Top Banner
VOLUME 1 4 , N O . 0 1 , MARET 201 6 I SSN 1693 - 1742 JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA PUSLITBANG TRANSPORTASI ANTAR MODA JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT Telp. (021) 34833064, Fax. (021) 3523205 Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI - LIPI/09/2 0 14
11

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

Sep 16, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

VOLUME 1 4 , N O . 0 1 , MARET 201 6 I SSN 1693 - 1742

JURNAL PENELITIAN

TRANSPORTASI

MULTIMODA

PUSLITBANG TRANSPORTASI ANTAR MODA

JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT

Telp. (021) 34833064, Fax. (021) 3523205

Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI - LIPI/09/2 0 14

Page 2: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

JURNAL PENELITIAN

TRANSPORTASI MULTIMODA

VOLUME 14, NO. 01, MARET 2016 ISSN: 1693-1742

DDC: 388.044.Per.a Yandra Rahadian Perdana dan Joewono Soemardjito

Analisis Asal Tujuan Komoditi Utama Antar Wilayah Pulau Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara

Timur

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret 2016, Hal. 1-10

Distribusi komoditi antar wilayah masih menunjukkan

ketimpangan volume muatan antara wilayah Barat

Indonesia, dalam hal ini Pulau Jawa, dan wilayah Timur

Indonesia, dalam hal ini Pulau Kalimantan dan Pulau

Nusa Tenggara. Untuk mengetahui kondisi tersebut, maka

perlu diidentifikasi dan dianalisis pola pergerakan

(asaltujuan) komoditi utama berbasis pangan antar

wilayah melalui jalur laut di Pulau Jawa, Kalimantan, dan

Nusa Tenggara. Metode analisis yang digunakan dalam

studi ini adalah analisis berbasis Matriks Asal Tujuan

(MAT) dengan dukungan data lalu lintas barang pada 5

pelabuhan yang dikaji, yaitu: Pelabuhan Tanjung Emas,

Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Banjarmasin,

Pelabuhan Lembar, dan Pelabuhan Tenau. Hasil analisis

data asal-tujuan komoditi utama dalam sepuluh tahun

terakhir menunjukkan: (i) ketidakseimbangan muatan

antar pelabuhan/ wilayah; (ii) hubungan antara

wilayah(pulau) ditinjau dari jenis komoditinya; dan (iii)

kuatnya posisi Pelabuhan Tanjung Perak sebagai simpul

distribusi komoditi antar wilayah di Pulau Jawa,

Kalimantan, dan Nusa Tenggara.

Kata kunci : pola asal-tujuan, komoditi pangan utama,

pelabuhan.

DDC: 388.411.Lis.a Listantari, Yessi Gusleni, dan Joewono Soemardjito

Analisis Ruang Jalan Untuk Pengembangan Lajur Sepeda

Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret 2016, Hal. 11-20

Dalam rangka menghadapi perubahan di masa-masa

mendatang, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

mengharapkan terciptanya kondisi transportasi yang tertib,

lancar, aman, nyaman dan efisien. Pemerintah Kabupaten

Gunungkidul berencana mengembangkan lajur khusus

sepeda di wilayah Perkotaan Wonosari sebagai bagian dari

implementasi program pembangunan transportasi tidak

bermotor. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi ruas-

ruas jalan eksisting di wilayah Perkotaan Wonosari yang

dinilai memiliki tingkat kesesuaian untuk pengembangan

lajur khusus sepeda. Metode analisis yang digunakan

adalah Spatial Multiple Criteria Evaluation (SMCE)

dengan melibatkan para pemangku kebijakan di tingkat

lokal dalam menentukan kriteria penilaian untuk

pengembangan lajur sepeda. Teknik analisis menggunakan

data spasial yang terdiri atas 9 kriteria penilaian dengan 3

tingkatan kesesuaian yaitu 1: rendah, 3: sedang, dan 5:

tinggi. Hasil penilaian terhadap 170 ruas jalan eksisting

mengindikasikan terdapat 5 ruas jalan yang dinilai sesuai

untuk pengembangan lajur khusus sepeda di wilayah

Perkotaan Wonosari, dengan total panjang 3,86 Km. Ruas

jalan tersebut adalah: (1) Ruas Jalan Semoyo – Pengkok;

(2) Jalan Tentara Pelajar; (3) Jalan Veteran; (4) Jalan Ki

Ageng Giring; dan (5) Jalan Bhayangkara.

Kata kunci : transportasi tidak bermotor, lajur sepeda,

wilayah perkotaan Wonosari, Spatial Multiple Criteria

Evaluation.

DDC: 387.15.Rit.r Rita dan Juren Capah

Revitalisasi Layanan Intermoda Angkutan Laut Tanjung Tiram ke Kuala Tanjung

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret 2016, Hal. 21-30

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sampai dengan tahun

2030 telah mencanangkan 2 buah pelabuhan utama yaitu

Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung yang

berlokasi di kawasan pantai Timur Sumatera Utara.

Pengembangan pelabuhan pendukung Tanjung Tiram di

pesisir pantai timur Sumatera Utara diperlukan untuk

mendukung keberadaan pelabuhan khususnya hubungan

internasional Kuala Tanjung yang juga menyediakan

layanan perpindahan penumpang dari dan menuju luar

negeri seperti Malaysia dan Singapura. Metode analisis

yang digunakan adalah analisis deskriptif, dengan

melakukan pengumpulan data primer, data sekunder dari

referensi, literatur dan data penunjang lainnya yang

digunakan untuk dibandingkan kelebihan moda angkutan

laut dengan moda angkutan darat dan hasil Focus Group

Discussion (FGD) di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelabuhan Tanjung Tiram saat ini masih digunakan sebagai

pelabuhan nelayan atau pelabuhan ikan, sedangkan untuk

pergerakan penumpang dan barang masih sangat rendah

pemanfaatannya karena moda darat lebih dipilih karena

waktu tempuhnya lebih cepat, biaya lebih murah. Hasil

analisis menunjukkan rute layanan angkutan laut dari

Tanjung Tiram ke Kuala Tanjung untuk saat ini belum

layak dibuka kembali. Apabila dibuka atau diaktifkan

kembali dengan persyaratan yang wajib dipenuhi. Solusi

yang lebih efektif dan efisien adalah penyediaan angkutan

umum atau penyediaan sarana dan prasarana pendukung

untuk melayani penumpang dari Tanjung Tiram menuju

Kuala Tanjung Balai Asahan.

Kata-kata kunci: revitalisasi, layanan intermoda,

angkutan laut.

DDC: 388.4.Aku.m Win Akustia

Evaluasi Keterpaduan Antarmoda Transportasi di Kota

Gorontalo

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret 2016, Hal. 31-40

Peran moda angkutan umum di kota Gorontalo saat ini

masih minim (kurang dari 10%), akibat adanya trend

peningkatan motorisasi serta merebaknya layanan bentor.

