Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya ILEUS PARALITIK DAN GAMBARAN FOTO POLOS ABDOMENNYA Disampaikan pada, Ujian Akhir Kepanitraan Klinik Senior Bagian Radiologi 27 Desember 2001 di Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Oleh, Y A N T O NPM. 96310119 Pembimbing, Dr. Evo Elidar Harahap, Sp.R. Dr. Yasmin Yahya, Sp.R. KKS Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Yanto 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
ILEUS PARALITIKDAN GAMBARAN FOTO POLOS ABDOMENNYA
Disampaikan pada,Ujian Akhir Kepanitraan Klinik Senior Bagian Radiologi
27 Desember 2001 di Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan
Oleh,Y A N T O
NPM. 96310119
Pembimbing,
Dr. Evo Elidar Harahap, Sp.R.
Dr. Yasmin Yahya, Sp.R.
SMF RadiologiFakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
KKS Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Yanto 1
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
2001DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………. i
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. ii
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
Pendahuluan ……………………………………………………………………. 1
Konsep Fisiologi ………………………………………………………………. 2
Anatomi …………………………………………………………………. 2
Pendorongan makanan melintasi saluran cerna ………………………… 2
Kontrol otot atas motilitas usus ………………………………………… 3
Kontrol hormon atas motilitas usus ……………………………………. 3
Kontrol saraf atas motilitas usus .………………………………………. 3
Faktor Penyebab dan Konsep Patofisiologi ……………………………………. 4
Gambaran Klinis ……………………………………………………………….. 5
Diagnosa ……………………………………………………………………….. 6
Foto Polos Abdomen pada Ileus Paralitik ……………………………………... 6
Teknik pembuatan foto polos abdomen ………………………………….. 6
Hal yang dapat dinilai pada hasil foto ……………………………………. 7
KKS Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Yanto 2
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
Daftar Pustaka ………………………………………………………………….. 11
Lampiran ……………………………………………………………………….. 12
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun paper ini guna
memenuhi persyaratan mengikuti ujian Kepanitreraan Klinik Senior di Bagian
Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan dengan judul “Ileus Paralitik dan Gambaran Foto
Polos Abdomennya”. Paper ini berisi sekelumit tentang ileus paralitik, teknik
pemotretan polos abdomen dan gambaran radiologis pada ileus paralitik.
Berbagai hambatan telah penulis alami guna penyusunan paper ini, terutama langkanya
literatur yang memuat secara menyeluruh tentang ileus paralitik dan gambaran
radiologisnya. Namun hal tersebut dapat penulis lalui berkat kerja keras dan konsultasi
dengan para pembimbing.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada para
pembimbing, yaitu dr. Evo Elidar Harahap, Sp.R. dan dr. Yasmin Yahya, Sp.R. atas
bimbingan serta arahannya selama mengikuti Kepanitraan Klinik Senior di Bagian
Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan serta dalam penyusunan paper ini.
Bahwasanya hasil usaha penyusunan paper ini masih banyak kekurangan, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, gunya perbaikan penyusunan paper lain dikemudian kesempatan.
Harapan penulis, semoga paper ini dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan dan
menjadi arahan dalam menegakan diagnosa selama mengikuti KKS di bagian lain.
Medan, Desember 2001
KKS Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Yanto 3
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
Penulis y
ILEUS PARALITIKDAN GAMBARAN FOTO POLOS ABDOMENNYA
Pendahuluan
Ileus asal kata dari eileus, artinya tergulung atau dapat kita artikan suatu keadaan
hambatan pasase isi usus sebagian atau komplit (1, 2, 3).
Hambatan pasase isi usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus (dikenal dengan
nama ileus mekanik, ileus dinamik, atau ileus obstruksi) atau gangguan peristaltis usus
(ileus non mekanik, ileus adinamik, ileus paralitik) (1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10). Dalam paper ini akan
dibahas tentang ileus paralitik.
Secara sederhana ileus paralitik dapat diartikan suatu keadaan gawat abdomen akut
berupa kembung/distensi usus karena usus tidak dapat bergerak (mengalami gangguan
motilitas/peristalsis) (8, 10).
Insiden ileus paralitik tinggi pada bayi dan anak, apabila digabung dengan ileus
obstruksi insidennya mencapai 1 diantara 1000 penduduk (4).
Dalam menegakkan diagnosa selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, juga perlu
dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan foto abdomen tiga posisi, USG
dan CT-Scan. Pemeriksaan foto abdomen merupakan pemeriksaan sederhana dan yang
paling sering dilakukan serta dapat mengesampingkan prasangka penyakit lain
(diagnosa banding), terutama ileus obstuksi yang penanganannya kadang-kadang
diperlukan operasi segera (1, 5, 7, 8, 10). Dari itu , sebagai tenaga medis dituntut untuk dapat
membaca adanya gambaran ileus pada foto polos abdomen.
