1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Tim Asesmen dan Advisory Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar – Bali, 80234 Tel. (0361) 248982 Fax. (0361) 222988 Email : [email protected][email protected][email protected][email protected]KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2015
102
Embed
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF filean daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian ... dan instansi pemerintah lainnya. ... Komunikasi dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 1
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20152
kata pengantarPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2015. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutu-han stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkem-bangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali.
Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mem-punyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional.
Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomi-an daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta men-jadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akade-misi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut.
Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, 20 Mei 2015
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI BALI
Dewi Setyowati
Kepala Perwakilan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 3
kata pengantarPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2015. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutu-han stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkem-bangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali.
Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mem-punyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional.
Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomi-an daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta men-jadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akade-misi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut.
Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, 20 Mei 2015
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI BALI
Dewi Setyowati
Kepala Perwakilan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20154
Kata Pengantar 3
Ringkasan Umum 12
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali 15
Bab I Ekonomi Makro Regional 19
1.1. KONDISI UMUM 21
1.2. SISI PENAWARAN 21
1.2.1. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23
1.2.2. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 24
1.2.3. Kategori Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate. 25
1.2.4. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 26
1.2.5. Kategori Transportasi dan Pergudangan 27
1.2.6. Kategori Industri Pengolahan 28
1.2.7. Kategori Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, dan Jasa Lainnya 29
1.2.8. Kategori lainnya 30
1.3. SISI PERMINTAAN 30
1.3.1. Konsumsi 31
1.3.2. Investasi 31
1.3.3. Neraca Perdagangan 32
1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI 35
Bab II Perkembangan Inflasi 43
2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASI 45
2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI 45
2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa 45
2.2.2. Inflasi Menurut Kota 50
2.3. DISAGREGASI INFLASI 53
a) Volatile Food 50
b) Administered Prices 52
c) Core Inflation 54
2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASI 55
2.5. INFLASI PEDESAAN 56
Daftar Isi
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 5
Bab III Perbankan dan Sistem Pembayaran 63
3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM 65
3.1.1. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi 65
3.1.2. Non Performing Loan (NPL) 68
3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 69
3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA 70
3.3.1. Financial Inclusion Kabupaten/Kota Provinsi Bali 70
3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 71
3.3.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 71
3.3.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai 72
Bab IV Keuangan Pemerintah 77
4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI 79
4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALI 79
4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALI 80
4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI 81
Bab V Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 85
5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 87
5.2 KONDISI KESEJAHTERAAN PROVINSI BALI 88
Bab VI Prospek Perekonomian 91
6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL 93
6.2. INFLASI BALI TRIWULAN II 2015 96
6.3. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALI 98
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20156
Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali 21
Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2015 22
Grafik 1. 3 Andil Kategori terhadap Perekonomian Provinsi Bali Triwulan I 2015 22
Grafik 1. 4 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan 23
Grafik 1. 5 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara 23
Grafik 1. 6 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali 23
Grafik 1. 7 Penyaluran Kredit Kategori Penyediaan Akomodasi Makan Minum 24
Grafik 1. 8 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel 24
Grafik 1. 9 Perkembangan Visa on Arrival 24
Grafik 1. 10 Perkembangan Produksi Padi di Bali 25
Grafik 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25
Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25
Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali 26
Grafik 1. 14 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 26
Grafik 1. 15 Kredit Kategori Konstruksi 26
Grafik 1. 16 Indeks Penjualan Riil Provinsi Bali 26
Grafik 1. 17 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran 27
Grafik 1. 18 Pertumbuhan Indeks Penjualan 27
Grafik 1. 19 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa 27
Grafik 1. 20 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali 28
Grafik 1. 21 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan 28
Grafik 1. 22 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai 28
Grafik 1. 23 Konsumsi Listrik Industri 28
Grafik 1. 24 Kredit Kategori Industri 29
Grafik 1. 25 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Keuangan 29
Grafik 1. 26 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Perusahaan 29
Grafik 1. 27 Penyaluran Kredit di Adm. Pemerintah 29
Grafik 1. 28 Konsumsi Listrik di Bali 30
Grafik 1. 29 Jumlah Pelanggan Listrik 30
Grafik 1. 30 Indeks Keyakinan Konsumen 31
Grafik 1. 31 Kredit Konsumsi 31
Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani 31
Grafik 1. 33 Kredit Investasi 32
Grafik 1. 34 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal 32
Grafik 1. 35 Perkembangan Volume Impor Barang Modal 32
Grafik 1. 36 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali 32
Grafik 1. 37 Volume Ekspor Luar Negeri Bali 32
Grafik 1. 38 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama 33
Grafik 1. 39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama 33
Daftar Grafik
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 7
Grafik 1. 40 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 33
Grafik 1. 41 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan 33
Grafik 1. 42 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali 34
Grafik 1. 43 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali 34
Grafik 1. 44 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 34
Grafik 1. 45 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 34
Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy) 45
Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy) 45
Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 46
Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 46
Grafik 2. 5 Kondisi Produksi dan Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah di Bali & Nusa Tenggara 46
Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi 46
Grafik 2. 7 Perkembangan Sumbangan Inflasi 47
Grafik 2. 8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 47
Grafik 2. 9 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 47
Grafik 2. 10 Pergerakan Sumbangan Inflasi Rokok 47
Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 48
Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 48
Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang 48
Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali 49
Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan 49
Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan 49
Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 49
Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 50
Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 50
Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 50
Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) 50
Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) 51
Grafik 2. 24 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) 53
Grafik 2. 25 Sumbangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) 53
Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah 54
Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan 54
Grafik 2. 28 Indeks Penjualan Riil 54
Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen 55
Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Karangasem 55
Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Karangasem 55
Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Tabanan 55
Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Tabanan 56
Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm) 56
Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd) 56
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20158
Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali 56
Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit 65
Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank 65
Grafik 3. 3 Perkembangan LDR dan Komposisi Kredit Terhadap Asset Bank Umum 66
Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank 66
Grafik 3. 5 Komposisi Kredit terhadap Asset 66
Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank 66
Grafik 3. 7 Pertumbuhan DPK 67
Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Perbankan 67
Grafik 3. 9 Komposisi Kredit 67
Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit 68
Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank 68
Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK 69
Grafik 3. 13 Komposisi Kredit terhadap Asset dan LDR 69
Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa 70
Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali 70
Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 10.000 Penduduk Dewasa 70
Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali 70
Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali 71
Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling 72
Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring 72
Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong 72
Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali 73
Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali 73
Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%) 80
Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81
Grafik 4. 3 Pagu BelanjaAPBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81
Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81
Grafik 4. 5 Realisasi Belanja APBD di 81
Grafik 4. 6 Peranan APBD Provinsi Bali Terhadap Perekonomian Bali 82
Grafik 4. 7 Kontribusi APBD terhadap Perekonomian Kabupaten/Kota di Bali 82
Grafik 5. 1. Indeks Kebahagiaan 88
Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali 93
Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha 94
Grafik 6. 3 Indeks Keyakinan Konsumen 94
Grafik 6. 4 Proyeksi Inflasi Bali 96
Grafik 6. 5 Pergerakan Dolar-Asia Dolar Indeks 97
Grafik 6. 6 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa 97
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 9
Daftar Tabel
Seri Mengenal Bank Indonesia
Daftar Boks
Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy-TD 2010) 22
Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy) 30
Tabel 1. 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali 35
Tabel 2. 1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran 51
Tabel 2. 2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar 51
Tabel 2. 3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran 52
Tabel 2. 4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan I 2015 52
Tabel 3. 1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali 65
Tabel 3. 2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori 68
Tabel 3. 3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali 69
Tabel 3. 4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2015 71
Tabel 3. 5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali 71
Tabel 3. 6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong 73
Tabel 3. 7 Perkembangan Transaksi RTGS 73
Tabel 4. 1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 – 2015 79
Tabel 4. 2 APBD Provinsi Bali 83
Tabel 5. 1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali 87
Tabel 5. 2 Time dan Saving Deposits per Kabupaten/Kota Provinsi Bali 89
Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali 90
Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 94
Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 95
Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali 95
BOKS A DIAGNOSTIK KENDALA PROVINSI BALI UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN EKONOMI
INKLUSIF (GROWTH DIAGNOSTIC) 36
BOKS B HASIL SURVEI KILAT DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN PROVINSI BALI 39
BOKS C WARUNG SEMBAKO TPID PROVINSI BALI SIAP PANTAU HARGA 60
BOKS D MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI 74
BOKS E PELUANG PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA BALI 99
SERI MENGENAL BANK INDONESIA DAN EKONOMI 1 “Apa itu Inflasi?” 57
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201510
Rp
Rp
perkembangan inflasi
perkembangan sistem pembayaran
perkembangan perekonomianProvinsi BaliTriwulan I 2015
6.42%yoy
perkembangan perbankanRp
8.99% yoysingaraja
5.88% yoydenpasar
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali triwulan I mengalami perlambatan men-capai 6.20% yoy.
Perkembangan harga menunjukkan kinerja cukup baik dengan tingkat inflasi yang terjaga sebesar 6.42% (yoy).
Dari sisi penawaran disebabkan oleh penurunan kinerja sebagian besar kategori lapangan usaha terutama pertanian dan konstruksi.Dari sisi permintaan perlambatan seiring dengan melambatnya kinerja investasi dan ekspor.
kredit15.18%yoy
dpk12.71%yoy
npl 1.34
13.78%yoy
Aset
ldr 80.49
tunai
Rp1.9tnet inflow
Rp4tinflow
Rp2toutflow
Rp
Rp kliring
Rp13.5T Rp15.6T Rp35.1T551 lembar
RTGS
ke bali dari bali
non tunaiuang
elektronik Rp
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 11
7%
ketenagakerjaan & kesejahteraankeuanganpemerintah
daerah
6.20%perkembangan perekonomian
1.37% tingkatpengangguran
terbuka
103.41 Nilaitukarpetani
pertumbuhan ekonomi
inflasiTriwulan II 2015
6.45%-7.45%yoy
2015
4.2%-5.2%yoy
2015
5.80%-6.80%yoy
Triwulan II 2015
5.53%-6.53%yoy
proyeksi perekonomian
25%
pendapatan
7%
belanja
realisasi
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201512
Sejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015
mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang
tumbuh sebesar 7,88% (yoy). Selain itu, angka pertumbuhan tersebut juga berada
di bawah angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I selama empat tahun
terakhir yang sebesar 6,62% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bali tri-
wulan laporan masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang
sebesar 4,71% (yoy). Dari sisi penawaran perlambatan tersebut disebabkan oleh per-
lambatan kinerja sebagian besar ka te gori lapangan usaha. Sementara itu, perlambatan
pertumbuhan ekonomi pa da sisi permintaan disebabkan oleh perlambatan pertumbu-
han investasi dan per lambatan kinerja ekspor luar negeri.
Secara spasial, kesenjangan antar kabupaten/kota di Provinsi Bali masih terjadi, khu-
susnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non-Selatan. Wilayah Bali Selatan yang
mendominasi aktivitas perekonomian dan pusat pertumbuhan industri pariwisata yang
menjadi tonggak perekonomian Bali seperti Badung dan Denpasar mampu tumbuh
tinggi mencapai 6,75%(yoy) dan 6,77%(yoy) pada tahun 2014. Sementara itu, Kabu-
paten Bangli yang berada di wilayah Bali non-Selatan mencapai pertumbuhan ekono-
mi sebesar 5,67%(yoy) pada tahun 2014.
Awal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Sete-
lah meningkat pada triwulan sebelumnya, inflasi Bali kembali melandai sehingga be-
rada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indonesia yang sebesar 6,28% s/d 7,28%
(yoy). Pada triwulan I 2015 inflasi Bali tercatat sebesar 6,42% (yoy), jauh lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 8,43% (yoy). Berdasarkan disagre-
gasinya, penurunan tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh
kelompok administered prices dan volatile food. Sementara itu kelompok inti menun-
jukkan pergerakan pada level moderat.
Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja
dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi
sebesar 5,88% (yoy). Pemantauan pergerakan harga di kota-kota nonsampel inflasi di
Bali dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bali (TPID) melalui Sistem In-
formasi Harga Komoditas Pangan Strategis (SiGapura) Provinsi Bali.Hasil pemantauan
harga terhadap 7 komoditas (penyumbang utama inflasi Bali) di Kabupaten Karangas-
em menunjukkan bahwa sepanjang triwulan I 2015 harga-harga relatif stabil, dengan
kecendurungan terjadi tren penurunan harga. Sementara itu, pergerakan harga di Ka-
bupaten Tabanan lebih berfluktuasi, dengan tekanan inflasi yang lebih tinggi.
Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi
pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga
(IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan
Perekonomian Bali
triwulan I 2015
melam bat menjadi
sebesar 6,20% (yoy)
Tekanan inflasi Provinsi
Bali pada triwulan I
2015, menurun seirin g
penurunan tekanan
in flasi volatile food dan
administered prices
Ringkasan Umum
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13
Pertumbuhan ekonomi
masih didukung oleh
kinerja perbankan
yang terjaga.
Sistem pembayaran tu-
nai maupun nontunai
meng a lami penurunan
pada triwulan I 2015
Realisasi pendapatan
dan belanja triwulan
I 2015 cenderung
menurun dibanding
tahun lalu
Terdapat perbaikan
kualitas hidup seiring
dengan pertumbuhan
ekonomi.
sebelumnya. Tren melandainya tekanan inflasi pedesaan pada triwulan laporan men-
dorong perbaikan daya beli/kesejahteraan petani, sebagaimana tercermin pada pen-
ingkatan rata-rata triwulanan Nilai Tukar Petani (NTP).
Pada triwulan I 2015, kinerja bank umum di Provinsi Bali masih terjaga. As set bank
umum masih mencatat pertumbuhan yang terjaga dan stabil seiring deng an pening-
katan pertumbuhan DPK yang dihimpun bank umum dan masih tertahan oleh perlam-
batan pertumbuhan penyaluran kredit. Sejalan dengan itu, BPR mencatat kinerja yang
cukup terjaga meskipun terdapat perlambatan asset, kredit, dan DPK.
Secara spasial penyaluran kredit per kabupaten/kota di Provinsi Bali berdasarkan lokasi
proyek masih menunjukkan ketimpangan penyebaran layanan perbankan, terlihat dari
konsentrasi perbankan yang masih berpusat pada daerah Bali Selatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 diikuti oleh
penurunan transaksi sistem pembayaran, baik transaksi tunai maupun nontunai. Hal
ini sebagaimana tercermin dari posisi net inflow pada triwulan laporan. Seiring dengan
kanisme kliring dan RTGS) juga mengalami penurunan baik secara nominal maupun
jumlah transaksi.
Realisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan tercatat mencapai
25,08%, sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang
sebesar 26,51% Sementara itu realisasi anggaran belanjanya sebesar 7,01%, lebih
rendah dibandingkan realisasi belanja triwulan I 2014 yang sebesar 9,58%.
Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/Kota di Bali telah
merealisasikan anggarannya, dengan rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73%
dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 11,15%. Pemerintah Kabupaten Ka-
rangasem tercatat memiliki realisasi pendapatan tertinggi, yakni sebesar 27,83%. Se-
mentara realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan, yang tercatat sebesar
27,22%. Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaima-
na tergambar pada realisasi belanja modal yang berada di atas rata-ratanya selama 4
tahun terakhir. Membaiknya realisasi belanja juga didukung oleh masih tingginya rasio
kemandirian fiskal Provinsi Bali.
Ditengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kon-
dusif. Membaiknya investasi yang tumbuh sebesar 2,36% (yoy) telah memberikan efek
positif terhadap meningkatnya penduduk yang bekerja sebanyak 152,5 ribu tenaga
kerja. Dampak akhirnya adalah relatif masih rendahnya tingkat pengangguran ter-
buka yang hanya mencapai 1,37%. Di sisi kesejahteraan, pendapatan masyarakat Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201514
Perekonomian Bali
triwulan II 2015
diperkirakan tumbuh
di kisaran 5,53% –
6,53% (yoy), dan
pada tahun 2015
dikisaran 5,8% –
6,80% (yoy)
Inflasi Bali pada
triwulan II 2015
diperkirakan pada
kisaran 6,45% s.d.
7,45% (yoy), dan
pada kisaran 4,2%
s.d. 5,2% (yoy) pada
tahun 2015/
di perdesaan masih kondusif meskipun terdapat penurunan. Nilai Tukar Petani seba-
gai indikator pendapatan masyarakat desa masih di atas 103,41, meskipun menurun
sebesar 0,75% dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan terutama terjadi bagi
petani di sektor holtikultura yang banyak berlokasi di kabupaten Bangli sebagai pusat
holtikultura Bali.
Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat mengalami kesenjangan. Beberapa kabupaten/kota yang dikategorikan
dengan aktivitas ekonomi pesat memiliki masyarakat dengan financial deposits capac-
ity yang lebih baik dibandingkan kabupaten/kota dengan aktivitas ekonomi moderat.
Kabupaten Badung, kota Denpasar, dan kabupaten Klungkung termasuk daerah yang
memiliki financial deposits capacity yang masih kuat sebagaimana tercermin dari men-
ingkatnya dana pihak ketiga perbankan di ketiga daerah tersebut. Ditinjau secara geo-
grafis, Kabupaten Bangli yang termasuk yang memiliki kesulitan akses transportasi,
rendahnya pelayanan dasar, dan terbatasnya infrastruktur.
Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlam batan
dengan rentang 5,53% – 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 pere-
konomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy). Per-
lambatan perekonomian Bali di tahun 2015 terutama disebabkan oleh tertahannya
konsumsi (Rumah Tangga dan Pemerintah), investasi, dan perkiraan kinerja ekspor
yang tidak sebaik sebelumnya. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didukung
oleh perlambatan kinerja beberapa kategori lapang an usaha, antara lain kategori lapa-
ngan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta kategori lapangan usaha konstruksi
dan real estate.
