LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 i KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja dan Peraturan Menteri Perindustrian No. 150/M-IND/PER/12/2O11 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Dalam penyampaian Laporan Kinerja ini, segala informasi telah dilakukan secara terintegrasi dan berkala melalui pelaporan kinerja triwulan selama tahun 2016. Sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat I atas penggunaan anggaran, laporan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi memadai terhadap hasil analisis pengukuran kinerja dan sebagai upaya perbaikan bagi Inspektorat I untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun mendatang. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pejabat dan pelaksana yang telah mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat I yang dapat dilaksanakan dengan baik. Semoga Tuhan YME senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, di dalam melaksanakan tugas Inspektorat Jenderal dalam rangka mendukung pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam pengembangan sektor industri. Jakarta, Januari 2017 Inspektur I Pranata
39
Embed
KATA PENGANTARitjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/lakip/LAKIP_2016_IR1_(FINAL).pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Peraturan Pemerintah
No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun
2016 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja dan Peraturan Menteri Perindustrian No. 150/M-IND/PER/12/2O11 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Perindustrian. Dalam penyampaian Laporan Kinerja ini, segala informasi telah
dilakukan secara terintegrasi dan berkala melalui pelaporan kinerja triwulan selama tahun 2016.
Sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat I atas
penggunaan anggaran, laporan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi memadai
terhadap hasil analisis pengukuran kinerja dan sebagai upaya perbaikan bagi Inspektorat I
untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun mendatang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pejabat dan pelaksana yang telah mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat I yang
dapat dilaksanakan dengan baik. Semoga Tuhan YME senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita sekalian, di dalam melaksanakan tugas Inspektorat Jenderal dalam
rangka mendukung pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam pengembangan sektor
industri.
Jakarta, Januari 2017
Inspektur I
Pranata
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 ii
IKHTISAR EKSEKUTIF(EXECUTIVE SUMMARY)
Berdasarkan Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP), setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Negara wajib
untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh
masing-masing instansi. Pada diktum keempat mengamanatkan bahwa setiap pimpinan
Departemen / Lembaga Non Departemen, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit kerja
didalamnya wajib membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) secara
berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Karena itu, LAKIP berguna
sebagai bahan jawaban kepada atasan atau yang berwenang, dan juga kepada masyarakat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Berkenaan dengan hal tersebut di atas dan sebagai upaya penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance), Inspektorat I yang merupakan bagian dari
Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian
No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Perindustrian mempunyai
tugas pokok untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya, pengawasan untuk
tujuan tertentu atas penugasan Menteri serta penyusunan laporan hasil pengawasan Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah dan Inspektorat Jenderal. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut,
Inspektorat Jenderal memiliki Visi: “Terwujudnya pengawasan intern sebagai mitra kerjadan penjamin mutu kegiatan kepemerintahan di bidang industri” dengan Misi:1. Menyelenggarakan pengawasan intern dalam rangka mempercepat terwujudnya tata kelola
kepemerintahan yang baik, bersih dan bebas KKN di lingkungan Kementerian Perindustrian;
2. Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efisien dan efektif sebagai katalisator dan
akselerator pengembangan industri;
3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern yang berintegritas, kompeten dan
profesional.
Visi dan Misi tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang hendak dicapai secara bertahap.
Pencapaian tersebut dilakukan melalui penetapan kebijakan teknis, program dan kegiatan
pengawasan. Berdasarkan pelaksanaan program Pengawasan dan PeningkatanAkuntabilitas Aparatur Negara Kementerian Perindustrian Inspektorat I, secara umum total
nilai capaian kinerja Inspektorat Jenderal termasuk kedalam kategori “sangat baik”. Realisasi
anggaran Inspektorat I sampai dengan Desember 2016 adalah sebesar Rp3.274.065.969,- atau
sebesar 85,55% dari pagu Rp.3.827.012.000,- dan/atau sebesar 99.3% dari pagu selfblocking
senilai Rp.3.296.870.254,-. dengan nilai capaian masing-masing program sebagai berikut :
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 iii
1) Meningkatnya ketaatan terhadap perundang-undang dengan berhasil memenuhi target
Prosentase Laporan Keuangan Satuan Kerja sesuai dengan SAP dan peraturan
perundang – undangan telah tercapai 100%. Hal ini dapat diukur melalui realisasi
pelaksanaan kegiatan reviu Laporan keuangan dan BMN 15 satker yang termasuk
dalam cakupan tugas Inspektorat I pada 2 (dua) periode, yaitu Laporan Keuangan dan
BMN semester II TA 2015 dan semester I TA 2016.
2) Persentase temuan BPK dibawah materiality threshold < 3% (realisasi 0,173%). Hal ini
diukur berdasarkan dengan nilai temuan BPK yakni sebesar Rp. 4.714.030.164,-
dibandingkan dengan DIPA Kementerian Perindustrian TA 2015 sebesar Rp
2.743.315.143.000,-. Keberhasilan pencapaian ini juga didukung dengan telah
dilaksanakannya kegiatan audit kinerja pada 3 unit pusat cakupan tugas Inspektorat I
dan 12 unit vertikal cakupan tugas Inspektorat I serta telah dilakukannya pendampingan
atas Pelaksanaan dan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Cakupan Tugas Inspektorat I termasuk anggaran yang masih diblokir maupun yang
akan dilelang.
3) Meningkatnya akuntabilitas kinerja dengan Memperoleh Predikat B pada Nilai SAKIP
Kementerian, Pencapaian dari indikator persentase nilai rata-rata SAKIP Unit Eselon I
dalam cakupan pengawasan Inspektorat I adalah Sekjen dengan capaian sebesar
79,9% (predikat A) dan Direktorat Jenderal KPAII sebesar 67% (predikat B). Nilai akhir
dari hasil evaluasi SAKIP tersebut telah diplenokan dan disampaikan kepada Biro
Perencanaan sehingga rata-rata persentase nilai mencapai sebesar 73,5%.
4) Meningkatnya Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program dan pengendalian internal.
Hal ini diukur melalui Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri dan/atau tata
kelola dengan melaksanakan evaluasi pelaksanaan kebijakan melalui kegiatan
monitoring dan evaluasi Unit Pendidikan Vokasi Berbasis Kompetensi yang Link dan
Match dengan Industri dengan hasil 1 rekomendasi atau capaian kegiatan sangat baik
mencapai 100%.
