LAPORAN KASUS BESAR SEORANG ANAK LAKI-LAKI 11 BULAN DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI TAK BERAT Diajukan guna memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Anindia Wardhani 22010110200028 Penguji : dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A Pembimbing : dr. Farah BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUS BESAR
SEORANG ANAK LAKI-LAKI 11 BULAN
DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI TAK BERAT
Diajukan guna memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Anindia Wardhani
22010110200028
Penguji :
dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A
Pembimbing :
dr. Farah
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Anindia Wardhani
NIM : 22010110200028
Fakultas : Kedokteran Umum
Judul : Laporan Kasus Besar Seorang Anak 11 Bulan dengan Diare Akut
Dehidrasi Tak Berat
Bagian/SMF : Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang
Penguji : dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A
Pembimbing : dr. Farah
Semarang, 24 Maret 2012
Penguji
dr. Anam, M.Si Med, Sp.A
Pembimbing
dr. Farah
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan kasus besar yang berjudul
Seorang Anak 11 Bulan dengan Diare Akut Dehidrasi Tak Berat.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi syarat menempuh ujian
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, Semarang.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan
waktu dan membimbing penulis.
2. dr. Farah, sebagai pembimbing yang telah memberikan masukan-masukan,
petunjuk, serta kritik yang membangun dalam penyusunan kasus ini.
3. Anak R, serta keluarga, atas bantuannya sebagai pasien di dalam penyusunan kasus
besar ini.
4. Ibu, Bapak dan adik-adik atas bantuan dukungan penuh dan doanya.
5. Teman-teman yang satu stase di bagian anak yang telah memberikan bantuan baik
material maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan kasus ini,
maka penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun serta saran dari semua
pihak.
Semoga laporan kasus besar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
untuk kasus diare aku dengan dehidrasi tak berat.
Semarang, 24 Maret 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
BAB II. PENYAJIAN KASUS .................................................................. 4
A. Identitas Penderita ................................................................... 4
B. Data Dasar ............................................................................... 5
C. Data Khusus............................................................................. 7
D. Pemeriksaan Fisik.................................................................... 12
E. Kebutuhan Cairan, Kalori, Protein ......................................... 16
F. Daftar Masalah ........................................................................ 17
G. Initial Plan ............................................................................... 17
H. Perjalanan Penyakit ................................................................. 22
I. Hasil kunjungan rumah............................................................ 28
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 32
DIARE AKUT DEHIDRASI TAK BERAT................................. 32
A. Diagnosis ................................................................................... 32
B. Pengelolaan ................................................................................ 37
C. Pencegahan ................................................................................ 42
iv
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF DAN HOLISTIK...... 44
Dasar pengelolaan diare yang dipakai adalah rumusan lima pilar
penatalaksanaan diare, yaitu :1,2,3
Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru.
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut.
Dukungan nutrisi.
Antibiotik selektif.
Edukasi kepada orang tua.
1. Rehidrasi dengan menggunakan cairan oralit baru
Tujuan dalam mengelola dehidrasi yang disebabkan diare adalah untuk
mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat dan kemudian mengganti
37
cairan yang hilang sampai diarenya berhenti. Kehilangan cairan dapat diganti baik
secara oral maupun parenteral.
Rehidrasi dengan oralit baru dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
Berikan segera bila anak diare/muntah, untu mencegah dan mengatasi dehidrasi.
Oralit formula lama dikembangkan dari kejadian luar biasa yang disebabkan oleh
kolera yang menyebabkan lebih banyak elektrolit tubuh hilang terutama Natrium.
Sedangkan diare yang lebih banyak terjadi akhir-akhir ini dengan tingkat sanitasi
yang lebih baik disebabkan oleh virus. Diare karena virus tidak mnyebabkan
kekurangan elektrolit seberat pada kolera. Karena itu, para ahli diare
mengembangkan formula baru supaya lebih mendekati osmolaritas plasma, sehingga
kurang menyebabkan resiko hipernatremi.1,2,3
Oralit baru dengan osmolaritas yang rendah ini juga menurunkan kebutuhan
suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja hingga 20% serta
mengurangi kejadian muntah hingga 30%.1,3
Komposisi oralit baru
Oralit Baru Osmolaritas Rendah mmol/liter
Natrium 75
Klorida 65
Glukosa, anhydrous 75
Kalium 20
Sitrat 10
Total osmolaritas 245
Ketentuan pemberian oralit formula baru :3
a) Berikan ibu 2 bungkus oralit formula baru.
b) Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang untuk
persediaan 24 jam.
c) Berikan oralit pada anak setap kali buang air besar dengan ketentuan :
- Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50 – 100 ml tiap kali BAB/muntah.
- Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100 – 200 ml tiap BAB/muntah.
38
d) Bila dalam 24 jam persediaan oralit masih tersisa, maka sisa larutan harus
dibuang.
Pada diare akut dehidrasi tak berat , dilakukan rencana terapi B. Beri oralit di klinik
sesuai yang dianjurkan selama periode 4 jam pertama.1,7
Jumlah oralit yang diberikan dalam 4 jam pertama
Umur* < 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
Berat Badan < 6 kg 6-<10 kg 10-< 12 kg 12-19 kg
Dalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400
* digunakan umur bila berat badan anak tidak diketahui
Jika anak minta minum lagi, berikan.
Tunjukkan pada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral.
Berikan minum sedikit demi sedikit. Jika anak muntah, tunggi 10 menit lalu
lanjutkan kembali rehidrasi oral pelan-pelan. Lanjutkan ASI kapanpun anak
minta.
Setelah 4 jam :
Nilai ulang derajat dehidrasi anak. Tentukan tatalaksana yang tepat untuk
melanjutkan terapi. Mulai beri makan pada anak di klinik.
Bila ibu harus pulang sebelum selesai rehidrasi oral :
Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah.
Berikan rehidrasi oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dalam
rencana terapi A. Jelaskan 4 cara untuk mengobati anak di rumah : berikan
anak lebih banyak minum, berikan tablet zinc, berikan makanan, kapan
harus kembali.
Bila sudah tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A, untuk kasus diare akut tanpa
tanda dehidrasi, (dapat dilakukan di rumah),1,7 yaitu :
- Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Pada bayi muda, beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap pemberian.
Jika anak masih mendapat ASI eksklusif maka beri oralit atau air matang
39
sebagai tambahan. Jika anak tidak mendapat ASI eksklusif maka berikan cairan
oralit, cairan makanan (sup, air tajin, kuah sayur) atau air matang. Cairan tetap
diberikan sampai diare berhenti.
- Beri tablet Zinc.
- Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi.
- Bawa anak kepada petugas kesehatan bila : buang air besar lebih sering dan cair,
muntah terus menerus, rasa haus yang nyata, makan dan minum sedikit, demam,
tinja berdarah.
- Anak harus mendapat oralit di rumah bila anak telah diobati dengan rencana
terapi B atau C daam kunjungan ini atau anak tidak dapat kembali ke klinik saat
diarenya bertambah parah.
Rumus Darrow
Berat Badan (kg) Kebutuhan cairan ml/hari
< 10 kg 100 ml/kg
11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kg untuk tiap kg sisanya
> 20 kg 1500 ml + 20 ml/kg tuntuk tiap kg sisanya
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan
nafsu makan anak. Zinc merupakan mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk
memelihara kehidupan yang optimal. Meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, dari
segi fisiologi zinc berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, antioksidan,
perkembangan seksual, ketebalan seluler, adaptasi gelap, pengecapan serta nafsu
makan. Zinc juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan mediator
potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.1,3,7
Pemberian zinc dapat meningkatkan absorbsi air dan elektrolit oleh usus
halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus dan meningkatkan respon imun
yang mempercepat pembersihan patogen dari usus halus. Pemberian zinc dapat
menurunkan frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan
resiko terjadinya dehidrasi pada anak.1,3,7
40
Dosis zinc untuk anak-anak, di bawah umur 6 bulan diberikan 10 mg (½
tablet) perhari, sedangkan anak di atas usia 6 bulan diberikan 20 mg (1 tablet)
perhari. Zinc diberikan selama 10-24 hari meskipun anak telah sembuh dari diare.
Pada pasien ini berumur 7 bulan 3 minggu, sehingga diberikan 20 mg zinc / 1 tablet
Zinc.1,3
3. Dukungan Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap
diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi
yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.1,2,3
4. Antibiotik selektif
Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi
yaitu pada diare berdarah atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional
justru akan memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu
keseimbangan flora usus. Selain itu pemberian antibiotik yang tidak rasional
akan mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik serta menambah biaya
pengobatan yang tidak perlu.1,2,3
5. Edukasi kepada orang tua
Nasihat kepada ibu atau pengasuh yaitu kembali segera jika anak demam, tinja
berdarah, nafsu makan atau minum sedikit sangat haus, diare makin sering atau
belum membaik dalam 3 hari.1,2,3
Juga diberikan edukasi lainnya, seperti :
a. Membiasakan mencuci tangan, sesudah buang air besar, sesudah membuang
tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, dan sebelum
memberi makan anak
b. Menganjurkan tetap memberikan makanan dan minuman yang biasanya
diberikan kepada anak, jangan menguranginya, walaupun saat mencret,
sehingga anak tidak kekurangan kalori. Berikan dengan porsi yang kecil tapi
sering.
