Top Banner
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Oleh Sofwan Dahlan
39

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Feb 05, 2016

Download

Documents

pppp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ILMU KEDOKTERAN

FORENSIKOleh

Sofwan Dahlan

ILMU KEDOKTERAN

FORENSIKOleh

Sofwan Dahlan

Page 2: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

DEFINISI

Ilmu Kedokteran Forensik adalah: Ilmu yang mempelajari penerapan ilmu kedokteran untuk kepentingan peradilan (medicine for the law).

Sebutan lain: Forensic Medicine, Medical Jurisprudence, atau Medicina Forense.

Forense berasal dari kata “forum”, yang artinya sidang pengadilan.

Page 3: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Ilmu Kedokteran Forensik merupakan disiplin medis (bukan disiplin hukum), namun aplikasinya untuk membantu proses peradilan agar suatu perkara bisa menjadi terang (medicine for the law).

Hukum Kedokteran (Medical Law) merupakan disiplin hukum, yaitu bagian dari Hukum Kesehatan yang mengatur semua aspek yang berkaitan dengan profesi kedokteran (law regulating the practice of medicine).

Adapun Hukum Kesehatan (Health Law) adalah hukum yang mengatur semua aspek yang berkaitandengan upaya kesehatan.

Page 4: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

FORENSIC SCIENCES (Ilmu-Ilmu Forensik),terdiri dari:

• Ilmu Kimia Forensik• Ilmu Fisika Forensik• Ilmu Kedokteran Forensik• Ilmu Kedokteran Gigi Forensik• Ilmu Psikiatri Forensik• Daktiloskopi• Balistik• DLL

Sering disebut the Mother of Forensic Sciences

perlu dikuasai oleh penegak hukum

bila tidak, makapenegak hukum

perlu minta bantuan ahli yang menguasai ilmu forensik

Page 5: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TUJUAN MEMPELAJARI ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

1. Memahami betapa pentingnya peranan ilmu kedokteran dan Dr dalam membantu mengungkap perkara pidana.

2. Mengerti pada kasus yang bagaimana diperlukan bantuan ilmu kedokteran dan Dr.

3. Mengerti status Dr dalam proses peradilan pidana.4. Mengerti tatalaksana meminta bantuan kepada Dr

(dalam kapasitasnya sebagai AHLI).5. Mengerti prinsip-prinsip pemeriksaan forensik.6. Mampu memahami keterangan yang diberikan Dr7. Mengerti batas kemampuan Dr dalam membantu

proses peradilan pidana.

Page 6: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KEGUNAAN FORENSIC SCIENCES

1. Membantu menentukan adanya tindak pidana.

2. Membantu mengungkap PROSES tindak pidana: a. kapan dilakukan? b. dimana dilakukan? c. dengan benda atau senjata apa dilakukan? d. bagaimana cara melakukan? e. apa akibatnya, yaitu : - luka ringan? - luka sedang? - luka berat? - meninggal dunia?

3. Membantu mengungkap IDENTITAS KORBAN.

4. Membantu mengungkap IDENTITAS PELAKU.

Point 1) utk penyelidikan. Point 2), 3) dan 4) utk penyidikan.

Page 7: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

BANTUAN DOKTER di TKPBANTUAN DOKTER di TKP

Bantuan yang dapat diberikan oleh dokter pada Bantuan yang dapat diberikan oleh dokter pada pemeriksaan di TKP adalahpemeriksaan di TKP adalah membantu membantu::

1.1.MMenentukan korban sudah mati atau belum.enentukan korban sudah mati atau belum.

2.2.MMenentukan cara kematiannya (jika sudah mati), enentukan cara kematiannya (jika sudah mati), yaitu:yaitu:o pembunuhan;pembunuhan;o bunuh diri; ataubunuh diri; atauo kecelakaan.kecelakaan.

