Page 1
INTERNALISASI SOFT SKILL DALAM PEMBENTUKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Oleh:
NUR ROFI’AH
A210156002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
Page 2
i
HALAMAN PERSETUJUAN
INTERNALISASI SOFT SKILL DALAM PEMBENTUKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Oleh:
Nur Rofi’ah
A210156002
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Dr. Wafrotur Rohmah, SE., M.M.
NIDN. 06 0811 5701
Page 3
ii
HALAMAN PENGESAHAN
INTERNALISASI SOFT SKILL DALAM PEMBENTUKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OLEH
NUR ROFI’AH
A210156002
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Selasa, 03 September 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Wafrotur Rohmah, SE., M.M. ( ........................... )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Djumali, M.Pd ( ........................... )
(Angota I Dewan Penguji)
3. Dr. Suyatmini, SE., M.Si ( ........................... )
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum.
NIDN. 00-2804-6501
Page 4
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 28 Agustus 2019
Penulis
Nur Rofi’ah
A210156002
Page 5
1
INTERNALISASI SOFT SKILL DALAM PEMBENTUKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan internalisasi soft skill dalam
pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Desain
penelitian yang digunakan yaitu pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi partisipasi pasif, dan dokumentasi. Keabsahan
data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis data
menggunakan model interaktif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan verifikasi data/penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa kewirausahaan
mahasiswa meliputi percaya diri, disiplin, berfikir kritis, memanajemen waktu dan
bekerjasama. Rasa percaya diri melalui pemberian contoh seorang wirausaha yang
sukses dan gagal dimana mahasiswa akan mempunyai rasa percaya diri dalam
berwirausaha, sikap disiplin dimulai dari kehadiran perkuliahan sampai disiplin
pengumpulan tugas yang harus tepat waktu, berfikir kritis dalam pembuatan
perencanaan bisnis dan menciptakan sebuah usaha baru, memanajemen waktu yang
baik dari proses pembelian bahan sampai memasarkan produk yang dilakukan secara
terstruktur, bekerjasama dalam pencarian lokasi tempat berjualan dan menyiapkan
peralatan sampai mempromosikan produk. Terdapat 3 faktor penghambat
internalisasi soft skill mahasiswa yaitu: 1) Komunikasi mahasiswa yang masih
kurang dalam menyampaikan pendapat; 2) Lemahnya mahasiswa berfikir kritis
dalam berwirausaha; dan 3) Kurangnya rasa percaya diri dalam memulai usaha.
Adapun 3 faktor pendukung internalisasi soft skill mahasiswa yaitu: 1) Semangat
untuk berwirausaha; 2) Sarana dan prasana yang tersedia; dan 3) Adanya kegiatan
expo praktik kewirausahaan.
Kata kunci: internalisasi, soft skill, pembentukan jiwa kewirausahaan
Abstract
This study aims to describe the internalization of soft skills in shaping the
entrepreneurial spirit of Accounting Education students at the Muhammadiyah
University of Surakarta. This type of research is qualitative research. The research
design used is the ethnographic approach. Data collection techniques using
interviews, observation of passive participation, and documentation. The validity of
the data uses source triangulation and method triangulation. Data analysis techniques
using an interactive model with steps of data collection, data reduction, data
presentation and data verification / drawing conclusions. The results showed that the
internalization of soft skills in shaping the entrepreneurial spirit of students included
confidence, discipline, critical thinking, time management and collaboration.
Page 6
2
Confidence through giving examples of a successful and failed entrepreneur where
students will have confidence in entrepreneurship, a disciplined attitude starting from
the presence of lectures to the task collection discipline that must be on time, critical
thinking in making business plans and creating a new business, managing good time
from the process of purchasing materials to marketing products that are carried out in
a structured manner, working together in finding a place to sell and preparing
equipment to promote the product. There are 3 factors inhibiting the internalization
of student soft skills, namely: 1) Student communication that is still lacking in
expressing opinions; 2) Weak students critical thinking in entrepreneurship; and 3)
Lack of confidence in starting a business. The 3 factors supporting the internalization
of student soft skills are: 1) The passion for entrepreneurship; 2) Available facilities
and infrastructures; and 3) The existence of entrepreneurial practice expo activities.
