1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PELATIHAN PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU SD DI KECAMATAN ABANG KABUPATEN KARANGASEM Oleh Made Ary Meitriana, S Pd M Pd (Ketua) Nip. 198005032006042003 Dra. Lulup Endah Tripalupi, M.Pd (Anggota) Nip. 195606221981032001 Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd (Anggota) Nip. 198304242009121002 Drs. Made Artana., M.Pd (anggota) Nip. 195003021979031003 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015
45
Embed
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198005032006042003... · C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Keterbatasan para
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI
PELATIHAN PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAGI GURU SD DI KECAMATAN ABANG KABUPATEN
KARANGASEM
Oleh
Made Ary Meitriana, S Pd M Pd (Ketua)
Nip. 198005032006042003
Dra. Lulup Endah Tripalupi, M.Pd (Anggota)
Nip. 195606221981032001
Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd (Anggota)
Nip. 198304242009121002
Drs. Made Artana., M.Pd (anggota) Nip. 195003021979031003
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015
2
3
DAFTAR ISI
COVER i
Lembar Pengesahan ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang 1
b. Analisis Situasi 2
c. Identifikasi dan Perumusan Masalah 3
d. Tujuan Kegiatan 4
e. Manfaat Kegiatan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan Pustaka 3
BAB III METODE PELAKSANAAN
a. Kerangka Pemecahan Masalah 6
b. Khalayak Sasaran 7
c. Keterkaitan 7
d. Metode Kegiatan 7
e. Rancangan Evaluasi 8
BAB IV HASIL KEGIATAN
a. Lokasi Mitra 12
b. Penyelenggaraan Kegiatan 12
c. Penerapan Program Pelatihan 12
d. Evaluasi Keberhasilan 13
e. Alasan Kemajuan 14
BAB V PENUTUP
a. Simpulan 15
b. Saran 15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran.
Secara sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik (Djamarah, 2005). Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu berperan aktif
dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional dalam melaksankan
tugasnya (Sardiman, 2007). Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional guru
harus menguasai seperangkat kemampuan yang disebut dengan kompetensi guru.
Kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup kemampuan menguasai siswa,
menguasai tujuan pembelajaran, menguasai metode pembelajaran, menguasai materi
yang diajarkan, menguasai teknik mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan
menguasai lingkungan belajar.. Oleh karena itu, guru menjadi mata rantai terpenting
yang menghubungkan antara pembelajaran dengan harapan akan masa depan
pendidikan di sekolah yang lebih baik.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada berbagai jenjang dan jenis
pendidikan formal. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru adalah dengan membuat perencanaan pembelajaran (Hamalik,
2009). Dengan membuat perencanaan pembelajaran, guru diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lebih terarah dan efektif. Secara garis
besar perencanaan pembelajaran memiliki fungsi, a) memberi pemahaman kepada guru
tentang tujuan pembelajaran, b) membantu guru memperjelas pemikiran tentang
sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan, c) meyakinkan guru
atas nilai-nilai pembelajaran serta prosedur yang diberikan, d) membantu guru dalam
mengenal kebutuhan dan minat siswa serta mendorong motivasi belajar murid, e)
mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dengan adanya organisasi kurikuler
yang baik, metode yang tepat serta dapat menghemat waktu, f) guru akan lebih
dihormati oleh siswa, g) memberikan kesempatan bagi para guru untuk memajukan
5
pribadinya dan perkembangan profesionalnya, h) membantu guru memiliki rasa
percaya diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri, i) membantu guru memelihara gairah
mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang terbaru. Sehingga selama
mengimplementasikan rancangannya, guru harus selalu mengamati untuk dijadikan
refleksi dalam merancang pembelajaran berikutnya. Apabila dalam pelaksanaannya
ada yang tidak sesuai maka guru harus memperbaiki pada rancangan berikutnya.
Kegiatan merefleksi, merancang, melaksanakan, mengamati dan mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan guru dapat dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Research) memiliki peranan yang
sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya
pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat
memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat
mengamati pelaksanaannya untuk mengatur tingkat keberhasilannya.
B. ANALISIS SITUASI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru,
penulisan karya tulis ilmiah kini menjadi persyaratan penting untuk guru dalam
kenaikan golongannya dalam bidang pengembangan profesi. Ada beberapa macam
karya tulis ilmiah, salah satunya yang cukup diminati adalah karya tulis ilmiah hasil
penelitian. Dalam hal ini yang cukup diminati para guru adalah karya tulis ilmiah
dengan menggunakan pengalaman guru sendiri yaitu dengan penelitian tindakan kelas
(PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara
merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat.
