INTERPRETASI DATA KLINIKURINE
DOSEN PEMBIMBING :Delina Hasan, M.Si., Apt.KELOMPOK 11.
AFRIYANTI11131020000812. BADRIYATUN NIMAH 11131020000753. CITRA
LILIS A. 11131020000484. FAIRUZA AJENG P. 11131020000565. LISA
IBRAHIM 11131020000706. NAJMAH MUMTAZAH11131020000737. NUR
RIZQIATUL A.11131020000168. RAMAZA RIZKA 1113102000076
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTAAPRIL/2015OSMOLALITAS URINA. PengertianOsmolalitas merupakan
ukuran jumlah partikel (elektrolit dan molekul lainnya)yang larut
dalam urin yang dinyatakan dalam miliosmol per kg (mOsm/kg). Banyak
informasi yang menyangkut fungsi ginjal yang diperoleh dari
pengujian serum dan osmolalitas urin dalam waktu yang sama.
Perbandingan yang normal antara urin dan serum osmolalitas adalah
3:1. Rasio urin yang tinggi ini menggambarkan konsentrasi
urin.Osmolalitas urin selama pembatasan air adalah pengujian yang
akurat untuk penurunan fungsi ginjal.Juga digunakan untuk melihat
rangkaian penyakit ginjal, terapi cairan dan elektrolit,menetapkan
diagnosis perbedaan, hipernatremia, hiponatremia, poliuria, dan
mengevaluasi respon ginjal terhadap ADH.
B. Nilai ReferensiNormal : Spesimen 24 jam: 300-900 mOsm/kg H2O
Spesimen acak: 50-1200 mOsm/kg H2O Rasio urin : serum = 1:1 3:1 C.
Implikasi Klinik1. Osmolalitas Naik pada : Azotemia prerenal Gagal
jantung kongestif Penyakit Addisons Sindrom sekresi ADH yang tidak
tepat (SIADH) Dehidrasi Amiloidosis Hiponatremia 1. Osmolalitas
menurun pada : Gagal ginjal akut Diabetes insipidus Hipokalemia
Hipernatremia Polidipsia primer Hiperkalemia1. Rasio Urin dan serum
Meningkat : azotemia prerenal Menurun : nekrosis tubular akutD.
Faktor Pengganggu1. Administrasi Na Intravena1. Administrasi
dextros dan air intravena E. Intervensi Pretest Patient Care1.
Menjelaskan tujuan dan prosedur pengujian pada pasien1. Diet normal
ditentukan selama 3 hari sebelum pengujian1. Untuk meningkatkan
sensitivitas dari pengujian osmolalitas, diet tinggi protein dapat
diperintahkan selama 3 hari sebelum pengujian. Post test patient
care2. Memberikan makanan dan minuman kepada pasien sesegera
mungkin setelah sampel urin terakhir diperoleh2. Terjemahkan hasil
tes dan perlihatkan sewajarnya.WARNA URINProses pembentukan urine
dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan
kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat zat (augmentasi). Proses
filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula bowman. Proses
reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi terjadi di
tubulus distal.Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang
beroprasi secara paralel. Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus
yang dibekali dengan darah dalam sistem kapiler arteri sedemikian
sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai untuk mempengaruhi
ultrafiltrasi material berberat molekul rendah dalam plasma.Sistem
urinary bertanggung jawab untuk berlangsungnya ekskresi
bermacam-macam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga
penting sebagai faktor untuk mempertahankan homeokinesis
(homeostasis), yaitu suatu keadaan relatif konstan dari lingkungan
internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang
beragam seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat
elektrolit, dan konsentrasi banyak zat di dalam plasma.pengendalian
itu dilaksanakan dengan penyaringan sejumlah besar plasma dan
molekul-molekul kecil melalui glomerolus.Hasil-hasil pemecahan
metabolisme, paling banyak dikeluarkan dari tubuh lewat ginjal
bersama urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein
yang mengandung nitrogen. Pada keadaan sakit metabolisme terganggu,
ginjal mengeluarkan hasil-hasil pemecahan metabolisme yang
terganggu tersebut asalkan fungsi ginjal cukup baik, juga banyak
racun-racun dan obat-obat yang dikeluarkan oleh urine baik dalam
keadaan tidak diubah maupun dalam hasil-hasil pemecahanya. Zat
warna urin barasal dari metabolisme endogen yang dijabarkan dari
zat warna empedu. Warna kuning pada urine disebabkan karena adanya
suatu zat yang disebut urochrome. Jumlah urochrome tergantung pada
hasil metabolisme didalam tubuh.Senyawa-senyawa yang terdapat dalam
urine yaitu senyawa organik, senyawa anorganik, dan zat-zat lain.