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI ...................................................... 1
B. STRUKTUR ORGANISASI ........................................................................................ 1
C. CAKUPAN TUGAS........................................................................................................ 2
D. LATAR BELAKANG KEGIATAN/PROGRAM......................................................... 3
II. PERENCANAAN KINERJA ......................................................................................... 5
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI................................................................... 5
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2016......................................................................... 6
C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016................................................................. 12
D. DOKUMEN PENETAPAN KINERJA....................................................................... 13
E. RENCANA ANGGARAN ............................................................................................ 14
III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................... 15
A. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ............................................................................. 16
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN............................................................................... 27
IV. P E N U T U P............................................................................................................... 30
A. TINJAUAN UMUM KEBERHASILAN/KEGAGALAN ......................................... 30
B. PERMASALAHAN/KENDALA ................................................................................. 31
C. UPAYA DAN STRATEGI PEMECAHAN ................................................................ 31
Sumber Daya Manusia di Inspektorat I ................................................................... 33
Formulir Penetapan Kinerja Inspektorat I Tahun 2016..................................... 34
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 1
I. PENDAHULUAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian memiliki tugas untuk melaksanakan
pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian. Sebagai bagian dari struktur
organisasi Inspektorat Jenderal, Inspektorat I mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya, pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri serta penyusunan laporan hasil pengawasan Sekretariat Jenderal,
Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional serta
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat I menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
1. Penyusunan rencana dan program pengawasan intern;
2. Pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya;
3. Pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan manajemen kinerja Inspektorat I.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2016 tanggal
30 November 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Inspektorat I terdiri dari :
Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja
Kelompok jabatan fungsional auditor.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan administrasi kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga, surat menyurat, dokumentasi serta manejemen
kinerja Inspektorat I. Secara fungsional Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja
bertanggung jawab kepada Inspektur I dan secara administrasi bertanggungjawab kepada
Kepala Bagian Tatausaha dan Kepegawaian.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional auditor masing-masing, berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional auditor terdiri dari sejumlah jabatan
fungsional auditor yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 2
keahliannya. Masing-masing kelompok jabatan fungsional auditor dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional auditor senior yang ditunjuk oleh Inspektur.
C. CAKUPAN TUGAS
Sesuai dengan Penetapan Cakupan Tugas Objek Pengawasan Unit Vertikal di Lingkungan
Kementerian Perindustrian yang ditetapkan dalam Peraturan Inspektur Jenderal
Kementerian Perindustrian Nomor 135/IJ-IND/PER/8/2016, Inspektorat I memiliki
kewajiban untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit dan reviu, serta penyusunan laporan hasil pengawasan di satuan kerja/unit:
1. Unit Pusat, yaitu:
a) Sekretariat Jenderal,
b) Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional,
dan
c) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri.
2. Unit Vertikal Balai Besar dan Baristand Industri, yaitu:
a) Balai Besar Keramik Bandung
b) Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung
c) Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Semarang
d) Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
e) Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang
f) Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon
3. Unit Vertikal Sekolah dan Balai Diklat, yaitu:
a) Perguruan Tinggi Kimia Industri (PTKI) Medan
b) Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Makassar
c) Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Bogor
d) Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta
e) Balai Diklat Industri (BDI) Makassar
f) Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta
4. Dinas/Satker yang menangani Perindustrian di Provinsi (Dekonsentrasi), yaitu:
a) Dinas perindag Prov. Sumatera Selatan
b) Dinas perindag Prov. Lampung
c) Dinas perindag Prov. Jawa Timur
d) Dinas perindag Prov Bali
e) Dinas perindag Prov. Kalimantan Tengah
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 3
f) Dinas perindag Prov. Sulawesi Utara
g) Dinas perindag Prov. Sulawesi Selatan
h) Dinas perindag Prov. Maluku Utara
D. LATAR BELAKANG KEGIATAN/PROGRAM
Dalam rangka pencapaian tujuan dan fungsi tersebut, Inspektorat I telah menyusun
kegiatan tahun 2016 dengan didasarkan pada arah dan kebijakan program pelaksanaan
kegiatan yang telah ditetapkan Inspektorat Jenderal. Pada tahun 2016, Inspektorat I
melakukan kegiatan guna pencapaian target dari sasaran strategis tahun 2016 dan
menunjang program Inspektorat Jenderal, melalui Peningkatan Pengawasan dan
Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I.
Pelaksanaan kegiatan / program dilatarbelakangi oleh kebijakan pelaksanaan
kegiatan Inspektorat Jenderal dalam tahun 2016 yakni :
Mengoptimalisasikan peran pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal
dengan berbasis pada pembinaan;
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengawasan yang cerdas dan profesional
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Menyempurnakan sistem dan prosedur dalam pengawasan sebagai upaya
mewujudkan ketaatan, ketertiban, efisiensi, efektivitas dan ekonomis dalam
pelaksanaan tugas.
Sesuai dengan hal tersebut, Inspektorat I melaksanakan kegiatan PelaksanaanPengawasan Kinerja Unit Pusat dan Vertikal, Pengawasan DekonsentrasiPerindustrian, dan Pengawasan Untuk Tujuan Tertentu / Riksus sesuai dengan
cakupan tugas berdasarkan Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian
Nomor 135/IJ-IND/PER/8/2016 sebagaimana telah disampaikan di atas.
Selain melakukan Pelaksanaan Pengawasan Kinerja, untuk menjaga kualitas
laporan keuangan yang handal, transparan dan akuntabel, Inspektorat I juga
melaksanakan kegiatan Reviu Laporan Keuangan/BMN di unit satker pusat dan vertikal
yang menjadi cakupan tugasnya. Serta sebagai pengawas intern Kementerian/Lembaga,
APIP juga memiliki tugas untuk memberikan keyakinan terbatas (limited assurance)
terhadap perencanaan pengaanggaran sesuai dengan PMK Nomor 196 tahun 2016. Oleh
karena itu, pada tahun 2016 Inspektorat I juga mendapatkan amanah untuk melaksanakan
kegiatan Reviu Perencanaan dan Program terhadap seluruh unit kerja di bawah cakupan
tugas Inspektorat I agar penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran dilakukan
sesuai kaidah peraturan yang berlaku.
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 4
Sedangkan dalam rangka pemantauan pelaksanaan kegiatan terkait
pengembangan Industri Nasional, Inspektorat I melaksanakan monitoring dan evaluasi
(Monev) kegiatan yang terbagi menjadi Monev Sistem Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah (SAKIP) untuk satuan kerja eselon I dan Monev Unit Pendidikan VokasiBerbasis Kompetensi yang Link dan Match dengan Industri. Dalam mendukung
pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut, Inspektorat I melaksanakan kegiatan Layanan
Manajemen Pengawasan Kinerja serta Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Pengawasan.
