan hingga 1000 unit per tahun, sehingga untuk mencapai
tujuan tersebut disusunlah berbagai macam agenda dan kegiatan.
Program yang ada merupakan hasil dari perencanaan, sehingga
dikatakan bahwa program yang baik dihasilkan dari perencanaan yang
baik. Begitu juga halnya dalam bimbingan dan konseling. Program
Bimbingan dan Konseling merupakan isi keseluruhan organisasi
bimbingan dan konseling di sekolah. Program-program ini perlu
disusun dengan memperhatikan pola umum bimbingan dan konseling dan
berbagai kondisi yang terdapat di lapangan (Prayitno,
1997:52).Kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di
sekolah tidaklah dipilih secara acak, namun melalui pertimbangan
yang matang dan terpadukamn dalam program pelayanan. Menurut
Prayitno (1997: 54), program bimbingan dan konseling
hendaknya:1.Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik
yang sesuai dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis
pekerjaannya.2.Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi
bimbingan, meliputi semua jenis layanan dan kegiatan pendukung,
serta menjamin terpenuhinya prinsip dan asas bimbingan dan
konseling.3.Ssistematik, dalam arti program disusun menurut urutsa
logis, tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak
perlu, serta dibagi-bagi secara logis.4.Terbuka dan luwes sehingga
mudah menerima masukan untuk pengembangan dan peneympurnaannya,
tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.5.Mmeungkinkan
kerja sama dengan semua pihak yang terkait dalam rangka
sebesar-besarnya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang
tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan
konseling.6.Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak
lanjut untuk penyempurnaan program pada khususnya, dan peningkatan
keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling pada umumnya.
F.Fasilitasfasilitas adalah segala sesuatu yang dapat
mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai
suatu tujuan.Fasilitas juga merupakan faktor penting dalam mencapai
tujuan. Fasilitas yang baik akan memudahkan dan memperlancar
kinerja, begitu juga sebaliknya. Contohnya secara umum sebuah
perusahaan inginmembuat desain kendaraan bermotor, oleh sebab itu
perusahaan tersebut akan membutuhkan fasilitas-fasilitas yang
terkait dengan pengerjaan desain tersebut. Namun sangat disayangkan
jika ada personalia yang menjadikan kurangnya fasilitas sebagai
alasan untuk tidak bekerja. Kekurangan fasilitas yang ada hendaknya
disikapi secara bijak dan kreatif oleh personalia. Fasilitasyang
diperlukan sebagai penunjang pelayanan bimbingan dan
konselingmeliputi sarana dan prasarana.
G.Akuntabilitas ProgramIstilah akuntabilitas berasal dari
istilah dalam bahasa Inggrisaccountabilityyang berarti
pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau
keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. A Muri Yusuf (dalam
Amirah Diniaty, 2012:89), menjelaskan akuntabilitas tidak sama
dengan responsibilitas. Akuntabilitas lebih mengacu pada
pertanggung jawaban keberhasilan atau kegagagalan pencapaian misi
organisasi, sedangkan responsibilitas berhubungan dengan kewajiban
melaksanakan wewenang atau amanah yang akan diterima. Akuntabilitas
mempertanggung jawabkan pelaksanaan wewenang atau amanah
tersebut.Akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi
(penilaian) mengenai standard pelaksanaan kegiatan, apakah standar
yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang dihadapi,
dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab
untuk mengimplementasikan standard-standard tersebut. Akuntabilitas
juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam
pencapaian hasil pada pelayanan. Dalam hubungan ini, diperlukan
evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai
semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam
manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan
akuntabilitas.Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan
efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme
akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media
akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat
mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya
suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu
ukuran kinerja individu maupun unit organisasi
H.KepengawasanRobert J. Mocklerdalam T. Hani Handoko (1996:
360), mengemukakan bahwa pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya diperlukan dengan
cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuanPengawasan
pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya
kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau
evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan.
Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan
dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan kerja tersebut.
