perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh: RAMITA KHOLIFATURROHMAH NIM: K 7407029 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
108
Embed
PENGUKURAN KINERJA DENGAN KARANGANYAR · PDF filecara trianggulasi sumber dan review informan. ... (George Crane) Kesuksesan adalah ... persaudaraan yang terjalin serta kerja tim yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGUKURAN KINERJA DENGAN
BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM
KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA
KARANGANYAR TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh:
RAMITA KHOLIFATURROHMAH
NIM: K 7407029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENGUKURAN KINERJA DENGAN
BALANCED SCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM
KOPERASI SERBA USAHA (KSU) MEKAR SURYA
KARANGANYAR TAHUN 2010
Oleh:
RAMITA KHOLIFATURROHMAH
NIM: K 7407029
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Ramita Kholifaturrohmah, PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCEDSCORECARD PADA UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA(KSU) MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta,Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Unit SimpanPinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar apabila diukurdengan menggunakan konsep Balanced Scorecard melalui empat perspektif,yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internalserta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metodepenelitian deskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategitunggal terpancang, bila ditinjau dari apek yang diteliti, penelitian ini merupakanstudi kasus (case study). Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengancara purposive sampling. Sumber data yang digunakan adalah informan,dokumen, dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahwawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data dilakukan dengancara trianggulasi sumber dan review informan. Sedangkan teknik analisis datayang digunakan adalah teknik analisis model interaktif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:(1) Hasil pengukuran kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU)Mekar Surya Karangnyar dilihat dari perspektif keuangan secara umum dinilai”cukup”. Hal ini dapat dilihat peningkatan pendapatan yang mengalamipenurunan dan dinilai kurang, peningkatan SHU yang mengalami penurunansehingga dinilai kurang, efisiensi biaya yang mengalami penurunan sehinggadinilai baik, cash ratio yang mengalami peningkatan sehingga dinilai baik, rasiomodal terhadap total aktiva yang mengalami peningkatan dan penurunan sehinggadinilai cukup, dan rasio rentabilitas modal yang mengalami peningkatan sehinggadinilai baik (2) Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pelanggan secaraumum dinilai ”baik”. Hal ini dapat dilihat akuisisi pelanggan, retensi pelanggan,dan kepuasan pelanggan yang dinilai ”baik”. (3) Hasil pengukuran kinerja dilihatdari perspektif proses bisnis intenal secara umum dinilai ”baik”. Hal ini dapatdilihat pada proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual yang semuanyadinilai ”baik”. (4) Hasil pengukuran kinerja dilihat dari perspektif pembelajarandan pertumbuhan secara umum dinilai ”cukup”. Hal ini terbukti dengan tingkatretensi karyawan yang dinilai cukup, produktivitas karyawan yang mengalamipeningkatan dan dinilai baik, serta kapabilitas karyawan yang mengalamipeningkatan yang tidak signifikan dan dinilai cukup. (5) Berdasarkan hasilpenilaian kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar SuryaKarangnyar tahun 2010 diperoleh hasil bahwa total skor penilaian kinerja adalah8, dari total bobot standar 15. Sehingga rata-rata skor adalah 8/15 = 0,53 (terletakantara 0-0,6) yang menunjukkan kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi SerbaUsaha (KSU) Mekar Surya Karangnyar secara keseluruhan dinilai cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Ramita Kholifaturrohmah. THE PERFORMANCE MEASUREMENTUSING BALANCED SCORECARD IN SAVE-LOAN UNIT OFKARANGANYAR MEKAR SURYA MISCELLANEOUS BUSINESSCOOPERATIVE (KSU) IN 2010. Research, Surakarta: Education andTeacher Faculty, Sebelas Maret University, January 2011.
The objective of research is to find out the performance of Save-Loan Unitof Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU)measured using the balanced scorecard concept through four perspectives:financial, customer, internal business process, and learning and growthperspectives.
Based on this research, the author used a descriptive qualitative researchmethod. The strategy of research used was a single-embedded strategy; viewedfrom the aspect studied, this research belongs to a case study. In this research, thesampling technique used was purposive sampling one. The data sources used wereinformant, document and archive. Techniques of collecting data used wereinterview, observation, and document analysis. The data validation was doneusing source triangulation and review informant. Meanwhile the technique ofanalyzing data used was an interactive model analysis one.
Considering the result of data analysis and discussion, it can be concludedthat: (1) the result of performance measurement in the Save-Loan Unit ofKaranganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU) viewedfrom the financial perspective generally is categorized as “fair”. It can be seenfrom the decrease in the income increase and categorized as poor, the declinedSHU increase, so that it is categorized as poor, declined cost efficiency so that it iscategorized as good, increased cash ratio that is categorized as good, increasedand decreased capital-to-total asset ratio categorized fair, and increased capitalrentability ratio so that it is categorized as good. (2) the result of performancemeasurement from the customer perspective generally is categorized as “good”. Itcan be seen from the customer acquisition, customer retention, and customersatisfaction categorized as “good”. (3) the result of performance measurementfrom the internal business process perspective generally is categorized as “good”.It can be seen from innovation process, operation process and after-sale service allof which are categorized as “good”. (4) the result of performance measurementfrom the learning and growth perspective generally is categorized as “fair”. It canbe seen from the fair level of employee retention, and increased employeeproductivity categorized as good, as well as insignificantly increased capability ofemployees categorized as fair. (5) Based on the result of performance assessmentin Save-Loan Unit of Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous BusinessCooperative (KSU) in 2010, it can be found that the total score of performanceassessment is 8, from total standard weight of 15. Thus, the mean score is 8/15 =0.53 (located between 0 and 0.6) indicating that the performance of Save-LoanUnit of Karanganyar Mekar Surya Miscellaneous Business Cooperative (KSU) isoverall considered as good.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
Success is a journey, not a destinationSukses adalah perjalanan, bukan tujuan akhir.
(Ben Sweetland)
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu danorang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
(QS. Al Mujadalah:11)
Yang membentuk kepribadian kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali,karena itu kesempurnaan tidaklah dicapai dengan sebuah tindakan sekali saja,
tetapi oleh serangkaian kebiasaan baik yang kita lakukan berulang kali.(Aristoteles)
Segala keberhasilan dan kekayaan berawal dari sebuah pemikiran.(Napoleon Hill)
Masa depan bukan bukan terletak pada pekerjaan apapun, tetapi pada orang yangmengerjakannya.(George Crane)
Kesuksesan adalah guru yang buruk. Ia membuat orang-orang cerdas menyangkabahwa mereka tidak bisa gagal.
(Bill Gates)
Fokus pada satu keinginan memungkinkan pencapaian banyak keinginan.(Mario Teguh)
Penting untuk membiasakan keberhasilan. Cara termudah untuk memulainyaadalah berhasil dalam suatu hal, sekecil apapun, setiap hari, perlahan namun pasti
perbesar tingkatan ambisi dan keberhasilan Anda.(Michael Korda)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadaribetapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kitaselalu menyesali apa yang belum kita capai.
(Schopenhauer)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan untukmu,
Ayah dan Bunda Tercintaatas curahan dan kasih sayang yang tiada henti
kepada kalianlah tempat semua kebanggaan dan prestasi ini menujuKedua adikku Yahya Amri Fadli dan Adinda Fatimatuzzahra yang menjadi
inspirasiku untuk segera lulus
R. Suryo Khasabuyang senantiasa menemaniku, menyemangatiku, serta memberiku senyuman
thanks for all the kindness, love, and understanding you have given to meunconditionally
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penyusunan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta
dorongannya. Yang antara lain sebagai berikut :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta
atas diberikannya ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Lampiran 5 Laporan Neraca Perbandingan Tahun 2009 dan 2008............. 112
Lampiran 6 Laporan Neraca Perbandingan Tahun 2010 dan 2009............. 113
Lampiran 7 Laporan Perbandingan Hasil Usaha Tahun 2009 dan 2008..... 114
Lampiran 8 Laporan Perbandingan Hasil Usaha Tahun 2010 dan 2009..... 115
Lampiran 9 Program Kerja Tahun 2010.................................................... 116
Lampiran 10 Daftar pelatihan dan pembinaan karyawan............................. 117
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian................................................... 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis yang
semakin competitive dan turbulence menyebabkan suatu perusahaan diharuskan
melakukan perbaikan di segala bidang agar tetap menjadi pelaku pasar dalam
jangka panjang dengan produk yang berdaya saing tinggi. Kondisi ini
mengharuskan manajemen agar dapat meningkatkan strategi agar mampu
bertahan dan berkembang dalam persaingan.
