LAPORAN AKHIR PENELITIAN PRODUK TERAPAN PENGEMBANGAN EKONOMI PARIWISATA : PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG Tahun 1 dari Rencana 2 Tahun Dibiayai Oleh : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor : 337/II.3-AU/UMSU-LP2M/C/2017 TIM PENELITI : Zulaspan Tupti S.E, M.Si (Ketua- 011708731) Dr. Prawidya Hariani RS (Angggota 1 - 0124037101) Mukmin Pohan S.E, M.Si (Anggota 2 - 0112125901) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 561 / Ekonomi Pembangunan
62
Embed
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 561 / Ekonomi Pembangunan …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN PRODUK TERAPAN
PENGEMBANGAN EKONOMI PARIWISATA :PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG
Tahun 1 dari Rencana 2 Tahun
Dibiayai Oleh :Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jendral Penguatan Riset dan PengembanganKementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak PenelitianNomor : 337/II.3-AU/UMSU-LP2M/C/2017
Indonesia sebagai wilayah ring of fire dunia elah menjadi daerah yang seringterkena bencana alam khususnya seperti letusan gunung berapi yang berada dikepulauan Indonesia kecuali Kalimantan. Pada propinsi Sumatera Utara erupsiGunung Sinabung telah terjadi sejak tahun 2010 dan sampai saat ini masih terysterjadi. Erupssi ini telah membuat perubahan cukup besar bagi masyarakat yangbermukim dilereng dan kaki Gunung tersebut. Permasalahan yang dihadapimelingkupi kepemilikan rumah dan kampong yang sudah terkena kondisi Sosialdan Ekonomi Petani di Desa Suka Meriah Kecamatan Payung Kabupaten KaroSumatera Utara. Penelitian ini akan memetakan permasalahan yang dihadapi olehmasyarakat sekitarnya dan mencoba memberikan alternatif baru khususnya untukmeningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani yang dapat hidup harmonisdengan gunung api serta mampu menangkap peluang ekonomi yang timbul daribencana alam tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tentang dampak daribencana alam yakni meletusnya Gunung Sinabung di Kabupaten Karo ProvinsiSumatera Utara, terhadap kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, dan pengetahuanmasyarakat di wilayah desa yang menjadi jalur merah dan jalur hijau padaKecamatan Payung, Tiga Nderket, Namanteran dan Kecamatan Simpang Empat.
Tujuan penting lainnya yang ingin dicapai adalah untuk melihat peluangekonomi yang timbul sebagai akibat dari pasca erupsi Gunung Sinabung, dengantujuan melakukan diversifikasi sumber pendapatan rumah tangga petani diluarsumber utama dari produksi pertanian. Salah satu peluang yang akan diteliti lebihjauh adalah peluang dalam megembangkan desa wisata yang berbasis pertaniandan kondisi alam yang ada. Dampak positif dari erupsi ini kiranya memberikanpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani di Desa Suka MeriahKecamatan Payung Kabupaten Karo.
Dampak ini diharapkan dapat merubah kearah yang lebih baik, khususnyauntuk kondisi sosial, ekonomi, lingkungan dan pengetahuan masyarakat yangterkena dampak erupsi. Desa yang terkena erupsi Gunung Sinabung dapatdijadikan salah satu desa yang memiliki nilai jual sebagai desa berbasis agrotourism dan eruption tourism. Dengan cara melakukan pengembanganpembangunan desa yang berbasis pariwisata, sekaligus mengubah cara berpikir(mindset) dan pengetahuan masyarakat tentang hidup berdampingan dengangunung berapi yang masih aktif.