Para guru SD di Kecamatan Abang Kabupaten Buleleng pada umumnya
tamatan S1 jarang melaksanakan PTK. Hal ini disebabkan para guru SD di Kecamatan
Abang pada umumnya belum memahami PTK dan cara mengimplementasikan PTK.
Padahal PTK ini seharusnya dilaksanakan oleh seorang guru dalam rangka perbaikan
6
kualitas pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas pembelajaran sehari-hari, tanpa
disadari para guru telah melaksanakan PTK, namun semua kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengatasi masalah belajar di kelas tidak pernah diadministrasikan. Oleh
karena itu pelatihan merancang dan melaksanakan PTK penting dilaksanakan bagi
guru SD di Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem dalam rangka membantu para
guru dalam perbaikan kualitas pembelajaran di kelas.
C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Keterbatasan para guru untuk melaksanakan PTK ini berdampak pada
rendahnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah. Dampak lain dari rendahnya
kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah adalah guru mengalami kemandekan
karir (carier plateu) karena guru tidak memiliki kemampuan menulis karya ilmiah
yang menjadi salah satu kewajibannya. Berdasarkan analisis situasi ini, maka
diperlukan suatu pelatihan terkait penulisan karya ilmiah berupa Penelitian Tindakan
Kelas agar para guru dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul di
kelas dan mengadministrasikan seluruh kegiatan pembelajarannya di kelas khusunya
dalam hal menangani masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran di kelas.
Secara rinci masalah yang dihadapi para guru SD di Kecamatan Abang Kabupaten
Karangasem adalah sebagai berikut.
1. Rendahnya pemahaman guru terhadap PTK.
2. Rendahnya kemampuan guru dalam mengimplementasikan PTK
3. Rendahnya kemampuan guru dalam melaporkan PTK
D. TUJUAN KEGIATAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka yang menjadi tujuan
utama dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman guru tentang penelitian tindakan kelas.
2. Memberikan pemahaman para guru cara melaksanakan PTK
3. Memberikan pemahaman para guru cara membuat laporan penelitian tindakan
kelas.
E. MANFAAT KEGIATAN
7
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat:
1. Guru mampu melaksanakan inovasi dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
2. Guru lebih berdaya dalam mengelola kegiatan pembelajaran, sehingga guru
mampu memecahkan masalah pembelajaran.
3. Guru lebih percaya diri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
4. Meningkatkan profesionalisme guru
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus PTK pada siswa atau
Proses Belajar Mengajar (PBM) yang terjadi di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan
nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Menurut David Hopkins (1993)
PTK adalah “ a form of self-reflective inquiry undertaken by partisipants in a sosial
(in-cluding educational) situation in order to improve the the rationality and justice of
(a) their own social or educational practices. (b) their understanding of these
practices, and (c) the situations in which practices are carried out” Menurut
Kunandar (2008) PTK adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara
rasional, sistematis dan empiris reflekatif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan
oleh guru (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti,
sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi pembelajaran yang dilakukan. Harjodipuro (dalam Iskandar 2009) menyatakan
PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan,
dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar
kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK bukan sekedar
mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan
menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersikap terhadap
proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.
Berdasar pengertian tersebut di atas hakikat dilakukan PTK adalah dalam
rangka guru bersedia mengintrospeksi, bercermin, merefleksi atau mengevaluasi
dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru diharapkan cukup
profesional untuk selanjutnya diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut
dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek
penalaran, ketrampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang
bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.
9
Dengan dilaksanakannnya PTK berarti guru/pendidik juga berkedudukan sebagai
peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya.
Upaya peningkatan mutu atau kualitas tersebut diharapkan melakukan kegiatan kajian
ilmiah secara sistematis, realitis, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “
aksinya” di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan dan
kelebihannnya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi”nya masih terdapat kekurangan,
dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi
tanggung jawabnya tidak terjadi permasalahan.
Penelitian Tindakan Kelas harus dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan
kelas ynag diajar guru lain meskipun masih dalam satu sekolah. Hal ini disebabkan
PTK adalah suatu penelitian yang berbasis pada kelas. Hasil PTK dapat dipergunakan
untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi dan
karakteristik sekolah, siswa dan guru. Melalui PTK guru dapat mengembangkan
model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif,
serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai. Dengan
penerapan hasil-hasil PTK secara berkesinambungan diharapkan PBM di kelas tidak
kering dan membosankan serta menyenangkan siswa.
