Top Banner
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN BERBASIS TPACK PADA KELOMPOK A TK TERATAI UNM KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: Sri Wahyu Wulandari NIM 105451101716 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2021
165

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI

KEGIATAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN BONEKA

TANGAN BERBASIS TPACK PADA KELOMPOK A TK TERATAI UNM

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

Sri Wahyu Wulandari

NIM 105451101716

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2021

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

ii

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

iii

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

iv

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

v

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tidak perlu terburu-buru, lakukan dengan tenang. Jangan biarkan kedamaian

batinmu hilang untuk apapun, bahkan ketika duniamu terlihat sangat kacau.

Hiruplah ketenangan lalu hembuskan stres.

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini ku persembahkan kepada dua orang yang paling berharga dalam

hidupku, yaitu Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan dan doanya

dalam penyelesaian skripsi ini. Sebaik-baik skripsi adalah skripsi yang selesai,

baik itu tepat waktu maupun tidak tepat waktu. Begitupun terlambat lulus atau

lulus tidak tepat waktu bukanlah sebuah kejahatan ataupun aib, alangkah

kerdilnya ketika kepintaran hanya diukur dari siapa yang paling cepat lulus.

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

vii

ABSTRAK

Sri Wahyu Wulandari. 2020. Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui

Kegiatan Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan Berbasis TPACK pada

Kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Adam dan Pembimbing II Hajerah

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Bagaimana meningkatkan kemampuan

berbahasa anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan

berbasis TPACK pada kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa anak

melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis TPACK

pada kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas dapat diidentifikasikan sebagai suatu penelitian tindakan

(action research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan

sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dimana 4 orang anak

telah memenuhi target sedangkan 4 orang lainnya belum memenuhi target capaian

perkembangan bahasa ekspresif anak. Angka persentase nilai rata-rata anak masih

mencapai 79.06% dan target capaian adalah minimal 80% yang secara klasikal

belum memenuhi target. Sedangkan pada siklus II semua anak telah memenuhi

target yang mencapai angka rata-rata 88.75% atau berada dalam kategori sangat

tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa bercerita

menggunakan boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa ekspresif

anak usia 4-5 tahun pada kelompok A TK Teratai UNM.

Kata kunci: kemampuan bahasa, media, boneka tangan

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis

panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan setitik berkahnya

dalam penyusunan skripsi ini. Setiap orang dalam berkarya dan selalu mencari

kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan ini terasa jauh dari kehidupan

seseorang. Demikian juga tulisan ini kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan,

tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat penting dalam perampungan tulisan ini.

Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

Ayahanda Nurdin, S.Sos dan Ibunda Asmidar, berdo’a, mengasuh, membesarkan,

mendidik, dan membiayai penulisan dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula

penulis mengucapkan kepada keluargaku, saudaraku yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemani dengan candanya. Kepada Bapak Andi

Adam, S.Pd., M.Pd dan Ibu Hajerah, S.Pd.I., M.Pd. pembimbing I dan pembimbing

II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan

skripsi.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

ix

Universitas Muhammadiyah Makassar dan Tasrif Akib,S.Pd.,M.Pd. Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini serta seluruh dosen dan staf

pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Kepala Sekolah, guru, staf TK Teratai UNM di sekolah tersebut yang telah

memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuanganku Sumiati. K, Nurfaidah,

dan Andi Muniarti, sahabat-sahabatku di TPP yang senantiasa menghibur serta

seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Angkatan 2016 atas segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada

penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan

kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya

membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama

sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para

pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, 30 November 2020

Penulis

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. SMasalah Penelitian ................................................................................ 4

1. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4

2. Alternatif Pemecahan Masalah ......................................................... 4

3. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 7

A. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 7

B. Hakikat Kemampuan Bahasa .................................................................. 9

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

xi

1. Pengertian bahasa .............................................................................. 9

2. Kemampuan bahasa .......................................................................... 10

3. Tahap-tahap Kemampuan Perkembangan Anak Usia Dini .............. 10

4. Aspek-aspek Kemampuan Perkembangan Anak Usia Dini .............. 11

5. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun ................ 12

6. Keterampilan Berbahasa Anak Usia Dini ......................................... 13

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Bahasa .................. 15

C. Metode Bercerita Bagi Anak TK ............................................................ 17

D. Media Boneka Tangan ............................................................................ 18

1. Pengertian Media .............................................................................. 18

2. Jenis-jenis Media .............................................................................. 18

3. Pengertian Boneka Tangan ............................................................... 19

4. Langkah-langkah Menggunakan Boneka Tangan............................. 20

5. Manfaat menggunakan boneka tangan .............................................. 20

6. Fungsi Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan ................. 21

7. Keuntungan penggunaan Boneka Tangan......................................... 22

E. TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) ................... 23

1. Pengertian TPACK ........................................................................... 23

2. Komponen TPACK ........................................................................... 24

3. Cara Mengukur TPACK ................................................................... 27

F. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27

G. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 31

B. Lokasi dan Subjek Penelitian .................................................................. 32

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

xii

C. Faktor yang Diselidiki ............................................................................. 32

D. Prosedur Penelitian ................................................................................. 33

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39

G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39

H. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 42

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 42

1. Gambaran umum lokasi penelitian ................................................... 42

2. Gambaran peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui

kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis

TPACK pada kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar Siklus

I pada Pertemuan I dan II .................................................................. 47

3. Gambaran peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui

kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis

TPACK pada kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar Siklus

II pada Pertemuan I dan II................................................................. 60

B. Pembahasan ............................................................................................. 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 77

A. Simpulan ................................................................................................. 77

B. Saran ....................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 81

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 151

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Bahasa Ekspresif Anak Usia 4-5 Tahun. 39

4.1 Fasilitas Sekolah ............................................................................................. 44

4.2 Nama Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan ..................................................... 45

4.3 Nama Guru TK Teratai UNM ......................................................................... 45

4.4 Nama-nama Staf .............................................................................................. 46

4.5 Petugas Keamanan .......................................................................................... 46

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir ................................................................................................ 30

3.1 Alur PTK ......................................................................................................... 33

4.1 Grafik Perkembangan Kemampuan Berbahasa Ekspresif Anak Usia 4-5

Tahun di TK Teratai UNM Kota Makassar Siklus I dan Siklus II ................. 75

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1. Kisi-kisi Instrumen ............................................................................ 82

2. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Anak ....................................... 84

3. Rubrik Penilaian Observasi Guru ..................................................... 87

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ..................................... 88

5. Skenario Pembelajaran ...................................................................... 111

6. Hasil Observasi Anak ....................................................................... 119

7. Hasil Observasi Guru ........................................................................ 131

8. Dokumentasi ..................................................................................... 133

Lampiran 2

1. Lampiran Hasil Plagiasi .................................................................... 136

2. Surat Keterangan Validasi ................................................................ 138

3. Surat Pengantar Penelitian Dari TU .................................................. 143

4. Surat Izin Penelitian Dari LP3M Unismuh ....................................... 144

5. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan ................................. 145

6. Surat Izin Penelitian Dari LP2M UNM ............................................ 146

7. Kartu Kontrol Penelitian ................................................................... 147

8. Surat Keterangan Selesai Penelitian 148

9. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi ..................................................... 149

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak

usia dini pada jalur formal. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Tahun 2014 Pasal 1 disebutkan bahwa:

Pendidikan Anak Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD,

merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 hingga usia 6 tahun yang

masih membutuhkan stimulasi di setiap perkembangannya, diantaranya yaitu

perkembangan bahasa, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, serta

perkembangan moral pada anak. Perkembangan tersebut dapat berkembang

secara optimal ketika anak diberikan rangsangan yang sesuai dengan tahapan-

tahapan usia anak. Tujuan utama diselenggarakannya Pendidikan Anak Usia

Dini adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas yaitu anak yang

tumbuh dan berkembangan sesuai dengan tingkat perkembangan sehingga

memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta

mengurangi kehidupan di masa dewasa (Depdiknas, 2004).

Adapun salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang pada usia

dini adalah kemampuan Bahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya

dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara pada anak

menggambarkan sistematika dalam berfikirnya, selain kemampuan berbicara,

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

2

kemampuan menyimak, membaca, dan menulis juga termasuk dalam

pengembangan berbahasa. Kemampuan bahasa pada anak, terdiri dari beberapa

tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Anak secara

bertahap berubah dari melakukan ekspresi suara saja yang kemudian

berekspresi dengan berkomunikasi, awalnya hanya berkomunikasi dengan

menggunakan gerakan dan isyarat, lalu berkembang menjadi komunikasi

melalui ujaran yang tepat dan jelas. Dengan kemampuan berbahasa, anak dapat

menyampaikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang

lain.

Kemampuan berbahasa anak merupakan suatu hal yang penting untuk

dikembangkan karena dengan bahasa tersebut anak dapat berkomunikasi

dengan teman ataupun orang-orang disekitarnya. Bahasa merupakan bentuk

yang paling utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak

berinteraksi dengan orang lain. Anak yang sedang tumbuh dan berkembang

mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya melalui bahasa

dengan kata-kata yang memiliki makna.

Era revolusi industri 4.0 dengan kemajuan informasi teknologi sebagai

karakteristiknya telah telah berpengaruh cepat pada dunia pendidikan. Sistem

pendidikan pun terus mengalami perkembangan dari yang hanya menggunakan

sistem konvensional beralih ke sistem yang serba digital. Pada awalnya proses

belajar mengajar hanya terjadi di ruang kelas, namun sekarang proses belajar

mengajar tak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga guru dituntut harus

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

3

menguasai teknologi sebagai media pendukung dalam kegiatan pembelajaran

tersebut.

Guna memperbaiki proses pembelajaran tersebut, pembelajaran

berbasis TPACK bisa dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

anak, sehingga anak ingin terus menerus aktif dan anak mampu berbahasa

ekspresif dengan baik seperti teman-teman yang lainnya.

Berdasarkan fakta di lapangan dari hasil observasi yang dilakukan pada

tanggal 27 Agustus-1 September 2020, perkembangan bahasa ekspresif pada 6

anak dari 8 anak kelompok A masih kurang. Hal dilihat saat anak

mengungkapkan ide, perasaan ataupun gagasan di kelas virtual (vc wa), masih

mengalami kesulitan, kondisi tersebut terlihat saat anak diminta untuk

merespon pertanyaan dan bercerita di depan teman-teman, beberapa anak tidak

mampu mengungkapkan sampai satu kalimat. Ini disebabkan karena metode

yang digunakan terkadang terlalu monoton, yaitu menggunakan metode tanya

jawab yang isi pertanyaannya kurang variatif sehingga kurang menarik

perhatian anak.

Kemudian Peneliti memilih media boneka tangan agar menarik

perhatian anak. Media boneka tangan merupakan media yang cukup menarik

bagi anak dikarenakan boneka tangan bisa digunakan secara langsung oleh anak

dan memerankan suatu tokoh dalam cerita. Sehingga ketika anak menceritakan

kembali cerita yang telah disampaikan oleh guru, boneka tangan ini dapat

merangsang dan dapat mengingat kembali isi cerita. Maka dari itu peneliti

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

4

mengangkat masalah dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa

Anak Melalui Kegiatan Bercerita Dengan Menggunakan Boneka Tangan

berbasis TPACK Pada Kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar”.

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan yang ada

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Kemampuan berbahasa anak yang masih kurang

b. Anak kurang tertarik karena metode yang digunakan kurang menarik.

c. Pembendaharaan kata anak masih kurang.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan dan diagnosis masalah di atas, cara yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak dengan hadirnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan

memanfaatkan media boneka tangan berbasis TPACK sehingga

menciptakan kegiatan yang bervariasi, dan meningkatkan kualitas

pembelajaran untuk memperkenalkan berbagai kosa kata sehingga

kemampuan bahasa anak menjadi lebih optimal.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui

metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis TPACK

pada kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar?”

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berdasarkan masalah pada rumusan masalah, maka

untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui metode

bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis TPACK pada kelompok

A TK Teratai UNM Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat digunakan sebagai referensi dan wawasan pengetahuan yang

berkaitan dengan strategi pembelajaran berupa kegiatan bercerita

dengan menggunakan boneka tangan yang berbasis TPACK.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pendidik

dari strategi pembelajaran PAUD dan perkembangan Bahasa AUD.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Masukan untuk guru mengenai bahan atau media pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak.

2) Menambah wawasan guru dan perlu memahami serta memiliki

kemampuan Technological Pedagogical Content Knowledge

(TPACK) untuk lebih kreatif dalam memberikan pelajaran yang

lebih menarik dan anak aktif dalam pembelajaran.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

6

b. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa lebih termotivasi dan

aktif dalam kegiatan bercerita sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berbahasa anak.

c. Bagi Sekolah

1) Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan

kegiatan pembelajaran untuk lebih menarik dan kreatif

2) Dapat dijadikan tambahan pengetahuan guru dalam meningkatkan

profesionalitas sebagai pendidik.

d. Bagi Pembaca

Sebagai referensi dalam melakukan penelitian lanjutan

mengenai kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka tangan yang

berbasis TPACK serta memberikan motivasi kepada pembaca dalam

menentukan topik penelitian.

e. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan pengetahuan dan memperoleh

pengalaman tentang penelitian dalam meningkatkan kemampuan

berbahasa anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka

tangan yang berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge

(TPACK).

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai kemampuan berbahasa anak telah banyak

dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian-penelitian tersebut bertujuan untuk

memperbaiki kemampuan anak yang selama ini berlangsung. Penelitian ini

adalah tulisan-tulisan dari peneliti terdahulu yang memiliki relevansi dengan

penelitian penulis. Berikut adalah penelitian yang relevan terkait meningkatkan

kemampuan berbahasa anak melalui metode bercerita dengan menggunakan

boneka tangan berbasis TPACK pada kelompok A TK Teratai UNM Kota

Makassar.

1. Kadarsih, Titi (2016). Skripsi yang berjudul “Penggunaan Boneka Tangan

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5

Tahun Di Paud Rinjani Pln Bendege Mataram Tahun Pelajaran 2016-2017”.

Hasil penelitian diperoleh bahwa terbukti dari hasil penelitian yang dimulai

dari tahap pengembangan I yang mencapai 65%, menunjukkan bahwa

perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum mencapai

target ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini disebabkan

karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak

belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan kemampuan

berbahasa Indonesia anak masih berjalan lambat. Kemudian mengalami

peningkatan hingga 81% pada tahap pengembangan II dan telah mencapai

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

8

target penelitian. Hal ini karena usaha guru yang sangat maksimal

melakukan pembenahan kinerjanya dalam mengelola kelas sebelum selama

proses pembelajaran melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka

tangan hingga membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

kemampuan berbahasa anak kelompok A PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram.

2. Meylaningsih (2018). Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan

Kemampuan Bahasa Anak Melalui Media Boneka Wayang Peserta Didik

Kelompok A Ra Nurul Ulum Ngaliyan Semarang. Dalam penelitian ini,

yang menjadi populasi yaitu seluruh peserta didik kelompok A1 dan A2 RA

Nurul Ulum Ngalian Semarang yang berjumlah A1 yaitu 20 anak dan A2

21 Anak. Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh = 2,894. 37

kriteria pengujian diterima jika > Karena pada penelitian ini > maka

diterima. Dengan hasil data tersebut, dapat dinyatakan bahwa pemberian

treatment atau perlakuan dalam metode eksperimen penggunaan media

boneka wayang dapat meningkatkan bahasa anak kelompok A RA Nurul

Ulum Ngaliyan Semarang dan dapat dijadikan kegiatan belajar yang kreatif,

inovatif, menyenangkan untuk aspek perkembangan anak itu sendiri.

3. Firdaus (2018). Pengaruh Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan

Terhadap Perkembangan bahasa Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dharma

Wanita Meduran Manyar Gresik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen dengan rancangan

pretest-posttest test design. Melalui uji statistik Non Parametrik dengan

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

9

menggunakan rumus wilcoxon sign test, maka dari hasil penelitian dapat

diperoleh hasil Z yang di hasilkan adalah -4,683 dengan p-value

(probabilitas) sebesar 0,000 karena nilai p-value (probabilitas) yang di

hasilkan kurang dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa metode bercerita

dengan menggunakan boneka tangan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perkembangan bahasa anak di TK Dharma Wanita Persatuan

Meduran Manyar Gresik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya,

peneliti termotivasi mencoba salah satu media yang digunakan oleh peneliti

sebelumnya yaitu media boneka tangan dengan metode yang sama. Boneka

tangan akan diujikan dalam proses belajar anak dengan menggunakan metode

bercerita yang akan dilakukan pada kelompok A TK Teratai UNM Kota

Makassar, hal tersebut akan menjadi tolak ukur seberapa besar pengaruh

keberhasilan.

B. Hakikat Kemampuan Bahasa

1. Pengertian Bahasa

Menurut Sunarto dan Hartono (1994:22) pengertian bahasa sebagai

alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk

menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Sedangkan menurut Muslich

(2017:1) mengungkapkan bahwa bahasa adalah sistem bunyi ujar yang

sudah disadari oleh para linguis. Oleh karena itu, objek utama kajian

linguistic adalah Bahasa lisan, yaitu Bahasa dalam bentuk bunyi ujar.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

10

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa

adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide maupun

informasi sebagai objek utama dalam kajian linguis yang terdiri dari tanda,

gerak, dan suara.

2. Kemampuan Bahasa

Madyawati (2017:128) menyebutkan bahwa kemampuan berbahasa

anak bisa mengurangi rasa sensitif anak untuk lebih mudah marah. Bahkan

dengan kemampuan bahasa yang dimiliki anak akan memudahkan anak

untuk menjalin komunikasi dan mengungkapkan perasaannya baik itu

kepada orang tuanya ataupun kepada gurunya. Sedangkan Nurjamal

(2014:2) berpendapat bahwa seseorang dapat dikatakan terampil dalam

berbahasa dengan baik ketika seseorang tersebut menguasai keempat aspek

keterampilan dalam berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa

adalah alat komunikasi yang digunakan masyarakat dalam berinteraksi satu

sama lain yang mengorganisasikan pikiran, keinginan, ide, pendapat, atau

gagasan yang dapat berupa tulisan maupun lisan.

3. Tahap-tahap Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Secara umum tahap-tahap anak dapat di bagi kedalam beberapa

rentang usia, yang masing-masing menunjukan ciri-ciri tersendiri. Menurut

Serfina (2013:21) tahapan perkembangan sebagai berikut:

a. Tahap Prelinguistic (Prabahasa), yaitu tahapan yang

terjadi pada usia bayi, dimana bayi belum dapat

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

11

mengeluarkan kata-kata yang berarti, seperti menangis

dan mengoceh. Bayi menggunakan kemampuannya itu

sebagai bahasa abstrak atau bahasa isyarat untuk

menunjukkan maksudnya. Biasanya orang terdekat

seperti ibu atau pengasuh bayi akan memahami simbol-

simbol bahasa tersebut dengan memperhatikan tingkah

laku bayi saat menangis atau mengoceh.

b. Tahap Holophrastic (Holopharasa), yaitu tahapan yang

terjadi saat anak menggunakan satu kata yang memiliki

arti untuk mewakili seluruh kalimat atau maksud dari

anak. Tahap ini berawal pada usia anak 1 tahun hingga

kosa kata anak bertambah. Sebagai contoh ketika anak

mengatakan "minum" atau mungkin "mimi", itu artinya

anak menginginkan untuk minum, yang sebenarnya anak

ingin mengatakan "saya ingin minum".

c. Tahap Telegraphic (Telegrafik), yaitu tahapan ini adalah

ketika anak banyak mengatakan kata-kata yang

mengandung arti dan cenderung menghilangkan kata-

kata yang tidak begitu mengandung arti seperti kata

sambung dan kata depan. Tahap ini dimulai pada usia

sekitar 18 bulan hingga 24 bulan. Contoh dari tahapan

ini, misalnya anak mengatakan "main rumah nenek",

maksudnya anak ingin pergi bermain di rumah nenek.