3.3.MMencari,encari, menemukanmenemukan dandan menyelamatkanmenyelamatkan barang barang bukti untukbukti untuk kepentingan kepentingan::o ppenyelidikan itu sendirienyelidikan itu sendiri;; maupun maupuno penyidikan, penyidikan, jika ternyata TINDAK PIDANA.jika ternyata TINDAK PIDANA.

Page 8: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

CARA KEMATIANCARA KEMATIAN

A. Pembunuhan:A. Pembunuhan:o letak luka di sembarang tempat pada tubuh.letak luka di sembarang tempat pada tubuh.o sering sering adaada luka tangkis luka tangkis (defensive wounds).(defensive wounds).o pakaian di daerah luka ikut terkena senjata.pakaian di daerah luka ikut terkena senjata.B. Bunuh diri:B. Bunuh diri:o letak luka pada bagian tubuh yang letak luka pada bagian tubuh yang

mematikan mematikan dan dapat terjangkau tangan yang bunuh diri.dan dapat terjangkau tangan yang bunuh diri.o ditemukan luka percobaan ditemukan luka percobaan (tentative (tentative

wounds).wounds).o pakaian di daerah luka tpakaian di daerah luka tidak ikutidak ikut terkena terkena

senjatasenjata..C. Kecelakaan:C. Kecelakaan:o tidak menunjukkan ciri tidak menunjukkan ciri khas khas bunuh diri bunuh diri

atatauaupunpun pembunuhan.pembunuhan.

Page 9: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

LUKA TANGKISAN

Disebabkan oleh reflek ketika sadar mendapat serangan.Ciri-cirinya:o letak luka tangkis pada lengan bawah bagian luar

atautangan bagian luar (punggung tangan).

o jumlah luka tangkis bisa banyak.o luka tersebut tidak mematikan.

LUKA PERCOBAAN

Disebabkan yang bersangkutan masih mencoba-coba.Ciri-cirinya:o letak luka di sekitar luka yang mematikan.o jumlahnya banyak (multipel).o kualitas luka dangkal.o luka percobaan tersebut tidak mematikan.

Page 10: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

IDENTIFIKASI KORBAN o Identifikasi Umum: - jenis kelamin. - umur. - tinggi badan. - golongan darah. - suku bangsa, dll.

o Identifikasi Personal: - si Bambang atau bukan. - si Ahmad atau bukan. - si Fatimah atau bukan.

Untuk identifikasi personal diperlukan DATA ante-mortum utk pembanding (sidik jari, gigi geligi, DNA).

Page 11: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

IDENTIFIKASI PELAKUIDENTIFIKASI PELAKU

Identifikasi pelaku dapat dilaksanakan denganIdentifikasi pelaku dapat dilaksanakan dengan mememeriksa bahan-meriksa bahan-bahabahann medis medis, misalnya: , misalnya:

o Darah pelaku yang tercecer.Darah pelaku yang tercecer.o Sel-sel dari jaringan tubuh pelaku yang berhasil Sel-sel dari jaringan tubuh pelaku yang berhasil dicakar oleh korban, misalnyadicakar oleh korban, misalnya:: - - sel kulit.sel kulit. - - sel darahsel darah, dll., dll.o Sperma pelaku.Sperma pelaku.o Air liur pelaku.Air liur pelaku.o Rambut pelaku (rambut kepala atau kemaluan).Rambut pelaku (rambut kepala atau kemaluan).o Gigi pelaku yang tanggal.Gigi pelaku yang tanggal.o Jejas gigitan pada korban akibat gigitan pelaku. Jejas gigitan pada korban akibat gigitan pelaku.

Page 12: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

BANTUAN DOKTER DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM

1. Memberikan keterangan tentang:a. Korban (hidup atau mati).b.Tersangka / terdakwa, yaitu tentang:

- umur yang sebenarnya.- kemampuan bertanggung jawab.- kemampuan melakukan coitus. - pelaku infanticide yang menyangkal melahirkan.c. Barang bukti medis, misalnya: - darah, sperma, dll.

