i KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PIJAT ENDORPHINE TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI DAN PENGELUARAN ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS BUAYAN Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: PRI WIDAYATI B1401201 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2017
52
Embed
KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PIJAT ENDORPHINE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/442/1/PRI WIDAYATI NIM. B1401201.pdf · Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PIJAT ENDORPHINE TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI DAN PENGELUARAN ASI PADA IBU NIFAS
DI PUSKESMAS BUAYAN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh:
PRI WIDAYATI
B1401201
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2017
ii
iii
iv
v
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PIJAT ENDORPHINE TERHADAP KELANCARAN
PRODUKSI DAN PENGELUARAN ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS BUAYAN1 Pri Widayati2, Eni Indrayani3
INTISARI
Latar Belakang : Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf otak bayi. Produksi ASI dan ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI secara dini. Lama waktu pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan hormon prolaktin yang dapat dikeluarkan dengan cara pijat endorphin ini dilakukan dengan belaian lembut terlebih dahulu lalu dilakukan pemijatan di punggung. Pijat endorphin merupakan intervensi yang di harapkan membantu ibu post partum memperlancar produksi ASI. Tujuan : Penerapan pijat endorphin untuk memperlancar produksi dan pengeluaran ASI, mengetahui karakteristik dan efektivitas pijat endorphin. Metode Penelitian : Menggunakan metode deskriptif analitik. Hal ini peneliti mendeskripsikan dan menggambarkan fakta yang ada yang diperoleh dari pengkajian yang didapati dari wawancara dan observasi secara langsung, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 21 Maret-7 Mei 2017. Hasil : Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Setelah dilakukan pijat endorphin pengeluaran ASI meningkat dari 1 ml menjadi 5,5 ml (Ny. Su), 2 ml menjadi 7 ml (Ny. Wi), 0 ml menjadi 4,1 ml (Ny. Wa), 3 ml menjadi 7 ml (Ny. Ra) dan 0 ml menjadi 6 ml (Ny. Tu). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara rata-rata BAK hari pertama 5x menjadi 10x per-hari, frekuensi menyusu >6 kali per-hari, hari pertama tidur 3 jam menjadi 4 jam per-hari, kenaikan berat badan yang semula 3120 gram menjadi 3480 gram dan payudara terasa tegang sebelum disusukan serta ASI merembes keluar melalui putting terjadi pada hari ke 2 observasi. Kesimpulan : Pijat endorphin efektif dapat meningkatkan produksi dan pengelurn ASI pada ibu pada ibu post partum. Kata Kunci : Produksi dan Pengeluaran ASI, Pijat Endorphin. Kepustakaan : 2008 sampai dengan 2016. Jumlah Halaman : X + 72 halaman + 8 lampiran 1Judul 2Mahasiswa Prdi D III Kebidanan 3Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong
vi
SCIENTIFIC PAPER
THE APPLICATION OF ENDORPHINE MASSAGE FOR ACCELERATING THE BREAST MILK PRODUCTION OF
POSTPARTUM MOTHER IN COMMUNITY HEALTH CENTRE 1 OF BUAYAN1
Pri Widayati2, Eni Indrayani3
ABSTRACT
Background: Breastfeeding means providing nutrients needed for the growth and development of baby's nerves. The lack of production and ejection of breast milk during the early few days after delivery are the problems of early breastfeeding. Hormone oxytocin and prolactin hormone inf;uence the long-term milk production that can be released by applying endorphin massage. This is done by giving soft cares first, then by massaging on the back. Endorphin massage is an intervention on postpartum mother to accelerate the production and ejection of breast milk. Objective: Applying endorphin massages to accelerate the production and ejection of breast milk. Knowing the characteristics and effectiveness of endorphin massage. Method: This study is an analytical descriptive. The writer describes the facts of the assessments obtained from interviews and direct observation, and documentation. Result: After having endorphine massage, the breast milk ejection was increasing – from 1 ml to be 5.5 ml (Mrs. SU), 2 ml to be 7 ml (Mrs. WI), 0 ml to be 4.1 ml (Mrs. WA), 3 ml to be 7 ml (Mrs. Ra), 0 ml to be 6 ml (Mrs. TU). furthermore, the average frequency of urination was aslo increasing – form 5 times to be 10 times a day. The sleep duration was increasing too – from 3 hours to be 4 hours per day, the average weight increased from 3120 grams to be 3480 grams and the breasts became stiff. Conclusion: Endorphine massage can increase the production and ejection of breast milk of post partum mothers. Keywords: Production and ejection of beast milk, endorphin massage. Literature: 2008 to 2016. Number of Pages: X + 72 pages + 8 appendices 1Title 2Student of D III Program of Midwifery Dept 3Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah Subhannahu Wataala (SWT), yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan Pijat Endorphine Terhadap Kelancaran Produksi Dan Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Buayan “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat memenuhi jenjang pendidikan diploma III kebidanan Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Muhammadiyah Gombong 2. Eka Novyriana, S. ST., M.P.H. selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Gombong. 3. Dyah Puji Astuti, S. SiT., M.P.H selaku penguji I yang telah banyak
