TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas III Sekolah Menengah Pertama
Sumatra Barat : Membaca dan Menulis
Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas III Sekolah Menengah Pertama
Sumatra Barat : Membaca dan Menulis
Pusat Pem binaan dan Pen gem bangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1981
Oleh: Halipami Rasyad
Rizanur Gani Rostam Alwis
Syofia Djamaris Yuslina Kasim
Busri
Hak cipta pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Seri Bb 49
Naskah 'buku ini semula merupakan basil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, 1979/1980, disunting dan diterbitkan dengan dana Proyek Penelitian Pusat. Staf inti Proyek Pusat: Sri Sukesi Adiwimarta (Pemimpin), Hasjmi Dini (Bendaharawan), Lukman Hakim (Sekretaris), Prof. Dr. Haryati Soebadio, Prof. Dr. Amran Halim, dan Dr. Astrid S. Sutanto (Konsultan). Sebagian atau seluruh isi' buku ini dilarang digunakan atau diperbanyak dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jalan.-9ak8mapati Barat IV, Jakarta Timur.
PRAKATA
Dalam Rene ana Pembangunan lima Tahun (1974/ 1975 - 1978/ I 979) telah digariskan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagai scginya. Dalam kebijaksanaan ini, masalah kebahasaan dan kesastraan me rupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana sehingga tujuan akhir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, termasuk sastranya, tercapai, yakni berkembangnya kemampuan rnenggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional dengan baik di kalangan masyarakat luas. Untuk mencapai tujuan akhir ini , perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan seperti ( 1) pembakuan ejaan, tat a bahasa, dan peristilahan mclalui pcnelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daeral1 , penyusunan berbagai kamus bahasa Indonesia dan bahasa daerah , penyusunan berbagai kamus istilal1, dan penyusunan buku pedoman ejaan, pedoman tata bahasa, dan pedoman pcmbentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan karya sastra daerah yang utama, sastra dunia, dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia, ( 4) pengembangan pusat i.n fo rrnasi kebahasaan dan kesastraan melalui penelitian, inven tarisasi, perekaman, pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi , dan (5) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian bea siswa dan hadiah penghargaan.
Sebagai salah satu tindak Janjut kebijaksanaan itu , dibentuklah oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian Pusat) pad a tahun I 974, dengan tugas mengadakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan uaerah dalam segala aspeknya, termasuk peristilahan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
v
Mengingat luasnya masalah kebahasaan dan kesastraan yang perlu dijangkau. pada tahun 1976 Proyek Penelitian Pusat ditunjang oleh 10 proyek penelitian daerah yang berkedudukan di 10 propinsi , yaitu: (l) Daerah Istimewa Aceh, yang dikelola oleh Universitas Syiahkuala dan berkedudukan di Banda Aceh, (2) Sumatra Barat, yang dikelola oleh I KiP Padang dan berkedudukan di Padang, (3) Sumatra Selatan, yang dikelola oleh Universitas Sriwijaya dan berkedudukan di Palembang, ( 4) Jawa Barat, yang dikelola oleh !KIP Bandung dan berkedudukan di Bandung, (5) Daerah lstimewa Yogyakarta, yang dikelola oleh Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta dan berkedudukan di Yogyakarta , (6) Jawa Timur, yang dikelola oleh !KIP Malang dan berkedudukan di Malang (7) Kalimantan Selatan, yang dikelola oleh Universitas Lambung Mangkurat dan berkedudukan di Banjarmasin, (8) Sulawesi Selatan, yang dikelola deh Balai Penelitian Bahasa Ujung Pandang dan berkedudukan di Uj ung Pandang, (9) Sulawesi Utara, yang dikelola oleh IKIP Manado dan berkedudukan eli Manado, dan (10) Bali , yang elihlola oleh Universitas Udayana dan berkedudukan di Denpasar. Selanju tnya, hingga tahun 1981 berturut-turut telah dibuka proyek penelitian bahasa di 5 propinsi lain, yaitu: ( 1) Sumatra Utara pada tahun 1979 yang dikelola oleh IKIP Me dan dan berkedudukan di Medan , (2) Kalimantan Barat pada tahun 1979, yang dikelola oleh Universitas Tanjungpura dan berkedudukan di Pontianak, (3) Riau pada tahun 1980, yang dikelola oleh Universitas Riau dan berkedudukan di Pekanbaru, (4) Sulawesi Tengah pada tahun 1980, yang dikelola oleh IKIP Ujung Pandang cabang Palu dan berkedudukan eli Palu, dan (5) Maluku pada tahun 1980, yang dikelola oleh Universitas Pattimura dan berkedudukan di Ambon.
Program kegiatan kelima belas proyek penelitian bahasa di daerah dan Penelitian Pusat disusun berdasarkan Rencana Induk Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dengan memperhatikan isi buku Pelita serta usulanusulan yang diajukan oleh daerah masing-masing.
Tugas Proyek Penelitian Pusat adalah sebagai koordinator, pemberi pengarahan administratif dan teknis kepada proyek penelitian daerah serta menerbitkan hasil penelitian bahasa dan sastra. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berkedudukan sebagai Pembina Proyek, baik proyek penclitian daerah maupun Proyek Penelitian Pusat.
Kegiatan penelitian bahasa dilakukan atas dasar kerja sama dengan perguruan tinggi , baik di daerah maupun di Jakarta.
Hingga tahun 1981 ini Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah telah menghasilkan kurang lebih 350 naskah laporan penelitian bahasa dan sastra serta pengajaran bahasa dan sastra, dan 30 naskah kamus
vi
dan daftar istilah berbagai bidang ilmu dan teknologi. Atas pertimbangan kesejajaran kegiatan kebahasaan, sejak tahun 1980 penelitian dan penyusunan kamus istilah serta penyusunan kamus bahasa Indonesia dan bahasa daerah ditangani oleh Proyek Pengemb angan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Dalam rangka penyediaan sarana kerja serta buku-buku acuan bagi mahasiswa, dosen, guru, tenaga penehti, serta masyarakat umum. naskah-naskah laporan basil penelitian itu diterbitkan setelah dini.lai dan disunting.
Buku Kemampuan Berbahasa Indonesia Muri:l Kelas III Sekolah Menengah Pertama Sumatra Barat: Membaca dan Menu/is ini semula merupakan naskah laporan penelitian yang berjudul "Kemampuan Berbahasa Indonesia (Membaca cian Menulis) Murid Kelas Ill Sekolah Menengah Pertama Sumatra Barat", yang disusun oleh tim peneliti FKSS IKIP Padang dalam rangka kerja sama dengan Proyek Penelitian Pusat tahun 1979/1980. Setelah melalui penilaian dan kemudian disunting oleh Drs. Djasmin Nasution dali Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, naskah itu diterbitkan dengan dana yang disediakan oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan DaerahPusat.
Akhirnya, kepada Dra. Sri Sukesi AJiwimarta, Pemirnpin Proyek Peneli tian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Pusat beserta seluruh staf sekrctariat proyek , tim peneliti , serta semua pil1ak yang memungkinkan terbitnya buku ini, kami ucapkan terima kasi.11 yang tak terhingga.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia.
Jakarta, Desember 1981
vii
Amran Halim Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
UCAP AN TERIMA KASIH
HasH- pen~;litian dalam bentuk laporan ini tidak akan tercapai tanpa bantuan yaJ% telah diberikan oleh berbagai 'pihak. Izinkanlah kami mengucap· kan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan pengu,mpulan data dan informasi di daerah-daerah yang telah kami kunjungi. Secara khusus, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Barat, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum, k~pala-kepala sekolah, dan guro-guru SMP tempat penelitian ini dilaksanakan, yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian ini dengan baik.
Kepada Bapak Pimpinan IKIP dan Fakultas Keguruan Sastra Seni IKIP Padang yang telah mendorong dan mengizinkan anggota tim melakukan
penehtian sambil menjalankan tugas-tugas dinas di IKIP Padang ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Terima kasih yang sama kami tujukan pula kepada Pimpinan Proyek Pe(lelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat dan Pimpinan- Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah di Jakarta , yang telah n'lemberikan dana dan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian ini.
Akhimya, kami sampaikan pula bahwa laporan hasil penelitian ini masih ada kekurangan di sana-sini, namun, karni percaya pula bahwa laporan ini sedikitnya akan ada manfaatnya sebagai bahan informasi dalam upaya mengambil kebijaksanaan pengajaran bahasa Indonesia pada masa yang akan datang.
Tim Penelitian
viii
D'AFTAR lSI
Hal am an
PRAKATA v
UCAPAN TERIMA KASIH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
DAFT AR lSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
DAFT ART ABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
BAB I Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.1 La tar Belakang dan Masalah ........................ .
1.2 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3 Ruang Ungkup Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.4 AnggapanDasar, Hipotesis, dan Kcrangka Teori . . . . . . . . . . . . 4
1.5 Sumber Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
1.6 Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB II Pengolahan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1
2. 1 2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.1.4
2.2
Pengolahan Data Hasil Ujian Deskripsi Kemampuan Berbahasa Indonesia Berdasa rkan
Norma Gabungan ............................. .
Deskripsi Kemampuan Berbahasa Indonesia Berdasarkan
Norma Masing-masing Tipe ....................... .
Deskripsi Ke mampuan Berbaha.sa Indonesia Berdasa rkan
Aspek-aspek yang dinilai ........................ .
Korelasi Kemampuan Membaca dengan Kemampuan Menulis
Pengolahan Angket
ix
11
12
IS
28
32
34
2.2.1 Pengolahan Angket Murid . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
2.2 .2 Pengolahan Angket Guru ................... : . . . . . 39
BAB III Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
3.2 Hambatan dan Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
DAFTARPUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
X
DAFTAR TABEL
Hal am an
I. Daerah, Sekolah, dan Jumlah Rcsponden 8
2. Proses Kcgiatan Pengolahan H<Jsil Uji<~n Kcmampuan Berbahasa
Murid ..... .... .. ........................ . ... . I I
3. ·Pcnyebaran Nilai Kemampuan Berbahasa Indonesia Bcrd<Jsarkan
Norma Gabungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
4. Penyeburan Nilai Membaca Berdasarkan Normal Tipe I . . . . . 16
5. Penyebaran Nilai Membaca Berdasarkan Norma Tipc lJ . . . . . . . 17
6. Pcnyebaran Nilai Membaca Ber dasarkan Norma Tipe Ill. . . . . . . 18
7. Pcnyebaran Nilai Pcngctahuan Menulis Bcrd<~sarkan Norma
Tipe I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
8 Penyebaran Nilai Pengctahuan Mcnulis Berdasarkan Norma
Tipe ll . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
9 Pcnyebar<Jn Nilai Pengct<Jhuan Menulis Bcrdasarkan Norma
Tipe III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
10 Penyebaran Nilai
Tipe I ...
Keterampilan Mcnults Bcrdasarkan Norma
11 Pcnyebaran Nilai Kcterampilan Menulis Berdasarkan Norma
24
Tipe 11 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
12 Penyebaran Nilai Keterampulan Menu lis Berdasarkan Norma
Tipe [[J . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
13 Persentase Jawaban yang Betul dalam Ujian Kemampuan Mem·
baca Masing·masing Tipe 29
xi
14 Persentase Jawaban yang Betul dalam Ujian Pengetahuan Menulis
Masing-masing Tipe . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
15 Persentase Nilai Rata-ratct Keterampilan Menulis............ 31
16 Perbandingan Korclasi antara Kemampuan Membaca dan Kemam-
puan Menulis Gabungan Tipe I, II, dan III . . . . . . . . . . . . . . . . 33
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 La tar Belakang dan Masalah
Kemampuan membaca dan menulis merupakan modal utama dalam kehidupan setiap pribadi, baik di sekolah maupun di dalam masyarakat. Dalam kehidupan sekolah, seorang siswa seringkjlli mengalami kesulitan kare· na yang bersangkutan tidak memiliki keterampilan membaca dan menulis yang memadai, sedangkan di dalam masyarakat, orang tidak jarang menghadapi hambatan komunikatif; lisan dan tulisan.
Anderson (1969:68) mengingatkan bahwa siswa yang kurang terampil membaca senantiasa kehilangan butir-butir penalaran dalam kegiatan diskusi. Apalagi kalau guru mengajukan pertanyaan yang menuntut kemampuan menganalisis nilai-nilai tersirat di balik sajian baeaan yang diserapnya. Dalam beberapa hal, terhambatnya keterampilan membaca siswa disebabkan oleh kadar penguasaan kosa kata yang relatif rendah, di samping Jatar belakang kehidupan yang tidak menunjang pemerolehan tingkat keterampilan yang diharapkan. Imhoof (1976:vii) menggarisbawahi beberapa kemampuan seseorang yang secara sadar mengembangkan bahasanya, baik lisan maupun tulisan, memungkinkan yang bersangkutan mempunyai semacam kekuatan menentukan masa depannya yang man tap.
Berbicara tentang kemampuan menulis dapat disepakati bahwa kegiatan itu menghendaki ketuntasan bermacam-macam keterampilan, antara lain ketepatan dan kebakuan struktural sehingga kejemihan hubungan semantis antarkata terpelihara rapi dan saling pengertian antara pembaca dan penulis lebih teratasi. Juga dituntut kemahiran menggunakan tanda baca, penggunaan huruf kapital, catatan kaki, dan lain-lain. Di samping itu, komposisi yang baik menuntut proses penataan gagasan secara seksama dan terencana, dalam ben" tuk pengembangan paragraf secara tepat guna.
2
Teknik pengembangan paragraf dapat dipelajari dengan mudah jika dilakukan dengan latihan reknik-teknik itu memungkinkan siswa menuliskan dengan sistematis dan efektif berbagai topik yang masih berbentuk gumpalan gagasan. Sekaligus mendorong siswa, secara sadar, mengorganisasikan dan mengungkapkan gagasan-gagasan itu ke dalam bentuk tulisan yang baik dan benar. Dengan demikian, penguasaan keterampilan itu tentulah meningkatkan prospek keberhasilan siswa dalam " pembudayaan" karya tulis. Semua itu secara eksplisit tertuang di dalam jajaran tujuan-tujuan instruksi onal yang terjabar lugas dalam Kurikulum SMP (1975).
Tingkat keberhasilan pelaksanaan K urikulum SMP (1975) yang dilaksanakan sejak awal 1976 yang lalu , perlu diukur melalui perhlmpunan informasi dan data. Hasil pengukuran ini akan banyak membantu langkahlangkah penyempurnaan strategi operasional pengajaran bahasa Indonesia di SMP se lanjutnya. Jika sampai tingkat tertentu kadar keberhasilannya cukup memuaskan, patut dihargai. Namun, masih perlu pcngajian lebih mendasar tentang berbagai faktor penunjang dan penghambat agin dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin ke arah penentuan kebijaksanaan yang akan diambil. In formasi dan data sejenis itulah yang hendak digali melalui judul penelitian " Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas III SMP Sumatra Bar at: Membaca dan Menulis" ini.
Penelitian ini ingin mcngetahui taraf kemampuan membaca dan menulis murid kela~ III SMP Sumatra Barat setelah Kurikulum SMP (1975) diterapkan selama 4 tahun. Seberapa jauhkan pembinaan kosa kata dan keterampilan menggunakan kata yang tepat menandai tingkat pemerolehan murid-murid? Bagaimanakah guru beri.Jsaha mendorong murid mengembangkan kosa kata mereka melalui kegiatan membaca? Bagaimanakah guru melatih murid mengembangkan kosa kata melalui pautan konteks (context clues) bacaan? Bagaimana pulakah pemanfaatan kamus sebagai faktor penunjang peningkatan taraf kemampuan membaca dan menulis mereka? Selanjutnya, hendak diselusuri kadar pemahaman bacaan, pengembangan fleksibelitas kecepatan membaca , serta keterampilan membaca untuk pemecahan masalah dan peilgembangan topik. Tentang kemampuan menulis ingin dijelajahi kemam
puan murid mengembangkan paragraf melalui struktur kalimat yang baik, pilihan kata dan konotasi yang tepat, penerapan EYD, kejernihan jajaran, dan lain-lain .
Sejauh manakah pencapaian tujuan·-tujuan iflstruksional itu dalam proses belajar-mengajar · di SMP dan .penerapannya .dalam kehidupan berbahasa. se~ari-hari eli tengah masyarakat, masih m~merlukan pelacakan lebih lanjut. Pelacakan yang dim'aksud adalah pelacakan .dengan kebeningan propor-
3
siorral berdasarkan data sahih. Untuk itlilah penelitian ini berupaya menggali situasi nyata di dalam proses peningkatan keterampilan berbahasa di SMP, terutama dalam aspek membaca dan menulis.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memberikan sejauh mana kemampuan berbahasa indonesia (membaca dan menulis) murid kelas HI SMP Sumatra Barat berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh lewat penelitian lapangan. Untuk lebih jelasnya, penelitian ini bertujuan mencari dan memberi kan jawaban terhadap masalah yang dapat dirumuskan dalam ben tuk pcrtanyaan sebagai berikut:
1) Bagaimanakah kemampuan membaca dan menulis murid kelas Ill SMP yang berada di kecamatan Sumatra Bar at, yang dalam penelitian ini dikategorikan atau disebut daerah tipe III?
2) Bagaimanakah kemampuan membaca dan menulis murid kelas Ill SMP yang ada di ibu kota kotamadya/kabupaten di Sumatra Barat, yang dalam penelitian ini dikategorikan atau disebut daerah tipe II?
3) Bagaimanakah kemampuan membaca dan menulis murid kelas III SMP yimg ada di ibu kota Propinsi Sumatra Barat , yang dalam penelitian ini dikategorikan atau disebut daerah tipe I?
4) Bag8imanakah korelasi kemampuan membaca dan menulis murid SMP per tipe daerah penelitian ?
5) Bagaimanakah korelasi kemampuan membaca dan menulis murid kelas III SMP Sumatra Barat berdasarkan tipe gabungan ?
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan sekaligus dapat dijadikan pula bahan pertimbangan untuk mengambil kebijaksanaan dalam upaya penyusunan st rategi pengajaran bahasa Indonesia yang tepat guna pada tahap-tahap berikutnya.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan tujuan ya·ng telah dikemukakan pada bagian 1.2, ruang lingkup penelitian atau masalah-masalah yang ingin diteliti ialah hal-hal yang menyangkut kemampuan membaca dan menulis murid kelas III SMP di Sumatra Barat. Keman1puan membaca terutama ditekankan kepada kemampuan memahan1i isi bacaan yang telah disediakan, sedangkan kemampuan menulis terutama ditekankan kepada dua hal, yaitu (a) kemampuan. mendaysgunakan pengetahuan menulis dan (b) keterampilan menulis atau
4
membuat kerangan yang pokok masalahnya telah ditetapkan lebih dahulu. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dibaca pada uraian yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian.
1.4 Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.4.1 Anggapan Dasar
Kurikulum SMP (197 5) menganut lima prinsip yang saling menunjang, yakni fleksibelitas program, efisiensi, dan efektivitas; berorienta~i pada tujuan dan kontinuitas ·serta pendidikan seumur hidup. Bertolak dari prinsip efisien dan efektivitas serta prinsip berorientasi pada tujuan, seyogyanyalah murid kelas III SMP Sumatra Barat memiliki kemampuan yang memadai dalam bidang membaca dan menulis. Apalagi populasi terdiri dari murid kelas IIi angkatan ke-4 pelaksanaan Kurikulum SMP {197 5) setelah kurikulum ini menghasilkan lulusan pertama pada tahun ajaran 1978/1979.
1.4.2 Hipotesis
Bertolak dari anggapan dasar di atas dapatlah dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.
a. Kemampuan membaca murid kelas III SMP di Sumatra Barat pada umum· nya baik, meskipun di sana-sini masih terdapat beberapa kelemahan.
b. Kemampuan menulis murid kelas III SMP di Sumatra Barat pada umumnya bs:ik, walaupun terdapat berbagai kekurangan.
c. Kemampuan latar belakang pengetahuan kebahasaan juga tergolong baik.
1.4.3 Kerangka Teori
Allen (1977:249) menegaskan bahwa membaca merupakan suatu
proses pengembangan. Pada fase pertama yang dipelajari, yakni pengenalan lambang bunyi. Kemudian belajar mengombinasikan kata dan kalimat yang tela'h diketahui. Selanjutnya, dari membaca kalimat berkembang menjadi membaca paragraf dan membaca teks bacaan. Pada kelas Ill SMP tentu ta:raf ke.giatan bergerak pada kemampuan membaca paragraf yang bermuara pada kemampuan membaca teks.
Pada umumnya faktor penghambat paling menonjol dalam peningkatan kemampuan membaca terletak da1am pendekatan konsep guru sehingga murid kurang dibekali 1atihan-latihan yang lebih t.erarah. Sebagai akibatnya, timbul
5
s'emacam anggapan bahwa kemampuan membaca itu dapat dikuasai sekaligus. Bat jtu keliru. Langan (197S:l89).berpendapat bahwa pemahaman bacl_lan yang baik pada dasarnya merupakan suatu proses. Seringkali taraf pemahaman itu dikembangkan secara bertahap. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman membaca perlu ditunjang oleh lima keterampilan yang dapat membantu siswa membedakan pikiran utama dengan pikiran penjelasan dalam sebuah teks bacaan. ·Murid SMP kelas III harus mengetahui bagaimana mengenal dan menggunakan (I) definisi dan contoh-contohnya; (2) daftar butirbutir masalah atau perinciannya; (3) judul dan subjudul serta hubungannya; (4) kata-kata kunci dan kata-kata isyarat lainnya; dan (5) pokok pikiran di dalam paragraf dan teks bacaan. Penguasaan keterampilan ini tentu akan sangat mempertinggi tingkat kemaillpuan pemahaman membaca mereka. Pada taraf inilah murid-murid kelas III SMP dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mampu menguasai sebuah keterampilan dasar penting lainnya, yakni kete rampilan membuat · catatan-catatan tentang butir.-butir utama yang ditemukan dalam bacaan.