Urea adalah hasil akhir utama dari metabolisme protein. Ekskresi
berhubungan langsung dengan intake protein. Biasanya urea merupakan
80-90% dari nitrogen urine total. Ekskresi urea meningkat ketika
katabolisme protein meningkat, seperti pada diabetes dan aktivitas
korteks jaringan yang berlebihan. Asam urat adalah hasil akhir
terpenting dari oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat berasal tidak
hanya dari nukleoprotein makanan, melainkan juga dari pemecahan
nukleoprotein sel dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam
air, tetapi membantuk garam-garamyang larut dalam urine bila asam
dibiarkan). Asam urat ditemukan dalam urine normal sekitar 0,5-1,0
gram perhari, tetapi jumlah ini dapat bervariasi yang
besar.Kreatinin adalah anhidrid dari kreatin (methyl guanidino
acatic acid) dan benda yang konstan dari urine. Kreatinin dapat
diukur dengan memberi alkali pikrat pada urine, dengan adanya
kreatin campuran memberi warna ambar. Warnanya dicocokkan dengan
standar yang juga telah diberi larutan alkali pikrat. Kreatin
ditemukan peningkatan jumlahnya pada malnutrisi dan disintegrasi
jaringan otot. Kreatin juga ditemukan dalam keadaan patologis
seperti kelaparan, gangguan metabolisme karbohidrat, hipertiroidi,
dan miopatia tertentu dan infeksi-infeksi. Terdapatnya kreatin
dalam urine disebut kreatinuria Variasi klorida menentukan bagian
dari bahan padat dalam urine. Ekskresi Cl tergantung pada partikel,
diet alami, tetapi rata-ratanya sekitar 10-15 gram sehari. Khlorida
diekskresikan sebagai natrium khlorida adalah yang utama karena
sebagian klorida adalah yang utama. Fosfat dalam urine merupakan
gabungan dari natrium dan kalium fosfat (alkali fosfat) serat
kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Ekskresi fosfat pada
urine dapat bervariasi secara ekstrim, tetapi rata-rata dalam
sehari adalah 1,1g. Ion fosfat dalam urine dapat berwujud dua
bentuk, yaitu asam fosfat nonbasic dan asam fosfat dibasic. Rasio
keduanya mempengaruhi pH dan buffer urine.Sulfur urine terutama
berasal dari protein karena terdapatnya asam-asam amino yang
mengandung sulfur, metionin, dan sistin dalam molekul protein.
Sulfur urine total biasanya memiliki tiga bentuk, yaitu sulfat
anorganik, sulfat terkonjugasi, dan sulfat netral. Pada kondisi
normal, sekitar satu gram sulfat dieliminasi setiap hari, sekitar
75-85 % tetap dalam sulfat. Sekitar 90% dari ekskresi sulfat adalah
dalam bentuk anorganik sulfat dan 10 % dalam bentuk sulfat
konjugasi dan sulfat netral Proteinuria adalah senyawa albumin dan
globulin dalam urine pada konsentrasi yang abnormal. Pada keadaan
normal tidak lebih dari 30-200 mg protein diekskresikan setiap hari
melalui urine. Albumin dapat ditemukan dengan pemanasan urine,
kemudian ditambah sedikit asam asetat encer. Terdapat endapan putih
yang menetap setelah penambahan asam menunjukkan bahwa terdapat
protein dalam urine. Selain terdapat pada nefritia, darah juga
terdapat dalam urine (hematuria) yang dapat disebabkan karena
kerusakan pada ginjal atau saluran urine. Hemoglobin bebas
(hemoglobinuria) terdapat dalam urine setelah hemolisis yang cepat
misalnya pada kompilasi dari malaria atau setelah kebakaran yang
hebat. Urine yang mengandung pigmen empedu yang akan berwarna kunig
kehijauan samapi coklat. Pigmen empedu dalam urine jumlahnya sangat
kecil. Dasar untuk uji pigmen empedu adalah oksidasi reagen dengan
berbagai bentu seri tingkatan warna. Dengan uji melin yang positif,
akan menghasilkan bermacam-macam warna mulai dari warna hijau, biru