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi problem
yang mungkin ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya dan untuk
memberikan penekanan yang memadai. Di dalam menganalisis masalah untuk PTK ini
guru harus ingat bahwa tidak semua topik penelitian dapat diangkat sebagai topik PTK.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru dapat mencermati masalah-masalah apa
yang dapat dijadikan PTK. Ada empat aspek yang dapat dijadikan masalah dalam
PTK, yaitu (1) masalah yang berkaitan dengan pengelolaan kelas; (2) masalah proses
belajar mengajar, (3) masalah pengemangan atau penggunaan sumber-sumber belajar
dan (4) masalah yang berkaitan dengan wahana peningkatan personal dan profesional.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang
terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (obsserving), dan refleksi (reflecting). Apabila peneliti sudah mengetahui
letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama,
maka guru (peneliti) menentukan rancangan tindakan berikut pada siklus ke dua.
Kegiatan pada siklus ke dua merupakan lanjutan dari keberhasilan pada siklus kedua
10
mempunyai berbagai tambahan untuk perbaikan dari hambatan dan kesulitan yang
ditemukan dalam tindakan pada siklus pertama. Dengan menyusun kegiatan tindakan
untuk siklus ke dua, maka peneliti melanjutkan kegiatan PTK seperti pada siklus
pertama. Jika telah selesai pelaksanaan pada siklus ke dua, apabila peneliti belum
merasa puas untuk perbaikan dan peningkatan atas tindakan tersebut, peneliti dapat
melanjutkan penelitian ke dalam siklus ke tiga, yang cara pelaksanaannya sama dengan
siklus sebelumnya.
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Pelatihan ini diawali dengan penjelasan tentang pembuatan rancangan
pembelajaran dan dilanjutkan dengan cara melaksanakan dan melaporkan Penelitian
Tindakan Kelas. Lebih jelasnya kerangka pemecahan masalah tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut :
BAGAN 1
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
B. KHALAYAK SASARAN
Berdasarkan rumusan masalah , maka yang menjadi sasaran yang dikenai
kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah para guru SD yang berada pada
golongan III di Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem berjumlah 34 orang.
C. KETERKAITAN
Kegiatan pelatihan penulisan penelitian tindakan kelas ini melibatkan dosen
Jurusan Pendidikan Ekonomi Undiksha dengan para guru SD di Kecamatan Abang
Memberikan pemahanan dan Pelatihan tentang PTK
Langkah-langkah merancang
PTK
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Implementasi
3. Tahap Pengamatan
Evaluasi Kegiatan
12
Kabupaten Karangasem. Fasilitator dalam kegiatan ini adalah para dosen Jurusan
Pendidikan Ekonomi Undiksha , sedangkan guru SD golongan III di Kecamatan Abang
Kabupaten Karangasem yang berjumlah 30 orang sebagai khalayak sasaran dari
kegiatan pelatihan.
D. METODE KEGIATAN
Bagan 2. Metode Kegiatan Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru SD di Kecamatan Abang
Kabupaten Karangasem
Metode pelatihan ini dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu 1) ceramah dan 2) latihan
penulisan proposal penelitian. Ceramah dilakukan karena banyak guru masih
mengalami kesulitan dalam pembuatan proposal PTK. Tim memberikan materi yang
meliputi pembuatan latar belakang masalah, pembuatan perumusan masalah,
pembuatan tujuan dan manfaat penelitian, pembuatan landasan teoritis dan pembuatan
metode penelitian. Ceramah diberikan 1x selama 90 menit yang diikuti oleh 30 guru.
Latihan praktek dilaksanakan setelah pelaksanaan ceramah. Guru-guru diminta
untuk membuat proposal penelitian yang meliputi penyusunan latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, dan metode
penelitian dengan mengisi copy sketsa yang dibagikan. Praktek pembuatan proposal
sekitar 60 menit, untuk review 60 menit, untuk perbaikan proposal diberikan waktu 1
minggu dan evaluasi dilaksanakan pada minggu berikutnya.
PTK merupakan salah satu guru
dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas sekaligus
karya ilmiah yang bisa dipakai
untuk kenaikan pangkat serta
sertifikasi guru
Khalayak Sasaran: 30 Guru SD
Golongan III di Kecamatan
Abang Kabupaten Buleleng
Alternatif pemecahan
masalah pelatihan
pembuatan proposal
PTK
Memahami PTK
Proposal PTK
13
E. RANCANGAN EVALUASI
Evaluasi yang dilaksanakan dengan cara pre test dan post test serta mereview
proposal hasil kerja selama mengikuti pelatihan. Indikator yang digunakan adalah
materi yang diberikan selama pelatihan yang terdiri dari: 1) latar belakang masalah, 2)
perumusan masalah, 3) tujuan penelitian, 4) manfaat penelitian, 5) landasan teori, dan
6) metode penelitian.