Masalah yang s'enantiasa mengganjal dalam pembinaan kemampuan menulis banyak ditentukan oleh keterampilan murid mengenal berbagai tipe paragraf.. Timbul kesan bahwa pengajian masalah paragraf baru pada taraf pengenalan elementer belaka . Kenyataan ini belum begitu gawat, selama murid-murid SMP kelas Ill itu tidak akan melanjutkan studinya ke tingkat SLA atau perguruan tinggi. Namun, kalau dipulangkan pada prinsip belajar sepanjang usia, yang ditanamkan s~cara tuntas dalam Kurikulum 1975 , kekurangan itu patut diperhatikan. Mungkin implikasinya jauh menjangkau strategi penyiapan calon-calon guru SMP pada lembaga-lembaga pendidikan guru. Paling tidak secara garis besar murid-murid SMP kelas III mengenal dan dapat menggunakan berbagai tipe paragraf, seperti pengembangan paragraf dengan pengurutan, pengembangan paragraf dengan conton-contoh, pengembangan paragraf dengan perbandingan , pengembangan paragraf dengan kontras, pengembangan paragraf dengan definisi, pengembangan paragraf dengan klasifikasi, dan pengembangan paragraf dengat pemerian proses.
Robinson (1978 : 138) menggarisbawahi pengenalan dan pemanfaatan berbagai fungsi paragraf untuk mempertajam kadar keterampilan membaca dan menulis, antara . lain. pJiragraf penjelasan, paragraf batasan, paragraf pengenal, paragraf penyimpulan, paragraf transisi , paragraf naratif, paragraf deskriptif; dan paragraf persuasif.
Thoma~ 0 977 :11) mencatat pentingnya penumpahan perhatian pada pemilihan dan penggunaan kata-kata yang dapat dalam proses menulis ,. teru-
tama dalam penulisan karangan ilmiah . Seperti yang dikemukakan Devis (1978:ix), "Keterampilan menguasai kata-kata bermakna bahwa Anda dapat memahiri bahasa ilmiah." Tentu hal itu tidak terlepas dari penguasaan aspek morfologi, struktur kalimat, ejaan, dan segala sesuatu yang erat kaitannya dengan upaya mengalihan·· hasil proses berpikir ke dalam bentuk bahasa lisan yang baik dan benar.
LS Sumber Data
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh data adalah murid-murid kelas III SMP negeri dalam wilayah kewenangan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat I Sumatra Barat. Dengan demikian, yang menjadi populasi sebagai sumber perolehan data adalah seluruh murid kelas III SMP negeri, yang pada saat ini seluruhnya berada pada beberapa daerah kecamatan. kabupaten/kotamadya, dan ibu kota propinsi. Menurut informasi terakhir, jumlah SMP negeri sebanyak 105 buah tidak termasuk SMP negeri integrasi (standar) dan SMP swasta.
Mengingat luasnya daerah penelitian menyebabkan beberapa sekolah di antaranya sulit dikunjungi serta banyak jumlah sekolah yang tidak mungkin diambil semuanya sebagai sampel penelitian. Oleh karena itu, ditetapkan saja beberapa daerah dan beberapa sekolah yang ada dalam daerah itu sebagai sampel penelitian. Penetapan sampel dilakukan dengan teknih stratifikasi penelitian yang djsesuaikan dengan strata daerah administrasi pemerintahan dengan asumsi bahwa murid-murid SMP yang ada pada strata itu memiliki kemampuan ·berbahasa (membaca dan menulis) yang berbeda. Yang dimaksud dengan porposif 'ldalah bahwa dari sekian banyak daerah penelitian tidak diambil semuanya, tetapi ditetapkan saja beberapa daerah yang dijadikan daerah kunci untuk dipakai sebagai sampel (Soejadi, 1970:23).
Oaerah penelitian yang ditetapKan trer<lasarkan strata itu ialah (a) kecamatan, (b) kabupaten/kotamadya, dan _(c) ibu kota propinsi. Dalam penelitian ini daerah (a) disebut daerah tipe III, (b) daerah tipe II, dan (c) daerah tipe I. Pada masing-masing tipe ditetapkan empat daerah penelitian, kecuali tipe I dan II Pada setiap daerah yang mempunyai sekolah lebih dari satu, dan pada masing-masing sekoiah yang mempnnyai ke1as lebih dari satu, maKa penetapan sampel dilakukan secara acak (random). Penetapan sampel murid juga <;lilakukan secara acak. Jumlah murid hasil acak sebanyak 25 orang. Jumlah 25 orang ini ditetapkan berdasarkart pertimbangan bahwa jum!ah murid pada setiap sekolah tidak sama. Oleh karena itu, sam pel diambil
7
secara rata-rata, sedangkan guru yang juga dijadikan populasi penelitian diambil semuanya sebagai sampel. Tabel 1 di bawah ini memperlihatkan daerah, sekolah, dan responden penelitian.
PETA PROPINSI SUMATRA BARAT
Prop. Sumatra Utara
\j , I
. r·· .. . ... · · · 'Dangung-Dangung
~Bukittingg~ Yo \ ,.-. ~- . ~1 · ....- · 0 Sungai Tarab
- Padang Panjang .' ' \ ,. . -
Prop. Riau
Lau tan Indonesia
Skala 1 : 1. 750.000
8
TABEL 1
DAERAH, SEKOLAH, DAN JUMLAH RESPONDEN
Tipe Daerah Indentitas Sekolah Responden
Murid Guru
I Padang SMP Negeri II 25 5
SMP Negeri VII 25 3
Bukitinggi SMP Negeri I 25 3
SMP Negeri II 25 2
II Padangpan-jang SMP Negeri II 25 4
Solok SMP Negeri I 25 3
Pariaman SMP Negeri II 25 3
Pain an SMP Negeri Painan 25 3
III Sungaitarab SMP Negeri Sungaitaral· 25 2
Balaiselasa SMP Negeri Balaiselasa 25 2
Matur SMP Negeri Matur 25 1
Dangung· SMP Negeri Dangung- 25 4 Dangung Dagung
10 daerah 12 SMP Negeri 300 35
1.6 Pengumpulan Data
Ada beberapa hal yang ingin disampaikan dalam subbab ini, yaitu (a) metode dan teknik pengumpulan data, (b) alat pengumpulan data, dan (c) jenis dan jurnlah data yang terkumpul.
Seperti apa yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan memerikan kemam·puan membaca dan menulis murid kelas III SMP negeri Sumatra Barat· dan sekaligus dicari pula korelasi antara dua kemampuan itu pada tingkat masing-masing tipe dan tingkat tipe gabungan. Untuk keperluan pemerian itu dipakai metode deskriptif normatif komparatif, dan teknik
9
tes, angket observasi. Maksudnya adalah bahwa data yang diperoleh melalui tes dan angket, diolah berdasarkan norma-norma tertentu. Dalam pendeskripsian hasil pengolahan itu akan dapat dilihat perbandingan kemampuan membaca dan menulis antar daerah penelitian.
Ada dua bentuk tes yang dipakai dalam upaya menemukan data kemampuan membaca dan menulis, yaitu (a) tes kemampuan pemahaman membaca. dan tes kemampuan menulis, yang keduanya disusun oleh Proyek Penelitian Bahasa dan . Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta. Tes kemampuan pemahaman membaca berisi 75 butir soal, yang isinya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan (I) pemahaman isi bacaan (15 so a!), (2) kosa kat a ( 40 soal), (3) pola kalimat (15 soal), dan (4) pemahaman amanat yang terdapat dalam kalimat (5 soal) .. Tes kemampuan menulis dilihat. dari isi soal yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu (1) pengetahuan menulis, dan (2) keteran1pilan menulis.
Tes pengetahuan menulis berisi 55 butir soal dengan perincian (a) pemakaian ejaan bahasa Indonesia (10 soal), (b) kosa kata (10 soal), (c) penggabungan kalimat (20 soal), dan (d) paragraf (5 soal-. Tes keterampilan menulis berisi tugas menyusun sebuah karangan yang panjangnya tidak lebih
dari satu setengah halaman dengan pokok masalah yang telah ditetapkan, yaitu cita-cita setelah Julus ujian SMP.
Di samping tes, juga disebarkan sejumlah angket kepada murid dan guru. Angket untuk guru berisi 23 butir pertanyaan, sedangkan angket.untuk murid berisi 37 pertanyaan. Kedua jenis angket itu bertujuan untuk mendapatkan data sekunder sehubungan dengan kedua kemampuan itu.
Sesuai dengan jenis instrumen yang dipakai dan jumlah sampel yang telah ditetapkan, maka diperolehlah data kemampuan pemahaman membaca dan pengetahuan menulis, yaitu masing-masing 300 lembar, sedangkan data keterampilan menulis diperoleh sebanyak 600 !em bar. Data yang didapatkan melal~i angket , ternyata diisi oleh 300 orang murid dan 35 orang guru. Dengan demikian, apa yang direncanakan semula berjalan dengan baik.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca dan menulis -jika dibandingkan dengan kemampuan antar mereka-murid SMP kelas Ill itu, lembaran jawaban tes kedua kemampuan itu diolah dengan perhitungan statistik inferensial. Untuk mengetahui berapa jumlah soal yang dapat dijawab oleh murid-murid untuk tiap-tiap bagian pada soal yang sama, lembaran ,jawaban tes diolah dengan perhitungan statistik · deskriptif a tau hasil pengolahan digambarkan dalam bentuk persentase. Hal ini dipakai untuk me-
10
ngolah butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket murid dan guru. Bagaimana proses kegiatan yang dilakukan dalam pcngolahan data hasil ujian, lebih jauh dapat dilihat pada bab pnegolahan data.
BAB II PENGOLAHAN DATA
Data penelitian ini terdiri dari dua macam, (a) data primer dan (b) data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil ujian, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil angket.
Sesuai dengan rancangan penelitian, pengolahan data hasil ujian dilakukan terpisah dari pcngolahan data hasil angket.
2.1 Pengolahan Data Hasil Ujilln
Data basil ujian yang diolah meliputi aspek kemampuan membaca dan aspek kemampuan menulis. Aspek kemampuan menulis dalam pengolahan ini dibedakan atas pengetahuan menulis dan keterampilan menulis.
Semua basil ujian itu dideskripsikan sebagai gambaran tingkat kemampuan berbahasa murid.
Dalam pengolahan data-data hasil ujian yang dimaksud, proses kegiatan yang dilalui adalah seperti yang tercantum dalam matriks di bawah ini.
Bahan
TABEL 2
PROSES KEGIAT AN PENGO LA HAN HASIL UJIAN KEMAMPUAN BERBAHASA MURID
Proses Kegiatan Hasil
l. Jawaban soal Memeriksa dan memberi angka (scoring)
Angka mentah
II
12
2. Angka mentah Mengkonversikan dengan Jumlah interval menggunakan rumus rata-rata (mean) dan ~mus standar deviasi
3. Jumlah "interval Mengkonversikan dengan Mean dan standar menggunakan rumus skala deviasi sigma
4. Mean dan standar Mengkonversikan dengan Nilai dan standar deviasi rumus skala sigma bat as
5. Batas lulus Menghitung persentase Jurnlah lulus dan jumlah lulus dan tak lulus tak lulus
6. Jurnlah lulus Mencari persentase nilai Persentase dan -tak lulus tumpuk, nilai terendah,
dan nilai tertinggi
Dengan melalui proses kegiatan di atas, setiap mata ujian diolah me
.nurUt:
a. norma gabungan (Sumatra Barat) , b. norma tipe I (ibu kota propinsi dan bekas ibu kota propinsi), c. norma tipe II (kotamadya dan ibu kota kabupaten), d. 'norma tipe Ill (ibu kota kecamatan).
N~rma-norma di atas disusun . ~suai dengan dasar-dasar pertimbangan pada wak.tu menentukan sampel penelitian.
Dengan melalui proses kegiatan nomor 1 sampai dengan nomor 6 seperti yang tercantum pada matriks di at~s, kemampuan berbahasa Indonesia (membaca dan menulis) murid SMP Sumatra Barat dapat kita ketahui.
2.1.1 Deskripsi Kemampuan Berbahasa Indonesia Berdasarkan Norma Gabungan
Pada uraian berikut ini akan dikemukakan penilaian kemampuan berbahasa Indonesia berdasarkan norma gabungan antartipe daerah penelitian.
13
2.1.1.1 Kemampuan Membaca
a. Rentangan dalam angka mentah 16 sampai dengan 75
b. Rantangan dalam nilai an standar 4 sampai dengan 10
c. Mean angka mentah 43
d. Median angka mentah 41,48
e. Standar deviasi 10,31
f. Batas lulus dalam nilai standar 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 35,2
2.1.1.2 .Pengetahuan Menu/is
a. Rantangan dalam angka mentah 25 sampai dengan 73
b. Rentangan dalam nilai standar 4 sampai dengan 10
c. Mean angka mentah 47,03
d •. Median angka mentah 47,44
e. Standar deviasi 9,05
f. Batas lulus dalam nilai stand.ar 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 40,24
2.1.1.3 Keterampilan Menu/is
a. Rentangan dalam angka mentah 40 sampai dengan 82
b. Rentangan dalam nilai standar 4 sampai dengan 10
c. Mean angka mentah 60,58
d. Median angka mentah 60,08
e. Standar deviasi 7,57
f. Batas lulus dalam angka mentah 54,9
g. Batas lulus dalam nilai standar 6
Pada Tabel 3 di bawah ini dapat dilihat perincian kemampuan berbahasa Indonesia dalam aspek membaca, pengetahuan menulis, dan keteram
ilan menulis berdasarkan norma gabungan.
14
TABEL 3 PENYEBARAN NJLAI KEMAMPUAN BERBAHASA
INDONESIA BERDASARKAN NORMA GABUNGAN (N = 300)
Nilai Kemamp uan Me mb aca Pengctahuan Menu! is Kct c ra mpilan Menulis
f % r % f I %
10 7 2,33 5 1,66 4 I ,33
9 23 7,67 14 4,67 23 7,67
8 36 12,00 47 15,67 4 5 15,00
7 113 37 ,67 77 25,67 86 28 ,67
6 49 16 ,3 3 97 32 ,33 95 31 ,67
5 60 20,00 37 12,33 35 II ,66
4 12 4,00 23 7,67 12 4,00
Jumlah 300 100,00 300 100,00 300 100,00
Lulu s 22k 76,00 :'40 i\0,00 253 84,33
Tidak 72 :' 4,00 60 :'0.00 47 15 ,67
lulus
Pada Tabc l 3 ui at as dapat kita lihat hal-hal scbagai berikut.
a. Pada kemampuan membaca yang mendapat nilai 4 sebanyak 4% dan yang mendapal nilai I 0 sebanyak 233%.
b. Nilai tumpuk pada membaca tcrletak pad a an gka 7, yaitu scbanyak 37,6 7%.
c . Pad a pengetalluan menu! is yang mendapa t nilai 4 sebanyak 7,67% dan yang mendapat nilai I 0 sebanyak I ,66%.
d. Nilai tumpuk pada pengrtahuan menulis terletak pada angka 6, yaitu sebanyak 32,33%.
e. Yang mendapat nilai 4 pada keterampilan menulis sebanyak 4% dan yang mendapat nilai 10 sebanyak 1 ,33% . .
15
f. Nilai tumpuk pada J...ctcrampilan menulis tcrletak pada angka 6. yaitu scbanyak 31 .67 o/r
Dari Tabel 3 dapat juga diketahui persentase murid yang lulus dalam ketiga macam ujian yang diujikan. Dalam aspck kemampuan membaca lulus sebanyaJ... 76,00% dan yang tidak lulus 24,00%. Dalan1 aspck pengctahuan menulis lulus ~0,00%, tidak lulus 20,oory,_ Dalam aspek kcterampilan mcnulis lui us 8433'f< dan yang t1dak lui us 15 .6 7%.
Ternyata dari hasil Utian sepe111 yang dikemukakan d1 atas. JUmlah peserta yang lulus dalam kcmampuan membaca dan menulis cukup hanyak.
Di antara yang lulus dalam kemampuan membaca hanya beberapa orang saja yang mencapai angka tertinggi. Lebih 50o/r dari peserta mempunyai nilai 6 dan 7. Begitu juga dalam kemampuan menuiis--baik dalam pengetalwan menulis maupun dalam ketcrampilan menulis- tidak herapa orang yang mendapa t angka I 0. Lebih dar1 sory, yang rnendapat nilai 6 dan 7.
2.1 .2 Deskripsi 1\emampuan Herbahasa Indonesia Berdasarkan Norma Masingmasing Tipe
Pada bag~an ini dikemukakan pcnilaian berdasarkan norma salah satu tipe untuk kcdua tipc l:1innya. Dcngan cara dcmikian dapat Jilihat pcrban dingan kcmampuan mcmhaca. pengetahuan mcnulis. dan kcterampilan mcnulis antar masing-ma,i11g t1pe.
2.1.2.1 Kf!IIIGIIIfJllll/1 Membaca
Pada uraian herikut in1 dikemukakan penilaian kcnwmpuan mcmhaca berdasarkan norma tipc I. II, dan III Norma tipe I adalah sebagai berikut.
a. Rentangan dalam angka mentah 20 sampai dengan 75
b. Rentangan dalam nilai standar 4 sampa1 dengan 10
c. Mean angka mcntah 4':1,75
d. Median angka mentah 44
e. Standar dcviasi g,Sl
f. Balas lulus dalam nilai standar 6
g. Balas lulus dalam angka mentah 43,37
Dengan mcnggunakan norma tipe I di atas sebagai dasar, maka gambaran penyebaran nilai dan persentase peserta yang lulus dan yang tidak lulus dan ketiga tipe dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini .
Nilai
10
9
8
7
6
5
4
Jumlah
Lulus
Tidak
lu1us
16
TABEL 4 PENYEBARAN NILAI KEMAMPUAN
MEMBACA BERDASARKAN NORMA TIPE I (N = 100)
Tipe I Tipe II Tipe III
f % f % f %
3 3 1 1 - -
1 1 6 6 4 4
2 2 11 11 4 4
9 9 17 17 9 9
57 57 25 25 33 33
18 18 18 18 16 16
10 10 22 22 34 34
100 100 100 100 100 100
72 72 60 60 50 50
28 28 40 40 50 50
-
Pada Tabe1 4 di atas dapat dilihat bahwa kemampuan membaca murid
tipe I lebih tinggi daripada kemampuan membaca murid tipe II dan III. Dari
100 orang peserta fipe I, 72% dari mereka.lulus dan 28% tidak lulus. Tiga
orang mendapat angka 10 dan 10 orang mendapat angka 4. Yang mendapat angka 6 adalah yang paling banyak, yaitu 57% dari peserta.
·Peserta tipe III adalah yang paling sedikit lu1us, hanya SO% dari mereka yang mendapat angka 6 ke atas. Nilai menumpuk pada angka 4 sebanyak 34%. Tidak ada dari peserta tipe III yang mendapat angka 10.
Peserta tipe II yang lulus adalah 60% dan yang tidak lulus 40%. Bila dibandingkan dengan peserta tipe I dan tipe III, maka hasil ujian peserta tipe II ini menunjukkan nilai sedang. Seorang di antara mereka mendapat angka 10 dan 22 orang mendapat angka 4. Nilai tumpuk terletak pada angka 6, yaitu sebanyak 25%.
17
Ditinjau dari semu'a peserta ujian, yang terhitung lulus adalah 60%. lni berarti bahwa berdasarkan norma tipe I, kemampuan membaca murid kelas III SMP Sumatra Barat menunjukkan nilai sedang.
Norma Tipe II adalah sebagai berikut. .
a. Rentangan dalam angka mentah 22 sainpai 75
b. Rentangan dalam nilai standar 4 sampai dengan I 0
c. Mean angka mentah 44,8
d. Median angka mentah 45,85
e. Stan dar deviasi 11,1 7
f. Batas lulus dalam nilai standar 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 36,42
Dengan menggunakan norma tipe II sebagai dasar, maka penyebaran nilai dan persentase ujian yang lulus dan tidak lulus dari ketiga tipe itu dapat dilihat pada T::~.bel 5 berikut ini.
TABEL 5
PENYEBARAN NILAI KEMAMPUAN MEMBACA BERDASARKAN NORMA TIPE II ( N = 100)
Tipe I Tipe I~ Tipe III Nilai
f % f % f % - r-- - ·----- - - --
10 3 3 1 I -
9 1 1 6 6 4 4
8 11 II 28 28 13 13
7 25 25 25 25 18 18
6 50 50 18 18 31 31
5 9 9 19 19 30 30
4 1 1 3 3 4 4
Jumlah 100 100 100 100 100 100
Lulus 90 90 78 78 66 66 Tidak lulus 10 10 22 22 34 34
18
Pada Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa peserta ujian tipe I adalah yang paling banyak lulus, yaitu 90%, sesudah itu menyusul tipc Jl, sebanyak 78% dari peserta ternyata lulus. Pcserta tipe Ill adalah yang paling sedikit lulus, hanya 66% saja dari mereka yang mendapat angka 6 ke atas.
Nilai tumpuk pada tipe I terletak pada angka 6, yaitu sebanyak 50% dari peserta memperoleh angka itu. Murid yang mcndapat angka 10 pada tipc I ini ada tiga orang dan yang mendapat angka 4 hanya seorang ..
Nilai tumpuk pada tipe 11 terletak pada angka 8. Sebanyak 28% dari peserta memperoleh angka itu. Yang mendapat angka 4 tiga O{ang dan yang mendapat angka 10 hanya seorang.
Pada tipe III nilai tumpuknya terletak pada angka 6 dan angka 5. Yang mendapat angka 6 ada 31 orang dan yang mendapat angka 5 sebanyak 30 orang. Peserta u jian tipe III ini tidak ada yang mendapat angka 10 dan yang mendapat angka 4 ada empat orang.
