8/17/2019 KGD Akut Abdomen
1/35
S1 Keperawatan VI B
Kelompok 2 :
Amita Winda AyuDhea Rahmanisa
Herdiyan nor
Masnah Mahardika
Muhammad Riza F
Nurwahyuni Octafa
Rosella Puji Astuti
STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA201
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
2/35
BAB I
!ENDAHU"UAN
Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan
darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan
pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan,
perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat
pencernaan seperti pada apendisitis atau sekunder melalui suatu peritonitis karena perforasi
tukak lambung, perforasi dari Payer’s patch,pada typhus abdominalis atau perforasi akibat
trauma (Dombal and Margulies, 1 !".
Akut abdomen meliputi #$%&$' dari pasien ra at inap, dan )$%!)' dari kasus akut
abdomen tidak memiliki diagnosis a al yang akurat (Dombal and Margulies, 1 !". Dalam
sebuah penelitian, diperoleh data bah a penyebab terbanyak akut abdomen adalah nyeri
abdomen non spesifik (**,$'", diikuti dengan apendisitis akut (#*,*'" dan kolik bilier (+,+'".
yeri abdomen non spesifik banyak terdapat pada anita muda, sedangkan apendisitis akut
banyak pada pria muda, dan kolik bilier pada anita tua. -ampir separuh kasus akut abdomen
memerlukan tindakan operatif (Miettinen, et al, 1 !".
Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang%kadang penyebab utama sudah jelas seperti pada trauma abdomen
berupa ulnus abdominis penetrans namun kadang%kadang diagnosis akut abdomen baru dapat
ditegakkan setelah pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan
laboratorium serta pemeriksaan radiologi yang lengkap dan masa obser asi yang ketat (Dombal
and Margulies, 1 !".
Pasien akut abdomen dapat jatuh pada kondisi yang mengancam nya a. /leh karena itu,
dalam penanganannya diperlukan diagnosis a al, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan
yang tepat.
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
3/35
BAB II
AKUT ABD#MEN
2$1 De%&n&'& (an Ep&(em&olo)&
0stilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala yang disebabkan penyakit intra
abdominal dengan nyeri sebagai keluhan utama, timbul mendadak, dan biasanya membutuhkan
terapi pembedahan. anyak penyakit yang menimbulkan gejala di perut, beberapa di antaranya
tidak memerlukan terapi pembedahan, sehingga e aluasi pasien dengan nyeri abdomen harus
cermat. Manajemen yang benar dari pasien dengan akut abdomen memerlukan keputusan yang
tepat terkait dengan aktu tentang perlunya untuk melakukan operasi pembedahan. Keputusanini membutuhkan e aluasi dari ri ayat pasien dan pemeriksaan fisik, data laboratorium, dan tes
pencitraan. 2indrom acute abdominal pain menyebabkan sejumlah besar kunjungan ke rumah
sakit dan dapat terjadi pada mereka yang sangat muda, sangat tua, laki%laki maupun perempuan,
dan semua tingkatan sosioekonomi ( re er 3, 4olden 45,1 ".
2emua pasien dengan nyeri abdomen harus menjalani e aluasi untuk menegakkan
diagnosis sehingga pengobatan tepat aktu dan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Kasus abdominal pain tercatat )' sampai 1$' dari semua kunjungan ga at darurat atau )
sampai 1$ juta pasien di Amerika 2erikat (4raff 64, 7obinson D, #$$1".
2tudi lain menunjukkan bah a #)' dari pasien yang datang ke ga at darurat mengeluh
nyeri perut (8ordell 9- et all, #$$#".
Diagnosis ber ariasi sesuai untuk kelompok usia, yaitu anak dan geriatri. 2ebagai contoh
nyeri perut pada anak%anak lebih sering disebabkan oleh apendisitis , sedangkan penyakit
empedu, usus di erticulitis, dan infark usus lebih umum terjadi pada bayi (4raff 64, 7obinson
D, #$$1".
2$2 Anatom& (an *&'&olo)&
Perkembangan dari anatomi rongga perut dan organ%organ isera mempengaruhi
manifestasi, patogenesis dan klinis dari penyakit abdominal peritoneum dan persarafan sensoris
iseral sangat penting untuk e aluasi acute abdominal disease (4ray 29, 1 :".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
4/35
2etelah * minggu perkembangan janin, usus primitif terbagi menjadi foregut, midgut ,
dan hindgut . Arteri mesenterika superior menyuplai dari ke midgut (bagian keempat duodenum
sampai midtrans ersal kolon". Foregut meliputi faring, esofagus, lambung, dan proksimal
duodenum, sedangkan hindgut terdiri dari kolon distal dan rektum. 2erabut aferen yang
menyertai suplai askuler memberikan persarafan sensoris pada usus dan terkait peritoneum
iseral. 2ehingga, penyakit pada proksimal duodenum (foregut) merangsang serabut
aferen celiac axis menghasilkan nyeri epigastrium. 7angsangan di sekum atau
apendiks (midgut) mengaktifkan saraf aferen yang menyertai arteri mesenterika superior
menyebabkan rasa nyeri di periumbilikalis, dan penyakit kolon distal menginduksi serabut saraf
aferen sekitar arteri mesenterika inferior menyebabkan nyeri suprapubik. 2araf prenikus dan
serabut saraf aferen setinggi 8*, 8&, dan 8) sesuai dermatom bersama%sama dengan arteri
prenikus mempersarafi otot%otot diafragma dan peritoneum sekitar diafragma. 7angsangan padadiafragma menyebabkan nyeri yang menjalar ke bahu. Peritoneum parietalis, dinding abdomen,
dan jaringan lunak retroperitoneal menerima persarafan somatik sesuai dengan segmen nerve
roots .(Diethelm et al,1 :".
Peritoneum parietalis kaya akan iner asi saraf sehingga sensitif terhadap rangsangan.
7angsangan pada permukaan peritoneum parietal akan menghasilkan sensasi yang tajam dan
terlokalisir di area stimulus. Ketika peradangan pada iseral mengiritasi pada peritoneum
parietal maka akan timbul nyeri yang terlokalisir. anyak ;peritoneal signs< yang berguna
dalam diagnosis klinis dari acute abdominal pain . 0ner asi dual%sensorik dari ka um abdomen
yaitu serabut aferen iseral dan saraf somatik menghasilkan pola nyeri yang khas yang
membantu dalam diagnosis. Misalnya, nyeri pada apendisitis akut nyeri akan muncul pada area
periumbilikalis dan nyeri akan semakin jelas terlokalisir ke kuadran kanan ba ah saat
peradangan melibatkan peritoneum parietal. 2timulasi pada saraf perifer akan menghasilkan
sensasi yang tajam, tiba%tiba, dan terlokalisir dengan baik. 7angsangan pada saraf sensorik
aferen intraperitoneal pada acute abdominal pain menimbulkan nyeri yang tumpul (tidak jelas
pusat nyerinya", nyeri tidak terlokalisasi dengan baik, dengan onset gradual= bertahap dan durasi
yang lebih lama. er us agus tidak mengirimkan impuls nyeri dari usus.
2istem saraf aferen simpatik mengirimkan nyeri dari esofagus ke spinal cord . 2araf
aferen dari kapsul hepar, ligamen hepar, bagian central dari diafragma, kapsul lien, dan
perikardium memasuki sistem saraf pusat dari 8* sampai 8). Spinal cord dari 5! sampai 5
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
5/35
menerima serabut nyeri dari bagian diafragma perifer, kantong empedu, pankreas, dan usus
halus. 2erabut nyeri dari colon, appendik, dan isera dari pel is memasuki sistem saraf pusat
pada segmen 51$ sampai 611. Kolon sigmoid, rektum, pel ic renalis beserta kapsulnya, ureter
dan testis memasuki sistem saraf pusat pada 511 dan 61. Kandung kemih dan kolon
rektosigmoid dipersarafi saraf aferen dari 2# sampai 2&. Pemotongan, robek, hancur, atau
terbakar biasanya tidak menghasilkan nyeri di isera pada abdomen. amun, peregangan atau
distensi dari peritoneum akan menghasilkan sensasi nyeri. Peradangan peritoneum akan
menghasilkan nyeri iseral, seperti halnya iskemia. Kanker dapat menyebabkan intraabdominal
pain jika mengenai saraf sensorik.
