IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Keberadaan pasar hewan ini awalnya bersamaan dengan pasar tradisional (umum), namun dengan berkembangnya pasar tradisional serta kapasitas tampung ternak yang tidak memadai karena banyaknya ternak yang masuk maka pada tahun 1983 pasar hewan dipindahkan ke lokasi khusus tempat penjualan ternak yang sampai sekarang disebut pasar hewan ciwareng. Pasar hewan ini berdiri sejak tahun 1983 dan menjadi Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) yang sangat membantu perkembangan dan pelaksanaan fungsi pasar sebagai tempat transaksi, pengawasan lalu lintas ternak, sebagai pusat kegiatan ekonomi dan aktivitas sosial (kerjasama/gotong-royong). Letak pasar hewan ini berada di ketinggian 1100 - 2036 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 17 – 30˚C. Desa Ciwareng terletak di dataran yang cukup tinggi dengan curah hujan 4.501 mm/tahun dengan jarak antara Desa Ciwareng ke pusat Kecamatan ± 2 kilometer, dan ke pusat Kabupaten ± 10 kilometer. Pasar hewan ini didukung oleh dua pintu masuk jalan Tol Ciganea untuk arah barat dan selatan, serta pintu Tol Sadang untuk arah utara timur dengan jarak ke pasar hewan ±5 Km. Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng memiliki luas lahan yaitu 9.800 m² dengan kapasitas ternak sebanyak 700 ekor ternak besar. Luas wilayah menurut penggunaannya terbagi menjadi 17
21
Embed
IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140035_4_2073.pdf35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
35
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng
Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan
yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,
Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.
Keberadaan pasar hewan ini awalnya bersamaan dengan pasar tradisional
(umum), namun dengan berkembangnya pasar tradisional serta kapasitas tampung
ternak yang tidak memadai karena banyaknya ternak yang masuk maka pada
tahun 1983 pasar hewan dipindahkan ke lokasi khusus tempat penjualan ternak
yang sampai sekarang disebut pasar hewan ciwareng. Pasar hewan ini berdiri
sejak tahun 1983 dan menjadi Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) yang sangat
membantu perkembangan dan pelaksanaan fungsi pasar sebagai tempat transaksi,
pengawasan lalu lintas ternak, sebagai pusat kegiatan ekonomi dan aktivitas sosial
(kerjasama/gotong-royong).
Letak pasar hewan ini berada di ketinggian 1100 - 2036 meter di atas
permukaan laut dengan suhu berkisar antara 17 – 30˚C. Desa Ciwareng terletak di
dataran yang cukup tinggi dengan curah hujan 4.501 mm/tahun dengan jarak
antara Desa Ciwareng ke pusat Kecamatan ± 2 kilometer, dan ke pusat Kabupaten
± 10 kilometer. Pasar hewan ini didukung oleh dua pintu masuk jalan Tol
Ciganea untuk arah barat dan selatan, serta pintu Tol Sadang untuk arah utara
timur dengan jarak ke pasar hewan ±5 Km. Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng
memiliki luas lahan yaitu 9.800 m² dengan kapasitas ternak sebanyak 700 ekor
ternak besar. Luas wilayah menurut penggunaannya terbagi menjadi 17
36
kelompok, dimana luas wilayah terbesar digunakan untuk tempat penjualan ternak
sapi 43,50 m² x 30,90 m² dan tempat penjualan ternak kerbau 42 m² x 35,50 m².
Dilihat dari pemanfaatan lahan tersebut maka dapat dijadikan sebagai daya
dukung wilayah untuk penggembangan keperluan penjualan sapi potong dan
kerbau.
4.2. Karakteristik Responden
Responden yang diambil dalam penelitian ini merupakan konsumen yang
membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng sebanyak 31
orang. Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi pilihan konsumen terhadap
produk maupun merek yang akan dibeli. Menurut Engel dkk (1995), bahwa
karakteristik yang dapat mempengaruhi sikap dan persepsi terhadap proses
pembelian konsumen yaitu jenis kelamin, usia, tempat tinggal, pendidikan
terakhir, pekerjaan, status, rata-rata pendapatan per bulan, dan lain-lain.
