MODUL IF 6211911 | Praktikum Jaringan Komputer Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri dan Informatika Institut Teknologi Telkom Purwokerto Disusun oleh : Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng. Iqsyahiro Kresna A, S.T., M.T.
MODUL IF 6211911 | Praktikum Jaringan Komputer
Prodi S1 Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri dan Informatika
Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Disusun oleh :
Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng.
Iqsyahiro Kresna A, S.T., M.T.
MODUL 1
CRIMPING DAN PING
➢ Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
✓ Memahami dasar-dasar jaringan komputer.
✓ Menjelaskan konsep jaringan Ethernet.
✓ Mengidentifikasi alamat Ethernet.
✓ Menjelaskan konsep pengkabelan Straight dan Crossover.
✓ Menjelaskan konsep jaringan Ethernet.
➢ Praktikum
1.1 Teori
1.1.1 Perangkat yang digunakan
Terdapat 4 macam perangkat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu :
1. Kabel UTP
Gambar 1.1 Kabel UTP CAT5e
Dalam membuat suatu jaringan komputer, salah satu jenis kabel yang
digunakan adalah kabel Twisted Pair. Terdapat 2 jenis kabel Twisted Pair, yakni
Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted Pair (STP). Jenis Shielded
(STP) adalah jenis yang memiliki selubung pembungkus, sedangkan Unshielded
(UTP) adalah jenis yang tidak memiliki selubung pembungkus.
Jenis kabel yang kita gunakan pada praktikum kali ini adalah kabel UTP
(Unshielded Twisted Pair). Baik pada kabel STP maupun kabel UTP ini terdiri dari
bagian dalam yang berisi 4 pasang kabel. Untuk mengkoneksikan kabel jenis ini
dengan menggunakan konektor RJ - 45 atau RJ - 11. Fungsi dari kabel UTP ini
yaitu dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan Local Area network (LAN)
pada suatu sistem jaringan komputer.
2. Konektor RJ - 45
Gambar 1.2 Konektor RJ-45
Konektor RJ - 45 digunakan untuk menghubungkan kabel dengan port yang
menggunakan port RJ - 45.
3. Crimping Tool
Gambar 1.3 Crimping Tool
Crimping tool adalah alat yang digunakan untuk memasangkan kabel UTP ke
konektor RJ - 45.
4. LAN Tester
Gambar 1.4 LAN Tester
LAN tester adalah alat yang digunakan untuk memeriksa koneksi sambungan
kabel UTP. Terdapat lampu indikator yang akan berjalan sesuai urutan kabel yang
diperiksa.
1.1.2 Jenis – Jenis Kabel UTP
Gambar 1.5 Standar Pengkabelan T568-A dan T568-B
Jenis – Jenis penyusunan kabel UTP ada tiga macam, yaitu :
1. Straigtht
Jenis kabel ini digunakan untuk menghubungkan 2 jenis device yang berbeda,
contohnya antara workstation dengan hub/switch. Kabel ini memiliki 4 pairs (8
wire) dimana setiap pin antara ujung satu dengan ujung lainnya harus sama.
Maksudnya, bila salah satu ujung memakai standard T568-A maka ujung satunya
harus memakai T568-A juga. Begitu pula sebaliknya, jika salah satu ujung
menggunakan standard T568-B, ujung satunya juga harus memakai standard yang
sama.
2. Crossover
Merupakan jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan 2 jenis device yang
sama, misalnya antar workstation atau antar hub/switch. Kabel jenis ini
menggunakan standard T568-A pada salah satu ujung, dan T568-B pada ujung
lainnya.
3. Rollover
Digunakan untuk menghubungkan antara sebuah workstation ke port console pada
sebuah router atau switch. Standard yang digunakan adalah T568-A pada salah satu
ujung dan ujung lainnya urutan T568-A tinggal di roll (dibalik). Demikian juga jika
yang dipakai adalah standard T568-B.
1.2 Praktikum
1.2.1 Praktikum 1 : Pengkabelan Straigtht / Crossover
1. Siapkan kabel UTP dan connector RJ - 45 sebagai interfacenya.
2. Potong jaket ujung kabel kira-kira 1.5 cm dengan pemotong pada crimping tools
atau gunting, dan buanglah jaket tersebut. Hati-hati dalam mengupas jaket, jangan
sampai kabel yang ada di dalamnya ikut terpotong.
3. Buka lilitan masing-masing pasangan kabel dan luruskan.
4. Sesuaikan urutan masing-masing jenis kabel dengan standardnya, lalu luruskan
hingga memungkinkan untuk bisa dimasukkan ke dalam RJ-45.