memberikan masukan-masukan yang dapat membimbing penulis. 4. Eni Indrayani, S. SiT., M.P.H. selaku penguji II dan pembimbing karya tulis
ilmiah yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti,
6. Semua teman-temanku, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini,
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,
Menyadari adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua (Aamiin).
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Gombong, Juli 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv INTISARI ..................................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix DAFTAR TABEL.............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Tujuan............................................................................................... 4 C. Manfaat............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori
1. Masa Nifas ................................................................................... 6 2. Proses Laktasi dan Menyusui .................................................... 10 3. Massage ..................................................................................... 28 4. Pijat Endorphine ........................................................................ 31
B. Kerangka Teori ............................................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 36 B. Partisipan ........................................................................................ 37 C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 38 D. Instrumen ........................................................................................ 38
BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL DAN PEMBAHASAN A. Manajemen Kasus ........................................................................... 41 B. Hasil ................................................................................................ 57 C. Pembahasan ..................................................................................... 65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 70 B. Saran ................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Anatomi Payudara ........................................................................11 Gambar 2 Reflek Hisapan Bayi.....................................................................13 Gambar 3 Posisi Menyusui Dengan Berdiri Yang Benar .............................22 Gambar 4 Posisi Menyusui Dengan Duduk Yang Benar ..............................23 Gambar 5 Posisi Menyusui Dengan Rebahan Yang Benar ...........................23 Gambar 6 Cara Meletakan Bayi ....................................................................23 Gambar 7 Cara Memegang Payudara ...........................................................24 Gambar 8 Cara Merangsang Mulut Bayi ......................................................24 Gambar 9 Perlekatan Menyusu Yang Benar .................................................25 Gambar 10 Perlekatan Menyusu Yang Salah..................................................25 Gambar 11 Pijat Endorphine ...........................................................................32
x
DAFTAR TABEL Tabel 1 Karakteristik Partisipan .......................................................................... 57 Tabel 2 Hasil Produksi ASI sebelum dilakukan pijat endorphin ........................ 58 Tabel 3 Hasil Pengeluaran ASI sebelum dilakukan pijat endorphin .................. 58 Tabel 4 Hasil Observasi Produksi ASI setelah dilakukan pijat endorphin ......... 60 Tabel 5 Hasil Observasi Pengeluaran ASI setelah dilakukan pijat endorphine .. 62 Tabel 6 Rata-rata Pengeluaran Produksi dan Pengeluaran ASI ......................... 63
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)
(2008), salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)
yang ditetapkan di Indonesia adalah melalui pemberian ASI (air susu ibu).
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga dapat
mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pemberian ASI berarti
memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat
kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional
antara ibu dan bayinya. Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh
kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasan, maka perlu
perhatian agar dapat terlaksana dengan benar.
Menyusui dini merupakan kunci awal dari suksesnya praktek
menyusui, dimana ASI diberikan segera dalam 3 menit setelah lahir. Produksi
ASI dan ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan
menjadi kendala dalam pemberian ASI secara dini (Depkes RI, 2008).
