Top Banner
KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN A. KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI YANG DIANJURKAN Tabel 1. Komposisi Konsumsi Pangan Berdasarkan Pola Pangan Harapan NO Kelompok Pangan Pola Pangan Harapan Nasional % AKG (FAO-RAPA) ³) Gram/Hari ²) Energi (kkal) % AKG Bobot ²) Skor PPH ²) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 0.5 25.0 40.0 - 60.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0 0.5 2.5 0.0 - 8.0 3 Pangan Hewani 150 240 12.0 2.0 24.0 5.0 - 20.0 4 Minyak dan Lemak 20 200 10.0 0.5 5.0 5.0 - 15.0 5 Buah/Biji Berminyak 10 60 3.0 0.5 1.0 0.0 - 3.0 6 Kacang-kacangan 35 100 5.0 2.0 10.0 2.0 - 10.0 7 Gula 30 100 5.0 0.5 2.5 2.0 - 15.0 8 Sayur dan Buah 250 120 6.0 5.0 30.0 3.0 - 8.0 9 Lain-lain - 60 3.0 0.0 0.0 0.0 - 5.0 Jumlah 2000 ¹) 100.0 - 100.0 Sumber : ¹) AKE di tingkat konsumsi adalah 2000 kkal/kao/hari (berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004); ²) Data diolah oleh GMSK-IPB dan Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan, 2004 ³) Kisaran persentase energi terhadap AKG (FAO RAPA, 1989) sebagai acuan menuju komposisi pangan ideal.
20

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

May 28, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

A. KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI YANG DIANJURKAN

Tabel 1. Komposisi Konsumsi Pangan Berdasarkan Pola Pangan Harapan

NO Kelompok Pangan Pola Pangan Harapan Nasional % AKG

(FAO-RAPA) ³) Gram/Hari ²) Energi (kkal) % AKG Bobot ²) Skor PPH ²)

1 Padi-padian 275 1000 50.0 0.5 25.0 40.0 - 60.0

2 Umbi-umbian 100 120 6.0 0.5 2.5 0.0 - 8.0

3 Pangan Hewani 150 240 12.0 2.0 24.0 5.0 - 20.0

4 Minyak dan Lemak 20 200 10.0 0.5 5.0 5.0 - 15.0

5 Buah/Biji Berminyak 10 60 3.0 0.5 1.0 0.0 - 3.0

6 Kacang-kacangan 35 100 5.0 2.0 10.0 2.0 - 10.0

7 Gula 30 100 5.0 0.5 2.5 2.0 - 15.0

8 Sayur dan Buah 250 120 6.0 5.0 30.0 3.0 - 8.0

9 Lain-lain - 60 3.0 0.0 0.0 0.0 - 5.0

Jumlah 2000 ¹) 100.0 - 100.0

Sumber : ¹) AKE di tingkat konsumsi adalah 2000 kkal/kao/hari (berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII,

2004);

²) Data diolah oleh GMSK-IPB dan Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan, 2004

³) Kisaran persentase energi terhadap AKG (FAO RAPA, 1989) sebagai acuan menuju komposisi pangan ideal.

Page 2: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

B. KOMPOSISI KONSUMSI PROTEIN ANJURAN

Kecukupan protein sebesar 52 gram/kap/hari, dicukupi dari sekurang-kurangnya 20% protein hewani dan 80% protein nabati

Tabel 2. Alternatif Komposisi Konsumsi Protein

Konsumsi Protein Komposisi (gram/kap/hari)

Alternatif I Alternatif II Alternatif III

Hewani 15

16 16

- Daging

6 7 6

- Ikan

9 9 10

Nabati 37

36 36

Total 52 52 52

Tabel 3. Komposisi Konsumsi Protein Asal Pangan Hewani

Kelompok Bahan Pangan Proporsi (%) Tingkat Konsumsi (kap/hari)

kkal gram*

Ruminansia dan Unggas 43,4 104 65

- Daging Ruminansia

7,9 19

12

- Daging Unggas

14,6 35

22

- Telur

11,4 27

17

- Susu

9,5 23

14

Ikan 56,6 136 85

Total 100 240 150

Gram bahan mentah dalam berat bersih

Sumber : Excercise Komposisi Konsumsi Protein, Disiapkan oleh Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si. ; GMSK-IPB

Page 3: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

75,7

85,7 85,6 83,5 81,4 83,4 85,2

77,8 83,8 83,6 85,5

90,7 91,9 86,3

0

20

40

60

80

100

120

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Skor PPH Nasional skor PPH DIY Ideal(skor PPH 100)

GRAFIK 1. PERKEMBANGAN KUALITAS KONSUMSI (SKOR POLA PANGAN HARAPAN)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 - 2015