2. Memberikan penjelasan tentang: - pertanyaan hipotetis (hipothetical question).

3. Membantu pemeriksaan penyelidik di TKP.

Page 13: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

PROSEDUR MEMINTA BANTUANPROSEDUR MEMINTA BANTUAN DOKTERDOKTER

1. Pejabat yang berhak minta bantuan:a. Penyelidik (pada tingkat Penyelidikan) oleh Penyelidik POLRI.b. Penyidik (pada tingkat Penyidikan dan Penyidikan Tambahan) yang dilaksanakan Penyidik POLRI, Provost atau Polisi Militer).c. Hakim ketua sidang pada tingkat Persidangan (yang dalam hal ini

dilaksanakan oleh Penuntut Umum).

Terdakwa, pembela, korban atau keluarga korban tidak berhak minta bantuan forensik. Mereka hanya berhak melapor / mengadu.

2. Cara mengajukan permintaan:a. Harus secara tertulis (kecuali untuk kepentingan TKP).b. Harus menyebutkan jenis pemeriksaan yang diminta.c. Surat permintaan diajukan secara langsung bersama-sama objek

yang dimintakan untuk diperiksa. d. Penyidik wajib memberikan informasi yg cukup untuk memudahkan

dokter dalam melakukan pemeriksaan.e. Jika korban tindak pidana masih hidup maka permintaan

bantuan forensik harus segera diajukan kareana adanya rahasia kedokteran.

Page 14: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

CARA DOKTER MENYAMPAIKANCARA DOKTER MENYAMPAIKAN KETERANGANNYAKETERANGANNYA

1.1. SECARA TERTULIS:SECARA TERTULIS:DDalam bentuk Visum et Repertumalam bentuk Visum et Repertum..

2.2. SECARA LISAN:SECARA LISAN:Dalam bentukDalam bentuk KKeterangan eterangan LLisanisan,, disampaikan secara disampaikan secara langsung kepada penyidik, lalu dibuatkan berita acaralangsung kepada penyidik, lalu dibuatkan berita acaranyanya dan ditandatanganidan ditandatangani oleh penyidik dan oleh penyidik dan dokter.dokter.

CATATAN:CATATAN:

Sebaiknya Sebaiknya DDr mengucap sumpah di depan penyidik, supaya r mengucap sumpah di depan penyidik, supaya keteranganketerangannyanya dapat diproses menjadi alat bukti untuk jaga- dapat diproses menjadi alat bukti untuk jaga-jaga jika jaga jika DDr tidak bisa hadir di r tidak bisa hadir di sidang sidang karena alasan yangkarena alasan yang sah.sah.

MMenolak mengucapkan sumpah di depan penyidik tenolak mengucapkan sumpah di depan penyidik tidaidak dapat k dapat dikenai sanderadikenai sandera di Rumah Tahanandi Rumah Tahanan Negara Negara,, tetapi menolak tetapi menolak mengucapkan sumpah mengucapkan sumpah di sidang pengadilandi sidang pengadilan Dr Dr bisa bisa disanderadisandera..

Page 15: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TTUGAS UTAMA DOKTERUGAS UTAMA DOKTER (DALAM KAPASITAS(DALAM KAPASITASNYANYA SEBAGAI AHLI) SEBAGAI AHLI)

1.1.Membuat terang perkara pidana;Membuat terang perkara pidana;2.2.MMenengupayagupayakan alat bukti guna pembuktiankan alat bukti guna pembuktian

dimuka sidang, ddimuka sidang, dalaalam bentuk:m bentuk:a. a. keterangan lisan; dan/atauketerangan lisan; dan/ataub. kb. keterangan tertulis (mis: V et R).eterangan tertulis (mis: V et R).

Syarat Syarat agar menjadi agar menjadi alat buktialat bukti yang sah yang sah::1.1.Materiel: Materiel: factually correctfactually correct;;2.2.FFormiel : mengucapkanormiel : mengucapkan atau dg atau dg mengingatmengingat ssumpah/janji. umpah/janji.