Anak menghilangkan kata "ke" sehingga kalimat yang

keluar bukan kalimat "main ke rumah nenek".

d. Tahap Prasekolah, yaitu tahap yang dimana anak mulai

memproduksi kalimat-kalimat yang panjang dan

kompleks, seiring dengan bertambahnya kosakata yang

dimiliki oleh anak. Tahapan ini terjadi mulai dari umur

antara 30 bulan hingga sekitar 5 tahun.

e. Tahap usia sekolah, yaitu anak yang berusia 6-14 tahun

yang dimana anak mulai mengembangkan kemampuan

bahasa yang lebih baik dan meningkatkan kompetensi

bahasa mereka. Anak mulai menggunakan kata-kata

yang lebih kompleks, mengembangkan kalimat yang

penuh arti serta belajar tata bahasa yang benar.

4. Aspek-aspek Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Padmonodewo (2000:29) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa

yaitu bahasa yang bersifat pengertian/reseptif (understanding) dan

pernyataan/ekspresif (producing). Bahasa pengertian (misalnya

mendengarkan dan membaca) menunjukkan kemampuan anak untuk

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

12

memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak

tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan ciptaan bahasa

yang dikomunikasikan kepada orang lain. Adapun Indikator kemampuan

bahasa ekspresif anak menurut Permen 137 (2014:4) yaitu (a) menceritakan

kembali cerita yang pernah didengar, (b) mengungkapkan perasaan dengan

kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, jelek, baik hati, berani, dsb)

Anak usia TK mengembangkan bahasa melalui bahasa ekspresif

yang menunjukkan bahwa anak telah mampu mengungkapkan keinginan,

penolakan maupun pendapatnya melalui bahasa lisan. Menurut Jamaris

(Susanto, 2012:77), Aspek-aspek perkembangan bahasa terbagi menjadi

tiga bagian yaitu:

a. Kosakata, Seiring dengan perkembangan anak dan

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya,

kosakata anak berkembang dengan pesat.

b. Sintaksis, (tata bahasa), anak telah dapat menggunakan

bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik,

misalnya “Alif membaca buku” bukan “Alif buku

membaca”.

c. Semantik (penggunaan kata sesuai tujuan) Anak di TK

sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan, dan

pendapatnya dengan kalimat yang tepat. Misalnya

“mau” untuk menyatakan keinginan.

5. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun

Pada usia ini, anak sudah dapat menggunakan kalimat kompleks

dengan jelas, membedakan warna dan bentuk serta mulai belajar bercerita,

sebagaimana dikemukakan oleh Serfina (2013:40),

Serfina (2013:40) bahwa pada sekitar usia 3

tahun, anak sudah dapat mengucapkan satu kalimat utuh,

meski kadang strukturnya belum tepat dan sudah dapat

mengajukan pertanyaan. Pada sekitar usia 5 tahun,

koleksi kosa kata anak sudah mencukupi sekitar 2000

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

13

kosakata dan anak sudah dapat memperbaiki kesalahan-

kesalahan struktur kalimatnya.

Karakteristik selanjutnya yang paling mudah dikenali adalah anak

suka bercerita dan mudah sekali menyerap kosakata baru. Anak akan senang

bercerita tentang apa saja yang ia alami dalam kehidupan sehari-harinya.

Anak juga senang menceritakan kembali informasi yang baru ia dengar.

Sebagai contoh, setelah menonton iklan mainan terbaru, ia akan

menceritakan spesifikasi mainan terbaru tersebut beserta tempat

penjualannya.

6. Keterampilan Berbahasa Anak Usia Dini

a. Kemampuan Menyimak

Menyimak merupakan prasyarat mutlak untuk kita menguasai

informasi, bahkan penguasaan ilmu pengetahuan itu pun berawal dari

kemauan-kemampuan menyimak secara sungguh-sungguh. Semakin

banyak kita menyimak, semakin banyak pengetahuan yang kita

dapatkan sehingga kita lebih mudah untuk membaca, berbicara, maupun

menulis. Nurjamal (2014:3)

b. Kemampuan Berbicara

Berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan-pikiran-perasaan secara lisan kepada orang

lain. Sehingga seseorang dapat dikatakan terampil berbicara ketika

mereka mampu mengungkapkan gagasan-pikiran-perasaannya terhadap

orang lain dengan benar, akurat, dan lengkap yang kemudian orang lain

paham apa yang kita sampaikan. Nurjamal (2014:3)

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

14

c. Kemampuan Membaca

Membaca dan menyimak merupakan aktivitas kunci kita

mendapatkan-menguasai informasi. Semakin banyak informasi yang

kita simak-baca, semakin banyak informasi kita kuasai. Dengan banyak

membaca-menyimak yang berarti kita akan mengetahui-menguasai

informasi, maka akan memudahkan kita atau siapa pun untuk mudah

berbicara dan/ atau menulis.

Buku menurut Kuntowijoyo adalah kumpulan pengalaman batin

seseorang yang sudah distrukturkan. Dengan membaca buku berarti,

kita sedang membaca diri sendiri lewat pengalaman orang lain. Jika kita

rajin membaca buku, itu berarti kita rajin belajar melalui pengalaman

orang lain. Itu termasuk belajar dari diri sendiri. Nurjamal (2014:4)

d. Kemampuan Menulis

Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Menulis

merupakan kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan terampil

berbahasa. Menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks.

Menulis tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan

menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan. Nurjamal (2014:3)

Kegiatan menulis di Taman Kanak-Kanak harus memperhatikan

kesiapan anak, kegiatan menulis dapat dilakukan jika perkembangan

motorik halus anak sudah siap, hal ini dapat dilihat dari kesiapan anak

dalam memegang pensil. Pada awalnya anak memegang pensil hanya

dengan membuat coretan-coretan yang tidak bermakna, namun seiring

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

15

dengan perkembangannya anak akan mulai membiasakan jari-jarinya

untuk menulis dengan lebih baik. Ada dua kemampuan yang diperlukan

anak untuk menulis yaitu kemampuan meniru bentuk, dan kemampuan

menggerakkan alat tulis. Nurjamal (2014:3)

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan

kemampuan menulis anak usia 4-5 tahun berawal dari tahapan yang

sederhana hingga yang lebih kompleks yaitu ditandai dengan anak

sudah mulai meniru huruf, menulis namanya sendiri, menulis huruf dan

meniru kata dalam tulisan.

Dalam penelitian ini, keterampilan bahasa yang akan ditingkatkan

adalah kemampuan berbicara anak yang merupakan kemampuan untuk

mengungkapkan ide, gagasan maupun pikiran anak secara lisan kepada

orang lain dengan baik yang kemudian orang lain mudah memahami apa

yang disampaikan anak.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bahasa

Menurut Susanto (2017:153) Secara naluriah, anak memiliki potensi

untuk berkomunikasi dengan lingkungan yang telah diwujudkan sejak lahir.

Berikut ini beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan

bahasa anak.

a. Pengaruh biologis terhadap perkembangan bahasa anak.

Pakar bahasa Naom Chomsky Susanto (2017:153), yakin bahwa

manusia terikat secara biologis untuk mempelajari bahasa pada waktu

tertentu dan dengan cara tertentu. Lebih lanjut Chomsky menyatakan

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

16

bahwa hal yang tidak dapat ditolak pada evolusi biologis membentuk

manusia menjadi makhluk linguistik. Ia mengatakan bahwa anak-anak

dilahirkan ke dunia dengan alat penguasaan bahasa Language

Acquisition Device (LAD), yaitu suatu keterkaitan biologis yang

memudahkan anak untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti

fonologi, sintaksis, dan semantik.

b. Intelektual

Perkembangan bahasa anak jika dipengaruhi faktor intelektual.

Anak yang memiliki intelektual atau kognisi tinggi sangat berpengaruh

terhadap perkembangan kemampuan bahasa. Terdapat korelasi positif

antara perkembangan intelektual dengan perkembangan bahasa. Akan

tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa anak yang mengalami

keterlambatan dalam perkembangan bahasa adalah anak yang

mengalami hambatan perkembangan intelektual.

c. Pengaruh Lingkungan

Selain dipengaruhi oleh faktor biologis dan intelektual,

perkembangan bahasa anak dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Lingkungan yang berperan besar dalam perkembangan bahasa anak

adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang pertama dan utama

yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah keluarga, yang

terdiri dari ibu, ayah, dan orang dewasa di dalam keluarga.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

17

C. Metode Bercerita Bagi Anak TK

Metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalaman belajar

bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang

dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas

dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Moeslichatoen (2004:158) menyebutkan

ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru

dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar,

menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu

cerita.

Salah satu teknik bercerita yang dapat dipergunakan adalah bercerita

menggunakan boneka. Moeslichatoen (2004:158) pemilihan bercerita dengan

menggunakan boneka akan tergantung pada usia dan pengalaman anak.

Biasanya terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan.

Adapun rancangan kegiatan bercerita bagi anak TK menurut

Moeslichatoen (2004:175) yaitu:

a. Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih

b. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih

c. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan untuk

kegiatan bercerita

d. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita

e. Menetapkan rancangan penilaian bercerita.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

18

D. Media Boneka Tangan

1. Pengertian Media

Menurut Heinrich, dkk (Eliyawati, 2005:104) Media merupakan alat

saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang

merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti

“perantara” yaitu perantara sumber pesan dengan menerima pesan. Para

ahli tersebut mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan

cetak, komputer dan instruktur. Contoh media tersebut dapat

dipertimbangkan sebagai media pendidikan jika membawa pesan-pesan

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2. Jenis-jenis media pembelajaran

Adapun jenis-jenis media pendidikan menurut Eliyawati (2005:113)

membagi menjadi 3, yaitu media visual, media audio, dan media audio

visual. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Media audio

merupakan media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya

dapat didengar) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Media audio-visual merupakan

kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut dengan

media pandang-dengar. Salah satu contoh media audio visual adalah

program televisi pendidikan atau video pendidikan, program slide suara,

dan sebagainya.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

19

3. Pengertian Boneka Tangan

Madyawati (2017:184) media boneka tangan adalah boneka yang

dijadikan media atau alat bantu yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Jenis boneka yang digunakan adalah boneka tangan yang

terbuat dari potongan kain. Boneka tangan ini ukurannya lebih besar

daripada boneka jari dan dapat dimasukkan ke dalam tangan. Jari tangan

dapat digunakan pendukung gerakan tangan dan kepala boneka.

Sedangkan menurut (Moeslichatoen, 2004: 159) Boneka menjadi

alat peraga yang dianggap mendekati naturalitas bercerita. Tokoh-tokoh

yang diwujudkan melalui boneka berbicara dengan gerakan-gerakan yang

mendukung cerita dan mudah diikuti anak. Pemilihan bercerita dengan

menggunakan boneka akan tergantung pada usia dan pengalaman anak.

Biasanya boneka itu terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan anak

perempuan serta bisa ditambah anggota keluarga yang lainnya yang masing-

masing menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bercerita

dengan menggunakan boneka tangan yang cara penyajiannya menggunakan

alat peraga berupa boneka yang seukuran dengan tangan dan dimasukkan

serta digerakkan oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai dengan

karakteristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan representatif

dunia pada tingkatan yang kongkrit.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

20

4. Langkah – Langkah Menggunakan Boneka Tangan

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan bercerita dengan

menggunakan boneka tangan menurut Dhieni dkk (2003:48) yaitu:

a. Anak memperhatikan guru menyiapkan alat dan boneka

yang diperlukan

b. Anak mengatur posisi tempat duduknya

c. Anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga

yang telah disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-

tokoh dalam cerita

d. Guru memberitahu judul ceritanya

e. Anak mendengarkan guru bercerita dengan melakukan

dialog antar boneka

f. Sambil bercerita, guru menggerakkan boneka tangan

secara bergantian sesuai isi cerita

g. Setelah bercerita, guru memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian

h. Anak menyimpulkan cerita

i. Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak

Dari uraian langkah – langkah pelaksanaan bercerita dengan

menggunakan boneka tangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan bercerita yang memiliki makna maupun pembelajaran bagi anak

dapat diwujudkan dengan memperhatikan langkah-langkah dalam kegiatan

bercerita ini, memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan

kembali isi atau cerita yang sudah dibawakan dengan menggunakan boneka

tangan mampu meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak.

5. Manfaat Menggunakan Boneka Tangan

Boneka tangan dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang

menarik bagi anak, karena sangat efektif untuk membantu anak belajar

berbahasa. Salsabila (Madyawati, 2017:186):

a. Membantu anak membangun keterampilan sosial

b. Melatih kemampuan menyimak

c. Melatih bersabar dan menanti giliran

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

21

d. Meningkatkan kerjasama

e. Meningkatkan daya imajinasi anak

f. Memotivasi anak agar mau tampil

g. Meningkatkan keaktifan anak

h. Menambah suasana gembira dalam kegiatan

pembelajaran

i. Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang

memainkannya.

j. Tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya, persiapan

yang rumit.

Dari uraian manfaat penggunaan boneka tangan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan boneka tangan sangat

efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak,

yang dimana memberikan suasana gembira pada saat proses

pembelajaran, memberikan motivasi kepada anak agar berani tampil

di depan teman-teman dan guru dalam mengungkapkan ide,

gagasan, dan pikiran anak.

6. Fungsi Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Kebiasaan dalam mendengarkan cerita dengan menggunakan media

boneka tangan bagi anak memiliki fungsi yang berbeda pada tiap tahap usia

anak. Fungsi bercerita menggunakan boneka tangan menurut Eliyawati

(2005:99) fungsi dari boneka tangan itu sendiri adalah mengembangkan

aspek bahasa dan mengembangkan daya fantasi.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan boneka tangan

yang digunakan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan bahasa

anak. Boneka tangan dipilih peneliti karena boneka tangan tidak

membutuhkan banyak tempat maupun waktu. Boneka tangan juga mudah

didapatkan dan bahkan bisa dibuat sendiri oleh peneliti. Jika dibandingkan

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

22

dengan boneka yang lain, boneka tangan lebih leluasa untuk digerakkan

sehingga anak bisa berinteraksi dengan boneka tersebut, seperti anak

menyentuh boneka dan memainkannya.

7. Keuntungan Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Bercerita

Menurut Madyawati (2017:187) ada beberapa keuntungan dalam

penggunaan media boneka tangan untuk bercerita, yaitu:

a. Umumnya anak menyukai boneka. Dengan

menggunakan media boneka tangan, maka akan lebih

menarik perhatian dan minat anak terhadap kegiatan

pembelajaran.

b. Membantu mengembangkan emosi anak dan

kekhawatirannya melalui boneka tangan tanpa merasa

takut ditertawakan dan diolok-olok teman

c. Membantu anak membedakan fantasi dengan realita

d. Anak dituntut belajar memahami benda mati seolah-olah

benda hidup dan bersuara

e. Bagi seorang guru, media bercerita boneka tangan

merupakan media yang sangat bermanfaat

f. Membantu guru dalam memahami perbedaan individual

anak didik

g. Karena bentuk dan warnanya, boneka tangan mampu

menarik perhatian dan minat anak.

Dari beberapa keuntungan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

penggunaan boneka tangan dalam bercerita dapat menarik perhatian anak

dan minatnya dalam kegiatan pembelajaran, selain itu dapat membantu anak

membedakan antara fantasi dengan realita, dan masih banyak lagi. Selain

memiliki keuntungan bagi anak, penggunaan boneka tangan juga

memberikan keuntungan bagi guru yaitu membantu guru dalam memahami

perbedaan individual anak didik.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

23

E. TPACK (Teknologi Pedagogical Content Knowledge)

1. Pengertian TPACK (Teknologi Pedagogical Content Knowledge)

Koehler & Mishra (Yundayani, 2019:2) Arus perubahan teknologi

yang demikian cepat mengalami perubahan yang cukup signifikan bagi

perkembangan proses pembelajaran. Hal tersebut menuntut profesi guru

agar memiliki kompetensi mengenai teknologi dan memiliki kemampuan

untuk memanfaatkan teknologi tersebut ke dalam proses pembelajaran di

ruang kelas. Koehler & Mishra (Yundayani, 2019:2) TPACK atau

pengetahuan tentang isi atau materi pembelajaran, pedagogi dan teknologi

merupakan konsep kerangka kerja yang mensinergikan penggunaan

teknologi dalam proses pembelajaran.

Kerangka kerja ini merupakan pengembangan dari apa yang

disampaikan oleh Shulman (Yundayani, 2019:3) mengenai perlunya profesi

guru memiliki kemampuan untuk memadukan, (a) pengetahuan mengenai

pedagogi atau pedagogical knowledge yang merupakan kemampuan untuk

memahami peserta didik, pengelolaan kelas, perencanaan dan evaluasi

pembelajaran; (b) pengetahuan mengenai materi pembelajaran atau content

knowledge.

TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge)

dibangun dari pendekatan oleh Shulman (Yundayani, 2019:3) yaitu

Pedagogic Content Knowledge (PCK) yang menjelaskan bagaimana dan

mengapa pengetahuan pedagogi guru dan content tidak dapat dipisahkan.

Hal ini menjadi pengetahuan yang penting untuk dikembankan oleh guru

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

24

maupun calon guru, yang kemudian harus menguasai teknologi untuk

digunakan sebagai media pendukung dalam kegiatan pembelajaran.

Guru di harapkan mampu memiliki PCK yang baik agar bisa

melakukan proses pembelajaran yang efektif saat proses pembelajaran.

Selanjutnya, TPACK yang merupakan pengembangan dari PCK yang

dilakukan guru sangat penting mampu mengintegrasikan teknologi dalam

pengajaran agar menjadi lebih efektif.

2. Komponen TPACK

Schmidt (Irdalisa, dkk, 2019:57) menyatakan bahwa ada tujuh

komponen yang tercakup dalam TPACK yaitu Technological Knowledge

(TK). Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK),

Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Content

Knowledge (TCK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK),

Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK).

a. Technological Knowledge (TK), Pengetahuan tentang berbagai

teknologi dari mulai low-technology sampai teknologi digital yang

bisa diintegrasikan dalam kurikulum dan pembelajaran serta

mengacu kepada keterampilan dalam menggunakannya. Contohnya,

pengetahuan tentang cara mendesain media pembelajaran,

menggunakan MS word untuk mendokumentasikan administrasi

pembelajaran (mendesain RPP dan silabus), memahami mengakses

internet, menayangkan bahan ajar dalam bentuk powerpoint (PPT)

(Irdalisa, dkk, 2019:57).

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

25

b. PK (Pedagogical Knowledge), Pemahaman tentang aspek strategi

pengajaran di kelas. Contohnya pemahaman dalam menggunakan

model, strategi, metode pembelajaran untuk

menyajikan/mengajarkan mata pelajaran. (Irdalisa, dkk, 2019:57).

c. CK (Content Knowledge), pengetahuan tentang materi pelajaran.

Contohnya penguasaan materi yang baik dengan referensi terbaru

dan akurat kebenarannya. (Irdalisa, dkk, 2019:57).

d. PCK (Pedagogical Content Knowledge), Pengetahuan dalam

merepresentasikan pengetahuan konten dan mengadopsi strategi

pedagogis untuk membuat konten/topik tertentu lebih dimengerti

oleh peserta didik. Contohnya, pengetahuan tentang penggunaan

analogi dalam mengajar dan memberikan contoh konkrit dalam

kehidupan sehari-hari agar materi mudah dimengerti. (Irdalisa, dkk,

2019:57).

e. TPK (Technological Pedagogical Knowledge), Pengetahuan

tentang keberadaan dan spesifikasi dari berbagai teknologi untuk

memungkinkan pendekatan pembelajaran dan membangun interaksi

baru dalam pembelajaran. Contohnya, pembelajaran siswa dengan

penggunaan ICT sebagai sarana kognitif, dan pembantu dalam

mencari referensi untuk menciptakan perangkat pembelajaran. ICT

juga sebagai pendukung pembelajaran kolaboratif. (Irdalisa, dkk,

2019:57).