Page 4: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Renstra BKPP DIY, perhitungan menggunakan angka susenas aktual dan survey. skor PPH Tahun 2016 masih merupakan

angka sementara

77,8 80,7

83,5 86,4

80,2 81,9 88,5 88,5

76,3 79,1 78,7 83,1 85,3 85,3 88,5 88,5

0

20

40

60

80

100

120

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Target Total skor PPH Ideal (skor PPH 100)

GRAFIK 2. PERKEMBANGAN KUALITAS KONSUMSI ( CAPAIAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2016

Page 5: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Renstra BKPP DIY, Angka konsumsi energi tahun 2016 masih merupakan angka sementara

1940 1991 1938 1874 1946,4 1946,4 2133,8 2133,8

0

500

1000

1500

2000

2500

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Energi (Kkal/ka) Ideal Konsumsi Energi (2000 kkal/ka)

GRAFIK 3. PERKEMBANGAN ANGKA CAPAIAN KONSUMSI ENERGI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2016

Page 6: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Renstra BKPP DIY, angka konsumsi protein tahun 2016 masih merupakan angka sementara

53,8 55,7 54,5 53,8 60 60

63,9 63,9

0

10

20

30

40

50

60

70

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi Protein (gram/ka) Target Ideal Konsumsi Energi (52 gram/ka)

GRAFIK 4. PERKEMBANGAN CAPAIAN ANGKA KONSUMSI PROTEIN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2016

Page 7: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Padi-padian 279,6 336,7 335 343,4 336,8 339,1 283,9

Umbi-umbian 37,9 41,5 29,4 29,2 34,3 37,5 30,5

Pangan hewani 63 75,9 78,3 78,3 92,9 99,6 89,4

Minyak dan lemak 17,3 17,8 17,7 18,2 18,3 19,2 20,9

Buah/biji berminyak 10,5 12,3 11,3 10,2 9,7 9,5 7,7

Kacang-kacangan 25,2 26,2 27,8 26,5 26,9 25,7 23,5

Gula 31,1 37,3 37,4 32,1 32 31,2 28,7

Sayur dan buah 213,1 246,3 229,8 251,8 252,4 288,8 232,6

0

30

60

90

120

150

180

210

240

270

300

330

Ko

nsu

msi

(gra

m/k

ap/h

ari)

GRAFIK 5. PERKEMBANGAN KONSUMSI KELOMPOK PANGAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Gram/Kap/Hari)

Page 8: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

30,2

34,1

24 23,3

28,7 27,9

20,2

3,6 3,1 3,2 3,2

2,5

5,5

4,9 3,7 4,2

1,6 2,4 2,9 4

5,1

0,4 0,1 0,6 0,3 0,2 0,1 0,3 0

5

10

15

20

25

30

35

40

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ko

nsu

msi

(gr

/kap

/har

i)

Singkong Ubi jalar Kentang Sagu Umbi lainnya

GRAFIK 6. PERKEMBANGAN KONSUMSI UMBI-UMBIAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Gram/Kap/Hari)

Page 9: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

7,9 8 10,3 9,4 13,2 16,4 7,5

12,3 16,1 17,5 17,6

20,8 22,4

26,3

17,9 22

21,5 20,5

22,3 22,5

20,5 6,8

8 8,1 7,4

8,1 8,5

8,6 18,1

21,8 20,9 23,4

28,5 29,8

26,5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ko

nsu

msi

(gr/

kap

/har

i)

Daging ruminansia Daging unggas Telur Susu Ikan

GRAFIK 7. PERKEMBANGAN KONSUMSI PANGAN HEWANI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Gram/Kap/Hari)

Page 10: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

143,6 161,3 156,6 161,2 162,8 167,3

133,1

69,5

85 73,2

90,6 89,6

121,5

99,5

0

50

100

150

200

250

300

350

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ko

nsu

msi

(gr/

kap

/har

i)

Sayur Buah

GRAFIK 8. PERKEMBANGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Gram/Kap/Hari)

Page 11: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

89,7

108,7 109 109,9

107,3 106,9

88,3

80

85

90

95

100

105

110

115

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ko

nsu

msi

(kg/

kap

/tah

un

)

BERAS

GRAFIK 9. PERKEMBANGAN KONSUMSI BERAS

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Kg/Kap/Tahun)

Page 12: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

0,8 0,7 0,2

1 0,4

0,8 0,6

11,6

13,4 13,1

14,4 15,3

16,1

14,7

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ko

nsu

msi

(kg/

kap

/tah

un

)

Jagung Terigu

GRAFIK 10. PERKEMBANGAN KONSUMSI JAGUNG DAN TERIGU

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Kg/Kap/Tahun)

Page 13: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

2,9 2,9

3,8 3,4

4,8

6

7,4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ko

nsu

msi

(kg/

kap

/tah

un

)