Abdominal pain dapat berupa iseral pain, parietal pain, atau reffered pain . Visceral
pain bersifat tumpul dan kurang terlokalisir dengan baik, biasanya di epigastrium, regio
periumbilikalis atau regio suprapubik. Pasien dengan nyeri iseral mungkin juga mengalamigejala berkeringat, gelisah, dan mual. yeri parietal atau nyeri somatik yang terkait dengan
gangguan intraabdominal akan menyebabkan nyeri yang lebih inten dan terlokalisir dengan
baik. Referred pain merupakan sensasi nyeri dirasakan jauh dari lokasi sumber stimulus yang
sebenarnya. Misalnya, iritasi pada diafragma dapat menghasilkan rasa sakit di bahu. Penyakit
saluran empedu atau kantong empedu dapat menghasilkan nyeri bahu.
Distensi dari small bo el dapat menghasilkan rasa sakit ke bagian punggung ba ah.
2elama minggu ke%) perkembangan janin, usus berkembang diluar rongga peritoneal,
menonjol melalui dasar umbilical cord , dan mengalami rotasi 1+$ > berla anan dengan arah
jarum jam. 2elama proses ini, usus tetap berada di luar rongga peritoneal sampai kira%kira
minggu 1$, rotasi embryologik menempatkan organ%oragan isera pada posisi anatomis de asa,
dan pengetahuan tentang proses rotasi semasa embriologis penting secara klinis untuk e aluasi
pasien dengan acute abdominal pain karena ariasi dalam posisi ( misalnya, pelvic atau
retrocecal appendix " ( uschard K, Kjaeldgaard A,1 *".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
6/35
2$+ Tan(a (an ,e-ala
2$+$1$ N.er& per/t
Keluhan yang paling menonjol pada ga at perut adalah nyeri. yeri perut ini dapat berupa nyeri
iseral maupun nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada berbagai organ di
rongga perut atau diluar rongga perut, misalnya di rongga dada.
a$ en&' N.er& !er/t
a$ N.er& &'eral
yeri iseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga
perut, misalnya cedera atau radang. Peritoneum iserale yang menyelimuti organ perutdipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap perabaan, atau pemotongan.
Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri pada
pasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksi
yang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada kolik atau radang
pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri iseral biasanya tidak
dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh
telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri. yeri iseral kadang disebut juga nyeri
sentral (2jamsuhidajat et all,#$$&".
Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ
yang terlibat. 2aluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung, duodenum, sistem hepatobilier
dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. agian saluran cerna yang
berasal dari midgut yaitu usus halus usus besar sampai pertengahan kolon trans ersum yang
menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. agian saluran cerna yang lainnya
adalah hindgut yaitu pertengahan kolon trans ersum sampai dengan kolon sigmoid yang
menimbulkan nyeri pada bagian perut ba ah. 3ika tidak disertai dengan rangsangan peritoneum nyeri tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita biasanya dapat aktif
bergerak(2jamsuhidajat , dkk., #$$&".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
7/35
3$ N.er& 'omat&k
yeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf tepi,
misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding perut. yeri dirasakan
seperti disayat atau ditusuk, dan pasien dapat menunjuk dengan tepat dengan jari lokasi nyeri.
7angsang yang menimbulkan nyeri dapat berupa tekanan, rangsang kimia i atau proses
radang (2jamsuhidajat dkk., #$$&".
4esekan antara isera yang meradang akan menimbulkan rangsang peritoneum dan dapat
menimbulkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat
menyebabkan perubahan intensitas nyeri. 4esekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral
pada appendisitis akut. 2etiap gerakan penderita, baik gerakan tubuh maupun gerakan nafasyang dalam atau batuk, juga akan menambah intensitas nyeri sehingga penderita pada akut
abdomen berusaha untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan batuk (2jamsuhidajat,
dkk., #$$&".
3$ "etak n.er& per/t
yeri iseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya sama dengan asal organ tersebut
pada masa embrional, sedangkan letak nyeri somatik biasanya dekat dengan organ sumber
nyeri sehingga relatif mudah menentukan penyebabnya. yeri pada anak presekolah sulit
ditentukan letaknya karena mereka selalu menunjuk daerah sekitar pusat bila ditanya tentang
nyerinya. Anak yang lebih besar baru dapat menentukan letak nyeri (2jamsuhidajat, dkk.,
#$$&".
4$ S&%at n.er&
erdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan nyeri yang
diproyeksikan. ?ntuk penyakit tertentu, meluasnya rasa nyeri dapat membantu menegakkan
diagnosis. yeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat, nyeri pankreatitis
dirasakan menembus ke bagian pinggang. yeri pada bahu kemungkinan terdapat rangsangan
pada diafragma (2jamsuhidajat, dkk., #$$&".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
8/35
4$ N.er& al&5
yeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu daerah. Misalnya
diafragma yang berasal dari regio leher 8*%8) pindah ke ba ah pada masa embrional
sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di
bahu. Demikian juga pada kolestitis akut, nyeri dirasakan pada daerah ujung belikat. Abses
diba ah diafragma atau rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan limpa atau
hati juga dapat menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pielum ginjal, biasanya
dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labia mayora pada anita atau testis pada pria(2jamsuhidajat, dkk., #$$&".
($ N.er& pro.ek'&
yeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensoris akibat
cedera atau peradangan saraf. 8ontoh yang terkenal adalah nyeri phantom setelah amputasi,
atau nyeri perifer setempat akibat herpes @ooster. 7adang saraf pada herpes @ooster dapat
menyebabkan nyeri yang hebat di dinding perut sebelum gejala tau tanda herpes menjadi jelas
(2jamsuhidajat, dkk., #$$&".
e$ H&pere'te'&a
-iperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan di kulit jika ada peradangan pada rongga
di ba ahnya. Pada ga at perut, tanda ini sering ditemukan pada peritonitis setempat maupun
peritonitis umum. yeri peritoneum parietalis dirasakan tepat pada tempat terangsangnya
peritoneum sehingga penderita dapat menunjuk dengan tepat lokasi nyerinya, dan pada tempatitu terdapat nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri batuk serta tanpa rangsangan peritoneum lain dan
defans muskuler yang sering disertai hipersetesi kulit setempat. yeri yang timbul pada pasien
akut abdomen dapat berupa nyeri kontinyu atau nyeri kolik (2jamsuhidajat, dkk., #$$&".
%$ N.er& kont&n./
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
9/35
yeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus menerus karena
berlangsung terus menerus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita
peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. /tot dinding perut menunjukkan defans muskuler
secara refleks untuk melindungi bagian yang meraadang dan menghindari gerakan atau
tekanan setempat (2jamsuhidaja, dkk., #$$&".
)$ N.er& kol&k
Kolik merupakan nyeri iseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya
diakibatkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu
empedu, peningkatan tekanan intraluminer". yeri ini timbul karena hipoksia yang dialami
oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi berbeda maka kolik dirasakan hilang timbul
(2jamsuhidajat, dkk., #$$&".Kolik biasanya disertai dengan gejala mual sampai muntah. Dalam serangan, penderita sangat
gelisah. ang khas ialah trias kolik yang terdiri dari serangan nyeri perut yang hilang timbul
mual atau muntah dan gerak paksa.
5$ N.er& &'kem&k
yeri perut juga dapat berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak
mereda. yeri merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. 6ebih lanjut akan
tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia, keadaan umum yang jelek dan syok karena
resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.
&$ N.er& p&n(a5
yeri dapat berubah sesuai dengan perkembangan patologi. Misalnya pada tahap a al
appendisitis, sebelum radang mencapai permukaan peritoneum, nyeri iseral dirasakan di
sekitar pusat disertai rasa mual. 2etelah radang mencapai diseluruh dinding termasuk
peritoneum iserale, terjadi nyeri akibat rangsangan yang merupakan nyeri somatik. yeri pada saat itu dirasakan tepat pada peritoneum yang meradang, yaitu perut kuadran kanan
ba ah. 3ika appendiks mengalami nekrosis dan ganggren nyeri berubah lagi menjadi nyeri
yang hebat menetap dan tidak mereda. Penderita dapat jatuh pada keadaan yang toksis.
