DASAR ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
SEJARAHILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Pembimbing Kepaniteraan Klinik: dr. Edi Syahputra Hasibuan,
Sp.KF, MHKesdr. Fujiantodr. Edgar P.R.P. Hutadjulu1DISUSUN OLEH
:
Andari Putri WardhaniI11110053Eko SaputroI11110065Fadilla
SafiraI11110051Michael Raja Pradana SitorusI11111016Yudo
PrabowoI11110017
Pendahuluan2
Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala.
Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Romawi, India,
serta Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran
dengan cara sederhana.
3Salah satu contoh perkembangan nyata dari ilmu kedokteran
adalah lahirnya Ilmu Kedokteran Forensik. Istilah Kedokteran
Forensik (Forensic Medicine) berasal dari bahasa Latin:Forensik,
berasal dari kata Forum yang berarti tempat/lokasi untuk melakukan
transaksi. Medicine, yang berarti kedokteran
4Ilmu Kedokteran Forensik : Cabang spesialistik ilmu kedokteran
yang memanfaatkan ilmu kedokteran untuk membantu penegakan hukum
dan pemecahan masalah-masalah di bidang hukum.Ilmu Kedokteran
Forensik the mother of forensic sciences karena merupakan gabungan
dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan untuk membantu
membuat jelas/terang suatu perkara pidana yang berkaitan dengan
manusia, antara lain ilmu biologi kedokteran, fisika kedokteran,
biokimia kedokteran, kimia kedokteran, histologi, anatomi, dll.
5
Referat Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik dirasa sangat perlu
agar pembaca terutama mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan
lainnya mengetahui sejarah perkembangan ilmu kedokteran forensik
sejak awal ditemukan hingga zaman modern seperti saat ini, beserta
bagaimana aplikasinya dalam pelayanan bagi masyarakat secara
luas.
Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik Sebelum Masehi
6
7MESIR5000 6000 SM : asal ilmu kedokteran forensik
ditelusuri.
Mesir : Imhotep yang merupakan pemuka agama tertinggi, Hakim
tertinggi, pimpinan penyihir, dan tabib kepala dari raja Zozer
dianggap sebagai dewa oleh bangsa Mesir pada zaman Pharaoh
Zoster.Imhotep orang pertama yang mengaplikasikan antara kedokteran
dan hukum pada lingkungan sekitarnya.
Patung Imhotep (http://www.amazine.co)
MESIRNaskah ini dibuat sekitar tahun 1.550 SM Papirus Ebers
menunjukkan bahwa orang Mesir kuno telah mengetahui adanya pembuluh
darah, jantung memompa darah ke seluruh tubuh, dan 700 resep obat
tradisional.INDIASama seperti di Mesir, praktek medis di India
dibatasi hanya untuk anggota dari kasta kasta pilihan.
Papirus Ebers (http://www.amazine.co)
8
9CINASejarah ilmu kedokteran forensik sudah dirintis sejak
beribu-ribu tahun Sebelum Masehi.3000 tahun SM Orang Cina sudah
mampu menerangkan tentang efek racun terhadap tubuh
manusia.Perjalanan ilmu kedokteran saat itu belum memiliki aturan
jelas mengenai semua hal yang berkaitan dengan organisasi
medis.
10MESOPOTAMIA2200 SM : Kitab undang-undang Hammurabi (code of
hammurabi) merupakan kitab hukum formal pertama dari ilmu
kedokteran yang mengatur tentang: organisasi medisbatasan-batasan,
tugas, kewajiban dari profesi medis.ketetapan hukum kepada dokter
malpraktekMembedakan antara luka yang mematikan dan luka yang tidak
mematikan.
