Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri. Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Dalam sebuah survey di sebuah rumah sakit di selatan tenggara kota London dimana didapatkan 425 pasien yang dirawat oleh karena kekerasan fisik yang disengaja. Beberapa jenis senjata digunakan pada 68 dari 147 kasus penyerangan di jalan raya, terdapat 12 % dari penyerangan menggunakan besi batangan dan pemukul baseball atau benda – benda serupa dengan itu, lalu diikuti dengan penggunaan pisau 18%, terdapat nilai yang sangat berarti dari kasus penusukan, sekitar 47% kasus yang masuk rumah sakit dan 90% mengalami luka yang serius. 12 Hal yang harus dicatat bahwa terdapat 2 dari 3 penyerangan terjadi di dalam tempat tinggal atau klub- klub dengan menggunakan pisau, kaca, dan bermacam-macam senjata. 40% kasus penikaman terjadi di jalan raya dan
98

Ilmu Kedokteran Forensik

Sep 27, 2015

Download

Documents

belyoan

Ilmu Kedokteran Forensik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahSejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri. Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Dalam sebuah survey di sebuah rumah sakit di selatan tenggara kota London dimana didapatkan 425 pasien yang dirawat oleh karena kekerasan fisik yang disengaja. Beberapa jenis senjata digunakan pada 68 dari 147 kasus penyerangan di jalan raya, terdapat 12 % dari penyerangan menggunakan besi batangan dan pemukul baseball atau benda benda serupa dengan itu, lalu diikuti dengan penggunaan pisau 18%, terdapat nilai yang sangat berarti dari kasus penusukan, sekitar 47% kasus yang masuk rumah sakit dan 90% mengalami luka yang serius. 12Hal yang harus dicatat bahwa terdapat 2 dari 3 penyerangan terjadi di dalam tempat tinggal atau klub-klub dengan menggunakan pisau, kaca, dan bermacam-macam senjata. 40% kasus penikaman terjadi di jalan raya dan 23% di dalam tempat tinggal dan klub-klub, 50% pasien sedang mabuk atau minum pada saat sebelum waktu penyerangan, 27% pasien tersebut adalah pengangguran. Luka-luka yang disebabkan oleh pukulan (46%), tendangan (17%) bermacam-macam senjata (17%), pisau dan pecahan kaca (15%) sisanya disebabkan oleh gigitan manusia dan penyebab-penyebab lain yang tidak diketahui.12Jumlah kejahatan di Indonesia meningkat 15% pada 2006. Rata-rata orang terkena kejahatan pun naik di tahun ini. Selama 2006, jumlah kejahatan meningkat dari 256.543 kasus (tahun 2005) menjadi 296.119 kasus. Inilah peningkatan kejahatan yakni sekitar 15,43%. Jumlah penduduk yang beresiko terkena kejahatan rata-rata 123 orang per 100.000 penduduk Indonesia di tahun 2006, bila dibandingkan tahun 2005 terjadi kenaikan 1,65%.12,13 Pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP dijelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et Repertum, dimana di dalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena tindak pidana.13,14Bagi dokter yang bekerja di Indonesia perlu mengetahui ilmu kedokteran Forensik termasuk cara membuat Visum et Repertum. Seorang dokter perlu menguasai pengetahuan tentang mendeskripsikan luka, tujuannya untuk mempermudah tugas-tugasnya dalam membuat Visum et Repertum yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti yang bisa meyakinkan hakim untuk memutuskan suatu tindak pidana. Pada kenyataannya dalam praktek, dokter sering mengalami kesulitan dalam membuat Visum et Repertum karena kurangnya pengetahuan tentang luka. Visum et Repertum dibuat sedemikian rupa untuk memenuhi persyaratan formal dan material, sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti yang sah di sidang pengadilan.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan apa yang telah penulis uraikan di latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Apa definisi traumatologi ?2. Apa saja jenis kekerasan ?3. Apa definisi luka ?4. Bagaimana klasifikasi luka ?5. Bagaimana mendeskripsikan luka ?

1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan UmumTujuan umum dari penulisan refrat ini adalah untuk menjelaskan tentang traumatologi forensik.1.3.2 Tujuan Khusus1. Sebagai persyaratan mengikuti ujian akhir stase Forensik dan Medikolegal di RSUD Raden Mattaher Jambi2. Menjelaskan mengenai pengertian traumatologi, jenis kekerasan, definisi luka, klasifikasi luka, dan dekripsi luka.

1.4 Manfaat Penulisan Penulisan refrat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada dokter-dokter muda yang sedang menjalani stase forensik dan medikolegal mengenai pengertian traumatologi, jenis kekerasan, definisi luka, klasifikasi luka, dan deskripsi luka.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi TraumatologiTraumatologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau perlukaan, cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan, yang kelainannya terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang menimbulkan jejas.1Ada tiga hal yang ciri khas/ hasil dari trauma yaitu :1. Adanya luka2. Perdarahan dan jaringan parut3. Hambatan dalam fungsi organ1Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik , atau gigitan hewan atau juga gangguan pada ketahanan jaringan tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanik eksternal, berupa potongan atau kerusakan jaringan, dapat disebabkan oleh cedera atau operasi sedangkan trauma atau perlukaan secara medis adalah hilangnya kontinuitas jaringan yang disebabkan karena adanya kekuatan dari luar/kekerasan.2Jenis kekerasan yang menjadi penyebab luka.2a. Luka akibat kekerasan mekanik:a) Luka akibat kekerasan oleh benda tumpulb) Luka akibat kekerasan oleh benda tajamc) Luka akibat kekerasan oleh tembakan senjata apib. Luka akibat kekerasan fisik:a) Luka akibat kekerasan oleh suhu tinggi atau rendahb) Luka akibat kekerasan auditorikc) Luka akibat kekerasan oleh arus listrik dan petird) Luka akibat kekerasan radiasi

c. Luka akibat kekerasan kimiawi:a) Luka akibat kekerasan oleh asam kuatb) Luka akibat kekerasan oleh basa kuatc) Intoksikasi

Klasifikasi trauma berdasarkan sifat dan penyebab2 :1. Trauma mekanik (kekerasan oleh benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul, tembakan senjata)2. Trauma fisik (suhu, listrik dan petir, akustik, radiasi, tekanan udara)3. Trauma kimia (asam atau basa kuat)

2.2 Jenis Perlukaan2.2.1 Luka akibat kekerasan benda tumpulBenda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa: a) Memar (kontusio, hematoma) b) Luka lecet (ekskoriasi, abrasio ) c) Luka terbuka/robek (vulnus laseratum) 1

a) Memar Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadangkala memberikan petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya, misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi 1Letak, ukuran, dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan ( jaringan ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik) 1Umur luka memar dapat secara kasar diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari .Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat dibedakan dari lembam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam mayat (hipostasis pasca mati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Tetapi harus diingat bahwa pada pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan ini.1

b) Luka Lecet Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan dengan kulit. Berdasarkan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai: a. Luka lecet gores Diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit didepannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi .b. Luka lecet serut Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.

c. Luka lecet tekan Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas misalnya kisi-kisi radiator mobil, jejas gigitan dan sebagainya. Gambaran luka lecet tekan yang ditemukan pada mayat adalah daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya akibat menjadi lebih padatnya jaringan yang tertekan serta terjadinya pengeringan yang berlangsung pasca mati. d. Luka lecet geser Disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka lecet geser yang terjadi segera pasca mati 1.

c) Luka Robek Merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk luka yang umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka1

2.2.2 Luka akibat kekerasan benda tajamLuka benda tajam merupakan putusnya atau rusaknya kontinuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keping kaca, gelas, logam, sembilu, bahkan tepi kertas atau rumput. Luka akibat benda tajam pada umumnya mudah dibedakan dari luka yang disebabkan oleh benda tumpul dan dari luka tembakan senjata api. Gambaran umum luka yang diakibatkan adalah : tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik. Pada kematian yang disebabkan oleh benda tajam, walaupun tetap harus dipikirkan kemungkinan karena suatu kecelakaan; tetapi pada umumnya karena suatu peristiwa pembunuhan atau peristiwa bunuh diri.1,2Luka yang disebabkan oleh benda yang berujung runjing dan bermata tajam dibagi menurut beberapa kategori:11. Luka tusuk (stab wound)2. Luka Iris atau luka sayat (Incised wounds)3. Luka Bacok (Chop wounds)

Ciri-ciri luka benda tajam sering dibandingkan dengan luka benda tumpul:2

TraumaTumpulTajam

Bentuk lukaTidak teraturTeratur

Tepi LukaTidak rataRata

Jembatan JaringanAdaTidak ada

RambutTidak terpotongTerpotong

Dasar LukaTidak teraturTeratur

Sekitar LukaAda luka lecet atau memarTak ada luka lain

a.Luka tusuk (Stab wounds)Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh. Contoh: belati, bayonet, keris, clurit, kikir, tanduk kerbau. Selain itu, pada luka tusuk , sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul, berarti benda penyebabna adalah benda tajam bermata satu. Bila kedua sudut luka lancip, luka tersebut dapat diakibatkan oleh benda tajam bermata dua. Benda tajam bermata satu dapat menimbulkan luka tusuk dengan kedua sudut lancip apabila hanya bagian ujung benda saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dibentuk oleh ujung dan sisi tajamnya.1,2Karakteristik dari luka tusuk1 Tepi luka rata Dalam luka lebih besar dari panjang luka Sudut luka tajam Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam Sering ada memar / echymosis di sekitarnyaBentuk luka tusukan di kulit ditentukan tidak hanya oleh bentuk dari pisau, tetapi juga ditentukan oleh sifat dari kulit. Jika luka tusuk terjadi saat kulit sedang dalam kondisi meregang, akan menghasilkan luka yang panjang, namun luka akan tampak pendek ketika kulit dalam kondisi mengendur.Pada luka tusuk, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajam penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka tidak menunjukkan panjang benda tajam tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor elastisitas jaringan dan gerakan korban. Kulit di sekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak menunjukkan adanya luka lecet atau luka memar, kecuali bila bagian gagang turut membentur kulit.1,2

Cara menentukan luka tusuk disebabkan oleh pembunuhan atau bunuh diri:1,2

PembunuhanBunuh Diri

Lokalisasi di sembarang tempat, juga didaerah tubuh yang tak mungkin dicapaitangan korbanLokalisasi pada daerah tubuh yang mudahdicapai tubuh korban (dada, perut)

Jumlah luka dapat satu/lebihJumlah luka yang mematikan biasanya satu

Didapatkan tanda perlawanan dari korbanyang menyebabkan luka tangkisanTidak ditemukan Luka Tangkisan

Pakaian ikut terkoyakBila pada daerah yang ada pakaian, makapakaian disingkirkan lebih dahulu, sehinggatidak ikut terkoyak