Keywords: internalization, soft skills, the formation of an entrepreneurial spirit
1. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam,
sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi perebutan yang seru. Hal ini juga
harus di imbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sedangkan
untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dapat dilakukan melalui jalur
pendidikan. Pendidikan juga merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan
berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara
optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik, merupakan
salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan
oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas bangsa
tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat diutamakan, karena pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting terhadap terwujudnya peradaban bangsa yang
bermartabat. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga tujuan pendidikan telah diatur
dengan jelas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yakni Nomor 20
tahun 2003 pasal 3;
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, adn menjadi warga
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Page 7
3
Internalisasi menurut Puspita Sari (2014: 71) merupakan “penanaman sikap,
perilaku, dan nilai yang didapatkan melalui proses pembinaan, belajar, dan
bimbingan”. Pendapat tersebut menekankan bahwa hal-hal yang di internalisasikan
adalah sikap, perilaku, dan nilai. Internalisasi dilakukan dalam waktu yang lama
mulai dari pembinaan, belajar, dan bimbingan. Tujuannya agar apa yang didapatkan
dan dilakukan sesuai dengan keinginan dan harapan di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Setiap lulusan yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi sebenarnya telah
dibekali keterampilan (hard skills) yang sudah memadai untuk dapat mengerjakan
secara teknis pekerjaan tertentu. Namun ketika memasuki dunia kerja, banyak di
antaranya yang mengalami kegagalan karena rendahnya penguasaan kecakapan soft
skills. Memiliki kemampuan hard skill yang tinggi tetapi tidak disertai dengan soft
skill yang baik, akan menghasilkan sumber daya manusia dengan keterampilan
kurang maksimal. Oleh karena itu mahasiswa semestinya dibekali keterampilan yang
meliputi hard skills dan soft skills yang lebih tepat dikenal dengan istilah life skills,
karena kedua kecakapan tersebut sifatnya saling melengkapi. Menurut Elfindri dkk
(2011: 67), soft skills didefinisikan sebagai berikut:
Soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri,
berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan
mempunyai soft skills membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di
tengah masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan
emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki
etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual.
Berdasarkan penelitian Harvard University Amerika Serikat dalam Mudlofir
(2012: 141) mengatakan bahwa “kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft
skill”. Hasil penelitian ini, semakin memposisikan pentingnya pengembangan soft
skill bagi peserta didik. Soft skill yang dimaksud dalam hal ini adalah sikap dan jiwa
entrepreneur atau jiwa kewirausahaan. Suatu bangsa akan maju apabila warga
negaranya memiliki jiwa entrepreneur atau jiwa kewirausahaan yang tinggi.
Page 8
4
Fahmi (2013: 1) mengatakan bahwa “kewirausahaan adalah suatu ilmu yang
mengkaji tentang pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani
menanggung risiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya
tersebut”. Keberanian mengambil risiko sudah menjadi milik seorang wirausahawan
karena dituntut untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum
memiliki nilai perhatian di pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju
wirausahawan sejati. Inti dari wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan inovatif untuk
menciptakan peluang. Secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai
penemu dan sebagai perencana. Wirausaha berperan merancang usaha baru, dan
merencanakan organisasi perusahaan baru. Pengertian wirausaha disini menekankan
pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru.
Harapan untuk mahasiswa yaitu setiap individu setelah menempuh
perkuliahan dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari kedalam dunia
kerja dan menjadi SDM berkualitas. Ketika mahasiswa menjadi SDM berkualitas
maka akan memudahkan mahasiswa tersebut dalam bekerja atau menciptakan
kondisi dimana mahasiswa menjadi seorang wirausaha. Mahasiswa setelah mendapat
pengalaman praktik kewirausahaan yang menuntut mereka untuk berlatih
bertanggung jawab dalam pekerjaan, mahasiswa mulai berkembang sikap percaya
diri untuk berhadapan orang banyak, tumbuh keinginan untuk melakukan hal baru
yang dapat bermanfaat bukan hanya terhadap satu individu namun masyarakat ikut
merasakan manfaatnya seperti mendapat pekerjaan, mahasiswa lebih berani
menghadapi resiko apapun karena dalam setiap kehidupan pasti ada titik dimana
ketika seseorang melakukan suatu hal maka disitulah seseorang harus berani
menghadapi resiko yang mungkin dapat terjadi pula. Apabila mahasiswa dapat
menjalani hal-hal diatas maka mahasiswa memiliki jiwa kepemimpinan yang
nantinya akan bermanfaat ketika mahasiswa terjun di dunia kerja.