Page 16: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

ISI KETERANGAN DOKTER SBG AHLI

A.Keterangan Lisan, berisi:

1. Fakta: ditemukan sendiri/ bersama ahli lain.

2. Opini atas: - fakta dari pemeriksaan sendiri; dan - fakta dari pemeriksaan bersama ahli lain.

3. Jawaban lisan atas pertanyaan hipotetis.

B.Keterangan Tertulis (V et R), berisi:1. Fakta: ditemukan sendiri/ bersama ahli lain. 2. Opini atas:

- fakta yang ditemukan sendiri. - fakta dari pemeriksaan bersama ahli lain.

Page 17: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

FUNGSI

KETERANGAN DOKTER DI SIDANG PENGADILAN

1. Sebagai ALAT BUKTI katagori:a. Keterangan Ahli, bila diberikan secara lisan di sidang pengadilan dengan sumpah atau janji.b. Surat, bila diberikan secara tertulis dengan mengingat sumpah saat menerima jabatan (Visum et Repertum).

2. Sebagai Keterangan yang disamakan nilainya denganalat bukti, bila diberikan didepan penyidik dgn sumpah atau janji tetapi kemudian keterangan tersebut dibacakan di sidang pengadilan karena Dr tidak dapat didatangkan karena alasan yang syah.

3. Sebagai Keterangan yg hanya Menguatkan Keyakinan Hakim, yaitu bila diberikan di sidang pengadilan setelah Dr selesai menjalani penyanderaan karena tanpa alasan sah menolak mengucapkan sumpah atau janji.

Page 18: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KEWAJIBAN KEWAJIBAN MENGUCAPKAN SUMPAH ATAU JANJI MENGUCAPKAN SUMPAH ATAU JANJI

BBila diminta keterangannya makaila diminta keterangannya maka Dr Dr wajib mengucapkan wajib mengucapkan sumpah atau janji.sumpah atau janji.Jika dokter menolak mengucapkan sumpah atau janji tanpa Jika dokter menolak mengucapkan sumpah atau janji tanpa alasan hukum yang sah makaalasan hukum yang sah maka Dr Dr::

odisandera di Rumah Tahanan Negara di Rumah Tahanan Negara maksimalmaksimal 14 hari b 14 hari bila ila penolakanpenolakannyanya dilakukan di dilakukan di sidang pengadilan.sidang pengadilan.otidak boleh disandera di Rumah Tahanan Negara jika di Rumah Tahanan Negara jika penolakannya dilakukan penolakannya dilakukan di depan penyidik.di depan penyidik.

INGATINGAT : :

DisanderaDisandera == dirampas kemerdekaannya (sebagai upaya dirampas kemerdekaannya (sebagai upaya

paksa) paksa) agar agar Dr bersediaDr bersedia mmengucap engucap sumpah sumpah atauatau janji. janji.

DitahanDitahan = dirampas kemerdekaannya agar tidak mengulangi = dirampas kemerdekaannya agar tidak mengulangi perbuatannya, tidak lari, atau menghilangkan barang bukti. perbuatannya, tidak lari, atau menghilangkan barang bukti.

Page 19: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KETERANGAN DOKTER

Keterangan Dr yang diberikan kpd penegak hukum bisa berupa:

1. Keterangan Lisan, dapat disampaikan:

a. di depan Penyidik; atau

b. ketika dipanggil di sidang Pengadilan.

2. Keterangan Tertulis (Visum et Repertum),

dapat diserahkan:

a. pada tingkat penyidikan, atau

b. pada tingkat sidang pengadilan.

Page 20: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VISUM ET REPERTUM

Keterangan tertulis yang dibuat oleh Dr/Drg dalam kapasitasnya sebagai ahli atas permintaan tertulis dari penegak hukum yang berwenang tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada korban atau barang bukti medis yg diperiksanya

dengan mengingat sumpah / janji ketika menerima jabatan sebagai Dr/Drg.

