Top Banner
Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi OLEH Asih Fajar Lestari 802007047 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012
20

Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

Aug 03, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja

Pada Karyawan Bagian Produksi

CV. Cita Nasional Salatiga

TUGAS AKHIR

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I

Untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi

OLEH

Asih Fajar Lestari

802007047

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2012

Page 2: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

2

“Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan

Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga”

Oleh :

Asih Fajar Lestari

802007047

Tugas Akhir

Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi guna

memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi.

Disetujui oleh,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A Rr. Indrastuti S. S, Psi, M.Si

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Jusuf Tjahjo Purnomo, Psi., MA. Berta Esti A. P., S.Psi., MA.

Page 3: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

3

Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir

Untuk Keperluan Akademis

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana, saya yang

bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Asih Fajar Lestari

NIM : 802007047

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan

kepada Universitas Kristen Satya Wacana hak bebas royalty non-eksklusif

(non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian

Produksi CV. Cita Nasional Salatiga”

Beserta perangkat yang ada (jika perlu).

Dengan hak bebas royalty non-ekslusif ini, Universitas Kristen Satya

Wacana berhak menyimpan, mengalihmediakan atau mengalihformatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan

tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

atau pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : Mei 2012

Yang menyatakan.

Asih Fajar Lestari

Mengetahui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A Rr. Indrastuti S. S, Psi., M.Si

Page 4: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

4

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Tugas Akhir

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Asih Fajar Lestari

NIM : 802007047

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul :

“Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian

Produksi CV. Cita Nasional Salatiga”

Yang dibimbing oleh:

1. Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A

2. Rr. Indrastuti Sriwahyu Setiyaningsih, S.Psi., Psi, MSi

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian

tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau

meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya

aku seolah-olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan

kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, Mei 2012

Yang memberi pernyataan.

Asih Fajar Lestari

Page 5: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

5

Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja

Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga

Sutarto Wijono, Rr. Indrastusti S. S, Asih Fajar Lestari.

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja pada karyawan

bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Hipotesisnya adalah ada

hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan

stres kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi CV. Cita

Nasional Salatiga yang berjumlah 64 orang. Pengambilan sampel

menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan

metode skala, sedangkan untuk analisis hubungan antara karakteristik

pekerjaan dengan stres kerja digunakan analisis deskriptif dan rumus

koefisien korelasi product-moment. Perhitungan menggunakan SPSS 17.0

for windows. Hasil analisis deskriptif untuk variabel stres kerja sebesar

73,53% dan bila dikonsultasikan dengan kriteria presentase angka tersebut

termasuk kategori rendah dan untuk variabel karakteristik pekerjaan sebesar

61,76% dan bila dikonsultasikan dengan kriteria presentase angka tersebut

termasuk kategori tinggi. Dari hasil analisis korelasi product moment,

diperoleh r = -0,602 dengan p < 0,001. Hal ini berarti ada hubungan yang

negatif tetapi signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Yang

berarti semakin tinggi kadar karakteristik pekerjaan maka semakin rendah

tingkat stres kerja. Dan peranan karakteristik pekerjaan terhadap stres kerja

sebesar 36,2%. Yang berarti masih terdapat 63,8% faktor-faktor lain yang

mempengaruhi stres kerja.

Kata kunci: Stres kerja, karakteristik pekerjaan.

Page 6: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

6

PENDAHULUAN

Adanya merger antara Cina dan negara-negara ASEAN ke dalam

perdagangan bebas ASEAN yang lazim disebut Asean Free Trade Arean

(AFTA) mulai 1 Januari 2010, menyebabkan kekhawatiran berbagai pihak

produsen, karena merasa tidak akan kuat bersaing dengan produk Cina yang

harganya lebih murah (Asrudin, 2010). Produsen yang masih ingin bertahan

harus mampu memanfaatkan sumber daya yang telah ada secara optimal.

Kondisi tersebut menuntut suatu organisasi atau perusahaan untuk senantiasa

melakukan berbagai inovasi guna mengantisipasi adanya persaingan yang

semakin ketat (Subyantoro, 2009).