Keyword : Erupsi, Rule Model, Development Tourism Village
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi
kesempatan pada saya untuk bisa menyelesakan Penelitian Produk Terapan pada
tahun pertama yakni 2017. Penelitian ini diajukan untuk membuat Penelitian
Produk Terapan pada tahun 2016 dan merupakan bahagian dari penelitian
desentralisasi. Kemudian seiring dengan perubahan kebijakan dengan
menerbitkan Buku XI tentang Pedoman Penelitain dan Pengabdian yang
diterbitkan oleh Kemenristek Dikti Tahun 2017, maka penneltian ini yakni PPT
berubah menjadi Penelitian Kompettitif Nasional. Penelitian ini didanai oleh
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral Penguatan Riset
dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai
dengan Kontrak Penelitian Nomor : 337/II.3-AU/UMSU-LP2M/C/2017
Banyak kesulitan yang kami lakukan ketika mengumpulkan data di
lapangan dengan mewawancarai penduduk baik yang menjadi pengungsi ataupun
tidak tapi bermukim pada wilayah kecamatan yang tidak jauh dari kawasan
Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Keterbatasan waktu dan biaya serta kondisi
cuaaca yang diikuti lanjutan erupsi Gunung Sinabung pada bulan Juli dan Agustus
2017 yang sangat aktif dengan mnegeluarkan Lava panas jadi hambatan
berikutnya. Jadwal untuk turun kelapangan menjadi banyak tertunda, termasuk
penerimaan dana yang sangat lambat kami terima pada tahun 2017, yakni pada
awal Agustus 2017, sehingga untuk membuat Laporan kemajuan dan akhir
menjadi sangat singkat sampai dengan melakukan tabulasi data. Namun kesulitan-
kesulitan baru sedikit dapat diatasi dengan melibatkan mahasiswa sebagai
surveyor sekaligus melakukan implementasi penelitian dalam kegiatan yang lebih
nyata sperti FGD dengan Pemerintahan Kecamatan Simpang Empat dan Naman
Teran. Dengan kesungguhan dan ketekunan yang tinggi baik Tim Peneliti bersama
dengan mahasiswa sebagai surveyor, maka kami dapat menyelesaikan aktivitas
dengan porsi 80% pada tahun pertama sekaligus membuat laporan akhir
penelitian. Semoga pada tahun-tahun berikutnya kami dapat mengerjakannya
sesuai dengan skedul dan memiliki hasil yang lebih opimal.
Semoga apa yang telah kami lakukan dapat memberi kontribusi bagi ilmu
pengetahuan dan dunia riset akademik, walaupun apa yang telah saya lakukan
hanyalah sebutir pasir ditengah lautan. Terimaksih juga kepada Direktorat Jendral
Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi yang
telah mendukung Tim peneliti secara finansial dalam bentuk pemberian berupa
pemenang Penelitian Produk Terapan tahun 2017. Akhirnya kami ucapkan
banyak terimakasih atas dukungan semua pihak dalam penyelesaiannya. Semoga
Allah SWT dapat melancarkan semua usaha yang kita lalukan di dunia. Amiin ya
rabbal’alamiin.
Medan, 31 Oktober 2017
Tim Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… v
RINGKASAN PENELITIAN..................................................................... vi
PRAKATA……………………………………………………………….... vii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………...... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….. . 4
1.3 Tujuan Peneltian...................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………….... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 7
Merapi 2010 pada Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kali Putih
Kabupaten Magelang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak
banjir lahar pasca erupsi Gunung Merapi 2010 terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat di Kali Putih Kabupaten Magelang. Metode yang
digunakan adalah metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa banjir lahar pascaerupsi Gunung Merapi
2010 mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat.d. Syafrul Yunardi menyoroti tentang dampak kebakaran hutan bagi kondisi
ekonomi sosial masyarakat di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode penghitungan SNSE atau social accounting matrix (SAM) untuk
menghitung nilai penurunan pendapatan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa setiap hektar areal hutan yang terbakar di Indonesia menimbulkan
dampak berupa penurunan pendapatan total sebesar 269 juta rupiah. e. Tri Siwi Nugrahani (2012) Dampak Erupsi Merapi Dan Kemiskinan Di
Kecamatan Cangkringan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dampak letusan Merapi dan kemiskinan di wilayah cangkringan dengan
membandingkan tingkat kemiskinan Antara sebelum dan setelah kondisi
letusan. Penelitian ini menggunakan subjek penduduk di wilayah
Cangkringan dengan survey dan metode observasi, dan menggunakan
analisis data deskriptif kualitatif maupun kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Cangkringan antara 2010
ke 2011 berkurang sekitar 1227 orang. f. Sudarmadji dan Darmakusuma Darmanto (2014) Dampak lingkungan
dan resiko bencana pengembangan desa wisata studi kasus di desa wisata
sambi. Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Sambi yang terletak di
Lereng Selatan Gunungapi Merapi, untuk mempelajari dampak lingkungan
dan risiko bencana yang dihadapi. Penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan
dengan cara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Desa Wisata Sambi mempunyai potensi wisata untuk dikembangkan. g. Faris Zakaria dan Rima Dewi Suprihardjo (2014) Konsep
Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan
Pakong Kabupaten Pamekasan. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan
faktor-faktor yang dapat mendukung pengembangan kawasan desa wisata
dan perumusan konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa
Bandungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsep
pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan Kecamatan
Pakong, Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
rasionalistik spasialn dengan menjadikan adat istiadat sebagai peraturan
kegiatan wisata, mengembangkan kawasan desa wisata berbasis
agrowisata, menyediakan fasilitas penginapan berkonsep tanean lanjheng,
menyediakan toko souvenir, menyediakan fasilitas rumah makan,
memberikan pelatihan kepada masyarakat, menyediakan tempat rekreasi,
membuat web tentang kawasan desa wisata, melibatkan masyarakat dalam
proses pengembangan dan menerapkan peraturan zonasi.149.150.151.152.153.154.155.156.157.158.