5. Periksa terlebih dahulu urutan kabelnya sebelum dicrimping, periksa juga apakah
ujung kabel sudah sama rata, jika belum maka potonglah ujung – ujung kabelnya
hingga rata sebelum dimasukkan ke RJ-45. Kita harus teliti saat memastikan 2 hal
diatas, karena kabel yang sudah dicrimping tidak dapat dicabut lagi. Artinya jika
kita salah mengurutkan pasangan atau memasukkan ke RJ - 45-nya kurang
sempurna karena ujungnya tidak sama rata, besar kemungkinan kabel tidak dapat
dipakai. Jika hal ini terjadi maka konektor harus dibuang dan mengulang kembali
proses crimping di atas.
6. Jika susunan kabel sudah dipastikan benar dan ujung kabel sama rata, masukkan
kabel ke konektor RJ-45, dorong hingga tembaga ujung – ujung kabel terlihat dari
luar ujung konektor RJ-45, lalu sambil tetap memegangi dan mendorong kabel pada
konektor, crimpinglah dengan menggunakan crimping tool hingga semua pin pada
konektor RJ-45 menggigit pada semua kabel yang ada agar tidak mudah lepas
7. Tes Kabel yang sudah dicrimping untuk mendeteksi kesalahannya dengan
menggunakan LAN tester.
8. Apabila jenis kabel yang diuji adalah jenis Straight, maka lampu indikator dari
kedua ujung kabel akan menyala secara berurutan, jika yang diuji adalah jenis
crossover maka lampu indikator akan menyala berurutan kecuali lampu nomor
1,2,3,6.
9. Amati hasilnya dan catat serta tunjukkan kepada aslab.
1.2.2 Praktikum 2 : Setting IP Address pada komputer
1. Klik tombol Windows → Settings → Network & Internet → Ethernet → Change
Adapter Options
Gambar 1.6 Menu Setting pada Windows 10
2. Klik kanan pada icon Ethernet → Properties
Gambar 1.7 Ethernet Connection
3. Pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) → Properties
Gambar 1.8 Ethernet Properties
4. Pilih Use the following IP address → isi IP address, Subnet mask, default gateway
→ OK
( *Contoh : Nim 17102100, IP = 192.168.1.00 ==> 192.168.1.11 )
( *Subnet mask : 255.255.255.0 )
Gambar 1.9 Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) Properties
MODUL 2
CISCO PACKET TRACER
A. Tujuan Praktikum
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui fitur-fitur pada Packet Tracer.
2. Mengetahui macam-macam perangkat jaringan beserta fungsi.
3. Membuat simulasi jaringan sederhana menggunakan Packet Tracer.
B. Teori
1. Cisco Packet Tracer
Cisco Packet Tracer merupakan software simulator perangkat jaringan yang
dirancang oleh Cisco Systems. Cisco Packet Tracer digunakan sebagai media pembelajaran
dan penelitian untuk merancang, mengkonfigurasi mulai dari jaringan yang sederhana
sampai yang kompleks, bahkan juga bisa mengetahui troubleshooting apa saja yang sering
kali terjadi dalam sebuah jaringan hingga bisa menganalisa dan memperbaikinya tanpa harus
membeli perangkat.
2. Fitur –fitur Cisco Packet Tracer
a. Menu Bar
Menu bar adalah menu yang berisi perintah – perintah dasar, seperti :
• New : membuat halaman kerja baru (file baru).
• Open : membuka file yang sudah dibuat.
• Save : menyimpan file yang sudah dibuat.
• Print : untuk mencetak halaman kerja atau topologi yang kita buat.
• Activity Wizard : membuka aktivitas wizard.
• Copy : untuk meng-copy perangkat atau topologi.
• Paste : untuk mem-paste perangkat atau topologi.
• Undo : membatalkan pekerjaan terakhir (aktivitas terakhir).
• Redo : membatalkan undo.
• Zoom in : untuk memperbesar sebuah ukuran topologi.
• Zoom reset : mengembalikan ukuran ke semula.
• Zoom out : untuk memperkecil ukuran topologi.
• Pallet dialog : menggambar bentuk garis,persegi / bujur sangkar dan lingkaran
atau elips.
• Custom device dialog : membuat perangkat template.
b. Workspace
Sebuah tampilan layar kosong dimana biasa digunakan untuk melakukan simulasi
pembuatan topologi jaringan.
c. Common Toolbar
Fungsi dari Common Toolbar ini yaitu :
• Select : memilih perangkat yang akan dimasukan ke workspace.
