Top Banner
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT.DWI PUTRA PERKASA DAN PT.TRINUNGGAL KOMARA Oleh : 1. ANDI PRATAMA 200944500056 2. RESKY SEPTIAWAN 200944500043 3. RIZKY KURNIAWAN 200944500076 4. AHMAD KOMARULLAH 200944500104 5. MUSMULIA RANDI 200944500073 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
34

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Jan 28, 2016

Download

Documents

Siti Aliyasih

K3
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PADA PT.DWI PUTRA PERKASA DAN PT.TRINUNGGAL KOMARA

Oleh :

1. ANDI PRATAMA 2009445000562. RESKY SEPTIAWAN 2009445000433. RIZKY KURNIAWAN 2009445000764. AHMAD KOMARULLAH 2009445001045. MUSMULIA RANDI 200944500073

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM.

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2013/2014

K3 di perusahaan Dwi Putra Perkasa Garment

Page 2: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

A. Sejarah “Dwi Putra Perkasa Garment”

Usaha garment kemeja dari pemilik yang biasa dipanggil Pak Yanto ini

berawal pada tahun 1989 yang saat itu usaha garment kemeja itu masih

belum menggunakan nama usaha seperti sekarang ini. Dimana beliau masih

menggunakan rumahnya sendiri sebagai tempat kerja untuk merintis usaha

garment kemeja ini bagi para karyawannya. Awal mula pak yanto mendirikan

usaha ini masih terdapat tujuh buah mesin manual.Dengan jumlah tujuh

orang karyawan. Yaitu pak yanto sendiri dengan sang istri ditambah lima

orang tetangga yang beliau didik dari awal. Saat itu pak yanto masih belum

berani untuk membuka usaha garment kemeja ini karena keterbatasan jumlah

mesin jahit serta pegawai. Yang ahirnya pada tahun 1998 pak yanto baru

berani membuka usaha garment kemeja tersebut karena jumlah mesin jahit

yang sudah memadai. Yaitu dengan jumlah 50 mesin jahit. Saat itu usaha

garment kemeja tersebut berubah menjadi salah satu usaha garment kemeja

yang terbesar di Indonesia. Dan itulah awal mula garment kemeja ini diberi

nama menjadi nama yang sekarang ini yaitu, “Dwi Putra Perkasa Garment”

dan disingkat menjadi “DPP Garment”.

Berjalan beberapa tahun hingga sampai saat ini,dari sinilah usaha dari

DPP Garment itu sendiri mulai memperlihatkan perkembangan yang sangat

pesat. Dimulai dari bertambahnya jumlah mesin dan meningkatnya jumlah

pegawai yang sampai saat ini sudah mencapai kurang lebih 160.Dari

banyaknya pegawai inilah yang membuat usaha ini selalu menambah jumlah

mesin setiap tahunnya.Dari bertambahnya jumlah mesin dan pegawai inilah

yang mengakibatkan keterbatasan kerja dan pada akhirnya beliau membuka

Page 3: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

cabang usaha garment kemeja ini untuk para pegawainya yang semakin

bertambah, dimana cabang ini terletak di lima tempat yang ada di kota

Malang ini. Yakni, plaosan, kebon agung, bululawang, Jln. Manggar atas no.

31A yang merupakan pusat dari usaha Garment itu sendiri dan awal mula

tempat yang digunakan pak yanto dan sang istri untuk pertama kali membuka

usaha garment ini yangjuga rumah kediaman bapak yanto sendiri. Adapun

pak yanto ini adalah kelahiran kalipare, jadi beliau juga memutuskan untuk

membuka cabang usaha garmen kemeja yang beliau geluti di tempat

kelahirannya tersebut. Produk garment kemeja ini sendiri dipasarkan dengan

nama label “LARUSSO”

B. Penerapan K3 pada “Dwi Putra Perkasa Garment”

1. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja yang diterapkan pada perusahaan sangat memadai,

pertama bisa dilihat dari sang pemilik yang sudah menyediakan beberapa

ruangan yang cukup untuk para pegawainya. Ruangan tersebut terbagi

menjadi beberapa bagian-bagian yang sudah diatur untuk kelancaran

produksi.Menurut pada pembagiannya, di salah satu cabang garment kemeja

tersebut yang letaknya tepat di Jln. Manggar No. 31A terdapat banyak tempat

yang digunakan untuk bermacam-macam produksi. Yaitu, bagian memotong,

bagian seterika produk yang sudah menjadi kemeja, bagian untuk memasang

kancing, pengemasan, gudang penyimpanan, serta tempat quality  control.

