Top Banner
~5~ Pikiran Rakyat o Senin 0 Selasa 0 Rabu Kamis 0 Jumat 0 Sabtu 0 Minggu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 ® 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 .. ~0-;;;;-' 0 Peb -cYia-;--6 Ap,---.O M~i- 0 J~;;- .',h;'--(,YAg;'-b t; 0 Okt 0 Nov 0 Des ;;J -""--~ .;;;wza;::::;;;;;;usw:: :;a: A WALNYA hanya demi nilai mata kn- liah. Dosen mata kuliah pengantar jur- nalistik di UIN Sunan Gunung Djati memberikan tantangan kepada mahasiswanya agar berlomba menulis ke media massa. Siapa saja yang tulisannya dimuat di media massa nasional/lokal, akan diberikan nilai yang bagus. Ini lalu memacu Siti Patimah, maha- siswa Ilmu Komunikasi UIN SGD untuk menulis dan mengirimkan tulisan ke media: massa, Namun, tulisannya tidak kunjung dimuat. Rupanya, tidak mudah menem- bus media massa itu. . Namun, Siti Patimah akhimya bisa bemapas lega ketika tuIisannya dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat. Walaupun hanya Surat Pembaca, itu ke- mudian tidak membataIkan dosen peng- antar jumalistik untuk memberikan niJai bagus kepada Sipat, panggilan akrab S"rti Patimah. Adapun Surat Pembaca yang ditulis , Siti Patimah adalah tentang kepedulian- nya akan anak jalanan yang ada di Ban- dung. Di dalam tuliSannya itu, Siti Pa- timah meminta masyarakat, khususnya pemerintah, agar mau dan peduli ter- hadap nasib anakjalanan, Siapa yang menyangka, berawal dari sana, Siti Pa- timah kini menjadi aktivis yang peduIi terhadap anak-anakjalanan. "Sebelum membuat dan mengirim Surat Pembaca tentang anakjalanan, saya mengunjungi Rumah Belajar (Rube})Ciroyom. Dari sana saya menda- pat inspirasi menulis Surat Pembaca karena mendapat inspirasi dari sana un- tuk tantangan dosen. Setelah tulisan dimuat, ada semacam dorongan untuk be- nar-benar terjun dan berkontribusi dalam pembinaan anak-anakjalanan," kata Siti Pa- timah yangjuga mengajar di LPWanita Sukamiskin. Siti Patimah tergeraksetelah melihat sema- ngat belajar anak-anakjalanan di RubeI Ciro- yom serta keteguhan dan kerelaan para rela- wan dalam membina mereka. Siti Patimah pun menyatakan niatnya terjun membina anak jalanan di Rubel Ciroyom. Setelah itu dia pin- dah ke Sahaja (Sahabat Anak Jalanan) di dae- rah Buahbatu dan kini beraktivitas di Aspal (Komunitas Pencinta Anak Jalanan) di daerah Kiaracondong. Di Bandung sendiri, ada 24 titik anak jalanan yang dibina oleh aktivitas peduli anak jalanan. Di Kiaracondong, Siti Patimah dan teman- temannya membina anak-anakjalanan dengan memberikan bimbingan belajar. Namun, sepu- hili bulan program tersebut berjalan, anak- bat ~~~~--~-------------- n anakjalanan binaan mereka merasajenuh. Mereka lebih memilih mengamen dijalanan. "Selain karena mengamen sudah lebih dulu mereka lakukan dan dari sana mereka menda- patkan uang, merekajuga 'dipaksa' orangtua mereka agar mengamen," ungkap Siti Patimah. Menurut Siti Patimah, dia dan teman-te- mannya sering "rebutan" anak jalanan dengan ibu mereka. Para relawan ini menginginkan anak-anak jalanan belajar bersama mereka, sedangkan orang tua mereka yang menunggui di stasiun kereta api menginginkan mereka mengamen, Makanya, program pembinaan bu- kan hanya ditujukan kepada anak-anak jalanan, tetapi juga kepada orang tua mereka. "Kami mengajarkan cara membuat kerajinan tangan dari kain planel dan cara membuat kue kepada orang tua anak-anakjalanan. Harapan- nya, mereka memiliki keterampilan sambil dimotivasi agar mau berusaha tanpa mem- peke:rjakan anak mereka dijalan," kata Siti Pa- timah yang mengaku program ini masih ter- sendat-sendat karena persoalan biaya. Biaya yang mereka gunakan masih berasal dari saku para relawan. Mengubah pola pikir Menyadari anak-anakjalanan binaannya merasa bosan dengan program belajar, Siti Pa- timah dan teman-temannya lalu berdiskusi, ki- ranya program apa yang bagus dan efektif un- tuk mereka. Rupanya, anak-anakjalanan memiliki minat yang cukup at untuk bermain musik -- di luar motivasi m dapatkan uang dari mengamen. Maka, pen ekatan melalui ho- bi ituIah yang menjadi titik f kus Siti Patimah. "Setelah kami tahu minat dan bakat mereka, kami lalu memfasilitasi dan mendorong mere- ka supaya mengembangkan akat itu. Tetapi, kami hanya akan membuat ereka betah bera- da di jalanan kalau tidak .berikan alter- natifIain. Maka, hobi ditam ah keterampilan mereka memainkan alat m ik itu-kami . arahkan ke hal yang lebih pr uktif. Kami memfasilitasi mereka memb at grup musik atau vokal grup. Kami berperan layaknya ma- najer grup musik. Alhamdulil ,grup musik anak-anakjalanan ini sudah isa tampil tidak lagi dijalanan, tetapi di kam -kampus," kata Siti Patimah yang diakuinya ogram ini cukup efektif mengalihkan fokus m eka untuk nga- men dijalan. "Sampai saat ini, grup musi anak jalanan binaan kami sudah tujuh kali pil di kam- pus. Diantaranya diundang npad dua kali, IT Telkom, UP!, dan SMA Pasun an." Honor yang mereka dapa dari tampil di kampus-kampus itu kemudi dioptimalkan unuk kebutuhan mereka dal belajar. Diakui SitiPatimah, anak-anak bina nya cukup senang bisa tampil di kampus walaupun kepercayaan diri mereka mas perIu dipupuk karena masih minder. Kliping Humas Unpad 2011 T
2