I.PengembanganMunandir (2001: 268) menyatakan bahwa pengembangan
merupakan berbagai cara atau pendekatan yang bertujuan untuk
menciptakan situasi agar guru dan staf sekolah lainnya meningkatkan
kompetensi dan keterampilannya serta tumbuh secara profesional
selama berdinasPengembangan pelayanan bimbingan dan konseling
memang banyak tergantung pada organisasi, program, prasarana dan
sarana yang tersedia, namun peranan tenaga manusianya adalah yang
paling utama. Seluruh personil sekolah dipersyaratkan untuk bahu
membahu sepenuhnya bagi terselenggaranya pelayanan bimbingan dan
konseling secara baik di setiap satuan pendidikan. Guru pembimbing
sebagai petugas utama dan inti serta ahli dalam pelayanan bimbingan
dan konseling mempunyai kewajiban untyuk mencurahkan seluruh
perhatian dan upaya demi suksesnya misi yang diembannya, yaitu
pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah.Pengembangandapatdilaksanakan melalui:1.Kerjasama antar
guru pembimbing2.Kerjasama antar personil sekolah3.Kegiatan
pengawasan oleh pangawas sekolah bidang bimbingan dan
konseling4.Pengembangan fasilitas layanan5.Pertemuan kesejawatan
profesional (MGP), penataran, lokakarya, pertemuan ilmiah,
keikutsertaan dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan studi
lanjutanJ.PermasalahanManajemendan SolusiDalam manajemen umumnya
akan berhadapan dengan permasalahan. Dari beberapa personalia
dengan ide-ide yang berbeda mungkin dapat menimbulkan pertentangan
dan ketidak sesuaian, fasilitas yang kurang memadai akan
menimbulkan permasalahan, masalah komunikasi sesama personalia,
masalah yang disebabkan kurangnya kompetensi, dan lain
sebagainya.Proses penyelesaian masalah manajemen menurutJames A.F.
Stoner(1996), sebagai berikut:
Kembangkan alternatif: Cari alternatif yang kreatif Evaluasi
alternatif dan pilih yang terbaik
Laksanakan dan adakan tindak lanjut:- Rencanakan
pelaksanaan-Laksanakan rencana-Monitor pelaksanaan dan adakan
penyesuaian seperlunya
Selidiki situasi:-Tentukan personal-Kenali tujuan-tujuan
keputusan-Diagnosa sebab akibat
Diantara masalah yang timbul berkaitan dengan konsep pengelolaan
dan manajemenbimbingan dan konselingadalah:1.Dalam hal penempatan
personalia, masih ada di beberapa sekolah guru pembimbingnya
berasal dari jurusan lain, akibatnya guru pembimbing tidak
mengetahui apa yang akan dilakukan.2.Masih kurangnya pengetahuan
dan wawasan guru pembimbing dalam melaksanakan tugasnya seperti
membuat program maupun melaksanakan program3.Masih adanya
ketimpangan antara jumlah guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh,
akibatnya guru pembimbing tidak maksimal dalam menjalankan
tugasnya4.Masih kurangnya pengetahuan guru mata pelajaran, kepala
sekolah dan siswa mengenai peran bimbingan dan konseling
Solusi yang dapat diberikan berkaitan dengan permasalahan konsep
pengelolaan dan manajemen ini adalah:1.Guru pembimbing harus
berasal dari jurusan BK agar guru pembimbing tersebut tahu tugas
dan tannggung jawabnya2.Dilakukan pelatihan dan pengembangan
kompetensi3.Agar Guru pembimbing dapat bekerja dengan hasil yang
maksimal, maka sesuaikan jumlah guru pembimbing dengan jumlah siswa
asuh4.Dapat mengadakan orientasi/memasyarakatkan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak tersebut
KEPUSTAKAAN
Amirah Diniaty. 2012.Evaluasi Bimbingan dan Konseling.
Pekanbaru. Zanafa Publishing.
Husaini Usman. 2009.Manajemen.Yogyakarta : Bumi Aksara
Munandir. 2001.Enslikopedia Pendidikan. Malang: UM-Press
Prayitno, dkk. 2002.Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas
1997.Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling: Sekolah Menengah
Pertama (SMP).Jakarta. Ditjen Dikdasmen.
