1. Kecambah Normal
adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.
Tiga kategori kecambah yang dapat
diklasifikasikan sebagai kecambah normal 1. Kecambah sempurna
2. Kecambah dengan kerusakan ringan
3. Kecambah dengan infeksi sekunder
1. Kecambah sempurna: seluruh struktur pentingnya berkembang dengan baik, lengkap, proporsional dan sehat
a. Sistem perakaran sempurna , dapat terdiri dari :
akar primer yang panjang dan lurus, biasanya tertutupi oleh rambut akar yang banyak dan mempunyai ujung akar yang baik ( contoh Brassica)
Akar sekunder (sebagai tambahan akar primer) yang dihasilkan dalam preiode pengujian yang resmi pada genus tertentu (Zea, cucurbita)
Beberapa akar seminal sebagai pengganti akar primer. Hanya pada genus tertentu (oryza sativa)
b. Poros kecambah sempurna dapat terdiri dari Hipokotil yang memanjang dan tegak
pada kecambah dengan tipe epigeal (Brassica, pinus)
Epikotil yang memanjang pada tipe epigeal (Pisum)
Epikotil dan hipokotil yang memanjang pada kecambah tipe epigeal (Phaseolus)
Mesokotil yang memanjang pada jenis kecambah
serealia (shorgum)
c. Kotiledon Satu kotiledon pada monokotil berwarna hijau dan berlekuk seperti daun (Allium) terlindung dalam kulit benih sebagian atau seluruhnya (Asparagus)
Dua kotiledon pada dikotil yang berubah menjadi hijau dan berkembang, pada kecambah tipe epigeal ( Brassica) ; pada kecambah hipogeal dua kotiledon yang berdaging dan terlindung dalam kulit benih (pisum)
Beberapa kotiledon pada konifer, panjang, ramping, dan berwarna
hijau (pada konifer)
d. Daun primer sempurna dengan jumlah tertentu
Satu daun primer pada spesies
dengan posisi daun yang berselang-seling (pisum)
Dua daun primer dengan posisi daun berhadapan (Phaseolus)
e. Tunas pucuk yang sempurna
Sedikit berkembang, terletak diantara kotiledon dan sulit dilihat pada sebagian besar perkecambahan epigeal (Brassica)
Berkembang dengan baik dan bebas, terbentuk oleh sejumlah daun atau daun primer pada kebanyakan tipe perkecambahan hipogeal (pisum)
f. Koleoptil sempurna pada kecambah Poaceae
Daun hijau yang pertama kali tumbuh di dalam dan keluar menembus koleoptil
2. Kecambah dengan kerusakan ringan Kecambah tetap harus memiliki perkembangan yang
proporsional dan ke arah normal apabila dibandingkan dengan kecambah sempurna pada pengujian yang sama.
Kerusakan tertentu pada bagian penting kecambah dapat diabaikan karena tidak akan menghambat perkembangan kecambah menjadi tanaman normal.
Kerusakan yang dapat diterima Berukuran kecil, warna sedikit memudar atau
bercak nekrosis pada akar primer atau poros kecambah
Akar primer rusak, tetapi terdapat akar sekunder yang cukup kuat.
Hanya terdapat satu akar seminal yang kuat dan sempurna pada grup serealia
Pecah atau terbelah dangkal yang dapat disembuhkan pada poros kecambah (hipokotil, epikotil, mesokotil) atau pada kotiledon
Sedikit berputar pada poros kecambah atau koleoptil
50 % bercak kecil, nekrosis, busuk, hilangnya bagian2 kotiledon atau daun primer
Satu kotiledon atau daun primer yang menggantikan satu atau lebih kotiledon atau daun primer
Adanya belahan koleoptil tetapi tidak lebih dari sepertiga bagian
Pada famili Poaceae pertumbuhan daun hijau yang terhambat pada koleoptil sehingga panjangnya kurang dari setengah panjang koleoptil
3. Kecambah dengan infeksi sekunder
Kecambah dengan kategori sempurna, tetapi telah terinfeksi oleh cendawan atau bakteri yang berasal dari luar benih tersebut.