Inflasi Bali 2015 diperkirakan dalam kisaran 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibanding-
kan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% -6,1 % (yoy). Penurunan proyeksi inflasi
didorong oleh berakhirnya dampak lanjutan dari kenaikan BBM bersubsidi pada 18
November 2014 yang diikuti tren penurunan harga pangan seiring semakin solidnya
upaya pengendalian inflasi oleh TPID Provinsi Bali selama 3 bulan pertama di tahun
2015. Tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding-
kan dengan periode sebelumnya dengan kisaran sebesar 6,45% s/d 7,45% (yoy). Ber-
dasarkan disagregasinya, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkira-
kan terutama bersumber dari kelompok administered prices. Sementara kelompok
core inflation diperkirakan akan sedikit meningkat, dan kelompok volatile food meng-
alami inflasi pada level moderat.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali ■
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali ■
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201516
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 17
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201518
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 19
ekonomi makroregional
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab ISejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015 mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar 7,88% (yoy).
Secara spasial, kesenjangan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Balitriwulan I 2015 mengalami perlambatan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201520
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 21
Perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2015 men-
galami perlambatan dari 7,88% (yoy) pada tri wulan IV
2014 menjadi 6,20% (yoy). Secara ag gregate, output
riil pada periode laporan tercatat mencapai Rp 31,02
triliun (ADHK). Dari sisi pe nawaran, perlambatan per-
tumbuhan tersebut ter utama bersumber dari perlam-
batan pada seba gian besar kategori lapangan usaha,
beberapa dian taranya adalah lapangan usaha pertani-
an, per da gangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
se peda motor, konstruksi, real estate dan adminis trasi
pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.
Di sisi lain, laju pertumbuhan lapangan usa ha penye-
diaan akomodasi makan dan minum ser ta lapangan
usaha informasi dan komunikasi be lum mampu men-
dorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali di triwu-
lan I 2015. Dari sisi permin taan, perlambatan pertum-
buhan ekonomi Bali ter jadi seiring dengan perlambatan
investasi serta ki nerja ekspor yang tidak sebaik dengan
perkiraan se belumnya.
1.2. SISI PENAWARANDari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekono-
mi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 ber sumber dari
perlambatan di sebagian besar kate gori lapangan
usaha. Lapangan usaha yang mengalami perlambat-
an pertumbuhan antara lain adalah lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan
dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, per-
dagangan besar dan eceran, dan administrasi pemer-
intah, pertahanan, dan sosial wajib. Secara umum per-
lambatan diakibatkan oleh masih lesunya permintaan
pasar, belum optimalnya realisasi APBD pemerintah,
dan pening katan biaya produksi.
Berdasarkan struktur ekonominya, kategori pe nye-
diaan akomodasi, makan, dan minum yang me-
representasikan industri pariwisata ma sih menjadi kat-
egori utama dalam perekono mian Bali dengan pangsa
mencapai 23%. Sementara kategori lainnya yang me-
miliki pangsa yang relatif besar adalah kategori perta-
nian yang memiliki pangsa sebesar 14% terhadap to-
tal perekonomian provinsi Bali (Grafik 1.2). Dilihat dari
andil kategorinya, struktur perekonomian provinsi Bali
pada triwulan I 2015 secara umum masih didominasi
oleh lapang an u sa ha yang merepresentasikan indus-
tri pariwisata men capai 2,13% yang terdiri dari lapa-
ngan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum
1.1. Kondisi Umum
SKRR=
TKUU=
SKOM=
MKM
NKM
OKM
PKM
QKM
RKM
SKM
TKM
UKM
VKM
ORIMMM
OSIMMM
OTIMMM
OUIMMM
OVIMMM
PMIMMM
PNIMMM
POIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
Ré=j
áäá~ê
maR_ ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201522
Komposisi Penjualan Ekspor Pasokan Bahan Baku ImportLevel Nilai Tukar Rp yang Ideal (skala kanan) Level Nilai Tukar yang Dapat Mengganggu Usaha (skala kanan)
pat mengganggu kinerja usaha berkisar antara
Rp12.000-15.000 per US$ untuk responden yang
mayoritas bahan bakunya impor (>40%) dan Rp
10.000 – Rp 15.000 per US$ untuk responden
yang konten impor bahan bakunya <40%.
Sementara terkait penjualan, berdasarkan grafik
di atas menunjukkan bahwa semakin besar share
ekspor responden, maka res ponden cenderung
mengharapkan nilai tukar yang melemah. Nilai tu-
kar Rupiah yang berpotensi mengganggu usaha
eksportir berkisar antara Rp 8.000 - Rp 10.000 per
US$, sementara nilai tukar ideal yang diharapkan
oleh perusahaan eksportir berada dalam kisaran
Rp 10.000-Rp13.000 per US$.
2. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volume PenjualanSecara umum, pelemahan nilai tukar Rupiah telah
memberikan dampak terhadap perkembangan ki-
nerja usaha responden. Sejumlah responden (43%
responden) mengkonfirmasi bahwa penu runan
nilai tukar Rupiah memberikan dampak po sitif
pada perkembangan usaha responden (responden
memperkirakan penjualan akan mening kat pada
triwulan II-2015). Responden yang merasakan
dam pak positif ini didominasi oleh sub kategori
lapangan usaha penyediaan akomodasi (perhotel-
an) yang mencapai 31% dan subkategori perda-
gangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda
motor (31%). Sementara sub kategori lainnya ya-
i tu industri makanan dan minuman serta subkat-
egori industri kayu dan barang dari kayu mem-
perkirakan penjualan akan meningkat signifikan
selama triwulan II-2015 dan sepanjang tahun
2015, karena res ponden tersebut berorientasi ek-
spor dengan bahan baku yang dominan bersum-
ber dari bahan lokal.
Pada sisi lain, pelemahan nilai tukar Rupiah juga
memberikan dampak negatif terhadap perkem-
bangan kinerja usaha (36% responden) khusus-
nya responden pada sub kategori penyediaan
ako modasi (30%) dan industri makan dan minum.
Responden mem perkirakan penjualan akan menu-
run pa da triwulan II-2015 karena besarnya share
kan dungan impor bahan baku terhadap biaya pro-
duk si, sehingga perusahaan terpaksa menaik kan
harga jual untuk mempertahankan margin usaha.
