Page 1
Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja
Pada Karyawan Bagian Produksi
CV. Cita Nasional Salatiga
TUGAS AKHIR
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi
OLEH
Asih Fajar Lestari
802007047
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2012
Page 2
2
“Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan
Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga”
Oleh :
Asih Fajar Lestari
802007047
Tugas Akhir
Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi guna
memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi.
Disetujui oleh,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A Rr. Indrastuti S. S, Psi, M.Si
Diketahui oleh, Disahkan oleh,
Kaprogdi Dekan
Jusuf Tjahjo Purnomo, Psi., MA. Berta Esti A. P., S.Psi., MA.
Page 3
3
Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir
Untuk Keperluan Akademis
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana, saya yang
bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Asih Fajar Lestari
NIM : 802007047
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Kristen Satya Wacana hak bebas royalty non-eksklusif
(non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian
Produksi CV. Cita Nasional Salatiga”
Beserta perangkat yang ada (jika perlu).
Dengan hak bebas royalty non-ekslusif ini, Universitas Kristen Satya
Wacana berhak menyimpan, mengalihmediakan atau mengalihformatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan
tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis
atau pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salatiga
Pada tanggal : Mei 2012
Yang menyatakan.
Asih Fajar Lestari
Mengetahui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A Rr. Indrastuti S. S, Psi., M.Si
Page 4
4
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Tugas Akhir
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Asih Fajar Lestari
NIM : 802007047
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul :
“Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian
Produksi CV. Cita Nasional Salatiga”
Yang dibimbing oleh:
1. Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A
2. Rr. Indrastuti Sriwahyu Setiyaningsih, S.Psi., Psi, MSi
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian
tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau
meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya
aku seolah-olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan
kepada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, Mei 2012
Yang memberi pernyataan.
Asih Fajar Lestari
Page 5
5
Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja
Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga
Sutarto Wijono, Rr. Indrastusti S. S, Asih Fajar Lestari.
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan
bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Hipotesisnya adalah ada
hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan
stres kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi CV. Cita
Nasional Salatiga yang berjumlah 64 orang. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan
metode skala, sedangkan untuk analisis hubungan antara karakteristik
pekerjaan dengan stres kerja digunakan analisis deskriptif dan rumus
koefisien korelasi product-moment. Perhitungan menggunakan SPSS 17.0
for windows. Hasil analisis deskriptif untuk variabel stres kerja sebesar
73,53% dan bila dikonsultasikan dengan kriteria presentase angka tersebut
termasuk kategori rendah dan untuk variabel karakteristik pekerjaan sebesar
61,76% dan bila dikonsultasikan dengan kriteria presentase angka tersebut
termasuk kategori tinggi. Dari hasil analisis korelasi product moment,
diperoleh r = -0,602 dengan p < 0,001. Hal ini berarti ada hubungan yang
negatif tetapi signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Yang
berarti semakin tinggi kadar karakteristik pekerjaan maka semakin rendah
tingkat stres kerja. Dan peranan karakteristik pekerjaan terhadap stres kerja
sebesar 36,2%. Yang berarti masih terdapat 63,8% faktor-faktor lain yang
mempengaruhi stres kerja.
Kata kunci: Stres kerja, karakteristik pekerjaan.
Page 6
6
PENDAHULUAN
Adanya merger antara Cina dan negara-negara ASEAN ke dalam
perdagangan bebas ASEAN yang lazim disebut Asean Free Trade Arean
(AFTA) mulai 1 Januari 2010, menyebabkan kekhawatiran berbagai pihak
produsen, karena merasa tidak akan kuat bersaing dengan produk Cina yang
harganya lebih murah (Asrudin, 2010). Produsen yang masih ingin bertahan
harus mampu memanfaatkan sumber daya yang telah ada secara optimal.
Kondisi tersebut menuntut suatu organisasi atau perusahaan untuk senantiasa
melakukan berbagai inovasi guna mengantisipasi adanya persaingan yang
semakin ketat (Subyantoro, 2009).