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

26

f. TCK (Technological Content Knowledge), Pengetahuan tentang

bagaimana menggunakan teknologi untuk

merepresentasikan/meneliti dan membuat konten dalam cara yang

berbeda tanpa pertimbangan tentang mengajar. Contohnya

pengetahuan tentang pemilihan media yang cocok digunakan

berdasarkan materi yang dipelajari misalnya video pembelajaran

digunakan untuk menjelaskan materi yang bersifat abstrak. (Irdalisa,

dkk, 2019:58).

g. TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge)

Pengetahuan tentang penggunaan berbagai teknologi untuk

mengajar /mereprentasikan/memfasilitasi penciptaan pengetahuan

dari konten subjek tertentu. Contohnya, pengetahuan tentang

penggunaan berbagai media pembelajaran dalam memfasilitasi guru

dalam mengajar suatu materi. (Irdalisa, dkk, 2019:58).

3. Cara mengukur TPACK (Teknologi Pedagogical Content Knowledge)

Rahayu (2017:12) TPACK guru dapat dinilai dengan 5 level dengan

menggunakan model Roger tentang proses keputusan yang inovatif. Niess

(Rahayu, 2017:12) mendefinisikan level tersebut sebagai berikut:

a. Recognizing (pengetahuan), dimana guru bisa menggunakan

teknologi dan mengenali keselarasan teknologi dengan konten

namun tidak mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran yang

mereka lakukan.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

27

b. Accepting (persuasi), dimana guru membentuk sikap yang

menguntungkan atau tidak menuju pembelajaran konten dengan

teknologi yang sesuai.

c. Adapting (keputusan), dimana guru terlibat dalam aktivitas yang

mengarahkan pilihan untuk mengadopsi atau menolak pembelajaran

dengan teknologi yang sesuai.

d. Exploring (implementasi), dimana guru secara aktif

mengintegrasikan teknologi yang sesuai

e. Advancing (konfirmasi), dimana guru mengevaluasi hasil dari

pengambilan keputusan tentang mengintegrasikan pembelajaran

dengan teknologi yang sesuai.

F. Kerangka Berpikir

Penguasaan anak dalam berbahasa akan terus berkembang seiring

berjalannya waktu, sehingga akan terjadi peningkatan bahasa baik dari segi

kualitas maupun kuantitas yang terjadi secara bertahap. Tahapan peningkatan

anak bermula dari mengekspresikan suara, lalu mengekspresikan dengan

komunikasi, yang awalnya hanya menggunakan gerakan dan isyarat untuk

menunjukkan ketertarikannya ataupun keinginannya, secara bertahap

komunikasi tersebut berkembang menjadi ujaran yang tepat dan jelas.

Walaupun kemampuan berbahasa setiap anak berbeda-beda, akan tetapi

tahap perkembangan bahasa yang dilalui pada dasarnya sama. Perbedaan ini

terjadi karena stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Lingkungan yang

termasuk paling dekat dengan anak adalah lingkungan keluarga dan lingkungan

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

28

sekolah. Orang tua yang membangun hubungan yang sehat dengan anak akan

menjadi fasilitas perkembangan bahasa bagi anak yang akan membuat anak

berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik, sedangkan guru sebagai

pendamping anak di sekolah memberikan dukungan, kesempatan, serta

bimbingan kepada anak untuk mendukung pengembangan kemampuan

tersebut, salah satunya dengan merancang kegiatan pembelajaran yang tepat

bagi anak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas secara

berkelanjutan.

Namun pada kenyataannya kegiatan untuk melatih kemampuan

berbahasa ini masih sangat kurang. Penggunaan media pun sangat kurang

variatif. Guru masih kurang dalam mengembangkan pertanyaan yang diberikan

kepada anak agar lebih variatif. Hal ini terlihat dari sebagian anak yang masih

belum mampu merespon pertanyaan guru dan bercerita di depan teman-teman

menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti. Dengan demikian diperlukan

metode yang dapat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan bahasa

ekspresifnya dalam mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya secaranya

nyata melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan

untuk membantu mewujudkan suatu pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan bagi anak. Dengan menggunakan media tersebut dalam suatu

pembelajaran maka akan lebih menarik perhatian anak. Penggunaan media ini

dapat mempermudah guru dalam menyajikan cerita sehingga cerita mudah

dipahami oleh anak.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

29

Penyajian cerita dengan bantuan boneka tangan mendorong anak untuk

lebih senang bercerita. Ketika dalam proses bercerita dengan menggunakan

boneka tangan, anak akan merasa lebih tertarik untuk mendengarkan cerita

tersebut dan ketika anak sudah tertarik maka ia akan menemukan suatu kesan

tersendiri yang kesan tersebut akan ia ungkapkan dengan kalimat yang mudah

dipahami. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan boneka

tangan akan mampu mengoptimalkan kemampuan berbahasa anak. Hal ini

diyakini dapat mendorong dan memotivasi anak dalam belajar menyampaikan

maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.

Melihat kegunaan dan keunggulan menggunakan media boneka dalam

peningkatan kemampuan berbahasa anak kelompok A, maka dapat disimpulkan

bahwa bercerita dengan menggunakan boneka tangan merupakan metode yang

tepat digunakan dalam peningkatan kemampuan berbahasa anak pada

kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

30

Adapun gambaran kerangka pikir dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam Penelitian ini adalah jika kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan dilaksanakan dengan baik dan berulang-ulang

maka dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode

bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis TPACK pada kelompok

A TK Teratai UNM Kota Makassar.

Kondisi Awal

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa pada siklus

pertama dimana 4

orang anak telah

memenuhi target

sedangkan 4 orang

lainnya belum

memenuhi target

capaian

perkembangan

bahasa ekspresif

anak. Angka

persentase nilai

rata-rata anak

masih mencapai

79.06% dan target

capaian adalah

minimal 80% yang

secara klasikal

belum memenuhi

target. Sedangkan

pada siklus II

semua anak telah

memenuhi target

yang mencapai

angka rata-rata

88.75% atau berada

dalam kategori

sangat tinggi.

Langkah-langkah Bercerita Menggunakan Boneka Tangan 1. Anak memperhatikan guru menyiapkan alat dan boneka yang diperlukan 2. Anak mengatur posisi tempat duduknya 3. Anak memperhatikan guru menyiapkan alat peraga yang telah disiapkan dan menyebutkan nama dan

tokoh-tokoh dalam cerita 4. Guru memberitahu judul ceritanya 5. Anak mendengarkan guru bercerita dengan melakukan dialog antar boneka 6. Sambil bercerita, guru mnggerakkan boneka tangan secara bergantian sesuai isi cerita 7. Setelah bercerita, guru memperhatikan kembali seluruh boneka tangan secara bergantian 8. Anak menyimpulkan cerita 9. Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak

Aspek Guru

Metode yang

digunakan terlalu

monoton

Aspek Anak

Anak hanya mampu

mengungkapkan

beberapa kata, tidak

sampai satu kalimat

Perkembangan Bahasa

Ekspresif Anak Masih Kurang

Penggunaan media boneka tangan dalam

kegiatan bercerita berbasis TPACK

Kemampuan berbahasa ekspresif anak meningkat dengan menggunakan

media boneka tangan dalam kegiatan bercerita

Indikator Perkembangan Bahasa Ekspresif

1. Menceritakan kembali cerita yang pernah didengar

2. Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, jelek, baik hati, berani, dsb)

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dapat diidentifikasikan sebagai suatu

penelitian tindakan (action research), Arikunto (Paizaluddin, 2014:117)

menyebutkan bahwa ada tiga istilah yang membentuk pengertian tersebut, yakni

penelitian merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu, Tindakan menunjuk pada

suatu usaha/kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu,

dan pengertian kelas adalah suatu tempat yang tidak terbatas pada ruang

tertentu, tetapi mengandung pengertian pada sejumlah siswa dalam kelompok

yang mengikuti kegiatan pembelajaran yang dirancang.

Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang dilakukan untuk

memperbaiki mutu praktik dalam kelas. Penelitian bermaksud untuk

memecahkan masalah berupa kemampuan berbahasa anak dalam hal bercerita

anak pada kelompok A TK Teratai UNM dalam mengucapkan kalimat jawaban

ataupun menambah rasa percaya diri anak untuk bercerita di depan teman-

teman yang belum berkembang secara optimal.

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif, yaitu peneliti

bekerja sama dengan guru kelas. Guru kelas sebagai pelaksana dan peneliti

sebagai observer yang bertugas mengamati seluruh perkembangan anak yang

terjadi pada penelitian ini. Peneliti terlibat langsung dalam perencanaan

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

32

penelitian, mengamati, mencatat dan mengumpulkan data, menganalisa serta

membuat laporan hasil penelitian.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di TK Teratai UNM yang beralamat di JL.

Bonto Langkasa, Banta-bantaeng, Kec. Rappocini, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan 90222.

2. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang

berusia 4-5 tahun di TK Teratai UNM. Adapun jumlah peserta didiknya

sebanyak 8 orang anak yang terdiri 5 orang anak perempuan dan 3 orang

anak laki-laki dengan tingkat kemampuan dan pertumbuhan serta

perkembangan yang berbeda.

C. Faktor Yang Diselidiki

Faktor yang akan menjadi pusat dari penelitian ini adalah:

1. Faktor Anak

Kemampuan Kemampuan Berbahasa Ekspresif anak usia 4-5 tahun

di TK Teratai UNM.

2. Faktor Guru

Kemampuan Guru dalam menyusun merencanakan kegiatan dan

pelaksanaan bercerita menggunakan Boneka Tangan berbasis TPACK,

mulai dari pijakan lingkungan main seperti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran harian (RPPH) dan menyiapkan media yang akan digunakan

dalam pembelajaran, pijakan sebelum main seperti melakukan apersepsi

dan membuat aturan main, Pijakan selama main saat guru bercerita

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

33

menggunakan boneka tangan dan dilanjutkan dengan memberi kesempatan

pada anak untuk bercerita kembali. Pijakan setelah main, guru melakukan

recalling dan menutup pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah yang berbentuk siklus dan akan berlangsung selama dua siklus, dimana

setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pada akhir pertemuan diharapkan dapat

tercapai yaitu peningkatan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan bercerita

dengan menggunakan boneka tangan berbasis TPACK pada kelompok A di TK

Teratai UNM. Dalam penelitian tindakan kelas memiliki prosedur atau aturan

yang perlu diperhatikan. Arikunto (Dimyati, 2013:124) menjelaskan bahwa

siklus PTK terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

Adapun deskripsi alur PTK yang dapat dilakukan oleh guru pada

setiap siklusnya dalam gambar berikut.

Gambar 3.1. Alur PTK Arikunto (Dimyati, 2013:124)

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

?

Refleksi Pelaksanaan Pengamatan

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

34

Dari bagan tersebut dapat diuraikan prosedur penelitian tindakan kelas

sebagai berikut:

SIKLUS I

1. Perencanaan

Sebelum melakukan PTK, peneliti berdiskusi dengan guru kelas

untuk memperoleh gambaran awal tentang kemampuan Berbahasa anak di

kelompok A untuk menyatukan persepsi mengenai kegiatan bercerita

dengan menggunakan boneka tangan yang akan diterapkan sesuai dengan

kemampuan bahasa anak.

Langkah selanjutnya adalah peneliti menyusun rancangan tindakan

berupa model rencana pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Menentukan variabel dan indikator dalam membuat RPPH

b. Menentukan tema dan sub tema

c. Menentukan naskah cerita sesuai tema

d. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)

e. Menyiapkan media/APE dan sumber belajar yaitu boneka tangan

f. Menyiapkan kamera untuk data visual dan dokumentasi.

2. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari skenario pembelajaran yang

telah dirancang sebelumnya. Seorang guru akan memahami secara

mendalam mengenai skenario pembelajaran beserta langkah-langkahnya.

Pada Tahap ini peneliti berperan sebagai pengamat dan penilaian, guru

sebagai pelaksana dalam melaksanakan kegiatan bercerita menggunakan

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

35

boneka tangan berdasarkan rencana yang telah disusun pada setiap

pengembangan. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Pijakan sebelum Main

1) Berdoa sebelum memulai kegiatan

2) Mengucap salam, absensi dan menanyakan kabar anak melalui

Video Call Whatsapp

3) Menyiapkan tema hari ini

4) Tanya jawab tentang pengalaman atau kegiatan anak yang

berhubungan dengan tema

5) Menjelaskan kegiatan main hari ini dan mengkaitkannya dengan

tema

6) Mengenalkan media boneka tangan dan cara menggunakannya

untuk merangsang agar anak dapat berekspresi dan bereksplorasi

saat bercerita

7) Membangun aturan main

b. Pijakan selama Main

1) Guru menyajikan cerita menggunakan boneka tangan dengan baik

sehingga menarik perhatian anak

2) Guru memotivasi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk

berekspresi sendiri menggunakan boneka tangan sesuai dengan isi

cerita yang telah disampaikan.

3) Anak menceritakan kembali cerita yang telah didengar

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

36

4) Orang tua mendampingi dan membimbing anak yang mengalami

kesulitan dalam kegiatan

5) Guru mengingatkan aturan main yang telah disepakati

6) Peneliti mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan

berbahasa anak saat bercerita

7) Anak menyimpulkan isi cerita

8) Guru menstimulasi gagasan anak

c. Pijakan setelah main

1) Membereskan mainan yang telah digunakan

2) Menanyakan perasaan anak selama bermain dengan boneka tangan

3) Recalling dengan meminta anak untuk mengungkapkan isi cerita

dan karakteristik tokoh cerita secara singkat

4) Menyampaikan kegiatan yang akan datang

5) Menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucap salam

3. Pengamatan

Kegiatan ini merupakan realisasi dari lembar observasi yang telah

dibuat. Yang artinya setiap kegiatan pengamatan wajib menyertakan lembar

observasi sebagai bukti yang otentik. Hasil pengamatan pada tahap ini

kemudian direfleksikan untuk perencanaan pengembangan berikutnya demi

pencapaian hasil yang terbaik.

4. Refleksi

Refleksi merupakan tahap pengumpulan analisis dengan mengingat

kembali kegiatan yang telah dilakukan oleh guru maupun anak. Kemudian

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

37

peneliti dengan guru mengadakan refleksi dengan melihat data observasi,

apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya dalam peningkatan kemampuan bahasa ekspresif anak.

Berikut langkah-langkah refleksi hasil pengamatan pengembangan I:

a. Mendiskusikan hasil yang telah dicapai dengan guru kelas

b. Menyimpulkan hasil pengamatan

c. Merekomendasikan hal-hal yang perlu diperbaiki pada pengembangan

berikutnya

Refleksi dilakukan untuk melihat efektifitas penerapan kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan

kosakata anak. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mengadakan

perbaikan dan penyempurnaan rencana pelaksanaan kegiatan untuk

kemudian dilaksanakan pada pengembangan berikutnya.

SIKLUS II

Tahap pengembangan II sama dengan tahap pengembangan I, Tetapi

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi

tahap pengembangan I yang telah di perbaiki dan lebih disempurnakan terutama

dalam teknik penyajian bercerita agar anak lebih antusias untuk

mengungkapkan ide ataupun imajinasinya dalam bercerita.

SIKLUS N

Siklus N sama dengan siklus I dan II, tetapi kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi siklus II yang telah

diperbaiki dan lebih disempurnakan terutama dalam teknik pendekatan terhadap

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

38

tiap individu anak agar anak lebih nyaman dalam mengungkapkan ide ataupun

imajinasinya dalam bercerita.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar observasi yang akan

digunakan pada proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan

Kemampuan Berbahasa anak dengan mengamati tingkah laku anak dalam

setiap tahap kegiatan penelitian. Alat lain yang digunakan untuk

mengumpulkan data yakni dokumentasi yang dapat berupa dokumen pribadi

anak ataupun foto-foto kegiatan anak dalam hal bercerita.

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen menurut Permendikbud 137

(2014:4) untuk mengumpulkan data pengembangan kemampuan Berbahasa

ekspresif anak usia 4-5 tahun di TK Teratai UNM melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Bahasa Ekspresif Anak

Usia 4-5 tahun

No Komponen Aspek yang dinilai

Skor

BB MB BSH BSB

1 2 3 4

1. Perkembangan

bahasa

Ekspresif

a. menceritakan kembali cerita yang

pernah didengar

b. mengungkapkan perasaan dengan

kata sifat (baik, senang, nakal, pelit,

jelek, baik hati, berani, dsb)

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Permendikbud 137 (2014:4)

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

39

Keterangan:

a. Skor 1 apabila anak Belum Berkembang (BB)

b. Skor 2 apabila anak Mulai Berkembang (MB)

c. Skor 3 apabila anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

d. Skor 4 apabila anak Berkembang Sangat Baik (BSB)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data penelitian dengan

melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti. Metode observasi akan

lebih baik digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian

yang berupa perilaku, kegiatan, atau perbuatan yang sedang dilakukan oleh

subjek penelitian.

2. Dokumentasi

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data penelitian

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa RPPH, daftar nilai anak, data

administrasi lainnya yang dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji,

menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus permasalahan

penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam Penelitian menurut Paizaluddin (2014:105) data

hasil penelitian terbagi menjadi dua, yakni data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif merupakan data hasil pengukuran yang akan diteliti berdasarkan

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

40

kualitas dan mutunya. Sedangkan data kuantitatif merupakan data penelitian

yang diwujudkan dalam bentuk jumlah atau angka-angka dari hasil suatu

pengukuran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data yang dikumpulkan dari hasil

observasi dan dokumentasi anak dianalisis secara deskriptif kualitatif yakni

untuk memberikan gambaran singkat tentang hasil penelitian agar lebih mudah

dipahami dan dibaca. Analisis perkembangan bahasa anak digunakan untuk

mengukur sejauh mana perkembangan bahasa anak selama mengikuti

pembelajaran yang telah dilakukan melalui penilaian menggunakan lembar

observasi. Selanjutnya untuk menentukan hasil dari perolehan berdasarkan

teknik skoring dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif.

Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan

kepastian mengenai perkembangan bahasa ekspresif anak, apakah terjadi

perbaikan, peningkatan ataupun perubahan. Untuk mengetahui tingkat

keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, akan dilakukan

pengidentifikasian pada skor yang telah diperoleh. Adapun rumus yang

digunakan untuk menghitung persentase skor pada setiap aspek yang diamati

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P: Angka Persentase

F: Frekuensi yang dicari persentasenya

N: Jumlah Frekuensi atau banyaknya individu

P= x 100%

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

41

H. Indikator Keberhasilan

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil apabila

terjadi perubahan, yaitu peningkatan kemampuan yang diperoleh anak.

Indikator keberhasilan ini adalah adanya peningkatan berbahasa ekspresif anak

didik saat menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali cerita guru. Adapun

Indikator kinerja dalam penelitian pengembangan ini yaitu keberhasilan peneliti

dilihat dari ketercapaian tingkat perkembangan berbahasa ekspresif anak

dengan menggunakan boneka tangan dapat mencapai nilai optimal 80%.