Pengetahuan akan berbagai variabel tersebut akan membantu perusahaan dalam
memaksimumkan daya tarik terhadap produk dan bauran pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan tersebut.
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi
konsumen (Kotler, 2001). Berikut penggolongan responden berdasarkan usia
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Responden
(Tahun)
Jumlah
Orang %
1 32 – 50 8 25,8
2 >50 23 74,2
Jumlah 31 100,00
37
Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa konsumen yang berusia 32-50 tahun
sebanyak 8 orang (25,8 %) dan untuk usia >50 tahun sebanyak 23 orang (74,2 %).
Mayoritas responden Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng adalah konsumen yang
berusia relatif dewasa lanjut usia, yaitu 74,2 % responden yang berusia diatas 50
tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak orang di usia tersebut masih dapat
bekerja dengan baik untuk menghasilkan suatu produk atau jasa dan masih ada
pekerjaan maka dapat dikatakan dia adalah usia produktif. Pernyataan ini
sependapat dengan Badan Pusat Statistik (2018), yang dimana penduduk usia
produktif adalah penduduk pada kelompok usia antara 15 – 64 tahun.
Tempat tinggal responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu daerah Purwakarta dan luar daerah Purwakarta. Hasil kuesioner
karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal atau domisili dapat dilihat
pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili
No Domisili Jumlah
Orang %
1 Purwakarta 23 74,2
2 Luar daerah Purwakarta 8 25,8
Jumlah 31 100,00
Pada Tabel 6, menjelaskan bahwa umumnya konsumen berdomisili di
Purwakarta yaitu sebanyak 23 orang (74,2 %) dan konsumen yang berdomisili
didaerah luar kota Purwakarta sebanyak 8 orang (25,8%). Konsumen yang
berdomisili diluar kota Purwakarta seperti Cikampek, Karawang, Bekasi,
Sukabumi, dan Cirebon pada umumnya sudah sering membeli ternak kerbau di
Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng dikarenakan mudah dijangkau dengan
38
transportasi dan merupakan tempat penjualan ternak kerbau terbanyak di Jawa
Barat.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan meliputi tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
Orang %
1 - 6 19,30
2 SD 12 38,80
3 SMP 10 32,20
4 SMA 3 9,70
Jumlah 31 100,00
Keterangan :
- : tidak menjawab
Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa pada umumnya konsumen yang
membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng memperoleh
pendidikan terakhir yaitu sekolah dasar sebanyak 12 orang (38,8 %), sekolah
menengah pertama sebanyak 10 orang (32,2 %), sekolah menengah atas sebanyak
3 orang (9,7 %), dan 6 orang (19,3 %) yang tidak menjawab. Beragam tingkat
pendidikan responden yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon
Ciwareng, hal ini menunjukkan bahwa walaupun pendidikan responden tinggi
atau rendah tidak menutup kemungkinan konsumen membeli ternak dalam jumlah
banyak maupun sedikit. Dapat diartikan juga bahwa membeli ternak kerbau
berdasarkan tingkat pendidikan tidak mempengaruhi baik mereka yang
berpendidikan tinggi maupun rendah.
39
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibelinya.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
Orang %
1 Wiraswasta 2 6,45
2 Pedagang 22 71,00
3 Petani 5 16,13
4 Jagal 1 3,21
5 Pemborong/Proyek 1 3,21
Jumlah 31 100,00
Pada Tabel 8, bahwa sebagian besar konsumen adalah Pedagang, yaitu
sebanyak 22 orang (71%), Petani sebanyak 5 orang (16,2%), Wiraswasta
sebanyak 2 orang (6,4%), Jagal sebanyak 1 orang (3,2 %), dan Pemborong/Proyek
sebanyak 1 orang (3,2%). Dilihat dari hasil kuesioner, konsumen yang paling
banyak membeli ternak kerbau ialah bekerja sebagai pedagang dikarenakan para
pedagang biasanya membeli ternak untuk dijualbelikan kembali. Sedangkan,
konsumen yang lainnya membeli ternak untuk dipelihara untuk dijadikan bakalan
dan dipotong untuk dikonsumsi dagingnya.