merah, dan kuning kemerah-merahan.Implikasi klinis 1. Urine hampir
tidak berwarna (kuning pucat) Asupan cairan yang besar Diabetes
melitus yang tidak diobati Diabetes insipidus Mengkonsumsi alkohol
dan kafein Diuretic therapy Nervousness2. Urine berwarna orange
Disebabkan oleh demam, berkeringat, asupan cairan berkurang
Bilirubin (terbentuk busa kuning ketika dikocok) Mengkonsumsi
vitamin A dalam jumlah yang banyak Mengkonsumsi obat saluran kemih
tertentu ( phenazopyrydin)3. Urine berwarna kuning kecoklatan
menunjukkan bilirubin di dalam urin telah teroksidasi menjadi
biliverdin ( terbentuk busa kehijau-hijauan ketika dikocok.4. Urine
berwarna hijau Infeksi pseudomonal Indican : indoksil sulfat,
terdapat dalam urine sebagai garam Kalium.5. Urine berwarna pink
atau merahRBCs : Red Blood Cell Cast Hemoglobin, methemoglobin,
oxhyhemoglobin Myoglobin Porphyrine6. Urine berwarna coklat atau
hitam Oksidasi RBCs menjadi methemoglobin Methemoglobin Melanin
atau melanogen Lysol : larutan desinfektan7. Urine berasap dapat
disebabkan oleh RBCs8. Urine seperti susu berhubungan dengan
kegemukan, many WBCs, atau phosphate
Faktor campuran 1. Urine yang normal gelap pada berdiri karena
oksidasi urobilinogen menjadi urobilin. Proses dekomposisi ini
dimulai sekitar 30 Menit setelah buang air2. Makanan yang dapat
merubah warna urine: bit merubah urine menjadi merah rhubarb dapat
menyebabkan urin coklat3. banyak obat yang dapat mengubah warna
urin Cascara dan senna laxatif menyebabkan urine kemerahan
Riboflavin atau phenazopyridin menyebabkan kuning terang
Antiparkinson agent (levodopa) menyebabkan urine gelap Triamterene
menyebabkan urin biru Amitriptylin, methyena bleu, motoxantrone
menyebabkan urin biru kehijauan Heparin, phenazopyridin,
rifampisin, sulfasalazin, warfarin menyebabkan urine orange
Chlorzoxazone, daunorubicin, doxorubicin, heparin, ibuprofen,
methyldopa, phenitoin, rifampisin, senna menyebabkan urin pink
kemerahan Laxativ menyebabkan urin pink Indometachin menyebabkan
urin hijau
PH URINSuatu nilai pH pada urin dapat menyatakan bahwa urin
merupakan larutan asam atau basa (alkali) dan untuk mengukur
konsentrasi ion hidrogen (H+) yang bebas dalam urin. Skala pH
dinyatakan netral jika bernilai 7.0. Semakin rendah nilai pH,
keasaman akan meningkat. Sebaliknya, semakin tinggi nilai pH, maka
akan semakin basa. Nilai pH dijadikan sebagai indikator kemampuan
tubulus ginjal untuk menjaga konsentrasi H+ normal dalam plasma dan
cairan ekstraselular. Ginjal berfungsi menjaga keseimbangan
asam-basa normal, terutama melalui reabsorpsi Na dan sekresi
tubular (ion hidrogen dan ammonium). Sekresi urin asam atau basa
oleh ginjal merupakan salah satu mekanisme tubuh paling penting
untuk menjaga pH tubuh konstan.Urin menjadi semakin asam karena
jumlah Na dan kelebihan asam akan disimpan oleh tubuh. Urin alkali,
biasanya mengandung penyangga asam karbonat-bikarbonat, normalnya
diekskresikan ketika ada kelebihan basa atau alkali dalam
tubuh.Urin berperan penting terutama dalam menentukan keberadaan
dari gangguan asam-basa sistemik metabolik atau sumber pernafasan
dan dalam mengelola kondisi kemih, sehingga membutuhkan urin yang
tetap dijaga dalam pH yang spesifik.. Kontrol pH UrinKontrol pH
pada urin adalah hal yang penting dalam mengelola beberapa
penyakit, termasuk bacteriuria, renal calculi (batu ginjal), dan
terapi obat dimana streptomycin atau methenamine mandelate
diberikan.1) Renal Calculi (Batu Ginjal)Renal calculi adalah
pengkristalan dari mineral-mineral yang mengelilingi suatu zat
organic, seperti nanah, darah, atau sel-sel yang sudah mati.