159.
160.
161. Kerangka Konseptual Penelitian Produk Terapan Tahun I
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
Erupsi Gunung Sinabung
Identifikasi kondisi sosial ekonomi pasca Erupsi Gunung Sinabung
Membuat Root Case Analysis
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Sekunder Data Pemetaan ( Pra dan Pasca) Erupsi
FGD Terhadap Masyarakat
FGD Terhadap Pemerintah
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187. Kerangka Konseptual Penelitian Produk Terapan Tahun II
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.200.201.
Menciptakan RegulasiRule Model Desa Wisata
Pembangunan Infrastruktur
Laporan
Mendapatkan peluang (ekonomi, sosial, dan budaya)
Studi Banding ke Desa Wisata Gunung Merapi Yogyakarta
FGD dengan Masyarakat Desa, dan Pemerintah Setempat
Pelatihan kepada masyarakat Desa Gunung Sinabung untuk household income generating
Publikasi
Jurnal Seminar
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211. BAB 3
212. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
213. Berdasarkan pada rumusan permasalahan yang telah
ditetapkan dari penelitian ini, maka akan diformulasikan lebih jauh tentang
tujuan baik secara umum mapuun secara khusus dari penelitian ini beserta
bahagian dari manfaat dan urgensi yang dapat dikemukakan dari penelitian
dengan basis bencana alam. Adapaun tujuan dan manfaat yang akan
diuraikan lebih mendalam pada bahagian ini, sehingga penelitian
memberikani manfaat bagi daerah dan masyarakatnya.
3.1. Tujuan Khusus Penelitian
214. Adapun tujuan yang khususu dari penelitian ini berupa :
1. Melakukan identifikasi kondisi sosial ekonomi pasca erupsi Gunung
Sinabung serta menentukan wilayah kecamatan serta desa mana saja yang
dapat dijadikan rule model tourism village as effect of eruption mountain. 2. Melakukan FGD (focus group discussion) baik pada masyarakat dan
Pemerintah Kecamatan serta Desa yang terkena dampak langsung erupsi
Gunung Sinabung estimasi besarnya dampak positif yang diperoleh
dengan menjadikan desa korban erupsi sebagai desa berbasis wisata
3. Membuat rule model tourism village berdasarkan pada peluang ekonomi
dan persepsi masyarakat yang berada disekitar Gunung Sinabung dalam
menentukan menjadi desa wisata.215.
1.3 Manfaat/Urgensi Penelitian
216. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa :
1. Bagi masyarakat sekitar; Penelitian ini dapat memberikan informasi
tentang bagaimana dampak positif atau nilai tambah yang akan diperoleh
apabila desa yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung mampu
diubah menjadi desa wisata yang dahulunya hanya sebagai desa berbasis
pertanian holtikultura. Serta keuntungan baik secara moril maupun materil
yang akan diperoleh masyarakat sebagai tambahan pendapatan apabila
program ini dapat terlaksanakan.
2. Bagi Pemerintahan, Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan
bagi pemerintah dalam membuat rencana dan regulasi tentang penataan
kembali desa yang terkena erupsi serta mendukung program yang akan
dijalankan agar tidak ada pihak yang akan dirugikan baik secara sosial dan
ekonomi.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240. BAB 4
241. METODEPENELITIAN
242.
4.1. Pendekatan Penelitian
243. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menghasilkan inovasi dan
pengembangan iptek-sosbud (penelitian terapan) yang dapat dimanfaatkan
oleh mnasyarakat ataupun industri. Penelitian ini akan merumuskan Rule
Model Development Tourism Village untuk desa yang terkena dampak
langsung dari bencana alam seperti erupsi Gunung Sinabung.244.
4.2. Waktu dan Lokasi4.2.1. Waktu (periode) Penelitian
245. Waktu yang digunakan dari penelitain ini dilaksanakan selama 9
(Sembilan) dari bulan April – Desember setiap tahunnya yakni tahun 2017
dan 2018. 4.2.2. Lokasi (tempat) Penelitian
246. Lokasi atau wilayah sebagai tempat penelitian adalah Kabupaten
Karo dimana erupsi Gunung Sinabung terjadi.
247.
4.3. Jenis Data248. Adapun jenis data yang digunakan dari penelitian ini adalah :1. Data Kuantitatif2. Data Kualitatif249.
