Page 1
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI SATWA AKUATIK DISUNGAI
BRANG REA PULAU MOYO SUMBAWA SEBAGAI DATA AWAL
PENGEMBANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
BIDANG KEGIATAN:
PKM - PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Irdha Eka Septhayuda (611.12.016/ Angkatan 2012)
Deva Yuniarta Sugara (611.12.009/ Angkatan 2012)
Anggun F. Leo Age (611.13.039/ Angkatan 2013)
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM
2014
Page 3
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... . i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
RINGKASAN ................................................................................................................ iv
BAB I. PEDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Urgensi ......................................................................................................... 2
1.5 Luaran ........................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4
2.1 Tinjauan Geografis Pulau Moyo ................................................................... 4
2.2 Deskripsi Sungai ........................................................................................... 4
2.3 Deskripsi Satwa Akuatik Sungai .................................................................. 5
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 6
3.1 Tahapan – tahapan Penelitian ..................................................................... 6
3.2 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 7
3.3 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 7
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 7
3.4.1 Penangkapan Sampel Satwa Akuatik ........................................ 7
3.4.2 Pengumpulan Sampel Untuk Mengidentifikasi ......................... 7
3.6 Analsis Data ................................................................................................. 7
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................ 8
4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 10
1. Biodata Ketua dan Anggota ......................................................................... 10
2. Justifikasi Anggaran ...................................................................................... 13
3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .............................. 14
4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .................................................................... 15
Page 4
iv
RINGKASAN
Pulau Moyo merupakan salah satu destinasi wisata yang telah dikenal
tidak hanya di tingkat nasional, bahkan di tingkat internasional. Salah satu obyek
wisata yang ada di Pulau Moyo adalah air terjun berundak Mata Jitu. Aliran dari
air terjun Mata Jitu membentuk sungai yang biasa disebut sungai Brang Rea.
Hasil alam yang paling utama dari sungai adalah ikan air tawar. Namun 87 jenis
ikan Indonesia telah tercatat sebagai jenis ikan yang terancam punah dimana 57
jenis diantaranyanya adalah ikan air tawar. Sebagai salah satu tujuan wisata alam
yang banyak dikunjungi, air terjun Mata Jitu berperan penting dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat setempat tetapi adanya kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat maupun wisatawan juga dapat menyebabkan rusaknya
habitat dari spesies satwa akuatik yang hidup di sekitar air terjun maupun di
sepanjang aliran sungai Brang Rea. Aliran Sungai Brang Rea yang berasal dari air
terjun Mata Jitu belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah atau Dinas
terkait, mengingat kemungkinan banyak terdapat jenis satwa akuatik khususnya
ikan air tawar. Sampai saat ini belum ada peneliti yang melaporkan data
keanekaragaman satwa akuatik di sungai Brang Rea. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis satwa akuatik yang ada di
sungai Brang Rea Pulau Moyo.
Pengambilan sampel di sungai Brang Rea dilakukan dengan membuat
beberapa stasiun secara representatif yang akan dilakukan pada saat sampling
dilapangan. Ikan ditangkap dengan menggunakan electrofishing dan seine net.
Secara kuantitatif, spesimen dikumpulkan dengan metode penangkapan persatuan
usaha yaitu 3 kali dengan penggunaan seine net dan 20 menit dengan
menggunakan electrofishing selama sehari. Pengambilan sampel dilakukan
sebanyak tiga kali ulangan pada hari yang berbeda. Sampel satwa akuatik yang
tertangkap akan dikumpulkan yang kemudian diidentifikasi dengan mengacu pada
buku identifikasi buku sumber Kottelat dkk (1993). Data hasil penelitian akan
ditampilkan dalam bentuk table, gambar dan grafik dan akan dianalisis secara
deskriptif.
Kata Kunci : Satwa akuatik, Sungai Brang Rea dan Pulau Moyo
Page 5
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Sumbawa adalah pulau yang terletak di sebelah timur Pulau
Lombok yang memiliki luas 14.386 km² dan memiliki kekayaan alam yang
beranekaragam baik flora maupun fauna terdapat di Pulau Sumbawa. Pulau
Sumbawa juga di kelilingi oleh beberapa Pulau kecil seperti Pulau Moyo, Pulau
Medang, Pulau Panjang, Pulau Liang, Pulau Ngali dan Pulau Rakit. Dimana Pulau
Moyo merupakan salah satu destinasi wisata yang secara Administratif berada di
Desa Labuan Aji dan Desa Sebotok Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten
Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Moyo memiliki luas 32.044,86
Ha dan ketinggian mencapai 648 M di atas Permukaan laut (Balai KSDA NTB,
2008).