Tingkat pendapatan atau penghasilan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pendapatan rata-rata yang diterima responden dalam satu bulan. Berikut
karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan dapat dilihat pada
Tabel 9 berikut ini.
40
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan (Per bulan) Jumlah
Orang %
1 < Rp 1.000.000 21 67,75
2 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 7 22,59
3 Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 1 3,22
4 Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 1 3,22
5 Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 1 3,22
Jumlah 31 100,00
Berdasarkan Tabel 9, menunjukan bahwa responden yang membeli ternak
kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng pada umumnya memiliki
pendapatan per bulan maupun uang saku perbulan < Rp 1.000.000,- yaitu
sebanyak 21 orang (67,75%), Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000,- sebanyak 7 orang
(22,59%), dan sisanya dapat dilihat pada Tabel 9. Pengelompokan responden
berdasarkan pendapatan menjadi penting untuk dilaksanakan disebabkan
pendapatan konsumen sangat berpengaruh pada pembelian konsumen. Tingkat
pendapatan yang diperoleh responden akan mempengaruhi jumlah pembelian
ternak kerbau yang akan dibeli.
Kemampuan tingkat ekonomi cenderung membuat pelanggan untuk
memilih ternak yang sesuai dengan pendapatannya. Dilihat dari hasil kuesioner,
konsumen yang mempunyai pendapatan perbulan < Rp 1.000.000 jumlah
pembelian ternak kerbau tidak menentu setiap minggu, ada yang membeli hanya 1
ekor dan yang paling banyak 15 ekor per minggunya. Sedangkan untuk
konsumen yang mempunyai pendapatan per bulan Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
jumlah pembelian ternaknya juga tidak bisa dikatakan banyak karena ada
konsumen yang membeli hanya 1 ekor per minggu dan 10-15 ekor per minggu.
41
Hal ini dapat dikatakan bahwa pendapatan perbulan setiap konsumennya tidak
mempengaruhi jumlah pembelian ternak kerbau setiap minggu.
4.3. Analisis Validitas dan Preferensi Konsumen
Setiap konsumen yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-
Ingon Ciwareng memiliki pertimbangan terhadap atribut yang disukai konsumen
dalam membeli ternak kerbau. Atribut ternak kerbau pada penelitian ini
berjumlah 14 atribut yang terdiri dari harga, bobot badan, jenis kelamin, tinggi
pundak, panjang badan, umur ternak, asal ternak, warna kulit, bentuk tanduk,
kesehatan ternak, lokasi pembelian, ketersediaan lahan parkir, kemudahan
transportasi pengangkutan ternak, dan kemudahan pembayaran. Atribut yang
dipertimbangkan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan selera dari masing-
masing konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 31 responden
hasil pengujian validitas atribut yang telah di uji dengan Cochran Q Test dapat
dilihat proporsi jawaban “Ya” dan “Tidak” terhadap atribut ternak kerbau yang
dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian. Proses dan hasil
pengujian atribut pada Tabel 10 diurut berdasarkan proporsi jawaban responden
terhadap atribut ternak kerbau yang dipertimbangkan. Dapat diketahui bahwa 9
atribut yang valid tersebut merupakan atribut yang telah disepakati oleh responden
atau konsumen yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon
Ciwareng.
42
Tabel 10. Atribut-Atribut yang Dipertimbangkan dan Preferensi Responden
dalam Membeli Ternak Kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon
Ciwareng.
No. Atribut Ternak Kerbau
Hasil Validitas Atribut
Keterangan
Jawaban “Ya” Jawaban
“Tidak” Preferensi
Orang % Orang %
A8 Warna Kulit 31 100 0 0 Valid Sangat suka
A10 Kesehatan Ternak 31 100 0 0 Valid Sangat suka
A14 Kemudahan Pembayaran 31 100 0 0 Valid Suka
A1 Harga Ternak 30 96,77 1 3,22 Valid Sangat suka
A2 Bobot Badan Ternak 30 96,77 1 3,22 Valid Sangat suka