• Move Layout : Memindah objek keseluruhan yang telah dibuat.
• Place Note : memberi catatan atas objek yang dibuat.
• Delete : untuk menghapus objek atau gambar.
• Inspect : memeriksa configurasi objek.
• Resize Shape : memperbesar / memperkecil objek.
• Add Simple PDU : mengirim paket atau melakukan ping.
• Add Complex PDU : membuat pengubahan (custom).
d. Network Component Box
Kotak untuk memilih perangkat dan koneksi untuk membuat rancangan jaringan
ke dalam Workspace. Ini berisi Device-Type Selection Box dan Device–Specific
Selection Box.
• Device-Type Selection Box
Berisi jenis perangkat dan koneksi yang tersedia di Packet Tracer. Terdiri
dari : Router, Switch, Hub, Wireless Device, Security, WAN Emulation, End Device,
Component, Connection, Multiuser Connection.
• Device–Specific Selection Box
Berisi jenis perangkat dan koneksi yang lebih khusus dari Device-Type
Selection Box.
e. User Created Packet Window
Tempat untuk melihat hasil uji apakah konfigusi sudah berhasil atau belum pada
mode realtime, biasanya untuk melihat hasilnya pada tampilan ini, dengan
menggunakan Add Simple PDU.
f. Realtime / Simulation Bar
Dapat beralih antara Realtime Mode dan Simulation Mode dengan tab pada bar
ini. Pada Realtime Mode melakukan pengecekan seolah – olah seperti nyata, sedangkan
pada Simulation Mode melakukan pengecekan konektivitas dan melihat jalur proses
komunikasi data antar perangkat jaringan dan protokol apa saja yang digunakan.
C. Langkah Praktikum
Langkah praktikum berikut ini adalah membuat sebuah topologi jaringan sederhana.
1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer yang sudah terinstal di PC/Laptop. Sehingga muncul
jendela seperti di bawah ini :
2. Tambahkan komputer client dan switch ke dalam workspace.
3. Hubungkan semua komponen menggunakan kabel. Pada komputer gunakan port
fastethernet0. Pada switch pilih salah satu port kecuali port console.
Sehingga semua perangkat terhunbung.
4. Kemudian setting IP Address pada PC.
Klik PC → Dekstop → IP Configuration
5. Setelah semua PC di-setting IP, selanjutnya lakukan ping untuk pengecekan koneksi.
Klik PC → Dekstop → Command Prompt →Ketik ping (alamat IP)
Untuk melihat proses berjalannya data ubah mode Realtime menjadi Simulation pada bagian
kanan bawah ( ) . Kemudian klik Auto Capture / Play sehingga proses
pengiriman dan penerimaan data akan disimulasikan.
MODUL 3
INTERNET PROTOCOL VERSION 4 (IPV4)
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami tentang IPV4.
2. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan konversi biner
ke desimal.
3. Mahasiswa dapat memahami perbedaan ip private dan public.
4. Mahasiswa dapat mengimplementasikan pengalamatan ip
pada topologi jaringan.
B. Landasan Teori
1. IP (Internet Protocol)
IP address adalah sederetan angka biner antara 32bit (IPv4)
sampai 128bit (IPv6) yang berfungsi sebagai alamat identifikasi
untuk tiap host (komputer) didalam suatu jaringan. Dalam
membangun jaringan komputer perlu dilakukan perencanaan seperti
perangkat yang dibutuhkan dan perencaan pengalamatan IP. Dasar
konsep pengalamatan IP yang harus dikuasai adalah teknik
subnetting. IP Address versi 4 memiliki beberapa karakteristik :
• IP versi 4 terdiri dari 32bit
• IP versi 4 terdiri dari 4 oktet
• 1 Oktet terdiri dari 8 bit
• Terdiri dari dua bagian, yaitu NetID dan HostID
Contoh alamat ip 192.168.1.1 dalam kode biner
=
11000000.10101000.00000001.00000001 tersusun dari 32 bit biner
Cara konversi alamat ip ke bilangan biner :
192.168.11.24 =11000000.10101000.00001011.000110002
Dalam sebuah IP address pada jaringan komputer terdapat beberapa
informasi yang dapat diperoleh, yaitu :
• Network mask (Net Mask) :
Network mask merupakan bentuk bilangan desimal dari prefik.
