Peran Perawat Dalam Penerapan Permenkes No 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Professional di Semester III Disusun oleh : Diana Nurfahmi Rahma J Fiera Riandini Habibah Apriliani Nisvia Wardani Siti Maria Ulfah Tingkat 2B
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Peran Perawat Dalam Penerapan Permenkes No 4 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Professional di
Semester III
Disusun oleh :
Diana Nurfahmi Rahma J
Fiera Riandini
Habibah Apriliani
Nisvia Wardani
Siti Maria Ulfah
Tingkat 2B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
Jalan Dr. Otten No 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
Pasal 28H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik, sejahtera, dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pasal 3
menyatakan bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam pasal 46
dinyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Oleh karena itu tenaga kesehatan dan perawat berperan penting dalam
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan dilakukannya promosi
kesehatan. Promosi kesehatan menurut Depkes, 2005 mempunyai
pengertian sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat, sesuai social budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang dapat dilakukan di
berbagai lingkungan misalnya lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
pelayanan kesehatan, tempat kerja, dan rumah sakit.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Peran Perawat
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004
Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit.
dan sebagainya, adalah suatu bentuk promosi menggunkaan media.
Leaflet dan selebaran didistribusikan atau disediakan di ruang-ruang
tunggu , atau di lobi rumah sakit agar mudah dijangkau oleh para
pengunjung rumah sakit.
Media elektronik, baik radio kaset maupun video kaset yang berisi
pesan kesehatan bagi pasien dan keluarga pasiendapat digunakan di
ruang-ruang tunggu atau ruang rawat inap. Khusus media elektronik
yang digunakan di ruang-ruang rawat inap antara lain penggunaan
sound system yang dikendalikan dari ruang tertentu dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam rangka proses penyembuhan pasien
di ruang rawat. Di samping itu, melalui media elektronik ini juga dapat
digunakan untuk program musik, dan siraman rohani untuk menghibur
dan memperkuat iman para penderita atau pasien.
3. Promosi atau penyuluhan langsung
Menyuluhan langsung dapat dilakukan secara terstruktur atau
terprogram, tetapi juga dapata dilakukan secara tidak terstruktur atau
tidak terprogram. Penyuluhan langsung secara terprogram harus
direncanakan secara baik, dan ditangani oleh petugas yang khusus
mempuntai kemampuan di bidang promosi kesehatan, khususnya
media. Bentuk program promosi langsung tidak terprogram dapat
dilakukan oleh para etugas media dan para media yang langsung
berhadapan dengan pasien.
Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk promosi kesehatan
dapat dilakukan secara:
a. Individual
Penyuluhan atau promosi kesehatan secara individual dilakukan
dalam bentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter,
perawat, atau petugas gizi terhadap pasien atau keluarga pasien
yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit
yang dideritanya.
b. Kelompok
Promosi atau penyuluhan langsung dengan sasaran kelompok
dilakukan di ruang tunggu bagi penyakit-penyakit sejenis,
misalnya ruang tunggu penyakit dalam, ruang tunggu penyakit
THT, ruang tunggu bagian anak, dan sebagainya. Penyluhan
langsung kelompok juga dapat dilaksanakan dengan
mengumpulkan pasien dengan kasus sejenis di ruangan
tertentu. Metode penyuluhan kelompok, seperti ceramah,
diskusi kelompok, simulasi, dan bermain peran (role play) tepat
digunakan dalam promosi kesehatan ini.
c. Massa
Bagi seluruh pengunjung rumah saki, baik pasien maupun
keluarga pasien dan tamu rumah sakit, adalah sasaran promosi
kesehatan dalam bentuk ini. Promosi kesehatan dengan sasaran
semacam ini perlu penyesuaian bentuk promosi kesehatannya
adalah dengan menggunakan metode penyuluhan massa, seperti
pengunaan poster dan spanduk.
Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada
umumnya promosi kesehatan dengan menggunakan metode langsung dan
metode tidak langsung.
a. Secara langsung
Metode penyuluhan langsung digunakan pada waktu
pentuluhan langsung, yakni apabila antara sasaran (pasien dan
keluarga pasien) bertatap muka dengan petugas kesehatan
sebagai promotor kesehatan. Oleh karena itu, metode yang
digunakan adalah ceramah, diskusi kelompok, dan bermain
peran.
b. Secara tidak langsung
Promosi atau penyuluhan secara tidak langsung berarti
menggunakan media, dan antara petugas promosi kesehatan
tidak dapat bertatap muka dengan pasien atau keluarga pasien
sebagai clients. Oleh sebab itu, maka metode promosi secara
tidak langsung ini selalu menggunakan media atau alat bantu
pendidikan atau promosi, mislanya leaflet, booklet, selebaran,
poster, radio kaset, video kaset, dan sebagainya.