Sementara itu, terdapat 21% responden yang
meng konfirmasi bahwa depresiasi nilai tukar Rupi-
ah tidak pengaruh terhadap penjualan (penjual an
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 41
Grafik B.3. Rata-Rata Struktur Biaya Responden/Perusahaan
Orientasi Penjualan Secara umum, strategi yang ditempuh responden
untuk menghadapi pelemahan nilai tukar adalah
dengan meningkatkan volume penjualan baik un-
tuk pasar domestik maupun untuk pasar ekspor.
Peningkatan akses ke tradisional market, mem-
perbanyak pasar di luar negeri, dan meningkatkan
pemasaran adalah beberapa cara yang dilakukan
oleh responden khususnya yang bergerak pada
kategori industri pengolahan.
Volume Produksi dan Sumber Bahan BakuBeberapa perusahaan mengkonfirmasi akan men-
ingkatkan volume produksi seiring dengan per-
mintaan yang ada, khususnya menjelang puasa
dan hari raya Lebaran. Seiring dengan pelemahan
nilai tukar Rupiah, mayoritas perusahaan juga
mulai memprioritaskan penggunaan bahan baku
lokal, dan sekalipun bahan baku memang harus
menggunakan bahan baku impor, pembeliannya
dilakukan secara kontrak dengan rekanan.
Biaya Produksi dan Tenaga KerjaSecara umum, perusahaan berusaha untuk mel-
akukan efisiensi dan menekan biaya produksi.
Dalam kaitannya dengan tenaga kerja, mayoritas
responden memiliki kebijakan untuk tidak me-
nambah tenaga kerja dan memilih untuk men-
goptimalkan tenaga kerja yang ada dan/ meng-
ganti penggunaan karyawan kontrak dengan daily
worker.
Pembiayaan/utangSecara umum, responden memilih untuk tidak
melakukan peminjaman baru dan menunda
penambahan hutang. Meskipun demikian, bagi
responden yang telah memiliki hutang, reschedul-
ing pembayaran dan permohonan dispensasi jatuh
tempo pembayaran menjadi salah satu pilihan/
strategi untuk mengelola keuangan dengan baik.
Strategi yang diterapkan Perusahaan dalam Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar
perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan
sepeda motor yang mengharapkan nilai tukar
Rupiah (terhadap USD) berada pada kisaran Rp
9.500-Rp 10.611, lebih rendah dibanding sub-
kategori usaha lain yang memiliki komposisi valas
relatif kecil dalam struktur biayanya.
perkembanganinflasi
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IIAwal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Setelah meningkat pada triwulan sebelum-nya, inflasi Bali kembali melandai sehingga tercatat sebesar 6,42%, atau berada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indone-sia.
Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy).
Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tekanan inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 melandai
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 43
perkembanganinflasi
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IIAwal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Setelah meningkat pada triwulan sebelum-nya, inflasi Bali kembali melandai sehingga tercatat sebesar 6,42%, atau berada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indone-sia.
Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy).
Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tekanan inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 melandai
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201544
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 45
RKUU
UKVVUKMP
NMKPO
M
O
Q
S
U
NM
NO
aÉåé~ë~ê páåÖ~ê~à~
qï=f=OMNR qï=fs=OMNQ
SKQO
SKPU
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy)
2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASISearah dengan inflasi nasional, inflasi Provinsi Bali pada
triwulan I 2015 mengalami penurunan. Pada Maret
2015 Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 6,42%
(yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang sebesar 8,43% (yoy). Realisasi terse-
but sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
inflasi nasional yang sebesar 6,38% (yoy). Terjaganya
tekanan inflasi Bali di sepanjang triwulan I tahun 2015
tidak lepas dari semakin solidnya upaya pengendalian
inflasi yang dilakukan pemerintah daerah melalui forum
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
SKPU
SKQO
MNOPQRSTUV
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
OMNO OMNP OMNQ OMNR
k~ëáçå~ä _~äá
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy)
Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi terutama ter-
jadi di Kota Singaraja yang tercatat mengalami inflasi
sebesar 8,99% (yoy) pada Maret 2015. Realisasi inflasi
di Singaraja berada jauh di atas Kota Denpasar yang
tercatat sebesar 5,88% (yoy). Disparitas inflasi antara
Kota Singaraja dan Kota Denpasar yang cukup besar
tidak lepas dari masih minimnya kondisi infrastruktur
perhubungan menuju Kota Singaraja ditengah masih
tingginya ketergantungan pasokan bahan pokok Kota
Singaraja terhadap daerah lainnya.
Berdasarkan penyebabnya, penurunan tekanan inflasi
pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh kelompok
administered prices dan volatile food, didukung oleh
terjaganya inflasi kelompok inti (core inflation).
2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan
JasaTekanan tahunan inflasi pada hampir seluruh ke lom pok
barang dan jasa mengalami penurunan yang terutama
didorong oleh kelompok Transportasi & Komunikasi dan
kelompok Bahan Makanan. Penurunan tekanan inflasi
pada seluruh kelompok barang dan jasa tersebut meru-
pakan dampak melandainya tekanan permintaan dan
membaiknya kondisi pasokan. Selain itu, penyesuai an
(ke bawah) harga BBM dan ongkos angkutan darat
pada triwulan I 2015 membawa dampak positif pada
membaiknya ekspektasi pelaku usaha seiring dengan
penurunan ongkos produksi dan distribusi sehingga
berpengaruh pada terjaganya harga barang dan jasa
secara keseluruhan.
a) Kelompok Bahan MakananSetelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi
cukup tinggi, tekanan inflasi kelompok bahan makanan
(baik secara triwulanan maupun tahunan) pada triwu-
lan I 2015 mengalami penurunan, hingga tercatat sebe-
sar 0,06% (qtq) atau 5,65% (yoy). Penurunan tekanan
inflasi kelompok ini pada periode laporan disebabkan
oleh melandainya permintaan dan membaiknya kondisi
pasokan.
