REVISI TUGAS EVALUASI KESESUAIAN LAHAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Sumberdaya Lahan yang diampu oleh Setya Nugraha, S.Si, M.Si Oleh Kelompok 2 dan 4 : Abu Rizal Afiat K5410002 Achmad Mashfufi K5410003 Danang Suryo N K5410013 Farahdiba Sofi A.W K5410020 Gigih Erlangga K5410021 Hendri Sulistyawan K5410023 Herni Noviani K5410024 Intan P urnamasari K5410026 Irfan Nur Zaini K5410027 Lina Miftahul Husna K5410035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REVISI
TUGAS EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Sumberdaya Lahan yang diampu oleh
Setya Nugraha, S.Si, M.Si
Oleh Kelompok 2 dan 4 :
Abu Rizal Afiat K5410002
Achmad Mashfufi K5410003
Danang Suryo N K5410013
Farahdiba Sofi A.W K5410020
Gigih Erlangga K5410021
Hendri Sulistyawan K5410023
Herni Noviani K5410024
Intan P urnamasari K5410026
Irfan Nur Zaini K5410027
Lina Miftahul Husna K5410035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
“KESESUAIAN LAHAN UNTUK INDUSTRI”
A. PENDAHULUAN
Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian mempunyai penekanan
yang tajam, yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya
dengan keberhasilan produksi atau penggunaannya, sementara evaluasi kemampuan sering
dinyatakan dalam hubungan dengan pembatas-pembatas negative, yang dapat menghalangi
beberapa atau sebagian penggunaan lahan yang sedang dipertanyakan atau dipertimbangkan.
Adapun tujuan dari evaluasi kesesuaian lahan adalah untuk mengatahui potensi atau nilai
dari suatu areal untuk penggunaan tertentu. Evaluasi tidak hanya terbatas pada penilaian
karakteristik lingkungan tetapi dapat juga mencakup analisis-analisis ekonomi, konsekuensi
social, dan dampak lingkungannya.
Strategi yang digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan menurut FAO, adalah :
Pendekatan dua tahapan (Two stage approach) Tahapan pertama terutama berkenaan
dengan evaluasi lahan yang bersifat kualitatip, yang kemudian diikuti dengan tahapan kedua
yang terdiri dari analisis ekonomi dan social. Pendekatan sejajar (Paralel approach) Analisis
hubungan antara lahan dan penggunaan lahan berjalan secara bersama-sama dengan analisis-
analisis ekonomi dan social.
Pendekatan dua tahapan tersebut sering digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan
inventarisasi sumberdaya untk keperluan perencanaan secara luas. Klasifikasi kesesuaian
lahan pada tahap pertama didasarkan atas kesesuaian lahan untuk berbagai penggunaan yang
telah diseleksi pada permulaan survey. Kontribusi dari analisis ekonomi dan social pada
tahapan pertama tersebut terbatas untuk mengetahui relevansi dari jenis-jenis penggunaan
lahan tersebut. Adapun prinsip utama yang digunakan dalam proses evaluasi kesesuaian lahan
adalah sebagai berikut (FAO) :
Kesesuaian lahan dinilai dari berdasarkan macam atau jenis penggunaan lahan tertentu.
Evaluasi lahan membutuhkan pembandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan
masukan yang diperlukan. Diperlukan pendekatan multidisiplin dari para ahli ilmu-ilmu
alam, tekhnologi penggunaan lahan, ekonomi, sosiologi, dan lainnya.
Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kondisi-kondisi fisik lahan, kondisi social dan
ekonomi daerah yang dipelajari, serta kondisi nasional. Kesesuaian didasarkan atas
penggunaan yang lestari. Evaluasi melibatkan pembandingan lebih dari satu jenis
1
penggunaan lahan. Klasifikasi yang bersifat kualitatip umumnya didasarkan atas sifat fisik
lahan dengan hanya sedikit didukung oleh keterangan tentang ekonomi. Dilain pihak
klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatip mencakuo masukan yang banyak tentang informasi-
informasi ekonomis, social dan lingkungan.Bagi keperluan evaluasi lahan dinegara-negara
sedang berkembang, maka sangat bermanfaat adanya pemisahan antara kesesuaian sekarang
(current suitability) dan kesesuaian potensial. Klasifikasi kesesuaian sekarang menunjukkan
kesesuaian terhadap penggunaan lahan yang ditentukan dalam keadaan sekarang, tanpa ada
perubahan yang berarti. SEdangkan klasifikasi kesesuaian potensial menunjukkan terhadap
penggunaan lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan datang setelah
diadakan perbaikan utama tertentu yang diperlukan.
