Top Banner
Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah TRIWULAN II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V (Jateng-DIY) Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 http://www.bi.go.id
77

Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Jul 12, 2018

Download

Documents

vongoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Kajian EkonomiRegional Jawa Tengah TRIWULAN II 2014

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V (Jateng-DIY)Jl. Imam Bardjo SH No.4 SemarangTelp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791http://www.bi.go.id

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

KAJIAN EKONOMI REGIONALPROVINSI JAWA TENGAH

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Wilayah V, untuk menganalisis perkembangan ekonomi Jawa Tengah secara komprehensif. Isi

kajian dalam buku ini mencakup perkembangan ekonomi makro, inflasi, moneter, perbankan, sistem

pembayaran, keuangan daerah, dan prospek ekonomi Jawa Tengah. Penerbitan buku ini bertujuan untuk: (1)

melaporkan kondisi perkembangan ekonomi dan keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia

sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi kepada external stakeholders di

daerah mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V (Jateng-DIY)

Sutikno : Kepala Kantor Perwakilan

Marlison Hakim : Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern

Putra Nusantara S. : Kepala Divisi Akses Keuangan, UMKM, dan Komunitas

Eko Purwanto : Kepala Divisi Sistem Pembayaran

Salinan buku ini dapat diunduh dari laman Bank Indonesia dengan alamat

http://www.bi.go.id

TRIWULAN II TAHUN 2014

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya ”Kajian Ekonomi

Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II 2014” dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi

mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem

pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia

juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi

yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus

berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai

pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta kemudahan kepada kita

semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan

pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.

KATA PENGANTAR

i

Semarang, Agustus 2014KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

WILAYAH V

Ttd

SutiknoDirektur Eksekutif

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 5: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Grafik

Daftar Suplemen

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Jawa Tengah

Ringkasan Umum

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum

1.2. Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan

1.3. Perkembangan Ekonomi Sisi Sektoral

2. Perkembangan Inflasi Jawa Tengah

2.1. Inflasi Secara Umum

2.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok

2.2.1. Kelompok Bahan Makanan

2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar

2.2.4. Kelompok Lainnya

2.3. Disagregasi Inflasi

2.3.1. Kelompok Volatile foods

2.3.2. Kelompok Administered Prices

2.3.3. Kelompok Inti

2.4. Inflasi Kota – Kota di Provinsi Jawa Tengah

3. Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

3.1. Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah

3.2. Perkembangan Bank Umum

3.2.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank

3.2.2 Perkembangan Penghimpunan DPK

3.2.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan

3.2.4. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum

3.2.5. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum

IIIDAFTAR ISI

I

iii

v

vii

xi

xiii

1

5

7

7

12

21

23

24

24

26

26

26

26

26

27

28

29

33

35

35

35

36

37

38

38

Daftar Isi

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

3.3. Perkembangan Perbankan Syariah

3.4. Perkembangan Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS)

3.5. Perkembangan Perkasan

4. Perkembangan Keuangan Daerah

5. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

5.1. Ketenagakerjaan

5.2. Pengangguran

5.3. Nilai Tukar Petani

5.4. Tingkat Kemiskinan

5.5. Pemerataan Pendapatan

6. Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

6.1. Pertumbuhan Ekonomi

6.2. Inflasi

39

40

41

43

47

49

50

50

51

52

55

57

59

iv DAFTAR ISI

Daftar Isi

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

7

7

12

12

24

24

25

36

39

45

45

46

49

50

50

52

58

58

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan

Tahun 2012 – 2014 (%)

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan

Tahun 2012 – 2014 (%)

Tabel 1.3. Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%)

Tabel 1.4. Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%)

Tabel 2.1. Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan di Jawa Tengah

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Tahunan Per Kelompok

Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Tahunan dan Triwulanan Tw II Kelompok Bahan Makanan

Tabel 3.1. Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan di Jawa Tengah

Tabel 3.2. Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Jawa Tengah

Tabel 4.1. Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan II 2014

Tabel 4.2. Realisasi Pos Pendapatan APBD Jawa Tengah Triwulan II 2014

Tabel 4.3. Realisasi Pos Belanja APBD Jawa Tengah Triwulan II 2014

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,

Februari 2013 – Februari 2014 (juta orang)

Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Februari

2013 – Februari 2014 (juta orang)

Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan, Februari 2013 – Februari 2014

(juta orang)

Tabel 5.4. Garis Kemiskinan, Jumlah Menurut Daerah, 2010-Maret 2014 (Rupiah)

Tabel 6.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 menurut Penggunaan

dan Proyeksi Triwulan III 2014 (%)

Tabel 6.2. Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Jawa Tengah (%)

vDAFTAR TABEL

Daftar Tabel

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 9: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

8

8

8

8

9

9

9

9

10

10

10

10

11

11

11

11

12

12

13

13

13

14

14

14

14

14

14

15

15

15

Grafik 1.1. Perkembangan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian (Konsumsi) Barang Tahan Lama

Grafik 1.2. Perkembangan Penjualan Listrik Segmen Rumah Tangga di Jawa Tengah

Grafik 1.3. Pertumbuhan Tahunan Kredit Konsumsi Vs Konsumsi PDRB Tahunan di Jawa Tengah

Grafik 1.4. Survei Tendensi Konsumen

Grafik 1.5. Pertumbuhan Tahunan Impor Konsumsi Vs Konsumsi PDRB Tahunan di Jawa Tengah

Grafik 1.6. Pertumbuhan Giro Pemerintah Vs Konsumsi Pemerintah di Jawa Tengah

Grafik 1.7. Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi di Jawa Tengah

Grafik 1.8. Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Modal Vs PMTDB

Grafik 1.9. Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Asing di Jawa Tengah

Grafik 1.10. Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Jawa Tengah

Grafik 1.11. Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.12. Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.13. Perkembangan Ekspor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Tujuan

Grafik 1.14. Pangsa Ekspor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Tujuan Triwulan II 2014

Grafik 1.15. Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.16. Perkembangan Volume Impor Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.17. Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah

Grafik 1.18. Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Asal

Grafik 1.19. Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur PDRB Sektoral Provinsi Jawa Tengah

Triwulan II Tahun 2014 (%)

Grafik 1.20. Perkembangan Luas Tanam dan Panen Padi di Jawa Tengah

Grafik 1.21. Perkembangan Produksi Padi di Jawa Tengah

Grafik 1.22. Perkembangan Industri Besar Jawa Tengah

Grafik 1.23. Perkembangan Industri Kecil Jawa Tengah

Grafik 1.24. Perkembangan Konsumsi Listrik Segmen Bisnis di Jawa Tengah

Grafik 1.25. Perkembangan Konsumsi Listrik Segmen Industri di Jawa Tengah

Grafik 1.26. Perkembangan Impor Nonmigas Bahan Baku di Jawa Tengah

Grafik 1.27. Perkembangan Impor Nonmigas Barang Modal di Jawa Tengah

Grafik 1.28. Perkembangan Konsumsi Semen di Jawa Tengah

Grafik 1.29. Perkembangan Penyaluran Kredit Konstruksi dan Perumahan di Jawa Tengah

Grafik 1.30. Perkembangan Penjualan Listrik di Jawa Tengah

viiDAFTAR GRAFIK

Daftar Grafik

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Grafik 1.31. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik di Jawa Tengah

Grafik 1.32. Perkembangan Kegiatan Dunia Usaha

Grafik 1.33. Perkembangan Keyakinan Konsumen dan Pedagang Eceran

Grafik 1.34. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara di Jawa Tengah

Grafik 1.35. Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Jawa Tengah

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan Jawa Tengah dan Nasional

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan Provinsi Jawa Tengah

Grafik 2.3. Perkembangan Inflasi Bulanan Jawa Tengah 2011-2014

Grafik 2.4. Event Analysis Inflasi Provinsi Jawa Tengah

Grafik 2.5. Disagregasi Inflasi Tahunan

Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Bulanan

Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Volatile Foods 2012-2014

Grafik 2.8. Perkembangan Inflasi Triwulanan Kelompok Volatile Foods Triwulan II

Grafik 2.9. Perkembangan Subkelompok Inflasi Tahunan Kelompok Volatile Foods

Grafik 2.10. Lanjutan Perkembangan Subkelompok Inflasi Tahunan Kelompok Volatile Foods

Grafik 2.11. Perkembangan Inflasi Triwulanan Kelompok Adminitered Prices Triwulan II

Grafik 2.12. Perkembangan Subkelompok Inflasi Tahunan Kelompok Adminitered Prices

Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Triwulanan Kelompok Inti Triwulan II

Grafik 2.14. Perkembangan Output Gap dan Pertumbuhan Ekonomi Tahunan

Grafik 2.15. Indeks Ekspektasi Konsumen terhadap Kenaikan Harga

Grafik 2.16. Indeks Ekspektasi Harga Pedagang Eceran

Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Inti Traded

Grafik 2.18. Perkembangan Harga Komoditas Internasional

Grafik 2.17. Inflasi Tahunan Triwulan II 2014

Grafik 2.18. Perkembangan Harga Komoditas Internasional

Grafik 3.1.Perkembangan Indikator Perbankan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.2.Pertumbuhan Tahunan Indikator Perbankan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.3. Perkembangan DPK Perbankan Umum di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.4. Komposisi DPK Perbankan Umum di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.5. Perkembangan Kredit Sektor Utama Bank Umum Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.6. Perkembangan Kredit Perbankan Berdasar Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah

15

15

15

16

16

23

23

23

23

26

26

27

27

27

27

28

28

28

28

29

29

29

29

29

29

35

35

36

36

37

37

viii DAFTAR GRAFIK

Daftar Grafik

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Grafik 3.7. Komposisi Kredit Perbankan Berdasar Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Perbankan Berdasar Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.9. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Bank Umum di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.10. Perkembangan Suku Bunga Sektor Utama di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.11. Perkembangan Kredit kepada UMKM

Grafik 3.12. NPL Kredit UMKM

Grafik 3.13. Perkembangan Kredit kepada UMKM Berdasar Penggunaan

Grafik 3.14. NPL Kredit UMKM Berdasar Penggunaan

Grafik 3.15. Perkembangan Perputaran Kliring di Jawa Tengah

Grafik 3.16. Perputaran Cek dan Bilyet Giro Kosong Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.17. Perkembangan Nilai RTGS Jawa Tengah

Grafik 3.18. Perkembangan Volume RTGS Jawa Tengah

Grafik 3.19. Perkembangan Kegiatan Perkasan di Jawa Tengah 2012-2014

Grafik 3.20. Perkembangan Penarikan Uang Lusuh

Grafik 3.21. Grafik Uang Palsu

Grafik 5.1 Indeks Hasil Survei Konsumen Mengenai Kondisi Saat Ini Triwulan II 2014

Grafik 5.2. Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani

Grafik 5.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Tengah Tahun 2010-2014 (ribuan orang)

Grafik 5.4 PDRB Per Kapita

Grafik 5.5 Indeks Gini Ratio

Grafik 6.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

Grafik 6.2. Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha

Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Mendatang

Grafik 6.4. Perkembangan Ekspektasi Konsumen Mendatang

Grafik 6.5. Proyeksi Inflasi Tahunan Jawa Tengah

Grafik 6.6. Ekspektasi Harga Berdasarkan Survei Konsumen

37

38

38

38

40

40

40

40

40

40

41

41

42

42

42

49

51

51

53

53

57

57

58

58

61

61

DAFTAR GRAFIK

ixDAFTAR GRAFIK

Daftar Grafik

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 13: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Suplemen 1. Kinerja Ekspor Manufaktur, Prospek dan Tantangannya

Suplemen 2. Tantangan Peningkatan Konektivitas Daerah

Suplemen 3. Perkembangan Komoditas Bawang Merah

17

20

31

xiDAFTAR SUPLEMEN

Daftar Suplemen

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 15: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

A. PDRB & Inflasi

Ekonomi Makro Regional *)

Produk Domestik Regional Bruto (%,yoy)

- Pertanian

- Pertambangan & Penggalian

- Industri Pengolahan

- Listrik, Gas % Air Bersih

- Bangunan

- Perdagangan

- Pengangkutan Dan Komunikasi

- Keuangan, Persewaan & Jasa Usaha

- Jasa - Jasa

Berdasarkan Permintaan

- Konsumsi Rumah Tangga

- Konsumsi Swasta Nirlaba

- Konsumsi Pemerintah

- Investasi

- Eksport

- Import

- Nilai Eksport Non Migas (USD Juta)

- Volume Eksport Non Migas (Ribu Ton)

- Nilai Eksport Non Migas (usd Juta)

- Volume Eksport Non Migas (ribu Ton)

Indeks Harga Konsumen

Provinsi Jawa Tengah

Kota Purwokerto

Kota Surakarta

Kota Semarang

Kota Tegal

INDIKATOR 2012

2012 2013

III IV I II

Eksport

Import

Kota Kudus

Kota Cilacap

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

Provinsi Jawa Tengah

Kota Purwokerto

Kota Surakarta

Kota Semarang

Kota Tegal

Kota Kudus

Kota Cilacap

III

6.0

3.9

8.7

5.6

5.5

7.9

7.8

7.2

10.4

3.4

4.5

6.0

0.1

9.3

10.2

2.8

1,231

500

1,139

746

131.46

132.88

123.44

133.67

134.36

4.49

4.70

3.19

5.09

3.49

6.3

9.3

4.5

3.5

8.5

5.4

7.7

7.6

9.5

7.4

5.0

1.7

-0.4

11.0

8.3

7.9

1,395

679

1,458

1,034

132.13

134.07

124.45

134.29

134.26

4.24

4.73

2.87

4.85

3.09

6.3

3.7

7.4

5.5

6.4

7.0

8.2

7.9

9.4

7.3

5.0

6.2

4.7

8.4

9.5

8.5

5,209

3,190

5,179

3,767

132.13

134.07

124.45

134.29

134.26

4.24

4.73

2.87

4.85

3.09

5.6

0.9

5.2

4.7

9.8

6.1

9.2

7.9

9.9

6.2

5.0

7.1

2.2

5.4

3.7

1.7

1,344

846

1,153

887

135.89

137.39

129.23

138.14

135.76

6.24

6.23

6.20

6.66

4.01

6.2

2.4

5.7

6.5

6.8

6.9

8.3

7.5

9.7

4.7

5.1

7.9

3.8

7.8

8.9

7.4

1,470

838

1,468

1,128

136.38

139.26

129.56

138.48

136.33

5.44

6.77

5.41

5.67

3.19

5.9

3.5

5.5

5.0

9.4

6.9

6.9

8.1

11.3

6.8

5.3

5.9

7.6

8.5

10.5

18.5

1,350

710

1,378

1,037

141.61

143.72

133.41

144.22

142.14

7.72

8.16

8.08

7.89

5.79

5.6

2.0

9.0

7.3

7.7

7.9

5.6

2.9

11.3

2.1

5.0

6.7

8.1

9.5

11.2

10.0

1,494

751

1,555

992

142.68

145.46

134.81

145.29

142.05

7.98

8.50

8.32

8.19

5.80

5.8

2.2

6.3

5.9

8.4

7.0

7.5

6.5

10.6

4.9

5.1

6.9

5.6

7.9

8.6

9.3

5,658

3,144

5,554

4,045

142.68

145.46

134.81

145.29

142.05

7.98

8.50

8.32

8.19

5.80

IV2013

*Mulai tahun 2014 perhitungan IHK menggunakan SBH 2012Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Sektor

2014

I

5.3

1.6

5.0

5.9

5.3

7.0

6.1

5.1

11.2

5.1

4.9

11.9

4.8

9.6

9.7

10.5

1,500

741

1,398

871

111.32

111.37

110.11

110.96

108.69

116.87

113.36

7.08

7.30

6.61

6.43

6.07

10.50

9.69

II

0.05

4.1

6.1

8.4

5.5

6.9

4.9

9.4

5.6

5.1

14.5

0.8

6.7

7.0

0.6

1,603

681

1,437

1,086

112.27

111.90

110.78

112.15

108.95

117.48

116.38

7.26

6.42

6.63

7.13

5.68

9.54

9.65

5.2

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH

xiiiTABEL INDIKATOR EKONOMI JAWA TENGAH

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

INDIKATOR

Perbankan **)

Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun)

- Giro

- Tabungan

- Deposito

Kredit (Rp Triliun)

- Modal Kerja

- Konsumsi

- Investasi

Loan To Deposit Ratio (%)

NPL Gross (%)

Sistem Pembayaran

Transaksi RTGS (Rp Triliun)

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar)

- Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar)

Transaksi Kliring

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar)

- Rata-rata Harian Volume Transaksi (lembar)

B. Perbankan dan Sistem Pembayaran

*Data Perbankan merupakan data bank umum yang ada di Jawa Tengah (Lokasi Bank Pelapor)

2012 2012

2013

III IV I II III IV2013

151.63

23.60

76.38

51.65

151.72

81.83

17.89

52.01

100.06

2.59

2,889

2,720

512

14,715

9.40

14.36

4.96

156.14

22.28

84.23

49.64

162.64

86.79

19.55

56.30

104.16

2.21

3,200

2,919

531

15,435

8.02

10.52

2.50

156.14

22.28

84.23

49.64

162.64

86.79

19.55

56.30

104.16

2.21

2,820

1,408

498

14,910

28.49

43.32

14.83

157.32

24.98

80.91

51.43

165.18

87.14

20.44

57.60

104.99

2.38

2,986

2,643

512

15,341

5.17

14.81

9.64

163.07

24.84

82.89

55.35

174.37

91.00

23.39

59.98

106.93

2.46

2,958

2,770

500

14,161

8.67

11.22

2.56

174.46

28.86

87.88

57.71

182.29

94.85

24.82

62.62

104.49

2.42

3,505

2,438

547

14,295

14.17

19.55

5.38

176.24

26.17

89.76

60.32

185.24

95.95

25.80

63.49

105.10

2.40

5,589

3,886

574

14,888

10.00

11.86

1.86

176.24

26.17

89.76

60.32

185.24

95.95

25.80

63.49

105.10

2.40

3,592

2,848

533

14,671

38.00

57.44

19.44

Transaksi Kas Titipan (Rp Triliun)

- Outflow

- Inflow

- Net Outflow

168.74

25.09

85.3

58.34

178.54

93.34

26.91

58.29

54.04

11.95

107.31

2.17

3,455

2,387

413

10590

6.27

15.47

9.20

Kredit UMKM (Rp Triliun)

-Modal Kerja

-Investasi

52.96

11.76

52.96

11.76

51.40

10.90

50.12

10.78

46.08

8.50

44.63

7.97

44.63

7.97

41.98

7.49

2014

III IV

30.20

86.96

61.27

187.36

99.04

28.07

60.26

59.09

13.60

105.01

2.19

3,515

2,389

544

14426

8.05

11.59

3.54

178.42

xiv TABEL INDIKATOR EKONOMI JAWA TENGAH

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

RINGKASAN UMUM

1RINGKASAN UMUM

Meneruskan tren perlambatan pada semester sebelumnya, perkonomian Jawa Tengah melambat pada triwulan II 2014. Namun diperkirakan akan naik pada triwulan III. Dari sisi perkembangan harga, inflasi diperkirakan terus melanjutkan tren perlambatan di triwulan III.

Perekonomian Jawa Tengah melambat pada triwulan II 2014, akibat

melemahnya ekspor dan investasi. Sementara itu, inflasi naik dibanding periode

sebelumnya. Namun masih lebih rendah dibanding akhir tahun.

Perbaikan diperkirakan akan terjadi pada triwulan III 2014. Ekspor mulai naik

ditengah konsumsi yang masih terjaga. Hal ini, dibarengi dengan inflasi yang

diperkirakan turun dibanding periode sebelumnya. dampak musiman hari Raya

Idul Fitri dan Ramadhan terpantau terkendali.

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II 2014

kembali mengalami perlambatan. Ekonomi Jawa Tengah

tumbuh sedikit melambat dari 5,3% (yoy) menjadi 5,2% (yoy)

pada triwulan II 2014. Perlambatan ekonomi pada triwulan II

2014 terutama karena semakin melambatnya kegiatan

ekspor. Selain itu, investasi juga mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Meski demikian,

perekonomian daerah masih dapat tertahan dari perlambatan

yang lebih dalam karena ditopang oleh tetap baiknya kinerja

konsumsi terutama pada konsumsi rumah tangga dan

konsumsi lembaga non profit.

Dari sisi sektoral, pelemahan ekonomi didorong oleh

melambatnya kinerja sektor pertanian di triwulan II

2014 dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tahunan

sektor ini melambat dari 1,6% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 0,1% (yoy). Sementara kinerja sektor

industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel, dan

restoran masih mengalami peningkatan. Perlambatan di

triwulan ini juga terjadi pada sektor bangunan serta sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Di sisi perkembangan harga, inflasi pada triwulan II 2014

tercatat meningkat dibanding triwulan I 2014. Kenaikan

inflasi pada periode laporan utamanya didorong oleh

kelompok bahan makanan. Kelompok bahan makanan pada

periode laporan naik meski masih di bawah level inflasi akhir

tahun. Kelompok lain yang mendorong inflasi periode

laporan secara signifikan adalah kelompok perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar. Adapun komoditas penyumbang

inflasi terbesar adalah telur ayam ras, daging ayam ras,

bawang merah, bawang putih, bahan bakar rumah tangga

dan kontrak rumah. Sehingga dengan perkembangan

tersebut, inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan II 2014

sebesar 7,26% (yoy), meningkat dibanding triwulan

sebelumnya sebesar 7,08% (yoy). Sementara inflasi

triwulanan pada periode laporan lebih tinggi dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya. Inflasi triwulanan Jawa

Tengah di triwulan II 2014 tercatat sebesar 0,68% (qtq) atau

lebih tinggi dari triwulan II 2013 sebesar 0,35% (qtq) dan

rata-rata inflasi triwulan II dalam lima tahun terakhir sebesar

0,61%.