4.4. Tahapan Penelitian
250. Penelitian ini dilaksanakan selama dua tahun, dimana
kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pertama adalah dengan
terjadinya erupsi Gunung Sinabung maka peneliti akan melakukan
identifikasi kondisi sosial ekonomi pasca erupsi, selanjutnya membuat
root case analysis melalui sekunder data, pemetaan pra dan pasca erupsi
terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya. Lalu melaksakan FGD
kepada masyarakat untuk memperkenalkan rule model desa wisata serta
melakukan FGD kepada pemerintah untuk menciptakan regulasi yang
tepat terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur. Selanjutnya
melakukan publikasi untuk mendapatkan peluang demi pembangunan
sektor ekonomi, sosial, dan budaya. 251. Untuk tahun kedua kegiatan yang akan dilakukan adalah
melaksanakan studi banding ke desa wisata Gunung Merapi Jogjakarta,
FGD kepada masyarakat desa dan pemenrintah di Desa Gunung Sinabung
untuk melaksakan pelatihan kepada masyarakat tentang household income
generating, selanjutnya hasilnya akan du publikasikan melalui seminar
dan jurnal ilmiah. 252. Adapun alur yang akan diteliti dari penelitian terapan dapat
dilihat pada Fish Bone Diagram berikut ini :
253.
4.5. Tehnik Analisis Data
254. Adapun tehnik analisa yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Analisa Identifikasi Kondisi Sosial dan Ekonomi.
255. Melalui pengumpulan data sekunder untuk melihat indikator makro ekonomi dan
indikator sosial masyarakat di Kabupaten Karo melalui Publikasi data oleh Kantor BPS
Kabupaten Karo, guna melakukan evaluasi tentang fakta yang terjadi di Kabupaten Karo.
256. Serelah data itu terkumpul, maka akan dilakukan analisa tentang kondisi sosial
dan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Karo Pasca Erupsi Gunung Sinabung
2. Analisa akar masalah (Root Cause Analysis)
257. Analisa Akar Masalah adalah metode analisa terstruktur yang digunakan untuk
menemukan dan mengkoreksi penyebab dari akar masalah yang mendasar. Hasil RCA dapat
menjelaskan Penyebab langsung (Direct Cause) serta penyebab tidak langsung (Indirect
Cause), serta akar penyebab/penyebab mendasar (Basic Cause).
258. Langkah pertama Analisis akar masalah dimulai dengan menentukan masalah
berdasarkan fenomena yang ada.
259. Langkah kedua, dengan mengumpulkan data sebagai bukti adanya permasalahan
juga untuk melihat dampak dari permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan berasal dari
institusi Pemerintah seperti Kantor BPS, Dinas Sosial, Pariwisata, Pertanian dan BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Karo.
260. Langkah ketiga, identifikasi faktor-faktor kemungkinan. Pada langkah ini dapat
diketahui urutan penyebab yang mengarah ke permasalahan. Mengidentifikasi kondisi apa yang
memungkinkan masalah terjadi serta masalah lain yang terjadi.
261. Langkah keempat, identifikasi akar penyebab. Untuk mengetahui mengapa
faktor kausal ada dan apa alasan sebenarnya masalah terjadi.
262. Langkah kelima, menerapkan solusi. Pada langkah ini dijelaskan hal-hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah masalah terjadi lagi serta bagaimana solusi yang dapat
diimplementasikan.
263.
264.
Page 31 of 63
4.4. Luaran Penelitian 4.4.1. Tahun Pertama1. Kondisi Sosial dan Ekonomi Kabupaten Karo2. Rumusan Rancangan Rule Model Tourism Village after dissaster volcano in Karo Regency3. Rencana Publikasi dalam bentuk draft artikel ilmiah yang akan ikut pada seminar nasional
4.4.2. Tahun Kedua1. Penerapan membangun Desa Wisata yang memiliki ciri khas seperti Kampung Wisata
Kuliner, Kampung Wisata Handy craft dan Kampung wisata Agro dengan pengelolaan
yang lebih profesional sekaligus membuka lapangan kerja di desa. 2. Membangun website Desa Wisata sebagai implementasi pemasaran bisnis wisata yang
dikelola oleh Anak Muda Desa.3. Publikasi ilmiah untuk artikel sektor pariwisata pada Jurnal nasional4. Seminar Nasional sebagai penyaji/pembicara 265.266.267.268.269.270.271.272.273.274.275.276.277.278.279.280.281.
282.
283. BAB 5284. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
285.286. 5.1. Pemetaan Sebelum Erupsi Sinabung 287. 5.1.1. Gambaran Geografis Kabupaten Karo
288. Kabupaten Karo dahulu dikenal dengan nama Kabupaten Tanah Karo merupakan
salah satu Kabupaten yang berada di provinsi Sumatera Utara, dengan ibu kota kabupatennya
Kabanjahe. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 dan berpenduduk sebanyak
kurang lebih 400.000 jiwa. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, yang berada di jajaran
Page 32 of 63
Bukit Barisan Sumatera Utara. Kota Kabanjahe terletak sejauh 77 km dari kota Medan sebagai
ibu kota Provinsi Sumatera Utara.