Page 21: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VISUM ET REPERTUM

1. Dibuat oleh Dr yang punya kompe- tensi untuk itu;

2. Atas permintaan tertulis dari penegak hukum yang berwenang, yaitu: a. penyidik (Polri, Provost atau PM); b. hakim (yaitu hakim ketua sidang).

3. Digunakan sbg alat bukti di sidang; 4. Harus memenuhi syarat materiel dan syarat formiel sesuai KUHAP.

Page 22: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

SYARAT VISUM ET REPERTUM

Syarat Materiel:o faktual (factually correct); dano tidak bertentangan dgn ilmu kedokteran.

Syarat Formiel:o dibuat dengan sumpah/ janji; atauo dibuat dengan mengingat sumpah/ janji

ketika menerima jabatan sbg Dr. Syarat Pembuat:o dibuat oleh Dr yang memiliki kompetensi.

Page 23: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

STANDAR VISUM ET REPERTUM

1. Menggunakan bahasa yg mudah difahami oleh penegak hukum yang awam medis.2. Materinya faktual, relevan dgn maksud dan tujuan dimintakannya Visum et Repertum.3. Memenuhi syarat formiel, yaitu dibuat dengan mengucapkan sumpah atau janji sebelum memeriksa atau dibuat dgn mengi- ngat sumpah/ janji ketika menerima jabatan.4. Dibuat oleh Dr yang memiliki kompetensi.

Page 24: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VR PSIKIATRIKo Menderita sakit jiwa atau tidak?o Jika ya, apa jenis penyakit jiwa tersebut?o Apa dengan jenis penyakit jiwa tersebut ybs masih mampu bertanggungjawab atau tidak terhadap perbuatan yang dilakukan?

VR KORBAN HIDUPo Ada luka-luka atau tidak?o Jika ada maka:

1. Apa jenis lukanya? 2. Apa jenis benda penyebab luka?

3. Derajat luka (ringan, sedang, berat)?

Page 25: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VR KORBAN MATIo Ada luka-luka atau tidak?o Jika ada maka:

1. Apa jenis lukanya? 2. Apa jenis benda penyebab luka? 3. Apa penyebab kematian korban?

VR TINDAK PIDANA SEKSUAL o Ada tanda-tanda kekerasan atau tidak?

o Ada tanda-tanda persetubuhan atau tidak?

Page 26: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VR KORBAN BAYI MATIo Bayi viabel atau tidak?o Bayi lahir hidup atau lahir mati?o Apa penyebab kematiannya?o Berapa lama bayi sempat hidup diluar kandungan

ibunya?

Syarat viabel: - telah dikandung 7 bulan atau lebih. - tidak ada cacat besar (anencephali).Syarat lahir hidup:

- alat pernafasan ada tanda-tanda pernah berfungsi.- ada reaksi jaringan pd potongan tali pusat.- ditemukan udara pada lambung.

Page 27: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

OTOPSI

PENGERTIAN OTOPSI:

Dari kata “auto” (sendiri) dan “opsis” (melihat).

Makna sesungguhnya adalah pemeriksaan atas jenazah, meliputi bagian luar & dalam, oleh tenaga kesehatan yang berwenang dengan menggunakan cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum.

JENIS OTOPSI:1.Otopsi Anatomik: untuk pendidikan kesehatan.2.Otopsi Klinik: untuk penyelidikan suatu penyakit.3. Otopsi Forensik: untuk tujuan penegakan hukum.

Page 28: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

PEMINTA OTOPSI:

Penyidik (untuk polisi minimal AIPDA dan untuk polisi militer minimal PELDA).

KEWAJIBAN BAGI PEMINTA OTOPSI: Memberitahu keluarga korban tentang maksud dan tujuan dimintakannya OTOPSI.Jadi bukan minta izin dari keluarga korban !!!