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 5
II. PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI
Perencanaan stratejik merupakan langkah awal dalam melakukan pengukuran kinerja
instansi pemerintah. Untuk itu, perencanaan stratejik yang disusun haruslah mengandung
visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi
kebijaksanaan, program dan kegiatan yang realistis dengan memperhatikan tugas pokok
dan fungsi masing-masing. Sesuai dengan Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian
Perindustrian No. 110/IJ-IND/PER/ 8/2016 dan sebagai salah satu bagian dari struktur
organisasi Inspektorat Jenderal, Inspektorat I sebagai aparat pengawasan fungsional di
lingkungan Kementerian Perindustrian telah menetapkan visi dan misi yang mendukung
penetapan dan pelaksanaan visi dan misi Inspektorat Jenderal Kementerian
Perindustrian, yakni:
VISI :
“Terwujudnya pengawasan intern sebagai mitra kerja dan penjamin mutu kegiatankepemerintahan di bidang industri”.
MISI :
1. Menyelenggarakan pengawasan intern dalam rangka mempercepat terwujudnya
tata kelola kepemerintahan yang baik;
2. Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efisien dan efektif sebagai
katalisator dan akselerator pembangunan industri;
3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern yang berintegritas, kompeten dan
profesional.
Dari serangkaian misi yang diemban oleh Inspektorat Jenderal dalam 5 (lima) tahun ke
depan Inspektorat Jenderal mempunyai tujuan “Tercapainya peran pemberi jasakonsultasi dan penjamin mutu kegiatan di bidang industry yang efektif” sebagai unit
kerja yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama pengawasan. Sasaran strategis
pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat I antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatnya Pengendalian Internal di Lingkungan Kementerian Perindustrian,
dengan indikator sasaran strategis Opini atas laporan keuangan BPK.
2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja, dengan indikator sasaran strategis : 1) Nilai
SAKIP Kementerian dan 2) Persentase nilai SAKIP satuan kerja Eselon I minimal
B.
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 6
3. Meningkatnya kualitas evaluasi pelaksanaan kebijakan industri, dengan indikator
sasaran strategis Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri yang ditindak
lanjuti.
4. Meningkatnya pengawalan Reformasi birokrasi di lingkungan Kementrian
Perindustrian, dengan indikator sasaran strategis Jumlah Satuan Kerja yang
Menerapkan Sistem Pengendalian Intern Hingga Level 3.
5. Meningkatnya kualitas pelaksananaan pengawasan, dengan indikator sasaran
strategis : 1) Perbandingan kegiatan pengawasan yang dilaksanakan sesuai PKPT
terhadap seluruh kegiatan pengawasan, 2) Persentase pengawasan yang sesuai
dengan pedoman dan prosedur/standar pengawasan dan 3) Laporan Keuangan
Satker yamg Berkualitas.
6. Meningkatnya kemampuan SDM APIP, dengan indikator sasaran strategis : 1)
Persentase pegawai yang mendapatkan diklat dari seluruh pegawai Inspektorat
Jenderal, 2) Jumlah auditor yang menulis artikel/karya tulis yang dipublikasikan
dan 3) Persentase kepuasan pelanggan terhadap layanan pengawasan
7. Organisasi yang efektif, dengan indikator sasaran strategis: 1) Nilai akuntabilitas
kinerja Inspektorat Jenderal dan 2) Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
: 2008
8. Perencanaan dan penganggaran yang berkualitas, dengan indikator sasaran
strategis: 1) Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen
perencanaan dan 2) Persentase penyerapan anggaran Inspektorat Jenderal.
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka pada Tahun
2016 Inspektorat I memiliki program dan kegiatan melaksanakan Pengawasan danPeningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara Kementerian Perindustrian, dengan
sasaran sebagai berikut :
Perspektif Stakeholder
1. Meningkatnya pengendalian internal di lingkungan Kementerian Perindustrian diukur
dengan indikator kinerja Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian
Perindustrian
2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Kementerian Perindustrian diukur dengan
indikator kinerja Nilai SAKIP Kementerian Perindustrian dan Persentase Nilai SAKIP
Eselon I binaan Inspektorat I
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 7
3. Meningkatnya kualitas evaluasi pelaksanaan kebijakan industri diukur dengan
indikator kinerja Jumlah Rekomendasi perbaikan kebijakan industri yang dapat
ditindaklanjuti;
4. Meningkatnya pengawasan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian
Perindustrian diukur dengan indikator kinerja Satker yang menerapkan SPIP s/d
Level 5.
Perspektif Proses Internal
Meningkatnya kualitas pelaksanaan pengawasan diukur dengan indikator kinerja
Persentase pengawasan yang sesuai dengan PKPT, Persentase pengawasan yang
sesuai dengan pedoman prosedur/standar pengawasan dan Laporan Keuangan Satker
yang Berkualitas.
Perspektif Pembelajaran Organisasi
1. Meningkatnya kemampuan SDM APIP diukur dengan indikator kinerja persentase
pegawai yang mengikuti diklat dari seluruh pegawai Inspektorat I, Jumlah auditor
yang menulis artikel/karya tulis yang dipublikasikan dan Persentase Kepuasan
Pelanggan terhadap layanan pengawasan;
2. Organisasi yang efektif diukur dengan indikator kinerja nilai Akuntabilitas Kinerja
Inspektorat I dan Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008;
3. Perencanaan dan penganggaran yang berkualitas diukur dengan indikator kinerja
tersedia dan terpeliharanya sistem pengawasan berbasis informasi;
4. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaporan diukur dengan indikator kinerja
persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen perencanaan dan
persentase penyerapan anggaran Inspektorat I.