Dan rumah sang pemilik sendiri digunakan sebagai kantor dan tempat

menjahit per bagian produk kemeja.

Page 4: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Dalam hal ini pemilik sendiri menerapkan adanya sistem estafet pada

produksinya. Yang dimaksut estafet disini adalah tiap ruangan, khususnya

ruang menjahit dibagi menjadi beberapa bagian untuk memudahkan proses

menjahit sehingga hasil yang didapat pun lebih banyak. Untuk luas ruang

menjahit ini sekitar 12 m x 6 mdimana didalamnya berisikan 30 orang

pegawai. Jadi setiap orangnya berhak mendapatkan kebebasan tempat

seluas 1m persegi beserta dengan mesin yang dipakai masing-masing oleh

para pegawainya

Area Kerja

 

Setiap ruangan produksi tidak ditemukan adanya kipas angin.Menurut

pemilik sendiri berpendapat bahwa pemasangan kipas angin kurang baik bagi

kesehatan para pegawainyadalam kurun waktu yang lama, pemilik

menegaskan bahwa dampek dari kipas angin itu sendiri tidak bisa dirasakan

sekarang, tapi dikemudian hari.Sehingga mengakibatkan pemilik sendiri

benar-benar melarang diadakannya kipas angin didalam tempat

produksi.Yang pada akhirnya beliau memberikan beberapa ventilasi serta

blowing, yang digunakan untuk sirkulasi udara dalam ruangan produksi.

Page 5: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Blowing

Bukan hanya itu, untuk memperhatikan kesehatan kerja, sang pemilik

sendiri sudah menyiapkan masker sebagai pelindung pernafasan, disebabkan

area kerja sendiri rawan dengan debu dan serat kain yang bertebangan.

Tetapi hal yang disayangkan oleh pemilik adalah para pegawainya yang

kurang peduli tentang hel tersebut, sehingga kerap kali para pegawai

mengacuhkan pekerjaannya yang sebenarnya harus memakai masker pada

saat jam kerja. Sehingga pemilik sendiri tidak selalu membeli masker, hanya

saja apabila ada pekerja yang memang membutuhkan masker maka sang

pemilik pun dengan senang hati akan memberikannya.

Dalam hal kesehatan lainnya, perusahaan memberikan asuransi

kesehatan yangberupa penanggungan biaya kecelakaan maupun sakit.

Dengan syarat apabila pegawai mengalami kecelakaan pada saat kerja,

maka biaya pengobatan 100% akan ditanggung oleh perusahaan sendiri. Dan

apabila pegawai mengalami kecelakaan atau sakit diluar jam kerja atau

Page 6: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

tempat kerja dan benar-benar dibuktikan dengan adanyasurat dokter, maka

pegawai berhak mendapatkan asuransi kesehatan sebesar 50%.

Untuk jam kerja, perusahaan memberikan ketentuan setiap harinya

para pegawai harus bekerja selama 9 jam. Mulai dari jam delapan pagi

hingga jam lima sore. Untuk para pekerja lembur biasanya jam kerjanya

sampai jam tujuh malam.  Tapi dalam penerapan jam kerja tersebut para

pegawai masih belum bisa untuk mengoptimalkannya. Misalnya saja banyak

para pegawai yang terlambat masuk jam kerja ataupun pulang pada saat jam

kerja belum habis. Dari hal ini perusahaan pun menerapkan sanksi bagi para

pelanggar jam kerja. Mulai dari uang gaji yang dikurangi kemudian jam kerja

yang ditambah, sampai diberhentikan dari ia bekerja. Tapi pemilik

menegaskan disini, apabila keterlambatan itu karrena sakit maka itupun

dimaklumi.Dalam hari bebas atau pun hari libur pegawai boleh bekerja dan

itupun waktu yang ia gunakan kerja bebas ia tentukan sendiri. Jadi walau hari

bebas perusahaan tidak mewajibkan jam kerja sebagaimana mestinya setiap

hari.