Pada dasarnya, masalah sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan menempati posisi yang sangat strategis di antara sumber daya
yang lainnya. Bila tidak didukung oleh sumber daya yang berkualitas, maka
dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama (Muarif,
2002). Sumber daya manusia harus terus dikembangkan, karena tak seperti
mesin yang selalu melakukan aktivitas yang sama tiap waktu, manusia selalu
mengalami perubahan dan perkembangan yang akan menimbulkan berbagai
jenis tantangan yang harus dihadapi (Adianto, dkk., 2005).
CV. Cita Nasional sebagai perusahaan pengolahan susu murni juga
masih harus berjuang untuk menghadapi beratnya tekanan persaingan produk
makanan di Indonesia. Ditambah lagi harus bersaing dengan produk-produk
makanan dan minuman impor seperti dari Malaysia dan Cina. CV. Cita
Nasional harus meningkatkan jumlah produksinya dan mempertahankan
kualitas produknya. Kualitas sumber daya manusia yang handal dapat
menjadi andalan CV. Cita Nasional.
Tantangan dan tuntutan besar dihadapi oleh karyawan bagian
produksi. Di mana mereka dituntut untuk bekerja keras menghasilkan suatu
barang jadi atau setengah jadi dan mempunyai tugas untuk melaksanakan
Page 7
7
kegiatan produksi, mengawasi kualitas hasil produksi dan memeriksa
persediaan gudang secara berkala. Mereka juga dituntut untuk bekerja dalam
shift.
Sebagai hasil atau akibat lain dari proses bekerja, karyawan dapat
mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan karyawan sakit, fisik
dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal. Stres ini dapat
disebabkan oleh tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan
tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan,
seorang pimpinan yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak
menyenangkan.
Stres dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan
yang inovatif dan keluaran yang konstruktif. Sampai titik tertentu bekerja
dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses kreatif yang
merangsang. Seseorang yang bekerja pada tingkat optimal menunjukkan
antusiasme, semangat yang tinggi, kejelasan dalam berpikir dan
pertimbangan yang baik. Stres yang meningkat sampai unjuk kerja mencapai
titik optimalnya merupakan stres yang baik (eustress). Jika stres terus
meningkat dan unjuk kerja melampaui titik optimalnya, maka stres tersebut
berubah menjadi stres yang buruk (distress) (Munandar, 2006).
Dalam penelitian ini akan memfokuskan pada salah satu faktor,
yaitu faktor organizational stressor karakteristik pekerjaan. Karena menurut
Luthans (1998), karakteristik pekerjaan meliputi jenis pekerjaan, budaya
organisasi, kepemimpinan dan kondisi fisik lingkungan pekerjaan. Jika
seseorang mengalami stres karena pekerjaannya, maka keinginannya untuk
bekerja akan berkurang dan dia akan bekerja dengan tidak sunggugh-
sungguh dan merasa terpaksa. Dengan memahami keadaan karyawan yang
demikian, maka perlu adanya rancangan dan penyusunan karakteristik
pekerjaan pada karyawan dengan mengidentifikasi beragam pekerjaan untuk
Page 8
8
memperbaiki efisiensi organisasi dan karyawan (Mangkuprawira, 2002.,
dalam Kristiani, 2004). Karakteristik pekerjaan yang tidak baik jika
diberikan pada karyawan akan menyebabkan mereka stres. Sebagai contoh
karyawan yang tidak mempunyai otonomi terhadap pekerjaannya, dia akan
merasa terikat dan terbelenggu serta mengalami penekanan emosi yang pada
akhirnya dia akan mengalami stres (Jhonson, dalam Kristiani 2004).
Sebelumnya penelitian tentang stres kerja dan karakteristik
pekerjaan telah dilakukan di Indonesia oleh Kristiani (2011) pada karyawan
PT. BPR Bina Reksa Karyaartha Pare menemukan bahwa terdapat pengaruh
signifikan, langsung dan negatif karakteristik pekerjaan terhadap stres kerja.
Itu artinya, semakin tinggi karakteristik pekerjaannya maka tingkat stres
kerja semakin rendah. Searah dengan Kristiani (2011), penelitian yang
dilakukan oleh Fitriyani (2009) di RSJ Sambang Lihum Kalimantan Selatan
menemukan bahwa terdapat korelasi negatif antara persepsi terhadap
karakteristik pekerjaan dengan stres kerja perawat di RSJ Sambang Lihum.