Peran pelaku ekonomi dalam kegiatan usaha di Indonesia sangat vital bagi
roda perekonomian di Indonesia. Para pelaku ekonomi berupaya membangun
perekonomian yang pada akhirnya turut serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Tiga pilar ekonomi nasional yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta
dan koperasi berupaya melakukan usaha seperti di sektor jasa keuangan maupun
pembiayaan. Badan-badan usaha tersebut memberikan berbagai jasa keuangan
maupun pembiayaan untuk membantu serta memfasilitasi masyarakat dan sektor
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sesuai UU No.20 Tahun 2008,
bahwa sektor UMKM perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat
agar mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
Sehingga masing-masing badan usaha tersebut berkompetisi dalam penyaluran
dananya untuk membantu sektor UMKM maupun masyarakat.
Perkembangan badan-badan usaha tersebut masih dihadapkan pada
berbagai permasalahan baik yang bersifat internal maupun eksternal yang kurang
kondusif. Adapun permasalahan tersebut yaitu: (1) aspek infrastruktur dan
kelembagaan; (2) efisiensi operasional; (3) belum optimalnya pemberdayaan
usaha; (4) strategi manajemen yang kurang tepat; (5) rendahnya kemampuan
SDM; (6) permodalan; serta (7) terbatasnya akses pasar (Wijono dalam Ashari).
Peran strategis yang dimainkan pelaku-pelaku ekonomi baik BUMN,
swasta maupun koperasi menuntut adanya penyusunan kebijakan dan
pengembangan strategi agar tetap menjadi pelaku pasar dalam jangka panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sehingga lebih optimal dalam pembangunan nasional. Ketiganya dituntut
memiliki daya saing secara internal, regional, nasional maupun lokal.
Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, diperlukan adanya evaluasi
kinerja melalui pengukuran kinerja yang handal (reliable). Pengukuran kinerja
merupakan hal yang esensial bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengukuran
kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan serta
penyusunan strategi bisnis yang tepat. Menurut Ciptani (2000) dijelaskan bahwa
pengukuran kinerja pada organisasi digunakan untuk melakukan koordinasi antara
para manajer dengan tujuan dari masing-masing bagian nantinya akan
memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai sasarannya.
Metode pengukuran kinerja yang selama ini banyak digunakan baik pada
sektor swasta maupun publik adalah pengukuran tradisional, yang hanya
menekankan pada aspek finansial saja. Sedangkan apabila diukur hanya dari
aspek finansial saja tidak mampu mencerminkan kinerja organisasi yang
sesungguhnya.
Metode pengukuran kinerja yang dianggap tepat mengatasi kendala-
kendala secara menyeluruh pada lembaga keuangan mikro saat ini yaitu balanced
scorecard. Balanced scorecard merupakan sebuah konsep pengukuran kinerja
yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000:22) sebagai
metode pengukuran kinerja komprehensif yang tersusun dalam empat perspektif
yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Balanced scorecard mampu menerjemahkan visi, misi, dan strategi
suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja baik kinerja
finansial maupun non finansial.
Modell dalam Imelda (2004) menjelaskan bahwa balanced scorecard
dapat membantu organisasi publik dalam mengontrol keuangan dan mengukur
kinerja organisasi. Saat ini, metode balanced scorecard banyak digunakan sebagai
alat pengukuran kinerja pada organisasi bisnis (profit seeking organisation).
Masih jarang implementasi balanced scorecard pada organisasi publik (public
organisation) bahkan organisasi dengan karakteristik khusus seperti koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian,
dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Pengertian ini selaras dengan definisi yang dikemukakan oleh
International Cooperative Alliance (ICA) bahwa ”a cooperative is an autonomous
association of persons united voluntarily to meet their common economic, social,
and cultural needs and aspirations through a jointly owned and democratically
contolled enterprise.”(www.coop.org). Pernyataan ini pun sejalan dengan tujuan
koperasi sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian
bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip
koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian
koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian
nasional.
Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha
lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of
the member), yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi
(user own oriented firm). Koperasi diharapkan mampu memainkan peranan
sentral dalam tata perekonomian di Indonesia. Usaha memajukan koperasi harus
ditingkatkan dari waktu ke waktu untuk mewujudkan visi dan misi koperasi
sebagai soko guru perekonomian rakyat, gerakan ekonomi rakyat dan wadah
demokrasi ekonomi.
Dinamika ekonomi dan persaingan usaha menjadi tantangan besar bagi
koperasi dalam menjalankan usahanya. Dalam era globalisasi, koperasi harus
bersaing dengan perusahaan-perusahaan global yang memiliki berbagai
keunggulan dalam memutarkan roda bisnisnya. Paradigma masyarakat selama ini
bahwa swasta dianggap paling efisien, produktif dan manajemen yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BUMN dianggap perusahaan yang memiliki hak monopoli, birokratis, dan kurang
efisien. Sedangkan koperasi dianggap sebagai badan usaha yang dimiliki pribadi,
modal dan kapasitas usaha kecil, tidak dikelola dengan baik serta kurang
berkembang. Sejauh ini, Koperasi memang belum bisa berkembang pesat
dibandingkan dengan pelaku-pelaku ekonomi lain seperti BUMN maupun swasta.
Hal ini dikarenakan Koperasi masih dihadapkan pada masalah kinerjanya yang
masih belum optimal. Berbagai aspek seperti permodalan yang masih kecil,
kurangnya penguasaan teknologi mutakhir, ketrampilan yang masih sederhana,
lemahnya kemampuan manajemen, serta kurangnya dukungan pemerintah masih
menjadi problematika koperasi.
Untuk dapat bertahan dalam iklim persaingan usaha, koperasi harus terus
melakukan konsolidasi intern yaitu mengusahakan kebangkitan koperasi agar
dapat menjalankan peranannya dalam kehidupan perekonomian. Kepercayaan
harus terus ditingkatkan dengan menumbuhkan koperasi sebagai badan usaha
yang sehat, layak dan berorientasi pada kepentingan anggota. Untuk itu koperasi
harus mampu meningkatkan daya saingnya seperti meningkatkan kemampuan
manajemen, permodalan, penguasaan teknologi mutakhir serta ketrampilan yang
tinggi untuk menangani berbagai aktivitas usahanya (dalam Buletin Koperasi
Edisi Juli/Agustus/September/1991). Seperti dipaparkan oleh Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada acara ”Puncak Peringatan
Hari Koperasi ke-63 tanggal 15 Juli 2010”, koperasi diharapkan mampu
meningkatkan kinerjanya sehingga menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang
mandiri, kreatif dan inovatif untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
KSU Mekar Surya Karanganyar merupakan salah satu koperasi di wilayah
Karanganyar, dimana lingkungan persaingan bisnis sangat kompetitif. Hal ini
dikarenakan menjamurnya lembaga-lembaga keuangan baik koperasi maupun
lembaga keuangan lainnya di wilayah Karanganyar. KSU Mekar Surya
Karanganyar dituntut untuk melakukan upaya agar mampu bertahan dalam iklim
persaingan yang semakin kompetitif tersebut. Salah satu upaya KSU Mekar Surya
Karanganyar untuk dapat bertahan dan memajukan usahanya adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
meningkatkan kinerja koperasi. Untuk itu dilakukan evaluasi kinerja melalui
pengukuran kinerja. Hal ini dilakukan agar Koperasi dapat mengetahui sejauh
mana kondisi usahanya. Dengan mengetahui kondisi usahanya, maka koperasi
dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan aktivitas usahanya serta
menentukan langkah strategis untuk perencanaan selanjutnya. Pengukuran kinerja
dilakukan secara menyeluruh yaitu dari perspektif finansial, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik mengambil judul penelitian
“Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar Tahun 2010”.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Karanganyar apabila diukur dengan menggunakan konsep balanced scorecard.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar apabila diukur dengan
menggunakan konsep balanced scorecard melalui empat perspektif, yaitu:
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga dapat dijadikan sebagai
informasi bagi manajemen dalam menilai kinerja perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang akuntansi manajemen serta bagi kepentingan
manajemen suatu badan usaha dalam mengukur kinerja sehingga diharapkan
mampu mendorong badan usaha ke arah yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Koperasi
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan Unit Simpan
Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya Karanganyar, khususnya
yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep
balanced scorecard.
b. Bagi Akademik
Memberi gambaran tentang konsep balanced scorecard dan penerapannya
pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Karanganyar.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengukuran kinerja pada sebuah
badan usaha khususnya koperasi dengan menggunakan konsep balanced
scorecard.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan dari berbagai ukuran yang telah
disepakati.