Dalam rangka mewujudkan sasaran strategis dan indikator sebagaimana diatas, maka
disusun program/kegiatan sebagai berikut:
Indikator Sasaran I
Meningkatnya Pengendalian Internal di Lingkungan Kementerian Perindustrian
Indikator Kinerja yang digunakan Opini atas laporan keuangan BPK
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 8
Kegiatan yang dilakukan:
1. Pelaksanaan Audit Inspektorat Jenderal terhadap satker binaan Inspektorat I
Pelaksanaan kegiatan pengawasan kinerja ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeteksi penyelenggaraan tugas dan kegiatan yang dilaksanakan unit kerja di
lingkungan Kementerian Perindustrian yang bersifat fasilitatif maupun substantif telah
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan dilaksanakan
dengan asas efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107 dan Peraturan Inspektur
Jenderal, Inspektorat I melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap satuan kerja
sebagai berikut: Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Ketahanan dan
Pengembangan Akses Industri Internasional, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
Industri, Balai Besar Keramik (BBK) Bandung, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK)
Bandung, dan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)
Semarang, Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon, Balai Riset dan
Standardisasi Industri Padang, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh,
Balai Diklat Industri Makassar, Balai Diklat Industri Yogyakarta, Politeknik STMI
Jakarta, Politeknik PTKI Medan, SMK-SMAK Bogor, SMK-SMAK Makassar dan
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi sebanyak 8 (delapan) provinsi yang meliputi Dinas
Perindag Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Perindag Provinsi Lampung, Dinas
Perindag Provinsi Jawa Timur, Dinas Perindag Provinsi Bali, Dinas Perindag Provinsi
Kalimantan Tengah, Dinas Perindag Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Perindag
Provinsi Sulawesi Selatan, dan Dinas Perindag Provinsi Maluku Utara.
2. Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan dan Perencanaan Program terhadapsatker binaan Inspektorat I
Dalam rangka mempertahankan opini WTP dari BPK atas Laporan Keuangan
Kementerian Perindustrian, Inspektorat I berupaya mendorong unit-unit kerja di
lingkungan Kementerian Perindustrian untuk mampu mengelola dan
mempertanggungjawabkan anggaran sesuai Standar Akuntasi Pemerintah. Upaya
tersebut dilakukan dengan melakukan Pelaksanaan Reviu pada seluruh unit kerja di
lingkungan Kementerian Perindustrian. Tujuan pelaksanaan reviu tersebut adalah
memastikan bahwa seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian telah
membuat perencanaan program dan anggaran sesuai dengan Renstra, Renja dan
Standar Biaya yang telah ditentukan serta telah membuat Laporan Keuangan/BMN
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagaimana telah diatur
dalam Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dan petunjuk pelaksanaannya dari Kementerian Keuangan.
Pada Inspektorat I, kegiatan reviu dilakukan terhadap laporan keuangan di
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 9
Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses
Industri Internasional, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Industri, Balai Besar Keramik
(BBK) Bandung, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Bandung, dan Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, Balai Riset dan
Standardisasi Industri Ambon, Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang, Balai
Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh, Balai Diklat Industri Makassar, Balai
Diklat Industri Yogyakarta, Politeknik STMI Jakarta, Politeknik PTKI Medan, SMK-
SMAK Bogor, SMK-SMAK Makassar sehingga kualitas laporan keuangan sesuai
dengan SAP, pengungkapan yang memadai, internal control yang memadai dan
kepatuhan terhadap perundang-undangan serta tepat waktu, dan dapat diverifikasi.
Selain melakukan reviu terhadap laporan keuangan Inspektorat Jenderal juga
diamanatkan untuk melakukan reviu perencanaan program (RKA-K/L) satker binaan
Inspektorat I.
3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi kegiatan Inspektorat I
Dalam rangka menunjang kegiatan pengawasan yang dilakukan Inspektorat I
diperlukan pendampingan dan monitoring kegiatan pendukung lainnya. Salah satu
kegiatan pendampingan dan monitoring yang dilakukan adalah pendampingan
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada unit/satker dibawah binaan Inspektorat I.
4. Pelaksanaan Pengawasan untuk tujuan tertentu
Pengawasan dengan tujuan tertentu dapat dilakukan sewaktu-waktu sebagai bahan
tindak lanjut dari laporan penyimpangan yang diterima Inspektorat I.
5. Kegiatan Pengawasan lainnya sesuai ruang lingkup Inspektorat I
Sesuai dengan perkembangan tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi,
Inspektorat Jenderal telah mencanangkan perubahan Paradigma Pengawasan,
secara bertahap diubah dari Post-Audit (watch dog) menjadi pembinaan, advokasi,
pendampingan, pengendalian (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin
Mutu (quality assurance). Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal melakukan kegiatan
pengawasan lainnya antara lain terkait konsultasi dan penanganan pengaduan
masyarakat pada unit vertikal di bawah Inspektorat I. Pelaksanaan kualitas
pembinaan dan konsultasi pengawasan dilakukan secara bersama-sama dengan unit
eselon II di Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian baik melalui konsultasi
pengawasan bersama Klinik Itjen maupun melalui pelaksanaan audit dengan tujuan
tertentu terhadap permasalahan yang dihadapi unit kerja.
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 10
Indikator Sasaran II
Meningkatnya akuntabilitas kinerja Kementerian Perindustrian Indikator Kinerja yang
digunakan Nilai SAKIP Kementerian Perindustrian dan Persentase Nilai SAKIPEselon I binaan Inspektorat I.
Kegiatan yang dilakukan:
Monitoring dan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
pada unit eselon I yang menjadi wilayah binaan Inspektorat I. Monitoring dan evaluasi
ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP, menilai
akuntabilitas kinerja serta memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja
dan penguatan akuntabilitas satuan kerja yang unit eselon I sehingga diharapkan unit
kerja tersebut memperoleh predikat B untuk penilaian SAKIP-nya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No.107 tahun 2016 dan Peraturan
Inspektur Jenderal No.135/IJ-IND/Per/11/2016, unit eselon I yang menjadi binaan
Inspektorat I adalah Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal Ketahanan dan
Indikator Kinerja yang digunakan Jumlah Rekomendasi perbaikan kebijakanindustri yang dapat ditindaklanjuti.
Kegiatan yang dilakukan:
Monitoring dan evaluasi program/kebijakan industri dalam rangka pemantauandan evaluasi pelaksanaan kebijakan industri bersifat strategis pada satkerbinaan Inspektorat I.
Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa
efektifitas penyelenggaraan reposisi pada unit pendidikan dibawah Pusat Pendidikan
dan Pelatihan industri dalam rangka menciptakan Unit Pendidikan Vokasi Berbasis
Kompetensi yang Link dan Match dengan Industri.
Sesuai dengan rencana strategis yang hendak dicapai Inspektorat Jenderal, pada
tahun 2016 Inspektorat I diharapkan mampu menghasikan 1 (satu) rekomendasi
dalam kegiatan monitoring dan evaluasi ini.
Indikator Sasaran IV
Meningkatnya pengawasan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian
Perindustrian.
Indikator Kinerja yang digunakan Satker yang menerapkan SPIP s/d Level 5
Kegiatan yang dilakukan:
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 11
Inspektorat Jenderal menargetkan penerapan SPI hingga level 4 pada tahun 2016
tercapai di 3 satker yang merupakan satuan kerja unit pusat dan level 3 tercapai di 2
satker. Pada Inspektorat I yang menjadi fokus pembinaan Sekretariat Jenderal,
Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional serta
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
sasaran ini adalah dalam bentuk observasi/pengamatan penerapan SPIP di unit kerja
pusat tersebut mulai dari tahap persiapan sampai dengan pelaksanaan pada tahun
berjalan pada saat pelaksanaan audit kinerja.