Yang berfungsi untuk menentukan seberapa banyak jaringan yang
dapat dibangun secara keseluruhan. Sebagai contoh prefix /24
dikonfersikan dalam bentuk decimal yaitu
1111111.11111111.11111111.0 = 255.255.255.0
• Prefix
Prefik merupakan bentuk bilangan desimal yang ditandai
dengan symbol ( / ) berfungsi untuk menentukan nilai netmask.
Dengan menggunakan prefix administrator jaringan dapat
memprediksi jenis kelas yang digunakan , menentukan jumlah host
(Host ID) , Network ID, dan Broadcast ID
• Network ID
Network ID adalah identitas atau alamat dari sebuah jalur, dan
network ID harus mempunyai alamat yang sama atau Network yang
sama di dalam satu jaringan interface yang sama.
• Broadcast ID
Broadcast ID adalah alamat IP yang berfungsi untuk melakukan
broadcast informasi kesemua alamat ip. Biasanya Broadcast ID
didapatkan dari alamat ip terakhir dari jumlah host
• Range Host
Range Host adalah jumlah alamat ip yang dapat digunakan
sebagai alamat identitas pada jaringan. Range host didapatkan dari
total atau jumlah host yang tersedia di kurangi 2 untuk keperluan IP
Network ID dan Broadcast ID.
• Jumlah Host ( Host ID )
Jumlah Host adalah total alamat ip yang tersedia. Jumlah Host
berbeda dengan Range Host, dimana jumlah host terdiri dari Range
Host ditambah IP Network ID dan Broadcast ID.
Di dalam pemanfaatan jaringan komputer , maka secara garis besarnya, IP
Address ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. IP Address Public
IP Public adalah IP address yang telah ditetapkan oleh InterNIC
( standarisasi IP Address ini sudah diatur dan terdaftar secara resmi) dan
berisi beberapa buah network ID yang dijamin unik yang digunakan untuk
lingkup internet, host yang menggunakan IP public dapat diakses oleh
seluruh user yang tergabung diinternet. IP Addressing juga dikelompokkan
berdasarkan negara,
2. IP Address Private
IP Private adalah IP yang bersifat pribadi dan lokal, lokal maksudnya
IP ini hanya digunakan sebagai identifikasi komputer pada jaringan tertutup
yang bersifat pribadi. IP private ini tidak bisa digunakan untuk mengakses
jaringan internet karena pada umumnya IP private di seragamkan nilai
awalnya agar sesama komputer di jaringan tersebut dapat saling
berhubungan.
Tabel IP Private
RFC1918 RENTANG IP TOTAL JUMLAH
IP
LARGEST CIDR BLOCK
(SUBNET MASK)
HOST ID
SIZE
MASK BITS
CLASSFUL DESCRIPTION
24-bit block
10.0.0.0 – 10.255.255.255
16,777,216 10.0.0.0/8 (255.0.0.0)
24 bits 8 bits single class A network
20-bit block
172.16.0.0 – 172.31.255.255
1,048,576
172.16.0.0/12
(255.240.0.0)
20 bits 12 bits 16 contiguous class B
networks
16-bit block
192.168.0.0 – 192.168.255.255
65,536 192.168.0.0/16 (255.255.0.0)
16 bits 16 bits 256 contiguous class C
networks
Tabel NET ID dan HOST ID pada tiap kelas.
KELAS NET ID HOST ID
A 11111111 0 0 0
B 11111111 11111111 0 0
C 11111111
11111111 11111111 0
Langkah praktikum berikut ini adalah membuat sebuah topologi jaringan
sederhana.
1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer yang sudah terinstal di PC/Laptop.
Sehingga muncul jendela seperti di bawah ini :
2. Tambahkan PC, Switch dan Router ke dalam workspace.
3. Hubungkan semua komponen menggunakan kabel seperti gambar
dibawah ini :
4. Kemudian setting IP Address pada PC.
IP Configuration lalu pilih Dekstop dan Klik PC.
Pada PC0 dengan IP 10.10.xy.2 dengan Subnet Mask 255.0.0.0 dan
Default Gateway 10.10.xy.1.
Pada PC1 dengan IP 10.255.255.254 dengan Subnet Mask 255.0.0.0 dan
Default Gateway 10.10.xy.1.
Pada PC2 dengan IP 172.16.xy.2 dengan Subnet Mask 255.240.0.0 dan
Default Gateway 172.16.xy.1.
Pada PC3 dengan IP 172.31.255.254 dengan Subnet Mask 255.240.0.0 dan
Default Gateway 172.16.xy.1.