Universitas Muhammadiyah Surakarta telah berupaya dalam menumbuhkan
jiwa berwirausaha dalam diri mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi. Maka
ketika melaksanakan kuliah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi selain
mendapat materi dalam bentuk teori juga terdapat program Praktik Kewirausahaan
Page 9
5
untuk melatih mental mahasiswa. Melalui program tersebut mahasiswa dapat
memiliki jiwa kewirausahaan, sehingga SDM yang ada dapat bermanfaat dan
setidaknya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia karena mengurangi
pengangguran yang ada di Negara ini dengan pemecahan masalah yaitu mahasiswa
hendaknya berpikir kreatif dengan menciptkan lapangan pekerjaan.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di Pendidikan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, menurut Bapak Djalal Fuadi selaku dosen
praktik kewirausahan mengatakan bahwa:
Soft skill sangat penting sekali dalam pembentukan jiwa kewirausahaan,
mahasiswa akan menemukan jati dirinya terhadap kewirausahaan itu terletak
pada soft skill nya, tetapi soft skill tidak muncul begitu saja, soft skill harus
dibangun. Praktik kewirausahaan itu tempat untuk membangun soft skill
mahasiswa, jadi tidak hanya kewirausahaan saja tetapi praktiknya juga
penting untuk pengembangan soft skill.
Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah universitas bercirikan agama
Islam khususnya Muhammadiyah, sehingga sangat kental dengan pengelolaan dan
penanaman nilai-nilai agama dan karakter ke-Indonesiaan; disamping hard skill.
Pendidikan Akuntansi membutuhkan keterampilan seperti kecakapan berfikir,
kreatif, produktif, kritis, dan jujur. Sehingga penanaman soft skill pada mahasiswa
untuk membentuk jiwa kewirausahaan lebih diutamakan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul “INTERNALISASI SOFT SKILL DALAM PEMBENTUKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA”. Penelitian ini memiliki
tujuan untuk mendeskripsikan internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa
kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang menggunakan
pendekatan kebudyaan (etnografi). Menurut Harsono (2016: 31) “Etnografi adalah
uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial, peneliti menguji
Page 10
6
kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup”.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara mendalam, observasi,
dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.
Teknik analis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif
analisis data dari Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2016: 247). (1)
Pengumpulan data berarti melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi
dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat. (2) Mereduksi
data berarti merangkum dan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting. (3) Penyajian data dalam penelitian ini dapat berupa narasi, uraian singkat
mengenai internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa.
(4) Penarikan kesimpulan dengan disertai bukti-bukti nyata dan valid.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa kewirausahaan
mahasiswa Pendidikan Akuntansi UMS
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan soft skill yang diterapkan dan
dikembangkan oleh dosen dalam pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa
yaitu, pertama soft skill percaya diri yang meliputi dosen menunjukkan beberapa
contoh orang yang sukses dalam berwirausaha dan orang yang gagal dalam
berwirausaha, kemudian mahasiswa terjun langsung untuk melakukan survei
terhadap usaha orang lain dan mempresentasikan untuk melatih rasa percaya diri
mahasiswa berbicara didepan kelas. Percaya diri sangat berperan penting dalam
membentuk jiwa kewirausahaan mahasiswa karena percaya diri merupakan
unsur pertama dalam berwirausaha dan kalau mahasiswa sudah memiliki rasa
percaya akan membuat orang lain percaya pada produk yang dibuatnya. Hasil
penelitian yang ditemukan peneliti sesuai dengan pendapat dari penelitian Andi
Safrudiansyah (2016) yang menyatakan bahwa percaya diri dalam menjalankan
sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi
merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
Page 11
7
merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuat akan berhasil walaupun akan
menghadapi berbagai rintangan.
