Top Banner
LAPORAN KASUS KONJUNGTIVITIS VIRUS AKUT Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Penguji kasus : dr. Liana Ekowati M.i. Med! p.M Pem"im"ing : dr. Intan #ktaviana $diyanto Di"a%akan ole& : #rie'a ativa ( Di"a%akan tanggal : )* +anuari ),- BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 HALAMAN PENGESAHAN
14

Kasbes Mata Conjungtivitis

Oct 06, 2015

Download

Documents

konjungtivitis virus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN KASUSKONJUNGTIVITIS VIRUS AKUT

Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan seniorIlmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Penguji kasus: dr. Liana Ekowati M.Si. Med, Sp.MPembimbing: dr. Intan Oktaviana AdiyantoDibacakan oleh: Orieza Sativa NDibacakan tanggal: 28 Januari 2015

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015

HALAMAN PENGESAHAN

Nama: Orieza Sativa NNIM: 22010113210117Judul Laporan: Konjungtivitis virus akutPenguji: dr. Liana Ekowati M.Si,Med. Sp.MPembimbing: dr. Intan Oktaviana Adiyanto

Semarang, 28 Januari 2015

Pembimbing, Penguji,

dr. Intan Okaviana Adiyanto dr. Liana Ekowati M.Si.Med, Sp.M

LAPORAN KASUS

ODS. Konjungtivitis Virus Akut

Kepada Yth.: dr. Liana Ekowati, M.Si.Med, Sp.MDibacakan oleh : Orieza Sativa NPembimbing : dr. Intan Oktaviana AdiyantoDibacakan tanggal : 28 Januari 2015

I. PENDAHULUANKonjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopakmata (persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus.Konjungtiva mengandung kelejar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musinbersifatmembasahi bola mata terutama kornea.1,2Sepertihalnya membran mukosa lain, agen infeksi dapat melekat dan mengalahkan mekanismepertahanannormal danmenimbulkan gejalakinis sepertimatamerah, iritasiserta fotofobia. Pada umumnya konjungtivitis merupakan proses yang dapat menyembuh dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus dapat menimbulkan infeksi dankomplikasi yang berat tergantung daya tahan tubuh dan virulensi virus tersebut.3Konjungtivitis virus adalah penyakit mata yang umum ditemukan baik diIndonesia maupun di seluruh dunia. Karena begitu umum dan banyak kasus yang tidak dibawa ke perhatian medis, statistik yang akurat pada frekuensi penyakit tidak tersedia.Pada penelitian di Philadelphia, 62% konjungtivitis penyebabnya adalah virus.Sedangkan di Asia Timur,adenovirus dapat diisolasi dari 91,2% kasus yang didiagnosa, keratokonjungtivitis epidemik.Infeksi virus sering terjadi epidemi dalam keluarga, sekolah, kantor, dan organisasi militer. 3

I. IDENTITAS PENDERITANama: Ny. BUmur: 70 tahunAgama: IslamAlamat: Cubadak-Kamang MagekPekerjaan: Ibu rumah tanggaNo CM: C352933

II. ANAMNESISAutoanamnesis di poli mata RSUP dr. Kariadi Semarang (21 Januari 2015)

Keluhan UtamaMata kanan dan kiri merah

Riwayat Penyakit Sekarang

2 minggu yang lalu, pasien mengeluh mata kanan dan kiri merah. Pasien mengeluh kedua mata terasa mengganjal (+) , nyeri (-), gatal (-), cekot-cekot (-), nyerocos (+) kadang-kadang, kotoran mata (+) bening, silau (-), kabur (-). Pasien mengaku mata terasa nyaman apabila dibawa istirahat kemudian memejamkan mata dan memberat ketika banyak beraktivitas. Pasien sudah berobat di RS daerah Pekalongan diberi obat tetes mata Chloramphenicol, tetapi keluhan tidak berkurang. Riwayat kelilipan disangkal. Demam (-), nyeri telan (-), batuk pilek (-). Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat tekanan darah tinggi (-) Riwayat penyakit gula (-) Riwayat trauma (-) Riwayat rhinitis alergika (-) Riwayat alergi (-) Riwayat Penyakit Keluarga Ada anggota keluarga yang sakit seperti ini. Riwayat tekanan darah tinggi pada keluarga (-) Riwayat penyakit gula pada keluarga (-) Riwayat alergi pada keluarga (-)