Pembelajaran untuk anak dikatakan maksimal apabila aspek perkembangan

bahasa anak terus meningkat sesuai dengan indikator perkembangan

kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun atau kelompok A.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

TK Teratai UNM yang berkedudukan di Makassar dan didirikan pada

tanggal 04 juni 1981 yang pendiriannya adalah salah satu bentuk partisipasi

ibu-ibu pengurus Unit Dharma Wanita IKIP Ujung Pandang yang pada

waktu itu ketua Unit Dharma Wanita IKIP Ujung Pandang adalah ibu

parawansa selaku istri Rektor.Dalam berpartisipasi menyediakan fasilitas

pendidikan taman kanak-kanak ini bernama PAUD teratai unit dharma

wanita IKIP Ujung Pandang Kemudian ketua unit dharma wanita IKIP

Ujung Pandang mempercayakan kepada seksi pendidikan untuk mengelola

taman kanak-kanak ini,maka terbentuklah satuan tugas pengelola taman

kanak-kanak teratai Unit Dharma Wanita IKIP Ujung Pandang terdiri dari

:

a. Bapak Rektor IKIP Ujung Pandang sebagai Pembina

b. Ibu parawansa istri rektor sebagai penasihat

c. Prof.Dr.Hj.Sugira Wahid,MS sebagai ketua pengelolah

d. Dra.Hj.Sabina Amir sebagai wakil ketua I

e. Prof.Dr.Hj.Hawang Hanafi,MS sebagai wakil ketua II

f. Ny.Juul Latumeru sebagai sekretaris

g. Hj.DarmiMappangara Sebagai Bendahara

h. Dra.Hj.RahmatiaKadirsebagaianggota

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

43

43

i. Dra.Widyawati sebagai anggota

j. Dra.Sukarsih A.Pangki sebagai anggota

Adapun Visi Taman Kanak-kanak Teratai UNM membentuk

generasi penerus yang berprestasi, berakhlak mulia dan berbudaya

“Mewujudkan anak didik yang berkualitas dan profesionalisme beriman

dan berakhlak mulia sehat dan kompetitif”

Misi Taman Kanak-Kanak Teratai UNM mengembangkan minat

serta bakat anak dengan prinsip bermain sambil belajar serta aktif, kreatif

dan menyenangkan.

- Meletakkan dasar dan menanamkan nilai-nilai Agama dalam jiwa

anak sejak dini agar dapat menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas

dan berakhlak mulia.

- Sehat jasmani dan rohani, mandiri dan memiliki jiwa sosial, serta

menanamkan dasar-dasar perilaku sopan santun yang berbudaya

dalam suatu interaksi edukatif.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

44

Taman kanak-kanak Teratai UNM memiliki fasilitas yang cukup

memadai dan mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar yang

efektif dan efisien. Sekolah ini memiliki fasilitas seperti:

Tabel 4.1 Fasilitas Sekolah

NO Fasilitas Sekolah jumlah Luas keterangan

1 Ruang kepsek,guru dan TU 1 5x5 Meter Baik

2 Ruang kelas A 1 9x8 Meter Baik

3 Ruang kelas B1 1 9x8 Meter Baik

4 Ruang kelas B2 1 9x8 Meter Baik

5 Ruang kelas B3 1 9x8 Meter Baik

6 Ruang kelas B4 1 9x8 Meter Baik

7 Ruang kelas B5 1 9x8 Meter Baik

8 Wc guru 1 2x2 Meter Baik

9 Halaman sekolah 1 10x10 Meter Baik

10 Dapur 1 3x3 Meter Baik

11 Gudang 1 4x3 Meter Baik

12 Aula 1 15x7 Meter Baik

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

45

Guru-guru yang mengajar di Taman kanak-kanak Teratai UNM secara

umum memiliki title strata satu, berikut nama-nama guru yang ada di Taman

kanak-kanak Teratai UNM

Tabel 4.2 Nama Kepala sekolah dan Ketua Yayasan

No Nama Jabatan Alamat

1 Suriani,S.S.Pd Kepala Sekolah Jl. Daeng Tata 7

2 Dr.Hj.Kustiah Sunarty,M.Pd Ketua Yayasan Teratai UNM Btn.Agraria

Tabel 4.3 Nama Guru TK Teratai UNM

No Nama Kelompok Alamat

1 Zesni Asnimar,S.Pd Guru kelompok B1 Samata

2 Nurhayati,S.Pd Guru kelompok B1 Jl.Bahagia

3 Rosmiyati,S.Pd Guru kelompok B2 Banta-bantaeng lorong

10

4 Hasliyanti Jalil,S.Pd Guru kelompok B2 Hartaco indah

5 Ramlah,S.Pd Guru kelompok B3 Toddopuli 5

6 Andi Tenri Pada Guru kelompok B4 Jl.ujung Bori Perumnas

Antang

7 Sitti Hafsah,S.Pd Guru kelompok B4 Karwisi Raya No.49

8 Cahaya,M.Pd Guru kelompok B5 Tamalate 3

9 Nurcaya,S.Pd Guru kelompok A Btn.Pate’ne Permai

10 Mulyana,S.Pd Guru kelompok A Batua Raya

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

46

Tabel 4.4 Nama-nama Staf

Jumlah staf yang ada di tata usaha SMK Nasional, yaitu:

No Nama Jabatan Alamat

1 Suriani,S.S.Pd Ketua Jl. Daeng Tata 7

2 Zesni Asnimar,S.Pd Bendahara Samata

3 Hasliyanti Jalil,S.Pd Sekretaris Hartaco Indah

Tabel 4.5. Petugas Keamanan

Petugas keamanan yang ada di sekolah, yaitu sekitar dua orang. Mereka

bertugas membuka dan menutup pintu gerbang sekolah, menjaga keamanan

dan ketertiban di sekolah.

No Nama Jabatan Alamat

1 Berce Bujang Sekolah Tk.Teratai

2 Saparuddin Bujang Sekolah Btn.Pate’ne Permai

2. Gambaran peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui kegiatan

bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis TPACK pada

kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar Siklus I pada Pertemuan

I dan II

Dalam bagian ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan.

Pembelajaran dengan bercerita menggunakan boneka tangan dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa ekspresif anak pada kelompok A TK

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

47

Teratai UNM. Data setiap siklus dipaparkan secara terpisah. Adapun data

paparan penelitian mencakup (1) hasil penelitian siklus I, (2) hasil penelitian

siklus II, dimana masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan alur setiap

siklus. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui metode bercerita

melalui boneka tangan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa

ekspresif anak kelompok A di TK Teratai UNM sebagai suatu proses yang

mencakup 1) perencanaan pembelajaran, 2) pelaksanaan tindakan

pembelajaran, 3) pengamatan dan 4) refleksi tindakan.

a. Pertemuan I

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

sesuai dalam tema RPPH tema binatang, serta kegiatan yang akan

dilakukan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

penutup (terlampir).

b) Menyiapkan materi yang akan dipelajari anak didik.

Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan

berbahasa ekspresif pada anak didik melalui kegiatan bercerita

dengan menggunakan boneka tangan. Menyiapkan instrumen

observasi yang berisi hal-hal yang diamati dan diisi pada saat

kegiatan berlangsung. Mencatat hal-hal yang mungkin terlewatkan

pada lembar observasi.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

48

c) Menyiapkan media berupa boneka tangan

Boneka tangan disiapkan dan cerita tentang binatang sehingga pada

saat pembelajaran, guru dapat menceritakan cerita sesuai dengan

cerita yang telah disiapkan.

2) Pelaksanaan

Penelitian siklus I dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan 1

dilakukan pada hari Selasa, 17 November 2020. Dalam pelaksanaannya

guru kelompok A bertindak sebagai guru , peneliti bertindak sebagai

observer. Adapun kegiatannya dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum memulai pembelajaran, guru menghubungi orang tua anak

agar sekiranya dapat mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan,

setelah itu guru mengirim link video tentang macam-macam binatang

yang ada di udara, kemudian meminta orang tua dan anak untuk

memperhatikan video yang telah dikirimkan. Setelah anak dan orang tua

memperhatikan video yang telah dikirimkan, guru pun memulai

pembelajaran melalui VC WA. Guru memastikan semua anak

bergabung ke dalam VC WA. Kegiatan awal, guru menyapa anak

melalui media pembelajaran daring (wa) dan mengucapkan salam, lalu

anak-anak menjawab salam dari guru. Kemudian guru memeriksa

kehadiran setiap anak dan menanyakan kabar mereka masing- masing.

Selanjutnya guru meminta anak untuk meletakkan tangan di depan dada

lalu berdoa sebelum belajar yang dipimpin oleh guru. Setelah membaca

doa, guru melakukan Tanya jawab kepada anak mengenai jenis-jenis

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

49

binatang yang ada di udara yang berkaitan dengan video yang telah

dikirimkan sebelumnya yang menjelaskan tentang jenis-jenis binatang

yang ada di udara. Selanjutnya guru menunjukkan beberapa gambar

binatang yang ada di udara dan mengajak anak-anak menghitung jumlah

binatang yang bisa terbang. Setelah itu, guru menyampaikan apa saja

kegiatan yang akan dilakukan hari ini, 4 orang anak terlihat antusias

ketiga guru menyampaikan bahwa guru akan bercerita menggunakan

boneka tangan.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara melingkari dan

memberi warna hijau muda pada gambar binatang yang bisa terbang

pada LKPD yang telah dibagikan sebelumnya, kemudian anak

mengerjakan LKPD tersebut. Setelah itu anak menunjukkan hasil

lembar kerjanya kepada guru. Selanjutnya anak diberikan tugas kembali

yaitu mewarnai gambar kupu-kupu pada LKPD, kemudian guru

meminta anak menunjukkan hasil kerja setiap anak.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan

menggunakan media boneka tangan. Langkah-langkah yang dilakukan

oleh guru mempersiapkan alat dan boneka tangan kupu-kupu dan semut

yang diperlukan dalam mendengarkan cerita yang dibawakan oleh guru.

Lalu guru meminta anak untuk duduk yang rapi. Kemudian anak

memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan

menyampaikan judul dari cerita yang akan disampaikan yaitu “Kupu-

Kupu berhati mulia”. Kemudian guru bercerita dengan melakukan

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

50

percakapan antar boneka. Setelah guru bercerita, anak diminta untuk

menceritakan kembali cerita yang telah didengar dengan menggunakan

boneka tangan agar anak dapat terstimulasi untuk mengingat kembali

cerita yang pernah di dengar. Selanjutnya anak diminta untuk

menentukan tokoh yang memiliki perbuatan baik dan buruk.

Selanjutnya guru pun melengkapi isi cerita dari anak.

Pada kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan diskusi dan

interaksi melalui Video call whatsapp untuk menanyakan kesulitan yang

dihadapi dan perasaan dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru

melakukan recalling kegiatan yang telah dilakukan dan menyampaikan

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pembelajaran

selanjutnya. Waktu pembelajaran pun sudah habis dan guru pun

menutup kegiatan dengan membaca doa yang dipimpin oleh guru.

Selanjutnya guru mengucapkan salam dan dijawab oleh anak didik.

3) Observasi

a) Hasil observasi guru

i) Anak memperhatikan guru menyiapkan alat dan boneka yang

diperlukan. Dalam hal ini guru mempersiapkan boneka

tangannya sehingga anak melihat yang dilakukan oleh guru.

ii) Anak mengatur posisi tempat duduknya. Dalam hal ini, guru

belum minta anak untuk mengatur posisi tempat duduknya

iii) Anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-tokoh dalam cerita.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

51

Dalam hal ini guru tidak menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-tokoh dalam cerita.

iv) Guru memberitahu judul ceritanya. Dalam hal ini guru

memberitahu judul cerita yang akan disampaikan.

v) Bercerita dengan melakukan dialog/percakapan antar boneka.

Dalam hal ini guru memainkan beberapa peran dan suara yang

berbeda sehingga harus fokus agar tidak salah suara dalam

memerankan.

vi) Sambil bercerita guru menggerakkan tangan secara bergantian

sesuai isi cerita. Dalam hal ini guru tidak melakukan hal tersebut.

vii) Setelah bercerita, guru memperhatikan kembali seluruh boneka

tangan secara bergantian. Dalam hal ini guru memperhatikan

kembali seluruh boneka tangan secara bergantian.

viii) Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak. Dalam

observasi ini, guru tidak melengkapi kesimpulan dari dri anak.

b) Hasil observasi anak

i) Menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut

Berdasarkan hasil pengamatan, anak yang sudah mampu

menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut tanpa bantuan

orang lain dan mampu membantu temannya (BSB), yaitu hanya

2 orang, anak yang mampu menceritakan tanpa bantuan orang

lain (BSH) ada 4 orang, selanjutnya kategori (MB) ada 2 orang.

ii) Menirukan peran (suara, gerakan) tokoh dalam cerita

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

52

Anak yang masih kategori (MB) ada 2 orang, untuk anak yang

sudah mampu menirukan tanpa bantuan orang lain (BSH)

terdapat 4 orang, dan yang termasuk kategori (BSB) ada 2

orangMengungkapkan perbuatan baik tokoh yang ada dalam

cerita

iii) Anak yang termasuk kategori (BSB) pada indikator ini ada 3

orang anak, dan yang termasuk kategori (BSH) terdapat 4 orang

anak, dan yang masih dalam kategori (MB) terdapat 1 orang

iv) Mengungkapkan perbuatan buruk tokoh yang ada dalam cerita

Pada penilaian ini, semua anak mampu mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh yang ada dalam cerita tanpa bantuan

orang lain (BSH)

v) Mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan

Seperti pada penilaian yang sebelumnya, 8 orang anak sudah

mampu mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita

yang dibawakan tanpa bantuan orang lain (BSH).

b. Pertemuan II

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

sesuai dalam tema RPPH tema binatang, serta kegiatan yang akan

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

53

dilakukan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

penutup (terlampir).

b) Menyiapkan materi yang akan dipelajari anak didik.

Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan

berbahasa ekspresif pada anak didik melalui kegiatan bercerita

dengan menggunakan boneka tangan. Menyiapkan instrumen

observasi yang berisi hal-hal yang diamati dan diisi pada saat

kegiatan berlangsung. Mencatat hal-hal yang mungkin terlewatkan

pada lembar observasi.

c) Menyiapkan media berupa boneka tangan

Boneka tangan disiapkan dan cerita tentang binatang sehingga pada

saat pembelajaran, guru dapat menceritakan cerita sesuai dengan

cerita yang telah disiapkan.

2) Pelaksanaan

Pertemuan II dilakukan pada hari Kamis, 19 November 2020. Dalam

pelaksanaannya guru kelompok A bertindak sebagai guru, peneliti

bertindak sebagai observer. Adapun kegiatannya dijelaskan sebagai

berikut:

Sebelum memulai pembelajaran, guru menghubungi orang tua anak

agar sekiranya dapat mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan dan

meminta orang tua menyiapkan tempat main yang aman untuk anak,

setelah itu guru mengirimkan link video mengenai binatang di udara

yang kemudian orang tua dan anak menyimak video tersebut. Setelah

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

54

itu, guru memulai pembelajaran melalui Video Call Whatsapp. Sebelum

memulai, guru mengecek kehadiran setiap anak dan memastikan suara

guru terdengar jelas oleh anak.

Kegiatan awal, guru menyapa anak dan mengucapkan salam, lalu

anak-anak menjawab salam dari guru. Selanjutnya guru meminta anak

untuk meletakkan tangan di depan dada lalu berdoa sebelum belajar

yang dipimpin oleh guru. Kemudian guru menanyakan kabar setiap anak

dan menanyakan kegiatan yang telah dilakukan pada pembelajaran

sebelumnya. Guru menunjukkan beberapa gambar burung dan guru

menyebutkan jenis-jenis burung tersebut. Setelah itu, guru

menyampaikan apa saja kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara menghubungkan

gambar burung pada LKPD yang sebelumnya telah diberikan kepada

orang tua kemudian anak mengerjakan lembar kerja tersebut sesuai

dengan arahan guru. Setelah itu, anak menunjukkan hasil kerjanya

kepada guru. Kemudian anak diberikan tugas kembali yaitu menghitung

jumlah gambar burung yang berbeda pada LKPD yang sebelumnya

telah diberikan kepada orang tua kemudian anak mengerjakan lembar

kerja tersebut sesuai dengan arahan guru lalu anak mengerjakannya.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan

menggunakan media boneka tangan. Langkah-langkah yang dilakukan

oleh guru mempersiapkan alat dan boneka tangan burung elang dan

burung pipit yang diperlukan dalam mendengarkan cerita yang

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

55

dibawakan oleh guru. Lalu guru meminta anak untuk duduk yang rapi.

Kemudian anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang

telah disiapkan dan guru pun memperkenalkan tokoh dalam cerita yaitu

Burung pipit dan Anak burung elang dan menyampaikan judul dari

cerita tersebut yaitu “seekor anak burung yang membalas budi”.

Kemudian anak diminta untuk menceritakan kembali cerita yang telah

didengar dengan menggunakan boneka tangan agar anak dapat

terstimulasi untuk mengingat kembali cerita yang pernah di dengar.

Selanjutnya anak diminta untuk menirukan peran dari salah satu tokoh

dalam cerita. Setelah anak bercerita, guru pun melengkapi isi cerita dari

anak.

Kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan recalling kegiatan

untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi anak serta menanyakan

perasaan anak selama proses pembelajaran. Guru menyampaikan

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pembelajaran

selanjutnya. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran daring, guru

memotivasi anak agar berani menyampaikan ide, gagasan, maupun

pikirannya di depan teman-teman. Selanjutnya guru menutup kegiatan

dengan membaca doa yang dipimpin oleh guru lalu mengucapkan salam

dan dijawab oleh anak.

3) Observasi

a) Hasil observasi guru

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

56

i) Anak memperhatikan guru menyiapkan alat dan boneka yang

diperlukan. Dalam hal ini guru mempersiapkan boneka

tangannya sehingga anak melihat yang dilakukan oleh guru.

ii) Anak mengatur posisi tempat duduknya. Dalam hal ini, guru

tidak meminta anak untuk mengatur posisi tempat duduknya

iii) Anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-tokoh dalam cerita.

Dalam hal ini guru telah menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-tokoh dalam cerita.

iv) Guru memberitahu judul ceritanya. Dalam hal ini guru

memberitahu judul cerita yang akan disampaikan.

v) Bercerita dengan melakukan dialog/percakapan antar boneka.

Dalam hal ini guru memainkan beberapa peran dan suara yang

berbeda sehingga harus fokus agar tidak salah suara dalam

memerankan.

vi) Sambil bercerita guru menggerakkan tangan secara bergantian

sesuai isi cerita. Dalam hal ini guru tidak melakukan hal tersebut.

vii) Setelah bercerita, guru memperhatikan kembali seluruh boneka

tangan secara bergantian. Dalam hal ini guru memperhatikan

kembali seluruh boneka tangan secara bergantian.

viii) Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak. Dalam

observasi ini, guru tidak melengkapi kesimpulan ciri dari anak

b) Hasil observasi anak

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

57

i) Menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut

Berdasarkan hasil pengamatan, anak yang sudah mampu

menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut tanpa bantuan

orang lain dan mampu membantu temannya (BSB) yaitu

terdapat 3 orang, anak yang mampu menceritakan tanpa bantuan

orang lain (BSH) meningkat menjadi 5 orang, selanjutnya

kategori (MB) sisa 1 orang orang.

ii) Menirukan peran (suara, gerakan) tokoh dalam cerita

Anak yang sudah mampu menirukan tanpa bantuan orang lain

(BSH) meningkat menjadi 6 orang, dan yang termasuk kategori

(BSB) ada 2 orang Mengungkapkan perbuatan baik tokoh yang

ada dalam cerita

iii) Anak yang termasuk kategori (BSB) pada indikator ini

meningkat menjadi 4 orang anak, dan yang termasuk kategori

(BSH) terdapat 4 orang anak

iv) Mengungkapkan perbuatan buruk tokoh yang ada dalam cerita

Pada penilaian ini, anak yang mampu mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh yang ada dalam cerita tanpa bantuan

orang lain (BSH), terdapat 6 orang anak, sedangkan 2 lainnya

meningkat menjadi kategori (BSB).

v) Mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

58

Seperti pada penilaian yang sebelumnya, 6 orang anak sudah

mampu mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita

yang dibawakan tanpa bantuan orang lain (BSH), sedangkan 2

orang anak sudah memiliki peningkatan dengan memberikan

bantuan terhadap temannya (BSB)

c. Refleksi Siklus I

Dari hasil analisis yang dapat disimpulkan pada siklus I adalah

bahwa kegiatan guru dalam meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif

anak dalam bercerita menggunakan boneka tangan rata-rata cukup

sedangkan kegiatan anak rata-rata cukup dengan persentase 79.06%,

sementara target capaian adalah minimal 80%. Oleh karena itu, peneliti

melanjutkan pada siklus II untuk lebih meningkatkan kemampuan

berbahasa ekspresif anak melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan

boneka tangan.