T. Hani Handoko. 1997.Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Thantawi R. MA. 1995.Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
PT. Pamator Pressindo
Tohirin. 2008.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi).Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Sumber :
http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2013/02/konsep-dasar-manajemen-dan.html
Konsep Manajemen dalamBKOleh : Itsar Bolo Ra.Konsep
ManajemenIstilah pengelolaan merupakan pengertian dari istilah
Management (Inggris). Isitlah ini berasal dari bahasa Latin,
Perancis dan Italia. Istilah itu sebagai berikut:manus, mano,
manage/menege, maneggiare. Maneggiare berarti melatih kuda agar
kaki kuda dapat melangkah dan menari seperti dikehendaki
pelatihnya.Oliver Sheldon dalamEncyclopedia of the social
Sciencesmemberi batasan sebagai berikut:Management may be defined
as the process by which the execution of a given purpose is put
into operation and supervised. (Edwin R.A. Seligman, Encyclopedia
of the Social Sciences, 1957:76).Dari beberapa uraian di atas, maka
yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu proses mengupayakan
sesuatu hal agar menjadi lebih efektif dan efisien melalui
serangkaian pengelolaan yang memfasilitasi kerja/kinerja demi
tercapainya suatu tujuan.b. Fungsi ManajemenProses pengelolaan
berdasarkan kepada tiga macam fungsi manajemen, atau ada orang yang
menyebutkan pula bahwa fungsi-fungsi manajemen antara lain:1)
Perencanaan (planning);2) Pelaksanaan (execution); dan3) Penilaian
(evaluation).(JF. Tahalele dan Soekarto Indrafachrudin,
Kepemimpinan Pendidikan, 1975:36)Sementara itu, Prayitno (2009)
dalam pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan,
yaituperencanaan(planning-P),pengorganisasian(organizing-O),pelaksanaan(actuating-A),
danpengontrolan(controlling-C). Pengelolaan berbasis kinerja
mendasarkan pelaksanaannya pada kinerja konselor berkenaan dengan
POAC penyelenggaraan pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan
yang menjadi tanggung jawabnya. Arah POAC adalah :1. P:Bagaimana
konselormembuat perencanaan layanan dan kegiatan pendukung, mulai
dari membuat program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan
sampai dengan harian (berupa SATLAN dan SATKUNG).2. O:Bagaimana
konselormengorganisasikan berbagai unsur dan saranayang akan
dilibatkan di dalam kegiatan. Unsur-unsur ini meliputi unsur-unsur
personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas, guru,
siswa, orang tua), sarana fisik dan lingkungan (seperti ruangan dan
mobiler, alat bantu seperti komputer, film, dan objek-objek yang
dikunjungi), urusan administrasi, dana, dan lain lain.3.
A:Bagaimana konselormewujudkan dalam praktikjenis-jenis layanan
dan/atau kegiatan pendukung melalui SPO masing-masing kegiatan yang
telah direncanakan dan diorganisasikan.4. C:Bagaimana
konselormengontrol praktik pelayanannyadalam bentuk penilaian hasil
dan proses kegiatan serta mempertanggungjawabkannya
kepadastakeholders. Kegiatan ini melibatkan peran pengawasan dan
pembinaan baik dari pihak interen maupun eksteren satuan
pendidikan, serta organisasi profesi.Kinerja konselor ditujukan
kepada seluruh sasaran pelayanan siswa asuh yang menjadi tanggung
jawabnya. Volume kerja konselor secara berkala
dipertanggungjawabkan kepada pimpinan lembaga satuan pendidikan.c.
Syarat ManajemenAda dua unsur manajemen dalam kegiatan
penyelenggaraan sekolah, yaitu:1. Human element (unsur-unsur
manusia): anak-anak, orang tua, para guru dan para pegawai dan
pekerja lain, kepala inspeksi pendidikan/pengajaran, pekerjaan
pengawasan-pengawasan pendidikan, kepala perwakilan pendidikan dan
kebudayaan, dan sebagainya juga para individu lain dalam
masyarakat.2. Material element (unsur-unsur kebendaan) Uang,
gedung, tanah, perlengkapan, dan alat-alat pelajaran; Ide-ide,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, peraturan-peraturan,
keinginan-keinginan masyarakat, kebutuhan-kebutuhannya dan
sebagainya.d.Organisasi dan PersonaliaMenurut Edgar Schein (1973)
dalam Suryadi (2010), organisasi adalah koordinasi yang rasional
dari aktivitas sejumlah orang dalam mencapai sejumlah tujuan yang
jelas melalui pembagian kerja dan fungsi dan melalui hirarki
kekuasaan dan tanggung jawab.Personalia yaitu person/orang-orang
yang bekerja dalam suatu organisasi dan/atau kelembagaan tertentu
dan memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu.e.ProgramProgram
adalah seperangkat rangkaian kegiatan yang tercatat secara
sistematis yang menggambarkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam
periode tertentu.f.FasilitasFasilitas yaitu unsur
pendukung/penunjang kegiatan organisasi yang meliputi sarana dan
prasarana yang berfungsi segala sesuatu yg dapat melancarkan tugas
dan memberi kemudahan dalam bekerja.g.Akuntabilitas ProgramJ.B.