Arti istilah kinerja atau dalam bahasa inggris “performance” adalah hasilkerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalamsuatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secaralegal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (SuyadiPrawirosentono dalam Riah, 2009).
Definisi kinerja dalam Pramudianto (2007):
a. Menurut Keban (2000: 28)
Performance adalah tingkat pencapaian hasil atau “the degree of
accomplishment” atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian
tujuan organisasi.
b. Menurut Simamora (1998: 81)
Kinerja adalah kemampuan organisasi atau individu untuk dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Menurut Legowo (1993: 35)
Kinerja atau yang lebih populer dikenal sebagai prestasi kerja adalah
sesuatu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam bidang pekerjaan menurut
kriteria tertentu dan berlaku dalam periode waktu yang ditetapkan.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah prestasi atau hasil yang telah dicapai menurut kriteria dan periode tertentu
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Pengertian Pengukuran Kinerja
Mardiasmo (2002: 121) mengemukakan bahwa sistem pengukuran kinerja
sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.
Mulyadi dalam Riah (2009) menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah
penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi
dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan maka
perlu dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan faktor yang
sangat penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Anderson dan Clancy
dalam Sony Yuwono (2002: 23) menyatakan pengukuran kinerja sebagai berikut:
“Feedback from the accountant to management that provides informationabout how well the actions represent the plans; it also identifies wheremanagers may need to make corrections or adjusments in future planningand controlling activities”.
Pernyataan diatas mengandung makna bahwa pengukuran kinerja mampu
memberikan umpan balik yang akan memberi informasi tentang prestasi
pelaksanaan sebuah rencana dan titik-titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000: 128) menyatakan
bahwa tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi semua
manajer dan pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil. Jadi
sistem pengukuran yang diterapkan perusahaan akan sangat mempengaruhi
perilaku manajer maupun pekerjanya. Pengukuran kinerja pada organisasi
digunakan untuk melakukan koordinasi antara para manajer dengan tujuan dari
masing-masing bagian nantinya akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan
dan keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasarannya (Ciptani: 2000).
Sehingga dapat meningkatkan pertanggungjawaban dan memperbaiki proses
pengambilan keputusan (Imelda: 1998).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Model pengukuran kinerja menurut Husein Umar (2002: 38) yaitu:
B D G I
A gap F
C E H
Gambar 1. Model Pengukuran KinerjaSumber: Husein Umar (2002 : 38)
A = Faktor yang akan diukur
AB = Apa yang diharapkan dari A
BD = Rentetan mengenai harapan-harapan atas A (jika ada)
AC = Fakta-fakta mengenai A
CE = Proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E
DE = Gap, yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan kenyataan (E)
F = Tolok ukur untuk menilai gap
G = Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A
Bermasalah
H = Hasil pengukuran menggunakan tolok ukur F, bahwa faktor A
tidak bermasalah
GI = feedback/ tindak lanjut pengukuran
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja adalah tindakan yang berupa umpan balik yang memberikan informasi
tentang prestasi perusahaan yang bertujuan memotivasi semua manajer dan
pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil.
3. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi
dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Pengukuran
kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya
organisasi. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja dapat memotivasi manajer dan
karyawan untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Menurut Mardiasmo (2002: 122), tujuan sistem pengukuran kinerja
adalah:
1. untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom
up).
2. untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga
dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
3. untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan
bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
4. sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.
Sedangkan menurut Herawati dalam Primadhani (2008), tujuan
manajemen melakukan evaluasi kinerja adalah:
1. memberikan masukan untuk keputusan sumber daya alam seperti promosi,
transfer dan pemutusan hubungan kerja.
2. memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai bagimana pandangan
organisasi akan kinerja mereka.
3. sebagai dasar dalam pemberian kompensasi yang mencakup peningkatan balas
jasa, bonus karyawan dan kenaikan lainnya dalam gaji.
1. memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
2. memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
3. untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif
untuk memperbaiki kinerja.
4. sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
6. membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
7. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
Menurut Mulyadi dalam Riah (2009) pengukuran kinerja dimanfaatkan
oleh manajemen untuk :
a. mengelola koperasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimal.
b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. mengidentifikasi kebutuhan pelatih dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka
menilai kinerja mereka.
e. menyediakan dasar bagi distribusi penghargaan.
Menurut Indra Bastian dalam Riah (2009) pengukuran kinerja merupakan
alat manajemen untuk:
a. memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk
pencapaian kinerja.
b. memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati
c. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya
dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
d. memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang
dicapai setelah dibandingkan dengan skema indikator kinerja yang disepakati.
e. menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi.
f. mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
i. menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.
j. mengungkap permasalahan yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sedangkan menurut Lynch dan Cross dalam Sony Yuwono (2002: 29),
manfaat pengukuran kinerja adalah:
1. menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
2. memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
3. mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
4. membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5. membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi
“rewards” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
4. Pengertian Visi, Misi, dan Strategi
a) Visi
Mulyadi (2007: 474) menjelaskan bahwa visi merupakan gambaran
kondisi masa depan yang hendak diwujudkan sebagai hasil dari suatu pikiran yang
melampaui realita sekarang. Visi yang baik (vision of success) dapat didefinisikan
sebagai “deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi setelah
organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi
sepenuhnya (Bryson dalam Mudrajad Kuncoro: 2006).
Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impiansebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visiadalah pernyataan “want to be” dari organisasi atau perusahaan. Visimencanangkan masa depan perusahaan untuk 3 sampai 10 tahun ke depan,yang merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjaminkelestarian dan kesuksesan jangka panjang (Dermawan Wibisono, 2006:43).
Visi berfungsi sebagai pengarah seluruh anggota organisasi dalam
perjalanan menuju masa depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Sedangkan menurut Mirhani dalam Primadhani (2008), visi perusahaanadalah kemampuan atau daya organisasi untuk melihat ataumengimajinasikan dirinya sendiri di masa depan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa visi adalah suatu
pandangan/cita-cita tentang kondisi suatu perusahaan di masa depan.
b) Misi
Menurut Coulter dalam Mudrajad Kuncoro (2006), kendati visi organisasi
memberikan gambaran menyeluruh tentang ke mana organisasi akan dibawa di
masa depan, misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh
berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai visi
organisasi. Misi juga merupakan bagian dari visi yang biasanya mencerminkan
norma perilaku yang menjadi pedoman para karyawan.
Menurut Mirhani dalam Primadhani (2008), misi perusahaan adalah tugas
khusus yang akan diemban oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya sehingga
memberikan arah dan fokus bagi manajemen terhadap aktivitas-aktivitasnya.
Misi adalah jalan pilihan (the chosen track) organisasi untuk menuju kemasa depan. Misi merupakan alasan keberadaan (reason for being) suatuorganisasi. Fungsi misi adalah sebagai pemfokus kegiatan seluruh anggotaorganisasi (Mulyadi, 2007: 473).
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa misi adalah
jalan atau langkah yang harus dilakukan untuk menuju masa depan atau mencapai
visi organisasi yang telah ditetapkan.
c) Strategi
Mulyadi (2007: 409) menyatakan bahwa strategi merupakan pola tindakan
utama dalam pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi untuk
mewujudkan visi organisasi melalui misi.
Strategi mampu membentuk pola pengambilan keputusan bagi manajer.