Kebanyakan dari renal calculi terdiri dari garam-garam kalsium
(oksalat dan fosfat), atau magnesium-ammonium fosfat dan asam
urat.a. Sebagian dari bentuk batu ginjal tergantung pada pH urin.
Pasien sering diberi makanan atau obat yang mengubah pH urin
sehingga batu ginjal tidak terbentuk.b. Batu kalsium fosfat,
kalsium karbonat, dan magnesium fosfat berkembang dalam urin
alkali. Dalam kasus tersebut, urin harus dijaga supaya asam.c. Batu
asam urat, sistin, dan kalsium oksalat mengendap dalam urin asam.
Oleh karena itu, untuk pengobatannya, urin harus dijaga supaya
basa. 2) Terapi Obata. Streptomycin, neomycin, dan kanamycin
efektif untuk mengobati infeksi saluran genitourinary, disediakan
urin bersifat alkali.b. Selama terapi sulfa, urin alkali harus
membantu mencegah pembentukan kristal sulfonamide.c. Urin juga
harus dijaga alkali terus menerus dengan adanya keracunan salisilat
(untuk mempertinggi ekskresi) dan selama transfusi darah.3) Kondisi
Klinisa. Urin harus tetap asam selama pengobatan UTI (Urinary Tract
Infection) atau persistent bacteriuria dan selama pengelolaan
urinary calculi yang berkembang dalam urin alkali.b. Jumlah yang
akurat dari pH urin hanya dapat dibuat hanya pada urin segar yang
baru dikeluarkan. Jika urin harus disimpan dalam waktu yang lama
sebelum analisis, urin harus dibekukan. c. Urin berkonsentrasi
tinggi, seperti yang terbentuk dalam lingkungan kering dan panas,
merupakan asam kuat dan dapat menimbulkan iritasi. d. Selama tidur,
ventilasi paru yang menurun menyebabkan asidosis pernafasan,
akibatnya urin menjadi lebih asam.e. Pemberian diuretik
Chlorothiazide menyebabkan urin asam diekresikan.f. Bakteri dari
UTI atau dari kontaminasi bakteri spesimen menghasilkan urin
alkali. Urea dikonversi menjadi ammonia.4) Makanan/menua. Buah
jeruk dan kebanyakan sayuran, khususnya kacang-kacangan, membantu
menjaga urin alkali.b. Makanan yang tinggi protein dan daging
menjaga urin asam. c. Jus Cranberry adalah satu-satunya buah yang
akan mempertahankan urin asam, dan telah lama digunakan sebagai
obat untuk UTIs ((Urinary Tract Infections) minor. Nilai
ReferensiNormalpH urin normal : bervariasi, dari 4.6 8.0Nilai pH
rata-rata sekitar 6.0 (asam)
Prosedur Analisis Kimiawi UrinAnalisis kimiawi urin umumnya
dilakukan dengan cara uji dipstick, yaitu suatu tes yang
menggunakan stik yang dibuat khusus yang terdiri atas strip untuk
mendeteksi glukosa, protein, bilirubiun, urobilinogen, pH, berat
jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit. Fungsi dipstick sebagai
skrining awal dalam urinalisis. Penggunaan dipstick pada urinalisis
tidak memerlukan keterampilan khusus, selain itu hasilnya bisa
didapat hanya dalam waktu beberapa menit.1. Gunakan reagen strip
untuk pengukuran dipstick (batang celup). Strip akan menghasilkan
spektrum warna yang berubah dari jingga ke hijau-biru, untuk
identifikasi range pH dari 5.0-9.0.2. Memasukkan reagen strip ke
spesimen urin yang baru, dan bandingkan perubahan warna tersebut
dengan grafik warna standar pada botol yang menghubungkan hasil
warna dengan nilai pH.3. Pemeliharaan urin pada pH konsisten
membutuhkan pengujian pH urin yang sering.