Pulau Moyo ditunjuk sebagai kawasan Konservasi Taman Buru dan
Taman Wisata Alam Laut melalui SK Menteri Kehutanan No.308/Kpts-II/1986
tanggal 29 September 1986 dengan luas Taman Buru 22.250 Ha dan 6000 Ha
Taman Wisata Alam Laut. Taman Buru memiliki satwa yang telah ditetapkan
sebagai satwa buru seperti Rusa timor ( Cervus timorensis ), Sapi liar ( Bos
javanicus ) dan Babi hutan (Sus sp), berbagai jenis burung yang tergolong langka
dan dilindungi Undang – undang juga terdapat disini seperti Kakatua kecil jambul
kuning (Cacatua sulphurea), Burung Gosong (Megapodius reinwartditii),
Koakiau (Philemon buceroides), Beo Sumbawa (Gracula religiosa venerate) serta
berbagai jenis burung lainnya seperti Punglor (Zoothera sp), Ayam Hutan (Gallus
sp), Elang bondol ( Haliastur Indus ) dan sebagainya (Balai KSDA NTB, 2008).
Selain keanekaragaman hayati yang beragam yang menjadi spesies
endemik, Pulau Moyo juga memiliki beberapa obyek daya tarik wisata alam
seperti air terjun berundak Mata Jitu yang terdapat di bagian barat Pulau Moyo.
Aliran dari air terjun Mata Jitu membentuk sungai yang biasa disebut sungai
Brang Rea. Sungai ini memiliki panjang mencapai 454,10 Km² dan terbagi atas
bagian hulu dan hilir sungai (Balai Wilayah Sungai, 2011). Bagian hulu dicirikan
dengan volume air kecil, dangkal, berbatu-batu, suhu rendah dan organisme yang
hidup terbatas, sedangkan bagian hilir dicirikan dengan volume air besar, arus
lambat, dasar sungai berpasir sampai berlumpur dan organisme yang hidup sangat
beragam (Septiano, 2006).
Hasil alam yang paling utama dari sungai adalah ikan air tawar (Septiano,
2006). Secara umum Indonesia memiliki keanekaragaman ikan air tawar tertinggi
kedua setelah Brazil yaitu 1.300 jenis dengan kepadatan populasi 0,72 jenis/1000
km² (The World Bank, 1998). Namun 87 jenis ikan Indonesia telah tercatat
sebgai jenis ikan yang terancam punah dalam “The IUCN 2003 Redlist of
Threatened Species” dimana 57 jenis diantaranyanya adalah ikan air tawar (IUCN,
2003). Hal ini mungkin di sebabkan oleh adanya kegiatan masyarakat di sekitar
aliran sungai seperti pencemaran air oleh limbah rumah tangga, sampah yang di
Page 6
2
bawa oleh wisatawan dan penangkapan ikan menggunakan bom maupun racun
dapat menyebabkan rusaknya habitat alam yang hidup di sepanjang aliran sungai
tersebut. Aliran Sungai Brang Rea yang berasal dari air terjun Mata Jitu belum
mendapat perhatian khusus dari Pemerintah atau Dinas terkait, mengingat
kemungkinan banyak terdapat jenis satwa akuatik khususnya ikan air tawar dan
juga spesies endemik yang hidup disepanjang aliran sungai tersebut. Selain itu,
beberapa lokasi aliran sungai masih sangat alami dan berpotensi menjadi habitat
satwa akuatik eksotis.