Ditinjau dari keseluruhan peserta, jumlah rata-rata lulus dari ketiga tipe itu ada-lah 78%. Ini berarti bahwa dengan menggunakan norma tipe II sebagai dasar, kemampuan membaca murid SMP Sumatra Barat adalah baik.
Norma Tipe III adalah sebagai berikut.
a. Rentangan dalam angka mentah 16 sampai dengan 69
b. Rentangan dalam nilai standar 4 sampai dengan 10
c. Mean angka mentah -40,2
d. Undian angka mentah 40
e. Standar deviasi 9,99
f. Ratas 1u1us da1am ni1ai standar 6
g. Batas 1u1us da1am angka mentah 32,7
Berdasarkan norma tipe III ini, penyebaran ni1ai dan persentase peserta yang 1u1us dan tidak lulus dari ketiga tipe dapat dilihat pada Tabel di bawah
ini.
Nilai
10
TABEL 6
PENYEBARAN NILAI KEMAMPUAN MEMBACA BERDASARKAN NORMA TIPE III (N = 100)
Tipe I Tipe II Tipe
f % f % f
4 4 7 7 4
Ill
%
4
9 -, 2 - 11 II 4 4
8 34 34 30 30 27 27
7 32 32 12 12 15 15
6 24 24 29 29 38 38
5 J 3 8 8 8 8
4 1 l 3 3 4 4
Jumlah 100 100 100 100 100 100
Lulus 96 96 89 89 88 88
Tidak 4 4 ll II 12 12
1ulus -
Berdasarkan hasil u jian seperti yang tercantum pada Tabel 6 di atas, peserta u jian tipe I adalah yang paling banyak lui us, yaitu berjumlah 96%. Kemudian menyusul tipe fi scbanyak 89%. Peserta tipe Ill yang lulus kurang sedikit dari tipe II ini, yaitu sebanyak 88%.
Yang mendapat angka 10 pada tipe I ada empat orang dan yang mendapat angka 4 satu orang. Nilai tumpuknya terletak pada angka 8.
Yang mendapat angka 10 pada tipe II ada tujuh. orang, lebih banyak dari tipe I. Tetapi jumlah peserta ujian yang tidak lulus pada tipe II lebih banyak pula daripada tipe I. Pada tipe I jumlah peserta yang lulus hanya empat orang, sedangkan pada tipe II sebelas orang. Nilai tumpuk pada tipe II ini juga terletak pada angka 8.
Jumlah peserta tipe III yang tidak lulus hampir sebanding dengan tipe II, yaitu sebanyak dua belas orang. Yang mendapat angka 10 pada tipe III ini empat orang dan yang mendapat angka 4 juga empat orang. Nilai tumpuknya terletak pada angka 6.
Ditinjau dari keseluruhan peserta ujian, maka jumlah rata-rata yang lui us dari ketiga tipe itu adalah 91%. Ini berarti bahwa dengan menggunakan norma tipe III sebagai dasar, kemampuan membaca murid SMP Sumatra Barat sangat memuaskan.
2.1.2.2 Pengetahuan Menulzs
Pada uraian berikut ini akan dikemukakan pengetahuan menulis berdasarkan norma tipe I, II, dan III sebagai berikut.
20
Nom1a Tipe I adalah sebagai berikut.
a. Rentangan dalam angka mentah 20- 75 b. Ran tangan dalam nilai stan dar 4 - 10 c. Mean angka mentah 48,85 Ji, Median angka mentah 49,32 e. Stan dar deviasi 9,4 f. Batas lulus dalam nilai stand~r 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 41,8
Dengan menggunakan norma tipe I di atas sebagai dasar, maka gambar
an penyebaran nilai dan persentase peserta yang lulus dan ticiak lulus dari
ketiga tipe dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
Nilai
10 9 8 7 6 5 4
Jumlah
Lulus
Tidak
lulus
TABEL 7
PENYEBARAN NILAI PENGETAHUAN MENULIS BERDASARKAN NORMA TIPE I (N = 100)
Tipe I Tipe II Tipe
f % f % f
2 2 2 2 -
3 3 7 7 1 18 18 12 12 7 27 27 20 20 28 31 31 46 46 29 12 12 8 8 19 7 7 5 5 16
100 100 100 100 100
81 81 81 87 65 19 19 13 13 35
III
%
-
l
7 28 29 19 16
100
65 35
/ 21
Pada tabe1 di atas kelihatanlah bahwa berdasarkan norma tipe I, ternya·
ta murid-muriri daerah tipe II persentase lulusnya lebih banyak dari daerah
tipe I dan III. Hal ini juga berlaku untuk persentase murid yang tidak lulus.
Di daerah tipe ll murid yang tidak lulus sebanyak 13%, tipe I 19%, dan tipe
Ill 15%, sedangkan yang memperoleh nilai 10, temyata antara murid tipe I
dan II seimbang (sama-sama 2%), sebaliknya, mund di daerah tipe III tidak
seorang pun yan.g memperoleh nilai 10. Murid·murid yang mendapat nilai 6,
ternyata yang paling banyak jumlahnya, baik di daerah tipe I maupun di
daerah tipe II dan III.
Kalau dilihat dari semua peserta ujian, yang terhitung lulus hanya 78%,
dan yang tidak lulus 22%. INi berarti bahwa berdasarkan norma tipe I, penge·
tahuan menulis murid kelas III SMP Sumatra Barat tergolong baik.
Norma Tipe II adalah ·sebagai berikut.
1. Rentangan dalam angka mentah 28 - 7~
b. Rentangan dalam nilai standar 4 - 10
c. Mean angka mentah 48,45
d. Median angka mentah 48,45
e. Standar deviasi·8,5
f. Batas lulus dalam nilai standar 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 41,98
Dengan menggunakan norma tipe II di atas sebagai dasar penilaian, maka gambaran penyebaran nilai dan persentase peserta yang lulus dan tida~ lulus darj ketiga tipe dapat dilihat pada Tebel 8 di bawah ini.
Nilai
10
9
TABEL 8 PENYEBARAN NILAI PENGETAHUAN MENUUS
BERDASARKAN NORMA TIPE II ( N = 100}
Tipe I Tipe II Tipe
f % f % f
4 4 2 2 -
8 8 4 I
4 3
III
%
-
3
8 16 16 15 15 8 8 7 19 19 26 26 25 25 6 38 38 29 29 29 29 5 8 8 15 15 19 19 4 7 7 5 5 16 16
Jumlah 100 100 100 100 100 100
Lulus 85 85 80 80 65 65
Tidak 15 15 20 20 35 35
lui us
Pada Tabel 8 di atas kelihatanlah bahwa berdasarkan norma tipe II, ternyata murid-murid tipe I lebih banyak lulusnya dari murid-murid daen~h tipe II dan III. Hal ini tampaknya juga berlaku untuk persentase rnurid yang tidak lulus. Di daerah tipe I 85% murid yang lulus, di daerah tipe II 80%, sedangkan di daerah tipe III 65%. Murid yang mendapat nilai 10, jumlahnya di daerah tipe I sebanyak 4 orang, di daerah tipe II 2 orang, dan didaerah tipe Ill tidak seorang pun yang lulus Persentase yang tidak lulus di daerah tipe III berjumlah 35%, di daerah tipe II 20%, sedangkan di daerah tipe I hanya 15%. Murid yang mendapat nilai 6 ternyata jumhhnya paling banyak baik pada daerah tipe I, II, dan III.
Ka1au dilihat angka rata-rata persentase yang 1ulus dari semua pe~erta cukup meyakinkan, yaitu 78% dan yang tidak lulus rata;,rata 22%. Dengan dernikian, dapa.t disimpulkan bahwa pengetahqan menulis murid kelas Ill SMP S:.~matra Barat tergolong baik.
Norma Tipe III adalah sebagai berikut. a. Rentangan da1am angka mentah 20 - 64
b. Rentangan dalam nilai stan dar 4 ·- 10
c. Mean angka mentah 44,44 d. Median angka mentah 45,2
e. Standar devisa 7,65
f. Batas lulus dalam nilai standar 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 38,7
Dengan menggunakan norma tipe III di atas sebagai dasar penilaian,
23
gambaran penyebaran nilai persentase peserta yang lulus dan tidak lulus dart ketiga tipe itu dapat dilihat Tabel 9 di bawah mi
Nilai
10 9
8
7
6 5
4
Jumlah
Lulus
Tidak
lulus
TABEL 9 PENYEBARAN NILAI PENGETAHUAN MENULIS
BERDASARKAN NORMA TIPEIII (N = 100)
Tipe I Tipe II Tipe
f % f % f
12 12 9 9 3
16 16 12 12 6
19 19 20 20 7
22 22 29 29 37
16 16 17 17 28
12 12 12 12 12
3 3 I 1 7
100 100 100 100 100
85 85 87 87 81
15 15 13 13 19
III
%
3
6 7
37
28
12
7
100
81
19
Pada Tabel 9 di atas kelihatanlah bahwa berdasarkan norma tipe III, ternyata perbedaan jum1ah murid yang 1ulus tidak begitu menyolok antara daerah tipe I, II, dan III, yaitu berkisar sekitar 85%, 87%, dan 81%. Perbedaan yang tidak menyolok ini juga dijumpat pada murid-murid yang tidak lulus, yaitu sekitar 15% murid daerah tipe I, 13% murid daerah tipe II, dan 19% murid daerah tipe IlL Murid yang mendapat nilai 10 di daerah tipe I sebanyak 12 orang, daerah tipe II 9 orang. Murid daerah tipe III berdasarkan norma tipe I dan II tidak ada yang mendapat nilai 10, temyata berdasarkan norma tipe III ada tiga orang yang memperoleh nilai 10. Nilai 7 merupakan nilai
. tumpuk karena murid yang mendapatkan nilai itu pating banyak jum1ahnya. baik di daerah tipe I, II, dan III.
24
Kalau dilihat angka rata-rata persentase yang lulus dari semua peserta cukup meyakinkan, yaitu 84%, sedangkan yang tidak lulus hanya I4%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan menulis murid kelas III SMP Sumatra Barat tergolong baik.
2.1.2.3 Keterampilan Menulis
Pada uraian berikut ini akan dikemukakan penilaian keterampilan menulis berdasarkan norma tipe I, II, dan III sebagai berikut.
Norma Tipe I adalah sebagai btrikut.
a. Rentangan dalam angka mentah 45 - 82
b. Rentangan dalam nilai standar 4 - 10
c. Mean angka mentah 60,54
d. Median angka mentah 59,9
e. Stan dar deviasi 7,67
f. Batas lulus dalam nilai standar 6
g. Batas Julus dalam angka mentah 54,79
Dengan menggunakan norma tipe I di atas sebagai dasar, maka gambaran penyebaran nilai dan persentase peserta yang lulus dan tidak Julus dari ketiga tipe dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nilai
IO
9
8
7
6
TABEL 10
PENYEBARAN NILAl KETERAMPILAN MENUUS BERDASARKAN NORMA TIPE I (N = 100)
Tipe I Tipe II Tipe
f % f % f
2 2 5 5 -
9 9 8 8 2
I7 I7 33 33 11
13 13 11 11 19
32 32 33 33 42
III
%
-
2
II
19
42
/ 25
5 21 21 I 5 5 20
I 20
4 6 6 5 5 6 6
Jumlah 100 100 100 _l
100 100 I 100 i
I I
Lulus 73 73 90 90 74 74
Tidak 27 27 10
l 10 26 26
lui us
Pada Tabel 10 di atas kelihatanlah bahwa berdasarkan norma tipe I, ternyata murid-murid di daerah tipe II jauh lebih banyak jumlah yang lulus
jika dibanding dengan murid daerah tipe I dan III, yaitu 90% berbanding dengan 73% dan 74%. Jumlah murid yang tidak lulus antara ketiga daerah itu seimbang, yaitu murid daerah tipe I sebanyak 6%, daerah tipe II 5%, dan daerah tipe Ill 6%. Jumlah yang lulus antara murid daerah tipe I dan III seimbang, namun, ada perbedaan yang cukup berarti antara kedua tipe itu, yaitu adanya murid di daerah tipe I yang mendapat nilai . lO (2%), sedangkan murid di daerah tipe III tidak ada yang mendapat nilai 10 tersebut. Murid yang memperoleh nilai 9 ternyata jumlahnya lebih banyak di daerah tipe I (9%) daripada di daerah tipe lli (2%). Murid-murid yang mendapat nilai 6, temyata paling banyak jumlahnya, baik murid di daerah tipe I, maupun di daerah tipe II, dan Ill.
Kalau dilihat dari jumlah peserta ujian, yang terhitung i11 1Us 79% dan yang tidak lulus 21%. Ini berarti bahwa berdasarkan norma tipe I, keterampilan menulis murid kelas III SMP Sumatra Barat teq~olong baik.
Norma Tipe II adalah sebagai berikut.
a. Rentangan da1am angka mentah 40 - 80
b. Rentangan dalam nilai standar 4 - 10
c. Mean angka mentah 75,46
d. Median angka mentah 58,24
e. Standar deviasi 8,25
f. Batas lulus dalam nilai standar 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 69,27
Dengan menggunakan norma tipe II di atas sebagai dasar, maka gambaran penyebaran nilai dan persentase peserta yang lu1us dan tidak lulus dari ketiga tipe dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nilai
10
9 8
7
6
5
4
Jum1ah
Lulus
Tidak
lui us
26
TABEL 11
PENYEBARAN NILAI KETERAMPILAN MENULIS BERDASARKAN NORMA TIP.E II (N = 100)
Tipe I Tipe II Tipe
f % f % f
- - - - -
- - - - -
1 1 - - -
4 4 13 13 2
16 16 9 9 11
20 20 35 35 19
59 59 43 43 68
100 100 100 100 100
21 21 22~ 22 13
79 79 78 78 87
III
%
-
-
-
2
11
19
68
100
13
87
Pada Tabel 11 di atas kelihatanlah bahwa berdasarkan norma tipe II ternyata murid-murid yang tidak Iulus jumlahnya paling banyak, yaitu di daerah I (79%), IT (78%), dan III (87%). Murid yang mendapat nilai 9 dan 10 tidak ada pada ketiga daerah itu. Nilai 4 merupakan nilai tumpuk karena nilai itulah yang paling banyak diperileh siswa.
Kalau dilihat dari jumlah peserta ujian, yang terhitung lulus hanya 18% dan yang tidak 1ulus 82%. Ini berarti bahwa norma tipe II, keterampilan menulis murid kelas III SMP Sumatra Barat sangat buruk.
Norma Tipe III adalah sebagai berikut.
a. Rentangan angka mentah 44- 75 b. Rentangan dalam nilai standru: 4- 10 c. Mean angka mentah 58,25
27
d. Median angka mentah 57,94
e. Standar devisasi 6,3
f. Batas lulus dalam angka standar 6
g. Batas lulus dalam angka mentah 53,37
Dengan menggunakan norma tipe 111 di atas sebagai dasar, maka gambaran penyebaran nilai dan persentase yang lulus dan tidak lulus dari ketiga tipe itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini .
Nilai
10
9
8
7
6
5
4
Jumlah
Lulus
Tidak
lui us
TABEL 12 PENYEBARAN NILAI KETERAMPILAN MENULIS
BERDASARKAN NORMA TIPE Ill (N = 100)
Tipe I Tipe II Tipe --
f % f % f
5 5 13 13 2
16 16 9 9 II
20 I 20 35 35 8
20 20 24 24 27
23 23 9 9 39
10 10 5 5 6
6 6 5 5 6
100 100 100 100 100 f- ~
84 84 90 90 87
16 16 10 10 13
III
%
2
11
8
27
39
6
6
100
87
13
Kalau diperhatikan Tabel 12 eli atas dan kemudian dibandingkan dengan Tabel 11 sebelumnya, maka kelihatanlah perbedaan yang menyolok mengenai jum1ah murid yang lulus dan tidak lulus. Hasilnya adalah kebalikan , yaitu jumlah murid yang lulus persentasenya besar sekali. Di daerah tipe I, jumlah murid yang lulus 84%, di daerah tip~ II 90%, dan daerah tipe III
28
87%. Yang memperoleh nilai 10, 9, dan 8, jumlahnya pun cukup besar dan terdapat pada ketiga tipe daerah penelitian. Nilai 6 merupakan nilai tumpuk di daerah tipe I dan III karena nilai itulah yang paling banyak diperoleh murid, sedangkan di daerah tipe II, nilai 8 yang'banyak diperoleh murid.
Kalau dilihat dari jumlah peserta ujian, ternyata jumlah murid yang lulus 87%, dan yang tidak lulus 13%. Ini berarti bahwa berdasarkan nonna tipe III, keterampilan menulis murid-murid kelas III SMP Sumatra Barat tergolong baik.
2.1.3 Deskripsi Kemampuan Berbahasa Indonesia Masing-masing Tipe Berdasarkan Aspek-aspek yang Dinilai
Untuk melengkapkan gambaran tentang kemampuan berbahasa Indonesia murid kelas III SMP sUmatra Barat , pada bagian ini akan dikemukakan beberapa tabel beserta penjelasannya mengenai persentase rata-rata dari (a) jumlah jawaban soal yang betul dari aspek-aspek kemampuan pemahaman membaca dan pengetahuan menulis dan (b) jumlah nilai yang didapat dari aspek-aspek keterampilan menulis, yang kedua jenis kemampuan itu telah diujikan kepada murid-murid SMP Sumatra Barat. Dengan adanya tabel-tabel yang disertai pula dengan penjelasan mengenai persentase kemampuan berbahasa murid akan dapat diketahui dengan jelas aspek-aspek mana . saja yang kurang dikuasai dan aspek-aspek mana pula yang dikuasai dengan baik.
2.13 .1 Kemampuan Membaca
Sebagaimana yang diuraikan dalam bab pendahuluan, aspek-aspek yang diuji dalam kemampuan pemahaman membaca adalah (a) pemahaman isi bacaan {15 soal), (b) kosa kata (40 soal), (c) pola kalimat (15 smil), dan (d) pemahaman amanat yang terdapat dalam kalimat (5 soal). Dari data yang masuk dan setelah diolah menurut perhitungan persentase, maka kemampuan pemahaman membaca dilihat dari jumlah soal yang dapat dijawab murid kelas III SMP dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
29
TABEL 13 PERSENTASE JAWABAN YANG BETUL DALAM UJIAN KEMAMPUAN MEMBACA DARI MASING-MASING TIPE
Tipe Kemampuan Membaca Rata-rata
Jumlah lsi Kosa Amanat Pola Kalimant
Bacaan Kat a
I
100 46,27% 62,10% 40,80% 38,13% 46,83%
II 42,87% 62,23% • 39,8% 34,13% 44,76%
100
III
100 36,67% 58,98% 30,6% 31,6% 40,06%
Rata-rata 42,94% 61,10% 36,87% 34,62% 4~,88%
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan menjawab dengan betul pertanyaan kemampuan membaca bagi murid tipe I lebih baik daripada murid tipe II dan III dan kemampuan murid tipe II lebih baik daripada murid tipe III. Pada tabel di atas juga tern.yata bahwa persentase jawaban yang betul yang paling tinggi bagi ketiga tipe itu adalah pada aspek kosa kata (61 ,10%) dan yang paling rendah pada aspek pola kalimat (34,62%)
2.1.3 .2 Pengetahuan Menu/is
Aapek-aspek yang diujikan sehubungan dengan . pengetahuan menulis an tara lain (a) pemakaian ejaan bahasa Indonesia (I 0 soal), (b) kosa kata (20 soal), (c) penggabungan kalimat (20 soal), dan {d) paragraf (5 soal). Dari data yang masuk dan setelah diolah menurut perhitungan persentase, maka kemampuan pengetahuan menulis dilihat dari jumlah soal yang dapat dijawab murid kelas III SMP, dapat dibaca pada tabel 14 berikut ini.
30
TABEL 14 PERSENTASE JAWABAN SOAL YANG BETUL DALAM
UJIAN PENGETAHUAN MENULIS MSING-MASING TIPE
Tipe Kemampuan Membaca Rata-rata
Jumlah Ejaan Kota Kata Menggabung Paragraf Kalimat
-
I 57,26% 50,05% 61,50% 34% 58,70%
100
II 100
52,91% 49,35% 51 % 41,92% 48,80%
III
100 50,90% 43,55% 50,68% 35,63% 45,19%
Rata-rata 53,69% 47,65 % 54)9% 37,18% 48,23%
Pada Tabel 14 di atas kelihatanlah bahwa rata-rata kemampuan menjawab betul pertanyaan pengetahuan menulis, murid SMP daerah tipe I menduduki urutan pertama, kemudian diikuti oleh murid daerah tipe II dan III. Perbedaan antara ketiga tipe itu secara keseluruhan boleh dikatakan tidak berarti. Demikian pula perbedaan-perbedaan pada aspek-aspek yang diketahui dalam ujian pengetahuan menulis itu. Dari aspek-aspek pengetahuan menulis yang diujikan itu, temyata aspek penggabungan kalimat persentase jawaban yang beutl lebih tinggi (54,39%), kemudian diikuti oleh ejaan {53,69%). Selisih antara keduanya hanya 0,70%, sedangkan untuk aspek yang paling rendah dilihat dari jumlah soal yang dapat dijawab ialah pengetahuan tentang paragraf (37 ,18%) dan pengetahuan kosa kata (47 ,65%).