Pihak perusahaan juga memberikan jam istirahat bagi para

pegawainya, dikarenakan jam kerja para pekerja begitu padat, istirahat ini pun

berselan waktu sekitar satu jam, itu tepat disaat waktu dhuhur.Disini

perusahaan membebaskan para pegawai untuk membawa bekal makanan

dari rumah.Bagi para pegawai lembur, makanan disediakan oleh perusahaan

dengan menu masakan yang berbeda-beda setiap harinya.Adapun yang

memasak adalah juru masak yang berada di perusahaan itu sendiri khusus

untuk para pegawai.

·         Keselamatan Kerja

Page 7: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Untuk menerapkan keselamatan pegawai perusahaan sendiri

memberikan alas kaki kepada para pegawai.Guna dari alas kaki ini sendiri

agar para pegawai tidak terpeleset maupun tersengat aliran listrik.Tapi pada

umumnya para pegawai tidak memperdulikan hal tersebut dan memilih

bekerja tanpe menggunakan las kaki.Mereka masih tidak peduli dengan

resiko yang mereka dapatkan ketika tidak menggunakan alas kaki

tersebut.Sehingga dari perusahaan sendiri tidak begitu mewajibkan memakai

alas kaki saat bekerja ketika menghadapi masalah seperti ini. Hanya saja

ketika para pegawai membutuhkan atau ingin menggunakan alas kaki saat

bekerja, maka perusahaan akan memberikannya.

Dalam setiap ruangan penataan listrik di perusahaan tersebut tertata

dengan cukup rapi.Yaitu kabel-kabel listrik menempel pada tembok dan

letaknya pun dijauhkan dari para pegawainya, dalam artian letaknya tidak

bisa digapai oleh para pegawai.Sehingga membuat para pegawai aman dari

bahaya listrik. Pemilik perusahaan beranggapan bahwa lebih efektif jika

kabel-kabel tersebut tertata rapi dengan menempel di tembok dari pada

ditanamkan di dalam tembok. Dikarenakan jika ada kerusakan pada kabel-

kabel tersebut maka dapat memudahkan untuk memperbaiki dan

menggantinya serta dapat diketahui dengan mudah. Keuntungan yang lain,

perusahaan pun bisa mengganti kabel-kabel tersebut secara periodik.

 

Page 8: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Penataan Listrik

Kabel-kabel yang terdapat pada perusahaan tersebut, diganti secara

berkala, setiap 10 tahun sekali.Dan setiap ruangan produksi terdapat jalur-

jalur listrik.Yaitu pembagian mesin sesuai dengan tugasnya, dimana setiap

kabel listrik terdapat pada satu jalur. Setiap jalur tersebut memiliki sekring

tersendiri, jika terdapat korsleting pada salah satu jalur maka tidak akan

mengganggu jalur listrik yang lainnya.

Dalam pemaikaian listrik sendiri setiap harinya perusahaan

menggunakan 12.000 watt.Akan tetapi perusahaan memakai listrik dengan

jumlah 16.500 watt perhari. Hal ini dilakukan, untuk mencegah turunnya

Page 9: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

tekanan listrik secara tiba-tiba dan akan mengganggu para pegawai dalam

bekerja. Jika listrik padam bukan diakibatkan kerusakan/kesalahan dari

perusahaan, tetapi dari pusat/PLN dan dalam kurung waktu 2 maka

perusahaan mempunyai kebijakan untuk memulangkan para pegawainya

lebih awal.Listri perusahaan disini hanya digunakan untuk menjahit serta alat

pemotongan bahan.Selebihnya tidak menggunakan listrik. Adapun untuk

setrika kemeja, perusahaan menggunakan setrika uap, dimana bahan  dasar

sebagai setrika adalah air yang kemudian menjadi uap akibat dari proses

dimasak melalui tabung yang cukup besar dengan menggunakan elpiji.

Setrika Uap, Pada Krah

Page 10: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Tabung Setrika Uap

 

Listrik pun dijauhkan dari ruang setrika karena meminimalisir

kecelakaan kerja serta mengantisipasi agar tidak terjadi kosrsleting sehingga

mengakibatkan kebakaran pada tempat kerja.

Untuk mencegah adanya kecelakaan kebakaran, perusahaan juga

menyediakan alat pemadam kebakaran disetiap ruang.Adapun kebakaran itu

ditakutkan terjadi karena gangguan pada listrik atau biasa yang disebutkt

kongslet. Karena banyaknya kabel atau watt yang digunakan pada setiap

ruang produksinya

Listrik yang ada pada perusahaan tersebut berada jauh dari lokasi

penyetrikaan uap yang menggunakan media air untuk setrika. Sehingga

dapat meminimalisirkan kecelakaan kerja, misalnya korsleting listrik karena

listrik terkena uap air/air dari setrika uap tersebut.