Hal ini berarti semakin tinggi karakteristik pekerjaannya, maka tingkat stres
semakin rendah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Bekker et al.
(2005) pada 404 perawat pria dan wanita menemukan bahwa ada hubungan
yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan tingkat absensi
akibat sakit. Berbeda dengan mereka, penelitian yang dilakukan oleh Dewa
et al. (2011) pada 2737 pekerja dewasa di Alberta, Kanada, melalui metode
wawancara terstruktur yang hasilnya dikuantitatifkan menemukan adanya
hubungan positif signifkan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja.
Karyawan yang merasa stres kerja tinggi adalah mereka yang tingkat
karakteristik pekerjaannya tinggi. Selain itu, penelitian yang dilakukan di
Indonesia oleh Theodorus (2004) pada pegawai administrasi Universitas
Kristen Petra menemukan, bahwa masa kerja dan karakteristik pekerjaan
tidak mempengaruhi tingkat stres kerja. Jadi dapat dikatakan bahwa, menurut
Page 9
9
penelitian Theodorus (2004) stres tidak berhubungan dengan karakteristik
pekerjaan.
Menurut Wijono (2007), bahwa dengan memahami dan dapat
menyesuaikan diri terhadap karakteristik pekerjaan yang dihadapi maka
individu dapat mengembangkan pekerjaan secara produktif.
Mengembangkan pekerjaan secara produktif berarti individu tersebut dapat
mengelola stres kerja dengan baik, sehingga stres kerja berkurang dan tujuan
perusahaan dapat tercapai. Namun, menurut Dewa et al. (2011), beragam
aspek karakteristik pekerjaan seperti otonomi yang tinggi dan tuntutan
keragaman ketrampilan yang tinggi dapat berpotensi menyebabkan stres
kerja pada karyawan.
Hal ini menarik, karena pada tingkat tertentu karakteristik pekerjaan
dapat menyebabkan stres yang baik (eustress) yang meningkatkan
produktivitas karyawan, tetapi jika terlalu berlebihan adanya karakteristik
pekerjaan justru menyebabkan stres yang buruk (distress) yang dapat
menurunkan produktivitas perusahaan. Fenomena ini menarik untuk diteliti
karena adanya berbagai kontroversi berbagai hasil penelitian dan masih
terbatasnya penelitian terkait karakteristik pekerjaan dan stres kerja.
Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
apakah ada hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja.
Perumusan Masalah:
Dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah “Apakah ada
hubungan negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres
kerja pada karyawan CV. Cita Nasional Salatiga?”
Page 10
10
DASAR TEORI
Stres Kerja
Beberapa ahli telah mendefinisikan stres kerja, diantaranya adalah
respon-respon fisik dan emosional yang berbahaya yang dialami individu
dalam pekerjaannya (Greenberg dan Baron, 2008). Wallgren dan Hanse
(2010) mendefinisikan stres kerja sebagai hasil dari tingginya tuntutan
pekerjaan yang tidak seimbang dengan kemampuan karyawan.
Menurut Beehr dan Newman (dalam Luthans, 1992) stres kerja
merupakan suatu kondisi yang muncul karena interaksi manusia dengan
pekerjaan, yang dicirikan oleh terjadinya perubahan dalam individu yang
mendorong terjadinya penyimpangan dari fungsi normalnya. Ditambahkan
lagi oleh Albush dan Burkhead, bahwa stres kerja disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan antara karakteristik karyawan dengan karakteristik
tuntutan pekerjaan dan lingkungan kerja (dalam Nipsaniasri, 2004).
Teori stres kerja didasarkan pada konsep Beehr dan Newman (dalam
Rice, 1999) yang mengidentifikasi tiga perangkat faktor lingkungan,
organisasional dan individual yang bertindak sebagai sumber potensial dari
stres.
Konsep ini didukung oleh Robbins dan Judge (2009) yang
mengembangkan tentang suatu model yang menjelaskan faktor penyebab
stres dan dampaknya bagi karyawan. Mengarahnya faktor-faktor tersebut ke
stres yang aktual bergantung pada perbedaan individual seperti misalnya
pengalaman kerja dan kepribadian. Bila stres ini dialami oleh seorang
individu, gejalanya dapat muncul sebagai keluaran atau hasil fisiologis,
psikologis dan perilaku.
