Top Banner

of 14

kelompok 2

Jan 10, 2016

Download

Documents

agama
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Slide 1

Esensi Manusia Menurut BuddhisManusia menurut agama Buddha adalah kumpulan dari kelompok energy fisik dan mental yang selalu dalam keadaan bergerak, yang disebut pancakhandha atau lima kelompok kegemaran yaitu :Rupakhandha, atau kegemaran akan wujud atau bentuk, adalah semua yang terdapat dalam mahluk yang masih berbentuk (unsur dasar) yang dapat diserap dan dibayangkan oleh indra.Vedanakhandha, atau kegemaran akan perasaan, adalah semua perasaan yang timbul karena adanya hubungan 5 indra manusia dengan luar.Sannakhandha, adalah kegemaran akan penyerapan yang menyangkut intensitas indra dalam menanggapi rangsangan dari luar yang menyangkut 6 macam penyerapan indrawi seperti bentuk suara, bau-bauan,cita rasa, sentuhan jasmania dan pikiran.Shankharakhandha, adalah kegemaran bentuk-bentuk pikiran ini terdiri dari 50 macam kegiatan mental seperti perhatian, keinginan, keyakinan, kemauan keras, keserakahan, dan sebagainya.Vinnankhandha, kegemaran akan kesadaran adalah kegemaran terhadap reaksi atau jawaban yang berdasarkan pada salah satu dari keenam indra dengan objek dari indra yang bersangkutan.

Perbedaan kualitas batin se seorang dari masa ke masaPada masa dahulu, seseorang yg ingin berbuat jahat harus dipengaruhi oleh marra. Sedangkan pada masa sekarang, seseorang dapat berbuat jahat karena dipengaruhi oleh lobha (kekotoran batin), dosa (keserakahan), moha (kebodohan batin). pada masa dahulu seseorang memiliki hiri dan ottapa. Hiri artinya rasa malu untuk berbuat jahat, sedangkan ottapa berarti rasa takut akibat berbuat jahat. Dengan mengembangkan hiri dan ottapa, kita akan terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Itulah sebabnya hiri dan ottapa dikenal dengan sebutan pelindung dunia. Sedangkan pada masa sekarang, manusia sudah tidak memiliki hiri dan ottapa. Hal itulah yang kemudian membuat manusia menjadi mudah terhasut untuk berbuat jahat.

Contoh perbedaan kualitas yang terlihat jelas

Umur manusia pada masa dahulu dapat mencapai 200 tahun, sedangkan umur manusia pada masa sekarang hanya dapat mencapai rata-rata 70 tahun. Pada masa dulu, seseorang masih dapat mencapai tingkat kesucian walau mereka telah berbuat tidak baik. Hal itu karena mereka masih memiliki hati yang bersih, hanya pikiran mereka yang telah dipengaruhi oleh marra. Sedangkan pada masa sekarang, seseorang yang telah berbuat tidak baik akan susah untuk dapat mencapai tingkat kesucian karena mereka telah memiliki hati yang kotor karena telah terpengaruh oleh lobha, dosa, dan moha.

Pengertian KarmaHukum karma merupakan salah satu hukum alam yang mengatur hubungan sebab-akibat suatu perbuatan. Istilah kamma (pali) atau karma (sansekerta) yang secara harfiah berarti perbuatan. Secara teknis, karma adalah suatu perbuatan yang dilandasi oleh niat (cetana). Sebagai mana yang dikatakan Buddha, Niat (cetana) itulah yang kusebut karma; karena setelah berniat, seseorang berbuat melalui tubuh, ucapan, dan pikiran. Yang tercatat dalam (Anguttara Nikaya III, 415).

Akibat moral hukum karma tidak berlaku untuk perbuatan-perbuatan netral seperti berjalan, duduk, atau tidur. Perbuatan-perbuatan tersebut tidak menghasilkan akibat-akibat selain dari dapa perbuatan itu sendiri, misalnya berjalan, hasilnya adalah tiba pada tujuan. Karma berlaku pada gagasan-gagasan kita yang didasari kehendak.

Penggolongan karma Menurut kitab Visuddhimagga, terdapat 12 macam karma yang dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu :Karma menurut fungsi :Karma penghasil (Janaka-kamma)Karma yang menyebabkan timbulnya syarat untuk terlahirnya kembali suatu makhluk. Karma ini menimbulkan batin (Nama) dan jasmani (Rupa).2. Karma penguat (Upatthambhaka-kamma)Karma yang memperkuat akibat karma lain3. Karma pelemah (Upapilaka-kamma)Karma yang menekan, mengolah, menyelaraskan satu akibat dari satu sebab. Fungsi karma yang mengurangi ini berhubungan dengan perbuatan kita yang baik maupun buruk yang dilakukan dalam kehidupan saat ini. 4. Karma penghancur (upaghataka-kamma) Karma yang memotong atau menghancurkan kekuatan akibat dari satu sebab yang telah terjadi dan sebaliknya menyuburkan berkembangnya karma baru.