Pada PC4 dengan IP 192.168.xy.2 dengan Subnet Mask 255.255.0.0 dan
Default Gateway 192.168.xy.1.
Pada PC5 dengan IP 192.168.255.254 dengan Subnet Mask 255.255.0.0
dan Default Gateway 192.168.xy.1.
5. Pada Router konfigurasikan alamat ip pada tiap interface dengan
menggunakan perintah CLI (command line interface) seperti dibawah ini :
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.23.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shutdown
Router>enable
Router#configure terminal
Praktikum Jaringan Komputer 1
R
o
u
t
e
r
(
c
o
n
f
i
g
)
#
i
n
t
e
r
f
a
c
e
f
a
s
t
E
t
h
e
r
n
e
t
1
/
0
R
o
uter(config-if)#ip
address
172.16.23.1
255.240.0.0
Router(config-
if)#no shutdown
R
o
u
t
e
r
>
e
n
a
b
l
e
R
o
u
t
e
r
#
c
o
n
f
i
g
u
r
e
t
e
r
m
i
n
Praktikum Jaringan Komputer 2
a
l
R
o
u
t
e
r
(
c
o
n
f
i
g
)
#
i
n
t
e
r
f
a
c
e fastEthernet 2/0
Router(config-if)#ip
address
192.168.23.1
255.255.0.0
Router(config-
if)#no shutdown
Keterangan : angka yang diblok
merah adalah 2 digit nim
terakhir sebagai contoh :
16101123
6. Setelah semua PC dan Router telah
terseting IP, selanjutnya lakukan ping
untuk pengecekan koneksi dari PC0
menuju kesemua alamat ip PC lainnya.
Praktikum Jaringan Komputer 3
A. Tujuan Praktikum
MODUL 4
SUBNETTING
1. Mahasiswa dapat memahami teknik subneting dan fungsinya.
2. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan subnetting dan
menentukan NetworkID, BroadcasID, Subnetmask, Range host.
3. Mahasiswa dapat membedakan metode Classfull dan Clasless pada
teknik subnetting.
B. Landasan Teori
1. SUBNETTING IPV4
Subnetting berasal dari kata Sub-Net yang berarti “bagian dari sebuah
alamat network” . Subnetting adalah proses untuk memecah sebuah alamat
network menjadi beberapa alamat network yang baru. Dengan memecah sebuah
network akan memudahkan seorang administrator jaringan dalam mengelola
jaringan berdasarkan area ataupun aturan tertentu. Alamat Network, Alamat Host,
dan Alamat Broadcast dapat dilihat sebagai dua bagian kelompok bilangan. Bagian
pertama sebagai bagian Alamat Network (NetID) dan bagian kedua sebagai
bagian Alamat Host (HostID). NetID adalah bagian dari IP address yang
menunjukkan di jaringan mana komputer tersebut berada. Bagian Host
menentukan nomor host / nomor alamat identifikasi untuk perangkat jaringan yang
dimaksud.. Selain NetID dan HostID, juga dapat diambil pengertian tentang alamat
broadcast. Alamat Broadcast adalah alamat IP yang semua bit bilangan bagian
host bernilai 1.
Untuk menentukan NetID dan HostID suatu alamat IP, maka digunakan
pengelompokan alamat IP ke dalam kelas-kelas. Dalam hal ini alamat IP
dikelompokkan menjadi 5 kelas. Pengelompokan ini didasarkan pada nilai
kelompok bit paling kiri dari suatu alamat IP. Untuk menentukan kelas pada alamat
IP dapat di ketahui dengan menggunakan metode CLAS LESS ataupun CLAS
Praktikum Jaringan Komputer 4
FULL.
Praktikum Jaringan Komputer 5
CLASS FULL
Class full adalah metode yang digunakan untuk pengalamatan ip yang
dibagi berdasarkan kelas. Seperti yang kita ketahui bahwa ada 5 kelas yang tidak
sama dan itu merupakan kelas yang menentukan ukuran jaringan. Dibawah ini
akan dijelaskan pembagian kelas dan penentuan NET ID dan HOST ID pada tiap
kelas. Walaupun terdiri dari 5 kelas , pengalamatan IP hanya 3 kelas yang dapat
di aplikasikan untuk menentukan ukuran suatu jaringan yang akan dibangun.