Dampak negatif yang dapat terjadi pada bayi yang tidak mendapat
ASI Ekslusif memiliki resiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar
dibanding bayi yang mendapat ASI Ekslusif (Kementrian Kesehatan
2
(Kemenkes) Republik Indonesia (RI), 2010). Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB di Indonesia 32 per 100.000
kelahiran hidup. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10 per
1000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dibandingkan
AKB tahun 2014 yaitu 10,08 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Provinsi (Dinkes Prov) Jawa Tengah (Jateng), 2015).
AKB di Kabupaten Kebumen Tahun 2012 terjadi peningkatan angka
kematian bayi yaitu sebesar 10,5 per 1000 kelahiran hidup. Kemudian
menurun di tahun 2013 sebesar 9,5 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun
2014 mengalami peningkatan yaitu sebesar 10,12 per 1000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2015 terjadi penurunan angka kematian bayi yaitu sebesar 9,83
per 1000 kelahiran hidup. Penurunan angka ini menandakan peningkatan
status kesehatan di wilayah Kabupaten Kebumen (Dinas Kesehatan
Kabupaten) (Dinkes Kab) Kebumen, 2015).
Menurut Kemenkes RI (2016), mengacu pada target rencana strategi
(renstra) pada tahun 2015 yang sebesar 39%, maka secara nasional
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enam bulan
sebesar 55,7% telah mencapai target. Menurut provinsi, kisaran cakupan
ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan antara 26,3% (Sulawesi Utara)
sampai 86,9% (Nusa Tenggara Barat), dari 33 provinsi yang melapor
sebanyak 29 di antaranya (88%) berhasil mencapai target renstra 2015.
3
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2015), prosentasi
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Jawa Tengah pada tahun
2015 sebesar 61,6%, sedikit meningkat dibandingkan presentase pemberian
ASI eksklusif tahun 2014 yaitu 60,7%.
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015), presentase
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupaten Kebumen selama
lima tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2011
presentase ASI Eksklusif 49,46%, tahun 2012 54,58%, tahun 2013
61,17%, tahun 2014 59,3% , dan tahun 2015 68,3%. Hal ini
menandakan adanya keberhasilan upaya peningkatan pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2013), proses mulai menyusu
terbanyak terjadi pada 1-6 jam setelah kelahiran (35,2%) dan kurang dari 1
jam IMD (inisiasi menyusui dini) sebesar 34,5%, sedangkan mulai proses
menyusu terendah terjadi pada 7-23 jam setelah kelahiran yaitu sebesar 3,7%
(Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hartono, Oktaviani, dan
Nindy (2016), hasil intervensi menunjukan bahwa dilakukannya massase
endorphin, mempunyai pengaruh yang bermakna secara statistik terhadap
volume ASI pada ibu post partum.
Faktor yang mempengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui
diantaranya asupan nutrisi yang mendukung produksi ASI, breast massage
dan faktor psikologis ibu menyusui. Dengan keadaan psikologis yang tenang
4
akan memicu keluarnya hormon endorphin sehingga berpengaruh terhadap
produksi ASI. Salah satu cara penatalaksanaan untuk meningkatkan produksi
ASI serta mengurangi nyeri dengan melakukan endorphin massage
merupakan sebuah terapi sentuhan atau pijtan ringan merangsang tubuh untuk
melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat
menciptakan perasaan nyaman (Kuswandi, 2011).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015), pada
tahun 2013 angka ASI eksklusif di puskesmas buayan sebanyak 80,6% dari
448 kelahiran hidup, pada tahun 2014 mengalami penurunan peberian ASI
eksklusif yaitu 67,8% dari 522 kelahiran hidup dan pada tahun 2015 sebanyak
67% dari 1.153 kelahiran hidup.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus tentang “Penerapan Pijat Endorphine Terhadap Kelancaran Produksi
dan Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Puskesmas Buayan”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan pada ibu nifas dengan pijat endorphin untuk
kelancaran produksi dan pengeluaran ASI.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu nifas yang produksi dan pengeluaran
ASI belum keluar atau tidak lancar yang menyangkut umur,
pendidikan terakhir dan pekerjaan.
