BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. LAPORAN MAGANG 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara berkelompok dengan tujuan ke masyarakat atau dunia kerja. Sasarannya adalah UKM (Usaha Kecil Menengah) dan koperasi, instansi pemerintah / swasta dan kelompok masyarakat umum. Bentuk kegiatan magang kerja antara lain : magang, pendampingan, pelatihan, penyuluhan, pelaporan, dan lain-lain. Sebelum pelaksanaan magang kerja, mahasiswa lebih dahulu dibekali dengan berbagai penegtahuan praktis, disamping keahliannya dalam konsentrasi industri masing-masing. Magang kerja merupakan Dharma ketiga dari Tri Darma Perguruan Tinggi, yang merupakan kegiatan intrakurikuler dalam 29
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. LAPORAN MAGANG
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan
oleh mahasiswa secara berkelompok dengan tujuan ke masyarakat atau
dunia kerja. Sasarannya adalah UKM (Usaha Kecil Menengah) dan
koperasi, instansi pemerintah / swasta dan kelompok masyarakat umum.
Bentuk kegiatan magang kerja antara lain : magang, pendampingan,
pelatihan, penyuluhan, pelaporan, dan lain-lain.
Sebelum pelaksanaan magang kerja, mahasiswa lebih dahulu
dibekali dengan berbagai penegtahuan praktis, disamping keahliannya
dalam konsentrasi industri masing-masing. Magang kerja merupakan
Dharma ketiga dari Tri Darma Perguruan Tinggi, yang merupakan
kegiatan intrakurikuler dalam bentuk kegiatan terpadu antara pendidikan
dan pengabdian kepada masyarakat.
2. Tujuan Magang Kerja
a. Agar mahasiswa dapat lebih menguasai dan mendalami materi-materi
perkuliahan di D III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi UNS
b. Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dan pengetahuan
tentang berbagai aktivitas dunia usaha
29
c. Agar mahasiswa setelah lulus dapat memahami dan menghayati
permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia industri
3. Pelaksanaan Magang Kerja
a. Tempat dan waktu pelaksanaan magang kerja
Tempat atau Obyek. : PDAM Kota Surakarta
Waktu : 19 Januari s/d 19 Februari 2004
b. Kegiatan magang kerja
Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada tanggal 19 Januari
2004 s/d 19 Februari 2004. Sesuai dengan jurusan yang dimiliki yaitu
Manajemen Industri maka magang kerja dilakukan pada bagian
pengelolaan limbah dalam hal ini adalah Unit Pengelolaan Limbah
(UPL) PDAM Surakarta. Waktu yang ditetapkan perusahaan bagi para
PKL adalah mulai pukul 07.00 sampai 15.30 untuk hari Senin dan
Kamis, untuk hari Jumat pukul 07.00 sampai 11.00 karena instansi
pemerintah maka sistem kerjanya lima hari.
Unit pengelolaan limbah memiliki struktur kerja sebagai berikut :
Ka unit Pengelolaan limbah membawahi :
1. Sub unit perencanaan limbah
2. Sub unit administrasi limbah
3. Sub unit instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)
4. Sub unit instalasi pengelolaan lumpur tinja (IPLT)
30
Dari empat bagian unit operasi tersebut peneliti hanya ditempatkan
pada dua unit bagian kerja yaitu sub unit administrasi limbah dan IPAL
dengan rincian tugas-tugas adalah :
Sub Unit Administrasi Limbah :
a. Membantu kepala Unit Pengelolaan Limbah sesuai dengan bidangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Penyusunan anggaran dan laporan keuangan
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian, surat menyurat keuangan,
peralatan dan perlengkapan serta inventarisasi
d. Pencatatan pelanggan, penerbitan dan penagihan rekening serta pembuatan
buku kas.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit
Pengelolaan Limbah.
Sub Unit IPAL
a. Pelaksanaan pengoperasian instalasi dan proses pengelolaan air limbah
dan jaringan perpipaan.
b. Mengawasi dan menilai pekerjaan pembangunan dan perbaikan, yang
diserahkan kepada pihak ketiga.
c. Pengawasan dan menilai pekerjaan pembangunn dan perbaikan, yang
diserahkan kepada pihak ketiga
d. Mengadakan pemantauan kualitas air.
e. Melaksanakan analisa kimia, fisik dan bakteriologi dan pemakaian dan
pengendalian bahan kimia.