;J ---~ batn~~~~--~--------------pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/07/pikiranrakyat-20110714... · "Kamimengajarkan caramembuat kerajinan tangan darikainplaneldancaramembuat

Aug 25, 2019

Download

Documents

duongcong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ;J ---~ batn~~~~--~--------------pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/07/pikiranrakyat-20110714... · "Kamimengajarkan caramembuat kerajinan tangan darikainplaneldancaramembuat

~5~Pikiran Rakyato Senin 0 Selasa 0 Rabu • Kamis 0 Jumat 0 Sabtu 0 Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 ® 1517 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31..~0-;;;;-' 0 Peb -cYia-;--6 Ap,---.O M~i- 0J~;;-.',h;'--(,YAg;'-b t; 0 Okt 0Nov 0Des

;;J -""--~ .;;;wza;::::;;;;;;usw:: :;a:

A WALNYA hanya demi nilai mata kn-liah. Dosen mata kuliah pengantar jur-nalistik di UIN Sunan Gunung Djati

memberikan tantangan kepada mahasiswanyaagar berlomba menulis ke media massa. Siapasaja yang tulisannya dimuat di media massanasional/lokal, akan diberikan nilai yangbagus. Ini lalu memacu Siti Patimah, maha-siswa Ilmu Komunikasi UIN SGD untukmenulis dan mengirimkan tulisan ke media:massa, Namun, tulisannya tidak kunjungdimuat. Rupanya, tidak mudah menem-bus media massa itu. .Namun, Siti Patimah akhimya bisa

bemapas lega ketika tuIisannya dimuatdi Harian Umum Pikiran Rakyat.Walaupun hanya Surat Pembaca, itu ke-mudian tidak membataIkan dosen peng-antar jumalistik untuk memberikan niJaibagus kepada Sipat, panggilan akrab S"rtiPatimah.Adapun Surat Pembaca yang ditulis