2.1.3 .3 Keterampilar. Menu/is
Salah satu bentuk tes yang diujikan kepada murid SMP ialah tes kemam. ·puan mereka menyusun sebuah karangan yang pokok masalahnya telah dite'tapkan, yaitu apa yang akan dikerjakan apabila mereka telah lulus ujian
31
akhir SMP. Dengan dem.ikian, tes itu bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan mercka dapat {a) menentukan dan memilih judul yang tepat serta keserasian judul dengan isi , (b) menggambarkan isi yang sesua.i dengan judul secara logis, (c) memilih kata yang tepat untuk maksud yang diingin· kan, (d) menyusun kalimat kal.imat yang benar dan efektif, (e) menuangkan gagasan-gagasan dalam paragraf-paragraf yang berkai tan satu sam a lain, (I) menggunakan kaidah-kaidah ejaan bahasa Indonesia secara benar. Dari data karangan yang masuk dan setelah d.inilai dari aspek-aspek yang dikemukakan di atas diperoleh hasil seperti tergambar pada Tabel 15 di bawah in.i.
TABEL 15 NILAI RATA-RATA KETERAMPILAN MENUUS
Tipe Rata-rata
Jumlah lsi Bacaan EYD Tata Bahasa Paragraf
I 100 49,27 19,65 19,23 21,74 27 ,47
II 100 44,47 19,95 20,12 25,72 27,57
III 100 45,73 18,10 19,06 21 25,97
Rata-rata 46,49 19,23 19,47 22,82 27
Pacta Tabel 15 di atas kelihatanlah bahwa nilai -rata-rata keterampilan menulis ketiga tipe daerah itu tidak ada perbedaan yang menyolok. Murid daerah tipe II lebih tinggi 0,10 daripada murid daerah tipe I dan 1,60 daripada murid daerah tipe III. Keterampilan menulis daerah tipe I lebih tinggi 1,50 daripada daerah tipe Ill. Namun , perlu dicatat bahwa isi karangan dan keserasiannya dengan judu1, murid daerah tipe I lebi.\1 tinggi rata-rata 4 ,17 dari murid daerah tipe II dan III. Mengenai penyusunan paragraf, murid daerah tipe II lebih tinggi 4,35 daripada murid daerah tipe I dan III. Dari ,angka-angka tertera di atas jelas1ah bahwa yang menduduki urutan pertama
dalam nilai rata-rata keterampilan menulis adala.h murid daerah tipe II, kemud.ian diikuti oleh murid daerah tipe I dan III. Mengenai. aspek isi bacaan
23
diungguli murid daerah tipe I, ejaan bahasa Indonesia, tata bahasa, dan penyusunan paragraf diungguli olch murid SMP daerah tipe II.
2.1.4 Korelasi Kemampuan Membaca dengan Kemampuan Menu/is
Dalam bagian ini akan dibicarakan korelasi antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis dari gabungan tipe I, II, dan III, dan korelasi antara kemampuan membaca dengan menulis dari masing-masing tipe. Untuk menentukan korelasi itu dipakai rumus yang dikemukakan oleh Guilford (1956) sebagai berikut.
NL fUxUy - L fxUx ~ fyUy rxy =
,-----·-----------------------------.,; [ NfxU2x- (L fxUx)2
] [ NLfyU2 y - (LfyUy)2 ]
N Pengikut ujian f frekuensi pada pasangan xy x kemampuan membaca
jumlah Ux penyimp::mgan (deviasi) nilai kemampuan membaca Uy penyimpangan (deviasi) nilai kemampuan menulis.
Guilford juga memberikan ketentuan mengenai korelasi suatu ujian dengan ujian lain sebagai berikut. a. 0,90 rxy ,;;;; 1 = berkorelasi sangat tinggi b. 0,70 rxy ,;;;; 0,90 = berkorelasi tinggi c. 0,40 rxy ,;;;; 0,70 = berkorelasi sedang d. 0,20 rxy ,;;;; 0,40 = berkorelasi kecil
Dengan menggunakan rumus di atas korelasi antara kemampuan membaoa (x) dengan kemampuan menulis (y) dari :
a) tipe gabungan (Sumatra Barat) adalah 0,47 (rxy = 0,47); b) tipe I adalah 0,47 (rxy = 0,47); c) tipe II adalah 0,46 (rxy = 0,46); d) tipe III adalah 0,37 (rxy = 0,37).
Berdasarkan ketentuan mengenai korelasi suatu ujian dengan ujian lain seperti apa yang dikemukakan di atas,maka korelasi antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis tipe gabungan (0,47), tipe I (0,47), dan tipe II (0·,46) adalah sedang. Dikatakan demikian karena korelasi itu lebih besar daripada 0,40 dan lebih kecil daripada 0,70. Tingkat korelasi semacam itu berarti sebagian anak yang baik kemampuan membacanya akan baik pula kemam -
33
puan menulisnya. Begitu pula sebaliknya, jika rendah kemampuan membacanya akan rendah pula kemampuan menulisnya, sedangkan sebagian anak yarig lain tidak dapat dikatakan jika tinggi kemampuan membacanya akan tinggi pula kemampuan menulisnya dan jika rendah kemampuan membacanya akan rendah pula kemampuan menuhsnya. Hanya dua ha.r;il ujian yang korelasinya tinggi (0,70 rxy ..;; 0,90) yang dapat menunjukkan bahwa anak yang tinggi kemampuan membacanya akan tinggi pula kemampuan menulisnya, sebaliknya anak yang rendah kemampuan membacanya akan rendah pula kemampuan menulisnya.
Seperti yang_ telah dikemukakan di atas, korelasi antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis murid tipe lii adalah 0,37. Bila korelasi antara dua ujian berada antara 0,20 dan 0,40, maka korelasinya kectl. Ini berarti bahwa anak yang tinggi kemampuan membacanya belum tentu tinggi pula kemampuan menulisnya, begitu pula sebaliknya.
Untuk lebih mudah mendapatkan gambaran tentang perba11dingan korelasi antara kemampuan membaca dengan kemampuan rnenulis murid SMP kelas III Sumatra Barat seperti yang diuraikan di atas, di bawah ini dikemukakan sebuah tabel mengenai hal itu.
TABEL 16 PERBANDINGAN KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA
DAN KEMAMPUAN MENULIS GABUNGAN, TIPE I, TIPE II, DAN TIPE III
Membaca/Menulis Tipe Tipe Tipe Tipe-
Ketenmgan Gabungan I II III
Tipe gabungan 0,47 Ber korelasi sedang
Tipe I 0,47 Berkorelasi sedang
Tipe II 0,46 Ber korela:~i sedang
·-f--Tipe III 0,37 Berkorelasi
kecil
34
2.2 Pengolahan Angket
Seperti apa yang telah dikemukakan pada anak bab Pengumpulan Data, ada 2 jcnis instrumen yang digunakan, yaitu (a) tes kemampuan berbahasa yang diujikan khusus untuk murid-murid SMP, dan (b) angket, yang ditujukan kepada guru dan murid. Khusus mengenai angket ini, pertanyaanpcrtanyaan yang diajukan, baik angket untuk murid maupun angket untuk guru berkisar sekitar masalah-masalah yang ada hubungannya dengan kemampuan berbahasa murid SMP itu. Dengan demikian, data yang diharapka·n dari jawaban pertanyaan itu hendair~TJ.ya dapat menunjang data kemampuan yang diperoleh melalui tes. Untuk mengetahui sejauh manakah angket itu telah berhasil mengungkapkan apa yang diharapkan dapat diikuti di bawah ini.
2.2:1 Pengolahan Angket Murid
Pertanyaan yang diajukan dalam angket murid ini berjumlah 37 buah. Dilihat dari segi isinya, pertanyaan dan jawabannya dapat dikelompokkan ke dalam (a) hal yang berhubungan dengan tempat tinggal, pekerjaan orang tua, ruang bel ajar, dan rata-rata jumlah jam belajar murid sehari, (b) jenis pelajaran yang dipelajari, (c) ada tidaknya media massa di rumah, (d) jenis kegi.atan membaca yang dilakukan, (e) jenis kegiatan menulis yang dilakukan, (t) pengetahuan mengenai dasar-dasar menulis, (g) ada tidaknya perpu~takaan sekolah, (h) kesuk~ran dan saran sehubungan dengan pelajaran membaca dan menulis, dan (i) bahasa yang dipakai dalam kegiatan surat-menyurat.
Sejalan dengan hasil pengolahan tes kemampuan yang dideskripsikan beidasarkan tipe-tipe daerah penelitian, maka hasil pengolahan angket ini juga dide.skripsikan berdasarkan tipe-tipe itu. Bagaimanakah gambarannya itulah uraian berikut ini.
Dari hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa murid yang tinggal bersarna orang tua di daerah tipe I berjumlah 96%, daerah tipe II 78%, dan da:erah tipe III 87%. Rata-nita persentase pada ketiga daerah itu yang tinggal bersama orang tua beijumlah 87%, seuangkan muii.d yang tinggal di tempat onrng' lain dan menyewa rumah, rata-rata persentasenya 5,67% dan 7,33% untuk ketiga tipe daerah itu.
Mengenai jenis pekeijaan orang tua, temyata di daerah tipe I 62% pegawai negeri, 29% pedagang, 2o/o"'~layan, dan 7% buruh. Daerah tipe II, murid yang orang tuanya pegawai hanya 47%, pedagang 28%, nelayan 1%, dan petani 24%, yang pada daerah ~ tidak ada .. Di daerah tipe III, murid yang orang tuanya petani beijumlah 51%, pegawai negeri 28%, pedagang
35
17%, dan buruh 4%. Kalau diambil persentase rata-rata ketiga tipe daerah itu, maka murid yang orang tuanya pegawai negeri 45,67%, petani 25%, pedagang 24,67%, nelayan 1%, dan buruh 4%.
Ruangan klmsus untuk bela jar, ternyata murid daerah tipc I 64% menjawab tersedia ruang belajar di rumahnya, 36% tidak tersedia. Daerah tipe II 55% menjawab tersedia ruang belajar, 45% tidak tersedia, sedangkan daerah tipe Ill hanya 34% murid yang menjawab di rumalrnya tersedia ruang belajar, dan 66% menjawab tidak tersedia. Rata-rata persentase untuk ketiga tipe daeral1 di atas ialah 58% menjawab tersedia, dan 49% tidak tersedia.
Rata-rata jumlah jam belajar sehari, temyata murid daerah tipe I yang belajar dua jan1 sehari berjumlah 35%, yang belajar 3 jam 38%, sedang-kan yang belajar 1 jam atau kurang di bawah 10%. Murid daerah tipe II yang belajar 1 jam berjumlah 39%, yang belajar 2 jam 32%, dan yang selebihnya di bawah 12%. Murid daerah tipe III yang belajar kurang dari 1 jam berjumlah 24%, _yang bela jar 1 jam 39%, yang belajar 2 jam 28%, dan yang selebihnya di bawal1 7%. Dengan jum1ah persentase di atas, ternyatalah bahwa mudd daerah tipe I rata-rata jumlah jam belajarnya lebih banyak daripada murid di daerah tipe II dan III. Kalau dihitung rata-rata persentase ketiga daerah itu, kelihatanlah bahwa murid yang belajar 2 jam sehari lebih banyak, yiatu 32%, yang belajar 1 jam 29%, yang belajar 3 jam 19%, yang kurang dari 1 jam 14%, dan yang 1ebih dari 4 jam hanya 6%.
Berbicara mengenai aspek-aspek apa saja yang dipelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa keempat aspek kegiatan berbahasa yang tercantum dalam kurikulum 197 5 bidang studi bahasa Indonesia, seperti membaca, mengarang, bercakap-cakap, dan menyimak, dtajarkan oleh guru kepada murid-murid. Dengan demikian, apa yang telah digariskan dalam kuriku1um itu telah dilaksanakan di lapangan. Sejauh mana pelaksanarurnya itu berhasil, masih diperlukan penelitian yang lebih serius dan terencana dengan baik.
Mengingat penelitian dititikberatkan pada masalah membaca dan menulis, maka jenis pelajaran membaca dan menulis apa saja yang dipelajari murid di sekolah perlu diketahui pula. Dari jawaban yang dipero1eh kelihatanlah bahwa jenis pelajaran membaca teknis, indah, keras, dan pemahaman dipelajari murid di sekolah. Demikian pula pengetahuan dan teknik bagaimana menyusun karangan yang baik seperti apa yang terca11tum alam kurikulnm diajarkan guru kepada murid.
Kegiatan membaca dalan1 kehidupa11 dunia modem iui amat penting
36
sekali karena informasi mengenai peristiwa-peristiwa dunia, pertumbuhan dan perkembangan kemajuan kebudayaan dapat diperoleh melalui bahanbahan bacaan. Mengingat amat pentingnya kegiatan membaca itu, upaya ke arah peningkatan pelajaran membaca itu perlu dilakukan, tidak saja yang berhubungan deng·an pengetahuan, tetapi juga keterampilan membaca melalui latihan-latihan yang intensif perlu diusahakan terus-menerus.
Sejauh manakah pelajaran membaca yang telah diberikan di sekolah berhasil mencapai sasarannya sesuai dengan tujuan yang telah digariskan. Hasil tes kemampuan berbahasa telah memberikan jawabannya. Sejauh mana pula kegiatan membaca yang amat penting ini telah dilakukan oleh murid SMP Sumatra Barat? Bertolak dari banyak sedikitnya membaca, atau tidak pernah membaca sama sekali, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa murid daerah tipe I 90% dari jumlah mereka banyak membaca, murid daerah tipe 11 80%, dan murid daerah tipe III 7 5%. Sisanya y_ang paling sedikit membaca dan yang tidak membaca sama sekali ternyata tidak ada di ketiga tipe daerah itu.
Sehubungan dengan bahan bacaa, ternyata 97% murid daerah tipe I menjawab pernah membaca cerpen, novel, artikel, buku-buku lain selain buku pelajaran. Murid daerah tipe II dan III, masing-masing 95% dan 93%. Rata-rata untuk ketiga tipe daerah yang pernah membaca 95%. Rata-rata yang tidak pernah membaca untuk ketiga tipe daerah itu 5%. Mengingat beragamnya bahan bacaan, maka berdasarkan hasil pengolahan, 56% rrrurid daerah tipe ·1, 67% murid tipe II, dan 72% mulid daerah tipe III mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan itu. Yang tidak mengalarni kesulitan dalam memahami isi bacaan, 44% murid daerah tipe I, 35% murid daerah tipe II, dan. 28% murid daerah tipe Ill. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kesulitan memahami ini dapat dipulangkan kepada bahan bacaan yang belum serasi, banyaknya- kata-kata asing yang tidak diketahui maknanya, ditambah kebiasaan membaca yang belum memadai dan tidak pernah menggunakan kamus sebagai aht hantu untuk mencari makna kata yang sulit.
Kenyataan menunjukkan bahwa bacaan yang tersedia tidak hanya berbentuk prosa saja, tetapi ada juga- berbentuk puisi. Sehubungan dengan bahan bacaan yang berbentuk puisi ini, ternyata murid-murid- di ketiga daerah penelitian pernah membacanya. Namun, semua murid menjawab bahwa mereka mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kesukaran ini ~b~narnya dapat dipulangkan kepada puisi itu. sendiri yang sulit untuk dapat dicema, disamoing banyak di ~ntara mereka yang tidak begitu akrah
37
dengan puisi. Ketidakakraban ini disebabkan oleh hal yang dapat menunjang. seperti mengadakan perlombaan membaca puisi di sekolah dan mengikuti perlombaan puisi di luar sekolah hampir tidak pemah dilakukan. Di daerah tipe I, hanya 6% murid yang menjawab bahwa di sekolahnya diadakan perlombaan membaca puisi. Persentase yang sama pun berlaku untuk muridmurid di daerah tipe l yang pemah mengikuti perlombaan membaca puisi di luar lingkungan sekolah, sedangkan di dacrah tipe II, dan IlL kegiatan perlombaan membaca puisi di sekolah dan mengikuti perlombaan membaca puisi di Juar lingkungan sekolah tidak pemah dilakukan.
Dalam kehidupan manusia modern, berbagai jenis bahan bacaan yang menginformasikan berbagai jenis pcristiwa. pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan dunia tak henti-hentinya dihasilkan dan diterbitkan orang. Hal ini hanya bisa terjadi berkat keunggulan dan kesungguhan anggota masyarakat menuliskan kembali penghayatan dan pcnemuan-penemuannya dalam betnuk-bentuk fonnula yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia. Keterampilan menulis ini hanya mungkin dirniliki oleh seseorang berkat pengetahuan menulis yang dimilinya serta latihan-latihan yang di· lakukannya.
Berbicara mengenai kemampuan menulis, pada hakckatnya kita berbi· cara tentang pengetahuan menulis yang dimiliki seseorang, keterampilan, dan latihan-latihan yang intcnsif. Sejauh manakah bahagian-bahagian vang dikemukakan di atas dimiliki dan dilakukan oleh murid-murid SMP Suma· tra Barat'!
Pengetahuan dan latihan menulis ternyata dimiliki dan dilakukan oleh murid-murid SMP Sumatra Barat. Misalnya, pengetahuan mengenai paragraf, kalimat utama dan penjelas, organisasi, sebuah karangan, langkah-langkah yang hants dilakukan dalam penyusunan sebuah karangan, tidak asing lagi bagi mereka. latihan mcnulis pun sering dilakukan di sekolah. Tugas menyusun kcmbali apa yang tclah dibaca dalam hen tuk laporan tertulis adalah satu di antara kcgiatan latihan yang dirnaksudkan di atas. Mcngikuti perlombaan mengarang yang pemah diadakan di sekolah dan menulis surat untuk kenalan mcrupakan kegiatan bcntuk lain yang dapat dimasukkan ke dalam jenis Ia· tihan. Perscntase murid yang menjawab bahwa latihan membuat laporan pernah dilakukan, bcrkisar sekitar 75%, baik untuk murid dacrah tipe I, II, dan III. Berkirim-kirman surat antar kenalan dilakukan oleh 80% murid dacrah tipe I, 71% oleh murid daerah tipe II, dan 63% oleh murid daerah tipc Ill, sedangkan perlombaan mcnulis (mengarang) di sekolah dan mcng· ikuti pcrlombaan mcngarang di 1uar sekolah hampir tidak dilakukan.
38
Pemupukan bakat keterampilan menulis tidak hanya dapat dilakukan secara formal di dalam kelas saja, tetapi dapat juga dilakukan secara tidak formal di luar lingkungan kelas. Umpamanya, membuat majalah dinding aatau berkala yang diasuh oleh anggota kelu~rga sekolah itu sendiri merupakan sarana penunjang yang amat baik dalam usaha memupuk bakat keterampilan menulis. Apa yang dikemukakan di atas itu, ternyata tidak ada di daerah tipe I dan II. Di daerah tipe III hanya 25%, itu pun terbatas pada penerbitan majalah berkala saja. Hasil pengolal1an data yang lain memperli- 1
hatkan pula bahwa kegiatan murid menulis karangan untuk majalah anakanak atau media massa lainnya, atau mengikuti perlombaan mengarang yang diadakan oleh badan-badan tertentu hampir tidak pernah mereka lakukan dan niereka ikuti. Hal ini terbukti bahwa 90% murid daerah tipe I, 94% daerah tipe ll, ,dan 99% daerah tipe III tidak melakukan penulisan itu. Persentase yang pernah menulis san gat kecil sekali, yai tu I 0% murid daerah tipe I, 6% wurid daerah tipe II, dan 1% murid daerah tipe III.
Berbicara mengenai buku-buku yang dimiliki mu~id, kesukaran-kesukaran yang ditemuinya dalam membaca dan mcnulis, bahasa yang dipakainya dalam surat-menyurat, dan saran-saran apa yang diajukan murid, dapat diikuti uraian berikut ini. Buku yang dimiliki murid selain buku paket bahasa Indonesia, ternyata buku yang berhubungan dengan pemahaman membaca dan menulis hampir tidak mereka punyai. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka tidak memiliki buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Kesukaran yang dihadapi murid dalam pemahaman membaca dan menulis, antara lain: kurangnya bahan bacaan, banyaknya kata dan istilah yang masih asing bagi murid, baik yang berasal dari bahasa asing maupun yang berasal dari bahasa Indonesia sendiri, di samping teknik pemahaman membaca yang efektif tidak mereka ketahui, dan kurangnya latihan dilakukan di sekolah. Kesukaran yang dihadapi dalam menulis, terutama dalam menemukan judul masalah, teknik pengembangan paragraf, menyusun kalimat-kalimat yang efektif, membuat kerangka karangan, dan kurangnya perbendaharaan kata yang dimiliki murid. Pengetahuan dan penguasaan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat ini amat kurang sekali. Sehubungan dengan kesukaran. yang dihadapi itu, mereka mengusulkan agar (a) jumlah buku bacaan yang bersifat sastra dan ilmu pengetahuan diperbanyak, (b) teknik-teknik membaca dan menulis yang efektif diajarkan secara tuntas, (c) latihan-latihan yang terus-menerus perlu dirancang dengan teliti, (d) pelajaran bahasa Indonesia harus diajarkan olch guru yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam bidang bahasa I11donesia, dan (e) kegiatan yang bersifat ek..stra kurikuler yang dapat me nun-
jang pemupukan ketcrampilan menulis dan pemahaman membaca pellu JIadakan. Akhirnya, sehubungan dengan bahasa yang dipakai mu1id Llalam
kegiatan surat-menyurat, baik surat untuk keluarga maupun sural unlllk orang lain (pribadi, atau badan tertentu). bahasa yang dipakai adalah bahasa
Indonesia.
2.2.2 Pengolahan Angket Guru
Pertanyaan yang diajukan dalam angket guru ber_1umlah 23 bualt. hi pertanyaan yang diajukan berkisar sekitar (a) idcntitas guru. (b) kegiat.:nkegiatan yang dilakukannya sehubungan dengan pemahaman memba..:a da11 menulis, (c) masalah kerikulum bidang studi bahasa Indonesia. (d) buku pegangan guru dalam mengajarkan bahasa Indonesia, (e) kesulitan-kesuiJtall yang ditemui, dan saran-saran apa saja yang dikemukakan untuk perbaikan pengajaran pemahaman membaca dan menulis. Untuk itu ikutilah uraiall
berikut ini.