Ditemukan Luka Tusuk PercobaanTidak ditemukan Luka Tusuk Percobaan

b. Luka Iris ( Incised wounds)Luka iris adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.Pada luka iris kedua sudut luka lancip, dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban, bila dibarengi gerak memutar, dapat menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis.1,2Karakteristik luka iris :1,2 Pinggir luka rata Sudut luka tajam Rambut ikut terpotong Jembatan jaringan (-) Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

Perbedaan antara luka iris pada pembunuhan dan bunuh diri:1,2

PembunuhanBunuh Diri

Sebenarnya sukar membunuh seseorang dengan irisan, kecuali kalau fisik korban jauh lebih lemah dari pelaku atau korban dalam keadaan/dibuat tidak berdayaLokalisasi luka pada daerah tubuh yang dapat dicapai korban sendiri: leher pergelangan tangan lekuk siku, lekuk lutut pelipatan paha

Luka di sembarang tempat, juga pada daerah tubuh yang tidak mungkin dicapai tangan korban sendiriDitemukan Luka Iris Percobaan

Ditemukan Luka tangkisan/ tanda perlawananTidak ditemukan Luka Tangkisan

Pakaian ikut koyak akibat senjata tajam tersebutPakaian disingkirkan dahulu/tidak ikut robek

c. Luka Bacok ( Chop Wounds)Adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar.Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal.1,2Karakteristik pada luka bacok:1,2 Luka biasanya besar Pinggir luka rata Sudut luka tajam Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, abrasi

2.2.3 Luka akibat tembakan senjata apiSenjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil perledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya.Proyektil yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat tunggal, dapat pula tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah tertentu bersama-sama.1,2Agar anak peluru dapat berjalan stabil dalam lintasannya, permukaan dalam laras dibuat beralur spiral dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru, sehingga anak peluru yang didorong oleh ledakan mesiu, saat melalui laras, dipaksa untuk bergerak maju sambil berputar sesuai porosnya, dan ini akan memperoleh gaya centripetal, sehingga anak peluru tetap dalam posisi ujung depannya di depan dalam lintasannya setelah lepas laras menuju sasaran. Alur dalam laras dibuat dalam jumlah 4 sampai 6 alur dengan arah perputaran ke kiri (pada colt) atau ke kanan ( pada Smith and Wesson).1,2Di samping senjata api dengan laras beratur ( rifled bore), terdapat pula jenis dengan laras licin (smooth bore) seperti pada senjata api jenis shotgun, yang pada satu kali tembakan dapat melontarkan anak peluru dalam jumlah banyak sekaligus.2Peluru untuk jenis senjata api berlaras beralur berbeda dari peluru untuk senjata api berlaras licin. Anak peluru untuk senjata api berlaras pendek jenis revolver umumnya terbuat dari timah hitam yang kadang-kadang berselaput plastik, sedangkan anak peluru untuk senjata berlaras pendek jenis pistol dan senjata api berlaras panjang umumnya terbuat dari timah hitam sebagai inti yang dibalut dengan tembaga, kuningan atau nikel sebagai mantel.2Garis tengah anak peluru senapan biasanya berukuran 7-9 mm dengan panjang 25-39 mm dan berat 9-14 gram. Anak peluru yang digunakan pada senapan mesin umumnya lebih kecil dan lebih ringan, 5,56 mm dan 3,5 gram.Akibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran tergantung pada berbagai faktor:2a. Besar dan bentuk anak pelurub. Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru)c. kerapuhan anak pelurud. Kepadatan jaringan sasarane. Vulnerabilitas jaringan sasaranTembakan yang mengenai tubuh akan menimbulkan luka tembak, yang gambarannya tidak hanya terjadi sebagai akibat terjangan anak peluru pada sasaran, tetapi juga oleh produk ikutan yang terjadi saat tembakan dilepaskan, yaitu partikel logam akibat geseran anak peluru dengan laras, butir mesiu yang tidak sempurna terbakar, asap serta panas akibat ledakan mesiu dan pada luka tembak yang terjadi akibat tembak tempel, kerusakan jaringan akibat moncong laras yang juga menekan sasaran. Tergantung pada komponen produk ikutan mana yang masih dapat mencapai sasaran, luka tembak masuk dibedakan menjadi luka tembak masuk jarak jauh, luka tembak masuk jarak dekat, luka tembak masuk jarak sangat dekat dan luka tembak tempel.2Apabila setelah mengenai sasaran, anak peluru masih memiliki tenaga untuk meneruskan lintasannya dan menembus ke luar tubuh, maka akan terjadi luka tembak keluar.1 Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ariberupa kelim lecet. Selain itu zat yang melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesiu (Pb, Sb, Ba) akan terusap pada tepi lubang sehingga terbentuk kelim kesat yang terdapat tepat di tepi lubang (pada luka tembak masuk jarak jauh) butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar akan tertanam pada kulit disekitar kelim lecet, membentuk kelim tatoo (pada luka tembak masuk jarak dekat, dan jelaga/asap yang keluar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim jelaga, sedangkan api yang ikut keluar akan membentuk kelim api (berupa hiperemi atau jaringan yang terbakar, pada luka tembak masuk jarak sangat dekat).2Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakkan akan membentuk luka lecet tekan yang menegelilingi kelim lecet dengan sekitar yang menonjol, dikenal sebagai jejak laras.1LTM (Luka Tembak Masuk) jarak jauh hanya dibentuk oleh komponen anak peluru, sedangkan LTM jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar. LTM jarak sangat dekat dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api.2LTM tempel/kontak dibentuk oleh seluruh komponen tersebut di atas (yang akan masuk ke dalam saluran luka) dan jejas laras. Saluran luka akan berwarna hitam dan jejas laras akan tampakmengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan, yang terjadi sebagai akibat tekanan berbalik dari udara hasil ledakan mesiu.2Bila seluruh lingkaran laras senjata menempel tegak lurus pada kulit, maka butir mesiu, jelaga, api, semuanya langsung masuk ke dalam saluran luka. Tekanan balik gas panas yang ikut masuk ke dalam saluran dapat mengakibatkan peregangan kulit yang sangat besar dan memberikan gambaran luka seperti bintang. Bila tidak seluruh lingkaran laras senjata menempel pada permukaan kulit, maka akan terbentuk gambaran LTM yang merupakan kombinasi dari LTM tempel dan LTM jarak sangat dekat.2Gambaran LTM jarak jauh dapat juga ditemukan pada korban yang tertembak pada jarak yang dekat/sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit terdapat penghalang misalnya pakaian yang tebal, ikat pinggang, helm dan sebagainya sehingga komponen-komponen butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga dan api tertahan oleh penghalang tersebut.2Jarak penembakan yang tepat hanya dapat diperkirakan dengan membandingkan luka tembak masuk yang ditemukan dengan luka tembak yang diperoleh dari uji coba tembakan yang menggunakan senjata dan peluru yang sejenis.1Pada umumnya, mesiu mengandung unsur Sb, Ba dan Nitrat. Penentuan kuantitatif terhadap Sb pada luka tembak masuk mungkin dapat memberikan perkiraan kasar terhadap jarak tembak.2Uji difenhidramin terhadap adanya nitrat dan pemeriksaan spektrofotometri terhadap Sb pada tangan tersangka pelepas tembakan, terutama pada senjata jenis revolver merupakan salah satu cara pembuktian terhadap pelaku penembakan.2Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh korban akan ditemukan luka tembak keluar (LTK). LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat terjadinya deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK. Pada anak peluru yang menembus tulang pipih, seperti tulang atap tengkorak, akan terbentuk corong yang membuka searah dengan gerak anak peluru.2LTK mungkin lebih kecil dari LTM bila terjadi pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat akan keluar meninggalkan tubuh. Bentuk LTK tidak khas dan sering tidak beraturan.1,2Di sekitar LTK mungkin pula dijumpai daerah lecet bila pada tempat keluar tersebut terdapat benda yang keras, misalnya ikat pinggang, atau korban sedang berdsandar pada dinding.1,2Senapan angin, yang mendorong anak peluru menggunakan udara atau gas CO2 bertekanan tinggi, dapat memberikan kecepatan anak peluru saat tinggal laras sebesar 194 m per detik, sehingga bila ini mengenai mata, dapat menembus atap orbita dan masuk kedalam rongga tengkorak. Pistol dengan peluru berkaliber 5,6-11 mm dapat memberikan kecepatan anak peluru 200-400 m/detik. Bila mengenai pembuluh darah besar atau organ vital, dapat berakibat fatal.1,2Pecahan granat merupakan proyektil tidak beraturan yang berkecepatn setara dengan anak peluru pistol. Senjata api dengan anak peluru berkecepatan tinggi (> 800 m/detik), misalnya pada senapan berburu, senapan militer dan senapan mesin memberikan LTM dengan daya rusak hebat, terutama pada jarak dekat.2Peluru dum-dum merupakan peluru yang ujung anak pelurunya dibuat sedemikian rupa sehingga mudah mengalami deformitas saat mengenai sasaran sehingga dapat menimbulkan luka tembak masuk dengan kerukan jaringan yang hebat.2Pistol gas air mata menggunakan peluru khusus yang saat ditembakkan, mengeluarkan gas khlor asetofenon yang dapat melukai mata. Kelainan yang terjadi pada mata dapat berupa keratitis, iridosiklitis atau kadang-kadang dapat mencapai retrokorneal.2

D. Luka akibat arus listrik dan petirTrauma listrik terjadi saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat berada dekat dengan sumber listrik.Faktor yang berperan pada cedera listrik tegangan (Volt), kuat arus (ampere), tahanan kulit (ohm) luas dan lama kontak. Tegangan rendah (< 65 V) biasanya tidak berbahaya bagi manusi, tetapi tegangan sedang (65-1000 V) dapat mematikan. Selain faktor-faktor kuat arus, tahanan dan lama kontak, hal lain yang penting diperhatikan adalah luas permukaan kontak. Suatu permukaan kontak seluas 50 cm persegi (kurang lebih selebar telapak tangan) dapat mematikan tanpa menimbulkan jejas listrik, karena pada kuat arus letal (100 mA), kepadatan arus pada daerah selebar telapak tangan tersebut hanya 2 mA/cm persegi, yang tidak cukup besar untuk menimbulkan jejas listrik.Klasifikasi yang paling sering untuk membagi trauma karena listrik adalah karena petir, aliran listrik tegangan rendah arus bolak balik (AC), aliran listrik tegangan tinggi arus bolak balik (AC) dan arus searah (DC).Petir adalah loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan tanah. Tegangan dapat mencapai 10 mega Volt, dengan kuat arus mencapai 100.000 A. Kematian dapat terjadi karena efek arus listrik (kelumpuhan susunan saraf pusat, fibrilasi ventrikel), panas dan ledakan gas panas yang timbul.(1,3,6,7)

1. Petir(3,6)Petir yang diketahui secara umum adalah pelepasan energi potensial atmosfir diantara awan dan awan. Sedangkan serangan petir (lightning stroke) adalah pelepasan energi potensial antara awan dan benda bumi. Ledakan petir dihasilkan jika permukaan bawah awan petir melepaskan muatannya menuju tanah, karena permukaan bawah dari awan biasanya bermuatan negatif, maka muatan listrik yang dilepaskan umumnya negatif.Sekitar 5 % dari sambaran petir adalah muatan positif. Hal ini sering terjadi di daerah pegunungan. Jika orang disambar langsung oleh petir, kematian tidak bisa dihindarkan yang disebabkan karena luka bakar atau cedera yang pada pada pusat pernafasan di otak. Kuat arus dalam hal ini mencapai bilangan kiloampere.Petir dapat menimbulkan kejutan listrik dengan beberapa cara :a. Efek langsung: apabila korban terkena petir secara langsung maka korban tak dapat dielakkan meninggal.b. Efek tidak langsung : apabila korban berada ditempat dimana aliran listrik petir telah terpencar, korban dapat meninggal.