TEMPAT DIMINTAKANNYA OTOPSI:1.Rumah Sakit Pemerintah.2.Rumah Sakit Militer atau Ruman Sakit Kepolisian.3.Rumah Sakit Swasta.4.Puskesmas.

Page 29: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KEDUDUKAN KELUARGA KORBAN

o Memiliki hak untuk diberitahu oleh penyidik. o Tidak memiliki hak untuk menolak otopsi.o Jika keluarga berkeberatan: penyidik wajib menjelaskan sekali lagi tentang pentingnya otopsi serta sanksinya bagi siapa saja yang menghalang-halangi otopsi (Psl 222 KUHP).o Jika tetap berkeberatan:

otopsi paksa dilaksanakan sesudah 2 hari.oJika keluarga tidak ditemukan, otopsi dilakukan

setelah 2 hari.o Jika Dr menolak, dikenai sanksi Psl 224 KUHP.

Page 30: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

PELAKSANAAN OTOPSI

PRINSIP OTOPSI: Perlu dilaksanakan sesegera mungkin guna menghindari hilangnya data-data medik akibat proses pembusukan.

TEKNIS PELAKSANAAN OTOPSI:o Menunggu klarifikasi keluarga paling lama 2 hari.o Jika keluarga keberatan maka dokter (mewakili penyidik) menjelaskan pentingnya otopsi.o Jika tetap berkeberatan atau keluarga tidak ditemukan, maka dapat melakukan otopsi sesudah 2 hari.o Hendaknya penyidik hadir ditempat otopsi agar dapat saling bertukar informasi guna memperlancar proses otopsi dan penyidikan, serta untuk menciptakan rasa aman bagi dokter yang melakukan otopsi.

Page 31: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

SARANA OTOPSI

SARANA TEMPAT: o Kamar otopsi khusus.o Kamar jenazah, gudang atau halaman bisa disulap

menjadi tempat otopsi apabila kamar otopsi khusus tidak tersedia.

SARANA ALAT: o Pisau (bisa scalpel atau pisau dapur).o Gergaji listrik (bisa gergaji besi). o Benang yang dan jarum yang besar.o Alat ukur (penggaris dan timbangan).o Air yang cukup.

SARANA PENUNJANG:o Toksikologi, histopatologi, laboratorium, dll.

Bila tidak tersedia maka Dr wajib memberitahu penyidik agar dapat diminta ke tempat lain.

Page 32: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

LANGKAH-LANGKAH OTOPSI

PEMERIKSAAN LUAR:Memeriksa seluruh bagian luar dari tubuh jenazah, mulai dari ujung rambut sampai ujung jari kaki.

PEMERIKSAAN DALAM, dengan cara :a.melakukan insisi (pengirisan) untuk membuka rongga kepala, leher, dada, perut dan panggul.b.mengeluarkan seluruh organ dalam tubuh.c.memeriksa seluruh organ dalam tubuh satu-persatu.d.mengembalikan seluruh organ dalam ke tempat semula.e.menutup dan menjahit.

PEMERIKSAAN PENUNJANG, antara lain :

a.melakukan pemeriksaan histopatologik.b.melakukan pemeriksaan toksikologik.c.melakukan pemeriksaan penunjang lainnya.

Jika tidak mampu dilakukan, informasikan kepada penyidik.

Page 33: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

KEWAJIBAN BAGI PEMINTA OTOPSI

Mengajukan permintaan otopsi secara TERTULIS.

Mencari dan menghubungi keluarga korban utk memberitahu rencana penyidik meminta otopsi.

Menjelaskan sekali lagi kepada keluarga yang berkeberatan Dengan rencana otopsi, termasuk menjelaskan adanya sanksipidana bagi siapa saja yang menghalangi-halangi otopsi.

Hadir pada saat otopsi untuk memberikan tambahan informasi kepada Dr atau untuk menerima informasi penting dari Dr danmemberi rasa aman.