Hal ini juga disebabkan belum baiknya kondisi

keterpaduan antarmoda transportasi penumpang di Kota

Gorontalo. Meskipun sejak Tahun 2009 sudah

dioperasikan BRT Trans Hulonthalangi, yang disusul

dengan pengoperasian bus pemadu moda di Bandara

Djalaluddin, namun optimalisasi peran angkutan umum

belum dapat dicapai akibat masih rendahnya tingkat

keterpaduan antarmoda di sejumlah simpul utama di

Gorontalo, yakni: Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo,

Terminal Leato, dan Bandara Djalaluddin. yang

dipengaruhi oleh instrument input berupa peraturan dan

environmental input. Makalah ini menggunakan metode

analisis Isi (Content Analysis), Analisis Deskripsi

(Descriptive Analysis), Analisis Kesenjangan (Gap

Analysis), Pemetaan Permasalahan (Problem Mapping) &

Six Sigma Analysis, menggunakan 3 indikator utama

(keterpaduan prasarana, keterpaduan jaringan, dan

keterpaduan pelayanan). Hasil evaluasi menunjukkan

bahwa hampir semua persyaratan keterpaduan antarmoda

tidak dapat dipenuhi yang menjustifikasi masyarakat untuk

lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi serta

bentor. Sehingga disarankan untuk dilakukan upaya

peningkatan keterpaduan antarmoda pada simpul utama di

Kota Gorontalo diantaranya melalui penyediaan berbagai

fasilitas alihmoda, peningkatan integrasi jaringan trayek

serta sistem layanan. Kata kunci: keterpaduan moda, prasarana, jaringan,

pelayanan.

DDC: 388.4.Ran.p Yohanes Satyayoga Raniasta, Ikaputra, dan Dyah Titi

Widyastuti

Pengembangan Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta

Berbasis Transit Dengan Pendekatan Aksesibilitas

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret 2016, Hal. 41-54

Transit Oriented Development (pengembangan kawasan

berbasis transit) telah menjadi model penataan kawasan

untuk mereduksi kemacetan dan kesemrawutan kota yang

memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas

lingkungan. Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta

merupakan kawasan tarikan dalam skala regional yang

berbasis moda transportasi utama kereta api. Penelitian ini

membahas tentang kemudahan pencapaian penumpang

kereta api lokal dari Stasiun Tugu untuk mencapai titik-

titik aktivitas yang menjadi tarikan pergerakan pada

kawasan dengan menggunakan moda berjalan kaki dan

kendaraan umum non motorized (NMT) becak. Metode

kualitatifkuantitatif rasionalistik digunakan untuk

pendekatan dalam penelitian ini, melalui wawancara

terhadap 100 orang responden dan observasi fisik

lapangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 (dua

belas) titik tarikan kawasan dengan tingkat aksesibilitas

pejalan kaki dalam ambang batas bawah tingkat baik (nilai

2,54 dalam skala 4,00) dan aksesibilitas NMT becak dalam

ambang batas bawah tingkat baik (2,53 dalam skala 4,00).

Kata-kata kunci: transit oriented development,

aksesibilitas, pejalan kaki, NMT becak.

Page 3: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

DDC: 388.044.Per.a Yandra Rahadian Perdana dan Joewono Soemardjito

Analysis on Origin-Destination of Inter-Region Major

Commodity in Java, Kalimantan, and East Nusa

Tenggara Islands

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, March 2016, Page 1-10

The distribution of interislands commodity shows

imbalancing of volume between western region of

Indonesia, in this case is Java Island and eastern region

of Indonesia, in this case are Kalimantan and Nusa

Tenggara Islands. To determine this fact, it needs to be

identified and analyzed the patterns of movement of

primary food-based commodities amongst the regions

through the sea in Java, Kalimantan, and Nusa Tenggara

Islands. The analytical method used in this study is based

on analysis of an Origin Destination (OD) with the

support of the data of freight traffic at five ports, namely:

Port of Tanjung Emas, Port of Tanjung Perak, Port of

Banjarmasin, Port of Lembar, and Port of Tenau. The

results of data analysis of origin-destination of primary

commodities in the last ten years show: (i) imbalancing

volume between ports/ regions; (ii) the inter-region

relationships in terms of the type of commodity; and (iii)

the strong position of the Port of Tanjung Perak as a

distribution node of commodities amongst the regions of

Java, Kalimantan, and Nusa Tenggara Islands.

Keywords: origin-destination pattern, major food

commodities, sea-ports.

DDC: 388.411.Lis.a Listantari, Yessi Gusleni, dan Joewono Soemardjito

Analysis of Road Space for Bicycle Lanes Development

Using Spatial Multiple Criteria Evaluation Method

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, March 2016, Page 11-20

In order to deal with changes in the future, the Government

of Gunungkidul Regency expects to create the condition of

orderly, smooth, safe, comfortable and efficient

transportation. The local government plans to develop the

bicycle lanes in Wonosari urban area as part of the

implementation of non-motorized transport development

program. Research is aimed to identify the existing road

infrastructure which is suitable for the development of

bicycle lanes. The method used in this research is Spatial

Multiple Criteria Evaluation (SMCE) that has involved the

local stakeholders in determining the assessment criteria

for development of bicycle lanes. The technique of analysis

used spatial data consisted of nine criteria assessment with

three level of suitability, i.e.: 1 for low condition, 3 for

moderate condition, and 5 for high condition. The result of

assessment for 170 existing road sections indicates 5 roads

which are suitable for bicycle lanes development in

Wonosari urban area, with a total length of 3.86 km. These

road sections are: (1) Semoyo Pengkok; (2) Tentara

Pelajar; (3) Veteran; (4) Ki Ageng Giring; and (5)

Bhayangkara. Keywords: non-motorized transportation,

bicycle lanes, Wonosari urban area, spatial multiple

criteria evaluation.

DDC: 387.15.Rit.r Rita dan Juren Capah

Revitalization Sea Transport Intermodal Services from

Tanjung Tiram to Kuala Tanjung

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, March 2016, Page 21-30

Until 2030, North Sumatera Provincial Government will

endorse two main ports, Port Belawan Port and Port Kuala

Tanjung, which are located in the East coast of North

Sumatera. Tanjung Tiram supporting port, which is

developming on the east coast of North Sumatera, is

required to provide port Kuala Tanjung with supporting

international relations; in other words, provide the transfer

of passengers to and from foreign countries such as

Malaysia and Singapore. As for the analytical method,

there were descriptive analyses including 1) collecting

primary data, secondary data from references, literatures

and other supporting data used to compare sea transport

modes with other modes of land transport for finding out

the advantages of the formers and 2) Focus Group

Discussion (FGD) in the Office of the Provincial Transport

Department North Sumatera. The analysis results showed

that the port of Tanjung Tiram is still useful as a port for

fishing , whereas it is still very less effcient compared to

land trasnport modes with faster travel time and less costs.

Also, the analysis results showed that the ocean freight

service from Tanjung Tiram to Kuala Tanjung are

currently reopened with feasibility. In order to reopen for

passengers, it is needed much budget to provide. So it will

be solved to more effectively and efficiently provide public

transport or facilities and supporting infrastructures for

serving passengers from Tanjung Tiram towards Kuala

Tanjung Balai Asahan.