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
10/35
Pada perforasi tukak peptikduodenum, isi duodenum yang terdiri dari cairan asam garam
empedu masuk ke rongga abdomen sehingga merangsang peritoneum setempat. Pasien akan
merasakan nyeri pada bagian epigastrium. 2etelah beberapa saat cairan duodenum mengalir
ke kanan ba ah, melalui jalan di sebelah lateral kolon ascendens sampai sekitar caecum.
yeri akan berkurang karena terjadi pengenceran. Pasien sering mengeluh nyeri berpindah
dari ulu hati pindah ke kanan ba ah.proses ini berbeda dengan yang terjadi pada appendisitis
akut. Akan tetapi kedua keadaan ini, appendisitis akut maupun perforasi duodeum akan
mengakibatkan general peritonitis jika tidak segera ditangani dengan baik.
3$ !erm/laan n.er& (an &nten'&ta' n.er&
agaimana bermulanya nyeri pada akut abdomen dapat menggambarkan sumber nyeri.
yeri dapat tiba%tiba hebat atau secara cepat berubah menjadi hebat, tetapi dapat pula bertahapmenjadi semakin nyeri. Misalnya pada perforasi organ berongga, rangsangan peritoneum
akibat @at kimia akan dirasakan lebih cepat dibandingkan proses inflamasi. Demikian juga
intensitas nyerinya. 2esorang yang sehat dapat pula tiba%tiba langsung merasakan nyeri perut
hebat yang disebabkan oleh adanya sumbatan, perforasi atau pluntiran. yeri yang bertahap
biasanya disebabkan oleh proses radang, misalnya pada kolesistitis atau pankreatitis.
4$ !o'&'& pa'&en
Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk. Pada pankreatitis akut
pasien akan berbaring ke sebelah kiri dengan fleksi pada tulang belakang, panggul dan lutut.
Kadang penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi panggul dan lutut. Pasien dengan
abses hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan menekan daerah perut bagian atas
seakan%akan menggendong absesnya.
Appendisitis akut yang letaknya retrosaekum mendorong penderitanya untuk berbaring
dengan fleksi pada sendi panggul sehingga melemaskan otot psoas yang teriritasi. 4a at perut
yang menyebabkan diafragma teritasi akan menyebabkan pasien lebih nyaman pada posisi
setengah duduk yang memudahkan bernafas. Penderita pada peritonitis lokal maupun umum
tidak dapat bergerak karena nyeri, sedangkan pasien dengan kolik terpaksa bergerak karena
nyerinya (2jamsuhidajat, dkk., #$$&".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
11/35
2$+$2 Tan(a6tan(a !ent&n)
a$ Ro '&n)7' '&)n
8ontinuous deep palpation dimulai dari atas left iliac fossa (berla anan arah jarum jam
sepanjang colon" menyebabkan nyeri di right iliac fossa, dengan mendorong isi usus terhadap
ileocaecal al e dan dengan demikian meningkatkan tekanan di sekitar appendiB (7o sing,
1 $:".
3$ !'oa' '&)nPsoas sign atau ;/bra@tso aCs sign< adalah nyeri right lo er uadrant yang dihasilkan dengan
passi e eBtension dari right hip pasien (pasien berbaring pada sisi kiri dengan lutut fleksi" atau
dengan acti e fleBion dari right hip saat berbaring terlentang. yeri didapat karena terjadi
inflamasi peritoneum yang melapisi iliopsoas muscles dan inflamasi pada psoas muscles.
Meluruskan kaki menyebabkan nyeri karena meregangkan otot%otot ini, sementara
memfleksikan hip meregangkan iliopsoas dan menyebabkan nyeri.
4$ #3t/rator '&)n
3ika appendiB yang meradang berada dalam kontak dengan obturatorius internus, spasme otot
dapat ditunjukkan oleh rotasi meregangkan dan internal pinggul. Manu er ini akan
menyebabkan nyeri di hypogastrium agina.
($ D/np5.7' '&)n
yeri bertambah saat batuk di right lo er testicle uadrant (2mall, #$$+".
e$ Ko45er 8Ko'5er 7' '&)n
yeri pada epigastric region atau sekitar gaster dengan pergeseran nyeri di right iliac region.
%$ S&tko 'k&. 8Ro'en'te&n 7' '&)n
yeri bertambah di right iliac region saat pasien berbaring pada salah satu sisi tubuhnya.
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
12/35
)$ Bartom&er6M&45el'on7' '&)n
yeri bertambah saat palpasi di right iliac region ketika pasien berbaring pada salah satu sisi
tubuhnya dibandingkan saat pasien berada pada posisi terlentang.
5$ A/re6Ro9ano a7' '&)n
yeri bertambah pada palpasi dengan jari di right Petit triangle (bisa menjadi tanda positif
2hchetkin% loombergCs sign". Khas untuk posisi appendiB retrocecal.
&$ Bl/m3er) '&)n
3uga disebut sebagai nyeri rebound. Palpasi mendalam isera atas appendiB meradang diduga
diikuti dengan pelepasan tiba%tiba tekanan menyebabkan nyeri menunjukkan tanda lumberg
positif dan peritonitis.
-$ M4B/rne. '&)n
5enderness pada #=* jarak antara umbilikus dan spina iliaka anterior superior.
k$ M/rp5. '&)n
Selama inspirasi, isi perut didorong ke ba ah karena diafragma bergerak turun (dan paru%paru
membesar". 3ika pasien berhenti bernapas (kantong empedu empuk dan bergerak ke ba ah,
ada kontak dengan jari%jari pemeriksa" dan mengernyit dengan EmenangkapC napas, tes ini
dianggap positif. 2ebuah tes positif juga tidak memerlukan rasa sakit pada melakukan
manu er di sisi kiri pasien.
l$ /llen '&)n
Perubahan arna kebiruan periumbilikalis.
m$ ,re.6T/rner '&)nPerubahan arna pada area flank.
n$ Ke5r '&)n
yeri berat pada bahu kiri.
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
13/35
o$ 5an(el&er '&)n
Manipulasi cer iB menyebabkan pasien mengangkat panggulnya.
2$; !en.e3a3
2$;$1 !en.e3a3 Utama
erikut adalah daftar beberapa kondisi yang mendasari akut abdomen yang sering terlihat dalam
komunitas (Ka anagh, #$$&" F
1. Acute cholecystitis.
#. Acute appendicitis atau MeckelCs di erticulitis.
*. Acute pancreatitis.&. Gctopic pregnancy.
). Di erticulitis.
!. Peptic ulcer disease.
:. Pel ic inflammatory disease.
+. 0ntestinal obstruction, including paralytic ileus (adynamic obstruction".
. 4astroenteritis.
1$. Acute intestinal ischaemia=infarction or asculitis.
11. 4astrointestinal (40" haemorrhage.
1#. 7enal colic or renal tract pain.
1*. Acute urinary retention.
1&. Abdominal aortic aneurysm (AAA".
1). 5esticular torsion.
1!. onsurgical disease, e.g. myocardial infarction, pericarditis, pneumonia, sickle cell crisis,
hepatitis, inflammatory bo el disease, opiate ithdra al, typhoid, acute intermittent
porphyria, -0H%associated lymphadenopathy or enteritis.
ang jarang terjadi diantaranya placenta percreta (7oca, #$$ ", phytobe@oar (Andersson, #$$ ",
dan thromboemboli (7eed, #$$+".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
14/35
2$;$2 Kla'&%&ka'& !en.e3a3 Ber(a'ar "oka'& N.er&
Perkiraan penyebab berdasarkan fakta bah a patologi struktur yang mendasari di setiap regio
cenderung memberikan nyeri perut maksimal di regio tersebut.