Riwayat Sosial-Ekonomi Pasien seorang ibu rumah tangga Biaya pengobatan ditanggung pribadiKesan ekonomi : cukup

III. PEMERIKSAANPemeriksaan Fisik (21 Januari 2015)Status Presens:Keadaan umum: baik, kedua mata tampak merahKesadaran: kompos mentisTanda vital: TD : 130/80 mmHgsuhu : 37oC nadi : 90x/menitRR : 18x/menitPemeriksaan fisik: kepala : mesosefal thoraks : cor : tidak ada kelainan paru : tidak ada kelainan abdomen : tidak ada kelainan ekstremitas : tidak ada kelainan

Status Oftalmologis

Folikel (+) Injeksi konjungtivaInjeksi konjungtiva

Folikel (+)

Oculus DexterOculus Sinister

1/60 Visus6/20

Tidak dilakukanKoreksiTidak dilakukan

Tidak dilakukanSensus colorisTidak dilakukan

Gerak bola mata ke segala arah baikParase/paralyseGerak bola mata ke segala arah baik

Sikatrik (-), Hiper/hipopigmentasi (-), perdarahan (-)SuperciliaSikatrik (-), Hiper/hipopigmentasi (-), perdarahan (-)

Trichiasis (-), dischiasis (-)CiliaTrichiasis (-), dischiasis (-)

Edema (-), ptosis (-), lagoftalmus (-),hiperemis (-), entropion (-), ektropion (-), tumor (-), spasme (-)Palpebra superiorEdema (-), ptosis (-), lagoftalmus (-),hiperemis (-), entropion (-), ektropion (-), tumor (-), spasme (-)

Edema (-), bekas luka (-), hiperemis (-), entropion (-), ektropion (-), tumor (-)Palpebra inferiorEdema (-), bekas luka (-), hiperemis (-), entropion (-), ektropion (-), tumor (-)

Hiperemis (+), folikel (+), sekret (-), edema (-)Conjungtiva palpebralisHiperemis (+), papil (+), sekret (-), edema (-)

Hiperemis (+),sekret (-), edema (-)Conjungtiva fornicesHiperemis (+), sekret (-), edema (-)

Sekret serous (+),injeksi konjungtiva(+), injeksi siliar (-)Conjungtiva bulbiSekret serous (+), injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (-)

PutihScleraPutih

Jernih, sensibilitas (+) NormalCorneaJernih, sensibilitas (+) Normal

Kedalaman cukup, Tyndal Effect (-)Camera oculi anteriorKedalaman cukup, Tyndal Effect (-)

Kripte (+), sinekia anterior (-), sinekia posterior (-)IrisKripte (+), sinekia anterior (-), sinekia poterior (-)

Bulat, sentral regular, d= 3mm,reflek pupil (+) NPupilBulat, sentral regular, d= 3mm,reflek pupil (+) N

Keruh merataLensaKeruh merata

Tidak dilakukanCorpus VitreoumTidak dilakukan

Tidak dilakukanFundus reflexTidak dilakukan

Tidak dilakukanTensio oculiTidak dilakukan

Tidak dilakukanSistem canalis lacrimalisTidak dilakukan

Status LokalisPemeriksaan nnll : pre aurikula : - / -sub mandibuler : - / - Pemeriksaan funduskopi : belum dapat dinilai

IV. RESUMESeorang wanita 70 tahun datang ke poliklinik RSDK dengan keluhan kedua mata merah. 2 minggu SMRS, kedua mata hiperemis (+), sekret serous (+), gatal (-), fotofobia (-) , penurunan visus (+) terutama saat membaca dekat. Pasien sudah berobat sebelumnya di RS daerah Pekalongan dan diberi tetes mata Chloramphenicol. Pasien pernah belum pernah memiliki keluhan yang sama. Riwayat kelilipan disangkal.Pemeriksaan fisik : Status presens dalam batas normal