Ghartey menyatakan bahwa akuntabilitas ditujukan untuk mencari
jawaban atas pertanyaan yang berhubungan denganstewardshipyaitu
apa, mengapa, siapa, ke mana, yang mana, dan bagaimana suatu
pertanggungjawaban harus dilaksanakan. Sementara itu Ledvina V.
Carino mengatakan bahwa akuntabilitas merupakan suatu evolusi
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang petugas yang
berada pada jalur otoritasnya. Setiap orang harus benar-benar
menyadari bahwa setiap tindakannya bukan hanya akan memberi
pengaruh pada dirinya sendiri saja. Akan tetapi, ia harus menyadari
bahwa tindakannya juga akan membawa dampak yang tidak kecil pada
orang lain. (Depdiknas, P4BPKP, 2007).h.KepengawasanIstilah
supervisi atau pengawasan dalam kelembagaan pendidikan diidentikkan
dengan supervisi pengawasan profesional, hal ini tentu dihadapkan
pada berbagai peristiwa dan kegiatan, contoh jika pengawasan
dilakukan oleh kepala sekolah, maka pengawasan dilakukan untuk
melihat kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran terhadap
siswa, namun jika supervisi dilaksanakan oleh pengawas satuan
pendidikan, maka kepala sekolah dalam konteks kelembagaan jelas
menjadi tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara
menyeluruh.Kepengawasan diartikan sebagai kegiatan pengawas dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan guru serta tenaga pendidikan
lainnya dari segi teknis pelaksanaan dan administrasi kegiatan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu (Prayitno,
2001).i.PengembanganKegiatan manajemen merupakan berbagai upaya
untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan (a) pengembangan
program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya, dan
(d) pengembangan penataan kebijakan. Secara operasional
pengembangan program disusun secara sistematis sebagai berikut :1.
Rasional berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan
didasarkan atas landasan konseptual, hukum maupun empirik2. Visi
dan misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan BK yang
mendukung visi , misi dan tujuan sekolah3. Kebutuhan layanan
bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan isntitusi
terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan
instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan.4. Tujuan, berdasarkan
kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan
perkembangan5. Komponen program: a.Layanan dasar, program yang
secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa pertingkatan kelas,
b.Layanan responsif, program yang secara khusus dibutuhkan untuk
membantu para siswa yang memerlukan layanan bantuan khusus,
c.Layanan perencanaan individual, program yang mefasilitasi seluruh
siswa memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan,
d.Dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program,
program jejaring baik internal sekolah maupun eksternal, e.Rencana
operasional kegiatan6. Pengembagan tema atau topik (silabus
layanan)7. Pengembangan satuan layanan bimbingan8. Evaluasi9.
Anggaranj. Permasalahan dan Solusi1. Adapun permasalahan yang
berkembang seputar konsep manajemen yaitu, (1) pengelolaan /
manajemen dalam sekolah belum banyak menghasilkan nilai tambah
tersendiri bagi sekolah (2) manajemen hanya dipahami oleh
segelintir orang saja di dalam sekolah, dan (3) pola manajemen di
sekolah masih bersifat pragmatis-praktis.2. Untuk mengatasi
permasalahan di atas, maka solusi yang dianggap dapat membantu
penyelesaian permasalahan manajemen tersebut, (1) mekanisme
manajemen sepatutnya mengikuti standar baku pola manajemen yang
telah ada dan disesuaikan dengan tujuan suatu lembaga/organisasi,
(2) memberikan pelatihan melakukan pengelolaan / manajemen kepada
personil sekolah, dan (3) memberikan alur atau pola manajemen yang
sesuai dan tepat sasaran di sekolah guna memberikan nilai tambah
tersendiri.
Daftar RujukanEdwin R.A. Seligman. 1957.Encyclopedia of the
Social Sciences. USA : Prentice-Hall.Tahalele, J.F. dan Soekarto
Indrafachrudi, (1975),Kepemimpinan Pendidikan, Malang: Sub Proyek
Penulisan Buku Pelajaran P3T, IKIP Malang.Prayitno. 2001.Panduan
Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.Suryadi. 2010.Pengembangan Materi Perkuliahan:
Pengelolaan Pendidikan. Jurusan AP UPI: Bandung.