Keywords: revitalization, intermodal transport, sea

service.

DDC: 388.4.Aku.m Win Akustia

Evaluation of Intermodal Transport Integration in

Gorontalo

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, March 2016, Page 31-40

The role of public transport modes in the city of

Gorontalo is still minimal (less than 10%), due to the

trend of increasing motorization and widespread bentor

services. This is also due to not good integration of

intermodal passenger transport in the city of Gorontalo.

Although since 2009 the BRT Trans Hulonthalangi has

been operated, followed by the bus operation integrator

modes in Djalaluddin Airport, but optimizing the role of

public transport can not be achieved due to the low level

of integration of intermodal in a number of the primary

node in Gorontalo, namely: Seaport Crossing Gorontalo,

Leato Terminal and Djalaluddin Airport. Influenced by

the instrument input in the form of regulations and

environmental input. This paper uses Content Analysis,

Descriptive Analysis, Gap Analysis, Problem Mapping &

Six Sigma Analysis method, using three main indicators

(the integration of infrastructure, the integration of the

network, and the integration of services). The results

showed that nearly all of the requirements of intermodal

integration of justifying the public to prefer using private

vehicles as well as bentor. So it is advisable to increase

the integration of intermodal on the primary node in the

city of Gorontalo including the provision of various

facilities of transfer modes, increasing route network and

system of integration services. Keywords: integration modes, infrastructure, network,

service.

DDC: 388.4.Ran.p Yohanes Satyayoga Raniasta, Ikaputra, dan Dyah Titisari

Widyastuti

An Accessibility Approach to The Development of Tugu

Train Station Area Based on TransitOriented

Development Concept

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, March 2016, Page 41-54

Transit Oriented Development is a model in area planning

for reducing traffic congestion and chaos of city that gives

positive effects to the increase of environmental quality.

The area surrounding Tugu Train Station in Yogyakarta

is a destination area for regional scale that is reached by

train as the main mode of transportation. This research

scrutinizes the local passengers’ ease to reach their

destination from Tugu Station on foot and by non

motorized transportation (NMT), i.e. pedicab. The mixed

method of rationalistic qualitative and quantitative is used

in this research through interview with 100 subjects and

field observation. The result of this research shows that

there are 12 (twelve) points of destination in lower

treshold at good level (2.54 on 4.00 scale) for pedestrian

accessibility and lower treshold at good level (2.53 on

4.00 scale) for NMT pedicab accessibility.

Keywords: transit oriented development, accessibility,

pedestrian, NMT pedicab.

Page 4: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

VOLUME 1 4 , N O . 0 2 , JUNI 201 6 I SSN 1693 - 1742

JURNAL PENELITIAN

TRANSPORTASI

MULTIMODA

PUSLITBANG TRANSPORTASI ANTARMODA

JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT

Telp. (021) 34833064, Fax. (021) 3523205

Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI - LIPI/09/2 0 14

Page 5: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

JURNAL PENELITIAN

TRANSPORTASI MULTIMODA

VOLUME 14, NO. 02, JUNI 2016 ISSN: 1693-1742

DDC: 388.042.Gus.p Yessi Gusleni

Pelayanan Penumpang di Stasiun Serang Dalam Perspektif Transportasi Antarmoda

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, Juni 2016, Hal. 55-66

Keberhasilan pembangunan sektor transportasi yang dicapai

ditandai antara lain oleh waktu tempuh dan frekuensi

angkutan yang semakin meningkat serta jangkauan

pelayanan yang bertambah luas. Transportasi perlu ditata

dalam suatu pelayanan terintegrasi, terutama pelayanan

transportasi antarmoda di stasiun. Untuk mewujudkan

pelayanan yang demikian, tentunya perlu adanya

penyelenggaraan pelayanan angkutan antarmoda yang

terintegrasi antara moda yang satu dengan lainnya. Dengan

dasar tersebut, kajian ini mencoba melakukan analisis untuk

mengetahui pelayanan penumpang di Stasiun Serang dalam

perspektif transportasi antarmoda, dengan menggunakan

metode servqual analysis. Hasil analisis diketahui bahwa

terdapat 16 variabel yang memiliki nilai gap lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai rata-rata skor servqual yang

artinya terdapat ketidakpuasan responden terhadap kinerja

pelayanan transportasi antarmoda penumpang di Stasiun

Serang. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas fasilitas di

stasiun khususnya yang berkaitan dengan moda angkutan

lanjutan perlu ditingkatkan ketersediaannya termasuk sistem

informasi di stasiun, khususnya informasi mengenai moda

angkutan lanjutan. Keamanan dan kualitas serta kuantitas

SDM di stasiun juga perlu ditingkatkan.

Kata kunci : pelayanan, transportasi antarmoda,

dan stasiun

DDC: 363.12.Wid.k Dwi Widiyanti

Kajian Daerah Rawan Kecelakaan (DRK) di Kabupaten Musi Banyuasin

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, Juni 2016, Hal. 67-76

Kabupaten Musi Banyuasi (Muba) adalah salah satu

Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan ibu kota Sekayu,

luas wilayahnya adalah ± 14.265.96 km². Jumlah penduduk

kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2014 mencapai

602.027 jiwa. Jumlah kendaran tahun 2014 mencapai 4.658

kendaraan. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang

terjadi di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang terdata

di Polisi Resort Musi Banyuasin pada akhir tahun 2012

adalah 236 kejadian. Sebanyak 137 orang meninggal dunia,

222 orang luka berat dan 153 luka ringan di mana korban

kecelakaan didominasi oleh remaja. Kerugian material yang

diakibatkan kecelakaan lalu lintas mencapai Rp

2.501.000.000. Beberapa penyebab faktor kecelakaan lalu

lintas diantaranya adalah kondisi jalan yang mulus dan

tikungan. Ruang lingkup dari kajian ini adalah yang

berkaitan dengan identifikasi daerah rawan kecelakaan,

sedangkan perumusan masalahnya adalah yang berkaitan

dengan kajian daerah rawan kecelakaan dan titik rawan

kecelakaan. Adapun Metode yang digunakan untuk

menganalisa data dengan menggunakan metode frekuensi

kecelakaan, tingkat kecelakaan, Angka Ekuivalen

Kecelakaan (AEK), Z-Score, dan Cumulative Summary

(Cusum). Hasil dari analisa data menyimpulkan bahwa ruas

Jalan Lintas Sumatera tergolong blacksite sehingga perlu

penanganan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas sesuai

dengan peraturan terkait.

Kata kunci : kecelakaan, lalu lintas, blackspot, blacksite

DDC: 711.7.Des.p Wahyu Desga, Feni Mardila Putri, dan Novindah

Yulanda

Pemodelan Bangkitan Perjalanan di Nagari

Siguntur, Nagari Braung-Barung Belantai dan

Nagari Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, Juni 2016, Hal. 77-82

Antara tempat bermukim dan beraktifitas tentunya akan

menimbulkan perjalanan, sehingga memerlukan moda

transportasi sebagai alat untuk membantu aktivitas.