31
f. Melakukan penelitian terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran-
pencemaran sumber air.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Unit Pengelolaan Limbah.
Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan. Melalui
magang kerja tersebut mahasiswa mengetahui bagaimana pengelolaan limbah
dilaksanakan dengan observasi dan terjun secara lanmgsung. Sebagai objek
penulisan tugas akhri maka data yang diambil tentang Peran Unit Pengelolaan
Limbah PDAM kota Surakarta.
B. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM
Kota Surakarta mempunyai jumlah penduduk lebih dari 550.000 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,64% pertahun dalam luas
wilayah 44,040 kilometer persegi. meskipun laju pertumbuhan penduduk
relatif rendah namun dengan adanya orang-orang yang datang pada siang hari
untuk melakukan kegiatan bisnis di Kota Surakarta maka penduduk Kota
Surakarta seolah-olah menjadi 3 kali lipat dari jumlah penduduk sebenarnya.
Masyarakat di Kota Surakarta masih banyak yang membuang sampah
di sembarang tempat misalnya pada saluran drainase dan sungai serta masih
banyak septic tank masyarakat yang tidak berfungsi dengan baik sehingga
tidak mempunyai persyaratan teknis. Kondisi tanah Kota Surakarta terdiri dari
batuan muda (tidak memiliki sifat menyaring), padahal 50% masyarakat masih
menggunakan sumur dangkal sebagai sumber air. Hal ini merupakan salah
32
satu faktor penyebab tercemarnya air tanah oleh septic tank. Selain itu
penggunaan lahan untuk perumahan yang tidak tertata dengan baik terutama
daerah padat hunian menambah semakin tercemarnya air tanah.
Dari kondisi di atas kemudian direncanakan sebuah program untuk
mengatasi tercemarnya lingkungan karena limbah rumah tangga. Selain itu
kebutuhan air bersih masyarakat Kota Surakarta yang semakin meningkat
sedangkan Kota Surakarta tidak memiliki sumber air bersih yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Program Pengelolaan Limbah Cair merupakan sebuah usaha
penanggulangan tercemarnya air tanah dari limbah rumah tangga. Usaha ini
merupakan usaha jangka panjang dalam rangka meningkatkan kualitas air
bersih dan kesehatan lingkungan masyarakat yang pada akhirnya bisa menjaga
kesehatan masyarakat Kota Surakarta. pembangunan sanitasi juga merupakan
salah satu penjabaran Pemerintah dalam usaha memenuhi Undang-Undang RI
No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair dilaksanakan oleh Pemerintah
Kota Surakarta dalam hal ini PDAM setelah mendapat instruksi dari
Pemerintah Pusat. Menurut Ketua Unit Pengelolaan Limbah, Agus Saryono
SE, keinginan untuk mengelola limbah ini sudah lama muncul, hanya saja
tidak ada dana untuk mewujudkannya. Secara kebetulan Pemerintah Pusat
mempunyai rencana untuk lebih meningkatkan kualitas kesehatan lewat
program sanitasi, dan secara kebetulan Kota Surakarta menjadi salah satu
daerah yang mendapat bantuan dana untuk pembangunan sanitasi.
33
C. PERAN UNIT PENGELOLAAN LIMBAH
Peran UPL yang dimaksud dalam penelitian ini, sesuai dengan Perda
No. 3 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Cair di Kota Surakarta hanya
sebatas mengelola air limbah domestik saja dan tidak pada pengelolaan limbah
hasil industri atau pabrik. Oleh karena itu penulis mencoba menganalisa peran
yang dilakukan oleh UPL dalam rangka mengelola air limbah yang ada di
Kota Surakarta.
Untuk memudahkan penelitian maka penulis mengkategorikan peran
UPL yaitu sebagai berikut:
1. Merencanakan, Menyusun Rumusan Kebijaksanaan dan Teknis
Peran UPL dalam merencanakan pengembangan pengelolaan
limbah diawali dengan pengembangan jaringan sambungan rumah.