Pada dasarnya, masalah sumber daya manusia dalam suatu

perusahaan menempati posisi yang sangat strategis di antara sumber daya

yang lainnya. Bila tidak didukung oleh sumber daya yang berkualitas, maka

dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama (Muarif,

2002). Sumber daya manusia harus terus dikembangkan, karena tak seperti

mesin yang selalu melakukan aktivitas yang sama tiap waktu, manusia selalu

mengalami perubahan dan perkembangan yang akan menimbulkan berbagai

jenis tantangan yang harus dihadapi (Adianto, dkk., 2005).

CV. Cita Nasional sebagai perusahaan pengolahan susu murni juga

masih harus berjuang untuk menghadapi beratnya tekanan persaingan produk

makanan di Indonesia. Ditambah lagi harus bersaing dengan produk-produk

makanan dan minuman impor seperti dari Malaysia dan Cina. CV. Cita

Nasional harus meningkatkan jumlah produksinya dan mempertahankan

kualitas produknya. Kualitas sumber daya manusia yang handal dapat

menjadi andalan CV. Cita Nasional.

Tantangan dan tuntutan besar dihadapi oleh karyawan bagian

produksi. Di mana mereka dituntut untuk bekerja keras menghasilkan suatu

barang jadi atau setengah jadi dan mempunyai tugas untuk melaksanakan

Page 7: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

7

kegiatan produksi, mengawasi kualitas hasil produksi dan memeriksa

persediaan gudang secara berkala. Mereka juga dituntut untuk bekerja dalam

shift.

Sebagai hasil atau akibat lain dari proses bekerja, karyawan dapat

mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan karyawan sakit, fisik

dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal. Stres ini dapat

disebabkan oleh tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan

tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan,

seorang pimpinan yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak

menyenangkan.

Stres dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan

yang inovatif dan keluaran yang konstruktif. Sampai titik tertentu bekerja

dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses kreatif yang

merangsang. Seseorang yang bekerja pada tingkat optimal menunjukkan

antusiasme, semangat yang tinggi, kejelasan dalam berpikir dan

pertimbangan yang baik. Stres yang meningkat sampai unjuk kerja mencapai

titik optimalnya merupakan stres yang baik (eustress). Jika stres terus

meningkat dan unjuk kerja melampaui titik optimalnya, maka stres tersebut

berubah menjadi stres yang buruk (distress) (Munandar, 2006).

Dalam penelitian ini akan memfokuskan pada salah satu faktor,

yaitu faktor organizational stressor karakteristik pekerjaan. Karena menurut

Luthans (1998), karakteristik pekerjaan meliputi jenis pekerjaan, budaya

organisasi, kepemimpinan dan kondisi fisik lingkungan pekerjaan. Jika

seseorang mengalami stres karena pekerjaannya, maka keinginannya untuk

bekerja akan berkurang dan dia akan bekerja dengan tidak sunggugh-

sungguh dan merasa terpaksa. Dengan memahami keadaan karyawan yang

demikian, maka perlu adanya rancangan dan penyusunan karakteristik

pekerjaan pada karyawan dengan mengidentifikasi beragam pekerjaan untuk

Page 8: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

8

memperbaiki efisiensi organisasi dan karyawan (Mangkuprawira, 2002.,

dalam Kristiani, 2004). Karakteristik pekerjaan yang tidak baik jika

diberikan pada karyawan akan menyebabkan mereka stres. Sebagai contoh

karyawan yang tidak mempunyai otonomi terhadap pekerjaannya, dia akan

merasa terikat dan terbelenggu serta mengalami penekanan emosi yang pada

akhirnya dia akan mengalami stres (Jhonson, dalam Kristiani 2004).

Sebelumnya penelitian tentang stres kerja dan karakteristik

pekerjaan telah dilakukan di Indonesia oleh Kristiani (2011) pada karyawan

PT. BPR Bina Reksa Karyaartha Pare menemukan bahwa terdapat pengaruh

signifikan, langsung dan negatif karakteristik pekerjaan terhadap stres kerja.

Itu artinya, semakin tinggi karakteristik pekerjaannya maka tingkat stres

kerja semakin rendah. Searah dengan Kristiani (2011), penelitian yang

dilakukan oleh Fitriyani (2009) di RSJ Sambang Lihum Kalimantan Selatan

menemukan bahwa terdapat korelasi negatif antara persepsi terhadap

karakteristik pekerjaan dengan stres kerja perawat di RSJ Sambang Lihum.