Faktor-faktor yg mempengaruhi gambaran serangan petir pada korban :a). Efek langsung dari pelepasan energi listrikPada korban yang terkena petir akan ditemukan tanda korban meninggal akibat listrik. Tegangan dan intensitas yang tinggi sekali dapat menimbulkan panas mengakibatkan luka bakar.Pada kulit korban didapatkan gambaran pohon gundul yang disebut arborescent marking sebagai akibat vasodilatasi pembuluh darah perifer.b). Efek mekanikTerjadi oleh karena dorongan udara yang terdesak sekitar cahaya petir akibat panas.c). Efek kompresiPerpindahan udara menyebabkan terjadinya suara ledakan.Korban dapat terlempar, pakaian menjadi koyak dan kotor, mirip gelandangan.Luka yang terjadi akibat persentuhan dengan benda tumpul seperti abrasio, contusio, lacerasio dan avulsio, bahkan fraktur ekstremitas.Pada kepala dapat terjadi fraktur tengkorak, epidural bleeding, subdural bleeding, contusio dan lacerasio otak.Ciri-ciri yang ditemukan yang terlihat setelah kematian: I. Fern patter ( bentuk paku ). Mungkin ini akan pudar secara cepat dalam beberapa jam dan harus dicari secara hati- hati pada bagian badan yang terkena. II. Arborecen mark artinya menyerupai pohon, karena adanya peredaran vasodilatasi atau jejas jaringan oleh hemoglobin dari sel darah merah yang polanya ditentukan oleh aliran arus listriknya. Salah satu lesi yang dianggap sebagai tanda khas dari luka karena petir ialah luka menjalar atau seperti gambaran pakis pada kulit.Lesi ini berupa daerah yang ditandai eritema sementara yang muncul satu jam setelah tersambar petir, dan berlangsung-angsur berkurang dalam 24 jam. Ten Duiset al berpendapat bahwa lesi ini disebabkan muatan positif yang menyebar di kulit mereka membuat hipotesa bahwa lesi terjadi jika seseorang disambar petir yang bermuatan negatif. Lalu kemudian dihantam lagi oleh petir yang bermuatan positif yang bersumber dari objek di sekitar tanah. Kemungkinan lain menunjukkan titik/tempat masuk petir bermuatan positif. Kekuatan ledakan akan segera cepat meluas dalam bentuk memanasnya udara sehingga bisa merobek pakaian. Benda-benda dari baja seperti anting-anting, kalung, dan kancing mungkin bisa melebur, hal ini mengindikasikan bahwa suhu leburnya mencapai titik yang lebih yang tinggi daripada titik lebur baja. Pada kasus lain benda-benda baja seperti pisau dan lain-lain, yang berada dalam kantong bisa berubah bentuk dan hal itu bisa menjadi kunci dari kejadian tersebut, dimana kadang-kadang tidak ditemukan adanya saksi dari ditemukannya seseorang yang mati karena sengatan kilat. (5)

2. Listrik tegangan Tinggi ACPada kasus ini tegangan listrik lebih dari 600 volt. Luka listrik karena tegangan tinggi sering terjadi pada saat terdapat objek yang bersifat konduktif disentuh yang tersambung dengan sumber listrik bertegangan tinggi.

3. Listrik tegangan rendah ACTegangan rendah adalah 600 volt atau kurang dari 600 volt. Secara umum, ada 2 tipe luka listrik tegangan rendah dengan arus bolak-balik yang memungkinkan seperti anak yang menggigit kawat listrik yang bisa menyebabkan luka berat pada bibir, wajah, dan lidah, kemudian anak-anak atau orang dewasa yang terjatuh saat menyentuh objek yang dialiri energi listrik.

4. Arus searah (DC)Luka listrik karena arus searah biasanya terjadi saat laki-laki usia muda secara tidak sengaja menyentuh rel kereta dari sebuah kereta listrik yang sedang berjalan. Arus searah (DC) kurang berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC); arus dari 50-80 mA AC dapat mematikan dalam hitungan detik, dimana 250 mA DC dalam waktu yang sama sering dapat selamat. Arus bolak-balik adalah 4-6 kali menyebabkan kematian, sebagian karena efek bertahan, yang merupakan hasil dari spasme otot dan mencegah korban lepas dari konduktor hidup.

Patofisiologi.(4,5,7)Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-elektron) dalam perjalanannya ke objek.Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan listrik) atau resistor (menghambat arus listrik).Kulit berperan sebagai penghambat arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik.Kulit yang kering memiliki resistensi sebesar 40.000-100.000 ohm.Kulit yang basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm, dan kulit yang tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm. Anak dengan kulit yang tipis dan kadar air tinggi akan menurunkun resistensi, dibandingkan orang dewasa. Tahanan dari alat-alat tubuh bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm, termasuk tulang, tendon, dan lemak memproduksi tahanan dari arus listrik.Pembuluh darah, sel saraf, membran mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik. Dengan adanya luka listrik , pada sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan jaringan. (4,5)Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi aliran listrik abnormal yang dapat menggangu irama jantung dan otak, atau produksi energi listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang menyebabkan nekrosis dan membentuk porasi (membentuk lubang di membran sel). (7)Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan rendah, dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung menyebabkan depolarisasi sel-sel saraf otak.Arus bolak balik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik melewati daerah dada.Hal ini dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki.(4)

Mekanisme Trauma(6)Pada trauma listrik umumnya menyebabkan luka bakar.Luka tumpul sekunder juga dapat terjadi jika korban terjatuh dari ketinggian setelah tersengat arus listrik. Secara umum, luka bakar listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu:

a. Kontak langsung (direct contact) Trauma tipe ini, jika terjadi pada tegangan yang tinggi (Voltase di atas 1000 V) dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah, nekrosis jaringan lunak dan tulang, kerusakan otot, dan gagal ginjal.Lesi yang muncul pada tubuh berupa Lesi Kontak, terjadi pada kulit yang kontak atau bersentuhan dengan konduktor arus listrik.Kulit yang melepuh, biasanya pada ujung-ujung jemari atau telapak tangan. Kadang-kadang daerah yang melepuh ini dipenuhi dengan cairan atau gas dan setelah kematian, baik sebagian ataupun keseluruhan akan mengempis. Terdapat sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi dan gambarannya menyerupai lepuh post mortem. Kesemua efek ini disebabkan karena pengaruh panas oleh arus listrik terhadap keratin dengan sifat resisten tinggi.b. Kontak tidak langsung (indirect contact)Contohnya seperti karena kilasan (flash), lidah/nyala api (flame) dan bunga api listrik (arc).Trauma tipe ini hanya menyebabkan luka bakar superfisial pada kulit, wajah, dan tangan. Kontak yang sebentar atau sedikit akan menyebabkan percikan atau loncatan antara kabel dengan kulit. Menyebabkan suatu lesi berupa nodul-nodul kecil diatasnya terdapat keratin yang kaku dan berwarna kekuningan.Karena meleburnya lapisan paling luar dari stratum korneum, yang kemudian mengeras. Sekitar lesi: kulit yang mengeras karena kontraksi dari kapiler. Pada semua kasus kematian karena listrik tegangan tinggi mendapat luka bakar di tubuhnya. Pada listrik tegangan rendah, luka bakar umumnya terjadi pada titik masuk, titik keluar listrik atau pada jarak tertentu antara keduanya jika arus memasuki areal yang luas dengan hambatan minimal, mungkin tidak akan ditemukan luka bakar. Contoh terbaik dalam hal ini ialah bunuh diri di bak mandi.Jika hanya terjadi kontak yang singkat dengan kawat beratus, mungkin tidak terjadi suatu luka bakar.Orang dapat pingsan karena fibriliasi ventrikel dan terlempar dari kabel. Jika kontak tetap berlangsung, akan timbul luka bakar yang berat. Luka bakar disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh listrik.

Gambaran Klinis(4,5,7)Banyaknya penyebab dari kasus luka listrik, sehingga anamnesa yang menunjang sangat diperlukan baik riwayat penyakit sebelumnya maupun hal-hal spesifik yang berhubungan dengan kejadian saat seseorang terkena aliran listrik.Arah aliran listrik penting untuk mengetahui munculnya luka listrik, arah vertikal dapat menjadi lebih berbahaya daripada arah horizontal.(3) Ada 3 derajat dari beratnya luka bakar pada luka akibat listrik(3,6) :1. Luka Bakar Derajat I- Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)- Kulit kering, hiperemis berupa eritem- Tidak dijumpai bulla- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensoris teriritasi- Sembuh sempurna dalam 5-10 hari2. Luka bakar derajat II- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertaiproses eksudasi- Dijumpai bulla- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi- Dasar luka berwarna merah atau pucat sering terletak lebih tinggi di atas kulit normal.- Dibedakan menjadi dua :a. Derajat dua A (Superficial)- Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea masih utuh.- Penyembuhan secara sempurna dalam 10-14 hari.

b. Derajat dua B (Deep)-Kerusakan hampir seluruh bagian dermis-Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih ada.-Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung dari biji epitel yang tersisa. (biasanya lebih satu bulan)3. Luka Bakar Derajat III- Kerusakan seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak.- Tidak dijumpai bulla- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis.