Struktur Klasifikasi Kesesuaian
Kerangka evaluasi lahan menurut FAO ini dapat dipakai untuk klasifikasi kuantitatif
maupun kualitatif tergantung dari data yang tersedia. Struktur dari system klasifikasi
kesesuaian lahan ini terdiri dari empat kategori yang merupakan tingkatan generalisasi yang
bersifat menurun, yaitu :
1. Ordo kesesuaian lahan (Order) : menunjukkan jenis kesesuaian atau keadaan
kesesuaian secara umum
2. Kelas kesesuaian lahan (Class): menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo
3. Sub-kelas kesesuaian lahan (Sub-class): menunjukkan jenis pembatas
4. Satuan kesesuaian lahan (Unit): menunjukkan perbedaan kecil yang dilakukan dalam
pengelolaan di dalam sub-kelas. Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo menunjukkan
apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Oleh karena itu ordo
kesesuaian lahan dibagi dua, yaitu :
1. Ordo S : Sesuai (Suitable) : Lahan yang termasuk pada ordo ini adalah lahan yang
dapat digunakan untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau dengan
sedikit resiko kerusakan terhadap sumberdaya lainnya.
2. Ordo N : Tidak Sesuai (Not Suitable) : Lahan yang termasuk Ordo ini mempunyai
pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah suatu penggunaan secara lestari.
Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo dan menggambarkan
tingkat kesesuaian dari ordo. Kelas ini dalam simbolnya diberi nomor urut yang ditulis di
belakang simbol ordo. Jumlah kelas dalam ordo sebetulnya tidak terbatas, akan tetapi
dianjurkan untuk memakai tiga kelas dalam ordo sesuai dan dua kelas dalam ordo tidak
sesuai. Apabila tiga kelas dipakai dalam Ordo Sesuai (S) dan dua kelas dalam Ordo Tidak
Sesuai (N), maka pembagian serta definisi kelas-kelas tersebut adalah sebagai berikut :
2
a. Kelas S1 : Sangat Sesuai (Highly Suitable) : Lahan tidak mempunyai pembatas
yang berat untuk suatau penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas
yang tidak berarti.
b. Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderatly Suitable) : Lahan yang mempunyai pembatas
agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari.
c. Kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginal Suitable) : Lahan yang mempunyai
pembatas yang sangat berat untuk suatu penggunaan lahan yang lestari.
d. Kelas N1 : Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not suitable) : Lahan
mempunyai pembatas yang sangat berta, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi,
hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya
yang rasional.
e. Kelas N2 : Tidak Sesuai Permanen (Permanently not suitable) : Lahan
mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bag
suatu penggunaan yang lestari.
Sub-kelas kesesuaian lahan mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang
diperlukan dalan suatu kelas. Simbol kesesuaian lahan pada tingkat satuan dibedakan oleh
angka-angka yang ditempatkan setelah simbol sub-kelas. Kesesuaian lahan pada tingkat sub-
kelas. Beberapa jenis pembatas, baik untuk tanaman pangan maupun tanaman tahunan yang
biasanya merupakan kriteria sub-kelas adalah :
s : pembatas pada daerah perakaran
n : kesuburan tanah rendah atau sangat rendah
c : keracunan yang disebabkan alumunium tinggi
d : kelas drainase yang disebabkan oleh drainase agak terhambat atau terhambat
t : topografi yang disebabkan oleh tingginya prosentase lereng
Pada tugas ini akan dibahas mengenai penentuan kelas kesesuaian lahan untuk lokasi
industri. Kesesuaian lahan untuk industri memiliki beberapa persyaratan penting yang harus
dipenuhi. Persyaratan ini merupakan kunci penting dalam keberhasilan penyelenggaraan
kegiatan industri di suatu lahan. Dalam skripsi yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan
untuk Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun 2011”
terdapat sembilan indikator yang menjadi penilaian tingkat kesesuaian lahannya. Indikator
tersebut antara lain sebagai berikut;
a. Kemiringan Lereng
Kelas dan kriteria kemiringan lereng disertai harkat masing-masing kelas untuk evaluasi kesesuaian lahan bangunan atau gedung industri.