Kitab undang undang Hammurabi
(httpi-cias.come.ohammurabi_code.htm)
11YUNANIPandangan ilmiah dan metode Hippocrates menempatkan ilmu
kedokteran secara rasional.Hippocrates dan pengikutnya mempelajari
tentang lamanya kehamilan, viabilitas bayi lahir
prematur,Superfetation (kemungkinan terbentuknya lagi bagian tubuh
lainnya dan perhatian yang besar pada ilmu mengenai racun yang
termasuk di dalam Sumpah Hippocrates yaitu sumpah untuk tidak
menggunakan dan menyarankan penggunaan racun.
Patung Hippocrates (http://www.myanmarphr.orgp=637)
12ROMAWIUndang-undang Romawi tidak lebih maju dari pada Yunani,
tetapi selama masa kekaisaran Romawi ada kemajuan dalam
pengobatan.Yunani dan Romawi melanjutkan metode rasional yang
objektif otopsi, banyak ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan
penyelidikan penyakit.
13Pemeriksaan jenazah Jullius Caesar (100-44 SM):Otopsi untuk
kepentingan peradilan baru dilakukan ketika Kaisar Julius dibunuh
oleh anggota-anggota senat kerajaan dibawah pimpinan : Brutus dan
Cassius.
Ilustrasi Pembunuhan Kaisar Julius Caesar
(http://www.todayifoundout.com)
14Anthitius, seorang dokter di zaman itu menyatakan bahwa dari
23 luka yang ditemukan pada tubuh Kaisar Julius hanya satu luka
saja yang menembus sela iga ke-2 sisi kiri depan yang menembus
jantungnya sehingga menyebabkan kematianKasus hukum pertama yang
diselesaikan dengan memanfaatkan ilmu kedokteran atau
ketabiban.
Ilustrasi Otopsi Jenazah Kaisar Julius
Caesar(http://www.todayifoundout.com)
Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik Setelah Masehi
15
16
Antara tahun 529 dan 564 M, Justinian Code (Kitab Justinian)
dijadikan undang-undang hukum untuk mengatur praktek
dokter,pembedahan dan kebidanan,standar malpraktek, dan tanggung
jawab ahli medis. Hal tersebut dilatarbelakangi masalah kehamilan,
aborsi, penyimpangan seksual, keracunan, dan perceraian.
Justinian Code (http://www.duhaime.org/)
17Memasuki abad ke-15, dimulailah era baru ilmu kedokteran
forensik Eropa yang diambil dari dua kitab hukum Jerman yaitu pada
tahun 1507, Bamberger code (Coda Bambergensis) dan pada tahun 1553
Caroline code (Constitutio Criminalis Carolina).
Constitutio Criminalis Carolina
(http://tortury.blox.pl/2007/08/.html)
18Di dalam kitab Caroline code (Constitutio Criminalis Carolina)
mengharuskan adanya kesaksian dari ahli medis pada setiap
persidangan kasus pembunuhan, keracunan, luka, gantung diri,
tenggelam pembunuhan terhadap bayi, aborsi dan setiap keadaan yang
disertai perlukaan pada manusia
19Perkembangan di Asia berkembang lebih dahulu terutama di
negara Cina, dimana Song Ci menulis dan menerbitkan buku berjudul
Xi Yuan Ji Lu, pada masa Dinasti Song (1248).
Xi Yuan Ji Lu (http://www.cultural-china.com)
20Dalam buku Xi Yuan Ji Lu, mencakup acuan untuk melakukan
prosedur-prosedur penanganan kematian yang tidak wajar secara
detail, dan menekankan pada langkah-langkah penting yang harus
dilakukan dalam investigasi secara teliti. Buku ini juga tercantum
kesulitan-kesulitan pemeriksaan akibat pembusukan, luka palsu, luka
antemortem, luka postmortem, dan cara membedakan antara jasad yang
ditenggelamkan setelah dibunuh atau mati karena tenggelam.