, Siti Patimah adalah tentang kepedulian-nya akan anak jalanan yang ada di Ban-dung. Di dalam tuliSannya itu, Siti Pa-timah meminta masyarakat, khususnyapemerintah, agar mau dan peduli ter-hadap nasib anakjalanan, Siapa yangmenyangka, berawal dari sana, Siti Pa-timah kini menjadi aktivis yang peduIiterhadap anak-anakjalanan."Sebelum membuat dan mengirim

Surat Pembaca tentang anakjalanan,saya mengunjungi Rumah Belajar(Rube})Ciroyom. Dari sana saya menda-pat inspirasi menulis Surat Pembacakarena mendapat inspirasi dari sana un-tuk tantangan dosen. Setelah tulisandimuat, ada semacam dorongan untuk be-nar-benar terjun dan berkontribusi dalampembinaan anak-anakjalanan," kata Siti Pa-timah yangjuga mengajar di LPWanitaSukamiskin.Siti Patimah tergeraksetelah melihat sema-

ngat belajar anak-anakjalanan di RubeI Ciro-yom serta keteguhan dan kerelaan para rela-wan dalam membina mereka. Siti Patimah punmenyatakan niatnya terjun membina anakjalanan di Rubel Ciroyom. Setelah itu dia pin-dah ke Sahaja (Sahabat Anak Jalanan) di dae-rah Buahbatu dan kini beraktivitas di Aspal(Komunitas Pencinta Anak Jalanan) di daerahKiaracondong. Di Bandung sendiri, ada 24 titikanak jalanan yang dibina oleh aktivitas pedulianak jalanan.Di Kiaracondong, Siti Patimah dan teman-

temannya membina anak-anakjalanan denganmemberikan bimbingan belajar. Namun, sepu-hili bulan program tersebut berjalan, anak-

bat~~~~--~--------------nanakjalanan binaan mereka merasajenuh.Mereka lebih memilih mengamen di jalanan."Selain karena mengamen sudah lebih dulu

mereka lakukan dan dari sana mereka menda-patkan uang, merekajuga 'dipaksa' orangtuamereka agar mengamen," ungkap Siti Patimah.Menurut Siti Patimah, dia dan teman-te-

mannya sering "rebutan" anak jalanan denganibu mereka. Para relawan ini menginginkananak-anak jalanan belajar bersama mereka,sedangkan orang tua mereka yang menunggui

di stasiun kereta api menginginkan merekamengamen, Makanya, program pembinaan bu-kan hanya ditujukan kepada anak-anakjalanan, tetapi juga kepada orang tua mereka."Kami mengajarkan cara membuat kerajinan

tangan dari kain planel dan cara membuat kuekepada orang tua anak-anakjalanan. Harapan-nya, mereka memiliki keterampilan sambildimotivasi agar mau berusaha tanpa mem-peke:rjakan anak mereka di jalan," kata Siti Pa-timah yang mengaku program ini masih ter-sendat-sendat karena persoalan biaya. Biayayang mereka gunakan masih berasal dari sakupara relawan.Mengubah pola pikirMenyadari anak-anakjalanan binaannya

merasa bosan dengan program belajar, Siti Pa-timah dan teman-temannya lalu berdiskusi, ki-ranya program apa yang bagus dan efektif un-tuk mereka. Rupanya, anak-anakjalanan

memiliki minat yang cukup at untuk bermainmusik -- di luar motivasi m dapatkan uangdari mengamen. Maka, pen ekatan melalui ho-bi ituIah yang menjadi titik f kus Siti Patimah."Setelah kami tahu minat dan bakat mereka,

kami lalu memfasilitasi dan mendorong mere-ka supaya mengembangkan akat itu. Tetapi,kami hanya akan membuat ereka betah bera-da di jalanan kalau tidak . berikan alter-natifIain. Maka, hobi ditam ah keterampilanmereka memainkan alat m ik itu-kami .