Karma menurut prioritas :1. Karma berat (Garuka-kamma) Karma yang sangat berat akibatnya. Contoh : karma buruk yang berat adalah membunuh orang tua, membunuh arahat, melukai Buddha, memecah belah Sangha (akusala) garuka-kamma. Contoh : Karma baik yang berat adalah pencapaian Jhana dan Magga- phala (kusala garuka-kamma).2. Karma menjelang ajal (Marannasa-kamma). Di dalam pikiran akan terjadi satu seleksi pada saat proses kematian yaitu mengingat perbuatan yang pernah berkesan di dalam diri kita. Misalnya; sebelum meninggal, seseorang teringat bahwa dia sering mendengarkan Dhamma, sering bertemu bhikkhu-bhikkhu dan meninggal dalam keadaan bahagia maka orang tersebut akan terlahir di alam bahagia. Sebaliknya kalau kesannya tidak baik, orang tersebut dapat terlahir di alam menderita. 3. Karma kebiasaan (Acinaka-kamma)Karma yang dilakukan sebagai kebiasaan selama hidup.4. Karma kumulatif (Katatta-kamma) Apabila karma yang super berat, karma pada saat kematian, dan karma kebiasaan tidak muncul maka karma yang super ringan yang akan berbuah. Misalnya; pada suatu waktu kita melihat ada paku payung di jalan lalu kita singkirkan supaya tidak mencelakakan orang lain. Ini adalah bobot yang super ringan. Apabila bobot yang super ringan ini muncul pada saat kematian dan kita merasa bahagia karena bisa menolong orang lain maka kita akan terlahir di alam bahagia. Karma menurut waktu berubah1. Karma yang berbuah pada kehidupan ini (Ditthadhamma Vedaniya-kamma).2. Karma yang berbuah pada satu kehidupan yang akan datang (Upapajja Vedaniya-kamma ).3. Karma yang berbuah pada kehidupan-kehidupan yang akan datang / waktu yang tak tertentu (Aparapiraya Vedaniya- kamma).4. Karma yang kadaluarsa / sudah habis waktu berbuahnya, sehingga tidak menimbulkan akibat (ahosi-kamma).

Bagaimana Karma BekerjaSemua perbuatan yang didasari oleh niat akan menciptakan potensi untuk menimbulkan (vipaka) atau buah (phala) yang sesuai dengan kualitas perbuatan itu sendiri. Benih-benih karma akan terus mengikuti kita dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya dan akan membuahkan hasil jika saatnya sesuai dan kondisi mendukung.Sang Buddha bersabda, sesuai benih yang ditabur, begitulah buah yang akan dituai. Pelaku kebaikan akan menuai kebaikan, pelaku keburukan akan menuai keburukan. Begitu benih ditabur, dan ditanam, engkau akan merasakan buahnya. (Samyutta Nikaya I,227).

Terdapat 3 akar mula penyebab karma buruk, yaitu ketamakan (lobha), kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha). Jika suatu perbuatan, dilakukan dibawah pengaruh atau berasal dari ketiga racun ini, hasilnyaa akan mengakibatkan penderitaan.Sekalipun dhamma mengajarkan bahwa kamma adalah sebab utama dari adanya berbagai macam keadaan di dunia ini, hukum Karma hanyalah merupakan salah satu dari lima niyama (Dhammaniyama) yang bekerja di alam semesta, yamg masing masinghukum tersendiri yaitu :Utu Niyama (Hukum Musiman)Hukum universal yang berkaitan dengan gejala alam, energy yang mengatur temperature, cuaca, terbentuknya dan hancurnya bumi, tata surya; membbantu pertumbuhan manusia, binatang dan pohon, gempa bumi, gunung meletus, angin, hujan, halilintar, dsb.

Bija Niyama (Hukum Biologi)Hukum yang berkaitan dengan benih dan biji, yakni bagaimana biji, stek, batang, pucuk, daun, dapat bertunas atau tumbuh,; selanjutnya berkembang dan berbuah; darii satu bibit menghasilkan buah yang banyak.

Kamma Niyama (Hukum Sebab Akibat)Hukum universal yang berkaitan dengan moral dan azaz sebab dan akinbat.Citta Niyama (Hukum Psikologis)Hukum universal yang mengatur proses kesadaran. Pikiran manusia adalah luas, aneka ragam dan rumit sekali untuk diketahuio dan dimengerti.Dhamma Niyama (Hukum Fenomena Alam)Hukum universal yang berkaitan dengan gejala-gejala batiniah yang khas, mengenai segala sesuatu yang tidak diatur oleh keempat niyama diatas. Misalnya, gempabumi, hujan panas dan dingin yang terjadi pada saat kelahiran Pangeran Sidharta di Taman Lumbini. gempa bumi dan hujan panas-dingin ini bukan terjadi karena utu niyama tetapi oleh dhamma niyama. Dengan kata lain dhamma niyama mengatur hal-hal yang sangat istemewa / luar biasa. 10 perbuatan baik dan 10 perbuatan buruk

13