Setelah strategi dipilih, strategi tersebut kemudian perlu diterjemahkan ke dalam
rencana kegiatan (action plan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Sedangkan menurut Wilopo (2002), strategi merupakan positioning
organisasi di masa depan dengan memberikan daya ungkit melalui aset-aset yang
dimiliki untuk menciptakan aset yang dapat membawa organisasi pada posisi
superior terhadap pesaing melalui penciptaan nilai.
Strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utamaatau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuahpernyataan yang saling mengikat. Strategi biasanya berkaitan denganprinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkanperusahaan serta bagaimana perusahaan memilih jalan yang spesifik untukmencapai misi tersebut (Lynch dalam Wibisono, 2006: 50)
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
pola tindakan atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama perusahaan
dengan tindakan melalui pengerahan sumber daya organisasi agar mencapai posisi
superior.
5. Pengertian Balanced Scorecard
Mulyadi (2007: 3) menyatakan bahwa balanced scorecard terdiri dari dua
kata, yaitu scorecard dan balanced. Scorecard adalah kartu skor yang akan
digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang.
Sedangkan balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja seseorang diukur
secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka
pendek dan jangka panjang, serta intern dan ekstern.
Menurut Hansen dan Mowen dalam Imelda (2004: 108), balanced
scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan
strategi suatu organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional.
Anthony dalam Sony Yuwono (2002: 18) menyatakan balanced scorecard
sebagai berikut:
“Balanced scorecard is a measurement and management system thatviews a bussines units performances from four perspective, financial,customer, internal bussines process, leraning and growth.”
Maksudnya balanced scorecard merupakan kegiatan manajemen dan
organisasi untuk memahami dan mengelola organisasi dari empat faktor utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang diantaranya adalah faktor keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran.
Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yangmengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategiperusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, Balanced Scorecardjuga memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan yangmeliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajarandan pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategiperusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagaitujuan dan ukuran yang nyata (Kaplan dan Norton, 2000: 16-17).
Sedangkan menurut Isniar (2000), balanced scorecard merupakan
contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan
organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Balanced scorecard
melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran
pendorong (drivers) kinerja masa depan.
Berdasarkan definisi dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik yang
mengkomunikasikan strategi ke dalam perspektif keuangan dan non keuangan
untuk menyelaraskan aktivitas-aktivitas perusahaan dengan strateginya.
6. Konsep Balanced Scorecard
Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan
implementasinya. Pada awalnya, balanced scorecard ditujukan untuk
memperbaiki sistem pengukuran eksekutif, yang fokus perhatiannya lebih
dicurakan pada kinerja keuangan dan kecenderungan mengabaikan nonkeuangan.
Selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan dalam
implementasinya, menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja
keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka
panjang.
Pada awalnya, balanced scorecard hanya digunakan sebagai alat
pengukuran kinerja pada organisasi bisnis (profit seeking organisation). Namun
dewasa ini balanced scorecard bukan hanya digunakan oleh organisasi bisnis
tetapi juga organisasi publik (public organisation).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Konsep balanced scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S.
Kaplan dan David P. Norton. Konsep balanced scorecard ini dikembangkan
untuk melengkapi pengukuran kinerja finansial/tradisional juga sebagai alat yang
cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru
dalam era competitiveness dan efektifitas organisasi. Balanced scorecard
digunakan sebagai alat pengendalian, analisa dan merevisi strategi organisasi
(Campbell et al dalam Imelda).
Balanced scorecard memiliki tujuan utama sebagai sebuah pendekatanuntuk mengorganisasi dan menyajikan informasi pengukuran kinerja yangmerupakan kombinasi antara ukuran keuangan yang terbatas denganukuran non-keuangan yang telah diseleksi dalam konteks memberikanmanajer informasi yang lebih relevan dan lebih efektif (pengukuran yangtidak terlalu banyak namun memiliki informasi yang luas) tentang kinerjaorganisasi ketimbang para manajer tersebut menerima informasi melaluilaporan manajemen yang masih tradisional, terutama berkaitan dengankunci tujuan strategik (Kaplan & Norton dalam Wilopo).
Balanced scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang
dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan
motivasi tinggi, sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu
melalui perspektif finansial. Balanced scorecard dengan jelas mengungkapkan
berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan
kompetitif jangka panjang yang superior (Isniar: 2000).
Konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan
dengan menggunakan kriteria-kriteria yang tertuang dalam empat perspektif
balanced scorecard. Keempat perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dan merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling
melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Finansial
Pelanggan
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Gambar 2. Hubungan Sebab-Akibat antara empat Perspektif dalamBalanced Scorecard.
Sumber : Kaplan dan Norton (2000: 28)
Menurut Mulyadi dalam Ciptani (2000), konsep balanced scorecard
adalah salah satu konsep pengukuran kinerja yang sebenarnya memberikan
rerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran
strategik. Sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena
balanced scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Rencana strategik yang komprehensif
dan koheren menyediakan kemudahan dan kejelasan untuk penyusunan program.
Dengan rerangka balanced scorecard, perencanaan strategik menghasilkan
berbagai strategic initiatives yang jelas menunjukkan sasaran (strategic
objectives) yang hendak dituju masa depan, ukuran pencapaian sasaran dan
informasi tentang pemacu kinerja (performance driver), target yang harus dicapai
dalam kurun waktu tertentu di masa depan.
ROCE
LoyalitasPelanggan
KeahlianPekerja
ProsesWaktuSiklus
Proses Mutu
PenyerahanTepat Waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
7. Keunggulan Balanced Scorecard
Keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam sistem perencanaan
strategik menurut Mulyadi (2007: 15) adalah mampu menghasilkan rencana
strategik yang memiliki karakteristik diantaranya:
a. komprehensif
Balanced scorecard memperluas perspektif dalam perencanaan
strategis dari perspektif keuangan meluas ketiga perspektif lain: pelanggan,
proses bisnis dan internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran
yang lebih luas ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam
memilih strategi korporat dan perusahaan akan mampu memasuki area bisnis
yang kompleks.
b. koheren
Balanced scorecard membangun hubungan sebab akibat (causal
relationship) diantara berbagi sasaran strategik yang dihasilkan dalam
perencanaan strategik.
c. berimbang
Balanced scorecard memelihara keseimbangan antara sasaran strategis
di empat perspektif sehingga perusahaan dapat memperoleh informasi yang
menyeluruh. Keseimbangan sasaran strategik penting untuk menghasilkan
kinerja keuangan berkesinambungan. Selain itu keseimbangan sasaran
strategik akan menjanjikan shareholder value yang berlipat ganda dan
berjangka panjang.
d. terukur
Sistem balanced scorecard hendaknya menghasilkan sasaran-sasaran
strategis dengan ukuran tertentu. Keterukuran sasaran strategik yang
dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian
berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Process-Centric
Perspektif proses Perspektif
bisnis internal keuangan
Internal Eksternal
focus focus
Perspektif Perspektif
pembelajaran dan customer
pertumbuhan People-Centric
Gambar 3. Keseimbangan sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan dalamperencanaan strategik.
Sumber : Mulyadi (2001: 22)
Menurut Luis (2007: 48-51), kelebihan balanced scorecard diantaranya:
a. dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi di antara para
stakeholders dari sebuah organisasi yaitu pihak manajemen, karyawan, para
pemegang saham, pelanggan serta komunitas lingkungan.
b. memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor yang ada dalam
organisasi tersebut, baik berbentuk benda fisik (tangible asset) maupun non
fisik (intangible asset).
c. mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi (performance).
d. memiliki konsep sebab-akibat.
e. dapat membantu proses penyusunan anggaran.
Sedangkan menurut Singgih et al dalam Primadhani (2008) dijelaskan
bahwa kelebihan balanced scorecard diantaranya:
Financialreturns yangberlipatgandadan berjangka
panjang
Produk danjasa yangmampu
menghasilkanvalue terbaikbagi customer
Prosesproduktif dancost effective
Sumber dayamanusia yangproduktif danberkomitmen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. ada keseimbangan antara lag indicator dan lead indicator.
b. balanced scorecard menggunakan tolak ukur kinerja “masa lalu”, selain itu
juga menggunakan kinerja “masa depan”.