Dibawah ini adalah tabel untuk menentukan NET ID dan HOST ID pada tiap kelas
KELAS NET ID HOST ID
A 11111111 0 0 0
B 11111111 11111111 0 0
C 11111111 11111111 11111111 0
KELAS RANGE IP SUBNET MASK
A 1-126 255.0.0.0
B 128-191 255.255.0.0
C 192-223 255.255.255.0
D Digunakan untuk Tidak memiliki Net ID multicast
E IP cadangan IP cadangan
Pada kelas A alamat ip 127 tidak digunakan dikarenakan 127.x.x.x digunakan
sebagai alamat loopback. Secara default jika bicara classfull (tanpa CIDR) maka
contoh alamat ip 172.168.0.1 adalah tergolong pada kelas B dengan NetID
172.168.0.0 , Subnet mask 255.255.0.0
Praktikum Jaringan Komputer 6
CLASS LESS (CIDR)
Classless adalah metode pengalamatan IP “tanpa kelas” atau tidak
menggunakan kelas. Pengalamatan IP dengan penentuan nilai CIDR (Classless-
inter Domain Routing) atau biasa disebut dengan istilah Prefiks
Untuk penentuan kelas A/B/C berdasarkan CIDR dapat dilihat tabel berikut
KELAS CIDR RANGE NetID OKTET
A /1- /8 1
B /9 - /23 2
C /24 - /32 3
Sebagai contoh alamat ip 11.11.11.1/24 dengan referensi CLASSLESS (CIDR)
maka termasuk kedalam kelas C dengan prefik /24 dimana berada di antara /24 -
/32 dengan sebnetmask = 255.255.255.0
Contoh Soal 11.10.2.1/26 , tentukan Netmask dan jenis kelasnya !
Jawab :
Praktikum Jaringan Komputer 7
Untuk menentukan netmask lihat nilai prefiknya adalah /26, yang artinya terdapat
angka 1 sebanyak 26 digit. Netmask = 11111111.11111111.11111111.1100000 =
Konversi biner ke desimal = 255.255.255.192. Kelasnya adalah C
Perhitungan Subnetting
Dalam perhitungan subnetting ada beberapa parameter yang harus diketahui
yaitu Jumlah subnet , Network ID , Host ID dan Broadcast ID. Fungsi dari parameter
tersebut akan di jabarkan pada analogi sebuah perumahan seperti pada gambar berikut.
ANALOGI SUBNETTING (PEMETAAN)
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan
keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat
gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang
ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi
dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri- sendiri
dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Praktikum Jaringan Komputer 8
Dengan analogi diatas tentu bias kita bayangkan apabila menggunakan gambar 1 tanpa
pemetaan tentu apabila lalulintas sangat padat akan menimbulkan kemacetan, dengan
menggunakan gambar 2 menggunakan pemetaan akan mengurangi kemacetan di jalur
utama JL. Gatot Subroto.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah
seperti gambar di atas. Gang adalah SUBNET atau NETID, masing-masing subnet
(NetID) memiliki HOST ADDRESS (Alamat Rumah) dan BROADCAST ADDRESS
(Ketua RT).
PENENTUAN NETMASK
Netmask (Netwotk Mask)
Network Mask atau Netmask merupakan istilah yang digunakan untuk
membedakan Network ID dengan Host ID sebagai penentu porsi Network ID dan Host
ID pada deretan kode biner. Dengan demikian untuk alamat IP kelas A, B dan C dapat
ditentukan netmasknya sebagai berikut:
Netmask IP kelas A = 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000 Netmask
IP kelas B = 255.255.0.0 = 11111111.11111111.00000000.00000000 Netmask IP
kelas C = 255.255.255.0 = 11111111.11111111.11111111.00000000. Pada dasarnya
Netmask dapat juga untuk menentukan jumlah Host ID
Praktikum Jaringan Komputer 9
2
-
2 ,
PENENTUAN JUMLAH SUBNET
Jumlah subnet
Adalah address yang digunakan untuk memecah alamat ip menjadi beberapa
subnet. Jumlah subnet ini yang menentukan alamat IP komputer berapa pada NetID
mana. Apabila di analogikan ke suatu konsep perumahan maka, Jumlah subnet adalah
gang pada perumahan. Untuk menentukan jumlah subnet yang dapat di bangun maka
xmenggunakan rumus dimana X adalah jumlah binary 1 pada oktet
terakhir
berdasarkan klasifikasi kelasnya. Contoh : Netmask dengan alamat IP 192.168.1.1/26.