Indikator Sasaran I Pada Persepektif Proses Internal
Meningkatnya kualitas pelaksanaan pengawasan
Indikator kinerja yang digunakan Persentase pengawasan yang sesuai denganPKPT, Persentase pengawasan yang sesuai dengan pedoman prosedur/standarpengawasan dan Laporan Keuangan Satker yang Berkualitas.
Kegiatan yang dilakukan:
1. Monitoring Pelaksanaan kegiatan pengawasan Inspektorat I denganmenggunakan kartu kendali
Kegiatan ini dinyatakan sesuai target ketika pelaksanaan kinerja pada unit vertikal
pusat dan daerah serta pengelolaan dana dekonsentrasi di Provinsi dilaksanakan
sesuai pedoman, prosedur/standar pengawasan dan tepat waktu sesuai dengan
jadwal perencanaan minimal 80% dari target yang ditentukan.
2. Monitoring Pelaksanaan kegiatan pengawasan Inspektorat I sesuai denganprosedur/standar pengawasan melalui audit internal ISO 9001:2008.
Kegiatan ini dinyatakan sesuai target ketika ISO 9001:2008 dijalankan sesuai
dengan ketentuan.
Indikator Sasaran I Pada Persepektif Pembelajaran Organisasi
Meningkatnya kemampuan SDM APIP aparatur yang kompeten.
Indikator Kinerja yang digunakan Persentase pegawai Inspektorat I yangmengikuti diklat, persentase auditor yang menulis artikel/karya tulis yangdipublikasikan, persentase kepuasan pelanggan terhadap layanan pengawasan.
Kegiatan yang dilakukan:
1. Keikutsertaan pegawai Inspektorat I dalam diklat yang diadakan dalam menunjang
kompetensi pegawai.
2. Peran serta auditor dalam kontibusi penulisan artikel/karya tulis pada majalah
SOLUSI ataupun media publikasi lainnya.
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 12
3. Survey dan monitoring kepuasan satker terhadap layanan pengawasan yang
dilakukan Inspektorat I.
Indikator Sasaran II Organisasi Kinerja yang efektif
Indikator kinerja yang digunakan Nilai akuntabilitas kinerja Inspektorat I, danPenerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Kegiatan yang dilakukan:
1. Penyusunan dokumen akuntabilitas Inspektorat I sesuai dengan Permenpan
No.25 Tahun 2012
2. Pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu di Inspektorat Jendral pada
dasarnya dikoordinasikan oleh Sekretariat Inspektorat Jenderal, namun dalam hal
ini Inspektorat I berkewajiban untuk ikut serta dan menjaga penerapan ISO SMM
9001:2008 dalam pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan standar dan
prosedur.
Kegiatan ini dinyatakan sesuai target ketika sistem manajemen mutu dilaksanakan
oleh Inspektorat Jenderal dan sertifikasi ISO SMM 9001:2008 dapat dipertahankan.
Indikator Sasaran III Perencanaan Penganggaran yang berkualitas
Indikator kinerja yang digunakan Persentase keseuaian pelaksanaan kegiatandengan dokumen perencanaan dan persentase penyerapan anggaran.
Kegiatan yang dilakukan:
1. Pelaksanaan peningkatan kualitas perencanaan dan pelaporan melalui kartu
kendali dan monitoring pelaksanaan kegiatan per triwulan, dan tahunan.
2. Monitoring realisasi keuangan inspektorat I melalui e-monitoring.
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan terciptanya sistem pengawasan intern yang efesien
dan efektif yang tertuang pada rencana kinerja, Inspektorat I menetapkan kinerja yang
dilaksanakan tahun 2016 sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PERKIN)
Inspektorat I sebagai berikut:
Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap perundang - undangan
Meningkatnya Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program dan pengendalian internal
Guna mengukur pencapaian sasaran yang tertuang dalam PERKIN tersebut maka
ditetapkan indikator kinerja adalah sebagai berikut:
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 13
Prosentase Laporan Keuangan Satuan Kerja sesuai dengan SAP dan peraturan
perundang – undangan
Persentase temuan BPK di bawah materiality threshold
Persentase nilai rata – rata SAKIP unit Eselon I minimal B
Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri yang ditindaklanjuti
Jika sasaran tersebut dikaitkan dengan kegiatan yang tertuang dalam DIPA, maka
sasaran kinerja tersebut dicapai melalui:
Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap perundang - undangan
dicapai melalui pelaksanaan reviu laporan keuangan dan BMN serta reviuperencanaan program dan anggaran serta untuk menjamin persentase temuan
BPK di bawah materiality threshold dengan target kurang dari 3% dicapai melalui
kegiatan audit kinerja.
Meningkatnya Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program dan pengendalian internal
dilakukan melalui monitoring dan evaluasi SAKIP pada unit eselon I di bawah
cakupan tugas Inspektorat I serta monitoring dan evaluasi Unit Pendidikan VokasiBerbasis Kompetensi yang Link dan Match dengan Industri.
D. DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA
Pada tahun 2016, dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Inspektorat I telah
menetapkan sasaran strategis, indikator kinerja dan target sebagai berikut :
Tabel 1 Sasaran dan Indikator Kinerja Inspektorat I dalam Perjanjian Kinerja
NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1. Meningkatnya efektifitas,efesiensi, dan ketaatanterhadap perundang –undangan.
Prosentase Laporan Keuangan Satuan Kerjasesuai dengan SAP dan peraturanperundang – undangan
90%
Prosentase temuan BPK di bawah materialitythreshold
<3%
2. Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakanprogram dan pengendalianinternal.
Persentase nilai rata – rata SAKIP unitEselon I minimal B
78%
Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakanindustri dan/atau tata kelola
1rekomendasi
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 14
E. RENCANA ANGGARAN
Dalam rangka pencapaian sasaran, tujuan, tugas pokok dan fungsi tersebut pada awal
tahun 2016 Inspektorat I mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.827.012.000,-.