Sumber :
http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2013/02/konsep-dasar-manajemen-dan.html
KONSEP DAN PERMASALAHAN MENEJEMEN BK DI SEKOLAH
A.Konsep ManajemenIstilah manajemen sekarang sudah menjadi
perbendaharaan bahasa Indonesia, bahkan sudah tercantum sebagai
salah satu entri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI). Kata itu
berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata manajemen. Dalam kamus itu
juga dijelaskan bahwa kata manajemen mempunyai dua arti, yaitu (1)
proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran, dan (2) pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas
jalannya perusahaan dan organisasi Menurut Terry dan Rue (1992),
manajemen merupakan suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang.
Sedangkan Nanang Fattah (2008) menyatakan bahwa menejemen sering
diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagaia ilmu
oleh luther gulick karena menegemen dipandang sebagai suatu bidang
pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan kiat oleh follet Karena
menejemen mencapai sasaran melalui cara-cara mengatur orang lain
menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai proesi karena menejemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi
menejer, danpara profesioanl dituntut oleh kode etik.Manajemen
diartikan sebagai upaya pengaturan sesuatu untuk mencapai tujuan
melalui fungsi manajemen, yakni fungsi planning, organizing,
actuating, controlling, dan melalui adminstrasi, yakni men, method,
money, material, machine, and market ini merupakan defensisi secara
luas.Berdasarkan pengertian diatas maka manajemen bimbingan
konseling dapat diartikan sebagai upaya pengaturan untuk mencapai
tujuan dari bk tersebut melalui fungsi manajemen, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, aplikasi, pengawasan, dan melalui
administrasi yaitu konselor, metode, sumber dana, materi dan
perlengkapan/ peralatanB.Fungsi ManajemenMenurut T. Hani Handoko
fungsi manajemen (pengelolaan) adalah: perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Koordinator bimbingan
dan konseling yang merupakan manajer sekaligus administrator
bimbingan dan konseling di sekolah akan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen ini dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling
di sekolahnya1.Fungsi perencanaan (planning). Koordinator BK di
sekolah harus menentukan tujuan yang hendak dicapai selama waktu
tertentu dan menentukan kegiatan untuk mencapai tujuan dan hal ini
terkait dengan program BK2.Fungsi pengorganisasian (organizing).
Koordinator BK akan mengelompokan dan menentukan kegiatan penting
untuk memberikan kekuasaan kepada orang-orang tertentu (guru
pembimbing/wali kelas) untuk melaksanakan kegiatan itu3.Fungsi
pelaksanaan (actuating). Koordinator BK harus mendorong kinerja
guru pembimbing dengan memberikan motivasi dalam merealisasikan
tujuan yang diharapkan sesuai dengan program4.Fungsi pengawasan
(controlling). Pengawasan dilakukan oleh seorang pengawas di bidang
BK, kemudian koordinator BK juga menggunakan administrasi, yaitu:
men (sumber daya manusia/personil), material (bahan-bahan),
machines (peralatan, sarana dan prasarana), method (metode/
layanan), money ( sumber dana) dan market (siswa)
C.Syarat ManajemenUntuk dapat berhasil dengan baik proses dari
majemen maka harus ada syarat-syarat manajemen yang harus dipenuhi,
meliputi :1.Harus ada pembagian kerjamengandung pengertian bahwa
suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai dengan bakat dan kemampuan
anggota organisasi akan lebih berhasil bila dibandingkan dengan
tidak adanya pembagian kerja.2.Kekuasaan dan pertanggung
jawabanDalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang
kekuasaan dan pertanggung jawaban antara masing-masing staf dalam
organisasi.3.DisiplinSemua lini dalam sebuah organisasi harus
mempunyai disiplin dengan menaati peraturan yang
ditetapkan.4.Kesatuan komandoKesatuan komando perlu untuk menjaga
kesimpang siuran perintah di dalam organisasi, karena organisasi
mempunyai tujuan yang sama.5.Kesatuan arahKesatuan arah diperlukan
untuk menghindari masing-masing anggota mempunyai tujuan
sendiri-sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang
saja.6.Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanyaAntara
tujuan organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena
apabila terdapat perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami
kesulitan.7.Pemberian upah/gajiHarus didasarkan pada kebutuhan
anggota organisasi dan keluarganya secara
adil.8.SentralisasiMemberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu
organisasi memerlukan suatu pemusatan tanggung jawab untuk
menghindari bawahan tidak dibebani dengan tangung jawab yang lebih
besar.9.Jenjang jabatanUrutan-urutan hubungan antara satu kegiatan
dengan kegiatan yang lain harus saling bersambung. Kejelasam
hubungan ini perlu untuk menentukan kearah mana seseorang harus
bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana seseorang kelak di
promosikan.10.KeteraturanKeteraturan diperlukan agar tidak terjadi
kelambatan di dalam proses manajemen.11.KeadilanKeadilan diperlukan
di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang lancer diantara
anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.12.Kestabilan
di dalam organisasiPara anggota harus merasa stabil kedudukannya di
dalam oaganisasi.13.InisiatifTanpa inisiatif akan menjurus kepada
hal-hal yang bersifat rutin dan organisasi akan mengalami sebuah
kerugian.14.Semangat korpsAdanya komunikasi yang lancer diantara
pimpinan dan bawahan akan menambah semangat kerja bawahan.