Dengan pengembangan jaringan tersebut diharapkan dapat
mengoptimalisasikan keberadaan IPAL yang sudah ada untuk melayani
pengelolaan limbah rumah tangga.
Di dalam melaksanakan perencanaan ini UPL mempunyai unit
perencanaan yang bertanggung jawab merencanakan pengelolaan air
limbah baik itu di jaringan, sambungan limbah maupun operasional IPAL
dan IPLT. Perencanaan yang dilakukan berdasarkan adanya kebutuhan
yang ada di masyarakat akan pentingnya air bersih.
Perencanaan dalam hal optimalisasi pengelolaan sanitasi harus
diimbangi dengan sambungan rumah yang ada. Dari tahu ke tahun dapat
diketahui bahwa ada pengembangan sambungan rumah. Pada tahun 2001
34
hanya terdapat 6.611 sambungan rumah kemudian pada tahun 2002
bertambah menjadi 8.605 sambungan rumah, pada tahun 2003 bertambah
menjadi 9.807 sambungan rumah dan pada tahun 2004 ini akan ada
pemasangan 731 sambungan rumah sehingga total mencapai 10.538
sambungan rumah.
Tabel III.1
No Kecamatan Kelurahan Potensi (Unit) Keterangan
I
II
III
Banjarsari
Laweyan
Serengan
1. Nusukan
2. Kadipiro
3. Timuran dan Punggawan
4. Mangkubumen
1. Sondakan
2. Pajang
3. Bumi dan Laweyan
4. Panularan
5. Penumping
1. Serengan
2. Kratonan
3. Tipes
59
50
41
45
48
42
38
43
45
70
35
42
Selatan kali Jenes
35
Rencana Pemasangan Sambungan Rumah Air Limbah Kota Surakarta Tahun 2004
IV
V
Pasar Kliwon
Jebres
1. Joyosuran
2. Semanggi
3. Kauman dan Baluwarti
1. Mojosongo
40
33
35
65
JUMLAH 731
Sumber: Arsip PDAM
Di dalam menjalankan program kerjanya, UPL mempunyai
kemudahan karena di Kota Surakarta sudah ada jaringan perpipaan
peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1940 terdiri dari sub sistem
Mangkunegaran, sub sistem Kasunanan dan sub sistem Jebres dengan
panjang pipa ± 40 km. Sistem tersebut terdiri dari pipa beton, sedangkan
sistem Mojosongo terdiri dari 20,5 km (pipa beton dan PVC) dibangun
tahun 1983. Pada pengembangan selanjutnya dibangun melalui proyek
P3KT (Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu) yang pelaksanaan
pembangunannya bersamaan dengan Kota Semarang sektor sanitasi mulai
tahun 1994 sampai dengan mengembangkan Sanitasi Kota Surakarta
dengan mengembangkan tradisi pengkajian di bidang pengelolaan limbah.
UPL juga senantiasa memperbaharui diri melalui proses organisasi sesuai
dengan dinamika lingkungan hidup dalam rangka pencapaian tujuan dalam
pengelolaan limbah domestik yang ada di Surakarta yaitu tercapainya
derajat kesehatan yang baik. Hal tersebut juga tidak lepas dari keterlibatan
36
unsur masyarakat di dalamnya, yaitu dengan menumbuhkan kesadaran
pada masyarakat akan pentingnya usaha penyelamatan lingkungan hidup.
Untuk pengerjaan proyek sanitasi di Surakarta dimulai tahun 1995
silam secara bertahap. Proyek tersebut terdiri dari pembangunan IPAL,
IPLT, pemasangan pipa interseptor, pipa sekunder, pipa lateral serta
pengembangan prasarana dan sarana pemukiman Jateng itu dibagi dua
yakni kawasan Solo bagian Utara dengan IPAL Mojosongo serta Solo di
bagian Selatan dengan IPAL Semanggi.