Namun demikian, dikarenakan adanya kebijakan pemotongan anggaran, terjadi
perubahan alokasi anggaran menjadi Rp. 3.296.870.254,- dengan rincian per
program/kegiatan sebagai berikut:
1. Layanan Audit Inspektorat I terhadap unit kerja dan satuan kerja pada Kementerian
Perindustrian, dekonsentrasi, tugas pembantuan, pemeriksaan khusus serta audit
tematik sebesar Rp. 1.585.754.500,-
2. Layanan Reviu Inspektorat I terhadap Laporan Keuangan atas kualitas penyajian
laporan keuangan yang sesuai SAP di 15 satker unit pusat/vertikal dan Reviu
Perencanaan Program dan Anggaran sebesar Rp. 724.337.500,-
3. Layanan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kebijakan Cakupan Tugas
Inspektorat I sebesar Rp. 607.865.754,- dengan rincian:
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SAKIP sebesar Rp. 20.347.154,-
Monitoring dan evaluasi Unit Pendidikan sebesar Rp. 587.518.600,-
4. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat I dalam rangka mendukung kegiatan
rutin sebesar Rp. 267.010.000,-
5. Dokumen Penganggaran dan Akuntabilitas Inspektorat I sebesar Rp. 89.098.215,-
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 15
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Inspektorat I merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban
Inspektur I kepada Inspektur Jenderal, khususnya mengenai pengawasan atas
penyelenggaraan tugas pokok Inspektorat I Kementerian Perindustrian pada tahun 2016. Untuk
mendapatkan penilaian atas pelaksanaan tugas Inspektorat I dilakukan melalui pengukuran
kinerja. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan
kegiatan/ program/ kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Inspektorat I. Pada pengukuran kinerja diuraikan pula secara
sistematis mengenai penetapan indikator kinerja, keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala,
dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil dalam
pemenuhan indikator kinerja tersebut.
Indikator kinerja Inspektorat I dikelompokkan menjadi 5 kelompok indikator kinerja
yaitu :
1. Indikator Masukan (Input) : segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
program dan kegiatan dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output
2. Indikator Keluaran (Output) : sesuatu bentuk produk/ jasa (kuantitas dan/atau
kualitas) yang dihasilkan langsung oleh program dan kegiatan berdasarkan masukan yang
digunakan.
3. Indikator Hasil (Outcome) : sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
pada tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan terwujud berdasarkan output program
dan kegiatan.
4. Indikator manfaat (Benefit) : sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan.
5. Indikator dampak (Impact) : ukuran tingkat pengaruh lingkungan yang ditimbulkan
oleh keluaran dari suatu program.
Terhadap hasil kinerja Inspektorat I menggunakan skala pengukuran kinerja sebagai
berikut :
85 s/d 100 = Sangat Baik
70 s/d < 85 = Baik
55 s/d < 70 = Sedang
< 55 = Kurang Baik
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 16
A. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Secara umum Inspektorat I telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai
dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 107/M-IND/PER/11/2016 yang merupakan
tanggung jawab organisasi. Berdasarkan evaluasi nilai capaian yang dilakukan terhadap
pencapaian kinerja kegiatan Inspektorat I tahun 2016 termasuk dalam kategori
sangat baik .
Analisis Capaian Kegiatan
Capaian kinerja Inspektorat I sampai dengan tahun 2016 berakhir dan dikaitkan dengan
indikator kinerja dalam mendukung sasaran strategis Inspektorat Jenderal, antara lain
dilaksanakan melalui kegiatan :
1.Audit Kinerja
Dalam rangka menjamin pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan peraturan
perundangan serta tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif, efisien dan ekonomis, pada tahun 2016 Inspektorat I telah melaksanakan
pengawasan internal melalui audit terhadap satker di bawah binaan Inspektorat I
sebagaimana tercantum pada Keputusan Inspektur Jenderal No.135 tahun 2016.
Sampai dengan akhir tahun 2016, Inspektorat I telah melaksanakan pengawasan
internal melalui audit terhadap:
a. Sekretariat Jendera pada bulan Januari 2016;
b. Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri
Internasional pada bulan Februari 2016;
c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri pada bulan November 2016;
d. Balai Besar Keramik (BBK) Bandung, pada bulan Maret 2016;
e. Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Bandung, pada bulan Maret 2016;
f. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang,
pada bulan Agustus 2016;
g. Balai Riset dan Standardisasi Industri Aceh, pada April 2016;
h. Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon, pada April 2016;
i. Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang, pada April 2016;
j. Politeknik PTKI Medan, pada April 2016;
k. Politeknik STMI Jakarta, pada November 2016
l. SMK-SMAK Bogor, pada April 2016;
m. SMK-SMAK Makassar, pada April 2016;
n. Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta, pada April 2016;
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 17
o. Balai Diklat Industri (BDI) Makassar, pada April 2016;
p. Dinas Perindag Prov. Sumatera Selatan pada Juni 2016;
q. Dinas Perindag Prov. Lampung pada Juni 2016;
r. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur pada Mei 2016;
s. Dinas Perindag Prov. Bali pada Mei 2016;
t. Dinas Perindag Prov. Kalimantan Tengah pada Mei 2016;
u. Dinas Perindag Prov. Sulawesi Utara pada Juni 2016;
v. Dinas Perindag Prov. Sulawesi Selatan pada Juni 2016; dan
w. Dinas Perindag Prov. Maluku Utara pada Mei 2016.
Berdasarkan hasil audit selama tahun 2016, beberapa permasalahan utama yang
masih dihadapi antara lain:
Pelaksanaan kegiatan satuan kerja belum menghasilkan keluaran
output/outcome optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai;
Pembebanan dan pembiayaan kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan
dan/atau melebihi standar biaya yang berlaku;
Pertanggungjawaban keuangan tidak didukung dengan bukti pendukung yang
lengkap dan sesuai ketentuan sehingga belum akuntabel;
Proses pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan masih belum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) masih belum dilakukan secara tertib.
Masih terdapat barang persediaan yang belum dicatatkan, Daftar Barang
Ruangan yang belum dibuat / update, BMN rusak berat yang belum dihapuskan,
BMN yang belum dikodering serta BMN yang diserahkan kepada masyarakat
belum didukung dengan berita acara serah terima dan pemanfaatan BMN; dan
Penyelenggaraan pelayanan publik pada satker belum optimal, karena masih
terdapat informasi yang belum tersaji secara realtime dan mudah diakses
masyarakat serta sarana dan prasarana yang kurang memadai.