41
c. Memberikan oralit apabila anak diare, bila tidak ada oralit ibu bisa
menggunakan air gula garam atau cairan rumah tangga yang lain seperti sup,
air tajin. Minumkan oralit dengan gelas, bila anak bisa atau disendokkan 1
sendok teh tiap menit, sampai habis 100 cc. Berikan larutan sebanyak anak
mau. Bila anak muntah, dihentikan 10 menit kemudian dilanjutkan kembali.
d. Meminta ibu untuk tetap memberikan ASI semau anak
e. Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
(untuk mengurangi perkembangbiakan bakteri)
f. Selalu menggunakan air bersih untuk minum, memasak atau mendidihkan
makanan dengan benar dan menyiapkan makanan sesaat sebelum makanan
dimakan
g. Memberikan makanan kepada anak dengan sendok yang bersih dari cangkir
atau dengan dot yang direbus terlebih dahulu.
h. Mencuci makanan yang tidak dimasak dengan air bersih sebelum diberikan
kepada bayi, kecuali adalah buah yang dikupas sebelum dimakan seperti
pisang. Anak dapat diberikan sari buah segar, air kelapa atau pisang untuk
menambah kalium, jika anak mau.
i. Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi (tampak kehausan,
mata cekung, bibir kering, kencing berkurang/tidak kencing), sehingga bila
tampak tanda-tanda tersebut agar segera melapor ke petugas kesehatan
(dokter).
C. PENCEGAHAN
Pencegahan merupakan fase yang tidak kalah penting dalam penanganan diare.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian diare mendatang
antara lain dengan:
1. Mencegah penyebaran patogen penyebab diare
Kuman-kuman penyebab diare pada umumnya disebarkan melalui fecal-
oral Pemutusan rantai penularan diare difokuskan pada cara
penyebarannya. Upaya yang dapat dilakukan :
Pemberian ASI yang benar
42
Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan untuk anak
dan keluarga
Penggunaan air bersih yang cukup
Membudayakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun
setelah buang air besar dan sebelum makan
Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh
anggota keluarga
2. Memperbaiki daya tahan tubuh penjamu (host)
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
anak dan dapat mengurangi risiko diare antara lain :
Tetap memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun
Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi
makan dalam jumlah cukup untuk memperbaiki status gizi anak.
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF DAN HOLISTIK
Sesuai dengan prinsip pengelolaan pasien secara komprehensif dan holistik,
maka pada pasien tidak hanya diperhatikan dari segi kuratifnya saja, tetapi juga
43
meliputi upaya promotif, preventif, rehabilitatif dan psikososial. Upaya promotif dan
preventif dilakukan agar anak tidak sakit kembali, sedang upaya kuratif dan
rehabilitatif dilakukan agar anak sembuh dan tidak cacat atau kembali pada
lingkungannya semula dengan memperhatikan faktor psikososial anak.
1. Kuratif
Adalah upaya untuk mendiagnosis seawal mungkin dan mengobati secara
tepat dan rasional terhadap individu yang terserang penyakit. Upaya kuratif
yang dilakukan pada penderita ini meliputi:
a. Terapi Suportif:
- Kecukupan kebutuhan cairan dan elektrolit
Infus RL 75cc/kgbb/4jam untuk mengatasi dehidrasi, setelah
dehidrasi teratasi dilanjutkan dengan pemberian cairan rumatan
infus 2A ½ N 480/20/5 tetes per menit
Oralit sachet 50 - 100 cc tiap kali muntah atau mencret
- Atasi demam
Parasetamol syrup 3-4 x 3cth = 100 mg
b. Medikamentosa
Dalam penanggulangan diare akut dehidrasi tak berat, perlu
diperhatikan 5 faktor, yaitu rehidrasi, nutrisi, pemberian Zinc sulfat,
antibiotik selektif dan edukasi pada orang tua.
Untuk mempercepat masa sakit diare, mencegah diare berulang :
Selama di RSDK diberikan Zinc Sulfat 1 x 20 mg
c. Dietetik
Kebutuhan cairan pada penderita diare akut dehidrasi tak berat
memerlukan koreksi cairan untuk mengembalikan kondisi sampai
sebelum terjadi dehidrasi. Pada kasus ini, kebutuhan cairan 24 jam
adalah 930 cc. Digunakan infus 2A ½ N 5 tetes per menit, dengan
kandungan cairan 480 cc dan 81,6 kkal. Anak mendapatkan 3 x 1 (diet
lunak dan 3 x 100 cc susu serta ASI ad libitum.