Status oftalmologis Oculus DexterOculus Sinister

1/60 Visus6/20

Hiperemis (+), folikel (+), sekret (-), edema (-)Conjungtiva palpebralisHiperemis (+), folikel (+), sekret (-), edema (-)

Hiperemis (+), folikel (+), sekret (-), edema (-)Conjungtiva fornicesHiperemis (+), folikel (+), sekret (-), edema (-)

Sekret serous (+),injeksi konjungtiva(+), injeksi siliar (-)Conjungtiva bulbiSekret serous(+), injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (-)

V. DIAGNOSIS BANDING1. ODS. Konjungtivitis alergi2. ODS. Konjungtivitis bakteri akut3. ODS. Konjungtivitis virus akut

VI. DIAGNOSIS KERJAODS. Konjungtivitis virus akut

VII. TERAPI Jaga higiene mata, nutrisi cukup Cendo Lyteers eye drop 8 x 1 tetes/ ODS Imboost 1 x 1 tab/ hari Vitamin C 500mg 1 x1 tab/ hari

VIII. PROGNOSISODOS

Quo ad visamAd bonamAd bonam

Quo ad sanamAd bonamAd bonam

Quo ad vitamAd bonam

Quo ad cosmeticamAd bonam

IX. USUL Kontrol 1 minggu kemudianX. EDUKASI Menjelaskan pada pasien bahwa penyakitnya disebabkan oleh virus dan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan mata. Menjelaskan pada pasien agar tidak menggosok- gosok mata agar tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut Menyarankan pasien untuk melakukan kompres dingin atau istirahat di tempat yang sejuk untuk membuat pasien lebih nyaman Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh agar virus tidak mudah menular ke anggota keluarga yang lain. Menjelaskan kepada pasien untuk rutin minum obat serta tetes mata sesuai dengan petunjuk dokter, kemudian kontrol 1 minggu lagi.

XI. DISKUSI

ANATOMI DAN FISIOLOGI KONJUNGTIVASecara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparandan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtivapalpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtivapalpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus.Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada fornikssuperior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtivabulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di forniks danmelipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola matabergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.1

KONJUNGTIVITIS VIRUSKonjungtivitis merupakanperadangan padakonjungtiva. Istilah inimengacu padaperadanganyang tidakspesifikdengan penyebabyang beragam. Virus merupakan agen infeksi yangumumditemukan selainkonjungtivitis bakterial,alergi, danlan-lain.3Berbagai virus diketahui dapat menjadi agen penyebab konjungtivitis, adenoviral merupaka etiologi tersering dari konjungtivitis virus. Beberapa subtype dari konjungtivitis adenovirus antara lain demam faringokonjungtiva serta keratokonjungtivitis epidemika. Infeksi mata primer oleh karena herpes simplex sering ditemukan pada anak-anak dan biasanya menimbulkan konjungtivitisfolikuler. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh HSV tipe I walaupun HSV tipe II dapat pula menyebabkan konjungtivitis terutama pada neonatus. Penyebab lain yang lebih jarang antara lain infeksi virus varicella-zooster (VZV), pikornavirus (enterovirus 70, coxsakie A24), poxvirus (molluskumkontagiosum, vaccinia), serta HumanImmunodeficiencyVirus (HIV). Infeksi oleh pikornavirus menyebabkan konjungtivitis hemoragika akut yang secara klinis mirip dengan infeksi oleh adenovirus namun lebih parah dan hemoragik. Molluscumkontagiosum dapat menyebabkan konjungtivitis kronis yang terjadi akibat sheddingpartikel virus dari lesi kedalam sakus konjungtiva. Infeksi oleh virus Vaccinia saat ini sudah jarang ditemukan seiring dengan menurunnya insiden infeksi smallpox. Infeksi HIV pada pasien AIDS pada umumnya menyebabkan abnormalitas pada segmenposterior,namuninfeksipadasegmenanteriorjugapernahdilaporkan. KonjungtivitisyangterjadipadapasienAIDScenderunglebihberatdanlamadaripada individu lain yang immunokompeten. Konjungtivitis juga kadang dapat ditemukan pada periode terinfeksi virus sistemik seperti virus influenza, Epstein-Barr virus, paramyxovirus (measles, mumps, Newcastle) atau Rubella.1,3