Komoditas bahan makanan yang menjadi penyum bang
utama deflasi di sepanjang triwulan I 2015 di an taranya
cabai rawit, cabai merah, minyak go reng, kangkung,
buncis, udang basah, pisang dan tongkol. Sementara
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201546
JMKP
JMKO
JMKN
M
MKN
MKO
MKP
MKQ
N O P Q R S T U V NM NN NO N O P
OMNQ OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi Beras (% mtm)
Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali
NUINSS
NRISMU
ONIQSM
NQIMMO
M
NMIMMM
OMIMMM
PMIMMM
QMIMMM
RMIMMM
M
NMIMMM
OMIMMM
PMIMMM
QMIMMM
RMIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f
OMNP OMNQ OMNR
káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF gìãä~Ü=qê~åë~âëá
jáäá~ê=Ré sçäìãÉ
Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali
Sedangkan secara nominal, tolakan cek/bilyet giro ko-
song mengalami penurunan mencapai -44,37% (qtq).
Nominal tolakan tersebut mencapai 2,6% dari keselu-
ruhan nominal transaksi kliring triwulan I 2015.
3.3.2.1. Perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS)Seiring dengan perlambatan transaksi tunai dan non-
tunai (kliring), transaksi nontunai RTGS pada triwulan I
2015 juga menunjukkan penurunan di bandingkan tri-
wulan sebelumnya.
Transaksi RTGS dari Bali mencapai Rp35,1 triliun atau
turun -1,28% (qtq). Sedangkan transaksi RTGS ke
Bali mencapai Rp15,6 triliun atau menurun -14,08%
(qtq).
Begitu pula dengan transaksi RTGS yang terjadi di dalam
Provinsi Bali juga mengalami penurunan dari Rp6,2
triliun menjadi Rp4,07 triliun atau menurun -34,46%
(qtq). Jika dilihat dari jum lah transaksi, RTGS dari Bali,
RTGS ke Bali dan RTGS di dalam Provinsi Bali mengala-
mi penurunan masing-masing sebesar -44,18% (qtq),
-34,75% (qtq) dan -33,27% (qtq).
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201574
BOKS D
Pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT) pada 14 Agustus 2014 ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan instrumen non tunai, sehingga be-
rangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau
masyarakat yang lebih menggunakan instrumen
nontunai sebagai alat pembayaran (Less Cash So-
ciety/LCS). GNNT menjadi suatu gerakan tahunan
yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan un-
tuk meningkatkan pemahaman dan mendorong
minat masyarakat akan penggunaan instrumen
non tunai.
MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI
Gambar D.1 Kawasan Less Cash Society (LCS) di Food Court Tiara Dewata
Pertumbuhan jumlah uang elektronik di Provinsi
Bali pada tahun 2014 adalah sebesar 106,39%
(yoy) dari jumlah sebanyak 54,103 kartu pada
tahun 2013 menjadi sebanyak 111,663 kartu
pada tahun 2014. Sedangkan dari sisi nominal
transaksi, nominal transaksi pada tahun 2013 ter-
catat sebesar Rp 13,8 milyar dan tumbuh sebe-
sar 3,13% (yoy) menjadi sebesar Rp 14,23 milyar
pada tahun 2014.
Dalam rangka mendorong minat akan penggu-
naan uang elektronik untuk transaksi pembayaran
ritel, pendekatan yang digunakan pada setiap
daerah harus disesuaikan dengan kondisi infras-
truktur di masing-masing daerah. Untuk Provinsi
Bali, khususnya di Kota Denpasar dan Kabupaten
Badung pengenalan pembayaran dengan meng-
gunakan uang elektronik melalui pembayaran
sarana transportasi umum masal kurang dapat
menyentuh masyarakat luas karena kurangnya
ketersediaan sarana transportasi umum masal.
Pendekatan di Bali dapat dilakukan dengan me-
nargetkan transaksi pembayaran retail untuk
pembelanjaan baik itu di pusat-pusat perbelan-
jaan maupun pusat-pusat hidangan serta sarana
umum lainnya.
Kerjasama Bank Indonesia Provinsi Bali dengan
perbankan dan retail dalam mendorong peng-
gunaan instrumen non tunai khususnya uang
elektronik yaitu dengan membuka kawasan Less
Cash Society (LCS) di salah satu food court di
Kota Denpasar pada 24 April 2015. Salah satu
Food Court di Kota Denpasar tersebut merupakan
salah satu pusat hidangan yang paling ramai di
Kota Denpasar diharapkan dapat menjadi trend-
setter dalam transaksi pembayaran menggunakan
non tunai khususnya uang elektronik. Pengem-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 75
bangan kawasan LCS ini juga diharapkan dapat
menghilangkan keengganan penggunaan uang
elektronik karena adanya keterbatasan merchant.
Pembukaan kawasan LCS tersebut kemudian di-
lanjutkan dengan Kegiatan Pekan Belanja Non Tu-
nai selama lima hari. Jumlah total transaksi non tu-
nai yang dilakukan selama kegiatan Pekan Belanja
Non Tunai tersebut mencapai 27 juta Rupiah dan
penyebaran uang elektronik sebesar 1652 kartu.
Pendorongan minat akan penggunaan instrumen
non tunai juga tidak bisa dilepaskan dari pengedu-
kasian masyarakat mengenai produk-produk ins-
tru ment pembayaran non tunai dan keuntungan-
keuntungannya.
Pengubahan mindset dari transaksi tunai ke non
tunai perlu dilakukan semenjak dini dan sebagai
salah satu wujudnya adalah dengan mengedukasi
generasi muda. Bank Indonesia Provinsi Bali sam-
pai dengan Mei 2015 telah melakukan edukasi
kepada mahasiswa-mahasiswa Universitas Ngurah
Rai Denpasar dan mahasiswa Politeknik Negeri
Bali.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201576
Halaman ini sengaja dikosongkan
keuanganpemerintah
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IVRealisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupat-en/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-ra-ta tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 12,77%.
Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada diatas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir.
Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 relatif rendah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 77
keuanganpemerintah
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab IVRealisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupat-en/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-ra-ta tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 12,77%.
Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada diatas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir.
Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 relatif rendah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201578
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 79
Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali hingga
triwulan I 2015 tercatat mencapai Rp 1,15 triliun atau
sebesar 25,08% dari total pendapatan yang ditarget-
kan. Persentase realisasi terhadap target pada tahun
2015 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebel-
umnya yang tercatat mencapai 26,51%.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh ter-
batasnya realisasi di pos pendapatan asli daerah (PAD),
dan dana perimbangan. Realisasi pos Pendapatan Asli
Daerah pada tahun 2015 hanya 23,93%, lebih ren-
dah dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar
27,88%. Berdasarkan komponen PAD, penurunan
persentase realisasi terhadap target terjadi di semua
komponen pembentuknya, baik di Pendapatan Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil PMD dan Hasil Pengelo-
laan Kekayaan Daerah yg dipisahkan, serta Lain-lain
PAD yang sah. Penurunan terbesar terjadi pada Retribu-
si Daerah dari 43,61% pada tahun sebelumnya menjadi
21,29% pada tahun 2015.
Sementara pos Dana Perimbangan mengalami pening-
katan dari 27,21% pada tahun 2014 menjadi 31,24%,
terutama didorong oleh komponen hasil pajak dan bu-
kan pajak triwulan I tahun 2015 yang sudah terealisasi
sebesar 19,96%.
Realisasi pendapatan yang juga mengalami percepatan
dibandingkan tahun sebelumnya adalah pos Lain-lain
Pendapatan yang Sah. Persentase realisasi pos tersebut
pada 2015 mencapai 20,94% lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,86%.
Dari sisi kemandirian fiskal, kemampuan Pemerintah
Provinsi Bali dalam membiayai anggarannya cukup baik,
sebagaimana tercermin pada rasio PAD terhadap total
anggaran pada tahun 2015 yang sebesar 61,64%.
4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALIAnggaran Belanja Pemerintah Provinsi Bali pada tahun
2015 ditargetkan sebesar Rp 4,99 triliun yang dialokasi-
kan dalam dua bagian, yaitu belanja tidak langsung
yang sifatnya rutin dengan porsi 69,41% dan belanja
langsung dengan porsi 30,59%. Alokasi belanja modal
lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014, tercer-
min dari rasio belanja modal terhadap total belanja
yang sebesar 10,72% atau lebih besar dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar 9,73%.
Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bali pada triwulan
I 2015 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014,
baik secara nominal maupun prosentase. Realisasi be-
lanja pemerintah pada periode laporan mencapai Rp349
miliar atau lebih rendah apabila dibandingkan dengan
tahun 2014 yang sebesar Rp430 miliar. Prosentase re-
alisasi belanja daerah Provinsi Bali terhadap pagunya
di triwulan I 2015 tercatat hanya sebesar 7,01%, atau
jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama ta-
hun sebelumnya sebesar 9,58%.
Berdasarkan klasifikasi belanja, realisasi belanja tidak
langsung pada triwulan I 2015 tercatat Rp291 miliar
atau 8,42% terhadap pagu. Prosentase realisasi belanja
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201590
prospekperekonomian
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab VI
Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan rentang 5,53 %– 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 perekonomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy).
Inflasi Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan berada dalam rentang 6,45 % s/d 7,45%. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan akan berada pada rentang 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% s/d 6,1 % (yoy).
Perekonomian Provinsi Bali triwulan II 2015diperkirakan mengalami perlambatansementara tekanan inflasi diperkirakan akansedikit meningkat
Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali
Sumber : BPS Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 91
prospekperekonomian
kajian ekonomi dan keuangan regional
bab VI
Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan rentang 5,53 %– 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 perekonomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy).
Inflasi Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan berada dalam rentang 6,45 % s/d 7,45%. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan akan berada pada rentang 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% s/d 6,1 % (yoy).
Perekonomian Provinsi Bali triwulan II 2015diperkirakan mengalami perlambatansementara tekanan inflasi diperkirakan akansedikit meningkat
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201592
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 93
SKOM=
RKRPJSKRP=
MKM
NKM
OKM
PKM
QKM
RKM
SKM
TKM
UKM
VKM
ORIMMM
OSIMMM
OTIMMM
OUIMMM
OVIMMM
PMIMMM
PNIMMM
POIMMM
PPIMMM
f ff fff fs f ff fff fs f ffé
OMNP OMNQ OMNR
BIóçó
Ré=j
áäá~ê
maR_ ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF
Seiring dengan realisasi pertumbuhan ekonomi triwu-
lan I 2015 yang berada di bawah perkiraan sebelumnya,
tren perlambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan
akan berlanjut sampai dengan triwulan II 2015, seh-
ingga diperkirakan melambat dibandingkan triwulan
I 2015. Perekonomian Bali triwulan II 2015 diperkira-
kan tumbuh pada kisaran 5,53% – 6,53% (yoy) (Grafik
6.1), lebih rendah dibandingkan peri-
ode sebelum nya.
Dari sisi penawa ran, proyeksi per-
lambatan per tumbuhan dise babkan
oleh ma sih tertahannya per tumbuhan
kate gori pertani an, perikanan, dan
kehutanan. Mes kipun diperkirakan
akan terjadi panen raya padi pada
periode mendatang, namun kinerja
tanaman bahan pangan tertahan
oleh serangan hama, dan gangguan
irigasi. Kategori per dagangan besar
dan eceran juga diperkirakan masih
tertahan seiring dengan kenaikan biaya
produksi sebagai akibat kenaikan be-
berapa komoditas pokok serta UMP. Selain itu, pertum-
buhan kategori administrasi pemerintahan diperkirakan
turut tertahan seiring dengan belum terlihatnya realisasi
APBD. Seiring dengan kondisi tersebut, kategori lainnya
yang diperkirakan akan mengalami perlambatan adalah
kategori konstruksi yang per kembangannya masih ter-
tahan akibat tinggi nya harga tanah di Provinsi Bali dan
kelesuan pasar.
Dari sisi permintaan, proyeksi perlambatan pertumbu-
han triwulan I 2015 terutama disebabkan oleh masih
tertahannya pertumbuhan konsumsi pemerintah, sei ring
dengan belum terlihatnya realisasi proyek-proyek pemer-
intah. Di samping itu, perlambatan juga disebabkan oleh
penurunan konsumsi rumah tangga dan inves tasi.