3
Tabel 1. Harkat Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng
d. Drainase PermukaanKelas dan kriteria drainase permukaan disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.Tabel 4. Harkat Kelas dan Kriteria Drainase Permukaan
No. Kelas Drainase Permukaan Harkat Penimbang
1. Sangat BaikLahan kering dan pengatusan sangat baik.
5 0,015
2. BaikLahan dengan pengatusan sangat baik setelah turun hujan.
4 0,015
3. SedangLahan dengan pengatusan sedang, sedikit terpengaruh flukutasi air tanah.
3 0,015
4. JelekLahan dengan pengatusan lambat, sangat terpengaruh oleh fluktuasi air tanah.
2 0,015
5.Sangat Jelek
Daerah rawa dan genangan banjir.
1 0,015
e. Tinggi Muka Air TanahKelas kriteria dan harkat tinggi muka air tanah untuk bangunan/gedung.Tabel 5. Harkat Kelas dan Kriteria Tinggi Muka Air Tanah
No. Kelas Tinggi Muka Air Tanah Harkat Penimbang1. Sangat Baik >250 cm 5 0,0152. Baik 151 – 250 cm 4 0,0153. Sedang 101 – 150 cm 3 0,0154. Jelek 51 – 100 cm 2 0,015
5.Sangat Jelek
<50 cm 1 0,015
f. Daya Dukung TanahKelas dan kriteria daya dukung tanah disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.Tabel 6. Harkat Kelas dan Kriteria Daya Dukung Tanah
No. Kelas Daya Dukung Tanah Harkat Penimbang1. Sangat Baik >4,50 Kg/cm2 5 0,0152. Baik 2,75 – 4,50 Kg/cm2 4 0,0153. Sedang 1,75 – 2,75 Kg/cm2 3 0,0154. Jelek 1,25 – 1,75 Kg/cm2 2 0,015
5.Sangat Jelek
<1,25 Kg/cm2 1 0,015
g. Potensi Kembang KerutKelas kriteria dan harkat potensi kembang kerut untuk bangunan/gedung.
5
Tabel 7. Harkat Kelas dan Kriteria Potensi Kembang Kerut
No. Kelas COLE Harkat Penimbang1. Sangat Baik <0,01 5 0,0152. Baik 0,01 – 0,03 4 0,0153. Sedang 0,03 – 0,06 3 0,0154. Jelek 0,06 – 0,09 2 0,015
5.Sangat Jelek
>0,09 1 0,015
h. Penggunaan LahanKelas dan kriteria penggunaan lahan disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.Tabel 8. Harkat Kelas dan Kriteria Penggunaan Lahan
No. Kelas Penggunaan Lahan Harkat Penimbang
1. Sangat BaikLahan berupa semak, lahan kosong, dan lahan tidak dimanfaatkan
5 0,030
2. BaikLahan pekarangan, Kebun campuran, dan sejenisnya.
40,030
3. SedangLahan pertanian kering berapa tegalan, perkebunan dan semacamnya
30,030
4. JelekLahan pertanian berupa sawah non irigasi dan semacamnya.
20,030
5.Sangat Jelek
Sawah irigasi, permukiman, situs purbakala, militer, pendidikan dan jasa.
10,030
i. Jarak Terhadap Jalan UtamaKelas kriteria dan harkat jarak terhadap jalan utama untuk bangunan/gedung.Tabel 9. Harkat Kelas dan Kriteria Jarak Terhadap Jalan Utama
No. Kelas Jarak (Km) Harkat Penimbang1. Sangat Baik 0 – 0,5 5 0,0302. Baik 0,5 – 1 4 0,0303. Sedang 1 – 1,5 3 0,0304. Jelek 1,5 – 2 2 0,030
5.Sangat Jelek
>2 10,030
Kelas dan skor total untuk evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri.
Tabel 10. Tabel Kelas Kesesuaian Lahan
No.Kelas
Kesesuaian Lahan
Skor Total Keterangan
1.Sangat Sesuai
(S1)0,8 - 1
Lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti bila digunakan untuk lokasi kawasan industri.
6
2.Cukup Sesuai
(S2)0,6 - 0,8
Lahan mempunyai pembatas agak berat bila digunakan untuk lokasi industri.
3.Sesuai Marjinal
(S3)0,4 - 0,6
Lahan mempunyai pembatas sangat berat bila di gunakan untuk lokasi kawasan industri.
4.Tidak Sesuai
Saat Ini(N1)
0,2 - 0,4
Lahan dengan pembatas sangat berat namun masih bisa diatasi hanya tidak bisa diatasi dengan pengetahuan sekarang dan biaya yang rasional.
5.Tidak Sesuai
Permanen(N2)
0 - 0,2Lahan dengan pembatas sangat berat dan tidak mungkin digunakan untuk penggunaan lestari
7
B. DATA
Tabel 11. Data Hasil Observasi dan Uji Laboratorium