7ight hypochondriac Gpigastric 6eft hypocondriac
7ight lo er lobe pneumonia=embolism Pancreatitis 6eft lo er lobe pneumonia=embolis
8holecystitis 4astritis 6arge bo el obstruction
iliary colic Pepti colic
-epatitis Myocardial infarction
7ight lumbar ?mbilical 6eft lumbar
7enal colic 2mall bo el obstruction 7enal colic
Appendicitis 0ntestinal ischaemia 6arge bo el obstruction
Aortic aneurysm
4astroenteritis
8rohnCs disease
7ight iliac -ypogastric 6eft 0liac
Appendicitis 8ystitis 2igmoid di erticulitis
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
15/35
8rohnCs disease ?rinary 7etention 6eft tubo%o arian pathology
7ight tubo%o arian pathology Dysmenorrhea
Gndometriosis
5abel 1. Klasifikasi penyebab berdasar lokasi nyeri pada regio abdomen
2$< D&a)no'&'
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
16/35
A$ Anamne'&'
Dalam anamnesis penderita akut abdomen, perlu ditanyakan dahulu permulaan nyerinya (kapan
mulai, mendadak atau berangsur". yeri yang berangsur saat permulaan dan bertambah berat
disebabkan karena proses peradangan yang mendasarinya. Dari letaknya (menetap, berpindah"
dapat diperkirakan penyakit yang mendasarinya sesuai dengan asal organ pada masa embrional
atau sesuai dengan regio abdomen di mana organ itu berada. yeri yang terlokalisasi di suatu
tempat dan hilang timbul disebabkan kolik dari organ berlumen. Keparahannya dan sifatnya
(seperti ditusuk, tekanan, terbakar, irisan atau bersifat kolik", seseorang yang sehat kemudian
menderita nyeri perut yang hebat disebabkan oleh adanya sumbatan, perforasi, atau puntiran.
Perubahan nyeri (bandingkan dengan permulannya" sesuai dengan perkembangan patologi dari
penyekit yang mendasarinya. Misalnya pada tahap a al appendisitis, sebelum radang mencapai
permukaan peritoneum, nyeri iseral dirasakan di sekitar pusat disertai rasa mual. 2etelah radangmencapai diseluruh dinding termasuk peritoneum iserale, terjadi nyeri akibat rangsangan yang
merupakan nyeri somatik. yeri pada saat itu dirasakan tepat pada peritoneum yang meradang,
yaitu perut kuadran kanan ba ah. 6ama nyeri bisa memberikan gambaran apakah termasuk akut,
subakut, atau kronis. Dan faktor yang mempengaruhinya seperti memperingan atau memperberat
nyeri, misalnya sikap tubuh, makanan, minuman, nafas dalam, batuk, bersin, defekasi, dan miksi.
Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk. Pada pankreatitis akut pasien
akan berbaring ke sebelah kiri dengan fleksi pada tulang belakang, panggul dan lutut. Kadang
penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi panggul dan lutut. Pasien dengan abses hati
biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan menekan daerah perut bagian atas seakan%akan
menggendong absesnya. Appendisitis akut yang letaknya retrosaekum mendorong penderitanya
untuk berbaring dengan fleksi pada sendi panggul sehingga melemaskan otot psoas yang
teriritasi. 4a at perut yang menyebabkan diafragma teritasi akan menyebabkan pasien lebih
nyaman pada posisi setengah duduk yang memudahkan bernafas. Penderita pada peritonitis lokal
maupun umum tidak dapat bergerak karena nyeri, sedangkan pasien dengan kolik terpaksa
bergerak karena nyerinya (2jamsuhidajat, dkk., #$$&".
Muntah sering didapatkan pada pasien akut abdomen. Pada obstruksi usus tinggi, muntah tidak
akan berhenti dan bertambah berat. Konstipasi didapatkan pada obstruksi usus besar dan pada
peritonitis umum. yeri tekan didapatkan pada iritasi peritoneum. 3ika ada radang peritoneum
setempat ditemukan tanda rangsang peritoneum yang sering disertai defans muskuler. Pertanyaan
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
17/35
mengenai defekasi, miksi daur haid, dan gejala lain seperti keadaan sebelum serangan akut
abdomen harus dimasukkan dalam anamnesis (2jamsuhidajat, dkk., #$$&".
B$ !emer&k'aan *&'&k
Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, ajah, denyut nadi, pernafasan, suhu
badan dan sikap berbaring. 4ejala dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok dan infeksi atau sepsis
juga perlu diperhatikan. Pada pemeriksaan perut inspeksi merupakan bagian yang penting.
Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan palpasi. 6ipat paha dan tempat hernia lain diperiksa
secara khusus. ?mumnya diperlukan colok dubur untuk membantu penegakan diagnosis.
Pemeriksaan perut yang sukar dicapai seperti daerah retoperitoneal, regio subfrenik dan panggul
dapat dicapai secara tidak langsung dengan uji tertentu. Dengan uji iliopsoas diperoleh informasi
mengenai regio retroperitoneal, dengan uji obturator diperoleh informasi mengenai panggul dandengan perkusi tinju didapat informasi dari subfrenik. Dengan menarik testis ke arah kaudal
dapat dicapai daerah dasar panggul.
yeri yang difus pada lipatan peritoneum di ka um douglas kurang memberikan informasi pada
peritonitis murni, nyeri pada satu sisi menunjukan kelainan di daerah panggul. 8olok dubur
dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada paralisis dijumpai
ampula rekti yang melebar, sedangkan pada obstruksi usus ampulanya kolaps. Pemeriksaan
agina menambah informasi kemungkinan kelainan di organ ginekologis (2jamsuhidajat, dkk.,
#$$&".
Pemeriksaan fisik meluputi inspeksi auskultasi perkusi dan palpasi. 5anda%tanda khusus pada
trauma daerah abdomen adalah penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri didaerah
abdomen. Penderita pucat, keringat dingin. ekas%bekas trauma pada dinding abdomen, memar,
luka, prolaps omentum atau usus. Kadang%kadang pada trauma tumpul abdomen sukar
ditemukan tanda%tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang oleh dokter yang
sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik. Pada ileus
obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus
kadang%kadang terlihat peristalsis usus (!arm"steifung)#
Palpasi pada kasus akut abdomen memberikan rangsangan peritoneum melalui peradangan atau
iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena iritasi.
Palpasi akan menunjukkan # gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity$ defense musculaire# % yeri
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
18/35
yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan
nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah peradangan dan daerah
penekanan dinding abdomen. !efense musculaire$ muscular rigidity ditimbulkan karena rasa
nyeri peritonitis diffusa dan rangsangan palpasi bertambah sehingga terjadi defense musculaire .
Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan # hal yaitu perasaan nyeri oleh ketokan jari yang
disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani karena meteorismus disebabkan distensi usus yang
berisikan gas karena ileus obstruksi letak rendah. Auskultasi tidak memberikan gejala karena
pada akut abdomen. Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga
merupakan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma rektum atau keadaan ampulla
recti apakah berisi faeces atau teraba tumor (2jamsuhidajat et all, #$$&".
$ !emer&k'aan !en/n-an)
2etelah data%data pemeriksaan fisik terkumpul diperlukan juga pemeriksaan tambahan berupa
Pemeriksaan laboratorium Pemeri&saan darah rutin Pemeriksaan -b diperlukan untuk base"line
data bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit.
Pemeriksaan leukosit yang melebihi #$.$$$=mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya
perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan ruptura lienalis. 2erum amilase yang
meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus.
Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pads hepar. Pemeriksaan urine
rutin menunjukkan adanya trauma pads saluran kemih bila dijumpai hematuria. ?rin yang jernih
belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital. Pemeriksaan radiologi
f oto thorak 2elalu harus diusahakan pembuatan foto thorak dalam posisi tegak untuk
menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma pads thoraks. -arus juga diperhatikan
adanya udara bebas di ba ah diafragma atau adanya gambaran usus dalam rongga thoraks pada
hernia diafragmatika.
Plain abdomen akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas
retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus. 'ntravenous
Pyelogram karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada
ginjal. Pemeri&saan ltrasonografi dan *"scan ereuna sebagai pemeriksaan tambahan pada
penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.
Pemeriksaan khusus a bdominal paracentesis Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
19/35
berguna untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. 6ebih dari 1$$.$$$
eritrosit=mm dalam larutan a8l yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 1$$%
#$$ ml larutan a8l $. ' selama ) menit, merupakan indikasi untuk laparotomi. Pemeriksaan
laparoskopi Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber
penyebabnya. ila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rektosigmoidoskopi.
Pemasangan nasogastric tube (%+*) untuk memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada
trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan analisis data untuk memperoleh diagnosis
kerja dan masalah%masalah sampingan yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat
ditentukan tujuan pengobatan bagi penderita dan langkah%langkah yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pengobatan (2jamsuhidajat et all, #$$&".
2$ Mana-emen
Keputusan untuk melakukan tindak bedah pada akut abdomen sangat bergantung pada diagnosis.