Kedua soft skill disiplin yang meliputi dosen memulai dari proses
kehadiran perkuliahan, harus tepat waktu dalam mengumpulkan tugas-tugas, dan
memberikan pengurangan nilai untuk mahasiswa yang bermalas-malasan yang
berkaitan dengan kehadiran, pengumpulan tugas maupun pada saaat membuka
stan praktik kewirausahaan yang harus tepat waktu, kedisiplinan tidak hanya
dilihat dari kedatangan tetapi juga dilihat dari aspek-aspek yang lain seperti
pakaian dan cara mahasiswa presentasi secara tepat itu juga melatih disiplin.
Disiplin dalam pembentukan jiwa kewirausahaan juga sangat penting karena
dengan kedisiplinan usaha yang dijalankan akan menjadi teratur dari proses
pembuatan produk sampai dengan memasarkan produk, dengan begitu usaha
yang dijalankan akan berjalan dengan lancar. Hasil penelitian yang ditemukan
peneliti sesuai dengan pendapat dari penelitian Megawati dan Lea Emilia Farida
(2018) yang menyatakan bahwa disiplin dalam berwirausaha. Seorang wirausaha
harus memiliki sikap disiplin yang tinggi, yaitu ketepatan komitennya terhadap
usahanya tersebut. Ketepatan yang dimaksud antara lain ketepatan waktu,
kualitas pekerjaan, dan sistem kerja. Ketepatan terhadap waktu dapat dibina
dengan cara berusaha mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan adalah sikap yang dapat
menghambat seseorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Ketiga soft skill berfikir kritis yang meliputi mahasiswa sebelumnya
melakukan survei lapangan terlebih dahulu untuk dapat menentukan usaha apa
yang akan dibuat, dari situ mahasiswa akan memiliki kreatifitas dan membuat
inovasi produk agar dapat menarik konsumen. Sebelum produk dipasarkan
dosen meminta untuk membuat sampel produk yang kemudian dirasakan
bersama-sama temannya didalam kelas, setelah itu temannya memberikan
komentar atau masukan pendapat tentang makanan tadi, dengan begitu
kelompok yang membuat sampel tadi akan tahu produknya sudah baik atau
masih ada yang kurang atau ada yang harus ditambahkan. Pentingnya berfikir
kritis dalam pembentukan jiwa kewirausahaan karena dengan berfikir kritis
Page 12
8
mahasiswa dapat melakukan inovasi produk sehingga dapat menciptakan sesuatu
yang baru dari yang lainnya dan dapat membuat usaha lebih maju berkembang
karena mampu mengatasi masalah yang ada. Hasil penelitian yang ditemukan
peneliti sesuai dengan pendapat dari penelitian Nuroh Galih Titiani (2014) yang
menyatakan bahwa karakter kreatif atau berfikir kritis merupakan karakter
dimana seseorang mampu mengembangkan ide dan mampu memecahkan
masalah sehingga dia dapat menemukan peluang
Keempat soft skill memanajemen waktu yang meliputi mulai dari
manajemen membeli bahan, manajemen memproduksi menjadi bahan matang
sampai dengan manajemen memasarkan produk. Semuanya harus sudah
dimanajemen semaksimal mungkin karena dalam berwirausaha itu waktu adalah
uang. Manajemen waktu juga penting dalam pembentukan jiwa kewirausahaan
karena dapat membuat usaha akan terstruktur dengan sangat baik dan akan lebih
efektif efisien serta dapat meningkatkan kinerja seorang wirausaha. Hasil
penelitian yang ditemukan peneliti sesuai dengan pendapat dari penelitian Hasan
Ibrahim (2011) yang menyatakan bahwa wirausahawan yang menanggung
bermacam resiko, membutuhkan manajemen waktu yang tepat, kapan memulai
pekerjaan dan kapan selesai, skedul waktu bekerja dan dalam menyelesaikan
pekerjaan sangat menentukan keberhasilan kegiatan usaha. Ada pepatah yang
mengatakan time is money yang berarti bahwa waktu adalah uang.