Implikasi KlinikPengukuran pH urin harus digunakan bersama
dengan informasi diagnostik lain. Contohnya, pada nekrosis tubulus
ginjal, ginjal tidak mampu ekskresi urin yang sangat asam. Oleh
karena itu, jika pH urin 5.0, nekrosis tubulus ginjal dapat
dihapuskan sebagai diagnosa yang mungkin.1) Urin Asam (pH 7.0)
terjadi pada:a. UTIs disebabkan oleh urea-splitting bacteria
(Proteus dan Pseudomonas).b. Asidosis tubulus ginjal, gagal ginjal
kronis.c. Asidosis metabolik (muntah).d. Alkalosis pernapasan
melibatkan hiperventilasi (blowing off CO2).e. Deplesi
Potassium/Kalium.
Peringatan Klinis pH urin tidak pernah mencapai 9, baik dalam
kondisi normal atau abnormal. Oleh karena itu, pH yang ditemukan
dengan nilai 9 mengindikasikan bahwa harus diperoleh spesimen baru
untuk memastikan keabsahan UA (Urinalysis).
Faktor yang Mempengaruhi1. Dengan berdiri lama, pH dari spesimen
urin menjadi alkali karena bakteri memecah urea dan menghasilkan
ammonia.2. Ammonium klorida dan asam mandelic dapat menghasilkan
urin asam. 3. Melebihi dan melubernya antara daerah pengujian pH
dan daerah protein yang sangat asam pada dipstik dapat menyebabkan
urin alkali memberikan pembacaan asam.4. Sodium bikarbonat,
potassium sitrat, dan asetazolamid dapat menghasilkan urin
alkali.5. Urin menjadi alkali setelah makan karena ekskresi asam
lambung; hal ini dikenal dengan alkaline tide.6. pH cenderung
menjadi rendah diikuti dengan puasa semalaman dan tinggi diikuti
dengan konsumsi makanan. Intervensi Pretest Patient CareMenjelaskan
tujuan tes dan prosedur pengumpulan spesimen Posttest Patient
CareMenafsirkan hasil uji dan memonitor pasien dengan tepat (Lihat
Kontrol pH Urin)
HEMOGLOBIN Hemoglobinuria Merupakan keadaan dimana hemoglobin
bebas terdapat dalam urin. Hemoglobinuria dapat dikaitkan dengan
kondisi diluar saluran urin. Destruksi (hemolisis intravaskular)
secara ekstensif dan cepat pada sirkulasi eritrosit dimana sistem
retikuloendothelial tidak dapat memetabolisme dan menyimpan
hemoglobin bebas yang berlebih. Hemoglobinuria dapat terjadi
sebagai hasil dari lisisnya sel darah merah di saluran urin.
HematuriaMerupakan kondisi dimana sel darah merah utuh terdapat
dalam urin. Hematuria ini erat kaitannya dengan gangguan pada
sistem ginjal atau genitourinaria yang mana pendarahan merupakan
hasil dari trauma atau kerusakan dari organ atau sistem ini.