Hal ini berarti semakin tinggi karakteristik pekerjaannya, maka tingkat stres

semakin rendah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Bekker et al.

(2005) pada 404 perawat pria dan wanita menemukan bahwa ada hubungan

yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan tingkat absensi

akibat sakit. Berbeda dengan mereka, penelitian yang dilakukan oleh Dewa

et al. (2011) pada 2737 pekerja dewasa di Alberta, Kanada, melalui metode

wawancara terstruktur yang hasilnya dikuantitatifkan menemukan adanya

hubungan positif signifkan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja.

Karyawan yang merasa stres kerja tinggi adalah mereka yang tingkat

karakteristik pekerjaannya tinggi. Selain itu, penelitian yang dilakukan di

Indonesia oleh Theodorus (2004) pada pegawai administrasi Universitas

Kristen Petra menemukan, bahwa masa kerja dan karakteristik pekerjaan

tidak mempengaruhi tingkat stres kerja. Jadi dapat dikatakan bahwa, menurut

Page 9: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

9

penelitian Theodorus (2004) stres tidak berhubungan dengan karakteristik

pekerjaan.

Menurut Wijono (2007), bahwa dengan memahami dan dapat

menyesuaikan diri terhadap karakteristik pekerjaan yang dihadapi maka

individu dapat mengembangkan pekerjaan secara produktif.

Mengembangkan pekerjaan secara produktif berarti individu tersebut dapat

mengelola stres kerja dengan baik, sehingga stres kerja berkurang dan tujuan

perusahaan dapat tercapai. Namun, menurut Dewa et al. (2011), beragam

aspek karakteristik pekerjaan seperti otonomi yang tinggi dan tuntutan

keragaman ketrampilan yang tinggi dapat berpotensi menyebabkan stres

kerja pada karyawan.

Hal ini menarik, karena pada tingkat tertentu karakteristik pekerjaan

dapat menyebabkan stres yang baik (eustress) yang meningkatkan

produktivitas karyawan, tetapi jika terlalu berlebihan adanya karakteristik

pekerjaan justru menyebabkan stres yang buruk (distress) yang dapat

menurunkan produktivitas perusahaan. Fenomena ini menarik untuk diteliti

karena adanya berbagai kontroversi berbagai hasil penelitian dan masih

terbatasnya penelitian terkait karakteristik pekerjaan dan stres kerja.

Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

apakah ada hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja.

Perumusan Masalah:

Dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah “Apakah ada

hubungan negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres

kerja pada karyawan CV. Cita Nasional Salatiga?”

Page 10: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

10

DASAR TEORI

Stres Kerja

Beberapa ahli telah mendefinisikan stres kerja, diantaranya adalah

respon-respon fisik dan emosional yang berbahaya yang dialami individu

dalam pekerjaannya (Greenberg dan Baron, 2008). Wallgren dan Hanse

(2010) mendefinisikan stres kerja sebagai hasil dari tingginya tuntutan

pekerjaan yang tidak seimbang dengan kemampuan karyawan.

Menurut Beehr dan Newman (dalam Luthans, 1992) stres kerja

merupakan suatu kondisi yang muncul karena interaksi manusia dengan

pekerjaan, yang dicirikan oleh terjadinya perubahan dalam individu yang

mendorong terjadinya penyimpangan dari fungsi normalnya. Ditambahkan

lagi oleh Albush dan Burkhead, bahwa stres kerja disebabkan oleh adanya

ketidakseimbangan antara karakteristik karyawan dengan karakteristik

tuntutan pekerjaan dan lingkungan kerja (dalam Nipsaniasri, 2004).

Teori stres kerja didasarkan pada konsep Beehr dan Newman (dalam

Rice, 1999) yang mengidentifikasi tiga perangkat faktor lingkungan,

organisasional dan individual yang bertindak sebagai sumber potensial dari

stres.

Konsep ini didukung oleh Robbins dan Judge (2009) yang

mengembangkan tentang suatu model yang menjelaskan faktor penyebab

stres dan dampaknya bagi karyawan. Mengarahnya faktor-faktor tersebut ke

stres yang aktual bergantung pada perbedaan individual seperti misalnya

pengalaman kerja dan kepribadian. Bila stres ini dialami oleh seorang

individu, gejalanya dapat muncul sebagai keluaran atau hasil fisiologis,

psikologis dan perilaku.