arahkan ke hal yang lebih pr uktif. Kamimemfasilitasi mereka memb at grup musikatau vokal grup. Kami berperan layaknya ma-najer grup musik. Alhamdulil , grup musikanak-anakjalanan ini sudah isa tampil tidaklagi dijalanan, tetapi di kam -kampus," kataSiti Patimah yang diakuinya ogram ini cukupefektif mengalihkan fokus m eka untuk nga-men di jalan."Sampai saat ini, grup musi anak jalanan

binaan kami sudah tujuh kali pil di kam-pus. Di antaranya diundang npad dua kali, ITTelkom, UP!, dan SMAPasun an."Honor yang mereka dapa dari tampil di

kampus-kampus itu kemudi dioptimalkanunuk kebutuhan mereka dal belajar. DiakuiSiti Patimah, anak-anak bina nya cukupsenang bisa tampil di kampus walaupunkepercayaan diri mereka mas perIu dipupukkarena masih minder.

Kliping Humas Unpad 2011

T

Page 2: ;J ---~ batn~~~~--~--------------pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/07/pikiranrakyat-20110714... · "Kamimengajarkan caramembuat kerajinan tangan darikainplaneldancaramembuat

Menurut Siti Patimah, relawan anakjalananbukanlah sinterklas atau dewa penyelamat bagianak-anakjalanan. Menjadi relawan bagi anak-anakjalanan bukanlah sebagai aksi charity se-mata yang menyediakan kebutuhan mereka ke-mudian pergi setelahnya. Namun, yang di-lakukan relawan itu sifatnya berkesinam-bungan, yaitu pembinaan mental agar anak-anak jalanan menyadari perilakunya untuk se-lanjutnya berusaha mengubahnya sendiri. Para

. relawan harus mengubah pola pikirnya bahwayang mereka lakukan adalah membantuanak-anakjalanan agar bisa mengubahpola pikir mereka sendiri.

"Sudah ada bukti kok mantan anakjalanan yang mampu mengubah mind-set-nya kemudian berubah dan mampukuliah bahkan berprestasi. Dia yangtadinya anakjalanan, berubah menjadirelawan yang memberikan perhatiannyapada nasib anak-anakjalanan (lihatrubrik Obrolan -red.)," ungkap Siti Pa-timah.Panggilanjiwa

"Saya menyukai anak-anak dan sayaingin berjuang untuk pendidikan," kataNastiti. Nastiti adalah mahasiswa UPIyang kini menjadi kepala sekolah diTaman Teknologi, wahana pendidikannonformal yang berada di bawah GemaPena (Gerakan Mahasiswa PendidikanNasional) yang memperkenalkan danmenanamkan pemahaman tentangteknologi terapan kepada anak-anak usiadini dari keluarga menengah ke bawah.Di samping itu, yang paling utamaadalah menanamkan rasa cinta belajardan cinta ilmu terhadap anak-anak usia

dini. Terlebih jika orang tua anak -anak ituberprofesi sebagai pemulung yang belummenyadari pentingnya ilmu.

Siapa pun, kata Prima, mahasiswa DIN SGD,pasti memilikijiwa sosial. Ada rasa dan keingi-nan untuk berbagi dengan sesama. Hal itu di-amini pula oleh Arinal Haq Haqo, mahasiswaUnpad yang menjadi relawan di komunitasPunksantren, Cimahi. Menurutnya, ada keba-hagiaan tersendiri ketika terjun ke tengah-te-ngah mereka.

"Sayajadi lebih memahami realitas kehidu-pan. Betapa ironi pendidikan di negeri ini, sayasemakin termotivasi setelah melihat perjuang-an mereka, Wajah polos mereka selalu meng-ingatkan saya agar selalu mensyukuri hidupdan terus berjuang memberikan kebahagiaankepada orang lain," kata Nastiti. ***

FatihZaml<[email protected]