BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan, pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin. 1 Arthritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari hyperurisemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. 2 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan, pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau
produksi urin.1
Arthritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai
akibat dari hyperurisemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ekskresi asam urat
yang kurang dari ginjal.2
Penyakit ginjal dan gout adalah penyakit saling berkaitan dan keduanya
mulai dengan masalah hyperurisemia atau tinggi kadar asam urat dalam
darah. Sangat jarang itu adalah warisan genetik, sebagian besar berakar dari
diet selama bertahun-tahun.2
Di Indonesia, arthritis gout terjadi pada usia yang lebih muda, sekitar
32% pada pria berusia kurang dari 34 tahun. Pada wanita, kadar asam urat
umumnya rendah dan meningkat setelah usia menopause. Prevalensi arthritis
gout di Bandungan, Jawa Tengah, prevalensi pada kelompok usia 15-45 tahun
sebesar 0,8%; meliputi pria 1,7% dan wanita 0,05%.
1
Di Minahasa (2003), proporsi kejadian arthritis gout sebesar 29,2% dan
pada etnik tertentu di Ujung Pandang sekitar 50% penderita rata-rata telah
menderita gout 65 tahun atau lebih setelah keadaan menjadi lebih parah.(3)
Organisasi kesehatan (WHO) menyatakan bahwa beberapa juta orang telah
menderita karena penyakit sendi dan tulang, dan angka tersebut akan
meningkat tajam karena banyaknya orang yang berumur lebih dari 50 tahun
pada tahun 2020. WHO mencatat penderita gangguan sendi di Indonesia
mencapai 81% dari total populasi. Yang memprihatinkan dari jumlah tersebut
hanya 29% yang berobat ke dokter, sedangkan 71% langsung mengonsumsi
obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas.(4,5,6)
Artikel hasil penelitian Faktor Risiko Arthritis Gout pada Pasien Rawat
Jalan di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, oleh Buraerah,
Hakim, Abdullah, dan Maupe Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin. Penelitian tersebut mendeteksi beberapa
faktor risiko yang dapat dikendalikan yang dapat digunakan untuk upaya
promosi dan pencegahan penyakit. Faktor risiko tersebut meliputi obesitas,
hipertensi, dan kebiasaan makan daging. Kebiasaan makan daging merupakan
faktor risiko yang paling kuat. Selain itu, ditemukan faktor risiko yang tidak
dapat dikendalikan yang berguna untuk menentukan prioritas sasaran
program pencegahan, meliputi jenis kelamin laki-laki dan riwayat gout dalam
keluarga.3
Menyadari fenomena peningkatan arthritis gout di berbagai provinsi
dan daerah. Perlu penelitian bagaimana hubungan gagal ginjal dan arthritis
2
gout di rumah sakit di kota Makassar. Fenomena ini melatarbelakangi penulis
untuk melakukan penelitian mengenai “Tingkat Kejadian Penyakit Gagal
Ginjal pada Pasien Arthritis Gout di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan
rumah sakit Labuang Baji Periode Januari-Desember 2011.”
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana tingkat kejadian penyakit Gagal Ginjal pada pasien Arthritis
Gout di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Labuang Baji
periode Januari-Desember 2011?”
I.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat kejadian penyakit Gagal Ginjal pada pasien
Arthritis Gout di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit
Labuang Baji periode Januari-Desember 2011.
I.3.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kejadian Arthritis Gout di rumah sakit
Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Labuang Baji kota Makassar
periode Januari – Desember 2011.
b. Untuk mengetahui tingkat kejadian penyakit Gagal Ginjal di rumah
sakit Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit Labuang Baji kota
Makassar periode Januari – Desember 2011.
3
c. Untuk mengetahui tingkat kejadian penyakit Gagal Ginjal yang
disebabkan oleh Arthritis Gout di rumah sakit Wahidin
Sudirohusodo dan rumah sakit Labuang Baji kota Makassar periode
Januari – Desember 2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi masyarakat
Membuka wawasan masyarakat tingkat kejadian gagal ginjal pada pasien
Arthritis Gout sehingga dapat dilakukan pencegahan sejak dini terjadinya
gagal ginjal.