Manifestasi KlinisGejala klinis konjungtivitis virus dapat terjadi secara akut maupun kronis. Manifestasi konjungtivitis beragam dari mulai gejala yang ringan dan sembuh sendiri hingga gejala berat yang menimbulkan kecacatan. Umumnya pasien datang dengan keluhan mata merah unilateral yang dengan segera menyebar ke mata lainnya, muncul sekret berwarna bening, bengkak pada palpebra, pembesaran kelenjar preaurikuler, dan keterlibatan kornea dapat timbul nyeri dan fotofobia.1,2

PatogenesisEpitelium yang melapisi konjungtiva dan sklera bagian luar terpapar dengan dunia luar. Hal ini merupakan kesempatan bagus bagi virus untuk menginvasi. Tiap beberapa detik palpebra menutup memberi perlindungan bagi sklera dan konjungtiva berupa sekret dan pembersihan dari benda asing. Namun tetap saja ada kesempatan kecil virus dapat masuk ke dalam sel. Apalagi ketika terjadi jejas misalnya abrasi inokulasi langsung mungkin dapat terjadi saat pemeriksaan oftalmologi atau dari kontaminasi lingkungan. Pada sebagian besar kasus, replikasi biasanya terlokalisasi dan menyebabkan inflamasi misalnya konjungtivitis.4Bila konjungtiva terpapar agen infeksi, maka akan melakukan perlawanan dengan: Film air mata => unsur berairnya mengencerkan materi infeksi Air mata => mengandung substansi antimikroba, termasuk lisozim dan antibodi (IgG dan IgA). Mukus => menangkap debris Pompa palpebra => hanyutkan air mata ke duktus air mata.Agen perusak => akibatkan kerusakan epitel konjungtiva, serta dapat pula membuat edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertropi epitel, atau granuloma. Selain itu, edema dapat juga terjadi pada stroma konjungtiva (kemosis = edema konjungtiva) dan hipertropi lapis limfoid stroma (pembentukan folikel).Sel radang (neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan sel plasma) bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel permukaan. Selanjutnya, sel-sel tersebut bergabung dengan fibrin dan mukus sel goblet membentuk eksudat konjungtiva yang mengakibatkan perlengketan tepian palpebra (terutama pagi hari).3,4

DiagnosisPada penyakit ini pasien akan mengelukan gejala-gejala yang berkaitan dengan proses infeksi (bengkak, merah, nyeri) dan beberapa hari kemudian muncul infiltrasi di bagian subepitel. Infiltrasi subepitel akan muncul sebagai keputihan di daerah kornea yangbisamenurunkan visuspasien untuksementarawaktu. Sebagiandaripasienakan mengalami pembengkakan didaerah kelenjar getahbening dibagian depan telinga(preaurikula). Dokter bisa menggunakan biomicroscopic slit lamp untuk melakukanpemeriksaanbagiandepanmata.Kadang-kadang,pasienmengalamipseudo-membrane pada jaringan di bagian bawah kelopak mata pada konjungtiva.2Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk konjungtivitis viral adalah kultur dengan pemeriksaan sitologi konjungtiva yang dilakukan pada infeksi yang menahundanseringmengalamikekambuhan,padareaksikonjungtivayang atipikal,sertaterjadikegagalanresponterhadappengobatanyangdiberikan sebelumnya. Pengecatan giemsa juga dapat dilakukan. Pada konjungtivitis virus ditemukan sel mononuklear dan limfosit. Inokulasi merupakan teknik pemeriksaan denganmemaparkanorganismepenyebabkepadatubuhmanusiauntukmemproduksi kekebalan terhadap penyakit itu. Deteksi terhadap antigen virus dan klamidiadapatdipertimbangkan.Polymerasechainreaction(PCR)merupakanpemeriksaanyangdigunakanuntukmengisolasivirusdandilakukanpadafaseakut.2