Daging Sapi

GRAFIK 11. PERKEMBANGAN KONSUMSI DAGING SAPI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Kg/Kap/Tahun)

Page 14: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

8,1

8,4

9,7

9 9,1

8,6

8,3

7

7,5

8

8,5

9

9,5

10

1 2 3 4 5 6 7

Ko

nsu

msi

(kg/

kap

/tah

un

)

Kedelai

GRAFIK 12. PERKEMBANGAN KONSUMSI KEDELAI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Kg/Kap/Tahun)

Page 15: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

8,1

9,8 9,5

8,5 8,7 8,4

7,6

0

2

4

6

8

10

12

2009 2010 2010 2011 2012 2013 2014

Ko

nsu

msi

(kg/

kap

/tah

un

)

Gula pasir

GRAFIK 13. PERKEMBANGAN KONSUMSI GULA PASIR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 – 2015 (Kg/Kap/Tahun)

Page 16: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

92,2

81,5

90,6 87,9

95,9

0

20

40

60

80

100

120

BANTUL GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA KULON PROGO SLEMAN

Total skor PPH Ideal (skor PPH 100)

GRAFIK 14. SKOR POLA PANGAN HARAPAN KABUPATEN / KOTA

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015

Page 17: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

Sumber : Susenas 2009-2010, (2011-2015 triwulan I); BPS, diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0

Aceh

Kalimantan Utara

Maluku Utara (regional)

Kalimantan Barat

Lampung

Bengkulu

Sulawesi Selatan

Jawa Timur

Gorontalo

Riau

Sumatera Barat

INDONESIA

DI Yogyakarta

Sumatera Selatan

Sulawesi Tenggara

Kalimantan Selatan

Sulawesi Tengah

Bali

GRAFIK 15. SKOR PPH JUSTIFIKASI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

Page 18: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

RINGKASAN

Gambaran situasi konsumsi pangan penduduk tahun 2015 berdasarkan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) triwulan I tahun

2015 oleh Badan Pusat Statistik, sebagai berikut:

1. Susenas tahun 2015 triwulan I yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015 dengan jumlah sampel 300.000 rumah tangga, sudah

dapat memberikan gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum sampai tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Melalui data Susenas dapat diketahui gambaran tingkat konsumsi pangan penduduk yang dapat digunakan dalam perencanaan

program ketahanan pangan.

2. Susenas modul konsumsi tahun 2015 mengalami perubahan yang cukup signifikan, yaitu:

(a) jumlah komoditas yang tercatat menurun dari 215 jenis menjadi 112 jenis komoditas, utamanya komoditas sayur dan buah serta

pangan hewani; (b) jenis komoditas “lainnya” pada semua kelompok pangan dihilangkan. Hal ini merupakan penyebab signifikan

penurunan skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada beberapa provinsi, terutama Daerah Istimewa Yogyakarta, kecuali setelah

disesuaikan dengan angka aktual hasil survey di DIY.

3. Dari hasil justifikasi Susenas tahun 2015 dibandingkan dengan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) tahun 2004 dan

WNPG tahun 2012, diketahui beberapa indikator terkait kinerja ketahanan pangan sebagai berikut:

a. Dari sisi konsumsi pangan, gambaran konsumsi pangan penduduk dalam bentuk energy di tingkat rumah tangga secara nasional

mengalami penurunan dari 2.232 kkal/kap/hari pada tahun 2014 menjadi 2.162 kkal/kap/hari (sudah melebihi angka kecukupan

energy sebesar 2.000 kkal/kap/hari, dan relative lebih rendah dari tahun sebelumnya mendekati angka 2000 kkal/ kap/ hari).

Sedangkan angka konsumsi energi versi BKPP DIY dengan angka aktual sebesar 2.133 kkal / kap/ hari.

b. Perkembangan konsumsi protein penduduk tahun 2015 mengalami penurunan dari 68,5 gram/kap/hari pada tahun 2014

menjadi 63,4 gram/kap/hari; konsumsi protein tersebut melebihi anjuran konsumsi protein sebesar 52 gram/kap/hari.

Komposisi konsumsi protein penduduk tahun 2015 tersebut, terdiri dari 67,82% atau 43 gram protein asal pangan nabati dan

32,1% atau 20,4 gram protein asal pangan hewani. Sedangkan konsumsi protein tahun 2015 versi perhitungan BKPP DIY

Page 19: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

mengalami kenaikan dari 60 gra/ kap/ hari di tahun 2014 menjadi 63,9 gram/ kap/ hari di tahun 2015. Masih terlalu tinggi dari

angka yang dianjurkan.

4. Dari segi kualitas, yang ditunjukkan dari skor PPH (Pola Pangan Harapan), terjadi penurunan kualitas konsumsi pangan penduduk

yaitu dari 91,9 pada tahun 2014 menjadi 86,3 pada tahun 2015 (dengan AKE 2.000 kkal/kap/hari). Penurunan ini disebabkan oleh

perubahan kuisioner yang di dalamnya terdapat pengurangan jumlah komoditas seperti yang telah disebutkan seperti di atas.