2.12Kaitan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan Peran Perawat
1. Peran perawat dalam PKRS di ruang pendaftaran/administrasi :
Client advocate
Coordinator
Pengelola pelayanan keperawatan
2. Peran perawat dalam PKRS di pelayanan rawat jalan bagi pasien yaitu di
poliklinik :
Care giver
Client advocate
Educator
Counselor
Collaborator
Coordinator
Pelaksana pelayanan keperawatan,
3. Peran perawat dalam dalam PKRS di pelayanan rawat inap bagi pasien
yaitu diruang-ruang rawat darurat, rawat intensif, rawat inap:
Care giver
Client advocate
Educator
Counselor
Collaborator
Coordinator
Change agent
Consultant
Pelaksana pelayanan keperawatan
Pengelolaan pelayanan keperawatan
Peran terapeutik
Expressive/mother substitute role
Hubungan interpersonal
Melindungi dari ancaman dan bahaya
Memberi rasa nyaman dan aman
Memberi dorongan untuk mandiri
4. Peran perawat dalam PKRS di pelayanan penunjang medic bagi pasien,
yaitu terutama di pelayanan obat/apotik, pelayanan laboraturium, dan
pelayanan rehabilitasi medic, bahkan juga kamar mayat:
Collaborator
Consultant
Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa
kasih sayang.
Memberi rasa nyaman dan aman
5. Peran perawat dalam PKRS di pelayanan bagi klien (orang sehat) seperti
di pelayanan kb, konseling gizi, bimbingan senam, check up:
Consultant
Collaborator
Counselor
Educator
Change agent
Melindungi dari ancaman dan bahaya
Memberi dorongan untuk mandiri
6. Peran perawat dalam PKRS di ruang pembayaran rawat inap:
Coordinator
Client advocate
BAB III
KASUS
3.1 Data
Kegiatan Promkes RS Sinjai
Penyuluhan berkelompok di Rawat inap
Rumah sakit daerah Sinjai berada di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai rumah sakit dengan tipe C, Rumah Sakit Sinjai terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan di antaranya melalui peningkatan promosi kesehatan. PKRS di bentuk dengan tujuan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber dari masyarakat sesuai sosial budaya setempat.Maka dr. Andi Suryanto Asapa selaku direktur rumah sakit umum sinjai memandang perlu pembentukan Tim promosi kesehatan. Awal terbentuk PKRS pada akhir juli 2012 dan kemudian di lakukan revisi SK Tim PKRS pada bulan november 2012 serta menetapkan tujuan ,kebijakan,struktur dan sosialisasi PKRS kepada seluruh pegawai RS seiring dengan beragamnya kegiatan yang di lakukan oleh PKRS.
Penyuluhan berkelompok di Rawat inap (kelompok TB)
Kegiatan – kegiatan yang di lakukan PKRS antara lain penyuluhan kepada petugas,pembesuk, serta Penyuluhan berkelompok tentang pengendalian penyakit di rawat inap dengan sasaran pasien atau penjaga pasien. Adapun kegiatan rutin yang di lakukan adalah gerakan cuci tangan massal yang di lakukan setiap hari di masing- masing unit pelayanan dimana penanggung jawab PKRS di unit mengajak semua petugas,pasien,keluarga pasien untuk mencuci tangan yang baik dan benar sesuai 6 langkah mencuci tangan. kegiatan ini di lakukan sebagai bentuk peran PKRS dalam pengendalain dan penyebaran infeksi. Ada juga kegiatan fisik bersama direktur berupa pembentukan klub sepeda KS3 (komunitas sepeda sehat sinjai) kegiatannya berupa sepeda lintas alam atau sepeda santai.Dengan adanya program PKRS ini ,seluruh petugas di Rumah sakit umum daerah
sinjai semakin mengerti tentang PKRS dan meningkatkan peran dan kapasitas
mereka terutama dalam berbagi informasi kesehatan yang di bagikan kepada
pasien,keluarga dan pengunjung rumah sakit. Sementara itu untuk media-media
promosi kesehatan tersedia berbagai poster tentang penyakit, himbauan dan
ajakan untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat serta selebaran hasil