5
b. Mengetahui efektivitas pijat endorphine pada produksi ASI yang
dilihat dari payudara ibu terlihat tegang, merembes keluar sebelum
disusukan, bayi menyusu > 6 kali per-hari, bayi tertidur 3-4 jam
setelah menyusu, bayi BAK 6-8x/hari dan pengeluaran ASI di ukur
pada hari ke-1 (sebelum pemijatan) sampai ke-3 (setelah pemijatan).
C. Manfaat Penulisan
Penilitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan
menambah informasi khususnya bagi ilmu kebidanan terkait intervensi
komplementer yang dapat membantu ibu pasca bersalin agar proses
laktasi dapat berjalan dengan baik melalui massase endorphin menjadi
salah satu bacaan yang bermanfaat untuk penelitian dimasa yang akan
datang bagi yang memerlukan.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi bagi lembaga
terkait untuk program penanggulagan masalah perdarahan serta
menjadikan intervensi yang baik untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA. Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama. Ambarwati, R.,E. dan Wulandari, D. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
Mitra Cendika Press. Aprillia dan Ritchmond. (2011). Gentle Birth “Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa
Sakit”. Jakarta : Gramedia Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Jakarta : Rineka Cipta Dewey. (2008). Efektifitas Kombinasi Areolla Massage dengan Rolling Massage
terhadap Pengeluaran Asi Secara Dini pada Ibu Post Partum di Puskesmas Panulang Dan Cakupa Banten. Depok: FIK UI. Avaible Online On https://www.google.com/search?client=firefoxbab&q=efektifitas+kombinasi+areolla+massage+dengan+rolling+massage+terhadap+pengeluaran+asi+seara+dini+pada+ibu+post+partum+di+puskesmas+panulang+dan+cakupa+banten&oq=efektifitas+kombinasi+areolla+massage+dengan+rolling+massage+terhadap+pengeluaran+asi+seara+dini+pada+ibu+post+partum+di+puskesmas+panulang+dan+cakupa+banten&gs_l=psyab.3...25538.47758.0.48223.40.37.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1.1.64.psy-ab..40.0.0.E7_z_BKoffI. Diakses tanggal 11 Februari 2017
Dewi. (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). (2008). Panduan
manajemen laktasi: Diit gizi masyarakat. Jakarta: Depkes RI
Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkesprov) Jawa Tengah. (2014). Buku Saku Jawa Tengah Triwulan II tahun 2014. Avaiable Online On
https://www.google.com/search?q=Buku+Saku+Jawa+Tengah+Triwulan+II+tahun+2014&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab. Diakses tanggal 7 Februari 2017 Pukul 14.52 WIB
Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkeskab) Kebumen. (2014), Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2014. Avaible Online On https://www.google.com/search?q=Profil+Kesehatan+Kabupaten+tahun+2014&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab. Diakses tanggal 9 Februari 2017 Pukul 09.11 WIB
Hartono., Oktaviani., dan Nindy K. (2016). Massase Endorphin Terhadap Volume ASI pada Ibu Post Partum. Vol VIII NO 02 Jurnal Kebidanan. Avaible Online On https://www.google.com/search?q=Massase+Endorphin+Terhadap+Volume+ASI+pada+Ibu+Post+Partum.&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab. Diakses tanggal 1 Februari 2017 Pukul 08.11 WIB
Hidayat, A.,A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Jakarta: Health Books Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. Pamuji., Supriyana., Rahayu. (2014). Pengaruh kombinasi Metode Woolwich dan