Setiap jawaban diberikan skor berdasarkan hasil review proposal seperti tabel
berikut.
Tabel 1. Tabel Skor Review Proposal Peserta Program
Indikator Skor
4 3 2 1
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Landasan Teori
6. Metode Penelitian
4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = sedang, 1 = kurang
Nilai peserta adalah rerata skor seluruh jawaban. Nilai keseluruhan adalah rerata nilai
seluruh peserta program.
Untuk mengevaluasi pemahaman materi pembuatan proposal diberikan pre test dan
post test. Skor pre test dan post test tiap nomor nilainya 10.
Nilai =Jumlah Betul x 10
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Lokasi Mitra
Kegiatan P2M dilaksanakan di SD 3 Kertamandala Kecamatan Abang
Kabupaten Karangasem. Kegiatan ini melibatkan guru-guru SD di Kecamatan Abang
yang berada pada golongan III. Data ini diperoleh berkat kerjasama panitia pelaksana
kegiatan dengan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Abang. Pada kegiatan ini diikuti
oleh 34 guru SD di Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem.
b. Penyelenggara Kegiatan
Penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui pemberian
pelatihan membuat proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilanjutkan dengan
penyusunan secara terbimbing dan mandiri, dan di akhir kegiatan seluruh peserta akan
mempresentasikan hasil proposal yang telah disusun..
Tim pelaksana pengabdian masyarakat terdiri atas 4 (empat) orang dosen.
Keempat dosen tersebut adalah Made Ary Meitriana, S.Pd., M.Pd (Ketua); Dra. Lulup
Endah Tripalupi, M.Pd (anggota); Kadek Rai Suwena, S. Pd, M Pd (anggota), Drs.
Made Artana, S.Pd., M.Pd (anggota). Disamping itu juga dalam penyelenggaraan
kegiatan ini dibantu oleh mahasiswa di jurusan Pendidikan Ekonomi. Adapun
narasumber dan tim pendamping dalam kegiatan ini adalah:
1) Drs. Made Artana, M.Pd sebagai nara sumber.
2) Made Ary Meitriana S.Pd M. Pd sebagai tim pendamping.
3) Dra. Lulup Endah Tripalupi, M.Pd sebagai tim pendamping
4) Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd sebagai pendamping.
Pelaksanaan kegiatan dari awal yaitu penjajagan tempat kegiatan , dilanjutkan
dengan persiapan yang dilakukan pada bulan pertama, kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan proposal PTK secara terbimbing. Penyusunan proposal PTK secara
mandiri yang dilakukan oleh peserta pelatihan dilaksanakan di tempat kerja masing-
masing. Dimana setelah peserta menyelesaikan penyusunan proposal PTK tersebut,
mereka wajib untuk mengirimkannya melalui email pendamping kegiatan yang
15
nantinya akan diperiksa dan dikoreksi oleh tim pelaksana kegiatan. Kegiatan akhir dari
pelaksanaan pelatihan ini adalah seluruh peserta wajib mempresentasikan proposal
PTK yang telah disusun. Dari presentasi tersebut akan diberikan masukan kembali
sebagai bahhan perbaikan sehingga proposal yang disusun tersebut siap untuk
dilaksanakan di kelas masing-masing sebagai bahan penelitian awal.
c. Penerapan Program Pelatihan
Penerapan program pelatihan yang telah dirancang telah dilakukaan kepada
guru-guru SD di Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem, selama penerapan
program pelatihan dilaksanakan di kelas. Pelatihan diawali dengan penjelasan secara
singkat tetang pengertian, manfaat serta tahapan pembuatan PTK, kemudian dilakukan
tanya jawab dengan para peserta untuk memperjelas pemahaman mereka. Setelah tanya
jawab para guru berlatih membuat proposal.