21Perkembangan Kedokteran Forensik berikutnya adalah
keberhasilan William Scheele pada tahun 1775, berhasil mendeteksi
arsen dari tubuh seorang mayat.Kemudian, seorang ahli kimia
Skotlandia bernama James Marsh ketika Ia berhasil menemukan cara
mengidentifikasi racun arsen sampai seperseribu miligram, tepatnya
yakni pada 1836, yang digunakan selama percobaan pembunuhan.
James Marsh (http://www.forensicsciencebester.blogspot.com)
22Perkembangan ilmu kedokteran forensik selanjutnya ialah pada
awal tahun 1855, Ambroise Auguste Tardieu, Perancis menemukan
bintik-bintik darah kecil yang terjadi di bawah pleura dan hati
dengan pencekikan yang cepat, yang Ia beri nama Ecchymosis Tardieu
(Tardieus Spots).Tardieu juga orang pertama yang menulis ttg
pelecehan seksual anak, yang diklasifikasikan sebagai jenis
serangan fisik. Sindrom anak yang disiksa, sekarang diakui secara
luas di dunia, dikenal sebagai Sindrom Tardieu.
23Dalam perkembangan selanjutnya, tahun1863 ilmu kedokteran
forensik mengalami perkembangan yang pesat. Pada tahun, Taylor dan
Wilkes menulis sebuah makalah tentang penentuan waktu sejak
kematian dari penurunan suhu tubuh.
Tidak lama setelah penemuan diatas, Womack menggunakan
matematika yang kompleks, termasuk kalkulus, pendinginan Hukum
Newton serta penggunaan massa tubuh dan luas permukaan untuk
penentuan suhu tubuh setelah kematian.
24Perkembangan selanjutnya mengenai penurunan suhu tubuh setelah
kematian tahun 1955 De Saram berusaha untuk mengukur, melalui rumus
matematika, hilangnya panas dari tubuh oleh radiasi termal,
konveksi termal dan termal konduksi, dengan mengukur efek dari suhu
lingkungan, kelembaban udara, permukaan daerah, penguapan dan
lain-lain pada tingkat post-mortem pendinginan dari 41 tahanan yang
dieksekusi.De Saram telah melakukan pengukuran suhu rektal yang
diambil pada kedalaman 3 sampai 4 inci (7.62cm ke 10.16cm).
25Dalam perkembangan pengetahuan mengenai identifikasi, tercatat
thn 1892, Sir Francis Galton, seorang Antropolog Inggris,
menerbitkan buku pertama tentang sidik jari.
Beberapa dekade kemudian, thn1986, Juan Vucetich membuat
identifikasi sidik jari kriminal pertama. Ia mampu mengidentifikasi
bekas tangan dari seorang wanita yang membunuh dua putranya dan
memotong tenggorokannya sendiri dalam upaya untuk menyalahkan orang
lain. Bekas darah yang tersisa di pos pintu, membuktikan
identitasnya sebagai pembunuh.
Juan Vucetich (http://www.entrelineas.info)
26Otopsi forensik modern pertama menjadi suatu bagian untuk
investigasi dari kematian seorang pekerja konstruksi gedung di
Turki yang mana kepalanya hancur setelah tongkat besi besar jatuh
tepat kepadanya pertama kali dikerjakan pada tahun 1841 oleh dr.
Bernard.Gambar disamping, merupakan laporan otopsi pertama yang
dilakukan oleh dr. Bernard atas seijin Sultan Mahmud II pada masa
Dinasti Ottomans.
Laporan otopsi pertama(http://www.elsevier.com)
27Dokter berkebangsaan Italia, Fortunatus Fidelis, diakui
sebagai orang pertama untuk praktek kedokteran forensik modern.
Dimana mulai pada tahun 1598, Ia menyatakan kedokteran forensik
adalah penerapan pengetahuan medis untuk pertanyaan hukum. Ini
menjadi cabang diakui kedokteran di awal abad ke-19.
Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik di Indonesia
28
29Publikasi pertama tentang penemuan postmortem di Indonesia
diterbitkan pada akhir l620-an dalam De Medicina Indorum yang
berjudul "An account of diseases, natural history and medicines of
the East Indies oleh Jacobus Bontius yang merupakan petugas medis
VOC.Publikasi tersebut menunjukan ilmu kedokteran forensik sudah
masuk ke indonesia dari awal pemerintahan hindia belanda.
30Penerapan ilmu kedokteran forensik maupun kedokteran di
indonesia pada awalnya hanya diterapkan oleh ahli medis dari
Belanda.Hal ini dikarenakan belum ada nya pendidikan formal dalam
bidang kesehatan untuk penduduk pribumi.Pertengahan abad 19 terjadi
wabah cacar yang dimana kejadiian ini mendorong pemerintahan
kolonial untuk membuka pendidikan dokter pertama di Indonesia.
31Pendidikan dokter pertama di Indonesia disebut dokter jawa
school pada tanggal 1 januari 1851Sekolah ini memberikan materi
tentang ilmu kedokteran kehakiman, patologi, anatomi patologi dan
bedah membedah mayat. Menunjukkan mulai eksisnya ilmu kedokteran
forensik (kehakiman) di Indonesia.
32Pada tahun 1898 sekolah dokter jawa diubah namanya menjadi
School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di ikuti dengan
pembeharuan kurikulum yang adaDepartemen Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal semakin eksis pada tahun 1920-an (dulu bernama
Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman) yang ditekuni oleh dr. H. J. F.
Roll yang kemudian menerbitkan buku leerbook der Gerechtelick
Geneeskunde.
PADA TAHUN 1920 DEPT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
SEMAKIN EKSIS..HAL INI TIDAK LAIN JUGA BEARSAL DARI JASA DR.HJF
ROLL..YANG MERUPAKAN AHLI PATOLOGI PADA SAAT ITU DAN PEMIMPIN DI
STOVIA... DR.HJF ROLL LALU MENERBITKAN BUKU YANG BERJUDUL LEERBOK
DER GERECHTLIK GENESKUDEN.32
33Pada tanggal 16 agustus 1927 dibuka Geneeskundige Hoogeschool
(GHS) untuk menggantikan STOVIA yang setara dengan sekolah serupa
di negeri Belanda yang merupakan cikal bakal dari Universitas
IndonesiaPada tahun-tahun berikutnya, tercatat seorang pribumi
bernama Prof. Sutomo Tjokronegoro, yang juga berkarya di bagian
Patologi, melanjutkan pekerjaan di bagian Kedokteran Kehakiman.
Dilanjutkan dengan prof sutomo cokronegoro, yang juga berkarya
di bagian Patologi, melanjutkan pekerjaan di bagian Kedokteran
Kehakiman.
Profesor cokro ini termasuk dalam tim dokter yang di bentuk oleh
pangkostrad mayjen soeharto untuk melakukan visum pada jenazah2
jendral korban g30spkiBersama dr.liaw yan siang dan dr.lim joe thay
(dr.arief). Pada pemeriksaan disebutkan terdapat luka2 ringan dan
berat yang bukan diakibatkan dari tembakan. Tetapi dikarena kan
traumpa atau kekerasan tumpul.
33
34Pada tahun yang sama dengan terbentuknya STOVIA, Sekolah
dokter kedua didirikan di Surabaya.Dengan nama Nederlandsch
Indische Artsen School (NIAS)Prinsip-prinsip dasar kedokteran
forensik telah dipelajari dari awal terbentuknya NIAS ini.
35Prinsip kedokteran forensik tersebut awalnya bernama
Gerechtelzjk Gene Handleiding bij opsporen en onderzoeken van
strafbarefeiten in Indie yang berarti memberi panduan dalam hal
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di Indonesia.