289. Secara geografis, Kabupaten Karo terletak pada koordinat 02° 50' sampai 03° 19'
Lintang Utara (LU) dan 97° 55' sampai 98° 38' Bujur Timur (BT) Wilayah Kabupaten Karo
terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai dengan 1.400 meter di atas
permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari
kabupaten ini mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17° C.
Kabupaten Karo Memiliki Batas Wilayah Yaitu Sebagai Berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Aceh) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Samosir
290. Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan
dengan udara yang sangat sejuk dan berciri khas sebagai daerah pengahasil buah dan sayuran
(holtikultura). Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih
aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah
Raja. Jadi Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang dari suku
Karo. Agar lebih mudah melihat Kabupaten Karo secara geografi adapat dilihat pada Gambar 5-1
beriku ini :
291.
292. Gambar 5-1
293. Peta Kabupaten Karo per Kecamatan
Page 33 of 63
294.
295. Sumber : www.karokab.go.id
296.
297. 5.1.2. Sungai
298. Kabupaten Karo yang terletak di ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut,
merupakan daerah hulu sungai (DHS) bagi sejumlah sungai primer di Sumatera Utara. Tidak
Kurang 50 buah sungai ada di daerah ini. Sebagian besar bermuara ke Selat Malaka atau Pantai
Timur sedangkan 1 buah bermuara ke Danau Toba. Sungai-sungai yang bermuara ke pantai
Timur adalah Lau Biang, Lau Bengap, Lau Borus, Lau Gunung dan lain-lain. Sementara sungai
yang bermuara ke Danau Toba adalah sungai yang mewujudkan air terjun Sipiso Piso, dimana
dalam menjaga kestabilan ekosistem serta menjadi penahan (buffer) keseimbangan alam.
487. Selanjutnya terdapat 6 (enam) desa yang berada + 3 Km dari puncak kawah
Gunung Sinabung dalam kompas.com (2015) dari beberapa kecamatan yang terkena
langsung adalah :
1. Sigarang Garang : (Kecamatan Namanteran)2. Kuta Gugung : (Kecamatan Namanteran)3. Suka Nalu : (Kecamatan Namanteran)4. Suka Meriah : (Kecamatan Payung)5. Bekerah : (Kecamatan Namanteran)6. Simacem : (Kecamatan Namanteran)7. Suka Ndebi : (Kecamatan Namanteran) 488.5.5. Relokasi Penduduk yang menjadi Pengungsi karena Erupsi Gunung
Sinabung
489. Berdasarkan pada kondisi di lapangan akibat dari luncuran awan panas serta lahar
dingin yang merupakan dampak dari proses erupsi Gunung Sinabung, maka pemerintah telah
menetapkan daerah resettlement bagi pemukiman penduduk yang menjadi wilayah relokasi tetap
(permanent) bagi pengungsi erupsi Gunung Sinabung. Pada tahun 2017 tepatnya pada bulan
Nopember Pemerintah Pusat telah meresmikan wilayah relokasi tersebut yang akan menampung
penduduk dari 3 (tiga) desa.
Page 51 of 63
490. Pasca lentusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada
Kamis 12 Oktober 2017 lalu, Presiden Joko Widodo berkunjung ke rumah hunian tetap
pengungsi erupsi Gunung Sinabung. Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, pada
Sabtu 14 Oktober 2017 kemarin, Jokowi sengaja hadir di lokasi untuk meninjau langsung
masyarakat pengungsi yang direlokasi dan berdialog dengan masyarakat.Di kawasan relokasi
tahap pertama ini bermukim 370 KK yang berasal dari Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah.
491. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Tanah Karo Matius
Sembiring mengatakan, BPBD telah bekerja cepat menyiram debu vulkanik di seputaran
permukiman warga di empat kecamatan. Akibat erupsi Gunung Sinabung, Kamis malam hingga
Jumat pagi pada akhir Oktober 2017, hujan debu vulkanik terjadi di empat kecamatan seperti
Kecamatan Munte, Merek, Payung dan Kuta Buluh.