Berdasarkan disagregasi inflasi, tekanan inflasi berasal

dari faktor nonfundamental. Pada triwulan laporan,

pasokan bahan makanan relatif membaik sehingga

mondorong inflasi dalam kondisi normal. Namun kondisi

pasokan tersebut tidak sebaik kondisi pada triwulan yang

sama tahun sebelumnya sehingga mendorong tekanan inflasi

dari komponen volatile foods meningkat. Kenaikan

komponen tersebut Selain itu, inflasi inti juga meningkat

meski dalam level moderat karena adanya kenaikan biaya

tempat tinggal. Sementara itu, kelompok administered prices

mulai turun.

Tren penurunan inflasi terjadi di sebagian besar kota

yang disurvei oleh BPS di Jawa Tengah. Hanya Kota

Semarang yang tercatat mengalami kenaikan inflasi,

sedangkan Kota Surakarta cenderung stabil. Adapun kota

lain mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar

terjadi di Kudus.

Industri perbankan di Jawa Tengah pada triwulan II

2014 masih tumbuh cukup baik. Beberapa indikator utama

kiner ja perbankan di Jawa Tengah menunjukkan

peningkatan. Secara tahunan pada triwulan ini total aset dan

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh meningkat dibanding

Triwulan I-2014. Sementara itu kredit mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan lalu. Seiring dengan

pertumbuhan kredit yang lebih rendah dibandingkan DPK

maka menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) turut

menurun pada triwulan laporan. Sementara itu, kualitas

kredit yang disalurkan masih dapat dijaga dengan baik

sehingga Non Performing Loan (NPL) jauh di bawah level

indikatif, yaitu pada level 2,19%. Kinerja perbankan yang

masih cukup baik tersebut memberikan nilai tambah pada

pertumbuhan ekonomi sektor keuangan, yang pada triwulan

II 2014 mampu tumbuh 9,44% (yoy).

2 RINGKASAN UMUM

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Perkembangan perbankan syariah pada Mei 2014 di

Jawa Tengah juga menunjukkan kinerja yang cukup

baik. Meski mengalami perlambatan pertumbuhan aset

dibanding triwulan I 2014, namun DPK industri perbankan

syariah mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya.

Sementara itu, pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan

syariah mengalami sedikit perlambatan dibanding triwulan

sebelumnya. Tingkat risiko kredit yang ditunjukkan oleh NPF

membaik menjadi sebesar 26,16%, sementara Financing to

Deposit Ratio (FDR) pada bulan Mei 2014 masih stabil di level

129%.

Perkembangan keuangan daerah menunjukkan

realisasi yang membaik meski masih terbatas. Data

realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah triwulan II 2014

menunjukkan telah terjadi penyerapan belanja sebesar

(35,69%) dan pendapatan Rp 7,20 milyar (52,43%) terhadap

APBD setelah perubahan tahun 2014. Pada kelompok

pendapatan, hampir seluruh subkelompok telah terealisasi

sekitar 50% dimana Pendapatan Asli Daerah (PAD)

mengalami realisasi anggaran terbesar pada triwulan II2014.

Dari sisi belanja daerah, total belanja pemerintah Provinsi

Jawa Tengah pada triwulan II 2014 telah terealisasi sebesar

35,69% meningkat dari sebelumnya 13,11%. Sementara

dilihat perkembangan secara tahunan realisasi pada Triwulan

II 2014, penyerapan anggaran baik belanja tidak langsung

maupun langsung mengalami peningkatan yang signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kondisi kesejahteraan masyarakat belum menunjukkan

perbaikan. Kondisi ini ditunjukkan dari adanya peningkatan

pendapatan masyarakat serta menurunnya angka

pengangguran namun di sisi lain belum diikuti oleh

menurunnya angka kemiskinan. Data BPS terakhir

menunjukkan adanya penurunan jumlah pengangguran

pada Februari 2014 dibanding posisi Agustus 2013.

Sementara hasil Survei Konsumen hingga triwulan laporan

menunjukkan ketersediaan lapangan kerja dalam tren yang

relatif stabil. Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode laporan

naik sebesar 0,3%, mengindikasikan perbaikan pendapatan

petani. Namun di sisi lain angka kemiskinan meningkat.

Data BPS pada periode Maret 2014, secara persentase jumlah

penduduk miskin naik 2,81% dibanding bulan September

2013 atau naik 2,15% dibanding bulan yang sama tahun

2013. Kenaikan angka kemiskinan ini tidak terlepas dari

semakin meningkatnya garis kemiskinan.

Ke depan, ekonomi Jawa Tengah diperkirakan akan

meningkat di triwulan III 2014. Berdasarkan berbagai

indikator ekonomi terakhir serta hasil survei maupun liaison

mengindikasikan ekonomi Jawa Tengah dapat tumbuh

meningkat di triwulan III 2014. Perekonomian Jawa Tengah

pada triwulan tersebut diperkirakan tumbuh sebesar 5,3%-

5,8% (yoy).

Konsumen masih cukup optimis atas kondisi ekonomi

kedepan dan diikuti oleh membaiknya ekspektasi

pelaku usaha. Indikator tersebut mengindikasikan masih

akan cukup baiknya kegiatan konsumsi masyarakat.

Perbaikan konsumsi masyarakat dapat menjadi pendorong

peningkatan ekonomi. Di sisi lain, melihat dari terjaganya

konsumsi tersebut, pelaku usaha memiliki ekspektasi kondisi

ekonomi yang membaik. Berdasar survei kegiatan dunia

usaha, pengusaha memperkirakan kondisi situasi bisnis

perusahaan dan kegiatan dunia usaha lebih baik dibanding

triwulan sebelumnya. Investasi diperkirakan tetap tumbuh

tinggi meski tidak setinggi sebelumnya, khususnya untuk

investasi bangunan sejalan dengan realisasi infrastruktur

Pemerintah. Kegiatan investasi juga diperkirakan membaik

sejalan dengan membaiknya stabilitas politik. Terkait dengan

kondisi tersebut, ekspor diperkirakan naik dibarengi dengan

masih t ingginya impor, sejalan dengan tingginya

ketergantungan bahan baku impor. Membaiknya ekspor

tidak terlepas dari mulai membaiknya perekonomian global.

Melihat dari kondisi tersebut, dari sisi sektoral akan

berdampak kepada kinerja sektor industri pengolahan dan

sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kedua sektor

te rsebut d iperk i rakan akan menjad i pendorong

perekonomian Jawa Tengah di triwulan III 2014.

3RINGKASAN UMUM

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Pada perkembangan harga, inflasi diperkirakan

meneruskan tren penurunan. Berdasarkan perkembangan

harga terkini, inflasi Jawa Tengah pada triwulan III tahun 2014

diperkirakan sebesar 4,52%-5,02% (yoy), turun dari triwulan

II 2014 yang sebesar 7,26% (yoy). Adapun tekanan inflasi

diperkirakan bersumber dari meningkatnya permintaan pada

periode tahun ajaran baru serta Ramadhan dan Idul Fitri.

Sementara itu, inflasi di kelompok pangan berpotensi

meningkat sebagai pengaruh dari menurunnya produksi padi.

Inflasi administered prices diperkirakan akan meningkat

sejalan dengan diberlakukannya kenaikan tarif dasar listrik

untuk beberapa kelompok termasuk kelompok rumah

tangga. Risiko inflasi berasal perluasan kebijakan yang

membatasi penjualan BBM bersubsidi. Hingga saat ini,

kebijakan pembatasan solar bersubsidi di wilayah Jakarta

belum memberikan dampak.

Untuk keseluruhan tahun 2014, pertumbuhan ekonomi

Jawa Tengah pada 2014 diperkirakan akan mengalami

perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Ekonomi

Jawa Tengah pada tahun 2014 diperkirakan 5,2% - 5,7%

(yoy), dengan kecenderungan bias ke bawah. Hal ini sejalan

dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan

termoderasi di tahun 2014. Bank Indonesia memperkirakan

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 pada

kisaran 5,1 – 5,5%.

Sementara inflasi 2014 diperkirakan akan menurun

dibanding tahun sebelumnya. Inflasi tahun 2014

diperkirakan akan berada pada kisaran bawah 4,5% - 5,5%

(yoy), atau turun tajam dibandingkan tahun 2013 sebesar

7,98% (yoy). Penurunan ini didukung oleh terjaganya

ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas

pangan strategis. Selain itu, semakin solidnya koordinasi

antara Pemerintah dan BI dalam forum TPI/TPID turut

mendukung penurunan inflasi Jawa Tengah..

4 RINGKASAN UMUM

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

PERKEMBANGANEKONOMI MAKRO REGIONAL

BABI

Perekonomian triwulan II 2014 sedikit melambat, didorong menurunnya kinerja sektor pertanian

Perlambatan di sektor pertanian pada triwulan II 2014 mendorong perlambatan

perekonomian daerah. Sebaliknya, kenaikan sektor perdagangan, hotel, dan

restoran serta sektor industri pengolahan menjadi penahan perlambatan

ekonomi.

Dari sisi penggunaan, perlambatan ekonomi didorong oleh perlambatan pada

ekspor terutama ekspor luar negeri. Sementara konsumsi masih mengalami

peningkatan

5PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 23: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II 2014

kembali mengalami perlambatan. Ekonomi Jawa Tengah

tumbuh sedikit melambat dari 5,3% (yoy) menjadi 5,2% (yoy)

pada triwulan II 2014. Perlambatan ekonomi juga dialami

oleh provinsi lainnya, terutama yang memiliki basis sumber

daya alam, sehingga perekonomian nasional melambat dari

5,2% (yoy) menjadi 5,1% (yoy). Sementara secara triwulanan

perekonomian Jawa Tengah tumbuh 1,8% (qtq), atau sama

dengan pertumbuhan triwulanan pada triwulan II tahun

sebelumnya.

Faktor pendorong perlambatan ekonomi pada triwulan

II 2014 adalah semakin melambatnya kegiatan ekspor.

Ekspor, utamanya ekspor luar negeri melambat cukup

signifikan. Selain itu, investasi juga mengalami perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Meski demikian, perekonomian daerah masih dapat tertahan

dari perlambatan yang lebih dalam karena ditopang oleh

tetap baiknya kinerja konsumsi terutama pada konsumsi

rumah tangga dan konsumsi lembaga nonprofit.

Dari sisi sektoral, kinerja sektor industri pengolahan serta

sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami

peningkatan dibanding triwulan sebelumnya dan mampu

menopang semakin melambatnya kinerja sektor pertanian di

triwulan II 2014. Adapun sektor lainnya yang juga mengalami

perlambatan di triwulan ini antara lain sektor bangunan serta

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan

11.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum

BPS Provinsi Jawa Tengah merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan I 2014, dari 5,4% (yoy) menjadi 5,3% (yoy)

1.

PENGGUNAAN2012*

I II

III IV I* II*

2013

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000menurut Penggunaan Tahun 2012 – 2014 (%)

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Ekspor Barang dan Jasa

Impor Barang dan Jasa

III**

PDRB

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

0.8

-3.2

-16.9

0.8

5.7

-0.6

6.9

0.9

0.9

7.1

2.9

0.4

5.0

1.3

2.2

3.1

0.5

3.6

0.2

-6.7

1.5

1.0

1.1

11.4

3.3

1.8

10.8

-3.3

0.8

1.9

-14.7

-4.3

1.1

-6.4

6.2

1.0

1.6

8.7

5.3

5.4

10.9

1.8

2.4

1.2

4.2

4.3

1.7

3.0

1.3

IV**0.7

1.8

11.9

4.2

2.5

2.8

-3.6

2014

I**0.7

6.9

-17.3

-4.2

-0.2

-5.9

5.9

II**1.2

4.0

4.6

2.5

2.8

1.0

1.8

7PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000menurut Penggunaan Tahun 2012 –2014 (%)

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

2014PENGGUNAAN 2012*

I II III IV

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Ekspor Barang dan Jasa

Impor Barang dan Jasa

PDRB

5.3

5.9

7.6

8.5

10.5

18.5

5.9

5.0

6.7

8.1

9.5

11.2

10.0

5.6

4.5

6.0

0.1

9.3

10.2

2.8

6.0

5.0

1.7

-0.4

11.0

8.3

7.9

6.3

5.0

6.2

4.7

8.4

9.5

8.5

6.3

5.0

7.1

2.2

5.4

3.7

1.7

5.6

5.1

7.9

3.8

7.8

8.9

7.4

6.2

5.1

6.9

5.6

7.9

8.6

9.3

5.8

5.8

9.5

15.2

6.8

18.5

20.5

6.5

4.7

7.9

6.6

6.2

2.3

4.8

6.6

4.9

11.9

4.8

9.6

9.7

10.5

5.3

I**2012*

I* II*

2013

III** IV**2013

5.1

14.5

0.8

6.7

7.0

0.6

5.2

II**

2014

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Konsumsi rumah tangga berada pada level

pertumbuhan yang stabil. Konsumsi rumah tangga pada

triwulan II 2014 tumbuh sebesar 5,1% (yoy), sedikit

meningkat dibanding triwulan sebelumnya 4,9% (yoy).

Cukup baiknya konsumsi rumah tangga tersebut tidak

terlepas dari optimisme konsumen dalam memandang

perekonomian. Pada grafik 1.1. terlihat bahwa indeks

ketepatan waktu pembelian (indeks konsumsi) baik

komoditas makanan, non makanan ataupun barang tahan

lama masih dalam level yang cukup tinggi. Konsumen juga

merasakan adanya kenaikan penghasilan rumah tangga serta

peningkatan daya beli karena rendahnya inflasi di triwulan

laporan (Grafik 1.4). Selain itu, masih tingginya konsumsi

rumah tangga diindikasikan pada penjualan listrik segmen

rumah tangga di triwulan II 2014 yang masih ada kenaikan

meski laju pertumbuhannya sedikit melambat dibanding

triwulan sebelumnya (Grafik 1.2).

Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi mengalami

perlambatan di triwulan II 2014 (Grafik 1.3) diikuti pula oleh

turunnya impor barang konsumsi dari luar negeri (Grafik 1.5).

Kegiatan yang terkait Pemilu memicu peningkatan

konsumsi swasta nirlaba pada triwulan II 2014.

Pertumbuhan konsumsi swasta nirlaba meningkat dari

11,9% (yoy) menjadi 14,5% (yoy). Kegiatan yang dilakukan

oleh swasta nirlaba (antara lain partai politik) terkait pemilihan

umum legislatif (Pileg) dan pemilihan Presiden (Pilpres)

memberikan dorongan pada konsumsi swasta nirlaba. Secara

triwulanan, pertumbuhan konsumsi swasta nirlaba sedikit

melambat dibanding triwulan sebelumnya menjadi sebesar

4,0% (qtq). Meski demikian dorongan konsumsi swasta

nirlaba pada periode Pemilu kali ini terbilang cukup tinggi,

lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan pilpres di tahun

2009.

Perkembangan Indeks Ketepatan WaktuPembelian (Konsumsi) Barang Tahan Lama

Grafik 1.1.

125

120

115

110

105

100

95

90

85

INDEKS

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan Dan Bukan Makanan

2011 2012 2013

OPTIMIS

PESIMIS

II

Perkembangan Penjualan ListrikSegmen Rumah Tangga di Jawa Tengah

Grafik 1.2.

Penjualan Listrik Pertumbuhan tahunan - RHS

Sumber : PT PLN Distribusi Jateng dan DIY

2.600

2.400

2.200

2.000

1.800

1.600

1.400

1.200

1.000

800

600

400

200I II III IV I II III

15

10

5

0

-5

-10

-15IV I

20142013 2012

JUTA KwH PERSEN YOY

II

Pertumbuhan Tahunan Kredit Konsumsi VsKonsumsi PDRB Tahunan di Jawa Tengah

Grafik 1.3.

Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Kredit Konsumsi Konsumsi PRDB (-1) - RHS

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

28

26

24

22

20

18

16

14

12

10

PERSEN YOYPERSEN YOY7,5

7

6,5

6

5,5

5

4,5II

2014

I

Survei Tendensi KonsumenGrafik 1.4.

Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Pendapatan RT Kini Pengaruh Inflasi terhadap konsumsi

I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

125

120

115

110

105

100

INDEKS

II

8 BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Konsumsi pemerintah mengalami perlambatan cukup dalam

di triwulan II 2014. Konsumsi pemerintah tumbuh 0,8% (yoy),

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

4,8% (yoy). Melambatnya konsumsi juga tercermin dari

naiknya giro sektor pemerintah di perbankan, menunjukkan

pencairan yang masih terbatas di triwulan II 2014. Data

realisasi belanja di APBD Provinsi Jawa Tengah sampai dengan

triwulan II masih dalam kisaran 35,7%, relatif sama dengan

tahun sebelumnya.

Investasi mengalami perlambatan. Pertumbuhan

komponen investasi yang dicerminkan dari PMTB melambat

dari 9,6% (yoy) di triwulan I menjadi 6,7% (yoy). Perlambatan

pada jenis investasi bangunan terlihat pada melambatnya

pertumbuhan ekonomi di sektor bangunan. Pertumbuhan

sektor bangunan melambat dari 7,0% (yoy) di triwulan

sebelumnya menjadi 5,5% (yoy) di triwulan II 2014.

Sementara investasi nonbangunan juga terindikasi

mengalami penurunan di triwulan laporan tercermin dari

menurunnya nilai impor barang modal (Grafik 1.8).

Dari hasil focus group discussion (FGD) dengan pelaku usaha

di Jawa Tengah mengkonfirmasi bahwa kegiatan investasi

dunia usaha yang dilakukan di tahun 2014 tidak setinggi

tahun sebelumnya. Kondisi tersebut juga diindikasikan oleh

penyaluran kredit investasi yang juga tumbuh melambat di

triwulan II 2014 (Grafik 1.7).

Sementara itu, realisasi penanaman modal masih

menunjukkan peningkatan kegiatan investasi di Jawa

Tengah. Meski PMTB menunjukkan adanya perlambatan

namun dilihat dari realisasi penanaman modal masih terjadi

kenaikan realisasi investasi pada periode laporan.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM), realisasi investasi baik dalam bentuk Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal

Asing (PMA) di triwulan laporan tercatat meningkat

dibanding triwulan sebelumnya. Realisasi PMDN tercatat

sebanyak 33 proyek dengan nilai sebesar Rp4.379 miliar

(Grafik 1.10). Sementara itu PMA di triwulan II 2014 juga

tercatat lebih tinggi yaitu sebanyak 102 proyek dengan nilai

US$171 juta (Grafik 1.9).Dibanding triwulan sebelumnya,

nilai investasi PMA meningkat 33,5%.

Grafik 1.5. Pertumbuhan Tahunan Impor KonsumsiVs Konsumsi PDRB Tahunan di Jawa Tengah

8

7,5

7

6,5

6

5,5

5

4,5

4

Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Vol Import Konsumsi PRDB Konsumsi - RHS

400

350

300

250

200

150

100

50

0

-50

-100

PERSEN YOY PERSEN YOY

2009 2010 2011 2012 2013

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2014

I II

Grafik 1.6. Pertumbuhan Giro PemerintahVs Konsumsi Pemerintah di Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Konsumsi Pemda - RHS Giro Sektor Pemerintahan

50

40

30

20

10

-

(10)

(20)

PERSEN YOY PERSEN YOY16

14

12

10

8

6

4

2

0

-2

I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

II

Grafik 1.7. Perkembangan PenyaluranKredit Investasi di Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Kredit Investasi PMTB - RHS

I

60

55

50

45

40

35

30

25

PERSEN YOY PERSEN YOY

II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

12

11

10

9

8

7

6

5

4II

Grafik 1.8. Perkembangan PertumbuhanImpor Barang Modal Vs PMTDB

12

11

10

9

8

7

6

5

4

Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Import barang Modal - yoy PMTDB - RHS

600

500

400

300

200

100

0

-1

-200

PERSEN PERSEN

PMTDB - RHS

2010 2011 2012 2013 2014

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

9PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, diolah

Proyek PMDN Investasi PMDN - RHS

I

60

50

40

30

20

10

0

JUMLAH PROYEK MILIAR RP 12000

10000

8000

6000

4000

2000

0II III IV I II III IV I

2012 2013 2014

II

Grafik 1.10. Perkembangan RealisasiPenanaman Modal Dalam Negeri di Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Proyek PMA Investasi PMA - RHS

I

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

JUMLAH PROYEK JUTA US$ 300

250

200

150

100

50

0II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

II

Grafik 1.9. Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Asing di Jawa Tengah

Kondisi perdagangan dari dan ke Provinsi Jawa Tengah

tidak sebaik triwulan sebelumnya. Kegiatan ekspor

melambat, namun perlambatannya tidak sedalam impor.

Kondisi ini menyebabkan perdagangan Jawa Tengah pada

triwulan II 2014 tercatat mengalami net ekspor yang

meningkat dari triwulan sebelumnya. Kegiatan perdagangan

Jawa Tengah dengan luar negeri menjadi penyebab utama

perlambatan ekspor dan impor.

Ekspor pada triwulan II 2014 melambat dibanding

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekspor pada triwulan II

2014 tercatat 7,0% (yoy) atau melambat dari sebelumnya

yang tumbuh 9,7% (yoy). Melemahnya ekspor terutama

akibat melambatnya ekspor luar negeri. Sementara ekspor

antar daerah sedikit melambat dibanding triwulan

sebelumnya.

Laju pertumbuhan ekspor luar negeri nonmigas baik

secara volume maupun nilai mengalami perlambatan.

Pada periode laporan, volume ekspor (Grafik 1.12)

mengalami penurunan lebih dalam dari triwulan sebelumnya

ya i tu dar i -12,4% (yoy ) menjad i -18,8% (yoy ) .

Perlambatan laju pertumbuhan volume ekspor terjadi hampir

di seluruh kelompok komoditas, terutama di komoditas

barang-barang kayu. Pertumbuhan ekspor komoditas ini

melambat dari 37,6% (yoy) menjadi 20,7% (yoy). Adapun

komoditas utama ekspor Jawa Tengah lainnya, yaitu tekstil

dan produk tekstil (TPT) juga melambat, meski tidak sedalam

komoditas kayu. Sementara itu, nilai ekspor luar negeri

nonmigas juga melambat dari 12% (yoy) menjadi 9,1% (yoy).