3ika sulit ditentukan apakah diperlukan operasi atau tidak, sebaiknya pasien dipantau dengan
seksama dan berulang%ulang diperiksa kembali. 2ementara itu, saluran cerna diistirahatkan
dengan memuaskan pasien, dekompresi lambung dengan pemasangan pipa lambung, dan
pemberian infus. -ampir semua kelainan akut abdomen memerlukan pembedahan untuk
mengatasi penyebabnya. eberapa keadaan seperti kolesistitis akut, pankreatitis akut, atau
radang panggul pada tahap tertentu dapat ditanggulangi tanpa pembedahan.
5anda dan hasil pemeriksaan yang memerlukan pertimbagan dilakukan laparotomi eksplorasi
diantaranya F
1. Pemeriksaan fisik
• Defans muskuler, khususnya jika meluas
• yeri tekan, terutama jika meluas
• Distensi abdomen, terutama jika ketegangan meningkat
• Massa yang nyeri, khususnya jika disertai suhu tinggi atau hipotensi
• 5anda yang meragukan disertai dengan F
• 5anda perdarahan seperti syok (dengan asidosis" atau anemia progresif
• 5anda sepsis seperti panas tinggi, takikardi, takipneu, leukositosis, perubahan mental
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
20/35
(takut, gelisah, atau somnolen"
• 5anda iskemi oleh gangguan askular atau strangulas F
• 5anda intoksikasi seperti suhu badan meningkat, takikardi, leukositosis
•
Kondisi umum pasien memburuk saat ditangani
#. Pemeriksaan radiologik
• Pneumoperitoneum
• Distensi usus hebat yang bertambah
• Gkstra asasi bahan kontras
• 5umor disertai suhu tinggi
• /klusi ena atau arteri mesenterika
*. Pemeriksaan endoskopi
• Perforasi saluran cerna
• Perdarahan saluran cerna yang tidak teratasi
&. -asil parasentesis atau laparoskopi
Darah segar, empedu, nanah, isi usus, atau urin.Pasien dengan perdarahan yang menyebabkan syok dan tidak dapat ditanggulangi secara
konser atif, jelas harus dioperasi. Penderita denga sindrom sepsis atau tanda strangulasi juga
memerlukan laparotomi segera.
3ika ditemukan pneumoperitoneum pada pemeriksaan rontgen biasanya ada perforasi
saluran cerna yang harus dibedah untuk menutup perforasi itu. egitu pula bila ada
ekstra asasi bahan kontras. Demikian pula distensi usus yang progresif dan adanya tumor
disertai panas tinggi sering harus dioperasi.
3ika ditemukan tanda perforasi saluran cerna pada pemeriksaan endoskopi, perlu
dikerjakan laparotomi. -al yang sama berlaku jika didapatkan darah segar, empedu, nanah, isi
usus, atau urin pada pemeriksaan parasentesis atau laparoskopi (2jamsuhidajat et all, #$$&".
erikut adalah beberapa contoh manajemen berdasar diagnosa F
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
21/35
a$ Appen(&'&t&' ak/t
Appendectomy tetap%satunya terapi kuratif radang appendiB, tetapi manajemen pasien dengan
massa appendiceal biasanya dapat dibagi menjadi * kategori berikut pengobatanF
• Pasien dengan phlegmon atau abses kecilF 2etelah intra ena (0H" terapi antibiotik,
appendectomy inter al dapat dilakukan &%! minggu kemudian.
• Pasien dengan abses yang didefinisikan dengan baik yang lebih besarF 2etelah drainase
perkutan dengan antibiotik 0H dilakukan, pasien dapat dipulangkan dengan kateter di
tempat. Appendectomy inter al dapat dilakukan setelah fistula ditutup.
• Pasien dengan abses multicompartmentalF Pasien%pasien ini membutuhkan drainase
bedah a al.
Meskipun ada banyak kontro ersi atas manajemen nonoperati e apendisitis akut, antibiotik
memiliki peran penting dalam pengobatan pasien dengan kondisi ini. Antibiotik
dipertimbangkan untuk pasien dengan appendisitis harus memiliki jangkauan penuh aerobik
dan anaerobik. Durasi administrasi terkait erat dengan tahap appendisitis pada saat diagnosis,
baik mempertimbangkan temuan intraoperatif atau e olusi pasca operasi. Menurut beberapa
penelitian, profilaksis antibiotik harus diberikan sebelum setiap appendectomy. Ketika pasienmenjadi afebris dan sel darah putih (9 8" count normal, pengobatan antibiotik dapat
dihentikan. 8efotetan dan 8efoBitin tampaknya menjadi pilihan terbaik dari antibiotik (8raig,
#$11".
3$ Kol&k B&l&er
5erapi utama kolik bilier adalah menggunakan analgesic kuat seperti diklofenak *I)$ mg atau
ibuprofen. 9alaupun secara teoritis pemberian analgesic opioid seperti morfin dapat
meningkatkan nyeri karena menyebabkan spasme otot sphincter /dii, pemberian opioid
sangat efektif dalam menghilangkan nyeri pada kondisi akut. Pada kasus berat, pasien harus
ra at inap, diberi analgesic intra ena dan cairan untuk menggantikan kehilangan melalui
muntah.
5erapi definiti e batu empedu termasukF
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
22/35
• Kolesistektomi ( open surgical atau dengan endoskopi"
• Menggunakan terapi oral untuk melarutkan garam empedu dan mengeluarkan batu,
seperti ursodeoxycholic acid (?D8A", bila operasi dianggap tidak aman. 5erapi ini dapat
juga digunakan sebelum operasi.• Menggunakan teknik keyhole untuk membuka sphincter /dii dan mengambil batu, atau
mengalirkan batu keluar dengan endoscopic retrograde
choliangiopancreatography (G78P". ila terdapat striktur atau penyempitan saluran
empedu, dapat dilakukan sphincterotomi.
4$ ro5n7' (&'ea'e
5ujuan utama dari pengobatan penyakit 8rohn adalah mencapai kondisi klinis, laboratoris,
dan histologis sebaik mungkin dengan menekan respon inflamasi. Pada anak%anak juga
diperhatikan bagaimana cara agar pasien mendapat nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan.
5erapi diberikan secara bertahap. Pasien dengan kondisi ringan diobati dengan aminosalicylic
acid ()%A2A", antibiotik, dan terapi nutrisi. ila tidak ada respon atau bila kondisi semakin
memburuk maka dapat diberikan kortikosteroid dan terapi imunomudalsi dengan !%
mercaptopurine (!%MPJ Purinethol" atau methotreBate ( oleB P 2, 7heumatreB". 5indakan
operasi memainkan peran penting dalam mengontrol gejala dan mengobati komplikasi
penyakit 8rohn (DC-aens, #$$+".
($ S&'t&t&'
Pada sistitis tanpa komplikasi dapat diberikan antibiotik 8otrimoksasol # B 1, 8iprofloksasin
# B 1, selama ) hari terapi. Karena keadaan nyeri yang sangat menganggu karena kontraksi
buli L buli dapat diberikan antispasmodik seperti papa erin, atau hyoscine butil%bromide.
3ika nyeri tidak teratasi dapat diberikan analgetik. Pasien disarankan banyak minum, jangan
minum alkohol, kopi, soda, yang menyebabkan iritasi pada buli L buli (5essy, #$$*".
e$ Reten'& Ur&n
ila diagnosis retensi urin sudah ditegakkan secara benar, penatalaksanaan ditetapkan
berdasarkan masalah yang berkaitan dengan penyebab retensi urinnya. Pilihannya adalah F
1. Kateterisasi
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
23/35
#. 2istostomi suprapubik (trokarJ terbuka"
*. Pungsi suprapubik (2 ier@e ski, #$11"
%$ D.'menorr5ea
1" Dismenore Primer
a. Psikoterapi
b. Medikamentosa
L AnalgetikaF
yeri ringanF aspirin, asetaminofen, propoksifen.
yeri beratF prometa@in, oksikodon, butalbital
L 2ediaan hormonalF progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi".
L Antiprostaglandin (-older, #$11".
#" Dismenore 2ekunder
Pengobatan terutama ditujukan mencari dan menghilangkan penyebabnya, di samping
pemberian obat%obat bersifat simtomatik (-older, #$11".