Berbicara mengani ijazah yang duni!tki guru. ternyata guru darai tipL' I 62% berasal dari pendidikan guru bahasa Indonesia. dan 380; berasal Ja11 pendidikan sekolah menengah atas. sedangkan guru di daerah tipc II 69'; Jan
guru di daerah tipe Ill 67% berpendidikan guru bahasa Indonesia. Yang bL'Jpendidikan sekolah menengah atas 31% untuk guru daerah t1pe II dan 33', untuk guru daerah tipe III. Guru y111g pernah mengikuti penataran b1dan!; studi bahasa Indonesia sangat sedikit sekali jumlahnya, yaitu 48'/( untuk
dacrah tipc I. 46'/r untuk daerah tipc II. dan 44'1r untuk guru dacrah tipc Ill. Jadi, persentase rata-rata guru yang mengtkuti penataran bidang studi bahasa Indonesia hanya 45r_1r,_ ln1 suatu kcnyataan yang cukup memprihatinkan duma
pengajaran bahasa Indonesia
Bcrbicara mcngcna1 sudah berapa lama guru itu mengajar di sekolah. llasil pengolahan data rncmpcrlihatkan hahwa guru yang mengajar anta1a
I 5 tahun di daerah tipe I berjumlah 23'Jr, dt daerah tlpe II 23'7. dan J1 daerah tipc Ill 56%. Yang mengaj3r antara 6 15 tahun, di daerah tipe I 46%, di daerah tipe II 38%, di daerah tipe Ill 33%. Yang mengajar antara 16 25 tahun, di dacrah tipc I berjumlah 31%, d1 daerah tipe II 3W/r. di uaerah tipe Ill 22%.
Jumlah jam mengaJar per han dan jumlah hari mengajar per mmggu. hasil pengolahan data memperlihatkan hal-hal sebagai berikut. Di daerah tipe I rata-rata jumlah jam mengapr sehari 4 jam, di daerah tipe II dan Ill 5 jam. Rata-rata jumlah hari mengajar per minggu di dacrah tipe I dan II 4 hari. dan di daerah tipc Ill 6 hari. Kcccmlerungan banyaknya JUmlah _1am Jan
40
hari mengaJar di daerah tipe III tidak lain disebabkan oleh jumlah guru yang relatif tidak mencukupi. Yang lebih memprihatinkan lagi ialah ketindak seimbangan jumlah guru dengan jumlah bidang studi yang ada. Akibatnya ada bidang studi di antaranya bahasa Indonesia, yang· diberikan oleh guru yang profesinya atau Jatar belakang pendidikannya bukan bahasa Indonesia. Hal ini yang paling banyak dialami dalam pelajaran bahasa Indonesia . Setiap kali pcrgantian tahun ajaran selalu saja pelajaran bahasa Indonesia itu ditawarkan kepada guru yang berminat; jadi, selalu dipergilirkan. Ini tentu satu hal yang tidak boleh terjadi kalau ingin pelajaran bahasa Indonesia berhasil dengan baik.
Dalam mengajar banyak strategi atau metode yang dapat digunakan . Dari sekian banyak metode yang ditanyakan, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa metode ceramah dan diskusi/tanya jawab yang dipakai oleh semua guru (100%). Metode kerja kelompok, latihan, dan demonstrasi tidak selalu dipakai, hanya kadang-kadang, itu pun hanya 50% guru yang menggunakannya. Banyaknya penggunaan metode ceramah dan diskusi, serta hanya separuh guru yang menggunakan metode kerja kelompok dan latihan, tidak mengherankan kalau hasil karangan murid jauh dari apa yang diharapkan. Kurangnya latihan dilakukan , tidak lain oleh karena Jatihan itu dianggap guru hanya akan menambah beban saja.
Dalam melaksanakan pelajaran bahasa Indonesia, ternyata semua guru berpedoman kepada kurikulum SMP 1975. Namun, di sana-sini sering juga tidak berpedoman dan terjadi peayimpangan·-penyimpangan yang disesuaikan dengan buku teks yang telah ditetapkan.
Berbicara mengenai buku pengangan guru dan murid, ternyata buku paket pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP kelas I, JJ, dan III menjadi buku pegangan pokok. Buku yang lain, tercatat buku tata bahasa dan sastra dan hampir tidak ada buku yang berhubungan dengan menulis dan pcmahaman membaca. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yar.g Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan Kamus Umum Bahasa Indonesia, hampir tidak mereka miliki, baik oleh guru maupun oleh murid . Adakah hal yang wajar jika hasil pemahaman mcmbaca dan menulis dilihat dari jl!mlah soal yang dapat dijdwab dan ditulis amat tidak memuaskan. Ketidakberhasilan ini dapat dikaitkan pula dengan kecilnya jumlah persentase guru yang menyenangi pelajaran ejaan , mengaran, dan membaca. Rata-rata persentase guru yang mcnyenangi ketiga bahagian pelajaran itu di atas tercatat 86% guru daerah tipe I, 67% guru daerah tipe II, dan 64% guru daerah tipe Ill. Hal itu ditambah lagi dengan tidak adanya buku yang berhubungan dengan pemahaman membaca dan menulis yang diwajibkan kepada murid untuk dibacanya.
41
:-hi-hal yang ~ukar dipahami dalam kurikulum tercatat bahan pclajaran yang berhubungan dcngan fonologi, paragraf, kesusastraan, tata bentuk:ln, hah::~sa resmi, dan keajebln kat::~. Di snmping kesukaran materi eli ata5, masalah memhagi d~n men!!clompokkan materi mcrupakan kesukaran kesukaran yang tidak kalah pentingnya. Kesukaran hanya akan dapat diatasi, kalau guruguru ditatar dalam menyusun bahan pelajaran.
Masalah ada tidaknya kegiatan berupa pcrlombaan mengarang di sekolah rata-rata 50% guru di ketiga tipe daerah itu menjawab pertanyaan mengadakannya, sebaliknya pernah tidaknya mcngikuti perlombaan mengarang di luar sekolah, rata-rata 80% guru mcnjawab bahwa 1:wrid-murid tidak pernah mengikuti pcrlombaan itu. Bcgitu pula dalam memcnangkan saycmbara mengarang. Hal yang sama juga berlaku untuk perlombaan membaca puisi di sekolah dan di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengenai kegiatan membuat laporan hasil bacaan, rata-rata 75% guru menjawab bahwa mereka pcrnah menugaskan murid-murid menyusun laporan hasil bacaan itu.
Pada umumnya sctiap sekolah mempunyai perpustakaan. Namun~ apabila diamati, ternyata fasilitas yang tersedia antara perpustakaan yang satu dengan perpustakaan yang lain terdapat perbedaan. Di dacrah tipe I tcrnyatu perpustakaan yang dimilikinya mempunyai ruang khusus dengan pcngclolaan tersendiri, sedangkan SMP di daerah tipe II hanya sebagian yang mcmiliki ruang khusus, sebaliknya SMP di daerah tipe UI tidak mempunyai sama sekali ruang khusus. apalagi pengelolanya. Mcngenai JCnis dan jumlah buku yang ada pad a pcrpustakaan di ketiga tipe SMP itu hampir bcrsamaan jenisnya, yaitu pada masing-masing perpustakaan itu terdapat buku paket yang disediakan oleh pemerintah, sedangkan jumlahnya berbeda sesuai dengan jumlah murid pada masing-masing SMP itu. Sckolah menengah pertama di daerah tipe I memiliki jumlah koleksi yang cukup banyak, ditambah pula ucngan majalah. Sekolah menengah pertama di daerah tipe II, mempunyai jumlah dan jenis buku yang jauh lebih banyak uaripada daerah tipe Ill. Letak dan status daerah tcmpat SMP itu berada merupakan faktor menyebab perbedaan itu , di samping dana yang tersedia paua SMP itu berbeua pula, misalnya saja mcmbeli buku atau majalah. Kondisi perpustakaan yang demikian, ditambah lagi dengan lingkungan yang tidak menunjang (tidak adanya perpustakaan yang lain), menyebabkan murid tillak berkembang dalam pembinaan kegairahan membacanya. Itu adalah suatu hal yang perlu dipikirkan, mengirtgat pcrpustkaan merupakan kunci untuk menefr1ukan berbagai ilmu pcngetahuan. Perlunya perpustakaan--apalagi di daerah· tipe Hl-- dapat dikaitkan dengan kemampuan ekonomi orang tua qmrid yang tidak memungkinkan mereka membeli buku-buku yang diperlukan.
BAB Ill KESIMPULAN, HAMBATAN, DAN SARAN
3. l Kesimpulan
1-lasil tcs kemampuan berbahasa Indonesia murid kclas III sekolah mcnegah Pertam (membaca dan mcnulis) rnenunjukkan nilai cukup baik. Kesimpulan ini diperoleh setelah mcnelaah hasil pengolahan data dan deskripsinya pada bab terdahulu.
Hasil belajar itu menccrminkan tiga aspek, yaitu (a) kemampuan mcmbaca,-(b) pengetahuan mcnulis, dan (c) ketcrampilan menulis. Di samping itu, akan dikemukakan juga faktor-faktor penycbab mengapa hasilnya sampai dcmikian.
Sebelum sampai kepada hasil tcs kemampuan berbahasa Tncionesia murid SMP per daerah penelitian, ada baiknya dikcrnukakan garnbaran sccara umum (secara keseluruhan) lcbih dahulu. Bcrdasarkan pengolahan data tes kcmampuan bcrbahasa Indonesia bcrdasarkan norma gab ungan , yang terdiri dari 300 orang murid yang mengikuti tes kemampuan mcmbaca, hanya 228 orang yang lulus dan 72 orang tidak lulus. Untuk tes pengctahuan mcnulis, yang lulus hanya 240 orang dan yang tidak lulus 60 orang. Tcs ketcrampilan mcnulis , ternyata yang lulus hanya 263 orang dan yang tidak lulus 47 orang. Dari kctiga aspek yang ditcs itu , ternyata murid yang banyak lulus pada aspek keterampi'lan menulis, kcmudian diikuti oleh aspek pengetahuan menulis, dan aspek pemahaman mcmbaca. Nilai tumpuk (nilai yang banyak dipcroleh murid) ialah nilai 7 pada ketcrampilan pcmmahaman mcmbaca, dan nilai 6 pada pengetahuan menu lis dan kcterampulan menu lis ; Sclanjutnya, pada uraian berikut ini akan dikemukakan hasil tes kemampuan berbahasa Indonesia (membca dan menulis) berdasarkan karva normal dan dari jumlah soal yang dapat dijawab murid per daerah penelitian.
42
43
A. Kema\npuan Membaca
Dari hasil per1golahan tes kemampuan rnembaca yang diolah menurut kurva normal dan dari jumlah soal yang dapat dijawab murid, diperolehlah hasil sebagai berikut. Jumlah murid yang banyak lulus, dihitung berdasarkan norma tipe I, II, dan IIi, ternyata murid daerah tipe I lebih banyak jumlah lulusnya dibandingkan dengan murid daerah tipe II dan IlL Tempat kedua diduduki oleh murid· daerah tipe II, kemudian, daerah tipe lli. Dari jumlah soal yang dapat dijawab, ternyata murid SMP daerah Tipe I, lebih unggul, kemudian diikuti oleh murid SMP tipe II dan III.
Urutan keunggulan itu sebenarnya dapat dipulangkan pada kenyataan bahwa kesempatan dan fasilitas kegiatan membaca pada lingkungan daerah tipe I dan II lebih baik daripada tipe Ill, baik fasilitas dalam lingkungan sekolah sendiri maupun di luar lingkungan sekolah. Kegiatan rnembaca dapat dilakukan di mana saja karena semuanya serba tersedia Apalagi hal ini dimungkinkan olch kondisi keluarga murid itu sendiri, yang orang tuanya sebahagian besar pegawai negeri, yang di rumahnya tersedia fasilitas bahan bacaan yang dapat membantu terbinanya kegairahan membaca
B. Pengetahuan Menulis
Dari hasil pengolahan tes pengetahuan menulis yang diolah berdasarkan kurva normal dan dari JUmlah soal yang dapat dijawab murid diperolehlah hasil sebagai berikut. Jumlah murid yang banyak lulus setelah dihitung berdasarkan norma tipe I, II , dan III, ternyata murid daerah tipe II lebih banyak jumlah lulusnya. Tempat kedua diduduki oleh murid daerah tipe I dan kemudian murid daerah tipe Ill. Akan tetapi, dilihat dari jumlah soal yang dapat dijawab, ternyata nilai murid daerah tipe I di tempat teratas, kemudian disusul oleh murid daerah tipe II di tempat kedua, dan murid daerah tipe Ill di tempat terakhir. Kalau dilihat dari jumlah persentase soal yang dapat dijawab, baik oleh murid per daerah penelitian maupun oleh seluruh murid SMP Sumatra Barat, diperoleh hasil persentase rata-rata di bawah 55%. Dari jumlah jawaban yang betul ini, ternyata murid daerah tipe I masih di tempat teratas, kemudian diikuti oleh murid daeral1 tipe II, dan III.
Dilihat dari persentase soal yang dapat dijawab, ternyata aspek pengetahuan mengenai paragraf persentasenya amat rendah sekali. Terjadinya hal yang demikian sebenarnya dapat dipulangkan pada kenyataan bahwa masalal1 paragraf dan teknik penyajiannya relati f rnasih baru.· bagi guru-guru bahasa Indonesia. Apalagi hasil pengamatan membuktikan bahwa penyajian "peta kognitif' tentang sesuatu kurang diikuti oleh kegiatan latihan penerapan. Jadi, pengajaran masih berbau teoritis belaka.
44
Problema yang paling menonjol pada gambar Tabel 2 ini terlihat pada nilai tumpuk pengetahuan dan kemampuan menulis yang terletak pada angka 6, Jika pada konsep belajar tuntas (mastery learning) yang dianut oleh Kurikulum 1975, timbullah pertanyaan, apakah nilai bat as ketuntasan telah ter
capai? Kcmudian sejauh manakah kebermaknaan cara siswa belajar aktif (student active-learnin!J) telah terbina? Selanjutnya, sampai di manakah konsep siswa belajar sesuai dengan kecepatannya (selfpacing) telah mendapat tempat dalam proses belajar-mengajar dan apakah kondisi bela jar y_ang kondusi f dengan titik fokus perbedaan individu anak telah mendapat tempat dan seterusnya. Pendeknya daftar pertanyaan masih dapat ditentukan.
2. Pada Tabel 3 (Penyabaran Nilai Membaca Berdasarkan Norma Tipe I) terlihat kenyataan sebagai berikut :
a. Siswa tipe Ill hanya 50% yang mencapai nilai6.
b. Nilai tumpuknya terletak pada angka 4 sebanyak 34%.
Gejala ini sesungguhnya cukup serius dan patut dikaji faktor-faktor penyebabnya. Apalagi kalau dikaitkan dengan kenyataan lain bahwa siswa tipe III merupakan pepulasi terbesar siswa SMP Sumatra Barat. Kalau gejala ini berlangsung terus, keadaan akan semakin gawat lagi dengan ledakan-ledakan siswa pada tip~" III sebagai akibat bertambah banyaknya lulusan SD lnpres yang telah di am bang pintu . Pelacakan lebih jauh mengenai masalah itu perlu dilakukan dengan mengadakan penelitian, khusus dalam bidang proses belajarmengajar. Termasuk juga kemungkinan penelitian di bidang pengajaran secara remedi (remidial teaching).
Pada Tabel 7 (Penyebaran Nilai Pengetahuan Menulis Berdasarkan Norma Tipe I), ternyata bahwa nilai tumpuk terletak pada angka 6. Walaupun pada angka-ra-rata persentase tampak hal yang cukup meyakinkan, yaitu 78% siswa semua berhasil lulus . Akan tetapi, suatu kenyataan yang cukup mengesankan memperlihatkan bahwa murid semua tipe masih sulit menerapkan pcnguasaan pengetahuan mcnulis mereka pada pcmbinaan keterampilan menulis yang layak.
3. Pacta Tabel 9 (Penyebaran Nilai Kemampuan Menulis Berdasarkan Norma Tipe I) terlihat lagi hal yang nenarik dan cukup problematis.
a.
b.
Persentase rata-rata lulus 79%. Ini berarti bahwa berdasarkan norma tipe 1, kemampuan menu lis murid kelas III SMP Sumatra Barat tergolong baik.
Tingkat penguasaannya masih perlu penilikan lebih seksama. Secara terperinci terlihat bahwa penguasaan pengetahuan EYD, tatabahasa, dan pa-
45
C. Keterampilan Menulis
Dari hasil pengolahan tes keterampilan menulis yang diolah berdasarkan kurva normal dan dari jurnlah soal yang dapat dijawab murid, diperolehlah hasil sebagai berikut. Jumlah murid yang banyak lulus setelah dihitung berdasarkan norma tipe I, II, dan III, ternyata murid daerah tipe II menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh murid daerah tipe I dan Ill, sedangkan dari jumlah soal yang dapat dijawab memperlihatkan bahwa murid daerah tipe I yang teratas, baru kernudian diiku ti oleh murid daerah tipe II dan Ill. Namun, perlu dicatat bahwa dalam penguasaan paragraf, murid daerah tipe II memperlihatkan keunggulannya dengan jumlah persentase yang lebih besar dari murid daerah tipe I dan III. Kalau dilihat persentase rata-rata dari jumlah soal yang dapat dijawab, ternyata di bawah 47%.
Kalau dilihat hasil-hasil pengolahan data pada bab terdahulu, maka ada beberapa problema yang terdapat dalam pengajaran kemampuan berbahasa ini, an tara lain scbagai berikut.
I. Menilik Tabel 2 (penyebaran Nilai Kemampuan Berbahasa Indonesia Berdasarkan Norma Gabungan), terlihatlah kenyataan-kenyataan sebagai berikut.
a. Pada kemampuan membaca yang mendapat nilai 4 sebanyak 4% dan yang mendapat nila1 10 sebanyak 2,33%.
b. Nilai tumpuk pada kemampuan membaca terletak pada angka 7, yaitu sebanyak 37,67%.
c. Pada pengetahuan menulis yang mendapat nilai 4 sebanyak 7,67%, sedangkan yang mendapat nilai I 0 sebanyak 1.66%.
d. Nilai tumpuk pad a pengetahuan men ulis terletak pada angka 6, yaitu sebanyak 32,33%.
e. Pada kemampuan menulis yang mendapat nilai 4 sebanyak 4%, scdangkan yang mendapat nilai I 0 sebanyak I ,33%.
f Nilai tumpuk pada kemampuan menulis terlatak pada angka 6, yaitu sebanyak 31 ,7%.
Kalau memperhatikan kenyataan d1 atas memang kita dapat berkesimpulan bahwa hasil tes membaca dan menulis siswa kelas III SMP Sumatra Barat cukup baik . Akan tetapi, di balik kenyataan itu masih terdapat kenyataan lain yang cukup problematis, yaitu mengambangnya tingkat ketercapaian sasaran Kurikulum SMP 1975 pada bidang pembinaan kemampuan membaca dan menulis.
46
ragraf yang siap pakai masih dapat dipertanyakan. Walaupun demikian, rasa optimis ten tang upaya peningkatan masih dapat dilakukan. Masalah ini akan lebih problematis kalau dikaitkan dengan kerangka teori yang mengatakan bahwa usaha penjemihan berfikir pembenahannya justru banyak dapat diharapkan dari pembenahan kejernihan bahasa tulisan.
4. Pada Tabel 15 (Perbandingan Kolerasi antara Kemampuan membaca dan Menulis Gabungan Tipe I, II dan III). terlihat kenyataan sebagai berikut
a. Kolerasi Gabungan Sedang b. Kolerasi Tipe I Sedang c. Kolerasi Tipe II Sedang d. Kolerasi Tipe III Kecil
Dari kenyataan tersebut di atas, tercermin kadar problerhatis yang perlu dikaji agar dapat dipecahkan dengan sewajarnya. Perlu peningkatan pengajaran bahasa Indonesia di masa-masa mendatang.
3.-2 Hambatan dan Saran
Ada beberapa hambatan yang ditemui pada waktu merancang dan melaksanakan penelitian "Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas III sekolah menengah pertama Sumatra Barat : Membaca dan menulis" ini. Antara lain hambatan itu dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. ·Kurangnya bahan· rujukan, baik yang berupa laporan hasil penelitian maupun buku-buku yang isinya sejenis dengan penelitian ini.
b. Rancangan dan instrumen penelitian yang telah disusun, sebelum dilaksanakan, kurang mendapat masukan (input) berupa saran perbaikan.
c. Tidak tersedianya ruangan khusus di beberapa sekolah, menyebabkan pelaksanaan tes agak terganggu oleh ributnya murid yang di luar ruangan kelas. Apalagi adanya kecenderungan sikap murid iilgin melihat atau mengetahui sesuatu yang dianggap baru.
d. ·waktu turun ke lapangan,$angat terlambat, sehingga pelaksanaan pengumpulan data sering tidak dapat dilakukan karena sekolah libur atau murid sedang menghadapi ujian.
e. Adanya sebahagian murid yang belum mengenal sama sekali tes yang diajukan kepada mereka.
f. Ada kecenderungan pada beberapa sekolah tidak memenuhi permintaan (dalam hal ini pemilihan responden) apa yang diinginkan peneliti. Hal ini mereka lakukan karena mereka yakin bahwa baik buruknya hasil tes
47
sedikitnya akan membawa nama sekolah. Oleh karena itu, dipilihlah responden yang akan dapat membawa nama baik sekolah bersangkutan.
g. Tidak adanya pengolahan yang seragam sehingga hasil penelitian terdapat perbedaan yang memungkinkan tujuan yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
h. Penulisan laporan akhir disusun tanpa sebelumnya mendapatkan masukan yang berupa kritik atau saran, baik dari pusat maupun dari daerah.