Dil ihat dari negara tujuannya, perlambatan

pertumbuhan ekspor terutama terjadi untuk ekspor ke

negara di kawasan Asia. Ekspor dengan tujuan Tiongkok

dan Jepang mengalami perlambatan yang cukup dalam.

Melambatnya ekspor ke Tiongkok diindikasikan karena

penurunan permintaan sejalan dengan melambatnya

ekonomi negara tersebut. Sebaliknya, laju pertumbuhan

ekspor ke negara-negara utama lainnya seperti Amerika

Serikat dan beberapa negara di kawasan Eropa masih

meningkat sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi

negara tersebut.

Grafik 1.11. Perkembangan Nilai EksporProvinsi Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonesia, diolah

NILAI PERTUMBUHAN TAHUNAN - RHS

I

1.600

1.500

1.400

1.300

1.200

1.200

1.000

900

JUTA USD PERSEN 40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

II

Perkembangan Volume EksporLuar Negeri Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.12.

Sumber : Bank Indonesia, diolah

VOLUME PERTUMBUHAN TAHUNAN - RHS

I

1.400

1.200

1.000

800

600

400

200

0

RIBU TON PERSEN 300

250

200

150

100

50

0

-50

-100II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

II

10 BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Pertumbuhan impor pada triwulan II 2014 melambat.

Pada triwulan laporan terlihat adanya perlambatan laju

pertumbuhan tahunan impor yang cukup dalam, yaitu dari

10,5% (yoy) menjadi 0,6% (yoy) di triwulan laporan.

Melambatnya pertumbuhan impor lebih didorong oleh

menurunnya impor luar negeri. Sementara impor antar

daerah di triwulan laporan diindikasikan mengalami

peningkatan. Impor luar negeri baik nilai maupun volume

pada periode laporan menurun dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Volume impor Jawa Tengah nonmigas

turun lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari -

1,87% (yoy) menjadi -3,76% (yoy) (Grafik 1.16). Berdasar

kelompoknya penurunan volume terbesar terjadi pada

kelompok barang modal. Volume impor kelompok barang

modal turun menjadi -3,11% (yoy) setelah sebelumnya

tercatat tumbuh 15,73% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan

melambatnya investasi daerah.

Berdasar SITC (Standard International Trade Classification) 2

digit, komoditas barang modal yang menurun cukup dalam

adalah dari kelompok mesin terutama mesin industri khusus

yang digunakan untuk industri TPT. Laju impor mesin industri

khusus ini menurun dari 20,88% (yoy) di triwulan I menjadi -

8,32% (yoy).

Berdasar negara asal, penurunan laju impor terutama untuk

komoditas dari negara Eropa dan ASEAN (Grafik 1.18). Laju

pertumbuhan volume impor komoditas dari kawasan Eropa

menurun dari 113,64% (yoy) menjadi -29,04% (yoy).

Sebaliknya, impor dari Tiongkok tercatat meningkat sebesar

56% (yoy).

Grafik 1.14. Pangsa Ekspor Provinsi Jawa TengahBerdasarkan Negara Tujuan Triwulan II 2014

Sumber : Bank Indonesia

39%

24%

13 %

9%

1%

5%

2%

2%

2%

3%

LAINNYA

MALAYSIA

3%UK

JEPANG

RR

C BELANDA

PERANCIS

JERMAN

USA 4%

Grafik 1.13. Perkembangan Ekspor ProvinsiJawa Tengah Berdasarkan Negara Tujuan

Sumber : Bank Indonesia

1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0III IVI II III IVI II

2012 2013

JUTA USD

I

2014

Lainnya

Perancis

Jepang

Italia

Belanda

USA

Belgia

UK

KorSel

Jerman

RRC

II

Grafik 1.15. Perkembangan Nilai ImporProvinsi Jawa Tengah

1.800

1.600

1.400

1.200

1.000

800

600

400

200

0

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Proyek PMA Investasi PMA - RHS

I II III

2011 2012 2013

IV I II III IV I II

40

30

20

10

0

-10

-20III IV

JUTA USD PERSEN

2014

I II

Perkembangan Volume ImporProvinsi Jawa Tengah

Grafik 1.16.

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Volume Import Pertumbuhan Tahunan - RHS

JUTA USD PERSEN1.200

1.000

800

600

400

200

0I II III

2011 2012 2013

IV I II III IV I II III IV I

2014

70

60

50

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40II

11PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Perlambatan ekonomi daerah pada triwulan II 2014 dari

sisi sektoral terutama karena perlambatan di sektor

pertanian. Di sisi lain, kinerja sektor utama daerah lainnya

seperti industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel,

dan restoran mengalami kinerja yang membaik di triwulan

laporan sebagaimana terlihat pada pertumbuhan ekonomi di

sektor tersebut. (Tabel 1.3).

Dengan perkembangan tersebut, sumber pertumbuhan

tahunan di triwulan II 2014 berasal dari sektor industri

pengolahan dan sektor PHR. Sementara sektor pertanian

tercatat tidak memberikan dorongan pada perekonomian

daerah di triwulan laporan.

Grafik 1.17.Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah

TIONGKOK

LAINNYA

EROPA

ASEAN

USA

AUSTRALIA

46%

21%

7%

9%

9%

8%

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.18. Perkembangan Nilai ImporProvinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Asal

Sumber : Bank Indonesia, diolah

I

1800

1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0

JUTA USD

II III IV I II III IV I

2012 2013

LAINNYA RRC EROPA AUSTRALIA ASEAN USA

II

2014

Pertanian

Pertambangan Dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik,gas Dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan,hotel & Restoran

Pengangkutan Dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Js. Pers

PDRB

LAPANGAN USAHA2012*

* Angka Sementara **Angka Sangat SementaraSumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Jasa-jasa

II

III IV*2012*

I* II*

2013

Tabel 1.3. Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%)

III** IV**1.8

7.7

5.8

5.2

7.6

9.4

8.2

9.7

9.3

6.6

3.9

8.7

5.6

5.5

7.9

7.8

7.2

10.4

3.4

6.0

9.3

4.5

3.5

8.5

5.4

7.7

7.6

9.5

7.4

6.3

3.7

7.4

5.5

6.4

7.0

8.2

7.9

9.4

7.3

6.3

0.9

5.2

4.7

9.8

6.1

9.2

7.9

9.9

6.2

5.6

2.4

5.7

6.5

6.8

6.9

8.3

7.5

9.7

4.7

6.2

3.5

5.5

5.0

9.4

6.9

6.9

8.1

11.3

6.8

5.9

2.0

9.0

7.3

7.7

7.9

5.6

2.9

11.3

2.1

5.6

2013*

2.2

6.3

5.9

8.4

7.0

7.5

6.5

10.6

4.9

5.8

2014

I**1.6

5.0

5.9

5.3

7.0

6.1

5.1

11.9

5.1

5.3

II**0.0

4.1

6.1

8.4

5.5

6.9

4.9

9.4

5.6

5.2

Pertanian -3.5 -0.2 -23.8 37.6 -2.1

Pertambangan Dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik,gas Dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan,hotel & Restoran

Pengangkutan Dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Js. Pers

PDRB

LAPANGAN USAHA2012

* Angka Sementara **Angka Sangat SementaraSumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Jasa-jasa

II

III IV* I* II*

2013

Tabel 1.4. Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 (%)

4.3

1.2

4.0

1.6

4.0

2.7

4.8

2.4

1.3

1.3

2.4

0.5

3.3

2.0

1.5

1.5

-0.1

1.5

-4.8

-0.6

4.5

1.4

1.8

2.7

1.2

5.1

-3.3

4.5

1.7

0.6

-0.4

1.2

0.9

2.2

-1.2

6.2

4.9

2.9

1.1

2.4

3.1

2.3

4.6

1.0

1.8

0.9

1.1

0.9

2.9

3.3

0.7

2.1

2.7

1.9

1.3

III**-24.9

-1.6

1.5

2.9

2.4

0.6

-2.3

1.1

0.4

-3.6

IV**

2014

37.7

0.7

0.4

-1.6

-1.2

1.6

3.0

2.1

1.7

5.9

I** II**-3.6

3.9

3.2

4.1

0.9

3.9

2.1

2.9

1.5

1.8

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Sektoral

12 BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Dilihat dari struktur ekonomi Jawa Tengah, output pada

triwulan II 2014 masih didominasi oleh tiga sektor

utama, yaitu sektor industr i pengolahan, sektor

perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), serta sektor

pertanian (Grafik 1.19). Struktur ekonomi Jawa Tengah belum

banyak berubah dari tiga sektor utama tersebut. Namun di

triwulan laporan, sektor pertanian tidak memberikan

sumbangan pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Pertumbuhan sektor pertanian melambat. Pertumbuhan

tahunan sektor ini melambat dari 1,6% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 0,1% (yoy). Secara triwulanan,

pertumbuhan sektor pertanian turun -3,6% (qtq) atau turun

lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir sebesar -2,6%.

Pendorong turunnya sektor ini adalah menurunnya kinerja

komoditas di subsektor tanaman bahan makanan. Data dari

Dinas Pertanian Jawa Tengah menunjukkan bahwa puncak

masa panen terjadi di triwulan I 2014, sementara di triwulan

laporan panen menurun dan masuknya musim tanam kedua.

Kondisi ini juga menggambarkan bahwa dampak banjir

di awal tahun 2014 tidak memengaruhi pola produksi

tanaman bahan makanan daerah sebagaimana yang

diperkirakan sebelumnya. Baiknya respon pemerintah dalam

menanggulangi dampak banjir dengan melakukan program

penanaman ulang (replanting) dapat meminimalkan dampak

gagal panen. Pemerintah memberikan bantuan berupa bibit

kepada lahan yang terkena banjir. Selain itu, luas lahan yang

terkena banjir cukup minim yaitu hanya 4%. Subsektor lain

yang juga melambat adalah subsektor peternakan dan

perikanan. Sementara, kinerja subsektor lainnya meningkat.

Kinerja sektor industri pengolahan meningkat

dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan ini lebih

didorong oleh meningkatnya kinerja industri non migas

ditengah semakin melambatnya kinerja industri migas. Sektor

industri pengolahan meningkat dari 5,9% (yoy) di triwulan I

2014 menjadi 6,1% (yoy). Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Sumber Pangsa

0.6

1.5

2.0

0.0

10.5

20.7

33.4

17.7

Jasa-jasa

Keuangan, Persewaan & Jasa Persh.

Pengangkutan Dan Komunikasi

Perdagangan, Hotel & Restoran

Konstruksi

Listrik, Gas Dan Air Bersih

Industri Pengolahan

Pertambangan Dan Penggalian

Pertanian

Grafik 1.19. Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur PDRBSektoral Provinsi Jawa Tengah Triwulan II Tahun 2014 (%)

400.000

350.000

300.000

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

01 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

HEKTAR

1 2 3

2014

TANAM PANEN

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah

4 5

Grafik 1.20. Perkembangan Luas Tanamdan Panen Padi di Jawa Tengah

Grafik 1.21. Perkembangan Produksi Padidi Jawa Tengah

2009 2010 2011 2012 2013

1.860

1.840

1.820

1.800

1.780

1.760

1.740

1.720

1.700

1.680

1.660

10.400

10.200

10.000

9.800

9.600

9.400

9.200

9.000

8.800

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah

LUAS PANEN PRODUKSI - RHS

RIBU HEKTAR RIBU TON

2014

10.600

13PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Namun ditengah membaiknya kinerja industri, laju

pertumbuhan impor baik bahan baku dan barang

modal pada triwulan II 2014 menunjukkan adanya

perlambatan (Grafik 1.26 dan Grafik 1.27). Kondisi ini perlu

dicermati mengingat sebagian besar bahan baku produksi

terutama industri TPT masih berasal dari luar negeri. Sehingga

dengan melambatnya impor bahan baku dikhawatirkan

dapat mengganggu kinerja produksi di periode selanjutnya.

Grafik 1.27.

JUTA USD PERSEN YOY

BARANG MODAL YOY - RHS

Sumber : Bank Indonesia

100

80

60

40

20

0

-20

-40

-60

-80

-100III IVI II III IVI II III IVI II II

2011 2012 2013 2014

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0

Perkembangan ImporNonmigas Barang Modal di Jawa Tengah

I

Grafik 1.26. Perkembangan ImporNonmigas Bahan Baku di Jawa Tengah

JUTA USD PERSEN YOY1.000

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0

70

60

50

40

30

20

10

0III IVI II III IVI II III IVI II II

2011 2012 2013 2014

BAHAN BAKU YOY - RHS

Sumber : Bank Indonesia, diolah

I

PERSEN

2012

25

20

15

10

5

0

-5

-102013 2014

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

PERTUMBUHAN JATENG TRIWULAN

PERTUMBUHAN INDO TRIWULAN

PERTUMBUHAN JATENG TAHUNAN

III III III IVIVIV I I I II II II I I I II II II III III III IV IV IV III IIIIII

Perkembangan Industri Kecil Jawa TengahGrafik 1.23.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

PERTUMBUHAN JATENG TRIWULAN

PERTUMBUHAN INDO TRIWULAN

PERTUMBUHAN INDO TAHUNAN

PERTUMBUHAN JATENG TAHUNAN

I II III IV

2011 2012

15

10

5

0

-5

-10

III IV I II

2013

III VI

2014

I II

PERSEN

Grafik 1.22. Perkembangan Industri Besar Jawa Tengah

Kinerja industri pengolahan nonmigas tumbuh

meningkat. Industri tekstil dan industri makanan dan

minuman menjadi pendorong pertumbuhan di sektor industri

pengolahan. Industri tekstil tumbuh cukup signifikan pada

periode laporan. Kondisi ini sejalan dengan hasil survei

industri besar serta survei industri kecil yang mengindikasikan

adanya pertumbuhan industri secara tahunan di Jawa Tengah

terutama untuk industri besar. Sementara dari sisi

penggunaan energi, konsumsi listrik masih mengalami

pertumbuhan terutama untuk kelompok bisnis (Grafik 1.24 &

1.25).

Perkembangan Konsumsi ListrikSegmen Industri di Jawa Tengah

Grafik 1.25

1.800

1.600

1.400

1.200

1.000

800

600

400

200

0III IV

2012 2013

I II

18

16

14

12

10

8

6

4

2

0III II II

JUTA KwH PERSEN YOY

IV

2014

INDUSTRI PERTUMBUHAN TAHUNAN - RHS

Sumber : PLN (Persero) Distribusi Wil. Jateng&DIY diolah

II

Perkembangan Konsumsi ListrikSegmen Bisnis di Jawa Tengah

Grafik 1.24

600

400

200

0III IV

2012

I II

15

10

5

0

-5

-10

-15

-20III IVI II

2013

JUTA KwH PERSEN YOY

I

2014

BISNIS PERTUMBUHAN TAHUNAN - RHS

Sumber : PLN (Persero) Distribusi Wil. Jateng&DIY diolah

II

14 BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

meningkat. Sektor PHR meningkat dari 6,1% (yoy) menjadi

6,9% (yoy) dimana seluruh subsektor tercatat mengalami

peningkatan. Dilihat secara triwulanan, kinerja sektor ini

tercatat sebesar 3,9% (qtq) atau lebih tinggi dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya. Masih cukup baiknya

konsumsi daerah menopang kinerja di sektor ini, terlihat dari

keyakinan konsumen yang masih cukup optimis (Grafik 1.33).

Optimisme dunia usaha juga cukup baik terlihat dari indeks

penjualan eceran yang tercatat meningkat di triwulan II 2014.

Grafik 1.29. Perkembangan Penyaluran Kredit Konstruksidan Perumahan di Jawa Tengah

TRILIUN RP PERSEN YOY4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0III IV

2012

I II

SEKTOR BANGUNAN PERTUMBUHAN TAHUNAN - RHS

III IVI II I II

2013 2014

70

60

50

40

30

20

10

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.28. Perkembangan Konsumsi Semendi Jawa Tengah

RIBU TONPERSEN YOY2.500

2.000

1.500

1.000

5.00

0I II III IV

2010 2011 2012 2013

I II III IV I II III IV I II

30

25

20

15

10

5

0

-5

-10

-15

-20III IV

2014

I

KONSUMSI SEMEN PERTUMBUHAN TAHUNAN - RHS

II

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Kinerja sektor bangunan tumbuh melambat. Sektor

bangunan tumbuh melambat dari 7,0% (yoy) di triwulan

sebelumnya menjadi 5,5% (yoy). Namun, data konsumsi

semen menunjukkan kenaikan pertumbuhan konsumsi

dibanding triwulan sebelumnya (Grafik 1.28).

Kinerja sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA)

meningkat pada triwulan II 2014. Pertumbuhan sektor ini

meningkat dari 5,3% (yoy) menjadi 8,4% (yoy). Berdasarkan

subsektornya, subsektor listrik tumbuh cukup signifikan

sementara subsektor air bersih melambat.

Perkembangan Penjualan Listrikdi Jawa Tengah

Grafik 1.30.

Sumber : PT. PLN Distribusi Jateng dan DIY, diolah

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0III IV

2012

I II

2013

I II

15

10

5

0

-5

-10

-15III IIV

2014

PENJUALAN LISTRIK PERTUMBUHAN TAHUNAN

JUTA KwHPERSEN YOY

Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik di Jawa Tengah

Grafik 1.31.

JUTA PELANGGAN

2013

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0I II III IV I

Sumber : PT. PLN Distribusi Jateng dan DIY, diolah

II

2014

PEMERINTAH INDUSTRI BISNIS RUMAH TANGGA SOSIAL PPJU

Grafik 1.32. Perkembangan Kegiatan Dunia Usaha

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0 I II III IV

12

10

8

6

4

2

0

-2

-4

-6

-8

-10

2008 2009 2010 2011 2012 2013

SBTPERSEN YOY

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV II

2014

Sumber : Bank Indonesia, diolah

KEGIATAN USAHA - RHS PHR - PRDB

I

Grafik 1.33. Perkembangan Keyakinan Konsumendan Pedagang Eceran

Sumber : Bank Indonesia, diolah

220

200

180

160

140

120

100

80I II III

2011 2012 2013

IV I II III IV I II III IV

INDEKS

I

2014

II

PESIMIS

OPTIMIS

IKK ITKINDEKS RIIL PENJUALAN ECERAN

15PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Grafik 1.35. Perkembangan Tingkat PenghunianKamar Hotel di Jawa Tengah

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

TOTAL

80

70

60

50

40

30

20

10

0

2012 2013

I II III IV I II III IV

2014

I

PERSEN

BINTANG 1 BINTANG 2 BINTANG 3 BINTANG 4 BINTANG 5

II

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

80

70

60

50

40

30

20

10

0

2012 2013

I II III IV I II III IV

2014

I

ORANG

JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA PERTUMBUHAN TAHUNAN - RHS

II

Grafik 1.34. Perkembangan JumlahWisatawan Mancanegara di Jawa Tengah

Sektor pengangkutan dan komunikasi sedikit

melambat di triwulan laporan. Sektor ini tumbuh sebesar

4,9% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 5,1% (yoy).

Perlambatan terjadi di subsektor pengangkutan sedangkan

subsektor komunikasi tumbuh meningkat di triwulan I 2014.

Membaiknya kinerja sektor utama seperti PHR dan Industri

Pengolahan diindikasikan turut meningkatkan kinerja sektor

pengangkutan di triwulan laporan

Meski melambat, sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan masih tumbuh cukup tinggi pada triwulan II

2014. Sektor ini tumbuh sebesar 9,4% (yoy) pada triwulan II

2014 atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang

tumbuh 11,2% (yoy). Perlambatan yang cukup besar terjadi

pada subsektor bank, sementara subsektor lembaga

keuangan tanpa bank meningkat. Melambatnya kinerja

perbankan tidak terlepas dari adanya perlambatan ekonomi.

Sektor jasa-jasa tumbuh lebih tinggi di triwulan

laporan. Sektor jasa-jasa tumbuh dari 5,1% (yoy) di triwulan I

2014 menjadi 5,6% (yoy) di triwulan laporan. Kenaikan

terjadi baik di subsektor pemerintahan umum dan swasta.

16 BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Sepanjang sepuluh tahun terakhir, negara tujuan ekspor

Jawa Tengah tidak mengalami perubahan yang

signifikan. Negara tradisional seperti AS dan Eropa masih

menjadi tujuan utama. Sedangkan komoditas yang

diekspor kebanyakan berupa TPT dan produk kayu

olahan. Meski demikian, jika dilihat berdasarkan

pembagian benua, pangsa terbesar nilai ekspor Jawa

Tengah ke benua Amerika telah bergeser ke benua Asia.

Dilihat dari negara-nya, kenaikan yang cukup signifikan

terjadi di Jepang dan Tiongkok. Porsi nilai ekspor ke

Tiongkok naik cukup besar dengan komoditas yang

diekspor sebagian besar berupa produk kayu olahan,

sementara komoditas utama ke Jepang berupa produk

kayu olahan dan TPT. Selain itu, dalam beberapa tahun

terakhir juga terlihat adanya perkembangan ekspor ke

beberapa negara non tradisional seperti ke Rusia dan

Afrika. Pelaku usaha berupaya memperluas pasar

dengan melakukan diversifikasi ke negara-negara non

tradisional. Hal ini sejalan dengan hasil FGD dengan

Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia, yang

menyatakan sejak tahun 2013 mulai melakukan

diversifikasi diantaranya ke negara di Afrika dan Amerika

Selatan.

Pada triwulan II 2014, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah V melakukan quick survey untuk melihat kinerja

ekspor manufaktur di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogya

karta. Berdasarkan survei yang dilakukan, mayoritas

pelaku usaha menyatakan bahwa diperkirakan volume

ekspor triwulan II 2014 lebih tinggi dibanding triwulan II

2013. Meski demikian, perkiraan pertumbuhan tahunan

tersebut tidak sebesar periode sebelumnya. Hal ini

diperlihatkan dari perkembangan ekspor pada triwulan II

2014, baik komoditas TPT dan produk kayu olahan

pertumbuhan tahunan nya melambat. Dilihat dari

negara tujuan nya, ekspor komoditas TPT dan kayu

olahan melambat utamanya ke negara di Asia.