Lag indicator yang merupakan ukuran hasil digunakan utnuk mengukur
pencapaian tujuan, sedangkan lead indicator yang merupakan ukuran pemicu
merupakan ukuran yang menunjukkan penyebab dicapainya ukuran hasil.
c. ada keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Dalam balanced scorecard ada keseimbangan antara tujuan jangka pendek
(financial perspective) dan tujuan jangka panjang (customer perspective,
internal business process perspective, and learning and growth perspective).
d. ada keseimbangan antara hard objectives measures dan softer more subjective
measures.
Pengukuran dengan balanced scorecard menunjukkan adanya keseimbangan
antara hard objectives measures. Artinya dengan menggunakan ukuran hasil
yang objektif (ukuran-ukuran yang mudah didapatkan) yaitu ukuran hasil pada
financial perspective dengan ukuran hasil yang lebih subjektif (ukuran-ukuran
yang sulit didapatkan) yaitu ukuran hasil pada customer, internal business
process, and learning and growth.
8. Kelemahan Balanced Scorecard
Meskipun balanced scorecard memiliki banyak keunggulan, tetapi sistem
pengukuran kinerja ini juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Menurut
Purwanto dalam Primadhani (2008) kelemahan balanced scorecard diantaranya:
1. perangkat yang lebih secara efektif mengukur implementasi strategi daripada
penentuan strategi.
2. meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara inisiatif
perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak mengindikasikan
bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.
Meskipun demikian, keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak mengurangi
manfaat yang diperoleh dari penerapan balanced scorecard, melainkan dapat
mengoptimalkan balanced scorecard dengan berbagai keterbatasan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
9. Manfaat Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000: 17) mengemukakan beberapa manfaat dari
konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard, yaitu:
1. mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi.
2. mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
3. menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan.
4. mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan
anggaran tahunan.
5. mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
6. melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis.
7. mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
memperbaiki strategi.
10. Menterjemahkan Visi dan Strategi ke dalam
Empat Perspektif Balanced Scorecard
Balanced scorecard memberi para eksekutif kerangka kerja yang
komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran kinerja yang terpadu yang tersusun dalam empat perspektif
kerangka kerja balanced scorecard, yaitu financial, customer, internal business
processes, dan learning and growth (Kaplan & Norton, 2000: 8). Balanced
scorecard seharusnya menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan
dan ukuran. Gambar 4 menggambarkan mengenai balanced scorecard sebagai
kerangka kerja untuk menerjemahkan strategi ke dalam kerangka operasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 4. Balanced Scorecard sebagai kerangka kerjauntuk Penerjemahan Strategi ke dalam Kerangka Operasional.
Sumber: Kaplan & Norton (2000: 8)
Menurut Kaplan dan Norton (2000: 41), balanced scorecard memiliki
empat perspektif yang kesemua ukurannya diarahkan kepada pencapaian strategi
yang terpadu. Keempat perspektif tersebut menyajikan keseimbangan diantara
beberapa pengukuran kinerja, diantaranya:
1. Perspektif finansial (financial perspective)
Perspektif finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan
konsekuensi tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran kinerja finansial
menggambarkan apakah strategi perusahaan, implementasi dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak terhadap peningkatan laba
perusahaan. Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas,
yang bisa diukur berdasar laba operasi, return on capital employed (ROCE),
nilai tambah ekonomis (economic value added).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Ada tiga tahap perkembangan kondisi keuangan pada unit bisnis, yaitu:
a. bertumbuh (growth)
Perusahaan berada pada awal siklus hidup perusahaan (growth) pada
saat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.
Perusahaan harus mampu mengolah sumber daya yang tersedia untuk
meningkatkan produk/jasa, fasilitas produksi, kemampuan operasi,
infrastruktur, jaringan distribusi, serta memelihara hubungan erat dengan
pelanggan.
Tujuan finansial dalam tahap ini adalah pertumbuhan pendapatan
dan penjualan di berbagai segmen pasar.
b. bertahan (sustain)
Sebagian besar perusahaan berada pada tahap bertahan (sustain),
kondisi dimana perusahaan akan mempertahankan pangsa pasar yang
dimiliki melalui investasi yang cukup. Tujuan finansial dalam tahap ini
adalah profitabilitas.
c. menuai (harvest)
Unit bisnis mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya. Pada
tahap ini perusahaan sudah tidak lagi membutuhkan investasi yang besar,
namun unit bisnis hanya akan menuai (harvest) investasi yang telah
ditanamnya. Tujuan finansialnya adalah memaksimumkan arus kas operasi
dan penghematan modal kerja.
Kaplan dan Norton (2000: 45) mengungkapkan bahwa ada tiga tema
finansial yang dapat mendorong strategi bisnis, yaitu:
bauran dan pertumbuhan pendapatan (revenue mix and growth)
pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas
strategi pemanfaatan aktiva/investasi
2. Perspektif pelanggan (customer perspective)
Dalam perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasi pelanggan
dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dan berbagai ukuran
kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Pengukuran kinerja perspektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pelanggan terdiri dari dua yaitu kelompok ukuran utama (core measurement
group) dan proporsi nilai pelanggan (customer value preposition).
1. Ukuran utama (core measurement group)
Komponen pengukuran diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 5. Perspektif Pelanggan – Ukuran UtamaSumber : Kaplan dan Norton (2000: 28)
a. pangsa pasar (market share)
Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual unit bisnis dalam segmen
pasar tertentu (pelanggan, uang yang dibelanjakan, dan volume
penjualan).
b. retensi pelanggan (customer retention)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan
meningkatkan loyalitas pelanggan. Pengukuran bisa dilakukan melalui
prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang dimiliki
perusahaan.
c. akuisisi pelanggan (customer acquisition)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menarik dan
memenangkan pelanggan atau bisnis baru dalam persaingan segmen
pasar. Pengukuran bisa dilakukan melalui prosentase jumlah
ProfitabilitasPelanggan
KepuasanPelanggan
PangsaPasar
AkuisisiPelanggan
RetensiPelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
penambahan pelanggan baru dan perbandingan total penjualan dengan
pelanggan baru yang ada.
d. kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggannya, sehingga diharapkan mampu
memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan
melaksanakan bisnisnya. Untuk mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan, dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: survey
melalui pos, interview melalui telepon, atau personal interview.
e. profitabilitas pelanggan (customer profitability)
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meraih keuntungan
dari hasil penjualan produknya.
2. Proporsi Nilai Pelanggan (customer value preposition)
Proporsi nilai pelanggan merupakan faktor pendorong pengukuran
utama kepuasan, akuisisi, retensi, serta pangsa pasar dan pangsa rekening
pelanggan.
Dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
a. atribut produk/jasa (product/service attributies)
Atribut produk dan jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa,
harga, dan mutu.
b. hubungan pelanggan (customer relationship)
Dimensi waktu penyampaian produk/jasa kepada pelanggan meliputi
waktu tanggap dan penyerahan serta tanggapan pelanggan atas
barang/jasa yang diterimanya.
c. citra dan reputasi (image and reputation)
Dimensi ini menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang
membuat pelanggan tertarik kepada produk/jasa perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Hubungan ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:
= + +
Gambar 6. Proporsi Nilai PelangganSumber : Kaplan dan Norton (2000: 65)
3. Perspektif proses bisnis internal (internal business process perspective)
Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasi berbagai proses
internal penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan dan pemilik
organisasi. Kaplan dan Norton (2000: 83) menyebutkan komponen utama
dalam proses bisnis internal, yaitu:
a. proses inovasi (inovation process)
Diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu
penyerahan produk ke pasar.
b. proses operasi (operation process)
Diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang
lebih pendek. Proses ini menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi,
serta ketepatan waktu barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan.
c. proses layanan purna jual (postsale service process)
Yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan kepada pelanggan. Layanan ini mencakup garansi,
aktivitas perbaikan, penggantian produk rusak, serta proses pembayaran
secara kredit. Pengukuran tahap ini cukup penting karena pelayanan purna
jual akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan.