Dalam proses pembelajaran Siklus I terdapat beberapa kekurangan

yaitu guru masih kurang maksimal dalam membimbing anak untuk

mengungkapkan perasaan dengan kata sifat dan dalam membimbing anak

untuk menceritakan kembali cerita yang telah didengar. Oleh karena itu,

anak perlu mendapatkan penjelasan dan bimbingan dari guru dalam

melakukan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan.

Dalam kegiatan observasi anak, terdapat hanya 4 orang anak yang

sudah berkembang sesuai harapan, sedangkan 4 orang lainnya masih

memerlukan bimbingan dan arahan guru yang diakibatkan karena kurang

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

59

percaya diri anak dalam mengungkapkan sebuah cerita yang telah didengar.

Oleh karena itu, pada pengembangan siklus II peneliti dan guru mencari

solusi untuk perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan. Perbaikan-

perbaikan tersebut berupa:

1) Pelaksanaan: guru hendaknya memberikan bimbingan kepada

anak dalam menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut

dari cerita yang telah didengar

2) Observasi: anak diharapkan dapat menceritakan kembali cerita

yang telah didengar dan dapat mengungkapkan kata sifat

(baik,buruk)

3. Gambaran peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui kegiatan

bercerita dengan menggunakan boneka tangan berbasis TPACK pada

kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar Siklus II pada

Pertemuan I dan II

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, aktivitas guru dan anak

tetap dipertahankan, sedangkan aktivitas guru dan anak didik yang masih

kurang maka akan diperbaiki dengan melanjutkan ke siklus II sebagai

lanjutan pelaksanaan tindakan dari siklus yang tahapnya sama seperti siklus

I. pada kegiatan siklus II yang terdiri dari perencanaan, tindakan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

60

a. Pertemuan I

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH) sesuai dalam tema RPPH tema binatang, serta kegiatan

yang akan dilakukan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan penutup (terlampir).

b) Menyiapkan materi yang akan dipelajari anak didik.

Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan

berbahasa ekspresif pada anak didik melalui kegiatan bercerita

dengan menggunakan boneka tangan. Menyiapkan instrumen

observasi yang berisi hal-hal yang diamati dan diisi pada saat

kegiatan berlangsung. Mencatat hal-hal yang mungkin

terlewatkan pada lembar observasi.

c) Menyiapkan media berupa boneka tangan

Boneka tangan disiapkan dan cerita tentang binatang sehingga

pada saat pembelajaran, guru dapat menceritakan cerita sesuai

dengan cerita yang telah disiapkan.

2) Pelaksanaan

Penelitian siklus II dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan

1 dilakukan pada hari Selasa, 24 November 2020. Dalam

pelaksanaannya guru kelompok A bertindak sebagai guru , peneliti

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

61

bertindak sebagai observer. Adapun kegiatannya dijelaskan sebagai

berikut:

Sebelumnya, guru meminta orang tua untuk menyiapkan tempat

main, alat main beserta LKPD, pensil, dan pensil warna kuning.

Selanjutnya guru mengirimkan link video ke grup mengenai macam-

macam binatang darat yang kemudian orang tua dan anak menyimak

video tersebut. Setelah itu, guru pun memulai pembelajaran melalui

video call whatsapp. Guru memastikan semua anak mendengar

dengan jelas suara guru, begitupun sebaliknya. Anak diminta untuk

duduk dengan sikap yang baik dan menghadap ke kamera.

Selanjutnya Kegiatan awal, guru menyapa anak dan

mengucapkan salam, dan dijawab oleh anak didik. Kemudian guru

mengecek kehadiran setiap anak dan menanyakan kabar mereka.

Selanjutnya guru meminta anak untuk meletakkan tangan di depan

dada lalu berdoa sebelum belajar dan doa kedua orang tua yang

dipimpin oleh guru. Setelah membaca doa, guru melakukan Tanya

jawab kepada anak mengenai jenis-jenis binatang yang hidup di

darat. Selanjutnya guru menyampaikan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara Menebalkan

kata ayam pada LKPD yang sebelumnya telah diberikan kepada

orang tua kemudian anak mengerjakan lembar kerja tersebut. Setelah

itu, anak menunjukkan hasil kerjanya kepada guru. kemudian anak

diberikan tugas kembali yaitu menghitung jumlah kaki binatang

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

62

dengan memberi warna kuning pada LKPD yang sebelumnya telah

diberikan kepada orang tua kemudian anak mengerjakan lembar kerja

tersebut sesuai dengan arahan guru lalu anak mengerjakannya.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan

menggunakan media boneka tangan. Langkah-langkah yang

dilakukan oleh guru mempersiapkan alat dan boneka tangan Ayam

dan rubah yang diperlukan dalam mendengarkan cerita yang

dibawakan oleh guru. Lalu guru meminta anak untuk duduk yang

rapi. Kemudian anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga

yang telah disiapkan dan guru pun memperkenalkan tokoh dalam

cerita yaitu Ayam jantan dan Rubah. Guru menyampaikan judul dari

cerita tersebut yaitu “Ayam Jantan Yang Cerdik Melawan Rubah

Yang Licik”. Kemudian anak diminta untuk menceritakan judul,

tokoh, dan alur secara runtut dan menirukan peran (suara/gerakan)

dari salah satu tokoh dalam cerita menggunakan boneka tangan.

Sebelum meminta anak untuk menirukan gerakan tokoh maupun

menceritakan kembali cerita yang telah didengar menggunakan

boneka tangan, guru memperkenalkan cara memegang atau

memainkan boneka tangan. Setelah anak bercerita, guru melengkapi

cerita anak dan memberikan motivasi kepada setiap anak.

Pada kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan diskusi dan

interaksi untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi anak. Guru

melakukan recalling kegiatan yang telah dilakukan dan

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

63

menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pembelajaran selanjutnya. Waktu pembelajaran berakhir, guru dan

anak membaca doa sebelum selesai dan anak diminta mengucap

salam yang dijawab oleh guru.

3) Observasi

a) Hasil observasi guru

i) Anak memperhatikan guru menyiapkan alat dan boneka

yang diperlukan. Dalam hal ini guru mempersiapkan boneka

tangannya sehingga anak melihat yang dilakukan oleh guru.

ii) Anak mengatur posisi tempat duduknya. Dalam hal ini, guru

telah meminta anak untuk mengatur posisi tempat duduknya

iii) Anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang

telah disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-tokoh

dalam cerita. Dalam hal ini guru menunjukkan alat peraga

yang telah disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-

tokoh dalam cerita.

iv) Guru memberitahu judul ceritanya. Dalam hal ini guru

memberitahu judul cerita yang akan disampaikan.

v) Bercerita dengan melakukan dialog/percakapan antar

boneka. Dalam hal ini guru memainkan beberapa peran dan

suara yang berbeda sehingga harus fokus agar tidak salah

suara dalam memerankan.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

64

vi) Sambil bercerita guru menggerakkan tangan secara

bergantian sesuai isi cerita. Dalam hal ini guru tidak

melakukan hal tersebut.

vii) Setelah bercerita, guru memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian. Dalam hal ini guru

memperhatikan kembali seluruh boneka tangan secara

bergantian.

viii) Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak. Dalam

observasi ini, guru melengkapi kesimpulan ciri dari anak.

b) Hasil observasi anak

i) Menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut

ii) Berdasarkan hasil pengamatan, anak yang sudah mampu

menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut tanpa

bantuan orang lain dan mampu membantu temannya (BSB),

yaitu sebanyak 2 orang, anak yang mampu menceritakan

tanpa bantuan orang lain (BSH) sebanyak 5 orang,

selanjutnya kategori (MB) ada 1 orang.

iii) Menirukan peran (suara, gerakan) tokoh dalam cerita

Anak yang sudah mampu menirukan tanpa bantuan orang

lain (BSH) terdapat 4 orang, dan yang termasuk kategori

(BSB) meningkat menjadi 4 orang

iv) Mengungkapkan perbuatan baik tokoh yang ada dalam cerita

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

65

Anak yang termasuk kategori (BSB) pada indikator ini

meningkat menjadi 4 orang anak, dan yang termasuk

kategori (BSH) terdapat 4 orang anak

v) Mengungkapkan perbuatan buruk tokoh yang ada dalam

cerita

Pada penilaian ini, anak yang mampu mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh yang ada dalam cerita tanpa bantuan

orang lain (BSH) sisa 2 orang anak, sedangkan 6 lainnya

meningkat menjadi kategori (BSB).

vi) Mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan

Seperti pada penilaian yang sebelumnya, 5 orang anak sudah

mampu mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita

yang dibawakan tanpa bantuan orang lain (BSH), sedangkan

3 orang anak sudah memiliki peningkatan dengan

memberikan bantuan terhadap temannya (BSB)

b. Pertemuan II

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH) sesuai dalam tema RPPH tema binatang, serta kegiatan

yang akan dilakukan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan penutup (terlampir).

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

66

b) Menyiapkan materi yang akan dipelajari anak didik.

Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan

berbahasa ekspresif pada anak didik melalui kegiatan bercerita

dengan menggunakan boneka tangan. Menyiapkan instrumen

observasi yang berisi hal-hal yang diamati dan diisi pada saat

kegiatan berlangsung. Mencatat hal-hal yang mungkin

terlewatkan pada lembar observasi.

c) Menyiapkan media berupa boneka tangan

Boneka tangan disiapkan dan cerita tentang binatang sehingga

pada saat pembelajaran, guru dapat menceritakan cerita sesuai

dengan cerita yang telah disiapkan.

2) Pelaksanaan

Pertemuan II dilakukan pada hari Kamis, 26 November 2020.

Dalam pelaksanaannya guru kelompok A bertindak sebagai guru,

peneliti bertindak sebagai observer. Adapun kegiatannya dijelaskan

sebagai berikut:

Sebelum memulai pembelajaran, guru menghubungi orang tua

anak agar mempersiapkan tempat main yang aman untuk anak dan

sekiranya dapat mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan.

Selanjutnya, guru pun memulai pembelajaran melalui VC WA. Guru

memastikan anak bergabung dalam pembelajaran daring dan

memastikan kamera anak aktif dan suara guru dan anak terdengar

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

67

jelas. Kegiatan awal, guru menyapa anak dan mengucapkan salam

yang kemudian dijawab oleh anak. Kemudian guru menanyakan

kabar mereka dan menanyakan. Selanjutnya guru meminta anak

untuk meletakkan tangan di depan dada lalu berdoa sebelum belajar

yang dipimpin oleh guru. Setelah membaca doa, guru melakukan

Tanya jawab kepada anak mengenai jenis-jenis binatang yang hidup

di darat. Selanjutnya guru menyampaikan apa saja kegiatan yang

akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara menempel

kata “s a p i” dalam kotak pada LKPD yang sebelumnya telah

diberikan kepada orang tua kemudian anak mengerjakan lembar kerja

tersebut sesuai dengan arahan guru. Setelah itu anak diberikan tugas

kembali yaitu mengurutkan gambar sapi dari yang kecil-besar pada

LKPD lalu guru menjelaskan cara mengurutkan gambar sapi dari

yang kecil-besar.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan

menggunakan media boneka tangan. Langkah-langkah yang

dilakukan oleh guru mempersiapkan alat dan boneka tangan kambing

dan sapi yang diperlukan dalam mendengarkan cerita yang

dibawakan oleh guru. Lalu guru meminta anak untuk duduk yang

rapi. Kemudian anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga

yang telah disiapkan dan guru pun memperkenalkan tokoh dalam

cerita yaitu Kambing dan sapi. Guru menyampaikan judul dari cerita

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

68

tersebut yaitu “Si Kambing & Si Sapi”. Guru juga menggerakkan

tangannya secara bergantian sesuai isi cerita yang dibawakan.

Kemudian anak diminta untuk Menceritakan judul, tokoh, dan alur

secara runtut dan mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap

cerita yang dibawakan. Selanjutnya guru pun melengkapi isi cerita

dari anak.

Pada kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan diskusi dan

interaksi melalui Video call whatsapp untuk menanyakan kesulitan

yang dihadapi dan perasaan dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru

melakukan recalling kegiatan yang telah dilakukan dan

menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pembelajaran selanjutnya. Waktu pembelajaran pun sudah habis dan

guru pun menutup kegiatan dengan membaca doa yang dipimpin oleh

guru. Selanjutnya guru mengucapkan salam dan dijawab oleh anak

didik.

3) Observasi

a) Hasil observasi guru

i) Anak memperhatikan guru menyiapkan alat dan boneka yang

diperlukan. Dalam hal ini guru mempersiapkan boneka

tangannya sehingga anak melihat yang dilakukan oleh guru.

ii) Anak mengatur posisi tempat duduknya. Dalam hal ini, guru

telah meminta anak untuk mengatur posisi tempat duduknya

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

69

iii) Anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang

telah disiapkan dan menyebutkan nama dan tokoh-tokoh

dalam cerita. Dalam hal ini guru telah menunjukkan alat

peraga yang telah disiapkan dan menyebutkan nama dan

tokoh-tokoh dalam cerita.

iv) Guru memberitahu judul ceritanya. Dalam hal ini guru

memberitahu judul cerita yang akan disampaikan.

v) Bercerita dengan melakukan dialog/percakapan antar boneka.

Dalam hal ini guru memainkan beberapa peran dan suara

yang berbeda sehingga harus fokus agar tidak salah suara

dalam memerankan.

vi) Sambil bercerita guru menggerakkan tangan secara

bergantian sesuai isi cerita. Dalam hal ini guru telah

melakukan hal tersebut.

vii) Setelah bercerita, guru memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian. Dalam hal ini guru

memperhatikan kembali seluruh boneka tangan secara

bergantian.

viii) Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak. Dalam

observasi ini, guru telah melengkapi kesimpulan ciri dari anak

b) Hasil observasi anak

i) Menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

70

Berdasarkan hasil pengamatan, anak yang sudah mampu

menceritakan judul, tokoh, dan alur secara runtut tanpa

bantuan orang lain dan mampu membantu temannya (BSB),

yaitu sebanyak 4 orang, dan anak yang mampu menceritakan

tanpa bantuan orang lain (BSH) sebanyak 4 orang.

ii) Menirukan peran (suara, gerakan) tokoh dalam cerita

Anak yang sudah mampu menirukan tanpa bantuan orang

lain (BSH) terdapat 3 orang, dan yang termasuk kategori

(BSB) meningkat menjadi 5 orang

iii) Mengungkapkan perbuatan baik tokoh yang ada dalam cerita

Anak yang termasuk kategori (BSB) pada indikator ini

meningkat menjadi 5 orang anak, dan yang termasuk

kategori (BSH) terdapat 2 orang anak

iv) Mengungkapkan perbuatan buruk tokoh yang ada dalam

cerita

Pada penilaian ini, semua anak telah mencapai kategori

(BSB) yaitu sebanyak 8 orang.

v) Mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan

Seperti pada penilaian yang sebelumnya, 4 orang anak sudah

mampu mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita

yang dibawakan tanpa bantuan orang lain (BSH), sedangkan

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

71

4 orang anak sudah memiliki peningkatan dengan

memberikan bantuan terhadap temannya (BSB)

c. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan siklus II secara umum

pelaksanaan siklus II sudah terlaksana dengan baik, hasil yang dicapai

oleh semua anak pada siklus II mengalami perkembangan dan

peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kegiatan

pembelajaran pada siklus sebelumnya, dimana semua anak telah

mencapai perkembangan sesuai harapan peneliti dan guru seperti anak

sudah mampu menceritakan cerita yang telah didengarkan dan

mengungkapkan perasaannya dengan kata sifat. Hal ini didasarkan pada

usaha guru yang sudah sangat baik dalam bercerita dengan menggunakan

boneka tangan, dimana persiapan yang dilakukan sebelum melakukan

kegiatan pembelajaran sudah terkonsep sesuai dengan yang diharapkan

sehingga guru tinggal mengaplikasikan apa yang telah direncanakan

sebelumnya.

Pelaksanaan kegiatan pun sudah sangat baik dan tidak terdapat

kekurangan serta sesuai dengan konsep dan prosedur yang telah dibuat

sebelumnya dan terkesan menyenangkan bagi anak, sehingga

memudahkan anak didik dalam belajar. Anak didik yang kesulitan

belajar dibimbing dan diarahkan oleh guru.

Dari hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru telah membawa pengaruh terhadap

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

72

peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui kegiatan bercerita pada

kelompok A TK Teratai UNM. Hal ini terbukti dari hasil capaian nilai

rata-rata siklus I mencapai 79.06% dan pada siklus II meningkat menjadi

88.75%. Atau dengan kata lain mengalami peningkatan 9%. Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran siklus II telah berhasil,

sesuai dengan indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan sampai

siklus II.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

terjadi peningkatan kemampuan berbahasa ekspresif anak melalui kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan dari siklus I dan Siklus II. Kemampuan

berbahasa ekspresif anak dapat meningkat karena adanya dukungan

penggunaan media boneka tangan pada pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I, diperoleh

bahwa kemampuan anak didik dalam mengungkapkan masih ada anak yang

termasuk kategori berkembang, dan belum berkembang. Hal ini dibuktikan dari

angka persentase nilai rata-rata anak pada siklus I masih mencapai 79.06%.

Pada siklus I masih terdapat anak yang masih belum mampu melaksanakan

indikator penilaian dengan baik, sehingga dapat dikatakan pembelajaran yang

dilakukan pada siklus I ini belum mampu mengembangkan kemampuan anak

dalam mengungkapkan bahasa. Oleh karena itu, pemberian bimbingan, arahan

motivasi, serta latihan yang terus menerus dari guru masih perlu ditingkatkan

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

73

dan disertai dengan apa yang hendaknya dicapai melalui kegiatan ini hingga

dapat terlaksana dengan baik.

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan apa

yang dilakukan pada siklus I, baik dari segi materi maupun proses pembelajaran

yang dilakukan. Namun pada siklus II lebih menekankan pada kekurangan-

kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan

refleksi, maka dapat dikatakan bahwa siklus II merupakan penyempurna dari

siklus I.

Kegiatan pembelajaran yang dilanjutkan pada siklus II ini mengalami

peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Anak didik sudah mulai beradaptasi pada kegiatan bercerita menggunakan

boneka tangan yang diterapkan guru. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 88.75%. Hal yang diperoleh

anak didik pada siklus II yaitu penilaian anak sudah berkembang sesuai harapan

dan berkembang sangat baik.

