A. Impresi Tata Guna Lahan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro Tata Guna Lahan Kabupaten Wonogiri Wonogiri adalah sebuah kebupaten di ujung timur Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah sebesar 182.236 hektar. Keseluruhan lahan tersebut kemudian dibagi habis menurut fungsi utamanya. Ada enam fungsi utama yang digunakan untuk membagi habis lahan Kabupaten Wonogiri dengan pembagian sebagai berikut No Jenis penggunaan lahan Luas (ha) Presenta si (%) 1 Sawah 32.342 17,75 2 Tegal 69.140 37,94 3 Bangunan/ Pekarangan 27.504 15,09 4 Hutan negara 17.594 9,65 5 Hutan rakyat 3.891 2,14 6 Lain-lain 31.765 17,43 Jumlah 182.236 100 Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan Kabupaten Wonogiri terbesar adalah sebagai tegal yaitu sebesar 37,94% kemudian di urutan kedua adalah sebagai sawah sebsar 17,75%. Dari dua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor utama Wonogiri adalah pertanian atau mayoritas mata pencaharian penduduk Wonogiri adalah sebagai petani.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. Impresi Tata Guna Lahan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro
Tata Guna Lahan Kabupaten Wonogiri
Wonogiri adalah sebuah kebupaten di ujung timur Provinsi Jawa Tengah yang
memiliki luas wilayah sebesar 182.236 hektar. Keseluruhan lahan tersebut kemudian
dibagi habis menurut fungsi utamanya. Ada enam fungsi utama yang digunakan untuk
membagi habis lahan Kabupaten Wonogiri dengan pembagian sebagai berikut
N
oJenis penggunaan lahan Luas (ha)
Presentasi
(%)
1 Sawah 32.342 17,75
2 Tegal 69.140 37,94
3 Bangunan/ Pekarangan 27.504 15,09
4 Hutan negara 17.594 9,65
5 Hutan rakyat 3.891 2,14
6 Lain-lain 31.765 17,43
Jumlah 182.236 100
Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan Kabupaten
Wonogiri terbesar adalah sebagai tegal yaitu sebesar 37,94% kemudian di urutan
kedua adalah sebagai sawah sebsar 17,75%. Dari dua fakta tersebut dapat disimpulkan
bahwa sektor utama Wonogiri adalah pertanian atau mayoritas mata pencaharian
penduduk Wonogiri adalah sebagai petani.
Hal lain yang menarik dari tabel diatas adalah penggunaan lahan sebagai
bangunan dan pekarangan. Di tabel diatas diketahui bahwa penggunaan lahan
Kabupaten Wonogiri sebagai bangunan/ pekarangan hanya sebesar 15,09%. Dari situ
dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Wonogiri
masih tergolong rendah.
Tata Guna Lahan Kecamatan Paranggupito
Pembagian lahan di Kecamatan Paranggupito hanya dibedakan menjadi tiga,
hal ini terkait dengan wilayahnya yang dekat dengan laut danrelatif jauh dari ibukota
kabupaten. Pembagian lahan yang pertama adalah sebagai bangunan dan pekatangan
yaitu sebanyak 15,05% dari luas lahan Paranggupito yaitu 6.475,4225 hektar.
Selanjutnya adalah sebagai tegal yaitu 84,4% dan ini adalah penggunaan lahan
terbanyak di Kecamatan Paranggupito. Hal ini menunjukkan bahwa lahan di
Kecamatan ini baik untuk bercocok tanam. Yang ketiga adalah lain-lain yaitu 0,55%.
Kemungkinan pembagian yang terakhir ini mecakup lahan pantai yang tidak
digunakan kecuali sebagai tempat rekreasi.