Pengujian 2 gangguan tersebut dapat dilakukan dengan mendeteksi sel
darah merah, hemoglobin, dan myoglobin dalam urin. Darah dalam urin
ini selalu dijadikan indikator ada tidaknya kerusakan pada ginjal
ataupun saluran urin.Pengujian dapat dilakukan dengan dipstick
maupun pengujian mikroskopik urin. Baik pengukuran urine dipstick
maupun pengujian mikroskopik urin, menghasilkan evaluasi klinik
yang lengkap mengenai hemoglobonuria dan hematuria. Lebih baru
lagi, pembentukan dipstick berisi lysing reagent yang bereaksi
dengan occult blood dan mendeteksi kelebihan pada sel darah merah
yang lisis. MyoglobinuriaMyoglobinuria juga ditandai dengan adanya
sedimentasi urin pada occult blood namun tidak terdapat sel darah
merah dengan pengamatan mikroskop. Myoglobinuria disebabkan oleh
ekskresi myoglobin (protein otot) dalam urin, sebagai hasil dari :
cedera otot traumatik (kecelakaan, syok elektrik, dll) muscle
disorder (muscular dystrophy) keracunan bahan tertentu (karbon
monoksida atau keracunan ikan) hyperthermia ganas terkait dengan
administrasi agen anestetik tertentu Nilai Referensi :Normal :
Negative ( 10 sel/L. Perubahan warna ditandai dengan adanya bintik
pada dipstick Tingkatan hematuria dapat diketahui dari intensitas
pola bintiknya.4. Myoglobinemia (microscopic) Sentrifus sampel urin
ujikan sedimennya dengan mikroskop untuk mengetahui ada tidaknya
SDM Tampak urin berwarna merah-cherry, tidak ada SDM dan
menikngkatnya enzim serum darah untuk detruksi otot
Implikasi Klinika. Hematuria Acute UTI (cystitis) Lupus nefritis
Tumor saluran urin atau ginjal Kalkuli urinaria Hipertensi ganas
Glomerulonefritis Pyelonefritis Trauma ginjal Polycystic kidney
disease Leukimia Trombositopenia Strenuos exercise Benign familial
hematuria/ recurrent hematuria Perokok berat b. Hemoglobinuria Luka
bakar ekstensif Reaksi transfusi (produk darah yang inkompatibel)
Febrile intoxication Bahan kimia tertentu dan alkaloid (jamur
beracun, bisa ular Malaria Pendarahan hasil dari prosedur operasi
pada prostat Gangguan hemolisis(anemia, talasemia, dan defisiensi
glukosa-6-pospat dehidrogenase) Paroxysmal hemoglobinuria Infark
ginjal Hemolisis saat urin berada di saluran urin Fava bean
sensitivity Disseminated intravascular Strenuous exercise Faktor
Intervensi :2. Obat yang dapat menyebabkan hasil positif pada darah
ataupun hemoglobin : Obat yang toksik pada ginjal (bacitracin,
amphotericin) Obat yang mengubah pembekuan darah (warfarin
[Coumadin]) Obat yang menyebabkan hemolisis SDM (aspirin) Obat yang
dapat menghasilkan hasil positif palsu (bromida, copper, iodida,
agen pengoksidasi)2. Dosis tinggi vitamin C dapat menyebabkan hasil
positif palsu3. Tingginya SG atau meningkatnya protein dapat
menurunkan sensitivitas4. Myoglobin menghasilkan hasil positif
palsu5. Hipoklorit digunakan untuk membersihkan pembawa urin
menyebabkan hasil positif palsu6. Darah menstruasi dapat menjadi
kontaminasi spesimen dan merubah hasil7. Infeksi prostat dapat
menghasilkan hasil positif palsu8. dllURIN PROTEIN
(ALBUMIN)Peningkatan jumlah protein dalam urin dapat
mengindikasikan kerusakan ginjal. Namun, kondisi fisik tertentu
(seperti aktivitas olahraga, demam) dapat meningkatkan ekskresi
protein dalam urin. Ada juga beberapa gangguan yang tidak ginjal
tidak terdapat proteinuria. Pada ginjal dan saluran kemih yang
normal, urin tidak mengandung protein atau sangat sedikit. Salah
satu protein dalam urin adalah albumin dan globulin dari plasma.
Pada keadaan patologis, adanya albumin dapat mengindikasikan adanya
gangguan. Albuminuria sering disinonimkan dengan proteinuria. Pada
keadaan normal, glomeruli mencegah penerimaan protein dari darah ke
filtrat glomerular.
Referensi Penilaian Urin Selama 24 JamNormalPria dewasa: 1-14
mg/dLWanita dewasa: 3-10 mg/dLAnak-anak 2000 mg/24 jam pada orang
dewasa atau > 40 mg/24 jam pada anak-anak: indikasi gangguan
glomerular.9. Proteinuria > 3500 mg/24 jam: kemungkinan untuk
sindrom nefrotik.
Interfering Factor1. Penigkatan protein dalam urin terjadi dalam
keadaan berikut: Demam dan dehidrasi (deplesi garam) Terapi
salisilat Premenstruasi 2. Positif salah proteinuria dapat terjadi
dari kesalahan penggunaan atau interpretasi reagen warna strip
test.3. Alkalin, bufer urin yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan
positif pada dipstick test.4. Urin yang sangat encer menurunkan
jumlah protein.5. Agen radiografik kontras dapat menyebabkan
kesalahan positif pada pengukuran turbidimetrik.