44
2. Preventif
Adalah usaha-usaha untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan
mencegah terjangkitnya penyakit tersebut. Ada tiga tingkat upaya pencegahan
yang dapat dilakukan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier.
Pencegahan primer merupakan tingkat pencegahan awal untuk menghindari
atau mengatasi faktor resiko. Pencegahan sekunder untuk deteksi dini penyakit
sebelum penyakit menimbulkan gejala yang khas. Pencegahan tertier dengan
melakukan tindakan klinis untuk mencegah kerusakan lebih lanjut atau
mengurangi komplikasi setelah penyakit tersebut diketahui.
Terdapat beberapa upaya preventif yang perlu diedukasikan kepada
orangtua mengenai diare akut dehidrasi tak berat, yaitu:
1. Membiasakan mencuci tangan, sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
makan, dan sebelum memberi makan anak
2. Memberikan makanan kepada anak dengan sendok yang bersih dari
cangkir atau dengan dot yang direbus terlebih dahulu.
3. Bila anak diare :
- Menganjurkan tetap memberikan makanan dan minuman yang
biasanya diberikan kepada anak, jangan menguranginya,
walaupun saat mencret, sehingga anak tidak kekurangan kalori.
Berikan dengan porsi yang kecil tapi sering.
- Memberikan oralit apabila anak diare, bila tidak ada oralit ibu
bisa menggunakan air gula garam atau cairan rumah tangga yang
lain seperti sup, air tajin. Minumkan oralit dengan gelas, bila anak
bisa atau disendokkan 1 sendok teh tiap menit, sampai habis 100
cc. Berikan larutan sebanyak anak mau. Bila anak muntah,
dihentikan 10 menit kemudian dilanjutkan kembali.
- Meminta ibu untuk tetap memberikan ASI semau anak
- Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi (tampak
kehausan, mata cekung, bibir kering, kencing berkurang/tidak
45
kencing), sehingga bila tampak tanda-tanda tersebut agar segera
melapor ke petugas kesehatan (dokter).
3. Promotif
Adalah upaya penyuluhan yang bertujuan untuk merubah kebiasaan yang
kurang baik dalam masyarakat agar berperilaku sehat dan ikut serta berperan
aktif dalam bidang kesehatan. Dalam kasus ini, upaya promotif yang dapat
dilakukan yaitu:
1. Pengetahuan tentang diare akut
Diare merupakan peristiwa yang mengkhawatirkan bagi orangtua. Pada
saat diare, orang tua khawatir karena pola defekasi dan konsistensi faeses
anak yang berubah. Hal ini dapat diubah dengan pengetahuan penyebab
diare, penanganan diare di rumah, dan hal – hal yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya diare. Hal ini dapat dilakukan dengan edukasi
kepada keluarga, penyuluhan atau media massa, seperti poster, atau
brosur.
2. Pengetahuan mengenai Imunisasi
Masyarakat memerlukan pentingnya imunisasi untuk meningkatkan
kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga mencegah
infeksi penyakit tertentu, tidak bermanifestasi menjadi berat (tidak cacat
dan meninggal). Imunisasi yang tidak sesuai umur dapat dilanjutkan
sesuai jadwal.
3. Mencukupi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang meliputi:
o Asuh: memenuhi kebutuhan dasar (pangan, papan, perawatan
kesehatan dasar, pengobatan yang layak) dan memenuhi kebutuhan
tambahan (bermain).
o Asih: memberi rasa aman dan nyaman, dilindungi dan diperhatikan
(minat, keinginan dan pendapat anak), diberi contoh (bukan dipaksa),
dibantu, diberi dorongan, dihargai, penuh kegembiraan serta koreksi
(bukan ancaman/ hukuman)
46
o Asah: memberikan stimulasi emosional-sosial, kognitif, kreativitas,
kemandirian, kepemimpinan moral dan mental.
4. Rehabilitatif
Adalah upaya untuk menolong atau membantu anak terhadap
ketidakmampuannya dengan berbagai usaha, agar anak sedapat mungkin
kembali pada lingkungannya baik lingkungan sosial maupun keluarga. Untuk
menjaga anak tetap sehat, maka orang tua diberitahu untuk:
- Menjaga kualitas dan kuantitas gizi anak sehari-hari di rumah, yaitu
memberikan makanan dengan gizi seimbang agar kebutuhan gizi anak
tetap terpenuhi dengan baik dan anak memiliki daya tahan tubuh yang
baik pula sehingga tidak mudah terserang penyakit infeksi yang
mengakibatkan diare akut.