)$ En(ometr&o'&'
Penanganan endometriosis di bagi menjadi # jenis terapi yaitu terapi medik dan terapi
pembedahan.
1. 5erapi medik diindikasikan kepada pasien yang ingin mempertahankan kesuburannya
atau yang gejala ringan
#. 5erapi pembedahan dapat dilaksanakan dengan laparoskopi untuk mengangkat kista%
kista, melepaskan adhesi , dan melenyapkan implantasi dengan sinar laser
atau ele&tro&auter .
5ujuan pembedahan untuk mengembalikan kesuburan dan menghilangkan gejala
(9idjanarko, #$$ ". 5erapi bedah konser atif dilakukan pada kasus infertilitas, penyakit
berat dengan perlekatan hebat, usia tua. 5erapi bedah konser atif antara lain meliputi
pelepasan perlekatan, merusak jaringan endometriotik, dan rekonstruksi anatomis sebaik
mungkin (9idjanarko, #$$ ".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
24/35
5$ A3'e' T/3o # ar&an
a. 8uriga A5/ utuh tanpa gejala
L Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan F doksiklin #B = 1$$ mg =
hari selama 1 minggu atau ampisilin & B )$$ mg = hari, selama 1 minggu.
L Penga asan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 1& hari atau mungkin membesar adalah
indikasi untuk penanganan lebih lanjut dengan kemungkinan untuk laparatomi
b. A5/ utuh dengan gejala F
L Masuk rumah sakit, tirah baring posisi ;semi fo ler
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
25/35
rendah disarankan selama serangan akut di erticulitis sehingga dapat mengurangi jumlah yang
dikeluarkan melalui kolon yang dapat memperparah di erticulitis. Pada di erticulitis berat
dengan demam tinggi dan nyeri, pasien dira at inap dan diberi antibiotic intra ena.
/perasi dilakukan padaF
• Pasien dengan obstruksi usus persisten dan abses yang tidak berespon pada antibiotic.
/perasi biasanya dilakukan dengan drainase pus dan reseksi segmen kolon yang
mengandung di ertkulum, biasanya kolon sigmoid.
• Pendarahan di ertikulum persisten.
• Komplikasi di ertikulum pada kandung kemih, seperti infeksi saluran kemih berulang
dan keluarnya gas usus selama urinasi.
• Pasien dengan serangan di erticulitis berulang yang sering dan menyebabkan
penggunaan berbagai antibiotic, kebutuhan ra at inap, dan cuti bekerja.
/perasi dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi untuk membatasi nyeri post operasi
dan aktu penyembuhan.
-$ Kole'&'t&t&'
Kolesistitis akut dapat sembuh sendiri, namun pasien kolesistitis perlu ra at inap dan
pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi. 0ntake oral dihentikan dan diberikan cairan
intra ena untuk mengistirahatkan pencernaan. Di samping itu, dapat diberikan obat%obatanuntuk mengatasi nyeri abdomen hebat. 2ebagian besar pasien kolesistitis memerlukan
kolesistektomi. Karena kandung empedu bukan organ esensial, pasien masih dapat hidup
normal setelah kolesistektomi.
k$ Hepat&t&' Ak/t
0nfeksi irus hepatitis A akan mengalami penyembuhan sendiri apabila tubuh cukup kuat
sehingga pengobatan hanya untuk mengurangi keluhan yang ada, disertai pemberian itamin
dan istirahat yang cukup. 0nfeksi irus hepatitis pada de asa sehat ' akan mengalami
perbaikan, tetapi apabila infeksi berlanjut dan menjadi kronis pemberian analog nukleosida
(lami udin" dapat memberikan hasil yang baik. 0nfeksi irus hepatitis 8 jarang mengalami
penyembuhan spontan, sehingga diperlukan pemberian anti irus dengan interferon
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
26/35
monoterapi memberikan hasil yang baik hingga :$'. Pera atan di rumah sakit atau dengan
isolasi diperlukan apabila penderita mengalami komplikasi dari hepatitis ini.
Ter a p& ' / p or t &% ( & l ak / ka n ( e n) a n p e m3 a ta ' a n a k t & & ta ' = p e m3 e r &a n
m a ka n a n t e r /t a m a 5 a r /' 4 / k/ p k a lo r & $ H & n ( ar & o 3 at 5 e p at o t ok ' & k
' epe r t & p a ra ' e t amo l= &n5= r&%am p &'& n $
Tera p& m e (&kamen to ' a :
• ?rsedeoksikolikasid (?D8A"
• /bat anti irus F interferon, lami udin, riba irin.
• Prednison khusus untuk H-A bentuk kolestatik.
• Kolestasis berkepanjangan diberi itamin larut dalam lemak dan terapi simptomatis untuk
menghilangkan rasa gatal yaitu kolestiramin.
• -epatitis fulminan dira at intensif.
l$ !ne/mon&a lo3/' 3awa5
Penderita yang tidak dira at di 72F
• 0stirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di kompres
• Minum banyak
• /bat%obat penurunan panas, mukolitik, ekspektoran
• Antibiotika
Penderita yang dira at di 7umah 2akit, penanganannya di bagi # F
Penatala&sanaan mum
• Pemberian /ksigen
• Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
• Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan pembersihan jalan nafas
• /bat penurunan panas hanya diberikan bila suhu &$$8, takikardi atau kelainan jantung.
• ila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri.
Pengobatan ausal
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
27/35
Dalam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan
mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi beberapa hal perlu diperhatikan F
• Penyakit yang disertai panas tinggi untuk penyelamatan nya a dipertimbangkan pemberian
antibiotika alaupun kuman belum dapat diisolasi.
• Kuman pathogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab sakit, oleh karena
itu diputuskan pemberian antibiotika secara empiric. Pe arnaan gram sebaiknya dilakukan.
• Perlu diketahui ri ayat antibiotika sebelumnya pada penderita.
Pengobatan a al biasanya adalah antibiotic, yang cukup manjur mengatasi pneumonia oleh
bakteri., mikoplasma, dan beberapa kasus ricketsia. Kebanyakan pasien juga bisa diobati di
rumah. 2elain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan
pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah. Pada pasien yang
berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembalikan kondisi tubuh.
amun, mereka yang sudah sembuh dari pneumonia mikoplasma akan letih lesu dalam aktu
yang panjang.
m$ ,a'troenter&t&'
4astroenteritis terjadi secara akut dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa membutuhkan
terapi farmakologi.5erapi objektif adalah mengganti kehilangan cairan dan elektrolit.7ehidrasi oral pada anak lebih dipilih dengan dehidrasi ringan sampai sedang.
Metoclopramide dan ondansentron dapat sangat berguna pada anak
1. 7ehidrasi
5erapi primer gastroenteritis pada anak dan de asa adalah rehidrasi yaitu mengganti
kehilangan air dan elektrolit. -al ini dapat dicapai dengan terapi rehidrasi oral (oral
rehydration terapi=/75", tetapi pemberian intra ena diperlukan jika terdapat penurunan
kesadaran atau terdapat gangguan motilitas dari traktus gastrointestinal. #1,## 5erapi rehidrasi
dengan karbohidrat kompleks yang terbuat dari gandum atau beras bisa lebih dibanding
dengan karbohidrat sederhana.Minuman bergula seperti softdrink dan jus buah tidak
direkomendasikan pada anak kurang dari ) tahun karena dapat memperparah diare.Air putih
dapat digunakan apabila rehidrasi dengan karbohidrat sederhana tidak tersedia.
1. Medikasi
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
28/35
#. Antiemetics*. Antibiotics&. Antimotility agents). Antispasmotics
n$ I'kem& Inte't&nal
erbagai pendekatan terapi tersedia untuk iskemi usus berdasar pada ketajaman dan luasnya
penyakit. Adanya tanda%tanda peritoneal perlu dilakukan eksplorasi bedah, di mana infark
usus mungkin telah terjadi. 7eseksi usus infark serta embolectomy dapat dicapai selama
proses ini. Dengan tidak adanya tanda%tanda peritoneal, embolectomy bedah masih dianggap
sebagai standar pera atan. amun, pendekatan radiologi inter ensi telah efektif digunakan.