Sampai saat ini belum ada peneliti yang melaporkan data keanekaragaman
satwa akuatik di sungai Brang Rea. Selain itu adanya aktivitas dari masyarakat
pendatang ( wisatawan ) sangat tinggi dan berpotensi menurunkan daya dukung
lingkungan di sungai ini. Atas dasar itulah perlu dilaukan penelitian ini sebagai
data awal keanekaragaman satwa akuatik di Nusa Tenggara Barat dan Pulau
Moyo pada khususnya.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang coba dijawab melalui penelitian ini adalah :
1. Apakah spesies satwa akuatik yang hidup di sungai Brang Rea Pulau Moyo ?
2. Bagaimana keanekaragaman jenis satwa akuatik yang ada di sungai Brang
Rea ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Keanekaragaman jenis satwa akuatik yang terdapat di sungai Brang Rea
Pulau Moyo
2. Mengetahui pengaruh aktivitas masyarakat dan wisatawan terhadap habitat
sungai dan keanekaragaman jenis satwa akuatik yang ada di sungai Brang
Rea Pulau Moyo
1.4 Urgensi Penelitian
Sebagai salah satu tujuan wisata alam yang banyak dikunjungi, air terjun
Mata Jitu berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
setempat tetapi adanya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun
wisatawan juga dapat menyebabkan rusaknya habitat dari spesies satwa akuatik
yang hidup di sekitar air terjun maupun di sepanjang aliran sungai Brang Rea.
Untuk tetap bisa menjadi tempat wisata alam maka diperlukan kesadaran dari
masyarakat maupun wisatawan dalam menjaga kondisi air terjun dan sungai tetap
alami agar biota atau satwa akuatik yang hidup di habitat tersebut tetap terjaga.
Mengingat banyaknya sungai yang diexploitasi secara berlebihan oleh manusia
maka perlu dilakukan inventarisasi satwa akuatik yang ada di sungai Brang Rea
maupun air terjun Mata Jitu sebelum satwa akuatik ataupun spesies endemic yang
ada di habitat tersebut mati ataupun punah.
Page 7
3
1.5 Luaran Penelitian
Luaran yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dengan diketahuinya satwa akuatik yang ada di sungai Brang Rea Pulau
Moyo diharapkan dapat menjadi data awal dalam menyusun database
tentang inventarisasi keanekaragaman hayati di Pulau Moyo dan di wilayah
Indonesia tengah.
2. Jurnal publikasi Nasional / Internasional tentang data keanekaragaman
satwa akuatik di NTB pada umunya dan Pulau Moyo pada khusunya,
sehingga dapat menjadi data tambahan bagi peneliti lain di seluruh dunia.
Page 8
4
BAB II. TINJUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Geografis Pulau Moyo
Pulau Moyo terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa. Secara astronomis,
Pulau Moyo berada pada 117º27’43” - 117º35’42” Bujur Timur dan 8º9’36” -
8º23’19” Lintang Selatan. Secara administratif berada di Desa Labuan Aji dan
Desa Sebotok Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Pulau ini mempunyai ketinggian mencpai 0-648 M di atas permukaan laut,
dimana Iklim di Pulau Moyo umumnya beriklim tropis dengan curah hujan antara
1250 mm/th di daerah rendah dan 1500-2000 mm/th di daerah dataran tinggi.
Jenis tanah Regosol kelabu dan Litosol bahan induk abu vulkanis intermediate.
Tipe vegetasinya merupakan vegetasi hutan pantai dataran rendah yang terdiri dari
vegetasi pohon – pohonan, perdu / semak belukar dan padang savana yang luas.
( Balai KSDA NTB, 2008).
2.2 Deskripsi Sungai
Sungai merupakan salah satu ekosistem air tawar yang terdapat di daratan
dengan badan air mengalir karena adanya arus air. Sungai juga ditandai dengan
adanya anak sungai yang menampung dan menyimpan serta mengalirkan air hujan
yang jatuh, kemudian dialirkan ke laut melalui sungai utama (Odum, 1993).
Sungai sebagai sumberdaya alam merupakan salah satu ekosistem perairan
yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia dan telah lama
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di samping itu air merupakan
bagian essensial dari protoplasma atau sel, juga merupakan bagian terbesar dari
kehidupan, yaitu sebagai habitat tempat berlangsungnya berbagai aktivitas
kehidupan dalam suatu tatanan yang utuh dan menyeluruh anatara mahkluk hidup
dengan lingkungannya (Koesoebiono, 1979).
Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran
penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi
daerah sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Suwondo, 2004).
Ekosistem sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik yaitu air yang mengalir.
Ekosistem sungai berbeda dengan ekosistem danau yang merupakan jenis
ekosistem lentik (air yang tenang / tidak mengalir). Komunitas yang berada di
sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung
keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus.
Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan
berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan (Anonymous, 2013).
Komposisi komunitas hewan juga berbeda anatara sungai, anak sungai,
dan hilir. Anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan
lele dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular.
Page 9
5
Khusus untuk sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya. Organisme sungai dapat
bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya
bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis seringga
yang hidup di sisi hilir menghuni habitat yang bebas dari pusaran air
(Anonymous, 2000).
Para ahli membagi 2 zona pada ekosistem sungai yang didasarkan pada
aliran airnya, yaitu (Anonymous, 2013) :
1. Zona air deras, adalah wilayah sungai yang cenderung dangkal. Pada tempat
tersebut kecepatan laju arus sangat tinggi dan menyebabkan bagian dasar
sungai menjadi bersih dari berbagai endapan serta materi lainnya. Hal tersebut
kemudian menjadikan dasar zona ini cenderung padat. Zona ini sendiri dihuni
oleh bentos dan juga organisme perisitik yang mampu melekat juga
berpegangan pada dasar yang kersa atau padat dan pada ikan yang berenang
dengan kuat. Zona aliran deras ini berada dibagian hulu sungai dan tepatnya
diwilayah pegunungan.
2. Zona aliran tenang, adalah wilayah sungai dimana yang sedikit dalam dan arus
tiak sekencang pada zona hulu sungai. Pada wilayah ini lumpur juga materi
lainnya cenderung lepas dan mengendap pada dasar sungai. Hal ini kemudian
menjadikan dasr sungai menjadi lunak dan tidak sesuai lagi untuk bentos. Zona
ini lebih cocok bagi nekton juga plankton yang cenderung menggali bagian
dasar sungai. Zona ini umumnya berada pada wilayah yang landai.
2.3 Deskripsi Satwa Akuatik Sungai
Setiap sungai mengalir dari mata air, kebanyakan berasal dari pegunungan,
air mengalir deras dari daerah yang lebih tinggi, bagian teratas dari sungai disebut
hulu. Dibagian hulu, air mengalir dengan deras, apabila bagian tersebut terlalu
tinggi terjadilah apa yang disebut air terjun. Air yang jatuh tersebut mengalir ke
sungai ke daerah sepanjang sungai yang disebut hilir. Daerah hilir sungai biasanya
tanah datar sehingga air sungai mengalir denga lambat. Karena mengdung banyak
air disepanjang tepian sungai banyak tumbuhan dan binatang air (Koesoebiono,
1979).
Tumbuh-tumbuhan mendapat sinar matahari yang cukup sehingga
berkembang sangat cepat dengan daun panjang yang berjumbai-jumbai terkena
arus sungai. Ikan yang berenang di sekitar sungai mendapat makanan dari
tumbuhan air dan sebgaian dari binatang kecil lain yang memakan tumbuhan air
seperti serangga. Beberapa jenis ikan terdapat disungai seperti ikan mas, tawes,
nilem, gurame, ikan sepat, lele, gabus. Hewan sungai lainnya yaitu molusca
seperti siput air dan jenis molusc lain yang mempunyai 2 lokan yang di sebut
remis (Koesoebiono, 1979).
Page 10
6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan-Tahapan Penelitian
Perijinan ke Dinas Kab. Sumbawa
Penentuan titik Pengambilan
sampling
Sampling satwa akuatik
yang akan diperiksa
Pengolahan dan analisis data
Pembahasan data dan
penyusunan laporan
Penyerahan dan
pengiriman laporan
Pengiriman Naskah Publikasi
ke Jurnal Nasional
Persiapan survey lokasi sampling
Identifikasi sampel
Page 11
7
3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan mulai Bulan Maret samapi dengan Juli 2014
bertempat di Sungai Brang Rea, Desa Labuan Aji dan Desa Sebotok Kecamatan
Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global
Possitioning System) fish finder, jaring (seine net) mesh 0,5 cm, electrofishing
(12V, 10A), kertas label, alat-alat tulis, Coolbox, multimeter, DO meter,
stopwatch, jangka sorong, lup, kamera. Adapun bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dan alkohol 75%.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Penangkapan Sampel Satwa Akuatik
Untuk mengumpulkan sampel satwa akuatik akan dilakukan dengan
menggunakan metode Purposive sampling, yaitu dipilih dengan sengaja pada
suatu lokasi sungai berdasarkan kemudahan akses jalan dan pengambilan sampel.