Endorphine terhadap Kadar Hormon Prolaktin dan Volume ASI (Study Pada Ibu Postpartum di Griya Hamil Sehat Majasem Kabupaten Tegal). Avaible Online On Vol 6 N0 1 BHAMADA, TITIK. https://www.google.com/search?q=Pengaruh+kombinasi+Metode+Woolwich+dan+Endorphine+terhadap+Kadar+Hormon+Prolaktin+dan+Volume+ASI+%28Study+Pada+Ibu+Postpartum+di+Griya+Hamil+Sehat+Majasem+Kabupaten+Tegal%29.&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-a. Diakses tanggal 3 Februari 2017 Pukul 10.03 WIB
Saleha. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika. Sugiono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Sukarni, I. (2013). Asuhan Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta : Nuhu
Medika Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V
Andi Offset. Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2012). Data SDKI 2012
Kematian ibu melonjak. Avaiable Online On: http://nasional.sindonews.com/read/787480/15/data-sdki-2012-angka-kematian-ibu-melonjak-1380122625. Diakses 7 Februari 2017 Pukul 14.33 WIB
Vidayanti, V. (2015). Pengaruh Pijat Punggung Menggunakan Minyak Esensial Lavender Terhadap Produksi Asi Pasca Bedah Sesar Di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jurnal Medika Respati. Dosen Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta. Volume X Nomor 3 Juli 2015-ISSN:1908-3887. Avaible Online On https://www.google.com/search?q=Pengaruh+Pijat+Punggung+Menggunakan+Minyak+Esensial+Lavender+Terhadap+Produksi+Asi+Pasca+Bedah+Sesar+Di+RSUD+Panembahan+Senopati+Bantul.&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab. Diunduh tanggal 11 Februari 2017.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tindakan Metode Pijat Endorphine Berdasarkan Aplikasi Riset A. Fase Orientasi 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2. Menjelaskan tujuan tindakan 3. Menjelaskan langkah prosedur 4. Menanyakan kesiapan 5. Kontrak waktu B. Fase Kerja 1. Anjuran ibu untuk mengambil posisi senyaman mungkin, bisa dilakukan
dengan duduk, atau berbaring miring. Bidan untuk duduk dengan nyaman di samping atau dibelakang ibu.
2. Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil memejamkan mata dengan lembut untuk beberapa saat. Setelah itu bidan mulai mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan bawah. Belaian ini sangat lembut dan dilakukan dengan menggunakan jari-jemari atau hanya ujung-ujung jari.
3. Setelah kira-kira lima menit, berpindah ke lengan yang lain. Walaupun sentuhan ringan ini dilakukan di kedua lengan ibu, ibu akan merasakn bahwa dampaknya sangat menenangkan di sekujur tubuh. Teknik ini juga bisa diterapkan dibagian tubuh lain, termasuk telapak tangan, leher, dan bahu, serta paha.
4. Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan di bagian punggung. Caranya, ibu dianjurkan untuk berbaring miring, atau duduk. Dimulai dari leher, memijat ringan membentuk huruf V kearah luar menuju sisi tulang rusuk. Pijatan-pijatan ini terus turun kebawah, kebelakang. Ibu di anjurkan untuk rilaks dan merasakan sensasinya.
5. Bidan dapat memperkuat efek menegangkan dengan mengucapkan kata-kata yang menentramkan saat dia memijat dengan lembut.
6. Merapikan pasien dan alat C. Fase Terminasi 1. Evaluasi hasil 2. Rencana tindak lanjut 3. Dokumentasi
Sumber : Aprillia, 2011
LEMBAR OBSERVASI
Nama bayi dan ibu (inisial) : Ny. Su
Umur bayi :
Kriteria
Hari ke-1
Sebelum pijat
Hari ke-2
Hari ke-3
1. Payudara ibu tegang sebelum disusukan
x √ √
2. ASI merembes dari puting susu. x √ √
3. Bayi BAK 6-8 kali per-menit 3x 6x 6x
4. Bayi menyusu > 6 kali per-hari 5x >6 x >6 x
5. Setelah disusui bayi tidur selama 3-4 jam.
2 jam 3 jam 4 jam
6. Berat badan (gram) 2900 2900 3000 7. Pengeluaran ASI (ml) 1 ml 3,1 ml 5,5 ml