Tata Guna Lahan Kecamatan Pracimantoro
Penggunaan lahan di Kecamatan Pracimantoro pada tahun 2006 dan 2010 adalah
sebagai berikut:
N
oJenis penggunaan lahan
Luas (ha) Presentase (%)
2006 2010 2006 2010
1 Sawah 971,49 961,5 6,85 6,76
2 Tegalan
10.473,7
2
10.509,7
6 73,85 73,94
3
Bangunan dan
pekarangan 1891,64 1896,65 13,34 13,34
4 Hutan negara 359 396 2,53 2,79
5 Lain-lain 487,4 450,39 3,44 3,17
Dilihat dari data diatas, penggunaan lahan Pracimantoro baik pada tahun 2006
maupun 2010 kebanyakan digunakan sebagai Tegalan. Hal ini menunjukkan bahwa
Kecamatan Pracimantoro memiliki karakteristik yang sama dengan makronya yaitu
Kabupaten Wonogiri yaitu lahannya sebagian besar digunakan sebagai lahan
pertanian tegalan. Bedanya, penggunaan lahan sawah di kecamatan ini tidak sebanyak
di tingkat makronya yaitu hanya 6,76 %. Sedangkan penggunaan lahan sebagai
bangunan dan pekarangan tetap sedikit, meskipun kali ini lebih tinggi dari lahan
sawah. Penggunaan lahan sebagai bagunan adalah sebesar 15,09%.
B. Impresi SDAL di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro
Aspek Fisik
a. Topografi
Sumber : Bappeda 2008
Gambar 1Peta Kelerengan Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito
Berdasarkan peta diatas, terlihat bahwa Kecamatan Pracimantoro memiliki 2
kelerengan, yakni 0-8% (datar), 8-15% (agak curam) dan 15-25% (curam). Namun,
sebagian besar desa atau kelurahan di Kecamatan Pracimantoro didominasi
kelerengan datar dan agak curam. Hanya beberapa desa saja yang memiliki
kelerengan curam. Sedangkan, pada Kecamatan Paranggupito hanya terdiri dari 2
kelerengan yakni 0-8% yang berarti wilayah dengan kelerengan datar dan 8-15%
yakni kelerengan agak curam.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Kecamatan Paranggupito berada
pada ketinggian 195 meter dari permukaan laut. Dan Kecamatan Pracimantoro
terletak pada ketinggian 250 meter dari permukaan laut. Berikut adalah data tinggi
wilayah desa/kelurahan di Kecamatan Paranggupito :
Tabel 1Tinggi Wilayah Desa/Kelurahan dari Permukaan Laut di
Kecamatan Paranggupito Tahun 2010
Desa/KelurahanTinggi
Wilayah (dpl)
Keterangan
Paranggupito 294 Pantai dan PegununganGudangharjo 276 Pantai dan PegununganGunturharjo 220 Pantai dan PegununganGendayakan 329 PegununganSambiharjo 273 PegununganKetos 306 PegununganSongbledeg 234 PegununganJohunut 331 Pegunungan
Sumber : Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2011, 2013
b. Klimatologi
Dilihat dari hasil pemetaan, Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan
Paranggupito memiliki curah hujan yang sama yakni sebesar 1500-2000 mm/tahun.
Dibawah ini adalah pemetaan klimatologi di Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan
Paranggupito :
Sumber : Bappeda 2008
Gambar 2Peta Klimatologi Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito
c. Tata Guna LahanLahan di Kecamatan Pracimantoro yakni seluas 14.214,30 ha dimanfaatkan
untuk berbagai penggunaan. Berupa hutan, belukar, pemukiman, tegalan dan sawah
tidak dibedakan. Sedangkan di Kecamatan Paranggupito penggunaannya untuk
belukar. Penggunaan lahan tersebut dihasilkan dari hasil pemetaan sehingga terdapat
kemungkinan terdapat penggunaan lahan lain yang tidak muncul dalam peta. Berikut
adalah peta distribusi penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan
Kecamatan Paranggupito :
Sumber : Bappeda 2008
Gambar 3Peta Tata Guna Lahan
Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito
d. Litologi
Sumber : Bappeda 2008
Gambar 4Peta Litologi Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito
Berdasarkan peta diatas, litologi di Kecamatan Pracimantoro berupa aluvium
dan miosen batu gamping. Sedangkan di Kecamatan Pranggupito, litologinya hanya
berupa miosen fasies batu gamping.