/26 = 255.255.255.252 (subnetmask) = 11111111.11111111.11111111.11000000 ,
2maka = 4 Blok subnet
PENENTUAN JUMLAH HOST
Jumlah Host (Range IP)
Address ini digunakan untuk alamat identifikasi komputer di jaringan. Apabila
di analogikan Host adalah nomor rumah. Untuk menemukan jumlah Host
menggunakan rumus 2y – 2 , dimana y adalah jumlah binary 0 pada oktet terakhir
berdasarkan klasifikasi kelasnya. Untuk menemukan berapa jumlah binary 0 maka
harus mengetahui Netmask terlebih dahulu.
Contoh : Netmask suatu alamat ip adalah kelas C menggunakan /24 = 255.255.255.0
= 11111111.11111111.11111111.00000000 , maka oktet terakhir kelas C ada pada
oktet ke 4 yang diberi tanda garis underline adalah binary 0 sebanyak 8 maka jumlah 8Host ID yang di dapatkan adalah 2 2 = 256 - 2 = 254 Host ID
PENENTUAN BLOK SUBNET
Blok Subnet
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet.
Jika dianalogikan ke perumahan, NA adalah alamat blok rumah yang berfungsi untuk
klasifikasi host terhadap blok subnetnya. Untuk menentukan Blok Subnet yaitu dengan
rumus = 256 – alamat terakhir pada oktet kelas tersebut. Contoh : 192.168.1.2/26
dengan netmask 255.255.255.192 maka Blok subnet dapat dihitung 256 – 192 = 64
Praktikum Jaringan Komputer 10
- -
PENENTUAN BROADCAST ID
Broadcast ID
Address ini digunakan untuk mengirimkan paket kesemua alamat yang ada di
jaringan secara serentak, fungsi Broadcast yaitu untuk membantu sumber menemukan
dimana lokasi tujuan tersebut secara spesifik. Jika dianalogikan kedalam konsep
perumahan Broadcast ID adalah ketua RT. Untuk menemukan Broadcast ID yaitu
Jumlah Host + 1, contoh Total host yang dapat digunakan /24 sebanyak 254 user, Maka
Broadcast ID adalah 254 + 1 = 255
Dalam melakukan subnetting, kita harus terlebih dahulu menentukan seberapa
besar jarinagn kita saat ini, serta kemungkinan perkembangannya di masa mendatang.
Untuk menentukannya, dapat mengikuti petunjuk umum berikut:
1. Tentukan dulu jumlah jaringan fisik yang ada
2. Tentukan jumlah IP address yang dibutuhkan oleh masing-masing
jaringan tersebut
3. Definisikan subnet ID yang unik untuk tiap segmen jaringan dan range host ID
untuk tiap subnet.
Contoh soal :
Tentukan Range IP, Subnetmask, Network dan Alamat Broadcast dan gateway
untuk setiap blok subnet dengan konfigurasi alamat ip 192.168.2.x dengan
kebutuhan 30 Host ID !
1. Tentukan netmask untuk jumlah 30 Host. Alamat ip : 192.168.2.x/27
netmask dalam biner = 11111111.1111111.11111111.11100000 netmask
dalam desimal = 255.255.255.224
2. Pembuktian /27 adalah mendekati atau sama dengan 30 Host ID y 5
Jumlah Host = 2 2 = 2 , y adalah
binary 0 oktet terakhir = 2 2 = 32-2 = 30 Host
3. Jumlah Subnet = 2 x 3
, x adalah binary 1 oktet terakhir = 2 = 8
4. Blok subnet = 256 – alamat netmask terakhir pada oktet, maka 256 – 224 = 32,
Maka Blok subnet seterusnya dimulai dari 0, 32, 64, 96 ,128, 160, 192, 224
5. Broadcast ID = Jumlah Host +1 = 30 + 1 = 31
Untuk menentukan jumlah host, subnetmask, Network, broadcast dan gateway
pada setiap blok subnet sebagai berikut :
Praktikum Jaringan Komputer 11
Network 192.168.1.0 192.168.1.32 192.168.1.64 ...96 ..128 ..160 ...192 192.168.1.224
First IP 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65 192.168.1.225
Last IP 192.168.1.30 192.168.62 192.168.1.94 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.31 192.168.63 192.168.1.95 ..129 …159 ..191 ...223 192.168.1.255
LANGKAH PRAKTIKUM
Implementasikan hasil perhitungan subnetting diatas dengan design topologi
dibawah ini !