Pemilihan moda transportasi untuk mempermudah

tercapainya suatu tempat merupakan suatu hal yang tidak

asing lagi, karena setiap orang pastinya akan

memperhitungkan jarak, biaya, keamanan dan kenyamanan

dalam melakukan perjalanan, disamping untuk mengurangi

resiko kecelakaan. Untuk memberikan pelayanan di bidang

transportasi tentunya mempertimbangkan aspekaspek yang

bersangkutan seperti jangkauan pelayanan yang diberikan

agar terwujudnya pelayanan yang memuaskan di dalam

bepergian. Dengan adanya moda transportasi, maka akan

dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan membuka

lapangan pekerjaan. Kata-kata kunci: pemodelan, bangkitan

perjalanan, daerah pelayanan

DDC: 388.04.Lis.e Listantari

Evaluasi Pelayanan Angkutan Lanjutan di

Pelabuhan Penyeberangan Merak

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, Juni 2016, Hal. 83-94

Pelabuhan Penyeberangan Merak terletak di Kota

Cilegon, Banten. Rata-rata durasi perjalanan yang

diperlukan antara Merak - Bakauheni atau sebaliknya

dengan feri ini adalah sekitar 2 jam. Pengguna kapal

penyeberangan pada masa lebaran untuk mudik maupun

balik selalu mengalami kenaikan dibanding hari-hari

biasa. Tujuan penelitian untuk merumuskan konsep

rekomendasi untuk pelayanan angkutan lanjutan di

Pelabuhan Penyeberangan Merak. Metode analisis data

yang digunakan adalah Customer Satisfaction Index

(CSI). Hasil perhitungan dengan menggunakan metode

CSI diperoleh angka indeks 63,92%. yang

diinterpretasikan sangat jelek (very poor). Pelayanan

angkutan lanjutan di Pelabuhan Penyeberangan Merak

sudah berjalan, namun perlu perbaikan dalam aspek

fasilitas papan informasi (petunjuk arah, denah lokasi,

tarif tiket angkutan lanjutan, dan jadwal keberangkatan

angkutan lanjutan), aspek fasilitas alih moda (bagi

penyandang cacat/ibu hamil/anak-anak) menuju halte

angkutan lanjutan, aspek ketersediaan fasilitas bagi

pejalan kaki (selasar) menuju halte angkutan lanjutan,

dan aspek ketersediaan fasilitas pelindung dari terik

matahari dan hujan (kanopi) menuju halte angkutan

lanjutan karena kinerjanya dinilai rendah oleh

penumpang di Pelabuhan Penyeberangan Merak.

Kata kunci: evaluasi, pelayanan, dan angkutan

DDC: 388.041.Ind.a Anzy Indrashanty dan Poerwaningsih S. Legowo

Aksesibilitas dan Mobilitas Transportasi di

Provinsi Bengkulu Dalam Konteks Negara

Maritim dan Penguatan Daerah Tertinggal

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, Juni 2016, Hal. 95-104

Provinsi Bengkulu memiliki posisi yang strategis

dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar,

baik skala lokal, regional, nasional, bahkan

internasional, meskipun kondisi saat ini

menunjukkan bahwa masih banyak kabupaten di

Provinsi Bengkulu yang masuk dalam daftar daerah

tertinggal. Namun, beberapa tahun belakangan ini,

tingkat mobilitas penduduk di Provinsi Bengkulu

cenderung bertambah. Hal ini ditandai dari

perekonomian Provinsi Bengkulu sepanjang tahun

2013 yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

6,21%. Berdasarkan peningkatan perekonomian

yang ada maka masyarakat membutuhkan

peningkatan aksesibilitas dan mobilitas orang dan

barang dari dan ke pusat–pusat kegiatan wilayah

yang ada di Provinsi Bengkulu.Tujuan studi adalah

untuk mengukur tingkat aksesibilitas dan mobilitas

serta membuat konsep arah pengembangan, strategi,

dan program pengembangan jaringan prasarana dan

jaringan pelayanan transportasi antar

kabupaten/kota dengan outlet–outlet maritim

Provinsi Bengkulu. Metoda analisis yang digunakan

adalah metoda statistik deskriptif. Teknik analisis

yang digunakan untuk menjelaskan keterkaitan

antara variabel aksesbilitas, mobilitas, dan Index

Pembangunan Manusia (IPM), adalah korelasi dan

regresi linier. Dalam hal ini data angka IPM

diadopsi untuk menggambarkan variabel

‘ketertinggalan’. Berdasarkan hasil analisis

menunjukkan bahwa 10 kota/kabupaten masing-

masing memiliki nilai aksesibilitas diatas standar

yang ditetapkan Kep.Menkimpraswil No.

534/KPTS/M/2001. Begitupula dengan mobilitas,

dari semua kota/ kabupaten memiliki indeks

mobilitas diatas nilai patokan minimal yaitu 0,002.

Kata-kata kunci: transit oriented development,

aksesibilitas, pejalan kaki, NMT becak.

Page 6: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

DDC: 388.042.Gus.p Yessi Gusleni

Passanger Service Station In The Perspective of

Transportation Intermodal Serang

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume

14, No. 02, June 2016, Page 55-66

The success of the development of the transport

sector which achieved marked among other

things by the travel time and transport increasing

frequency and expanding range of services.

Transportation needs to be organized in a more

integrated services, particularly intermodal

transport services at the station. To realize the

service that is the case, there is need for the

implementation of integrated intermodal

transport services between the modes with one

another. With that, the study conducted an

analysis to determine passenger service in Serang

stations in intermodal transportation perspective,

using the method of analysis servqual. Results of

analysis show that there are 16 variables that gap

have a higher value than the average value score

servqual which means that there is dissatisfaction

of respondents on the performance of intermodal

passenger transportation services in Serang

Station. Therefore, quality of and quantity of the

facilities at the station in particular with regard

to advanced transport modes needs to be

improved availability including information

systems at stations, especially the information

about the advanced mode of transport. Safety and

the quality and quantity of human resources at the

station also needs to be improved.

Keywords: services, intermodal transportation,

and station

DDC: 363.12.Wid.k Dwi Widiyanti

Study Accident Black Areas (DRK) In Musi

Banyuasin

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, June 2016, Page 67-76

Musi Banyuasi (Muba) is one of the districts in the

province of South Sumatra capital of Sekayu area

is ± 14,265.96 km². Banyuasin district population

in 2014 reached 602,027 people. The number of

vehicles in 2014 reached 4,658 vehicles. The high

number of traffic accidents that occurred in the

district of Musi Banyuasin recorded in police

Resort Banyuasin at the end of 2012 was 236

events. A total of 137 people died, 222 people were

seriously injured and 153 slightly injured in an

accident where the victim is dominated by

teenagers. Material losses resulting from traffic

accidents reached Rp 2.501 billion. Some of the

causes of traffic accidents factors include road

conditions are smooth and round the corner. The

scope of this study is related to the identification of

accident-prone areas, while the formulation of the

problem is related to the study of accident-prone

areas and accident blackspots. The method used to

analyze the data by using the frequency of

accidents, accident rates, Figures Equivalent

Accident (AEK), Z-Score, and Cumulative

Summary (Cusum). The results of the data analysis

concluded that section of Jalan Lintas Smatera

classified blacksite that need treatment to reduce

traffic accidents in accordance with the relevant

regulations.