Nilai Atribut produk/jasa Citra Hubungan
Fungsionalitas Mutu WaktuHarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Proses
Layanan
Proses Inovasi Proses Operasi Purna Jual
Gambar 7. Perspektif Proses Bisnis InternalSumber : Kaplan dan Norton (2000: 84-92)
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi faktor-
faktor yang paling penting untuk mencapai keberhasilan saat ini dan masa
depan berupa infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Untuk itu
diperlukan kontribusi dari seluruh komponen yang ada dalam perusahaan
mulai dari tingkat karyawan sampai level top manager sebagai upaya
memberikan hal yang terbaik bagi para pelanggannya.
Perspektif ini bertujuan meningkatkan kapabilitas sumber daya
manusia dan kapabilitas sistem informasi untuk mencapai keselarasan. Ciptani
(2000) menjelaskan perspektif ini dapat mengidentifikasi perusahaan dalam
penciptaan value secara terus-menerus, terutama dalam hubungannya dengan
kemampuan dan motivasi karyawan.
Dalam perspektif ini, terdapat tiga dimensi penting yang harus
diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu: kemampuan karyawan,
kemampuan sistem informasi, adanya motivasi, pemberian wewenang dan
pembatasan wewenang kepada karyawan.
1. Kemampuan karyawan (employee capabilities)
Dewasa ini pekerjaan rutin dalam proses produksi sudah digantikan
oleh mesin-mesin yang serba otomatis. Dengan demikian tenaga kerja
buruh kasar kurang lagi diperlukan, melainkan tenaga kerja spesialis.
Semakin sedikitnya tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan,
KebutuhanPelangganDiidentifikasi
CiptakanProduk/Jasa
KebutuhanPelangganTerpuaskanKenali
Pasar
BangunProduk/Jasa
LuncurkanProduk/Jasa
LayaniPelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menyebabkan perusahaan lebih dapat memberikan akses informasi yang
lebih layak kepada pekerjanya untuk lebih meningkatkan efisiensi guna
mencapai tujuan perusahaan.
Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan,
pengukuran dilakukan atas tiga hal pokok (lihat gambar 7) yaitu
pengukuran terhadap kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran
karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran terhadap produktivitas
karyawan.
Ukuran Inti
Faktor yang
mempengaruhi
Gambar 8. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan PertumbuhanSumber: Kaplan dan Norton (2000: 112)
a. Mengukur kepuasan karyawan
Perusahaan biasanya mengukur kepuasan karyawan dengan
survei tahunan atau survei rutin dimana prosentase tertentu dari para
karyawan yang dipilih secara acak di survei setiap bulan. Unsur-unsur
dalam suatu survei kepuasan karyawan meliputi (Kaplan: 2000):
1. keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan
2. penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik
Hasil
ProduktivitasKaryawan
RetensiKaryawan
KepuasanKaryawan
Iklim untukbertindak
InfrastrukturTeknologi
KompetensiStaf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. akses yang memadai kepada informasi untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik
4. dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif
5. tingkat dukungan dari fungsi staff
6. kepuasan keseluruhan dari perusahaan
b. Mengukur retensi karyawan
Kaplan (2000: 113) menjelaskan bahwa tujuan retensi
karyawan adalah untuk mempertahankan selama mungkin para
karyawan yang diminati perusahaan. Perusahaan membuat investasi
jangka panjang dalam diri karyawan sehingga setiap kali ada karyawan
berhenti bukan atas keinginan perusahaan merupakan suatu kerugian
modal intelektual bagi perusahaan.
c. Mengukur produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian karyawan, inovasi,
proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan
jumlah karyawan yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran
tersebut (Kaplan, 2000: 113).
2. Kemampuan sistem informasi (information system capabilities)
Selain motivasi dan keahlian yang dimiliki, karyawan harus
mendapatkan banyak informasi mengenai pelanggan, proses bisnis
internal, dan konsekuensi finansial keputusan perusahaan agar karyawan
dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis.
Mirhani dalam Riah (2009) menjelaskan bahwa motivasi dan skills
karyawan sangat diperlukan untuk mencapai sasaran customers
satisfaction dan internal-business-proces, disamping itu informasi yang
akurat dan tepat waktu mengenai customers, internal processes dan
konsekuensi finansial perusahaan mutlak diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan (motivation, empowerment and
alignment)
Kaplan (2000: 118) menyebutkan bahwa akses informasi yang
dibekali kepada karyawan tidaklah cukup memberikan kontribusi bagi
keberhasilan perusahaan jika mereka tidak termotivasi bertindak untuk
kepentingan terbaik perusahaan atau jika mereka tidak diberikan
kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan.
Untuk dapat menciptakan motivasi karyawan diperlukan iklim
organisasi yang mampu menciptakan motivasi itu sendiri dan mendorong
inisiatif karyawan. Keberhasilan aspek ini bisa dilihat dari jumlah saran
yang diajukan karyawan, jumlah saran yang diimplementasikan dan
tingkat kemampuan karyawan untuk mengetahui visi dan misi yang
diemban oleh perusahaan.
Menurut Kaplan (2000: 118) diantaranya:
a. ukuran saran yang diberikan dan dilaksanakan
Sebuah ukuran yang sederhana dan banyak digunakan adalah
banyaknya saran yang diberikan per karyawan dengan harapan dapat
mengukur partisipasi karyawan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan.
b. ukuran Peningkatan
Pengukuran dapat dilakukan dengan mendeteksi seberapa besar
biaya yang terbuang akibat terlambatnya penyerahan produk, jumlah
barang yang rusak, sisa-sisa produksi dan absenteeism.
c. ukuran keselarasan perorangan dan perusahaan
Menurut Kaplan (2000: 121) faktor pendorong kinerja keselarasan
perorangan dan perusahaan berfokus pada apakah setiap departemen
dan karyawan perusahaan telah menyelaraskan tujuan mereka dengan
tujuan perusahaan yang dinyatakan dalam balanced scorecard. Terdiri
dari dua hal yaitu pengukuran terhadap keseluruhan prosedur yang
berlaku dalam perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja dan
pengukuran terhadap kinerja tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riah Yulianti (2009), mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Akuntansi dengan judul “Pengukuran Kinerja berdasarkan Balanced
Scorecard sebagai Informasi bagi Manajemen pada PD. BPR BKD
Karanganyar Tahun 2008”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan
menggunakan metode balanced scorecard. Tipe penelitian adalah studi kasus.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perspektif pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dinilai sudah baik, sedangkan
perspektif keuangan masih kurang baik. Peneliti menyarankan agar
perusahaan menggunakan konsep balanced scorecard supaya mampu
mewujudkan visi dan misi perusahaan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Umam Nurwafi Chamdan (2010),
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi dengan judul “Penerapan Metode
Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja pada Lembaga Keuangan
Syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondangrejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan
menggunakan metode balanced scorecard. Hasil penilaian kinerja dengan
metode balanced scorecard secara keseluruhan adalah baik. Peneliti
menyarankan agar perusahaan menggunakan konsep balanced scorecard
supaya mampu mewujudkan visi dan misi perusahaan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Primadhani Asmoro (2008), mahasiswa
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan judul “Pengukuran Kinerja
Organisasi Sektor Publik dengan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada
PDAM Surakarta).
Penelitian ini berusaha menerapkan balanced scorecard sebagai
pengukur kinerja pada perusahaan. Pengukuran yang dilakukan perusahaan
selama ini sudah mencakup keuangan dan non keuangan, akan tetapi masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kurang terpadu karena masih menekankan pada aspek keuangan. Perusahaan
belum memasukkan perspektif pelanggan serta pertumbuhan dan
pembelajaran sehingga perlu dilengkapi dengan balanced scorecard menurut
saran peneliti.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Pramudianto Mulyo Prabowo (2007),
mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan judul “Kemungkinan
Penerapan Balanced Scorecard sebagai suatu Alternatif Pengukuran Kinerja
pada Samsat Kota Surakarta”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba mengetahui kemungkinan
penerapan balanced scorecard sebagai alternatif pengukuran kinerja
perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan selama ini sudah cukup memadai,
karena selain mengukur aspek finansial perusahaan juga menerapkan
pengukuran aktivitas organisasi dari segi non finansial. Namun perusahaan
masih mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa
depannya, sehingga mempersulit dalam mewujudkan tujuan organisasinya.