ROUTER 1
Router#configure terminal
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.224
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#int fa1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.33 255.255.255.224
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#int fa6/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.65 255.255.255.224
Router(config-if)#no shutdown
Praktikum Jaringan Komputer 1
PC 0 konfigurasi IP
PC 1 konfigurasi IP
PC 2 konfigurasi IP
Tes PING dari PC 2 menuju ke PC 1 , dan PC2 ke PC 0
Praktikum Jaringan Komputer 2
MODUL 5
VLSM (VARIABLE LENGTH SUBNET MASK)
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat membedakan perbedaan FLSM dengan VLSM
2. Mahasiswa dapat memahami VLSM dan fungsinya
3. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dan implementasi VLSM pada
suatu jaringan
B. Landasan Teori
Dalam pengalamatan IP dalam perancangan jaringan yang perlu dikuasai
seorang administrator jaringan yaitu teknik subnetting. Subneting dibagi menjadi
dua teknik yaitu :
1. FLSM: fixed length subnet mask. Satu network, kita pecah-pecah menjadi
beberapa network (subnet) dimana setiap lebar subnet yang satu sama
dengan lebar subnet yang lainnya.
2. VLSM: variable length subnet mask. Kebalikannya, sebuah network yang kita
subnet, menghasilkan subnet-subnet yang berbeda panjang subnet
masknya antara subnet satu dengan yang lain.
VLSM (VARIABLE LENGTH SUBNET MASK)
VLSM merupakan metode kelanjutan dan perbaikan dari subnetting,
dikarenakan subnetting masih kurang efektif dalam melakukan pemecahan dan
pembuatan network baru. VLSM menggantikan subnetting agar efisiensi atau
pemborosan penggunaan alamat ip dalam membuat network baru dapat di
hindarkan.
Contoh : Dalam lingkungan kampus terdapat 4 Laboratorium yang akan
dikonfigurasikan dengan alamat 192.168.21.0/24. Jika kebutuhan host masing-
masing Laboratorium adalah sebagai berikut:
Praktikum Jaringan Komputer 3
Jawab :
Langkah pertama, urutkan dan tentukan jumlah host yang dibutuhkan terbesar terlebih
dahulu :
Lab Multimedia 58 Host
Lab Jarkom 30 Host
Lab Programing 12 Host
Lab RPL 10 Host
Tabel Perhitungan VLSM
192.168.21.0/24 Kebutuhan Total Host TH-2 Prefix Network Address Broadcast
(TH)
Lab multimedia 58 Host 26=64 62 /26 192.168.21.0/26 192.168.21.63
Lab Jarkom 30 Host 25= 32 30 /27 192.168.21.64/27 192.168.21.95
Lab 12 Host 24=16 14 /28 192.168.21.96/28 192.168.21.111
Programmiing
Lab RPL 10 Host 24=16 14 /28 192.168.21.112/28 192.168.21.127
LANGKAH PRAKTIKUM
Implementasikan perencanaan jaringan dengan menggunakan metode
VLSM pada simulasi paketTracert !
R
o
u
t
e
r
>
e
n
a
b
l
e
R
o
u
t
e
r
#
c
o
n
f
t
Core-
Network(config)#hostname
Router-Center Router-
Center(config)#int fa0/0
Router-Center(config-if)#ip address 192.168.21.1
255.255.255.192 Router-Center(config-if)#no
shutdown
Router-Center(config-if)#int fa1/0
Router-Center(config-if)#ip address 192.168.21.65
255.255.255.224 Router-Center(config-if)#no
shutdown
Router-Center(config-if)#int fa6/0
Router-Center(config-if)#ip address 192.168.21.97
255.255.255.240 Router-Center(config-if)#no
shutdown
Modul Praktikum Jaringan Komputer ( IF6211911 ) | 1
Router-Center(config-if)#int fa7/0
Router-Center(config-if)#ip address 192.168.21.113
255.255.255.240 Router-Center(config-if)#no
shutdown
Konfigurasikan alamat IP PC
Device Pc0 Pc1 Pc2 Pc3 Pc4 Pc5 Pc6 Pc7
IP x.x.21.2 x.x.21.62 x.x.x.94 x.x.x.66 x.x.x.98 x.x.x.110 x.x.x.114 x.x.x.126
Gateway x.x.21.1 x.x.21.1 x.x.x.65 x.x.x.65 x.x.x.97 x.x.x.97 x.x.x.113 x.x.x.113
Netmask x.x.x.192 x.x.x.192 x.x.x.224 x.x.x.224 x.x.x.240 x.x.x.240 x.x.x.240 x.x.x.240
Modul Praktikum Jaringan Komputer ( IF6211911 ) | 2