Keywords: accident, traffic, blackspot, blacksite

DDC: 711.7.Des.p Wahyu Desga, Feni Mardila Putri, dan Novindah

Yulanda

Modelling of Trip Generation in Nagari Siguntur,

Nagari Barung-Barung Belantai and Nagari

Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten

Pesisir Selatan

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume

14, No. 02, June 2016, Page 77-82

Between place for living and activities will

certainly lead to the trip. That calls for modes of

transportation as a device to help activity. Modal

transportation choice aims to ease the

achievement of a place. For everyone should be

take into calculation of distance, cost, safety and

comfort in travel, in addition to reducing the risk

of accident. To provide services in the field of

transportation consider aspects concerned as

coverage given that the formation of a better

service in travel. With the modes of

transportation, so there would be an increase

community economic and open job opportunities.

Keywords: modelling, trip generation, service

area.

DDC: 388.04.Lis.e Listantari

Transfer Modes Service Evaluation at Merak Port

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, June 2016, Page 83-94

Merak Ferry Port located in Cilegon, Banten .

The average duration of trips required between

Merak - Bakauheni or otherwise with this ferry is

about 2 hours. Users ferryboat during Eid for

turning back and forth and always increase

compared to normal days. The aim of research to

formulate a draft recommendation for further

transport services in the Merak Ferry Port. Data

analysis method used is the Customer Satisfaction Index (CSI). The result using CSI

methods indices gained 62.79 %, which is

interpreted very bad (very poor). Transport

services continued at the Merak Ferry Port is

already running, but needs improvement in this

aspect of board facilities information (directions,

map of location, ticket fare transportation

advanced, and the scheduled departure time

transport continued), aspects of the facility over

the mode (for the disabled /pregnant /children) to

the advanced transportation stops, the

availability of facilities for pedestrians (lobby) to

the advanced transportation stops, and aspects of

the availability of protective of the sun and rain

(canopy) to the advanced transportation stops

because its performance is rated low by

passengers in the Merak Ferry Port.

Keywords: evaluation, service, and

transportation.

DDC: 388.041.Ind.a Anzy Indrashanty dan Poerwaningsih S. Legowo

Accessibility and Transportation Mobility

Bengkulu Province in The Context of Maritime Nations and Strengthening Disadvantaged

Regions

Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 02, June 2016, Page 95-104

Bengkulu province has a strategic position and has

enormous economic potential, either for local,

regional, national, and even international,

although the current conditions indicate that there

are still many districts in the province of Bengkulu

in the list of backward regions. However, in recent

years, the level of population mobility in Bengkulu

province tends to increase. It is marked on the

economy of the province of Bengkulu throughout

the year 2013, which recorded a growth of 6.21%.

Based on the improvement of the existing economy,

the society requires an increase in the accessibility

and mobility of people and goods to and from the

centers of regional activities in the Northern

Province Bengkulu. The objective of study is to

measure the level of accessibility and mobility as

well as to make the concept development direction,

strategy and network development program

infrastructure and network transport services

between districts / cities with outletoutlet maritime

province of Bengkulu. The method of analysis used

is descriptive statistical methods. The analysis

technique used to elucidate the interaction between

variables accessibility, mobility, and the human

development index (HDI), is correlation and linear

regression. In this case the data HDI adopted to

describe the variables ‘lag’. Based on the results of

the analysis showed that the 10 cities / counties

each have a value of accessibility standards set

forth above Kep.Menkimpraswil No. 534 / KPTS /

M / 2001. Neither the mobility, from all cities /

counties have mobility index above the minimum

benchmark value is 0.002.

Keywords: accessibility, mobility, Bengkulu,

regression analysis

Page 7: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

VOLUME 1 4 , N O . 0 3 , SEPTEMBER 201 6 I SSN 1693 - 1742

JURNAL

TRANSPORTASI

MULTIMODA

PUSLITBANG TRANSPORTASI ANTAR MODA

JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT

Telp. (021) 34 49726 , Fax. (021) 3 449726

Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI - LIPI/09/2 0 14

Page 8: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

JURNAL

TRANSPORTASI MULTIMODA

VOLUME 14, NO. 03, SEPTEMBER 2016 ISSN: 1693-1742

DDC: 658.84.Jun.p Herma Juniati dan Akhmad Rizal Arifudin

Pemetaan Pergerakan Komoditas Strategis di Pulau Jawa

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 03, September 2016, Hal.105-120

Belum optimalnya jaringan prasarana, jaringan pelayanan

dan layanan angkutan barang menyebabkan

ketidaklancaran pergerakan komoditas strategis di Pulau

Jawa, sehingga proses distribusi dari asal ke tujuan

menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Dengan dasar

tersebut, penelitian ini mencoba melakukan analisis untuk

mengetahui bagaimana pergerakan komoditas strategis di

Pulau Jawa sehingga diharapkan proses distribusi dari asal

ke tujuan menjadi efektif dan efisien, dengan

menggunakan metode analisis deskriptif.

Kata kunci: pemetaan, pergerakan, komoditas strategis,

analisis deskriptif

DDC: 385.26.Mag.p Maria Magdalena dan Imbang Danandjojo

Pengaruh Gender Terhadap Persepsi Mengenai Fasilitas Jarak Berjalan di Lokasi Penentuan Titik Simpul

Kereta Api dan BRT di Bandar Udara Banjarbaru

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 03, September 2016, Hal.121-128

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengetahui persepsi

penumpang pria dan wanita serta, (2) Pengaruh gender

terhadap jarak berjalan, pada saat menentukan lokasi titik

simpul Kereta Api dan BRT di Bandar Udara kota

Syamsudin Noor di Provinsi Kalimantan Selatan. Metode

uji statistik yang dikembangkan adalah non parametrik,

dengan uji data dua sampel bebas. Data yang dikumpulkan

adalah opini dari masing-masing gender terhadap

kepentingan fasilitas jarak berjalan yang dibutuhkan

penumpang dalam beralih moda. Hasil analisis menyatakan

bahwa persepsi antara wanita dan pria terhadap jarak

berjalan sangat perlu dipertimbangkan sebagai penyediaan

standar pelayanan bagi masyarakat pada saat beralih moda.

Hasil uji signifikansi menunjukan > 0,05 yang bermakna

bahwa persepsi pria dan wanita terhadap jarak berjalan

tidak ada perbedaan.

Kata kunci: gender, jarak berjalan, Banjarbaru, KA, BRT

DDC: 388.13.Gus.p Yessi Gusleni

Penilaian Keterpaduan Jaringan Transportasi Antarkota di Bandung Metropolitan Area

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 03, September 2016, Hal.129-142

Strategi kelancaran mobilitas diwujudkan melalui strategi

peningkatan keterpaduan jaringan pelayanan antar kota.