GLUKOSAGlukosa merupakan suatu zat yang terdapat pada filtrat
glomerulus dan di absorbsi oleh tubulus kontortus proksimal. Jika
kadar gula darah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus , maka
glukosa akan muncul di urin. Munculnya glukosa di dalam urin
menunjukkan bahwa adanya gangguan fungsi dari sistem organ tubuh.
Hal dapat diketahui dengan melakukan pengujian atau test kadar gula
urin.A. TIPE TIPE UJI KADAR GLUKOSA1. Reduction testa. Tes ini
didasarkan oleh reduksi ion cupric oleh glukosa. senyawa (cupric)
ditambahkan kedalam urin lalu dipanaskan. Hasilnya berupa
presipitasi (pengendapan) dan perubahan warna urin jika urin
tersebut mengandung glukosa.b. Uji nonspesifik Nonspesifik pada uji
glukosa, karena reaksi yang terjadi dapat disebabkan oleh reduksi
antara satu zat pereaksi dengan zat lainnya. Uji ini terbagi
kedalam 2 tipe: Kreatinin,asam urat,asam askorbat. Gula lain(ex :
galaktosa,laktosa, fruktosa,pentosa, dan maltosa)c. Uji-Uji lain
yang memiliki sensivitas rendah dibndingkan dengan uji Enzim
2. Uji enzim(Klinistik,diastik, test-tape)a. Uji ini didasarkan
pada interaksi antara glukosa oksidase (sebuah enzim) dan
glukosa.b. Uji ini spesifik (hanya untuk glukosa)
B. NILAI REFERENSI DAN PRESEDUR UJINormal:Sampel acak:
negativeSampel 24 jam: 1-15mg/dL(60-830mol/L)atau 1000mg/dL- Uji
glukosa darah, memberitahu dokter, dan memulai pengobatan yang
tepat.
E. IMPLIKASI KLINIS1. Peningkatan glukosa:a. DMb. Kelainan
endokrin(akromegali)c. Penyakit hati dan pankreasd. Kelainan
SSP(cedera otak, stroke)e. Ketidakseimbangan reabsorbsi tubulus:
Sindrom fanconi Penyakit tubukar ginjal stadium lanjut.f. Kehamilan
dengan kemungkinan diabetes laten(diabetes gestational)
2. Peningkatan gula lain(hanya dengan reaksi uji reduksi)a.
laktosa-(kehamilan,laktasi, intoleran laktosa)b.
Galaktosa-(galaktosuria herediter)c. Xylosa-(konsumsi buah yang
berlebihan)d. Fructosa-(kelainan hepatik)e. Pentosa(terapi obat
tertentu dengan kondisi turunan)
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUJIAN1. Faktor yang
mempengaruhi uji reduksi (positif palsu)a. Adanya zat-zat non gula
pereduksi seperti asam askorbat,kreatinin.b. Tirosinc. Asam
nalidiksat,sefalosforin,probenecid dan penisilin.d. Protein urin
dalam jumlah yang besar(reaksi lambat)
2. Faktor yang mempengaruhi uji enzim dipstika. Asam
askorbat(dalam jumlah besar) dapat menyebabkan hasil negatif
palsu.b. Ketone dalam jumlah besar menyebabkan hasil negatif
palsu.c. Peroksida atau agen oksidator kuat mengakibatkan hasil
positif palsu.3. stress, infark miokard,pengujian setelah makan
berat, dan pengujian steelah pemberian glukosa intravena
menyebabkan hasil positif palsu4.Sampel urin terkontaminasi oleh
pemutih atau hidrogen peroksida menyebabkan hasil yang tidak
valid.5. Berat jenis tinggi dapat menekan perubahan
warna.sebaliknya massa jenis yang tinggi dapat mengintefnsifkan
warna.