Selain itu, kotoran hasil produksi tidak di buang begitu saja melainkan

dapat diolah kembali. Seperti potongan sisa – sisa kain perca dapat

dimanfaatkan kembali. Menurut istri pemilik, ada orang – orang yang

Page 11: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

memanfaatkan limbah dari kain – kain tersebut untuk dijadikan isi boneka.

Jadi, tidak menimbulkan sampah dan mengotori  lingkungan.

Tidak hanya sisa – sisa kain saja tetapi karton gulungan kain juga

daapat dimanfaatkan tidak tahu bagaimana dan di proses untuk apa tetapi

ada saja orang yang memungutnya, ada saja orang yang memanfaatkan

limbah tersebut untuk diolah kembali menjdai suatu produk yang baru dan

berkualitas.

Gulungan benang juga seperti itu, pasti ada orang yang meminta

limbah tersebut tidak tahu pasti untuk apa gulungan – gulungan. Tetapi pihak

perusahaan mengijinkan untuk diambil yang kemudian di proses kembali.

Jadi, semua sisa pembuangan dari setiap proses – prosespembuatan di

garmen ini, tak terbuang sia – sia karena dapat dimanfaatkan bagi sebagian

orang dan menghasilkan produk baru, yang dapat membuka lapangan

pekerjaan yang baru pula.

Disamping itu, limbah – limbah tersebut tidak mengganggu keseimbangan

ekosistem lingkungan. Jadi lingkungan dapat terkontrol dengan baik, dan

tidak mengotori lingkungan sekitar. Serta tidak menimbulkan sumber

penyakit, karena akibat pembuangan limbah yang sembarangan. Setiap

proses produksi tersebut sangat memperhatikan kebersihan lingkungan.

Memang, pada setiap mesin tidak terdapat kantong sampah/tempat sampah,

tetapi pada saat selesai produksi/bekerja, para pegawai memiliki tanggung

jawab dan kesadaran untuk membersihkan ruangan kerja. Jadi, ruang kerja

selalu terjaga kebersihan dan kerapihannya.

2. Alat Pelindung Bagi Para Pekerja

Page 12: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Perusahaan memberikan fasilitas bagi para pekerja untuk

mendapatkan hasil produksi yang maksimal, fasilitas yang diberikan antara

lain :

a. Masker untuk menghindari debu-debu dan serat-serat kain yang

berterbangan

b. Alas kaki untuk menghindari tersengat listrik, terpleset dari lantai licin 

3. Fasilitas bagi para pekerja

Para pekerja mendapatkan fasilitas berupa alat jahit yang akan mereka

pakai untuk bekerja.  Ruangan yang cukup luas dengan dilengkapi berbagai

alat yang dapat menolong mereka ketika ada kecelakaan. Para pegawai juga

mendapatkan tempat dengan luas 1 meter persegi.

Para pekerja mendapatkan jaminan kesehatan, dan keringanan biaya

pengobatan. Tetapi para pekerja, tetap harus menggunakan haknya sesuai

dengan keadaan dan bertanggung jawab. Perusahaan memberikan asuransi

kesehatan yang berupa penanggungan biaya kecelakaan maupun sakit.

Dengan syarat apabila pegawai mengalami kecelakaan pada saat kerja,

maka biaya pengobatan 100% akan ditanggung oleh perusahaan sendiri. Dan

apabila pegawai mengalami kecelakaan atau sakit diluar jam kerja atau

tempat kerja dan benar-benar dibuktikan dengan adanya surat dokter, maka

pegawai berhak mendapatkan asuransi kesehatan sebesar 50%.

K3 di perusahaan Trinunggal Komara Garment

RINGKASAN

Page 13: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

Industri garmen ekspor impor dewasa ini semakin berkembang di Indonesia.