Selain luka bakar, penemuan khas yang sering ditemukan akibat trauma listrik sebagai berikut: (4)1. Electric markElectric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat di mana arus listrik masuk ke dalam tubuh, dengan tegangan listriknya rendah sampai sedang.Electric mark berbentuk bundar atau oval, dengan bagian yang datar dan rendah ditengah, yang dikelilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tengahnya tersebut biasanya pucat dan kulit di luar electric mark akan menunjukkan pelebaran pembuluh darah/hiperemis. Bentuk serta ukuran electric mark tergantung dari bentuk dan ukuran dari benda yang berarus listrik yang mengenai tubuh.2. Joule burnJoule burn atau endogenous burn dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.3. Exogenous BurnLuka akibat arus listrik yang disebut exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang sudah mengandung panas; misalnya pada tegangan 330 volt. Tubuh korban akan hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai dengan patahnya tulang-tulang.Dengan demikian dapat dibedakan apakah luka bakar pada korban yang terkena arus listrik itu termasuk joule burn atau luka bakar tersebut terjadi karen panas dari luar seperti pada exogenous burn.

Penyebab Kematian Karena Listrik(5,6,8)Arus listrik dapat menyebabkan kematian melalui tiga mekanisme pokok: (5)a. Fibrilasi ventrikel dan gagal jantung (cardiact arrest)Fibrilasi Ventrikel adalah irama yang sangat kacau.Bentuk dan ukuran gelombangnya sangat bervariasi, dan tidak terlihat gelombangP, QRS maupun T. Tidak ada depolarisasi ventrikel yang terorganisasi sehingga ventrikel tidak mampu berkontraksi sebagai suatu kesatuan.Kenyataanya, ventrikel kelihatan seperti bergetar tanpa menghasilkan curah jantung.Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab henti jantung yang paling sering dan biasanya disebabkan oleh iskemia akut atau infark miokard. Bentuknya ada yang kasar (coarse) dan halus (fine) tergantung besarnya amplitude gelombang fibrilasi. Pengobatan adalah dengan kardioversi (DC Shock).Mula-mula diberikan 200 joules.Fibrilasi yang kasar biasanya baru terjadi dan responsif terhadap kardioversi.Pada fibrilasi ventrikel yang halus perlu diberikan obat-obat (adrenalin) sebelum dilakukan kardioversi.Selama tidak ada irama jantung yang efektif (pulsasi di pembuluh nadi besar tidak teraba) terus menerus dilakukan resusitasi jantung paru, sambil mengulangi kardioversi dengan dosis listrik yang lebih besar (360-400 joules).Juga diberikan lidokain bolus intravena 1 mg/kgBB dan diikuti rumat 2-4 mg/kgBB/menit.(8)Fibrilasi ventrikel akan timbul akibat trauma listrik pada arus antara 75-100 MA. Arus listrik yang sangat tinggi (2A atau lebih) tidak menyebabkan fibrilasi ventrikel, tetapi cenderung henti ventrikel. Ketika arus listrik memasuki tubuh manusia, arus akan mengalir dari titik kontak menuju permukaan tanah, mengikuti jalur terpendek. Hampir selalu jalurnya dari tangan menuju kaki. Lama arus mengalir dalam tubuh menentukan kematian, tergantung dari mekanisme kematian dan kuat arus. Kuat arus yang sangat lemah kematian disebabkan oleh paralysis otot-otot pernapasan dengan asfiksia sekunder.Pada listrik rumah tangga, dimana kematian terjadi karena fibrilasi ventrikel, lama kontak sangat penting dalam menimbulkan fibriliasi yang terbilang dalam hitungan detik atau sepersepuluh detik, tergantung pada kuat arus.Hal ini tentu saja ditentukan oleh hambatan listrik.Contohnya pada tegangan 110 V, dianggap hambatan 1000 , arus yang masuk ke tubuh 110 MA. Pada kasus ini kontak selama 5 detik akan menghasilkan fibrilasi ventrikel. Jika titik kontak listrik adalah kulit yang lembab dan tipis, hambatannya mungkin hanya 100 . Dalam hal ini harus yang memasuki tubuh sebesar 1100 MA dan fibrilasi ventrikel dapat terjadi dalam 0,1 detik. Pada tegangan tinggi henti jantung dapat terjadi seketika.Pada tegangan tinggi, dapat terjadi luka panas listrik yang berat/ireversibel.Ketika jantung mulai kembali berdenyut setelah berhenti, pernafasan mungkin belum kembali karena paralysis pusat pernafasan.Hal ini kemungkinan karena kelumpuhan pusat pernapasan pada batang otak karena efek panas yang berlebihan (hipertemik) dari arus listrik.Efektif hipertemik listrik tegangan tinggi dapat dilihat pada hukuman mati dengan listrik dimana luka bakar derajat tiga timbul pada tempat kontak elektroda dan kulit, seperti halnya pengamatan Werner bahwa setelah eksekusi, suhu otak dapat mencapai 63C.(6)Keadan post mortem: tubuh yang pucat tanpa gambaran kongestif pada kulit atau organ. (6)

b. Paralisis Pernapasan (Respiratory Paralysis)Hal ini dapat terjadi bila aliran arus listrik di atas let go thres hold, akan tetapi tetap di bawah kebutuhan yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Pada eksperimen kematian korban yang murni karena asfiksia oleh adanya spasme otot. Jantung akan tetap berdenyut sampai terjadi kematian. Mekanisme tersebut agaknya berkaitan dengan asfiksia traumatic, dan menimbulkan sianosis yang hebat, petechial hemorrages sedikit tidak terlampau diffusa tau prominen, akan tetapi masih dapat dilihat pada konjungtiva, palpebrae dan muka. (5)Organ yang kongestif, juga pada kulit dan wajah, petechi pada pleura dan perikardium. Juga dapat kegagalan pernapasan sentral: paralisis batang otak karena jalur arus listrik melalui kepala. Keadan ini terlihat jika kepala kontak dengan kabel listrik pada saat kecelakaan.(6)c. Paralisis Pusat PernapasanParalisis atau kelumpuhan pada pusat pernapasan dapat terjadi bila arus listrik melewati otak, dan paralisis ini akan menetap setelah arus listrik tersebut melemah atau hilang. Jantung akan tetap berdenyut, sedangkan pernapasan artifisial yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama (sampai beberapa jam), dapat menolong jiwa korban. Bentuk yang berlawanan dalam akibat yang ditimbulkan bila seseorang terkena arus listrik yang melintas kepala, dapat dilihat pada para penderita penyakit jiwa yang untuk mengatasi keluhan sering dilakukan electro convulsive therapy, dimana si penderita akan tetap hidup. 5Arus bolak balik lebih berbahaya daripada arus searah.Selain itu tubuh manusia 4-6 kali lebih peka terhadap arus bolak-balik dibanding arus searah.Arus bolak-balik dengan frekuensi 39-150 putaran perdetik adalah yang paling mematikan, karena berhubungan dengan frekuensi fibrilasi otot jantung. Ketika sebuah tangan memegang sebuah konduktor hidup, maka efek pegangan pada aliran arus listrik menyebabkan otot tangan menjadi kejang, kemudian tangan terus menggenggam konduktor tersebut sehingga tidak bisa dilepaskan. Arus listrik berjalan terus menerus dalam satu jangka waktu tertentu meskipun dalam arus yang rendah berakibat fatal. Frekuansi 50 putaran / detik sangat beresiko tinggi sedangkan 6 10 mA cukup untuk menimbulkan efek gangguan ( tangan melekat pada benda yang dialiri arus listrik ). (6)

2.2.5 Luka akibat suhu panas (burn heat)Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan oleh persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).Ada 2 reaksi dari tubuh korban :1. Reaksi lokal2. Reaksi umum

Ada 4 reaksi lokal dari tubuh korban :1. Eritem dengan ciri-ciri : epidermis intak, kemerahan, sembuh tanpa meninggalkan sikatriks.2. Vesikel, bulla & bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.3. Necrosis coagulativa dengan ciri-ciri : warna coklat gelap hitam dan sembuh dengan meninggalkan sikatriks (litteken).4. Karbonisasi (sudah menjadi arang).

Derajat luka bakar :Luka akibat suhu tinggi (luka bakar) Luka bakar derajat 1 (superficial burn) Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn) Luka bakar derajat 3 (full thickness burn) Luka bakar derajat 4 (hitam bagai arang, nekrotik)

Ada 3 reaksi umum dari tubuh korban :1. Heat exhaustion2. Heat stroke / sun stroke / pingsan panas3. Heat cramp

Ada 8 gejala heat exhaustion :1. Badan panas2. Pusing3. Pucat4. Berkeringat5. Otot lemah6. Suhu tubuh turun7. Nadi irreguler8. Kolaps sirkuler

Ada 3 hal yang dapat kita temukan pada autopsi sebagai tanda adanya reaksi heat exhaustion:1. Arteriosklerosis arteri coronaria.2. Darah berwarna gelap di jantung.3. Organ dalam mengalami kongesti.Heat stroke / sun stroke / pingsan panas diakibatkan oleh terjadinya paralisis centrum di medulla. Keadaan ini dapat terjadi pada udara yang panas (1000 Fahrenheit) dan lembab serta telah berlangsung beberapa hari.Ada 6 gejala heat stroke / sun stroke / pingsan panas :1. Badan panas2. Pusing3. Sakit kepala4. Nadi cepat & penuh5. Kolaps sirkuler6. Shock sampai beresiko mati dengan tubuh kemerahan

Ada 6 hal pada autopsi tanda adanya reaksi heat stroke :1. Darah berwarna merah gelap.2. Organ mengalami kongesti.3. Perdarahan otak, epicardium, endocardium atau bundle of his.4. Degenerasi sel-sel ganglion.5. Kongesti (edem berat).6. Perdarahan kecil pada ventrikel III & IV.Heat cramp dapat terjadi pada individu yang bekerja dalam ruangan yang bersuhu tinggi. Kita dapat melakukan terapi terhadap reaksi heat cramp dengan menggunakan campuran air & garam atau larutan PZ IV bila korban mengalami konvulsi.Ada 5 gejala umum dry heat (burn heat / luka bakar), yaitu :1. Nyeri yang sangat hebat shock dan kematian.2. Pugillistic attitude / coitus attitude berupa ekstremitas fleksi, kulit menjadi arang & mengelupas. Ekstremitas fleksi akibat koagulasi protein. Ekstremitas fleksi tidak sampai menimbulkan rigor mortis.3. Otot merah gelap, kering, berkontraksi dan jari-jari mencengkeram.4. Bukan tanda intravital.5. Fraktur tengkorak pseudoepidural hematom (bedakan dengan epidural hematom).Penyebab kematian pada kasus dry heat ada 3 kategori, yaitu :1. Cepat : shock primer (neurogenis) & asfiksia2. Sedang : shock dehidrasi3. Lambat : shock dehidrasi, acute renal failure, infeksi & sepsis, ulcus curling, autointoksikasi, dan pneumonia hipostatik.Luas dry heat (burn heat / luka bakar) dapat kita tentukan dengan menggunakan RULE OF NINE, yaitu :1. 9% : permukaan kepala & leher; dada; punggung; perut; pinggang; ekstremitas atas kanan; ekstremitas atas kiri.2. 18% : permukaan ekstremitas bawah kanan; ekstremitas bawah kiri.3. 1% : permukaan alat kelamin.Tingkat II yaitu luas dry heat 30% membahayakan jiwa.Kematian karena gas karbon monoksida (CO) :1. Biasanya terjadi pada kebakaran gedung besar.2. Biasanya dry heat (burn heat / luka bakar) hanya sedikit.3. Ada jelaga pada lubang hidung.4. Saluran napas terdapat jelaga atau lendir; mukosa edema & kemerahan.5. Lebam mayat yang berwarna merah cherry akibat terbentuknya senyawa HbCO (hemoglobin tereduksi). 6. Diagnosis pasti dapat kita tentukan dengan melakukan pemeriksaan saturasi, yaitu lebih 10%. Gas karbon monoksida (CO) 210 kali lebih kuat dari gas oksidan (O2) dalam mengikat hemoglobin.