Page 11
11
Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Model Stres Kerja
Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan sendiri diartikan sebagai karakteristik
pekerjaan yang mengidentifikasi bagaimana suatu pekerjaan dapat didesain
untuk membantu karyawan agar merasakan apa yang mereka kerjakan berarti
dan berharga (Greenberg dan Baron, 2008). Menurut Gibson, et. al (dalam
Kristiani, 2004), karakteristik pekerjaan adalah ciri khas dari suatu pekerjaan
seperti dipersepsikan oleh individu yang mengerjakan.
Sumber Potensial Konsekuensi
Faktor Lingkungan
Ketidakpastian ekonomi
Ketidakpastian politik
Ketidakpastian teknologi
Faktor Organisasi
Tuntutan tugas
Tuntutan peran
Tuntutan hubungan antar pribadi
Struktur organisasi
Kepemimpinan organisasi
Tahap hidup organisasi
Faktor Individual
Masalah keluarga
Masalah ekonomi
Kepribadian
Perbedaan Individu
Persepsi
Pengalaman pekerjaan
Dukungan sosial
Keyakinan akan tempat kedudukan kontrol
Sikap bermusuhan
Stres yang dialami
Gejala Fisiologis
Sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Penyakit jantung
Gejala psikologis
Kecemasan
Murung
Berkurangnya kepuasan kerja
Gejala perilaku
Produktivitas
Kemangkiran
Tingkat keluarnya karyawan
Gambar 1 : Model Stres Kerja
Sumber : Robbins dan Judge (2009)
Page 12
12
Menurut Robbins (dalam Kristiani, 2004) mengemukakan bahwa
karakteristik pekerjaan adalah upaya mengidentifikasikan tugas dari
pekerjaan, bagaimana karakteristik pekerjaan itu digabung dan membentuk
suatu pekerjaan yang berbeda dan hubungannya dengan motivasi, kepuasan
dan kinerja karyawan.
Menurut Hackman dan Lawler (dalam Kristiani, 2004), mendefinisikan
karakteristik pekerjaan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk
memperkaya pekerjaan agar karyawan mempunyai pengalaman yang positif
dan akan menghasilkan penilaian pribadi saat mereka melakukan yang
terbaik dan stimulus internal ini akan memberikan suatu dorongan untuk
melanjutkan usaha terhadap hasil yang baik.
Teori karakteristik pekerjaan diacu dari teori yang dikemukakan oleh
Hackman dan Oldham (dalam Greenberg dan Baron, 2008).
Dalam model karakteristik pekerjaan Hackman dan Oldham, dapat
dilihat bagaimana tiga dimensi yang pertama yaitu keragaman ketrampilan,
identitas tugas dan kejelasan tugas secara bersama-sama menciptakan kerja
yang bermakna. Artinya, jika ketiga karakteristik ini ada dalam suatu
pekerjaan, maka pemangku pekerjaan itu akan memandang pekerjaan itu
sebagai hal yang penting, berharga dan ada gunanya untuk dikerjakan.
Pekerjaan yang memiliki otonomi memberikan karyawan suatu perasaan
tanggung jawab pribadi untuk hasil-hasilnya dan jika suatu pekerjaan
memberikan umpan balik, karyawan itu akan tahu seberapa efektif ia bekerja
(Wijono, 2007).
Hubungan antara kelima dimensi inti dan hasil akhir juga dipengaruhi
oleh kebutuhan pertumbuhan seorang individu, yakni hasrat seorang
karyawan akan harga diri dan aktualisasi diri (Robbins, 1996). Ini berarti
bahwa individu dengan suatu kebutuhan pertumbuhan yang tinggi
Page 13
13
kemungkinan dapat lebih tahan menghadapi stres dan tekanan dalam
pekerjaannya.
Teori tersebut dapat digambarkan dalam model karakteristik
pekerjaan berikut ini:
Model Karakteristik Pekerjaan
METODE PENELITIAN
Subyek dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini mengambil subyek penelitian sebanyak 64
orang karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Tempat
penelitian di Jl. Salatiga – Kopeng KM 5, Salatiga.
Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data penulis lakukan setelah mendapat izin
dari pimpinan perusahaan CV. Cita Nasional Salatiga pada tanggal 3 Mei
2012 sampai dengan tanggal 11 Mei 2012. Penulis menggunakan dua buah
DIMENSI KERJA INTI
Keragaman ketrampilan
Kepentingan Tugas
Kejelasan Tugas
Otonomi
Umpan Balik
KEADAAN PSIKOLOGIS
KRITIS
Kebermaknaan Kerja
Tanggung jawab terhadap
hasil kerja
Pengetahuan tentang hasil
kerja
Kekuatan kebutuhan
pertumbuhan individu.
HASIL AKHIR
Motivasi kerja
internal tinggi
Tampilan kualitas
kerja tinggi
Kepuasan kerja
tinggi
Absensi dan
kemangkiran kerja
rendah
Gambar 2 : Model Karakteristik Pekerjaan
Sumber : Greenberg & Baron (2008), Wijono (2007).
Page 14
14
skala (stres kerja dan karakteristik pekerjaan) pada 55 responden sebagai
sampel yang diambil dari keseluruhan populasi.
Dua skala disusun oleh penulis dalam bentuk lima mata skala Likert,
yaitu “setuju” hingga “sangat tidak setuju”. Skala stres kerja disusun oleh
penulis, selanjutnya skala karakteristik pekerjaan diadaptasi dari skala
karakteristik pekerjaan yang dikembangkan oleh Suman dan Srivastava
(2009) yang diadopsi dari teori Hackman dan Oldham.
Bagian 1:
Skala stres kerja disusun oleh penulis terdiri dari 39 item. Dikembangkan
dari tiga gejala stres kerja yang dikemukakan oleh Beehr dan Newman
(dalam Rice, 1999). Yaitu gejala psikologis (17 item), gejala fisiologis (11
item) dan gejala perilaku (11 item).
Bagian 2:
Skala ini terdiri dari 17 butir pernyataan yang diturunkan dari lima aspek
karakteristik pekerjaan, yaitu: keragaman ketrampilan (1 item) , kejelasan
tugas (6 item), kepentingan tugas (5 item), otonomi (2 item) dan umpan balik
(3 item). Pengukuran karakteristik pekerjaan menggunakan skala
karakteristik pekerjaan yang dikembangkan oleh Suman dan Srivastava
(2009) yang diadopsi dari teori Hackman dan Oldham.
Uji Validitas dan Reliabilitas Item
Uji validitas berdasar Cronbach’s Alpha diperoleh bahwa nilai
validitas item skala stres kerja bergerak antara 0,274 sampai dengan 0,734.
Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha
dengan hasil nilai α = 0,740. Ini berarti bahwa skala stres kerja adalah cukup
reliabel. Dengan demikian skala stres kerja yang digunakan pada penelitian
ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
Page 15
15
Sedangkan nilai validitas item skala karakteristik pekerjaan bergerak
antara 0,292 sampai dengan 0,767. Uji reliabilitas skala dilakukan dengan
melihat nilai Cronbach’s Alpha dengan hasil nilai α = 0,732. Ini berarti
bahwa skala karakteristik pekerjaan adalah cukup reliabel. Dengan demikian
skala stres kerja yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk
penelitian lebih lanjut.
ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan teknik korelasi
Product Moment, koefisien korelasi antara karakteristik pekerjaan dan stres
kerja pada karyawan adalah -0,602 dengan p < 0,01 yang artinya ada
hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres
kerja. Hal ini juga berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima bahwa
semakin rendah kadar karakteristik pekerjaan maka semakin tinggi tingkat
stres kerja, begitu juga sebaliknya semakin tinggi kadar karakteristik
pekerjaan maka semakin rendah tingkat stres kerja. Dengan kata lain,
karakteristik pekerjaan mempunyai peran dalam menentukan adanya stres
kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Hasil
penelitian ini mungkin disebabkan oleh pertama, pihak manajemen
perusahaan telah mengklasifikasikan karakteristik pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan pengembangan diri karyawan bagian produksi, sehingga stres
kerja berkurang (Wijono, 2007). Kedua, pihak manajemen mengatur shift
kerja karyawan yang tidak terlalu ketat. CV. Cita Nasional mengharuskan
karyawan bagian produksi untuk masuk kerja dua hari sekali untuk
menghindari munculnya stres kerja pada karyawan karena beban kerja yang
terlalu berat. Hasil penelitian ini didukung oleh Fitriyani (2009) di RSJ
Sambang Lihum Kalimantan Selatan menemukan bahwa terdapat korelasi
negatif antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan stres kerja
Page 16
16
perawat di RSJ Sambang Lihum. Namun, hasil penelitian ini bertentangan
dengan Dewa et al. (2011) yang menemukan adanya hubungan positif
signifkan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja.