Kontrol produksi dan kendali mutu tak dipungkiri amat diutamakan agar produk

garmen kita tetap eksis di luar negeri. Tak terkecuali yang dilakukan PT. Trinunggal

Komara Garmen, sebuah perusahaan garmen ekspor impor yang telah bertahun-

tahun melaksanakan produksi untuk kepentingan ekspor dan impor. Perusahaan ini

merupakan perusahaan berjenis padat karya, yaitu proses produksinya memerlukan

tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Untuk itu kesehatan dan keselamatan kerja

tenaga kerja yang tentunya menjadi tanggung jawab perusahaan harus diperhatikan

dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur yang diterapkan oleh

perusahaan ini.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis berkunjung ke PT. Trinunggal

Komara Garment untuk mengetahui lebih lanjut tentang penerapan LK3 di

perusahaan yang bergerak di bidang garment ini sehingga diharapkan dapat lebih

memahami tentang penerapan LK3 dan dapat menerapkannya suatu saat di

lingkungan kerja.

Adapun tujuan dari dibuatnya laporan ini yaitu disamping untuk memenuhi tugas

mata kuliah LK3 juga ditujukan sebagai media untuk memperoleh pengetahuan dan

pemahaman mengenai penerapan LK3 pada dunia industri, serta sebagai referensi

dalam pembelajaran LK3 bagi mahasiswa,

Metode yang penulis gunakan yaitu metode wawancara langsung dengan

sumber terkait yang mengetahui prosedur pelaksanaan penerapan LK3 di PT.

Trinunggal Komara Garment.

Dari kunjungan yang penulis lakukan, diperoleh beberapa informasi penting

seperti bagaimana sistem penerapan LK3 di PT. Trinunggal Komara Garment, visi

Page 14: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

dan misi serta komitmen perusahaan untuk menerapkan LK3 secara nyata dan

sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan, prosedur pengendalian

keselamatan tenaga kerja, pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, pengendalian

dampak lingkungan akibat proses produksi,

Secara garis besar PT. Trinunggal Komara Garment telah menerapkan LK3 dalam

operasional perusahaan sehari-hari dengan memperhatikan berbagai aspek seperti

keselamatan tenaga kerja, kesehatan tenaga kerja, dan dampak lingkungan

disekitarnya.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerapan LK3 adalah salah satu hal penting yang harus diterapkan

secara nyata di dunia industri. Tiap perusahaan yang memiliki visi dan misi

serta berkompetensi sudah seyogyanya menerapkan LK3 dalam operasional

proses produksi kesehariannya. Penerapan LK3 ini bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja agar produktifitas

dan efisiensi produksi dapat diperoleh seoptimal mungkin. Kunci dari

produktifitas dan efisiensi produksi ada pada Sumber Daya Manusia (SDM)

yang berperan di dalamnya.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermasalah tentunya menjadi

faktor penghambat dalam proses produksi di lingkungan industri. Oleh karena

itu diperlukan manajemen atau pengaturan yang berkaitan dengan LK3 untuk

Page 15: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

meminimalisir dampak yang dapat terjadi dari berbagai hambatan akibat SDM

yang bermasalah yang mengakibatkan kecelakaan kerja.

Akibat dari kecelakaan kerja tidak saja dapat menimbulkan korban jiwa

maupun kerugian materi bagi tenaga kerja dan karyawan, tetapi juga

menggangu proses produksi baik sebagian maupun secara menyeluruh,

sehingga merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak kepada

lingkungan dan manusia secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, materi yang dibahas mengenai

penerapan sistem LK3 atau P2K3 di PT Trinunggal Komara garment dan

kesesuaiannya dengan sistem yang ada. Perbandingan antara penerapan

LK3 atau P2K3 di PT Trinunggal Komara Garment dengan sistem secara

umum.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan laporan ini yaitu

wawancara secara langsung kepada sumber terkait yang mengetahui

prosedur pelaksanaan penerapan LK3 di PT. Trinunggal Komara Garment.

D. Tujuan

Adapun tujuan penulis menyusun laporan ini yaitu :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (LK3) semester 2,

Page 16: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

2. Sebagai media untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman

mengenai penerapan LK3 pada dunia industri,

3. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam pembelajaran LK3.

Penerapan LK3 dalam Operasional Harian PT Trinunggal Komara Garment yaitu:

1.    Perusahaan membentuk pengurus P2K3 termasuk tenaga dokter dan

paramedik yang sudah bersertifikat hiperkes. Tugas dari pengurus adalah

membantu memantau pelaksanaan dan penerapan sitem K3 atau kesehatan kerja di

area lingkungan kerja. Dokter dan paramedic memantau syarat-syarat kesehatan,

kebersihan di area lingkungan kerja perusahaan.