2.2.6 Luka akibat suhu dingin (cold heat)Insiden trauma dingin (cold trauma / frost bite / immertion foot) jarang terjadi dan biasanya terdapat di negara yang bermusim dingin. Lokasinya bisa pada tangan, kaki, hidung, telinga, dan pipi. Ada 2 cara kematian kasus trauma dingin (cold trauma / frost bite / immertion foot), yaitu :1,21. Kecelakaan2. Pembunuhan (infanticide)Ada 2 reaksi dari tubuh korban trauma dingin :1,21. Reaksi lokal2. Reaksi umumAda 2 reaksi lokal :1. Kulit korban pucat akibat vasokonstriksi kemerahan akibat vasodilatasi karena paralisis vasomotor center.2. Kulit korban lalu berubah menjadi merah kehitaman, membengkak (skin blister), gatal dan nyeri. Kemudian timbul gangren superfisial yang irreversibel.Ada 8 reaksi umum :1,21. Kulit korban pucat dan menggigil. Kita dapat menemukan cutis anserina.2. Kepucatan yang bercampur warna sianosis. Hal ini karena darah "dipaksa" masuk kembali ke dalam pembuluh darah perifer akibat organ dalam mengalami kongesti.3. Lethargy, koma, dan akhirnya mati bila tubuh korban lama terpapar dingin.4. Pada pemeriksaan autopsi, jantung korban berisi darah berwarna merah cerah.5. Organ dalam mengalami kongesti hebat.6. Tengkorak korban dapat retak pada bagian sutura.7. Lebam mayat berwarna merah cerah yang bercampur bercak berwarna merah gelap.8. Cairan tubuh korban berubah menjadi es jika tubuh korban lama baru kita temukan.

2.2.7. Luka akibat perubahan tekanan udaraPeningkatan tekanan udara yang diikuti oleh perubahan volume gas di dalam tubuh dapat mengakibatkan trauma fisik, berupa barotrauma aural, barotrauma pulmonar, penyakit dekompresi (disbarisme) dan emboli udara.1Barotrauma aural adalah rasa nyeri ringan dan berdengung pada telinga yang sering dijumpai pada saat pesawat lepas landas atau pada saat akan mendarat, atau waktu menyelam. Gejala yang lebih berat adalah retraksi gendang telinga, hiperemi, kongesti telinga tengah dan pecahnya gendang telinga.2Barotrauma pulmonar dapat berkembang menjadi emfisema, pneumotoroks, kerusakan jaringan paru dan emboli udara.Kelainan lain yang dapat timbul adalah nyeri pada gigi berkavitas, vertigo, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran serta gangguan keseimbangan.2Perubahan volume gas dalam susunan saraf pusat dapat mengakibatkan tremor, konvulsi, somnolen, pusing dan mual. Sedangkan perubahan volume gas pada persendian mengakibatkan atralgia hiperbarik.2Penyakit dekompresi merupakan reaksi fisiologik terhadap tekanan tinggi. Pada saat tekanan tinggi, kelarutan gas-gas tubuh terutama nitrogen akan meningkat. Apabila kemudian terjadi penurunan tekanan secara tiba-tiba, maka kelarutan gas juga akan turun sehingga terjadi pembebasan gas-gas tersebt dalam bentuk gelembung-gelembung mikro dalam pembuluh darah (emboli) dan jaringan. Gejala utama adalah nyeri, pusing, paralisis, napas pendek, kelelahan ekstremitas dan kolaps.2

2.2.8 Luka akibat bahan kimiaTrauma kimia sebenarnya hanya merupakan efek korosif dari asam kuat dan basa kuat. Asam kuat sifatnya mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka korosi yang kering, keras seperti kertas perkamen, sedangkan basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan intra sel sehingga menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan akan terus berlanjut sampai dalam. Karena biasanya bahan kimia asam atau basa terdapat dalam bentuk cair (larutan pekat), maka bentuk luka biasanya sesuai dengan mengalirnya bahan cair tersebut.1,2Luka akibat zat kimia biasanya berupa luka bakar, terjadi karena kecelakaan kerja, kecelakaan di industri atau di laboratorium, kelengahan, pertengkaran dan penggunaan gas beracun dalam peperangan. Kerusakan atau luka yang terjadi sebanding dengan kadar dan jumlah bahan yang mengenai tubuh, cara dan lamanya kontak, serta sifat dan cara kerja zat kimia tersebut habis bereaksi dengan jaringan tubuh.1,2Faktor yang menentukan efek bahan kimia1,2a. Hubungan dengan letak tubuh Letak: Kulit Jalan nafas Saluran cerna Cara: Menetap setempat Masuk peredaran darah Lamanyab. Sifat bahan Basa Asamc. Dampak Koagulasi protein Korosi Keracunan Desifikasi (Pengeringan) Vesikulasi (Penggelembungan)Racun yang melalui rute oral biasanya bisa diketahui lewat bau mulut atau muntahan kecuali racun yang sifat daasarnya tidak berbau dan bewarna seperti arsenik yang sulit ditemukan hanya berdasar inspeksi saja.Luka bakar warna keputihan pada mukosa mulut atau keabuan pada bibir dan dagu menunjukkan akibat bahan kaustik atau kororsif baik yang bersifat asam kuat maupun basa kuat. Perbedaan pada dampak luka bakarnya yaitu nekrois koagulatif akibat paparan asam kuat sedangkan basa kuat menyebabkan nekrosis likuitatif.Kerusakan korosif hebat akibat alkali (basa) kuat pada esofagus lebih berat dibandingkan akibat asam kuat, kerusakan terbesar bila ph > 12 tapi tergantung juga dengan konsentrasi bahan tersebut.1,21. Asam kuat dan basa kuat2. Asam kuat mengkoagulasikan protein luka korosif yang kering, kertas sepertii kertas perkamen.3. Basa kuat memembentuk reaksi penyabunan luka basah, licin kerusakan sampai terus kedalam2Bahan kimia yang bersifat korosif dapat dibagi dalam 4 golongan :21. Asam organik yg bersifat korosif, asam oksalat, asam asetat, asam sitrat dan asam karbol.2. Asamanorganik yg bersifat korosif asam fluoride, asam klorida, asam nitrat dan asam sulfat.3. Kaustik alkali kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium hidroksida dan amoniak.4. Garam logam berat merkuri klorida, zinc klorida dan stibium klorida.

Ciri luka akibat kimiawi :21. Asam karbol luka bakar dimana kulit yang terkena akan berwarna kelabu keputihan. 2. Asam oksalat kulit berwarna kelabu kehitaman. 3. Asam sulfat dan asam klorida kulit mula-mula akan berwarna kelabu kemudian jadi hitam. 4. Asam nitrat kulit berwarna merah kecoklatan yang disertai dengan perdarahan. 5. Zinc klorida kulit berwarna keputih-putihan, sedangkan 6. Merkuri klorida kulit yang terkena berwarna biru keputihan + perdarahan.7. Ciri trauma akibat asam kering, cokelat kemerahan dan pada perabaan teraba padat dan keras8. Ciri trauma akibat basa bengkak, edem, warna cokelat kemerahan dan pada rabaan teraba lunak dan licin.

BAB IIIILUSTRASI KASUS

Seorang laki-laki berusia 35 tahun, bekerja sebagai wiraswasta. Ditemukan tewas di toko emas milik korban pada pagi hari. Pada saat ditemukan posisi korban dalam keadaan terlentang dengan menggunakan pakaian kaos putih lengan pendek dan celana pendek selutut.Di tubuh korban terdapat luka memar pada wajah dan dada serta luka terbuka pada leher, dan lengan.Di lantai sekitar tubuh korban ditemukan banyak darah.

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBIINSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALNOMOR AKREDITAS : YM. 00.03.3.3974Jalan Let. Jend. Suprapto No.31 Telanaipura-Jambi 36122Telp. (0741) 61692 ; Fax. (0741) 60014

PRO JUSTITIAVISUM ET REPERTUMNO : 01/VER-J/VD/XI/2014Atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Jambi, Resort Kota Jambi, Sektor Buluran Kenali, melalui suratnya tanggal 6 November 2014 No.93/VER/XI/2014/RESKRIM, yang ditandatangani oleh Abdul Hasan, S.IK, NRP. 8280338, pangkat Komisaris Polisi dan diterima tanggal 6 November 2014, pukul 10.00 WIB, maka dengan ini saya dr. Nabelia Putri sebagai dokter yang bekerja di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi, menerangkan bahwa pada tanggal 6 November 2014, pukul 10.30 WIB, di Instalasi Pemulasaraan jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi, telah memeriksa seorang jenazah yang berdasarkan surat permintaan tersebut diatas, bernama Tn. Sofyan umur 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan wiraswasta, alamat Jl. Sudirman No. 55 RT 07 RW 03 Kel. Bahagia Kota Jambi. Berdasarkan surat permintaan di atas, jenazah ditemukan di ruko milik korban pada hari Kamis, tanggal 6 November 2014, pukul 06.30 WIB, diduga meninggal dunia akibat pembunuhan.