2. Manfaat dalam dunia kedokteran
Sebagai sumbangsih dalam turut serta membangun sumber daya manusia
yang berkualitas.
3. Manfaat ilmiah
Sebagai bahan referensi yang sangat berharga dalam menambah khasanah
literature studi tentang tingkat kejadian gagal ginjal terhadap pasien
Arthritis Gout.
4. Manfaat individu
Sebagai ilmu dan penambahan wawasan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan meneliti dalam rangka menunjang proses
pembelajaran seumur hidup bagi mahasiswa kedokteran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arthritis Gout
2.1.1 Definisi
Arthritis Gout (pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan,
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akbiat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolisme berupa
hiperurisemia.(8)
Gout adalah suatu jenis arthritis yang dipicu oleh kristal yang dapat
menimbulkan nyeri mendadak dan parah, bengkak, dan kemerahan di satu
sendi atau lebih. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada pria daripada
wanita, dan jika terjadi pada wanita, biasanya setelah menopause.
Dihubungkan dengan masalah metabolisme, penyebab pasti belum
ditemukan, tapi terkadang diturunkan dalam keluarga, yaitu kelebihan asam
urat terakumulasi dalam tubuh. Biasanya asam urat berbentuk cairan yang
larut dan dibawa oleh darah, dan diekskresikan dalam urin. Dalam gout, asam
urat keluar dari larutan dalam cairan synovial sendi, membentuk Kristal
menyerupai jarum. Sendi yang terkena menjadi merah, panas, bengkak, dan
sangat nyeri. Gout dapat terjadi begitu saja atau dihubungkan dengan
konsumsi alkohol, beberapa jenis tindakan bedah, atau beberapa obat seperti
diuretic atau kemoterapi. Perawatan obat dapat mengurangi serangan nyeri
dan membantu mencegah serangan terjadi kembali.(7)
5
Gambar 1. Penumpukan Kristal Asam Urat pada Sendi Ibu Jari Kaki.(8)
2.1.2 Epidemiologi
Gout merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Sebagaimana
yang disampaikan oleh Hippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum
remaja (adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause.
Prevalensi gout bertambah dengan meningkatnya taraf hidup. Prevalensi di
antara pria African American lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
pria Caucasian.(9)
Di Indonesia belum banyak publikasi epidemilogi tentang Arthritis
gout. Pada tahun 1935 seorang dokter kebangsaan Belanda bernama Van der
Horst telah melaporkan 15 pasien Arthritis Gout dengan kecacatan
(lumpuhkan anggota gerak) dari suatu daerah di Jawa Tengah. Penelitian lain
mendapatkan bahwa pasien gout yang berobat, rata-rata sudah mengidap
penyakit selama lebih dari 5 tahun. Hal ini mungkin disebabkan banyak
pasien gout yang mengobati diri sendiri (self medication).(9)
6
Di Indonesia prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% (variasi pada
berbagai populasi). Sedangkan gout juga bervariasi antara 1-15,3% :
Pada suatu studi didapatkan insidensi gout :
- 0,1% pada kadar <7 mg/dL
- 0,5% pada kadar 7-8,9 mg/dL
- 4,9% pada kadar asam urat darah >9 mg/dL à Insidensi kumulatif gout
mencapai angka 22% setelah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dL
Pada umumnya menyerang laki-laki (90%) usia dewasa muda sekitar
40 tahun, sedangkan pada wanita penyakit ini lebih banyak menyerang
mereka yang telah mengalami menopause.(10)
2.1.3 Etiologi
Penyebab hiperurisemia sebagai suatu proses metabolik yang bisa
menimbulkan manifestasi gout, dibedakan menjadi penyebab primer pada
sebagian besar kasus, peyebab sekunder, dan idiopatik. Pada 99% kasus gout
dan hiperurisemia dengan penyebab primer, ditemukan kelainan molekuler
yang tidak jelas (undefined) meskipun diketahui adanya mekanisme
undersecretion pada 80-90% kasus dan overproduction pada 10-20% kasus.