2.    Tempat dan alat-alat kerja

a.     Perusahaan harus mempunyai sarana keperluan keluar masuk area

yang aman.

b.     Memilikik penerangan cukup

c.      Memiliki tempat kerja yang berventilasi cukup.

d.     Kebersihan harus dijaga kerapihannya atau ketertibannya agar tidak

menimbulkan kecelakaan

e.     Menjaga, mengendalikan kebisingan dan getaran serta volume udara

tidak boleh melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Poin ini

dipantau dengan cara tes laboratorium, sekurang-kurangnya triwulan dalam

satu tahun per semester dalam satu tahun yang diakui adalah laboratorium

yang telah terakreditasi.

f.       Orang lain yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruangan kerja.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan mengurangi ketertiban kerja

Page 17: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

sehingga tidak terjadi kelalaian atau kecerobohan yang berakibat timbulnya

kecelakaan

3.    Mesin-mesin

Alat-alat dan mesin-mesin harus disetting menurut standar operasional berdasarkan

kapasitas masing-masing mesin.

a.  Kapasitas tidak boleh lebih dari yang ditetapkan

b.  Mesin harus lengakap pengamanannya seperti cover pole atau pentil harus

terpaang. Spiral mesin harus terpasang. Mesin jahit harus ada neddle plat.

Kebersihan mesin harus terjaga.

4.    Instalasi dan Listrik

a.  Instalasi yang tepasang harus dimasukkan dalam ac dan tidak dibenarkan

sambungan kabel langsung tanpa system terminal dan susunan kabel harus rapi.

Berdasarkan standard perusahaan,untuk mengatur arus listrik harus menggunakan

terimanl. Tugas pengurus K3 apabila terjadi penyimpangan pada poin ini harus

melapor pada teknisi listrik.

3.    Perlengkapan dan Alat Kerja

Perusahaan diwajibkan menyediakan dan memberikan alat-alat perlengkapan kerja

pada karyawan untuk melindungi diri pada saat melaksanakan tugas kerja, misalnya:

·      Bagian obat / chemical / laboratorium (memiliki SNI), harus menggunakan APD

(jas laboratorium,sepatu boat,sarung tangan,karet,masker (respirator).

·      Tempat-tempat obat / drum bekas obat dipasang label sesuai jenis obat dan

disusun menurut daftar urutan layout masing-masing.

Page 18: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

·      Tempat obat / drum yang masih berisi harus ditempatkan pada layout yang

sebenarnya (terdapat tempat khusus) sesuai dengan label jenis obat tersebut.

Maksud dan tujuan labeling dan penyusunan layout agar tidak terjadi salah

pemakaian jenis obat yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan

Pada area produksi :

·      Divisi cutting / pemotongan

Setiap karyawan wajib memakai masker (respirator) sebab polusi debu tinggi,khusus

pekerja mesin potong/cutting menggunakan sarung tangan metalik/baja putih dan

masker (respirator).

·      Divisi sewing / menjahit/mesin jahit

Pekerja yg bekerja di mesin jahit secara umum harus menggunakan masker dan

tidak diperbolehkan membawa minuman berwarna,makanan dan benda metal lain

agar tidak terjadi kecelakaan dan gangguan kerja.

·      Divisi kebersihan

Petugas kebersihan harus diberikan alat-alat kebersihan sesuai standard alat

kebersihan. Contoh : sapu bertangkai, tempat sampah berada lengkap dengan

sepatu boots dan masker.

·      Laundry

Secara umum diwajibkan menggunakan peralatan yang sama yaitu menggunakan

APD.Pekerja washing harus menggunakan sepatu boots karena pada proses

pencucian dihadapkan dengan substansi kimia seperti hipo (soda api 100%) yang di

gunakan untuk memperlunak. Jenis laundry yang di gunakan pun bermacam-

macam. Pada tahap washing ( pencucian ) menggunakan formula-formula khusus

seperti bahan-bahan kimia khusus untuk membersihkan/mencuci pakaian yang

sudah jadi. Semua SOP berjalan.