Peneliti menyarankan perusahaan perlu menerapkan balanced scorecard
untuk memperbaiki kinerja finansial serta mempengaruhi perubahan kultur
yang ada dalam organisasi.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mian Putri Rubiana Sianipar (2007),
mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia
dengan judul “Analisa Penerapan Balanced Scorecard di PT Surveyor
Indonesia”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba menerapkan balanced
scorecard pada salah satu perusahaan jasa BUMN yaitu PT Surveyor
Indonesia. Tipe penelitian adalah action research dengan pendekatan
deskriptif analitikal. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan balanced
scorecard masih mendapat banyak hambatan. Identifikasi hambatan dilakukan
pada dua bagian yaitu proses pengembangan dan implementasi balanced
scorecard dan balanced scorecard PTSI itu sendiri. Peneliti berusaha
memberikan saran dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Penelitian diatas memiliki persamaan dalam rumusan masalah yang
dibahas yaitu mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan
konsep balanced scorecard. Sedangkan perbedaan yang sangat mendasar
antara penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah
objek penelitian dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam penelitian.
Selain penelitian terdahulu, peneliti juga menggunakan beberapa jurnal
baik nasional maupun internasional yang relevan dengan penelitian ini,
diantaranya:
1. Ali Mutasowifin (2002) dengan judul “Penerapan Balanced Scorecard sebagai
Tolak Ukur Penilaian pada Badan Usaha berbentuk Koperasi”.
Jurnal ini berisi tentang penerapan Balanced Scorecard pada organisasi
dengan karakteristik khusus yaitu koperasi. Menilai kinerja koperasi dengan
kesejahteraan anggota sebagai tujuan utamanya. Balanced Scorecard
dianggap sebagai penilaian yang komprehensif untuk mendorong dan
memberi arahan kepada anggota, pengelola, pengurus, serta pengawas
koperasi dalam menjalankan aktivitas agar sesuai dengan batas-batas prinsip-
prinsip koperasi. Namun selain ke empat perspektif dalam Balanced
Scorecard, koperasi juga harus mempertimbangkan pada satu hal yakni,
masalah sosial dan politik yang tidak bisa diabaikan.
2. Monika Kussetya Ciptani (2000) dengan judul “Balanced Scorecard sebagai
Pengukuran Kinerja Masa Depan”.
Jurnal ini berisi tentang bagaimana penerapan konsep balanced scorecard
pada beberapa perusahaan di Amerika. Berbagai kendala dan permasalahan
yang timbul menjadi masukan bagi perusahaan atau organisasi bisnis yang
ingin menerapkan konsep balanced scorecard.
3. Imelda R.H.N (2004) dengan judul Implementasi Balanced Scorecard pada
Organisasi Publik.
Jurnal ini menjelaskan bagaimana menentukan tujuan strategis, ukuran yang
digunakan, target yang ingin dicapai serta inisiatif, dan
mengimplementasikan balanced scorecard pada organisasi publik.
4. Isniar Budiarti (2000) dengan judul Balanced Scorecard sebagai Alat Ukur
Kinerja dan Alat Pengendali Sistem Manajemen Strategis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Jurnal ini menjelaskan bahwa balanced scorecard merupakan suatu sistem
manajemen yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam
tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan
untuk perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard selain dapat digunakan
sebagai alat pengukur kinerja, juga dapat digunakan sebagai alat untuk
menilai apakah strategi yang dilakukan perusahaan sudah tepat dan juga
mengawasi apakah strategi perusahaan sudah dijalankan.
5. Eleni D. Karra, University of Macedonia, Thessaloniki Greece dengan judul
The Evaluation of an Academic Institution using the Balanced Scorecard
(Academic Scorecard): The Case of University of Macedonia Thessaloniki.
Jurnal ini berisi tentang penjelasan metode yang digunakan untuk memilih
metrik pengukuran balanced scorecard serta penerapan balanced scorecard
pada Universitas Macedonia Thessaloniki, Yunani.
6. Marcela Porporato dengan judul Balanced Scorecard Design Preferences
According to Subjects’ Expertise and Purpose of use.
Jurnal ini berisi tentang evaluasi mengenai perbedaan penggunaan masing-
masing ukuran dalam perspektif balanced scorecard yang dipengaruhi oleh
subyek tentang pengetahuan balanced scorecard secara keseluruhan dalam
bidang akuntansi.
7. “Using the Balanced Scorecard to Improve the performance of City and
Country Councils”.
Jurnal ini menjelaskan tentang penerapan balanced scorecard pada
administrasi publik seperti Dewan Kota di beberapa negara yaitu Amerika
Serikat dan Inggris. Tujuan artikel ini adalah menerapkan balanced scorecard
pada administrasi publik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur berfikir yang digunakan dalam
penelitian ini, yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah
mempunyai teori yang mendukung penelitian ini, maka dapat dibuat suatu
kerangka berfikir sebagai berikut:
Setiap perusahaan harus mempunyai visi, misi, tujuan dan strategi
perusahaan. Dari semua point tersebut kemudian dijabarkan ke dalam empat
perspektif balanced scorecard, yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Kemudian diterjemahkan
dalam bentuk kriteria keseimbangan dengan menentukan sasaran strategik,
ukuran hasil, ukuran pemacu kinerja. Kemudian mengukur kinerja dari masing-
masing perspektif dengan membandingkan ukuran dari tahun-tahun sebelumnya
(minimal 3 tahun).
Langkah selanjutnya adalah menentukan skala penilaian (rating scale)
dan memasukkan nilai skor tiap-tiap ukuran ke dalam ikhtisar kinerja perusahaan
untuk dihitung total skornya. Dari total skor tersebut, dihitung rata-rata skor
dengan membagi total skor dengan total bobot standar (jumlah ukuran yang
diteliti). Kemudian membuat skala untuk menilai rata-rata skor tersebut sehingga
perusahaan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0.06-1.00 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik”
b. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0-0.06 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup Baik”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% = skor -1-0 yang
menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Buruk”.
VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI
KRITERIA KESEIMBANGAN
BALANCED SCORECARD :
Finansial
Customer
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran & Pertumbuhan
KINERJA
1. Baik : jika rata-rata skor 0.06-12. Cukup : jika rata-rata skor 0-0.063. Buruk : jika rata-rata skor -1-0
Penilaian (Scoring) tiap-tiap ukuran dalam Kriteria Keseimbangan dari
perbandingan ukuran dari tahun-tahun sebelumnya (minimal 3
tahun).
Ikhtisar Kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Surya
Menghitung Total Skor
Rata-rata Skor =StandarBobotTotal
SkorTotal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 9. Kerangka Berfikir Pengukuran Kinerja dengan Metode BalancedScorecard.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha
(KSU) Mekar Surya Karanganyar. Pertimbangan penulis melakukan penelitian di
Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar adalah:
1. Tersedianya data-data yang mendukung kelancaran Penulis dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan.
2. Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar belum pernah dijadikan
obyek penelitian tentang pengukuran kinerja dengan metode Balanced
Scorecard.
2. Waktu Penelitian
Penulis membutuhkan waktu untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6
bulan, dimulai bulan Agustus 2010 sampai Januari 2010 dengan perincian sebagai
berikut:
BulanKEGIATAN
Ags Sept Okt Nov Des Jan
1. Persiapan Penelitian
a. Pengamatan awal
b. Pengajuan Judul
c. Penyusunan Proposal
d. Perizinan
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
c. Penyusunan Laporan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. Metode Penelitian
Menurut Bogdan dan Taylor (1993: 25), “Metodologi berarti proses,
prinsip-prinsip dan prosedur yang kita pakai dalam mendekati persoalan-persoalan
dan usaha mencari jawabannya”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor (1993: 30):Metodologi kualitatif sebagai prosedur-prosedur riset yang menghasilkandata kualitatif: ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah lakumereka yang terobservasi. Pendekatan ini mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu-individu secara holistik (utuh).
Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2004: 4), “Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalm ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahannya.
Menurut Lexy J. Moleong (2004: 6):Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahamifenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya:perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dandengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatukonteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metodealamiah.
Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif juga didasarkan bahwa
penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, artinya realita yang
muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga obyek penelitian dan
permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan mendalam. Peneliti
tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek
dibiarkan seperti kondisi aslinya.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,
dimana peneliti hanya mengkaji satu masalah saja dan pengumpulan data yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Jadi, strategi tunggal terpancang
yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian yaitu: tunggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
artinya hanya ada satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu Unit Simpan Pinjam
KSU Mekar Surya Karanganyar. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian,
maksudnya bahwa apa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah
dipilih sebelum melaksanakan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian studi kasus
(case study). Studi kasus merupakan penelitian yang rinci terhadap objek tertentu
selama kurun waktu tertentu. Jadi kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada
elemen-elemen yang diteliti saja seperti objek, populasi dan kurun waktu tertentu.
C. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Lexy Moleong (2004: 157), “Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung di tempat penelitian atau tempat yang
menjadi objek penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu hasil wawancara (interview) dengan pihak-pihak terkait dari Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar, hasil pengamatan
(observation) dan pencatatan atas hal-hal yang diperoleh selama pelaksanaan
penelitian.
b. Data Sekunder
Data pendukung yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Misalnya
buku-buku, surat kabar, majalah, serta data yang berasal dari dokumen-
dokumen perusahaan yang berhubungan dengan obyek penelitian.
D. Teknik Sampling
Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi suatu
perumusan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (HB.
Sutopo, 2002: 55). Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai
internal sampling artinya cuplikan diambil untuk mewakili informasinya, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kelengkapan dan kedalaman yang tidak ditentukan oleh jumlah sumber datanya,
melainkan oleh kedalaman pemahaman akan informasi oleh peneliti. Teknik
sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota diberi
kesempatan menjadi sampel.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan (key informan) yang
dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam serta dapat
dipercaya. Dalam pelaksanaannya, pengumpulan dan pilihan informaan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Riset lapangan (field research)
Menurut Goetz dan LeCompte dalam HB. Sutopo (2003), “Strategi
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dikelompokkan ke dalam dua cara,
yaitu metode interaktif dan non interaktif. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan penulis adalah metode interaktif yaitu meliputi wawancara (interview),
observasi (observation), serta dokumentasi untuk mengumpulkan data primer
yang berhubungan dengan objek penelitian.
a. Wawancara (interview)
Kegiatan yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung ke informan
yang dianggap mampu memberikan informasi terkait dengan masalah penelitian.
Menurut Lexy J. Moleong (2004 : 186) ”Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Burhan Bungin (2003: 108)
menjelaskan wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,
perasaaan dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai
(interviewee).
Menurut H.B Sutopo (2002: 58), tujuan utama melakukan wawancara
adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai
para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaaan, motivasi, tanggapan atau
persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya untuk merekonstruksi
beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan
memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa
yang akan datang.
Dalam penelitian ini wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara
yang tidak terstruktur yang akan memuat pertanyaan secara garis besar saja dan
sangat tergantung pada keadaan atau subjek. Informasi yang akan ditanyakan
adalah gambaran umum perusahaan dan kinerja yang dilakukan di Unit Simpan
Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar.
b. Observasi (observation)
Menurut HB. Sutopo (2002: 64) “Teknik observasi digunakan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan
benda serta rekaman gambar. Menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy Moleong
(2004: 174), “ada beberapa alasan mengapa penelitian kualitatif memerlukan
pengamatan, diantaranya:
1. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.
2. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagimana yang terjadi pada keadaaan
sebenarnya.
3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari data.
4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti
5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang
rumit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi tidak memungkinkan,
pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga diharapkan
dapat memperoleh gambaran atas kinerja Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya
Karanganyar.
c. Dokumentasi
Menurut HB. Sutopo (2002: 69) “Dokumen tertulis dan arsip merupakan
sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif.
Menurut Yin dalam Sutopo (2002: 69) “Mencatat dokumen disebut sebagai
content analysis artinya peneliti tidak sekedar mencatat isi penting yang tersurat
dalam dokumen, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat sehingga peneliti
harus bersikap kritis dan teliti. Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan elemen-elemen dalam pengukuran kinerja dengan balanced
scorecard. Dokumen-dokumen yang diperlukan peneliti terdiri dari :
1. Data Umum Perusahaan
a. Sejarah berdirinya
b. Visi, misi serta strategi
c. Struktur organisasi
d. Produk, jasa dan pelayanan
e. Wilayah Pemasaran
f. Permodalan
g. Daftar karyawan
2. Data khusus
a. Laporan Keuangan
b. Laporan pertumbuhan anggota
c. Data pelatihan-pelatihan karyawan
d. Inovasi produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Studi Pustaka (library research)
Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data
pendukung/sekunder. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca dan mempelajari
buku-buku, jurnal, majalah, serta artikel yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Data-data tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam membahas
permasalahan yang menjadi topik penelitian.
F. Validitas Data
H.B. Sutopo (2002: 78) mengemukakan bahwa, ”Validitas data
merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil
penelitian”. Pemantapan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang
didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini teknik
pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi dan review informan untuk
menjamin validitas data.
1. Trianggulasi
Menurut Lexy J. Moleong (2004: 330), ”Trianggulasi adalah teknik
pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Menurut Patton dalam H.B. Sutopo (2002: 78) ada 4 macam teknik trianggulasi
sebagai cara untuk meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Trianggulasi data (sumber)
Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti
wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang
sama atau sejenis akan lebih mantap kebenaranya bila digali dari beberapa
sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi Metode
Jenis trianggulasi ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda. Penekanan dalam trianggulasi metode adalah
penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji
kemantapan informasinya.
3. Trianggulasi Peneliti
Yang dimaksud dengan cara trianggulasi peneliti adalah hasil penelitian baik
data maupun simpulan .mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa
diuju validitasnya dari beberapa peneliti.
4. Trianggulasi Teori
Trianggulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu
teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif
teori yang akan diginakan akan dapat diperoleh pandangan yang lebih
lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan
yang lebih utuh dan menyeluruh.
Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam
penelitian ini adalah trianggulasi sumber, dimana peneliti menggunakan beberapa
narasumber yang berbeda untuk mengumpulkan data atau informasi yang sejenis,
sehingga informasi yang diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan
dengan informasi yang diperoleh dari narasumber lain.
2. Review Informan
Review informan dilakukan pada waktu peneliti sudah mendapat data
yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin
masih belum utuh dan menyeluruh, unit-unit laporan tersebut dikomunikasikan
dengan informannya, khususnya informan pokok (key informan). Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang disusun merupakan pernyataan
atau deskripsi sajian yang disetujui mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
G. Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data
hasil penelitian untuk menjawab hipotesis. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
Lexy J. Moleong (2004: 280) mengemukakan bahwa:
Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untukmenemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankanoleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema danhipotesis itu.
Sedangkan menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2004: 280), ”Analisis
data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Teknik analisis data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard untuk menilai kinerja Unit
Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menjabarkan visi, misi, strategi dan tujuan perusahaan ke dalam empat
perspektif Balanced Scorecard, yaitu: perspektif keuangan, customer, proses
bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran dan diterjemahkan dalam
bentuk kriteria keseimbangan dengan menentukan sasaran strategik, ukuran
hasil, ukuran pemacu kinerja.
22
Tabel 2
Kerangka Kriteria Keseimbangan Unit Simpan Pinjam KSU Mekar Surya Karanganyar
Perspektif Sasaran StrategikUkuran Hasil
(Lag Indicators)Ukuran Pemacu Kinerja
(Lead Indicators)BobotNilai
1. PerspektifKeuangan
• Peningkatan Pendapatan• Peningkatan SHU• Efisiensi biaya• Cash Ratio (Likuiditas)• Rasio modal terhadap total aktiva
(solvabilitas)• Rasio rentabilitas modal
(Rentabilitas)
• Peningkatan Pendapatan• Peningkatan SHU• Efisiensi biaya• Cash Ratio (Likuiditas)• Rasio modal terhadap
total aktiva (solvabilitas)• Rasio rentabilitas modal
(Rentabilitas)
• Jumlah produk/jasa yang digunakan anggota• Prosentase SHU yang dibagikan• Penurunan biaya yang dikeluarkan• RAPBK• RAPBK
• RAPBK
11111
1
2. PerspektifPelanggan
• Peningkatan partisipasi anggota• Mempertahankan loyalitas pelanggan• Meningkatnya kesejahteraan anggota