PRETEST DAN POSTTESTPretest Patient Care:1. Menjelaskan kepada
pasien tujuan, prosedur, dan teknik Uji(double/diplo)a. Membuang
sampel (urin/BAK) pertama (pagi hari).kemudian (BAK/urin) yang
dikeluarkan pada menit ke 30 hingga 45 menit digunakan sebagai
sampel uji. Sampel kedua ini menggambarkan keadaan glukosauria yang
lebih akurat dibandingkan sampel uji pertama.karena sampel uji
pertama (pagi hari)mengandung urin yang ada di kandung kemih selama
beberapa jam.b. Menyarankan kepada pasien untuk tidak meminum
cairan antara kemih yang pertama dan yang kedua, sehingga tidak
mendilusi atau melarutkan gula yang ada pada sampel.c. Kombinasi
antara uji glukosa urin dan uji glukosa darah akan memberikan
penilaian yang lebih sempurna (untuk diabetes)2. Meenjelaskan
kepada pasien tentang prosedur pengumpulan sampel 24 jam.3. Ikuti
petunjuk di bab 1 tetntang pedoman yang aman, efektif dan
infomormasi pretest.Posttest Patient Care1. Mengintrepretasikan
data hasil pengujian, dan memberikan konseling yang tepat.2. Lihat
pada bab 1 tentang petunjuk keamanan, efektif dan informasi
posttets
VOLUME URINEPengukuran volume urin merupakan bagian dari
penilaian untuk keseimbangan cairan dan fungsi ginjal. Jumlah urin
normal yang ditampung oleh orang dewasa rata-rata dalam 24 jam
sekitar 600-2500 ml, biasanya sekitar 1200 ml. Banyaknya urin yang
ditampung berhubungan dengan asupan cairan individu, suhu dan
iklim, dan jumlah keringat yang dikeluarkan. Jumlah urin yang
ditampung oleh anak-anak lebih kecil kuantitasnya daripada
dewasa,tetapi volume total lebih besar dibandingkan dengan ukuran
tubuhnya.Volume urin tergantung pada jumlah air diekskresikan oleh
ginjal . Air adalah komposisi utama. Oleh karena itu , banyanya
eskresi oleh tubuh tergantung dari hidrasi . Faktor-faktor yang
mempengaruhi volume urin meliputi asupan cairan , kehilangan cairan
dari yang bukan bersumber dari ginjal , variasi ini tergantung dari
antidiuretik hormon ( ADH ) , dan kebutuhan untuk mengeluarkan
jumlah peningkatan zat terlarut seperti glukosa atau garam .
Poliuria ditandai peningkatan produksi urin . Oliguria menurun
penurunan jumlah urin yang keluar. Bentuk ekstrim proses ini adalah
anuria , total kurangnya produksi urin . Volume urin yang
diproduksi di malam hari adalah < 700 ml , produksi siang ke
malam rasionya sekitar 2 : 1 sampai 4 : 1Normal Anak-anak :
500-1400 mL / 24 jam atau 500-1400 mL / hari Dewasa : 800-2500 mL /
24 jam atau 800-2500 mL / hari PROSEDUR 1. Kumpulkan spesimen urin
24 jam dan tetap terjaga dalam refrigerator atau di dalam es . 2.
Catat waktu mengumpulkan yaitu pada saat memulai dan padasaat akhir
pengumpulan dan catatan perawatan kesehatan pasien . 3. Kirim wadah
spesimen ke laboratorium refrigerator ketika pengumpulan selesaI.
Lengkapi formulir yang tepat dan dokumen sesuai. 4. Memastikan
volume dengan mengukur seluruh jumlah urin dalam kendi yang sudah
dikalibrasi atau wadah lainnya . Total volume dicatat sebagai
volume urin dengan mililiters ( sentimeter kubik ) per 24 jam.
IMPLIKASI KLINIK1. Poliuria (peningkatan urin output) dengan
peningkatan kandungan urea nitrogen dalam darah (BUN) dan kadar
kreatinin a. Diabetes ketoasidosis b. Obstruksi parsial dari urin
saluran kemih c. Beberapa jenis tubular nekrosis (aminoglikosida)
2. Polyuria dengan BUN normal dan kreatinin a. Diabetes mellitus
dan diabetes insipidus b. Neurotik states (kompulsif minum air) c.
Tumor tertentu dari otak dan sumsum tulang belakang3. Oliguria (50
hingga 400 mL pada orang dewasa, atau