Menyita barangbukti (mis: anak peluru) dari otopsi.

Menerima jaringan utk pemeriksaan penunjang di tempat lain.

Menjelaskan tentang sanksi pidana bagi Dr yang tanpa alasanhukum menolak melakukan otopsi (Pasal 224 KUHP).

Page 34: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

OTOPSI JENAZAH YANG SUDAH DIKUBUR

Meskipun jenazah sudah dikubur lama maka otopsi jenazah tersebut tetap perlu karena:a. bekas kekerasan pada jaringan lunak mungkin masih bisa dapat dikenali.b. bekas kekerasan pada tengkorak, tulang dan gigi akan dapat dikenali meskipun sudah lama terkubur.c. racun-racun masih dapat ditemukan pada jaringan lunak, tulang, kuku, rambut, kafan, peti dan tanah.

Sebelum otopsi harus dilakukan pembongkaran lebih dahulu.

Faktor musim (misalnya penghujan) bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk menunda pembongkaran.

Demi efisiensi maka otopsi dapat dilaksanakan di tempat pembongkaran jenazah.

Page 35: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VISUM et REPERTUM

PENDAHULUAN:o Identitas peminta visum et repertum.o Identitas dokter yang melakukan pemeriksaan.o Identitas korban yang diperiksa.o Alasan dimintakan visum et repertum.o Kapan dilakukan pemeriksaan.o Tempat dilakukan pemeriksaan.

HASIL PEMERIKSAAN:o Fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter.o Fakta dari hasil pemeriksaan bersama dokter lain.

KESIMPULAN:o Interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dari fakta-fakta di atas, dikaitkan dengan maksud dimintakannya V et R. (Kesimpulan bukan ringkasan atau mengulang-ulang fakta)

PENUTUP:o Pernyataan bahwa keterangan tertulis ini dibuat dengan mengingat sumpah / janji ketika menerima jabatan atau dengan mengucapkan sumpah / janji sebelum melakukan pemeriksaan.o Tanda tangan dokter pemeriksa dan pembuat visum et repertum.

Page 36: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

VISUM et REPERTUM ORANG HIDUP

PENDAHULUAN :o o

HASIL PEMERIKSAAN :o fakta dari pemeriksaan pertama kali datang.o fakta dari pemeriksaan selama dalam perawatan.o fakta dari pemeriksaan terakhir.

KESIMPULAN :o jenis luka.o jenis benda penyebab luka.o derajat luka.

PENUTUP :o Demikianlah keterangan ini dibuat dgn mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.

Page 37: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Luka Berat:Luka Berat:

o ttidak dapat diharapkan sembuh dgn sempurna.idak dapat diharapkan sembuh dgn sempurna.o luka yang luka yang ddapat mendatangkan bahaya maut.apat mendatangkan bahaya maut.o luka yang luka yang mmenimbulkanenimbulkan rintangan tetap drintangan tetap dalaalamm

menjalankan menjalankan pekerjaan pekerjaan jabatan atau pekerjaanjabatan atau pekerjaan

mata pencarian.mata pencarian.o berakibat kehilberakibat kehilaangan salah satu dari pancaindera.ngan salah satu dari pancaindera.o luka yang menimbulkan cacat besar luka yang menimbulkan cacat besar atauatau kudung. kudung.o luka yang mengakibatkan lumpuh.luka yang mengakibatkan lumpuh.o luka yang luka yang mmenimbulkan gangguan daya pikir 4enimbulkan gangguan daya pikir 4

minggu minggu atauatau lebih. lebih.o berakibat berakibat kkeguguran/ kematian janin dalameguguran/ kematian janin dalam rahim. rahim.

Page 38: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Luka Sedang:

luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan djm menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan matapencarian untuk sementara waktu.

Luka Ringan:

luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dlm menjalankan pekerjaan jabatan atau mata-pencarian.

Page 39: ILMU KEDOKTERAN FORENSIK