ASPEK PRODUKSI

Kapasitas produksi pada triwulan II 2014 berdasar liaison

ke industri pengolahan rata-rata tercatat sebesar

87.53%, naik dibanding periode sebelumnya. Khusus

untuk industri TPT, kapasitas ini cenderung mengalami

peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini ditandai

dengan ekspansi kapasitas pabrik dan penambahan

rekrutmen tenaga kerja baru. Sebaliknya, kapasitas

produksi pada sektor mebel cenderung menurun,

dikarenakan keterbatasan tenaga kerja ataupun

teknologi mekanisasi.

SUPLEMEN IKINERJA EKSPOR MANUFAKTUR, PROSPEK DAN TANTANGANNYA

17PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

Perkembangan Ekspor Triwulan II 2014 dibandingTriwulan II 2013 Berdasar Survei Pelaku Usaha TPT

Grafik 1.

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

25

10

65

50

45

5

NAIK

STABIL

TURUN

VOLUME MARGIN

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

50

17

67

50

NAIK

STABIL

TURUN

VOLUME MARGIN

50

Perkembangan Ekspor Triwulan II 2014dibanding Triwulan II 2013 BerdasarSurvei Pelaku Usaha Produk Kayu Olahan

Grafik 2.

ASPEK PERMINTAAN

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Berdasarkan survei yang dilakukan pada pelaku usaha,

sebanyak 53% responden akan melakukan investasi

untuk menambah kapasitas. Dimana 83% dari

responden industri olahan kayu akan melakukan

investasi berupa pembangunan pabrik dan showroom

baru. Sementara hanya sebesar 40% dari responden

industri TPT yang akan melakukan investasi untuk

meningkatkan kapasitas. Rencana investasi dalam

bentuk ekspansi kapasitas produksi melalui pengadaan

mesin-mesin baru dan pembangunan pabrik baru. Di

samping itu, beberapa pelaku usaha melakukan

diversifikasi usaha ke sektor lain seperti retail (toko

busana) dan PHR (hotel dan restoran). Untuk membiayai

ekspansi tersebut, responden memperoleh pembiayaan

dari berbagai sumber antara lain kredit perbankan, pasar

modal (IPO dan obligasi), maupun menggunakan dana

internal.

Kendala yang dihadapi dalam kegiatan operasional dan

produksi pelaku usaha berasal dari infrastruktur dan

regulasi. Kendala infrastruktur masih dirasakan oleh

pelaku usaha, diantaranya dari pelabuhan dan

konektivitas antarmoda. Pelabuhan Tanjung Mas

dirasakan masih belum memadai karena tidak

tersedianya direct vessel, operasional tidak berlangsung

setiap hari, biaya dalam US$, sangat bergantung pada

kontainer luar negeri (sehingga sering mendapat harga

yang mahal), kondisi jalan penghubung pelabuhan yang

rusak , ser ta be lum adanya kereta ap i yang

menghubungkan dengan pelabuhan.

PROSPEK DAN RISIKO KEDEPAN

Berdasarkan perkiraan World Bank dalam Global

Economic Prospects (GEP) volume perdagangan dunia

dan pertumbuhan tahunan dunia pada tahun 2014

mengalami peningkatan meski tidak setinggi yang

diperkirakan sebelumnya. Pada GEP bulan Juni, World

Bank merev is i ke bawah beberapa indikator

pertumbuhan.

Meski demikian, pelaku usaha terbilang masih optimis

atas penjualan ekspor pada tahun 2014. Ekspor produk

TPT tersebut umumnya masih mengandalkan pasar-

pasar tradisionil, terutama AS, Eropa dan Jepang untuk

produk garment/apparel, serta Tiongkok, Bangladesh

dan Turki untuk produk kain mentah (greige) maupun

benang. Hasil liaison ke beberapa pelaku usaha

menyatakan bahwa potensi pasar tradis ional

diperkirakan masih cukup besar. Di sisi lain, permintaan

produk tekstil (benang) dari Tiongkok relatif stabil.

Pelaku usaha juga berupaya melakukan diversifikasi

p a s a r g u n a m e n i n g k a t k a n p e n j u a l a n n y a .

Pengembangan pasar diantaranya dilakukan ke Amerika

Selatan dan Afrika. Selain TPT, diversifikasi negara tujuan

ekspor juga dilakukan pelaku usaha kayu dan rotan

olahan diantaranya ke negara Meksiko, Hongkong,

Amerika Latin, dan Timur Tengah. Hal ini ditenggarai

terkait dampak dari kebijakan penghentian ekspor

bahan baku rotan, sehingga pembeli mengalihkan

pesanan dari Tiongkok dan Vietnam ke Indonesia.

VOL. PERDAGANGAN DUNIA

NILAI EKSPOR MANUF

PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA

ZONA EROPA

JEPANG

AMERIKA SERIKAT

TIONGKOK

LAPANGAN USAHAGEP Edisi Jan

2013

2014 2015 I* II*

GEP Edisi Jun

Tabel 2. Prakiraan World Bank dan Global Economic Prospects (dalam %)

III** IV**3.10

-1.40

2.40

-0.40

1.70

1.80

7.70

4.60

1.60

3.20

1.10

1.40

2.80

7.70

5.10

1.10

3.40

1.40

1.20

2.90

7.50

5.10

1.40

3.50

1.50

1.30

3.00

7.50

2.60

-1.40

2.40

-0.40

1.50

1.90

7.70

4.10

0.50

2.80

1.10

1.30

2.10

7.60

5.20

2.20

3.40

1.80

1.30

3.00

7.50

5.40

1.40

3.50

1.90

1.50

3.00

7.40

2016

18 BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

SUPLEMEN I

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Faktor risiko yang harus dihadapi pelaku usaha saat ini

adalah kenaikan tarif tenaga listrik. Pada perusahaan TPT

yang besar kenaikan ini dilaporkan tidak signifikan

memengaruhi margin, karena pangsa biayanya yang

relatif kecil (sekitar 10%) dan dapat direspon dengan

melakukan efisiensi terhadap proses produksi. Namun

pada beberapa perusahaan TPT yang relatif lebih kecil,

hal ini sangat berpengaruh. Risiko lain yang harus

dihadapi adalah kenaikan permintaan luar negeri tidak

setinggi perkiraan sebelumnya, mengingat World Bank

merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi

dunia.

Terkait dengan risiko tersebut, umumnya strategi yang

diterapkan oleh pelaku usaha dalam meningkatkan

penjualan adalah dengan melakukan efisiensi biaya dan

perluasan pasar.

Perluasan pasar dilakukan melalui mengikuti pameran,

serta membuka showroom di luar negeri. Untuk itu

dukungan pemerintah dalam membuka pasar bagi

pelaku usaha ekspor amat diperlukan oleh pelaku usaha.

Sementara guna melakukan efisiensi biaya, pelaku usaha

industri mebel melakukan berbagai langkah seperti

penyesuaian desain produk dengan mengurangi bahan

baku antara lain melakukan kombinasi antara bahan

baku yang lebih mahal dengan yang lebih murah serta

dengan menambahkan warna-warna cerah. Strategi ini

terbilang berhasil mengurangi biaya bahan baku dan

tenaga kerja secara signifikan hingga 20%, dengan

memperoleh harga jual yang relatif sama, sehingga

mendorong kenaikan margin.

19PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL - BAB I

SUPLEMEN I

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

MP3EI :PERKEMBANGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI

Fokus Masterp lan Percepatan dan Per luasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Jawa

Tengah adalah peningkatan konektivitas daerah dan

pemenuhan energi. Beberapa proyek yang ada Jalan Tol

Semarang-Solo, Pengembangan Bandara Ahmad Yani,

Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas, Double Track

Jalur KA, dan Pembangunan PLTU dan Pipa Gas. Nilai

investasi dari keseluruhan proyek MP3EI adalah Rp.2,299

triliun untuk proyek Sektor Riil sejumlah 350 proyek dan

senilai Rp.2,489 triliun untuk proyek Infrastruktur

dengan jumlah 1.048 proyek.

Sampai saat ini, pelaksanaan MP3EI masih dapat berjalan

cukup baik. Beberapa proyek yang berjalan cukup baik

diantaranya double track KA, pelabuhan Tanjung Emas

dan mulai berjalannya pengembangan Bandara A. Yani.

Di sisi lain, terdapat beberapa proyek yang tidak berjalan

sesuai rencana. MP3EI belum dapat mempercepat

pembangunan dan perluasan ekonomi. Permasalahan

utama yang dihadapi antara lain (i) pembebasan lahan,

(ii) permasalahan dan gejolak sosial terutama untuk

pembangunan PLTU, serta (iii) pendanaan

Meski beberapa proyek telah terlaksana dengan baik,

namun operasional dari proyek-proyek tersebut belum

maksimal. Operasional dari double track KA belum

optimal karena PT KAI masih kekurangan lokomotif

sehingga jumlah perjalanan KA baik untuk barang

maupun penumpang masih belum maksimal.

SINKRONISASI KEBIJAKAN DAERAH DENGAN

MP3EI

Selain proyek MP3EI, Pemda juga melakukan berbagai

proyek untuk meningkatkan konektivitas daerah. Proyek

tersebut adalah jalan penghubung antara Pantura

dengan Pantai Selatan (pansel) untuk mengembangkan

ekonomi pantai selatan, track KA jalur selatan yang telah

berjalan baik, serta pelaksanaan tahun infrastruktur

berupa pembangunan jembatan dan peningkatan jalan

raya provinsi. Permasalahan yang dihadapi adalah

adanya pembagian klasifikasi jalan antara jalan provinsi,

kabupaten, dan desa. Kondisi ini menyebabkan provinsi

t idak dapat meningkatkan ja lan yang bukan

wewenangnya, sementara sebagian besar jalan menuju

kawasan wisata dan industri adalah jalan kabupaten.

SUPLEMEN II TANTANGAN PENINGKATAN KONEKTIVITAS DAERAH

Gambar 2. Infrastruktur dengan MP3EI

Sumber : KP3EI Jateng, diolah

Gambar 1. Infrastruktur Tanpa MP3EI

Sumber : KP3EI Jateng

20 BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

PERKEMBANGANINFLASI JAWA TENGAH

BABII

Inflasi tahunan Jawa Tengah sedikit naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi tahun kalender periode laporan, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

21

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 39: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Inflasi Jawa Tengah pada triwulan II 2014, masih

tercatat lebih rendah dibanding capaian akhir tahun

2013. Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan II 2014

sebesar 7,26% (yoy), lebih rendah dibanding inflasi akhir

tahun 7,98% (yoy). Namun, inflasi ini lebih tinggi dibanding

periode sebelumnya sebesar 7,08% (yoy), dan inflasi nasional

triwulan II 2014 sebesar 6,70% (yoy) (Grafik 2.1).

Inflasi triwulanan pada periode laporan lebih tinggi

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Inflasi

triwulanan Jawa Tengah di triwulan II 2014 tercatat sebesar

0,68% (qtq) atau lebih tinggi dari triwulan II 2013 sebesar

0,35% (qtq) dan rata-rata inflasi triwulan II dalam lima tahun

terakhir sebesar 0,61%. Beberapa kelompok yang inflasi

triwulanan nya tercatat lebih tinggi dibanding rata-rata lima

tahun terakhir diantara nya kelompok perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar dan kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan (Grafik 2.2).

2.1 Inflasi Secara Umum

Perkembangan Inflasi TahunanJawa Tengah dan Nasional

Grafik 2.1.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

-1I II III

2011 2012 2013

IV I II III IV I II III IV I

2014

PERSEN

0,900,36

JATENG (QTQ) JATENG (YOY) NAS (QTQ) NAS (YOY)

II

0,570,68

7,08 7,327,26

6,27

Perkembangan Inflasi Bulanan Jawa Tengah 2011-2014Grafik 2.3.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

2011 2012 2013 2014RATA-RATA 2009-2013

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

PERSEN

Secara bulanan, sesuai historisnya pola inflasi bulanan

di triwulan II naik. Setelah tren inflasi bulanan triwulan I

menurun, inflasi meningkat di triwulan II (grafik 2.3.).

Peningkatan tersebut didorong oleh inflasi dari kelompok

bahan makanan dengan pendorong subkelompok bumbu-

bumbuan dan subkelompok daging dan hasil-hasilnya. Selain

itu juga didorong oleh kelompok perumahan, listrik, gas dan

bahan bakar.

Komoditas penyumbang inflasi terbesar berasal dari

kelompok bahan makanan. Komoditas penyumbang

inflasi terbesar dari kelompok bahan makanan adalah telur

ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, dan bawang

putih. Kenaikan harga daging ayam ras terkait pembatasan

produksi bibit ayam (Grafik 2.4). Sementara komoditas

penyumbang inflasi terbesar lainnya berasal dari bahan bakar

rumah tangga dan kontrak rumah.

Perkembangan Inflasi TriwulananProvinsi Jawa Tengah

Grafik 2.2.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga

Kesehatan

Sandang

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Bahan Makanan

Umum

RATA-RATA TW II 2009-2013

0 1 2 3 4-3 -2 -1

TW II 2013 TW II 2013

Event Analysis Inflasi Provinsi Jawa TengahGrafik 2.4.

1 2 3 4 5 6

4.9 5.5 6.2 5.8 5.1 5.4

1.1 0.8 0.9 (0,3) (0,2) 1,0

2013

7 8

8.2

3,4

8,3

1,1

7,7

(0,7)

9 10 11 12

7,8

0,2

8,1

0,3

7.9

0,3

PEMBATASANPRODUKSI BIBIT AYAM

1 2 3

7,9

1,0

7.5

0,3

7.0

0,2

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

9

8

7

6

5

4

3

2

YOY

MTM

PERSEN

KENAIKANTTL u/P1, I3

R3, I4, B2, B3

4,0

3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

0

(0,5)

(1,0)

PERSEN

4 5 6

7,1

-0,1

7.4

0,2

7.2

0,7

2014

BENCANA BANJIR

KENAIKAN TTLTAHAP AKHIR 2013

KENAIKAN BBM

EKSPEKTASIMULAI NAIK

CURAH HUJANTINGGI

23PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH - BAB II

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

2Berdasarkan disagregasi inflasi , tekanan inflasi berasal

dari faktor non-fundamental. Tekanan inflasi dari faktor

non-fundamental terutama dari komponen volatile foods

yang meningkat . Selain itu, inflasi inti juga meningkat meski

dalam level moderat karena adanya kenaikan biaya tempat

tinggal. Sementara itu, kelompok administered prices mulai

turun.

Inflasi di hampir semua kota Jawa Tengah yang disurvei

oleh BPS, turun dibanding periode sebelumnya. Kota-

kota yang mengalami penurunan inflasi adalah Purwokerto,

Tegal, Cilacap, dan Kudus. Sementara kenaikan inflasi hanya

terjadi di Semarang. Namun karena bobotnya yang besar,

menarik inflasi Jawa Tengah ke atas sehingga inflasi Jawa

Tengah naik dibanding periode sebelumnya. Sementara,

inflasi Surakarta terpantau stabil.

Disparitas inflasi kota-kota di Jawa Tengah masih cukup

besar. Inflasi tahunan (yoy) terbesar terjadi di Kota Cilacap

dan Kudus masing-masing sebesar 9,65% dan 9,54%,

sementara terendah di Kota Tegal sebesar 5,68%.

Kenaikan inflasi pada periode laporan utamanya

didorong oleh kelompok bahan makanan. Kelompok

bahan makanan setelah pada triwulan sebelumnya turun

signifikan, pada periode laporan naik meski masih di bawah

level inflasi akhir tahun. Kelompok lain yang mendorong

inflasi periode laporan secara signifikan adalah kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (Tabel 2.2).

2.2.1. Kelompok Bahan MakananInflasi kelompok bahan naik didorong oleh subkelompok

daging dan telur. Pada periode laporan, inflasi kelompok

bahan makanan naik dari 7,17% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 8,61% (yoy), namun masih lebih rendah

dibanding akhir tahun 2013 sebesar 12,54% (yoy).

Sumbangan terbesar berasal dari subkelompok daging dan

hasil-hasil nya serta subkelompok telur susu dan hasil-

hasilnya. Inflasi kedua subkelompok ini naik dibanding

periode sebelumnya (Tabel 2.3). Inflasi tahunan subkelompok

ikan segar turun dibanding periode sebelumnya, namun

masih tercatat lebih tinggi dibanding akhir tahun 2013.

Sementara itu, subkelompok bumbu-bumbuan meski inflasi

tahunan nya masih tercatat deflasi namun deflasi tidak

sebesar periode sebelumnya. Di sisi lain, inflasi tertahan oleh

turunnya inflasi subkelompok padi-padian, umbi-umbian,

dan hasil-hasilnya.

Tabel 2.1. Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan di Jawa Tengah

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

No. Komoditas Andil

Mobil

Telur ayam ras

Nangka Muda

Bahan Bakar Rumah Tangga

Angkutan Udara

0,04

0,04

0,02

0,01

0,01

1

2

3

4

5

APRIL

No. Komoditas Andil

Daging ayam ras

Telur ayam ras

Bahan Bakar Rumah Tangga

Bawang Merah

Lele

0,07

0,06

0,06

0,02

0,02

1

2

3

4

5

MEI

No. Komoditas Andil

Kontrak Rumah

Bawang Merah

Daging ayam ras

Telur ayam ras

Bawang putih

0,21

0,09

0,08

0,07

0,04

1

2

3

4

5

JUNI

2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok

KOMODITAS

II III IV I II

4.58

8.20

5.02

3.00

3.41

1.95

4.47

2.04

4.50

7.15

5.92

2.96

2.46

2.00

3.82

2.65

4.24

5.60

5.84

3.09

3.04

2.11

3.56

3.06

6.25

12.86

6.54

3.90

2.56

2.44

3.69

2.22

5.44

9.78

5.43

3.27

0.89

2.15

3.67

5.35

2012 2013

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Tahunan Per Kelompok

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

III

7,72

12,80

6,90

4,64

1,61

2,33

1,84

12,70

IV

7,99

12,54

7,60

5,20

-0,01

2,48

2,52

13,27

I

2014

7,08

7,17

8,04

6,14

2,75

2,94

2,95

13,04

7,26

8,61

7,79

7,13

4,16

3,52

2,91

10,07

UMUM

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAHRAGA

TRANSPORTASI, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN

Disagregasi inflasi terdiri atas administered prices, volatile foods, dan core inflation. Administered prices merupakan komponen barang yang harganya diatur atau ditetapkan oleh Pemerintah. Komponen volatile foods merupakan kelompok barang-barang yang harganya cenderung bergejolak. Komponen volatile foods didominasi oleh komoditas pangan. Core inflation (inflasi inti) merupakan komponen barang yang harganya cenderung dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Secara teoretis, kebijakan moneter ditujukan untuk mengendalikan inflasi inti.

2.

24 BAB II - PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Subkelompok daging dan hasil-hasilnya serta

subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya naik cukup

tajam. Subkelompok daging dan hasil-hasilnya naik dari

8,81% (yoy) menjadi 14,62% (yoy) sementara subkelompok

telur susu dan hasil-hasilnya naik dari 7,22% (yoy) menjadi

10,06% (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi kedua

subkelompok ini berasal dari kenaikan inflasi daging ayam ras

dan telur ayam ras. Sejak bulan April telur ayam ras

merupakan salah satu penyumbang inflasi bulanan terbesar,

sementara daging ayam ras menjadi komoditas penyumbang

inflasi terbesar sejak bulan Mei. Kenaikan harga daging ayam

ras dan telur ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga DOC,

kondisi cuaca yang tidak menentu, dan respon terhadap 3 kebijakan Pemerintah terkait pembatasan produksi yang

diatur secara periodik.

Subkelompok ikan segar masih memliki sumbangan

yang besar pada inflasi tahunan. Inflasi tahunan pada

subkelompok ini turun dari 17,12% (yoy) menjadi 15,48%

(yoy). Meski turun inflasi tahunan periode laporan masih lebih

tinggi dibanding inflasi akhir tahun 12,78% (yoy). Sejalan

dengan ini, inflasi triwulanan periode laporan yang sebesar

1,80% (qtq) lebih tinggi dibanding inflasi periode yang sama

tahun sebelumnya 1,19% (qtq). Beberapa komoditas ikan

segar yang masih mencatatkan inflasi bulanan yang besar

diantaranya ikan gabus, gurame, dan kembung.

Subkelompok bumbu-bumbuan masih tercatat deflasi.

Pada triwulan II 2014 inflasi subkelompok bumbu-bumbuan

tercatat mengalami deflasi sebesar 17,07%, setelah

sebelumnya mengalami deflasi lebih dalam 25,87% (yoy) di

triwulan sebelumnya.

Deflasi masih terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan

akibat deflasi yang cukup dalam pada komoditas cabe merah

dan cabe rawit. Melimpahnya hasil panen cabe, menyebakan

penurunan harga. Di sisi lain, inflasi bulanan komoditas

bawang merah pada bulan Mei dan Juni naik, dengan

kenaikan tertinggi pada Juni. Inflasi bulanan bawang merah

pada bulan Mei dan Juni masing-masing sebesar 4,57%

(mtm) dan 22,83% (mtm). Kenaikan ini terkait belum

masuknya masa panen bawang merah di Brebes.

Inflasi kelompok padi-padian, umbi-umbian turun,

menahan laju kenaikan inflasi. Inflasi tahunan kelompok

padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya turun dari

10,69% (yoy) di triwulan I 2014 menjadi 7,81% (yoy). Inflasi

tertahan akibat komoditas beras yang tercatat deflasi dua

bulan berturut-turut, April deflasi sebesar 2,17% (mtm) dan

Mei sebesar -0,42% (mtm). Di bulan Juni hanya inflasi tipis

sebesar 0,09% (mtm). Inflasi beras tercatat turun, terkait

dengan panen padi di beberapa kabupaten/kota di Jawa

Tengah. Selain itu, transportasi sudah pulih pasca banjir di

triwulan I 2014. Terjaganya harga beras juga didukung oleh

persediaan beras Bulog sepanjang triwulan II 2014 rata-rata

7-8 bulan.

Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Tahunan dan Triwulanan Tw II Kelompok Bahan Makanan

BAHAN MAKANAN

KOMODITAS

III IV I II

2012 2013

7,15 9,785,60 12,86

III

12,80

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

IV

12,54

I

7,17 8.61

2014

PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN & HASILNYA

DAGING DAN HASIL-HASILNYA

IKAN SEGAR

IKAN DIAWETKAN

TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA

SAYUR-SAYURAN

KACANG - KACANGAN

BUAH - BUAHAN

BUMBU - BUMBUAN

LEMAK DAN MINYAK

BAHAN MAKANAN LAINNYA

5.00

8.70

6.73

7.47

3.44

10.93

17.39

7.29

11.60

3.45

1.23

3.50

7.12

9.90

8.92

5.07

4.57

17.43

11.51

2.28

-3.94

-0.12

2.46

11.54

9.15

6.00

2.60

7.20

14.51

16.79

103.12

-9.83

2.28

4.47

10.25

10.11

5.72

8.26

17.50

13.12

12.01

26.63

-0.67

3.31

5.95

19.31

12.43

5.17

7.58

17.04

10.59

10.32

44.71

6.45

3.33

5.25

11.22

12.78

5.66

5.08

26.38

11.63

11.79

31.37

26.90

5.63

10.69

8.81

17.12

7.91

7.22

25.17

14.42

8.55

-25.87

25.10

5.43

7.81

14.62

15.48

6.44

10.06

12.40

15.41

11.01

-17.07

21.73

5.34

yoy

-1.04

7.81

14.62

15.48

6.44

10.06

12.40

15.41

11.01

-17.07

21.73

5.34

qtq

Surat Mendag No.644/M-DAG/SD/4/2014 tanggal 15 April kepada ketua dan anggota Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU Indonesia) dan para pengusaha pembibitan unggas, untuk menjaga pendapatan yang wajar dari peternak unggas, untuk tetap menjaga ketersediaan pasokan dan agar tidak terjadi lonjakan harga eceran di tingkat konsumen pada saat HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional).

3.

25PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH - BAB II

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman,Rokok dan

TembakauInflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan

tembakau turun, dari 8,04% (yoy) di triwulan I 2014

menjadi 7,79% (yoy). Inflasi bulanan sepanjang triwulan II

2014 juga tercatat lebih rendah dibanding periode yang sama

tahun sebelumnya. Turunnya inflasi di kelompok ini terutama

terjadi di subkelompok makanan jadi, sementara

subkelompok lainnya naik. Kenaikan inflasi bahan makanan

belum ditransmisikan ke subkelompok makanan jadi.

2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan

BakarInflasi kelompok ini naik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, dari 6,14% (yoy) menjadi 7,13%

(yoy). Semua subkelompok terpantau naik dibanding periode

sebe lumnya. Kenaikan utamanya d idorong o leh

subkelompok biaya tempat tinggal dari 6,07% (yoy) menjadi

7,36% (yoy). Komoditas kontrak rumah menjadi komoditas

penyumbang inflasi terbesar di bulan Mei. Selain itu

subkelompok bahan bakar, penerangan dan air juga naik dari

8,29% (yoy) menjadi 8,63% (yoy). Komoditas yang

mendorong inflasi naik adalah tarip listrik dan bahan bakar

rumah tangga. Tarip listrik naik bertahap untuk masing-

masing kategori, untuk golongan P1, I3, I4, B2, B3, dan R3

dimulai bulan Mei dan akan bertahap naik. Sementara

kenaikan bahan bakar rumah tangga didorong oleh kenaikan

elpiji.

2.2.4. Kelompok LainnyaMeneruskan tren naik pada periode sebelumnya,

kelompok sandang pada triwulan laporan masih naik. Inflasi

meningkat dari 2,75% (yoy) di triwulan I menjadi 4,16%

(yoy). Semua subkelompok naik cukup besar. Kenaikan

terbesar pada subkelompok barang pribadi dan sandang

lainnya yaitu dari -0,11% (yoy) menjadi 4,20% (yoy).

Kelompok kesehatan naik, dari 2,94% (yoy) menjadi

3,52% (yoy). Semua subkelompok naik dengan pendorong

terbesar inflasi kelompok ini adalah jasa kesehatan serta

perawatan jasmani dan kosmetika.

Faktor non-fundamental menjadi pendorong kenaikan

inflasi di triwulan laporan, terutama dari volatile foods.

Faktor pendorong inflasi volatile foods pada periode laporan

berasal dari sisi permintaan yang naik dan berkurangnya

penawaran. Kelompok inti tercatat naik terbatas. Sementara

kelompok administered prices turun (Grafik 2.5).

2.3.1. Kelompok Volatile foodsInflasi volatile foods naik dibandingkan periode sebelumnya,

namun masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi akhir

tahun. Inflasi volatile foods naik dari 7,29% (yoy) di triwulan I

2014 menjadi 8,81% (yoy) di triwulan II, namun masih lebih

rendah dibanding akhir tahun 14,01% (yoy). Sejalan dengan

ini, inflasi triwulanan periode laporan sebesar 0,30% (qtq)

lebih tinggi dari triwulan II 2013 sebesar -1,10% (qtq). Namun

dibandingkan historisnya masih tercatat lebih rendah (Grafik

2.8).

2.3 Disagregasi Inflasi

Grafik 2.5. Disagregasi Inflasi Tahunan

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

CORE ADM PRICEVF

0,16

0,14

0,12

0,10

0,08

0,06

0,04

0,02

0I II III

2011 2012 2013

IV I II III IV I II III IV

PERSEN YOY

2014

I II

8.0

6.0

4.0

2.0

0.0

-2.0

-4.0

(0,02)

(0,04)

12 1 2 3 4 5 6

2012 2013

7 8 9 10 11 12

PERSEN MTM

1 2 3

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

CORE ADM PRICEVF

4 5 6

2014

Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Bulanan

26 BAB II - PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Inflasi subkelompok daging dan telur naik memberikan

dorongan pada inflasi kelompok volatile foods.

Perkembangan inflasi tahunan pada subkelompok ini

beragam, sebagian mencatatkan inflasi naik sebagian turun.

Subkelompok daging dan hasilnya, subkelompok telur, susu,

dan hasilnya, subkelompok kacang-kacangan, serta

subkelompok buah-buahan inflasi nya naik. Sementara

subkelompok bumbuan masih tercatat deflasi namun dengan

level yang lebih rendah dibanding periode sebelumnya.

Berkurangnya pasokan pada beberapa komoditas

pangan mendorong inflasi kelompok volatile foods.

Pembatasan produksi bibit ayam, berdampak pada

penurunan produksi ayam. Telur ayam ras dan daging ayam

ras sepanjang periode laporan masuk dalam lima komoditas

penyumbang inflasi terbesar. Sementara itu, dari

subkelompok bumbu-bumbuan, komoditas bawang merah

dan bawang putih memberikan tekanan pada inflasi di akhir

periode laporan. Kenaikan harga bawang merah terkait

belum masuknya masa panen bawang merah di Brebes.

Subkelompok padi-padian menahan laju inflasi kelompok

volatile foods. Beberapa subkelompok yang tercatat inflasi

nya turun adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian,

dan hasilnya, subkelompok ikan segar, subkelompok sayur-

sayuran serta subkelompok lemak dan minyak.

2.3.2. Kelompok Administered PricesInflasi kelompok administered prices, tercatat turun cukup

dalam. Setelah naik pada triwulan sebelumnya, inflasi

kelompok ini pada triwulan II 2014 turun tajam dari 12,56%

(yoy) di triwulan I menjadi 5,89% (yoy). Inflasi triwulanan

pada periode laporan sebesar 1,35% (qtq), jauh lebih rendah

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 3,64%

(qtq).

Inflasi subkelompok transpor kembali ke pola

normalnya. Pasca penerapan surcharge tarif pesawat udara

di triwulan I 2014, inflasi subkelompok transpor turun.

Sementara itu subkelompok bahan bakar dan penerangan

dan air serta subkelompok tembakau dan minuman

beralkohol, cenderung mengalami perubahan yang tidak

signifikan.

Perkembangan Inflasi Bulanan KelompokVolatile Foods 2012-2014

Grafik 2.7.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

2012 2013 2014RATA-RATA 2009-2013

8

6

4

2

0

2

4

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

MTM PERSEN

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

0.55

1.67

-1.10

0.30

RATA-RATA2009 - 2013

2012 2013 2014

Perkembangan Inflasi Triwulanan KelompokVolatile Foods Triwulan II

Grafik 2.8.

Grafik 2.9. Perkembangan Subkelompok Inflasi TahunanKelompok Volatile Foods

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

I

DAGING DAN HASIL-HASILNYA IKAN SEGAR

25

20

15

10

5

0

YOY PERSEN

II III IV I II III IV I

2012 2013 2014

II

TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYAPADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA

Grafik 2.10. Lanjutan Perkembangan SubkelompokInflasi Tahunan Kelompok Volatile Foods

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

I

30

25

20

15

10

5

0

-5

-10

-15

YOY PERSEN

II III IV I II III IV I

2012 2013 2014

II

KACANG-KACANGAN LEMAK DAN MINYAK

BUAH-BUAHANSAYUR-SAYURAN BUMBU-BUMBUAN-RHS

27PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH - BAB II

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

2.3.3. Kelompok Inti

Inflasi kelompok inti naik terbatas. Pada triwulan II

2014, inflasi kelompok inti meningkat dari 4,76% (yoy)

di triwulan sebelumnya menjadi 5,25% (yoy) pada

periode laporan. Meski demikian, inflasi inti masih

cukup terkendali. Hal ini memperlihatkan tekanan

inflasi yang bersifat fundamental masih terkendali.

Masih kuatnya permintaan agregat dapat

direspons dengan baik oleh para pelaku usaha.

Tekanan dari output gap relatif minimal cenderung

turun (Grafik 2.14). Permintaan masih kuat sejalan

dengan konsumsi rumah tangga pada periode laporan

yang naik. Masih kuatnya permintaan secara umum

masih dapat direspon dari sisi penawaran sejalan

dengan naiknya kinerja industri pada periode laporan.

Distribusi barang pasca bencana banjir pada triwulan I

2014, cukup lancar terlihat dari stabilnya data arus

barang yang tercatat di Dinas Perhubungan Provinsi

Jawa Tengah.

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia, diolah

I

6.8

6.6

6.4

6.2

6

5.8

5.6

5.4

5.2

5

YOY PERSEN

II III IV I II III IV I

2012 2013 2014

II

PDRB YOY OUTPUT GAP - RHS

21.510.50-0.5-1-1.0-1.5-2-2.5-3

PERSEN

Grafik 2.14. Perkembangan Output Gap danPertumbuhan Ekonomi Tahunan

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

0.54

1.11

0.39

0.85

RATA-RATA2009 - 2013

2012 2013 2014

Perkembangan Inflasi Triwulanan KelompokInti Triwulan II

Grafik 2.13.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

I

BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR

25

20

15

10

5

0

YOY PERSEN

II III IV I II III IV I

2012 2013 2014

Grafik 2.12. Perkembangan Subkelompok Inflasi TahunanKelompok Adminitered Prices

II

TRANSPORTTEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

1.24

0.64

3.64

1.35

RATA-RATA2009 - 2013

2012 2013 2014

Perkembangan Inflasi Triwulanan KelompokAdminitered Prices Triwulan II

Grafik 2.11.

Ekspektasi inflasi relatif masih dapat terjaga dan

mampu meredam lonjakan inflasi inti. Hasil survei

menunjukkan indeks ekspektasi harga konsumen naik

terbatas untuk 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun yang akan

datang (Grafik 2.15). Sementara itu dari sisi pedagang,

terlihat bahwa ekspektasi harga yang akan datang

pada periode laporan menurun dibandingkan dengan

periode sebelumnya (Grafik 2.16).

Tekanan inflasi dari faktor eksternal masih

minimal. Tekanan imported inflation masih minimal

sejalan masih berlanjutnya tren menurun harga

komoditas internasional (Grafik 2.18). Nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar AS (kurs tengah Bank

Indonesia) menguat. Rata-rata nilai tukar Rupiah pada

triwulan II 2014 sebesar Rp11.684,07, sementara

triwulan sebelumnya Rp11.906,48.

28 BAB II - PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Tren penurunan inflasi terjadi di sebagian besar kota

yang disurvei oleh BPS di Jawa Tengah. Hanya Kota

Semarang yang tercatat mengalami kenaikan inflasi dari

6,43% (yoy) menjadi 7,13% (yoy). Kota Surakarta cenderung

stabil, inflasi di triwulan I tercatat sebesar 6,61% (yoy)

sementara triwulan II 6,63% (yoy). Kota lain mengalami

penurunan, dengan penurunan terbesar terjadi di Kudus,

yaitu dari 10,50% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi

9,54% (yoy) pada triwulan II 2014 (Grafik 2.20).

Disparitas inflasi antar kota/kabupaten di Jawa Tengah

masih tinggi. Inflasi tertinggi terjadi di Cilacap diikuti Kudus

masing-masing sebesar 9,65% (yoy) dan 9,54% (yoy).

Sementara inflasi terendah terjadi di Tegal sebesar 5,68%

(yoy).

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, sumbangan

inflasi terbesar di seluruh kota berasal dari kelompok

bahan makanan. Kelompok bahan makanan pada sebagian

besar kota naik signifikan.

Indeks Ekspektasi Pedagang EceranGrafik 2.16.

190

180

170

160

150

140

130

120

110

10010 11 121 2 3 4 5 6

2013

7 8 9

INDEKS

1 2 3

2014

3 BULAN YAD 6 BULAN YAD

Sumber : Bank Indonesia

4 5 6

190

180

170

160

150

140

130

120

110

10010 11 121 2 3 4 5 6

2013

7 8 9

INDEKS

1 2 3

2014

Sumber : Bank Indonesia

4 5 6

Grafik 2.15. Indeks Ekspektasi Konsumenterhadap Kenaikan Harga

EKSPEKTASI HARGA 3 BULAN YAD EKSPEKTASI HARGA 6 BULAN YAD EKSPEKTASI HARGA 12 BULAN YAD

Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Inti Traded Grafik 2.17.

5

4

3

2

1

0

-1

-2

2012 2013

YOY

2014

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

YOYQTQ

Grafik 2.18. Perkembangan Harga Komoditas Internasional

YOY PERSEN

I II III IV

2010 2011 2012 2013

I II III IV I II III IV I II III IV

2014

I

MINYAK KELAPA SAWIT BERAS EMAS

II

70

60

50

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40

Sumber : Bloomberg

Inflasi Tahunan Triwulan II 2014Grafik 2.19.

12

10

8

6

4

2

0PURWOKERTO SURAKARTA SEMARANG TEGAL KUDUS CILACAP

PERSEN YOY

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

6.4 6.6 7.1

5.7

9.5 9.77.26

6.70

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2012 2013

PERSEN YOY

2014

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Inti Traded Grafik 2.20.

SURAKARTA SEMARANGPURWOKERTO KUDUS CILACAPTEGAL

2.4. Inflasi Kota – Kota di Provinsi Jawa Tengah

29PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH - BAB II

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Pada sebagian besar kota, kelompok perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar juga memberikan dorongan inflasi.,

kelompok ini juga mengalami peningkatan. Komoditas yang

memberikan sumbangan diantaranya kontrak rumah dan

bahan bakar rumah tangga.

Kenaikan terjadi di Kudus, Solo, Semarang. Inflasi kelompok

bahan makanan di Kudus naik dari 14,98% (yoy) pada

triwulan I 2014 menjadi 17,35% (yoy), di Surakarta dari

7,73% (yoy) menjadi 9,65% (yoy), Semarang dari 5,42%

(yoy) menjadi 7,74% (yoy). Komoditas yang memberi tekanan

pada inflasi kelompok bahan makanan diantaranya telur

ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, dan bawang

putih.

30 BAB II - PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Produksi bawang merah pada bulan Juni-Juli 2014

diperkirakan akan mengalami peningkatan yang

s ignif ikan dibandingkan dengan bulan-bulan

sebelumnya karena memasuki masa panen yang akan

mencapai puncaknya pada bulan Agustus 2014. Dari

data yang dirilis oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan

dan Hortikultura Kab. Brebes, produksi bawang merah

pada bulan Mei 2014 tercatat sebesar 32.657 ton jauh

meningkat dari produksi bulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 8.605 ton dan akan terus meningkat seiring

mulai memasuki masa panen. Berdasarkan informasi

Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), secara umum

produksi dan panen berlangsung masih sesuai dengan

siklus yang ada.Namun berdasarkan hasil panen yang

sudah terjadi, pada sebagian daerah produktivitas

bawang merah mengalami penurunan pada tahun ini

yang disebabkan oleh cuaca yang relatif kurang stabil

yaitu terjadinya hujan dengan intensitas yang tinggi

ditengah musim kemarau yang mengganggu

perkembangan tanaman bawang merah khususnya

yang sedang tumbuh.

Kenaikan harga bawang merah yang terjadi dalam

beberapa bulan terakhir terjadi karena produksi di sentra

produksi Brebes masih terbatas paska panen bulan

Januari 2014. Keterbatasan produksi terjadi akibat siklus

tanam pada bulan Januari-April di wilayah Brebes

sebagian besar ditanami padi. Penanaman bawang

merah dilakukan paska panen padi yaitu pada bulan

April-Mei dan berlanjut semakin besar pada bulan Juni

sehingga diperkirakan akan mulai panen pada bulan

Juni-Juli dan Agustus yang menjadi puncak panen.

Kondisi keterbatasan pasokan tersebut menyebabkan

adanya kenaikan harga.

Impor bawang merah tetap berlangsung pada tahun ini

sesuai siklusnya, dengan jumlah yang cenderung

menurun mendekati masa panen bawang merah lokal.

Berdasarkan Perda Pemerintah Kab. Brebes, bawang

merah impor tidak diperkenakan untuk beredar atau

masuk ke wilayah Brebes sehingga menurut sejumlah

pedagang besar di Brebes mereka biasanya langsung

mendistribusikan bawang merah impor kepada pembeli

langsung dari tempat masuknya bawang merah impor

yaitu dari Surabaya dan Medan.

Struktur pasar bawang merah nasional secara umum

cenderung bersifat oligopoli dengan sebagian besar

pangsa pasar dikuasai oleh sejumlah pedagang besar

yang berasal dari Brebes. Menurut ABMI dan beberapa

pedagang, 80% perdagangan bawang merah nasional

dikuasai oleh sejumlah pedagang besar di Brebes.

Namun demikian para pedagang tersebut tidak dapat

serta merta menentukan harga secara mutlak karena

harga juga sangat dipengaruhi oleh pasokan baik lokal

maupun impor. Pada saat impor dibatasi dan produksi

lokal sedang turun/rendah maka harga ditentukan oleh

mekanisme pasar yaitu kenaikan harga akibat

permintaan yang melebihi supply. Pedagang besar

sendiri secara umum dapat memengaruhi harga

terutama pada saat produksi melimpah dengan

menunda pembelian dari petani sehingga harga bawang

akan turun drastis dan petani mengalami kerugian atau

margin keuntungan yang tipis karena sifat bawang

merah yang perishable.

PERKEMBANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH

31PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH - BAB II

SUPLEMEN III

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Untuk menjaga kestabilan harga bawang merah,

Kemendag (Bapepti) bersama Pemkab Brebes, BI dan

ABMI akan membentuk Pasar Lelang Bawang merah di

Brebes dengan merevitalisasi Pasar Bawang Merah yang

sudah ada. Namun demikian, untuk mewujudkan hal

tersebut masih terdapat beberapa kendala yang harus

diselesaikan yaitu (i) mengubah kebiasaan petani untuk

menjual langsung ke pasar lelang, (ii) resistensi dari

pedagang pengepul, serta (iii) dana talangan yang besar

untuk membeli bawang merah terkait kebiasaan petani

pembayaran dengan tunai.

Sehingga untuk mengatasi kendala tersebut perlu

dukungan dari berbagai pihak, yaitu (i) dukungan

Kemendag untuk mencarikan pasar/pembeli, (ii)

penyediaan gudang/cold storage untuk menyimpan hasil

panen saat panen raya sehingga harga tidak jatuh terlalu

dalam, (iii) dukungan Perbankan untuk memberikan

pinjaman dana talang, serta (iv) menetapkan komoditas

bawang merah sebagai salah satu komoditas yang

termasuk dalam daftar komoditas sistem resi gudang.

32 BAB II - PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TENGAH

SUPLEMEN III

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

PERKEMBANGAN PERBANKANDAN SISTEM PEMBAYARAN

BABIII

Industri perbankan di Jawa Tengah pada triwulan II 2014 masih tumbuh dengan baik.

Indikator utama perbankan yaitu aset, dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

menunjukkan pertumbuhan yang meningkat sementara kredit mengalami

perlambatan.

Perbankan syariah mengalami perlambatan aset demikian pula dengan

pembiayaan yang disalurkan.Namun DPK perbankan syariah mengalami

peningkatan.

Kegiatan sistem pembayaran mampu memberikan dukungan pada kelancaran

transaksi ekonomi di Jawa Tengah.

33

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 51: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Industri perbankan di Jawa Tengah pada triwulan II

2014 masih tumbuh cukup baik (Grafik 3.2), terkonfirmasi

dari beberapa indikator utama kinerja perbankan di Jawa

Tengah. Secara tahunan pada triwulan ini total aset dan Dana

Pihak Ketiga (DPK) tumbuh meningkat dibanding triwulan I

2014. Sementara itu kredit mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan lalu. Seiring dengan pertumbuhan

kredit yang lebih rendah dibandingkan DPK maka

menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) turut menurun

pada triwulan laporan. Sementara itu, kualitas kredit yang

disalurkan masih dapat dijaga dengan baik sehingga Non

Performing Loan (NPL) jauh di bawah level indikatif, yaitu

pada level 2,19%. Kinerja perbankan yang masih cukup baik

tersebut memberikan nilai tambah pada pertumbuhan

ekonomi sektor keuangan, yang pada triwulan II 2014

mampu tumbuh 9,44% (yoy).