Isu strategis atau gambaran permasalahan berdasarkan

kondisi faktual yang terjadi pada saat ini adalah kondisi

transportasi antarmoda yang pada umumnya belum efektif

dan efisien di kota-kota besar di Indonesia. Kelancaran

mobilitas orang antar kota dapat tercapai melalui strategi

peningkatan keterpaduan jaringan pelayanan antar kota

dan pusat kegiatan nasional sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam RTRWN. Penelitian ini dilakukan di

Bandung Metropolitan Area (BMA), berbasis survei

sekunder, survei lapangan, dan kajian literatur dengan

menggunakan metoda penilaian keterpaduan sistem

transportasi antar kota yang merupakan keterpaduan

sistem primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

keterpaduan jaringan transportasi dengan jaringan

pelayanan transportasi, jaringan jalan dan jaringan

pelayanan yang menghubungkan antara kota/ kabupaten

penyusun wilayah aglomerasi (sistem primer) di lokasi

penelitian tidak memenuhi syarat.

Kata-kata kunci: keterpaduan, jaringan transportasi, antarkota, kelancaran mobilitas

DDC: 388.411.Put.p Arsito Bayu Pramono Putro, Ikaputra, dan Dyah Titisari

Widyastuti

Penataan Ruang Jalan Untuk Becak (Kasus: Kawasan

Malioboro)

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 03, September 2016, Hal.143-158

Malioboro berdasarkan konferensi Walk 21 di Munich

pada September 2013 memiliki tujuan arah penataan

menuju pedestrian street. Dalam konferensi tersebut

disebutkan bahwa pengguna jalan dari pedestrian street

tersebut juga termasuk kendaraan tak bermotor dan

transportasi publik atau mass public transport. Intervensi

dilakukan dengan dasar standar penataan ruang jalan. Pada

saat ini jalur pedestrian sudah diperhatikan, tetapi untuk

non-motorized transport yang salah satu di antaranya

adalah moda becak belum ada suatu standar. Perlu ada

rumusan standar jalur becak untuk melakukan penataan

ruang jalan yang bersifat inklusif karena becak termasuk

dalam nonmotorized transport yang diakomodasi kawasan

Malioboro. Langkah awal penelitian adalah kajian literatur

mengenai becak dan dasar yang dapat dijadikan pedoman

dalam merumuskan standar untuk becak. Berikut hasil

temuan yang menjawab tujuan penelitian yaitu dasar untuk

merumuskan standar penataan ruang jalan untuk becak,

faktorfaktor yang perlu diketahui dalam merumuskan

standar, komponen pembentuk standar dan cara

merumuskan standar tersebut. Setelah standar penataan

ruang jalan becak dirumuskan, langkah selanjutnya adalah

mengaplikasikan ke dalam konteks perkotaan dengan

kasus kawasan Malioboro. Hasil kajian merupakan dasar

dari rekomendasi yang dibuat untuk meningkatkan kualitas

ruang jalan secara umum dan jalur becak secara khusus dan

dapat diaplikasikan pada konteks kawasan lain yang serupa

dengan kawasan Malioboro.

Kata kunci: becak, ruang jalan, non-motorized transport

DDC: 385.1.Ind.p Anzy Indrashanty dan Poerwaningsih S. Legowo

Potensi Permintaan Pengguna Kereta Api Stasiun Tebing

Tinggi

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 03, September 2016, Hal.159-168

Kereta api Stasiun Tebing Tinggi merupakan salah satu

pilihan moda angkutan umum massal yang mendukung

pergerakan orang dan barang di wilayah Tebing Tinggi dan

merupakan stasiun persimpangan antara jalur-jalur yang

menuju Medan, Siantar, dan Kisaran. Stasiun ini

berukuran cukup besar dan memiliki banyak spoor namun

tingkat penggunaannya relatif masih rendah. Penelitian ini

memberikan gambaran tentang potensi permintaan

pengguna kereta api, menggunakan metode survei,

kuesioner, metode stated preference dan analisis model

logit binomial. Hasil analisis menunjukkan bahwa

pergerakan menuju Kota Tebing Tinggi lebih besar

dibandingkan yang keluar, terdapat indikasi potensi

tarikan pergerakan yang besar. Diprediksi akan terjadi

penurunan tarif sebesar 15% dan dilakukan peningkatan

kecepatan sebesar 20km/ jam, akan terjadi peralihan ke

moda transportasi kereta api sebesar 32,21%.

Kata-kata kunci: potensi permintaan, angkutan kereta api,

pilihan moda

Page 9: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

VOLUME 1 4 , N O . 0 4 , DES EMBER 201 6 ISS N 1693 - 1742

JURNAL

TRANSPORTASI

MULTIMODA

PUSLITBANG TRANSPORTASI ANTAR MODA

JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT

Telp. (021) 3449726, Fax. (021) 3449726

Terakreditasi, No. 586/Akred/P2MI - LIPI/09/2 0 14

Page 10: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

JURNAL

TRANSPORTASI MULTIMODA

VOLUME 14, NO. 04, DESEMBER 2016 ISSN: 1693-1742

DDC: 385.2.Dwi.f Reslyana Dwitasari dan Sapto Priyanto

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Light Rail Transit (LRT) di Yogyakarta

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.169-176

Perencanaan kereta perkotaan sebagai transportasi yang

berkelanjutan harus diarahkan untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan visi Green D.I.

Yogyakarta yang menargetkan adanya pembangunan dan

penataan transportasi di Yogyakarta sekaligus

memperbaiki kualitas hidup masyarakat serta

infrastruktur dan tata kota. Moda transportasi LRT (Light

Rail Transit) dipilih sebagai moda transit dalam

pengembangan transportasi berbasis rel ROD (Rail

Oriented Development) di Yogyakarta. Tujuan dari

penelitian ini, yaitu mengetahui faktor pelayanan yang

diharapkan oleh calon pengguna apabila LRT

dioperasikan di Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis

bahwa faktor pelayanan yang dibutuhkan penumpang

LRT, diperoleh indikator pelayanan dikategorikan

menjadi 3 tingkat pelayanan yaitu tingkat pelayanan

kualitatif, dengan mementingkan faktor keamanan

penumpang, keselamatan penumpang, dan kenyamanan

penumpang. Tingkat Kemudahan/aksesibilitas, dengan

variabel faktor integrasi antar moda, ke mudahan

menuju shelter/ halte, ketersediaan fasilitas park and ride

dan tingkat pelayanan kuantitatif, dengan faktor

pelayanan keterjangkauan ongkos perjalanan dan

ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan.