KKS Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Yanto 4
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
Konsep Fisiologi
Anatomi
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 1 pada lampiran, saluran pencernaan berawal di
rongga mulut, dan berlanjut ke esofagus dan lambung. Makanan disimpan sementara
di lambung sampai disalurkan ke usus halus. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian,
duodenum, jejunum, dan ileum. Pencernaan dan penyerapan makanan berlangsung
terutama di usus halus. Dari usus halus, makanan disalurkan ke usus besar yang terdiri
dari kolon dan rektum. Organ-organ tambahan sistem ini meliputi hati, pankreas,
kandung empedu, dan apendiks.
Seluruh saluran pencernaan terdiri dari beberapa lapisan jaringan: lapisan mukosa yang
terletak paling dalam, lapisan jaringan ikat submukosa, lapisan otot polos sirkular dan
longitudinal, dan suatu membran serosa yang terletak paling luar yang disebut lapisan
peritonium. Lapisan-lapisan ini dihubungkan satu sama lain secara fisik dan melalui
hubungan-hubungan saraf (1, 9, 11, 12).
Pendorongan makanan melintasi saluran cerna
Setelah dibawa ke dalam mulut, makanan mulai bergerak ke esofagus, lambung, serta
usus halus dan usus besar. Gerakan ini disebut pendorongan (propulsi). Kecepatan
pendorongan makanan tergantung pada motilitas masing-masing bagian saluran
pencernaan (gastrointestinal, GI). Motilitas masing-masing bagian tersebut, ditentukan
oleh kontraksi otot serta input hormonal dan saraf.
Transportasi dan pencernaan makanan serta penyerapan cairan, elektrolit, dan unsur
makanan berlangsung disepanjang perjalanannya dan memerlukan motilitas yang
optimum disetiap segmen saluran pencernaan (1, 9, 11, 12).
KKS Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Yanto 5
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
Kontrol otot atas motilitas usus
Saluran GI terdiri dari dua lapisan otot polos utama, lapisan longitudinal disebelah luar
dan lapisan otot sirkular di sebelah dalam. Lapisan otot ketiga berukuran sangat tipis,
terletak paling dalam di lapisan mukosa saluran GI. Lapisan otot longitudinal dan
sirkular bertanggungjawab untuk mencampur dan menggerakan makanan di sepanjang
saluran GI.
Di setiap segmen saluran GI, otot polos longitudinal dan sirkular mengalami
depolarisasi spontan yang inheren. Depolarisasi inheren ini dapat meningkat
intensitasnya dan dapat menimbulkan potensial aksi sehingga terjadi kontraksi otot.
Sel-sel otot polos saluran GI berhubungan erat satu sama lain disepanjang usus,
sehingga depolarisasi listrik di salah satu segmen dapat dengan mudah disalurkan ke
segmen berikutnya yang menyebabkan kontraksi otot dapat bersifat segmental dan
longitudinal sehingga memungkinkan isi usus bergerak ke arah distal (1, 9, 11, 12).
Kontrol hormon atas motilitas usus
Hormon misalnya gastrin dari lambung, serta sekretin dan kolesistokinin (CCK) dari
usus halus, juga dapat mempengaruhi kecepatan kontraksi sel otot polos atau dengan
kata lain meningkatkan motilitas usus (9, 11, 12).
Kontrol saraf atas motilitas usus
Terdapat dua sistem saraf intrinsik di seluruh usus. Yang pertama terletak di antara
lapisan otot longitudinal dan sirkular, kelompok saraf ini disebut pleksus mienterikus.
Pleksus ini bekerja dengan mempengaruhi irama listrik dasar sel-sel otot polos,
sehingga memungkinkan otot polos berkontraksi membentuk gerakan peristalsis usus.
Pleksus saraf intrinsik kedua terletak di lapisan submukosa usus. Lapisan ini terdiri
dari jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel-sel sekretorik. Kedua pleksus saraf tersebut
dipersarafi oleh saraf simpatis yang berasal dari korda spinalis yang terletak antara T8
KKS Bagian Radiologi RSU Dr. Pirngadi Medan Yanto 6
Ileus Paralitik dan Gambaran Foto Polos Abdomennya
dan L3 dan saraf parasimpatis yang berasal dari nervus vagus serta nervus sakralis
yang mempersarafi 1/3 distal dari usus besar.
Rangsangan saraf parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan pergerakan usus,
sedangkan saraf simpatis menghambat pergerakan usus (1, 9, 11, 13).
Faktor Penyebab dan Konsep Patofisiologi
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya ileus paralitik, diantaranya adalah (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 14, 15, 16, 17, 18):
1. Infeksi intraperitonial atau sepsis berat.
2. Inkemi mesenterika (gangguan suplai darah ke abdomen).
3. Penyakit ginjal.
4. Penyakit paru.
5. Trauma abdomen atau spinal.
6. Gangguan metabolik (penurunan kadar kalium, uremia).