Page 11: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

11

Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Model Stres Kerja

Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan sendiri diartikan sebagai karakteristik

pekerjaan yang mengidentifikasi bagaimana suatu pekerjaan dapat didesain

untuk membantu karyawan agar merasakan apa yang mereka kerjakan berarti

dan berharga (Greenberg dan Baron, 2008). Menurut Gibson, et. al (dalam

Kristiani, 2004), karakteristik pekerjaan adalah ciri khas dari suatu pekerjaan

seperti dipersepsikan oleh individu yang mengerjakan.

Sumber Potensial Konsekuensi

Faktor Lingkungan

Ketidakpastian ekonomi

Ketidakpastian politik

Ketidakpastian teknologi

Faktor Organisasi

Tuntutan tugas

Tuntutan peran

Tuntutan hubungan antar pribadi

Struktur organisasi

Kepemimpinan organisasi

Tahap hidup organisasi

Faktor Individual

Masalah keluarga

Masalah ekonomi

Kepribadian

Perbedaan Individu

Persepsi

Pengalaman pekerjaan

Dukungan sosial

Keyakinan akan tempat kedudukan kontrol

Sikap bermusuhan

Stres yang dialami

Gejala Fisiologis

Sakit kepala

Tekanan darah tinggi

Penyakit jantung

Gejala psikologis

Kecemasan

Murung

Berkurangnya kepuasan kerja

Gejala perilaku

Produktivitas

Kemangkiran

Tingkat keluarnya karyawan

Gambar 1 : Model Stres Kerja

Sumber : Robbins dan Judge (2009)

Page 12: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

12

Menurut Robbins (dalam Kristiani, 2004) mengemukakan bahwa

karakteristik pekerjaan adalah upaya mengidentifikasikan tugas dari

pekerjaan, bagaimana karakteristik pekerjaan itu digabung dan membentuk

suatu pekerjaan yang berbeda dan hubungannya dengan motivasi, kepuasan

dan kinerja karyawan.

Menurut Hackman dan Lawler (dalam Kristiani, 2004), mendefinisikan

karakteristik pekerjaan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk

memperkaya pekerjaan agar karyawan mempunyai pengalaman yang positif

dan akan menghasilkan penilaian pribadi saat mereka melakukan yang

terbaik dan stimulus internal ini akan memberikan suatu dorongan untuk

melanjutkan usaha terhadap hasil yang baik.

Teori karakteristik pekerjaan diacu dari teori yang dikemukakan oleh

Hackman dan Oldham (dalam Greenberg dan Baron, 2008).

Dalam model karakteristik pekerjaan Hackman dan Oldham, dapat

dilihat bagaimana tiga dimensi yang pertama yaitu keragaman ketrampilan,

identitas tugas dan kejelasan tugas secara bersama-sama menciptakan kerja

yang bermakna. Artinya, jika ketiga karakteristik ini ada dalam suatu

pekerjaan, maka pemangku pekerjaan itu akan memandang pekerjaan itu

sebagai hal yang penting, berharga dan ada gunanya untuk dikerjakan.

Pekerjaan yang memiliki otonomi memberikan karyawan suatu perasaan

tanggung jawab pribadi untuk hasil-hasilnya dan jika suatu pekerjaan

memberikan umpan balik, karyawan itu akan tahu seberapa efektif ia bekerja

(Wijono, 2007).

Hubungan antara kelima dimensi inti dan hasil akhir juga dipengaruhi

oleh kebutuhan pertumbuhan seorang individu, yakni hasrat seorang

karyawan akan harga diri dan aktualisasi diri (Robbins, 1996). Ini berarti

bahwa individu dengan suatu kebutuhan pertumbuhan yang tinggi

Page 13: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

13

kemungkinan dapat lebih tahan menghadapi stres dan tekanan dalam

pekerjaannya.

Teori tersebut dapat digambarkan dalam model karakteristik

pekerjaan berikut ini:

Model Karakteristik Pekerjaan

METODE PENELITIAN

Subyek dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini mengambil subyek penelitian sebanyak 64

orang karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Tempat

penelitian di Jl. Salatiga – Kopeng KM 5, Salatiga.

Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data penulis lakukan setelah mendapat izin

dari pimpinan perusahaan CV. Cita Nasional Salatiga pada tanggal 3 Mei

2012 sampai dengan tanggal 11 Mei 2012. Penulis menggunakan dua buah

DIMENSI KERJA INTI

Keragaman ketrampilan

Kepentingan Tugas

Kejelasan Tugas

Otonomi

Umpan Balik

KEADAAN PSIKOLOGIS

KRITIS

Kebermaknaan Kerja

Tanggung jawab terhadap

hasil kerja

Pengetahuan tentang hasil

kerja

Kekuatan kebutuhan

pertumbuhan individu.

HASIL AKHIR

Motivasi kerja

internal tinggi

Tampilan kualitas

kerja tinggi

Kepuasan kerja

tinggi

Absensi dan

kemangkiran kerja

rendah

Gambar 2 : Model Karakteristik Pekerjaan

Sumber : Greenberg & Baron (2008), Wijono (2007).

Page 14: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

14

skala (stres kerja dan karakteristik pekerjaan) pada 55 responden sebagai

sampel yang diambil dari keseluruhan populasi.

Dua skala disusun oleh penulis dalam bentuk lima mata skala Likert,

yaitu “setuju” hingga “sangat tidak setuju”. Skala stres kerja disusun oleh

penulis, selanjutnya skala karakteristik pekerjaan diadaptasi dari skala

karakteristik pekerjaan yang dikembangkan oleh Suman dan Srivastava

(2009) yang diadopsi dari teori Hackman dan Oldham.

Bagian 1:

Skala stres kerja disusun oleh penulis terdiri dari 39 item. Dikembangkan

dari tiga gejala stres kerja yang dikemukakan oleh Beehr dan Newman

(dalam Rice, 1999). Yaitu gejala psikologis (17 item), gejala fisiologis (11

item) dan gejala perilaku (11 item).

Bagian 2:

Skala ini terdiri dari 17 butir pernyataan yang diturunkan dari lima aspek

karakteristik pekerjaan, yaitu: keragaman ketrampilan (1 item) , kejelasan

tugas (6 item), kepentingan tugas (5 item), otonomi (2 item) dan umpan balik

(3 item). Pengukuran karakteristik pekerjaan menggunakan skala

karakteristik pekerjaan yang dikembangkan oleh Suman dan Srivastava

(2009) yang diadopsi dari teori Hackman dan Oldham.

Uji Validitas dan Reliabilitas Item

Uji validitas berdasar Cronbach’s Alpha diperoleh bahwa nilai

validitas item skala stres kerja bergerak antara 0,274 sampai dengan 0,734.

Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha

dengan hasil nilai α = 0,740. Ini berarti bahwa skala stres kerja adalah cukup

reliabel. Dengan demikian skala stres kerja yang digunakan pada penelitian

ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 15: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

15

Sedangkan nilai validitas item skala karakteristik pekerjaan bergerak

antara 0,292 sampai dengan 0,767. Uji reliabilitas skala dilakukan dengan

melihat nilai Cronbach’s Alpha dengan hasil nilai α = 0,732. Ini berarti

bahwa skala karakteristik pekerjaan adalah cukup reliabel. Dengan demikian

skala stres kerja yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk

penelitian lebih lanjut.

ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan teknik korelasi

Product Moment, koefisien korelasi antara karakteristik pekerjaan dan stres

kerja pada karyawan adalah -0,602 dengan p < 0,01 yang artinya ada

hubungan yang negatif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres

kerja. Hal ini juga berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima bahwa

semakin rendah kadar karakteristik pekerjaan maka semakin tinggi tingkat

stres kerja, begitu juga sebaliknya semakin tinggi kadar karakteristik

pekerjaan maka semakin rendah tingkat stres kerja. Dengan kata lain,

karakteristik pekerjaan mempunyai peran dalam menentukan adanya stres

kerja pada karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga. Hasil

penelitian ini mungkin disebabkan oleh pertama, pihak manajemen

perusahaan telah mengklasifikasikan karakteristik pekerjaan sesuai dengan

kebutuhan pengembangan diri karyawan bagian produksi, sehingga stres

kerja berkurang (Wijono, 2007). Kedua, pihak manajemen mengatur shift

kerja karyawan yang tidak terlalu ketat. CV. Cita Nasional mengharuskan

karyawan bagian produksi untuk masuk kerja dua hari sekali untuk

menghindari munculnya stres kerja pada karyawan karena beban kerja yang

terlalu berat. Hasil penelitian ini didukung oleh Fitriyani (2009) di RSJ

Sambang Lihum Kalimantan Selatan menemukan bahwa terdapat korelasi

negatif antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan stres kerja

Page 16: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

16

perawat di RSJ Sambang Lihum. Namun, hasil penelitian ini bertentangan

dengan Dewa et al. (2011) yang menemukan adanya hubungan positif

signifkan antara karakteristik pekerjaan dengan stres kerja.