5. Psikososial
Aspek psikososial adalah aspek yang berkaitan dengan emosi, sikap,
pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai-nilai sosial budaya, kepercayaan,
dan adat istiadat dilingkungan sekitar anak. Meliputi mikrosistem,
mesosistem, eksosistem dan makrosistem.
Mikrosistem meliputi interaksi anak dengan ibunya atau
pengasuhnya. Ibu / pengasuh berperan dalam pendidikan, gizi, imunisasi, dan
pengobatan sederhana pada anak. Ibu adalah orang pertama di rumah yang
memegang peranan penting terhadap proses tumbuh kembang anak dan
perawatan anak ketika anak sakit. Rendahnya pengetahuan ibu tentang
kesehatan juga mempengaruhi sikap yang diambil ketika anak sakit, seperti
usaha mengobati sendiri. Pengetahuan ibu mengenai kesehatan yang kurang
juga menyebabkan kurangnya perhatian terhadap makanan dan tumbuh
kembang anak.
Mesosistem meliputi interaksi anak dengan anggota keluarga lain,
lingkungan, tetangga, keadaan rumah dan suasana rumah dimana anak tinggal.
- Interaksi sesama anggota keluarga
47
Keluarga yang tinggal serumah dengan pasien adalah ayah dan ibu,.
Anggota keluarga yang biasanya menemani bermain bersama pasien
adalah ayah dan ibu. Anak dilatih sejak dini, untuk menghormati ayah
dan ibunya, seperti panggilan dan perilaku yang sopan, sehingga
tercipta suasana yang kondusif di lingkungan rumah, untuk tumbuh
kembang anak yang optimal.
- Mengedukasikan orangtua untuk mulai memperkenalkan anak dengan
teman – teman sebayanya di lingkungan tempat tinggal.
Eksosistem merupakan lingkungan yang meliputi wilayah yang lebih
luas. Meliputi kebijaksanaan pemerintah daerah maupun informasi yang bisa
diperoleh seperti dari surat kabar maupun televisi. Pada kasus ini kurangnya
akses tentang pengetahuan pentingnya mencegah infeksi, penanganan diare
akut, dan keterlambatan dalam penanganan.
Makrosistem yaitu berkaitan dengan kebijakan pemerintah, sosial
budaya masyarakat, dan lembaga non pemerintahan yang ikut andil dalam
usaha tumbuh kembang anak yang optimal.
- Ibu secara rutin dan teratur memeriksakan kesehatan dan memantau
perkembangan anaknya di Puskesmas yang diadakan tiap bulan. Serta
terus mengikuti program imunisasi yang dianjurkan pemerintah.
- Keluarga mampu mengenalkan dan mengajarkan anak mengenai sosial
budaya dan norma yang berlaku di masyarakat.
- Pentingnya pemerintah memperhatikan tata kota dan daerah pemukiman
penduduk, guna meningkatkan kesehatan warga dan mencegah penyakit
menular. Rumah pasien berada di daerah rumah dengan kepadatan
penduduk yang tinggi.
PROGNOSIS
48
Prognosis penderita diare akut dehidrasi tak berat pada umumnya baik, bila
rehidrasi berhasil serta ditunjang dengan refeeding dan penanganan faktor penyebab,
sehingga diare akut tidak menjadi diare yang berkelanjutan.
Prognosis dari kasus ini untuk kehidupan (quo ad vitam) adalah baik (ad
bonam), prognosis untuk kesembuhan (quo ad sanam) adalah baik (ad bonam)
dengan syarat menjaga higienitas mulai dari cara menyiapkan makanan sampai
higienitas dalam kebiasaan berperilaku sehari-harinya, dan prognosis untuk
fungsionalnya (quo ad fungsionam) adalah baik (ad bonam).
49
Penatalaksanaan Holistik
BAGAN PERMASALAHAN
50
Anak laki-laki, 11 bulan
BB 9,3 kg,
PB 78cm
AsuhDiasuh oleh ibu dan ayah. Makanan kurang berkualitas.Imunisasi lengkap sesuai umur. Pengobatan sederhana sewaktu sakit. Sarana Pengobatan terjangkau
AsahStimulasi oleh ibu danayah
AsihKualitas dan kuantitas waktu bersama keluarga : Baik