0nfus 0ntra%arteri agen trombolitik seperti streptokinase, urokinase atau akti ator plasminogen
jaringan rekombinan telah terbukti efektif bila digunakan dalam aktu 1# jam onset gejala.Gmbolectomy bedah berpantang mendukung pendekatan yang kurang in asif mungkin tepat
pada pasien dengan risiko operasi yang cukup. Dalam non%oklusif iskemia mesenterika, infus
dari asodilator intra%arteri, seperti papa erine ke dalam arteri mesenterika superior mungkin
semua yang diperlukan untuk membalikkan asokonstriksi dan mencegah infark usus.
Pada pasien dengan trombosis ena mesenterika, pencarian keadaan yang mendasari
hiperkoagulasi penting untuk mencegah rekuren penyakit. Kehadiran tanda%tanda peritoneal
harus segera dilakukan eksplorasi bedah. Pada pasien asimptomatik, antikoagulan dapat
diberikan *%! bulan dengan e aluasi berulang. eberapa studi menunjukkan bah a pemberian
heparin diikuti arfarin meningkatkan sur i al. Pasien dengan kondisi medis tertentu seperti
kelainan pembekuan dan atrial fibrilasi memerlukan antukoagulan seumur hidup.
7e askularisasi menunjukkan perbaikan gejala jangka panjang sampai !' pada pasien
dengan iskemi mesenterika kronis yang dapat dilakukan operasi. ypass graft terdokumentasi
dengan harapan hidup ) tahun :+'. Dekade sebelumnya, percutaneous transluminal
mesenteric angioplasty dengan atau tanpa stent merupakan alternatif terapi untuk pasien yang
telah diseleksi. Penelitian sebelumnya menunjukkan angiopasty memberikan hasil yang samadengan bypass dan embolektomy pada sedikit pasien. Alternatif ini digunakan pada pasien
dengan risiko tinggi re askularisasi.
eberapa indikasi kolitis iskemi perlu dimanajemen (Kotak *". Pada banyak kasus, iskemi
membaik saat hipoperfusi yang mendasarinya juga membaik. anyak pasien membutuhkan
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
29/35
istirahat usus dan pera atan pendukung.Antibiotik profilaksis sering diberikan tapi
keuntungannya belum bisa dibuktikan. Kolitis iskemik fulminant terjadi dengan gangrene atau
perforasi jarang terjadi dan membutuhkan eksplorasi segera. Pada beberapa kasus, kolitis
iskemik tidak sepenuhnya membaik dan dapat berkembang menjadi striktur kolitis segmental
kronis. 3ika gejala menetap lebih dari #%* minggu, merupakan indikasi untuk kolektomy
segmental. 3ika striktur iskemi asimptomatik, obser asi dikerjakan dengan beberapa keadaan
membaik dalam 1#%#& bulan.
o$ Ane/r.'m Aorta
Pengobatan aneurisma tergantung kepada ukurannya. 3ika lebarnya kurang dari ) cm, jarang
pecahJ tetapi jika lebih lebar dari ! cm, sering pecah. Karena itu pada aneurisma yang lebih
lebar dari ) cm, dilakukan pembedahan. Pada pembedahan dimasukkan pencangkokan sintetik untuk memperbaiki aneurisma (4reenhalgh, #$$+".
p$ Kol&k Renal
2ebagian besar batu kecil berlalu spontan dan hanya manajemen nyeri diperlukan. Diklofenak
dan antispasmodics seperti butil bromida hiosin dapat digunakan. 5api dokter tidak harus
memberikan morfin untuk meringankan rasa sakit, karena itu menimbulkan tekanan ureter dan
memperburuk kondisi. iasanya tidak ada posisi antalgic untuk pasien (berbaring pada sisi
non%sakit dan menerapkan botol panas atau handuk untuk daerah yang terkena dapat
membantu". 3ika rasa sakit tidak terlalu intens, rilis lebih cepat dari batu dapat dicapai dengan
berjalan kaki. atu yang lebih besar mungkin memerlukan inter ensi bedah untuk
pengangkatan mereka, seperti perkutan nephrolithotomy.
>$ !ankreat&t&' Ak/t
Pengobatan untuk pancreatitis akut tergantung dari kondisinya, apakah ringan tanpa
komplikasi atau parah dengan resiko komplikasi serius. Pan&reatitis a&ut ringan
5ujuan utama dalam pengobatan pancreatitis akut ringan adalah untuk mendukung fungsi
tubuh selama pancreas berada dalam masa pemulihan. Dukungan ini ada dalam tiga bentuk F
L Penghilang nyeri. Karena pancreatitis akut ringan dapat menimbulkan nyeri sedang hingga
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
30/35
berat, penghilang nyeri yang kuat digunakan untuk mengobati gejala tersebut. Mungkin juga
dibutuhkan obat untuk mengontrol mual dan muntah.
L 4i@i. ?ntuk mengistirahatkan pancreas, gi@i diberikan melalui selang makan
L 8airan intra ena. Karena tubuh dapat mengalami dehidrasi selama pancreatitis akut, cairan
dimasukkan melalui selang yang dihubungkan dengan ena.
3ika tidak ada komplikasi, pankreatitis akut membaik dalam beberapa hari (nhs, #$11".
Kebanyakan pasien yang menderita pancreatitis akut ringan akan siap meninggalkan rumah
sakit dalam )%: hari (nih, #$$+".
Pan&reatitis a&ut berat
Pada kasus pancreatitis akut berat, peradangan jaringan pancreas sangat parah sehingga
beberapa diantaranya mengalami mati=nekrosis. ekrosis jaringan sangat berbahaya karena jaringan yang mati merupakan lahan yang baik utnuk infeksi bakteri yang dapat menyebar ke
dalam darah (sepsis" dan bagian loain dari tubuh sehingga menyebabkan kegagalan berbagai
macam organ.
-al lain yang membahayakan dari pancreatitis akut berat adalah hilangnya cairan yang
banyak dari tubuh yang akan mengurangi jumlah darah dalam tubuh (syok hipo olumik".
2yok hipo olumik dapat mengancam ji a karena tubuh membutuhkan darah kaya oksigen
untuk bertahan. ?ntuk mengatasinya maka perlu dimasukkan dalam 08?. Penyuntikan
antibiotic digunakan untuk menghindari jaringan yang mati dari infeksi.
8airan intra ena digunakan untuk mengganti kehilangan cairan dan mencegah syok
hipo olumik. Peralatan pernafasan digunakan untuk menilai pernafasan dan selang makanan
digunakan untuk nutrisi tubuh. Pembedahan mungkin dibutuhkan untuk mengambil jaringan
mati dari pancreas. Pasien tinggal di 08? sampai resiko infeksi, kegagalan organ dan syok
hipo olumik sudah teratasi. -al ini bisa membutuhkan 1& hari ra at inap atau bisa lebih jika
pancreatitis akut memberat.
-engobati penyebab utama
Penting untuk mengobati penyebab utama sehingga tidak jatuh pada kondisi yang lebih berat.
3ika batu empedu bertanggungja ab terhadap terjadinya penyakit, perlu dirujuk untuk
pembedahan mengambil batu empedu. Perlu juga saran untuk mengonsumsi makanan rendah
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
31/35
lemak untuk mengurangi jumlah kolesterol dalam darah dan mengurangi resiko untuk
terbentuknya batu empedu (nhs, #$11".. 2elain itu perlu disarankan untuk tidak merokok dan
minum%minuman keras (nih, #$$+".
r$ ,a'tr&t&'
/bat%obatan yang mengura ngi jumlah asam lambung dapat mengurangi gejala dari gastritis dan
membantu penyembuhan permukaan lambung. /bat%obatan tersebut adalah (3ones, #$1$" F
L Antasid, seperti Alka%2elt@er, MaaloB, Mylanta, 7olaids dan 7io%pan. anyak merk dipasaran
menggunakan kombinasi yang berbeda dari * dasar garam Lmagnesium, kalsium dan
aluminium% dengan hidroksida atau ion bikarbonat untuk menetralkan asam di lambung. /bat%
obatan ini dapat menimbulkan efek samping seperti diare atau konstipasi.
L Penghambat -istamin # (-#", seperti famotidine (pepcid ac" dan ranitidine (@antac :)".Penghambat -# emnurunkan produksi asam.