Program-program UPL Surakarta yang menjadi tantangan UPL
Surakarta ke depan adalah mampu menjadi sebuah badan pengelola limbah
yang bertanggung jawab atas lingkungan hidup, khususnya pada
pengembangan air bersih. dengan mengurangi pencemaran air di Kota
Surakarta dapat diwujudkan dengan peningkatan:
a. Sumber daya manusia di lingkungan UPL
Adanya usaha peningkatan pendidikan bagi personil UPL
disesuaikan dengan bidang-bidang yang dibutuhkan. Dalam hal ini Upl
telah mengadakan beberapa usaha peningkatan SDM tersebut dengan
cara mengikuti training ataupun kursus-kursus yang diadakan oleh
Departemen Kimpraswil atau lembaga-lembaga perguruan tinggi
Universitas Diponegoro yang mengadakan training mengenai masalah-
masalah limbah yang diikuti oleh UPL.
37
b. Perencanaan dan riset meliputi
1). perencanaan sosial
Yaitu dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
tanggung jawab bersama dalam memelihara lingkungan hidup
khususnya menanggulangi pencemaran air Kota Surakarta. Hal ini
dilakukan dengan cara mengadakan penyuluhan dan sosialisasi
mengenai masalah tersebut.
2). sarana, prasarana dan infrastruktur
Adanya penambahan peralatan-peralatan penunjang dalam
pengelolaan air limbah yaitu sambungan rumah pipa air limbah,
laboratorium air limbah rumah tangga, mesin pembersih pipa air
limbah yang dapat mendukung pelaksanaan pengelolaan air
limbah. Selain itu juga adanya penambahan yang diharapkan
seperti penambahan jaringan perpipaan, penambahan sambungan
rumah, dan peningkatan kapasitas IPAL.
c. Pelayanan publik (human service)
Kaitannya dengan pelayanan publik, UPL ke depan lebih
memberikan pelayanan yang baik dan cepat kepada masyarakat atau
pelanggan terhadap pengaduan ataupun kendala-kendala dari
masyarakat.
38
d. Peranan aktif dalam pemantauan lingkungan hidup khususnya
pencemaran air pada masyarakat.
Yaitu mengadakan penelitian laboratorium air bersih dari
contoh air yang tercemar limbah. Ini juga sebagai lanjutan dari
pelayanan publik. Sehingga dengan penelitian tersebut dapat dilakukan
penetralisasian terhadap air yang tercemar.
Adanya kerja sama dengan Kantor Lingkungan Hidup dalam
pengecekan daerah-daerah yang tercemar limbah.
PDAM dalam hal ini juga ingin mengembangkan konsep
“Waterworks” dimana pengelolaan air limbah yang terpadu dan
berkesinambungan. Untuk saat ini pengelolaan memang masih
dikonsentrasikan pada peningkatan kualitas air bersih dan pengembangan
jaringan (peningkatan pelanggan), pada akhirnya nanti konsentrasi
pengelolaan justru akan bergeser pada air limbah, dimana pengelola akan
berusaha mengambalikan kualitas air buangan dari air tanah tanpa
ketakutan akan adanya pencemaran.
Selain hal tersebut di atas, program UPL ke depan yaitu bagaimana
dapat terciptanya kolaborasi air UPL dan publik akan semakin nyata
sehingga bersama masyarakat. UPL akan menanggulangi pencemaran air
di Kota Surakarta. Untuk mewujudkan itu semua maka UPL masih akan
memperluas jaringan kerja dalam mengatasi keterbatasan pembiayaan
program-program mendatang. Mengingat hingga akhir tahun 2003 UPL
harus mampu mengadakan pembiayaan sendiri. Namun demikian UPL
39
masih mengharapkan akan adanya bantuan pembiayaan dalam upaya
pengembangan infrastruktur di unit pengolahan dan sambungan rumah
sehingga seiring dengan pembiayaan, pelayanan UPL pada pihak publik
diikuti dengan kesadaran masyarakat akan tanggung jawab bersama dalam
memelihara lingkungan hidup, khususnya menanggulangi pencemaran air
di Kota Surakarta. Sehingga diharapkan UPL di masa yang akan datang
benar-benar mampu menjadi badan pengelolaan air limbah mandiri.