2. Pertanian
Di Kelurahan Pracimantoro, terdapat dua produksi pertanian yakni produksi
padi sawah dan padi gogo. Dari kedua produksi pertanian tersebut, produksi padi gogo
sebesar 155.619 kwintal lebih besar dibanding produksi padi sawah yang hanya sebesar
46.078 kwintal. Produksi padi sawah terbanyak berada di Kelurahan Trukan dan
produksi padi sawah terbanyak yaitu di Kelurahan Gebangharjo. Berikut ini adalah
tabel produksi pertanian di Kecamatan Pracimantoro dirinci per desa/kelurahan.
Tabel 2Produksi Pertanian di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2010
Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013
Berbeda halnya dengan Kecamatan Pracimantoro, di Kecamatan Paranggupito
hanya terdiri dari 1 produksi pertanian yaitu produksi padi gogo sebesar 83.591
kwintal. Kelurahan yang paling banyak menyumbangkan produksi padi gogo adalah
dan Paranggupito belum terdapat TPA. hal tersebut karena wilayahnya masih
pedesaan sehingga masyarakat melekukan pengelolaan sampah secara individu. Untuk
jaringan telekomunikasi sendiri, Kabupaten Wonogiri belum memiliki banyak
channel, apalagi untuk daerah yang pedesaan seperti Pracimantoro dan Paranggupito.
Sarana Kesehatan di Paranggupito dan Pracimantoro berbeda. Untuk kecamatan
paranggupito hanya mempunyai 1 puskesmas dan tidak ada puskesmas pembantu. Hal
tersebut disesuaiakan dengan jumlah penduduknya yang tidak padat. Sedangkan
kecamatan Pracimantoro mempunyai 2 buah puskesmas yang tersebar di dua desa
yang berbeda. Sebagian masyarakat di Pracimantoro dan Paranggupito sebagian besar
beragama islam sehingga jumlah tempat ibadah yang paling banyak adalah masjid
atau mushola.
Pracimantoro dan Paranggupito dikatakan cukup banyak jumlah koperasinya.i
Untuk Pracimantoro sendiri terdapat 32 buah koperasi, sedangkan Paranggupito 28
Koperasi. Jumlah sekolah dasar untuk Pracimantoro cukup banyak yaitu 35 sekolah,
akan tetapi untuk Paranggupito hanya 19 buah. Bahkan jumlah SMA negeri maupun
swasta di Paranggupito hanya terdapat 1 buah, sehingga masyarakat Paranggupito
harus menempuh pendidikan diluar kecamatan apabila kuota terbatas.
Seperti pada umumnya setiap kecamatan mempunyai pasar. Untuk Pracimantoro
mempunyai 2 buah pasar, masing-masing pasar desa dan hewan. Sedangkan Paranggupito
hanya mempunyai satu pasar saja. Berdasarkan data yang diperoleh untuk sarana
transportasi non bus di Paranggupito tidak ada armada. Sehingga masyarakat tidak
memiliki akses yang baik. sedangkan untuk Pracimantoro sudah terdapat empat armada
non bus.
D. Impresi SDM, Sosial dan Kependudukan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan PracimantoroImpresi Kependudukan di Kabupaten Wonogiri
Penduduk terbanyak di Kecamatan Wonogiri sebanyak 98.151 orang dan
paling sedikit di Kecamatan Paranggupito sebanyak 21.515 orang. Sementara itu jika
dilihat dari tingkat kepadatan bruto penduduk, pada tahun 2011 mencapai 688
jiwa/km2 dengan rentang kepadatan bruto penduduk per kecamatan antara 369
jiwa/km2 hingga 1.481jiwa/km2. Kepadatan tertinggi masih terkonsentrasi pada Ibu
kota Kabupaten dan mengelompok disekitar jalan provinsi dari arah kecamatan
Selogiri sampai ke arah Kecamatan Purwantoro. Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga
(KK) mencapai 375.701 KK sehingga secara rata-rata jumlah jiwa dalam 1 (satu) KK
sebanyak 3 – 5 jiwa/KK.