Kata kunci: kualitas pelayanan, light rail transit (LRT),

analisis factor

DDC: 658.57.Yul.s Dina Yuliana dan Sitti Subekti

Strategi Pengembangan Bandara Soekarno Hatta Dalam

Mendukung Destinasi Pariwisata Prioritas Tanjung Lesung - Pandeglang dan Sekitarnya

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.177-192

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2012

pada tanggal 23 Februari 2015 telah ditetapkan kawasan

destinasi Wisata Pantai Tanjung Lesung di Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK). Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi ketersediaan aksesibilitas,

mengidentifikasi ketersediaan dan kualitas jasa

pelayanan informasi di Bandara Soekarno Hatta dan

untuk mengetahui strategi pengembangan Bandara

Soekarno Hatta dalam mendukung destinasi pariwisata

prioritas Tanjung Lesung dan sekitarnya. Metode

penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan

analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa terdapat dua jalur angkutan umum menuju

destinasi pariwisata prioritas Tanjung Lesung yaitu Jalur

Jakarta-Serang-PandeglangTanjung Lesung dan jalur tol

Jakarta-MerakCilegon-Labuan-Tanjung Lesung.

Ketersediaan dan kualitas jasa pelayanan

kebandarudaraan di Bandara Soekarno Hatta sangat baik,

namun terkait dengan pelayanan informasi pariwisata

prioritas Tanjung Lesung dan sekitarnya masih kurang

memadai. Berdasarkan hasil analisis SWOT diketahui

bahwa strategi pengembangan yang dapat dilakukan

oleh PT. Angkasa Pura II Cabang Bandara Soekarno Hatta

dalam mendukung pengembangan destinasi pariwisata

prioritas Tanjung Lesung adalah strategi SO (Strength-

Opportunity) atau strategi Growth (perkembangan).

Kata kunci: strategi pengembangan, KEK Tanjung Lesung,

Analisis SWOT

DDC: 388.46.Gus.k Yessi Gusleni

Keterpaduan Pelayanan Angkutan Umum di Kota Cirebon

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.193-206

Kota Cirebon merupakan kota yang memiliki tingkat

pertumbuhan ruang yang cukup tinggi. Perkembangan

yang terjadi sebagai konsekuensi logis dengan

ditetapkannya Kota Cirebon dan sekitarnya telah menjadi

bagian Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan juga sebagai

pusat koleksi dan distribusi skala internasional. Dengan

perkembangan yang ada menyebabkan kebutuhan akan

pelayanan transportasi untuk menunjang kebutuhan

pergerakan dan perjalanan masyarakat Kota Cirebon pun

menjadi sangat tinggi. Di Kota Cirebon, konektifitas

angkutan umum dalam memberikan layanan kepada

pengguna relatif belum sepenuhnya optimal. Hal ini

terlihat dari masih terdapat antar simpul transportasi yang

belum secara langsung terhubung. Metode penelitian ini

menggunakan metode deskriptif yang bersifat eksploratif.

Hasil penelitian ini memberi gambaran layanan angkutan

umum dengan tipe layanan trunk dan feeder akan

mengefisiensikan pengoperasian angkutan umum

sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan angkutan

umum. Layanan trunk yang dihasilkan terdiri dari 3 (tiga)

rute yaitu rute trunk utara selatan dan 2 (dua) rute trunk

barattimur. Layanan trunk utara selatan mengkoneksikan

antar simpul transportasi di Kota Cirebon yaitu Terminal

Harjamukti, Stasiun Kejaksan dan Stasiun Prujakan.

Sehingga keterpaduan moda dapat terwujud. Layanan

feeder dengan memanfaatkan jaringan trayek angkutan

umum yang telah ada dengan melakukan pengaturan

berupa pengurangan rute yang tumpang tindih pada

beberapa ruas jalan. Kata-kata kunci: angkutan umum,

jaringan pelayanan angkutan umum, keterpaduan moda

DDC: 380.072.Jin.s M. Yamin Jinca dan Andi Muliama

Simpul Jaringan Transportasi Logistik di Kawasan

Perbatasan Indonesia - Malaysia di Kabupaten Nunukan

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.207-216

Kesenjangan pembangunan wilayah perbatasan negara

tetangga (Sabah dan Serawak di Malaysia) dan

ketersedian jaringan prasarana transportasi merupakan

isu yang selalu mendapat perhatian pemerintah. Tujuan

penelitian adalah menganalisis potensi SDA dan ekonomi,

sistem jaringan pelayanan dan prasarana serta rumusan

pengembangan pola jaringan transportasi dalam

mendukung distribusi logistik dikawasan perbatasan.

Metode yang digunakan adalah Location Quotion dan

Shift-share, pola pergerakan asaltujuan barang dan

analisis faktor eksternal dan internal. Ditemukan kejelasan

bahwa supply dan demand dipengaruhi potensi ekonomi

wilayah dan jaringan infarstruktur. Karakteristik sistem

jaringan pelayanan dan prasarana transportasi

didominasi transportasi laut dan sungai, pergerakan

logistik hanya sampai pada ibukota kabupaten atau

kecamatan yang dapat terakses. Infrastrukturpelabuhan

belum berfungsi baik, jaringan transportasi perairan

belum dimanfaatkan secara maksimal. Diperlukan

pembangunan akses jaringan transportasi penghubung

simpul-simpul pelabuhan dalam suatu sistem jaringan

transportasi internal maupun eksternal yang terintegrasi.

Kata-kata kunci: transportasi, logistik, jaringan

prasarana, kawasan perbatasan

DDC: 385.264.Jun.t Herma Juniati

Tingkat Kesiapan Inland Port Jogjakarta Sebagai Simpul

Angkutan Barang Berbasis Kereta Api Dalam Mendukung

Optimalisasi Logistik di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.217-230

Pelayanan angkutan barang dapat melalui moda

transportasi jalan, kereta api , laut, dan udara. Peran

kereta api barang sebagai penunjang pertumbuhan

ekonomi nasional harus ditingkatkan pelayanannya

hingga sampai ke simpul akhir untuk pengiriman barang.

Inland Port Jogyakarta diharapkan menjadi terminal

distribusi barang-barang import maupun domestik

disamping untuk konsolidasi ekspor. Kajian ini dilakukan

untuk menyusun konsep kesiapan simpul/terminal

multimoda, melalui pendekatan penilaian dari para

stakeholders, pola aliran barang dan Importance

Performance Analysis. Kajian menghasilkan konsep

kebijakan pengembangan dan kesiapan simpul dan

prasyarat yang harus menyertainya. Hasil Importance

Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa terdapat

sebelas subkomponen dari empat komponen yang

dinyatakan penting namun kinerjanya rendah. Pada

kuadran pertama terdapat atribut-atribut yang memiliki

nilai kepentingan tinggi tetapi kinerjanya masih kurang

memuaskan. Pada kuadran ketiga terdapat lima sub

komponen dari empat komponen yang dianggap kurang

penting namun kinerjanya tinggi yaitu kesesuaian RTRW,

dampak lingkungan, aksesibilitas simpul ke jalur rel

eksisting, kesesuaian dengan OD pelabuhan, dan

kesesuaian pilihan moda yang digunakan. Nilai CSI adalah

sebesar 0,0236 atau 2,36 %, menunjukkan bahwa

stakeholder dan regulator “kurang puas” terhadap kinerja

pelayanan yang dilakukan oleh pengelola Jogja Inland

Port. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang

cukup besar antara harapan konsumen dengan kualitas

pelayanan yang diterima oleh konsumen.