HASIL PEMERIKSAANDari hasil pemeriksaan luar dan dalam yang telah kami lakukan atas tubuh jenazah tersebut diatas ditemukan fakta-fakta sebagai berikut :A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH------1. Identitas umum jenazah--------------------------------------------------------------a. Jenis kelamin: Laki-laki----------------------------------------------------------------b. Umur: Kurang lebih tiga puluh lima tahun--------------------------------------------c. Panjang badan: Seratus enam puluh sembilan sentimeter.--------------------------d. Berat badan : Delapan puluh kilogram.------------------------------------------------e. Warna kulit: Kuning langsat.-----------------------------------------------------------f. Warna pelangi mata: Berwarna hitam.-------------------------------------------------g. Ciri Rambut: Rambut kepala berwarna hitam, lurus , distribusi merata,ukuran panjang rambut lima sentimeter, tidak mudah dicabut.-----------------------------h. Kesan Gizi: Lebih.-----------------------------------------------------------------------2. Identitas Khusus Jenazah-------------------------------------------------------------a. Tato: Tidak ada.--------------------------------------------------------------------------b. Jaringan parut: Terdapat sebuah jaringan parut pada tungkai kiri bawah bagian belakang, titik pusat terletak empat sentimeter di bawah lipat lutut, bentuk oval, ukuran panjang lima sentimeter lebar satu sentimeter, warna kecoklatan, pada perabaan sama rata dengan kulit sekitar.---------------------------------------------------c. Tanda lahir: Tidak ada-------------------------------------------------------------------d. Tahi Lalat: Terdapat sebuah tahi lalat di pipi kanan, titik pusat terletak tujuh sentimeter disebelah kanan garis tengah tubuh dan lima sentimeter dibawah garis mendatar yang melewati kedua sudut mata berbentuk bulat dengan diameter satu koma tiga sentimeter, warna lebih hitam dari kulit sekitar dan pada perabaan lebih menonjol dari kulit sekitar, daerah sekitar tidak terdapat kelainan.--------------------e. Cacat fisik: Tidak ada--------------------------------------------------------------------f. Kantong jenazah: Tidak ada-------------------------------------------------------------g. Penutup Jenazah: Terdapat sebuah kain sarung berbahan katun, motif kotak-kotak, berwarna hijau, ukuran panjang seratus tujuh puluh sentimeter, lebar seratus sentimeter, merk gajah duduk.-------------------------------------------------h. Pakaian: Terdapat sebuah kaos lengan pendek tidak berkerah, berbahan kaos warna putih, motif polos, ukuran L, merk COLE, terdapat sebuah kantong di bagian depan kiri, isi kantong kosong.-------------------------------------------- Terdapat sebuah celana pendek, berbahan katun, warna biru gelap, motif polos, merk LIVES, terdapat dua buah kantong pada sisi samping kanan dan kiri, isi masing-masing kantong kosong.------------------------------------ Terdapat sebuah celana dalam, berbahan katun, warna putih, motif polos, ukuran tidak ada, merk GTman.---------------------------------------------------i. Benda disekitar jenazah: Tidak ada----------------------------------------------------j. Perhiasan: Tidak ada---------------------------------------------------------------------k. Lain-lain: Tidak ada---------------------------------------------------------------------B. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU TERJADINYA KEMATIAN.-----------------------------------------------------------------------------1. Suhu rektal mayat: Tidak diperiksa.---------------------------------------------------2. Lebam mayat: Pada, punggung, bokong, berwarna merah keunguan, tidak hilang dengan penekanan.---------------------------------------------------------------3. Kaku mayat: Pada kelopak mata, rahang, semua persendian kedua tangan dan kaki, sulit dilawan.-----------------------------------------------------------------------4. Pembusukan: Tidak ada.-----------------------------------------------------------------C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR.----------------1. Permukaan kulit tubuh-------------------------------------------------------------------a. Kepala--------------------------------------------------------------------------------- Daerah berambut: Tidak ada kelainan------------------------------------------------- Bentuk kepala: Simetris, tidak ada kelainan------------------------------------------ Wajah : Terdapat sebuah luka memar di pipi kiri. Titikpusat terletak empat sentimeter dibawah garis mendatar yang melewati kedua sudut mata dan tiga sentimeter di sebelah kiri garis tengah tubuh. Bentuk tidak beraturan, ukuran panjang empat sentimeter dan lebar tiga sentimeter. Pada perabaan sama dengan kulit sekitar, warna merah keunguan. Daerah disekitar luka tidak terdapat kelainan.-------------------------------------------------------------------------b. Leher: Terdapat sebuah luka terbuka di leher bagian depan. Titik pusat luka terletak empat sentimeter dibawah ujung dagu dan satu sentimeter di sebelah kiri garis tengah tubuh. Bentuk teratur seperti garis lurus dengan ukuran panjang luka sepuluh sentimeter, lebar luka satu sentimeter, dan kedalaman luka empat sentimeter. Warna luka merah keunguan. Garis batas luka tegas, tepi luka rata, kedua sudut luka berbentuk lancip, tebing luka rata, antara tebing luka tidak terdapat jembatan jaringan, tebing luka terdiri dari kuli, lemak, jaringan ikat, otot, dan tulang. Dasar luka tulang. Pada perabaan luka lebih cekung dari kulit sekitar. Jika luka dirapatkan dapat rapat sempurna berbentuk garis lurus dengan ukuran panjang sebelas sentimeter. Pada daerah sekitar luka tidak ada kelainan.-----------------------c. Bahu: Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------d. Dada: Terdapat sebuah luka memar di dada kiri. Titik pusat terletak empat sentimeter dibawah garis mendatar yang melewati kedua puting susu dan delapan sentimeter di sebelah kiri garis tengah tubuh. Bentuk tidak beraturan, ukuran panjang enam sentimeter dan lebar tiga sentimeter. Pada perabaan sama dengan kulit sekitar, warna merah keunguan. Daerah disekitar luka tidak terdapat kelainan---------------------------------------------e. Punggung: Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------f. Perut: Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------g. Bokong:------------------------------------------------------------------------------ Bokong kanan: Tidak ada kelainan---------------------------------------------- Bokong kiri: Tidak ada kelainan------------------------------------------------- Dubur :------------------------------------------------------------------------------ Lingkar dubur: Tidak ada kelainan---------------------------------------------- Liang dubur: Tidak ada kelainan------------------------------------------------h. Anggota gerak:----------------------------------------------------------------------- Anggota gerak atas:---------------------------------------------------------------- Kanan: Terdapat sebuah luka terbuka di lengan kanan bawah bagian depan sisi dalam. Titik pusat luka terletak empat sentimeter dibawah lipat siku. Bentuk teratur seperti garis lurus dengan ukuran panjang luka delapan sentimeter, lebar luka satu sentimeter, dan kedalaman luka satu koma lima sentimeter. Warna luka merah keunguan. Garis batas luka tegas, tepi luka rata, kedua sudut luka berbentuk lancip, tebing luka rata, antara tebing luka tidak terdapat jembatan jaringan, tebing luka terdiri dari kuli, lemak, jaringan ikat, otot, dan tulang. Dasar luka tulang. Pada perabaan luka lebih cekung dari kulit sekitar. Jika luka dirapatkan dapat rapat sempurna berbentuk garis lurus dengan ukuran panjang sembilan sentimeter. Pada daerah sekitar luka tidak ada kelainan.Ujung jari dan jaringan di bawah kuku tampak pucat.------------------------------------------ Kiri: Ujung jari dan jaringan di bawah kuku tampak pucat, tidak ada kelainan.--------------------------------------------------------------------------------- Anggota gerak bawah:----------------------------------------------------------------- Kanan: Ujung jari dan jaringan di bawah kuku tampak pucat, tidak ada kelainan.--------------------------------------------------------------------------------- Kiri: Ujung jari dan jaringan di bawah kuku tampak pucat, tidak ada kelainan.---------------------------------------------------------------------------------i. Bagian tubuh tertentu------------------------------------------------------------------a. Mata: Kedua mata terbuka satu koma lima sentimeter------------------------- Alis mata:-------------------------------------------------------------------------------- Kanan : Warna hitam, tipis, tidak ada kelainan. ----------------------------------- Kiri: Warna hitam, tipis, tidak ada kelainan. -------------------------------------- Bulu mata:------------------------------------------------------------------------------- Kanan : Warna hitam, lurus, tidak ada kelainan----------------------------------- Kiri: Warna hitam, lurus, tidak ada kelainan--------------------------------------- Kelopak mata:-------------------------------------------------------------------------- Kanan : Tidak ada kelainan------------------------------------------------------------- Kiri : Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------- Selaput kelopak mata:--------------------------------------------------------------------- Kanan: Tampak pucat--------------------------------------------------------------------- Kiri: Tampak pucat------------------------------------------------------------------------ Selaput biji mata:-------------------------------------------------------------------------- Kanan : Tidak ada kelainan------------------------------------------------------------- Kiri: Tidak ada kelainan------------------------------------------------------------------ Selaput bening mata:---------------------------------------------------------------------- Kanan : Tampak jernih------------------------------------------------------------------ Kiri: Tampak jernih----------------------------------------------------------------------- Pupil mata:---------------------------------------------------------------------------------- Kanan : Ukuran diameter nol koma delapan sentimeter, tidak ada kelainan.----- Kiri: Ukuran diameter nol koma delapan sentimeter, tidak ada kelainan. -------- Pelangi mata:------------------------------------------------------------------------------- Kanan : Coklat kehitaman---------------------------------------------------------------- Kiri : Coklat kehitaman-------------------------------------------------------------------b. Hidung :------------------------------------------------------------------------------------- Bentuk hidung : Sedang, tidak ada kelainan------------------------------------------- Permukaan kulit hidung : Tidak ada kelainan----------------------------------------- Lubang hidung : Tidak ada kelainan----------------------------------------------------c. Telinga :------------------------------------------------------------------------------------- Bentuk telinga : Sedang, tidak ada kelainan------------------------------------------- Permukaan daun telinga : Tidak ada kelainan----------------------------------------- Lubang telinga : Tidak ada kelainan----------------------------------------------------d. Mulut :--------------------------------------------------------------------------------------- Bibir atas : Tampak pucat.---------------------------------------------------------------- Bibir bawah : Tampak pucat.------------------------------------------------------------ Selaput lendir mulut : Tampak pucat.--------------------------------------------------- Lidah : Tampak pucat, tidak ada kelainan---------------------------------------------- Rongga mulut : Tidak ada kelainan----------------------------------------------------- Gigi geligi :--------------------------------------------------------------------------------- Rahang atas : Gigi lengkap, gigi geraham belakang ketiga kanan dan kiri sudah tumbuh, tidak ada kelainan.-------------------------------------------------------------- Rahang bawah : Gigi lengkap, gigi geraham belakang ketiga kanan dan kiri sudah tumbuh, tidak ada kelainan.------------------------------------------------------e. Alat kelamin : ------------------------------------------------------------------------------ Pelir : Sudah disunat, tidak ada kelainan----------------------------------------------- Kantung buah pelir : Teraba dua buah biji pelir, tidak ada kelainan----------------j. Tulang-tulanga. Tulang tengkorak : Tidak ada kelainan-------------------------------------------------b. Tulang wajah : Tidak ada kelainan------------------------------------------------------c. Tulang hidung : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------d. Tulang belakang : Tidak ada kelainan--------------------------------------------------e. Tulang-tulang dada : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------f. Tulang-tulang punggung : Tidak ada kelainan----------------------------------------g. Tulang-tulang panggul : Tidak ada kelainan-------------------------------------------h. Tulang anggota gerak : Tidak ada kelainan-------------------------------------------