Sedangkan kelompok hiperurisemia dan penyebab sekunder, bisa melalui
mekanisme overproduction, seperti gangguan metabolisme purin. Pada
mekanisme undersecretion bisa ditemukan pada penyakit ginjal kronik,
diabetes insipidius, dehidrasi, dan peminum alkohol.(11)
7
2.1.4 Manifestasi Klinik
Ada empat tahap penyakit gout, yaitu: (12)
Tahap 1: Hiperurikemia Asimtomatik
Kadar asam urat di tubuh Anda tinggi, tetapi tidak menimbulkan gejala.
Sebagian besar orang dalam tahap ini menyadari kondisi mereka setelah
melakukan tes darah yang mengukur jumlah asam urat yang terkandung
dalam sistem peredaran darah. Perawatan biasanya tidak diperlukan pada
tahap ini. Kebanyakan pasien memiliki kadar asam urat tinggi selama
bertahun-tahun sebelum serangan pertama mereka. Risiko serangan
meningkat dengan meningkatnya kadar asam urat.
Tahap 2: Serangan gout akut
Hiperurikemia berkelanjutan menyebabkan penumpukan kristal natrium urat
di persendian. Kristal ini kemudian merangsang pelepasan berbagai mediator
inflamasi yang menimbulkan serangan akut. Pasien biasanya terbangun di
malam hari karena rasa sakit dan pembengkakan sendi. Gejala gout tahap ini
meliputi nyeri dan peradangan, sendi yang terkena menjadi panas dan lembek
bila disentuh, terlihat kemerahan atau memar, terasa gatal dan mengelupas
setelah sakitnya mereda. Tingkat keparahan rasa sakit bervariasi dari kedutan
ringan sampai nyeri hebat sehingga sendi tidak bisa disentuh. Gejala sistemik
seperti demam, menggigil, dan malaise, mungkin juga terjadi dan merupakan
hasil dari beberapa mediator inflamasi yang bocor ke sirkulasi vena. Rasa
sakit akan menghilang dalam 3-10 hari, bahkan bila tanpa pengobatan.
8
Tahap 3: Interval kritis
Ini adalah tahap setelah episode gout yang bebas gejala. Pada kebanyakan
orang, tahap ini berlangsung dari enam bulan sampai dua tahun setelah
serangan pertama gout. Pada yang lainnya, kondisi tanpa gejala ini dapat
berlangsung 5 – 10 tahun. (Sekitar 66% pasien akan mengalami serangan
kedua dalam satu tahun). Ini adalah waktu ideal untuk mencegah serangan di
masa depan. Gout secara klinis tidak aktif tetapi masih ada dan penyakit itu
terus berkembang jika asam urat tidak dikendalikan. Semakin besar kadar
asam urat, semakin pendek interval untuk serangan berikutnya.
Tahap 4: Gout tingkat lanjut
Pada tahap akhir gout ini, gejala dan efeknya menetap. Sejumlah besar asam
urat telah mengkristal menjadi deposit di tulang rawan serta tendon dan
jaringan lunak, dan bahkan pada selaput antar tulang. Pasien sering
mengalami berbagai gejala, seperti kekakuan sendi, keterbatasan gerakan
sendi, nyeri sendi terus-menerus, luka dengan nanah putih di daerah yang
terkena, nyeri sendi simultan pada berbagai bagian tubuh, dan fungsi ginjal
memburuk. Pasien gout memiliki kecenderungan untuk mendapatkan batu
ginjal lebih sering daripada yang lain.
Tahap ini juga disebut tahap tofus. Tofus (jamak: tofi) adalah massa
kristal urat yang disimpan dalam jaringan lunak, yang dapat menghancurkan
jaringan lunak dan persendian.Tofus paling sering berkembang di siku, lutut,
jari kaki, tendon Achilles, dan, lebih jarang, di daun telinga.
9
2.1.5 Kriteria diagnostik
Gambar 2. (a) Arthritis Gout pada sendi jari tangan, (b) Arthritis Gout.
pada sendi jari kaki.
Bengkak, kemerahan, panas, dan rasa nyeri yang hebat pada sendi
metatarsofalangeal ibu jari kaki (podagra) adalah tanda khas gout. Terdapat
nyeri hebat yang akut, sering kali mengenai ibu jari kaki sehingga mengalami
kesulitan berjalan. Sering kali terdapat riwayat serangan sebelumnya.