Page 19: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

·      Finishing dan ekspor

Pada dasarnya sama bedanya yaitu tidak boleh menggunakan alat-alat kosmetik

atau kecantikan, makanan, minuman,dll karena di khawatirkan pakaian yang sudah

jadi terkena noda atau terkontaminasi.

4.    Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan diwajibkan kepada setiap perusahaan yang

mengoperasikan pegawainya untuk berprodiksi dengan menggunakan atau

menempatkan tenaga kerja yang benar-benar standar sehat yaitu diantaranya :

a.     Memulai dari penerimaan calon pegawai harus dilakukan pemeriksaan

kesehatan atau melampirkan surat resume sehat dari dokter.

b.     Secara berkala perusahaan wajib melakukan medical check up bagi seluruh

karyawan.

c.      Perusahaan wajib memeriksakan atau melakukan check up mata minimal 1X

setahun.

Wajib menyediakan dokter dan paramedis yang sudah bersertifikat hygiene dan

hiperkes. Paramedis wajib stand by setiap hari kerja dengan menyiapkan poliklinik

dan obat-obatan lengkap. Dokter dan tenaga medis melayani pengobatan dan

pemeriksaan karyawan tanpa dipungut biaya dalam P3K.

    P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Harus memiliki emergency planning. Setiap divisi perusahaan wajib menyediakan

alat P3K. Contoh: alat tandu. Berkaitan dengan aturan internasional (tidak

diperbolehkan sentuhan dengan lawan jenis) atau pelanggaran harrasement

(menggotong orang pingsan ). setiap divisi harus dipasang kotak obat lengkap

dengan isinya yang memenuhi standar P3K (minyak angin, perban,dsb).Disediakan

Page 20: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

administrasi khusus pemantauan lingkungan kesehatan setingkat dengan standar

administrasi yang bertugas memonitor obat-obatan atau kotak P3K.

5.    Pengolahan Limbah

a. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan berasal dari potongan kain dan benang, sludge, dan

sampah yang bersal dari kegiatan domestic. Sifatnya tidak berbahaya, hanya

menimbulkan gangguan estetika, sedangkan sludge bersifat berbahaya. Upaya

penanganan yang dilakukan diantaranya:

Potongan kain dan benang dijual ke pihak ketiga, potongan benangnya dijual ke

TPS di lokasi kegiatan. Batu apung dari proses laundry dilakukan pengeringan,

selanjutnya dijadikan bahan penutup tanah. Sludge dan IPAL ditampung sementara

dekat IPAL untuk dijadikan bahan pengurugan. Sedangkan sampah dari kegiatan

domestic ditampung di tempat penampungan sementara, selanjutnya diambil oleh

petugas lingkungan untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir.

b.  Limbah Cair

Berasal dari proses laundrydan kegiatan domestic, diantaranya mandi dan cuci. Sifat

limbah tidak berbahayatetapi dapat menurunkan kualitas air permukaan. Upaya

penanganan yang dilakukan diantaranya limbah cair yang berasal dari proses

laundry diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara Kimia dan

Fisika (penyaringan, flokulasi, sedimentasi, koagulasi, aerasi, dan biotest).

Sedangkan dari kegiatan mandi dan cuci dialirkan melalui saluran yang kedap air

untuk selanjutnya dibuang ke saluran umum.

Parameter yang melebihi baku mutu, yaitu amoniak bebas, sulfide dan COD

dilakukan upaya meminimalisasi dampak dengan menambah proses aerasi ke

instalasi pengolahan air limbbah dengan tujuan menambah kadar oksigen ke dalam

Page 21: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

IPAL sehingga limbah cair yang dibuang diharapkan di bawah baku mutu

lingkungan.

c.   Debu

Partikel-partikel debu di dalam tuangan dari proses produksi, sedangkan di luar

ruangan berasal dari aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik serat kegiatan

proses produksi. Sifatnya berbahaya. Upaya penangan dengan pemakaian masker

dan pemasangan ventilasi udara serta penanaman phon pelindung di sekitar pabrik.

d.  Gas

Berasal dari aktifitas proses produksi serta aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi

pabrik yang sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan diantaranya

dengan pemakaian masker dan pemasangan ventilasi udara serta penanaman phon

pelindung di sekitar pabrik.

e.  Kebisingan

Sumber kebisingan berasal dari ruangan produksi dan aktifitas di sekitar lokasi dan

di luar lokasi pabrik, sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan antara

lain yaitu pemakaian ear plug dan penanaman pohon pelindung (penghijauan)

terutama pohon yang berdaun lebar. Kebisingan yang melebihi baku mutu

lingkungan dilakukan upaya meminimalisasi dampak dengan menambah

penghijauan melalui pendisiplinan dan pengecekan alat produksi dan penanaman

pohon pelindung di sekitar lokais pabrik.