Ned-Indische Artsen School
(http://www.edukasi.kompasiana.com)
36Beberapa kali departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal tersebut merubah namanya seiring dengan perkembangan
zamannyaGerechtelijk Geneeskunde (1913 1950)Ilmu Kedokteran
Kehakiman (1950 - 1996)Ilmu kedokteran forensik (1996-2007)Ilmu
kedokteran forensik dan medikolegal (2007-saat ini)
Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik Di Indonesia pada Masa
Kependudukan Jepang37Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia ilmu
kedokteran di Indonesia sempat mengalami pemunduran (1942-1945)Hal
ini terjadi karena ditutupnya Nederlandsch Indische Artsen School
(NIAS) di Surabaya sehingga hanya tersisa satu sekolah kedokteran
di Indonesia yaitu GHS yang otomatis akan mempengaruhi perkembangan
ilmu kedokteran forensik di indonesia.GHS berubah nama menjadi
Djakarta Ika Daigaku
38Perkembangan ilmu kedokteran forensik di indonesia ini juga
dapat terlihat dari bagaimana departemen ini memisahkan dirinya
dari sistem organisasi patologi anatomi yang terjadi pada tahun
1960. Pada tahun 1990 Ahli kedokteran forensik membentuk
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Hingga tahun 2008,
organisasi ini tercatat beranggotakan sekitar 160 orang dokter
spesialis forensik
Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik di Universitas
Tanjungpura
39
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura (FK Untan) berdiri
pada tahun 2005, berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI), tetapi saat itu awalnya berstatus
program studi di fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
Untan (FMIPA)FK Untan memisahkan diri dari FMIPA pada tahun
2008.40
Dalam menjalankan kegiatan kepaniteraan klinik bagi
mahasiswanya, FK Untan menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soedarso Pontianak.Namun di rumah sakit tersebut
belum ada departemen ilmu kedokteran forensik dan medikolegal.FK
Untan bekerja sama dengan FKUI dalam memenuhi kebutuhan
tersebut
41
Pada tahun 2009, mahasiswa angkatan pertama (angkatan 2005)
menjalani kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto
Mangunkusumo (rumah sakit pendidikan FKUI).Tenaga pengajar : Alm.
dr. Abdul Munim, Sp. F., Prof. dr. Djaja Surya Atmadja, Ph D, dr.
Tjetjep Dwidjasiswadja, Sp. F., dr. Wibisana Widiatmaka, Sp. F.
dr. Abdul Munim, Sp. Fdr. Wibisana Widiatmaka, Sp. F.dr. Tjetjep
Dwidjasiswadja, Sp. F42
Jumlah peserta kepaniteraan klinik disetiap periode rata-rata 8
sampai 12 orang, 1 periode kepaniteraan adalah 2 minggu.Kerja sama
berjalan selama kurang lebih 4 tahun (2009-2013)43
Pada tahun 2013, FK Untan tidak lagi mengirimkan mahasiswanya
untuk menjalani kepaniteraan klinik di FKUI.Hal ini dilakukan
karena FK Untan mulai ingin memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya
dengan adanya seorang dokter spesialis kedokteran forensik
satu-satunya di Kalimantan Barat, yaitu Komisaris Polisi dr. Edi
Syahputra Hasibuan, Sp. KF, MHKes yang bekerja di Rumah Sakit
Bhayangkara Anton Soedjarwo Biddokkes Polda Kalimantan Barat.
dr. Edi Syahputra Hasibuan, Sp. KF, MHKes44
Titik awal terbentuknya departemen ilmu kedokteran forensik dan
medikolegal FK Untan.Kerja sama FK Untan dan Rumah Sakit
Bhayangkara Pontianak dimulai pada tahun 2013 akhir.Satu periode
kepaniteraan berlangsung selama 4 minggu, dan hingga saat ini (pada
tahun 2015) sudah berjalan sebanyak 13 periode.FK Untan juga
memasukkan ilmu kedokteran forensik dan medikolegal sebagai salah
satu modul pembelajaran bagi mahasiswa preklinik.45
46TERIMA KASIH