Serangan dapat dicetuskan oleh trauma minor atau pembedahan. Pada
pemeriksaan, sendi mengalami nyeri tekan yang intens dan kulit di atas sendi
terlihat tegang, terasa panas, tampak mengkilap, dan merah. Keadaannya
dapat amat menyerupai arthritis sepsis, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi
sistemik. Kadar asam urat dalam serum dapat meningkat. Kadang-kadang
sendi pergelangan kaki, atau salah satu jari kaki, dapat terkena terutama
setelah terjadi suatu cedera kecil.(13,14)
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
a) Radiologi
Pada awal penyakit, kelainan radiologis tidak bermakna, hanya
pembengkakan jaringan lunak. Gambaran radiologis pada gout, berupa
erosi tulang, berbeda dengan AR. Erosi tidak pada pinggiran sendi. Celah
10
(a) (b)
sendi tidak terganggu, kecuali pada penyakit lanjut. Pada umumnya hanya
mengenai “satu joint” metacarpha-langeal joint (tetapi sendi lain tangan &
kaki bisa kena). Deposit Na. urat tidak radioopak (tidak terlihat, hanya
terlihat periartikuler & joint swelling.(13)
Gambar 3. Radiologi Arthritis Gout (14,15)
b) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan dua metode yaitu Enzimatik
dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7
mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila
hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu,
penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada
pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7
mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut
hiperurisemia.4
c) Pemeriksaan patologi anatomi
11
Pada pemeriksaan patologi anatomi terdapat granuloma dikelilingi oleh
butir Kristal monosodium urat (MSU). Reaksi inflamasi di sekeliling
Kristal terutama terdiri dari sel mononuclear dan sel giant. Erosi kartilago
dan korteks tulang terjadi di sekitar tofus. Kapsul fibrosa biasanya
prominen di sekeliling tofi. Kristal dalam tofi berbentuk jarum (needle
shape) dan sering membentuk kelompok kecil secara radier.(11)
Gambar 4. Gambaran Patologi Anatomi Arthritis Gout
2.1.7 Penatalaksanaan
1) Pengobatan (17)
Pengobatan gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia
asimtomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan.
a. Serangan akut arthritis gout diobati dengan obat-obatan antiinflamasi
nonsteroid atau kolkisin. Obat-obat ini diberikan dalam dosis tinggi
atau dosis penuh untuk mengurangi peradangan akut sendi. Kemudian
dosis ini diturunkan secara bertahap dalam beberapa hari.
b. Pengobatan alopurinol untuk menghambat pembentukan asam urat dari
prekursornya (xantin dan hipoxantin) dengan dosis sekali sehari.
12
c. Obat-obatan urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan
menghambat reabsorpsi tubulus ginjal. Probenesid dan sulfinpirazon
adalah dua jenis agen urikosurik yang banyak dipakai.
2) Diet
Diet makanan rendah purin dan menghindari alkohol. Syarat-syarat diet
rendah purin yaitu mengandung purin 120-150 mg/dl saja,; cukup kalori,
protein, vitamin, dan mineral; hidrat arang tinggi; lemak sedang; dan
banyak cairan. (17)
3) Penyedotan Sendi
Dalam tindakan ini, cairan berlebihan dikeluarkan dari sendi yang bengkak
dengan cara disedot dengan jarum dan alat suntik, dalam keadaan dibius
setempat. Tindakan ini dilakukan untuk diagnosis, terapi, atau keduanya.
Misalnya, cairan dapat diperiksa kadar zat seperti Kristal asam urat gout,
sedangkan pengeluaran cairan dapat mengurangi bengkak dan nyeri sendi.