Sehubungan dengan hambatan-hambatan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran yang diajukan, antara lain sebagai berikut.
a. Sebaiknya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam hal ini Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah menyebarluaskan informasi melalui hasil laporan penelitian atau buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakuk&n oleh proyek daerah.
b. Untuk lebih memantapkan rancangan instrumen yang telah disusun, sebaiknya lokakarya yang diadakan daerah hendaknya dihadiri oleh pimpinan proyek pusat sehingga isi yang masih diragukan dapat diperbaiki.
c. Mengingat hasil penelitian sedikit banyaknya dan digunakan untuk mengambil kebijaksanaan dalam pengajaran bahasa pada umumnya dan pengajaran membaca dan menulis pada khususnya, maka sebaiknya proyek pusat memberikan pola pengolahan yang sama untuk semua proyek daerah sehingga hasil yang diharapkan tidak akan mengecewakan.
d. Realisasi saran pada bagian c di atas, sebaiknya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa--dalam hal ini Proyek Penelitian Bahasa--menyusun dan menerbitkan buku pedoman teknik penelitian dan pengolahan bahasa dan sastra. Dengan dernikian, hasil yang diharapkan akan mencapai sasarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Edward David dan Rebecca M. Valette. 1977. Classroom Foreign Languages
and English as Second Language.
New York:' Harcout Brace Jovanovich.
Anderson, Bert L. 1968. Introduction to College. New York; Rinehart and Winston.
Davis, Na!lcy B. 1978. Basic Vocabulary Skills. Second Edition. New York: McGraw- Hill Company.
Departemen P dan K. 1976. Kurik ulum SMP 197 5. Jakarta : PN Balai Pus taka.
Departemen Sosial. 1970. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Balai Penelitian dan Peninjauan Sosial.
Guill ford , J.P. 1956. Fundamental Statistic in ,Psyclwlogy and Education. N~w York.
lmhopf, Naurice dan Herman Hudson. 1976. From Paragraph to Essay. London: Longman Group Limited.
Langen, John. 1978. Reading and Study Skills. New York: McGraw-Hill Book .Company.
Niles, OliveS. 1976; Reading Skills for Young Adults. Glenview, Illinois: Scott, Foresman and Company.
Nio, Be Kim 'Hoa. 1976. "Fungsi dan Peranan Evaluasi dalam Pendidikan". Penataran Guru-guru Bahasa Indonesia SMP Regional II. Padang.
Robinson, H. Allen. 1978. Teachirzg. Reading and Study Skills. London: Allyn and Bacon.
Tamin, Tasmin. 1976. "Mengukur daJ? Menilai Kemampuan", Lokakarya Teknik Evaluasi Pengajaran Bahasa. FKSS !KIP Padang.
Effendi, S. Ed. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Effendi, S. 1978. Pedoman Penilaian Hasil Penelitia-n. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
48
49
LAMPIRAN 1
Angket Mwid
Petunjuk:
1; Jawabanmu haruslah ditulis pada tempat yang telah disediakan.
2. Kalau sudah disediakan baris untuk jawaban, isilah baris-baris itu dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan.
3. Jika disediakan titik dalam dua kurung ( ...... ), isilah titik dalam dua kurung itu dengan V jika jawaban yang telah disediakan cocok dengan keadaanmu.
4. Tujuan pertanyaan-pertanyaan ini bukan untuk mengujimu.
No.
I.
2.
3. 4.
5
6
Pertanyaan
Nama
Jcnis kelamin
Umur /tanggal lahir
Tcmpat lahir
Dengan siapa kamu tinggal
sekarang?
Pekerjaan orang tuamu
Jawaban
a. ( ....... ) perempuan
( ...... ) laki-laki
a. ( ....... )orang tua
b. ( ....... )orang lain
c. ( ....... ) bayar makan
d. ( ...... ) sewa rumah
a. ( ....... ) petani
b. ( ....... ) pegawai
c. ( ....... ) pedagang
d. ( ....... ) nelayan
e. ( ....... ) buruh
No.
7
8
9
Pertanyaan
Tersediakah ruang khusus
untuk belajar di rumahmu?
Berapa jam kamu belajar
rata-rata sehali ?
50
Pelajaran apakah yang kamu
pelajari di sekolah?
Jawaban
a. ( ....... ) tersedia
b. ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) kurang dari 1 jam
b. ( ....... )I jam
c. ( ....... )2jam
d. ( ....... ) 3 jam
e. ( ....... ).Iebih dari 4 jam
a. ( ....... ) mengarang
b. ( ....... ) membaca
c. ( ....... ) bercakap-cakap
d. ( ....... ) menyimak
10 Pelajaran membca jenis apa yang a. ( ...... ) membaca keras
kamu lakukan di sekolah? b. ( ....... ) membaca indah
c. ( ....... ) pemahaman membaca
11. Banyakkah latihan membaca a. ( ....... ) banyak
yang kamu lakukan di sekolah? b. ( ...... ) sedikit
c. ( ....... ) tidak ada
12 Pernahkah kamu membaca cerpen, a. ( ....... ) pernah
novel, artikel, atau buku-buku b. ( ....... ) tidak pernah
lain selain buku pelajaran ?
13 Adakah kamu mengalami kesulitan a. ( ....... ) ·ada
pada waktu membaca buku-buku b. ( ....... ) tidak
tersebut di atas ?
14 Adakah di sckolahmu diadakan a. (. ...... ) ada
Sayembara membaca pusi ? b. ( ....... ) tidak
15 Pernahkah kamu mengikuti a. ( ....... ) pernah
sayembara membaca puisi diada- b. ( ....... ) tidak
kan di luar :sekolahrnu?
16 Tersediakah di rumahmu surat- a. ( ... .... ) tersedia
kabar, majalah b. ( ....... ) tidak
17 Tika tcrsedia dari manakah kamu a. ( ....... ) berlangganan
No.
18
19
20.
51
Pertanyaan
peroleh?
Pernahkah kamu latihan menga
rang di sekolah ?
Pernahkah kamu latihan berkirim
kirirnan surat antara sahabat di
luar daerahrnu ?
Pernahkah kamu menulis sebuah
ceritera yang dikirim ke majalah
anak-anak seperti Bobo, Kuncung?
Jawaban
b. ( ....... ) dibeli eceran
c. (. ..... ) dipinJam
a. ( ....... ) pernah
b ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) peranah
b.( ....... ) tidak
a. ( ....... ) pernal1
b ( ....... ) tidak
21 Pernahkah kamu mengikuti sayem a. ( ....... ) pernah
bara mengarang di luar ;sekolah? b. ( ....... ) tidak
22. Pernahkah di sekolahmu diada- a. ) ...... ) pernah
kan perlombaan mengarang? b. ( ....... ) tidak
23 Adakah majalah din ding di se- a. ( ....... ) ada
24
25
kolahmu ? b. ( ....... ) tidak
Adakah di sekolahmu diterbitkan
majalah berkala ?
Jika ada, kegiatan apa saja yang
kamu lakkukan ?
a. ( ..... ) ada
b. ( ...... ) tidak
a. ( ....... ) membaca
b. ( ...... ) menulis
c. ( ...... ,) staf redaksi
26 Pernahkah kamu membuat la- a. ( ....... ) pernah
poran hasil bacaan dalam bentuk b. (. ...... ) tidak
karangan?
27 Pernahkah kamu mendengar istilah a. ( ....... ) pernah
28.
29.
30.
paragraf, kalimat utama, kalimat b. ( ....... ) tidak
penjelas, dan ejaan ?
Adakah di sekolahmu perpustakaan?
Jika ada, adakah kamu menjadi
anggotanya ?
Pernakah kamu meminjam buku
a. ( ....... ) ada
b. ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) ada
b. ( ...... ) tidak
a. ( ....... ) pernah
52
No. Pertanyaan Jawaban
dari perpustakaan ? b. ( ....... ) tidak
31. Pernahkah k_amu menjadi anggota a. ( ....... ) pernah
perpustakaari di luar sekolah? b. ( ....... ) tidak
32 Jika pernah, adakah kamu memin- a. ( .... ... ) pernah
33.
34.
35
36.
37
jam buku yang terdapat pada per- b. ( ....... ) tidak
pustakaan itu ?
Di samping buku pelajaran bahasa
Indonesia jilid I, II, dan Ill, buku
apa saja yang lain yang berhubung
an dengan bahasa Indonesia yang
kamu miliki ?
Tuliskanlah kesukaran-kesukaran
yang kamu temui dalam pelajaran
mengo.rang dan membaca itu?
Apakah kamu ada usul untuk pe
lajaran mengarang dan membaca
ini ? Jika ada tuliskan usul-usul
itu.
Jika kamu berkirim sural kepada
ternan, bahasa apa yang kamu
pakai
Jika mengirim surat kepada
orang tua, bahasa ?Pakah
yang kamu pakai ?
a. ( ....... ) bahasa Minangkabau
b. ( ....... ) bahasa Indonesia
a. ( ....... ) bahasa Minangkabau
b. ( ....... ) bahasa Indonesia.
53
LAMPIRAN 2
Angket Guru
Petunjuk :
I. Untuk menjawab pertanyaan yang berbentuk pilihan, mohon Anda beri
tanda V di muka jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda sendiri.
2. Untuk pertanyaan yang berbentuk isian, mohon Anda jawab di kolom
yang telah disediakan.
No. Pertanyaan
I. ljazah tcrtinggi yang dimiiiki
ialah?
Jawaban
a. ( ....... ) SLT A
b. ( ....... ) PGSLP/PGSLA
c. ( ....... ) B I Bahasa Indonesia
d. ( ....... ) Sarjana Mud a Bahasa Indonesia
e ( ....... ) Sarjana Bahasa Indo· nesia.
f. ( ....... )
Penataran /kursus apa saja yang a. . ...... ........ .. .. .. .
berhubungan dengan bahasa
Indonesia yang pernah Anda
ikut i, tahun berapa, dan bcrapa
lamanya?
b . ...... .. ............. .
c. . .................... .
• • • • • • • • • • • • • • • • • 0 •••• --------------------------------------
No. Pertanyaan
9 Buku apa yang menjadi buku
pegangan murid ?
a ; judul buku
b. pengarang
c. tahun terbit
54
10. Unit pelajaran bahasa Indonesia
manakah yang paling Anda :se~ ·
Jawaban
1. a .... .. ..... .. .. .. .......................... .
b.············································ c .......... ....... ... ... ... .... .... .. ....... . .
2. a
b . ..... .... ...... ...... .............. ... .... .
c .. ..... ..... .... ........ .... .... .......... .
a. ( ...... . ) fonetik/fonologi
b. ( ....... ) morfologi
nangi mengajarkannya? Jika c. ( ....... ) sintaksis
11.
Jebih dari satu, harap beri nomor d. ( ....... ) perbendaharaan kata
urut.. e. ( ... ... . ) ejaan
Bagian-bagian mana daii kuri
kulum bahasa Indonesia SMP
197 5 itu yang kurang dan sukar
Anda pahami ?
f. ( ....... ) berbicara
g. ( ....... ) mengarang
h. ( ... .... ) membaca
i. (, ..... ) menyimak
j. ( ... .... ) kesusastraan
12. Buku-buku apa saja yang pernah a. Kesusastraan
Anda wajibkan untuk dibaca
oleh murid-murid selama di SMP?
b. kebahasaan/Tata bahasa
c. umum
No. Pertanyaan
3. Berapa tahun pengalaman
Anda sebagai guru?
4 . Berapa jam Anda rata-rata
mengajar sehari?
55
Jawaban
a. Sebagai guru biasa ................. .. .. .
·b. Sebagai guru bahasa Indonesia
. .......................................... ja 111.
5 Berapa hari Anada mengajar dalam ....................................... h~ri.
seminggu
6.
7
8
Metode apa yang sering Anda
gunakan pada waktu mengajar-
kan bahasa Indones ia? {Jika
Jawaban lebih dari satu. harap
beri nomor urut) .
Sejauh mana Anda berpedoman
kepada kurikulum 1975 SMP
dalam melaksanakan pelajaran
bahasa Indonesia ?
Buku apa yang anda gunakan
sebagai pegangan dalam pela
jaran bahasa Indonesia
a. judul buku
b. pengarang
c. tahun terbit
a. ( ....... ) Ceramah
b. (._ ..... ) diskusi / tanyajwab
c. ( ....... ) kerja kclompok
d 0 ( ....... ) latihan/dril
e. ( ....... ) demons! rasi
f. ( ....... ) .............................
g. ( ....... ) . ..... ..... ..................
a. ( ....... ) kira-kira 257<
b. ( ....... ) kira-kira 50%
c.
c.
( ....... ) kira-kira 7 So/r
( ....... ) tidak berpedoman
kepada kurikulum
SMP 1975
I : a ................................. .. ......... . ..
b: ............................................ .
c .................... .... ................... .
2. a.
b ........................................... .
3. a.
b ............................................ .
56
No. Pertanyaan Jawaban
b . Jurnlah buku
Sastra .. ....... ..... . buah
Kebahasaan .. .... buah
Lain-lain ... ... ... .. buah
c. Administrasi ..... ...... .. ... .
d . Peminjam .. ...... .... .... .... .
2 1. Kegiatan ekstra kurikuler a . . .... . ... . .. ... ... . . . .
22
apa saja yang ada di sekolah ini b. . .... . .. ... ... .... .. . .
yang Anda rasakan ada pengaruh- c. . .... ...... . . . .. . .... .
nya terhadap kemampuan mem-
baca dan menulis murid-murid
Kesulitan apakah yang Anda
rasakan paling menonjol dalam
pelajaran membaca dan menulis ?
23. Kami mengharapkan kesediaan Anda untuk menuliskan saran per
baikan mutu pengajaran membaca dan menulis unuk masa mendatang.
57
No. Pertanyaan Jawaban
13 Pernahkah Anda mengadakan a. ( ....... ) ada
perlombaan mengarang di se- b. ( ....... ) tidak
kolah ini ?
14 Pernahkah murid And a mengikuti a. ( ....... ) pernah
sayembara mengarang di luar
lingkungan sekolah ?
IS Adakah di antara murid Anda
yarig memenangkan sayemba-
ra mengarang ?
16 Pernahkah Anda mengadakan
sayembara pembacaan puisi
di luar sekolah ?
17 Pernahkah murid Anda mengi-
kuti sayembara pembacaan
puiSi di luar sekolah [
18 Pernahkah Anda menugaskan
murid membuat laporan hasil
bacaan (cerpen, novel, artikel,
dan lain-lain ) ?
19 Adak.ah sekolah ini mempunya1
perpustakaan
20 Jika ada, harap Anda isi
atau tandai hal-hal yang
tercantum?
b. ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) pemah
b. ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) pernah
b. ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) pernah
b. ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) pernah
b. ( ....... ) tidak
a. ( ....... ) ada
b. ( ....... ) tidak
a. Ruang baca ( ..... )ada
( ..... ) tidak
Ujian Pemahaman Bacaan
Waktu : 60 menit
Petunjuk :
I . Bacalah semua sua! dengan teliti !
58
' Latihan ini terdiri dari 25 soal yang harus kamu jawab dalam 20 menit.
3. Untuk tipe nomor tersedia empat pilihan jawaban : A, B, C, dan D. Pilihan satu jawaban yang terbaik !
4. Tandailah jawaban yang kamu pilih dengan memberi tanda kali pada lembar kerj~ yang disediakan !
Contoh :
Kapan Indonesia merdeka?
Jawab A. Tanggal 20 Mei 1945 B. Tanggall Juni 1945. C. Tanggal 21 April 1945
Lembar kerja 1. ABC)(
D. Tanggal 17 Agustus 1945. Di antara keempat jawaban di atas, jawaban D adalah yang benar. Karena itu jawaban D kita beri tanda kali .
5. Jika kamu ingin mengubah jawaban, hitamkanlah pada jawaban yang pertama dan berilah tanda kali pada jawaban yang baru.
Contoh:
Soal : Apakah warna bendera kita?
Jawab : A. Merah Biru
B. Putih Merah.
C. Merah Putih.
D. Kuning hijau.
Lembar kerja
1. A.::tD
59
Mula-mula kita mengira bahwa jawabab B adalah yang benar. Karena itu jawaban B kita silangi. Tetapi kemudian kita melihat bahwa jawaban B itu adalah salah dan jawaban C adalah yang benar. Karena itu, jawaban B yang sudah kita silangi, kita hotamkan dan jawaban C kita silangi dengan memberi tanda kali).
6. Selamat bekerja !
Bacalah karangan di bawah ini dengan teliti 1
(I) Seorang yang telah tua, kurus, jangkung, dan setengah bungkuk, memasuki ruangan. Pada wajahnya yang muram itu membayangkan kelelahan yang dalam, yang mcnjadikan ia kelihatan lebih tua lagi. Rambutnya yang separo tertutup destarl hitam, lebih putih darjpada ke
\abu. Ia langsung menghampiri komandan2 Kaelani yang telah bangkit dari kursinya dan menyambutnya dengan uluran tangan.
(2) "Kapan berita kematian Truno kalian terima?", tanyanya seraya melepaskan tas kulit yang dikaitkan pada ikat pinggang sebelah kanandan melemparka.wya ke at as ambin3 . suaranya tegas, pendek, berlawanan dengan wujud lahirnya yang begitu rapuh.
(3) "Sehari sesudah dikubur. Alwi yang datang ke sana. Tapi Pak Mantri sudah bcrangkat", sahut Kaelani.
( 4) Semua mata dalam ruangan itu mengawasi yang baru datang, scorang tua di atas ambin, dan sesudal1 menarik nafas dalam-dalam, ia melepaskan kaca matanya sebentar, lalu menyeka kedua matanya yang tampak selalu berair. Tubuhnya tampak lebih jangkung dalam kekurusannya dan urat-urat yang menonjol pada kedua tangannya yang kisut4 lebih merupakan hiasan daripada ketuaan. Barangkali tidak seorang pun di antara mereka yang tahu nama orang tua itu scbenarnya. '
(Toha Mohtar, Daerah Tidak Bertuan)
I des tar kain kepala; ikat kepala
2Komandan kepala pasukan
3ambin balai-balai
4kisut lisut; (ber) kerut karena kering; tu·a; dan sebagainya.
60
I. Karangan di atas terdiri dari empat alinea. Masing-masing diberi tanda angka di depannya. Perhatikan baik-baik.
1. Perhatian utama dari alinea pertama ditujukan kepada :
A. orang yang sangat Ielah B. orang yang memesuki ruangan C. orang yang mengulurkan tangan. D. orang yang bangkit dari kursi.
2. Alinea pertama itu juga menceriterakan tentang
A. orang yang berwajah muram B. orang yang berdestar. C. orang yang beruban. D. orang yang bernama Kaelani .
3. Aline a kedua JUerilbicarakan ten t1!ng
A. sebuah tas kulit. B. sebuah ikat pinggang. C. sebuah tubuh yang rapuh . D. berita kematian Trumo .
4. Aline a ketiga membicarakan ten tang
A saat diterimanya berita kematian. B. saat kepergian Alwi. C. saat keberangkatan pak Mantri . D. saat Kaelani menjawab pertanyaan .
5. Alinea keempat menceriterakan tentang
A. mata yang ada dalam ruangan . B. orang berbaju drill coklat tua. C. sebuah ambin yang terbuat dari bambu D. n?pas yang ditarik dalam-dalam.
n. Gantilah kata-kata yang bergaris bawah kalimat nomor 6 - 8 dengan kata-kata yang sama artinya dan carilah lawan kata dari kata-kata yang bergaris bawah dalam kalimat nomor 9 dan 10. (Perhatikan artinya dalam kalimat).
6. Orangjangkung itu memasuki ruangan .
A. kurus B. tinggi
C. tegap D. Iemah
61
7. Dia bertanya seraya melepaskan tas kulitnya.
A. serentak
B. sambil C. sesudah D. segera
8 Dia menghampiri komandan pasukan.
A. mendekati B. menyalami C. rnengantarkan D. rnenyambut
9 Dia mengenakan baju dril coklat tua.
A. memakai B. bersalin C. rnenukar D. melepaskan
10 Pak Mantri menarik nafas dalam-dalarn.
A. menjemukan B. menahan· C. rnengembuskan D. mengambil
III. Carilah kata majernuk yang tcrdapat pada soal nomor 11 - 13 dan pilihlah padanan kata dari ungkapan yang bergaris bawah pada kalimat nornor I 4 dan 15.
II (A) wajah muram (B) uluran tangan (C) matahari (D) jari tangan
12 {A) komandan pasukan (B) cokltat tua (C) kaki tangan (D) tas kulit
13. (A) (B) (C) (D)
rumah batu jendela kaca buku tulis rumah sakit
62
14. Cerita ten tang perang pena itu kita ketahui dari seorang kawan.
(A) perang tulisan (B) perang salib (C) perang dingin (D) perang urat saraf
15. Banyak pedagang kaki lima di Jakarta .
(A) pedagang. makanan dan minuman (B) pedagang barang pecah belah (C) pedagang yang suka bergoyang kaki (D) pedagang kecil di pinggir jalan
IV. Pilihlah kata benda yang tepat dari kata-kata yang bergaris bawah pada kalimat nomor 16 dan 17 dan isilah titik-titik pada kalimat nomor 18- 20 dengan kata yang tepat.
Wajahnya yang suram menjadikan dia ke1ihatan lebih tua.
(A) terjadi (B) kejadian (C) menjadi (D) dijadikan
17. Mereka mengawasi yang baru datang.
(A) mengawas (B) diawasi (C) awas (D) pengawasan
18. Semua yang hadir khawatir ... gubernur tidak datang.
(A) apabila (B) jika1au (C) andaikata (D) kalau-kalau
63
19. Dia memasuki ruangan .... membuka picinya.
(A) supaya (B) sambil (C) kalau (D) tiap kali
20. Mereka tidak tahu ... ... nama tamu itu.
(A) apa (B) apakah (C) siapa (D) bagaimana
V. Di bawah ini terdapat lima macam pol a kalimat. · Carilah kalimat-kitlimat yang sesuai dengan pola kalimat yang bergaris bawah.