D.Organisasi dan Personalia1. OrganisasiMenurut Nanang Fattah
(2008:71) Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama
organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelopok fungsional,
misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan,
badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan
diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan
sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama.Sejalan dengan itu Sutarto (1995: 40) menyatakan
organisasi adalah sistem saling pengaruh antara orang dalam
kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi ini ditemukan adanya tiga faktor yang dapat
menimbulkan organisasi, yaitu: (1) orang-orang, (2) kerja sama, (3)
tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling
lepas/berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan merupakan suatu
kebulatan, maka dalam pengertian organisasi digunakan sebutan
sistem yang berarti kebulatan dari berbagai faktor yang terikat
oleh berbagai asas yang ditentukan oleh masing-masing
organisasiOrganisasi pelayanan bimbingan dan konseling yang hendak
dibangun pada suatu sekolah hendaknya mempertimbangkan sumber
tenaga yang tersedia, besarnya sekolah, jumlah siswa dan jumlah
guru pembimbing yang ada, dan bagaimana kualifikasi dan pangkat
atau jabatannya dapat disesuaikan dengan pengaturan atau pembagian
tugas di sekolah.
2. PersonaliaHerber G. Kicks (dalan Sutarto, 1995) menyatakan
faktor inti organisasi adalah orang-orang (personil) sebagai faktor
yang membentuk organisasi, sedangkan yang termasuk faktor kerja
yang menentukan berjalannya organisasi adalah daya manusia
(kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain,
kemampuan untuk melaksanakan asas-asas organisasi) dan daya manusia
lain, seperti alam, iklim dan sebagainya.Secara operasional
pelaksana utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
guru pembimbing dan koordinator bimbingan, tetapi personil sekolah
yang lain diharapkan juga berperan agar program bimbingan dapat
terselenggara dengan baik. Personil itu mencakup: kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, Kadin
pendidikan, komite sekolah, koordinator BK, guru praktek, pengawas
BK, siswa, staf administrasi, orang tua siswa, tata usaha, dan
cleaning servis.Sedangkan dewa ketut sukardi (2003) menyatakan
bahwa menejemen bimbingan konseling disekolah diselenggarakan oleh
suatu organisasi dengan sejumlah personalia. Organisasi ini
mencerminkan keterkaitan berbagai komponen dalam bimbingan
konseling disekolah. Komponen pokok dalam bimbingan konselig dan
personalianya disekolah adalah :1.Guru BK yang merupakan pelaksana
utama kegiatan bimbingan dan konseling disekolah2.Koordinator
Bimbingan Konseling sebagai penangung jawab utama pengelolaan
bimbingan konseling disekolah3.Kepala sekolah sebagai penangung
jawabseluruh kegiatan sekolah termasuk kegiatan bimbingan dan
konseling4.Wali kelas sebagai pengelola khusus sekelompok siswa
dalam satu kelasa sebagai kelompok sasaran pokok bimbingan dan
konseling5.Guru matapelaajaran dan gurur praktikan sebagai mitra
kerja guru BK dan saling menunjuang demi suksesnya
programpengajaran dan program bimbingan dan konseling6.Pengawas
sekolah bidang bimbingan dan konseling dalam ragka meningkatkan
kinerja bimbingan konseling disekolah.7.Siswa disekolah yang
bersangkutan sebagai kelompok sasaran langsung kegiatan bimbingan
dan konseling.