Tindakan serupa digunakan untuk menyuntikkan obat langsung ke dalam
sendi. (7)
2.2 Penyakit Gagal Ginjal
2.2.1 Definisi
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ
ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja
sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium
didalam darah atau produksi urine. (18)
13
Ginjal merupakan organ penting dari tubuh manusia karena ginjal
mempunyai fungsi regulasi dan ekskresi, serta mengekskresikan
kelebihannya (sisa metabolisme) sebagai kemih. Ginjal juga me-ngeluarkan
sisa metabolisme (seperti urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia
asing. Akibat suatu hal ginjal dapat mengalami ganguan fisiologis, salah
satunya adalah gagal ginjal. Gagal ginjal dapat terjadi secara langsung
(akut) atau dalam jangka waktu yang lama (kronis). Gagal ginjal akut terjadi
akibat penurunan fungsi glomerular dan tubular yang terjadi secara
mendadak, berakibat pada kegagalan ginjal untuk mengekresikan produk
sisa nitrogen dan menjaga homeostasis cairan dan elektrolit. Gagal ginjal
akut dapat disebabkan karena terjadinya penurunan aliran darah, yang dapat
merupakan akibat dari infeksi yang parah (serious injury), dehidrasi, daya
pompa jantung menurun (kegagalan jantung), tekanan darah yang sangat
rendah (shock), atau kegagalan hati (sindroma hepatorenalis). Gagal ginjal
akut juga dapat dikarenakan oleh adanya zat-zat yang menyebabkan
kerusakan atau trauma pada ginjal, seperti kristal, protein atau bahan lainnya
dalam ginjal. Penyebab gagal ginjal akut lainnya yaitu terjadi penyumbatan
yang menghalangi pengeluaran urin dari ginjal, misalnya karena adanya
batu ginjal, tumor yang menekan saluran kemih, atau pembengkakan
kelenjar prostat. (19)
Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu berupa
kenaikan kadar kreatini serum > 0,3 mg/dl, presentasi kenaikan kreatinin
14
serum >50%, atau pengurangan produksi urin (oligouri yang tercatat <0,5
ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam).(19)
2.2.2 Etiologi (18)
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang
diderita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada
kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali
berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
- Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
- Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
- Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
- Menderita penyakit kanker (cancer)
- Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ
ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
- Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi
atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut
sebagai glomerulonephritis.
2.2.3 Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gangguan ginjal akut (GGA) dibagi menjadi 3 bagian
besar, antara lain: (19)
GGA pre-renal. Penyebab GGA pre-renal adalah hipoperfusi ginjal.
Hipoperfusi dapat disebabkan oleh hipovolemia atau menurunnya volume
sirkulasi yang efektif. Pada GGA pre-renal integritas jaringan ginjal masih
15
terpelihara sehingga prognosis dapat lebih baik apabila faktor penyebab
dapat dikoreksi. GGA pre-renal disebabkan oleh hipovolemia, penurunan
volume efektif intravascular seperti pada sepsis dan gagal jantung serta
disebabkan oleh gangguan hemodinamik intra-renal seperti pada pemakaian
anti inflamasi non steroid, obat yang menghambat angiotensin dan pada
tekanan darah, yang akan mengaktivasi sistem saraf simpatis, sistem renin-
angiotensin serta merangsang pelepasan vasopressin dan endothelin-1 (ET-
1), yang merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan tekanan
darah dan curah jantung serta perfusi serebral.
GGA renal. GGA renal yang disebabkan oleh kelainan vaskuler seperti
vaskulitis, hipertensi maligna, glomerulus nefritis akut, dan nefritis
interstitial akut. Nekrosis tubular akut dapat disebabkan oleh berbagai sebab
seperti penyakit tropic, gigitan ular, trauma (crushing injury/bencana alam,
peperangan), toksin lingkungan, dan zat-zat nefrotoksik.
GGA post-renal. GGA post-renal disebabkan oleh obstruksi intra-renal
dan ekstra-renal. Obstruksi intra-renal terjadi karena deposisi kristal (urat,
oxalate, sulfonamid) dan protein (mioglobin, hemoglobin). Obstruksi ekstra-
renal dapat terjadi pada pelvis ureter oleh obstruksi instrinsik (tumor, batu,
nekrosis papilla) dan ekstrinsik (keganasan pada pelvis dan retoperitonial,
fibrosis) serta pada kandung kemih (batu, tumor, hipertrofi/keganasan
prostat) dan urethra (striktura). GGA post-renal terjadi bila obstruksi akut
terjadi pada urethra, buli-buli, dan ureter bilateral atau obstruksi pada ureter
unilateral dimana ginjal satunya tidak berfungsi.
16
2.2.4 Penegakan diagnosa
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Anamnesis yang baik, serta pemeriksaan fisik yang teliti ditujukan untuk
mencari sebab gangguan ginjal akut seperti misalnya operasi