Kata-kata kunci: simpul multimoda, inland port,

angkutan kereta api, optimalisasi logistic

Page 11: JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI MULTIMODA · 2020. 7. 1. · Menggunakan Metode Spatial Multiple Criteria Evaluation Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda Volume 14, No. 01, Maret

DDC: 385.2.Dwi.f Reslyana Dwitasari dan Sapto Priyanto

Factors Affecting a Quality of Service Light Rail Transit (LRT) in Yogyakarta

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.169-176

The planning of urban railway as a sustainable

transportation should be directed to improve the welfare

of society according to the vision of Green D.I.

Yogyakarta, targeting the construction and management

of transportation in Yogyakarta while improving the

quality of life for citizens as well as infrastructure and

urban planning. LRT (Light Rail Transit) is selected as

the mode of transit in the development of railbased

transportation ROD (Rail Oriented Development) in

Yogyakarta. Therefore, it is necessary to study the service

factors expected by LRT Yogyakarta prospective users, so

that when the LRT in operation, it was known the service

expected by users. The research question of this research

is what service factors are expected by potential users

when the train/LRT operated in Yogyakarta ? the purpose

of this research is to explore service factors expected by

prospective users when LRT is operated in Yogyakarta.

The analysis by the LRT passengers, are categorized into

3 levels of resulted the service factor needed, namely: 1)

The level of qualitative services, taking into consideration

the factors: a) the security of passengers; b) the safety of

passengers; and c) the convinience of passanger. 2) Level

of Ease/accessibility, with variable factors: a) Integration

among modes; b) Easiness to reach shelter/stop; c) The

availability of park and ride and 3) quantitative level of

service, with service factor: a) Affordability of travel

expenses; b) The accuracy of the departures and arrivals.

Keywords: quality of service, light rail transit (LRT), factor analysis

DDC: 658.57.Yul.s Dina Yuliana dan Sitti Subekti

Soekarno Hatta Airport Development Strategy in Support

of Priority Tourism Destination on Tanjung Lesung -

Pandeglang and Surrounding

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.177-192

Based on government regulation No. 26/2012 on 23

February, 2015 the tourist destination area in Tanjung

Lesung Coast, Pandeglang - Banten has been set as the

Special Economic Zone (KEK). The purpose of this study is

to identify the accessibility, the availability and quality of

information service in Soekarno Hatta Airport and

development strategy of Soekarno Hatta Airport to support

priority tourism destination of Tanjung Lesung and

surrounding areas. The research uses qualitative

descriptive and SWOT analysis. The results show that there

are two lanes/routes of public transport to priority tourism

destination of Tanjung Lesung namely The Jakarta-

Serang-Pandeglang-Tanjung Lesung and the Jakarta-

Merak-CilegonLabuan-Tanjung Lesung Toll Road . The

availability and quality of airports services in Soekarno

Hatta Airport is very good, but related to tourism

information services of Tanjung Lesung priority tourism

destination and surrounding areas are still less. Based on

the result of SWOT analysis, it shows that the development

strategies of PT. Angkasa Pura II Soekarno Hatta Branch

Airport in supporting the development of the tourism

priority Tanjung Lesung and its surroundings are SO

(StrengthOpportunity) strategy or Growth strategy

(development).

Keywords: development strategy, KEK Tanjung Lesung, SWOT analysis

DDC: 388.46.Gus.k Yessi Gusleni

The Integration Public Transport Services in Cirebon

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.193-206

Cirebon city is a city that has a quite high space growth

rate. Developments that occurred as a logical

consequence of the enactment of the Cirebon city and

surrounding areas have become a part of the National

Activity Centre (PKN) and also as a center for the

collection and distribution of international scale. The

development generate the need for transportation

services to support the demand of the higher community

movement and travel in Cirebon. In the city of Cirebon,

public transport connectivity to provide services to users

is relatively not optimum. It is seen from there are still no

direct connection between transport nodes. This research

using explorative descriptive method. The results of this

study provide an overview of public transport services

with the type of trunk and feeder service will streamline

the operation of public transport so as to improve the

quality of public transport services. Trunk services

produced consists of three (3) trunk routes, namely the

north to the south and two (2) east-west trunk routes.

Northsouth trunk services connecting inter-node ground

transportation in the city of Cirebon that is Harjamukti

Terminal, Kejaksan Station and Prujakan Station. So the

integration of modes can be realized. Feeder services by

utilizing existing public transportation route network by

doing arrangements in the form of a reduction of overlap

in routes on some streets.

Keywords: public transport, public transport service

network, integration mode

DDC: 380.072.Jin.s M. Yamin Jinca dan Andi Muliama

Logistics Transport Network Node in Nunukan District of Indonesia - Malaysia Border Area

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.207-216

The development gaps in the border areas of the

neighboring state (Sabah and Sarawak in Malaysia) and

the availability of transport networks are an issue that

always gets the attention of the government. The purpose

of this research is to analyze the potential of natural

resources and economy, service network and infrastructure

system as well as the formulation of transportation network

pattern in supporting logistics distribution of border area.

The method used are Location Quotion and shift-share, the

movement pattern of origin-destination of goods and

analysis of external and internal factors. Supply and

demand are influenced by the regional economic potential

of the region and the infrastructure networks. The

characteristics of transportation network services and

infrastructure system are by dominated sea and river

transport, logistics movement only at the regency or sub-

district that has accessibility. Port infrastructure is not

functioning properly; the sea transportation network has

not been fully utilized. It’s required the development of

transportation network access connecting the ports in a

system of integrated internal and external transport.

Keywords: transportation, logistics, infrastructure networks, border areas

DDC: 385.264.Jun.t Herma Juniati

The Level of Readiness of Jogjakarta Inland Port as a

Train-Based Freight Transport Node in Supporting of

Logistics Optimalization at Port of Tanjung Emas

Semarang

Jurnal Transportasi Multimoda Volume 14, No. 04, Desember 2016, Hal.217-230

Goods can be transported through land, railways, sea, and

air. The role of freight trains as supporting the growth of

the national economy should be improved to the end of

goods delivery. The Inland Port Jogjakarta is planned to

be a distribution terminal for import or export as well as

domistic. This study is conducted to draw up the concept of

multimodal terminal readiness through stakeholders

assessment, goods flow pattern and IPA. The study yields

the policy concept on development and readiness of the

node and its prerequisites. IPA result show that there are

11 sub components out of 4 components declared essentials

but low performance. In the first quadrant, there are

attributes that have high interest value but performance are

still unsatisfactory. In the third quadrant, there are five

sub-components out of four components considered less

important but the performance is high, i.e. conformity to

RTRW, environmental impact, node accessibility to

existing rail line, conformity to port OD, and suitability of

alternative modes of use.CSI value is 0,0236 or 2,36%, it

shows that stakeholder and regulator “less satisfied” with

the service performance provided by Jogja Inland Port

operator. It shows the big gap between consumers

expectation and service quality received by consumers.

Keywords: multimodal node, inland port, rail transport,

logistics optimalization