D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM.1. Rongga kepala : ---------------------------------------------------------------------------a. Kulit kepala bagian dalam : Tidak ada kelainan---------------------------------------b. Tulang atap tengkorak : Tidak ada kelainan-------------------------------------------c. Tulang dasar tengkorak : Tidak ada kelainan------------------------------------------d. Selaput keras otak : Tidak ada kelainan------------------------------------------------e. Selaput lunak otak : Tidak ada kelainan------------------------------------------------f. Otak besar : Berat seribu tiga ratus gram, panjang tiga puluh satu sentimeter, lebar sebelas sentimeter, tebal sembilan sentimeter, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan. ---------------------------------------------------------g. Otak kecil : Berat seratus lima puluh gram, panjang sepuluh sentimeter, lebar tiga koma lima sentimeter, tebal dua sentimeter, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------------h. Batang otak : Berat lima puluh gram, panjang enam sentimeter, lebar dua sentimeter, tebal tiga sentimeter, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------------------------2. Leher dan lidah bagian dalam------------------------------------------------------------a. Lidah : Tampak pucat, Tidak ada kelainan---------------------------------------------b. Kulit leher bagian dalam : Berwarna merah keunguan, Tidak ada kelainan-------c. Otot leher bagian dalam : Tidak ada kelainan-----------------------------------------d. Tenggorokan : Terdapat patah tulang,tidak ada kelainan-----------------e. Kerongkongan: Tidak ada kelainan------------------------------------------f. Tulang rawan lidah:Tidak ada kelainan-------------------------------------------g. Tulang rawan gondok: Terdapat patah tulang,tidak ada kelainan-----------------h. Kelenjar gondok: Tidak ada kelainan-------------------------------------------i. Kelenjar gondok: Tidak ada kelainan------------------------------------------j. Tulang rawan cincin: Tidak ada kelainan------------------------------------------

3. Rongga dada----------------------------------------------------------------------------------------a. Rongga dada: Tidak ada kelainan-------------------------------------------b. Otot dinding dada: Tidak ada kelainan-------------------------------------------c. Tulang-tulang dada: Tidak ada kelainan-------------------------------------------d. Paru: ------------------------------------------------------------------ Paru kanan: Terdiri dari tiga baga, berat tiga ratus gram ukuran panjang dua puluh tiga sentimeter, lebar dua belas sentimeter, tebal lima sentimeter, warna merah pucat, perabaan seperti spons, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan----------- Paru kiri: Terdiri dari dua baga, berat dua ratus dua puluh gram ukuran panjang delapan belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tebal tiga sentimeter, warna merah pucat, perabaan seperti spons, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan---

e. Jantung: Jantung terletak diantara kedua paru-paru,ukuran sebesar kepalan tangan kanan jenazah, berat tiga ratus lima puluh gram, panjang lima belas sentimeter, lebar sembilan sentimeter, tebal tujuh sentimeter, permukaan licin, perabaan kenyal.-------------------------------------------------------------------------------------------- Kandung jantung: di dalam dinding jantung terdapat cairan berwarma kuning sebanyak sepuluh mililiter, tidak ada kelainan------------------------------------------------ Jantung kanan: Serambi kanan, katup terdiri dari tiga katup, ukuran panjang lingkar ketiga katup dua belas sentimeter. Bilik kanan, tebal otot jantung kanan satu koma tujuh sentimeter. Pembuluh nadi paru terdiri dari tiga katup, ukuran panjang ketiga katup lima sentimeter, katup tidak ada kelainan.-------------------------------------------------------------- Jantung kiri: Serambi kiri, katup terdiri dari dua katup, ukuran panjang lingkar kedua katup dua belas sentimeter. Bilik kiri, tebal otot jantung kiri dua koma empat sentimeter. Pembuluh nadi utama terdiri dari tiga katup, ukuran panjang lingkar ketiga katup tujuh sentimeter,tidak ada kelainan.--------------------------------------------------------------f. Pembuluh nadi besar dada: Tidak ada kelainan-------------------------------------------4. Rongga perut:---------------------------------------------------------a. Kulit perut bagian dalam: Tidak ada kelainan----------------------------------b. Rongga perut:Tidak ada perlekatan antara dinding perut dengan organ, tidak adaa kelainan.-----------------------------------------------------------------------------------------------c. Tirai usus : Tampak menutupi sebagian besar usus, tidak ada kelainan-----d. Lambung: Ukuran panjang lengkung besar dua puluh dua sentimeter, panjang lengkung kecil tiga belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tebal lima sentimeter, berat bersama isi tiga ratus empat puluh gram, warna merah pucat permukaan licin, tepi rata, perabaan kenyal, dinding dalam lambung licin dan tidak rata, lambung berisi cairan, tidak terdapat makanan.------------------------------------------------------------------------------------------e. Usus halus dan usus besar: Tidak ada kelainan.------------------------------------------f. Hati: Berwarna merah kecoklatan, permukaannya rata, tepinya tajam, pada perabaan kenyal. Ukuran panjang dua puluh tiga sentimeter, lebar sebelas sentimeter, tebal lima koma tujuh sentimeter,berat seribu empat ratus gram.----------------------g. Kantung empedu: Ukuran panjang sepuluh sentimeter, lebar lima sentimeter, terdapat cairan berwarna hijau sebanyak tiga puluh tiga mililiter, saluran empedu tidak menunjukkan penyumbatan, tidak ada kelainan-------------------------------------------------h. Pankreas: Ukuran panjang lima puluh empat sentimeter, lebar enam sentimeter, tebal satu koma dua sentimeter, perabaan kenyal, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------------------i. Limpa: Bentuk melisut, berwarna pucat, permukaan tidak rata, tepi tajam, perabaan kenyal, berat seribu dua ratus gram, panjang sebelas sentimeter, lebar delapan sentimeter, tebal dua sentimeter, pada pengirisanpenampang tidak ada kelainan.-------j. Ginjal: ------------------------------------------------------------------ Selaput pembungkus ginjal kanan dan kiri tidak ada kelainan------------------------------ Ginjal kanan: Berwarna merah kehitaman, ukuran panjang dua belas sentimeter, lebar sembilan sentimeter, tebal tiga sentimeter, berat seratus tiga puluh gram, permukaan rata dan licin, pada pengirisanpenampang tidak ada kelainan-------------------------- Ginjal kiri: Berwarna merah kehitaman, ukuran panjang sebelas sentimeter, lebar delapan koma lima sentimeter, tebal tiga sentimeter, berat seratus dua puluh gram, permukaan rata dan licin, pada pengirisanpenampang tidak ada kelainan.-----------------5. Rongga panggul:----------------------------------------------------------a. Kandung kencing: Berisi cairan berwarna kuning sebanyak tiga puluh tiga mililiter, pada pengirisanpenampang tidak ada kelainan---------------------------------b. Prostat : Terdapat lima bagian, ukuran panjang lima sentimeter, lebar empat sentimeter, tebal dua sentimeter, berat dua puluh tujuh gram,perabaan kenyal, permukaan rata, pada pengirisanpenampang tidak ada kelainan.---------------------------

E. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG------------------------------------------Selain fakta di atas, guna lebih memperjelas perkara maka saya telah mengambil sampel berupa :-------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Darah sebanyak tiga mililiter untuk tes golongan darah-------------------------------------2. Urine sebanyak tiga mililiter untuk tes narkoba-----------------------------------------------Hasil dari pemeriksaan laboratorium : ------------------------------------------------------------------1. Golongan darah : A.-------------------------------------------------------------------------------2. Tidak ditemukan narkoba.------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN--------------------------------------------------------------------------------------------Dari fakta-fakta yang kami temukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut, maka saya simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki, umur kurang lebih tiga puluh lima tahun, warna kulit kuning langsat, kesan gizi lebih. Dari pemeriksaan luar dan dalam ditemukan tanda-tanda kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada wajah dan dada dan ditemukan tanda-tanda kekerasan benda tajam berupa luka robek pada lengan dan leher. Sebab kematian adalah kehabisan darah akibat luka robek pada pembuluh darah leher.--------

PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------------Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan sebagai dokter.------------------------

Jambi, 6 November 2014Dokter yang memeriksa,

dr. Nabelia Putri NIP. G1A214008

BAB IVPEMBAHASAN

5.1Tanda Pasti KematianPada pemeriksaan mayat, ditemukan kaku mayat pada kelopak mata, rahang, semua persendian kedua tangan dan kaki, sulit dilawan.Hal ini menunjukkan bahwa kaku mayat yang terjadi komplit. Kaku mayat menjadi lengkap 12 jam pasca kematian. Selain itu, pada mayat juga terdapat lebam mayat yang terdapat pada punggung dan bokong dengan warna merah keunguan.Lebam mayat ini tidak hilang pada penekanan. Lebam mayat akan muncul pada 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8 jam hingga 12 jam setelah kematian klinis. Jadi, berdasarkan tanda kematian ini, diperkirakan bahwa mayat telah meninggal pada 8 hingga 12 jam.

Tabel. 5.1 Perbedaan Hematom (luka memar) dan Lebam MayatHEMATOMLEBAM MAYAT

Kejadian intravitalKejadian post mortem

Terdapat pembengkakanPembengkakan (-)

Darah tidak mengalirDarah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat

Penampang sayatan nampak merah kehitamanJika dialiri air penampang sayatan nampak bersih

5.2Traumatologi ForensikDitemukan luka memar pada wajah dan dada dan luka terbuka pada leher dan lengan. Luka memar disebabkan oleh kekerasan tumpul dan luka terbuka disebabkan benda tajam yang memiliki karakteristik tepi rata, dasar luka dapat ditentukan, tidak terdapat jembatan jaringan di antara kedua tepi luka. Pada kasus ini perlu dipastikan apakah luka-luka pada korban terjadi secara intravital atau post-mortem, karena hal ini terkait dengan sebab dan mekanisme kematian korban.Luka benda tajam merupakan putusnya atau rusaknya kontinuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keping kaca, gelas, logam, sembilu, bahkan tepi kertas atau rumput.Luka akibat benda tajam pada umumnya mudah dibedakan dari luka yang disebabkan oleh benda tumpul dan dari luka tembakan senjata api. Gambaran umum luka yang diakibatkan adalah : tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik. Pada kematian yang disebabkan oleh benda tajam, walaupun tetap harus dipikirkan kemungkinan karena suatu kecelakaan; tetapi pada umumnya karena suatu peristiwa pembunuhan atau peristiwa bunuh diri.