L Penghambat pompa proton (PP0s", seperti omepra@ole (prilosec, @egerid", lansopra@oloe
(pre acid", pantopra@ole (protoniB", rabepra@ole (acipheB", esomepra@ole (neBium" dan
deBlansopra@ole (kapideB". PP0s meneurunkan produksi asam lebih efektif dibanding
penghambat -#.
Pengukuran atau pengobatan tambahan mungkin dibutuhkan tergantung dari penyebab
gastritis. 2ebagai contoh, jika gastritis disebabkan penggunaan 2A0D jangka panjang, dokter
mungkin menyarankan pasien untuk menghentikan konsumsi 2A0D, menurunkan dosis
2A0D atau mengganti kepada obat penghilang nyeri yang lain. PP0s digunakan untuk
mencegah stress lambung pada pasien dengan sakit berat (3ones, #$1$".
Mengobati infeksi .# pylori merupakan hal yang penting, alaupun orang tersebut tidak
menunjukkan gejala dari infeksi. 0nfeksi .# pylori yang tidak diobati dapat menyebabkan
terjadinya kanker atau ulkus pada lambung dan usus kecil. Pengobatan yang paling sering
adalah terapi yang mengkobinasikan PP0 dan dua antibiotic Lbiasanya amoBicillin dan
clarithromycin% untuk membunuh bakteri. Pengobatan dapat termasuk bismuth subsalicylate
(pepto%bismol" untuk membunuh bakteri (3ones, #$1$".
2etelah pengobatan, dokter akan menggunakan pernafasan atau feses untuk meyakinkan bah a
sudah tidak ada infeksi .# pylori . Mengobati infeksi dapat diharapkan untuk menyembuhkan
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
32/35
gastritis dan untuk menurunkan resiko penyakit yang berhubungan dengan gastritis seperti
ulkus peptikum, kanker lambung dan limfoma (3ones, #$1$".
'$ #3'tr/k'& U'/' Be'ar
Pasien dengan sumbatan usus diobati di rumah sakit. 2elang nasogastrik dimasukkan le at
hidung hingga lambung untuk membantu mengeluarkan kelebihan udara pada lambung dan
usus. Pasien akan diberikan cairan intra ena karena tidak diperbolehkan makan atau minum
(-ar ard, #$1$".
2umbatan usus total membutuhkan operasi untuk membetulkan dan menghilangkan penyebab
sumbatan (tumor, perlengketan striktur" atau mengencangkan bagian usus yang berisiko untuk terjadi ol ulus kembali. Pada operasi ini, bagian usus yang rusak atau mati juga dipotong
(-ar ard, #$1$". /perasi segera dalam 1# L #& jam, emergensi jika cecum kaku atau diameter
usus lebih dari + cm. Pasang selang flatus=beri barium enema untuk mengatasi ol ulus
sigmoid (4anfyd, #$$ ".
iasanya dokter akan menunggu sambil melihat perkembangan dari sumbatan usus sebelum
melakukan operasi. 2ebagian pasien mungkin mebutuhkan operasi untuk menghilangkan
penyebab sumbatan dan mencegah sumbatan selanjutnya, tapi tidak semua pasien
membutuhkan operasi (-ar ard, #$1$".
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
33/35
DA*TAR !USTAKA
Andersson P, K itting 3P, Dru efors PJ / phytobe0oar in the acute abdomen . Am 3
re er 3, 4olden 45, -itch D8, et alF /bdominal pain1 /n analysis of 2,333 consecutive cases
in a niversity .ospital emergency room . Am 3 2urg 1*1F#1 %##*, 1 .
uschard K, Kjaeldgaard AF 'nvestigation and analysis of the position, fixation, length, and
embryology of the vermiform appendix . Acta 8hir 2cand 1* F# *%# +, 1 *.8ordell 9-, Keene KK, 4iles K, et alF *he high prevalence of pain in emergency
medical care . Am 3 Gmerg Med #$F1!)%1! , #$$#.
8ornbluth A, 2achar D , 2alomon P. 1 +. rohn’s disease . Sleisenger 4 Fordtran’s
+astrointestinal and 5iver !isease1 Pathophysiology, !iagnosis, and -anagement . Hol #. !th.
Philadelphia, PaF 9 2aunders 8o.
8raig, et al. #$11. /ppendicitis *reatment and -anagement . Gmedicine.medscape.com.
DC-aens 4, aert , an Assche 4, et al. #$$+. 6arly combined immunosuppression or
conventional management in patients ith ne ly diagnosed rohn’s disease1 an open
randomised trial ( httpF== .ncbi..nlm.nih.go =pubmed=1+# )$#*, diakses pada tanggal #) 3uni
#$11"
Diethelm A4, 2tanley 73, 7obbin M6F 5he acute abdomen. 'n 2abiston D8 (ed"F *extboo& of Surgery1 *he 7iological 7asis of -odern Surgical Practice, 28th ed . Philadelphia, 9 2aunders,
1 :, pp +#)%+&!.
Dombal 5, Margulies M. 1 !. /cute /bdominal Pain . 4ut.bmj.com
http://www.ncbi/http://www.ncbi/
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
34/35
4raff 64, 7obinson DF /bdominal pain and emergency department evaluation . Gmerg Med 8lin
orth Am 1 F1#*%1*!, #$$1.
4ray 29, 2kandalakis 3GF Gmbryology for 2urgeonsF *he 6mbryological 7asis for the
*reatment of ongenital !efects . Philadelphia, 9 2aunders, 1 :".
-older, Andre. #$11. !ysmenorrhea in 6mergency -edicine
(httpF==emedicine.medscape.com=article=: )!::, diakses pada tanggal #: 3uni #$11.
Ka anagh 2J *he acute abdomen 9 assessment, diagnosis and pitfalls . ?K MP2 8asebook #$$&
ebJ1#(1"F11%1:.
Miettinen, et al. 1 !. /cute /bdominal Pain in /dults .httpF== .ncbi.nlm.nih.go =pubmed=
+:* #!
Mudgil, 2hikha. #$$ . *ubo :varian /bscess (httpF==emedicine.medscape.com=article= &$&)*:%
o er ie , diakses pada tanggal #+ 3uni #$11"
Panes 3, 4omollon , 5aBonera 8, et al. #$$:. rohn’s disease1 a revie of current treatment
ith a focus on biologics (httpF== .ncbi.nlm.nih.go =pubmed=1+$*&)+ , diakses pada tanggal
#) 3uni #$11"
7eed 46, 0bebuogu ? , 5hornton 39,J /n unrecogni0ed cause of acute abdomen in peripartum
cardiomyopathy . 2outh Med 3. #$$+ AprJ1$1(&"F&&:%+.
2jamsuhidajat, et al. #$$). 7u&u /;ar 'lmu 7edah 6disi < . 3akarta F G48
2urg. #$$ ebJ1 :(#"Fe#1%#. Gpub #$$+ 2ep 11. NabstractO
2 ier@e ski, 2tanley 3. #$11. /cute rinary Retention
http://emedicine.medscape.com/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/%208739926http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/%208739926http://emedicine.medscape.com/article/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18034589http://www.healthcommunities.com/common/advisors/sswierzewski.shtmlhttp://emedicine.medscape.com/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/%208739926http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/%208739926http://emedicine.medscape.com/article/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18034589http://www.healthcommunities.com/common/advisors/sswierzewski.shtml
8/17/2019 KGD Akut Abdomen
35/35
(httpF== .healthcommunities.com= acute%urinary%retention=o er ie %of%acute%urinary%
retention.shtml, diakses pada tanggal #: 3uni #$11"
5essy, Agus dkk. #$$*. Sistitis . uku Ajar 0lmu Penyakit Dalam. 3akarta F alai Penerbit K?0.
5horeson 7, 8ullen 33.#$$:. Pathophysiology of inflammatory bo el disease1 an
overvie (httpF== .ncbi.nlm.nih.go =pubmed=1:)!$&1* , diakses pada tanggal #) 3uni #$11".
5ierney 6M. #$$1. rohn’s disease . urrent -edical !iagnosis and *reatment . &$th ed. e
ork, F Mc4ra %-ill Professional Publishing.
9idjarnako, . #$$ . 6ndometriosis . (httpF==obfkumj.blogspot.com= Gndometriosis.html, diakses pada tanggal #: 3uni #$11"
http://www.healthcommunities.com/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17560413http://obfkumj.blogspot.com/http://www.healthcommunities.com/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17560413http://obfkumj.blogspot.com/