2.Reviu Laporan Keuangan/BMN serta Perencanaan Program dan Anggaran
Dalam rangka menjamin penyajian laporan keuangan dan BMN sesuai dengan SAP
dan ketentuan yang berlaku serta menjamin penyusunan program dan kegiatan unit
kerja telah dilakukan sesuai dengan peraturan maka, pada tahun 2016 Inspektorat I
melaksanakan pengawasan internal terhadap kinerja melalui reviu laporan keuangan
dan BMN serta reviu perencanaan program kegiatan dan anggaran satker di bawah
binaan Inspektorat I sebagaimana tercantum pada Keputusan Inspektur Jenderal
No.135 tahun 2016. Reviu Laporan Keuangan dan BMN telah dilaksanakan selama 2
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 18
periode yakni periode Januari penyusunan Laporan Keuangan dan BMN Semester II
TA 2016 dan periode Juli terhadap penyusunan Laporan Keuangan dan BMN
Semester I TA 2016.
Sedangkan reviu perencanaan program dan anggaran juga telah dilaksanakan
selama 2 periode, yakni periode Juli terhadap Pagu alokasi 2017 dan Periode
September terhadap pagu anggaran 2017. Pada bulan Maret 2016 telah
dilaksanakan pula reviu program dan anggaran karena adanya perubahan
nomenklatur sehingga menyebabkan realokasi anggaran dari suatu direktorat ke
direktorat lain. Pada akhir semester I juga dilakukan reviu atas peubahan yang
disebabkan pemotongan anggaran tahun anggaran 2016.
Tabel 2 Pelaksanaan reviu Inspektorat I tahun anggaran 2016
Unit kerja
Reviu Laporan Keuangan Reviu Program dan Anggaran
KetSemester IITA 2016
(Periode Jan)
Semester ITA 2016
(Periode Juli)Pagu Alokasi Pagu
Anggaran Lainnya
Setjen Februari(Minggu ke 4) -
Juli Oktober
MaretJuli
PerubahanNomenklatur
&Pemotongan
Ditjen KPAII
Februari(Minggu ke 4) - Maret
Juli
PerubahanNomenklatur
&Pemotongan
PusdiklatIndustri
Februari(Minggu ke 4) - Juli Pemotongan
BBK Bandung Maret(Minggu ke 1)
Agustus(Minggu ke 1) Juli Pemotongan
BBPK Bandung Maret(Minggu ke 2)
Agustus(Minggu ke 1) Juli Pemotongan
BBTPPISemarang
Maret(Minggu ke 2)
Juli(Minggu ke 4) Juli Pemotongan
Baristand AcehMaret
(Minggu ke 2)Juli
(Minggu ke 3) Juli Pemotongan
BaristandAmbon
Maret(Minggu ke 1)
Juli(Minggu ke 3) Juli Pemotongan
BaristandPadang
Maret(Minggu ke 3)
Juli(Minggu ke 4) Juli Pemotongan
PTKI Medan Maret(Minggu ke 1)
Agustus(Minggu ke 1) Juli Pemotongan
STMI Jakarta Maret(Minggu ke 3)
Agustus(Minggu ke 1) Juli Pemotongan
SMAK Bogor Maret(Minggu ke 1)
Agustus(Minggu ke 2) Juli Pemotongan
SMAKMakassar
Maret(Minggu ke 2)
Juli(Minggu ke 3) Juli Pemotongan
BDI YogyakartaMaret
(Minggu ke 3)Juli
(Minggu ke 4) Juli Pemotongan
BDi MakassarMaret
(Minggu ke 2)Juli
(Minggu ke 3) Juli Pemotongan
Berdasarkan hasil reviu laporan keuangan dan BMN, Penyusunan laporan keuangan
berbasis akrual masih ditemukan beberapa kelemahan sehingga masih perlu
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 19
perbaikan dan peningkatan kompetensi SDM pengelola dan pereviu laporan
keuangan berbasis akrual.
Berdasarkan hasil reviu perencanaan program dan anggaran, dapat disampaikan
bahwa program dan anggaran unit kerja telah disusun secara periodik dan sesuai
dengan perencanaan nasional serta alokasi yang telah ditentukan dan disepakati.
Namun demikian, dalam penyusunannya masih ditemukan beberapa dokumen
pendukung yang tidak lengkap dan tidak sesuai ketentuan, seperti melebihi standar
biaya.
3.Monitoring dan Evaluasi Inspektorat I
Monitoring dan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah(SAKIP)
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program dan
pengendalian internal akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Inspektorat I
melakukan penilaian dan evaluasi terhadap dokumen akuntabilitas yang telah
dilaksanakan unit kerja. Pada tahun 2016, capaian indikator Persentase nilai rata-rata
SAKIP unit Eselon I cakupan tugas Inspektorat I telah mencapai 100% karena pada
penilaian SAKIP terhadap unit eselon I di bawah binaan Inspektorat I telah mencapai
nilai 67 (B) untuk KPAII; dan Sekjen 79,9 (A) untuk Inspektorat Jenderal.
Berdasarkan nilai tersebut maka indikator Predikat nilai SAKIP satuan kerja eselon I
binaan Inspektorat I minimal B tercapai.
Selain melakukan penilaian mandiri terhadap satuan kerja unit eselon I di bawah
binaan Inspektorat I, dilakukan pula pendampingan penilaian SAKIP unit Balai Besar,
Baristand, dan Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian.
Monitoring dan Evaluasi Unit Pendidikan Vokasi Berbasis Kompetensi yangLink dan Match dengan Industri
Dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan SDM Industri yang kompeten dan
profesional, Kementerian Perindustrian melalui unit pendidikan dibawah Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri melaksanakan program reposisi unit
pendidikan. Melalui program tersebut diharapkan tercipta unit pendidikan vokasi
berbasis kompetensi yang link dan match dengan Industri, khususnya yang berada di
daerah tempat unit pendidikan tersebut berada. Program reposisi pendidikan
diwujudkan melalui berbagai kegiatan seperti penyusunan kurikulum berbabasis
kompetensi dengan sistem blok, penambahan dan peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan serta peningkatan kerjasama dengan industri di bidang
penelitian maupun pendidikan (magang).