Pelatihan diikuti oleh 34 orang guru . Adapun ke 34 (tiga puluh empat) orang
guru peserta pelatihan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Nama Peserta
No Nama NIP
1 Ida Ayu Dewi Wahyuni, S.Pd., SD 19841102008012004
2 I Putu Sugara, S.Pd., SD 198606062009021005
3 I Made Putu Ariana 198405302008011008
4 Ni Kadek Damayanti, S.Pd., SD 198305302009022009
5 Ni Nengah Puriani, S.Pd., SD 197309192000122002
6 I Nengah Sudiarsana, S.Pd., SD 198109082005011013
7 I Kadek Putra Agustina, S.Pd., M.Pd 198212202005011004
8 I Ketut Dwi Ariana, S.Pd., SD 198510052009021005
9 Ni Nengah Astiti 196712312007012180
10 I Nyoman Kanta 198204102008011021
11 I Made Sukiana, S.Pd., SD 198503122009021003
12 I Wayan Suastika 19841229200921004
13 Ni Made Warsa 196902202007012017
16
14 I Ketut Gunarsa, S.Pd., SD 197402142005011008
15 Desak Made Sriasih, S.Pd 196812312008012093
16 Ni Kadek Karmiati, S.Pd., SD 198101252006042009
17 I Made Agus Dwi Kertyarsa 198408202009021003
18 Ni Wayan Surasmini, S.Pd., SD 198612182009022002
19 I Ketut Muliada, S.Pd., SD 198505072009021005
20 Ni Made Karsini, S.Pd 197212312007012157
21 I Made Putu Suyasa, S.Pd., SD 198307152006041014
22 I Ketut Suarta, S.Pd., SD 198402072006041005
23 Ida Ayu Komang Irawati, S.Pd 198304162005012003
24 I Nengah Sumantra 196812312005011092
25 Nurulaini, S.Pd 196901142007012019
26 I Nengah Alit, A.Md 196403012006041011
27 Ni Luh Ngarewati, S.Pd., SD 197307171999032008
28 Ni Ketut Arilaba Wiranati 198106252006042026
29 I Kadek Juliana, S.Pd 198107202006041014
30 I Ketut Sutiasa 198402162009021005
31 Ni Luh Urip Astuti, S.Pd 196904212007012030
32 Ni Putu Dambayanti, S.Pd., SD 198509122006042006
33 Ni Made Sumerti, S.Pd., M.Si 196606151986062001
34 Ni Wayan Maha Jayanti 198708022009022001
d. Evaluasi Keberhasilan
Tingkat evaluasi keberhasilan kegiatan pelatihan penulisan PTK dilakukan di
SD 3 Kertamandala yang dinilai dari kesiapan peserta pelatihan dalam
mempresentasikan proposal PTK yang telah berhasil disusun dan dari tim pelaksana
menganggap telah berhasil. Hal ini dilihat dari antusiasme guru sebagai peserta
pelatihan tinggi dalam menyimak serta melakukan tahapan-tahapan pelatihan yang
diberikan. Sesuai dengan target luaran yang diharapkan, para peserta mampu
menyusun proposal.
17
e. Alasan Kelanjutan
Pemberian pelatihan penulisan PTK memerlukan perhatian lebih lanjut, hal ini
masih ada beberapa permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan PTK.
Adapun identifikasi permasalahan yang masih dihadapi mitra adalah sebagai berikut.
a) Kemampuan melaksanakan PTK di kelas. Hal ini terbukti dari banyaknya
pertanyaan guru mengenai jumlah siklus yang harus mereka rancang,
bagaimana cara mengumpulkan dan menganalisis data PTK yang mereka
laksanakan.
b) Rendahnya pemahaman peserta tentang teknis penulisan karya ilmiah. Mereka
masih belum faham tentang apa saja yang harus mereka tulis dalam kajian
pustaka dan cara menulis daftar pustaka, mengingat dalam menyusun PTK
acuan pustaka mereka tidak hanya bersumber dari buku tetapi juga dari media
elektronik.
c) Untuk meningkaatkan kemampuan para guru peserta pelatihan, maka
dipandang perlu uuntuk mendapatkan pendampingan dalam penyusun
pelaporan penulisan PTK.
18
BAB V
PENUTUP
a. Simpulan
Penerapan program pelatihan ini, dilakukan berdasarkan analisis situasi yang
telah dipaparkan dan permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu guru-guru SD di
Kecamatan Abang. Maka program kegiatan pelatihan difokuskan pada upaya
meningkatkan kemampuan para guru dalam menulis penelitian tindakan kelas.