492. Petugas BPBD dan kecamatan juga sudah membantu warga bersihkan debu di
fasilitas publik. Kerena itu, dia berkayakinan dalam beberapa hari kedepan seluruh permukiman
sudah bersih. Mudah-mudahan untuk beberapa hari kedepan sudah aman. Logistik tidak masalah,
saat ini masyarakat pengungsi masih makan secara teratur. Tetapi masih ada beberapa kecamatan
lain yang terkena dampak dari erupsi Gunung Sinabung masih belum berjalan normal untuk
mengatasi masalah makan dan pemukiman kembali. "Besar dugaan masih ada kecamatan lain
yang terkena hujan debu. Tapi, data yang saya peroleh masih terdapat empat kecamatan seperti
yang telah diuraikan diatas, yakni Kecamatan Naman Teran, Payung, Simpang Empat dan Tiga
Nderket yang wilayahnya persis di kaki gunung tersebut.
493. Sebaiknya jika masih ada masyarakat yang berada di zona merah, kurang dari
empat kilometer diharapkan segera keluar dari wilayah tersebut dan tinggal dikawasan
pemukiman sementara atau tetap. Namun, pengawasan untuk zona merah merupakan wewenang
penuh dari Kodim Tanah Karo, atau TNI sebagai bagian dari institusi Pemerintah dalam
menjalankan fungsinya sebagai pelindung masyarakat dalam menjalani kehidupan sebagai warga
Negara Indonesia. Artinya Pemerintah menjalankan fungsinya untuk member perlindungan dan
kenyamanan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
494. Kodim pasti akan melakukan tindakan tegas, jika mengetahui masih ada warga
yang melakukan kegiatan berkebun di zona merah tersebut. Enggak boleh itu, seluruh warga
Page 52 of 63
yang mengungsi ke desa Siosar kecamatan Merek sudah dikasih tanah dan rumah untuk tempat
tinggal dan daerah untuk menanami tanaman sayur mayur maupun buah-buahan sebagai mata
pencaharian utama dari setiap kepala keluarga. Zona merah dilarang ada aktivitas tersebut.
Kondisi ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
495. Gambar 5-7
496. Kunjungan Presiden RI ketika Meresmikan Relokasi Perumahan
497. bagi Penungsi Gunung Sinabung Tahun 2017
498. Desa Siosar Kecamatan Merek Kabupaten Karo
499.
Sumber
: Kompas.com (2017)
500. Saat berkunjung ke rumah hunian tetap pengungsi erupsi Gunung Sinabung di
kawasan Siosar, Kabupaten Karo, Sabtu, 14 Oktober 2017. Presiden Joko Widodo
mengungkapkan rencana pemerintah untuk merekolasi pengungsi Gunung Sinabung yang lain.
Jokowi mengatakan relokasi untuk 1.873 KK rencananya akan selesai tahun ini. Pengungsi akan
disebar di 14 hamparan wilayah baik sebagai tempat tinggal maupun untuk pertanian sebagai
mata pencaharian keluarga. Sisanya kurang lebih 1.080 KK akan kita selesaikan tahun 2018
Page 53 of 63
karena sudah ada penetapan dari Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutahan)
mengenai lokasi yang akan digunakan sebagai wilayah relokasi pengungsi Sinabung.
501. Pada desa Siosar ada 370 Kepala Keluarga yang menempati kawasan relokasi
tahap pertama itu. Mereka berasal dari Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah. Jokowi juga
melihat lahan pertanian tempat para pengungsi bercocok tanam. Di lokasi itu, warga pengungsian
menanam kentang. Jokowi mengaku puas melihat perkembangan itu. Artinya ini 370 KK sudah
beres direlokasi, sehingga kehidupan masyarakat pengungsi dapat berjalan normal.
502. Kepala BNPB Willem Rampangilei menambahkan mekanisme relokasi bagi
pengungsi dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama sudah selesai untuk 370 KK di Siosar.
Selanjutnya untuk tahap kedua untuk 1.682 KK dan tambahan 181 KK direlokasi mandiri di 14
hamparan lahan yang ditargetkan selesai pada akhir 2017. Tahap ketiga akan menampung 1.098
KK akan selesai pada 2018. Relokasi lahan pemukiman juga digunakan sebagai lahan pertanian.
Masing-masing kepala keluarga menerima setengah hektare lahan.
503. Relokasi tahap ketiga pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung adalah warga
dari Desa Mardinding, Desa Sukanalu, Desa Sigarang-Garang dan Dusun Lau Kawar yang
rencananya ditempatkan di kawasan Desa Siosar, Kecamatan Merek di Kabupaten Karo.
5.6. Peluang Ekonomi menjadi Desa Wisata (Tourism Village)504.
505. Berdasarkan pada hasil Focus Group Discussion (FGD) yang
pertama telah dilakukan antara Tim Peneliti dengan aparatur Pemerintah kabupaten Karo,
tepatnya dengan Pemerintah Kecamatan Naman Teran dan Simpang Empat serta
Pemerintah desa Beganding yang berada di wilayah kecamatan Simpang Empat. Desa ini
menjadi desa yang berada di jalur hijau dan awalnya ikut mengungsi juga, tetapi saat ini
wilayah desa tersebut dapat ditempati kembali oleh masyarakat kampung tersebut.