Dari data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dari total jumlah penduduk
sebagian besar sebagai petani yaitu sebanyak 29,31% dan sebanyak 23,33% bekerja
pada bidang lain diantaranya meliputi : Jasa-jasa (tukang cukur, tukang batu, tukang
jahit, penata rambut, tukang kayu dan lain-lain); buruh harian (buruh harian lepas,
buruh tani, buruh perkebunan, buruh nelayan, buruh peternakan dan lain-lain);
pembantu rumah tangga; seniman; tabib dan lain-lain.
Impresi Kependudukan di Kecamatan Paranggupito
Aspek substansial kependudukan di kecamatan Paranggupito, yakni dapat
dilihat di tabel berikut.
Aspek SubstansialTahun
2006 2007 2008 2009 2010Jumlah Penduduk 20951 20657 20635 21330 21545Perumbuhan Penduduk alami 97 86 85 79 47Rata Rata Sex Ratio Penduduk 91.47 95.01 94.81 94.81 95.45
Sumber: Paranggupito dalam angka 2010
Tabel 1 Kependudukan di Kecamatan Paranggupito
Dari tabel diatas, dapat dianalisis bahwa pertumbuhan penduduk di kecamatan
Paranggupito adalah stabil, tidak mengalami penurunan. Sedangkan pertumbuhan
penduduk alami di daerah ini setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup
signifikan, antara jumlah kelahiran dan kematian, selalu lebih besar jumlah kematian.
Sedangkan rata rata sex ratio, pada tahun 2010 yakni 95,45%.
Impresi Kependudukan di Kecamatan Pracimantoro
Aspek substansial kependudukan di kecamatan Paranggupito, yakni dapat
dilihat di tabel berikut.
Aspek SubstansialTahun
2006 2007 2008 2009 2010Jumlah Penduduk 69575 69076 72015 73714 76415Perumbuhan Penduduk alami 136 398 395 145 138Rata Rata Sex Ratio Penduduk (%) 96,79 96,15 96,29 99,69 95,62Sumber: Pracimantoro dalam angka 2010
Tabel 2 Kependudukan di Kecamatan Paranggupito
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di kecamatan
Pracimantoro mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Sedangkan pertumbuhan
penduduk alami, yakni jumlah kematian dan kelahiran. Mengalami dinamika naik
turun, kenaikan tertinggi pada lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2007. Serta untuk
sexx ratio pada tahun 2010 yakni 95,62%.
E. Impresi Perekonomian di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro
Kecamatan Pracimantoro mempunyai PDRB sebesar 178.370,54, sedangkan
Kecamatan Paranggupito memiliki PDRB sebesar 70.031,39 pada tahun 2010. Dapat
dikatakan Kecamatan Paranggupito memiliki sumbangan yang lebih besar dan hal ini
tentu saja berbanding lurus dengan sumbangan PDRB kecamatan terhadap PDRB
kabupaten. Dalam sumbangan terhadap Kabupaten, Kecamatan Pracimantoro
memiliki sumbangan sebesar 6% dan Kecamatan Paranggupito memiliki sumbangan
sebesar 6%.