Aset tumbuh meningkat, dari 14,89% (yoy) pada triwulan

lalu menjadi 17,81% (yoy) pada triwulan ini. Total aset bank

umum tercatat sebesar Rp242,44 miliar.

Penghimpunan DPK bank umum meningkat dari 15,29%

(yoy) pada triwulan I 2014 menjadi 17,37% (yoy) pada

triwulan laporan. Dilihat dari jenis simpanannya, utamanya

berasal dari giro yang mengalami lonjakan sementara

deposito dan tabungan menunjukkan pertumbuhan yang

melambat. Meski melambat, pertumbuhan simpanan dalam

bentuk deposito masih relatif tinggi.

Kredit melambat pada periode laporan. Kredit bank

umum melambat dari 16,45% (yoy) menjadi 15,96% (yoy).

3.2.1 Perkembangan Jaringan Kantor BankPerkembangan jaringan kantor bank umum di Jawa

Tengah menurun dibanding triwulan sebelumnya (Tabel

3.1). Pada triwulan laporan jumlah kantor bank umum di

Jawa Tengah berjumlah 3.529 unit menurun dari triwulan I

2014 yang sebanyak 3.759 unit. Penurunan utamanya terjadi

pada kantor cabang pembantu pada kelompok bank

pemerintah dan bank swasta. Kantor cabang pembantu

kelompok bank pemerintah menurun dari 1.872 unit

menjadi 1.759 unit, sedangkan kantor cabang pembantu

kelompok bank swasta menurun dari 868 unit menjadi 865

unit. Peningkatan jumlah jaringan kantor hanya dijumpai

pada kelompok bank pemerintah daerah dari 287 unit

menjadi 294 unit. Penambahan terjadi dalam bentuk 1 unit

kantor cabang, 1 unit kantor cabang pembantu, dan 5 unit

kantor kas. Sementara itu, kelompok bank asing dan

campuran juga mengalami sedikit penurunan jumlah jaringan

kantor dari triwulan I 2014 sebanyak 22 unit menjadi 18 unit.

Penurunan itu utamanya dalam bentuk kantor cabang dari 15

unit menjadi 11 unit pada triwulan laporan.

9 3.1. Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonesia

ASSET KREDITDPK

300

250

200

150

100

50

0I II

2013

III

TRILIUN RP

IIV

2014

II

Perkembangan Indikator Perbankandi Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.1. Pertumbuhan Tahunan Indikator Perbankan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.2.

Sumber : Bank Indonesia

PERTUMBUHAN ASET PERTUMBUHAN KREDIT PERTUMBUHAN DPK LDR - RHS

28

21

14

7

0I II

2013

III

PERSEN YOY

IIV

2014

II

PERSEN 107

106

106

105

105

104

104

103

103

3.2. Perkembangan Bank Umum

Indikator perbankan berdasar lokasi bank 9.

35PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN - BAB III

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Kondisi yang sama terjadi pada nasabah badan-badan dan

lembaga pemerintah menjadi sebesar 20,94% (yoy) dari

sebelumnya tumbuh negatif sebesar 0,54% (yoy). Sementara

itu, dilihat dari penggunaannya, kenaikan yang tajam terjadi

pada giro yang mengalami pertumbuhan dari 0,45% (yoy)

menjadi 21,59% (yoy). Deposito dan tabungan mengalami

perlambatan masing-masing dari 28,95% (yoy) menjadi

24,96% (yoy) dan 12,04% (yoy) menjadi 11,27% (yoy).

Berdasarkan pangsa masing-masing komponen DPK,

simpanan dalam bentuk tabungan tetap tercatat memiliki

pangsa terbesar yaitu sebesar 49%. Sementara itu, simpanan

deposito dan giro masing-masing memiliki pangsa sebesar

34% dan 17% (Grafik 3.4). Tidak terjadi shifting di sepanjang

lima tahun terakhir mengenai proporsi bentuk simpanan ini.

3.2.2 Perkembangan Penghimpunan DPKPertumbuhan DPK meningkat sejalan dengan

peningkatan suku bunga simpanan. Komponen suku

bunga simpanan mengalami peningkatan terkecuali

tabungan, sementara kenaikan DPK terjadi hanya pada

bentuk deposito. Dilihat dari golongan nasabahnya, terjadi

penurunan cukup tajam pada kelompok BUMN atau

pemerintah campuran, yang secara tahunan mengalami

pertumbuhan negatif pada triwulan laporan yaitu sebesar

42,61% (yoy). Penguatan pertumbuhan terjadi pada

kelompok pemerintah berupa pertumbuhan nasabah

pemerintah daerah sebesar menjadi 17,63% (yoy) dari

sebelumnya tumbuh negatif 1,62% (yoy).

Perkembangan DPK Perbankan Umumdi Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.3

Sumber : Bank Indonesia

100

80

60

40

20

0

35

30

25

20

15

10

5

0

-5

2013 2014

I II III IV I

Tabungan

Pertumbuhan Giro

Giro Pertumbuhan Tabungan

Pertumbuhan DepositoDeposito

II

TRILIUN RP % YOY

Komposisi DPK Perbankan Umum di Provinsi Jawa TengahGrafik 3.4

Sumber : Bank Indonesia

49%34%17%

TABUNGAN GIRODEPOSITO

Jumlah Kantor Bank Umum

Tabel 3.1. Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan di Jawa Tengah

KETERANGAN

I II III IV I II

2012 2013

Bank Pemerintah

Kantor Pusat

Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu 1)

Kantor Kas

Bank Pemerintah Daerah

Kantor Pusat

Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu

Kantor Kas

2,149

0

79

1,853

217

248

1

40

93

114

2,159

0

79

1,857

223

250

1

40

93

116

2,174

0

79

1,875

220

252

1

41

93

117

2,184

0

79

1,881

224

256

1

41

95

119

2,201

0

80

1,897

224

273

1

41

103

128

2,156

0

80

1,855

221

276

1

41

104

130

Bank Asing dan Bank Campuran

Kantor Pusat

Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu

Kantor Kas

20

0

16

4

0

21

0

16

4

1

21

0

16

4

1

21

0

16

4

1

21

0

16

4

1

21

0

16

4

1

Bank Swasta Nasional

Kantor Pusat

Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu

Kantor Kas

964

1

166

682

115

1,070

1

168

774

127

1,168

1

171

855

141

1,167

1

171

850

145

1,181

1

180

864

136

1,179

1

181

865

132

III

2,185

0

80

1,855

250

278

1

42

105

130

1,192

1

184

872

135

21

0

15

4

1

IV

2,258

0

80

1,872

306

282

1

42

106

133

1,192

1

185

868

138

22

0

15

6

1

Bank Conventional

Jumlah Bank Umum

jumlah Bank (Kantor Pusat)

51

2

51

2

51

2

51

2

51

2

51

2

51

2

51

2

I

0

80

1,872

306

287

1

42

106

138

1,192

1

185

868

138

22

0

15

6

1

51

2

Sumber : Bank Indonnesia

2014

3,381 3,500 3,615 3,628 3,676 3,632 3,675 3,754 3,7592,258

II

0

80

1,759

210

294

1

43

107

143

1,168

1

196

868

106

18

0

11

6

1

51

2

3,5292,048

36 BAB III - PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Komposisi Kredit PerbankanBerdasar Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.7

Sumber : Bank Indonesia

53%32%15%

MODAL KERJA KONSUMSIINVESTASI

Perkembangan Kredit PerbankanBerdasar Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.6

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

TRILIUN RP

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

PERSEN YOY

KONSUMSIMODAL KERJAPERTUMBUHAN KIINVESTASI

PERTUMBUHAN KKPERTUMBUHAN KMK

3.2.3. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Laju pertumbuhan kredit/pembiayaan tercatat mengalami

perlambatan meski DPK tumbuh meningkat. Kredit bank

umum melambat dari 16,45% (yoy) menjadi 15,96% (yoy)

diduga akibat suku bunga pinjaman yang mengalami

peningkatan. Pertumbuhan kredit berdasarkan golongan

nasabah pada kelompok penduduk juga mengalami

perlambatan sementara pada golongan nonpenduduk

mengalami peningkatan pertumbuhan didukung oleh

pertumbuhan pada kelompok swasta lainnya dan lembaga

internasional.

Pangsa terbesar penyaluran kredit pada kelompok bank

umum masih diberikan pada sektor perdagangan besar

dan eceran yaitu 34,53% dilanjutkan dengan industri

pengolahan 16,47%.

Dukungan dunia perbankan terhadap perekonomian Jawa

Tengah dapat dilihat melalui penyaluran kredit kepada sektor

utama daerah yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri

Pengolahan, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

(PHR) seperti ditampilkan pada Grafik 3.5. Pertumbuhan

kredit sektor utama tertinggi pada triwulan II 2014 dicapai

oleh Sektor Pertanian dengan pertumbuhan mencapai

38,46% (yoy) dari triwulan lalu yang hanya mampu mencapai

pertumbuhan sebesar 17,20% (yoy). Kinerja kredit kepada

Sektor Industri Pengolahan juga menunjukkan pertumbuhan

yang meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya

dengan pertumbuhan sebesar 17,94% (yoy) meningkat dari

4,72% (yoy). Sementara itu penyaluran kredit kepada Sektor

PHR pada triwulan ini mencatatkan pertumbuhan sebesar

17,83% (yoy) melambat dari triwulan I 2014 yang sebesar

30,38% (yoy).

Kredit investasi masih tumbuh cukup tinggi meskipun

mengalami perlambatan. Pertumbuhan kredit secara

umum pada triwulan II 2014 masih cukup baik meskipun

mengalami perlambatan seiring dengan peningkatan suku

bunga pinjaman. Berdasar jenis penggunaan, perlambatan

bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi.

Sementara itu Kredit Modal Kerja yang mendominasi pangsa

kredit berdasarkan penggunaan yaitu sebesar 53% mampu

mencatatkan peningkatan pertumbuhan sebesar 17,94%

(yoy) dari sebelumnya yang hanya sebesar 15,46% (yoy).

Sementara itu, kredit konsumsi dengan pangsa sebesar 32%

mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 10,06% (yoy)

dari triwulan sebelumnya 11,05% (yoy). Sementara itu kredit

investasi dengan pangsa terendah yakni sebesar 15%

mencapai pertumbuhan tertinggi meskipun juga turut

mengalami perlambatan dengan pertumbuhan sebesar

22,81% (yoy) setelah sebelumnya mampu tumbuh sebesar

34,64% (yoy). (Grafik 3.6 dan Grafik 3.7).

70

60

50

40

30

20

10

0

TRILIUN RP

III IV

2011

I II III IV

2012

I II III IV

2013

I II

2014

I II

PERTANIAN PHR INDUSTRI

PERTUMBUHAN KREDIT PERTANIAN PERTUMBUHAN KREDIT INDUSTRI - RHS PERTUMBUHAN KREDIT PHR - RHS

PERSEN YOY

Sumber : Bank Indonesia

Perkembangan Kredit Sektor UtamaBank Umum Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.5

37PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN - BAB III

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

3.2.5. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank

UmumNon Performing Loan (NPL) kredit yang disalurkan

perbankan Jawa Tengah dapat dipertahankan pada

level yang rendah, yang mengindikasikan kualitas kredit

terjaga dengan baik. Tingkat NPL gross perbankan Jawa

Tengah pada triwulan II 2014 sebesar 2,19% atau tidak

mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 2,17%.

K u a l i t a s p e n y a l u r a n k r e d i t b e r d a s a r k a n

penggunaannya baik kredit investasi, konsumsi

maupun modal kerja jauh berada di bawah 5%. Semua

kredit berdasar jenis penggunaan mengalami tren

peningkatan NPL terkecuali pada kredit modal kerja yang

menurun dari sebesar 2,72% menjadi 2,60% pada triwulan

ini. NPL kredit investasi dan konsumsi tercatat mengalami tren

meningkat dengan angka NPL masing-masing yaitu 2,87%

dari 2,52%, dan 1,19% dari 1,13%.

3.2.4. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Perkembangan suku bunga bank umum konvensional

berupa suku bunga simpanan mengalami peningkatan,

kecuali suku bunga tabungan. Sementara untuk suku

b u n g a n p i n j a m a n k e s e l u r u h a n k o m p o n e n

menunjukkan peningkatan.Kenaikan suku bunga

simpanan terbesar adalah deposito di mana suku bunga

deposito secara umum meningkat dari 7,20% menjadi

7,83%. Berdasarkan waktunya, seluruh suku bunga deposito

naik mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi dijumpai

pada suku bunga deposito bertenor kurang atau sama

dengan 18 bulan yaitu dari 4,30% menjadi 8,04%. Pada

triwulan II 2014 suku bunga deposito yang lebih rendah

daripada angka rata-rata 7,83% tersebut hanya dijumpai

pada deposito bertenor 1 bulan dan kurang atau sama

dengan 24 bulan. Suku bunga giro juga turut mengalami

peningkatan yaitu sebesar 2,96% dari 2,73% dibandingkan

triwulan sebelumnya. Sementara itu suku bunga tabungan

pada triwulan I 2014 sebesar 1,92% mengalami penurunan

menjadi 1,78% pada periode laporan.

Berdasarkan penggunaan, secara keseluruhan suku bunga

kredit mengalami peningkatan pada triwulan II 2014. Suku

bunga kredit berdasar penggunaan secara umum meningkat

dari 12,99% pada triwulan I 2014 menjadi 13,17% pada

triwulan ini. Sementara itu, suku bunga kredit modal kerja

mengalami peningkatan dari 13,03% menjadi 13,16%.

Demikian pula halnya dengan suku bunga kredit investasi

yang meningkat dari 12,89% pada triwulan I 2014 menjadi

13,56%. Sedangkan kredit konsumsi mengalami

peningkatan dari 12,97% menjadi 13,02% pada triwulan

laporan.

Perkembangan Kredit PerbankanBerdasar Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.8

9

6

3

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

PERSEN

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

DEPOSITOGIRO TABUNGAN

Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Bank Umumdi Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.9

18

15

12

9

6

3

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

PERSEN

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

PERSEN

KONSUMSIMODAL KERJA INVESTASI SUKU BUNGA KREDIT - RHS

16

14

12

10

Perkembangan Suku Bunga Sektor Utamadi Provinsi Jawa Tengah

Grafik 3.10

18

15

12

9

6

3

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

PERSEN

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

PHRPERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN

38 BAB III - PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Dilihat dari risiko kredit yang dihadapi sektor utama

ekonomi di Provinsi Jawa Tengah terlihat secara

keseluruhan masih berada di bawah level indikatif yang

dipersyaratkan (Grafik 3.6). Indikator risiko yang tercermin

dari angka NPL pada Sektor Pertanian yaitu sebesar 2,04%,

Sektor Industri Pengolahan 1,83%, dan Sektor PHR 3,26%.

Angka NPL Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan

mengalami tren menurun, sedangkan NPL Sektor PHR

mengalami tren peningkatan dibandingkan dengan triwulan I

2014.

Perkembangan industri syariah pada Mei 2014 di Jawa

Tengah menunjukkan kinerja yang cukup baik.

Perbankan syariah mengalami perlambatan pertumbuhan

aset sebesar 12,72% (yoy) dari sebelumnya 53,83% (yoy)

pada Triwulan I 2014. Namun, DPK industri perbankan syariah

mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yakni

sebesar 25,55% (yoy) dari 21,12% (yoy). Sementara itu,

pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah

mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya.

Pada Mei 2014 pertumbuhan pembiayaan melambat menjadi

sebesar 26,16% (yoy) dari sebelumnya sebesar 27,39% (yoy).

Angka Financing to Deposit Ratio (FDR) pada bulan Mei 2014

masih stabil di level 129% sama dengan triwulan

sebelumnya.

Kinerja baik perbankan syariah didukung dengan

peningkatan jaringan kantor bank syariah menjadi sejumlah

175 unit dari triwulan I yang baru sebanyak 167 unit. Namun

demikian, jumlah jaringan kantor unit usaha syariah (UUS)

justru mengalami penurunan peningkatan dibanding

triwulan sebelumnya. Sementara itu, jumlah jaringan kantor

BPR syariah masih stagnan dari triwulan I 2014.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Jawa

Tengah pada triwulan II 2014 mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan ini,

pertumbuhan tahunan yang berhasil dicatatkan yaitu sebesar

19,35% (yoy) setelah pada periode sebelumnya mampu

mencatatkan pertumbuhan sebesar 20,91% (yoy). Risiko

yang dihadapi kredit kepada sektor UMKM meskipun

mengalami peningkatan namun masih terjaga pada batas

aman yang dipersyaratkan yaitu sebesar 5%. NPL kredit

UMKM di Jawa Tengah pada periode laporan yaitu sebesar

3,59%, meningkat dari sebelumnya yang sebesar 3,33%.

Apabila dilihat berdasarkan penggunaannya kredit kepada

Sektor UMKM mayoritas berupa Kredit Modal Kerja. Pada

triwulan laporan Kredit Modal Kerja (KMK) tersebut

mengalami peningkatan pertumbuhan dari 17,28% (yoy)

menjadi 17,90% (yoy). Sementara itu, kredit Investasi tetap

mampu tumbuh di level yang tinggi. Meskipun demikian,

pada triwulan ini kredit Investasi pada Sektor UMKM

mengalami perlambatan yaitu menjadi sebesar 26,12% (yoy)

dari sebelumnya 40,55% (yoy).

3.3. Perkembangan Perbankan Syariah

Tabel 3.2. Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonnesia

KETERANGAN

II III IV I II

2012 2013

Bank Syariah

Bank Umum

Jumlah Bank

Jumlah Kantor

Unit Usaha Syariah

Jumlah Kantor

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah

Jumlah Bank

Jumlah Kantor

7

147

47

23

23

8

152

49

23

23

8

156

49

23

23

8

158

51

23

23

9

160

59

24

24

III

9

165

61

24

24

IV

9

167

62

24

24

I

2014

9

167

62

24

24

II

9

175

60

24

24

39PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN - BAB III

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Kegiatan kliring pada triwulan II 2014 meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya, baik dari sisi nominal

maupun jumlah warkat. Jumlah warkat yang dikliringkan

pada periode laporan tercatat sebanyak 908.869 lembar

dengan nominal sebesar Rp 34,30 triliun (Grafik 3.15).

Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,

nominal kliring tumbuh sebesar 3,91% (yoy) atau sedikit

mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 3,71% (yoy).

Kedua jenis kredit kepada Sektor UMKM tersebut

memiliki angka NPL yang berada di bawah level

indikatif 5%. NPL kredit modal kerja dan NPL kredit investasi

pada triwulan ini mengalami tren meningkat yaitu masing-

masing sebesar 3,52% meningkat dari sebelumnya 3,24%

dan 3,90% meningkat dari sebelumnya 3,78%.

3

2,5

2

1,5

1

0,5

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

TRILIUN RP

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

NPL NOMINAL NPL PERSEN - RHS

4,5%

4,0%

3,5%

3,0%

2,5%

2,0%

1,5%

1,0%

0,5%

0,0%

NPL Kredit UMKMGrafik 3.12Perkembangan Kredit kepada UMKMGrafik 3.11

80

60

40

20

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

TRILIUN RP

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

PERSEN YOY

KREDIT UMKM PERTUMBUHAN KREDIT UMKM -RHS

45

30

15

0

NPL Kredit UMKM Berdasar PenggunaanGrafik 3.14

80

60

40

20

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

TRILIUN RP

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

PERSEN 5

4

3

2

1

0

NPL KMK PADA SEKTOR UMKM NPL KI PADA SEKTOR UMKM % NPL KMK - RHS % NPL KI - RHS

Perkembangan Kredit kepada UMKMBerdasar Penggunaan

Grafik 3.13

80

60

40

20

0I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

TRILIUN RP

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

PERSEN YOY 60

40

20

0

KMK PADA SEKTOR UMKM KI PADA SEKTOR UMKM PERTUMBUHAN KMK - RHS PERTUMBUHAN KI - RHS

3.4. Perkembangan Kliring danReal Time Gross Settlement (RTGS)

PerkembanganPerputaran Kliring di Jawa Tengah

Grafik 3.15

Sumber : Bank Indonesia

40

32

24

16

8III IV

2012

I II

2013

I II

1.100

900

700

500III IV

TRILIUN RP RIBU LEMBAR

II

2014

NOMINAL LEMBAR RHS

I

40 BAB III - PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Perputaran Cek dan Bilyet Giro KosongProvinsi Jawa Tengah

Grafik 3.16

Sumber : Bank Indonesia

0.64

0.48

0.32

0.16

0.00

TRILIUN RP LEMBAR

NOMINAL LEMBAR RHS

20.000

14.000

8.000

2.000I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Rata-rata perputaran warkat yang dikliringkan per hari adalah

14.426 lembar dengan nominal Rp 0,54 triliun. Angka rata-

rata nominal perputaran kliring tersebut mengalami

pertumbuhan sebesar 8,86% (yoy) meningkat dari triwulan

sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar

7,13% (yoy).

Peredaran cek dan bilyet giro kosong meningkat (Grafik

3.16). Dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, nominal cek/BG kosong meningkat sebesar

17,18% (yoy) atau naik cukup tajam dibanding triwulan

sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar 27,04% (yoy).

Transaksi RTGS yang terjadi pada triwulan II 2014 secara nilai

transaksi mengalami mengalami perlambatan sedangkan

secara volume transaksi mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan I-2014 (Grafik 3.17 dan Grafik 3.18). Dari sisi

nilai, transaksi RTGS mengalami peningkatan pada transaksi

RTGS dari Jateng sebesar 34,64% (yoy) dari sebelumnya

33,45% (yoy). Di lain sisi transaksi RTGS ke Jateng mengalami

penurunan sebesar -13,84% (yoy) dari -7,03% (yoy) dan

transaksi antar Jateng mengalami perlambatan sebesar

14,61% (yoy) dari 35,28% (yoy). Sementara itu secara

volume, transaksi RTGS mengalami penurunan sebesar

negatif 17,68% (yoy), setelah sebelumnya juga telah

mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 12,11% (yoy).