506. Desa ini cukup denkat dengan perbatasan zona merah, dimana
desa-desa yang berada di jalur ini tidak boleh ditempati kembali sperti Berastepu dengan
kecamatan yang sama dengan Desa Beganding, yakni pada kecamatan Simpang Empat.
Ciri yang cukup menarik dari desa ini adalah masyarakat yang sangat toleransi dalam
Page 54 of 63
kehidupan perbedaan agama yakni umat Islam dan Kristen, dimana sarana ibadah Mesjid
dan Gereja lokasinya salig berdampingan dan tidak ada keributan antar masyarakat dalam
kehidupan beragama. Maka desa ini dapat dikembang kan menjadi Kampung Wisata
Kuliner dan Kampung EcoAgrowisata untuk tanaman sayuran dan buah-buahan yang
subur di daerah ini. Artinya desa ini akan dijadikan destinasi wisata dengan basis pasca
bencana alam dari erupsi Gunung Sinabung dengan pemandangan yang cukup indah
untuk melihat Gunung Sinabung dari jarak yang relatif dekat tetapi masih berada di jalur
yang aman atau zona hijau.
507.508.
509.
510. BAB 6511. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
512. Idealnya sebuah penelitian harus dapat dikembangkan baik diawali dari
pembuktian teoritis sampai dengan penelitian implikasi kebijakan yang dapat diterapkan dalam
bentuk regulasi yang akan dilakukan oleh pemerintah. Regulasi dapat berupa bantuan
kemudahan dalam akses pembiayaan usaha maupun dalam proses produksi dan produk yang
dihasilkan. Tujuannya adalah untuk memberi peluang bagi pengusaha untuk lebih berkembang
sehingga dapat meningkatkan level usaha yang dijalani selama ini. Adapun bentuk rencana
penelitian berikutnya adalah :
1. Melakukan FGD kepada Masyarakat Lokasi Bencana, sehingga konsep tourism
village yang akan melibatkan masyarakat secara langsung sekaligus membuka peluang
ekonomi di desa tempat tinggal masyarakat.2. Melakukan FGD dengan aparat pemerintah khususnya Pemerintah Kecamatan dan
Desa yang terkena dampak dari erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo, sebagai
Implikasi bagaimana pembuatan rule model ini melibatkan aparatur pemerintahan,
Page 55 of 63
sehingga masyarakat dan pemerintah dapat bersinergi dalam memajukan ekonomi di
wilayah yang terkena bencana alam.3. Melakukan Study Banding ke wilayah bencana yang persis sama yakni Erupsi
Gunung Berapi; Tim Peneliti akan melakukan study banding ke wilayah DI Yogyakarta
dengan bencana meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta, tetapi sekarang wilayah
tersebut menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan yang menyukai alam
pegunungan dengan berbagai macam aktivitas yang dapat dikembangkan. Maka konsep
ini memiliki dasar edutaiment dalam bisnis pariwisata. 4. Merumuskan rule model Tourism Village, setelah terjadi bencana alam dalam bentuk
dampak positif yang menjadi peluang aktivitas ekonomi baru menjadi penggerak
ekonomi di wilayah tersebut sekaligus membuka lapangan kerja di daerah bencana.
513.