Dalam rangka mengidentifikasi dan mengevaluasi peranan serta sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program ini, Inspektorat Jenderal melakukan kegiatan
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 20
monitoring dan evaluasi Unit Pendidikan Vokasi Berbasis Kompetensi yang Link dan
Match dengan Industri. Ruang lingkup monev ini dibatasi untuk unit pendidikan
tinggi/politeknik di bawah Pusdiklat Industri dengan responden terdiri dari Pimpinan
Unit Pendidikan beserta wakil, Ketua Jurusan, Tenaga Pengajar dan Staff serta
perusahaan/industri yang menjadi user dari lulusan unit pendidikan tersebut.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa permasalahan sebagai berikut:
a. Kegiatan yang terkait dengan program prioritas Rencana Induk Pengembangan
Industri Nasional (RIPIN) masih terkonsentrasi pada kegiatan pendidikan, belum
menyentuh seluruh aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi;
b. Kurangnya dosen untuk menjalan kurikulum berbasis kompetensi dengan
kualifikasi S3 yang linear dengan bidang ilmu pada prodi;
c. Belum menyeluruhnya pemahaman unit pendidikan tentang program Reposisi
dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sehingga kontribusi dalam
pencapaian visi dan misi politeknik belum optimal;
d. Belum optimalnya peran unit pendidikan sebagai role model pendidikan vokasi;
e. Kurangnya sarana dan prasarana serta kegiatan yang yang mampu
meningkatkan brand image unit pendidikan;
f. Kurangnya kesiapan unit pendidikan menjadi kampus elite dan bereputasi;
g. Teknologi Sarana dan prasarana laboratorium yang perlu diupdate;
h. Unit pendidikan belum sepenuhnya menerapkan metode pembelajaran
menggunakan teaching factory (menerapkan sistem blok);
i. Terkait dengan perkembangan jumlah mahasiswa pada unit pendidikan,
perbandingan antara jumlah yang lulus seleksi dan yang mendaftar ulang relatif
kecil;
j. Kurangnya SDM Pengelola, sarana dan prasarana, serta alokasi dana untuk
pengelolaan Inkubator Bisnis; dan
k. Belum berjalannya program pengembangan wisata pendidikan.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, arah solusi yang diperlukan antara lain:
Perencanaan program pada unit pendidikan harus meliputi seluruh aspek Tri
Dharma perguruan tinggi, yaitu Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran serta
Pengabdian Masyarakat;
Peningkatan jumlah dan kompetensi SDM Pengajar/dosen dengan
memperhatikan linearisasinya dengan prodi yang ada;
Peningkatan pemahaman unit pendidikan tentang program Reposisi dan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 21
Peningkatan dan perbaikan berbagai sarana dan prasarana pendidikan, untuk
menciptakan unit pendidikan yang elite dan bereputasi serta mampu berperan
sebagai role model dalam dunia pendidikan vokasi;
Perlunya dikembangkannya sistem monitoring dan self evaluation untuk
menjamin terlaksananya metode pembelajaran menggunakan teaching factory
(menerapkan sistem blok); dan
Pengembangan wisata pendidikan yang kreatif serta didukung dengan
penambahan sarana dan prasarana yang memadai, termasuk didalamnya
pengembangan inkubator bisnis, sehingga dapat meningkatkan brand image
dan meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat atas pendidikan vokasi.
4.Manajemen Pengawasan Inspektorat I
Dalam rangka mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan diperlukan suatu layanan
manajemen pengawasan Inspektorat I. Selama tahun 2016 telah dilaksanakan
berbagai kegiatan sejak Januari sampai dengan Desember 2016 baik dalam bentuk
koordinasi/konsultasi internal maupun eksternal unit kerja. Apabila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan layanan manajemen pengawasan
antara lain sebagai berikut:
Penyusunan dokumen perencanaan program dan anggaran Inspektorat I TA 2017
baik berupa penjadwalan kegiatan pengawasan tahunan (PKPT), rencana
kegiatan TA 2017 (renkin, ADIK, dsb) sampai dengan penyusunan pagu indikatif
dan definitif TA 2017;
Koordinasi internal dan eksternal yang dilakukan sejak bulan Januari s/d
Desember 2016 dengan rata-rata per bulannya 1 kegiatan;
Pengawalan dan pendampingan ke beberapa unit kerja dalam rangka
pendampingan, pembinaan, klarifikasi dan konsultasi; serta
Layanan pengawasan penunjang lainnya.
5.Dokumen Akuntabilitas Pengawasan Inspektorat I
Inspektorat I telah menyusun dan menyampaikan seluruh dokumen akuntabilitas
secara periodik dan sesuai dengan jadwal, antara lain:
Penyampaian laporan akuntabilitas TA 2016 pada bulan Januari 2017;
Penyampaian laporan triwulan melalui aplikasi laporan PP 39 triwulan I pada bulan
April 2016, laporan PP 39 triwulan II pada bulan Juli 2016, laporan PP 39 triwulan
III pada bulan Oktober 2016, dan laporan PP 39 triwulan IV 2016 pada Januari
2017.
Pembuatan draft laporan akuntabilitas kinerja Inspektorat I TA 2016 pada bulan
Desember 2016
LAKIP INSPEKTORAT I TA. 2016 22
Analisis Capaian Kinerja
Dalam rangka mencapai sasaran strategis Inspektorat I yang diturunkan dari Rencana
Strategis Inspektorat Jenderal maka Inspektorat I menetapkan indikator kinerja untuk
setiap sasarannya, hasil dari capaian indikator kinerja sampai dengan triwulan IV (Januari
s.d. Desember) Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Capaian TAPKIN Inspektorat I Tahun 2016
NO SASARANPROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Meningkatnya efektifitas,efesiensi, dan ketaatanterhadap perundang -undangan
Prosentase Laporan KeuanganSatuan Kerja sesuai dengan SAPdan peraturan perundang –undangan
90% 100%
Prosentase temuan BPK di bawahmateriality threshold
<3% 0,172%
2. Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakanprogram dan pengendalianinternal.
Persentase nilai rata – rata SAKIPunit Eselon I minimal B
78% 73,5%
Jumlah rekomendasi perbaikankebijakan industri dan/atau tatakelola
1rekomendasi
1rekomendasi
Adapun rincian analisis capaian masing-masing sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatnya Efektivitas, Efisiensi, dan Ketaatan Terhadap PeraturanPerundang-undangan
a. Prosentase Laporan Keuangan Satuan Kerja sesuai dengan SAP dan
peraturan perundang – undangan
Indikator pertama yang digunakan untuk mengukur peningkatan efektifitas,
efisiensi dan ketaatan terhadap perundang-undangan adalah prosentase
Laporan Keuangan Satuan Kerja sesuai dengan SAP dan peraturan
perundang-undangan.
Target dari Indikator kinerja tersebut dapat diukur melalui realisasi pelaksanaan
kegiatan reviu Laporan keuangan dan BMN 15 satker yang termasuk dalam
cakupan tugas Inspektorat I pada 2 (dua) periode, yaitu Laporan Keuangan dan
BMN semester II TA 2015 dan semester I TA 2016. Sehingga capaian dari
target yang ditetapkan secara umum sangat baik sebesar 100%. Rincian
indicator kinerja secara umum untuk mencapai sasaran tersebut diatas dapat