Pengambilan sampel di sungai Brang Rea dilakukan dengan membuat beberapa
stasiun secara representatif yang akan dilakukan pada saat sampling dilapangan.
Ikan ditangkap dengan menggunakan electrofishing dan seine net. Secara
kuantitatif, spesimen dikumpulkan dengan metode penangkapan persatuan usaha
yaitu 3 kali dengan penggunaan seine net dan 20 menit dengan menggunakan
electrofishing selama sehari. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali
ulangan pada hari yang berbeda (selang sehari) (Foltz, 1982; Yustina, 2001;
Kaemink, 2007; Pegg, 2007).
3.4.2 Pengumpulan Sampel untuk Mengidentifikasi
Sampel satwa akuatik yang tertangkap akan dikumpulkan dan dimasukan
dalam coolbox yang berisi es batu. Sampel kemudian diidentifikasi dengan
mengacu pada buku identifikasi buku sumber Kottelat dkk (1993).
3.5 Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian ini akan dianalisis secara
deskriptif dengan menghubungkan data dan fakta dilapangan serta interpretasi data
akan disajikan dalam bentuk table, gambar, dan grafik. Kesimpulan akan ditarik
secara deduktif dengan memaparkan hal-hal yang bersifat umum ke khusus.
Page 12
8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Ringkasan Anggaran Biaya PKM-Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya yang
Diusulkan
1 Peralatan penunjang (12-25%). Rp. 3.080.000
2 Bahan habis pakai (20-35%) Rp. 4.365.000
3 Perjalanan (15-25%) Rp. 3.115.000
4 Lain-lain: Administrasi, Publikasi, Seminar,
Laporan (15%)
Rp. 1.875.000
JUMLAH Rp. 12.435.000
4.2 Jadwal Kegiatan
No Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Pengurusan ijin ke Sumbawa
2 Persiapan surve lokasi sampling
3 Penentuan titik lokasi sampling dan
pengambilan sampel di lapangan
4 Identifikasi sampel satwa akuatik
dilaboraturium
5 Analisis data
6 Pembahasan dan penyusunan laporan
penelitian
7 Penyusunan Munaskrip Jurnal
8 Pengiriman Naskah Munaskrip Jurnal
Page 13
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2000. Susunan dan Macam Ekosistem. http://bebas.ui.ac.id. Diakses
pada tanggal 17 September 2014.
Anonymous. 2013. Pentingnya Ekosistem Sungai. http://ekosistem-
ekologi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 September 2014.
Balai Konservasi Sumberdaya Alam NTB. 2008. Pulau Moyo.
www.pulaumoyo.com. Diakses pada tanggal 18 September 2014.
Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1. 2011. Data dan Informasi Pengelolaan
Sumberdaya Air. www.bwsnt1.com. Diakses pada tanggal 18 September
2014.
Foltz, Jeffrey W. 1982. Fish Species Diversity and Abundance in Relation to
Stream Habitat Characteristic. Proc.Annu.Conf.SEAFWA.:305-311.
IUCN. 2003. The 2003 IUCN Redlist of Threatened Spesies.
http://redlist.org/info_sources_quality.html,5/24/2004.
Kaemingk, Mark A., Brian D. S. Graeb, Christopher W., Hoagstrom dan David
W. Willis. 2007. Short communication: Pattern of Fish Diversity in
Mainstream Missouri River Reservoir and Associated Delta in South
Dakota and Nebraska, USA. River Research and Applications. 23: 786–
791.
Koesoebiono. 1979. Dasar-dasar Ekologi Umum. Bagian IV Ekologi Perairan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kottelat, M., S.N. Kartikasari, J.W .Anthony, and W. Soetikno. 1993. Freshwater
Fishes Of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited
Press.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. UGM Press. Yogyakarta.
Pegg, Mark A. dan Ronald M. Taylor. 2007. Fish species diversity among spatial
scales of altered temperate rivers. Journal of Biogeography, 34:549–558.
Septiano E. 2006. Keanekaragaman dan pola adaptasi ikan di daerah hulu sungai
ciliwung, Jawa Barat. Departemen Sumberdaya Perairan, FPIK, Institut
Pertanian Bogor.