21. Orang tua itu kurus. A. Niswati pulang ke Cijantung. B. Mia murid SMP Negeri I. C. Tetangga Ika kaya-kaya D. Kiki bangun kesiangan.
22. Kaelani komandan pasukan itu .
A. Gianto datang terlambat. B. Rasyid seorang mahasiswa. C. Lasudin bertariak keras sekali. D. Rusdi dan ldris sangat malas.
23. Orang tua itu memasuki ruangan .
A. Santi membaca buku komik. B. Erna tidur di kursi malas. C. Uta sangat lelah . D. Singgih dalang.
24. Akwi ke tern pat pertenu an itu.
A. Risan membantu Daksina. B. Dirman menyapu . C. Mereka semua di kelas masing-masing. D. Tati dan Titi tertawa terbahak-bahak.
64
25 Semuanya empat puluh orang.
A. Suaranya terdengar dari sini B. Saiman membersihkan lantai. C. Buku Amin banyak. D. Semuanya dilarang merokok.
Bacalah karangan di bawah ini baik-baik !
(1) Menjelang akhir abad kesembilan belas ilmu fisika mc;:ngalami suatu peristiwa yang penting yang 50 tahun kemudian telah memungkinkan man usia menggunakan bahan bakar baru, selain minyak dan batu bara. Peristiwa pertama ialah diketemukannya radioaktifitas dari uranium pada bulan Maret tahun 1896 oleh A.H. Becquerel (1852-1908). Peristiwa kedua ialah bekerjanya reaktor atom pertama di dunia pada tanggal 2 Desember 1942 yang dipelopori oleh Enrico Fermi (1901 - 1954) di Universitas Chicago, Amerika Serikat.
(2) Penemuan-penemuan yang penting seperti unsur-unsur radium dan polinium oleh Marie Slodowaka Curie (1867 - 1934) dan suarninya, Pierre Curie (1869 - 1966), pada tahun 1898, dan penelitian-penelitian sesudah itu memberikan gambaran yang jelas mengenai proses-proses radioaktifitas.
(3) Pada saat ini reaktor-reaktor atom telah banyak di bangun untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, untuk menggerakkan kapal-kapal selam atau kapal dagang, dan untuk melakukan penelitian-penelitian ilmiah maupun produksi unsur-unsur radio isotop. Penggunaan radio isotop daiam bidang industri, perminyakan, hidro1ogi , pertanian, kesehatan, dan sebagainya, membuktikan bahwa ilmu pengetahuan telah membantu kesejahteraan manusia.
(4) Pada saat ini di Indonesia ada dua buah reaktor atom, yaitu reaktor atom "Triga Merk" di Bandung yang mempunyai daya 1000 kilowatt untuk keperluan penelitian dan produksi unsur-unsur isotop, dan reaktor sub-kritis di Jogyakarta untuk keperluan pendidikan .
(Zat dan Energi)
I. Kutipan di atas terdiri dari empat alinea, masing-masing ditandai dengan angka di depannya. Perhatikan baik-baik.
65
1. Kejadian penting pada akhir abad sembilan belas menyangkut.
(A) penggunaan minyak sebagai bahan bakar. (B) pemanfaatan batu bara sebagai bahan bakar. {C) pemakaian bahan bakar baru dalam ilmu fisika. (D) penemuan radio aktifitas uranium dan bekerjanya reaktor
atom.
2. Proses-proses radioaktifitas dapat lebih jelas dipehami
{A) karena adanya reaktor atom pertama di dunia. (13) karel'la penemuan oleh Marie dan Pierre Curie. (C) melalui penelitian-penelitian pada waktu kemudian. (D) adanya unsur-unsur radium dan polonium
3. Reaktor-reaktor atom dibangun untuk :
(A) keperluan pembuatan kapal selam. (B) alat penelitian-penelitian ilmiah {C) peningkatan produksi unsur radio-isotop. {D) keperluan pembangkit tenaga listrik.
4. Penggunaan radio-isotop dalam bidang industri menunjukkan bahwa:
(A) bidang industri itu penting bagi mamisia. (B) iimu pengetahuan membantu kesejahteraan manusia (C) perminyakan dan hidrologi diperlukan manusia . (D) radio-isotop penting bagi kesehatan manusia.
5. Reaktor sub- kritis di Jogyakarta.
(A) mempunyai daya 1000 kilowatt. (B) digunakan untuk keperluan pendidikan. {C) didirikan untuk produksi unsur radio-isotop. (D) adalah reaktor atom satu-satunya di Indonesia.
II. Pilihlah kata : A. yang sama artinya dengan kata yang bergaris bawah pada nomor
6 dan 7 ;
B. yang berlawanan artinya dengan kata yang bergaris bawah pada nomor 8 dan 9;
C. yang sama artinya dengan ungkapan yang bergaris bawah pada nomor 10.
\
66
b. Menjelang akhir abad kesembilan belas ilmu fisika mengalami peristiwa penting.
(A) sesudah (B) (C) (D)
menyongsong menyambut mendekati
7 . Unsur radium ditemukan oleh Marie Curie.
(A) rumus (B) inti (C) elemen (D) zat
8. Penelitian sebelum itu memberikan gambaran yang jelas.
(A) semasa (B) sesudah (C) selama (D) sejak
9. Ilmu pengetahuan membantu kesejahteraan manusia.
(A) menolong (B) menghambat (C) mendorong (D) menunjang
10 Dua orang sarjana itu bekerja membanting tulang.
{A) bekerja dengan membuang-buang tulang. (B) bekerja terus-menerus sampai sa kit. (C) bekerja tidak men genal Ielah. (D) bekerja sampai tetcsan keringat tcrakhir.
Ill. lsilah titik-titik dalam kalimat-kalimat di bawah ini dengan kata-kata yang tepat !
II. Adanya reaktor atom itu ... oleh adanya kcmajuan dalam ilmu li.sika.
(A) mungkin (B) dimungkinkan (C) memungkinkan (D) kemungkinan
67
12 ...... penting itu dilakukan di Linggarjati.
(A) penemuan (B) bertemu
(C) pertemuan (D) diketemukan
I 3 sampai saat ini belum pemah diadakan ... . yang mendalam.
(A) ketelitian (B) meneliti (C) penelitian (D) peneliii
I 4 .... .. say a yang pergi , ..... Munadi
(A) bukan, tetapi (B) tidak, melainkan (C) tidak, tetapi
(D) bukan, melainkan
'15. Karangan Amir yang tidak bersifat ..... itu tidak diterbitkan.
(A) ilmu (B) ilmiah
(C) ilmiawan (D) berilmu
lV. Amanat semua kalimat di bawah ini sama, kecuali satu Tunjukanlah
kekecualian itu !
16 (A) Menjelang akhir abad itu, ilmufisika mengalami peristiwa pen tin g.
(B) Peristiwa yang penting dialami ilmu fisika menjelang akhir abad itu.
(C) Menjelang peristiwa yang penting dialami oleh imu fisika
akhir abad itu . (D) llmu fisika , menjelang akhir abad itu, mengalami peristiwa
yang penting.
17 (A) Peristiwa itu memungkinkan manusia menggunakan bahan bakar baru , selain minyak dan batu bara.
(B) Selain minyak dan batu bara, peristiwa itu memungkinkan m.anusia menggunakan bahan bakar baru.
68
21 Ilmu fisika maju pesat.
(A) Munadi dita~kap polisi. (B) Murid-murid kelas III belajar giat. (C) Amir dipanggil oleh anggota Hansip. (D) Lukisan Raden Saleh sangat dikagumi orang.
22 Ilmu pengetahuan membantu kesejahteraan manusia.
(A) Niswati bingung, sedih, dan cemas, (B) Caesar datang, melihat , dan menang, (C) Ainin membeli buku, majalah, dan koran. (D) Mereka adalah Ika, Mia, dan Wati.
23 Di Indonesia ada dua buah reaktor atom
(A) Di tempat itu banyak Jaboratorium didirikan orang. (B) Banyak ahli dalam pertemuan ilmiah itu. (C) Di perpustakaan sekolah itu terdapat banyak buku, majalah ,
dan surat kabar. (D) Dalam waktu lima tahun terakhir ini banyak orang meninggal
karena kecelakaan lalu-lintas.
24 Tokonya adalah Becq uerel dan Fermi
(A) Becquerel menemukan radioaktifitas dari uranium. (B) Reaktor atom itu dibangun pada tanggal 2 Desember 1942. {C) Imu pengetahuan membantu kesejahteraan dunia . (D) Universitas Chicago universitas terkemuka.
25 Penemuan unsur-unsur radium dan polonium itu sangat penting.
(A) Penelitiannya memberikan gambaran yang jelas. (B) Unsur-unsur radium dan polonium ditemukan oleh suami
isteri Curie. (C) Kita tidak boleh melupakan peristiwa-peristiwa penting itu . (D) Kedua reaktor atom itu besar , rumit, dan mahal.
Bacalah karangan di bawah ini dengan teliti !
(I) Konferensi 1 Asia-Afrika 1~1engakui mcndesaknya keperluan untuk memajukan perkembangan ekonomi di daerah Asia dan Afrika . Di an tara negara-negara peserta terdapat keinginan umum un tuk kerja
69
(C) Karena peristiwa itu, man usia dapat menggunakan bahan bakar baru di samping minyak dan batu bara.
(D) Di samping minyak dan batu bara, manusia dimungkinkan menggunakan bahan bakar baru oleh peristiwa itu.
18 (A) Penemuan-penemuan utama itu dihasilkan oleh tokoh penting · Marie dan Pierre Curie.
(B) Penemuan-penemuan penting itu dihasilkan oleh tokoh utama Marie dan Pierre Curie.
(C) Tokoh utama Marie dan Pierre Curie menghasilkan penemuan penemuan penting itu.
(D) Hasil tokoh utan1a Marie dan Pierre Curie adalah penemuan· penemuan penting itu.
19 (A) Pembangkit tenaga listrik banyak dibangun untuk keperluan reaktor atom.
(B) Reaktor atom banyak dibangun untuk keperluan pembangkit tenaga listrik.
(C) Untuk keperluan pembangkit tenaga listrik banyak dibangun reaktor atom.
(D) Banyak reaktor atom dibangun untuk keperluan pemangkit tenaga listrik.
20 (A) Bantuan ilmu pengetahuan terhadap kesejahteraan manusia membuktikan bahwa bidang industri telah menggunakan radioisotop.
(B) Bahwa ilmu pengetahuan telah membantu kesejahteraan manusia dibuktikan oleh penggunaan radio-isotop dalam bidang industri.
(C) Ilmu pengetahuan telah membantu kesejahteraan manusia. Hal ini dibuktikan oleh penggunaan radio-isotop dalam bidang industri.
(D) Penggunaan radio-isotop dalam bidang industri membuktikan bahwa ilmu pengetahuan telah membantu kesejahteraan manusia.
V. Carilah kalimat yang berpola sama dengan pola kalimat dalam kalimat yang bergaris di bawah !
70
sama dalam lapangan ekonomi atas dasar sating menguntungkan <ian menghormati kedaulatan nasional masing-masing.
(2) Usul-usul mengenai kerja sama dalam lapangan ekonomi di antara negara-negara peserta sendiri tidaklah menutup keinginan atau kebutuhan akan kerja sama dengan negara-negara yang terletak di luar daerah ini termasuk penanaman modal asing.
(3) Selanjutnya diakui bahwa bantuan yang diterima beberapa negara peserta konferensi tertentu dari luar daerah ini, melalui peraturan-peraturan internasional telah memberi sumbangan yang besar bagi pelaksanaan rencana pembangunan mereka.
(4) Negara-negara peserta konferensi menyetujui untuk saling memberi-kan bantuan. teknik sebanyak mungkin yang dapat dila)<sanakan dalam bentuk tenaga-tenaga ahli, usaha-usaha perintis dan perlengkapanperlengkapan bagi· keperluan demontrasi2 untuk tukar-menukar pengetahuan dan pengalaman, pendirian lembaga-lembaga nasional dan bila mungkin lembaga-lembaga regionai3 untuk latihan dan penyelidikan bagi penyebaran pengetahuan dan kecakapan teknik dengan kerja sama dengan badan-badan internasional yang ada.
1 konferensi
2d . emontras1
3.regional
(Kebudayaan Asia= Mrika)
muktamar; permasyawaratan
peragaan; pertunjukan mengenai cara memakai alat
mengenai atau bersifat daerah (kawasan, lingkungan); bagian dunia yang luas batasnya tidak tertentu.
I. Karangan di atas terdiri dari empat alinea, masing-masing diberi tanda angka di depannya. Perhatikan baik-baik !
1. Alinea pertama membicarakan masalah
(A) mendesaknya keperluan ekonomi (B) perkembangan ekonomi Asia dan Afrika (C) kerja sama dalam lapangan ekonomi. (D) kehormatan kedaulatan nasional
2. Perhatian alinea kedua terutama ditujukan pada masalah
(A) kerja sama ekonomi.
71
(B) kerja sama yang lebih luas. (C) usul negara-negara pcserta. (D) penanaman modal asing.
3. Pembicaraan utama dalam alinea ketiga adalah mengenaj
(A) pengakuan bantuan yang diterima (B) konferensi beberapa negara. (C) sumbangan peraturan-peraturan internasional. (D) manfaat bantuan bagi pembangunan.
4. Alinea keempat antara lain menyebutkan
(A) adanya negara-negara yang berkonferensi. (B) adanya bantuan tenaga-tenaga ahli. (C) perlengkapan untuk berdemonstrasi. (D) pemberian bantuan teknik secara timbal balik.
5. Alinea keempat juga membicarakan
(A) pentingnya tenaga-tenaga ahli (B) cara pelaksanaan kerja sama teknik (C) adanya badan-badan internasional (D) masalah penyebaran pengetahuan.
II . Gantilah kata-kata yang bergans bawah dalam kalimat nomor 6-8 dengan kata-kata yang sama artinya dan carilah lawan kata dari katakata yang bergaris bawah dalam kalimat nomor 9 dan 10. (Perhatikan artinya dalam kalimat)
6. Konferensi mengakui mendesaknya keperluan memajukan perkembangan ekonomi.
(A) penting (B) menarik (C) mendorong (D) segera
7. Di an tara negara-negara itu terdapat keinginan untuk -kerja sama dalam lapangan ekonomi.
(A) bidang (B) wilayah (C) stadion (D) ilmu
72
8. Bantuan yang diterima telah memberi sumbangan besar. (A) pertolongan (B) dukungan (C) dorongan (D) sumbangan
9. Negara peserta menyetujui untuk sating memberikan bantuan.
(A) menerima (B) menolak (C) sepakat (D) berpendapat
10. Negara peserta menyetujui untuk sating memberikan bantuan
(A) menyarnpaikan (B) menerima (C) memerlukan (D) meminta
Ill Carilah kata majemuk. yang terdapat da1am kalimat nomor 11 - 13 dan pilihlah padanan kata dari ungkapan yang bergaris bawah pada kalimat nomor 14 dan 15.
11 (A) negara peserta (B) lapangan ekonomi (C) kerja sama (D) tukar-menukar
12 (A) negara-negara (B) sating menguntungkan (C) tenaga ahti (D) kali lima
13 (A) peraturan internasional (B) kedaulatan nasional (C) bumiputra (D) maaf-memaafkan
14 Kei:il hatinya mendengar kabar itu.
(A) hilang kesabaran (B) hilang kewaspadaan (C) hilang keberanian (D) hilang ingatan
73
15 Dia memang benar-benar keras kepala.
(A) keras kemauan (B) penurut (C) sering ragu-ragu (D) tidak mau mengalah
N Pilihlah kata benda yang tepat dari kata-kata yang bergaris bawah pada kalimat nomor 16 dan 17 dan isilah titik-titik pada kalimat nomor 18 - 20 dengan kata hubung yang tepat.
16 Kerja sama antara kedua negara itu saling menguntungkan.
(A) diuntung (B) untung-untungan (C) keuntungan (D) beruntung
17 Mer.eka memerlukan kerja sama ekonomi.
(A) keperluan (B) diperlukan (C) perlu (D) perlu-perlunya
18 Mereka sadar ..... kerja sam<r ekonorni sangat penting.
(A) bahwa (B) karena (C) yang (D) wa1aupun
19 Mereka mengadakan kerja sama .... memajukan ekonomi.
(A) buat (B) untuk (C) bagi (D) demi
20 Para peserta merundingkan .. . kemungkinan kerja sama ekonomi.
(A) pada (B) tentang (C) atas dasar (D) sehingga
I) ~
74
V. Di bawah ini terdapat lima macam pola kalimat. Carilah kalim"t yang sesuai dengan pola kalimat yang diberi garis bawah.
21 Negara peserta mengakui perlunya kelja sama.
(A) Niswati mendapat hadiah (B) Oti saki t -saki tan. (C) Ainin pulang. (D) Farid pegawai yang baik.
22 Kelja sama ekonomi itu sehaL
(A) Hasymi tidur di kursi. (B) Bangunan di sana tinggi-tinggi. (C) Diwan menghitung uang. (D) Kerja sama itu berjalan lancar.
23 Kelja sama itu kerja sama ekonomi
(A) Kedua orang itu selalu bekerja sama. (B) Salah seorang di antara mereka malas sekali. (C) Mereka semua siswa SMP. (D) Dilarang berbicara di kelas.
24 Bantuan yang diterima besar sekalL
(A) Kerja sama itu diadakan sekali sebulan. (B) Bantuan negara itu menguntungkan semua pihak. (C) Bantuan yang diterima berjumlah lima juta rupiah. (D) Para peserta gembira dan puas.
25 Negara-negara itu tukar-menukar pengetahuan.
(A) Negara-negara itu adalah negara-negara baru. (B) Ban~uannya tidak datang-datang juga. (C) Para pescrt1-peserta pulang dengan kecew (D) Mereka c)erjabatan dengan mesn
Ujian Menulis
Waktu: 60 menit
Petunjuk :
I. Bacalah semua soal dengan teliti.
75
2. Tes ini terdiri dari 6 bagian, yaitu: Nomor I, II, III, IV, V, dan VI.
3. Untuk nomor I sampai dengan IV tersedia empat pilihan jawaban A, B, C, dan D.
Pilihlah satu jawaban yang terbaik.
4. Tandailah jawaban yang kamu pilih dengan memberi tanda silang pacta Jembar yang disediakan.
Contoh : Kapan Indonesia Merdekat Lembar kerja
A. Tanggal 20 Mei 1945 l. A, B, C, '}( B. Tanggal 4 Juni 1945 C. Tanggal 21 April 1945 D. Tanggal 17 Agustus 1945
Dhntara keempat jawabarJ di atas, jwaban D adalah jawaban yang benar . Oleh karena itu jawaban D kita pilih dan kita silangi pada lembar kerJa.
5. Jika kamu mengubah jawaban, hitarnkanlah pada jawaban yang perta.. • dan ben\ah randa silang pada jawaban yang baru.
Contoh : Apakah warna bendera kJta ? Lembar kerja
A. Merah putih I. A,K,IX,D B. Putih merah. C. Merah Putih D. Kuning hijau.
6. Untuk soal nomor V tidak disediakan jawaban. lsilah bahagian yang luang
76
dengan kata-kata yang tepat dengan menuliskan pada lembar kerja sesuai dengan urutan nomornya.
Contoh : Di tengah hutan di sebuah negeri
berdirilah sebuah rumah .. .... Di dalam rumah kecil itu tinggal seorang .... a rang ..... ... suatu rnalam orang itu pergi ke rumah saudaranya.
l..embar kerja
l. Kecil 2. tukang 3. pada
7. Untuk soal nomor VI, tulislah karanganmu pada lembar kerja yang telah disediakan.
8. In gat : Waktu yang disediakan untuk scmua soal 60 menit.
9. Selamat bekerja .
I. A. Pilihlah kaJimat yang ditulis dengan eiaan yang benar. I. A. DPR menyetujui rancangan undang2 yang mengatur produksi obat
obatan. B. DPR mPnyetujui rancangan undang- undang yang mengatur produksi
obat2an. C DPR menyetujui rancangan undang-undang yang mengatur produksi
obat-obatan. D. DPR menyetujui rancangan undang-undang yang mengatur produksi
obat2-an.
2. A Dalam rangka ulang tahun ibukota diadakan pertunjukan kesenian asli Jakarta.
B. Dalam rarrgka ulang tahun ibukota1 diadakan pertun jukan kesenian asli Jakarta.
C Dalam rangka ulang tahun ibu-kota diadakan pertunjukan kesenian asli Jakarta.
D Dalam rangka ulangtahun ibu kota diadakan pertunjukan kesenian asli Jakarta .
3. A. Kunjungan presiden ke daerah itu disertai gubemur.
4.
B. Kunjungan presiden kedaerah itu disertai gubemur. D. Kunjungan presiden kedaerah itu di sertai gubemur. C Kunjungan presiden ke daerah itu di sertai gubemur.
A. Rombongan Jawa Timur menyanyikan lagu Indonesia Tanah Airku. B Rombongan Jawa timur menyanyikan lagu Indonesia Tani\h Airku. c Rombongan Jawa Timur menyanyikan Lagu Indonesia Tanah Airku. D Rorribongan law a Timur menyanyikan Iagu Indonesia Tanah · airku.
77
5. A. Ketiga orang itu masuk kedalam mencari sesuatu untuk dima,kan. B Ke tiga orang itu masuk kedalam mencari sesuatu untuk dimakan. C Ke tiga orang itu masuk ke dalam mencari sesuatu untuk dimakan. D Ketiga orang itu masuk ke dalam mencari sesuatu untuk dimakan.