Begitu pula dengan adanya trend menurunnya angka skor PPH secara nasional di tingkat provinsi. Penurunan ini masih dianggap

wajar, dan secara nasional, skor PPH DIY masih di atas rata-rata skor PPH Nasional. Untuk mengimbangi penurunan tersebut, BKPP

DIY mencoba megadopsi data aktual dari survey yang ada, diperoleh angka skor PPH sebesar 88,5, atau mengalami kenaikan dari

tahun 2014 yaitu 85,3.

5. Selama periode 2009-2014 tren pola konsumsi pangan sumber karbohidrat penduduk sebagai berikut:

a. Tren pola konsumsi pangan pokok penduduk untuk pangan sumber karbohidrat, masih didominasi oleh kelompok padi-padian

terutama beras dan terigu, sedangkan kontribusi umbi-umbian dalam konsumsi pangan penduduk masih rendah.

b. Kontribusi konsumsi energy yang berasal dari kelompok padi-padian (beras, jagung, dan terigu) pada tahun 2015 mengalami

sedikit penurunan dibanding tahun 2014 yaitu dari 69,9% menjadi sebesar 67,3%. Tingkat konsumsi energy padi-padian tersebut

telah melebihi komposisi anjuran sebesar 50%, namun mulai bias ditekan, hal ini disebabkan pula karena menurunnya konsumsi

beras.

c. Konsumsi beras per kapita tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun 2014, yaitu dari 292,9 gram/kap/hari atau 106,9

kg/kap/tahun menjadi 241,9 gram/kap/hari atau 88,3 kg/kap/tahun. Sejalan dengan konsumsi beras, konsumsi jagung per

kapita tahun 2015 juga mengalami penurunan dibanding tahun 2014, yaitu 2,2 gram/kap/hari atau 0,8 kg/kap/tahun menjadi

1,6 gram/kap/hari atau 0,6 kg/kap/tahun. Konsumsi terigu per kapita tahun 2015 juga mengalami penurunan dibanding tahun

2014, yaitu dari 44 gram/kap/hari atau 16,1 kg/kap/tahun menjadi 40,4 gram/kap/hari atau 14,7 kg/kap/tahun.

6. Secara kuantitas terjadi penurunan tingkat konsumsi energy protein dan skor Pola Pangan Harapan tahun 2015 dibandingkan

tahun 2014 apablia memperhatikan perhitungan dengan menggunakan angka justifikasi susenas. Namun penurunan tingkat

konsumsi energi dan protein menuju perbaikan pola konsumsi, yaitu mendekati angka ideal, karena pada tahun 2014 angka

Page 20: KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

tersebut dirasakan masih cukup tinggi. Sedangkan penurunan skor PPH yang disebabkan oleh metode kuisioner BPS yang berubah,

bisa diantisipasi melalui penyesuaian data aktual konsumsi di DIY, sehinga skor PPH masih dapat menyesuaikan dengan target yang

sudah ditentukan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Penurunan kuantitas konsumsi energy terjadi di hampir seluruh kelompok pangan, kecuali minyak dan lemak, buah biji

berminyak dan gula. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok padi-padian, pangan hewani serta sayur dan buah. Peningkatan

tersebut berturut-turut sebesar 52 dan 11 kkal/kap/hari. Untuk kelompok sayur dan buah mengalami penurunan yaitu sebesar

16 kkal/kap/hari.

b. Penurunan konsumsi pangan hewani tersebut mempengaruhi peningkatan skor mutu pangan (skor PPH), mengingat bobot

kelompok pangan hewani berkontribusi cukup besar terhadap perhitungan skor PPH. Penurunan ini diperoleh dari kontribusi

peningkatan konsumsi daging ruminansia dan ikan yaitu masing-masing sebesar 26 dan 6 kkal/kap/hari. BKPP DIY juga

melakukan penghitungan skor PPH dengan menggunakan data aktual di beberapa komoditas, salah satunya yaitu dengan

konsumsi ikan, sehingga angka konsumsi energi pangan hewani dari 209,7 kkal/ kap/ hari menjadi 240 kkal/ kap / hari. Hal ini

berdampak cukup signifikan terhadap peningkatan angka skor PPH dari 85,3 menjadi 88,5.

7. Dari hasil penghitungan skor PPH tahun 2015 hasil jutifikasi, khususnya untuk Daerah Istimewa Yogyakarta apabila dibandngkan

dengan skor PPH Nasional tahun 2015, posisi DIY masih berada di atas angka Nasional, yaitu 86,3 sedangkan skor PPH Nasional

sebesar 85,2.