Jika melihat harga koefisien determinan r2 = 0,362 atau sebesar

36,2%. Menunjukkan bahwa peranan karakteristik pekerjaan terhadap stres

kerja sebesar 36,2%. Yang berarti masih terdapat 63,8% faktor-faktor lain

yang mempengaruhi stres kerja.

Aspek karakteristik pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap

terjadinya stres kerja adalah keragaman ketrampilan (0,137), hal ini sesuai

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewa et al. pada tahun 2010

(dalam Dewa et al. 2011), bahwa keragaman ketrampilan yang tinggi

berpotensi menyebabkan stres kerja pada karyawan. Hal ini mungkin

disebabkan, pertama dalam pekerjaan menuntut ragam ketrampilan yang

tinggi sementara kebanyakan karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional

Salatiga hanya berpendidikan SMA/sederajat dengan status sosial dan

ekonomi yang rendah sehingga keragaman ketrampilan dan bakat yang

mereka miliki pun terbatas. Kedua, hal ini dapat mungkin terjadi karena

mereka kurang diberikan peluang untuk mengembangkan ketrampilan dan

bakat mereka.

Sedangkan yang paling kecil kontribusinya terhadap stres kerja

karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional adalah aspek kepentingan

tugas (-0,702). Hal ini bertentangan dengan pendapat Dewa et al. (2011),

dalam penelitiannya menemukan bahwa kepentingan tugas adalah salah satu

aspek yang memiliki peran besar terhadap timbulnya stres. Hal ini dapat

dimungkinkan karena karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional masih

kurang menyadari bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan saat ini penting

artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Page 17: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

17

Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat stres kerja pada

karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga tergolong rendah,

ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 83,71 bervariasi dari kategori sangat

rendah (39) sampai dengan kategori sangat tinggi (195) dengan standar

deviasi = 16,21. Dari 34 karyawan terdapat 6 orang (17,65%) yang memiliki

stres kerja sangat rendah, 25 orang (73,53%) yang memiliki stres kerja

rendah, 3 orang (8,82%) yang memiliki stres kerja sedang dan tidak ada

karyawan yang memiliki tingkat stres kerja tinggi dan sangat tinggi.

Dari hasil penelitian juga diketahui kadar karakteristik pekerjaan pada

karyawan bagian produksi CV. Cita Nasional Salatiga tergolong tinggi,

ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 58,18. Bervariasi dari kategori rendah

(17) sampai dengan kategori sangat tinggi (85) dengan standar deviasi 7,47.

Dari 34 karyawan terdapat 13 orang (38,24%) yang memiliki karakteristik

pekerjaan sedang, 21 orang (61,76%) yang memiliki karakteristik pekerjaan

tinggi. Tidak ada karyawan yang memiliki tingkat karakteristik pekerjaan

sangat rendah, rendah dan sangat tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif dan

signifikan antara karakteristik pekerjaan dan stres kerja. Artinya semakin

tinggi kadar karakteristik pekerjaan maka semakin rendah tingkat stres kerja,

begitu pula sebaliknya semakin rendah kadar karakteristik pekerjaan maka

semakin tinggi tingkat stres kerja.