1. B. Soal nom or 6 sampai dengan I 0 berisi empat kalimat. Satu di antaranyaditulis dengan tanda baca yang baik dan jelas. Pilihlah satu di antaranya yang ditulis dengan tanda baca yang paling baik.
6. A. Kulitnya putih bersih dari noda. B. Kulitnya putih, bersih dari noda. C. Kulitnya putih, bersih, dari noda. D. Kulitnya , putih, bersih, dari noda.
7 A. Jakarta Raya ibu kota Republik Indonesia terletak di kawasan Jawa Bar at.
B Jakarta Raya, ibu kota Republik Indonesia, terletak di kawasan Jawa Barat.
C Jakarta Raya, lbu kota Republik Indonesia, terletak di kawasan, Jawa Bar at.
D. Jakarta Raya ibu kota Republik Indonesia, terletak di kawasan Jawa Bar at.
8. A Kepala sekolah menanyakan, "Kapan kita sanggup membayar uang sekolah kita?''
B. Kepala sekolah menanyakan kapan kita sanggup membayar uang se-kolah ki ta ? '
C. Kepala sekolah menanyakan, "Kapan kita sanggup membayar uang sekolah ki ta.
D. Kepala sekolah menanyakan kapan kita sanggup membayar uang sekolah kita.
9 A. Dia berkata, "tidak saya tidak mau berbicara lagi". B. Dia berkata, "Tidak, saya tidak mau berbicara lagi." C. Dia berkata, tidak, saya tidak mau berbicara lagi." D. Dia berkata, tidak saya tidak mau berbicara lagi.
10. A. Guru itu mengemukakan beberapa masalah: masalah disiplin, kegiatan bela jar, dan kegiatan di Iuar sekolah.
B. Guru itu mengemukakan beberapa masalah; masalah displin, kegiatan belajar, dan kegiatan di Iuar sekolah.
C Guru itu mengemukakan beberapa masa!al1, masalah disiplin, kegiatah belakar, dan kegiatan di luar sekolah.
\
78
D. Guru itu mcngcmukakan beberapa masalah, masalah disiplin kegiatan belajar dan kegiatan di Juar sckolah.
II. Isilah tilik-titik dalam kalimat berikut dengan salah satu kala yang paling tepat.
II. Oleh karena ..... mund yang tidak masuk, guru meliburkan kelas kami. A. banyak C. kebanyakan B. banyaknya D. terbanyak
12. Pemerintah meminta .... . rakyat terhadap bahaya narkotika. A. waspada C. kewaspadaan B. waspadanya D. berwasdanya
13. Mendengar be rita gempa bumi di kota kelahirannya ia ... .. akan keluarganya yang tinggal di kola itu . A. mengingat C. tcringat B. diingatkan D. diingat
14. Menyambut ..... bulan Agustus 1977 pemerintah mengadakan sayembara mengarang. A. da tang C. keda tangan B. berdatangan D. datangnya
IS . Sebagaimana te lah kita .... . bcrsama. adanya sate lit Palapa memudahkan komunikasi an tar pulau. A. ketahui C. dikctahuinya B. mengetahui D. mengctahuinya
16 . Pemimpin meminta agar ..... regu melaporkan usahanya. A. masing-masing C. satu-satu B. tiap-tiap D. tiap satu
17 . Mere ka ..... benar bahwa kcschelas;:nnya akan mcnang. A. pasti '' m11sti B. tcntu
18. Bcrita itu terschar ..... minggu yang lalu. A. mulai C. scjak B. mulai dari D. sejak mulai
19. Murid tidak mcngetahui ..... para guru sedang mcngadakan rapat. A. kalau C. bahwa B. yang D. jika
20. Farid tidak lulus ujian akhir, ..... sudah belajar Qcngan baik.
A. kalaupun B. walaupun
79
C. tetapi D.namun
III. A: Pilihlah kalimat yang paling baik sebagai hasil gabungan an tara kalimat a dan b.
21 . a. Tempat duduk itu terlalu tinggi. b. Tempat duduk itu sulit untuk menulis. A. Tempat duduk itu terlalu tinggi dan sulit untuk menulis. B. Tempat duduk itu terlalu tinggi kemudian sulit untuk menulis. C. Tempat duduk itu terlalu tinggi bahl5-an sulit untuk menulis. D. Tempat duduk itu terlalu tinggi sehinglta ~ulit untuk menulis.
22. a. Adegan-adegan yang baik itu telah dimainkan. b. Adegan-adegan itu melukiskan kehidupan desa. A. Adegan-adegan yang baik telah dimainkan, dalam mana melukiskan
kehidupan desa. B. Adegan-adegan yang baik, yang melukiskan kehidupan desa, telah
dimainkan. C. Adegan-adegan yang baik, di mana melukiskan kehidupan desa telah
d1mainkan. D. Adegan-adegan yang baik, di mana melukiskan kehidupan desa,
telah d1mainkan.
23. a. Dokter itu menemukan obat. b. Obat itu mencegah infeksi. A. Dokter itu menemukan obat yang mana mencegah mfeksi. B. Dokter itu menemukan obat, dengan mana mencegah infeksi. C. Dokter itu menemukan obat, obat itu menccgah infeksi D. Dokter itu menemukan obat pencegah infek3I
24. a. Air mukanya tidak mcmperlihatt 111 '"'1t11 t'lnda b. Tanda itu 1alah ia menv~sal akar pen:> 1ata'li ya. A. Air mukanya tidak memperlihatkan suatu anda ia mrnyesal Jkan
perbuatannya. B. Air mukanya tidak memperl!hatkan landa itu ialah ia mcnycsal
akan perbuatannya. C. Air mukanya tidak memperlihatkan [a, da penyesalannya akan
pcrbuatannya. D. Air mukanya tidak mernperlihatkan tandanya me11yesal akan per
buatannya.
80
25. a. Amat mengambil ~eputusan tanpa ragu-ragu. b . Ia akan melanjutkan belajar ke AKABRI. A. Amat mengambil keputusan tanpa ragu-ragu akan melanjutkan
belajar ke AKABRI. B. Amat tanpa ragu-ragu ia mengambil keputusan akan m~l?.nju~kan
belajar ke AKABRI. C. AI1'lat mengambil keputusan tanpa ragu-ragu ia akan melanjutkan
belajar ke AKABRI. D. Tanpa ragu-ragu Amat mengambil keputusan akan melanjutkan
belajar ke AKABRI.
26. a. Desa itu berhasil membangun bendungan. b . Panen pertama sesudah dibangunnya bendungan belum memuaskan. A. Desa itu berhasil membangun bendungan, dan panen pertama
sesudah dibangunnya bendungan belum memuaskan. B. Desa itu berhasil membangun bendungan, kemudian panen pertama
sesudah dibangunnya bendungan belum memuaskan. C. Desa itu berhasil membangun bendungan, tetapi panen pertama se
sudah dibangunnya bendungan belum memuaskan. D. Desa itu berhasil membangun bendungan, sedang panen pertama
sesudah berhasil dibangunnya bendungan belum memuaskan.
27. a. Saya datang ke pesta sekolah adik saya. b. Saya tidak tahu bahwa malam itu ada pesta sekolah adik saya. A. Saya datang ke pesta sekolah adik saya, walaupun saya tidak menge- ·
tahui bahwa malam itu ada pesta. B. Saya datang ke pesta sekolah adik saya, padahal saya tidak menge
tahui bahwa malam itu ada pesta. C. Saya datang ke pesta sekolah adik saya, namun saya tidak menge
tahui bahwa malam itu ada pesta. D. Saya datang ke pesta sekolah adik saya, tetapi saya tidak menge
tahui bahwa malam itu ada pesta.
28. a. Adik saya belum pernah pergi_ ke Jakarta. b. Adik saya belum pernah bertempat tinggal di Jakarta. A. Adik saya belum pernah pergi ke Jakarta dan belum pemah ber
tempat tinggal di kota itu. B. Adik saya belum pernah pergi ke Jakarta, juga adik saya belum
pernah tinggal di kota itu. C. Adik saya belum pernah pergi ke Jakarta , apalagi bertempat tinggal
di kota itu.
81
D. Adik saya belum pernah pergi ke Jakarta, bahkan belum pernah bertempat tinggal di kota itu .
29. a. Saya tidak mengikuti sayembara mengarang. b. Saya sama sekali tidak tahu ada sayembara mengarang. A. &.J 1 tidak mengikuti sayembara mengarang, dan saya sama sekali
tidak tahu ada sayemb;na itu. B. Saya tidak mengikuti sayembara mengarang, bahkan sama sekali
tidak tahu adanya sayembara itu . C. Saya tidak mengikuti sayembara mengarang, apalagi saya tidak
mengetahui adanya sayembara itu. D. Saya tidak mengikuti sayembara mengarang, juga sama sekali tidak
tahu adanya sayembara itu.
30. a. Tahun yang lalu ayah saya pergi ke Borobudur dan Prambanan. b. Saya ikut ayah ke Borobudur dan ke Prambanan. A. Tahun yang lalu saya ikut ayah baik ketika pergi ke Borobudur
maupun ke Prambanan. B. Tahun yang lalu saya ikut ayah ketika pergi ke Borobudur dan ke
Pramb_anan. C. Tahun yang 1alu saya ikut ayah, baik ketika pergi ke Borobudur
maupun ke Prambanan. D. Tahun yang lalu saya ikut ayah, ketika pergi ke Borobudur dan ke
Prambanan.
Ill. B. Pilihlah satu kalimat yang paling tepat seba-gai gabungan antara kalilimat a, b, dan c.
31. a. Muka anak itu coreng-moreng. b. Tangannya kotor. c. Rambutnya kusut. A: Muka anak itu coreng-moreng, juga tangannya kotor, rambutnya
kusut. B. Muka anak itu coreng-moreng, tangannya kotor , dan rambutnya
kusut. C. Muka anak itu coreng-moreng dan tangannya kotor, dan rambutnya
kusut. D. Muka anak itu coreng-moreng dan tangannya kotor, juga rambutnya
kusut.
32. a. Kami mempunyai seorang tetangga. b. Tetangga itu bernama Ahmad.
82
c. Kemarin Ahmad naik haji. A. Seorang tetangga kami, ia bernama Ahmad, kemarin naik haji. B. Seorang tetangga kami, Ahmad, kemarin naik haji. C, Soerang tetangga kami, kemarin naik haji, ia bernama Ahmad. D. Seorang tetangga kami , bernama Ahmad, ia kemarin naik haji.
33. a. Saya membaca buku yang baik. b. Ahmad juga membaca buku yang baik. c. Buku yang dibaca Ahmad Jebih baik. A. Saya membaca buku dan Ahmad juga, dan yang dibaca Ahmad
lebih baik. B. Saya membaca buku dan Ahmad juga, buku yang dibaca Ahmad
Jebih baik. C. Buku yang dibaca Ahmad lebih baik daripada yang saya baca. D. Saya dan Ahmad sama-sama membaca buku yang baik, Ahmad
membaca buku yang Jebih baik.
34. a. Lukisan Dullah indah. b. Lukisan Afandi indah juga. c. Lukisan Afandi Jebih indah daripada Jukisan Dullah. A. Lukisan Dullah, tetapi tidak indah seperti indahnya lukisan Afandi. B. wkisan Dullah sama-sama indah dengan Jukisan Afandi, tetapi
lukisan Afandi lebih indah. C. Lukisan Dullah indah, lukisan Afandi lebih indah juga, tetapi Jukisan
Afandi Jebih indah. D. Lukisan Dullah indah, tetapi tidak seindah lukisan Afandi.
5. a. Buku itu ceritera. b. Ayah membeli buku itu. c. Saya membaca buku itu sampai selesai. A. Buku yang dibeli ayah buku ceritera, saya membacanya sampai
selesai. B. Buku yang ayah beli buku ceritera, saya membacanya sampai selesai. C. Buku ceritera yang ayah beli saya baca sampai selesai. D. Buku yang saya baca sampai selesai buku ceritera yang ayah beli.
IV. A. Soal nomor 36 sampai dengan nomor 40 merupakan kelompok kalimat yang dapat dibagi menjadi dua bagian atau dua alinea berdasarkan kesatuan isinya.
Pilihlah satu di an tara pembagian tersebut yang paling tepat.
36. (a) Ketika itu hari masih gelap.(b) Burung-burung berkicau. (c) Suara
83
azan membangunkan penduduk desa. (d) Saya mengambil air wuduk dan terus pergi ke mesjid. (e) Dalam perjalanan ke mesjid itulah saya berjumla.h dengan tetanggaku. (f) Ia kelihatan sangat tergesa-gesa. "Mau ke rumah sakit", katanya menjawab teguranku.
A. (a), (b). (c), dan (d) adalah bagian pertama; sisanya bagian kedua. B. (a). (b), (c), (d) dan (e) adalah bagian pertama; sisanya bagian kedua. C. (a), (b), (c) adalah bagian pertama; sisanya bagian kedua. D. (a) dan (b) aclalah bagian pertama; sisanya bagian kedua.
37 (a) Sctelah beberapa kali berhcnti melepaskan Ielah, barulah kami sampai di bukit yang hendak kami kunjungi. (b) Kawan pria sudah agak lama sampai ke bukit itu. (c) Bukit tersebut kelihatan indah. (d) Berbagai jenis
bunga tumbuh di sana. (e) Di antaranya terdapat jenis bunga yang belum pernah kujumpai. (f) Ita memetik sekuntum. (g) la tersenyum memandangi kembang yang baru clipetiknya itu.
A. (a), (b), (c), (d). (e), dan (f) aclalah bagian pertama: sisanya bagian keclua.
B. (a). (b). (c), (d), dan (e) adalah bagian pcrtama. sisanya bagian keclua C (a). (b), (c), dan (d) adalah bagian pertama: sisanya bagian kedua. D (a). (h), dan (c) bagian per lama. sedang sisanya bagian kedua.
38 (a) Seperti biasa, aku bangun pukul setengah enan1 pagi. (b) Setelah
membereskan kembali tempat tidurku. kubuka pintu dan jendela. (c) Udara segar masuk membangkitkan semangat kerja. (d) Pukul setengah tujuh aku berangkal ke sekolah. (e) Perjalanan ke sekolah memakan waktu setengah jam. (f) Seperempat jam sebelum jam pertama mulai, saya sempat membersihkan tempat duduk dan memberes-bereskan buku dan alat tulisku.
A. (a), (b), (c), (e). dan (f) bagtan pertama; sisanya bagian kedua. B (a), (b). (c), (d). dan (e) bagian pertama; sisanya bagian kedua. C (a), (b), (c), dan (d) bagian pertama: sisanya bagian kedua. D (a), (b). dan (c) bagian pertama; sisanya bagian kedua.
39 (a) Negara kit a tem1asu k negara berkembang. (b) sepert1 negara berkembang lainnya , pembangunan dilakukan dalam segala bidang. (c) Pembangunan tidak saja berarti membuat jalan-jalan raya dan pabrik-pabrik, tetapi juga pembangunan dalam bidang-bidang pendidikan, (d) Dalam bidang pendidikan di samping gedung sekolal1, juga mutu pendidikan clitingkatkan. (e) Bidang keagamaan juga merupakan bagian yang tak terpisal1kan clalam rangka pembangunan bangsa dan negara kita.
84
A. (a) merupakan bagian pertama; sisanya bagian kedua. B. (a) dan (b) merupakan bagian pertama; sisanya bagian kedua. C (a), (b), dan (c) merupakan bagian pertama; sisanya bagian kedua. D. (a), (b), (c), dan (d) merupakan bagian pertama; sisanya bagian ke
dua.
40 (a)Pada bulan Agustus 1954 Kepala Polisi Paris memutuskan untuk membungkam semua klakson (mobil) di Paris. (b) Keputusan ini merupakan tamparan bagi pengemudi. (c) Bagi bariyak pengemudi klakson merupakan bagian mobil yang paling menarik. (d) Klakson memberikan kenikmatan bagi pengemudi Perancis. (e) Anehnya keputusan Kepala Polisi itu ditaati. (f) Sejak itu tidak terdengar lagi bunyi klakson. (g) Teriakan dan tangan menggantikan fungsi klakson.
A. A. (a) dan (b) merupakan bagian pertama ; sisanya bagian kedua. B (a), (b), dan (e) merupakan bagian pertama; sisanya bagian kedua. C (a), (b), (c) dan (d) merupakan bagian pertama; sisanya bagian kedua D (a), (b), (c), (d), dan (e) merupakan bagian pertama ; sisanya bagian
kedua.
IV B. Soal nomor 41 sampai nomor 45 merupakan kelompok kalimat yang belum disusun menjadi satu bagian karangan yang baik. Susunlah kalimat-kalimat berikut dalam urutan yang baik.
41 a. Maka pulanglah orang-orang ke rumah masing-masing. b. Hari sudah sore. c. Di rumah semua berlatih meningkatkan pemakaian senjata . d. Mahapatih Gajah Mada juga pulang. e. Mereka sangat girang mendapat perintah perang dari Mahapatih
Gajah Mada.
Urutan yang baik adalah : A (b), (a), (c), (d), dan (e). B (b), (a) , (e), (c), dan (d). C (a), (c), (b), (e), dan (d). D. (b), (a), (d), (e), dan (c).
42 a. Dan dari hari ke hari hujan semakin sering dan semakin lebat . b . Pad a suatu hari mendung yang mulanya tipis-tipis mulai menebal.
berarak bergumpal-gumpal. c. Matahari hilang timbul oleh arakan gumpalan mcndung. d. Saat yang kami nanti-nantikan tiba: hujan.
Urutan yang baik adalah : A (d), (a), (b), dan (c); B (b), (a), (c), dan (d). C (b), (c), (d), dan (a); D (a), (b), (c), dan (d);
85
43 a. Walang sangit, yang dijuluki penduduk dengan "kungkang", bentuk-nya belalang.
b. Dalam musim tanam 1976 telah merusak ratusan hektar tanarnan di Krawang.
c. Berwarna hijau dengan panjang rata-rata 3 sentimeter. d. Serangga itu merupakan hama tanarnan yang paling ditakuti petani.
Urutan yang baik adalah : A (a), (b), (c), dan (d); B (d), (a), (b), dan (c); C (a),(c),(d),dan(b); D (a), (d), (c), dan (b).
44 a. Syarat utarna menjadi pelajar teladan ialah kepandaian atau kemarnpuan akademis.
b. Di samping itu pelajar yang terpilih harus mempunyai keterampilan khusus dan pengetahuan umum yang luas.
c. Pemilihan pelajar tahun ini diadakan mulai dari SD sampai SLA, dan dilakukan dari tingkat propinsi hingga ke tingkat nasional.
d. Faktor kepribadian juga merupakan pertimbangan yang menentukan
Urutan yang baik adalah : A. (a), (b), (c), dan (d); B (c), (a), (b), dan (d); C (c), (d), (a), dan (b); D (b), (a), (d), dan (c).
45 a. Tetapi juara dunia bulutangkis itu hampir tergelincir pada angka 14, ketika lawannya menyusul mendapat angka 13.
b. Pertandingan perebutan kejuaraan internasional yang diadakan di London, berjalan amat tegang.
c. Set pertama dimenangkan dengan mudah oleh jago Swedia. d. Setelah dengan penuh ketekunan menghentikan lawannya pada
angka 13, sang juara mengakhiri pertandingan dengan pukulan-pukul· an net yang amat mengesankan.
Urutan yang baik adalah.:
A. (c), (d), (a), dan (b); B (b), (c), (a}, dan (d); C (a}, (d), (c), dan (b); D. (b): (a), (d), dan (c).
86
V. Di bawah ini adalah sebuah kutipan karangan yang ditulis secara tidak lengkap. Isilah titik di bawah ini dengan kata yang tepat.
Sesaat ....... rnendengar pengurnurnan bahwa ia tidak lulus, Fika rnerasa sangat sedih dan hampir putus asa. Ia tetap terpaku di ternpat duduknya .. .... .. . sernua ternannya pulang, kecuali ternan akrabnya, Burhan. Dan ...... ... ..... ...... . · Burhan tidak rnernbujuknya pulang, barangkali Fika tidak rnungkin per~ah sarnpai ke pernondokannya.
Burhan yang bersama-san1a belajar ........ tiga bulan rnenjelang ujian, tahu benar bahwa Fika btl.kan anak yang bodoh atau rnalas. Fika tidak lulus ....... beberapa hari rnenjelang ujian rnendengar berita bahwa orang tuanya sakit keras. Saat itu ia selalu ingin pulang ke Surabaya, ternpat tinggal orang tuanya, ........ keinginan ikut ujian rnenghalangi kernauann~a.
Sesampai rnereka ke ternpat tinggal ·Fika, Burhan tidak .... ... .... pulang ke rurnahnya sendiri. Dan setelah beberap saat terdiam,.Burhan rnernecahkan kesunyian, "Bagaiinana .............. besok saya antar kau pulang ke Surabaya?" kata Bur han. Fika tidak <Clapat rnenjawab ajakan ternan akrabnya itu, ............. . ia sangat senang rnenerima tawaran simpatik itu. "Orang tua dan adik-adikrnu rnenunggu, lekaslah pulang", kata Fika, tidak langsung rnenjawab tawaran Burhan.
"'Baik Fika, saya akan segera pulang. · Besok pagi saya pagi-pagi sekali ............. kira oisa rnengarnbil kereta pettama ke- ~rabaya". Selamat Burhan atas keuntunganmu lulus ujian akhir, dan. "sampai.l)esok pagi". Burhan tidak rnernbalas, ia rnengerti bahwa tawarannya diterirria.
VI. Buatlah karagan sepanjang satu halarnan, yang rnenceriterakan apa yang akan karnu lakukan sesudah lulus sekolah, Berilah judul yang tepat untuk karangn itu.