Hasil evaluasi tentang tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan dipandang
berhasil, hal ini ditunjukkan dari antusiasme peserta pelatihan dalam menyimak dan
mengikuti tahapan-tahapan pelatihan. Sesuai dengan target luaran yang diharapkan,
para guru peserta pelatihan telah berhasil menyusun proposal penelitian tindakan kelas.
b. Saran
a) Dari kegiatan P2M yang telah dilaksanakan maka disarankan pada para guru
agar selalu memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar siswa utamanya pada
kelas-kelas yang mengalami masalah belajar, melalui penelitian tindakan kelas.
Upaya perbaikan ini akan bermanfaat bagi siswa dan guru. Manfaat bagi siswa,
melalui PTK diharapkan siswa akan mengalami perbaikan/peningkatan dalam
proses dan hasil belajarnya, sedangkan manfaat bagi guru adalah guru akan
semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya ssebagai pengajar dan
pendidik. Para guru akan makin peka terhadap permasalahan-permasalahan
belajar dan akan makin mahir dalam memecahkan masalah belajar yang
dihadapi siswanya.
b) Dalam melaksanakan PTK hendaknya guru dapat bekerja sama dengan guru
lain (berkolaborasi). Kolaborasi antar guru akan dapat meningkatkan kerja
sama antar guru dalam menangani masalah belajar siswa .
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Arnyana, 2006, Model- model Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Makalah yang
disampaikan dalam Lokakaraya Model-model pembelajaran Unit P3AI IKIP
Masing-masing anggota yang ditunjuk mewakili kelompok asalnya, bertemu
dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi tertentu yang ditugaskan
untuk berdiskusi dan membahas Materi tertentu yang ditugaskan untuk dipelajari.
Setelah pembahas selesai, setiap siswa tersebut kembali kepada kelompok asalnya
Y Z A1 B1
C1
D1 E1 F1
G1
X X X
I J K L
M N O P
X X X
Q R S T U V W X
X X X
36
masing-masing dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah
mereka bahas pada kelompok ahli.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan tahap-tahap pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dibambarkan sebagai berikut.
Pembentukan kelompok
Wakil kelompok
Wakil setiap kelompok bergabung
dalam kelompok ahli
Diskusi dan pembahasan materi di
kelompok ahli
Wakil setiap kelompok
menjelaskan materi pada
kelompoknya
Penghargaan kelompok
Gambar 2.2 Tahap pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
37
Dari paparan di atas dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran atau
sintaks pembelajaran dengan Kooperatif Tipe Jigsaw, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 0.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
NO KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
1. Membagi siswa ke dalam kelompok
kooperatif
Membuat kelompok-kelompok
belajar dengan jumlah anggota 8
- 9 orang
2. Memberi tugas kepada siswa untuk
mengerjakan permasalahan yang
sudah tersedia kepada masing-masing
anggota kelompok dengan topik yang
berbeda
Memahami tugas yang diberikan
oleh guru sesuai topik yang
didapat
3. Menyuruh siswa agar masing-masing
anggota kelompok yang topik yang
sama untuk bergabung ke kelompok
ahli
Siswa yang memiliki topik yang
sama bergabung di kelompok
ahli untuk mendiskusikan
permasalahan yang diberikan
4. Membimbing siswa dalam diskusi
kelompok
Memecahkan permasalahan yang
ada dengan mendiskusikan
permasalahan yang ada dalam
kelompok ahli
5. Menyuruh siswa untuk kembali
kekelompok asal
Kembali kekelompok asal serta
saling menjelaskan hasil diskusi
di kelompok ahli
6. Mengarahkan agar siswa melakukan
presentasi berdasarkan kesimpulan
kelompok
Menyampaikan hasil diskusi
kelompok
7. Memberikan penguatan atau
penghargaan kepada masing-masing
kelompok
Melakukan refleksi dari apa yang
sudah diperoleh
4. Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
38
Pengembangan bahan kajian dalam penyusunan kurikulum untuk mata
pelajaran IPS, berdasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada, keterkaitan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi, dengan
perubahan-perubahan sosial budaya. Sehubungan dengan itu, ciri khas
kurikulum khususnya mata pelajaran IPS adalah memiliki keluwesan dalam
pengembangan materi pelajaran dan pengaturan waktu. Keadaan ini
memungkinkan para pengajar untuk mengembangkan bahan kajian tertentu
dengan memasukkan peristiwa-peristiwa yang tengah berlangsung yang
berkaitan dengan lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintah,
tanpa mengurangi tuntutan sasaran pembelajaran sebagaimana dipersyaratkan
oleh kurikulum dapat tercapai dan siswapun dapat memiliki wawasan yang
lebih luas lagi tentang peristiwa yang terjadi, serta mampu memahami kaitan
antara masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang.
Pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep yang berhubungan dengan isu-isu sosial
dan kewarganegaraan. Ilmu pengetahuan sosial juga diartikan sebagai bidang
studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah
sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu,
sedangkan ilmu sosial merupakan bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia
dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah mata pelajaran yang membahas atau mempelajari kehidupan
sosial yang ada di masyarakat.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD bertujuan agar siswa mampu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi
dirinya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan pemahaman
tentang perkembangan masyarakat sejak masa lalu hingga masa kini sehingga
siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
Pengembangan keterampilan dasar yang dimiliki oleh siswa akan
mendorong potensi belajar siswa secara optimal melalui kegiatan belajar yang
aktif. Untuk itu sasaran yang ingin dicapai mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar
39
meliputi semua aspek tingkah laku siswa yaitu aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
Aspek kognitif siswa yang dibina melalui mata pelajaran IPS adalah
keterampilan yang berkaitan dengan proses berpikir siswa melalui kegiatan-
kegiatan yang tampak antara lain menyebutkan, mengumpulkan,
membandingkan, menunjukkan, memahami, membedakan serta meafsirkan.
Dengan demikian maka sasaran pelajaran IPS ialah melatih siswa agar berpikir
logis melalui tahap-tahap yang sistematis dalam suatu proses yang terpadu,
sehingga keterampilan tersebut digunakan siswa dalam kehidupan pribadi
maupun masyarakat.
Aspek afektif yang dibina melalui pelajaran IPS mencangkup
pengembangan nilai seperti membangkitkan kesadaran siswa terhadap
lingkungan, rasa bangga dan kecintaan terhadap tanah air dan bangsa serta
berperilaku sebagai anggota masyarakat.
Aspek psikomotorik yang dikembangkan melalui pelajaran IPS antara lain
berbuat, berlatih, menggambar, membuat model, peta, dan lain-lain (Depdikbud
1996/1997:58)..
F. KERANGKA BERPIKIR
Terkait dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang pada dasarnya
pelajaran yang memerlukan daya ingat yang kuat karena pelajaran IPS mesti
dihapal, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Buktinya,
berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri 4
Bunutan diperoleh bahwa model pembelajaran yang digunakan cenderung masih
bersifat tradisional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
yang berorientasi pada pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 8 sampai 9 orang siswa. Dalam pembelajaran kooperatif nantinya
akan dapat saling bertukar pendapat, melalui argumen-argumen yang dikemukakan
oleh masing-masing individu. Sedangkan pembelajaran yang masih tradisional atau
konvensional tidak ada pengelompokan siswa secara kooperatif sehingga hasil
Comment [VAC5]: Sebelum kerangka berpikir, tambahkan sub bab penelitian terdahulu, kemudian kaitkan dengan kerangka berpikir dengan kondisi di lapangan, teori, dan penelitian terdahulu
40
belajar siswa cenderung rendah dibanding dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Maka dari itu, Guru menduga bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw tepat ataupun cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada
materi Perkembangan Sistem Administrasi Wilayah Indonesia
G. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikiran di atas maka berikut ini dapat
diajukan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut. “Jika penerapan model
pembelajaran kooperati tipe Jigsaw dapat diterapkan dengan baik maka dapat
diduga hasil belajar pada materi Perkembangan Sistem Administrasi Wilayah
Indonesia di Kelas VI di SD Negeri 4 Bunutan dapat meningkat”.
H. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran di sekolah
pada umumnya dan di kelas pada khususnya. Penelitian ini juga termasuk
penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran
diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan
penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b)
penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial
eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,
penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian
tindakan ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas dimana guru
secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran
peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,
sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan
data yang subjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Comment [VAC6]: Dimasukkan ke dalam rancangan penelitian saja
Comment [VAC7]: Tidak perlu
41
1. Tempat, waktu dan subjek penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat
di Kelas VI SD Negeri 4 Bunutan pada Tahun Pelajaran 2015/2016.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan
yaitu mulai bulan Agustus 2015 sampai dengan November 2015
c. Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti mengambil
sebuah subjek penelitian di SD Negeri 4 Bunutan yang melibatkan para
siswa Kelas VI dengan jumlah 33 orang yang terdiri atas 20 laki-laki dan 13
perempuan
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3). Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus,
tetapi tidak menutup kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum
memenuhi target penelitian. Akhir dari siklus I ditandai dengan pelaksanaan
ulangan harian begitu juga dengan siklus II dan siklus selanjutnya bila belum
memenuhi target penelitian.