Penurunan ini dialami oleh seluruh transaksi secara volume

baik transaksi RTGS dari Jateng, RTGS ke Jateng dan RTGS

antar Jateng.

Pada triwulan II-2014, Provinsi Jawa Tengah sama halnya

dengan periode sebelumnya mengalami net inflow uang

tunai (Grafik 3.19). Inflow yang terjadi adalah sebesar Rp

11,59 triliun menurun dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar

15,47 triliun atau menurun sebesar 25,08% (qtoq).

Sementara itu, outflow yang terjadi pada triwulan laporan

yaitu sebesar Rp 8,05 triliun meningkat dari triwulan I-2014

yang sebesar Rp 6,27 triliun atau meningkat sebesar 28,39%

(qtoq). Dengan kondisi tersebut, net inflow yang terjadi

mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yaitu

sebesar Rp 3,54 triliun dari Rp 9,20 triliun atau menurun

sebesar 61,50% (qtoq).

Penyediaan uang dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang

layak edar menjadi tugas Bank Indonesia. Dalam rangka

memenuhi tugas tersebut Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah V melakukan penarikan uang lusuh. Pada Triwulan II

2014 uang lusuh yang ditarik senilai Rp 2,25 triliun menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu senilai Rp

3,74 triliun. Dilihat berdasarkan proporsinya terhadap inflow,

pada triwulan laporan persentase penarikan uang lusuh

terhadap inflow adalah sebesar 19,40%. Angka ini menurun

dibanding triwulan I 2014 yang sebesar 24,18% (Grafik

3.20).

Grafik 3.18 Perkembangan Volume RTGS Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonesia

200

150

100

50

0III IV

2012

I II

2013

I II III IV

MILIAR RP

I

2014

RTGS DARI JATENG RTGS KE JATENG RTGS ANTAR JATENG

II

Grafik 3.17 Perkembangan Nilai RTGS Jawa Tengah

Sumber : Bank Indonesia

200

150

100

50

0III IV

2012

I II

2013

I II III IV

TRILIUN RP

I II

2014

RTGS DARI JATENG RTGS KE JATENG RTGS ANTAR JATENG

3.5. Perkembangan Perkasan

41PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN - BAB III

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Kegiatan sistem pembayaran berperan besar dalam

memberikan dukungan pada kelancaran transaksi ekonomi di

Jawa Tengah. Kegiatan tersebut dalam bentuk tunai maupun

nontunai pada triwulan II 2014 menunjukkan kinerja yang

baik. Hal ini mengindikasikan bahwa masih cukup maraknya

kegiatan ekonomi di Jawa Tengah.

Perkembangan temuan uang palsu yang ditemukan di

wilayah Jawa Tengah diperoleh dari setoran bank (yang diolah

lewat MSUK ataupun manual), setoran masyarakat melalui

loket penukaran, serta dari temuan perbankan yang

dilaporkan ke Bank Indonesia. Penemuan uang palsu di Jawa 4 Tengah pada Triwulan II-2014 sebanyak 4.211 lembar.

4,500

3,000

1,500

0

2012 2013

I II III IV I II III IV

2014

I

LEMBAR

PTTB PERSENTASE TERHADAP INFLOW - RHS

Sumber : Bank Indonesia

II

Perkembangan Penarikan Uang LusuhGrafik 3.20

Perkembangan Kegiatan Perkasandi Jawa Tengah 2012-2014

Grafik 3.19

Sumber : Bank Indonesia

20

15

10

5

0

TRILIUN RP

2012 2013

I II III IV I II III IV

2014

I

INFLOW OUTFLOW NET-INFLOW

II

Perkembangan Penarikan Uang LusuhGrafik 3.20

6

4

2

0

60

30

0

2012 2013

I II III IV I II III IV

2014

I

TRILIUN RP PERSEN

PTTB PERSENTASE TERHADAP INFLOW - RHS

Sumber : Bank Indonesia

II

Data jumlah lembar temuan uang palsu tanpa memperhitungkan KPw Tegal.4.

42 BAB III - PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

BABIV

Sesuai siklikalitas APBD secara umum realisasi belanja daerah dan pendapatan daerah di triwulan II 2014 meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2014.

Pada triwulan II 2014, realisasi terbesar dijumpai pada Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebesar 53,62%.

Komponen belanja dengan nilai realisasi terbesar pada belanja hibah sebesar

44,46%. Persentase realisasi belanja daerah dan pendapatan tahun 2013 di

bawah rata-rata tiga tahun terakhir.

43

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 61: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Sesuai dengan siklikalitas realiasasi belanja pemerintah baik

pusat maupun daerah relatif meningkat dibandingkan

triwulan pertama, perkembangan keuangan daerah Provinsi

Jawa Tengah pada data realisasi APBD triwulan II 2014

menunjukkan telah terjadi penyerapan belanja sebesar Rp

5,00 milyar (35,69%) dan pendapatan Rp 7,20 milyar

(52,43%) terhadap APBD tahun 2014 (Tabel 4.1).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami realisasi

anggaran terbesar pada triwulan II-2014 sebesar

53,62%. Pada kelompok pendapatan hampir seluruh

subkelompok telah terealisasi sekitar 50%. Komponen PAD

mencapai realisasi yang tinggi dengan dukungan realisasi

pada komponen Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan yang telah mencapai realisasi sebesar 101,09%.

Komponen PAD dengan realisasi terendah pun telah

mencapai 41,73% yaitu pada komponen Retribusi Daerah.

Pada kelompok pendapatan lain yaitu Dana Perimbangan

tercapai realisasi 53,45% pada triwulan laporan. Komponen

Dana Perimbangan yang mencapai realisasi tertinggi adalah

Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu sebesar 58,33%. Sementara

itu pada kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

tercapai realisasi sebesar 47,89% di mana komponen Dana

Insentif Daerah telah terealisasi sebesar 100% pada triwulan

laporan.

Total belanja pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada

triwulan II-2014 telah terealisasi sebesar 35,69%

meningkat dar i sebelumnya 13,11%. D i l iha t

perkembangan secara tahunan realisasi pada Triwulan II-

2014, penyerapan anggaran baik belanja tidak langsung

maupun langsung mengalami peningkatan yang signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kelompok Belanja Tidak Langsung telah mencapai realisasi

sebesar 38,49% meningkat dari sebelumnya sebesar

14,73%. Komponen dengan realisasi tertinggi yaitu pada

Belanja Hibah yaitu sebesar 44,46% disusul oleh Belanja Bagi

Hasil Kepada Kabupaten/Kota yaitu sebesar 40,40%.

Komponen pada Belanja Tidak Langsung yang masih rendah

pencapaian realisasinya yaitu Belanja Bantuan Sosial sebesar

0,24%. Apabila dibandingkan dengan periode lalu

komponen Belanja Tidak Langsung yang mengalami

peningkatan realisasi secara pesat yaitu Belanja Bantuan

Keuangan Kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

yaitu sebesar 29,57% dari sebelumnya sebesar 0,07%.

Sementara itu untuk kelompok Belanja Langsung telah

tercapai realisasi anggaran sebesar 29,07% meningkat dari

sebelumnya yang sebesar 9,29%. Komponen terbesar yang

mencapai realisasi tertinggi yaitu Belanja Pegawai sebesar

40,16% meningkat dari triwulan lalu yang sebesar 15,94%.

Tabel 4.1. Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan II 2014

URAIAN

APBD 2014Rp. MILIAR % Thdp Anggaran

PENDAPATAN

BELANJA

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah

13,737

13,997

300

40

7,202

4,995

290

15

52,43

35,69

0,10

37,50

Realisasi

Tabel 4.2. Realisasi Pos Pendapatan APBD Jawa Tengah Triwulan II 2014

URAIAN APBD 2014

(Rp. Miliar) Rp. MILIAR % Terhadap Anggaran

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK DAERAH

RETRIBUSI DAERAH

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

DANA PERIMBANGAN

DANA BAGI HASIL PAJAK / BAGI HASIL BUKAN PAJAK

DANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

PENDAPATAN HIBAH

DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS

DANA INSENTIF DAERAH

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah

13,737

8,348

7,097

78

279

893

2,607

724

1,804

79

2,782

29

2,750

3

7,202

4,477

3,602

33

282

559

1,393

317

1,052

24

1,333

0

1,329

3

Realisasi

52,43

53,62

50,75

41,73

101.,09

62,62

53,45

43,83

58,33

30,00

47,89

0,62

48,34

100,00

45PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH - BAB IV

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Wujud nyata upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam

mencanangkan tahun 2014 sebagai tahun infrastruktur,

tampak pada alokasi Belanja Modal sebagai proksi belanja

infrastruktur yang mengalami peningkatan. Pada APBD 2014

alokasi Belanja Modal menjadi 10,30% terhadap total belanja

yaitu sebesar Rp 1.442 miliar dari sebelumnya pada APBD

2013 hanya sebesar 7,71% dari total anggaran atau sebesar

1.055 miliar. Pengalokasian Belanja Modal tersebut pada data

realisasi triwulan II-2014 menunjukkan peningkatan yang

signifikan dari sebesar 5,83% pada triwulan I 2014 menjadi

sebesar 23,05% atau sebesar Rp 332 miliar.

Tabel 4.3. Realisasi Pos Belanja APBD Jawa Tengah Triwulan II-2014

URAIAN APBD 2014

(Rp. Miliar) Rp. MILIAR % Terhadap Anggaran

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA PEGAWAI

BELANJA HIBAH

BELANJA BANTUAN SOSIAL

BELANJA BAGI HASIL KEPADA KABUPATEN / KOTA

BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN

/KOTA DAN PEMERINTAH DESA

BELANJA TIDAK TERDUGA

BELANJA LANGSUNG

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BARANG DAN JASA

BELANJA MODAL

13,997

9,837

1,956

3,038

32

2,721

2,060

30

4,160

3,15

2,402

1,442

4,996

3,787

724

1,351

0

1,099

609

3

1,209

127

750

332

Realisasi

13,63

38,89

37,00

44,46

0,24

40,40

29,57

10,35

29,07

40,16

31,23

23,05

46 BAB IV - PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAANDAERAH DAN KESEJAHTERAAN

BABV

Kesejahteraan terindikasi masih baik

Kesejahteraan petani naik, didukung pendapatan petani yang naik.

Konsumen masih optimis pada penghasilannya saat ini, namun tidak seoptimis

periode sebelumnya.

47

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 65: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Ditengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi,

jumlah usia produktif yang bekerja pada Februari tahun

2014 meningkat. Dibandingkan dengan bulan Februari

maupun Agustus tahun sebelumnya, terdapat peningkatan

jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Tengah. Peningkatan

jumlah penduduk yang bekerja tersebut sebesar 290 ribu

orang dibanding bulan Agustus 2013. Pada tabel 5.1 di

bawah terlihat bahwa penduduk usia produktif yang bekerja

di bulan Februari 2014 berjumlah 16,75 juta orang.

Jika dilihat dari sektornya, maka peningkatan tertinggi jumlah

penduduk yang bekerja adalah di sektor konstruksi dan

industri. Peningkatan tersebut masing-masing sebesar 340

ribu orang dan 210 ribu orang.Masih meningkatnya

pertumbuhan perekonomian di sektor tersebut menjadi

pendorong bertambahnya jumlah pekerja.

Konsumen memandang pesimis terhadap kondisi

ketersediaan lapangan kerja di triwulan II 2014. Dalam

empat triwulan terakhir, tingkat optimisme konsumen

terhadap ketersediaan tenaga kerja cukup fluktuatif. Hal ini

diperkirakan terkait dengan kondis i pol it ik yang

memengaruhi persepsi masyarakat dalam memandang

prospek ketersediaan tenaga kerja. Setelah menunjukkan

perbaikan optimisme melihat ketersediaan lapangan kerja

pada triwulan I hingga berada diatas level 100, konsumen

kembali pesimis. Hal ini sejalan dengan kinerja sektor

pertanian yang turun dibanding periode sebelumnya. Tenaga

kerja di Jawa Tengah sebagian besar bergerak dalam sektor

pertanian.

Pekerja masih terkonsentrasi di sektor ekonomi utama

daerah. Sektor-sektor ekonomi utama Jawa Tengah masih

menjadi sentra lapangan pekerjaan utama dari penduduk.

55.1. Ketenagakerjaan

Indeks Hasil Survei Konsumen Mengenai Kondisi Saat Ini Triwulan II 2014

Grafik 5.1

150

140

130

120

110

100

900

80

70

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

PENGHASILAN LAPANGAN KERJA KONSUMSI BARANG

INDEKS

I II III IVI II III IVI II III IVI II III IV I II

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang BekerjaMenurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2013 – Februari 2014 (juta orang)

URAIAN 2013

PERTANIAN

INDUSTRI

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN & KOMUNIKASI

LEMBAGA KEUANGAN, REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN

JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL & PERORANGAN

LAINNYA

TOTAL

AgustusFebruari

5,10

3,31

1,23

3,76

0,55

0,31

2,14

0,10

5,17

3,10

0,97

3,69

0,62

0,31

2,51

0,09

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

5,19

3,31

1,31

3,72

0,55

0,36

2,15

0,16

Februari

2014

16,50 16,47 16,75

Pada rilis Februari, BPS mengubah penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan sehingga turut mengubah data sebelumnya

5.

49PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN - BAB V

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang BekerjaMenurut Status Pekerjaan, Februari 2013 – Februari 2014 (juta orang)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

URAIAN

2014

BERUSAHA SENDIRI

BERUSAHA DIBANTU BURUH TIDAK TETAP

BERUSAHA DIBANTU BURUH TETAP

BURUH/KARYAWAN/PEGAWAI

PEKERJA BEBAS

PEKERJA KELUARGA/TAK DIBAYAR

TOTAL

Februari AgustusFebruari

2,82

2,93

0,62

5,74

2,29

2,36

16,75

2,81

2,93

0,57

5,43

2,48

2,29

16,50

2,66

3,34

0,54

5,15

2,02

2,76

16,47

2013

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Berdasarkan data per Februari 2014 Penduduk yang bekerja

di sektor Pertanian, sektor Industri dan sektor Perdagangan

mencapai 73% dari penduduk yang bekerja. Persentase

penduduk yang bekerja di sektor tersebut masing-masing

31%, 20%, dan 22%. Kondisi penyerapan tenaga kerja

tersebut berbeda dengan struktur ekonomi Jawa Tengah

yang dibentuk ketiga sektor tersebut, yang masing-masing

sebesar 18%, 33%, dan 21%.

Konsentrasi jumlah penduduk bekerja terutama untuk

sektor informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang

b e r s t a t u s b e r u s a h a d i b a n t u b u r u h t e t a p d a n

buruh/karyawan. Sementara kelompok kegiatan informal

umumnya adalah mereka yang berstatus di luar itu. Jumlah

pekerja informal dalam perekonomian mencapai 62%.

Jumlah ini menurun dibanding triwulan sebelumnya yang

sebesar 66%. Penurunan tersebut disebakan adanya

peningkatan jumah buruh/karyawan/pegawai yang bekerja di

sektor formal di bulan Februari yang cukup signifikan hingga

590 ribu orang.

A n g k a p e n g a n g g u r a n p a d a F e b r u a r i 2 0 1 4

menunjukkan penurunan. Secara tahunan maupun

dibanding Agustus 2013, jumlah penduduk usia produktif

yang menganggur menurun.

Masih tumbuhnya ekonomi Jawa Tengah meski melambat

mengindikasikan masih terserapnya angkatan kerja daerah.

Selain itu, terlihat pula peningkatan jumlah angkatan kerja

yang diiringi dengan peningkatan penduduk yang bekerja.

Sedangkan jumlah bukan angkatan kerja mengalami

penurunan.

Kualitas penduduk yang bekerja belum mengalami

perbaikan. Penyerapan tenaga kerja sebagian besar masih

didominasi oleh penduduk yang berpendidikan rendah (SD ke

bawah), dengan porsi 54,5%. Sementara pekerja yang

berpendidikan tinggi hanya mencakup 6,5%. Sisanya

merupakan pekerja berpendidikan menengah. Dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya maupun terhadap

periode Agustus 2013, komposisi ini tidak mengalami

perubahan yang signifikan.

Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode laporan

cenderung naik. NTP dapat dijadikan sebagai indikator

pengukur kemampuan tukar produk pertanian dengan

barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi

rumah tangganya dan untuk keperluan dalam memproduksi

produk pertanian. Rata-rata NTP pada triwulan II 2014 naik

sebesar 0,29% (Grafik 5.2.). Di tengah penurunan kinerja

sektor pertanian, kesejahteraan petani masih terjaga

cenderung naik.

5.2. Pengangguran

Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan,Februari 2013 – Februari 2014 (juta orang)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

URAIAN 2014

Angkatan Kerja

Bekerja

Pengangguran

Bukan Angkatan Kerja

Tk. Partisipasi Angkatan Kerja (%)

Tk. Pengangguran Terbuka (%)

Februari Agustus Februari

17,47

16,50

0,96

7,32

70,48

5,51

17,52

16,47

1,05

7,36

70,43

6,01

17,72

16,75

0,97

7,26

70,93

5,45

2013

1.

2.

3.

4.

65.3. Nilai Tukar Petani

50 BAB V - PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Pada Desember 2013, BPS melakukan perubahan tahun dasar NTP. Untuk itu NTP dalam laporan ini disesuaikan dengan menggunakan pendekatan perubahan per bulan.

6.

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

1141121101081061041021009896

I II III IV

2013

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Indeks Harga yang diterima,Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani

Grafik 5.2

INDEKS 101

101

101

100

100

100

99

99

INDEKS HARGA DIBAYAR PETANI NTP (RHS)INDEKS HARGA DITERIMA PETANI

2014

INDEKS

I II

Hal ini mendorong konsumsi rumah tangga pada periode

laporan. Konsumsi rumah tangga naik dibanding periode

sebelumnya.

Pendapatan petani naik dibarengi dengan biaya yang

menurun. Pendapatan petani naik terkonfirmasi dari

meningkatnya indeks harga yang diterima petani, sejalan

dengan masih berlangsungnya musim panen. Indeks harga

dibayar petani turun, sejalan dengan kecenderungan inflasi

yang turun.

Angka kemiskinan naik terkait dengan kenaikan garis

kemiskinan. Data terakhir BPS menunjukkan adanya

peningkatan jumlah kemiskinan di bulan Maret 2014. Tingkat

kemiskinan di bulan tersebut sebesar 4.837 ribu jiwa atau

14,46% dari jumlah penduduk Jawa Tengah, dan menurun

dibanding bulan September 2013 yang sebesar 4.705 ribu

jiwa. Sementara secara persentase, jumlah penduduk miskin

tersebut naik 2,81% dibanding bulan September 2013 atau

naik 2,15% dibanding bulan yang sama tahun 2013.

Dibandingkan dengan September tahun lalu,

meningkatnya angka kemiskinan di bulan Maret 2014

terutama terjadi di daerah perkotaan. Dibandingkan

tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin di perkotaan

naik sebesar 1,74% atau naik 3,97% dibandingkan

September 2013. Sementara di pedesaan, secara tahunan

penduduk miskin naik sebesar 2,40%. Hal yang sama bila

dibandingkan bulan September 2013, angka kemiskinan di

desa terlihat meningkat sebesar 2,01%. Jumlah penduduk

miskin di perkotaan pada Maret 2014 mencapai 1.945 ribu

jiwa. Sedangkan di pedesaan mencapai 2.891 ribu jiwa atau

memiliki porsi 60% dari total penduduk miskin di Jawa

Tengah.

Garis Kemiskinan terus mengalami peningkatan. Dalam

enam bulan terakhir, garis kemiskinan kota dan desa

meningkat 4,27% dari Rp261.881 per kapita/bulan menjadi

Rp273.056 per kapita/bulan. BPS mendefinisikan garis

kemiskinan sebagai nilai pengeluaran kebutuhan minimum

yang harus dikeluarkan oleh satu orang. Apabila rata-rata

5.4. Tingkat Kemiskinan

Sumber : BPS, diolah

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Tengah Tahun 2010 - 2014(ribuan orang)

Grafik 5.3

Kota DesaKota+Desa

6000

5000

4000

3000

2000

1000

-2010 2011 Mar - 2012 Sep - 2012 Mar - 2013 Sep - 2013

RIBU ORANG

Mar - 2014

51PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN - BAB V

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan

maka dikategorikan sebagai penduduk miskin. Kenaikan

garis kemiskinan dapat mempengaruhi angka kemiskinan

karena secara langsung meningkatkan ambang nilai

kemiskinan.

Berdasarkan pembagian kelompok kemiskinan antara

perkotaan dan pedesaan, garis kemiskinan di perkotaan

dalam periode yang sama tercatat mengalami peningkatan

sebesar 8,69% dari Rp268,397 per kapita/bulan menjadi

Rp279.036 per kapita/bulan. Sementara itu, garis kemiskinan

di daerah pedesaan mengalami kenaikan sebesar 12,24%,

dari Rp256.368 per kapita/bulan menjadi Rp273.056 per

kapita/bulan. Lebih tingginya kenaikan garis kemiskinan di

desa ini diperkirakan menjadi salah satu pendorong masih

tingginya jumlah kemiskinan di pedesaan.

Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Wilayah V juga dapat digunakan untuk

melihat indikator kesejahteraan masyarakat. Indikator

tersebut adalah penghasilan masyarakat dan pembelian

barang tahan lama.

Konsumen tetap optimis dalam memandang

penghasilan saat ini. Hasil survei menunjukkan konsumen

Jawa Tengah masih optimis dalam memandang penghasilan

saat ini, meski tidak sebaik periode sebelumnya. Berdasar

survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia di Jawa

Tengah, indeks penghasilan melanjutkan tren penurunan

sejak akhir tahun. Hal ini sejalan dengan perlambatan

ekonomi Jawa Tengah.

