8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
1/21
REKAYASA GEOMETRIKJALAN
DR. Ir. R. DIDIN KUSDIAN
KULIAH 1
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
2/21
RUANG LINGKUP Fungsi Fungsi Jalan ( highway functions ) Kontrol dan Kriteria Disain ( design controls and criteria )
Elemen-Elemen Disain ( elements of design ) Elemen Elemen Penampang Melintang ( cross section elements ) Jalan Lokal ( local roads and streets ) Jalan Kolektor ( collector roads and streets )
Jalan arteri perkotaan dan arteri luar kota ( rural and urban arterials ) Jalan bebas hambatan ( freeways ) Persimpangan ( intersections ) Jalan bertingkat dan simpang susun ( grade separations and
interchanges )
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
3/21
REFERENSI A POLICY on GEOMETRIC DESIGN of HIGHWAYS and STREETS, 2001, American Association
of State Highway and Transportation Officials Hadi Setia Tunggal SH, 2007, Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Jalan, Harvarindo
Silvia Sukirman, 1994, Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit NOVA Spesifikasi Standar Untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, Desember 1990,Sub
Direktorat Perencanaan Teknis Jalan , BIPRAN, Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, Januari1988, Departemen Pekerjaan
Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga Shirley L. Hendarsin, 2000, Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, POLBAN, Jurusan
Teknik Sipil Sri Hendarto, SI-477 Perencanaan Geometrik Jalan, catatan kuliah ITB Pedoman Cara Menghitung Tikungan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Pembinaan Jalan Kota Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan No.13/1970, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Paul H. Wright, 1996, Highway Engineering, sixth edition,Georgia Institute of Technology, John
Wiley & Sons, Inc. TF Fwa, 2006, The Handbook of Highway Engineering, CRC Press
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
4/21
ROAD MAP RISET (SUMBER : WEB SITE ITB)
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
5/21
REGULASI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004TENTANG JALAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIKINDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006TENTANG JALAN
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
6/21
RESUME ISI UU dan PP
tentang JALAN_AsasAsas Penyelenggaraan Jalan: Kemanfaatan
Keamanan Keserasian Keselarasan dan keseimbangan Keadilan Transparansi dan akuntabilitas Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan Kebersamaan dan kemitraan
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
7/21
RESUME ISI UU dan PP
tentang JALAN_Tujuan dan LingkupTujuan Pengaturan Penyelenggaraan Jalan: Ketertiban dan kepastian hukum
Peran masyarakat Pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak kepada masyarakat Sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk
mendukung terselenggaranaya sistem transportasi yang terpadu Pengusahaan jalan tol yang transparan dan terbuka
Lingkup Undang-Undang mencakup penyelenggaraan:
Jalan umum (pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan) Jalan tol (pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan) Jalan khusus
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
8/21
RESUME ISI UU dan PP
tentang JALAN_PeranPERAN JALAN :1. Jalan sebagai bagian prasarana transportasi
mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanandan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat2. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasamerupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa,dan negara
3. Jalan merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalanmenghubungkan dan mengikat seluruh wilayahRepublik Indonesia
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
9/21
RESUME ISI UU dan PPtentang JALAN_Pengelompokan Jalan
Pengelompokan Jalan Menurut peruntukkan nya : jalan umum Jalan khususPengelompokan Jalan umum menurut sistem nya: Sistem jaringan jalan primer Sistem jaringan jalan sekunderPengelompokan Jalan umum menurut fungsi nya: Jalan arteri Jalan kolektor Jalan lokal Jalan lingkunganPengelompokan Jalan umum menurut status nya: Jalan nasional Jalan provinsi Jalan kabupaten Jalan kota Jalan desa
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
10/21
RESUME ISI UU dan PP
tentang JALAN_Pengelompokan JalanPengelompokan Jalan umum menurut kelas nya:Dikelompokan berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan, serta spesifiasi penyediaan prasarana jalanDiatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan di bidang
lalu lintas dan angkutan jalanBerdasarkan spsifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas:
Jalan bebas hambatan .. freway Jalan raya .. highway Jalan sedang .. road Jalan kecil .. street
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
11/21
Klasifikasi Jalan berdasarkan LHR menurut PeraturanPerencanaan Geometrik Jalan Raya No.13/1970
KLASIFIKASI
Fungsi KelasUTAMA (Primer) I >20.000
SEKUNDER II A 6.000 sampai 20.000
II B 1.500 sampai 8.000
II C < 2.000
PENGHUBUNG III -
LALU LINTAS HARIANRATA_RATA (LHR) dalam smp
(satuan mobil penumpang )
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
12/21
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
13/21
DEFINISI UU dan PPPengelompokan Jalan umum menurut sistem nya:
Sistem jaringan jalan :suatu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hierarkis.sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan
Sistem jaringan jalan primermerupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan
jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional , dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan
Sistem jaringan jalan sekundermerupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan
jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
14/21
DEFINISI UU dan PPPengelompokan Jalan umum menurut status nya: Jalan nasional
Jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strartegis nasional, serta jalan tol
Jalan provinsi jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan startegis provinsi
Jalan kabupaten jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer (yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi), yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Jalan kota
jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota
Jalan desa jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam seda, serta jalan lingkungan
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
15/21
FUNGSI JALAN , DEFINISI UU No.