Kriteria kecambah abnormal Kecambah tidak mampu untuk berkembang menjadi
tanaman normal
PENGUJIAN VIGOR
BENIH
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Benih Input teknologi produksi Benih vigor lingkungan suboptimum produksi dan daya simpan Berbagai upaya untuk memperoleh benih vigor
benih sumber (jelas genetik, kelas benih) proses produksi benih teknologi penyimpanan
Standardisasi vigor sulit dilakukan
Pengembangan metode dan indikasi vigor benih pertumbuhan daya simpan
Konsepsi Isely (1957) cold test (jagung) Kondisi 80C Delouche & Caldwell (1960) Tumbuh cepat dan merata Woodstock (1965) Kesehatan Benih Pollock & Ross (1972) Vigor genetik dan vigor fisiologis Heydecker (1974) 8 kriteria + 2 kriteria Sadjad (1977) (tahan saing
terhadap gulma maupun tumbuhan lain dan menunjukkan perbedaan yang kecil atau sama antara pengujian di laboratorium & pertumbuhan di lapang)
8 Krieteria untuk benih vigor : 1. Tahan disimpan 2. Berkecambah cepat dan merata 3. Bebas penyakit benih 4. Tahan terhadap gangguan m.o 5. Bibit tumbuh baik pada kondisi tanah yang basah dan kering 6. Bibit secara maksimal dapat memanfaatkan cadangan
makanan untuk pertumbuhan jaringan-jaringan yang baru 7. Laju tumbuh tinggi (dijabarkan melalui pertambahan bobot
kering bibit muda yang telah mengalami fotosintesis tinggi) 8. Produksi tinggi dalam waktu tertentu.
II. KONSEP DAN DEFINISI VIGOR BENIH
III. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN VIGOR BENIH
1. Faktor Internal (benihnya) - Genetik
Komposisi kimia benih Ketahanan terhadap mesin panen Kekuatan kulit benih Hibrid/non hibrid
- Fisiologi Tingkat kemasakan benih Umur benih
- Morfologi ukuran benih - Sitologi
Aberasi khromosom Kondisi sitoplasma
III. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN VIGOR BENIH (2)
2. Faktor Eksternal Nutrisi Tanaman Cara proteksi Lingkungan sesudah panen Lingkungan penyimpanan Cara pengolahan Cara pengepakan
IV. BEBERAPA PENDEKATAN/METODE PENGUJIAN VIGOR
A. Metode Langsung = Uji Stress « Corn cold test « Hoppe test « Brick grit test « Osmotic test « AAT atau RAM
IV. BEBERAPA PENDEKATAN/METODE PENGUJIAN VIGOR (2)
B. Metode Tidak Langsung 1. Pendekatan fisiologis
« Uji pertumbuhan dan penilaian kecambah - Hitungan pertama perkecambahan - Kecepatan perkecambahan - Keserempakan tumbuh (evaluasi vigor kecambah) - Pengukuran bobot kecambah - Pengukuran pertumbuhan linier struktur embrio (plumula, panjang akar dan hipokotil)
IV. BEBERAPA PENDEKATAN/METODE PENGUJIAN VIGOR (3)
2. Pendekatan fisik « Warna benih « Bobot benih (gravitasi spesifik) « Daya hantar listrik (DHL) « X-Ray test
3. Pendekatan biokimiawi « Uji TTZ « Kandungan ATP « Aktivitas respirasi « Kebocoran membran sel (gula,
asam amino, asam lemak)
Time of imbibition (h)
Increase in respiration during seed germination
VI. KARAKTERISTIK UJI VIGOR BENIH PRAKTIS
Hasil uji dapat diulang Mewakili dan berhubungan dengan pertumbuhan di lapang di bawah kondisi tertentu Cepat Objektif Cukup mudah untuk dilakukan oleh orang yang kurang terlatih Praktis secara ekonomi/murah