Dengan angka PDRB yang cukup tinggi, tidak heran jika Kecamatan
Pracimantoro menduduki tingkat ke 3 dalam angka PDRB Kecamatan di Kabupaten
wonogiri selama 4 tahun berturut-turut sejak 2006 sampai 2009. Namun untuk PDRB
perkapita, Kecamatan Pracimatoro bahkan tidak termasuk dalam 5 besar tingkat
PDRB Perkapita tertinggi di Kabupaten Wonogiri. Justru Kecamatan Paranggupito
yang mempunyai nilai PDRB ADHK lebih rendah memiliki pendapatan perkapita
lebih tinggi, bahkan sempat menduduki 5 besar PDRB perkapita tertinggi di Wonogiri
pada tahun 2007. Akan tetapi Mengenai PDRB perkapita tentu saja berkaitan dengan
kepadatan penduduk yang tidak seimbang antara Kecamatan Pracimatoro dan
Kecamatan Paranggupito.
Sektor basis dan non basis Kecamatan Pracimantoro
Sektor yang menjadi basis perekonomian di Kecamatan Pracimantoro adalah
sektor pertanian, perdagangan, hotel, dan restoran, serta listrik, gas, dan air bersih.
Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sektor tersebut memiliki hasil yang cukup besar
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan bahkan memungkinkan
untuk melayani wilayah lain di sekitarnya. Nilai location Quotient sektor pertanian
yang mencapai 1,22 dapat menjadi dukungan bagi Kecamatan Pracimantoro untuk
mengekspor hasil pertanian ke wilayah lain yang akan mendukung perekonomian
Kecamatan Pracimantoro sendiri. Sedangklan sektor non basis yang menduduki nilai
paling erndah, yaitu pertambangan dan penggalian serta bangunan di Kecamatan
Pracimantoro. Hal ini menjunjukkan bahwa kedua sektor tersebut tidak berkembang
di kecamatan Pracimanatoro.
Sektor basis dan non basis Kecamatan Paranggupito
Pertanian juga menjadi sektor basis di Kecamatan Paranggupito, bahkan nilai
Location Quotientnya lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pracimantoro.
Namun yang menjadi sektor bais kedua setelah pertanian di Keacmatan Paranggupito
adalah Industri pengolahan. Kemungkinan besar yang terdapat di Kecamatan ini
adalah industri pengolahan terkait dengan perikanan, dikarenakan Kecamatan
Paranggupito berada pada tepian selatan Pulau Jawa.
Pengankutan dan komunikasi serta pertambangan dan penggalian mejadi
sektor yang terbelakang di Kecamatan Paranggupito. Hal ini tentu saja terkait dengan
pendapatan pada pertanian dan industri pengolahan yang tinggi. Hal yang terjadi
terkait dengan kondisi fisik dan geografis Kecamatan Pracimantoro yang berada di
tepian pantai.
F. Impresi Organisasi Masyarakat di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro
Organisasi Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah
Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-
masing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan
Daerah. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat
dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat
daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk
Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan
persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Dalam tingkat Kecamatan, terutama Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan
Pacimantoro sistem organisasi pemerintahannya dipimpin oleh seorang camat, dan
dibantu oleh Sekretaris, Kepala seksi, Kasubag, sataf dan penjaga kantor. Wilayah
kecamatn terdiri dari beberapa kelurahan yang saling memberikan pengaruh.
Untuk mendukung sisitem organisasi daerahnya, juga terdapat organisasi
masyarakat yang artinya perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum secara sukarela atas dasar
kesamaan kegiatan, profesi, tujuan yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu
hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Sebagai warga masyarakat dan warga negara setiap manusia Indonesia harus
memegang semangat kekeluargaan dan semangat gotong-royong. Hal ini berarti
bahwa sebagai warga Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pacimantoro, juga
harus mengadakan organisasi dan saling membantu, yang mana berasaskan
kekeluargaan, menghormati hak pribadi. Sebaliknya hak pribadi itu dilaksanakan
dengan memperhatikan kepentingan bersama yaitu kepentingan nasional.
Berdasarkan jenisnya, organisasi di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan
Pacimantoro dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu organisasi formal dan organisasi
informal.Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan
tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang
formal. Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung
jawabnya. Sedangkan organisasi informal adalah organisasi yang dibentuk tanpa