Jika melihat harga koefisien determinan r2 = 0,362 atau sebesar
36,2%. Menunjukkan bahwa peranan karakteristik pekerjaan terhadap stres
kerja sebesar 36,2%. Yang berarti masih terdapat 63,8% faktor-faktor lain
yang mempengaruhi stres kerja.
Aspek karakteristik pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap
terjadinya stres kerja adalah keragaman ketrampilan (0,137), hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewa et al. pada tahun 2010
(dalam Dewa et al. 2011), bahwa keragaman ketrampilan yang tinggi
berpotensi menyebabkan stres kerja pada karyawan. Hal ini mungkin
disebabkan, pertama dalam pekerjaan menuntut ragam ketrampilan yang
tinggi sementara kebanyakan karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional
Salatiga hanya berpendidikan SMA/sederajat dengan status sosial dan
ekonomi yang rendah sehingga keragaman ketrampilan dan bakat yang
mereka miliki pun terbatas. Kedua, hal ini dapat mungkin terjadi karena
mereka kurang diberikan peluang untuk mengembangkan ketrampilan dan
bakat mereka.
Sedangkan yang paling kecil kontribusinya terhadap stres kerja
karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional adalah aspek kepentingan
tugas (-0,702). Hal ini bertentangan dengan pendapat Dewa et al. (2011),
dalam penelitiannya menemukan bahwa kepentingan tugas adalah salah satu
aspek yang memiliki peran besar terhadap timbulnya stres. Hal ini dapat
dimungkinkan karena karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional masih
kurang menyadari bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan saat ini penting
artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Page 17
17
Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat stres kerja pada
karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga tergolong rendah,
ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 83,71 bervariasi dari kategori sangat
rendah (39) sampai dengan kategori sangat tinggi (195) dengan standar
deviasi = 16,21. Dari 34 karyawan terdapat 6 orang (17,65%) yang memiliki
stres kerja sangat rendah, 25 orang (73,53%) yang memiliki stres kerja
rendah, 3 orang (8,82%) yang memiliki stres kerja sedang dan tidak ada
karyawan yang memiliki tingkat stres kerja tinggi dan sangat tinggi.
Dari hasil penelitian juga diketahui kadar karakteristik pekerjaan pada
karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga tergolong tinggi,
ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 58,18. Bervariasi dari kategori rendah
(17) sampai dengan kategori sangat tinggi (85) dengan standar deviasi 7,47.
Dari 34 karyawan terdapat 13 orang (38,24%) yang memiliki karakteristik
pekerjaan sedang, 21 orang (61,76%) yang memiliki karakteristik pekerjaan
tinggi. Tidak ada karyawan yang memiliki tingkat karakteristik pekerjaan
sangat rendah, rendah dan sangat tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif dan
signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Artinya semakin
tinggi kadar karakteristik pekerjaan maka semakin rendah tingkat stres kerja,
begitu pula sebaliknya semakin rendah kadar karakteristik pekerjaan maka
semakin tinggi tingkat stres kerja.