E.ProgramPrayitno (2001) menyatakan bahwa program bimbingan dan
konseling adalah satuan besar atau kecil rencana kegiatan layanan
dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang akan
dilaksanakan pada periode tertentu. Program-program bimbingan dan
konseling merupakan isi dari keseluruhan organisasi bimbingan dan
konseling di sekolah. Program-program ini perlu disusun dengan
memperhatikan pola umum bimbingan dan konseling dan berbagai
kondisi yang terdapat di lapanganSetiap satuan pendidikan atau
sekolah perlu membuat rencana program bimbingan dan konseling
sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan.
Rencana program itu dijadikan acuan pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah masing-masing. Thantawi R,MA
(1995: 99) membagi dua macam perencanaan yang perlu disiapkan,
yaitu:1.Perencanaan tahunan sebagai program sekolah, rencana ini
disusun menurut alokasi waktu seperti catur wulan/semester, rencana
bulanan, bahkan rencana mingguan dan harian. Dalam program ini
dicantunkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi
waktu2.Perencanaan kegiatan layanan bagi setiap guru pembimbing
sesuai dengan pembagian tugas di sekolah
F.FasilitasAgar dapat terlaksananya pelayanan bimbingan dan
konseling dengan sebaik-baiknya, maka disamping membentuk dan
mengatur organisasinya secara baik, dan penugasan tenaga personil
sesuai dengan kemampuan masing-masing, perlu ada sarana dan
prasarana atau fasilitas yang menunjang terselenggaranya pelayanan
bimbingan dan konseling dengan baik dan efisien. Sarana dan
prasarana bimbingan dan konseling merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan, karena pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
bagian dari pendidikan yang dijalankan di suatu sekolahSarana yang
diperlukan sebagai penunjang pelayanan bimbingan dan konseling
(Thantawi, 1995) adalah:1.Instrumen pengumpulan data2.Alat
penyimpan data3.Perlengkapan teknis4.Beberapa alat perlengkapan
administrasi bimbingan yang perlu disediakan di ruang bimbingan,
yaitu: blangko surat-surat, kartu laporan konseling, catatan
konferensi kasus, keterangan pemberian layanan, buku tamu, kotak
masalah dan papan pengumumanMenurut Panduan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Berbasis Kompetensi (2001) yang juga menjadi sarana BK
adalah perangkat elektronik, seperti:1.Komputer untuk mengolah data
hasil aplikasi instrumentasi2.Program-program khusus pengolahan
hasil instrumentasi melalui komputer3.Program-program khusus
bimbingan dan konseling melalui komputer, seperti bimbingan belajar
melalui program komputerSedangkan prasarana merupakan perlengkapan
fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling. Prasarana yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling (Thantawi, 1995) adalah:1.Ruang kerja guru
pembimbing2.Ruang konseling3.Tuang tunggu/ruang tamu4.Ruang
perlengkapan/dokumentasi5.Ruang bimbingan kelompokSedangkan dewa
ketut sukardi (2003)mengatakan fasilitas pokok yang diperlukasn
dalam bimbingan dan konseling adalah1.Tempat bekerja dan
melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling2.Peralatan instrument
bimbingan dan konseling, termasuk instrument pengungkapan masalah
dan kondisi siswa, baik yang bersifat tes maupun non
tes.3.Bahan-bahan informasi seperti informasi pendidikan atau
jabatan.4.Buku-buku untuk bimbingan kepustakaan.5.Pedoman kegiatan
meliputi SK dan ketentuan kebijakan pemerintah tentang bimbingan
konseling dan pendidikan pada umumnya, serta panduan operasioan
berkaitan dengan penyusunan program, penilaian, pelaksanaan
bimbingan dan konseling.6.Peralatan adminitrasi baik yang berupa
alat tulis kantor maupun yang bersifat keras seperti komputer
dll7.Dukungan dan kesempatan dari semua pihak untuk melaksanakan
bimbingan8.Pengembangan professional melalui MGBK dan organisasi
keprofesian.