Tatalaksana Konjungtivitis VirusKonjungtivitis viral biasanya bersifat suportif dan merupakan terapi simptomatis,belumadabuktiyangmenunjukkankeefektifanpenggunaanantiviral.Umumnyamata bisa dibuat lebih nyaman dengan pemberian cairan pelembab. Kompres dingin pada mata 3-4 x/ hari juga dikatakan dapat membantu kesembuhan pasien. Penggunaan kortikosteroid untuk penatalaksanaan konjungtivitis viral harus dihindari karena dapat memperburuk infeksi.1 Analisis KasusKeluhan pasien yaitu kedua mata kemerahan disertai rasa mengganjal, keluar kotoran serta cairan berwarna bening. Kemerahan pada mata merupakan tanda dari berbagai penyakit pada mata,sehingga untuk membedakannya perlu dilihatgejalalainnya.Padapasien initerdapat kotoran berwarna bening yang keluar terus menerus, hal ini mengarah ke penyakit konjungtivitis. Keluarnya kotoran pada mata merupakan tanda dari adanya radang pada konjungtiva dari mata, dimana konjungtiva terdapat banyak kelenjar. Infeksi konjungtiva menyebabkan terjadi hipersekresi dari kelenjar tersebut. Untuk penyebab infeksi tersebut, pada pasien ini lebih mengarah ke konjungtivitis viral dilihat dari kotoran yang bening. Pada konjungtivitis bakteri sekret biasanya berwarna kuning, kental dan biasanya keluar dalam jumlah besar sehingga mata agak sulit dibuka. Sedangkan konjungtivitis alergi biasanya pasien memiliki riwayat atopi atau alergi pada keluarga, serta ada pajanan terhadap alergen sebelum muncul gejala.Beberapa penyebab mata merah seperti keratitis, uveitis, dan glaukoma akut bisa dibedakan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.Padakeratitis,pasienbiasanyamengeluhkanmatasilau,matakabur,nyerisertasulituntukmembukamata. Gejala tersebut tidak terdapat pada pasien ini. Selain itu dari pemeriksaan fisik, biasanya terlihat infiltrat pada kornea,peri corneal vascular injection (PCVI),edema kornea dan bisa tampak ulkus pada kornea pasien. Sedangkan pada uveitis,pasien juga bisamengeluhkan nyeri pada mata,mata merah, dandari pemeriksaan fisik bisa tampak miosis dan hipopion. Dan pada glaukoma, pasien mengeluhkannyerihebatpadamatadisertaimualmuntah,danpenurunanpenglihatan.Daripemeriksaan fisik,tampak bilik matadepan dangkal sertatekanan bolamata yangmeningkat.Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pasien ini memenuhi kriteria konjungtivitis yang disebabkan oleh virus. Pada konjungtivitis didapatkan hiperemia pada daerah konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbi. Selain itu terdapat pula conjunctival vascular injection (CVI) pada konjungtiva bulbi. Tanda-tanda tersebut menunjukkan konjungtivitis. Sedangkan untuk perbedaan jenis penyebab dapat dilihat dari gejala dan tanda seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Penurunan visus pada kasus ini bukan dikarenakan oleh konjungtivitis viral yang diderita pasien, melainkan karena pasien memiliki presbiopi/ mata tua terkait usia pasien 70 tahun. Pengobatan yang diberikan pada penderita ini adalah Cendo Lyteerseyedrop8kali1tetesperhari, Imboost 1 x 1 tablet per haridanvitaminCtablet 500mg 1 x 1 tablet per hari untukmembantuprosespenyembuhan. Prognosis pada pasien ini baik, didukung oleh kepustakaan yang mengatakan bahwa kebanyakan kasus konjungtivitis viral dapat sembuh sendiri tanpa diberikan terapi. Komplikasi dari penyakit ini juga tidak sering terjadi. Namun perlu diperhatikan pencegahan agar tidak menular kepada orang lain mengingat angka penularannya cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Garcia-Ferrer FJ, Schwab IR, Shetlar DJ. Conjunctiva. In: Riordan-Eva P,Whitcher JP (editors). Vaughan & Asburrys General Opthalmology. 16th edition. McGraw-Hill Companies. USA: 2004. p108-1122. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005. p128-1313. Scott,IU.ViralConjunctivitis.2011.Available:http://emedicine.medscape.com/article/1191370-overview#showall4. American Academi of Ophthalmology. External Disease and Cornea. 2012. P 104

6