Optimisme konsumen dalam melakukan konsumsi

barang tahan lama tidak setinggi periode sebelumnya.

Sejalan dengan menurunnya optimisme penghasilan,

masyarakat juga memandang triwulan ini merupakan periode

yang tidak cukup baik untuk melakukan pembelian barang

tahan lama.

Meski demikian, konsumsi rumah tangga masih naik pada

periode laporan, didorong persiapan penyelenggaraan

Pemilu.Konsumsi barang tidak tahan lama, diindikasikan

masih naik, terkonfirmasi dari masih naiknya penjualan riil

hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan Bank Indonesia.

PDRB Per Kapita meningkat. PDRB per kapita diperoleh dari

pembagian nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2013,

angka PDRB per kapita menunjukkan peningkatan sebesar

11,2% dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, PDRB

per kapita sebesar Rp16.863.000 kemudian meningkat

menjadi Rp18.751.300 pada tahun 2013.

Ketimpangan pendapatan yang diukur dengan Indeks

Gini cenderung meningkat, meski masih dibawah

kondisi nasional. Indeks gini merupakan ukuran untuk

melihat ketimpangan pendapatan masyarakat. Semakin

rendah nilai gini ratio menunjukkan ketimpangan yang

rendah. Ketimpangan yang rendah ditunjukkan dengan

angka yang lebih kecil dari 0,3. Untuk Provinsi Jawa

Tengah,meski PDRB terus meningkat namun tren gini ratio

dalam lima tahun menunjukkan adanya peningkatan. Pada

tahun 2009, indeks daerah sebesar 0,32 dan meningkat

menjadi 0,387 pada tahun 2013. Meski demikian, indeks gini

ratio daerah masih lebih rendah ketimbang nasional yang

pada tahun 2013 mencapai 0,413.

5.5. Pemerataan Pendapatan

Tabel 5.4. Garis Kemiskinan, Jumlah Menurut Daerah, 2010-Maret 2014 (Rupiah)

Sumber : BPS Jawa Tengah

GARIS KEMISKINAN

Kota

Desa

Kota & Desa

2010 2011 Sept 2012Mar 2012

205.606

179.982

192.435

222.430

198.814

209.611

234.799

211.823

222.327

245.817

223.622

233.769

1.

2.

3.

Sept 2013Mar 2013

254.801

235.202

244.161

268.397

256.368

261.881

Mar 2014

279.036

267.991

273.056

52 BAB V - PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Grafik 5.5. Indeks Gini Ratio

Sumber : BPS

JAWA TENGAH INDONESIA

0,50

0,40

0,30

0,20

0,10

0

Grafik 5.4. PDRB Per Kapita

Sumber : BPS

JAWA TENGAH INDONESIA

40.000

35.000

30.000

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

02011 2012 2013 2011 2012 2013 2014 2015

53PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN - BAB V

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 71: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMIDAN INFLASI DAERAH

BABVI

Perekonomian Jawa Tengah di triwulan mendatang diperkirakan akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan inflasi yang menurun di akhir tahun

Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 diperkirakan meningkat didorong oleh

peningkatan ekspor serta masih kuatnya konsumsi. Sementara secara sektoral,

perbaikan kinerja industri pengolahan akan mendorong peningkatan ekonomi

daerah.

Inflasi triwulan III 2014 diperkirakan meneruskan tren penurunan. Dampak

faktor musiman puasa dan Idul Fitri terhadap inflasi Jawa Tengah terkendali.

Namun masih terdapat risiko inflasi yang masih perlu diantisipasi.

55

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -
Page 73: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Kedua sektor tersebut diperkirakan akan menjadi pendorong

perekonomian Jawa Tengah di triwulan III 2014.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2014

diperkirakan akan mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya. Ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2014

diperkirakan 5,2% - 5,7% (yoy), dengan kecenderungan bias

ke bawah. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi

Indonesia yang diperkirakan termoderasi di tahun 2014. Bank

Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada tahun 2014 pada kisaran 5,1 – 5,5%. Di sisi permintaan,

perlambatan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan karena

melambatnya investasi, ekspor serta impor dibanding tahun

sebelumnya. Sementara dari sisi sektoral, perlambatan

perekonomian di tahun 2014 terutama didorong oleh

perlambatan di sektor pertanian. Produksi sektor ini

khususnya pada tanaman bahan makanan diperkirakan tidak

setinggi tahun sebelumnya. Sebaliknya, sektor industri

pengolahan diperkirakan dapat tumbuh lebih baik dibanding

tahun sebelumnya. Kondisi ini tidak terlepas dari perbaikan di

sisi permintaan masyarakat maupun global serta adanya

peningkatan kapasitas sebagai dampak investasi yang

dilakukan tahun sebelumnya.

Kinerja permintaan domestik diperkirakan masih

menjadi penopang perekonomian Jawa Tengah.

Konsumsi diperkirakan naik dan investasi diperkirakan

tumbuh tetap tinggi meski melambat. Ekspor dan impor

diperkirakan akan mengalami peningkatan (Tabel 6.1).

50

40

30

20

10

0

INDEKS

III IV I II III IV I

2013 2014

Grafik 6.2. Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha

II

PERKIRAAN KEGIATAN DUNIA USAHA

PIII

* EkspektasiSumber : Bank Indonesia

2012

Ekonomi Jawa Tengah diperkirakan akan meningkat di

triwulan III 2014. Berdasarkan berbagai indikator ekonomi

terakhir serta hasil survei maupun liaison mengindikasikan

ekonomi Jawa Tengah dapat tumbuh meningkat di triwulan III

2014. Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan tersebut

diperkirakan tumbuh sebesar 5,3%-5,8% (yoy) (Grafik 6.1).

Konsumen masih cukup optimis atas kondisi ekonomi

kedepan dan diikuti oleh membaiknya ekspektasi

pelaku usaha. Indikator tersebut mengindikasikan masih

akan cukup baiknya kegiatan konsumsi masyarakat.

Perbaikan konsumsi masyarakat, yang berpangsa besar

dalam ekonomi daerah, dapat menjadi pendorong

peningkatan ekonomi. Di sisi lain, melihat dari terjaganya

konsumsi tersebut, pelaku usaha memiliki ekspektasi kondisi

ekonomi yang membaik. Berdasar survei kegiatan dunia

usaha, pengusaha memperkirakan kondisi situasi bisnis

perusahaan dan kegiatan dunia usaha lebih baik dibanding

triwulan sebelumnya. Investasi diperkirakan tetap tumbuh

tinggi meski tidak setinggi sebelumnya, khususnya untuk

investasi bangunan sejalan dengan realisasi infrastruktur

Pemerintah. Kegiatan investasi juga diperkirakan membaik

sejalan dengan membaiknya stabilitas politik. Terkait dengan

kondisi tersebut, ekspor diperkirakan naik dibarengi dengan

masih t ingginya impor, sejalan dengan tingginya

ketergantungan bahan baku impor. Membaiknya ekspor

tidak terlepas dari mulai membaiknya perekonomian global.

Melihat dari kondisi tersebut, dari sisi sektoral akan

berdampak kepada kinerja sektor industri pengolahan dan

sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

6.1 Pertumbuhan Ekonomi

57OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH - BAB VI

* Proyeksi Bank IndonesiaSumber : BPS, estimasi BI

I

10

8

6

4

2

0

-2

YOY PERSEN

II III IV I II III IV I

2012 2013 2014

Grafik 6.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

II III*

PDRB PERTANIAN INDUSTRI PHR

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Hasil survei mengkonfirmasi konsumsi rumah tangga

masih berada pada level yang tinggi di triwulan III 2014.

Hal ini antara lain terindikasi dari beberapa hasil survei terakhir

seperti Survei Penjualan Eceran dan Survei Tendensi

Konsumen. Hasil SPE mengindikasikan penjualan eceran pada

triwulan III 2014 diperkirakan tetap tinggi. Hasil survei

tersebut juga diperkuat oleh hasil Survei Tendensi Konsumen

di Jawa Tengah yang memperlihatkan kenaikan optimisme

konsumen terutama pada komponen pendapatan rumah

tangga mendatang. Secara keseluruhan, Indeks Tendensi

Konsumen di triwulan mendatang juga tercatat meningkat.

Konsumsi lembaga nirlaba diperkirakan sedikit

melambat. Perlambatan tersebut diperkirakan karena

usainya Pemilu sehingga dorongan konsumsi lembaga nirlaba

tidak sebesar triwulan sebelumnya.

KONSUMSI RUMAH TANGGA

KONSUMSI LEMBAGA SWASTA NIRLABA

KONSUMSI PEMERINTAH

PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

EKSPOR BARANG DAN JASA

IMPOR BARANG DAN JASA

PDRB

LAPANGAN USAHA2013

* Angka Sementara **Angka Sangat Sementara p Proyeksi Bank IndonesiaSumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

I* II*

III** IV** I** II**

2014

Tabel 6.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000menurut Penggunaan dan Proyeksi Triwulan III 2014 (%)

pIII2013

5.0

7.1

2.2

5.4

3.7

1.7

5.6

5.1

7.9

3.8

7.8

8.9

7.4

6.2

5.3

5.9

7.6

8.5

10.5

18.5

5.9

5.0

6.7

8.1

9.5

11.2

10.0

5.6

5.1

6.9

5.6

7.9

8.6

9.3

5.8

4.9

11.9

4.8

9.6

9.7

10.5

5.3

5.1

14.5

0.8

6.7

7.0

0.6

5.2

4.9-5.4

14.0-14.5

0.6-1.1

5.6-6.1

8.6-9.1

6.0-6.5

5.3-5.8

Konsumsi pemerintah diperkirakan meningkat.

Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III 2014

diperkirakan sedikit meningkat dibanding triwulan

sebelumnya. Dilihat dari realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah

hingga triwulan II 2014, besaran penyairan anggaran tiap

triwulan tercatat tidak jauh berbeda dengan realisasi triwulan

yang sama tahun sebelumnya. Namun adanya kenaikan

anggaran belanja APBD di tahun ini mendorong adanya

sedikit kenaikan belanja pemerintah di tahun 2014 dibanding

tahun sebelumnya.

Investasi diperkirakan melambat pada triwulan III 2014.

Hasil survei dan liaison mengindikasikan pelaku usaha tetap

melakukan investasi namun dengan pertumbuhan yang tidak

sebesar triwulan sebelumnya. Kredit investasi diperkirakan

tumbuh dalam level yang stabil.

LAPANGAN USAHA

PertumbuhanEkonomi

* Pangsa ekspor tahun 2000-2013Sumber : IMF World Economic Outlook (WEO) Update April 2014

2012 2013

2014 2015 2014 2015

Tabel 6.2. Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Jawa Tengah (%)

Perbedaan dari WEOJanuari'14

AMERIKA SERIKAT

JEPANG

TIONGKOK

ZONA EURO

VOLUME PERDAGANGAN DUNIA

Pangsa EksporJateng*

25.77

7.54

5.24

21.13

2.8

1.4

7.7

-0.7

2.8

1.9

1.5

7.7

-0.5

3.0

2.8

1.4

7.5

1.2

4.3

3.0

1.0

7.3

1.5

5.3

0.0

-0.3

0.0

0.1

-0.1

0.0

0.0

0.0

0.1

0.1

Proyeksi

150

140

13

12

11

10

9

8

7I II III

2011

IV

Sumber : Bank Indonesia

INDEKS

I II III

2012

IV I II III

2013

IV I II

2014

PENGHASILAN SAAT INI

KETEPATAN WAKTU PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA

KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

OPTIMIS

PESIMIS

Perkembangan Ekspektasi Konsumen MendatangGrafik 6.4.

125

120

115

110

105

100

95

2012 2013

INDEKS

2014

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

RENCANA PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA, REKREASI DAN PESTA HAJATAN

2011

PENDAPATAN RT MENDATANG ITK MENDATANG

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen MendatangGrafik 6.3.

58 BAB VI - OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Pada triwulan III 2014 diperkirakan ekspor luar negeri

naik. Adanya perbaikan perekonomian dunia diperkirakan

dapat mendorong peningkatan ekspor luar negeri. Ekonomi

global saat ini diperkirakan terus membaik meski tidak

secepat yang diperkirakan. Perbaikan terutama didorong oleh

kondisi negara maju, khususnya AS dan Eropa, yang semakin

baik, di tengah kondisi negara berkembang yang masih

cenderung menurun. Indikator perekonomian AS dan Eropa

terus menunjukkan perbaikan. Sementara ekonomi Tiongkok

menunjukkan adanya proses stabilisasi yang ditunjukkan oleh

perbaikan indikator manufaktur dan produksi (Tabel 6.2).

Sementara itu, berdasar informasi dari dunia usaha, ekspor

TPT terutama pakaian akan meningkat di triwulan III karena

adanya peningkatan permintaan dalam rangka menghadapi

Natal di negara-negara tujuan ekspor utama daerah seperti

AS dan Eropa. Pertumbuhan dari sisi sektoral, berasal dari perbaikan

sektor industri pengolahan yang dibarengi dengan

berlanjutnya kenaikan sektor perdagangan, hotel, dan

restoran. Di sisi lain, sektor pertanian diperkirakan akan

mengalami penurunan dibanding triwulan II 2014.

Sektor pertanian diperkirakan menurun secara tahunan

dibandingkan tahun sebelumnya. Sesuai dengan siklus

produksi padi, triwulan II merupakan masa tanam yang

kemudian diikuti dengan musim panen di periode triwulan III.

Namun panen di triwulan III diperkirakan tidak sebesar tahun

sebelumnya. Kondisi ini dikarenakan luasan tanam di periode

ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya. Pada tahun lalu luasan tanam bertambah

dikarenakan adanya peralihan petani yang menanam

palawija menjadi menanam padi. Selain itu, secara

keseluruhan tahun, berbagai permasalahan struktural seperti

alih fungsi lahan, menurunnya jumlah rumah tangga petani,

dan permasalahan produktivitas menyebabkan produksi

sektor Pertanian diperkirakan hanya tumbuh terbatas. Lebih

lanjut, adanya potensi El Nino yang diperkirakan terjadi pada

semester II tahun ini dapat menyebabkan penurunan pada

hasil produksi pertanian.

Industri pengolahan di triwulan III diperkirakan akan

berkinerja lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Kinerja industri pengolahan didorong oleh

industri migas, setelah sebelumnya di triwulan I dan II 2014

melambat cukup dalam. Sementara itu, industri non migas

diperkirakan juga akan mengalami peningkatan di triwulan

laporan. Berdasar hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU),

ekspektasi responden dari kelompok industri pengolahan

memperkirakan akan terjadi peningkatan kegiatan

khususnya pada tiga subsektor. Ketiga subsektor tersebut

adalah industri makanan dan minuman, industri TPT dan

industri barang kayu. Secara umum, beberapa faktor yang

masih mendorong kinerja sektor industri pengolahan

diantaranya meningkatnya volume perdagangan dunia di

tahun 2014 dan penambahan kapasitas dari investasi yang

telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Meski demikian,

adanya kenaikan biaya energi dari kenaikan biaya listrik (TTL)

diperkirakan dapat menurunkan kinerja industri pengolahan.

Kinerja sektor PHR diperkirakan meningkat di triwulan

III 2014. Hasil Survei Penjualan Eceran menunjukkan masih

tingginya ekspektasi penjualan pedagang eceran. Selain itu,

ekspektasi konsumen dalam memandang perekonomian ke

depan masih cukup optimis. Penyelenggaraan Pilpres

diperkirakan turut meningkatkan ekspektasi pelaku usaha

dan konsumen di Jawa Tengah.

Pada triwulan III 2014, inflasi diperkirakan meneruskan

tren penurunan. Berdasarkan perkembangan harga terkini,

inflasi Jawa Tengah pada triwulan III tahun 2014 diperkirakan

sebesar 4,52%-5,02% (yoy), turun dari triwulan II 2014 yang

sebesar 7,26% (yoy). Adapun tekanan inflasi diperkirakan

bersumber dari meningkatnya permintaan pada periode

tahun ajaran baru serta Ramadhan dan Idul Fitri. Sementara

itu, inflasi di kelompok pangan berpotensi meningkat sebagai

pengaruh dari menurunnya produksi padi. Inflasi

administered prices diperkirakan akan meningkat sejalan

dengan diberlakukannya kenaikan tarif dasar listrik untuk

beberapa kelompok termasuk kelompok rumah tangga.

Risiko inflasi dari perluasan kebijakan yang membatasi

penjualan BBM bersubsidi. Hingga saat ini, kebijakan

pembatasan solar bersubsidi di wilayah Jakarta belum

memberikan dampak.

6.2 Inflasi

59OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH - BAB VI

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Inflasi Jawa Tengah hingga Juli 2014 masih dalam tren

menurun. yakni dari 7,98% (yoy) di akhir 2013 menjadi

sebesar 5,03% (yoy). Secara spasial, penurunan inflasi

terutama terjadi di Kudus dan Semarang. Hilangnya dampak

kenaikan BBM tahun 2013 menurunkan inflasi di bulan Juli

2014.

Dampak faktor musiman puasa dan Idul Fitri terhadap

inflasi Jawa Tengah terkendali. Tercermin pada inflasi Juli

2014 sebesar 0,72% (mtm), yang jauh di bawah rata-rata

inflasi terkait Lebaran selama lima tahun terakhir sebesar

0,96%. Inflasi bulanan Juli ini juga lebih rendah dibanding

inflasi Nasional sebesar 0,93% (mtm).

Harga bahan pangan relatif terkendali. Hal ini tercermin

pada inflasi kelompok barang bergejolak atau volatile foods.

Inflasi bulanan kelompok ini tercatat sebesar 1,35% (mtm),

atau di bawah rata-rata inflasi bulanan Lebaran sepanjang

lima tahun terakhir sebesar 1,41%. Kondisi tersebut dapat

dicapai sejalan dengan pasokan bahan pangan yang

memadai, disamping dukungan dari masyarakat untuk bijak

berbelanja. Sejalan dengan hal tersebut inflasi tahunan

volatile foods, turun tajam dari 12,82% (yoy) menjadi 2,90%

(yoy).

Beberapa program TPID di Jawa Tengah diperkirakan

mampu meredam inflasi saat Ramadhan dan Idul Fitri.

Program '4K', yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan

harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi publik, yang

serentak dilaksanakan oleh TPID Provinsi dan TPID Kab/Kota di

Jawa Tengah diperkirakan dapat menjaga stabilitas harga.

Secara spesifik, Gerakan Bijak Berbelanja dilakukan secara

lebih luas, bekerjasama dengan alim ulama dan melalui

berbagai media yang ada.

Inflasi inti cenderung stabil. Inflasi inti Juli 2014 sebesar

0,48% (mtm) sehingga secara tahunan turun dari 5,25%

(yoy) ke 4,36% (yoy), yang mengindikasikan tidak adanya

lonjakan permintaan yang signifikan. Sementara itu, inflasi

kelompok inti bulan Juli didorong oleh faktor musiman, yaitu

penyesuaian upah tukang mandor dan biaya pendidikan

untuk sekolah dasar.

Inflasi kelompok barang yang diatur pemerintah

(administered prices) turun tajam. Terkait dengan mulai

hilangnya dampak kenaikan BBM bersubsidi pada tahun

2013. Inflasi kelompok barang yang diatur Pemerintah

(administered prices) tercatat sebesar 0,86% (mtm), atau

lebih rendah dibanding rata-rata lima tahun terakhir sebesar

0,97% (mtm). Inflasi tahunan trun tajam dari 12,85% (yoy)

pada akhir tahun 2013 menjadi 5,89% (yoy). Rendahnya

inflasi pada kelompok ini juga didukung oleh kenaikan tarif

angkutan udara 3,46% yang jauh lebih rendah dibanding

rata-rata kenaikan saat Lebaran, yang dalam tiga tahun

terakhir naik sebesar 13,61%.

Untuk keseluruhan tahun 2014, inflasi diperkirakan

akan menurun dibanding tahun sebelumnya. Inflasi

tahun 2014 diperkirakan akan berada pada kisaran bawah

4,5% - 5,5% (yoy), atau turun tajam dibandingkan tahun

2013 sebesar 7,98% (yoy). Penurunan ini didukung oleh

terjaganya ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga

komoditas pangan strategis. Selain itu, semakin solidnya

koordinasi antara Pemerintah dan BI dalam forum TPI/TPID

turut mendukung penurunan inflasi Jawa Tengah.

Risiko inflasi pada semester II 2014 masih perlu

diantisipasi. Risiko diantaranya berasal dari dampak dari

faktor iklim El Nino dan perluasan kebijakan pembatasan BBM

bersubsidi. Terjadinya kemarau panjang sebagai dampak El

Nino di triwulan IV berisiko pada produksi pangan. Meski

demikian, kondisi stok beras Bulog yang ada saat ini masih

memadai dan dapat memenuhi pasokan pangan daerah

untuk tujuh bulan kedepan. Rendahnya harga cabe saat ini

diperkirakan juga dapat mengurangi animo petani menanam

cabe sehingga harga dapat kembali meningkat. Selain itu,

kemungkinan kenaikan tarif batas angkutan udara juga dapat

memengaruhi pencapaian inflasi di 2014.

60 BAB VI - OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar ... Minuman, Rokok dan Tembakau 2.2.3. Kelompok Perumahan,Air,Listrik,Gas dan Bahan Bakar ... -

Grafik 6.5. Proyeksi Inflasi Tahunan Jawa Tengah

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah dan proyeksi Bank Indonesia

I

9

8

7

6

5

4

3

2

YOY PERSEN

II III IV I II III IV I

2012 2013 2014

II pIII pIV

200

195

190

185

180

175

170

165

160

10 11 121 2 3 4 5 6

2013

7 8 9

INDEKS

1 2 3

2014

Sumber : Bank Indonesia

4 5 6

EKSPEKTASI HARGA 3 BULAN YAD EKSPEKTASI HARGA 6 BULAN YAD EKSPEKTASI HARGA 6 BULAN YAD

Ekspektasi Harga Berdasarkan Survei KonsumenGrafik 6.6.

61OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH - BAB VI