Luka yang disebabkan oleh benda yang berujung runcing dan bermata tajam dibagi menurut beberapa kategori:1. Luka tusuk (stab wound)2. Luka Iris atau luka sayat (Incised wounds)3. Luka Bacok (Chop wounds)Luka irisan leher disebabkan karena bunuh diri atau oleh karena suatu pembunuhan.Di Eropa umumnya luka irisan leher ini disebabkan karena bunuh diri, tetapi di Negeri kita selain bunuh diri, hal ini disebabkan karena terjadi pada suatu pembunuhan.Apakah luka irisan pada leher karena membunuh diri dapat dibedakan dari irisan leher karena disebabkan pembunuhan.1. Luka Irisan Leher Karena Bunuh DiriMasalah dalam irisan leher karena bunuh diri ini umumnya selain irisan leher, terdapat juga banyak luka luka irisan lain nya pada leher yang kecil kecil, dangkal dan sejajar dan luka luka pada bagian dari tubuh lainnya. Misalnya saja pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, perut, dan lain sebagainya yang disebabkan karena percobaan bunuh diri.2. Luka Irisan Leher Karena PembunuhanUmumnya dalam hal ini juga terdapat luka luka lainnya, karena si korban membela diri. Luka luka itu terjadi sewaktu ia menangkis serangan serangan dengan pisau dan di namakan luka luka tangkisan.Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan umumnya ditemukan pada telapak dan punggung tangan, jari-jari tangan, punggung lengan bawah dan tingkai.Pemeriksaan pada kain (baju) yang terkena pisau bertujuan untuk melihat interaksi antara pisau-kain-tubuh, yaitu melihat letak/lokasi kelainan, bentuk robekan, adanya partikel besi (reaksi biru berlin dilanjutkan dengan pemeriksaan sprektroskopi) serat kain dan pemeriksaan terhadap berccak darahnya.Bunuh diri yang menggunakan benda tajam biasanya diarahkan pada tempat yang cepat mematikan misalnya leher, dada kiri, pergelangan tangan, perut, dan lipat paha. Bunuh diri dengan senjata tajam tentu saja akan menghasilkan luka-luka pada tempat yang terjangkau oleh tangan korban serta biasanya tidak menembus pakaian karena umumnya korban menyingkap pakaian terlebih dahulu.Luka percobaan khas ditemukan pada kasus bunuh diri yang menggunakan senjata tajam, sehubungan dengan kondisi kejiwaan korban, luka percobaan tersebut dapat berupa luka sayat atau luka tusuk yang dilakukan berulang dan biasanya sejajar.

5.3Sebab dan Mekanisme KematianTransmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang, pembuluh darah dan organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan pada semua sistem organ, sehingga tubuh melakukan kompensasi akibat ada trauma bila kompensasi tubuh tersebut berlanjut tanpa dilakukan penanganan akan mengakibatkan kematian seseorang.Mekanisme kompensasi tersebut adalah :1. Aktivasi sistem saraf simpatik menyebabkan peningkatan tekanan arteri dan vena, bronkhodilatasi, takikardia, takipneu, capillary shunting, dan diaforesis.2. Peningkatan heart rate. Cardiac output sebanding dengan stroke volume dikalikan heart rate. Jika stroke volume menurun, heart rate meningkat.3. Peningkatan frekuensi napas. Saat inspirasi, tekanan intrathoracik negatif. Aksi pompa thorak ini membawa darah ke dada dan pre-loads ventrikel kanan untuk menjaga cardiac output.4. Menurunnya urin output. Hormon anti-diuretik dan aldosteron dieksresikan untuk menjaga cairan vaskular. Penurunan angka filtrasi glomerulus menyebabkan respon ini.5. Berkurangnya tekanan nadi menunjukkan turunnya cardiac output (sistolik) dan peningkatan vasokonstriksi (diastolik). Tekanan nadi normal adalah 35-40 mmHg.6. Capillary shunting dan pengisian trans kapiler dapat menyebabkan dingin, kulit pucat dan mulut kering. Capillary refill mungkin melambat.7. Perubahan status mental dan kesadaran disebabkan oleh perfusi ke otak yang menurun atau mungkin secara langsung disebabkan oleh trauma kepala.Pada korban terdapat beberapa kemungkinan kematian. Luka terbuka pada leher dapat menyebabkan putusnya pembuluh darah karotis yang menyuplai darah ke otak sehingga jika otak kekurangan suplai darah akan mengakibatkan rusak jaringan di otakdan menyebabkan perdarahan yang berat yang berakibat kematian. Patah tulang pada daerah leher juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran napas. Saluran napas dapat terhambat sehingga jenazah mengalami kesulitan napas dan dalam waktu tertentu mengakibatkan henti nafas dan si jenazah mengalami mati lemas.Luka benda tajam pada leher dapat menyebabkan korban meninggal karena terpotongnya arteri carotis, vena jugularis, pharyng, trakea.Terpotongnya a. carotis dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan trombus a. cerebralis. Terpotongnya v. jugularis berisiko menyebabkan emboli udara yang dapat menyumbat a. Pulmonalis. Selain itu, terpotongnya trachea dapat mengakibatkan aspirasi darah ke paru-paru

Tabel 5.2 Perbedaan Luka pada Trauma Tajam dan Trauma TumpulPembedaTajamTumpul

bentuk lukaTeraturTidak

TepiRatatidak rata

jembatan jaringantidak adaada/tidak

folikel rambut terpotongya/tidakTidak

dasar lukagaris/titiktidak teratur

sekitar lukaBersihBisa lecet/memar

Tabel 5.3 Ciri-ciri luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh diri atau kecelakaan

PembedaPembunuhanBunuh DiriKecelakaan

Lokasi lukaSembarangTerpilihTerpapar

Jumlah lukaBanyakBanyak> 1

PakaianTerkenaTidakTerkena

Luka tangkisan(+)(-)(-)

Luka percobaan(-)(+)(-)

Cedera SekunderMungkin ada(-)Mungkin ada

5.4 Perdarahan Pada Penderita TraumaPerdarahan adalah penyebab syok paling sering terjadi pada penderita trauma. Respon penderita trauma terhadap kehilangan darah menjadi lebih rumit karena pergeseran cairan diantara kompartemen cairan didalam tubuh (khususnya didalam kompartemen cairan ekstraselullar) Definisi dari perdarahan adalah kehilangan akut volume peredaran darah.Walau bervariasi volume darah orang dewasa normal adalah kira-kira 7% dari berat badan.Klasifikasi perdarahan kelas I adalah ibarat seseorang yang menyumbang satu unit darah, kehilangan darah sekitar 15% volume darah (750ml).Kelas II adalah perdarahan tanpa komplikasi, namun resusitasi cairan kristaloid diperlukan, kehilangan darah 15-30% volume darah (750-1500ml).Kelas III adalah perdarahan dengan komplikasi dimana harus diberikan infus kristaloid dan mungkin penggatian darah, kehilangan darah 30-40% volume darah (1500-2000ml). Kelas IV harus dianggap sebagai kejadian preterminal, dan jika tidak diambil tindakan yang sangat agresif penderita akan meninggal dalam beberapa menit, kehilangan darah >40% volume darah (>2000ml).

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan1. TraumatologiTraumatologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau perlukaan, cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang kelainannya terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang menimbulkan jejas.Ada tiga hal yang ciri khas/ hasil dari trauma yaitu :a. Adanya lukab. Perdarahan dan atau skarc. Hambatan dalam fungsi orga2. Klasifikasi trauma (berdasarkan sifat dan penyebab) :a. Trauma Mekanik (Kekerasan oleh benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul, tembakan senjata)b. Trauma Fisik (Suhu, listrik dan petir, akustik, radiasi, tekanan udara)c. Trauma Kimia (Asam basa atau kuat)3. PerdarahanPerdarahan adalah kehilangan akut volume peredaran darah.Walau bervariasi volume darah orang dewasa normal adalah kira-kira 7% dari berat badan.Kelas IV harus dianggap sebagai kejadian preterminal, dan jika tidak diambil tindakan yang sangat agresif penderita akan meninggal dalam beberapa menit, kehilangan darah >40% volume darah (>2000ml)4. Tanda kematianAda beberapa tanda tidak pasti kematian yakni : berhentinya istem pernafasan, berhentinya sirkulasi darah, kepucatan pada kulit, perubahan pada mata.Terdapat 5 tanda pasti kematian yakni : lebam mayat, kaku mayat, pembusukan, penurunan suhu mayat, adiposera, dan mumifikasi5. Mekanisme kematian

5.2 Saran1. Diharapkan refrat ini dapat menjadi bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca2. Diharapkan dapat terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara pihak berwenang (penyidik) dengan bagian forensic dan medikolegal sehingga kasus-kasus tindak pidana dapat diselesaikan dengan baik.3. Bagi Pendidikan, refrat ini dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan bagi tenaga kesehatan terutama dokter muda dalam menjalani masa klinik di Instalasi Forensik dan Medikolegal.

Daftar Pustaka

1. Budiyanto A, Widiatmaka W, SudionoS ,dkk .Ilmu Kedokteran Forensik.Jakarta :Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997.2. Roman s 4n6 Ed. 20 by Syaulia, Andirezeki, Wongso; 20113. Hoediyanto, H. Trauma Listrik, BagianIlmuKedokteranForensikUniversitasAirlangga,Surabaya. 2012. 4. Mansjoer, Arif, dkk, KapitaSelektaKedokteran, Edisi 3, Jilid 2. FakultasKedokteran UI, Jakarta, 2000; H: 370-15. Idries,Abdul M. PedomanIlmuKedokteranForensikEdisiPertama. Jakarta. BinarupaAksara. 1997. H: 108 1176. Arsyadi,gunawan. Luka Bakardan luka listrik. BahanKuliahForensik. FakultasKedokteranUniversitasHasanuddin, 2008.7. Cushing, Tracy A. [online]. 2010. [cited1November 2014]. Available from :http://emedicine.medscape.com/article/770179-overview8. Rilantono, Ismudiati E, dkk. BukuAjarKardiologi. Jakarta: FakultasKedokteran UI. 2004. H:275-2889. Isselbacher, Braunwald, Wilson. Harrison, Prinsip-PrinsipIlmuPenyakitDalam. Jakarta. ECG. 2000. H.1065-111810. Price A. Sylvia, Wilson M. Lorraine. Patofisiologi, KonsepKlinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta. ECG. 2006. 630-65411. Robbins dan Kumar. BukuAjarPatologi II. Edisi 4. Jakarta: EGC. 1995. H:29-3312. Herlambang, Penggalih Mahardika. Mekanisme Biomolekuler Luka Memar [online]. 2010. Available at: http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/10/biomol-memar_rev.pdf. [cited : 03 Juni 2010].13. Wales J. Visum et Repertum. [online]. 2010. Available at : Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Visum_Et_Repertum. [cited : 04 Juni 2010].14. Dahlan, Sofwan. Pembuatan Visum Et Repertum. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang : 2003.