Kemampuan berbahasa ekspresif anak didik dari siklus I ke siklus II

menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita menggunakan boneka tangan

dapat menumbuhkan keceriaan tersendiri bagi anak dalam proses belajar

mengajar di kelas virtual. Sehingga anak merasa senang mengikuti

pembelajaran, sehingga daya pikirnya, imajinasi anak, kemampuan

berbahasanya, daya sosialisasi anak, mengembangkan aspek moral, aspek

emosi, dan menumbuhkan semangat berprestasi anak.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

74

Peningkatan kemampuan berbahasa ekspresif anak usia 4-5 tahun di TK

Teratai UNM Kota Makassar dari Siklus I hingga Siklus II dapat dilihat pada

grafik berikut ini:

Gambar 4.1 Grafik perkembangan kemampuan berbahasa ekspresif anak

usia 4-5 tahun di TK Teratai UNM Kota Makassar Siklus I dan Siklus II

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I persentase capaian

perkembangan anak belum mencapai target yaitu 80%. Hal ini disebabkan

karena masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran

yang mengakibatkan kemampuan berbahasa ekspresif anak belum terstimulasi

dengan baik sehingga perkembangan bahasa ekspresif anak belum optimal.

Oleh karena itu, pada pengembangan siklus II, peneliti bersama guru

berusaha mencari solusi untuk melakukan perbaikan dari aspek guru yang

belum optimal dalam memberikan stimulasi pada anak yang kurang fokus

dalam kegiatan pembelajaran. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, maka

persentase yang dicapai melampaui target ketercapaian yaitu 88.75%. Hal ini

karena usaha guru yang maksimal dilakukan dalam pembenahan kinerja guru

0

20

40

60

80

100

120

ND AG CC AF MS AR DV AL

Siklus I

Siklus II

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

75

saat sebelum proses pembelajaran dan pengelolaan kelas pada saat proses

pembelajaran dengan metode bercerita menggunakan boneka tangan yang

akhirnya membawa dampak besar pada peningkatan kemampuan berbahasa

anak kelompok A TK Teratai UNM Kota Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa bercerita

menggunakan boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa

ekspresif anak usia 4-5 tahun. Akan tetapi, keberhasilan kegiatan bercerita tidak

terlepas dari beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan

bercerita di sekolah seperti yang diungkap oleh Moeslichatoen (2004:175) antara

lain:

a. Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih

b. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih

c. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan untuk

kegiatan bercerita

d. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita

e. Menetapkan rancangan penilaian bercerita.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

bercerita perlu menetapkan tujuan dan tema yang akan dipilih, menetapkan

bentuk cerita, menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan dalam

bercerita, menetapkan rancangan dan langkah-langkah kegiatan bercerita, dan

yang terakhir adalah menetapkan penilaian dalam bercerita untuk mengetahui

ketercapaian anak dalam peningkatan kemampuan berbahasa ekspresif anak

secara optimal sesuai usianya.

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Kelompok A TK

Teratai UNM dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas, maka

dapat disimpulkan bahwa:

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan

terhadap kemampuan berbahasa ekspresif anak dengan menggunakan media

boneka tangan dalam kegiatan bercerita yang disampaikan oleh guru. Penerapan

kegiatan bercerita yang dilakukan secara berulang akan dapat meningkatkan

kemampuan berbahasa ekspresif anak usia 4-5 tahun, hal tersebut dibuktikan

dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dimana 4 orang

anak telah memenuhi target sedangkan 4 orang lainnya belum memenuhi target

capaian perkembangan bahasa ekspresif anak. Angka persentase nilai rata-rata

anak masih kategori Baik dan target. Sedangkan pada siklus II semua anak telah

memenuhi target yang mencapai kategori sangat baik. Sehingga bisa

disimpulkan bahwa metode bercerita menggunakan boneka tangan dapat

meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada kelompok A TK Teratai UNM

Kota Makassar.

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

78

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah

dikemukakan, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Sebagai peningkatan kemampuan berbahasa ekspresif anak, dapat

digunakan media boneka tangan dalam kegiatan bercerita dengan

menggunakan boneka tangan yang menarik dan cerita yang sesuai denan

naturalistik anak.

2. Pada kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan, guru setidaknya

mampu menyajikan cerita yang menyenangkan anak dan dapat menarik

perhatian anak agar anak tidak merasa bosan.

3. Diharapkan kepada peneliti di bidang Pendidikan agar bisa melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan kemampuan berbahasa anak

melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka tangan yang

berbasis TPACK kedepannya.

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

79

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2004. Peraturan Menteri Pendidikan

Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana

Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan sumber belajar untuk Anak

Usia Dini. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional

Firdaus, Ma’rifatul. (2019). Pengaruh Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan

Terhadap Perkembangan bahasa Anak usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-

Kanak Dharma Wanita Persatuan Meduran Manyar Gresik. UIN Sunan

Ampel Surabaya. diakses tanggal 20 Agustus 2020

Irdalisa. Suyanto, Slamet. (2019). Pengembangan Model Inkuiri Terbimbing

berbantuan ICT Untuk Meningkatkan Kemampuan TPACK. Universitas

Syiah Kuala. diakses tanggal 28 September 2020.

Kadarsih, Titi. (2016). Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani

PLN Bendege Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017. Universitas

Mataram. diakses tanggal 15 Agustus 2020

Madyawati, Lilis. 2017. Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak. Jakarta:

Kencana

Meylaningsih, Wahyu Linda (2018). Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa

Anak Melalui Media Boneka Wayang Peserta Didik kelompok A RA

Nurul Ulum Ngaliyan Semarang. UIN Walisongo Semarang. diakses

tanggal 15 Agustus 2020

Muslich, Masnur. 2017. Fonologi Bahasa Indonesia, Tinjauan Deskriptif Sistem

Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Nurbiana, Dhieni. 2003. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: UT

Nurjamal, Daeng., Sumirat, Warta., Darwis, Riadi. 2014. Terampil Berbahasa.

Bandung: Alfabeta.

Padmonodewo, Soemirat. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka

Cipta

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

80

Paizaluddin., Ermalinda. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan nomor 146 Tentang Kurikulum

2013 Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2014

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 137 Tentang Standar

Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2014

Rahayu, Sri. 2017. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK):

Integrasi ICT dalam Pembelajaran IPA Abad 21. Universitas Malang.

diakses tanggal 28 September 2020

Serfina, Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo.

Sunarto., Hartono, Agung. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini: Perkembangan dalam

Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana

Susanto, Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini (konsep dan Teori). Jakarta: PT

Bumi Aksara

Yundayani, Audi. 2019. Technological Pedagogical and Content Knowledge:

Konsep Analisis Kebutuhan dalam Pengembangan Pembelajaran. STKIP

Kusuma Negara. diakses tanggal 28 September 2020

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

81

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

82

Kisi-kisi Instrumen

Fokus Indikator Deskripsi

Metode

Bercerita

Menggunakan

Boneka

Tangan

1. Anak memperhatikan guru

menyiapkan alat dan boneka yang

diperlukan

2. Anak mengatur posisi tempat

duduknya

3. Anak memperhatikan guru

menyiapkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama

dan tokoh-tokoh dalam cerita

4. Guru memberitahu judul ceritanya

5. Anak mendengarkan guru

bercerita dengan melakukan

dialog antar boneka

6. Sambil bercerita, guru

menggerakkan boneka tangan

secara bergantian sesuai isi cerita

7. Setelah bercerita, guru

memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian

8. Anak menyimpulkan cerita

9. Guru melengkapi kesimpulan isi

cerita dari anak

1. Guru menyiapkan alat dan

boneka yang diperlukan

2. Guru meminta anak mengatur

posisi tempat duduknya

3. Guru menyiapkan alat peraga

yang telah disiapkan dan

menyebutkan nama dan tokoh-

tokoh dalam cerita

4. Guru memberitahu judul

ceritanya

5. Guru bercerita dengan

melakukan dialog antar

boneka

6. Sambil bercerita, guru

menggerakkan boneka tangan

secara bergantian sesuai isi

cerita

7. Setelah bercerita, guru

memperhatikan kembali

seluruh boneka tangan secara

bergantian

8. Anak menyimpulkan cerita

9. Guru melengkapi kesimpulan

isi cerita dari anak

Bahasa

Ekspresif

1. Menceritakan kembali cerita yang

pernah didengar 1. Menceritakan judul, tokoh,

dan alur secara runtut

2. Menirukan peran (suara,

gerakan) tokoh dalam cerita

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

83

2. Mengungkapkan perasaan dengan

kata sifat (baik, senang, nakal,

pelit, jelek, baik hati, berani, dsb)

1. Mengungkapkan perbuatan

baik tokoh yang ada dalam

cerita

2. Mengungkapkan perbuatan

buruk tokoh yang ada dalam

cerita

3. Mengungkapkan suka atau

tidak suka terhadap cerita

yang dibawakan

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

84

RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI ANAK

NO

Aspek yang

dinilai Kriteria Deskriptif Skor

1 Menceritakan

judul, tokoh,

dan alur

secara runtut

Belum

Berkembang

(BB)

Belum mampu menceritakan judul, tokoh,

dan alur secara runtut 1

Masih

Berkembang

(MB)

Sudah mampu menceritakan judul, tokoh

dan alur secara runtut dengan bantuan

orang lain

2

Berkembang

Sesuai Harapan

(BSH)

Anak sudah mampu menceritakan judul,

tokoh, dan alur secara runtut tanpa

bantuan orang lain

3

Berkembang

Sangat Baik

(BSB)

Anak sudah mampu menceritakan dan

memberikan bantuan kepada temannya

untuk menceritakan judul, tokoh, dan alur

secara runtut

4

2 Menirukan

peran (suara,

gerakan)

tokoh dalam

cerita

Belum

Berkembang

(BB)

Anak belum mampu menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh dalam cerita 1

Masih

Berkembang

(MB)

Anak sudah mampu menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh dalam cerita

dengan bantuan orang lain

2

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

85

Berkembang

Sesuai Harapan

(BSH)

Anak sudah mampu menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh dalam cerita tanpa

bantuan orang lain

3

Berkembang

Sangat Baik

(BSB)

Anak sudah mampu menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh dalam cerita dan

memberikan bantuan kepada temannya

4

3 Mengungkapk

an

perbuatan

baik tokoh

yang ada

dalam cerita.

Belum

Berkembang

(BB)

Anak belum mampu mengungkapkan

Perbuatan baik tokoh yang ada dalam

cerita.

1

Masih

Berkembang

(MB)

Anak sudah mampu mengungkapkan

Perbuatan baik tokoh yang ada dalam

cerita dengan bantuan orang lain

2

Berkembang

Sesuai Harapan

(BSH)

Anak sudah mampu mengungkapkan

Perbuatan baik tokoh yang ada dalam

cerita tanpa bantuan orang lain

3

Berkembang

Sangat Baik

(BSB)

Anak sudah mampu mengungkapkan

Perbuatan baik tokoh yang ada dalam

cerita.dan memberikan bantuan kepada

temannya

4

4 Mengungkapk

an perbuatan

buruk tokoh

Belum

Berkembang

(BB)

Anak belum mampu mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh yang ada dalam

cerita

1

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

86

yang ada

dalam cerita

Masih

Berkembang

(MB)

Anak sudah mampu mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh yang ada dalam

cerita dengan bantuan orang lain

2

Berkembang

Sesuai Harapan

(BSH)

Anak sudah mampu mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh yang ada dalam

cerita tanpa bantuan orang lain

3

Berkembang

Sangat Baik

(BSB)

Anak sudah mampu mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh yang ada dalam

cerita dan membantu temannya

4

5 Mengungkapk

an suka atau

tidak suka

terhadap

cerita yang

dibawakan

Belum

Berkembang

(BB)

Anak belum mampu mengungkapkan

suka atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan

1

Masih

Berkembang

(MB)

Anak sudah mampu mengungkapkan suka

atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan dengan bantuan orang lain

2

Berkembang

Sesuai Harapan

(BSH)

Anak sudah mampu mengungkapkan suka

atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan tanpa bantuan orang lain

3

Berkembang

Sangat Baik

(BSB)

Anak sudah mampu mengungkapkan suka

atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan dan mampu membantu

temannya

4

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

87

RUBRIK PENILAIAN OBSERVASI GURU

No. Aspek Yang Dinilai Kriteria Deskriptif

1. Anak memperhatikan guru menyiapkan

alat dan boneka yang diperlukan

Ya

dilakukan

Apabila guru menyiapkan alat

dan boneka yang diperlukan

Tidak

dilakukan

Apabila guru tidak

menyiapkan alat dan boneka

yang diperlukan

2. Anak mengatur posisi tempat

duduknya Ya

dilakukan

Apabila guru meminta anak

mengatur posisi tempat

duduknya

Tidak

dilakukan

Apabila guru tidak meminta

anak mengatur posisi tempat

duduknya

3. Anak memperhatikan guru

menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama dan

tokoh-tokoh dalam cerita

Ya

dilakukan

Apabila guru menunjukkan

alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan

nama dan tokoh-tokoh dalam

cerita

Tidak

dilakukan

Apabila guru tidak

menunjukkan alat peraga yang

telah disiapkan dan

menyebutkan nama dan tokoh-

tokoh dalam cerita

4. Guru memberitahu judul ceritanya Ya

dilakukan

Apabila guru memberitahu

judul ceritanya

Tidak

dilakukan

Apabila guru tidak

memberitahu judul ceritanya

5. Anak mendengarkan guru bercerita

dengan melakukan dialog antar boneka

Ya

dilakukan

Apabila guru bercerita dengan

melakukan dialog antar boneka

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

88

Tidak

dilakukan

Apabila guru tidak bercerita

dengan melakukan dialog antar

boneka

6. Sambil bercerita guru menggerakkan

boneka tangan secara bergantian sesuai

isi cerita

Ya

dilakukan

Apabila guru sambil bercerita

guru menggerakkan boneka

tangan secara bergantian sesuai

isi cerita

Tidak

dilakukan

Apabila guru tidak sambil

bercerita guru menggerakkan

boneka tangan secara

bergantian sesuai isi cerita

7. Setelah bercerita, guru memperhatikan

kembali seluruh boneka tangan secara

bergantian

Ya

dilakukan

Apabila guru memperhatikan

kembali seluruh boneka tangan

secara bergantian

Tidak

dilakukan

Apabila guru tidak

memperhatikan kembali

seluruh boneka tangan secara

bergantian

8. Anak menyimpulkan cerita

9. Guru melengkapi kesimpulan isi cerita

dari anak

Ya

dilakukan

Apabila guru melengkapi

kesimpulan isi cerita dari anak

Ya

dilakukan

Apabila guru tidak melengkapi

kesimpulan isi cerita dari anak

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

“BELAJAR DARI RUMAH (BDR)”

TK TERATAI UNM KOTA MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020-2021

Semester / Bulan / Minggu: 1/11/15

Hari / Tanggal: Selasa, 17 November 2020

Kelompok / Usia: A/ 4-5 Tahun

Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema: Binatang /Binatang di Udara/ Kupu-kupu

KD: NAM 1.1, FM 3.3 – 4.3, KOG 3.6-4.6, BHS 3.11-4.11, SE 2.8, S 3.15-4.15

Materi Pembelajaran

● Mensyukuri binatang yang hidup di udara sebagai ciptaan Tuhan

● Mengenal dan menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan

motorik kasar dan motorik halus

● Mengenal konsep besar – kecil

● Menceritakan kembali cerita yang pernah didengar

● Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit,

jelek, baik hati, berani, dsb)

● Mengenal dan menunjukkan berbagai karya dengan menggunakan

berbagai media

Bahan ajar

1. Lembar bahan ajar gambar jenis-jenis binatang di udara

2. Bahan ajar buku paket

Metode Pembelajaran

1. Bercerita

2. Tanya Jawab

3. Pemberian tugas

Media Pembelajaran

1. Video mengenal ciri-ciri binatang yang hidup di udara:

https://youtu.be/mhNyccNUi0Y

2. Lembar Kerja Peserta Didik

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

90

Langkah-langkah Pembelajaran

Tahap

Pembelajara

n

Kegiatan Pembelajaran

bahan Grup wa

Wakt

u ket

Kegiatan

Pembukaan

(Kegiatan

pendahuluan

merupakan

implementasi

konsep

TPACK

terutama pada

unsur PCK)

1. Guru menyapa anak

melalui media

pembelajaran Daring

(WA)

2. Guru mengecek

kehadiran setiap anak

didik dan menanyakan

kabar setiap anak didik

3. Anak (guru,orangtua)

berdoa sebelum

kegiatan main dimulai

4. Guru menjelaskan

tentang kegiatan yang

akan dilakukan

10

menit

Menginformasi

kan ke grup wa

minimal 10

menit sebelum

pembelajaran

dimulai

Mengirimkan

link

https://youtu.b

e/mhNyccNUi

0Y (anak

bersama orang

tua melihat

video)

1.Lembar

bahan ajar

gambar jenis-

jenis binatang

di udara

2. Bahan ajar

buku paket

Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan

tentang cara melingkari

dan memberi warna hijau

muda pada gambar

binatang yang bisa

terbang

25

menit

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

91

-Anak melingkari dan

memberi warna hijau muda

pada gambar binatang yang

bisa terbang pada LKPD

2. Guru bercerita tentang

“kupu-kupu berhati mulia”

menggunakan boneka

tangan

- Anak menceritakan

kembali cerita yang telah

didengar dan

mengungkapkan perbuatan

baik dan buruk tokoh

dalam cerita

3. Mewarnai gambar kupu-

kupu

-Anak mewarnai gambar

kupu-kupu pada LKPD

Kegiatan

Penutup

1. Guru dengan anak

melakukan diskusi dan

interaksi melalui Video

call whatsapp untuk

menanyakan kesulitan

yang dihadapi dan

perasaan dalam

pelaksanaan

pembelajaran

10

menit

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

92

2. Guru melakukan

recalling kegiatan yang

telah dilakukan

3. Berdo’a dan salam

Mengetahui : Makassar¸ 17 November 2020

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

93

Kupu-kupu berhati mulia

Pada suatu hari yang cerah, seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia

karena bisa melihat taman yang indah. Sang semut menyapa binatang-binatang di

taman itu. Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Semut itu mengejek bentuk

kepompong yang jelek dan tidak bisa pergi kemana-mana.

“Hei, kepompong, alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di

ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika

ranting itu patah?”

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat dimana ia

suka. Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.

Sang semut merasa dirinya binatang paling hebat. Si kepompong hanya diam

mendengar ejekan tersebut.

Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan-jalan di taman itu. Karena hujan,

genangan lumpur terdapat dimana-mana. Lumpur itu membuat semut tergelincir

dan terjatuh ke dalam genangan lumpur tersebut. Sang semut hampir tenggelam

dalam genangan lumpur. Dia berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.

“Tolong, bantu aku! Aku hampir tenggelam, tolong… tolong…!”

Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-

kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.

“Semut, pegang lah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu,”.

Lalu semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting dan

menurunkannya di tempat aman. Sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu

yang baik hati karena telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu

sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata

kepada semut, “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.

Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina

semua makhluk ciptaan Tuhan.