38 Tahun 2004Pengelompokan Jalan umum menurut fungsi nya: Jalan arteri
jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna
Jalan kolektor
jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi Jalan lokal
jalan umum yang melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlahjalan masuk tidak dibatasi
Jalan lingkungan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan ligkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
16/21
FUNGSI JALAN
DEFINISI PP No. 34 Tahun 2006 Sistem Jaringan Jalan Primer terdiri atas arteri primer, kolektor primer,
lokal primer, dan lingkungan primer Sistem Jaringan Jalan Sekunder terdiri atas arteri sekunder, kolektor
sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan sekunder Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat
kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusatkegiatan wilayah
Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusatkegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatanwilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal
Jalan lokal primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatannasional dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, ataupusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusatkegiatan lingkungan
Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalamkawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
17/21
FUNGSI JALAN
DEFINISI PP No. 34 Tahun 2006 Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasansekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasansekunder kedua
Jalan kolektor sekunder menghubungkan kaw kedua dengan kawasansekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasansekunder ketiga
Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatudengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan,kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai perumahan
Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalamkawasan perkotaan
Catatan/Himbauan: tentang pengertian kawasan 1. Baca Undang Undang RI No.26 Tahun 2007 Tentang PENATAAN
RUANG2. Diskusi dengan ahli/mhs planologi
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
18/21
PERSYARATAN TEKNIS JALAN
Persyaratan teknis jalan meliputi : Kecepatan rencana Lebar badan jalan Kapasitas Jalan masuk
Persimpangan sebidang Bangunan pelengkap Perlengkapan jalan
Penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya Tidak terputus Memenuhi ketentuan : keamanan, keselamatan, dan lingkungan
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
19/21
PERSYARATAN TEKNIS JALAN PRIMER
PERSYARATANTEKNIS
ARTERI KOLEKTOR LOKAL LINGKUNGAN
Kecepatan rencana Min 60 km/jam Min 40 km/jam Min 20 km/jam Min 15 km/jam
Lebar badan jalan Min 11 m Min 9 m Min 7,5 m Min 6,5 m, jika tdk untukkendaraan roda 3 ataulebih, LEBAR min 3,5 m
Kapasitas > Vol lalin rata-rata > Vol lalin rata-rata
Jalan masuk Lalu lintas jarak jauh tdkblh terganggu oleh lalulintas ulang alik, lalu lintas
lokal, dan kegiatan lokal, jalan masuk ke arteriprimer dibatasi
Dibatasi dandirencanakan sehinggamemenuhi kecepatan
rencana dan kapasitas
Persimpangansebidang
Diatur sehinggamemenuhi kecepatanrencana kapasitas dansyarat diatas
Diatur untuk tetapmamaenuhi syaratkecepatan rencana,kapasitas, dan jalan
masukBangunanpelengkap
dilengkapi dilengkapi dilengkapi dilengkapi
Penggunaan jalansesuai fungsinya
Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai Harus sesuai
Tidak terputus Tidak terputus Tidak terputus Tidak terputus
keamanan.,keselamatan, danlin kun an
dipenuhi dipenuhi dipenuhi dipenuhi
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
20/21
PERSYARATAN TEKNIS JALAN SEKUNDER
PERSYARATANTEKNIS
ARTERI KOLEKTOR LOKAL LINGKUNGAN
Kecepatan rencana Min 30 km/jam Min 20 km/jam Min 10 km/jam Min 10 km/jam
Lebar badan jalan Min 11 m Min 9 m Min 7,5 m Min 6,5 m, jika tdk untukkendaraan roda 3 ataulebih, LEBAR min 3,5 m
Kapasitas > Vol lalin rata-rata > Vol lalin rata-rata
Jalan masuk Lalu lintas cepat tidakboleh terganggu oleh lalulintas lambat
Lalu lintas cepat tidakboleh terganggu oleh lalulintas lambat
Persimpangansebidang
Diatur untuk memenuhikecepatan rencana, lebardan kapasitas diatas
Diatur untuk memenuhikecepatan rencana, lebardan kapasitas diatas
Bangunanpelengkap
Penggunaan jalansesuai fungsinya
Tidak terputus - - - -
keamanan.,keselamatan, danlingkungan
8/14/2019 k1_rekayasa Geometrik Jalan
21/21
BAGIAN BAGIAN JALAN
Penjelasan Pasal 33 Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2006Tentang Jalan ( Hadi Setia Tunggal SH, 2007):