6.    Ventilasi udara dan Air

·      Ventilasi udara

Perusahaan tritunggal membuat ventilasi udara di setiap ruangan sesuai dengan

standar yang ditentukan (ambang batas) untuk menjaga stabilitas ventilasi

Page 22: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

udara.Perusahaan berstandar bangunan sesuai standar dinas tata bangunan kota

dengan tinggi (<12m ,>2,5m atau 3m)

·      Air

Perusahaan wajib membuat dan menyediakan saluran air yang cukup baik untuk

menampung curah hujan maupun menampung limbah cair perusahaan.Limbah cair

perusahaan diolah dengan standar UPL atau UKL.Upaya pengolahan limbah sesuai

standar pemerintah daerah dan membuat lokasi WWT (water treatment) dengan

system recycle dengan standar 10% sudah jernih

7.    Sistem Audit

Sistem audit LK3 pada PT Trinunggal Komara Garment yaitu:

a.     Audit manajemen atau internal management

b.     Cross auditor (dengan pihak kedua)

c.      Audit pemerintah

Sistem audit nya yaitu:

·         Mencatat dan mengaudit semua system administrasi K3

·         Membuat laporan audit

·         Pengecekan alat-alat area dan mendeteksi kondisi alat–alat tsb dengan

pembuktian hasil laboratorium.

·         Evaluasi umum semua kondisi dan lingkungan,mengecek kelengkapan alat

dan kebersihan lingkungan.

Evaluasi atau pengecekan di lakukan setiap seminggu sekali dan setiap harinya di

cek oleh supervisior. PT.Trinunggal komara juga menyediakan safety information

dan kotak saran bagi setiap karyawan maupun pekerjanya.

Page 23: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

B.     Pembahasan

Secara teoritis dan praktek penerapan LK3/P2K3 di PT Trinunggal Komara Garment

sudah berjalan sesuai prosedur yang ada. Aspek-aspek penting seperti pemakaian

Alat Pelindung Diri (APD) pada karyawan, kebersihan pabrik, kesejahteraan dan

kesehatan karyawan serta pengolahan limbah telah dilaksanakan dengan optimal

oleh perusahaan. Kecelakaan yang pernah terjadi disebabkan karena human error

yang dilakukan SDM. Namun pengendalian dapat dilakukan dengan baik oleh

perusahaan sehingga proses produksi dan kegiatan operasional harian perusahaan

dapat dilakukan dengan optimal. Hal ini didukung oleh situasi lingkungan yang

kondusif, penuh dan seluruh personel perusahaan yang berkomitmen untuk

menerapkan LK3 secara kontinyu dan konsekuen untuk kebaikan bersama. Baik

perusahaan dan tenaga kerja bekerja sama dengan pengurus K3 melalui sistem

kontrol, pengendali pengembangan. Apabila terjadi penyimpangan maka wajib ada

sanksi untuk pelanggaran tersebut. Seluruh anggota wajib memonitor seluruh

kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan atau kelalaian dari para petugas itu

sendiri, pihak pengurus dan perusahaan wajib aktif ataupun menerima pelaporan.

Untuk penyimpangan di area secepatnya direalisasikan. Tiga bulan sekali pengurus

LK3 mengadakan rapat serta mengadakan pelatihan P2K3 minimal sekali setahun.

Pengurus dan peraturan K3 tiap tahun diganti.

Page 24: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada

BAB V

PENUTUP

     1.       Kesimpulan

Penerapan LK3 yang ada di PT Trinunggal Komara Garment telah cukup baik dan

dilakukan secara optimal oleh semua perangkat perusahaan dengan sistem yang

ada di perusahaan itu sendiri.

     2.       Saran

Diperlukan komitmen serta konsistensi dari seluruh perangkat dan Sumber Daya

Manusia (SDM) perusahaan untuk menerapkan K3 sesuai standar yang telah ada.

Apabila terjadi penyimpangan wajib memberi sanksi bagi pelanggaran sesuai jenis

pelanggaran.