Adapun rancangan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Rencana II
Refleksi Awal
Siklus I Siklus II
42
Gambar : 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(Kasihani, 2007)
Menurut Kasihani rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
1.2. Rencana Tindakan
Adalah perencanaan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan tindakan ini
adalah: (1) menyiapkan materi yang akan diajarkan, (2) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model dan materi pembelajaran,
(3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan instrumen penilaian.
2.2 Pelaksanaan
Adalah upaya yang dilakukan oleh guru atau peniliti untuk melakukan
perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada
rancangan pelaksanaan adalah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan.
2.3 Evaluasi atau Observasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran, adapu kegiatan
dalam rancangan evaluasi adalah penilaian terhadap tugas kelompok dan penilaian
terhadap hasil ulangan harian. Observasi dilakukan untuk mengetahui guru dan
siswa dalam proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan dalan rancangan ini
adalah mengobservasi guru dalam membuka pelajaran, menyampaikan materi dan
menutup pelajaran, dan mengobservasi siswa dalam kerja kelompok.
2.4 Refleksi
43
Refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji, dan mempertimbangkan dampak
tindakan yang telah diberikan. Kegiatan yang dilakukan dalam rancangan refleksi
ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penelitian terhadap
pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan dicari
pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus selanjutnya.
3. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dan instrumen pengumpulan
data yaitu dengan menggunakan metode tes, dan instrumen pengumpulan datanya
berupa soal-soal tes. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam metode ini
berupa soal-soal latihan untuk mengukur hasil belajar setelah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah “bagian dari statistik yang mempelajari cara
pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami” (Iqbal Hasan, 2008:6).
Rumus yang digunakan dalam analisis statistik deskriptif yakni sebagai berikut.
4.1 Menentukan Hasil Belajar atau Ketuntasan Individual Siswa Analisis hasil
belajar siswa atau ketuntasan individual menggunakan rumus sebagai berikut:
SHT
NA = x 100 %
SMI
Keterangan :
NA = Rata-rata Skor Siswa
SHT = Skor Hasil Tes
SMI = Skor Maksimal Ideal
4.2 Menentukan Tingkat Ketuntasan Siswa
Tingkat ketuntasan belajar (KB) menggunakan rumus sebagai berikut.
Jumlah siswa tuntas
KB = x 100%
Comment [VAC8]: Apakah tes dibuat oleh peneliti? Apabila iya, maka perlu diuju validitas dan reliabilitasnya
Comment [VAC9]: Perbaiki sturtur kalimat
44
Jumlah siswa keseluruhan
Keterangan :
KB = Ketuntasan belajar
4.3 Menentukan Keberhasilan Siswa
Untuk menentukan keberhasilan siswa, maka dilakukan penskoran dan
penentuan standar keberhasilan belajar. Sistem penilaian dalam penelitian ini
berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas VI di SD Negeri 4
Bunutan yaitu kreteria ketuntasan secara individual minimal 69 . Apabila
indikator keberhasilan pada pencapaian penguasaan materi sudah tercapai maka
penelitian dihentikan dan akan dijadikan simpulan dan pembahasan bahwa siklus
tersebut telah tercapai.
I. JADWAL PENELITIAN
Perencanaan penelitian ini disesuaikan dengan jadwal sebagai berikut:
No Kegiatan Bulan Ke
I II III IV
1 Perencanaan X
2 Pelaksanaan Siklus I X X
3 Refleksi Siklus I X
4 Sosialisasi hasil Siklus I X
5 Perencanaan Siklus II X
6 Pelaksanaan Siklus II X
7 Refleksi Siklus II X
8 Sosialisasi Hasil Siklus II X
9 Laporan Akhir X
DAFTAR PUSTAKA
45
Ahmadi, Abu & Triprasetya.1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka
Setiya.
Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Arendes.1997. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
Depdikbud. 1996. Petunjuk Kegiatan Belajar Mengajaar Sekolah Dasar. Jakarta:
Derektorat Pendidikan dan Kebudayaan.
Gagne & Briggs. 2009. Pengertian Pembelajaran.
Hasan, M. Iqbal. 2008. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (statistik deskripsi). Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Moedjiono, & Moh. Dimyati. 1992. Stratege Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud
Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Dontekstua dan Penerapan dalam KBK. Surabaya:
Universita Negeri Malang.
Nurkancana, Wayan & PPN. Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Ratunamen, Tanwey Gerson. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa
Universty.
Rusyan, Tabrani. 1993.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bina Budaya.