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

“BELAJAR DARI RUMAH (BDR)”

TK TERATAI UNM KOTA MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020-2021

Semester / Bulan / Minggu: I/11/15

Hari / Tanggal: Kamis, 19 November 2020

Kelompok / Usia: A/ 4-5 Tahun

Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema: Binatang /Binatang di Udara/ Burung

KD: NAM 1.1, FM 3.3 – 4.3, KOG 3.6-4.6, BHS 3.11-4.11, SE 2.8, S 3.15-4.15

Materi Pembelajaran

● Mensyukuri binatang yang hidup di udara sebagai ciptaan Tuhan

● Mengenal dan menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan

motorik kasar dan motorik halus

● Mengenal konsep besar – kecil

● Menceritakan kembali cerita yang pernah didengar

● Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit,

jelek, baik hati, berani, dsb)

● Mengenal dan menunjukkan berbagai karya dengan menggunakan

berbagai media

Bahan ajar

1. Lembar bahan ajar gambar jenis-jenis binatang di udara

2. Bahan ajar buku paket

Metode Pembelajaran

1. Bercerita

2. Tanya Jawab

3. Pemberian tugas

Media Pembelajaran

1. Video mengenal ciri-ciri binatang yang hidup di udara:

https://youtu.be/mhNyccNUi0Y

2. LKPD menghitung jumlah gambar burung yang berbeda

3. LKPD menghubungkan gambar burung yang sama

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

95

Langkah-langkah Pembelajaran

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran bahan

Grup wa Waktu ket

Kegiatan

Pembuka

(Kegiatan

pendahuluan

merupakan

implementasi

konsep

TPACK

terutama pada

unsur PCK)

1.Guru menyapa anak

melalui media

pembelajaran Daring

(WA)

2.Guru mengecek

kehadiran setiap anak

didik dan menanyakan

kabar setiap anak didik

3.Anak (guru, orangtua)

berdoa sebelum kegiatan

main dimulai

4.Guru menjelaskan

tentang kegiatan yang

akan dilakukan

10 menit Menginforma

sikan ke grup

wa minimal

10 menit

sebelum

pembelajaran

dimulai

Mengirimkan

link

https://youtu.b

e/mhNyccNUi

0Y (anak

bersama

orang tua

melihat video)

1.Lembar

bahan ajar

gambar jenis-

jenis

binatang di

udara

2. Bahan ajar

buku paket

Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan

tentang cara

menghubungkan

gambar burung yang

sama

-Anak menghubungkan

gambar burung yang

sama pada LKPD.

2. Guru bercerita

tentang “seekor anak

burung yang membalas

25 menit

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

96

budi” menggunakan

boneka tangan melalui

video

- Anak menceritakan

kembali cerita yang

telah didengar dan

menirukan peran

(suara/gerakan) dari

salah satu tokoh dalam

cerita

3. Menghitung jumlah

gambar burung yang

berbeda

- Anak Menghitung

jumlah gambar burung

yang berbeda pada

LKPD.

Kegiatan

Penutup

1. Guru dengan anak

melakukan diskusi

dan interaksi melalui

Video call whatsapp

untuk menanyakan

kesulitan yang

dihadapi dan perasaan

dalam pelaksanaan

pembelajaran

2. Guru melakukan

10 menit

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

97

recalling kegiatan yang

telah dilakukan

3. Berdo’a dan salam

Mengetahui : Makassar, 19 November 2020

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

98

Seekor anak burung yang membalas budi

Pada suatu hari hiduplah seekor burung yang tidak dapat terbang seperti burung

yang lainnya. Ia hidup seorang diri dan sangat kesepian. Tidak ada seekor burung

pun yang mau berteman dengannya. Suatu hari ketika sang burung berjalan, ia

menemukan sebutir telur yang tergeletak di tanah.

“telur siapa ini? Sepertinya ini telur burung yang terjatuh, akan ku bawa pulang dan

mengeraminya sampai telur ini menetas. Anak burung ini akan kujadikan anakku

dan aku tidak kesepian lagi” kata burung tersebut dengan senang

Sesampainya ia di rumah, ia langsung mengerami telur tersebut dengan sepenuh

hati dan penuh kasih sayang. Akhirnya telur itu menetas, dan ternyata telur yang

menetas adalah milik burung elang.

Burung itu terlihat senang sekali melihat anak burung elang. Ia pun merawatnya

seperti anak sendiri. Hari demi hari anak burung elang pun tumbuh besar,

kemampuan untuk terbang mulai muncul.

“ibu aku ingin terbang seperti teman-teman yang lain, bagaimana caranya terbang?”

kata anak burung elang tersebut

Sang burung sangat sedih mendengar perkataan dari anaknya, karena dia tidak bisa

terbang. Dia tahu anaknya itu adalah seekor burung elang dan suatu saat nanti akan

bisa terbang tinggi dan meninggalkannya. Ia tidak bisa menahan anaknya untuk

tinggal bersamanya, namun ia tidak bisa mengajarinya terbang

“anakku, cobalah belajar sendiri untuk terbang, karena aku tidak bisa terbang

apalagi mengajarimu bagaimana caranya terbang” kata sang induk

Setiap hari anak burung terus belajar terbang, sampai suatu hari ia menyadari bahwa

ibunya sangat sedih melihatnya ia bisa terbang

“jika dulu ibuku tidak mengerami ku, aku tidak akan hadir di dunia ini, sekarang

aku tumbuh besar dan bisa terbang seperti burung-burung lainnya, aku akan

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

99

meninggalkannya. Kasihan sekali ibuku, tidak ada yang mengurus dan

menemaninya, ia pasti akan merasa sangat kesepian” pikir sang anak.

Akhirnya anak burung elang memutuskan untuk tetap bersama ibunya dan hidup di

darat. Sang induk sangat senang dengan keputusan anaknya. Sejak saat itu, ia tidak

merasa kesepian lagi. Mereka pun menjalani hari-hari dengan sangat bahagia dan

saling menyayangi.

Pesan moral: sayangilah kedua orang tuamu sebab ketika kita masih kecil, mereka

yang merawat dan melindungi kita dengan penuh kasih sayang

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

“BELAJAR DARI RUMAH (BDR)”

TK TERATAI UNM KOTA MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020-2021

Semester / Bulan / Minggu: I/11/16

Hari / Tanggal: Selasa, 24 November 2020

Kelompok / Usia: A/ 4-5 Tahun

Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema: Binatang /Binatang darat/ Ayam

KD: NAM 1.2, FM 2.1, KOG 3.6-4.6, BHS 3.12-4.12, SE 2.8, S 3.15-4.15

Materi Pembelajaran

● Mensyukuri ciptaan Tuhan

● Memberi makanan pada hewan

● Menunjukkan bentuk-bentuk simbol

● Memiliki Kemandirian

● Kreatifitas seni

● Menyebutkan macam-macam binatang yang ada di darat

● menghitung jumlah kaki binatang dengan memberi warna kuning

● Menceritakan kembali cerita yang pernah didengar

● Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit,

jelek, baik hati, berani, dsb)

Bahan ajar

1. Lembar bahan ajar gambar jenis-jenis binatang di darat

2. Bahan ajar buku paket

Metode Pembelajaran

1. Bercerita

2. Tanya Jawab

3. Pemberian tugas

Media Pembelajaran

1. Video mengenal binatang yang hidup di darat:

https://www.youtube.com/watch?v=Jqn7J54mdcc

2. Lembar Kerja Peserta Didik

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

101

Langkah-langkah Pembelajaran

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran bahan

Grup wa Waktu ket

Kegiatan Pembuka (Kegiatan

pendahuluan

merupakan

implementasi

konsep

TPACK

terutama pada

unsur PCK)

1.Guru menyapa anak

melalui media

pembelajaran Daring

(WA)

2.Guru mengecek

kehadiran setiap anak

didik dan menanyakan

kabar setiap anak didik

3.Anak (guru,

orangtua) berdoa

sebelum kegiatan main

dimulai

4.Guru menjelaskan

tentang kegiatan yang

akan dilakukan

10 menit Menginformasik

an ke grup wa

minimal 10

menit sebelum

pembelajaran

dimulai

Mengirimkan

link

https://youtu.be/

mhNyccNUi0Y

(anak bersama

orang tua

melihat video)

1.Lembar

bahan ajar

gambar jenis-

jenis binatang

di udara

2. Bahan ajar

buku paket

Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan

tentang cara

Menebalkan kata

ayam

-Anak Menebalkan

kata ayam pada LKPD

2. Guru bercerita

tentang “Ayam Jantan

25

menit

Mengirimkan

dokumentasi

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

102

Yang Cerdik Melawan

Rubah Yang Licik”

menggunakan boneka

tangan

- Anak menceritakan

judul, tokoh, dan alur

secara runtut dan

menirukan peran

(suara/gerakan) dari

salah satu tokoh dalam

cerita

3. menghitung jumlah

kaki binatang dengan

memberi warna kuning

- menghitung jumlah

kaki binatang dengan

memberi warna kuning

berupa foto atau

video dan

dikirimkan ke

wa group

Kegiatan

Penutup

1. Guru dengan anak

melakukan diskusi

dan interaksi melalui

Video call whatsapp

untuk menanyakan

kesulitan yang

dihadapi dan

perasaan dalam

pelaksanaan

pembelajaran

10 menit

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

103

2. Guru melakukan

recalling kegiatan

yang telah dilakukan

3. Berdo’a dan salam

Mengetahui : Makassar, 24 November 2020

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

104

Ayam Jantan Yang Cerdik Melawan Rubah Yang Licik

Pada suatu di hari senja, sosok sang matahari pun mulai tenggelam. Terlihat seekor

ayam jantan terbang ke atas dahan pohon untuk bertengger dan beristirahat. Ayam

jantan pun mengepakan sayapnya dan mulai berkokok dengan keras mengabarkan

bahwa hari mulai malam.

Samar-samar dari kejauhan, ada seekor Rubah yang sedang kelaparan mencari

makan. Mendengar kokokan Ayam si Rubah melihat seekor Ayam jantan sedang

bertengger diatas dahan pohon.

Si Rubah berpikir sejenak untuk menjebak bagaimana agar si Ayam jantan mau

turun dari atas dahan pohon. Saat Ayam jantan selesai berkokok sebagai tugas

sorenya, datang seekor Rubah menghampirinya. Si Ayam jantan pun kaget dan

sekaligus curiga melihat kedatangan si Rubah dengan muka yang bersahabat.

"Ada apa kau datang kemari Rubah," tanya si Ayam jantan

"Hey, kau ayam. Sudahkah kau mendengar? bahwa ada berita yang sangat bagus,"

ujar si Rubah dengan gelagat menyenangkan dan bersemangat.

"Kabar tentang apa itu Rubah?" tanya si Ayam jantan dengan tenang, walaupun si

Ayam jantan merasa aneh dan sedikit gugup karena si Ayam jantan sebenarnya

merasa takut dengan Rubah.

"Kini kita bersahabat teman, keluargamu dan keluargaku dan semua binatang

lainnya telah bersepakat untuk melupakan perbedaan, mulai sekarang dan

selamanya kita semua hidup dalam perdamaian dan persahabatan. Coba kau pikir

teman, tentang kabar bagus ini. Aku sangat senang sekali dan ingin sekali untuk

memelukmu sahabatku, turunlah kau kesini teman, dan marilah kita rayakan kabar

bagus ini dengan gembira," rayu si Rubah, memulai aksi liciknya.

"Wah, ini kabar yang bagus sekali Rubah, aku sangat senang mendengar kabar ini,"

ujar si Ayam Jantan.

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

105

Sambil berbicara si Ayam jantan menjinjitkan kakinya dan menoleh kiri kanan,

seolah-olah si ayam jantan melihat dan menantikan kedatangan sesuatu dari

kejauhan.

"Kau sedang melihat apa sahabatku, mari sini peluk sahabat baru mu ini teman,"

tanya si Rubah sedikit cemas.

"Aku melihat sepasang anjing. sepertinya menuju kemari. Mereka pun pasti telah

mendengar kabar baik ini," jawab si Ayam jantan.

Si Rubah sudah tampak ketakutan mendengar sepasang anjing akan datang. Dan

tak menunggu lama lagi si Rubah pun kabur berlari.

"Hey sahabat ku, tungguuu... kenapa engkau lari? sekarang anjing adalah sahabat

kamu juga...," teriak si Ayam jantan.

"Aku terlupa sesuatu sahabatku... aku masih mempunyai tugas yang sangat penting

sahabatku" jawab si Rubah sambil terus berlari.

Si Ayam jantan tertawa terbahak-bahak, karena ia telah berhasil memperdaya si

Rubah yang licik dan melihat si Rubah lari tunggang langgang

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

“BELAJAR DARI RUMAH (BDR)”

TK TERATAI UNM KOTA MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020-2021

Semester / Bulan /Minggu: I/11/16

Hari / Tanggal: Kamis, 26 November 2020

Kelompok / Usia: A/ 4-5 Tahun

Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema: Binatang /Binatang darat/ Sapi

KD: NAM 1.2, FM 2.1, KOG 3.6-4.6, BHS 3.12-4.12, SE 2.8, S 3.15-4.15

Materi Pembelajaran

● Mensyukuri ciptaan Tuhan

● Menunjukkan bentuk-bentuk simbol

● Memiliki Kemandirian

● Kreatifitas seni

● Menyebutkan macam-macam binatang yang ada di darat

● Mengurutkan gambar sapi dari yang kecil-besar

● Menceritakan kembali cerita yang pernah didengar

● Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit,

jelek, baik hati, berani, dsb)

Bahan ajar

1. Lembar bahan ajar gambar jenis-jenis binatang di darat

2. Bahan ajar buku paket

Metode Pembelajaran

1. Bercerita

2. Tanya Jawab

3. Pemberian tugas

Media Pembelajaran

1. Video mengenal binatang yang hidup di darat:

https://www.youtube.com/watch?v=Jqn7J54mdcc

2. Lembar Kerja Peserta Didik

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

107

Langkah-langkah Pembelajaran

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran bahan

Grup wa waktu ket

Kegiatan

Pembuka

(Kegiatan

pendahuluan

merupakan

implementasi

konsep

TPACK

terutama pada

unsur PCK)

1.Guru menyapa anak

melalui media

pembelajaran Daring

(WA)

2.Guru mengecek

kehadiran setiap anak

didik dan menanyakan

kabar setiap anak

didik

3.Anak (guru,

orangtua) berdoa

sebelum kegiatan main

dimulai

4.Guru menjelaskan

tentang kegiatan yang

akan dilakukan

10 menit Menginformasik

an ke grup wa

minimal 10

menit sebelum

pembelajaran

dimulai

Mengirimkan

link

https://youtu.be/

mhNyccNUi0Y

(anak bersama

orang tua

melihat video)

1.Lembar

bahan ajar

gambar jenis-

jenis

binatang di

udara

2. Bahan ajar

buku paket

Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan

tentang cara

menempel kata “s a

p i” dalam kotak

-Anak menempel kata

“s a p i” dalam kotak

pada LKPD

25 menit

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

108

2. Guru bercerita

tentang “Si Kambing

& Si Sapi”

menggunakan boneka

tangan melalui video

- Anak Menceritakan

judul, tokoh, dan alur

secara runtut dan

Mengungkapkan suka

atau tidak suka

terhadap cerita yang

dibawakan

3. Mengurutkan

gambar sapi dari yang

kecil-besar

- Anak mengurutkan

gambar sapi dari yang

kecil-besar pada

LKPD

Kegiatan

Penutup

1.Guru dengan anak

melakukan diskusi dan

interaksi melalui

Video call whatsapp

untuk menanyakan

kesulitan yang

dihadapi dan perasaan

dalam pelaksanaan

pembelajaran

10 menit

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

109

2. Guru melakukan

recalling kegiatan

yang telah

dilakukan

3. Berdo’a dan salam

Mengetahui : Makassar, 26 November 2020

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

110

Si Kambing & Si Sapi

Di sebuah pedesaan yang nun jauh di sana, tinggallah seorang bapak dengan istri

dan seorang anaknya. Keluarga ini memiliki beberapa kambing dan sapi yang

dipelihara dengan sangat baik.

Suatu kali, salah saekor kambing dan sapi yang paling subur saling berbincang-

bincang.

“Sapi, lihatlah diriku. Pemilik begitu mengasihiku. Ia memberikan makanan yang

terbaik bagiku. Bahkan ia merawat diriku setiap hari,”

“Kambing, kambing. Kamu bercanda. Sebenarnya yang sangat dikasihi oleh

pemilik adalah diriku. Bukan hanya memberi makanan dan merawat diriku, ia juga

sering mengajakku berjalan-jalan.”

Saat sedang berbincang-bincang, datanglah seekor ular berbisa. Melihat ada hewan

yang membahayakan, si kambing dan sapi menjadi gelisah. Mereka pun

mengeluarkan suara ketakutan.

Tak berselang lama, sang bapak dan anaknya datang ke tempat kambing-kambing

dan sapi-sapi itu berada. Mereka berdua mencari penyebab peliharaan mereka

gelisah. Dan akhirnya ketemu. Dengan peralatan seadanya, sang bapak dan anak

saling bahu membahu membunuh ular itu. Setelah 30 menit, hewan berbahaya

tersebut pun berhasil dibunuh.

Keadaan pun akhirnya menjadi kembali normal. Melihat apa yang diperbuat

pemilik saat itu, kambing dan sapi menyadari bahwa keduanya sama-sama dikasihi.

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

111

Skenario Pembelajaran

Selasa, 17 November 2020

Sebelum memulai pembelajaran, guru menghubungi orang tua anak agar

sekiranya dapat mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan, setelah itu guru

mengirim link video tentang macam-macam binatang yang ada di udara, kemudian

meminta orang tua dan anak untuk memperhatikan video yang telah dikirimkan.

Setelah anak dan orang tua memperhatikan video yang telah dikirimkan, guru pun

memulai pembelajaran melalui VC WA. Guru memastikan semua anak bergabung

ke dalam VC WA. Kegiatan awal, guru menyapa anak melalui media pembelajaran

daring (wa) dan mengucapkan salam, lalu anak-anak menjawab salam dari guru.

Kemudian guru memeriksa kehadiran setiap anak dan menanyakan kabar mereka

masing- masing. Selanjutnya guru meminta anak untuk meletakkan tangan di depan

dada lalu berdoa sebelum belajar yang dipimpin oleh guru. Setelah membaca doa,

guru melakukan Tanya jawab kepada anak mengenai jenis-jenis binatang yang ada

di udara yang berkaitan dengan video yang telah dikirimkan sebelumnya yang

menjelaskan tentang jenis-jenis binatang yang ada di udara. Selanjutnya guru

menunjukkan beberapa gambar binatang yang ada di udara dan mengajak anak-

anak menghitung jumlah binatang yang bisa terbang. Setelah itu, guru

menyampaikan apa saja kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara melingkari dan memberi warna

hijau muda pada gambar binatang yang bisa terbang pada LKPD yang telah

dibagikan sebelumnya, kemudian anak mengerjakan LKPD tersebut. Setelah itu

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

112

anak menunjukkan hasil lembar kerjanya kepada guru. Selanjutnya anak diberikan

tugas kembali yaitu mewarnai gambar kupu-kupu pada LKPD, kemudian guru

meminta anak menunjukkan hasil kerja setiap anak.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan menggunakan

media boneka tangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru mempersiapkan

alat dan boneka tangan kupu-kupu dan semut yang diperlukan dalam mendengarkan

cerita yang dibawakan oleh guru. Lalu guru meminta anak untuk duduk yang rapi.

Kemudian anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyampaikan judul dari cerita yang akan disampaikan yaitu “Kupu-

Kupu berhati mulia”. Kemudian guru bercerita dengan melakukan percakapan antar

boneka. Setelah guru bercerita, anak diminta untuk menceritakan kembali cerita

yang telah didengar dengan menggunakan boneka tangan agar anak dapat

terstimulasi untuk mengingat kembali cerita yang pernah di dengar. Selanjutnya

anak diminta untuk menentukan tokoh yang memiliki perbuatan baik dan buruk.

Selanjutnya guru pun melengkapi isi cerita dari anak.

Pada kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan diskusi dan interaksi melalui

Video call whatsapp untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi dan perasaan

dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru melakukan recalling kegiatan yang telah

dilakukan dan menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pembelajaran selanjutnya. Waktu pembelajaran pun sudah habis dan guru pun

menutup kegiatan dengan membaca doa yang dipimpin oleh guru. Selanjutnya guru

mengucapkan salam dan dijawab oleh anak didik.