G.Akuntabilitas ProgramAkuntabilitas program mengacu pada
pertanggungjawaban berkenaan dari hasil kegiatan-kegiatan bimbingan
dan konseling yang telah dilaksanakan. Hal ini akan berkaitan erat
dengan rencana program yang disusun sebelumnya dan juga akan
menampilkan akuntabilitas proses yang berhubungan dengan proses
pelaksanaan kegiatanAkuntabilitas program merupakan hal yang sangat
penting menjadi perhatian guru pembimbing dan para konselor. Karena
sebelum melakukan berbagai kegiatan konseling, guru pembimbing
harus memahami unjuk kerja dan hal-hal yang akan
dipertanggungjawabkannya, sesuai dengan standar program bimbingan
dan konseling, dengan demikian diharapkan keberadaan bimbingan dan
konseling mendapat kepercayan dari masyarakat luasGuru pembimbing
sangat perlu menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Adanya program yang sistematis, memerlukan suatu kondisi tertentu
unruk dipertanggungjawabkan, sedangkan kondisi untuk
dipertanggungjawabkan memerlukan standar sebagai ukuran
keberhasilan atau prestasi yang dicapai oleh guru pembimbingMenurut
A. Muri Yusuf (2002), manajemen dalam suatu organisasi akan
dikatakan akuntabel apabila kegiatan pelaksanaannya
telah:1.Menentukan tujuan yang tepat2.Mengembangkan standar yang
dibutuhkan untuk pencapaian tujuan tersebut3.Secara efektif
mempromosikan penerapan pemakaian standar4.Mengembangkan standar
organisasi dan operasi secara efektif, ekonomis dan efisienOleh
karena itu, pelayanan bimbinngan dan konseling yang baik, benar,
efektif dan efisien dalam mengembang misi bimbingan dan konseling
yang telah disepakati adalah hal yang sangat esensial, sehinga
pengakuan dan kepercayaan masyarakat akan bertambah. Apabila
akuntabilitas atau pertanggungjwaban bimbingan dan konseling
dilakukan secara periodik dan sesuai dengan ketentuan atau aturan
yang berlaku, tentu saja keberadaan bimbingan dan konseling
merupakan kebutuhan pokok yang harus diprioritaskan dalam kehidupan
masyarakat
H.KepengawasanRobert J. Mockler dalam T. Hani Handoko (1996:
360), mengemukakan bahwa pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpanan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya diperlukan dengan
cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuanDalam
kegiatan bimbingan dan konseling pengawasannya diselenggarakan oleh
pengawas sekolah dengan tugas pokok mengadakan penilaian terhadap
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan pembinaan terhadap
guru pembimbing melalui pemberian arahan, bimbingan, contoh, dan
saran kepada guru pembimbing untuk meningkatkan mutu pelaksaan
bimbingan dan konseling di sekolah (sesuai SK menpan No. 118/1996
dan Petunjuk Pelaksanaan).Menurit Prayitno (2001: 24) kegiatan
pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah dapat diartikan
sebagai kegiatan pengawas sekolah yang menyelenggarakan
kepengawasan dengan tugas pokok mengadakan penilaian dan pembinaan
melalui arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada guru
pembimbingan tenaga lain dalam bidang bimbingan dan konseling di
sekolah.
I.PengembanganMunandir (2001: 268) menyatakan bahwa pengembangan
merupakan berbagai cara atau pendekatan yang bertujun untuk
menciptakan situasi agar guru dan staf sekolah lainnya meningkatkan
kompetensi dan keterampilannya serta tumbuh secara profesional
selama berdinas.Kemudian Prayitno dkk (2002) mengemukakan bahwa
pengembangan BK diarahkan kepada semakin meningkatnya mutu
pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa oleh guru
pembimbing, dengan indikator meningkatnya:1.Kemampuan guru
pembimbing dalam melaksanakan layanan dan kegaitan pendukung
bimbingan dan konseling2.Fasilitas untuk pelayanan (tempat
kegiatan, instrumen BK, Perangkat elektronik, buku panduan dan
lain-lain)3.Kerja sama antar personil sekolah4.Pemanfaatan
pelayanan oleh siswa5.Jumlah guru pembimbing (bagi sekolah-sekolah
yang masih memerlukan penambahan)Pengembangan dilaksanakan
melalui:1.Kerjasama antar guru pembimbing2.Kerjasama antar personil
sekolah3.Kegiatan pengawasan oleh pangawas sekolah bidang bimbingan
dan konseling4.Pengembangan fasilitas layanan5.Pertemuan
kesejawatan profesional (MGBK), penataran, lokakarya, pertemuan
ilmiah, keikutsertaan dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan studi
lanjutan
Sumber :
https://bkpemula.wordpress.com/2012/05/30/konsep-dan-permasalahan-menejemen-bk-di-sekolah/