Page 18
18
Saran
1. Bagi Pihak Perusahaan
Pihak manajemen perusahaan diharapkan meningkatkan peluang
bagi karyawannya untuk mengembangkan keterampilan dan bakat
mereka. Misalnya dengan cara:
a. Perusahaan memberikan peluang pada setiap karyawan antar
divisi untuk melakukan diskusi (sharing) tentang ragam
keterampilan dan bakat yang mereka miliki sehingga mereka
dapat saling bertukar pikiran dan berbagi pengalaman.
b. Perusahaan dapat mengatur adanya roling (pergantian peran)
antar divisi tiap rentang waktu tertentu, misalnya tiga bulan
sekali atau enam bulan sekali supaya karyawan dapat memiliki
peluang untuk mengembangkan keterampilan dan bakat mereka
di berbagai bidang pekerjaan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain diharapkan dapat menambah jumlah sampel
dalam populasi, sehingga semakin memperkuat hasil penelitian. Selain
itu, di dalam pelaksanaan penelitian diharapkan peneliti dapat
mendampingi subyek saat mengisi skala, sehingga apabila ada hal-hal
yang kurang jelas, subyek dapat langsung bertanya kepada peneliti.
Page 19
19
DAFTAR PUSTAKA
Adianto, H., Agustin, Y dan Trindira, H. (2005). Analisis Pengaruh
Karakteristik Pekerjaan dan Kepuasan Kerja Terhadap Performansi
Kerja Operator pada Bagian Produksi. Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, 7 (2): 125-138.
Asrudin. (2010). AFTA: Ancaman dan Tantangan Bagi Perekonomian
Indonesia. Retrieved June 24, 2011, from
http://top10headline.com/component/content/article/1-isu-pekan-
ini/152-afta-ancaman-dan-tantangan-bagi-perekonomian-indonesia
Bekker, M. H. J., Croon, M. A dan Bressers, B. (2005). Childcare
Involvement, Job Characteristics, Gender and Work Attitudes as
Predictors of Emotional Exhaustion and Sickness Absence. Jurnal
Work and Stress, 19 (3): 221-237.
Dewa, C.S, Thompson, A. H dan Jacobs, P. (2011). Relationship Between
Job Stress and Worker Perceived Responsibilities and Job
Characteristics. Original Article Ijoem 2 (1): 37-46.
Fitriyani. (2009). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Karakteristik
Pekerjaan dengan Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum Kalimantan Selatan. Skripsi. Malang: Jurusan
Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Negeri Malang. Retrieved May 13, 2011, from http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-Psikologi/article/view/1823#
Greenberg, J dan Baron, R. A. (2008). Behavior in Organizations. New
Jersey : Pearson Education, Inc.
Kristiani, A. (2004). Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan Dengan
Burnout Pada Pramuniaga Pasar Raya Sri Ratu Semarang. Skripsi.
Salatiga : FKIP-BK Universitas Kristen Satya Wacana.
Kristiani, L. (2011). Stres Kerja Sebagai Pemediasi Pengaruh Karakteristik
Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada PT. BPR Bina Reksa
Karyaartha Pare). Skripsi. Jurusan Manajemen Program Studi S1-
Manajemen Universitas Negeri Malang. Retrieved February 2, 2012,
from
Page 20
20
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/16717
Luthans, F. (1992). Organizational Behavior. USA: McGraw Hill Inc.
Munandar, A. S. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-
Press.
Nipsaniasri. (2004). Perilaku Asertif dan Stres Kerja Pada Perawat Ditinjau
Dari Jenis Kelamin di Unit Rawat Inap RSUD Salatiga. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya
Wacana.
Rice, P. L. (1999). Stress and Health (3rd ed.). California: Brooks/Cole
Publishing Company.
Robbins, S dan Judge, T. A. (2009). Organizational Behavior. New Jersey:
Pearson Inc.
Subyantoro, A. (2009). Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan,
Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi
oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten
Sleman). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 11 (1): 11-19
Suman, S dan Srivastava, A. K. (2009). The Measurement of Job
Characteristics in Context to Indian Work Scenario. Journal of the
Indian Academy of Applied Psychology 35: 142-147.
Theodorus, N. (2004). Analisa Pengaruh Masa Kerja dan Karakteristik
Pekerjaan Terhadap Tingkat Stres Pada Pegawai Administrasi Tetap
Universitas Kristen Petra Surabaya. Retrieved June 24, 2011, from
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0
&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/eman/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-
31498049-3670-stress-abstract_toc.pdf
Wijono, S. (2007). Hubungan antara Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi
Kerja Supervisor Pasaraya Semarang. Jurnal Psikologi UNDIP 4 (1):
59-75.
***