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

113

Skenario Pembelajaran

Kamis, 19 November 2020

Sebelum memulai pembelajaran, guru menghubungi orang tua anak agar

sekiranya dapat mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan dan meminta orang

tua menyiapkan tempat main yang aman untuk anak, setelah itu guru mengirimkan

link video mengenai binatang di udara yang kemudian orang tua dan anak

menyimak video tersebut. Setelah itu, guru memulai pembelajaran melalui Video

Call Whatsapp. Sebelum memulai, guru mengecek kehadiran setiap anak dan

memastikan suara guru terdengar jelas oleh anak.

Kegiatan awal, guru menyapa anak dan mengucapkan salam, lalu anak-anak

menjawab salam dari guru. Selanjutnya guru meminta anak untuk meletakkan

tangan di depan dada lalu berdoa sebelum belajar yang dipimpin oleh guru.

Kemudian guru menanyakan kabar setiap anak dan menanyakan kegiatan yang

telah dilakukan pada pembelajaran sebelumnya. Guru menunjukkan beberapa

gambar burung dan guru menyebutkan jenis-jenis burung tersebut. Setelah itu, guru

menyampaikan apa saja kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara menghubungkan gambar burung

pada LKPD yang sebelumnya telah diberikan kepada orang tua kemudian anak

mengerjakan lembar kerja tersebut sesuai dengan arahan guru. Setelah itu, anak

menunjukkan hasil kerjanya kepada guru. Kemudian anak diberikan tugas kembali

yaitu menghitung jumlah gambar burung yang berbeda pada LKPD yang

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

114

sebelumnya telah diberikan kepada orang tua kemudian anak mengerjakan lembar

kerja tersebut sesuai dengan arahan guru lalu anak mengerjakannya.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan menggunakan

media boneka tangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru mempersiapkan

alat dan boneka tangan burung elang dan burung pipit yang diperlukan dalam

mendengarkan cerita yang dibawakan oleh guru. Lalu guru meminta anak untuk

duduk yang rapi. Kemudian anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga

yang telah disiapkan dan guru pun memperkenalkan tokoh dalam cerita yaitu

Burung pipit dan Anak burung elang dan menyampaikan judul dari cerita tersebut

yaitu “seekor anak burung yang membalas budi”. Kemudian anak diminta untuk

menceritakan kembali cerita yang telah didengar dengan menggunakan boneka

tangan agar anak dapat terstimulasi untuk mengingat kembali cerita yang pernah di

dengar. Selanjutnya anak diminta untuk menirukan peran dari salah satu tokoh

dalam cerita. Setelah anak bercerita, guru pun melengkapi isi cerita dari anak.

Kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan recalling kegiatan untuk menanyakan

kesulitan yang dihadapi anak serta menanyakan perasaan anak selama proses

pembelajaran. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

pada pembelajaran selanjutnya. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran daring,

guru memotivasi anak agar berani menyampaikan ide, gagasan, maupun pikirannya

di depan teman-teman. Selanjutnya guru menutup kegiatan dengan membaca doa

yang dipimpin oleh guru lalu mengucapkan salam dan dijawab oleh anak.

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

115

Skenario Pembelajaran

Selasa, 24 November 2020

Sebelumnya, guru meminta orang tua untuk menyiapkan tempat main, alat

main beserta LKPD, pensil, dan pensil warna kuning. Selanjutnya guru

mengirimkan link video ke grup mengenai macam-macam binatang darat yang

kemudian orang tua dan anak menyimak video tersebut. Setelah itu, guru pun

memulai pembelajaran melalui video call whatsapp. Guru memastikan semua anak

mendengar dengan jelas suara guru, begitupun sebaliknya. Anak diminta untuk

duduk dengan sikap yang baik dan menghadap ke kamera.

Selanjutnya Kegiatan awal, guru menyapa anak dan mengucapkan salam, dan

dijawab oleh anak didik. Kemudian guru mengecek kehadiran setiap anak dan

menanyakan kabar mereka. Selanjutnya guru meminta anak untuk meletakkan

tangan di depan dada lalu berdoa sebelum belajar dan doa kedua orang tua yang

dipimpin oleh guru. Setelah membaca doa, guru melakukan Tanya jawab kepada

anak mengenai jenis-jenis binatang yang hidup di darat. Selanjutnya guru

menyampaikan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara Menebalkan kata ayam pada

LKPD yang sebelumnya telah diberikan kepada orang tua kemudian anak

mengerjakan lembar kerja tersebut. Setelah itu, anak menunjukkan hasil kerjanya

kepada guru. kemudian anak diberikan tugas kembali yaitu menghitung jumlah kaki

binatang dengan memberi warna kuning pada LKPD yang sebelumnya telah

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

116

diberikan kepada orang tua kemudian anak mengerjakan lembar kerja tersebut

sesuai dengan arahan guru lalu anak mengerjakannya.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan menggunakan

media boneka tangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru mempersiapkan

alat dan boneka tangan Ayam dan rubah yang diperlukan dalam mendengarkan

cerita yang dibawakan oleh guru. Lalu guru meminta anak untuk duduk yang rapi.

Kemudian anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan guru pun memperkenalkan tokoh dalam cerita yaitu Ayam jantan dan

Rubah. Guru menyampaikan judul dari cerita tersebut yaitu “Ayam Jantan Yang

Cerdik Melawan Rubah Yang Licik”. Kemudian anak diminta untuk menceritakan

judul, tokoh, dan alur secara runtut dan menirukan peran (suara/gerakan) dari salah

satu tokoh dalam cerita menggunakan boneka tangan. Sebelum meminta anak untuk

menirukan gerakan tokoh maupun menceritakan kembali cerita yang telah didengar

menggunakan boneka tangan, guru memperkenalkan cara memegang atau

memainkan boneka tangan. Setelah anak bercerita, guru melengkapi cerita anak dan

memberikan motivasi kepada setiap anak.

Pada kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan diskusi dan interaksi untuk

menanyakan kesulitan yang dihadapi anak. Guru melakukan recalling kegiatan

yang telah dilakukan dan menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan pada pembelajaran selanjutnya. Waktu pembelajaran berakhir, guru dan

anak membaca doa sebelum selesai dan anak diminta mengucap salam yang

dijawab oleh guru.

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

117

Skenario Pembelajaran

Kamis, 26 November 2020

Sebelum memulai pembelajaran, guru menghubungi orang tua anak agar

mempersiapkan tempat main yang aman untuk anak dan sekiranya dapat mengikuti

pembelajaran yang akan dilakukan. Selanjutnya, guru pun memulai pembelajaran

melalui VC WA. Guru memastikan anak bergabung dalam pembelajaran daring dan

memastikan kamera anak aktif dan suara guru dan anak terdengar jelas. Kegiatan

awal, guru menyapa anak dan mengucapkan salam yang kemudian dijawab oleh

anak. Kemudian guru menanyakan kabar mereka dan menanyakan. Selanjutnya

guru meminta anak untuk meletakkan tangan di depan dada lalu berdoa sebelum

belajar yang dipimpin oleh guru. Setelah membaca doa, guru melakukan Tanya

jawab kepada anak mengenai jenis-jenis binatang yang hidup di darat. Selanjutnya

guru menyampaikan apa saja kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang cara menempel kata “s a p i” dalam

kotak pada LKPD yang sebelumnya telah diberikan kepada orang tua kemudian

anak mengerjakan lembar kerja tersebut sesuai dengan arahan guru. Setelah itu anak

diberikan tugas kembali yaitu mengurutkan gambar sapi dari yang kecil-besar pada

LKPD lalu guru menjelaskan cara mengurutkan gambar sapi dari yang kecil-besar.

Kegiatan selanjutnya guru melakukan kegiatan bercerita dengan menggunakan

media boneka tangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru mempersiapkan

alat dan boneka tangan kambing dan sapi yang diperlukan dalam mendengarkan

cerita yang dibawakan oleh guru. Lalu guru meminta anak untuk duduk yang rapi.

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

118

Kemudian anak memperhatikan guru menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan guru pun memperkenalkan tokoh dalam cerita yaitu Kambing dan

sapi. Guru menyampaikan judul dari cerita tersebut yaitu “Si Kambing & Si Sapi”.

Guru juga menggerakkan tangannya secara bergantian sesuai isi cerita yang

dibawakan. Kemudian anak diminta untuk Menceritakan judul, tokoh, dan alur

secara runtut dan mengungkapkan suka atau tidak suka terhadap cerita yang

dibawakan. Selanjutnya guru pun melengkapi isi cerita dari anak.

Pada kegiatan akhir, Guru dengan anak melakukan diskusi dan interaksi melalui

Video call whatsapp untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi dan perasaan

dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru melakukan recalling kegiatan yang telah

dilakukan dan menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pembelajaran selanjutnya. Waktu pembelajaran pun sudah habis dan guru pun

menutup kegiatan dengan membaca doa yang dipimpin oleh guru. Selanjutnya guru

mengucapkan salam dan dijawab oleh anak didik.

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

119

Instrumen penelitian observasi anak pada siklus I Pertemuan I

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan kemampuan berbahasa

ekspresif anak

Kelompok : A

Hari/Tanggal : Selasa, 17 November 2020

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang di Udara

N

O

Nama

Anak

Indikator

Jumlah

Menceritakan judul,

tokoh, dan alur secara

runtut

Menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh

dalam cerita

Mengungkapkan

perbuatan baik tokoh

yang ada dalam cerita.

Mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh

yang ada dalam cerita

Mengungkapkan suka

atau tidak suka

terhadap cerita yang

dibawakan

BB M

B

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ND √ √ √ √ √ 14

2 AG √ √ √ √ √ 14

3 CC √ √ √ √ √ 16

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

120

4 AF √ √ √ √ √ 14

5 MS √ √ √ √ √ 17

6 AR √ √ √ √ √ 17

7 DV √ √ √ √ √ 14

8 AL √ √ √ √ √ 16

Jumlah Total 2 4 2 2 4 2 1 4 3 8 8 122

Persentase 25 50 25 25 50 25 12,

5 50

37,

5s 100 100 76,25

Makassar, 17 November 2020

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

121

Instrumen penelitian observasi anak pada siklus I Pertemuan II

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan kemampuan berbahasa

ekspresif anak

Kelompok : A

Hari/Tanggal : Kamis, 19 November 2020

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang di Udara

N

O

Nama

Anak

Indikator

Jumlah

Menceritakan judul,

tokoh, dan alur secara

runtut

Menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh

dalam cerita

Mengungkapkan

perbuatan baik tokoh

yang ada dalam cerita.

Mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh

yang ada dalam cerita

Mengungkapkan suka

atau tidak suka

terhadap cerita yang

dibawakan

BB M

B

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ND √ √ √ √ √ 16

2 AG √ √ √ √ √ 15

3 CC √ √ √ √ √ 17

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

122

4 AF √ √ √ √ √ 15

5 MS √ √ √ √ √ 18

6 AR √ √ √ √ √ 17

7 DV √ √ √ √ √ 16

8 AL √ √ √ √ √ 17

Jumlah Total 1 5 2 6 2 4 4 6 2 6 2 131

Persentase 12,

5

62,

5 25 75 25 50 50 75 25 75 25 81,8

Makassar, 19 November 2020

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

123

Peningkatan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak pada Siklus I

No Nama Anak

Pertemuan I Pertemuan II Skor

Total Skor Skor

1 ND 14 16 30

2 AG 14 15 29

3 CC 16 17 33

4 AF 14 15 29

5 MS 17 18 35

6 AR 17 17 35

7 DV 14 16 29

8 AL 16 17 33

Jumlah Total 122 131 253

Persentase 76.25 81.8 79.06

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

124

Hasil kegiatan observasi guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa

ekspresif anak dengan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan

berbasis TPACK pada siklus I Pertemuan I dan II

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan kegiatan yang diamati

Nama Guru : Mulyana, S. Pd

Hari/Tanggal : Selasa, 17 November 2020 (Pertemuan I)

: Kamis, 19 November 2020 (Pertemuan II)

No Aspek sikap yang diamati

Pertemuan I Pertemuan II

Ya

dilakukan

Tidak

dilakukan

Ya

dilakukan

Tidak

dilakukan

1.

Anak memperhatikan guru

menyiapkan alat dan boneka yang

diperlukan

√ √

2. Anak mengatur posisi tempat

duduknya

√ √

3.

Anak memperhatikan guru

menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama dan

tokoh-tokoh dalam cerita

√ √

4. Guru memberitahu judul ceritanya √ √

5.

Anak mendengarkan guru bercerita

dengan melakukan dialog antar

boneka

√ √

6.

Sambil bercerita, guru menggerakkan

boneka tangan secara bergantian

sesuai isi cerita

√ √

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

125

7.

Setelah bercerita, guru

memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian

√ √

8. Anak menyimpulkan cerita

9. Guru melengkapi kesimpulan isi

cerita dari anak

√ √

Jumlah 4 4 5 3

Makassar, 19 November 2020

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

126

Instrumen penelitian observasi anak pada siklus II Pertemuan I

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan kemampuan berbahasa

ekspresif anak

Kelompok : A

Hari/Tanggal : Selasa, 24 November 2020

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Darat

N

O

Nama

Anak

Indikator

Jumlah

Menceritakan judul,

tokoh, dan alur secara

runtut

Menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh

dalam cerita

Mengungkapkan

perbuatan baik tokoh

yang ada dalam cerita.

Mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh

yang ada dalam cerita

Mengungkapkan suka

atau tidak suka

terhadap cerita yang

dibawakan

BB MB BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ND √ √ √ √ √ 17

2 AG √ √ √ √ √ 16

3 CC √ √ √ √ √ 17

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

127

4 AF √ √ √ √ √ 16

5 MS √ √ √ √ √ 19

6 AR √ √ √ √ √ 19

7 DV √ √ √ √ √ 16

8 AL √ √ √ √ √ 18

Jumlah Total 1 5 2 4 4 4 4 2 6 5 3 138

Persentase 12,5 62,

5 25 50 50 50 50 25 75

63,

5

37,

5 86,2

Makassar, 24 November 2020

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

128

Instrumen penelitian observasi anak pada siklus II Pertemuan II

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan perkembangan kemampuan berbahasa ekspresif anak

Kelompok : A

Hari/Tanggal : Kamis, 26 November 2020

Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Darat

N

O

Nama

Anak

Indikator

Jumlah

Menceritakan judul,

tokoh, dan alur secara

runtut

Menirukan peran

(suara, gerakan) tokoh

dalam cerita

Mengungkapkan

perbuatan baik tokoh

yang ada dalam cerita.

Mengungkapkan

perbuatan buruk tokoh

yang ada dalam cerita

Mengungkapkan suka

atau tidak suka

terhadap cerita yang

dibawakan

BB MB BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B BB MB

BS

H

BS

B

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ND √ √ √ √ √ 19

2 AG √ √ √ √ √ 17

3 CC √ √ √ √ √ 19

4 AF √ √ √ √ √ 17

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

129

5 MS √ √ √ √ √ 20

6 AR √ √ √ √ √ 19

7 DV √ √ √ √ √ 17

8 AL √ √ √ √ √ 18

Jumlah Total 4 4 3 5 3 5 8 4 4 146

Persentase

50 50 37,

5

62,

5

37,

5

62,

5 100 50 50 91,2

Makassar, 26 November 2020

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

130

Peningkatan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak pada Siklus II

No Nama Anak

Pertemuan I Pertemuan II Skor

Total Skor Skor

1 ND 17 19 36

2 AG 16 17 33

3 CC 17 19 36

4 AF 16 17 33

5 MS 19 20 39

6 AR 19 19 38

7 DV 16 17 33

8 AL 18 18 36

Jumlah Total 138 146 284

Persentase 86.2 91.2 88.75

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

131

Hasil kegiatan observasi guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa

ekspresif anak dengan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan

berbasis TPACK pada siklus II Pertemuan I dan Pertemuan II

Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan

kegiatan yang diamati

Nama Guru : Mulyana, S. Pd

Hari/Tanggal : Selasa, 24 November 2020 (Pertemuan I)

: Kamis, 26 November 2020 (Pertemuan II)

No Aspek sikap yang diamati

Pertemuan I Pertemuan II

Ya

dilakukan

Tidak

dilakukan

Ya

dilakukan

Tidak

dilakukan

1.

Anak memperhatikan guru

menyiapkan alat dan boneka yang

diperlukan

√ √

2. Anak mengatur posisi tempat

duduknya

√ √

3.

Anak memperhatikan guru

menunjukkan alat peraga yang telah

disiapkan dan menyebutkan nama dan

tokoh-tokoh dalam cerita

√ √

4. Guru memberitahu judul ceritanya √ √

5.

Anak mendengarkan guru bercerita

dengan melakukan dialog antar

boneka

√ √

6.

Sambil bercerita, guru menggerakkan

boneka tangan secara bergantian

sesuai isi cerita

√ √

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

132

7.

Setelah bercerita, guru

memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian

√ √

8. Anak menyimpulkan cerita

9. Guru melengkapi kesimpulan isi

cerita dari anak

√ √

Jumlah 7 1 8

Makassar, 26 November 2020

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

133

AKTIVITAS ANAK DAN GURU SAAT PROSES PEMBELAJARAN

BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN

Berdoa Sebelum memulai guru menunjukkan cara

Pembelajaran menggunakan boneka tangan

(Pertemuan II Siklus I) (Pertemuan I Siklus I)

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

134

Guru bercerita menggunakan anak menceritakan kembali cerita

Boneka tangan yang telah didengar

(Pertemuan I Siklus II) (Pertemuan II Siklus I)

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

135

Anak Menceritakan kembali cerita Anak Mengungkapkan perasaan

Yang telah didengar dengan kata sifat

(Pertemuan I Siklus II) (Pertemuan II Siklus II)

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

136

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

137

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

138

VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian disusun sebagai bahan untuk mengevaluasi

kemampuan bahasa anak usia dini dalam rangka penelitian skripsi. Untuk

menyesuaikan dengan prosedur keilmuan, maka sebelum instrument ini digunakan

dalam penelitian sesungguhnya, terlebih dahulu perlu dilakukan validasi ahli. Oleh

karena itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu bertindak selaku validator ahli

dengan cara melingkari pada salah satu angka pada kolom penilaian yang dianggap

paling sesuai dengan isi instrument penelitian ini dan meberikan saran-saran

perbaikan.

Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu diucapkan terimakasih.

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

139

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

140

VALIDASI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN

Penggunaan media boneka tangan dirancang sebagai bahan perlakuan

kepada anak untuk mengolah dan mengembangkan kemampuan berbahasa anak.

Dalam penelitian skripsi ini, indikator kemampuan bahasa yang akan

dikembangkan adalah kemampuan bahasa ekspresif anak. Untuk menyesuaikan

dengan prosedur keilmuan, maka sebelum kegiatan bercerita menggunakan boneka

tangan ini diaplikasikan, terlebih dahulu perlu dilakukan validasi ahli. Oleh karena

itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu bertindak selaku validator ahli dengan cara

melingkari pada salah satu angka pada kolom penilaian yang dianggap paling sesuai

dengan isi instrument penelitian ini dan meberikan saran-saran perbaikan.

Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu diucapkan terima kasih.

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

141

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

142

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

143

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

144

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

145

Page 160: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

146

Page 161: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

147

Page 162: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

148

Page 163: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

149

Page 164: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

150

Page 165: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI …

151

RIWAYAT HIDUP

SRI WAHYU WULANDARI. Lahir di Mattoanging pada

tanggal 20 Desember 1998. Penulis biasanya disapa dengan

panggilan Wulan. Anak kedua dari pasangan ayahanda Nurdin,

S.Sos dan Ibunda Asmidar. Memiliki 3 saudara kandung.

Agama Islam. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN 107

Maccini pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di SMPN 20 Bulukumba. Dan tamat pada 2013. Di tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 5 Bulukumba pada tahun

2013 dan berhasil menyelesaikan studi pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis

melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi di swasta dan penulis terima

pada program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Strata 1 (S1), Universitas

Muhammadiyah Makassar (UNISMUH).