Dari sisi konsumsi ru mah tangga, per lambatan terjadi
seiring deng an menurunnya optimisme kon sumen akan
kon disi perekonomian sebagaimana ter cermin pada
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolahKeterangan : *) Angka Proyeksi Bank Indonesia
Sur vei Konsumen sepanjang Janu ari s/d Maret 2015
yang memiliki tren menurun. Da ri sisi investasi, masih
tertahannya lapangan usa ha konstruksi serta perkiraan
APBD yang masih belum terealisasi membawa pesi-
misme peningkat an pertumbuhan investasi pada triwu-
lan II 2015.
Di sisi lain, neraca perdagangan Provinsi Bali ter u tama
ekspor luar negeri diperkirakan akan meng alami pen-
ingkatan seiring membaiknya perekonomian negara
Amerika Serikat meskipun perbaikan tidak setinggi
yang diperkirakan. Perkiraan pening katan pertumbu-
han ekspor tersebut diiringi oleh perlambatan impor
seiring dengan masih terdepresiasinya Rupiah. Prospek
perekonomian negara tu juan ekspor utama Provinsi Bali
secara umum me ng alami peningkatan.
Peningkatan perekono mi an terutama dialami oleh ne-
gara USA yang merupakan negara tujuan utama ek-
spor Provinsi Bali yang akan mendorong kinerja ekspor
Provinsi Bali meskipun tidak sekuat proyeksi sebelumn-
ya. Selain itu, negara utama tujuan eks por Bali lainnya
turut diperkirakan mengalami peningkatan mengacu
pada data International Monetary Fund (IMF) pada April
2015 (Tabel 6.3).
Sementara itu, kinerja net ekspor antardaerah di per-
6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL
Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201594
OOKPT
JMKNN
ORKSU
NRKUU
JPM
JOM
JNM
M
NM
OM
PM
QM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ffG
OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR
p_q=EBF hÉÖá~í~å=rë~Ü~ e~êÖ~=gì~ä
QM
SM
UM
NMM
NOM
NQM
NSM
N O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P
OMNO OMNP OMNQ OMNR
fåÇÉâë=hÉó~âáå~å=hçåëìãÉå=EfhhF
fåÇÉâë=hçåÇáëá=bâçåçãá=p~~í=fåá=EfhbF
fåÇÉâë=bâëéÉâí~ëá=hçåëìãÉå=EfbhF
fåÇÉâë
Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia Sumber : Survei Konsumen (SK), Bank Indonesia
Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
T & T Human, Cultural & Natural Resouces 4.56 31 Natural & Cultural Resources 3.74 17
84
Sub Indeks
1270
4.03
450
4.04
Business Environment & Infrastructure
3.36
Overal Indeks
2013 2015
Tabel. E. 1 Tourism Competitiveness Index Indonesia
Sumber : World Economic Forum Report th 2013 & 2015Keterangan : Score (skala 1-7), Rank dari 114 negara
2 Rata-rata pertumbuhan triwulan I tahun 2011 s/d 20153 the set of factors and policies that enable the sustainable development of the Travel & Tourism sector, which in turn, contributes to the development and competitiveness of a country
tumbuhan ekonomi di Bali. Daya tarik Bali sebagai
daerah destinasi utama dunia masih cukup kuat,
sebagaimana terlihat pada masih tingginya per-
tumbuhan kunjung an wisatawan mancanegara
(wisman). Pada triwulan I 2015 pertumbuhan kun-
jungan wisman di Bali tercatat sebesar 13,75%
(yoy), masih jauh lebih tinggi dibandingkan rata-
rata pertumbuhan selama 5 tahun terakhir yang
sebesar 11,54% (yoy)
Peluang pengembangan pariwisata di Bali juga
semakin terbuka lebar seiring dengan membaikn-
ya daya saing pariwisata Indonesia sebagaimana
tercermin dari peningkatan peringkat Indonesia
dalam Laporan Tourism Competitiveness Index
(TCI) 2015 , World Economic Forum (WEF). Pada
laporan yang direlease setiap 2 tahun ini, WEF
menempatkan Indonesia pada peringkat 50, atau
naik 20 peringkat dari tahun 2013. Sementara itu,
secara regional peringkat Indonesia naik dari per-
ingkat 12 menjadi peringkat ke-4 (dibawah Sin-
gapura, Malaysia dan Thailand).
Menurut WEF penetapan sektor pariwisata nasion-
al sebagai prioritas pembangunan nasional dan
keberlanjutan pembangunan infrastruktur telah
mendorong peningkatan daya saing pariwisata
Indonesia. Berikut beberapa main competitive ad-
vantage pariwisata Indonesia : Price competitive-
ness (3rd); Rich Natural Resouces (19th); Including
Biodiversity (4th); Several Heritages sites (10th).
Sementara faktor yang masih menjadi kendala di-
antaranya : environmental sustainability (134th);
deforestation (97th); endangering species (129th);
safety and security, specifically the business cost of
terrorism (104th).
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 101
Sumber : World Economic Forum Report th 2015
Dalam skala regional, hasil survey Key Performance
Indicator industri Pariwisata Bali yang dilakukan
oleh Bank Indonesia Provinsi Bali menunjukkan
masih terdapat beberapa aspek yang perlu diting-
4 The Development of Key Indicators In Optimizing Tourism Service In Bali, Bank Indonesia of Bali Province, 2011
Komponen Sub Komponen PrioritasHospitality the cleanliness of hotel environment 1stTourist Attraction the cleanliness of tourist attraction 2nd the fame of tourist attraction 1stShort Distance Transportation the availability of transportation tools 1st the price of transportation tools 2nd Long distance transportation the flight availability 1st Supporting Infrastructure the highway infrastructure 1st Electricity 2nd Entry the ease of visa process 1stPromotion the international promotion 1st
Berdasarkan hal tersebut diatas, terlihat bah wa
potensi pengembangan pariwisata Bali ma sih
sangat menjanjikan. Namun demikian, diten-
gah upaya-upaya pengembangan yang telah
dilakukan,masih terdapat bebe rapa aspek yang
perlu ditingkatkan. Identifikasi prioritas pemban-