Page 18: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

18

Saran

1. Bagi Pihak Perusahaan

Pihak manajemen perusahaan diharapkan meningkatkan peluang

bagi karyawannya untuk mengembangkan keterampilan dan bakat

mereka. Misalnya dengan cara:

a. Perusahaan memberikan peluang pada setiap karyawan antar

divisi untuk melakukan diskusi (sharing) tentang ragam

keterampilan dan bakat yang mereka miliki sehingga mereka

dapat saling bertukar pikiran dan berbagi pengalaman.

b. Perusahaan dapat mengatur adanya roling (pergantian peran)

antar divisi tiap rentang waktu tertentu, misalnya tiga bulan

sekali atau enam bulan sekali supaya karyawan dapat memiliki

peluang untuk mengembangkan keterampilan dan bakat mereka

di berbagai bidang pekerjaan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain diharapkan dapat menambah jumlah sampel

dalam populasi, sehingga semakin memperkuat hasil penelitian. Selain

itu, di dalam pelaksanaan penelitian diharapkan peneliti dapat

mendampingi subyek saat mengisi skala, sehingga apabila ada hal-hal

yang kurang jelas, subyek dapat langsung bertanya kepada peneliti.

Page 19: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

19

DAFTAR PUSTAKA

Adianto, H., Agustin, Y dan Trindira, H. (2005). Analisis Pengaruh

Karakteristik Pekerjaan dan Kepuasan Kerja Terhadap Performansi

Kerja Operator pada Bagian Produksi. Jurnal Manajemen &

Kewirausahaan, 7 (2): 125-138.

Asrudin. (2010). AFTA: Ancaman dan Tantangan Bagi Perekonomian

Indonesia. Retrieved June 24, 2011, from

http://top10headline.com/component/content/article/1-isu-pekan-

ini/152-afta-ancaman-dan-tantangan-bagi-perekonomian-indonesia

Bekker, M. H. J., Croon, M. A dan Bressers, B. (2005). Childcare

Involvement, Job Characteristics, Gender and Work Attitudes as

Predictors of Emotional Exhaustion and Sickness Absence. Jurnal

Work and Stress, 19 (3): 221-237.

Dewa, C.S, Thompson, A. H dan Jacobs, P. (2011). Relationship Between

Job Stress and Worker Perceived Responsibilities and Job

Characteristics. Original Article Ijoem 2 (1): 37-46.

Fitriyani. (2009). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Karakteristik

Pekerjaan dengan Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Jiwa

Sambang Lihum Kalimantan Selatan. Skripsi. Malang: Jurusan

Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas

Negeri Malang. Retrieved May 13, 2011, from http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-Psikologi/article/view/1823#

Greenberg, J dan Baron, R. A. (2008). Behavior in Organizations. New

Jersey : Pearson Education, Inc.

Kristiani, A. (2004). Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan Dengan

Burnout Pada Pramuniaga Pasar Raya Sri Ratu Semarang. Skripsi.

Salatiga : FKIP-BK Universitas Kristen Satya Wacana.

Kristiani, L. (2011). Stres Kerja Sebagai Pemediasi Pengaruh Karakteristik

Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada PT. BPR Bina Reksa

Karyaartha Pare). Skripsi. Jurusan Manajemen Program Studi S1-

Manajemen Universitas Negeri Malang. Retrieved February 2, 2012,

from

Page 20: Karakteristik Pekerjaan Dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV Cita Nasional Salatiga

20

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/16717

Luthans, F. (1992). Organizational Behavior. USA: McGraw Hill Inc.

Munandar, A. S. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-

Press.

Nipsaniasri. (2004). Perilaku Asertif dan Stres Kerja Pada Perawat Ditinjau

Dari Jenis Kelamin di Unit Rawat Inap RSUD Salatiga. Skripsi (Tidak

Diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya

Wacana.

Rice, P. L. (1999). Stress and Health (3rd ed.). California: Brooks/Cole

Publishing Company.

Robbins, S dan Judge, T. A. (2009). Organizational Behavior. New Jersey:

Pearson Inc.

Subyantoro, A. (2009). Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan,

Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi

oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten

Sleman). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 11 (1): 11-19

Suman, S dan Srivastava, A. K. (2009). The Measurement of Job

Characteristics in Context to Indian Work Scenario. Journal of the

Indian Academy of Applied Psychology 35: 142-147.

Theodorus, N. (2004). Analisa Pengaruh Masa Kerja dan Karakteristik

Pekerjaan Terhadap Tingkat Stres Pada Pegawai Administrasi Tetap

Universitas Kristen Petra Surabaya. Retrieved June 24, 2011, from

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0

&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/eman/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-

31498049-3670-stress-abstract_toc.pdf

Wijono, S. (2007). Hubungan antara Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi

Kerja Supervisor Pasaraya Semarang. Jurnal Psikologi UNDIP 4 (1):

59-75.

***