Suwondo, E., Febrita, Desy dan M. Alfusari. 2004. Kualitas Biologi Perairan
Sungai Senapelan, Sago dan Sail di Kota Pekanbaru berdasarkan
Bioindikator Plankton dan Bentos. Biogenesis 1 (1) : 15-20.
The World Bank. 1998. Integrating freshwater Biodiversity Conservation with
development : Some Emerging Lessons. Natural Habitats and Ecosystems
Management Series, Paper No. 61, viii+24pp.
Yustina. 2001. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Perairan Sungai
Rangau, Riau Sumatra. Jurnal Natur Indonesia,4 (1):1-14.
Page 17
13
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran
1. Peralatan penunjang
Metarial Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga satuan Biaya
Pertahun
Sewa laborturium Pemeriksaan sampel 1 Rp. 300,000 Rp. 300.000
Electrofishing Penangkapan sampel 1 Rp. 1.300.000 Rp. 1.300.000
Sewa kamera digital Dokumentasi 1 Rp. 450.000 Rp. 450.000
GPS Fish finder Marking point 1 Rp. 650.000 Rp. 650.000
Stopwatch Penghitung waktu 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
Lup Pengamatan sampel 1 Rp. 180.000 Rp. 180.000
Jangka sorong Mengukur sampel 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
SUB TOTAL 2 Rp. 3.080.000
2. Bahan Abis Pakai
Material Jutifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan Biaya
Pertahun
Konsumsi Makan 18 Rp. 75.000 Rp. 1.350.000
Air minum Minum 18 Rp. 30.000 Rp. 540.000
Hand Glove Pelindung kerja 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Alkohol 70% Steril alat 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000
Kertas label Penanda sampel 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000
Alat tulis Pencatatan
dilapangan
3 Rp. 70.000 Rp. 210.000
Masker Pemeriksaan sampel 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Sepatu boot Pelindung kerja 4 Rp. 100.000 Rp. 400.000
Seine net Pengambilan sampel 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
Box sampel Tempat sampel dari
lapangan ke
laboraturium
1 Rp. 900.000 Rp. 900.000
Alat dan bahan P3K Pertolongan kerja 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
SUB TOTAL 3 Rp. 4.365.000
3. PERJALAN
Perjalanan ke- Justifikasi
Perjalanan
Kuantitas Harga Satuan Biaya
Pertahun
Lokasi Penelitian
Pulau Moyo
a. Mataram - Sumbawa Pengambilan sampel 4 Rp. 360.000 Rp. 1.440.000
b. Sumbawa – Pulau Moyo Pengambilan sampel 4 Rp. 100.000 Rp. 400.000
Penginapan Pengambilan sampel 4 Rp. 250.000 Rp. 1.000.000
Sumbawa Pengurusan ijin ke
Pemda
1 Rp. 275.000 Rp. 275.000
SUB TOTAL 4 Rp. 3.115.000
4. Lain-lain
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya
Pertahun
Administrasi Proposal 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
Monitoring dan Evaluasi Kunjungan 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000
Pelaporan Copy, jilid, dll 1 Rp. 325.000 Rp. 325.000
Biaya Publikasi Jurnal Jurnal Nasional 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
SUB TOTAL 5 Rp. 1.875.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SATU TAHUN Rp. 12.435.000
Page 18
14
Lampiran 3. Format Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan
Pembagian Tugas
No NAMA/NIM BIDANG
ILMU ALOKASI
WAKTU URAIAN TUGAS
1 Irdha Eka
Septhayuda
FKH
UNTB
9
jam/minggu
• Mengurus perijinan di
Dinas Kab. Sumbawa
• Mengambil data ke
lapangan
• Analisis data hasil
penelitian
• Menyiapkan laporan
kemajuan
• Menyiapkan draft laporan
akhir
• Menyusun masuk kerja
jurnal
2 Deva Yuniarta
Sugara FKH
UNTB 4
jam/minggu • Mengurus ijin penelitian
ke aparat desa
• Membeli perlengkapan
selama penelitian
• Melakukan pembukuan
dan pengaturan dana
penelitian
3 Anggun F. Leo
Age
FKH
UNTB
4
jam/minggu
• Mengambil data di
lapangan
• Mengumpulkan kwitansi
pembelanjaan
• Analisis data hasil
penelitian