Terakhir soft skill bekerjasama yang dimulai dari pembuatan business
plan sampai dengan memasarkan atau mempromosikan produk. Setelah itu hasil
dari penjualan praktik kewirausahaan dipresentasikan dan dilaporkan bagimana
kegiatan jualan yang telah dilakukan, apakah semua anggota tim bisa
bekerjasama dengan baik, apabila ada yang tidak bisa diajak bekerjasama akan
ada pengurangan nilai bagi anggota yang tidak bisa diajak bekerjasama. Dalam
berwirausaha sebagai makhluk sosial tidak akan bisa melakukannya sendiri dan
tentunya membutuhkan bantuan dari orang lain untuk diajak bekerjasama dalam
menjalankan sebuah usaha. Hasil penelitian yang ditemukan peneliti sesuai
dengan pendapat dari penelitian Shinta Dewi Herawati (2010) yang menyatakan
Page 13
9
bahwa seorang wirausahawan harus pandai bergaul sehingga memudahkannya
bekerjasama dalam mencapai keberhasilan.
Soft skill percaya diri masuk kedalam karakteristik kewirausahaan
percaya diri, soft skill disiplin masuk kedalam karakteristik kewirausahaan
berorientasi pada tugas dan hasil, soft skill berfikir kritis masuk kedalam
karakteristik kewirausahaan keorisinilan, soft skill memanajemen waktu masuk
kedalam karakteristik kewirausahaan berorientasi ke masa depan, soft skill
bekerjasama masuk kedalam karakteristik kewirausahaan kepemimpinan.
Oleh karena itu penting bagi mahasiswa untuk memiliki kemampuan soft
skill tersebut, mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Bambang Suroto, Nofrizal, Fathurahman (2016) dengan judul “Identifikasi Jiwa
Kewirausahaan Mahasiswa (Studi Kasus Pelaksanaan Program Unggulan
Kewirausahaan)”. Diketahui hasil penelitian bahwa dari delapan dimensi jiwa
kewirausahaan mahasiswa yakni kemauan kuat, mampu membuat keputusan,
kreatif, tekun, membangun kebersamaan, memahami etika bisnis, melakukan
perubahan dan menangkap peluang. Diperoleh dimensi tertinggi adalah pada
kemauan untuk berkarya dan juga memahami etika bisnis yang sehat. Sedangkan
dimensi terendah adalah pada masalah kreatif dan kamampuan menangkap
peluang.
Berdasarkan hasil penelitian Bambang Suroto, Nofrizal, Fathurahman
apabila dibandingkan dengan penelitian ini terdapat persamaan. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian Bambang Suroto, Nofrizal, Fathurahman adalah
penelitian ini sama-sama menanamkan nilai soft skill berwirausaha antara lain
adalah kemauan kuat (percaya diri), kreatif (berfikir kritis), tekun (disiplin),
membangun kebersamaan, melakukan perubahan dan menangkap peluang
(memanajemen waktu).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dosen dalam membentuk
kemampuan soft skill berwirausaha mahasiswa melalui percaya diri, disiplin,
berfikir kritis, memanajemen waktu, dan bekerjasama, sebagian besar
mahasiswa yang menempuh mata kuliah kewirausahaan dan praktik
kewirausahaan mengalami perubahan dalam kemampuan soft skill yang terlihat
Page 14
10
dari mahasiswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif, yang sebelumnya belum
berani untuk memulai usaha sekarang sudah lebih berani untuk berwirausaha,
yang sebelumnya belum disiplin menyelesaikan tugas menjadi bisa disiplin
menyelesaikan tugas dengan tepat, yang sebelumnya belum mampu berfikir
kritis atau kreatif menjadi bisa berkreatif inovatif, yang sebelumnya masih
merasa membuang-buang waktu menjadi lebih menggunakan waktu dengan
baik, yang sebelumnya belum bisa berkerjasama tim dengan baik menjadi bisa
bekerjasama dengan baik.
3.2 Faktor penghambat dan pendukung internalisasi soft skill dalam
pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa
Banyak faktor internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa kewirausahaan
mahasiswa. Dari hasil penelitian ini terdapat 3 faktor penghambat internalisasi
soft skill mahasiswa yaitu: 1) Komunikasi mahasiswa yang masih kurang dalam
menyampaikan pendapat; 2) Lemahnya mahasiswa berfikir kritis dalam
berwirausaha; dan 3) Kurangnya rasa percaya diri dalam memulai usaha.
Adapun 3 faktor pendukung internalisasi soft skill mahasiswa yaitu: 1) Semangat
untuk berwirausaha; 2) Sarana dan prasana yang tersedia; dan 3) Adanya
kegiatan expo praktik kewirausahaan.
Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Doni Mardiyanto
(2010). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat beberapa
hambatan dalam mengintegrasikan soft skill yaitu: 1) Utang pembelian yang
menumpuk dan belum terbayarkan; 2) Keterbatasan sarana transportasi; 3)
Persaingan usaha yang ketat; 4) Kurang dapat mengendalikan keuangan; 5)
Kurangnya koordinasi antar anggota kelompok kewirausahaan; dan 6) kurang
fokus dan bersungguh-sungguh. Faktor pendukung yaitu: 1) Kecintaan atau
kesukaan terhadap usaha yang dijalankan; 2) Kondisi pasar dan lingkungan yang
baik; 3) Ketersediaan modal.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut apabila dibandingkan dengan
penelitian internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa kewirausahaan
mahasiswa Pendidikan Akuntansi UMS terdapat persamaan yaitu sama-sama
Page 15
11
membahas tentang faktor penghambat dan pendukung pengembangan soft skill.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut ialah perbedaan tempat
sehingga kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa berbeda-beda.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu internalisasi soft skill dalam
pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
Internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa
meliputi percaya diri, disiplin, berfikir kritis, memanajamen waktu, dan bekerjasama.
Rasa percaya diri mahasiswa melalui pemberian contoh seorang wirausaha yang
sukses dan gagal dimana mahasiswa akan mempunyai rasa percaya diri dalam
berwirausaha. Sikap disiplin yang dimulai dari kehadiran perkuliahan sampai disiplin
pengumpulan tugas yang harus tepat waktu. Berfikir kritis kreatif dan inovatif dalam
pembuatan perencanaan bisnis dan menciptakan sebuah usaha yang baru.
Memanajemen waktu yang baik dari proses pembelian bahan sampai memasarkan
produk yang harus dilakukan secara terstruktur. Bekerjasama dalam pencarian lokasi
tempat untuk berjualan, bekerjasama dalam menyiapkan peralatan sampai
mempromosikan produk yang dijual.
Banyak faktor internalisasi soft skill dalam pembentukan jiwa kewirausahaan
mahasiswa. Dari hasil penelitian ini terdapat 3 faktor penghambat internalisasi soft
skill mahasiswa yaitu: 1) Komunikasi mahasiswa yang masih kurang dalam
menyampaikan pendapat; 2) Lemahnya mahasiswa berfikir kritis dalam
berwirausaha; dan 3) Kurangnya rasa percaya diri dalam memulai usaha. Adapun 3
faktor pendukung internalisasi soft skill mahasiswa yaitu: 1) Semangat untuk
berwirausaha; 2) Sarana dan prasana yang tersedia; dan 3) Adanya kegiatan expo
praktik kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Elfindri, dkk., 2011. Soft Skills untuk Pendidik. T.k.: Baduose Media.
Page 16
12
Fahmi, Irham. 2013. Kewirausahaan Teori Kasus dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Fatkhurahman, Bambang Suroto dan Nofrizal. 2016. Identifikasi Jiwa
Kewirausahaan Mahasiswa (Studi Kasus Pelaksanaan Program Unggulan
Kewirausahaan). Jurnal Benefita. 1(3). Oktober 2016 (154-162).
Harsono. 2016. Etnografi Pendidikan: Suatu Desain Penelitian Kualitatif.
Sukoharjo: Jasmine.
Herawati, Sinta Dewi. 2010. Aspek Soft Skills dalam Pengembangan Jiwa
Entrepreneurship Di Perguruan Tinggi. Jurnal Bisnis, Manajemen &
Ekonomi. Volume 9. Nomor 10. Agustus 2010 (1693-8305).
Mardiyanto, Doni. 2010. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa
Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta Tahun Angkatan 2009. Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Megawati, Lea Emilia Farida. 2018. Strategi Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan
yang Kreatif dan Inovatif. Jurnal Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2018.
Hal 296-302.
Mudlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Safrudiansyah, Andi. 2016. Prosedur Pengembangan Jiwa Kewirausahaan
Mahasiswa oleh Cedni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Titiani, Nuroh Galih. 2014. Pembentukan Jiwa Kewirausahaan pada Mata Pelajaran
Keterampilan Pengolahan Di SMP Negeri 3 Godean. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Citra Umbara.