Page 56 of 63
514. BAB 7
515. KESIMPULAN DAN SARAN
516. 7.1. Kesimpulan
517. Adapun kesimpulan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Masih sulit untuk turun kelapangan dan banyak aktivitas pangan yang belum bisa
dijalankan karena waktu, kucuran dana yang lebih lambat dan kondisi alam yang masih
mengalami erupsi pada bulan Juli akhir sampai dengan akhir Nopember 2017 kemarin.2. Tim baru mengunjungi wilayah yang sangat berdekatan dengan Gunung Sinabung, baik
untuk zona merah dan zona hijau dimana penduduk masih dapat bermukim di wilaah
kampungnya, maka masih melakukan obeservasi untuk melihat kondisi di lapangan.3. Fakta menujukkan bahwa ada sebahagian penduduk yang kampungnya terkena secara
langsung dari muntahan erupsi Gunung Sinabung untuk tidak boleh tinggal lagi di
wilayah tersebut, sehingga ancaman tempat tinggal dan usaha pertanian mereka juga
terancam. Dengan kata lain secara ekonomi tingkat kesejahteraaan nya menjadi menurun
drastis.4. Pada satu wilayah di Kecamatan Naman Teran dapat dikembangkan menjadi wilayah
Kampung wisata traditional handycraft serta membangun kawasan destinasi wisata
alam untuk olahraga misalnya Jalur Sepeda downhill, mobil offroad dan lainsebagainya
seperti yang ada di Provinsi DI Yogyakarta pasca erupsi Gunung Merapi.5. Desa Beganding di Kecamatan Simpang Empat dapat dijadikan Kampung Wisata
Kuliner dan EcoAgrowisata desa wilayah pegunungan yang membuat kenyamanan bagi
wisatawan dalam melakukan kunjungan ke wilayah destinasi wisata Gunung Berapi aktif.6. Membuka peluang ekonomi dalam bentuk Usaha Penegelolaan Paket wisata oleh Kaum
Muda Pedesaan yang terkena Erupsi Sinabung dengan menggunakan kemajuan teknologi
untuk memperkenalkan destinasi wisatanya. Artinya arus urbanisasi dalam mencari
pekerjaan ke kota dapat diminimalkan karean ada peluang ekonomi yang dapat dijalani
oleh masyarakat setempat.7. Membangun tempat wisata dengan basis Museum Bencana Gunung Berapi Sinabung dari
Rumah yang terkena bencana dan tidak boleh menjadi tempat tinggal kembali oleh
penduduknya, yakni di desa Berastepu Kecamatan Simpang Empat. Desa ini memiliki
satu rumah yang sangat permanen dan bagus yang dibelakangnya terlihat jelas posisi
gunung Sinabung. Jadi tempat ini akan dijadikan Museum Geologi khususnya
Page 57 of 63
Vulkanologi dengan sisa barang yang ada dan diinterior lebih baik lagi agar menjadi
tempat wisata keilmuan sekaligus wisata sejarah Gunung berapi Sumatera Utara yang
telah 400 tahun tidak aktif, kemudian aktif lagi dan tidak tahu kapan berhenti.
518. 7.2. Saran
519. Saran juga akan kami lengkapi ketika membuat laporan akhir dari penelitian ini
adalah :
1. Bagi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara; dapat membuat kebijakan yang lebih tepat
berdasarkan kondisi geografis dan kebencanaan, dimana pembangunannya harus
mengarah pada kondisi alam dan ramah terhadap lingkungan atau suistanability
economic development yang mengacu pada target capaian dari Suistanability
Development Goals (SDGs) sebagai implementasi dari kebijakan global via UNDP
(united nation development programme).2. Bagi Pemerintah Kabupaten Karo; dapat membuat Kebijakan yang lebih realitstis
dalam mepertahankan daerah ini memiliki keunggulan dari sektor pertanian khususnya
sub sektor tanaman Holtikultura dan sektor Pariwisata Alam Pegunungan. Kebijakan
yang ditempuh harus berdasarkan pada potensi alam baik pada saat tidak ada bencana
alam maupun sedang menjalani bencana alam. Bahwa kondisi ini memiliki peluang
ekonomi atau economic disaster yang akan membuka peluang ekonomi baru dan
lapangan kerja yang dapat meningkatkan pendapatan masyarajat di Kabupaten Karo.3. Bagi Pemerintah Kecamatan pada Wilayah yang terkena Langsung Erupsi Gunung
Sinabung; membuat pemetaan wilayah dalam merencanakan pembangunan fisik di
daerahnya yang menjadi program Pemerintah Kabupaten, seperti pembangunan sarana
infrastruktur fisik yang dapat memberikan multiplier effect dalam kativitas ekonomi di
wilayah teritorialnya, sehingga ekonomi masayarakat secara umum akan meningkat.4. Bagi Pemerintah Desa yang terkena Erupsi; mampu menggunakan alokasi dana desa
(ADD) yang merupakan kebijakanpemerintah pusat dalam membangun ekonomi
beradasrkan pada wilayah pinggiran. Jika penggunaan dana desa ini dapat efisien dan
efektif dalam membangun sarana fisik dan non-fisik desa, maka peluang ekonomi akan
dapat dilaksakanan oleh masyarakat dalam bentuk yang lebih mandiri, atau bahkan desa
dapat membangun BUMDes yang dikelola secara profrsional.
Page 58 of 63
5. Untuk Masyarakat Desa khususnya Anak Muda; mampu mencari peluang baru dalam
mengembangkan lapangan kerja di desa pasca erupsi Sinabung dengan melihat
perkembangan seperti daerah ini melalui internet, kemudian membuak usaha di desa
melalui website yang dapat dilihat orang secara langsung dari teknologi atau ICT
(information – communication – of Technology) misalnyadari Media social (medsos)
yang dapat dilihat dari device sperti computer, smartphone dan lain-lain.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538. DAFTAR PUSRAKA
539. Bird, Deanne,K. et all (2010) Dampak bahaya vulkanik terhadap pariwisata dan